Anda di halaman 1dari 29

Penerbitan Izin dan Pengendalian Kuota

Penangkapan Benih Bening Lobster

Dr. Ridwan Mulyana Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap


Direktur Pengelolaan Sumber Daya Ikan Direktorat Pengelolaan Sumber Daya Ikan
©2022

Sumber Gambar: Tribunnews


Historical Pemanfaatan Lobster di Indonesia
Perkembangan Pemanfataan Lobster di Indonesia

2015- 2016-
< 2015 2020 2021
2016 2020

Tidak ada Terbit Permen KP Nomor Terbit Permen KP Nomor Terbit Permen KP Nomor Terbit Permen KP Nomor
pembatasan 1/PERMEN-KP/2015 56/PERMEN-KP/2016 12/PERMEN-KP/2020 yang 17 Tahun 2021 yang
penangkapan yang mengatur: yang mengatur: mengatur: mengatur:
Lobster maupun 1. Dilarang 1. Dilarang 1. Dilarang menangkap 1. Penangkapan Benih
penangkapan Benih menangkap Lobster menangkap Lobster Lobster dalam kondisi Bening Lobster
Bening Lobster di dalam kondisi dalam kondisi bertelur; diperbolehkan untuk
Wilayah Pengelolaan bertelur (apabila bertelur; 2. Batasan ukuran budidaya di dalam
Perikanan Negara tertangkap wajib 2. Lobster boleh penangkapan Lobster negeri dengan API
Republik Indonesia dilepaskan kembali); ditangkap untuk dibagi untuk jenis Pasir, statis;
2. Lobster boleh ukuran karapas > 8 Mutiara, dan Jenis 2. Penetapan nelayan
ditangkap untuk cm/ekor atau > 200 Lainnya; penangkap BBL
ukuran karapas > 8 gram/ekor; 3. Penangkapan Benih oleh DKP Provinsi
cm. 3. Dilarang melakukan Bening Lobster melalui OSS.
penangkapan Benih diperbolehkan untuk
Bening Lobster budidaya dan ekspor
untuk budidaya. terbatas dengan API
statis. 3
Substansi Perubahan Pengaturan di Bidang Perikanan Tangkap
Peraturan Menteri Nomor 12/PERMEN-KP/2020 Peraturan Menteri Nomor 17 Tahun 2021

Penangkapan Benih Bening Lobster (BBL) diperbolehkan Penangkapan Benih Bening Lobster (BBL) hanya
untuk budidaya di dalam negeri dan ekspor diperbolehkan untuk budidaya di dalam negeri

Ukuran Lobster yang dapat ditangkap: Ukuran lobster yang dapat ditangkap:
Budidaya dan Ekspor Benih Bening Lobster Benih Bening Lobster Budidaya di dalam negeri
(non-pigmented) (non-pigmented)
Budidaya di dalam negeri Lobster Muda Lobster Dewasa Konsumsi dalam negeri/Ekspor
(Ukuran s.d. 150 gr) (Tidak dalam kondisi bertelur;
Konsumsi dalam negeri/Ekspor Lobster Dewasa Jenis Pasir : Ukuran karapas > 6 cm atau berat > 150 gr;
(Tidak dalam kondisi bertelur; Jenis Lainnya : Ukuran karapas > 8 cm atau berat > 200 gr)
Jenis Pasir : Ukuran karapas > 6 cm atau berat > 150 gr; Ketentuan penangkapan lobster dewasa tersebut dikecualikan
Jenis Lainnya : Ukuran karapas
4 > 8 cm atau berat > 200 gr) untuk kegiatan penelitian dilengkapi dengan Surat Keterangan
Asal dan Surat Keterangan dari badan riset

8 cm
8 cm
6 cm
Jenis Lainnya 6 cm
Jenis Lainnya
Jenis Pasir
Jenis Pasir
4
Substansi Perubahan Pengaturan di Bidang Perikanan Tangkap
Peraturan Menteri Nomor 12/PERMEN-KP/2020 Peraturan Menteri Nomor 17 Tahun 2021

• Penangkapan BBL harus memperhatikan potensi


ketersediaan stok dan JTB BBL yang direkomendasikan
oleh Komnas KAJISKAN
Penetapan Kuota dan Lokasi Penangkapan BBL • Penetapan Kuota dan Lokasi Penangkapan BBL oleh
berdasarkan rekomendasi Komnas KAJISKAN Menteri KP berdasarkan rekomendasi dari Komnas
KAJISKAN
• Dalam hal rekomendasi dari Komnas KAJISKAN belum
tersedia, maka Kuota dan Lokasi Penangkapan BBL
ditetapkan berdasarkan hasil kajian dari Kepala BRSDMKP

