Anda di halaman 1dari 7

KRITIK SASTRA DALAM PUISI “PAHLAWAN TAK DIKENAL”

KARYA TOTO SUDARTO BACHTIAR


DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN EKSPRESIF
OLEH DIZKA NABILA
Dizkanabila94@gmail.com

Identitas Karya
Judul : Pahlawan Tak Dikenal
Pengarang : Toto Sudarto Bachtiar
Tahun : 1955
Penerbit :-

Karya Sastra (Puisi)

Puisi ini ditulis pada tahun 1955, yang menceritakan tentang kisah pahlawan
muda Indonesia yang gugur saat berperang melawan penjajah untuk
mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Puisi ‘Pahlawan Tak Dikenal’ adalah karya Toto Sudarto, yang merupakan
penyair Indonesia angkatan 1950 sampai 1960 an dan wafat pada usia 77
tahun tepatnya tanggal 9 Oktober 2007.

Pahlawan Tak Dikenal

Karya: Toto Sudarto Bachtiar

Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring

Tetapi bukan tidur, sayang

Sebuah lubang peluru bundar di dadanya

Senyum bekunya mau berkata, kita sedang perang


Dia tidak ingat bilamana dia datang

Kedua lengannya memeluk senapang

Dia tidak tahu untuk siapa dia datang

Kemudian dia terbaring, tapi bukan tidur sayang

Wajah sunyi setengah tengadah

Menangkap sepi padang senja

Dunia tambah beku di tengah derap dan suara merdu

Dia masih sangat muda

Hari itu 10 November, hujanpun mulai turun

Orang-orang ingin kembali memandangnya

Sambil merangkai karangan bunga

Tapi yang nampak, wajah-wajahnya sendiri yang tak dikenalnya

Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring

Tetapi bukan tidur, sayang

Sebuah lubang peluru bundar di dadanya

Senyum bekunya mau berkata: "Aku sangat muda"

1955
Analisis
Puisi “PAHLAWAN TAK DIKENAL” karangan Toto Sudarto
Bachtiar merupakan puisi periode 1953 – 1961. Puisi yang ditulis Toto
Sudarto Bachtiar ini termasuk puisi diafan. Kata dan kalimat yang digunakan
mudah dipahami oleh pembaca, sehingga pembaca lebih mudah menangkap
inti sari atau isi puisi PAHLWAN TAK DIKENAL ini. Untuk diketahui,
Toto Sudarto Bachtiar dalam menyusun puisi ini memudahkan pembaca
memahami bahkan mengambil makna yang terkandung dalam puisi ini.

Puisi “PAHLAWAN TAK DIKENAL” selain merupakan jenis puisi


diafan juga merupakan jenis puisi ide. Hal itu dapat dilihat dari adanya ide
atau gagasan yang dibawa oleh Toto Sudarto Bachtiar dalam menulis puisi
ini. Dengan membaca puisi ini pembaca akan dapat mengetahui bahwa puisi
ini mempunyai ide atau gagasan yang mendasari penyusunanya. Ide yang
ingin disampaikan pengarang lewat puisi ini adalah kecintaan terhadap tanah
air. Kita sebagai warga negara harus dapat berpikir untuk dapat memberikan
yang terbaik demi kemerdekaan atau kemajuan negeri tercinta Indonesia.

Interpretasi

Puisi karangan Toto Sudarto Bachtiar ini sangat enak dibaca dan
dipahami. Bahasa yang dipakai pengarang untuk menuangkan pikiran dan
idenya sangat indah. Hal itu dapat kita lihat ketika membaca judul dari puisi
ini “PAHLAWAN TAK DIKENAL”, ketika pembaca mulai membaca dan
memahami dari judul saja, pembaca akan merasa tertarik untuk melanjutkan
pembacaanya. Puisi ini juga tergolong ringan dalam artian pembaca tidak
perlu pusing untuk memahami isi dari puisi karangan Toto Sudarto Bachtiar
ini.
Ketika pembaca melihat dan membaca puisi ini, pembaca akan menangkap
bahwa puisi ini termasuk puisi perjuangan khususnya untuk mengenang
peristiwa sejarah yakni 10 November.
Dalam bait pertama :

Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring


Tetapi bukan tidur sayang
Sebuah lubang peluru bundar di dadanya
Senyum bekunya mau berkata, kita sedang perang

Menunjukkan bahwa tokoh ‘Pemuda Tak Dikenal’ telah mati karena


tertembak. Terbuki dengan adanya baris ketiga yg tertulis, lubar peluru bulat
pada dadanya. Juga dibuktikan menggunakan adanya frasa ‘senyum
bekunya’. Beku menandakan bahwa seseorang telah tewas.
Bait Kedua:
Dia tidak jangan lupa bilamana beliau datang
Kedua lengannya memeluk senapan
Dia nir memahami buat siapa dia datang
Kemudian beliau terbaring, akan tetapi bukan buat tidur sayang…
Bait kedua puisi di atas mendeskripsikan bahwa beliau (Pemuda) datang ke
medan pertempuran telah lama . Sampai tiadak ingat. Dia datang berperang
jua nir memahami untuk siapa. Penggunaan istilah ‘siapa’ mengindikasikan
alasan kedatangannya ke medan pertempuran bukan buat orang lain, tetapi
buat bangsa dan negaranya.
Bait Ketiga:
Wajah sunyi setengah tergundah
Menangkap sepi pedang senja
Dunia tambah beku di tengah derap serta bunyi menderu
Dia masih sangat belia…
Kini wajah sang pemuda penuang itu sudah sepi. Tak bisa lagi berjuang. Di
relatif bingung, atau resah. Menangkap sepi ketika sudah senja. Kata senja
mengindikasikan akhir bepergian. Jadi, akhir perjuangan pemuda tadi.
Bait Keempat:
Hari itu 10 November, hujan pun mulai turun
Orang-orang ingin pulang memandangnya
Sambil merangkai karangan bunga
Tapi yg nampak, paras-wajah sendiri yang tak dikenalnya…
Setelah lepas 10 November ditetapkan sebagai Hari Pahlawan, banyak orang
yg berbondong ikut-ikutan memperingati. Kata hujan menandakan bahwa
suasana sedang murung . Hujan identik dengan tangis
Bait Kelima:
Sepuluh tahun yg kemudian beliau terbaring
Tetapi bukan tidur, sayang
Sebuah peluru bundar di dadanya
Senyum bekunya mau mengungkapkan: “aku sangat muda”
Bait kelimat tersebut menandakan bahwa kita wajib mengenangnya. Setelah
sepuluh tahun kemudian (puisi ditulis 1955), maka yg dimaksud adalah
1945, tahun proklamasi Indonesia sekaligus pertempuran 10 November 1945
pada Surabaya.
Dalam bait terakhir tersebut ‘hanya’ ditulis: mau mengungkapkan: saya
sangat belia.

Evaluasi

Puisi adalah teks atau karangan yang mengungkapkan pikiran dan


perasaan dengan mengutamakan keindahan kata-kata. Dalam puisi, kita
dapat mengungkapkan berbagai hal, seperti kerinduan, kegelisahan, atau
pengagungan yang diungkapkan dalam bahasa yang indah.
Salah satu unsur pembangun puisi adalah rasa. Rasa atau feeling pada
puisi merupakan sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat
dalam puisinya.

Referensi
http://www.situsbahasa.info/2011/02/contoh-analisis-puisi.html
Diposting 29th January 2012 oleh Uzy Inside
Label: Ilmu

Bionarasi
Nama pemberian orang tua Dizka Nabila. You can call me Diskai.
Mahasiswi di IAIN MADURA. Alamat Jln. Jalmak Gg II Pamekasan. Hobi
banget nulis cerita karena doyan mengkhayal. Saya sangat suka bisnis,
impian pengen menjadi pengusaha yang sukses. Follow me @dizkanabila

Anda mungkin juga menyukai