Anda di halaman 1dari 14

HARI KEMERDEKAAN

Akhirnya takterlawan olehku


tumpah dimataku, dimata sahabat-sahabatku
ke hati kita semua
bendera-bendera dan bendera-bendera
bendera kebangsaanku
aku menyerah kepada kebanggan lembut
tergenggam satu hal dan kukenal

tanah dimana kuberpijak berderak


awan bertebaran saling memburu
angin meniupkan kehangatan bertanah air
semat getir yang menikam berkali
makin samar
mencapai puncak kepecahnya bunga api
pecahnya kehidupan kegirangan

menjelang subuh aku sendiri


jauh dari tumpahan keriangan dilembah
memandangi tepian laut
tetapi aku menggengam yang lebih berharga
dalam kelam kulihat wajah kebangsaanku
makin bercahaya makin bercahaya
dan fajar mulai kemerahan.

PAHLAWAN TAK DIKENAL

Setahun yang lalu dia terbaring


tetapi bukan tidur, sayang
sebuah lubang peluru bundar didadanya
senyum bekunya mau berkata, kita sedang perang

dia tidak ingin bila mana dia datang


kedua tanganya memeluk senapan
dia tidak tahu untuk siapa dia datang
kemudian dia terbaring, tapi bukan tidur sayang

wajah sunyi setengah tengadah


menangkap sepi padang senja
dunia tambah beku di tengah derap dan suara merdu
dia masih sangat muda

hari itu 10 November, hujanpun mulai turun


orang-orang ingin kembali memandangnya
sambil merangkai karangan bunga
tapi yang tampak, wajah-wajahnya sendiri yang takdikenalnya

sepuluh tahun yang lalu dia terbaring


tapi bukan tidur, sayang
sebuah peluru bundar di dadanya
senym bekunya mau berkata : aku sangat muda

KITA BERJUANG

Terbangun aku, terloncat duduk,


kulayangkan pandang jauh keliling,
kulihat hari'lah terang, jernihkan falak,
telah lamalah kiranya fajar menyingsing

kuisap udara
legalah dada,
kupijak tanah
tiada guyah,
kedengar bisikan
hatiku rawan:
"kita berperang,
kita berjuang!"

sebagai dendang menyayu kalbu,


bangkitlah hasrat damba nan larang,
ingin kemedan ridla menyerbu:
"beserta saudara turut bejuang!"

MERAH PUTIH

Merah putih!
dulu, sebelum kau berkibar di tiang tinggi
dibelai, dipeluk angin merdeka,
engakau hanya lambang harapku,

Meski kau mewakili bangsa tidak berdaya, 


tidak bernama di sejarah dunia, 
namun kau tersimpan dalam hatiku, 
lambang kasihku pada nusaku.

Merah putih!
kini, kulihat kau terkibar di tengah bangsa
lambang kebangsaanku di timur raya,
engkau panji perjuanganku
mengejar kemuliaan bagi bangsaku,

dan demi tuhan pencipta bangsaku, 


selama masih bersiut nafas didada,
denyut darahku penyiram medan
ta'kan kembali kau masuk lipatan!

Tujuh belas Agustus merupakan hari besar kemerdekaan bangsa Indonesia. Pada tanggal
tersebut, 64 tahun yang lalu merupakan hari paling bersejarah negeri ini karena di hari itulah
merupakan awal dari kebangkitan rakyat Indonesia dalam melawan penjajahan sekaligus
penanda awalnya revolusi. Namun, ada beberapa hal menarik seputar hari kemerdekaan negeri
kita tercinta ini yang sayang jika belum Anda ketahui.

