Anda di halaman 1dari 5

The 13th University Research Colloqium 2021

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Klaten

Hubungan Kebiasaan Merokok dan Penderita Covid-19:


Studi Literatur
Saskia Sabrina1, Burhannudin Ichsan2
1
Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Surakarta
2
Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Surakarta
*Email: Burhannudin Ichsan : bi268@ums.ac.id

Abstrak
Keywords: Coronavirus Disease (COVID-19) disebabkan oleh sindrom
Covid-19, Penderita pernafasan akut yang parah, yaitu coronavirus 2 (SARS-CoV-2).
Covid-19, Penyakit Covid-19 mengakibatkan darurat kesehatan global dan telah
Covid-19, Merokok merenggut lebih dari 375.000 nyawa diseluruh dunia dan menginfeksi
lebih dari 6,2 juta orang. Merokok dapat memberikan dampak yang
buruk bagi kesehatan terutama organ vital seperti paru-paru dan
jantung. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan
kebiasaan merokok dan penderita Covid-19. Penelitian ini merupakan
studi literature review. Data yang diperoleh adalah data sekunder
yaitu hasil penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti terdahulu.
Sumber dara sekunder diperoleh berupa artikel jurnal internasional.
Pencarian literature dalam literature review ini menggunakan tiga
database yaitu Pubmed, Science Direct, dan Google Scholar.
Didapatkan hasil data gabungan dari 3 database sebanyak 550. Lalu
dilakukan penyaringan duplikasi, review judul, dan abstrak
didapatkan 92 jurnal. Kemudian dieliminasi berdasarkan kriteria
inklusi didapatkan 5 jurnal yang sudah dilakukan analisa kritis.
Kebiasan merokok dapat meningkatkan hasil yang lebih buruk pada
penderita Covid-19. dan kebiasaan merokok pada penderita Covid-19
mampu mempengaruhi penderita untuk mengurangi bahkan berhenti
merokok.
1. PENDAHULUAN hasilkan oleh dahak ataupun air liur
Wabah pandemi menular dari novel menunjukkan dalam jumlah yang besar.
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) Droplet pernapasan juga dapat dihasilkan
disebabkan oleh sindrom pernafasan akut selama bernafas, termasuk ketika
yang parah, yaitu coronavirus 2 (SARS- berbicara, meskipun virus tidak bersifat
CoV-2) (Chertok, 2020). Pertama kali airborne (Schulmeyer, 2020).
dilaporkan pada November 2019, virus Saat ini jumlah orang yang merokok
korona baru (COVID-19) telah sangat banyak. Diperkirakan sekitar 1,3
mengakibatkan darurat kesehatan global. milyar orang perokok di dunia. Perilaku
Pada 3 Juni 2020, virus tersebut telah merokok dinikmati semua kalangan.
merenggut lebih dari 375.000 nyawa Merokok tidak hanya dilakukan oleh
secara global dan menginfeksi lebih dari orang dewasa saja, tetapi juga dilakukan
6,2 juta orang (Stanton, 2020). oleh anak-anak. Rokok menjadi salah satu
Berdasarkan perkembangan kasus penyebab kematian terbesar di dunia.
Covid-19, diyakini bahwa penyebaran Jumlah kematian akibat mengkonsumi
penyakit ini melalui interaksi dengan jarak rokok mencapai lima juta orang per
yang dekat dan disebarkan melalui media tahunnya (Basuki & Nilawati, 2011).
perantara droplet ketika terjadi batuk, Rokok atau yang sering disebut dengan
bersin, atau berbicara. Viral load yang di tobacco merupakan kumpulan dari daun
tembakau yang digunakan dengan cara

