Anda di halaman 1dari 43

ANALISIS LITERASI DIGITAL

GEN Y
KOMUNIKASI MASSA DAN MEDIA BARU
KELOMPOK 8
Indah Khairunnisa - 1502223114
Allysa Eziira Ramdhani - 1502223347
Aura Karenina Lesmana - 1502223334
Felia Alma Zhafira - 1502223150

KM 46-09
PROSES PENGUMPULAN DATA

JUMLAH RESPONDEN DURASI

3 – 4 Minggu

LOCATION KENDALA
Google Form dan disebar Mencari responden
dengan link kepada sesuai dengan kriteria
target responden usia
PROFIL RESPONDEN

JENIS KELAMIN USIA


Dengan 58,2% : Perempuan (64 orang) Dengan 60,9% : 26 – 30 tahun (67 orang)
Dengan 41,8% : Laki-Laki (46 orang) Dengan 21,8% : 31 – 35 tahun (24 orang)
Dengan 17,3% : 36 – 39 tahun (19 orang)
PROFIL RESPONDEN

PEKERJAAN DOMISILI
Dengan 36,4% : Pegawai Swasta (40 orang) Responden yang mengisi berasal dari Pulau
Dengan 21,8% : Wirausaha (24 orang) Jawa, namun didominasi dari Kota Bandung
Dengan 9,1% : PNS (10 orang) dengan 29,1% (32 orang)
Dengan 32.7% : Pekerjaan Lainnya (36 orang)
LATAR BELAKANG

Perkembangan teknologi yang semakin pesat meningkatkan tuntutan untuk


cepat dalam beradaptasi. Generasi Y merupakan salah satu generasi yang dianggap
generasi milenial paham akan dunia internet. Menurut (Raharjo & Winarko, 2021)
generasi Y dianggap generasi yang paling aktif dalam pemanfaatan internet.
Oleh karena itu, generasi Y harus memiliki kemampuan literasi digital yang
mumpuni. Menurut (Qutni & Oesman, 2022) generasi Y atau generasi milenial
memiliki tuntutan yang bersifat mutlak untuk memiliki kemampuan literasi digital
yang baik. Generasi Y menurut (Fitri & Prasetyawan, 2020) generasi yang saat ini
produktif memiliki peran yang sangat penting, salah satunya adalah penyediaan
informasi yang akurat. Oleh karena itu, mereka harus dibekali dengan kemampuan
literasi digital yang baik.
TUJUAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kemampuan literasi
digital pada generasi Y

METODE PENELITIAN
Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Penyusunan kuesioner
ini dilakukan dengan mengacu pada indikator umum untuk mengukur literasi digital, dan juga untuk
menjadi indikator dari variabel dan pertanyaan yang diberikan agar mudah dalam analisisnya (Global
et al., 2021). Dalam pengambilan dengan menggunakan kuesioner membutuhkan skala pengukuran
yang menunjukkan nilai kompetensi mulai dari skor 1 – 4.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Statistik deskriptif. Menurut
(Ririen & Daryanes, 2022) statistik deskriptif merupakan penyajian data yang dilakukan dalam bentuk
tabel untuk menghitung capaian rata-rata. Analisis data dengan statistik deskriptif juga digunakan
dalam penelitan sebelumnya untuk menganalisis tingkat kemampuan literasi digital dalam
pembelajaran ilmu biologi (Jamil et al., 2022)
FUNCTIONAL CONSUMING
LITERACY
Berdasarkan data tersebut, 65,5% masyarakat
generasi Y tahu bagaimana cara mendapatkan
informasi dari media digital. Hal ini berarti,
sebanyak 72 orang dari 110 orang paham cara
menggunakan media digital sebagai sumber
informasi, sedangkan 34,5% atau 38 responden
sangat memahami fungsi media digital sebagai
sumber informasi.