1. Soekarno Sakit Saat Proklamirkan Kemerdekaan


Pada 17 Agustus 1945 pukul 08.00 (2 jam sblm pembacaan teks Proklamasi), ternyata Bung
Karno masih tidur nyenyak di kamarnya, di Jalan Pegangsaan Timur 56, Cikini. Dia terkena
gejala malaria tertiana. Suhu badannya tinggi dan sangat lelah setelah begadang bersama para
sahabatnya menyusun konsep naskah proklamasi di rumah Laksamana Maeda. Saat itu, tepat di
tengah2 bulan puasa Ramadhan.

“Pating greges”, keluh Bung Karno setelah dibangunkan dr Soeharto, dokter kesayangannya.
Kemudian darahnya dialiri chinineurethan intramusculair dan menenggak pil brom chinine. Lalu
ia tidur lagi. Pukul 09.00, Bung Karno terbangun. Berpakaian rapi putih-putih dan menemui
sahabatnya, Bung Hatta.

Tepat pukul 10.00, keduanya memproklamasikan kemerdekaan Indonesia dari serambi rumah.
“Demikianlah Saudara-saudara! Kita sekalian telah merdeka!”, ujar Bung Karno di hadapan
segelintir patriot-patriot sejati. Mereka lalu menyanyikan lagu kebangsaan sambil mengibarkan
bendera pusaka Merah Putih. Setelah upacara yang singkat itu, Bung Karno kembali ke kamar
tidurnya; masih meriang. Tapi sebuah revolusi telah dimulai…

2. Upacara Proklamasi Kemerdekaan Dibuat Sangat Sederhana


Upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ternyata berlangsung tanpa protokol, tak ada korps
musik, tak ada konduktor, dan tak ada pancaragam. Tiang bendera pun dibuat dari batang bambu
secara kasar, serta ditanam hanya beberapa menit menjelang upacara. Tetapi itulah, kenyataan
yang yang terjadi pada sebuah upacara sakral yang dinanti-nanti selama lebih dari 300 tahun!

3. Bendera dari Seprai


Bendera Pusaka Sang Merah Putih adalah bendera resmi pertama bagi RI. Tetapi dari apakah
bendera sakral itu dibuat? Warna putihnya dari kain sprei tempat tidur dan warna merahnya dari
kain tukang soto!
4. Akbar Tanjung Jadi Menteri Pertama “Orang Indonesia Asli”
Setelah merdeka 43 tahun, Indonesia baru memiliki seorang menteri pertama yang benar-benar
“orang Indonesia asli”. Karena semua menteri sebelumnya lahir sebelum 17 Agustus 1945. Itu
berarti, mereka pernah menjadi warga Hindia Belanda dan atau pendudukan Jepang, sebab
negara hukum Republik Indonesia memang belum ada saat itu. “Orang Indonesia asli” pertama
yang menjadi menteri adalah Ir Akbar Tanjung (lahir di Sibolga, Sumatera Utara, 30 Agustus
1945), sebagai Menteri Negara Pemuda dan Olah Raga pada Kabinet Pembangunan (1988-
1993).

5. Kalimantan Dipimpin 3 Kepala Negara


Menurut Proklamasi 17 Agustus 1945, Kalimantan adalah bagian integral wilayah hukum
Indonesia. Kenyataannya, pulau tersebut paling unik di dunia. Di pulau tersebut, ada 3 kepala
negara yang memerintah! Presiden Soeharto (memerintah 4 wilayah provinsi), PM Mahathir
Mohamad (Sabah dan Serawak) serta Sultan Hassanal Bolkiah (Brunei).

6. Setting Revolusi di Indonesia Diangkat Ke Film


Ada lagi hubungan erat antara 17 Agustus dan Hollywood. Judul pidato 17 Agustus 1964,
“Tahun Vivere Perilocoso” (Tahun yang Penuh Bahaya), telah dijadikan judul sebuah film –
dalam bahasa Inggris; “The Year of Living Dangerously”. Film tersebut menceritakan
pegalaman seorang wartawan Australia yg ditugaskan di Indonesia pada 1960-an, pada detik2
menjelang peristiwa berdarah th 1965. Pada 1984, film yang dibintangi Mel Gibson itu mendapat
Oscar untuk kategori film asing!

