Anda di halaman 1dari 8

3

TRADISI REOG PONOROGO SEBAGAI BUDAYA


PENGUAT JATI DIRI BANGSA

Bekti Galih Kurniawan, Marzuki


Received: 6 Desember 2021; Accepted: 30 Januari 2022; Published: 31 Maret 2022
Ed. 2022; 5 (2): 75 - 82

Abstract
The writing of this article aims to identify and examine the values contained in the Reog
Ponorogo tradition as one of the cultures that strengthen national identity. This article was
compiled using the literature study method, which is a method of data collection which is car-
ried out by utilizing sources and literature material. The results and conclusions of this study
include: 1. Religious Value, 2. Social Value, 3. Economic Value and 4. Performance Value. But
Reog Ponorogo culture began to be abandoned along the times. This is indicated by the large
number of corruption, terrorism, radicalism, and the challenges of globalization that can lead
to the weakness of national identity. The values contained in the Reog Ponorogo tradition are
expected to be one of the cultures that can strengthen the national identity. Reog Ponorogo values can
be used as a source of inspiration and can contribute to the formation of national identity.

Keywords: Culture, Reog Ponorogo, Values, Identity

PENDAHULUAN
Interaksi sosial membuat manusia membentuk Reog Ponorogo merupakan kesenian yang
tradisi karena kebiasaan yang dilakukan, setiap terkenal dan melegenda bagi masyarakat
tradisi terdiri dari beraneka macam. Menurut Indonesia dan merupakan seni budaya oleh
pandangan Gie (1977:40) Setiap manusia mem- UNESCO yang ditetapkan sebagai pertun-
punyai aspek dalam kehidupanya yang melipu- jukan kesenian asli (Soedarsono, 1994:98).
ti ilmu, kepercayaan, filsafat, dan seni. Semua tersebut merupakan kesenian kekayaan
aspek tersebut saling berinteraksi dan meleng- budaya Jawa yang kaya dengan nilai adilu-
kapi satu dengan yang lain. Hal tersebut mem- hung (keutamaan). Masyarakat Ponorogo
buktikan bahwa semua manusia selalu meny- bangga dengan kesenian Reog Ponorogo-
isihkan waktunya sebagian untuk mencukupi nya. Masyarakat memberikan apresiasi ter-
kepuasan batin dengan berbagai ungkapan. hadap kesenian tersebut dan menjadikanya
Penggolongan seni terbagi menjadi dua yaitu sebagai sumber inspirasinya. Menurut Koent-
seni pertunjukan dan seni rupa. Apabila dit- jaraningrat, Reog Ponorogo merupakan tarian
injau dari aspeknya seni terbagi menjadi tiga raksasa yang berkesenian secara berkelompok, di
yaitu: seni tari, seni musik, dan seni teater. dalam kesenian reog terdiri atas: warok, bar-
Serta fungsi dari seni adalah untuk sarana hiburan, ongan (penari raksasa), tembem (penari
sarana ritual, dan sarana penyajian keindahan. topeng), jathil (penari kuda), penari klana, dan