Penangkapan BBL hanya dapat dilakukan oleh Nelayan Kecil Penangkapan BBL hanya dapat dilakukan oleh Nelayan Kecil
yang terdaftar dalam kelompok Nelayan di lokasi penangkapan yang terdaftar dalam kelompok Nelayan di lokasi
BBL menggunakan API bersifat statis penangkapan BBL menggunakan API bersifat pasif dan
ramah lingkungan

Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi menetapkan


Penetapan Nelayan Penangkap BBL oleh Direktur Jenderal nelayan penangkap BBL berdasarkan pengajuan oleh
Perikanan Tangkap
nelayan melalui Lembaga Online Single Submission (OSS)

Nelayan wajib melaporkan hasil tangkapan BBLnya kepada


Tidak diatur lebih lanjut DKP setempat yang selanjutnya dilaporkan kepada Direktur
Jenderal Perikanan Tangkap
5
Juknis Pengelolaan Lobster, Kepiting, dan Rajungan di Indonesia

PT No. 11 Tahun 2021


Kep. Dirjen

6
Juknis Pengelolaan Lobster, Kepiting, dan Rajungan di Indonesia

Peraturan Menteri KP Nomor Keputusan Dirjen PT Nomor 11 Tahun 2021 tentang


17/PERMEN-KP/2021 ttg Mekanisme Penghitungan Kuota Penangkapan, Penerbitan
Pengelolaan Lobster, Kepiting, Surat Keterangan Asal, Serta Pelaporan dan Pendataam
dan Rajungan di Wilayah Negara Hasil Tangkapan Benih Bening Lobster (puerulus), Lobster
Republik Indonesia (Panulirus spp.), Kepiting (Syclla spp.), dan Rajungan
(Portunus spp.) di Wilayah Negara Republik Indonesia

1. Mekanisme Penghitungan Kuota dan Lokasi Penangkapan


Benih Bening Lobster (puerulus) dan Pembagian Kuota
Penangkapan Benih Bening Lobster (puerulus), Lobster
(Panulirus spp.), Kepiting (Scylla spp.), dan Rajungan
(Portunus spp.) kepada Nelayan;
2. Mekanisme Penerbitan Surat Keterangan Asal (SKA) Benih
Bening Lobster (puerulus), Lobster (Panulirus spp.), Kepiting
(Scylla spp.), dan Rajungan (Portunus spp.); serta
3. Mekanisme Pelaporan dan Pendataan Hasil Penangkapan
Benih Bening Lobster (puerulus), Lobster (Panulirus spp.),
Kepiting (Scylla spp.), dan Rajungan (Portunus spp.).
7
Alur Penghitungan Pembagian Kuota SDI kepada Nelayan

Proses 7 Hari

1 2 3 4 5
Nelayan Ketua KUB/Koperasi Ditolak DKP DKP Provinsi
DKP Provinsi menerima Diterima
bergabung mengajukan Provinsi menetapkan
usulan dan melakukan
dalam permohonan kuota SDI membagi kuota SDI per
verifikasi permohonan
KUB/Koperasi kepada DKP Provinsi kuota SDI KUB/Koperasi

Dokumen yang dilampirkan:


a. Nama anggota; ∑"
! "!,$%&/$()*+,-!
b. Sarana penangkapan; Kuota per KUBi,N = KuotaProvinsi x "
∑! "!,) .! /00123 4*5!
c. Surat tanda bukti terdaftar
sebagai nelayan penangkap
benih bening lobster (puelurus)
(khusus benih bening lobster);
d. Berita acara pembentukan
KUB/Koperasi;
e. Rekomendasi dari DKP Kab/Kota “Proses pemberian kuota penangkapan
sesuai dengan domisili dilakukan pada Aplikasi Kertertelusuran Ikan”
KUB/Koperasi; dan
f. Surat Pernyataan Nelayan
penangkap benih bening lobster
yang dibuat dalam dua rangkap.

Sumber: Keputusan Dirjen PT Nomor 11 Tahun 2021 tentang Mekanisme Penghitungan Kuota Penangkapan dan Lokasi Penangkapan, Penerbitan Surat Keterangan Asal, Serta Pelaporan dan
Pendataan Hasil Tangkapan Benih Bening Lobster (Puerulus), Lobster (Panulirus Spp.), Kepiting (Scylla Spp.), dan Rajungan (Portunus Spp.) di Wilayah Negara Republik Indonesia
8
Kuota Penangkapan Benih Bening Lobster di WPPNRI

Kuota Penangkapan Benih Bening Lobster (Ekor)