Berdasarkan data tersebut, 63,6% masyarakat


generasi Y tahu adaptif terhadap perubahan
dalam media digital. Hal ini berarti, sebanyak 70
orang dari 110 orang yang mampu dalam waktu
singkat memahami perubahan yang terjadi
dalam media digital. Sedangkan 36,4% atau 40
responden sangat adaptif terhadap perubahan di
media digital
Berdasarkan data tersebut, 57,3% masyarakat
generasi Y mampu menggunakan fitur dalam
media digital dengan mudah. Hal ini berarti,
sebanyak 63 orang dari 110 orang bisa
memanfaatkan fitur dalam media digital untuk
memperoleh informasi. Sedangkan 42,7% atau
47 responden sangat memahami penggunaan
fitur dalam media digital.

Berdasarkan data tersebut, 31,8% atau sebanyak


35 orang dari generasi Y sangat sadar terhadap
pesan eksplisit dan implisit dalam media digital.
Sedangkan sebanyak 55,% atau 61 orang sadar
adanya pesan tersebut. Sisanya yaitu 10% dan
2,7% atau 11 dan 3 orang masing-masing secara
berurutan tidak menyadari dan tidak tahu tentang
pesan eksplisit dan implisit dalam media digital
Berdasarkan data tersebut, sebanyak 9,1% atau
10 orang gen Y sangat setuju bahwa dalam
media digital mereka sering melihat konten yang
mengandung kekerasan. Sebanyak 38,2% atau
42 orang setuju jika mereka melihat adanya
konten kekerasan. Sedangkan sebanyak 33,6%
dan 19,1% atau 37 dan 21 orang masing-masing
tidak melihat dan tidak tahu bahwa ada konten
kekerasan dalam media digital.

Berdasarkan data tersebut, sebanyak 40% atau


44 orang gen Y sangat memahami konten
berunsur politik, ekonomi, dan sosial. Sebanyak
52,7% atau 58 orang gen Y tahu terkait dimensi
dalam konten. Sedangkan sisanya, tidak paham
dan bahkan terdapat orang tidak tahu tentang
konten yang berunsur politik, ekonomi, dan
sosial.
Berdasarkan dari data tersebut, sebanyak 40%
atau 44 masyarakat gen Y sangat menyadari dan
memahami apabila terdapat pendapat yang
berbeda. Sebanyak 59,1% atau 65 masyarakat
gen Y setuju akan pemikiran atau opini yang
berbeda, sedangkan 0,9% responden merasa
tidak menyadari apabila terdapat pemikiran atau
pendapat yang berbeda.
Tabel 4.1 jumlah responden setiap pertanyaan Tabel 4.2 jumlah skor setiap pertanyaan
Menurut penelitian yang dilakukan oleh
(Dinata, 2021) kemampuan untuk
mengakses media digital pada generasi Y
atau generasi milenial tergolong sangat
baik. Data yang didapatkan dari
kuesioner pada 110 responden generasi
Y menunjukkan hasil yang sama dengan
penelitian sebelumnya. Sehingga,
generasi Y ini memiliki kemampuan untuk
Total skor pada Functional Consuming mengakses media digital dengan sangat
Literasi sebanyak 2461 dan masuk
baik dan mendukung pernyataan dari
kedalam kriteria dari hasil kuesioner
sangat baik sehingga didapatkan bahwa (Raharjo & Winarko, 2021) bahwa
tingkat kecakapan literasi generasi Y generasi Y atau generasi milenial
Sangat Baik. merupakan generasi yang aktif di
internet.
CRITICAL CONSUMING
LITERACY
Berdasarkan data tersebut, 40% atau 44 dari
responden sangat paham dalam membedakan
fungsi media digital. Sedangkan 60% atau 66
responden paham bahwa media digital
memiliki fungsi yang berbeda-beda.

Berdasarkan data tersebut, hanya sebanyak


33,6% atau 37 dari responden yang sangat
memahami konten yang mengandung pesan
komersial. 54,5% atau 64 orang dari 110
responden hanya bisa menentukan konten-konten
yang memiliki pesan komersial. Sedangkan
sisanya tidak dapat membedakan konten yang
mengandung pesan komersial.
Berdasarkan dari hasil kuesioner, sebagian besar
responden yaitu 61,8% atau 68 orang berada
pada kategori tau cara mengklasifikasikan pesan
dalam media digital. Lalu hanya 30,9% atau 34
orang berhasil mengklasifikasikan pesan media
digital. Dan sisanya tidak tau cara
mengklasifikasikan pesan media digital.

