ABSTRAK
Virus korona dapat menyebabkan gangguan sistem pernafasan ringan, infeksi paru-
paru yang parah, dan kematian. Salah satu obat yang digunakan untuk pengobatan
COVID-19 adalah antimalaria dan yang umum digunakan adalah
hidroksiklorokuin. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas
penggunaan obat hidroksiklorokuin sebagai obat off-label dalam pengobatan
COVID-19 dengan menggunakan metode naratif review artikel. Metode yang
digunakan dalam penulisan skripsi ini menggunakan pendekatan kajian naratif.
Hasil dari kajian literatur pada penelitian ini menjelaskan bahwa obat hodroksi
klorokuin sudah dihentikan oleh Food and Drug Administration (FDA) sebagai
obat off-label pengobatan COVID-19. Kesimpulan dari penelitian ini adalah
efektivitas penggunaan hidroksiklorokuin sebagai obat off-label pada pengobatan
COVID-19 tidak efektif dalam mengobati COVID-19 efek samping pada jantung
sangat serius dan potensi menyebabkan kematian.
ix
ABSTRACT
The corona virus can cause minor respiratory system disorders, severe lung infections, and death.
One of the drugs used to treat COVID-19 is antimalarial and the one commonly used is
hydroxychloroquine. This drug has been the focus of global scientific, media and political attention
due to the lack of randomized clinical trials supporting its efficacy. The drug already has an
established clinical safety profile, but its efficacy and safety for the treatment or prevention of
COVID- 19 remains to be determined. The purpose of this study was to determine the effectiveness
of the use of hydroxychloroquine as an off-label drug in the treatment of COVID-19 using the
narrative review article method. The method used in writing this thesis uses a narrative study
approach. The results of the literature review in this study explain that the effectiveness of using
hydroxychloroquine as an off-label drug in the treatment of COVID-19 is not effective in treating
COVID-19 side effects on the heart are very serious and have the potential to cause death. The
conclusion in this study is that the use of hydroxychloroquine drugs should be stopped in countries
around the world as a treatment for COVID-19.
Artikel yang
tersaring sebanyak 40
Artikel yang dikeluarkan
sebanyak 20
Jumlah artikel
dengan full-text
sebanyak 20
Artikel dengan full-text
yang dikeluarkan 2
Artikel yang masuk
dalam riview sebanyak
18
Seluruh negara di dunia melakukan (FDA). Adanya bukti baru dari uji klinis
penelitian terkait obat yang dapat digunakan menunjukkan bahwa obat hidroksiklokuin
untuk mengatasi COVID-19. Salah satu obat tidak lagi bisa dipercaya untuk menghasilkan
yang digunakan untuk mengatasi COVID-19 efek anti-virus. Dalam situs resminya, FDA
adalah hidroksiklorokuin. Maret 2020, FDA mencabut izin penggunaan darurat klorokuin
telah mengizinkan penggunaan obat fosfat dan hidroksiklorokuin sulfat untuk
hidroksiklorokuin dalam kondisi darurat untuk digunakan untuk merawat pasien rawat inap
beberapa kasus serius seperti COVID-19. Dari tertentu dengan COVID-19 ketika uji klinis
hasil artikel yang dikaji menunjukkan bahwa tidak tersedia, atau dinilai tidak layak dalam uji
pemanfaatan hidroksiklokuin dalam klinis. FDA menetapkan bahwa
pengobatan pasien COVID-19 memiliki hidroksiklorokuin tidak efektif dalam
efektivitas yang lemah. (51,54) Penggunaan mengobati COVID-19 untuk penggunaan
hidroklorokuin secara tunggal diketahui tidak resmi.
