Anda di halaman 1dari 6

TUGAS PATOFISIOLOGI

Dosen: Dr. H. Ismail, S.Kep, Ns,


M.Kes.

JURNAL KEDOKTERAN MEDITEK


(SINTA 3)

Oleh:

ANGGI ANGGORO KASIH ANWAR


(P0713201221008)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKESKEMENKESMAKASSAR
JURUSAN KEPERAWATAN MAKASSAR
PRODI D III KEPERAWATAN
2023
Fisiologi Keseimbangan Cairan dan Hormon yang Berperan

William
Staf Pengajar Bagian Fisiologi Fakuhas Kedokteran Universitas Kriste11 Krida Wacana
Alamat Korespondensi: JL Arjuna No 6 Jakarta 11510
E1nail: william@ukrida.ac.id

Abstrak
Keseimbangan cairan merupakan salah satu faktor yang diatur dalam homeostasis. Keseimbangan
cairan sangat penting karena diperlukan untuk kelangsungan hidup organisme. Keseimbangan yang
diperlukan oleh tubuh adalah dimana input=output (balance concept). Terdapat dua faktor penting
yang diatur yaitu volunle dan osmolaritas cairan ekstraselular. Mekanisme pengaturannya sangatlah
kompleks dan memerlukan ke1ja dari hormon.

Kata kunci: homeostasis. (balance concept), volume dan osmolaritas cairan ekstraselular

Physiological Balanceoj'Fluid and Hormones


Abstract
Fluid balance is one of many factor that been controlled by homeostasis. Fluid balace is needed
by human body since it supports bodily survival. The balance that body needed is where input
equal to output (balance concept). There are two factors controlled in human body, namely
extracellular volume and osmolarity. The process that controlled both is very complex and need
the work of hormone.

KeY'vords : homeostasis, (balance concept), extracellular volume and osmolarity

Pendahuluan
Keseimbangan cairan merupakan
bagian dari kontrol tubuh untuk
Air di dalam tubuh manusia
mempe1iahankan homeostasis. Homeostasis
didistribusikan ke dua kompa1iemen yaitu
cairan dapat dipe1iahankan oleh tubuh dengan
ruang ekstraselular dan intraselular. dua
cara mengatur cairan ekstraselular, yang
pertiga dari total cairan tubuh berada dalam
selanjutnya akan 'mempengarulli cairan
ruang intraselular, lebih banyak dibandingkan
yang berada dalam ruang ekstraselular intraselular.2 Agar tubuh dapat mencapai
(sepertiga dari total cairan tubuh). Cairan keseimbangan cairan yang dibutuhkan maka
ekstraselular terdiri dari plasma dan cairan tubuh ha1us mengatur agar input cairan sama
interstitiai di mana cairan interstitial lebih dengan out put cairan (balance concept).
banyak jumlahnya (4/5 dari cairan Tubuh juga dapat mengalarni perubahan
keseimbangan cairan, yaitu keseimbangan
ekstraselular) dtbandingkan plasma (1/5 dari
cairan intraselular). Sebenamya cairan positif (input lebih banyak daripada ouput)
ekstraselular juga terdapat ditempat lain tetapi atau keseimbangan negatif (output lebih
jumlahnya sangat sedikit, yaitu cairan banyak daripada input).'
serebrospinai cairan intraokular, cairan sendi, Terdapat dua faktor yang diatur tubuh
cairan perikardiai cairan intrapleura, cairan untuk mempertahankan keseimbangan cairan,
intraperitoneal, dan cairan pencemaan.1 yaitu volunle dan osmolaritas cairan
ekstraselular. Volume cairan ekstraselular

J. KedoktMeditek Volume 23, No. 61 Jan-Maret 2017 69


Fisiologi Keseimbangan Cairan dan Hormon yang Berperan

penting dipe1iahankan keseimbangannya


menyebabkan natrium yang diftltrasi juga
karena dapat mempengaruhi tekanan darah
menurun, sehingga te1jadi penurunan jumlah
sedangkan osmolaritas cairan ekstraselular
natrium yang dieksresi oleh ginjal. Tekanan
penting dipe1iahankan untuk mencegah sel
darah yang menurun juga menyebabkan
mengerut ataupun membengkak. Tubuh dapat
peningkatan sekresi aldosteron yang kemudian
mempe1iahankan volume cairan ekstraselular
akan beke1ja di ginjal dengan cara
dengan cara mengatur garam (natrium), dan
meningkatkan reabsorpsi natrium. Karena
dapat mempe1iahankan osmolaritas cairan
kerja dari aldosteron di ginjal maka natrium
ekstraselular dengan cara mengatur air di
yang diekskresi akan menurun, menambah
dalam tubuh.2
efek dari GFR yang menurun.1 2' '4