508
The 13th University Research Colloqium 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Klaten

dihisap. Kandungan yang terdapat pada kunci yang digunakan dalam pencarian
satu batang rokok terdiri dari 4000 bahan artikel yaitu (“2019 novel coronavirus
kimia yang mengandung nikotin, tar, disease” OR “COVID19” OR “COVID-
karbon monoksida, dan hidrogen sianida. 19 pandemic” OR “SARS-CoV-2
Nikotin adalah salah satu kandungan yang infection” OR “COVID-19 virus
memiliki racun saraf (potent nerve poison) disease”) AND (“Smoking Behaviors”
dan sering digunakan untuk membasmi OR “Smoking Behavior” OR “Smoking
serangga. Pada lingkungan dengan suhu Habit” OR “Habit, Smoking").
rendah, nikotin digunakan sebagai Artikel atau jurnal yang sesuai dengan
perangsang dan menjadi salah satu alasan kriteria inklusi diambil kemudian
utama tingginya penggunaan rokok di dianalisis. Literature riview ini
masyarakat (Steffens, 2018). menggunakan artikel atau jurnal pada
Menurut Nadia (2016) merokok dapat tahun 2019-2020 dengan kriteria inklusi :
memberikan dampak yang buruk bagi Semua jenis penelitian kuantitatif, jurnal
kesehatan terutama pada organ vital yang terkait covid-19 dan perilaku
seperti paru-paru dan jantung. Penyakit merokok, Semua negara dan semua ras,
paru-paru yang disebabkan oleh merokok Semua usia dan semua jenis kelamin,
antara lain bronkitis, emfisema, kanker Jurnal penelitian terbit dari tahun 2019-
paru-paru, dan penyakit jantung, selain itu 2020, Jurnal berbahasa Inggris, Outcome
juga bagi wanita hamil yang merokok apapun, Subyek penelitian pada manusia
memiliki risiko tinggi terhadap kesehatan dan kriteria eksklusi: Pre print, articles in
janin yang sedang dikandung. press, dan pre proof. Selanjutnya
Sebuah meta-analisis dari 19 penelitian dilakukan analisis data dengan narrative
dengan total 11.590 pada populasi Negara review yaitu merangkum, menganalisis,
China pasien yang terinfeksi COVID-19, dan mensintesis jurnal yang didapat.
menemukan risiko perkembangan Penelitian ini telah mendapat persetujuan
penyakit yang jauh lebih tinggi oleh Komisi Etik Penelitian Kesehatan
dibandingkan dengan yang tidak pernah Fakultas Kedokteran Universitas
merokok (Chertok, 2020). Peneliti tertarik Muhammadiyah Surakarta dengan nomor
untuk melakukan penelitian literatur 3268/C.1/KEPK-FKUMS/I/2021.
review ini karena masih belum adanya
penelitian yang membahas dampak 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
perilaku merokok terhadap penderita Tabel 1. Hasil penelitian
Covid-19 di masa pandemi ini.
2. METODE No
Nama Pengarang Tahun Ringkasan Hasil

Ilana R. Azulay 2020


1 Selama pandemi, penderita Covid-19
Penelitian ini menggunakan metode Chertok yang awal mulanya perokok aktif
literature review atau tinjauan pustaka. menjadi mengurangi kebiasaan

Literature review merupakan metode yang merokok dan bahkan ada niatan untuk
berhenti merokok.
dilakukan dengan cara identifikasi,
Anna H Grummon 2020 Terdapat korelasi antara kebiasaan
evaluasi, dan interpretasi terhadap 2
merokok dan penderita Covid-19 untuk
berbagai hasil penelitian dengan topik berhenti merokok, begitu pula pada

tertentu atau fenomena yang menjadi orang sehat.

Panagiotis Tsigaris 2020 Didapatkan hubungan negative antara


perhatian. Tempat penelitian ditujukan 3
prevalensi merokok dan kejadian Covid-
pada seluruh ras, etnis dan tempat di 19.

seluruh dunia. Artikel penelitian yang


Shivani Mathur 2020
akan dianalisis merupakan artikel yang 4
Gaiha
Terdapat hubungan antara kebiasaan
merokok dan penderita Covid-19 pada
dipublikasikan pada rentang tahun 2019- remaja. Yaitu lebih mungkin untuk
2020 sesuai dengan waktu terjadinya mengalami gejala flu parah.

pandemi Covid-19. Pencarian data


menggunakan tiga database dengan 5 Muhammad Adrish 2020 Penderita Covid-19 dengan riwayat
merokok yang dirawat di rumah sakit
kriteria yang ditentukan, yaitu Pubmed, memiliki perkembangan penyakit
Science Direct, dan Google Scholar. Kata yang lebih serius dan kemungkinan
kematian yang lebih tinggi.

