Anda di halaman 1dari 17

Perancangan Kompresor –Parameter Unjuk Kerja

3. PARAMETER UNJUK KERJA

3.1 Kapasitas
Kapasitas kompresor dapat dinyatakan dalam satuan laju aliran volume
dan juga dapat dalam laju aliran masa. Untuk aliran volume nilianya
sangat dipengaruhi oleh parameter (temperature dan tekanan), sehingga
sering dinyatakan dalam kondisi standar. Sedangkan kalau dinyatakan
dalam kapasitas laju aliran masa, maka nilainya tidak berubah.

Persamaan kontinyuitas

Persamaan kontinyuitas dinyatakan dengan hubungan sebagai berikut :

m = AV , dimana Q = AV , sehingga :

Volume flowrate
Inlet/Aktual Volume Flowrate
Kapasitas sering dinyatakan dalam pernyataan Inlet Volume Flowrate atau
Actual Volume Flowrate, yang dinyatakan dalam persamaan sebagai
berikut :
m
Q1 =
1
Dimana : Q1 = volume flowrate inlet
m = mass flowrate
1 = masa jenis inlet
Berdasarkan persamaan gas, maka spesific volume dinyatakan dengan
persamaan sebagai berikut :
1 Z1 R1T1
=
1 P1
Dari ke dua persamaan di atas, maka :

Prepared by : SJN/PEM-A/CP 16
Perancangan Kompresor –Parameter Unjuk Kerja

mZ1R1T1 R ZT
Q1 = =m u 1 1
P1 MW1 P1
Atau dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut : (Inlet Cubic Feet per
Minute) :
mT 1545 10,729mT
Qicfm = =
PM w 144 PM w

Dimana : m = mass flowrate, (lb/min)


T = inlet temperatur, (OR = 460 + OF)
P = inlet pressure, (psia)
Mw = molecular weight, (lbm/pmole)

Standard Volume Flowrate


Dari persamaan volume flowrate di atas, maka untuk kondisi standard
persamaannya menjadi sebagai berikut :
Qstd = mvstd
Dengan specific volume kondisi standard dinyatakan dengan persamaan
sebagai berikut :
Z std Rstd Tstd
vstd = = konstan
Pstd
Dari ke dua persamaan di atas, maka kapasitas volume rate dalam kondisi
standar menjadi sebagai berikut :
mZ std Rstd Tstd Ru Z std Tstd
Qstd = =m
Pstd MWstd Pstd

Atau dalam bentuk (SCFM = Standadrd Cubic Ft/min) sebagai berikut :

 Qicfm P  Tstd 
Qscfm =   
 T  Pstd 

Dimana : Tstd = 520OR (60OF)

Pstd = 14,7 psia

Prepared by : SJN/PEM-A/CP 17
Perancangan Kompresor –Parameter Unjuk Kerja

Hubungan kondisi standard dan kondisi inlet


Dari Standard Volume Flowrate (Qstd) dapat dikonversikan menjadi Inlet
Volume Flowrate (Q1) dengan persamaan sebagai berikut :
Dari ke dua persamaan kondisi inlet flowrate dan kondisi standar flowrate,
maka :
MW1 P1Q1
Ru = , dan
mZ1T1
MWstd Pstd Qstd
Ru = , sehingga dari ke dua persamaan ini menjadi :
mZ std Tstd

MW1 P1Q1 MWstd Pstd Qstd


= ,
mZ1T1 mZ std Tstd

Dari persamaan ini maka hubungan besarnya kapasitas inlet dan standard
dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut :

Kapasitas volume inlet terhadap standard


Z1 T1 Pstd MWstd
Q1 = Qstd
Z std Tstd P1 MW1

Kapasitas volume standart terhadap inlet


Z std Tstd P1 MW1
Qstd = Q1
Z1 T1 Pstd MWstd

Dimana : Q = kapasitas (volume flowrate)


Z = faktor kompresibilitas
T = temperature absolute
P = tekanan absolute
MW = berat molekul
…1 = kondisi masuk (inlet)
… std = kondisi standart

Prepared by : SJN/PEM-A/CP 18
Perancangan Kompresor –Parameter Unjuk Kerja

Mass Flow Rate (Kapasitas laju aliran masa)