Pengaturan Volume Cairan Ekstraselular


Pengaturan Osmolaritas Cairan
Ekstraselular
Sebelum mendalami mekanisme tubuh
mempe1iahankan keseimbangan volume cairan Pengaturan osmolaritas dilakukan
ekstraselular perlu diketahui sumber input dan dengan cara mengatur air. Sumber air dalam
output garam yang ada dalam tubuh kita, tubuh antara lain air yang diminum, air dalam
karena dengan mengatur garam maka tubuh makanan yang dirnakan, serta air yang
dapat mengatur volume cairan ekstraselular.2 diproduksi dari proses metabolisme.
Sumber input garam berasal dari garam yang Sedangkan sumber output air dalam tubuh kita
masuk melalui saluran pencernaan, sedangkan antara lain berupa insensible water loss,
output garam berasal dari pengeluaran secara keringat, feses dan urin.5 Berkeringat bukanlah
obligat pada keringat dan feses serta mekanisme normal tubuh untuk mengatur
pengeluaran garam secara terkontrol melalui pembuangan air di dalam tubuh, karena
ginjal.3 berkeringat lebih karena proses tubuh untuk
Jurnlah garam yang masuk ke dalam mengatur suhu dan bukan cara tubuh untuk
tubuh sebanyak 10,5 g/hari, sedangkan mengatur status hidi·asi. Pengeluaran air
pengeluarannya adalah 0,5 g/hari melalui melalui insensible water loss juga tidak dapat
keringat dan feses serta 10 g/hari pengeluaran kendalikan oleh tubuh. Begitu pula
yang terkontrol dari ginjal. Disini dapat pengeluaran feses juga tidak dirnaksudkan
terlihat bahwa kita mengkonsumsi garam lebih untuk mengatur status hidrasi tubuh.1 dengan
banyak dibandingkan yang kita perlukan, ha! demikian tubuh mengatur jurnlah air melalui
llll dapat te1jadi karena manusia kerja ginjal dan mekanisme haus.4
mengkonsumsi garam lebih karena rasa garam Peningkatan osmolaritas cairan
yang membuat lezatnya makanan dan bukan ekstraselular akan dideteksi oleh osmoreseptor
karena kebutuhan tubuh akan garam. Sejurnlah di hipotalamus, yang kemudian akan
garam yang dikonsurnsi itu akan menumpuk merangsang neuron hipotalamus sehingga
karena input lebih besar dari output. menirnbulkan rasa haus dan akan
Penumpukan garam ini akan menyebabkan meningkatkan sekresi hormon vasopresin.
volume cairan ekstraselular meningkat Rangkaian peristiwa tadi juga dapat terjadi
sehingga tekanan darah juga meningkat. ketika terjadi penurunan volume cairan
Dalam mekanisme homestasis ini tubuh kita ekstraselular. Rasa haus yang timbul akan
sangat dibantu oleh ginjal yang memiliki peran menyebabkan seseorang lebih banyak minum
yang sangat penting yaitu dengan sangat tepat air, sehingga akan menyebabkan penurunan
membuang kelebihan garam tadi, sehingga osmolaritas cairan ekstraselular. Penurunan
input bisa sama dengan output.' osmolaritas ekstraselular sebagai cara tubuh
Mekanisme pengaturan volume cai.ran untuk mengkompensasi peningkatan
ekstraselular oleh ginjal dapat lebih mudah osmolaritas juga dilakukan oleh hormon
dipahami melalui contoh keadaan dimana vasopresin.1' 4 Hormon vasopresin akan
te1jadi penurunan jurnlah natrium tubuh. Jika menyebabkan protein aquaporm (AQP)
natrium dalam tubuh menurun, maka volume menempatkan dirinya di membran sel tubulus
cairan ekstraselular akan menurun, yang koligentes, sehingga permeabilitas membran
menyebabkan tekanan darah juga menurun. terhadap air meningkat.2
Tekanan darah yang menurun menyebabkan
laju ftltrasi glomerulus menurun, ha! ini