Berdasarkan dari hasil kuesioner, sebanyak


61,8% atau 68 responden yaitu lebih dari separuh
responden tau cara membandingkan berita dari
berbagai jenis lingkungan/media. Hanya 32,7%
atau 36 responden yang paham cara
membandingkan berita dan informasi.
Sedangkan sisanya tidak paham terkait
membandingkan berita dan informasi.
Berdasarkan data hasil kuesioner, sebagian besar
responden yaitu sebanyak 55,5% atau 61 orang
masuk dalam kategori bisa menggabungkan pesan
yang ada dalam media digital dengan opini
pribadi. Sedangkan 43,6% atau 48 orang sangat
memahami pesan dari media digital dan bisa
menggabungkan dengan opini pribadi. Sisanya
masih belum bisa menggabungkan pesan dari
media digital dengan opini pribadi

Berdasarkan data hasil kuesioner, sebanyak 42,7%


atau 47 responden sangat mempertimbangkan
rating dalam konten. Sebanyak 48,2% atau 53
responden mempertimbangkan rating dalam
memilih konten. Sedangkan sisanya tidak
mempertimbangkan dan bahkan tidak peduli
terhadap rating dari suatu konten. Oleh karena itu,
sebagian besar responden mempertimbangkan
rating dalam suatu konten.
Berdasarkan data hasil kuesioner tersebut,
sebagian besar responden sebanyak 54,5% atau
60 responden bisa membuat keputusan tentang
akurat pesan media. Sebanyak 41,8% atau 46
responden sangat mampu membuat keputusan
tentang keakuratan pesan media. Sedangkan
sisanya kesulitan dalam menentukan bahwa
pesan sangat akurat.

Berdasarkan data hasil kuesioner, lebih dari


separuh responden, yaitu sebanyak 54,5% atau
60 responden bisa menganalisis dampak dari
konten media digital. Sedangkan sebanyak
43,6% atau 48 responden sangat mampu dalam
menganalisis dampak dari suatu konten. Sisanya
responden memiliki kesulitan dalam menganalisis
dampak dari konten.
Berdasarkan hasil kuesioner tersebut, sebanyak
53,6% atau 59 responden bisa mengevaluasi
media digital. Sedangkan responden yang sangat
mampu untuk mengevaluasi media digital
dengan mudah sebanyak 40% atau 44
responden. Sedangkan responden yang tidak bisa
mengevaluasi media digital hanya 6,4% atau 7
responden.

Berdasarkan hasil kuesioner tersebut, didapatkan


data sebagian besar responden atau sebanyak 55,5%
atau 61 responden bisa menilai media digital secara
kredibilitas, keandalan, objektivitas dan juga
peredarannya. Sedangkan 38,2% atau 42 responden
memiliki kemampuan untuk memahami dan menilai
kredibilitas, keandalan, objektivitas, dan juga peredaran
media digital. Sedangkan responden yang tidak bisa
mengevaluasi sebanyak 6,3% atau 7 responden.
Berdasarkan data tersebut, tingkat responden
yang sangat berhasil untuk menjaga diri dari
risiko dan konsekuensi negatif yang di timbulkan
sebanyak 50% atau setengah dari jumlah
responden. Responden yang berhasil menjaga
diri sebanyak 49,1% atau 54 responden.
Sedangkan responden yang kesulitan untuk
menjaga diri hanya ada 0,9 %.
Tabel 4.3 jumlah responden setiap pertanyaan Tabel 4.4 jumlah skor setiap pertanyaan
Total Skor pada Critical Consuming Literasi
sebanyak 4050 masuk dalam kriteria yang sangat
baik. Sehingga dari hasil kuesioner didapatkan
bahwa kemampuan tingkat menafsirkan konten
oleh generasi Y Sangat Baik.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Limilia


