Anda di halaman 1dari 19

 Lisa Lindawati

Universitas Gadjah Mada

Pola Akses Berita Online Kaum Muda1


ABSTRAK
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi mendorong lahirnya
generasi digital atau Digital Natives. Generasi ini tumbuh dalam era informasi
yang berlimpah ruah (information overload). Mereka mempunyai akses yang
lebih tinggi terhadap media digital dibandingkan dengan generasi sebelumnya
(Digital Immigrants). Hal ini melebarkan peluang bagi digital natives menjadi
komunitas yang ‘well-informed’ dan bertransformasi menjadi ‘well-participate’.
Sayangnya, information overload juga bisa menjadi bumerang. Di era informasi
yang serba cepat, Jurnalisme sebagai sebuah ideologi menjadi sangat longgar.
Alih-alih membentuk kaum muda yang ‘well informed’ dan ‘well participate’,
kualitas informasi, dalam hal ini berita, yang buruk justru akan merentangkan
jarak digital natives dengan kehidupan berdemokrasi. Kekhawatiran tersebut
ternyata tidak sepenuhnya benar. Hasil penelitian ini menunjukkan Digital
Natives menyikapi information overload sebagai sebuah fakta bukan masalah.
Digital Natives menempatkan internet sebagai sumber berita utama. Hanya saja,
internet belum mendapat kepercayaan penuh dari kaum muda. Surat Kabar dan
Televisi masih menjadi media yang lebih dipercaya dibanding internet. Meskipun
demikian, membaca berita sudah menjadi keseharian untuk mengikuti
perkembangan. Motif ini terlihat dari kebiasaan mereka mengikuti timeline media
sosial. Digital Natives juga terbiasa membandingkan berbagai sumber berita.
Hanya saja, sebagian dari mereka tidak konsisten dalam mengikuti
perkembangan berita. Mereka bergantung pada timeline media sosial. Hal ini
berpotensi untuk menimbulkan pemahaman yang tidak utuh atas suatu peristiwa.
Disamping itu, kecepatan yang selama ini didewakan oleh para jurnalis online
ternyata bukan karakter terpenting yang dibutuhkan. Kejelasan berita menjadi
prioritas utama. Menariknya, disamping membutuhkan berita yang jelas dan
ringkas, kaum muda juga menginginkan berita online yang mendalam. Hal ini
menjadi pekerjaan rumah bagi institusi media untuk memperbaiki produknya

ABSTRACT
The development of information technology and communication encourages the
emergence of digital natives. This generations grow up in an overwhelming
information era (information overload). They have higher access to digital media
compared to previous generations (Digital Immigrants). This widened the chance
for digital natives to be well-informed community and are transformed into well-
participate ones. Unfortunately, information overload is also a boomerang. In this
fast information era, jurnalism became highly flexible ideology. Instead of creating
young people who are ‘well informed’ and ‘well participate’, the bad quality of the
information, in this case news, will create a gap between digital natives and
democracy idealism. This anxiety is not truly right. This research found that Digital
Natives handle information overload as a fact instead of problem. Digital Natives
position internet as a main source of information/news. Despite of that fact,
internet is not fully trusted by youth. Newspaper and Television are still being the
most trusted media compared to internet. However, reading news become daily

1Penulis adalah Pengajar di Departemen Ilmu Komunikasi FISIPOL UGM. Artikel ini merupakan hasil penelitian yang
didanai oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Politik melalui skema Hibah-Individu Jurusan Tahun Anggaran 2015

241 | JURNAL STUDI PEMUDA • VOL. 4 , NO. 1 , MEI 2015


Lisa Lindawati, Pola Akses Berita Online Kaum Muda

routine to follow the development. This reason is seen from their regular habits to
follow the social media timeline. Digital Natives get used to compare various
sources. Yet, some of them did not do it consistently. They depend on the social
media timeline. This also potentially create incomplete understanding towards
certain issues. Besides, the speed which became the most essential thing to the
online journalists, turns out to be wrong. The accuracy of the news is the main
priority. In addition, young people do not merely demand accurate and to-the-point
news, they also demand in-depth-online-news.This is another work need to be done
by journalists.
Keywords:

PENDAHULUAN pada awal 2014 lalu, dimana pengguna


Pada tahun 2014, Indonesia internet kategori anak dan remaja
menduduki peringkat ke-8 dunia sebagai mencapai 30 juta. Dari 400 anak yang
pengguna internet terbanyak. Hal ini menjadi responden dalam survei tersebut,
dilihat dari jumlah pengguna internet yang 98% mengaku mengetahui internet.
mencapai 82 juta jiwa (Kominfo, 2015) Namun, hanya 79,5% yang bisa
atau mencapai 32% penduduk Indonesia. mengakses. Selebihnya kesulitan dalam hal
Bahkan, diprediksi oleh APJII, jumlah peralatan dan akses. Sedangkan
pengguna internet di Indonesia akan terus berdasarkan pada wilayah tempat tinggal,
meningkat hingga 50% penduduk di tahun Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh
2015. Bukan hanya tinggi dari segi jumlah Cipta Media Selular (Cipta Media, 2014),
tetapi tinggi juga tingkat aktivitasnya, 74% pengguna ponsel pintar tinggal di
terutama penggunaan media sosial. perkotaan, 21% tinggal di wilayah sub
Indonesia menduduki lima besar pengguna urban, dan hanya 6% yang tinggal di
facebook dan twitter di dunia. Pada awal pedesaan. Sedangkan dari sisi pendidikan
tahun 2014, Indonesia menduduki relatif bervariasi, 49% diantaranya adalah
peringkat ke-4 pengguna Facebook di lulusan sarjana dan 34% lulusan SMA atau
dunia dan peringkat ke-5 pengguna tingkat pendidikan yang lebih rendah.
Twitter. Bahkan, Jakarta pada tahun 2012 Dalam konteks demokrasi, Digital
menjadi kota dengan jumlah tweet Natives yang saat ini masih tergolong kaum
terbanyak dibandingkan seluruh kota di muda adalah partisipan politik yang
dunia (Tempo, 2012). potensial dalam menentukan pergerakan
Tingginya penetrasi Internet di pendulum wacana publik. Perkembangan
Indonesia didominasi oleh Digital Natives. teknologi informasi dan komunikasi
Istilah ini merujuk pada generasi yang lahir membawa generasi ini pada era informasi
setelah tahun 1980an dimana generasi ini yang berlimpah ruah (information
tumbuh dalam lingkungan digital. Menurut overload). Di era digital, dengan mudah
data yang dirilis oleh Kominfo, 80% seseorang mengakses, memproduksi, dan
pengguna internet di Indonesia berusia 15- menyebarkan informasi kepada orang lain.
19 tahun (Kominfo, 2014). Hal ini senada Tumbuhnya media sosial menjadi
dengan data yang dirilis oleh UNICEF akselerator percepatan arus ini. Di satu sisi,
bekerjasama dengan PBB dan Kominfo kondisi ini melebarkan peluang kaum