75
penabuh gamelan (kendhang, kempul, gong mengolah data yang berasal dari buku dan
terompet kayu) (Koentjaraningrat, 1984:225) jurnal yang berhubungan dengan tradisi Reog
Ponorogo sebagai budaya penguat jati diri
Berjalannya kondisi bangsa Indonesia yang bangsa. Selanjutnya olah data, kemudian diana-
berdampak negatif terhadap reformasi ditam- lisis, dirangkum dan digeneralisasikan dengan
bah merebaknya kekerasan, budaya asing memakai kajian teori yang sesuaiasehingga men-
yang masuk cenderung merusak, kejahatan, jadi satu kesatuan artikelayang utuh.
lunturnya cinta tanah air. Ideologi yang masuk
berupa aksi kekerasan yang mengatasnamakan HASIL DAN PEMBAHASAN
agama. Kebenaran yang harus dipertahankan A. Sejarah Kesenian Reog Ponorogo
serta diperjuangkan dengan berbagai cara Lokasi Ponorogo adalah sebelah barat daya
menjadi landasan untuk beragama. Tindakan provinsi Jawa Timur yang berbatasan langsung
kekerasan melawan siapa yang tidak sepema- dengan Jawa Tengah, serta diapit gunung
haman, yang dijadikan acuan adalah tafsir yang Lawu dan gunung Wilis. Ponorogo didiri-
keras, fundamental, dan radikal (Syarbani, kan pada tahun 1486 oleh Bupati Ponorogo
2009:132). Yang merusak jati diri bangsa ada- pertama yang keturunan raja Brawijaya ke
lah hal-hal yang seperti itu, yang menimbul- V yaitu Raden Katong. Sebelum diperintah
kan masyarakat menjadi lemah. Langkah yang Raden Katong, wilayah Ponorogo merupa-
harus dilakukan adalah dengan memperkuat kan kademangan Wengker dengan raja Klana
kebudayaan nasional maupun daerah melalui Sewandanadan patih Klan Wijaya yang
kebudayan, tradisi, dan adat istiadat salah satun-
terkenal sakti mandraguna. Kerajaan Wengk-
ya menggunakan kesenian Reog Ponorogo yang
er selesai setelah dikalahkan oleh Airlangga.
memiliki kekhasan dan melegenda.
Dua ratus tahun kemudian berdiri kerajaan
kademangan Bantarangin yang didirikan oleh
Kesenian Reog Ponorogo memiliki nilai-nilai
keturunan Klana Wijaya adalah Ki Ageng
yang keutamaannya sesuai dengan kebua-
dayaan Jawa. Kesenenian Reog Ponorogo Kutu Suryangalam yang terkenal sakti.
kelestariannya tetap terjaga karena generasi (Purwowijoyo, 1984:32). Kesenian Reog
muda dan generasi tua tetap melestarikan dan Ponorogo memiliki beberapa versi cerita.
menjaga keasliannya. Bahkan kesenian Reog Yang pertama, putri raja Kediri Dewi Sang-
sampai menyebar ke kota-kota besar di ga Langit dilamar oleh Klana Sewandana raja
Indonesia. Sehingga setiap tahunnya di dari kerajaan Bantarangin. Kemudian pihak
kota Ponorogo selalu diadakan kegiatan kerajaan Kediri meminta syarat untuk lamaran
festival nasional kesenian reog. Terkait dengan yang berupa minta dibuatkan manusia berke-
melemahnya jati diri bangsa yang diakibat- pala harimau dan gamelan model terbaru.
kan oleh kekerasan dan korupsi, diharapkan Gamelan tersebut sekarang sebagai gumbung.
nilai-nilai kesenian reog dapat diimplementasi- Versi yang kedua sebagai abdi raja Brawijaya V,
kan membangun jati diri bangsa. Pemikiran Ki Ageng Kutu memilih untuk meninggalkan
tentang kesenian reog dari Bathara Katong Majapahit, karena isteri Brawijaya V mengua-
dalam membangun warga Ponorogo serta reog sai Majapahit dibanding Brawijaya V. Kemu-
dijadikan media pemersatu rakyat Ponorogo. dian Ki Ageng Kutu mendirikan padepokan
Surukubeng di daerah Wengker untuk melatih
METODE PENELITIAN para pemuda berlatih ilmu kanuragan den-
Penelitian ini menggunakan penelitian kepus- gan permainan barongan. Barongan tersebut
takaan baik berupa buku, catatan, maupun dibuat sindiran yang ditujukan kepada Raja
laporan hasil penelitian terdahulu. Sumber Brawijaya V, yang berakibatkan Ki Ageng
didapatkan dari sumber-sumber kepustakaan Kutu dianggap memberontak. Brawijaya V
(Mahmud, 2011) pelaksanaannya dengan berfikir untuk menaklukan Surukubeng na-