7. Naskah Asli Proklamasi Ditemukan di Tempat Sampah


Naskah asli teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang ditulis tangan oleh Bung Karno dan
didikte oleh Bung Hatta, ternyata tidak pernah dimiliki dan disimpan oleh Pemerintah! Anehnya,
naskah historis tersebut justru disimpan dengan baik oleh wartawan BM Diah. Diah menemukan
draft proklamasi itu di keranjang sampah di rumah Laksamana Maeda, 17 Agustus 1945 dini
hari, setelah disalin dan diketik oleh Sajuti Melik.Pada 29 Mei 1992, Diah menyerahkan draft
tersebut kepada Presiden Soeharto, setelah menyimpannya selama 46 tahun 9 bulan 19 hari.

8. Soekarno Memandikan Penumpang Pesawat dengan Air Seni


Rasa-rasanya di dunia ini, hanya the founding fathers Indonesia yang pernah mandi air seni. Saat
pulang dari Dalat (Cipanasnya Saigon), Vietnam, 13 Agustus 1945, Soekarno bersama Bung
Hatta, dr Radjiman Wedyodiningrat dan dr Soeharto (dokter pribadi Bung Karno) menumpang
pesawat fighter bomber bermotor ganda. Dalam perjalanan, Soekarno ingin sekali buang air
kecil, tetapi tak ada tempat. Setelah dipikir, dicari jalan keluarnya untuk hasrat yang tak tertahan
itu. Melihat lubang-lubang kecil di dinding pesawat, di situlah Bung Karno melepaskan hajat
kecilnya. Karena angin begitu kencang sekali, bersemburlah air seni itu dan membasahi semua
penumpang.

9. Negatif Film Foto Kemerdekaan Disimpan Di Bawah Pohon


Berkat kebohongan, peristiwa sakral Proklamasi 17 Agustus 1945 dapat didokumentasikan dan
disaksikan oleh kita hingga kini. Saat tentara Jepang ingin merampas negatif foto yang
mengabadikan peristiwa penting tersebut, Frans Mendoer, fotografer yang merekam detik-detik
proklamasi, berbohong kepada mereka. Dia bilang tak punya negatif itu dan sudah diserahkan
kepada Barisan Pelopor, sebuah gerakan perjuangan. Mendengar jawaban itu, Jepang pun marah
besar. Padahal negatif film itu ditanam di bawah sebuah pohon di halaman Kantor harian Asia
Raja. Setelah Jepang pergi, negatif itu diafdruk dan dipublikasi secara luas hingga bisa dinikmati
sampai sekarang. Bagaimana kalau Mendoer bersikap jujur pada Jepang?

10. Bung Hatta Berbohong Demi Proklamasi


Kali ini, Bung Hatta yang berbohong demi proklamasi. Waktu masa revolusi, Bung Karno
memerintahkan Bung Hatta untuk meminta bantuan senjata kepada Jawaharlal Nehru. Cara
untuk pergi ke India pun dilakukan secara rahasia. Bung Hatta memakai paspor dengan nama
“Abdullah, co-pilot”. Lalu beliau berangkat dengan pesawat yang dikemudikan Biju Patnaik,
seorang industrialis yang kemudian menjadi menteri pada kabinet PM Morarji Desai. Bung Hatta
diperlakukan sangat hormat oleh Nehru dan diajak bertemu Mahatma Gandhi.

Nehru adalah kawan lama Hatta sejak 1920-an dan Dandhi mengetahui perjuangan Hatta.
Setelah pertemuan, Gandhi diberi tahu oleh Nehru bahwa “Abdullah” itu adalah Mohammad
hatta. Apa reaksi Gandhi? Dia marah besar kepada Nehru, karena tidak diberi tahu yang
sebenarnya.”You are a liar !” ujar tokoh kharismatik itu kepada Nehru.