242 | JURNAL STUDI PEMUDA • VOL. 4 , NO. 1 , MEI 2015


Lisa Lindawati, Pola Akses Berita Online Kaum Muda

muda menjadi komunitas yang ‘well- verifikasi. Sedangkan berita yang ringkas
informed’ dan bertransformasi menjadi mengorbankan kelengkapan berita.
‘well-participate’. Kecepatan dan Dalam kondisi seperti ini, ternyata
kuantitas informasi yang berlimpah tingkat kepercayaan masyarakat terhadap
memberi peluang bagi setiap orang untuk media online masih tinggi. Dirilis oleh
terlibat dalam ruang publik. Dimana dalam Edelmen Trust Barometer (2012), tingkat
konteks demokrasi, kondisi ini kepercayaan masyarakat (dari 1200
menguatkan peluang kaum muda untuk responden yang terdiri dari 1000 kalangan
terlibat dalam kontemplasi wacana publik. umum, dan 200 dari kalangan ‘well
Sayangnya, disisi lain arus informed’ yaitu kalangan berpendidikan
informasi dalam era digital bisa menjadi tinggi dan kalangan pendapatan menengah
bumerang bagi demokrasi itu sendiri. ke atas) terhadap berbagai jenis media
Pasalnya, informasi yang kemudian mempunyai persentase hampir rata, yaitu
mewarnai ruang publik tidak lagi dapat 75% terhadap media tradisional, seperti
dikontrol dan diverifikasi dengan mudah. koran majalah, radion, dan televisi; 76%
Artinya, ada peluang bahwa kecepatan dan terhadap media on line; 68% terhadap
kuantitas informasi yang tinggi bisa jadi media sosial; dan 67% terhadap media
justru menyesatkan publik itu sendiri. yang dimiliki oleh perusahaan (Antara
Bahkan, institusi media yang seharusnya News, 2013). Sedangkan media sosial
menyajikan informasi terpercaya mulai dipercaya oleh setidaknya 68% responden.
melemah komitmennya. Jurnalisme Data ini menunjukkan bahwa informasi di
sebagai ideologi yang bertujuan media online, termasuk berita online sudah
menyajikan informasi yang benar dan menjadi rujukan utama bagi masyarakat.
akurat kepada masyarakat mulai melemah. Menariknya, meskipun kepercayaan
Pasalnya, media berlomba dengan berbagai terhadap media, terutama media online
sumber informasi lain yang lebih cepat. masih relatif tinggi, masyarakat Indonesia
Jurnalisme online tidak lagi bisa perlu mendengarkan suatu informasi
disamakan dengan jurnalisme sebanyak empat hingga enam kali sebelum
konvensional yang cenderung lebih mempercayai bahwa informasi itu benar,
berhati-hati. Kebiasaan orang mengakses baik berita yang isinya positif maupun
informasi melalui media digital juga negatif.
disebut-sebut sebagai faktor yang Kondisi ini menarik perhatian
menyebabkan institusi media mengubah peneliti untuk melihat lebih dalam
pola kerjanya. Klaim dari institusi media mengenai bagaimana masyarakat, terutama
online adalah khalayak media online kaum muda sebagai digital natives,
menginginkan informasi yang cepat dan berinteraksi dengan konten media online
ringkas. Oleh karena itu, dengan berbagai terutama berita. Di tengah kualitas
cara, jurnalis online mencoba memenuhi informasi di media online yang sangat
kebutuhan tersebut dengan mengorbankan heterogen dan cenderung buruk, perlu
atau setidaknya bersikap permisif dengan kemampuan untuk memilah dan memilih
prinsip jurnalistik itu sendiri. Kecepatan serta menganalisis dan mengevaluasi. Jika
mengorbankan akurasi dan disiplin kemampuan ini tidak dimiliki maka

243 | JURNAL STUDI PEMUDA • VOL. 4 , NO. 1 , MEI 2015


Lisa Lindawati, Pola Akses Berita Online Kaum Muda

kualitas wacana yang terbangun di yang menjadi landasan berpikir dalam


masyarakat akan buruk. Alih-alih menjadi penelitian ini. Pertama, Digital Natives.
komunitas yang ‘well informed’ dan Kelompok usia yang sering disebut dengan
bertransformasi menjadi ‘well generasi digital ini sering diasumsikan
participated’ dalam kehidupan demokrasi, sebagai generasi baru yang berbeda dari
dengan kualitas informasi dan kemampuan generasi-generasi sebelumnya. Generasi
memilah yang buruk maka bisa jadi yang lahir setelah tahun 1980 ini dianggap
menjadi publik yang justru tersesat dalam mempunyai kemampuan spesifik yang
kontemplasi wacana publik. tidak dimiliki oleh Digital Immigrants,
Penelitian ini mencoba untuk sebutan untuk generasi yang lahir sebelum
memahami secara mendalam mengenai Digital Natives. Teknologi Informasi dan
pola akses kaum muda terhadap berita di Komunikasi yang membentuk era digital
media online (online news). Merujuk pada menumbuhkan cara hidup baru bagi
UU No 40 Tahun 2009 tentang Digital Natives yang sama sekali berbeda
Kepemudaan, kaum muda disini merujuk dengan cara hidup Digital Immigrant
pada kelompok usia 16-30 tahun. (Prensky,2004; Palvrey dan Gasser, 2008).
Kelompok umur ini sama dengan yang Meskipun, asumsi ini belum sepenuhnya
dimaksud oleh para ilmuwan sebagai disepakati secara bulat oleh para ilmuwan.
Digital Natives yaitu generasi yang lahir Ada relativitas yang berlaku bagi sebagian
pada era setelah tahun 1980, dimana ilmuwan dalam melihat Digital Natives.
teknologi digital sudah menjadi bagian Tidak serta merta generasi yang tumbuh di
penting dalam kehidupan masyarakat. era digital ini dapat disamaratakan
Generasi ini menjadi penting dalam kemampuannya (Thomas, 2011). Ada
penelitian ini karena selain mempunyai banyak faktor yang membuat kelompok ini
akses terhadap media online yang lebih heterogen.
tinggi, juga mempunyai kemampuan yang Kedua, relasi antara Kaum Muda
tidak dimiliki oleh generasi sebelumnya dengan berita dalam konteks Demokrasi.
(Digital Immigrant). Berita sebagai produk Jurnalisme
Penelitian ini melihat setidaknya merupakan salah satu garansi tercapainya
lima aspek. Pertama, Tingkat kepercayaan demokrasi (Buckingham, 2000). Berita
kaum muda terhadap media online dapat diibaratkan sebagai asupan gizi
dibandingkan dengan media lainnya. dalam ruang publik Kedekatan publik
Kedua, posisi aktivitas membaca berita dengan pemberitaan menentukan kualitas
dibandingkan dengan aktivitas lainnya demokrasi. Sayangnya, banyak literatur
ketika mengakses internet. Ketiga, cara yang menyebutkan bahwa kaum muda
kaum muda menemukan dan mengikuti adalah kelompok masyarakat yang tidak
perkembangan (update) berita. Keempat, terlalu dekat dengan berita, bahkan tidak
cara kaum muda memverifikasi sumber terkoneksi. Di Amerika dan Eropa,
berita. Kelima, karakter berita online yang fenomena diskoneksi kaum muda dengan
diharapkan oleh kaum muda. berita menjadi sorotan penting dalam dua
Untuk menjawab rumusan masalah dekade terakhir. Pada tahun 1996, New
tersebut, ada beberapa pemahaman konsep York Times pernah menerbitkan Headline