70 J. KedoktMeditek Volume 23, No. 61Jan-Maret2017


Fisiologi Keseimbangan Cai.ran dan Hormon yang Berperan

Hormon Aldoste ron


kalium plasma, pada keadaan asidosis, dan
lain sebagainya.6
Aldosteron adalah hormon
Sel-sel pada kelenjar korteks adrenal
rnineralokortikoid yang dihasilkan oleh
normalnya berada pada keadaan
korteks adrenal. Hormon aldosteron sangat
hiperpolarisasi, karena ke1ja dari kanal kalium,
esensial untuk kehidupan, karena perannya
kanal kalsium dan pompa natrium-kalium.
dalam mengatur jumlah elektrolit dalam tubuh.
Ketika angiotensin II (salah satu dari stimulus
Aldosteron beke1ja dengan cara meningkatkan
sintesis aldosteron) berikatan dengan
reabsorpsi natrium dan membuang kalium di
reseptornya pada sel ko1ieks adrena maka
ginjal.6
yang selanjutnya akan terjadi adalah inhtbisi
Bahan baku untuk sintesis hormon aldosterone
kanal kalium dan pompa natrium-kalium,
di korteks adrenal adalah kolesterol dan reaksi
sehingga te1jadilah depolarisasi. Depolarisasi
kimiawi untuk sintesisnya paling banyak
tersebut akan mengaktbatkan kanal kalsium
diperankan oleh enzim sitokrom P450. Sintesis
membuka, sehingga kalsium masuk ke dalam
hormone aldosteron ini akan meningkat oleh
se dan kalsium yang masuk tadi akan
berbagai rangsangan antara lain: aktifnya
menyebabkan peningkatan ekspresi gen
sistem renin-angiotensi-aldosteron (RAA),
Cypl 1B2 sehingga meningkatlah produksi
stimulasi langsung dari peningkatan kadar
hormon aldosteron (lihat gambar 1).7

(a) N.i-.K'· Na',Ca2' Cit'' Cr'· (b) Na',K'• Na',Cr' Ca1' Ca1'•
ATPa:se eicch•ngt'r c,h♦nne! A""'1i<se
ATl►.ue e,achanger chamet Al'hse

.X"'X". ca'

..-- KH'yperpolarization - Na•/


'-._/"
..-- K• Depolarization
Ca2

__
rone
KCNJS KCN/5 I

- I
/ I
I
Cyp11Bl j-+<-+ Aldoste

. .._

Gambar 1. Mekanisme Molekular Sintesis Aldosteron. lA. Sel Korteks Adrenal pada Keadaan
7
Hiperpolaris asi. 1B. Peningkatan Sekresi Aldosteron karena Rangsangan dari Angiote nsin II.

Aldosteron bekerja di sel P (sel


natrium intraselular ini akan meningkatkan
principal) di 1/3 akhir dari tubulus distal dan
kerja pompa natrium-kalium, sehingga natrium
di duktus koligentes tubulus ginjal. Aldosteron
akan direabsorpsi dan kalium
masuk ke dalam sel P melalui difusi
disekresi/dibuang di urin. Pada fase yang lebih
sederhana, ketika masuk ke dalam se maka
lambat, ikatan aldosteron dan reseptornya
akan berikatan dengan reseptomya. Respon
te1jadi akan menyebabkan peningkatan sintesis
awal yang te1jadi karena ikatan aldosteron
kanal ion natriurn, kanal ion kalium dan
dengan reseptornya adalah kanal ion kalium
pompa natrium-kalium, sehingga terjadi juga
dan natrium meningkatkan waktu
efek reabsorpsi natrium dan elirninasi kalium
pembukaannya sehingga banyak natrium
oleh ginjal (lihat gambar 2).2
masuk dan kalium yang keluar, peningkatan

J. KedoktMeditek Volume 23, No. 61 Jan-Maret 71


2017
Fisiologi Keseimbangan Cairan dan Hormon yang Berperan

.
0

. P cell of distal nephron


Interstitial
fluid
Blood •

0

ff

Lumen 0 I

""I
of
ransc ption
distal
tubule osterone
mRNA
o
Translation and
protein
"\7-- Aldosterone
receptor
synthesis
0
New pumps
-New
channels
0 -- ATP

Proteins modulate 0

K• J. ------...:.
K•
Q pumps. existing:channels
and
.:,_'""'-
\ K
secreted K•
ATP • 0
Na•---- Na•--------- <'. .
reabsorbed Na•