memberikan dampak penurunan mortalitas
pada pasien COVID-19 yang dirawat inap di DI Indonesia pada akhir Oktober 2020,
rumah sakit. (55,58) Disisi lain, efek samping Badan POM telah menerima laporan
yang berbahaya untuk pengobatan pada pasien keamanan penggunaan hidroksiklorokuin dan
COVID-19 dengan kondisi penyakit tertentu klorokuin dari hasil penelitian observasional
terutama penyakit kardiovaskular. selama 4 bulan di 7 (tujuh) rumah sakit di
Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan dari
FDA memperingatkan penggunaan 213 kasus yang mendapatkan
hidroksiklorokuin untuk COVID-19 di luar hidroksiklorokuin atau klorokuin diketahui
pengaturan rumah sakit atau uji klinis berisiko 28.2% terjadi gangguan ritme jantung berupa
untuk masalah irama jantung. Pengujian di perpanjangan interval QT. Berdasarkan hasil
seluruh dunia tentang obat ini untuk sementara studi klinik global dan data penelitian di
berhenti ketika sebuah penelitian yang Indonesia serta menimbang risiko yang lebih
diterbitkan dalam jurnal ilmiah The Lancet besar daripada manfaat kedua obat ini, maka
mengklaim bahwa obat itu berpotensi dalam rangka kehati-hatian, Badan POM RI
meningkatkan kematian dan masalah jantung mencabut persetujuan penggunaan darurat
pada beberapa pasien. Hasil penelitian ini (Emergency Use Authorization/EUA)
mendorong Organisasi Kesehatan Dunia atau hidroksiklorokuin dan klorokuin untuk
World Health Organization (WHO) dan pengobatan COVID-19.
lainnya untuk menghentikan uji coba
hidroksiklorokuin karena masalah keamanan Sebelumnya, United States Food and
Drug Administration (US-FDA) telah
Penggunaan obat antimalaria mencabut EUA untuk klorokuin dan
hidroksiklorokuin secara darurat sebagai hidroksiklorokuin. Disusul oleh World Health
pengobatan pasien COVID-19 telah ditarik Organization (WHO) yang menghentikan uji
izinnya oleh Food and Drug Administration klinik (Solidarity Trial) hidroksiklorokuin
karena dinilai memiliki risiko lebih besar disetujui pada izin edarnya. Namun obat yang
daripada manfaatnya. Dengan demikian, obat mengandung klorokuin dicabut izin edarnya
yang mengandung hidroksiklorokuin dan karena tidak digunakan untuk indikasi lain. (69)
klorokuin agar tidak digunakan lagi dalam
pengobatan COVID-19 di Indonesia. Izin edar
obat yang mengandung hidroksiklorokuin
dengan indikasi selain pengobatan COVID-19
masih tetap berlaku dan dapat digunakan untuk
pengobatan sesuai dengan indikasi yang
(Lanjutan
)
(Lanjutan
)
Chowdhu Inggris Tinjauan Journal Munculnya Saat ini ada tujuh uji
ry et al Sistematis Society for SARS-CoV-2 klinis yang
Cepat dari Academic telah diselesaikan dan 29
(2020)
Uji Klinis Emergency menghadirkan uji klinis terdaftar
Medicine dokter dengan yang berfokus pada
dilema terapeutik hidroksiklorokuin
yang sulit. atau klorokuin
sebagai jalan
terapeutik untuk
COVID-19. Dari
jumlah tersebut, lima
dari tujuh uji coba
telah menunjukkan
hasil yang
menguntungkan
untuk pasien yang
menggunakan
clorokuin atau
hidroksiklorokuin
dan dua dari tujuh
tidak menunjukkan
perubahan
dibandingkan dengan
kontrol. Namun,
ketujuh uji coba
tersebut membawa
berbagai tingkat bias
dan desain penelitian
yang buruk. (59)
Cortegian Inggris Tinjauan Journal of Untuk menilai Tiga puluh dua studi
i et al sistematik Critical kemanjuran dan dimasukkan (6 RCT,
(2020) Care 59 keamanan 26 tidak acak, 29.192
(2020) 176– klorokuin/ peserta). Dua RCT
190 hidroksiklorokuin memiliki risiko
untuk pengobatan tinggi, dua 'beberapa
atau profilaksis kekhawatiran' dan
COVID-19 pada dua risiko bias
manusia dewasa. rendah (Rob2).
tudi bias risiko
rendah dan sedang
menunjukkan bahwa
pengobatan COVID-
19 yang dirawat di
(Lanjutan rumah sakit dengan
) klorokuin / HCQ
mungkin tidak
mengurangi risiko
kematian,
dibandingkan dengan
perawatan standar.