244 | JURNAL STUDI PEMUDA • VOL. 4 , NO. 1 , MEI 2015


Lisa Lindawati, Pola Akses Berita Online Kaum Muda

berjudul “Young People Say No to News”. revolutif. Bagi sebagian ilmuwan,


Diskoneksi ini tentu saja berimplikasi pada teknologi dianggap sebagai penyebab
rendahnya partisipasi kaum muda dalam utama berkembangnya network society.
kehidupan berdemokrasi. Menariknya, Ekologi jejaring pada masyarakat digital
munculnya media baru hasil dari saat ini menciptakan konten yang saling
perkembangan teknologi digital bertaut satu sama lain (hypertext).
membentuk relasi baru antara kaum muda Pemahaman ini membantu penulis
dengan berita. Hal ini memberikan harapan memahami bagaimana cara user
pada kehidupan berdemokrasi. menemukan berita online di tengah
Ketiga, karakter Jurnalisme Online derasnya arus informasi yang ada di
yang berbeda dengan Jurnalisme internet.
Konvensional. Berita online sebagai Penelitian ini menggunakan
produk Jurnalisme di era digital identik metode campuran (mix methods). Pada
dengan kecepatan. Seperti disinggung tahap awal, data dikumpulkan dengan
dalam pendahuluan, media online menggunakan metode Depth Interview.
berlomba untuk menyajikan berita yang Wawancara mendalam dilakukan kepada 6
cepat. Kecepatan yang menjadi dewa kaum muda dengan latar belakang
sangat mungkin mengorbankan prinsip- pendidikan, ekonomi, dan tempat tinggal
prinsip jurnalistik itu sendiri, terutama yang beragam. Langkah ini dilakukan
akurasi dan disiplin verifikasi. Kovach dan untuk menggali detail perilaku kaum muda
Rosenstial (2010) dalam bukunya yang ketika mengakses berita online. Hasil dari
berjudul “Blur: How to Knows What’s wawancara mendalam menjadi acuan
True in the Age of Information Overload” dalam menyusun kuesioner. Kemudian,
menggambarkan perubahan bagaimana kuesioner disebarkan secara online (online
kita melihat Jurnalisme Online. Kuantitas survey) untuk menjangkau kaum muda
informasi yang berlimpah ruah yang lebih banyak dan beragam. Ada
memerlukan pemahaman ulang mengenai setidaknya 139 kaum muda yang menjadi
bagaimana kita menyikapi berita. Hal ini responden dalam penelitian ini, dengan
disebabkan oleh perubahan praktik variasi umur, latar pendidikan, dan tempat
jurnalisme online yang sepenuhnya tinggal yang beragam. Hasil dari kedua
berbeda dengan jurnalisme konvensional. metode tersebut menjadi pijakan dalam
Penyikapan yang salah atas berita online pengambilan kesimpulan.
bisa jadi bentuk penyesatan.
Keempat, Masyarakat Jejaring dan METODE PENELITIAN
Dunia Hypertext. Perkembangan teknologi Penelitian ini mencoba untuk
informasi dan komunikasi dianggap memahami secara mendalam mengenai
berimplikasi pada pembentukan network pola akses kaum muda terhadap berita di
society. Kemunculan network society bagi media online (online news). Merujuk pada
sebagian ilmuwan dianggap sebagai UU No 40 Tahun 2009 tentang
bentuk evolusi yang wajar dari masyarakat. Kepemudaan, kaum muda disini merujuk
Namun, dalam setiap perkembangan pada kelompok usia 16-30 tahun.
masyarakat selalu mempunyai unsur Kelompok umur ini sama dengan yang

245 | JURNAL STUDI PEMUDA • VOL. 4 , NO. 1 , MEI 2015


Lisa Lindawati, Pola Akses Berita Online Kaum Muda

dimaksud oleh para ilmuwan sebagai hal. Pertama, kedekatan secara geografis
Digital Natives yaitu generasi yang lahir dengan peneliti. Kedua, dinamika kaum
pada era setelah tahun 1980, dimana muda DIY yang menarik dalam hal
teknologi digital sudah menjadi bagian pemanfaatan media baru. Ketiga,
penting dalam kehidupan masyarakat. komposisi kaum muda di DIY yang relatif
Generasi ini menjadi penting dalam heterogen, mengingat DIY adalah wilayah
penelitian ini karena selain mempunyai yang menjadi tujuan kaum muda untuk
akses terhadap media online yang lebih menuntut ilmu.
tinggi, juga mempunyai kemampuan yang Empat diantara informan tinggal di
tidak dimiliki oleh generasi sebelumnya wilayah rural dengan tingkat pendidikan
(Digital Immigrant). Penulis tidak dan status ekonomi yang berbeda. 2 orang
membatasi penelitiannya pada kaum muda berpendidikan SMA, 1 orang Sarjana, dan
di wilayah tertentu mengingat ruang tidak 1 orang sedang menempuh S2. Dari sisi
lagi menjadi hal penting dalam interaksi ekonomi, dua diantaranya dari golongan
online. ekonomi menengah ke bawah sedangkan
Penelitian ini menggunakan dua lainnya berasal dari ekonomi
metode campuran (mix methods), yaitu menengah. Informan yang berasal dari
wawancara mendalam yang lebih bersifat daerah urban keduanya berasal dari
kualitatif dan survei online yang cenderung keluarga menengah dan berpendidikan
kuantitatif. Metode ini dipilih untuk Sarjana.
mendapatkan data yang komprehensif Wawancara dilakukan dengan
mengenai pola akses berita online oleh pertanyaan terbuka mengingat tujuannya
kaum muda. Metode kualitatif sendiri untuk mendapatkan poin-poin penting
mempunyai kekuatan dalam menggali terkait dengan pola akses berita di kalangan
detail keseharian objek penelitian dalam kaum muda. Dari wawancara tersebut
kaitannya dengan konsumsi media online. disimpulkan ada lima poin penting yang
Metode ini juga menjanjikan kedalaman perlu digali lebih lanjut untuk melihat Pola
serta keleluasan dalam teknik Akses tersebut. Lima poin inilah yang akan
pengumpulan data. Sedangkan metode diungkap dalam survei. Pertama, Tingkat
kuantitatif membantu peneliti untuk kepercayaan kaum muda terhadap media
mendapatkan data yang lebih umum dan online dibandingkan dengan media
mempunyai kekuatan untuk digeneralisasi. lainnya. Kedua, posisi aktivitas membaca
Berikut tahapan penelitian yang telah berita dibandingkan dengan aktivitas
dilakukan. lainnya ketika mengakses internet. Ketiga,
Penelitian ini diawali dengan cara kaum muda menemukan dan
Wawancara mendalam dengan enam orang mengikuti perkembangan (update) berita.
yang masuk dalam kategori Digital Keempat, cara kaum muda memverifikasi
Natives. Enam orang tersebut berasal dari sumber berita. Kelima, karakter berita
tingkat pendidikan, status ekonomi, dan online yang diharapkan oleh kaum muda.
tempat tinggal yang berbeda. Keenam Langkah penelitian selanjutnya
informan berasal dari Daerah Istimewa adalah survei. Kuesioner survei dibuat
Yogyakarta. Wilayah ini dipilih karena dua berdasarkan hasil wawancara diatas.