76 Jurnal Budaya Nusantara, Vol.5 No.2, (Maret 2022): 75 - 82


mun sulit untuk ditaklukkan, kemudian Raden melebihi aturan yang sudah di tentukan, dan
Katong diutus untuk menaklukkan Ki Ageng melakukan kegiatan mengumpulkan massa
Kutu dan berhasil. Akhirnya Raden Katong (Purwowijoyo, 1984:34). Pada zaman orde
diberi hadiah oleh Brawijaya V tanah perdi- lama sekitar tahun 1960 perkembangan reog
kan Wengker (Purwowijoyo, 1984:5). Raden pesat, karena digunakan sebagai kendaraan
Katong melestarikan barongan menjadi politik dalam mengumpulkan massa. Tahun
permainan warok yang sebelumnya telah 1965 adanya organisasi Reog seperti BREN
diciptakan oleh Ki Ageng Kutu. Raden Ka- (Barisan Reog Nasional) didirikan PNI.
tong melestarikan barongan dan digunakan CAKRA (Cabang Reog Agama) didirikan oleh
sebagai dakwah Islam (Pramono, 2006:7). NU. Pada tahun 1970 di sekolah dibentuk ek-
Dahulu barongan identik dengan warok tetapi strakurikuler Reog yang bertujuan untuk me-
sekarang telah menjadi milik bersama rakyat lestarikan kesenian reog melalui pendidikan.
Ponorogo kemudian diganti menjadi Reog. Pada tahun 1977 muncul INTI (Insan Takwa
Reog berasal dari bahasa arab riyokun yang Illahi) perkumpulan reog yang dibuat oleh
memiliki arti khusnul hotimah maksudnya Golkar yang diberi tugas untuk mengamankan
perjuangan Raden Katong dalam melawan pemilu. Kesenian reog mendapat sertifikat hak
Ki Ageng Kutu diharapkan dapat diridhai Tuhan. cipta dari Departemen Kehakiman RI nomor
Kesenian Reog Ponorogo memiliki cerita yang 013195 tgl 12-05-1995 Festifal Reog Nasional
terikat yaitu: 1. Penyebar Islam di Ponorogo atau FRN diadakan pertama kali pada tahun
adalah Raden Katong oleh karena itu banyak 1997 bertujuan untuk meningkatkan kese-
berbagai pondok pesantren tradisional dan jahteraan masyarakat serta mengembangkan
modern. Yang terkenal ada pondok pesantren reog supaya lebih dikenal masyarakat luas.
Gontor. 2. Raden Katong merupakan pendi- Pada tahun 2000 dibuat panggung permanen
ri Ponorogo dan Raden Katong sebagai Bu- di alun-alun Ponorogo yang bertujuan un-
pati pertama. 3. Reog Ponorogo merupakan tuk pentas seni dan budaya. Pelaksanaan dari
kesenian kebanggaan masyarakat Ponorogo Festival Reog Nasional dilaksanakan pada
yang melegenda serta dilestarikan oleh masyar- saat grebeg suro atau pada saat tahun baru
akat, mulai kerajaan Wengker, Reog Ponorogo islam. Pada zaman sekarang ini kesenian reog
berkembang. Sebelum kota Ponorogo kira- dilaksanakan dengan semangat baru, pelak-
kira sekitar 4,5 abad yang lalu terdapat daerah sanaan reog pada acara tahunan atau FRN
kademangan bernama Surukubeng, desa Kutu, dan pada bulan purnama. Kedua pelaksanaan
kecamatan Jetis yang dahulu merupakan daer- tersebut masih dilakukan hingga sekarang.
ahnya Majapahit. Penguasa pada saat itu ada- Kesenian reog terbagi menjadi dua reog
lah Ki demang Gede Ketut Suryangalam, ber- pentas dan reog obyogan. Reog pentas pelak-
perawakan badan tinggi besar, digdaya, kulit sanaanya dilakukan pada saat festival reog
hitam, mata lebar, pemberani, sadis, memiliki nasional dan pada saat pentas bulan purnama
pengaruh yang besar dan jadi guru sakti (Pur- serta tempat pentas di alun-alun, sedangkan
wowijoyo, 1984:13). Raden Katong bergelar reyog obyogan merupakan reog yang berasal
Bathara Katong setelah menjadi Bupati yang dari desa serta pentasnya dijalanan atau dipe-
pertama di Ponorogo, dan Bathara Katong lataran rumah warga atau dilapangan.
dakwah menyebarkan agama Islam dengan cara
memakai kesenian Reog, gemblakan diganti B. Nilai Kesenian Reog Ponorogo
oleh penari jathil, yang menggambarkan pra- Kesenian reog Ponorogo selain sebagai
jurit sedang perang (Purwowijoyo, 1984:33). kebudayaan yang dijaga kelesatariaanya
tentunya memiliki filosofi dan makna yang
Kesenian reog Ponorogo pada zaman penjaja- apabila diterapkan dapat sebagai nilai yang
han Belanda dan Jepang dilarang untuk pentas patut di implementasikan dalam kehidupan