509
The 13th University Research Colloqium 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Klaten

Hasil penelitian yang dilakukan oleh bahwa hanya perokok aktif yang memiliki
Chertok (2020) yang menyatakan bahwa tingkat kematian lebih tinggi dibandingkan
selama pandemi, penderita Covid-19 yang dengan yang tidak pernah merokok.
awal mulanya perokok aktif menjadi Berdasarkan jurnal yang telah
mengurangi kebiasaan merokok dan direview didapatkan hubungan antara
bahkan ada niatan untuk berhenti merokok. kebiasaan merokok dan penderita Covid-
Keinginan untuk berhenti merokok ini 19. Pada individu yang merokok lebih
tentunya berkaitan dengan risiko infeksi mungkin terjadi gejala yang lebih parah
yang dirasakan penderita Covid-19. dan dapat menyebabkan kematian pada
Grummon et al., (2020) menyebutkan penderita Covid-19. Dan dapat
bahwa terdapat korelasi antara kebiasaan disimpulkan juga bahwa penderita Covid-
merokok dan penderita Covid-19 untuk 19 dan orang yang memiliki faktor risiko
berhenti merokok, begitu pula pada orang terhadap infeksi Covid-19 akan berupaya
sehat. Pada individu dengan riwayat mengurangi rokok bahkan ada niatan untuk
merokok lebih mungkin untuk memperoleh berhenti merokok, karena mereka tau
hasil Covid-19 yang lebih parah, masuk bahwa merokok dapat memberi dampak
ruang ICU, dan kematian di RS daripada yang lebih buruk.
individu yang bukan perokok. Perokok Corona Virus Diseases 2019 (Covid-
menunjukkan peningkatan ekspresi 19) merupakan salah satu pandemik yang
reseptor ACE-II yang bertindak sebagai disebabkan oleh virus yang menyerang
tempat pengikatan virus SARS-CoV-2. sistem pernafasan atau yang sering disebut
Tsigaris et al (2020) juga dengan Severe-Acute-Respiratory
menyebutkan terdapat hubungan negative Syndrome Corona Virus 2 (SARS-CoV-2).
antara prevalensi merokok dan kejadian Penyakit ini ditemukan pertama kali pada
Covid-19. Pada bangsa dengan usia lebih Desember 2019 di Wuhan, China. Pada
tinggi ≥65 penduduk memiliki tingkat tanggal 30 Januari 2020 Kepedulian
kematian yang lebih tinggi ketika semua Internasional telah menyatakan pandemik
38 negara diperiksa tetapi tidak signifikan covid-19 sebagai Darurat Kesehatan
pada tingkat 5% untuk dua subkelompok Masyarakat. WHO pun telah mencatat
lainnya. bahwa covid-19 ini sebagai pandemik pada
Gaiha et al (2020) menyebutkan tanggal 11 Maret 2020. Telah tercatat data
bahwa terdapat hubungan antara kebiasaan pada tanggal 14 April 2020 kasus covid-19
merokok dan penderita Covid-19 pada telah terjadi di 210 negara dengan catatan
remaja. Yaitu lebih mungkin untuk kasus positif berjumlah lebih dari 1,93 juta
mengalami gejala flu parah. Penggunaan kasus dan kasus kematian mencapai lebih
rokok elektrik dikaitkan dengan penularan dari 120.000 kasus. Di China tercatat
COVID-19. Paparan yang meningkat angka fatalitas kasus (case fatality rate)
terhadap nikotin dan bahan kimia lain di diperkirakan sebesar 4%, dengan variasi
dalam rokok elektrik berdampak buruk jumlah kasus di setiap negaranya (Li, L. et
pada fungsi paru-paru , dengan penelitian al., 2020).
yang menunjukkan bahwa kerusakan paru- Berdasarkan perkembangan kasus
paru yang disebabkan oleh rokok elektrik covid-19, diyakini bahwa penyebaran
sebanding dengan rokok yang mudah penyakit ini melalui interaksi dengan jarak
terbakar. COVID-19 menyebar melalui yang dekat dan disebarkan melalui media
sentuhan berulang pada salah satunya perantara droplet ketika terjadi batuk,
tangan ke mulut dan wajah, yang umum di bersin, atau berbicara. Viral load yang di
antara pengguna rokok dan e-rokok. hasilkan oleh dahak ataupun air liur
Adrish et al (2020) menyebutkan menunjukkan dalam jumlah yang besar.
Penderita Covid-19 dengan riwayat Droplet pernapasan juga dapat dihasilkan
merokok yang dirawat di rumah sakit selama bernafas, termasuk ketika
memiliki perkembangan penyakit yang berbicara, meskipun virus tidak bersifat
lebih serius dan kemungkinan kematian airborne (Schulmeyer, 2020).
yang lebih tinggi. Juga menyebutkan