246 | JURNAL STUDI PEMUDA • VOL. 4 , NO. 1 , MEI 2015


Lisa Lindawati, Pola Akses Berita Online Kaum Muda

Survei dilakukan secara online agar dapat


menjangkau khalayak yang lebih luas. Usia
Disamping itu, metode online dipilih 51,8%
mengingat penggunaan media baru tidak 60,0%
terikat dengan ruang. Wilayah dimana 30,9%
40,0%
responden tinggal tidak menjadi isu krusial 17,3%
Usia
dalam penelitian ini. Sampling Frame 20,0%
dalam penelitian ini adalah kriteria Digital
Natives yang menekankan pada usia antara 0,0%
16-20 21-25 26-30
16-30 tahun. Sedangkan metode
samplingnya sendiri mengarah pada
purposive sampling dikombinasikan Bagan 1. Usia Responden
dengan snowball sampling. Metode ini
dipilih dengan mempertimbangkan Responden mempunyai rentang
karakter jaringan kaum muda di media umur yang beragam dengan tetap berada
baru. pada rentang usia Kaum Muda dan Digital
Survei online dilakukan dengan Natives, yaitu 16-30 tahun. Untuk
aplikasi Survey Monkey. Aplikasi ini memudahkan analisis, rentang usia
memberikan keleluasaan untuk tersebut dibagi menjadi 3 kategori yaitu 1)
menyebarkan tautan survei melalui 16-20 tahun, 2) 21-25 tahun, dan 3) 26-30
berbagai jalur, baik email, media sosial, tahun. Dari seluruh responden, 72
ataupun manual. Selain itu, aplikasi ini responden (51,8%) berusia 21-25 tahun, 43
juga memudahkan untuk melihat tren data responden (30,9%) berusia 26-30 tahun,
sementara meskipun survei masih dibuka. dan 24 responden (17,3%) berusia 16-20
Hal ini sangat membantu untuk tahun (Lihat Bagan 2).
memprediksi hasil secara keseluruhan. Rentang usia tersebut berkorelasi
Hingga laporan ini ditulis, ada 169 dengan pekerjaan atau aktivitas sehari-hari
responden yang secara sukarela yang dilakukan oleh responden. Kategori
berpartisipasi dalam survei ini. Dari jumlah usia 1 dan sebagian kategori 2 identik
tersebut hanya 139 yang dianggap valid. dengan usia pelajar dan mahasiswa.
Invaliditas responden disebabkan antara Sedangkan usia kategori 3 dan sebagian
lain, tidak terisinya data responden, ada kategori 2 identik dengan usia bekerja atau
pertanyaan yang tidak terjawab, dan tidak lainnya. Dari 139 responden yang
masuk dalam sampling frame. Jumlah ini berpatisipasi, 49,6% diantaranya pelajar
memang masih sangat minim untuk dan mahasiswa, 34,5% bekerja, dan 15,8%
melihat kaum muda secara keseluruhan. mempunyai aktivitas yang lain.
Hanya saja, karena waktu penelitian yang Dari sisi jenis kelamin, responden
terbatas, jumlah ini yang akan dianalisis dalam penelitian ini relatif berimbang,
secara lebih mendalam. yaitu 52% perempuan dan 48% laki-laki.
Sedangkan dari sisi tempat tinggal
HASIL DAN PEMBAHASAN didominasi oleh kaum muda dari Daerah
1. Profil Responden Istimewa Yogyakarta yang mencapai

247 | JURNAL STUDI PEMUDA • VOL. 4 , NO. 1 , MEI 2015


Lisa Lindawati, Pola Akses Berita Online Kaum Muda

57,6% (80 responden). Disamping itu, mengenyam pendidikan yang baik. Hal ini
responden dari Pulau Jawa di luar DIY juga akan mempengaruhi kemampuan kaum
relatif mendominasi yaitu mencapai 25,2% muda dalam berhadapan dengan media
(35 responden). Selebihnya 24 responden baru.
(17,3%) berasal dari beragam daerah, Mengenai konektivitas dengan
antara lain Bali (1 responden), Gorontalo internet, 97,1% (135 responden) mengaku
(1 responden), Kalimantan (3 Responden), selalu terkoneksi dengan internet.
NTT (4 responden), Sulawesi (3 Sedangkan sisanya 2,9% (4 responden)
responden), dan Sumatera (12 responden). mengaku tidak. Sebagian besar terkoneksi
Jika dilihat dari representasi wilayah internet dengan menggunakan Smarphone
komposisi ini memang sangat lemah. (86%) dan hanya sebagian kecil yang
Hanya saja mengingat tempat tinggal tidak masih mengandalkan PC atau Laptop
menjadi pertimbangan penting dalam (14%). Karakter smartphone yang handy
penelitian ini maka komposisi ini tidak berkorelasi dengan intensitas responden
dianggap mengganggu validitas data dalam mengakses internet.
penelitian ini. Dari 139 responden, 15,8%
Komposisi yang tidak berimbang menghabiskan waktu 1-3 jam setiap hari
juga dilihat dari pendidikan terakhir. untuk mengakses internet, 40,3% (56
Sebagian besar responden (65,7%) responden) menghabiskan 4-6 jam sehari,
mengenyam pendidikan tinggi. Hanya 1 dan 18% (25 responden) yang mampu
responden (0,7%) yang berpendidikan SD, menghabiskan 7-9 jam perhari. Sedangkan
6 responden (4,4%) berpendidikan SMP, sisanya yang mencapai 25,9% (36
dan 40 responden (29,2%) berpendidikan responden) bahkan menghabiskan waktu
SMA. Hanya saja, ini merupakan realitas lebih dari 9 jam setiap harinya untuk

70,0% 65,7%
60,0%

50,0%

40,0%

30,0% 29,2%

20,0%
10,0% 0,7% 4,4%
0,0%
SD
SMP SMA PT

Bagan 2. Tingkat Pendidikan Responden


sosial yang positif dimana sebagian besar mengakses internet. Hal ini menunjukkan
kaum muda di Indonesia sudah intensitas yang sangat tinggi. Berikut

248 | JURNAL STUDI PEMUDA • VOL. 4 , NO. 1 , MEI 2015


Lisa Lindawati, Pola Akses Berita Online Kaum Muda

pembahasan lebih lanjut mengenai hasil


penelitian ini. 2. Kepercayaan Kaum Muda terhadap
Internet
90,6%
97,1%
58,3%
45,3%

10,1%
Televisi Radio
Surat
Kabar Internet
lainnya
Cetak

Bagan 3. Media yang Dimiliki

Dalam menjelaskan tingkat (97,1%) dan televisi (90,6%). Radio hanya


kepercayaan ini, ada tiga hal yang dimiliki oleh 81 responden (58,3%).
dipaparkan, yaitu 1) media yang dimiliki Sedangkan surat kabar cetak hanya
oleh responden, 2) media yang paling dimiliki oleh 63 responden (45,3%). Selain
sering diakses oleh responden, dan 3) keempat media tersebut, 10,1% (14%
tingkat kepercayaan responden terhadap responden) mengaku memiliki sumber
masing-masing media. Mengenai media berita lainnya.
yang dimiliki responden, sebagian besar
responden mengaku memiliki internet