Bekti Galih Kurniawan, Marzuki, Tradisi Reog Ponorogo Sebagai Budaya Penguat Jati Diri Bangsa. 77
sehari-hari. Berikut nilai-nilai yang terung- nusia yang ingin mencapai sesuatu dengan
kap dalam kesenian reog adalah: cara menggunakan kekuatan gaib yang ada
pada alam. Bisa dikatakan cara yang diyak-
1. Nilai Religius ini dapat menimbulkan kekuatan gaib serta
Nilai religius meliputi a. Nilai dakwah. Media dapat menguasai alam pikiran dan tingkah
dakwah ada pada gamelan reog yang dipakai laku manusia (Koentjaraningrat, 1984:54).
Bathara Katong pada saat dakwah, ketika Pada tahun 1990-an praktek magis dalam
masyarakat Ponorogo menganut kepercayaan kesenian reog masih dilakukan pada reog
Hindu, Bathara Katong menyebarkan Islam. obyogan yaitu kesenian reog yang dilaksan-
Dahulu gumbung disebut sebagai gamelan akan di desa. Terungkapnya pada pembe-
reog yang dipakai kerajaan Wengker ketika rian magis pada pembarong. Hal tersebut
latihan perang. Metode yang dilakukan oleh dilakukan karena untuk tambahan kekuatan
Bathara Katong seperti yang dilaksanakan pembarong tahu sendiri kalau pembarong
oleh Walisongo dalam menyebarkan agama mengangkatnya menggunakan gigi yang
islam di tanah Jawa dengan media wayang. beratnya bisa mencapai 50-60 kg selain itu
Faktor luar dari karakter Islam yang disiarkan digunakan sebagai daya tarik tersendiri bagi
oleh Bathara Katong dan Walisongo memili- grup reyog. (Fauzannafi, 2005:171). 4. Nilai
ki banyak unsur kesamaan dan sesuai dengan superioritas bisa dikatakan sebagai kelebihan,
unsur kebudayaan asli Indonesia, contohnya keunggulan atau daya linuwih. Stigma yang
pakai gamelan (Saksono, 1995:221). Seka- berkembang di masyarakat kekuatan punya
rang ini banyak sekali acara-acara besar Islam keunggulan atau daya linuwih biasanya mereka
menggunakan kesenain Reog yang bertu- menyebut dari alam gaib, benda yang dijadikan
juan untuk membuat keramaian serta sangat pusaka seperti tombak, keris, cincin, akik, dsb,
efektif mengumpulkan massa. Kalung merjan dan bisa melalui ilmu kanuragan apabila sering
atau tasbih dan paruh burung merak melam- digunakan atau diasah maka semakin bagus
bangkan ajaran Islam merupakan nilai dakwah kalau jarang digunakan juga tidak berfung-
(Fauzannafi, 2005:79). Selanjutnya b. Nilai si. Contohnya seperti pisau sering digunakan
kepercayaan adalah anggapan bahwa keyak- semakin tajam dan begitu sebaliknya. Biasan-
inan yang dipercayai itu nyata atau benar. ya para warok yang sakti mempunyai daya
Kepercayaan dipakai oleh masyarakat yang linuwih atau memiliki ilmu kanuragan hal
tidak percaya satu dari lima agama yang ada tersebut bertujuan untuk memberi kekuatan
di Indonesia. Kepercayaan dalam pandan- tambahan dan pesona pada saat pentas.
gan Endraswara kepercayaan mempunyai
dua arti. 1. Sebagai agama karena didasarkan 2. Nilai Sosial
oleh wahyu dan tidak dapat dijangkau oleh Nilai sosial meliputi: 1. Nilai kepahlawanan
daya pikir manusia apalagi kalau dicari kebe- arti dari pahlawan adalah orang yang berani
narannya. 2. Dalam artian luas bisa meliputi dan berkorban dalam membela kebenaran.
spiritual, pemujaan, dan praktek yang campur Contoh dari pahwalan adalah patih Gajah
dengan kebudayaan. Contohnya: pemujaan Mada kebesaran patih Gajah Mada tidak pada
terhadap binatang dan benda, nujum, tahayul, keturunan raja, tetapi mempunyai keinginan
magis dsb. Nilai tersebut ada pada sesaji yang yang besar yaitu ingin menyatukan Nusan-
digunakan ketika reog memulai untuk pentas. tara yang dikenal dengan sumpah Palapa yang
Tujuanya adalah supaya tidak diganggu oleh beliau ucapkan di hadapan rakyat dan raja Ma-
orang maupun makhluk halus. Sesaji ditempat- japahit (Nasrudin, 2008: 43). Nilai kepahla-
kan di muka barongan atau di dhanyang desa wanan yang terungkap terhadap kesenian reog
(Endraswara, 2006:162). 3. Nilai magis mempunyai pahlawan ialah warok, menurut
menurut Fraser merupakan sikap dari ma- masyarakat Ponorogo terhadap warok seperti