Profilaksis pasca
pajanan mungkin
tidak mengurangi
tingkat infeksi tetapi
kualitas buktinya
rendah. Data
berkualitas tinggi
tentang kemanjuran /
keamanan sangat
dibutuhkan. (60)
Rashmi Inggris Titik akhir Journal Untuk meringkas Pada dosis yang
R. Shah kemanjuran Pharmacy bukti terkini digunakan, kedua
MD yang and tentang keamanan obat tersebut, yang
(2020) relevan Terapiutic dan kemanjuran diberikan sendiri atau
secara klinis kedua agen ini dan dengan azitromisin,
dan efek untuk tidak efektif untuk
sampingnya memberikan infeksi COVID-19.
pada perspektif tentang Pilihan rejimen dosis
interval QT. mengapa (biasanya
repurposing subterapeutik),
mereka sampai sebagian dipengaruhi
sekarang gagal. oleh "QT-fobia,"
sangat bervariasi dan
tampak anekdot
tanpa bukti klinis
pendukung yang
dapat diandalkan
secara farmakologis.
Sebagian besar
pasien yang
menerima rejimen
klorokuin /
hidroksiklorokuin /
azitromisin
mengembangkan
perpanjangan
interval QTc, banyak
dengan interval QTc
absolut melebihi
ambang batas
potensial proaritmia,
tetapi sangat sedikit
yang berkembang
menjadi proaritmia.
(61)
(Lanjutan
)
D.S.K. Inggris Tinjauan Diabetes& Melakukan Perbedaan risiko
Pathak et Sistematis Metabolic tinjauan sistematis yang dikumpulkan
al (2020) dan Meta- Syndrome: dan meta-analisis dari hasil yang
Analisis Uji Clinical literatur yang diinginkan dengan
Coba Research& mengevaluasi hidroksiklorokuin
Terkendali Reviews 14 kemanjuran versus kelompok
Acak hidroksiklorokuin kontrol adalah 0,00
dan formulasi (95 CI -0,03 sampai
(2020) terkait pada 0,03) yang secara
1673e1680 pasien COVID- statistik tidak
19. signifikan (p = 0,10).
Bukti saat ini
menunjukkan tidak
ada manfaat
hidroksiklorokuin
pada pasien yang
terkena penyakit
COVID-19 ringan
hingga sedang.
Sekarang beberapa
uji coba
hidroksiklorokuin
sedang berlangsung
dan mudah-mudahan
lebih banyak data
akan segera tersedia.
Pengelolaan
COVID-19 diatur
untuk berubah
menjadi lebih baik di
masa depan. (62)
Berdasarkan hasil model PBPK, dosis loading 400 mg dua kali sehari hidroksiklorokuin
sulfate yang diberikan secara oral, diikuti dengan dosis pemeliharaan 200 mg yang diberikan dua kali
sehari selama 4 hari direkomendasikan untuk infeksi SARS-CoV-2, karena telah mencapai 3 kali
potensi klorokuin fosfat bila diberikan 500 mg dua kali sehari 5 hari sebelumnya.
Dosis pada hidroksiklorokuin dapat menyebabkan berbagai efek samping, Potensi efek
samping ini mengkhawatirkan dalam kasus COVID-19 karena berbagai alasan. Pertama, kita tidak
tahu berapa dosis atau lamanya pengobatannya. Kemudian banyak pasien COVID-19 sudah memiliki
kondisi kesehatan yang mendasari, sehingga dosis hidriksiklorokuin yang lebih tinggi bisa berakibat
fatal. Namun, ada puluhan uji klinis yang sedang berlangsung tentang kemanjuran hidroksiklorokuin
Pada awal bulan januari 2021 obat hidroksiklorokuin resmi ditarik dari pengobatan darurat
pada pasien COVID-19, dengan dosis yang diberikan kepada pasien dapat menyebabkan