Tabel 1. Media yang Paling Sering Diakses

Rank Jenis Media Rating


Rata-rata
1 Internet 1,36
2 Televisi 2,14
3 Surat Kabar Cetak 3,11
4 Radio 3,49
5 Lainnya 4,64

Kepemilikan media tersebut menunjukkan ranking tertinggi sedangkan


berkorelasi dengan media yang paling nilai 5 menunjukkan ranking yang paling
sering diakses oleh para responden. Untuk rendah. Berdasarkan analisis data yang
mendapatkan data ini, responden diminta telah dilakukan, Internet menempati posisi
untuk memberikan ranking media dari sumber berita yang paling sering diakses
yang paling sering diakses hingga media oleh responden dengan nilai ranking rata-
yang paling jarang diakses. Nilai 1 rata 1,36 (lihat tabel). Diurutan berikutnya

249 | JURNAL STUDI PEMUDA • VOL. 4 , NO. 1 , MEI 2015


Lisa Lindawati, Pola Akses Berita Online Kaum Muda

adalah Televisi dengan nilai ranking rata- berita utama bagi kaum muda. Sedangkan
rata 2,14 (lihat tabel), kemudian disusul radio, surat kabar, dan sumber lainnya
Surat Kabar Cetak, Radio, dan lainnya. lebih jarang mendapat perhatian dari kaum
Data ini menunjukkan bahwa, bukan hanya muda.
Internet, Televisi masih menjadi sumber
Tabel 2. Media yang Paling Dipercaya

Rating
Rank Jenis Media
Rata-rata
1 Surat Kabar Cetak 2,03
2 Televisi 2,13
3 Internet 2,45
4 Radio 3,16
5 Lainnya 4,38

Menariknya, meskipun internet dan rendah.


televisi menempati posisi atas dalam
masalah kepemilikan dan tingkat akses, 3. Aktivitas Membaca Berita
dari sisi kepercayaan responden, kedua Untuk menjelaskan posisi aktivitas
media ini tidak lagi menduduki peringkat membaca berita dibandingkan dengan
atas. Sedangkan surat kabar yang aktivitas lainnya ketika mengakses internet
menduduki peringkat di bawah televisi dan ada dua poin yang dapat membantu, yaitu
internet dari sisi kepemilikan dan akses 1) motivasi mengakses berita dan 2)
justru mendapat kepercayaan yang paling berbagai aktivitas yang dilakukan di dunia
besar dari para responden dengan nilai maya (online). Pertanyaan pertama
rating rata-rata 2,03 (lihat tabel). Televisi merujuk pada motivasi mengakses berita
menduduki peringkat kedua dengan nilai secara umum. Sebagian besar responden
rating rata-rata 2,13 (lihat tabel). (89.9%) mengaku mengakses berita untuk
Sedangkan internet menduduki peringkat mengikuti perkembangan. Hal ini senada
ketiga, sebelum radio yang ada di peringkat dengan yang disampaikan oleh beberapa
keempat. Hal ini menunjukkan bahwa informan dalam Wawancara Mendalam
tingginya akses terhadap suatu media tidak bahwa di era seperti ini jika tidak
serta merta membangun kepercayaan mengetahui perkembangan berita maka
terhadap media tersebut. Lebih spesifik akan dianggap ketinggalan. Kaum muda
mengenai internet, meskipun secara merasa lebih percaya diri ketika
kepemilikan dan akses menempati posisi mengetahui perkembangan terkini.
tertinggi, untuk urusan kepercayaan masih

250 | JURNAL STUDI PEMUDA • VOL. 4 , NO. 1 , MEI 2015


Lisa Lindawati, Pola Akses Berita Online Kaum Muda

7,9%
45,3%
41,7%
33,1%
11,5%

89,9%

Bagan 4 Motivasi Akses Berita


Selain mengikuti perkembangan, melainkan jutru hiburan. Selain itu,
motivasi lain yang cukup dominan adalah disamping menjadi kebutuhan untuk
untuk hiburan (45,3%) dan bagian dari mengikuti perkembangan, membaca berita
kebiasaan (41,7%). Data ini menunjukkan juga telah menjadi bagian dari kebiasaan
bahwa membaca berita bagi sebagian Digital Natives.
responden bukanlah aktivitas yang berat

Tabel 3. Aktivitas di Internet

Ranking Aktivitas Nilai


1 Berbincang (chatting) 2,21
2 Membaca Berita 2,28
3 Mengirim Pesan (misal: email) 3,30
4 Membagi Informasi/berita 3,78
5 Memberikan komentar 4,33
6 Mengunggah tulisan 4,97
7 Terlibat dalam gerakan sosial (misal: petisi online) 6,38

Meskipun membaca berita telah pesan, membagi informasi, memberikan


menjadi kebutuhan dan kebiasaan bagi komentar, mengunggah tulisan, terlibat
kaum muda, membaca berita bukan satu- dalam gerakan sosial dan lain sebagainya.
satunya aktivitas yang dilakukan oleh Jika dibandingkan dengan aktivitas lainnya
kaum muda di internet. Ada banyak tersebut, membaca berita menduduki
aktivitas lain yang disinyalir dilakukan peringkat kedua setelah berbincang dengan
oleh Digital Natives di media daring ini, nilai rating rata-rata 2,21 (lihat tabel).
antara lain berbincang (chatting), berkirim Sedangkan membagi berita atau informasi

251 | JURNAL STUDI PEMUDA • VOL. 4 , NO. 1 , MEI 2015


Lisa Lindawati, Pola Akses Berita Online Kaum Muda

menduduki rating keempat setelah 4. Menemukan dan Mengikuti


mengirim pesan dengan nilai 3,78. Perkembangan Berita
Aktivitas yang paling jarang dilakukan Untuk menjelaskan poin ketiga ini
oleh para responden adalah terlibat dalam ada dua hal yang dipaparkan, yaitu 1) pintu
gerakan sosial. masuk berita dan 2) pilihan cara responden
Data diatas menunjukkan bahwa untuk mengikuti perkembangan berita.
membaca berita bukanlah aktivitas yang Dalam dunia hypertext, sebuah konten
paling sering dilakukan oleh kaum muda. dapat ditemukan dari berbagai pintu.
Berbincang masih menjadi aktvitas favorit Karakternya yang bertautan antara satu
bagi generasi digital saat ini. Meskipun dengan yang lain memberikan alternatif
demikian, membaca berita sudah mendapat bagi user untuk menentukan pintu masuk
tempat yang cukup penting bagi kaum ke konten tersebut. Begitu dengan dengan
muda dengan berada di posisi kedua berita online. Seperti telah dipaparkan pada
dibandingkan dengan setidaknya lima tinjauan pustaka ada setidaknya tiga pintu
aktivitas lainnya. Hal ini menegaskan masuk untuk membaca berita online.
bahwa memang kaum muda saat ini sudah Pertama, langsung ke portal tersebut.
sangat dekat dengan berita. Berita telah Kedua, dengan memasukkan kata sandi di
menjadi kebutuhan, kebiasaan, dan mesin pencari. Ketiga, melalui tautan (link)
aktivitas ‘wajib’ yang dilakukan ketika yang beredar di media sosial. Masing-
berselancar di dunia maya. masing pilihan pintu ini menunjukkan
karakter user yang berbeda.