78 Jurnal Budaya Nusantara, Vol.5 No.2, (Maret 2022): 75 - 82


tokoh masyarakat yang mempunyai keahlian sesuatu hal yang akan jadi bahan. Nilai ekonomi
seperti: sakti mandra guna, pengayom, rela yang berkaitan dengan kesenian reog merupa-
berkorban, kerja tanpa pamrih dan wara’i. kan aspek material yang berhubungan dengan
2. Nilai keadilan. Adil adalah tidak memihak rasa kesenangan. Kesenian reog merupakan
atau berat sebelah, dalam kehidupan ber- kegiatan yang berdampak membuat unsur kes-
masyarakat untuk mencapai keadilan warga enangan dan membuat banyak orang menjadi
harus dapat melaksanakan hak dan kewajib- senang nilai tersebut terungkap jika ditemui
anya dengan baik. Dibutuhkannya perbuatan interaksi abtara objek dan subjek. pihak yang
yang baik sebagai contoh sikap dan suasana apabila Kesenian Reog Ponorogo dimainkan
kekeluargaan serta gotong-royong. Maka dari merasakan senang adalah: pemain, penon-
itu hak dan kewajiban dapat terlaksana den- ton, pelatih reog, pengrajin, penjual makanan
gan seimbang. Nilai yang terkandung dalam dan minuman, penjual souvenir.
reog ada unsur nilai keadilannya, kesenian
reog mempunyai misi dalam kehidupan yang Nilai kesejahteraan berarti suatu keaadaan
adil dan tidak berat sebelah. Menurut kodrat yang sejahtera, keselamatan, ketentraman,
dari manusia hak dan kewajiban manusia se- keamanan, dan kemakmuran. Sejahtera biasa
bagai makhluk sosial, makhluk Tuhan dan dikaitkan dengan ekonomi, sejak tahun 1990an
Individu pelaksanaan hak dan kewajiban yang kesenian reog berubah menjadi industri kese-
baik diharapkan dapat kehidupan yang selaras nian. Kesenian reog mengalami pergeseran
baik lahir maupun batin. 3. Nilai moral, pan- nilai dari aspek kesenian ke ekonomi. Menurut
dangan De Vos, (1987:66) moral adalah adat Caturwati, (2007:169) mengalami perubahan
istiadat serta moral yang berkaitan dengan dalam hal seni dan budaya. hal tersebut karena
lapisan mendalam dari kepribadian manusia, banyaknya orang yang terlibat kesenian reog
nilai moral bersangkutan dengan kepentin- untuk memenuhi keperluan hidupnya, hing-
gan yang mendalam apabila dibandingkan ga munculah kata tanggapan yang maksudnya
dengan hukum. Nilai moral yang berkaitan kesenian apa aja berubah dengan menekan-
dengan kesenian reog Ponorogo yaitu: keruku- kan aspek ekonomi. Kesenian reog memuat
nan, kebersamaan, dapat merukunkan, dan terdapat unsur kesejahteraannya yang terung-
dapat mewujudkan gotong-royong, nilai moral kap dengan istilah tanggapan, bonbonan dan
dalam ajaran reog adalah: ojo dumeh, ojo gumu- uang jamu. Makna dari nilai kesejahteraan
nan,oojo pangling, serta menghindari molimo tersebut adalah makmur, hidup yang tentram,
tidak minum-minuman keras, tidak mainpe- dan aman. Namun nilai tersebut mendominasi
rumpuan, tidak memakai obat-obatan terlarang, terhadap aspek ekonomi. Perbedaan reog da-
tidak main judi, dan tidak mencuri. hulu dan sekarang pada aspek ekonomi teru-
tama orientasinya, kesenian reog sekarang ini
3. Nilai Ekonomi lebih mengarah terhadap nilai pasaran atau
Pada kegiatan Reog Ponorogo digelar dapat nilai pentasnya hal tersebut yang mengakibat-
menarik banyak penonton dengan banyak- kan munculnya industri kesenian reog, yang
nya penonton makanan yang menjual aneka semua itu untuk menambah kesejahteraan
makanan ringan seperti cilok, bakso, mie ayam, para anggota kesenian reog Ponorogo.
selain itu penjual mainan anak-anak. Dengan
demikian maka perekonomian warga masyar- 4. Nilai Pertunjukan
akat sekitar juga kena dampaknya. Selain un- Kata pertunjukan adalah sesuatu hal yang
tuk menjaga kelestarian budaya reog ponoro- dipertontonkan, tontonan, atau dipertunjukan.
go juga dijadikan sebagai pekerjaan sampingan Pertunjukan kesenian reog adalah kesenian
oleh kesenian reog Ponorogo Nilai ekonomi yang dipertontonkan serta bermanfaat untuk
merupakan suatu yang terlihat atau nampak, di tonton dan dinikmati oleh penonton kes-