WPPNRI
Pasir Mutiara Lainnya Total
571 310.817 60.570 6.868.800 7.240.187
572 7.685.944 1.728.200 33.480.600 42.894.744
573 23.764.177 595.410 6.330.150 30.689.737
711 3.505.004 4.098.159 14.743.350 22.346.513
712 4.953.835 5.792.176 20.837.670 31.583.681
713 3.655.526 291.420 8.606.250 12.553.196
714 3.459.609 275.801 8.145.000 11.880.410
715 5.815.392 463.605 13.691.250 19.970.247
716 908.603 265.592 30.432.780 31.606.975
Catatan:
717 4.923.731 392.521 11.592.000 16.908.252 Data yang tersedia saat ini
718 1.472.375 3.873.480 45.248.490 50.594.346 belum mampu untuk membagi
kuota penangkapan BBL per
TOTAL 60.455.013 17.836.934 199.976.340 278.268.287 provinsi di WPPNRI

Sumber:
Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 70 Tahun 2021
9
Tata Cara Permohonan Kuota .. (Tahapan di Pemohon)

Untuk permohonan kuota penangkapan, nelayan perlu membuat akun pada laman berikut:
https://integrasi.djpt.kkp.go.id/lkr

10
Tata Cara Permohonan Kuota .. (Tahapan di Pemohon)
Pengecekan data nelayan menggunakan data KUSUKA, apabila nelayan belum memiliki KUSUKA, maka
melakukan input seluruh data yang diperlukan sebagai berikut:

11
Tata Cara Permohonan Kuota .. (Tahapan di Pemohon)
Setelah terdaftar, Ketua KUB/Koperasi Nelayan mengajukan permohonan kuota penangkapan dengan memilih
Submenu Kuota Penangkapan, kemudian akan tampil halaman daftar permohonan seperti gambar di bawah ini:

12
Tata Cara Permohonan Kuota .. (Tahapan di Pemohon)
Input seluruh data yang diperlukan sebagai berikut:

Setelah informasi terkait KUB/Koperasi Nelayan sudah lengkap, maka langkah selanjutnya menyampaikan
daftar anggota KUB/Koperasi Nelayan
13
Tata Cara Permohonan Kuota .. (Tahapan di Pemohon)
Input seluruh daftar anggota KUB/Koperasi Nelayan dengan besaran kuota penangkapan yang diajukan.

14
Tata Cara Permohonan Kuota .. (Tahapan di Pemohon)
Input seluruh dokumen persyaratan kedalam sistem.

15
Tata Cara Permohonan Kuota .. (Tahapan di Pemohon)

Setelah seluruh persyaratan selesai diunggah, klik “Selesai” dan akan muncul opsi sebagai berkut:

Proses selanjutnya nelayan menunggu verifikasi untuk persetujuan Kuota Penangkapan oleh DKP Provinsi.

16
Tata Cara Permohonan Kuota .. (Tahapan di Verifikator)

Untuk proses verifikasi dilakukan oleh pihak DKP Provinsi sesuai domisili KUB/Koperasi Nelayan pada akun
masing-masing Dinas dengan memilih Submenu Kuota Penangkapan maka akan tampil gambar sebagai
berikut:

17
Tata Cara Permohonan Kuota .. (Tahapan di Verifikator)
Pada form verifkasi permohonan Kuota Penangkapan oleh KUB/Koperasi Nelayan perlu memperhatikan
beberapa hal diantaranya:
a. Pengajuan kuota penangkapan mempertimbangkan jumlah keseluruhan nelayan yang berada di Provinsi
tersebut;
b. Jumlah kuota penangkapan yang diberikan tidak melebihi Batasan maksimal kuota yang dimiliki provinsi;
serta
c. Khusus bagi Kuota Penangkapan BBL, kuota penangkapan yang diberikan disesuaikan dengan historical
catch provinsi tersebut berdasarkan data hasil tangkapan tahun 2020 dengan tetap melakukan evaluasi
secara periodik.
Apabila permohonan telah sesuai, Verifikator dapat memilih “Simpan dan Selesai”. Proses penetapan dapat
dilakukan setelah Verifikator Pusat telah memantau jumlah pemanfataan kuota di WPPNRI masih tersedia.

18
Surat Keterangan Asal (SKA)

19
Surat Keterangan Asal (SKA)

Surat Keterangan Asal (SKA) dikeluarkan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kab/Kota/UPT Bidang
Perikanan Tangkap/UPT Bidang Perikanan Budidaya setelah melakukan verifikasi lapangan untuk memastikan
kesesuaian hasil tangkapan (jumlah, jenis, dan kuota) pada komoditas benih bening lobster, lobster, kepiting, dan
rajungan.

Pembudidaya yang akan


mendatangkan BBL dari luar daerah
lokasi budidayanya, perlu memastikan
BBL yang akan dibeli memiliki SKA.