& Fuady, 2021) menunjukkan hasil pengukuran
critical consuming yang tinggi pada generasi X.
Meskipun demikian, pada hasil pengujian
critical consuming yang dilakukan pada generasi
Y juga menunjukkan hasil yang sangat baik. Hal
ini menunjukkan bahwa generasi Y juga menilai
suatu konten dengan kritis.
FUNCTIONAL PROSUMING
LITERACY
Berdasarkan hasil kuesioner, sebagian besar
responden yaitu sebanyak 56,4% atau 62
responden bisa membuat akun, dan 41,8% atau
46 responden sangat mudah dalam membuat
akun, sedangkan 1,8% masih kesulitan dalam
membuat akun

Berdasarkan hasil kuesioner, sebagian besar


responden yaitu sebanyak 57,3% atau 63 responden
dapat menggunakan perangkat keras dalam
pengembangan konten. Sedangkan 40% atau 44
responden menguasai penggunaan perangkat keras
untuk pengembangan konten, dan 2,7% masih
kesulitan dalam menggunakan perangkat keras
untuk pengembangan konten media digital.
Berdasarkan hasil kuesioner, sebagian besar
responden yaitu sebanyak 50% atau 55
responden bisa menggunakan perangkat lunak
untuk pengembangan konten, 47,3% atau 52
responden menguasai penggunaan perangkat
lunak, dan 2,3% dari responden masih kesulitan
dalam menggunakan perangkat lunak untuk
pengembangan konten media digital.

Berdasarkan hasil kuesioner, sebagian besar


responden yaitu sebanyak 52,7% atau 58 responden
dapat menggunakan operasi dasar dalam media
digital, 30,9% atau 34 responden mampu
menguasai operasi dasar dalam media digital.
Sedangkan sisanya yaitu 10,9% dan 5,5% yaitu
secara urut 12 dan 6 responden masing-masing
masih kesulitan bahkan tidak mengetahui operasi
dasar dalam media digital.
Berdasarkan hasil kuesioner, sebagian besar
responden yaitu sebanyak 56,4% atau 62
responden sangat pandai dalam melakukan
sharing atau berbagi konten. 40,9% atau 45
responden mengerti dalam berbagi konten di
internet, sedangkan sisanya sebanyak 2,7%
responden tidak mengerti bagaimana cara
berbagi konten.

Berdasarkan hasil kuesioner, sebagian besar


responden yaitu sebanyak 50% atau 55
responden sangat sering memberikan komentar
untuk konten dalam media digital, 45,5% atau
50 responden tidak terlalu sering dalam
memberikan komentar dalam konten. Sedangkan
sisanya sebanyak 4,5% responden tidak dapat
memberikan komentar pada konten di media
digital.
Berdasarkan hasil kuesioner tersebut, sebanyak
50,9% atau 56 responden dapat memberikan
penilaian atau ulasan pribadi dari konten media
digital dengan sangat baik. Sedangkan sebanyak
47,3% atau 52 responden dapat memberikan
ulasan dengan baik dan 1,8% responden
kesulitan dalam memberikan ulasan pribadi
terkait konten.
Tabel 4.5 jumlah responden setiap pertanyaan Tabel 4.6 jumlah skor setiap pertanyaan
Total Skor pada Functional Prosuming Literasi sebanyak
2067 masuk dalam kriteria yang sangat baik. Sehingga dari
hasil kuesioner didapatkan bahwa tingkat kemampuan
generasi Y berpartisipasi dalam pembuatan konten
Sangat Baik.

Penelitian yang dilakukan oleh (Veronika & Aulia,


2022), analisis dilakukan dengan menggunakan
analisis regresi. Dari penelitian tersebut dijelaskan
bahwa generasi Y sudah mampu untuk membuat
konten. Namun konten yang di buat dipengaruhi oleh
daya tarik konten dan juga kemampuan adaptasi dari
generasi Y. Namun, pada penelitian tersebut tidak
dijelaskan tingkat kemampuan function prosuming
digital literacy sedangkan pada penelitian saat ini
dijelaskan bahwa tingkat kemampuan function
prosuming digital literacy pada generasi Y sangat baik.
CRITICAL
PROSUMPTION
Berdasarkan hasil kuesioner, sebagian besar
responden yaitu sebanyak 55,5% atau 61
responden berhasil mempengaruhi opini orang
lain dalam media sosial, 36,4% atau 40
responden dapat mempengaruhi opini orang lain
dengan sangat baik, dan 8,2% responden
kesulitan dalam mempengaruhi opini orang lain.