Bekti Galih Kurniawan, Marzuki, Tradisi Reog Ponorogo Sebagai Budaya Penguat Jati Diri Bangsa. 79
enian reog. Nilai dari pertunjukan terhadap Budaya Penguat Jati Diri Bangsa
kesenian reog menurut caturwati adalah kar- Keadaan negara Indonesia dalam pandangan
ya seni tari adalah kesatuan yang selaras dan Koentjaraningrat dan Muchtar Lubis beliau
ketepatan idiom tersebut, didalam kesenian mengemukakan bangsa Indonesia memiliki
reog terdapat idiom-idiom, seperti halnya da- jati diri yang tidak terlalu kuat, karena masyar-
lam reog obyogan idiomnya gerak, alur cerita, akatnya mempunyai sifat yang meremehkan
tata busana, tema, iringan gamelan, dsb. Nilai kualitas, tidak percaya diri, tidak punya malu,
pertunjukan dari reog Ponorogo mempunyai etos kerja buruk, serta tidak disiplin (Saptono,
dua jenis pertunjukan yaitu: reog pentas yang 2011:19) bagaimana supaya masyarakat Indo-
pertunjukannya di panggung, dan reog obyo- nesia memiliki jati diri yang kuat dan dapat
gan yang pertunjukannya tidak di panggung menanggulangi segala permasalahan hal terse-
tetapi di desa-desa. (Caturwati, 2007:169). but memang tidaklah mudah, di zaman seka-
Nilai-nilai yang meliputi pertunjukan ada- rang ini timbulah berbagai masalah seperti:
lah: a. Nilai hiburan. Hiburan adalah sesuatu maraknya korupsi di berbagai kalangan dan
perbuatan yang menyenangkan hati sehingga tingkatan, krisis ekonomi, faham radikalisme,
dapat melupakan kesedihan. Dengan meng- dan pornografi. Hal tersebut akan berdampak
hibur akan dapat membuat suasana hati men- pada lemahnya jati diri bangsa. Langkah untuk
jadi senang dan dapat menyejukan hati seh- menanggulanginya adalah dengan penguatan
ingga rasa gundah gulana dapat teratasi. Seni empat pilar yaitu: Pancasila, UUD 1945,
hiburan perannya sangat penting dalam kon- Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI, nilai
disi situasi dalam keadaan orang lelah bekerja, kebangsaan serta nilai patriot. Kesenian
pusing kuliah dsb. Nilai pertunjukan kesenian Reog Ponorogo dapat diimplementasikan
reog memiliki nilai hiburan yang besar apabila penguat jati diri bangsa didalam terkandung
dibandingkan dengan nilai-nilai lainya. keseni- nilai kebangsaan dan nikai patriotisme. Dengan
an reog obyogan dengan reog pentas mempu- demikian nilai-nilai dari reog Ponorogo dapat
nyai nilai hiburan yang berbeda. Reog pentas dikaitkan dengan nilai Pancasila yaitu: a. Nilai
mempunyai nilai hiburan yang glamor, sedang Religius sesuai dengan nilai ketuhanan, b. Nilai
reog obyogan mempunyai nilai hiburan ma- sosial sesuai dengan nilai kemanusiaan, c. Nilai
buk-mabukan pemainya dan sensualitas. Nilai pertunjukan sesuai dengan nilai persatuan,
hiburan dari kesenian dari Reog Ponorogo d. Nilai sosial sesuai dengan nilai kerakyatan,
mempunyai daya tarik tersendiri dibandingkan e. Nilai Ekonomi sesuai dengan nilai keadilan.
dengan kesenian lainya, contohnya dalam hal:
keasyikan, sorak-sorak pemain, mendebarkan, Sebagai orang Ponorogo, menjadi warok
kekaguman, dan kelucuan. B. Nilai kepuasan memiliki kebanggan tersendiri karena per-
dari istilah kepuasan yang berarti gembira, annya sangat penting. Dikalangan orang
lega, plong, dsb, kondisi yang telah terpenu- Ponorogo menjadi warok dianggap menja-
hi hasrat dari hati. Nilai kepuasan tercurah- di orang yang berkualitas, di kesenian reog
kan oleh pemain setelah pertunjukan selesai tokoh warok berada di posisi paling depan, bisa
mereka yang memerankan kesenian reog ter- dikatakan sebagai komandan maupun pem-
asa puas. Penonton juga merasa puas setelah impin dalam suatu kelompok kesenian reog
menyaksikan atraksi kesenian Reog Ponoro- Ponorogo, selain itu tokoh warok juga memiki
go. Penanggap Reog Obyogan juga merasa perawakan yang menyeramkan. Oleh karena
puas dan senang karena dapat menghibur dan itu tokoh warok harus memikiki ketangguhan,
memberikan kesenangan dan kepuasan bagi kesaktian dan wibawa. Peran dari tokoh warok
penonton dan pemain kesenian reog. sangat penting bagi kesenian reog dan masyar-
akat Ponorogo, berikut ini adalah implemen-
C. Tradisi Reog Ponorogo Sebagai tasi dari nilai kesenian Reog Ponorogo dima-