510
The 13th University Research Colloqium 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Klaten

Penyebaran virus ini juga dapat terjadi dilaporkan secara konsisten lebih rendah
karena adanya touching (sentuhan) ketika daripada prevalensi perokok di antara
seseorang menyentuh permukaan yang populasi umum untuk wilayah geografis
telah terkontaminasi, virus tersebut akan tertentu. Dengan demikian, data
masuk ke tubuh melalui pori-pori kulit, epidemiologi tampaknya mempertanyakan
lalu apabila tangan yang telah peran perokok aktif yang hidup
terkontamunasi tersebut menyentuh mata, berdampingan sebagai faktor risiko
hidung, atau mulut secara tidak langsung pneumonia Covid-19 (Zhou et al., 2020).
virus tersebut membuka peluang besar Menurut Nadia (2016) merokok dapat
untuk terhirup bersama udara ke dalam memberikan dampak yang buruk bagi
paru-paru. Penularan virus ini terjadi kesehatan terutama pada organ vital seperti
selama 3 hari pertama setelah timbulnya paru-paru dan jantung. Penyakit paru-paru
gejala, meskipun proses penyebaran yang disebabkan oleh merokok antara lain
tersebut terjadi sebelum gejala muncul bronkitis, emfisema, kanker paru-paru, dan
(Shereen et al., 2020). penyakit jantung, selain itu juga bagi
Rokok atau yang sering disebut wanita hamil yang merokok memiliki
dengan tobacco merupakan kumpulan dari risiko tinggi terhadap kesehatan janin yang
daun tembakau yang digunakan dengan sedang dikandung.
cara dihisap. Kandungan yang terdapat Pada penelitian lain yang dilakukan
pada satu batang rokok terdiri dari 4000 oleh Biatas (2020) yang menyebutkan
bahan kimia yang mengandung nikotin, bahwa kebiasaan merokok dapat
tar, karbon monoksida, dan hidrogen meningkatkan dan kematian pada penderita
sianida. Nikotin adalah salah satu Covid-19. Merokok di masa lalu maupun
kandungan yang memiliki racun saraf saat ini tentu akan menjadi faktor penting
(potent nerve poison) dan sering digunakan dari tingkat keparahan Covid-19.
untuk membasmi serangga. Pada Penggunaan rokok elektrik terbukti tidak
lingkungan dengan suhu rendah, nikotin efektif sebagai upaya menghentikan
digunakan sebagai perangsang dan menjadi pecandu nikotin, rokok elektrik tentu
salah satu alasan utama tingginya memiliki sifat berbahaya bagi kesehatan
penggunaan rokok di masyarakat (Steffens, tubuh dan dapat menimbulkan kecanduan
2018). bagi penggunanya.
Data dari penelitian Cai (2020) Chertok (2020) juga menyatakan
melaporkan peningkatan regulasi ekspresi bahwa selama pandemi, penderita Covid-
gen ACE2 paru-paru pada perokok yang 19 yang awal mulanya perokok aktif
pernah merokok dibandingkan dengan menjadi mengurangi kebiasaan merokok
bukan perokok. Penelitian tersebut juga dan bahkan ada niatan untuk berhenti
melaporkan peningkatan sel goblet merokok. Hal tersebut sejalan dengan
penghasil ACE2 di paru-paru yang pernah penelitian
merokok versus yang tidak pernah Grummon et al., (2020) menyebutkan
merokok. Temuan ini diduga memiliki bahwa terdapat korelasi antara kebiasaan
implikasi penting bagi pasien dengan merokok dan penderita Covid-19 untuk
Covid-19 karena ACE2 telah terbukti berhenti merokok, begitu pula pada orang
sebagai reseptor yang digunakan oleh sehat. Pada individu dengan riwayat
SARS-CoV-2 untuk memasuki sel inang, merokok lebih mungkin untuk memperoleh
namun tampak kontras dengan data hasil Covid-19 yang lebih parah, masuk
epidemiologis gabungan di seluruh dunia ruang ICU, dan kematian di RS daripada
yang menunjukkan rendahnya prevalensi individu yang bukan perokok.
perokok aktif di antara pasien dengan
Covid-19. 4. KESIMPULAN
Komplikasi utama Covid-19 yaitu Dari data yang diperoleh, dapat
dapat mempengaruhi paru-paru, prevalensi diambil kesimpulan bahwa kebiasan
perokok di antara pasien yang dirawat di merokok dapat meningkatkan hasil yang
rumah sakit dengan Covid-19 telah lebih buruk pada penderita Covid-19 dan