Portal Berita 2,10

Mesin Pencari 2,10

Media Sosial 1,74

0,00
1,00
2,00
3,00

Bagan 5 Pintu Masuk Berita

Untuk memetakan pintu masuk besar kaum muda. Sedangkan mesin


yang paling sering digunakan untuk pencari dan portal berita mendapatkan nilai
mengakses sebuah berita, responden yang sama. Hal ini sekiranya tidak terlepas
diminta untuk memberikan ranking dari dari tingginya akses media sosial oleh
yang paling sering dilakukan. Dari hasil kaum muda. Kedekatan media sosial dan
analisis data didapatkan bahwa media kaum muda memberikan peluang suatu
sosial menjadi pintu masuk bagi sebagian berita yang beredar di media sosial terakses

252 | JURNAL STUDI PEMUDA • VOL. 4 , NO. 1 , MEI 2015


Lisa Lindawati, Pola Akses Berita Online Kaum Muda

oleh kaum muda. berita. Pengguna yang mengakses berita


Merujuk pada tinjauan pustaka melalui mesin pencari adalah pengguna
yang telah dipaparkan sebelumnya, yang lebih mementingkan isu
masing-masing pintu masuk dibandingkan sumber. Sebaliknya,
mencerminkan karakter penggunanya. pengguna yang mengakses berita langsung
Pengguna yang lebih banyak mengakses ke portal berita tertentu dianggap lebih
berita dari tautan di media sosial adalah mementingkan sumber dibandingkan isu.
pengguna yang tidak fokus pada isu Sedangkan pengguna yang menemukan
maupun sumber berita tertentu. Berbeda berita melalui media sosial dilihat sebagai
dengan pengguna yang mengakses melalui pengguna yang spontan dan tidak fokus
mesin pencari dan langsung ke portal pada berita itu sendiri.

timeline
2,09

link 2,18

follow 2,56

1,00
2,00
3,00
4,00

Bagan 6. Mengikuti berikutnya adalah


Perkembangan dengan membuka tautan
Berita
(link) yang ditawarkan oleh suatu laman
Kecenderungan ini nampaknya berita. Aktivitas yang paling jarang
berkaitan dengan motivasi akses berita di dilakukan oleh kaum muda adalah
kalangan muda, yaitu untuk mengikuti mengikuti (follow) suatu berita secara
perkembangan. Kaum muda mengakses spesifik.
berita bukan untuk mendalami suatu isu Mengingat berita online yang
tertentu atau karena fanatik pada sumber cenderung disampaikan secara bertahap,
berita tertentu melainkan untuk melihat mengikuti perkembangan suatu berita
peristiwa terkini. Dan media sosial sangat krusial untuk mendapatkan
menawarkan apa yang mereka cari. Hal ini pemahaman yang utuh. Jika kaum muda
juga berkaitan dengan cara bagaimana hanya mendapatkan penggalan-penggalan
kaum muda mengikuti perkembangan cerita saja, maka bukan tidak mungkin
suatu berita. Timeline media sosial akan melahirkan opini yang tidak tepat.
menjadi andalan kaum muda dengan nilai Mengandalkan timeline media sosial
rata-rata 2,09, dimana gradasi nilainya memang dapat dikatakan sebagai upaya
adalah sangat sering (1), sering (2), jarang untuk mendapatkan keutuhan itu. Hanya
(3), dan tidak pernah (4). Diurutan saja cara ini tidak efektif karena sifatnya

253 | JURNAL STUDI PEMUDA • VOL. 4 , NO. 1 , MEI 2015


Lisa Lindawati, Pola Akses Berita Online Kaum Muda

yang pasif. Cara yang paling ideal adalah tautan yang ditawarkan. Setidaknya ini
dengan mengikuti berita tertentu sehingga menunjukkan kaum muda yang berusaha
perkembangannya akan selalu terbaca. secara aktif memahami konteks ataupun
Sayangnya aktivitas ini belum menjadi relasi berita yang satu dengan berita yang
kebiasaan. Kabar baiknya, sebagian lain.
responden sudah terbiasa juga mengakses

5. Membandingkan Sumber Berita

Tidak; 19%

Ya; 81%

Bagan 7. Membandingkan Sumber Berita

kesadaran verifikasi yang tinggi, bahkan


Jumlah belum ada.
Sumber Frekuensi %
1-2 Sumber 47 38,5% Tabel 4. Sumber Berita
3-4 Sumber 63 51,6%
> 4 Sumber 12 9,8%
Isu keempat yang perlu disoroti Dari responden (81%) yang
adalah kemampuan kaum muda dalam mengaku terbiasa membandingkan sumber
memverifikasi sumber berita. Pertanyaan berita, sebagian besar 51,6% (63
pertama yang dilontarkan untuk menggali responden) terbiasa menggunakan 3-4
poin keempat ini adalah apakah masing- sumber, 38,5% lainnya menggunakan 1-2
masing responden mempunyai kebiasaan sumber. Hanya 9,8% (12 responden) yang
untuk membandingkan sumber berita yang
satu dengan lainnya. Jika menjawab iya
maka responden diminta untuk
memberikan gambaran jumlah sumber
yang biasanya digunakan untuk
membandingkan berita. Dari 139
responden, tidak semuanya terbiasa
membandingkan sumber berita. Hanya 81%
yang menjawab ya dan 19% lainnya
menjawab tidak. Hal ini menunjukkan
belum semua kaum muda mempunyai