11. Bendera Merah Putih dan Perayaan Tujuh Belasan Bukan di Indonesia Saja
Bendera Merah Putih dan perayaan tujuh belasan bukanlah monopoli Indonesia. Corak
benderanya sama dengan corak bendera Kerajaan Monaco dan hari kemerdekaannya sama
dengan hari proklamasi Republik Gabon (sebuah negara di Afrika Barat) yang merdeka 17
Agustus 1960. Selain itu, masih menjadi perdebatan apakah lagu Indonesia Raya benar-benar
merp karya asli WR Supratman, ataukah ‘terinspirasi’ oleh lagu Perancis, “Les Marseilles”, yg
memiliki nada2 yg sangat mirip.

12. Tidak Ada Nama Jalan Soekarnp-Hatta


Jakarta, tempat diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia dan kota tempat Bung Karno dan
Bung Hatta berjuang, tidak memberi imbalan yang cukup untuk mengenang co-proklamator
Indonesia. Sampai detik ini, tidak ada “Jalan Soekarno-Hatta” di ibu kota Jakarta. Bahkan, nama
mereka tidak pernah diabadikan untuk sebuah objek bangunan fasilitas umum apa pun sampai
1985, ketika sebuah bandara diresmikan dengan memakai nama mereka.

13. Gelar Proklamator Hanyalah Gelar Lisan


Gelar Proklamator untuk Bung Karno dan Bung Hatta, hanyalah gelar lisan yang diberikan
rakyat Indonesia kepadanya selama 41 tahun! Sebab, baru 1986 Permerintah memberikan gelar
proklamator secara resmi kepada mereka.

14. Indonesi Mungkin Saja Punya Lebih Dari Dua Proklamator


Kalau saja usul Bung Hatta diterima, tentu Indonesia punya “lebih dari dua” proklamator. Saat
setelah konsep naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia rampung disusun di rumah
Laksamana Maeda, Jl Imam Bonjol no 1, Jakarta, Bung Hatta mengusulkan semua yang hadir
saat rapat dini hari itu ikut menandatangani teks proklamasi yang akan dibacakan pagi harinya.
Tetapi usul ditolak oleh Soekarni, seorang pemuda yang hadir. Rapat itu dihadiri Soekarno, Hatta
dan calon proklamator yang gagal : Achmad Soebardjo, Soekarni dan Sajuti Melik. “Huh, diberi
kesempatan membuat sejarah tidak mau”, gerutu Bung Hatta karena usulnya ditolak.
15. Jenderal Soedirman Tidak Pernah Duduki Jabatan Resmi
Panglima Besar Tentara Nasional Indonesia Jenderal Soedirman, pada kenyatannya tidak pernah
menduduki jabatan resmi di kabinet RI. Beliau tidak pernah menjadi KSAD, Pangab, bahkan
menteri pertahanan sekalipun! (sab/foto: blog)

"HUT RI"
Kemerdekaan adalah ……
Hasil dari perjuangan bangsa indonesia
Namun bangsa indonesia
Masih harus berjuang keras

Ribuan jiwa telah menjadi korban


Namun secara ikhlas telah berjuang
Dan pantang untuk menyerah
Demi mempertahankan kemerdekaan

Mereka tak kenal rasa takut


Apalagi gentar
Walau dengan senjata seadanya
Tetap berusaha mengusir penjajah

Dengan tekat yang sangat kuat


Mereka berkata
Sekali merdeka tetap merdeka !
Lebih baik mati dari pada dijajah lagi

Kita memang sudah merdeka


Namun masih banyak yang harus kita benahi
Demi terciptanya kemakmuran
Dan kesehjaterahan seluruh rakyat indonesia
(Karya: Elyana Ratna Dewi)

"MERDEKA"
Lama usaha para pahlawan untuk mempersatukan negeri ini…
Perlu semangat penuh menghadapinya…
Bambu runcing yang kita ada…
Melawan penjajah yang akan haus darah… 

Pahlawan pahlawan itu…

Rela mengorbankan nyawa berharganya…


Demi negeri tercintaku… 
Indonesia raya…

Melalui perundingan dan pertempuran…

Para pahlawan rela mengorbankan semuanya... 