Selain dalam volume flowrate, pernyataan kapasitas juga dapat
dinyatakan dalam laju aliran masa yang dinyatakan sebagai berikut :

Laju aliran masa pada kondisi standar :


Pstd MW Pstd
m = Qstd = Qstd
RZ std Tstd Ru Z std T std

Laju aliran masa pada kondisi inlet :


P1 MW1 P1
m = Q1 = Q1
RZ1T1 Ru Z1T1

Faktor kompresibilitas standard (Zstd) umumnya nilainya 1. Sedangkan


Temperatur dan Tekanan Standard yang digunakan ada beberapa yang
berbeda diantaranya adalah :

Tabel 3.1 Kondisi Standard [Lapina]


Pstd Satuan Tstd Satuan

14,7 Psia 60 OF

14,7 Psia 70 OF

14,7 Psia 32 OF

101,3 kPa 0 OC

101,3 kPa 15 OC

3.2 Head Kompresor


Head pada dasarnya menunjukan kerja yang dilakukan tiap lb fluida yang
di handle, yang dinyatakan dalam ft.lb f / lbm atau N .m / kg , seperti pada

pompa cairan. Di bawah ini gambar yang terjadi pada proses kompresi
pada kompresor.

Prepared by : SJN/PEM-A/CP 19
Perancangan Kompresor –Parameter Unjuk Kerja

Gambar 3.1 Proses Kompresi pada Kompresor

1) Head politropik[Lapina]
Besarnya head politropik pada proses kompresi dari titik 1 ke titik 2
ditentukan dengan persamaan matematik sebagai berikut.
2
H p =  vdP
1

Untuk proses politropik : Pv n = C (konstan)


1/ n
C 
2
H p =    dP
1
P
2
H p = C 1/ n  P −1/ n dP , sehingga :
1

1
1 1−
H p = C 1/ n P n , atau dinyatakan menjadi :
1
1−
n 1

n −1 2
n
Hp =C 1/ n
P n
n −1 1

n  n −1 n −1

H p = C 1/ n  P2 n − P1 n  ,
n −1  


n −1   P  n
n −1

n 
H p = C 1/ n P1 n    − 1 , dan dari persamaan Pv n = C , maka :
2
n −1   P1  
 

Prepared by : SJN/PEM-A/CP 20
Perancangan Kompresor –Parameter Unjuk Kerja


n −1   P  n
n −1


(
H p = P1 v1
1/ n
)n
n −1
P1 n    − 1
2

  P1  
 

 n −1

 n  1/ n n −1   P2  n 
Hp = v1 P1 P1 n
   − 1
 n −1    P1  
 

 n −1

 n    
P2 n 
Hp =  
v1 P1    − 1
 n − 1    P1  
 
Dari persamaan gas Pv = ZRT dan jika pressure rasio P2/P1 = rp, maka
persamaan di atas dapat dinyatakan dengan persamaan berikut :

 n  n 
n −1
H p = Z1 RT1   p − 1
r
 n − 1  
Dimana : Hp = head politropik

n = konstanta politropik
Z1 = faktor kompresibilitas sisi masuk
= Zave = 0,5(Z1 + Z2)[Brown]
R = konstanta gas
= (1545/MW), ft.lbf/lbm.OR
= (8314/MW), N.m/kg.K
MW = berat molekul
T1 = temperature absolute sisi masuk

P1 = tekanan absolute sisi masuk

P2 = tekanan absolute sisi keluar

v1 = volume jenis pada sisi masuk


rp = pressure rasio (P2/P1)

2) Head adiabatic
Sesuai dengan uraian persamaan politropik di atas, maka besarnya head
adiabatic dapat dinyatakan sebagai berikut :

Prepared by : SJN/PEM-A/CP 21
Perancangan Kompresor –Parameter Unjuk Kerja

 k  k 
k −1
H ad = Z1 RT1   rp − 1
 k − 1  
Dimana : k = eksponen adiabatic
= c p / cv

cp = kalor jenis pada proses tekanan tetap

cv = kalor jenis pada proses volume tetap

3.3 Efisiensi
1) Efisiensi Politropik
Efisiensi polytropic merupakan perbandingan antara kerja output dengan
kerja input, atau dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut [Lapina] :
Hp
p =
w
Dimana : p = efisiensi politropik