254 | JURNAL STUDI PEMUDA • VOL. 4 , NO. 1 , MEI 2015


Lisa Lindawati, Pola Akses Berita Online Kaum Muda

Bagan 8. Karakter

Panjang 2,2%

Mendalam 51,8%

Cepat 53,2%

Pendek/Ringkas 62,6%

Jelas 82,7%

0,0% 10,0% 20,0% 30,0% 40,0% 50,0% 60,0% 70,0% 80,0% 90,0%

mengaku menggunakan lebih dari 4 sumber berbanding terbalik dengan yang


berita. Meskipun belum dapat dikatakan menginginkan berita panjang. Kaum muda
baik, kecenderungan ini sudah yang menginginkan berita panjang hanya
menunjukkan adanya kebiasaan sebagian 2,2% saja. Uniknya, meskipun tidak
besar kaum muda untuk melakukan menginginkan berita panjang, banyak yang
verifikasi berita atau informasi. menginginkan berita yang mendalam
(51,8%). Hal ini patut mendapat perhatian
6. Karakter Berita Online para jurnalis online untuk meninjau
Poin kelima ini ingin menguji kembali prinsip kecepatan yang selama ini
apakah kecepatan menjadi hal yang utama menjadi dewa. Cepat memang menjadi hal
bagi responden dalam melihat berita online. yang penting dalam Jurnalisme Online.
Ada beberapa karakter yang ditawarkan Namun, kejelasan suatu berita jauh lebih
dalam penelitian ini, yaitu 1) Cepat, 2) penting dan diharapkan setidaknya oleh
Jelas, 3) Panjang, 4) Ringkas, dan 5) kaum muda.
mendalam. Pilihan responden memberikan
gambaran mengenai karakter apa yang PENUTUP
paling utama dipenuhi oleh berita online. Penelitian ini berawal dari
Dari olah data yang dilakukan, ternyata kegelisahan mengenai relasi antara berita
kecepatan bukanlah faktor pertama yang dan kaum muda. Kaum muda disinyalir
menjadi prioritas bagi kaum muda. tidak mempunyai koneksi yang erat dengan
Sebagian besar kaum muda (82,7%) berita. Jika kondisi ini benar maka buruk
mengharapkan berita yang jelas. Kecepatan bagi iklim demokrasi negeri ini. Berita
hanya diinginkan oleh separoh (53,2%) diibaratkan sebagai asupan gizi bagi ruang
responden saja. publik yang berfungsi sebagai jantung
Berita Online demokrasi. Di Indonesia sendiri, kaum
muda mempunyai posisi strategis karena
Karakter lain yang diharapkan jumlahnya yang mencapai 30% dari
kaum muda terhadap berita online adalah penduduk yang mempunyai hak pilih.
ringkas. Ada 62,2% responden yang Dalam kondisi seperti ini, perkembangan
menginginkan hal tersebut. Hal ini internet membawa harapan baru. Media

255 | JURNAL STUDI PEMUDA • VOL. 4 , NO. 1 , MEI 2015


Lisa Lindawati, Pola Akses Berita Online Kaum Muda

baru dianggap membentuk relasi baru baru, perlu kiranya melihat kemampuan
antara berita dan kaum muda. Hal ini terkait kaum muda dalam mengatasinya. Merujuk
dengan karakter Digital Natives yang pada berbagai literatur yang telah diuraikan
sangat dekat dengan media baru. Artinya, sebelumnya, ditekankan oleh banyak
ada potensi untuk membangun kembali peneliti bahwa Digital Natives mempunyai
relasi yang baru antara kaum muda dengan kemampuan yang berbeda dengan Digital
demokrasi. Immigrants dalam berhadapan dengan
Kegelisahan lain yang menjadi media baru. Generasi baru ini mempunyai
kombinasi dalam penelitian ini adalah kemampuan spesifik dalam menghadapi
kegelisahan akan kualitas Jurnalisme hiruk pikuk tersebut.
Online saat ini. Era digital telah melahirkan Jika bagi generasi lama Information
medium baru yang sama sekali berbeda Overload dianggap sebagai suatu
dengan medium-medium sebelumnya. Hal permasalahan, bagi natives, ini adalah
ini mendorong munculnya praktik-praktik sebuah fakta yang tidak perlu
baru yang sama sekali berbeda dengan dipermasalahkan. Kemampuan ini akan
praktik-praktik Jurnalisme sebelumnya. mempengaruhi bagaimana kaum muda
Asumsi yang dibangun berdasar literatur sebagai digital natives berelasi dengan
yang dipaparkan pada bab sebelumnya, berita. Pola relasi inilah yang akan dilihat
kecepatan menjadi dewa dalam Jurnalisme lebih lanjut dalam penelitian ini. Penelitian
Online. Prinsip ini sangat rawan ini belum secara komprehensif melihat
mengorbankan prinsip-prinsip Jurnalisme bagaimana relasi kaum muda dengan berita.
yang selama ini telah disepakati, seperti Sebagai awalan, penelitian ini berfokus
akurasi, kelengkapan berita, disiplin pada Pola Akses Berita Online Kaum
verifikasi, dan lain sebagainya. Muda.
Di satu sisi, ada harapan baru dalam Hasil penelitian ini menunjukkan
membentuk koneksi antara kaum muda bahwa Digital Natives menyikapi
dengan demokrasi. Media baru information overload sebagai sebuah fakta
menawarkan harapan itu. Kaum muda bukan suatu permasalahan. Sebagian besar
sebagai digital natives dianggap sangat dari mereka selalu terkoneksi dengan
dekat dengan media ini. Sehingga, peluang internet dan menghabiskan waktu 4-6 jam
untuk terlibat dalam ruang publik lebih setiap harinya. Sebagian besar kaum
besar. Sayangnya disisi lain, kualitas berita menggunakan smartphone untuk
online sebagai produk Jurnalisme di era mengakses internet. Kedekatannya dengan
digital ini disinyalir kurang baik. Padahal, teknologi digital ini menjadikan para
berita diibaratkan sebagai asupan nutrisi Digital Natives menempatkan internet
bagi ruang publik. Jika asupannya kurang sebagai sumber berita utama dibandingkan
baik maka kesehatan ruang publik menjadi dengan media konvensional seperti
terganggu juga. Jika jantungnya terganggu Televisi, Radio, maupun Surat Kabar
maka demokrasi sebagai sebuah organisme Cetak. Hanya saja, internet belum
juga pasti akan rawan mati. mendapat kepercayaan penuh dari kaum
Kondisi ini mendorong munculnya muda. Surat Kabar dan Televisi masih
kegelisahan baru yang menjadi pertanyaan menjadi media yang lebih dipercaya
lanjutan. Di tengah hiruk pikuk informasi dibanding internet. Meskipun demikian,
dengan kualitas yang heterogen di media membaca berita menjadi aktivitas wajib