Penerbitan SKA dapat diberikan kepada pada Nelayan


Penangkap BBL yang telah terdaftar pada aplikasi OSS
melalui Aplikasi Ketelurusan Ikan.

20
Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Menerbitkan SKA

1. DKP Kab/Kota/UPT PT/UPT PB Menerima


permohonan penerbitan SKA dari nelayan;
2. Memastikan nelayan tersebut telah ditetapkan sebagai
nelayan penangkap BBL;
3. Lokasi penangkapan BBL sesuai dengan
penetapannya;
4. Melakukan verifikasi terhadap jumlah BBL yang akan
diterbitkan SKAnya; dan
5. Menerbitkan SKA dengan informasi Nama Nelayan
Penangkap, Nama KUB, NIB, Lokasi Penangkapan,
Jumlah & Jenis BBL yang ditangkap, serta lokasi
tujuan akhir pelalulintasan BBL.

21
Mekanisme Penerbitan Surat Keterangan Asal

1 2 3

Nelayan penangkap BBL,


Lobster, Kepiting, dan sesuai DKP Kab/Kota atau UPT PT
DKP Kab/Kota atau UPT PT
Rajungan mengajukan paling lambat menerbitkan SKA 1
menerima dan melakukan (satu) hari kerja setelah
permohonan penerbitan verifikasi lapangan
SKA kepada DKP Kab/Kota pengajuan diterima
atau UPT PT

Untuk kegiatan penelitian,


dilengkapi dengan surat
keterangan dari lembaga riset

Sumber: Keputusan Dirjen PT Nomor 11 Tahun 2021 tentang Mekanisme Penghitungan Kuota Penangkapan dan Lokasi Penangkapan, Penerbitan Surat Keterangan Asal, Serta Pelaporan dan
Pendataan Hasil Tangkapan Benih Bening Lobster (Puerulus), Lobster (Panulirus Spp.), Kepiting (Scylla Spp.), dan Rajungan (Portunus Spp.) di Wilayah Negara Republik Indonesia
22
Tata Cara Penerbitan Surat Keterangan Asal (SKA) .. (Tahapan di Pemohon)

Untuk proses permohonan surat keterangan asal, pemohon (nelayan) harus memiliki kuota penangkapan yang
disetujui oleh DKP Provinsi. Jika sudah disetujui maka nelayan dapat mengajukan SKA melalui akunnya
dengan memilih submenu Surat Keterangan Asal, kemudian akan tampil halaman daftar permohonan
seperti gambar di bawah ini:

23
Tata Cara Penerbitan Surat Keterangan Asal (SKA) .. (Tahapan di Pemohon)
Setelah tampil form entri permohonan surat keterangan asal seperti gambar sebelumnya, silahakan masukan
tanggal aktivitas penangkapan, kemudian masukan data tangkapan pada tabel data tangkapan. Selanjutnya
silahkan klik tombol “Simpan”

24
Tata Cara Penerbitan Surat Keterangan Asal (SKA) .. (Tahapan di Pemohon)
Langkah selanjutnya pemohon menguggah dokumentasi penangkapan ikan kedalam sistem dengan cara klik “+
Dokumen”

Setelah seluruh dokumentasi telah di unggah, pemohon dapat klik “Upload Semua” dan Klik “Selesai”

25
Tata Cara Penerbitan Surat Keterangan Asal (SKA) .. (Tahapan di Verifikator)

Untuk proses verifikasi dilakukan oleh pihak UPT Ditjen Perikanan Tangkap/UPT Perikanan Budidaya/DKP
Kab/Kota pada akun masing-masing dengan memilih Submenu Surat Keterangan Asal maka akan tampil
gambar sebagai berikut:

26
Tata Cara Penerbitan Surat Keterangan Asal (SKA) .. (Tahapan di Verifikator)

Pada form verifkasi permohonan surat keterangan asal terdapat tiga tahapan proses verfikasi diantaranya:
a. Proses verifikasi data permohon pada bagian input data;
b. Proses verifikasi dokumentasi dilakukan dengan membandingkan kesesuaian permohonan dan kondisi
sebenarnya; serta
c. Proses persetujuan pada bagian kesimpulan untuk dapat menerbitkan SKA.
Apabila permohonan telah sesuai, Verifikator dapat memilih “Simpan dan Selesai”.

27
Contoh Penerbitan SKA Melalui Aplikasi Ketertelusuran Ikan

“Telah disiapkan portal khusus bagi DJPSDKP dan


BKIPM dalam memantau SKA yang telah diterbitkan
atau dapat diinfokan melalui e-Mail ke pihak terkait”

28
Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap
Direktorat Pengelolaan Sumber Daya Ikan
©2022

29
Sumber Gambar: Tribunnews

Anda mungkin juga menyukai