80 Jurnal Budaya Nusantara, Vol.5 No.2, (Maret 2022): 75 - 82


na sifat dari tokoh reog yang meliputi warok, Sejarah yang panjang dari kesenian reog telah
barongan, klana, dan jathil sesuai dengan nilai melewati naik turun perjalanan mulai dari ker-
kebajikan, yaitu: 1.Nilai kepahlawanan ada- ajaan Wengker, kerajaan Bantarangin, pada
lah upaya dalalm membangun jati diri bangsa era Bathara Katong, era penjajahan Belanda
yang memiliki arti sifat berkorban. Hal utama dan Jepang, zaman setelah Indonesia merdeka
dari sifat seorang pahlawan adalah mengor- yaitu orde lama dan orde baru dan sekarang
bankan jiwa dan raganya tanpa mengharap yaitu zaman reformasi. Jati diri dari kesenian
balasan. Seorang yang berjiwa pahlawan leb- reog Ponorogo memiliki kesamaan dengan
ih mengutamakan melaksanakan kewajiban masyarakat Ponorogo, dengan kesamaan jati
dari pada menuntut untuk meminta haknya. diri maka membuat masyarakat Ponorogo
2. Nilai superioritas memiliki makna seorang mampu untuk melestarikan, memelihara dan
yang mempunyai kelebihan atau linuwih sifat mempertahankan kesenian Reog Ponorogo.
tersebut berbeda dengan sifat yang dimiliki Nilai dari kesenian Reog Ponrogo meliputi:
oleh kebanyakan orang. Selain itu juga memili- 1. Nilai Religius yang memuat unsur batin sep-
ki sifat untuk membangun jati diri bangsa yang erti penjiwaan pada setiap pemain reog yang
terbukti dari sikap lain seperti: rela berkorban, meliputi: nilai kepercayaan, nilai dakwah, nilai
semangat, pemberani dan pantang menyerah. superioritas dan nilai magis. 2. Nilai sosial
3. Nilai moral mempunyai peran dalam mem- yang memuat unsur lahir yang terkait den-
bangun jati diri bangsa yang memiliki sikap gan kehidupan sehari-hari yang meliputi: nilai
keteladanan. Selain nilai pantang menyerah, keadilan, nilai kepahlawanan, dan nilai moral.
pemberani, tangguh, dan linuwih. Sebagai 3. Nilai ekonomi yang memuat unsur kese-
seorang pahlawan setidaknya juga dapat mem- jahteraan. 4. Nilai pertunjukan yang memuat
berikan keteladanan terhadap masyarakat. unsur pembiasaan dalam kehidupan yang posi-
Upaya dalam memperkuat jati diri bangsa yang tif meliputi nilai hiburan dan nilai kepuasaan.
saat ini sedang melemah ada dalam kesenian Kondisi dari bangsa yang sedang dalam masa-
Reog Ponrogo. Nilai tersebut apabila diimple- lah seperti bayaknya korupsi, krisis moralitas,
mentasikan kepada warga negara akan muncul kekerasan, terorisme dan ideologi yang tidak
semangat kepada orang yang dapat menang- sesuai dengan Pancasila. Kondisi tersebut dap-
kap nilai-nilai dari kesenian reog. Semangat at melemahkan jati diri bangsa, kondisi terse-
yang muncul adalah kesadaran dan semangat but apabila dibiarkan dapat membuat bangsa
hidup berbuat sesuai sifat dari pahlawan. Seh- Indonesia terjerumus dalam budaya bangsa
ingga spirit tersebut dapat merefleksi kedalam dan moral. Penanggulangan dari upaya terse-
setiap individu sehingga dapat mengakibatkan but adalah dengan menguatkan nilai kebajikan
kesadaran dan semangat menjalani hidup yang esensial seperti yang ada dalam semangat da-
berapi-api. Semangat yang berapi-api terungkap lam kesenian reog. Nilai dari kesenian reog Po-
oleh wujud lahir dan batin dari para pemainnya. norogo khususnya nilai warok dapat diimple-
mentasikan dalam upaya membangun jati diri
KESIMPULAN bangsa. Nilai dari warok adalah pemberani, ke-
Reog Ponorogo mempunyai sejarah yang pan- tangguhan, pantang menyerah, dan patriotik.
jang, yang telah melegenda serta menjadi ke-
banggan bagi masyarakat Ponorogo. Perkem- UCAPAN TERIMAKASIH
bangan dari kesenian reog Ponorogo dimulai Penulis ingin mengucapkannterima kasih ke-
sejak dari kerajaan Wengker sekarang kesenian pada Bapak Dr. Marzuki, M.Ag selaku dosen
Reog Ponorogo sudah melegenda. Kesenian pembimbing, yang selalu senantiasa memberi
reog berhubungan erat dengan tokoh yang bimbingan dan arahan penulis dalam menyusun
yang legendaris yaitu Bathara Katong yang artikel hingga terbit. Penulis juga mengucap-
disebut sebagai Bapak dari orang Ponorogo. kan terima kasih kepada Program Pascasarjana

Bekti Galih Kurniawan, Marzuki, Tradisi Reog Ponorogo Sebagai Budaya Penguat Jati Diri Bangsa. 81
Universitas Negeri Yogyakarta yang memberi Penerbitan Fakultas Filsafat UGM.
dukungan dalam penerbitan artikel ini.
Kattsoff, Louis O.
DAFTAR PUSTAKA 1986. Pengantar Filsafat, terj. Soejono
Budhisantoso. Soemargono, Yogyakarta: Tiara
1994. Kesenian dan Kebudayaan. Surakarta: Wacana.
STSI Press.
Koentjaraningrat.
Caturwati, Endang. 1984. Kebudayaan Jawa, Jakarta:
2007. Tari di Latar Sunda, Bandung: Balai Pustaka.
STSI Bandung.
Mahmud.
De Vos. 2011. Metode Penelitian Pendidikan.
1987. Pengantar Etika, terj. Soejono Soemargono, Bandung: Pustaka Setia.
Yogyakarta: Tiara Wacana.
Mulyana, Deddy, dan Jalaluddin Rakhmat.
Endraswara, Suwardi. 2006. Komunikasi Antar-budaya:Panduan
2006. Budi Pekerti Jawa, Yogyakarta: Berkomunikasi dengan Orang-Orang
Gelombang Pasang Press. Berbeda Budaya, Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Fajar, Pramono Muh.
2006. Raden Bathara Katong Bapak-e Wong Purwowijoyo.
Pono-rogo, Ponorogo: Lembaga 1984. Babad Ponorogo I – VIII,
Penelitian Pemberdayaan Birokrasi Ponorogo: t.p.
dan Masyarakat Ponorogo.
Saksono. Widji.
Fauzannafi, Muh. Zamzam. 1995. Mengislamkan Tanah Jawa,
2005. Reog Ponorogo Memori diantara Dominasi Bandung: Mizan.
dan Keragaman,Yogyakarta: Kepel.
Saptono.
Frondizi, Risieri, 2011. Dimensi-dimensi Pendidikan Karakter,
1963. What is Value?: An Introduction to Surabaya: Erlangga.
Axiology, LaSalle, Ill. : Open Court
Pub Co. Soedarsono.
1994. Pengantar Sejarah Kesenian I-II,
Gie, The Liang. Yogyakarta: ISI Yogya-karta.
1977. Suatu Konsepsi ke Arah Penertiban
Bidang Filsafat, alih bahasa: Syarbaini, Syahrial.
Ali Mudhofir, Yogyakarta: Tiara 2009. Pendidikan Pancasila: Implementasi
Wacana Press. Nilai-nilai Karakter Bangsa, Jakarta:
Ghalia Indonesia.
Kaelan.
2005. Filsafat Pancasila: Pandangan Titus, Harold H., et.al.
Hidup Bangsa, Yogyakarta: Paradigma. 1984. Persoalan-Persoalan Filsafat,
terj. H. M. Rasyidi, Jakarta:
Kartini. Bulan Bintang, Jakarta.
2008. Horizon Estetika, Yogyakarta: Badan

82 Jurnal Budaya Nusantara, Vol.5 No.2, (Maret 2022): 75 - 82

Anda mungkin juga menyukai