Anda di halaman 1dari 6

TUGAS PAPER

ENERGI DALAM SISTEM EKOLOGI

OLEH:

NAMA : ARIF SETIAWAN


NIM : M011231053

KELAS : EKOLOGI UMUM KEHUTANAN A

PROGRAM STUDI

KEHUTANANFAKULTAS KEHUTANAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2023
1. Energi dalam ekologi dasar

Energi dalam sistem ekologi merupakan aspek penting dalam mempertahankan


keseimbangan ekosistem dan kelangsungan hidup makhluk hidup di dalamnya energi dalam
sistem ekologi dapat dijelaskan sebagai energi yang terdapat dalam suatu ekosistem dan
digunakan oleh makhluk hidup untuk mempertahankan hidupnya. Energi dalam ekosistem
berasal dari matahari dan diubah menjadi energi kimia melalui proses fotosintesis oleh
tumbuhan. Energi ini kemudian ditransfer dari satu organisme ke organisme lain melalui
rantai makanan. Semakin tinggi level trofik suatu organisme, semakin sedikit energi yang
tersedia untuk digunakan. Oleh karena itu, energi dalam sistem ekologi sangat penting untuk
mempertahankan keseimbangan ekosistem dan kelangsungan hidup makhluk hidup di
dalamnya.

Dalam organisasi ekologi, dimulai dari individu mempunyai sistem kekompleksan


individual yang terdiri dari sistem pengaturan tingkat sel, tingkat jaringan, tingkat organ, dan
tingkat sistem organ. Sistem organisme yang terdiri dari populasi, komunitas, dan ekosistem.
Energi dalam sistem ekologi juga dapat dijelaskan melalui konsep rantai makanan. Rantai
makanan adalah urutan organisme yang saling bergantung satu sama lain dalam memperoleh
energi. Pada setiap level trofik, energi yang tersedia semakin sedikit, sehingga hanya
sebagian kecil energi yang dapat ditransfer ke level trofik yang lebih tinggi.

Energi dalam sistem ekologi juga dapat dijelaskan melalui konsep produktivitas.
Produktivitas adalah kemampuan suatu ekosistem untuk menghasilkan biomassa dalam suatu
periode waktu tertentu. Produktivitas primer bersih adalah jumlah energi yang tersedia untuk
digunakan oleh konsumen pada level trofik yang lebih tinggi. Produktivitas sekunder bersih
adalah jumlah energi yang tersedia untuk digunakan oleh konsumen pada level trofik yang
lebih tinggi setelah dikurangi oleh kebutuhan metabolisme dari konsumen pada level trofik
yang lebih rendah.

2. Produktivitas
Produktivitas energi dalam sistem ekologi merujuk pada jumlah energi yang
dihasilkan oleh produsen dan digunakan oleh konsumen dalam suatu ekosistem. Berikut
adalah beberapa poin penting mengenai produktivitas energi dalam sistem ekologi :

 Piramida energi energi adalah representasi grafis dari aliran energi dalam
suatu ekosistem. Piramida ini tidak pernah ditemukan dalam keadaan terbalik,
karena energi yang tersedia pada setiap tingkat trofik semakin berkurang
seiring dengan naiknya tingkat trofik tersebut

 Produktivitas primer: Produktivitas primer adalah jumlah energi yang


dihasilkan oleh produsen dalam suatu ekosistem. Energi ini digunakan oleh
produsen untuk pertumbuhan dan reproduksi mereka sendiri, serta sebagai
sumber energi bagi konsumen primer
 Produktivitas sekunder: Produktivitas sekunder adalah jumlah energi yang
dihasilkan oleh konsumen primer melalui pemakanan produsen. Energi ini
kemudian digunakan oleh konsumen sekunder, konsumen tersier, dan
seterusnya dalam rantai makanan
 Efisiensi ekologi: Efisiensi ekologi adalah rasio antara energi yang dihasilkan
oleh suatu tingkat trofik dengan energi yang diterima dari tingkat trofik
sebelumnya. Efisiensi ini cenderung rendah, sehingga hanya sebagian kecil
energi yang dapat ditransfer dari satu tingkat trofik ke tingkat trofik
berikutnya
 Peran manusia: Manusia juga mempengaruhi produktivitas energi dalam
sistem ekologi melalui kegiatan pertanian, perikanan, dan industri.
Penggunaan pupuk, pemakaian air, dan polusi dapat mempengaruhi kualitas
dan kuantitas energi yang tersedia dalam suatu ekosistem