511
The 13th University Research Colloqium 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Klaten

kebiasaan merokok pada penderita Covid- [7] Li, L., Huang, T., Wang, Y., Wang, Z.,
19 mampu mempengaruhi penderita untuk Liang, Y., Huang, T., Wang, Y. 2019
mengurangi bahkan berhenti merokok. novel coronavirus patients’ clinical
Penelitian ini diharapkan menjadi characteristics, discharge rate and
dasar penelitian selanjutnya yang lebih fatality rate of meta‐ analysis. Journal
spesifik terhadap hubungan kebiasaan of Medical Virology. 2020.
merokok dan penderita Covid-19. https://doi.org/10.1002/jmv.25757
[8] Nadia, L. Pengaruh Negatif Merokok
REFERENSI terhadap Kesehatan dan Kesadaran
[1] Adrish, M., Chilimuri, S., Mantri, N., Masyarakat Urban. Pengaruh Negatif
Sun, H., Zahid , M., Gongati, S., et al. Merokok terhadap Kesehatan dan
Association of smoking status with Kesadaran Masyarakat Urban. 2016.
outcomes in hospitalised patients with [9] Schulmeyer, M. C. C. COVID-19.
COVID-19. BMJ. 2020;1-6. Revista Chilena de Anestesia. 2020.
[2] Basuki, S. W., & Nilawati, D. D. https://doi.org/10.25237/REVCHILAN
Pengaruh Merokok Terhadap Faal Paru. ESTV49N03.01
Biomedika. 2011;1. [10] Shereen, M. A., Khan, S., Kazmi, A.,
[3] Cai, G., Bossé, Y., Xiao, F., Bashir, N., & Siddique, R. COVID-19
Kheradmand, F., & Amos, C. I. infection: Origin, transmission, and
Tobacco smoking increases the lung characteristics of human coronaviruses.
gene expression of ACE2, the Receptor Journal of Advanced Research. 2020.
of SARS-CoV-2. American Journal of https://doi.org/10.1016/j.jare.2020.03.0
Respiratory and Critical Care Medicine. 05
American Thoracic Society. 2020. [11] Stanton, R., To, Q. G., Khalesi, S.,
https://doi.org/10.1164/rccm.202003- Williams, S. L., Alley, S. J., Thwaite,
0693LE T. L., et al. Depression, Anxiety and
[4] Chertok, I. R. Perceived Risk of Stress during COVID-19: Association
Infection and Smoking Behaviour with Changes in Physical Activity,
Change during COVID-19 in Ohio. Sleep, Tobacco and Alcohol Use in
Public Health nursing. 2020;1. Australian Adults. International Journal
[5] Gaiha, S. M., Cheng, J., & Felsher, B. of Environment Research and Public
H. Association Between Youth Health. 2020; 1-2.
Smoking, Electronic Cigarette Use, and [12] Steffens, G. L. Tobacco. In Plant
COVID-19. ADOLESCENT HEALTH. Growth Regulating Chemicals: Volume
2020; 520-523. II. 2018.
[6] Hummon, A. H., Hall, M. G., Mitchell, https://doi.org/10.1201/9781351075756
C. G., Pulido, M., Sheldon, J. M., Noar, [13] Tsigaris, P., Teixeira, J. A., & Silvia.
S. M., et al. Reactions to messages Smoking Prevalence and COVID-19 in
about smoking, vaping and COVID-19. Europe. Nicotine & Tobacco Research.
BMJ. 2020; 3. 2020; 1646-1649.

512

Anda mungkin juga menyukai