Bung tomo dengan pidato pidato yang sungguh ….
Ingin mengobarkan semangat arek arek Suroboyo…

Indonesia negara seribu semangat perjuangan…

Membentuk negara yang begitu hebat…


Dari segala penjuru Indonesia…
Semua berkobar demi Indonesia…

Ir soekarno dengan membacakan teks proklamasinya…Semua rakyat berdiri teguh


mendengarkan hal yang ditunggu…Semua bersuka ria ,menangis bahagia dan bangga…Inilah
yang di tunggu seluruh rakyat untuk berteriak…. INDONESIA MERDEKA!!
(Karya: Muthiah Mira Nabilah)

"PAHLAWAN"
Oh pahlawan…
Engkau sangat berjasa dengan Negara ini
Engkau melawan penjajah dengan penuh semangat
Semangatmu tidak akan pernah pudar
Demi bangsa ini

Oh pahlawan…
Engkau melawan penjajah dengan menggunakan
Senjata bambu runcing
Hanya itu yang kau punya
Tetapi semngatmu akan terus berkobar

Demi Negara ini merdeka


Demi Negara ini terbebas dari penjajah
Kau mengorbankan nyawamu
Kau berjuang sampai darah terakhirmu

Merobek bendera milik penjajah


Hingga bendera itu berwarna merah putih
Merah yang artinya berani
Dan putih yang berarti suci

Tak terasa perjuanganmu sudah 70 tahun


Tak terasa Negara ini telah merdeka 70 tahun lamanya

Semua karena jasamu


Semua karena pengorbananmu
Terima kasih ku ucapkan padamu
Oh pahlawan…

MERDEKA…!!!
MERDEKA…!!!
MERDEKA…!!!
(Karya: Safira Aulia)

"SEORANG PAHLAWAN"
Pahlawan...
Ia adalah seseorang yang merelakan segalanya
Mengorbankan apapun yang ia miliki
Hanya untuk bangsa ini

Seseorang yang mementingkan orang lain


Seseorang yang mendahulukan kepentingan orang lain
Seseorang yang lebih banyak memikirkan orang lain
Dari pada dirinya sendiri

Orang yang mempunyai keinginan untuk kebaikan bangsa


Orang yang hanya ingin bangsa ini maju
Orang yang ingin bangsa ini sejahterah
Orang yang mendorong bangsa ini untuk maju

Dialah yang disebut Pahlawan Sejati


Tak peduli apapun jabatanya
Tak peduli apakah ia mempunyai harta atau tidak
Tak peduli siapa dirinya

Pahlawan yang memikirkan masa depan bangsa


Pahlawan yang selalu mendukung semangat perjuangan
Walaupun beliau tidak mengikuti peperangan
Tapi ia berusaha sekuat tenaganya
Semampu dia bisa
Ialah Pahlawan yang Sebenarnya...
(Karya: Chelsya Ratu Pratama S.)

"MERDEKA NEGARAKU"
Zaman dahulu kala
Negaraku mengalami penderitaan yang luar biasa
Rakyat dipaksa oleh penjajah
Kerja, menanam rempah rempah
Demi kepentingan mereka pribadi
Mereka dengan kejamnya
Memeras tenaga rakyat
Memonopoli dagangan rakyat
Merampas harta rakyat
Dengan begitu kejamnya