3. Rantai Makanan

Rantai makanan adalah suatu peristiwa makan dan dimakan antara makuk
hidup dalam suatu ekosistem dengan urutan tertentu. Rantai makanan terdiri dari
produsen, konsumen, dan dekomposer (pengurai). Berikut adalah beberapa poin
penting mengenai rantai makanan energi dalam sistem ekologi:
 Tingkat trofik: Setiap tingkat dalam rantai makanan disebut tingkat trofik.
Tingkat trofik pertama adalah produsen (tumbuhan), tingkat trofik kedua
adalah konsumen primer (hewan herbivora), tingkat trofik ketiga adalah
konsumen sekunder (hewan karnivora yang memakan konsumen primer), dan
seterusnya
 Aliran energi: Energi mengalir melalui rantai makanan, dimulai dari produsen
yang menghasilkan energi melalui proses fotosintesis. Konsumen
mengonsumsi produsen atau konsumen lainnya untuk mendapatkan energi.
Energi ini kemudian digunakan untuk pertumbuhan, reproduksi, dan aktivitas
lainnya
 Piramida energi: Piramida energi adalah representasi grafis dari aliran energi
dalam suatu ekosistem. Piramida ini tidak pernah ditemukan dalam keadaan
terbalik, karena energi yang tersedia pada setiap tingkat trofik semakin
berkurang seiring dengan naiknya tingkat trofik tersebut
 Piramida jumlah: Piramida jumlah adalah representasi grafis dari jumlah
individu pada setiap tingkat trofik dalam suatu ekosistem. Piramida jumlah
dapat berubah tergantung pada populasi organisme pada setiap tingkat trofik
 Pengaruh manusia: Manusia juga mempengaruhi rantai makanan energi dalam
sistem ekologi melalui kegiatan pertanian, perikanan, dan industri.
Penggunaan pupuk, pemakaian air, dan polusi dapat mempengaruhi kualitas
dan kuantitas energi yang tersedia dalam suatu ekosistem

3. Jaring Makanan Makanan

Sistem ekologi adalah jaring-jaring kompleks yang terdiri dari berbagai


organisme yang saling berinteraksi dalam ekosistem tertentu. Jaring makanan
merupakan salah satu aspek penting dalam sistem ekologi ini, yang menggambarkan
aliran energi dan nutrisi dari satu organisme ke organisme lainnya dalam ekosistem
tersebut.

Pada dasarnya, jaring makanan adalah representasi visual dari bagaimana


energi disalurkan dalam suatu ekosistem. Jaring makanan biasanya dimulai dengan
produsen, yaitu tumbuhan dan alga yang melakukan fotosintesis untuk mengubah
energi matahari menjadi energi kimia dalam bentuk glukosa. Organisme herbivora,
seperti hewan pemakan tumbuhan, kemudian memakan produsen ini untuk
mendapatkan energi. Ini adalah tingkat trofik pertama dalam jaring makanan.

Selanjutnya, organisme karnivora, yang memakan herbivora, berada di tingkat


trofik kedua. Mereka mendapatkan energi dari herbivora yang mereka makan.
Beberapa ekosistem juga memiliki tingkat trofik tambahan seperti pemakan karnivora
sekunder atau hewan pemakan pemakan karnivora, yang terletak pada tingkat trofik
yang lebih tinggi lagi dalam jaring makanan.

Jaring makanan ini menciptakan aliran energi dalam ekosistem. Setiap tingkat
trofik menghasilkan energi yang lebih rendah dibandingkan dengan tingkat trofik
sebelumnya, karena sebagian besar energi hilang dalam bentuk panas selama proses
metabolisme. Oleh karena itu, jumlah energi yang tersedia untuk tingkat trofik
tertinggi dalam jaring makanan biasanya lebih sedikit.

Selain itu, jaring makanan juga menciptakan keseimbangan dalam ekosistem.


Jika salah satu populasi organisme dalam jaring makanan mengalami peningkatan
atau penurunan drastis, hal ini dapat memengaruhi seluruh ekosistem. Sebagai contoh,
jika jumlah pemangsa menurun, populasi herbivora dapat tumbuh dengan cepat, yang
pada gilirannya dapat mengakibatkan penurunan populasi tumbuhan yang menjadi
makanan mereka.

Dengan demikian, jaring makanan adalah komponen vital dalam sistem


ekologi yang memainkan peran penting dalam mengatur aliran energi dan
mempertahankan keseimbangan ekosistem. Kehadiran dan interaksi organisme dalam
jaring makanan juga menciptakan kompleksitas dan keanekaragaman dalam
ekosistem, menjadikannya elemen kunci dalam pemahaman dan
pelestarian lingkungan alam.
DAFTAR PUSTAKA

Sujatini, S. 2018. Keberlanjutan Ekologis: Proses Pembangunan Kawasan Hunian


sebagai SustainableDevelopment Goals (Sdgs) (Studi kasus proses
pembangunan kawasan hunian pada kota mandiri)Jurnal Ikraith-Teknologi,
VOL. 2, NO. 2, JULI 2018

Campbell, N. A., & Reece, J. B. (2010). Biologi. Edisi 8, Jilid II. Jakarta: Erlangga.

Arisandi, P. (2002). Melaksanakan Pembangunan Berkelanjutan Dengan Menegakkan


Hukum Lingkungan Bagi Pencemar. Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi
Lahan Basah. http://www.terranet.or.id - download 14 Feb 2003.

Manurung, T. & Sukaria, H. H., (2000). Industri Pulp Dan Kertas: Ancaman Terhadap
Hutan Alam Indonesia. Media Intip Hutan, Forest Watch Indonesia

Anda mungkin juga menyukai