Berdasarkan hasil kuesioner, sebagian besar


responden yaitu sebanyak 56,4% atau 62
responden bisa meninjau masalah terkini dari
berbagai perspektif, 40% atau 44 responden
sangat menguasainya, dan 3,6% responden
kesulitan dalam meninjau masalah terkini dari
berbagai perspektif.
Berdasarkan hasil kuesioner, sebagian besar
responden yaitu sebanyak 56,4% atau 62
responden bisa berkolaborasi atau berinteraksi
dengan pengguna lain, 40,9% atau 45 responden
sangat mahir dalam berinteraksi dengan
pengguna lain, dan 2,7% responden mengalami
kesulitan untuk bisa berinteraksi dengan
pengguna lain.

Berdasarkan hasil kuesioner, sebagian besar


responden yaitu sebanyak 59,1% atau 65
responden bisa melakukan branding, 35,5% atau
39 responden sangat menguasai branding diri,
sedangkan 5,4% responden mengalami kesulitan
dalam branding diri.
Berdasarkan hasil kuesioner, sebagian besar
responden yaitu sebanyak 59,1% atau 65
responden bisa membangun diskusi dengan
orang lain, 35,5% atau 39 responden sangat
menguasai kemampuan dalam membangun
diskusi, sedangkan 5,4% masih kesulitan untuk
bisa membangun diskusi melalui media digital.

Berdasarkan hasil kuesioner, sebagian besar


responden yaitu sebanyak 55,5% atau 61
responden bisa membuat desain konten media
sosial, 37,3% atau 41 responden menguasai
pembuatan desain dengan penggunaan media
digital, dan 7,3% masih kesulitas dalam
pembuatan desain dengan menggunakan media
digital.
Berdasarkan hasil kuesioner, sebagian besar
responden yaitu sebanyak 56,4% atau 62
responden bisa memproduksi konten yang
bersifat berlawanan dengan pendapat publik,
34,5% atau 38 responden sangat pandai untuk
memproduksi konten tersebut, sedangkan 9,1%
kesulitan dalam membuat konten yang
berlawanan dengan publik.

Berdasarkan hasil kuesioner, sebagian besar


responden yaitu sebanyak 50% atau 55
responden membuat konten-konten yang
berkaitan dengan sisi positif orang lain, 47,3%
atau 52 responden sangat sering membuat
konten tentang sisi positif orang lain, dan 2,7%
sangat jarang memproduksi konten yang
berkaitan dengan orang lain.
Berdasarkan hasil kuesioner, sebagian besar
responden yaitu sebanyak 50,9% atau 56
responden merasa sangat penting untuk
membuat konten sesuai etika, 48,2% atau 53
responden menilai penting untuk membuat
konten sesuai etika, sedangkan 0,9% responden
merasa pembuatan konten sesuai etika cukup
penting.

Berdasarkan hasil kuesioner, sebagian besar


responden yaitu sebanyak 58,2% atau 64
responden dapat mengembangkan konten secara
original, 40% atau 44 responden selalu membuat
dan mengembangkan konten yang original, dan
1,8% responden masih mengikuti orang lain.
Tabel 4.7 jumlah responden setiap pertanyaan Tabel 4.8 jumlah skor setiap pertanyaan
Critical prosuming merupakan kemampuan untuk
ikut berkontribusi dalam media digital secara kritis.
Penelitian- penelitian sebelumnya menggunakan
pendekatan secara deskriptif, sehingga tidak dapat
diketahui dengan jelas untuk tingkat kemampuan
pada responden yang diamati. Namun, menurut
(Muannas & Mansyur, 2020) generasi Y
membutuhkan lebih banyak pengetahuan tentang
nilai moral untuk meningkatkan pola fikir kritis
dalam menggunakan media digital yang ditandai
dengan masih banyaknya penyebaran hoax di
tengah masyarakat.
Total Skor pada Critical Prosuming
Literasi sebanyak 3686 masuk kedalam Namun, hasil dari penelitian tersebut berbeda
kriteria yang sangat baik. Sehingga dari dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti,
hasil kuesioner didapatkan bahwa tingkat dimana didapatkan kategori critical prosuming
kemampuan generasi Y berpartisipasi literacy digital pada generasi Y sangat baik.
secara kritis dalam digital literasi Perbedaan antara hasil penelitian dengan penelitian
Sangat Baik sebelumnya dapat dipengaruhi oleh banyak faktor,
seperti faktor demografis, umur, pekerjaan, dsb.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dari penelitian, generasi Y memiliki
kemampuan yang sangat baik pada 4 aspek literasi digital,
yaitu function consuming, critical consuming, function
prosuming, dan critical prosuming. Generasi Y sangat
adaptif dan menguasai analisis dalam penggunaan media
digital secara bijak, sehingga dapat mengurangi
kemungkinan terjadinya penyalahgunaan media digital
yang mengarah kepada hal negatif. Generasi Y juga
mampu untuk memanfaatkan media digital ini dalam
kehidupan sehari-hari.
PERAN TUGAS ANGGOTA