0
Na•
I

Gambar 2. Mekanisme Kerja Aldosteron pada Sel Principal.2

Hormon Vasopresin/ Honnon sel terhadap air. Translokasi AQP2 juga dapat
Antidiuretik te1jadi melalui jalur protein Epac aktbat dari
peningkatan kadar cAMP. Selain translokasi
Vasopresin merupakan hormon
yang ditingkatkan oleh PKA, PKA juga dapat
neurohipofisis yang penting untuk mengatur
menyebabkan peningkatan sintesis AQP2
osmotik cairan tubuh dan memiliki tiga jenis
melalui fosforilasi protein CREB. Tidak hanya
reseptor V1A, V1B dan V2 .4 Vasopresin PKA saja yang meningkatkan sintesis AQP2,
bekerja pada duktus koligentes ginjal dengan ternyata Epac juga memiliki efek yang sama
mekanisme ke1ja sebagai berikut: ketika yaitu melalui penghambatan ERK 1/2.
hormon vasopresin berikatan dengan reseptor Peristiwa molekular yang kompleks tadi
V2 di membran basolaterai maka akan menyebabkan air dapat masuk ke dalam sel
mengaktifkan enzim adenilat siklase yang duktus koligentes. Air yang telah masuk tadi
selanjutnya akan meningkatkan jumlah cAMP. kemudian akan meninggalkan sel melalui
Peningkatan cAMP akan mengaktifkan protein AQP3 dan AQP4 sehingga lengkaplah proses
kinase A (PKA) yang kemudian akan reabsorpsi air karena efek dari hormon
menginduksi translokasi dari vesikel-vesikel vasopresin (lihat gambar 3).8
yang berisi protein AQP2, translokasi AQP2
ini akan meningkatkan permeabilitas membran

72 J. KedoktMeditek Volume 23, No. 61 Jan-Maret2017


Fisiologi Keseimbangan Cai.ran dan Hormon yang Berperan

AOP2

'
I!) AQP3
• AQP4

V2R
AV
P

Gambar 3. Mekanisme Kerja Vasopresin pada Duktus Koligentes.8

Penutup 2. Silverthron DU, Human physiology an


integrated approach. 5thed. San Fransisco:
Tubuh manusia memerlukan
Pearson;2010.
keseimbangan cairan agar dapat tetap bertahan
3. Yaswi.r R, Ferawati I. Fisiologi dan
hidup. Pengendalian yang dilakukan adalah
Gangguan Keseimbangan Natrium,
dengan mengatur volume dan
Kalium dan Klorida serta Pemeriksaan
osmolaritas cai.ran ekstraselular.
Laboratorium. Jurnal FK UNAND. 2012;
Volume cai.ran ekstraselular harus
1(2):80-5.
diatur dengan baik, karena dapat
4. Barrett KE, Barman SM, Boitano S,
mempengaruhi tekanan darah seseorang.
Brooks HL. Ganong's review of medical
Pengaturan osmolaritas juga tidak kalah
physiology. 24thed. Singapore: Mc Graw
penting dengan pengaturan volume cairan
Hill;2012.
ekstraselular karena dapat mempengaruhi se
5. Jequier E, Constant F. Water as an
sehingga dapat mengerut, membengak atau
essential nutrient: physiological basis of
tetap normal Tubuh mengatur volume cai.ran
hydration. Ew·opean Journal of Clinical
ekstraselular melalui jumlah garam di tubuh,
Nutrition. 2010; 64:115-23.
yaitu melalui ginjal dan hormon yang berperan
6. Yan Y, Hongbao M. Aldosterone.
adalah aldosteron, sedangkan pengatw·an
Researcher. 2009; 1(5):89-93.
osmolaritascai.ran ekstraselular dilakukan
7. Beuschlein F. Regulation of aldosterone
dengan mengatur jumlah air, yaitu melalui
secretion: from physiology to disease.
mekanisme haus dan hormon yang berperan
European Journal of Endocrinology. 2013;
adalah vasopresin.
168:85-93.
8. Boone M, Deen MT. Physiology and
Daftar Pustaka patophysiology of vasopressin-regulated
renal water reabsorption. Ew· J Physiol.
1. She1wood L, Human physiology from cell 2008; 456:1005-24.
to system. 8thed. Belmont: Books/Cole
Thomson Learning;2013.

J. KedoktMeditek Volume 23, No. 61 Jan-Maret 73


2017

Anda mungkin juga menyukai