Hp = kerja output (head politropik)

w = kerja input

Kerja output
Kerja output per masa fluida adalah merupakan head polytropic. Untuk
gas ideal dengan kalor jenis konstan, maka besarnya head politropic
adalah :

 n   n 
n −1
Hp =  RT1  rp − 1
 n −1   
Kerja input
Besarnya kerja input tiap masa fluida adalah merupakan perubahan
enthalpy gas, yaitu :
w = h = h2 − h1 = c p (T2 − T1 )

T   n −1 
w = c pT1  2 − 1 = c pT1  rp n − 1
 T1   

Prepared by : SJN/PEM-A/CP 22
Perancangan Kompresor –Parameter Unjuk Kerja

Dari persamaan konstanta gas :


R 1 kR
R = c p − cv , atau :, = 1− , maka : c p = , dari persamaan di atas,
cp k k −1

maka :
k  n−1 
w= RT1  rp n − 1
k −1  
Dari pernyataan efisiensi politropic di atas, maka :

 n   n 
n −1

  RT1  rp − 1
H  n −1   , sehingga :
p = p =
w k  n −1

RT1  rp n − 1
k −1  
 n 
 
 n −1
p =
k
k −1
Atau dapat dinyatakan dengan :
 n  k
 = p
 n −1  k −1
Dimana : p = efisiensi politropik

n = eksponen politropic
k = eksponen adiabatic

2) Efisiensi Adiabatic
Sesuai dengan persamaan efisiensi politropik di atas, maka besarnya
efisiensi adiabatic adalah sebagai berikut :
H ad H
 ad = , → w = ad
w  ad
Dari persamaan efisiensi politropik :
Hp Hp
p = , →w= ,
w p
Dari ke dua persamaan kerja di atas maka :

Prepared by : SJN/PEM-A/CP 23
Perancangan Kompresor –Parameter Unjuk Kerja

H ad Hp
w= = , atau
 ad p
H ad
 ad = p
Hp

Atau dinyatakan dalam bentuk lain sebagai berikut :

 k   kk−1 
  Z1 RT1  rp − 1
 k −1   
 ad =
 n n −1

p
 n   
  Z1 RT1  rp − 1
 n −1   

 k  k 
k −1

  rp − 1
 k − 1   ,
 ad =
 n  n 
n −1 p

  rp − 1
 n − 1  

 k  k 
k −1

  rp − 1
 n  k  k − 1    ,
Dan dari persamaan  =  p , maka :  ad =
 n −1  k −1  k   n 
n −1 p

  p rp − 1
 k − 1   
sehingga :
 kk−1 
 rp − 1
 
 ad =  n −1 
 n 
 rp − 1
 
 
Atau dinyatakan dalam bentuk lain :
 kk−1 
T1  rp − 1
T2 d − T1
 ad = =  
T2 − T1 T2 − T1

Dimana : T1 = temperature absolute fluida masuk


T2 = temperature absolute actual fluida keluar
T2d = temperature absolute ideal fluida keluar
rp = pressure ratio

Prepared by : SJN/PEM-A/CP 24
Perancangan Kompresor –Parameter Unjuk Kerja

= P2/P1
k = eksponen adiabatic
= cp/cv
n = eksponen politropik
Di bawah ini contoh pengaruh pressure ratio terhadap efisiensi adiabatic
untuk gas dengan kondisi tertentu (k = 1,4 ; efisiensi politropik impeller  p

= 78%;)

Gambar 3.2 Adiabatic efficiency fungsi pressure ratio untuk (k = 1,4 ;


efisiensi politropik impeler  p = 78%)[Lapina]

3.4 Eksponen Politropik :


Besarnya eksponen politropik dapat dihitung dengan persamaan sebagai
berikut :
Dari persamaan proses politropik :
n
P2 v1n  v1 
P v = P v , atau
n n
= =   , dari persamaan ini maka :
P1 v2n  v2 
1 1 2 2

ln (P2 / P1 ) = n ln (v1 / v2 ) , sehingga :


ln (P2 / P1 )
n=
ln (v1 / v2 )

Prepared by : SJN/PEM-A/CP 25
Perancangan Kompresor –Parameter Unjuk Kerja

Dari persamaan gas Pv = ZRT , maka :


Z1RT1 Z RT
v1 = , dan v2 = 2 2 , maka :
P1 P2
v1 Z1RT1 P2 ZT P
= = 11 2
v2 P1 Z 2 RT2 Z 2T2 P1
Dengan demikian besarnya eksponen politropik adalah :
ln (P2 / P1 )
n=
ln (Z1T1 P2 / Z 2T2 P1 )
Atau dari persamaan rasio temperature tekanan politropik berikut :
n −1 n −1
T2
T2 = T1rp n ,atau = rp n
T1
maka besarnya eksponen politropik dapat dinyatakan dalam persamaan
lain sebagai berikut :
n −1
ln (T2 / T1 ) = ln (P2 / P1 ) , maka :
n
n − 1 ln (T2 / T1 )
=
n ln (P2 / P1 )

Atau dinyatakan menjadi sebagai berikut :


ln (P2 / P1 )
n=
ln (P2 / P1 ) − ln (T2 / T1 )

3.5 Power (Daya)


Besarnya daya merupakan perkalian antara masa dengan kerja, sehingga
untuk kedua proses di atas, maka daya dapat dinyatakan sebagai berikut :

Daya Gas (Gas Power)


Besarnya daya gas dapat dinyatakan dalam kondisi proses politropik
maupun dalam kondisi politropik yaitu sebagai berikut.

Daya Gas Proses politropik :

Prepared by : SJN/PEM-A/CP 26
Perancangan Kompresor –Parameter Unjuk Kerja

Besarnya daya gas proses politropik dinyatakan dengan persamaan


sebagai berikut :
mH p
GPp =
p

Daya Gas Proses adiabatik :


Besarnya daya gas proses adiabatik dinyatakan dengan persamaan
sebagai berikut :
mH ad
GPad =
 ad
Dimana : m = laju aliran massa (kapasitas)
Q = laju aliran volume (kapasitas)
H = head
P = tekanan absolut
 = efisiensi
rp = pressure rasio (P2/P1)
n = eksponen politropik
k = eksponen adiabatik
…p, ad = sumbskirp politropik, adiabatik
…1 = kondisi inlet

Atau dinyatakan dalam :

Politropik Adiabatik
mH p mH ad
GPp = GPad =
33000  p 33000  ad

Dimana : GP = daya gas, (hp)

m = mass flowrate, (lbm/menit)


H = head politropiik, (ft.lbf/lbm)
 = efisiensi
...p,ad = subskrip politropik, adiabatik

Prepared by : SJN/PEM-A/CP 27
Perancangan Kompresor –Parameter Unjuk Kerja

Daya Poros (SP)


Besarnya daya poros kompresor ditentukan dengan persamaan sebagai
berikut :

Politropik Adiabatik
SPp = GPp + mech. loss SPad = GPad + mech. loss

mH p mH ad
SPp = + mech. loss SPad = + mech. loss
p  ad

Note : mech. loss = Mechanical losses (1% [Brown])

3.6 Temperatur Keluar Kompresor


Besarnya temperatur actual keluar kompresor dapat dinyatakan dengan
persamaan sebagai berikut :
Berdasarkan proses politropik hubungan antara temperature dan pressure
rasio, dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut :
n −1
T2 = T1rp n

Berdasarkan persamaan efisiensi adiabatic :


T2 s − T1
 ad = , maka :
T2 − T1
T2 s − T1
T2 = + T1
 ad
Dan dari hubungan persamaan temperature adiabatic :
 kk−1 
 T1rp − T1 
k −1  
T2 s = T1rp k , maka : T2 =   +T ,
 ad1

Sehingga :
 kk−1 
T1  rp − 1
T2 =   +T
 ad 1

Prepared by : SJN/PEM-A/CP 28
Perancangan Kompresor –Parameter Unjuk Kerja

3.7 Molier Diagram


Setiap gas yang banyak digunakan dalam proses industry
umumnya memiliki diagram hubungan antara tekanan dan entalpi (P-h
diagram), atau mungkin juga hubungan antara temperature dan entropi (T-
s diagram). Sehingga selain dengan perhitungan di atas, untuk
menentukan proses kompresi dapat dilihat juga pada diagram tersebut
yang sering disebut dengan diagram mollier. Bentuk diagram hubungan
antara tekanan dan entalpi (P-h diagram) dapat dilihat seperti gambar
sebagai berikut :

Gambar 3.3 Diagram mollier (P vs h diagram)

Keterangan : p = tekanan absolut


h = entalpi
s = entropi
t = temperatur
v = volume jenis

Prepared by : SJN/PEM-A/CP 29
Perancangan Kompresor –Parameter Unjuk Kerja

Proses 1-2a = proses adiabatik


Proses 1-2 = proses politropik
Dari data-data yang di plot ke diagram Mollier (P1, T1, P2, T2) maka dapat
ditentukan parameter lain yaitu : entalpi, entropi, volume jenis (masa
jenis), kondisinya pada pase apa.

Head adiabatic
Besarnya head adiabatic dapat dihitung dengan persamaan sebagai
berikut :
H ad = h2ad − h1
Dimana : h2ad = entalpi pada titik 2 kondisi adiabatic.
h1 = entalpi pada titik 1. (lihat di diagram mollier)

Efisiensi adiabatic
Besarnya efisiensi adiabatic dapat dinyatakan dengan persamaan sebagai
berikut :
H ad had
 ad = =
w haktual
h2 ad − h1
 ad =
h2 − h1
Dimana : h2ad, h1, h2 lihat di grafik mollier.
Atau dari persamaan berikut :
c p (T2 ad − T1 )
 ad =
c p (T2 − T1 )

(T2 ad − T1 )
 ad =
(T2 − T1 )
Dimana : T2ad, T2, T1 lihat diagram mollier

Eksponen adiabatik
Dari proses adiabatic :

Prepared by : SJN/PEM-A/CP 30
Perancangan Kompresor –Parameter Unjuk Kerja

k −1
T2 ad  P2  k
=   , maka nilai eksponen adiabatic dapat ditentukan dari :
T1  P1 

T 
ln  2 ad 
k −1
=  1 
T
k P 
ln  2 
 P1 
Eksponen politropik
Dari persamaan sebelumnya perbandingan temperature dan tekanan
kompresor untuk proses politropik adalah sebagai berikut :
n −1
T2  P2  n  T  n − 1  P2 
=  atau ln 2  = ln  , sehingga :
T1  P1   T1  n  P1 
n ln( P2 / P1 )
=
n − 1 ln(T2 / T1 )

Efisiensi politropik
Dengan diketahuinya eksponen adiabatik dan politropik, maka
berdasarkan persamaan sebelumnya besarnya efisiensi politropik dapat
ditentukan dengan persamaan berikut :
n /( n − 1)
p =
k /( k − 1)
Dengan demikian persamaan efisiensi politropik dapat dinyatakan dengan
persamaan sebagai berikut :
n /( n − 1)  k − 1  ln( P2 / P1 )
p = = 
k /( k − 1)  k  ln(T2 / T1 )

Atau
 k − 1  ln( P2 / P1 )
p =  
 k  ln(T2 / T1 )
Atau
ln(T2 ad / T1 )
p =
ln(T2 / T1 )

Prepared by : SJN/PEM-A/CP 31
Perancangan Kompresor –Parameter Unjuk Kerja

Head Politropik
Dari persamaan sebelumnya, maka besarnya head politrik dapat
ditentukan yang besarnya sesuai persamaan sberikut :
p
H p = H ad
 ad
Persamaan politropik menunjukan efisiensi aerodinamik yang sebenarnya
dari kompresor yang mengkompresikan gas ideal[9]. Disini ada
keterbatasanya juga. Gas riil harga konstanta k tidak selalu constant.
Pada kebanyakan gas k disisi discharge harganya tidak sama dengan k
pada sisi masuk kompresor.
Persamaan dengan diagram Mollier (enthalpy diagram) lebih akurat untuk
perhitungan efisiensi aerodinnamik pada banyak kondisi. Dalam banyak
kasus, ini adalah satu-satunya persamaan yang dapat memberikan hasil
yang akurat.

Prepared by : SJN/PEM-A/CP 32

Anda mungkin juga menyukai