1. Penyebaran google form : Semua


2. Pembuatan PPT dan Latar belakang, Tujuan, Metode : Indah
3. Analisis data unit analisis functional consuming literacy : Indah
4. Analisis data unit analisis critical consuming literacy : Allysa
5. Analisis data unit analisis functional prosuming literacy : Aura
6. Analisis data unit analisis critical prosuming literacy : Felia
7. Kesimpulan : Allysa
8. Referensi Jurnal : Semua
REFERENSI
Dinata, K. B. (2021). Analisis Kemampuan Literasi Digital Mahasiswa. Edukasi: Jurnal Pendidikan,
19(1), 105. https://doi.org/10.31571/edukasi.v19i1.2499
Fitri, R. N., & Prasetyawan, Y. Y. (2020). Literasi informasi generasi x, y, dan z dalam penyusunan
karya tulis ilmiah Universitas Diponegoro [Gen X, Y, and Z information literacy in scholarly
publications, Diponegoro University]. Jurnal Kajian Informasi & Perpustakaan, 8(1), 21.
Jamil, M. A., Fuadiyah, S., Helendra, & Darussyamsu, R. (2022). Analisis Deskriptif Tingkat
Kemampuan Literasi Digital pada Pembelajaran Biologi. Journal on Teacher Education, 4(2),
640–648.
Limilia, P., & Fuady, I. (2021). Literasi media, chilling effect, dan partisipasi politik remaja. Jurnal
Kajian Komunikasi, 9(1), 40. https://doi.org/10.24198/jkk.v9i1.31939
Muannas, & Mansyur, M. (2020). Digital Literacy Model to Counter Hate Speech on Social Media.
Jurnal IPTEK-KOM (Jurnal Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Komunikasi), 22(2), 125–142.
https://jurnal.kominfo.go.id/index.php/iptekkom/article/download/3378/1474
REFERENSI
Qutni, D., & Oesman, A. M. (2022). Urgensi Literasi Digital bagi Generasi Milenial dalam Konservasi
Budaya. Libraria, 10(2), 213–234. http://journal.iainkudus.ac.id/index.php/libraria
http://dx.doi.org/10.21043/libraria.v9i1.17468
Raharjo, N. P., & Winarko, B. (2021). Analisis Tingkat Literasi Digital Generasi Milenial Kota Surabaya
dalam Menanggulangi Penyebaran Hoaks. Jurnal Komunika: Jurnal Komunikasi, Media Dan
Informatika, 10(1), 33. https://doi.org/10.31504/komunika.v10i1.3795
Rianto, P., & Sukmawati, A. I. (2021). LITERASI DIGITAL PELAJAR DI YOGYAKARTA : DARI. Komunikasi
Global, 10(1).
Ririen, D., & Daryanes, F. (2022). Analisis Literasi Digital Mahasiswa. Research and Development
Journal of Education, 8(1), 210. https://doi.org/10.30998/rdje.v8i1.11738
Veronika, R., & Aulia, S. (2022). Pengaruh Daya Tarik Konten Media Sosial @akutahu terhadap Minat
Baca Generasi Milenial. Koneksi, 6(2), 295–304. https://doi.org/10.24912/kn.v6i2.15677
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai