Materi DJPT - Pengelolaan BBL Di Bidang Perikanan Tangkap
Materi DJPT - Pengelolaan BBL Di Bidang Perikanan Tangkap
2015- 2016-
< 2015 2020 2021
2016 2020
Tidak ada Terbit Permen KP Nomor Terbit Permen KP Nomor Terbit Permen KP Nomor Terbit Permen KP Nomor
pembatasan 1/PERMEN-KP/2015 56/PERMEN-KP/2016 12/PERMEN-KP/2020 yang 17 Tahun 2021 yang
penangkapan yang mengatur: yang mengatur: mengatur: mengatur:
Lobster maupun 1. Dilarang 1. Dilarang 1. Dilarang menangkap 1. Penangkapan Benih
penangkapan Benih menangkap Lobster menangkap Lobster Lobster dalam kondisi Bening Lobster
Bening Lobster di dalam kondisi dalam kondisi bertelur; diperbolehkan untuk
Wilayah Pengelolaan bertelur (apabila bertelur; 2. Batasan ukuran budidaya di dalam
Perikanan Negara tertangkap wajib 2. Lobster boleh penangkapan Lobster negeri dengan API
Republik Indonesia dilepaskan kembali); ditangkap untuk dibagi untuk jenis Pasir, statis;
2. Lobster boleh ukuran karapas > 8 Mutiara, dan Jenis 2. Penetapan nelayan
ditangkap untuk cm/ekor atau > 200 Lainnya; penangkap BBL
ukuran karapas > 8 gram/ekor; 3. Penangkapan Benih oleh DKP Provinsi
cm. 3. Dilarang melakukan Bening Lobster melalui OSS.
penangkapan Benih diperbolehkan untuk
Bening Lobster budidaya dan ekspor
untuk budidaya. terbatas dengan API
statis. 3
Substansi Perubahan Pengaturan di Bidang Perikanan Tangkap
Peraturan Menteri Nomor 12/PERMEN-KP/2020 Peraturan Menteri Nomor 17 Tahun 2021
Penangkapan Benih Bening Lobster (BBL) diperbolehkan Penangkapan Benih Bening Lobster (BBL) hanya
untuk budidaya di dalam negeri dan ekspor diperbolehkan untuk budidaya di dalam negeri
Ukuran Lobster yang dapat ditangkap: Ukuran lobster yang dapat ditangkap:
Budidaya dan Ekspor Benih Bening Lobster Benih Bening Lobster Budidaya di dalam negeri
(non-pigmented) (non-pigmented)
Budidaya di dalam negeri Lobster Muda Lobster Dewasa Konsumsi dalam negeri/Ekspor
(Ukuran s.d. 150 gr) (Tidak dalam kondisi bertelur;
Konsumsi dalam negeri/Ekspor Lobster Dewasa Jenis Pasir : Ukuran karapas > 6 cm atau berat > 150 gr;
(Tidak dalam kondisi bertelur; Jenis Lainnya : Ukuran karapas > 8 cm atau berat > 200 gr)
Jenis Pasir : Ukuran karapas > 6 cm atau berat > 150 gr; Ketentuan penangkapan lobster dewasa tersebut dikecualikan
Jenis Lainnya : Ukuran karapas
4 > 8 cm atau berat > 200 gr) untuk kegiatan penelitian dilengkapi dengan Surat Keterangan
Asal dan Surat Keterangan dari badan riset
8 cm
8 cm
6 cm
Jenis Lainnya 6 cm
Jenis Lainnya
Jenis Pasir
Jenis Pasir
4
Substansi Perubahan Pengaturan di Bidang Perikanan Tangkap
Peraturan Menteri Nomor 12/PERMEN-KP/2020 Peraturan Menteri Nomor 17 Tahun 2021
Penangkapan BBL hanya dapat dilakukan oleh Nelayan Kecil Penangkapan BBL hanya dapat dilakukan oleh Nelayan Kecil
yang terdaftar dalam kelompok Nelayan di lokasi penangkapan yang terdaftar dalam kelompok Nelayan di lokasi
BBL menggunakan API bersifat statis penangkapan BBL menggunakan API bersifat pasif dan
ramah lingkungan
6
Juknis Pengelolaan Lobster, Kepiting, dan Rajungan di Indonesia
Proses 7 Hari
1 2 3 4 5
Nelayan Ketua KUB/Koperasi Ditolak DKP DKP Provinsi
DKP Provinsi menerima Diterima
bergabung mengajukan Provinsi menetapkan
usulan dan melakukan
dalam permohonan kuota SDI membagi kuota SDI per
verifikasi permohonan
KUB/Koperasi kepada DKP Provinsi kuota SDI KUB/Koperasi
Sumber: Keputusan Dirjen PT Nomor 11 Tahun 2021 tentang Mekanisme Penghitungan Kuota Penangkapan dan Lokasi Penangkapan, Penerbitan Surat Keterangan Asal, Serta Pelaporan dan
Pendataan Hasil Tangkapan Benih Bening Lobster (Puerulus), Lobster (Panulirus Spp.), Kepiting (Scylla Spp.), dan Rajungan (Portunus Spp.) di Wilayah Negara Republik Indonesia
8
Kuota Penangkapan Benih Bening Lobster di WPPNRI
Sumber:
Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 70 Tahun 2021
9
Tata Cara Permohonan Kuota .. (Tahapan di Pemohon)
Untuk permohonan kuota penangkapan, nelayan perlu membuat akun pada laman berikut:
https://integrasi.djpt.kkp.go.id/lkr
10
Tata Cara Permohonan Kuota .. (Tahapan di Pemohon)
Pengecekan data nelayan menggunakan data KUSUKA, apabila nelayan belum memiliki KUSUKA, maka
melakukan input seluruh data yang diperlukan sebagai berikut:
11
Tata Cara Permohonan Kuota .. (Tahapan di Pemohon)
Setelah terdaftar, Ketua KUB/Koperasi Nelayan mengajukan permohonan kuota penangkapan dengan memilih
Submenu Kuota Penangkapan, kemudian akan tampil halaman daftar permohonan seperti gambar di bawah ini:
12
Tata Cara Permohonan Kuota .. (Tahapan di Pemohon)
Input seluruh data yang diperlukan sebagai berikut:
Setelah informasi terkait KUB/Koperasi Nelayan sudah lengkap, maka langkah selanjutnya menyampaikan
daftar anggota KUB/Koperasi Nelayan
13
Tata Cara Permohonan Kuota .. (Tahapan di Pemohon)
Input seluruh daftar anggota KUB/Koperasi Nelayan dengan besaran kuota penangkapan yang diajukan.
14
Tata Cara Permohonan Kuota .. (Tahapan di Pemohon)
Input seluruh dokumen persyaratan kedalam sistem.
15
Tata Cara Permohonan Kuota .. (Tahapan di Pemohon)
Setelah seluruh persyaratan selesai diunggah, klik “Selesai” dan akan muncul opsi sebagai berkut:
Proses selanjutnya nelayan menunggu verifikasi untuk persetujuan Kuota Penangkapan oleh DKP Provinsi.
16
Tata Cara Permohonan Kuota .. (Tahapan di Verifikator)
Untuk proses verifikasi dilakukan oleh pihak DKP Provinsi sesuai domisili KUB/Koperasi Nelayan pada akun
masing-masing Dinas dengan memilih Submenu Kuota Penangkapan maka akan tampil gambar sebagai
berikut:
17
Tata Cara Permohonan Kuota .. (Tahapan di Verifikator)
Pada form verifkasi permohonan Kuota Penangkapan oleh KUB/Koperasi Nelayan perlu memperhatikan
beberapa hal diantaranya:
a. Pengajuan kuota penangkapan mempertimbangkan jumlah keseluruhan nelayan yang berada di Provinsi
tersebut;
b. Jumlah kuota penangkapan yang diberikan tidak melebihi Batasan maksimal kuota yang dimiliki provinsi;
serta
c. Khusus bagi Kuota Penangkapan BBL, kuota penangkapan yang diberikan disesuaikan dengan historical
catch provinsi tersebut berdasarkan data hasil tangkapan tahun 2020 dengan tetap melakukan evaluasi
secara periodik.