256 | JURNAL STUDI PEMUDA • VOL. 4 , NO. 1 , MEI 2015


Lisa Lindawati, Pola Akses Berita Online Kaum Muda

kedua yang mereka lakukan ketika informasi maupun berita, dari sisi
mengakses internet selain mengobrol kepercayaan, kaum muda masih
(chatting). Berita sudah menjadi keseharian memberikan catatan. Surat Kabar Cetak
mereka untuk mengikuti perkembangan yang dianggap konvensional ternyata masih
zaman. Motif ini terlihat dari kebiasaan mendapat tempat di hati kaum muda.
mereka mengikuti timeline media sosial Disamping itu, hal menggembirakan datang
mengenai peristiwa-peristiwa terkini. dari kebiasaan kaum muda
Para Digital Natives juga terbiasa membandingkan sumber berita. Hal ini
membandingkan sumber berita yang satu meminimalisir kesesatan dalam
dengan sumber berita yang lain. Mereka membentuk opini dan mengambil
tidak mudah percaya dengan satu sumber keputusan.
berita. Setidaknya mereka memerlukan 3-4 Meskipun kaum muda cukup
sumber berita sebagai pembanding. Hanya berdaya dalam hiruk pikuk kualitas berita
saja, sebagian dari mereka tidak konsisten online, tidak berarti membiarkan media
dalam mengikuti perkembangan berita. online bermain dengan gaya yang sama.
Mereka bergantung pada timeline media Ada banyak pekerjaan rumah bagi para
sosial dibandingkan secara aktif mengikuti pemilik maupun jurnalis media online.
perkembangan suatu isu dari sumbernya Kecepatan memang menjadi hal yang
langsung. Hal ini berpotensi untuk diinginkan oleh kaum muda. Namun,
menimbulkan pemahaman yang tidak utuh kejelasan jauh lebih penting dari kecepatan
atas suatu peristiwa. Disamping itu, yang tersebut. Disamping itu, meskipun kamu
menarik dari penelitian ini adalah harapan muda menyukai berita yang ringkas,
mereka terhadap berita online. Kecepatan mereka tetap membutuhkan kedalaman
yang selama ini didewakan oleh para berita online. Oleh karena itu, perlu kiranya
jurnalis online ternyata bukan karakter berinovasi untuk memproduksi berita
terpenting yang dibutuhkan oleh kaum online yang menyesuaikan ekologi media
muda. Kejelasan berita menjadi prioritas baru dengan tetap berkomitmen pada
utama, baru kemudian ringkas dan cepat. pencapaian kualitas jurnalistik yang baik.
Menariknya, disamping membutuhkan Penelitian ini masih sangat
berita yang jelas, kaum muda juga prematur untuk dapat dikatakan
menginginkan berita online yang komprehensif. Perlu ada penelitian lanjutan
mendalam. yang tentunya lebih komprehensif untuk
Hasil penelitian ini memberikan memetakan Pola Akses Kaum Muda
angin segar bagi revitalisasi peran kaum terhadap Berita Online. Ada banyak
muda dalam demokrasi. Kedekatan kaum pendekatan lain yang dapat digunakan,
muda dengan berita online memberikan seperti tingkat literasi digital, Uses and
peluang harapan bagi peningkatan Gratification, dan berbagai pendekatan
partisipasi di ruang publik. Kekhawatiran lainnya. Pendekatan ini akan membantu
akan adanya gizi buruk yang disumbangkan melengkapi bahkan mengoreksi temuan
oleh praktik Jurnalisme Online kiranya penelitian ini.
dapat diturunkan. Kaum muda sebagai Disamping itu, perlu pula
Digital Natives mempunyai pola akses yang pendekatan dari sisi Jurnalisme Online.
cukup menggembirakan. Meskipun internet Penelitian lebih dalam mengenai
telah menjadi sumber utama dalam mencari bagaimana user membaca, memverifikasi,

257 | JURNAL STUDI PEMUDA • VOL. 4 , NO. 1 , MEI 2015


Lisa Lindawati, Pola Akses Berita Online Kaum Muda

dan memvalidasi data sangat berguna untuk the New Literacies. New York:
memberikan rekomendasi bagi perbaikan Routledge.
praktik Jurnalisme Online. Mengutip
pernyataan Ambardi (2015), Jurnalisme Jurnal
Online hingga saat ini masih menjadi Bakker, Tom P. dan Vreese, Claes H. de.
ungoverned territory, dimana belum ada 2011. Good News for the Future?
otoritas yang secara kuat meregulasi dan Young Peole, Internet Use, and
melakukan kontrol. Political Participation.
Ruang ketiga yang dapat diisi oleh Communication Research
penelitian lainnya adalah penggalian yang Journal. Sage Publication.
lebih dalam mengenai relasi kaum muda, http://crx.sagepub.com. DOI:
berita, dan demokrasi. Penelitian ini masih 10.1177/0093650210381738.
melihat relasi ketiganya dari permukaan Castells, Manual. 2004. Informationalism,
saja. Harapannya riset ini dapat menjadi Networks, And The Network
pematik bagi riset-riset berikutnya. Society: A Theoretical Blueprint.
http://www.google.co.id/url?sa=t
DAFTAR PUSTAKA &source=web&cd=1&ved=0CBo
Buku QFjAA&url=http%3A%2F%2Fcit
Axford, Barrie dan Huggins, Richard (Ed-). eseerx.ist.psu.edu%2Fviewdoc%2
2001. New media and Politics. Fdownload%3Fdoi%3D10.1.1.11
London : Sage Publications. 4.1795%26rep%3Drep1%26type
Buckingham, David. 2000. Making of %3Dpdf&ei=-X4MTr_UGM-
Citizens: Young People, News, mrAf28tigCw&usg=AFQjCNGzf
and Politics. Londong: 5c5dXk41jiIDIrAuClj1vTPHw&si
Routledge. g2=jOwK9bp6DmB6PwTwUHe0
Hacker, Kenneth L. dan Dijk, Jan Van (Ed). 2Q. Diunduh pada 20 Juni 2011.
2000. Digital Democracy : Issues Otsman, Johan. 2012. Information,
of Theory and Practice. London : Expression, Participation: How
Sage Publications. Involvement in User Generated
Kovach, Bill dan Rosenstiel, Tom. 2010. Content Relates to Democratic
Blur: How to Know What’s True in Engagement among Young
the Age of Information Overload. People. New Media and Society
New York: Bloomsbury. Journal. Sage Publication.
Lievrouw, Leah A., Livingstone, Sonia. Nms.sagepub.com. DOI:
2003. The Handbook of New 10.1177/1461444812438212.
Media : Upadate Student Edition. Prensky, Marc. 2004. The Emerging
London : Sage Publication. Online Life of the Digital Natives:
Palfrey, John dan Gassser, Urs. 2008. Born What They Do Differently
Digital: Understanding the First because of Technology, and How
Generation of Digital Natives. They Do It.
New York: Basic Books. http://www.bu.edu/ssw/files/pdf/P
Thomas, Michael (Ed). 2011. rensky-
Deconstructing Digital Natives: The_Emerging_Online_Life_of_t
Young People, Technology, and he_Digital_Native-033.pdf.

258 | JURNAL STUDI PEMUDA • VOL. 4 , NO. 1 , MEI 2015


Lisa Lindawati, Pola Akses Berita Online Kaum Muda

Diunduh pada 5 November 2015. http://www.alexa.com/topsites/countries/I


D
Lainnya http://www.antaranews.com/berita/356063
http://digi-journalism.or.id/jurnalisme- /riset-tingkat-kepercayaan-pada-
tautan-peluang-vs-jebakan/ media-di-indonesia-tinggi
http://digi-journalism.or.id/secangkir-kopi/ http://www.apjii.or.id/v2/read/article/statis
http://digi-journalism.or.id/tiga-jalan- tik/305/profil-pengguna-internet-
menuju-berita-online/ indonesia-2014.html
http://kominfo.go.id/index.php/content/det http://www.ciptamedia.org/profil-
ail/3980/Kemkominfo%3A+Peng pengguna-ponsel-pintar-
guna+Internet+di+Indonesia+Cap indonesia/. Diakses pada 31
ai+82+Juta/0/berita_satker#.U7FP Agustus 2014 pukul 14.22 WIB
QZSSxkk http://www.journalism.org/2014/03/13/aud
http://kominfo.go.id/index.php/content/det ience-routes-direct-search-
ail/3980/Kemkominfo%3A+Peng facebook/
guna+Internet+di+Indonesia+Cap http://www.journalism.org/2015/07/14/the
ai+82+Juta/0/berita_satker#.VAK -evolving-role-of-news-on-
tGMWSxkk. Diakses pada 31 twitter-and-facebook/
Agustus 2014 pukul 14.22 WIB http://www.tempo.co/read/news/2012/08/0
http://www.alexa.com/siteinfo/detik.com 2/072420916/Jakarta-Kota-
http://www.alexa.com/siteinfo/kompas.co Paling-Aktif-Nge-tweet-Sedunia
m

259 | JURNAL STUDI PEMUDA • VOL. 4 , NO. 1 , MEI 2015

Anda mungkin juga menyukai