Anda di halaman 1dari 12

[Judul di Sini, hingga 12 Kata, Satu atau Dua Baris]Sastra Puisi Mata “ Luka Sengkon Karta

Karya Peri Sandi Huizache

Creator : Erfin Rio Andrian

IE23.C13
Puisi antologi esai yang berjudul Mata luka sengkon karta hasil buah
pemikiran dari Peri Sandi Huizache yang sempat viral di banyak media
sosial yang dibacakan langsung oleh penulisnya sendiri dalam acara
tadarus puisi ramadan. Puisi tersebut merupakan salah satu puisi yang
banyak menuai pujian dari berbagai kalangan. Mari kita simak sedikit
penggalan dari puisi tersebut.

1974 tanah air yang kucinta

Berumur 29 tahun

Waktu yang muda bagi berdirinya sebuah negara

Lambang garuda dasarnya Pancasila

Undang-undang 45

Meraaajut banyak peristiwa

Peralihan kepemimpinan yang mendesak

Bung karno diganti pak harto

Dengan dalih keamanan negara

Pembantaian enam jendral satu perwira

Enam jam dalam satu malam

Mati di lubang tak berguna

Tak ada dalam perang maha barata

Bahkan disejarah dunia


Dari sedikit penggalan puisi diatas kita bisa tahu maksud dari penulis
adalah tentang peristiwa G30S PKI yang terjadi di tahun 1965 yang
menjadi sesuatu peristiwa sakral bagi negara Indonesia. Dimana tanggal
30 September menjadi saksi bisu atas terbantainya 6 jendral serta 1
perwira yang dibunuh secara tidak manusiawi. Tidak menjadi sejarah
dunia hanya ada disejarah Indonesia padahal waktu itu indonesia sudah
merdeka tetapi hukum tidak berlaku pada masa itu. Sampai sekarang
negara Indonesia masih terus mengenang hari itu di tanggal 30 september
sebagai hari peringatan G30S PKI.

Hanya di sejarah Indonesia

Serupa maskumambang

Serupa maskumambang adalah simile yang membandingkan 2 hal yang

berbeda

Pemusnahan golongan kiri

PKI wajib mati

Untuk penggalan diatas dapat kita simpulkan hiperbola dalam permainan

kata pemusnahan golongan kiri , makhluk hidup tidak bisa dimusnahkan

semua jadi untuk lebih dramatis dalam membaca sang penulis melebih

lebihkan penggalan puisi tersebut.


Puisi karya Peri Sandi tersebut seketika booming dimedsos dilansir dari

youtube.com yang diunggah oleh chanel Fadli Zon pada tahun 9 juli 2017

tersebut menjadi topik hangat pada tahun 2021 saat hari peringatan

G30SPKI , sesuai dengan maksud dan inti dari puisi tersebut.

Sengkon yang menjadi pelaku utama dalam puisi tersebut menjadi suatu

cerimanan pengalaman pada saat tahun tersebut sangatlah tidak

berperikemanusiaan, tetapi itu adalah ciri khas rakyat indonesia yang suka

main hakim sendiri. Entah sampai kapan kebiasaan rakyat indonesia ini

bisa dihapuskan, tetapi juga tidak menutup kemungkinan bila itu memang

hukum alam di Indonesia. Tetapi kenapa juga mereka yang tikus berdasi

tetap dilindungi meskipun itu lebih parah dibandingkan dengan kesalahan

rakyat rakyat kecil yang ada kalanya di masa warga sampai meregang

nyawa seakan nyawa pada masa sekarang hanyalah kata semata bukan

menjadi suatu kesalahan jika mengambil nyawa dari orang yang lebih baik

dari pada koruptor.


Beberapa kalimat Karya asli puisi “Mata Luka Sengkon Karta”

Serupa maskumambang

Pupuh mengantarkan wejangan hidup

Kecapi dalam suara sunyi menyendiri

Pupuh dan kecapi mambalut nyeri menyatu dalam suara genting

Terluka, melukai, luka-luka menganga akibat ulah manusia

Terengah-engah di dalam tabung dan selang

Aku, seorang petani bojong sari

Menghidupi mimpi dari padi yang ditanam sendiri

Kesederhanaan panutan hidup

Dapat untung dilipat dan ditabung

1974 tanah air yang kucinta

Berumur 29 tahun

Waktu yang muda bagi berdirinya sebuah negara

Lambang garuda dasarnya Pancasila

Undang-undang 45

Meraaajut banyak peristiwa

Peralihan kepemimpinan yang mendesak

Bung karno diganti pak harto

Dengan dalih keamanan negara

Pembantaian enam jendral satu perwira

Enam jam dalam satu malam


Mati di lubang tak berguna

Tak ada dalam perang maha barata

Bahkan disejarah dunia


Karya Diperbaharui Puisi “ Mata Luka Sengkon Karta”

Seperti maskumambang

Pupuh mengantarkan wejangan hidup

Kecapi dalam suara sunyi menyendiri

Pupuh dan kecapi mambalut nyeri menyatu dalam suara genting

Terluka, dilukai hingga menganga akibat ulah manusia

Terengah-engah di dalam tabung dan selang

Aku, seorang petani bojong sari

Menghidupi mimpi dari padi yang ditanam sendiri

Kesederhanaan menjadi panutan hidup

Dapat untung dilipat dan ditabung

1974 tanah air yang kucinta

Berumur 29 tahun

Waktu yang muda bagi berdirinya sebuah negara

Lambang garuda dasarnya adalah Pancasila

Undang-undang Dasar 1945

Merajut banyak peristiwa

Peralihan kepemimpinan yang mendesak

Bung karno diganti pak harto

Dengan dalih keamanan negara

Pembantaian enam jendral dan satu perwira


Enam jam dalam satu malam

Mati di lubang tak berguna

Tak ada dalam sejarah maha barata

Bahkan disejarah dunia


Referensi

Nama Belakang, D. T. (Tahun). Judul Artikel. Judul Jurnal, Halaman Dari - Sampai.

Nama Belakang, D.T. (Tahun). Judul Buku. Nama Kota: Nama Penerbit.

Anda mungkin juga menyukai