Apabila permohonan telah sesuai, Verifikator dapat memilih “Simpan dan Selesai”. Proses penetapan dapat
dilakukan setelah Verifikator Pusat telah memantau jumlah pemanfataan kuota di WPPNRI masih tersedia.
18
Surat Keterangan Asal (SKA)
19
Surat Keterangan Asal (SKA)
Surat Keterangan Asal (SKA) dikeluarkan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kab/Kota/UPT Bidang
Perikanan Tangkap/UPT Bidang Perikanan Budidaya setelah melakukan verifikasi lapangan untuk memastikan
kesesuaian hasil tangkapan (jumlah, jenis, dan kuota) pada komoditas benih bening lobster, lobster, kepiting, dan
rajungan.
20
Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Menerbitkan SKA
21
Mekanisme Penerbitan Surat Keterangan Asal
1 2 3
Sumber: Keputusan Dirjen PT Nomor 11 Tahun 2021 tentang Mekanisme Penghitungan Kuota Penangkapan dan Lokasi Penangkapan, Penerbitan Surat Keterangan Asal, Serta Pelaporan dan
Pendataan Hasil Tangkapan Benih Bening Lobster (Puerulus), Lobster (Panulirus Spp.), Kepiting (Scylla Spp.), dan Rajungan (Portunus Spp.) di Wilayah Negara Republik Indonesia
22
Tata Cara Penerbitan Surat Keterangan Asal (SKA) .. (Tahapan di Pemohon)
Untuk proses permohonan surat keterangan asal, pemohon (nelayan) harus memiliki kuota penangkapan yang
disetujui oleh DKP Provinsi. Jika sudah disetujui maka nelayan dapat mengajukan SKA melalui akunnya
dengan memilih submenu Surat Keterangan Asal, kemudian akan tampil halaman daftar permohonan
seperti gambar di bawah ini:
23
Tata Cara Penerbitan Surat Keterangan Asal (SKA) .. (Tahapan di Pemohon)
Setelah tampil form entri permohonan surat keterangan asal seperti gambar sebelumnya, silahakan masukan
tanggal aktivitas penangkapan, kemudian masukan data tangkapan pada tabel data tangkapan. Selanjutnya
silahkan klik tombol “Simpan”
24
Tata Cara Penerbitan Surat Keterangan Asal (SKA) .. (Tahapan di Pemohon)
Langkah selanjutnya pemohon menguggah dokumentasi penangkapan ikan kedalam sistem dengan cara klik “+
Dokumen”
Setelah seluruh dokumentasi telah di unggah, pemohon dapat klik “Upload Semua” dan Klik “Selesai”
25
Tata Cara Penerbitan Surat Keterangan Asal (SKA) .. (Tahapan di Verifikator)
Untuk proses verifikasi dilakukan oleh pihak UPT Ditjen Perikanan Tangkap/UPT Perikanan Budidaya/DKP
Kab/Kota pada akun masing-masing dengan memilih Submenu Surat Keterangan Asal maka akan tampil
gambar sebagai berikut:
26
Tata Cara Penerbitan Surat Keterangan Asal (SKA) .. (Tahapan di Verifikator)
Pada form verifkasi permohonan surat keterangan asal terdapat tiga tahapan proses verfikasi diantaranya:
a. Proses verifikasi data permohon pada bagian input data;
b. Proses verifikasi dokumentasi dilakukan dengan membandingkan kesesuaian permohonan dan kondisi
sebenarnya; serta
c. Proses persetujuan pada bagian kesimpulan untuk dapat menerbitkan SKA.
Apabila permohonan telah sesuai, Verifikator dapat memilih “Simpan dan Selesai”.
27
Contoh Penerbitan SKA Melalui Aplikasi Ketertelusuran Ikan
28
Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap
Direktorat Pengelolaan Sumber Daya Ikan
©2022
29
Sumber Gambar: Tribunnews