Saat negara megalami kecemasan,


Ketakutan,
Kengerian
Para pejuang berjuang dengan keras
Mereka berjuang dengan mengorbankan harta jiwa
Bahkan  nyawa
Sampai titik darah penghabisan
Dimana mana banyak terjadi perang
Demi mempertahankan wilayah masing masing
Dengan semangat  yang berkobar kobar

Tapi mengapa mereka tidak berhasil


Untuk mempertahankannya
Apakah jumlah mereka sedikit…?
Atau senjata mereka hanya bambu runcing...?
Tidak,
Tapi sebab mereka kalah
Adalah kurangnya persatuan dan kesatuan
Mereka hanya mementingkan wilayah mereka masing masing

Jadi mereka memutuskan untuk bersatu


Memperthankan negara Indonesia
Mereka bersatu
Merebut kembali negara Indonesia
Dari tangan penjajah
Para pejuang berperang di medan perang
Dengan hanya bersenjata bambu runcing
Dengan para pemimpin
Yang mengobarkan semangat kebangsaan dan patriotisme

Akhirnya mereka berhasil


Merebut kembali negara Indonesia .
Dengan banyaknya  para pejuang yang gugur
Kita harus menghormati  jasanya
Dan akhirnya negara kita merdeka dari para penjajah
Dan hari bersejarah ini
Kita kenang sebagai hari kemerdekaan Indonesia
Merdeka…!
Merdeka…!
Merdeka…!
(Karya: Nur Fitria Hendriyani)

“HARI KEMERDEKAAN KE 70 TH”


Kemerdekaan Indonesia…………
Hasil dari perjuangan para pahlawan
Yang telah dijajah oleh Belanda yang sangat  keji dan licik
Kemudian datanglah jepang yang lebih keji dan licik
Yang memperlakukan penduduk di indonesia
Untuk bekerja dan membangun
Tanpa diberi makan dan digaji
Tetapi kini kita terbebas dari mereka
Atas jasa pahlawan
Yang telah mengorbankan jiwa dan ragamu
Demi bangsa indonesia
Dan kemerdekaan Bangsa Indonesia
(Karya: Yulia Safitri)

“PAHLWAN”
Oh pahlawan…
Kau berjuang melawan penjajah
Dengan semangat yang kau punya
Semangat yang kau punya tidak akan pernah berubah

Pahlawan..
Kau membela negara ini dengan sepenuh hati
Kau kehilangan banyak darah
Tapi kau akan terus berjuang

Berjuang untuk negara ini


Berjuang untuk mengusir para penjajah
Kau berjuang guna memerdekaan negeri ini
Kau berjuang sampai dirimu merasa tidak kuat lagi

Tiada merdeka tanpa perjuanganmu


Sekarang negara kita merdeka
Biarkan negara ini merdeka
Sampai dunia ini hancur lebur

Semua ini karna adanya hadirmu


Kau tidak akan pernah kami lupakan
Kalau bukan karna mu kita tidak akan seperti ini
Kuucapkan terima kasih untukmu pahlawanku…
(Karya: Shabrina Linta Rahmanda)
“PAHLAWANKU”
Oh Pahlawanku
Kau telah berjuang membela Negara
Tanpa ragu engkau maju melawan penjajah yang berusaha merebut  Negara Indonesia
Dengan menggunakan bambu runcing

Oh Pahlawanku
Engkau maju tanpa rasa takut
Demi bangsa dan Negara
Engkau berjuang sampai titik darah penghabisan

Oh Pahlawanku
Engkau berjuang tanpa pamrih
Tanpa jasamu Negara ini tidak akan merdeka
Sekarang Indonesia telah merdeka

Oh Pahlawanku
Dulu kebodohan merajalela
Orang – orang tidak bisa sekolah karena banyaknya penjajah
Oh Pahlawanku
Dengan jasamu kami bisa sekolah dengan bebas
Jasamu selalu ku kenang
Jasa yang tak terlupakan

(Karya: Alyca Faridah Faiz)

“PAHLAWAN BANGSA” 
Oohh….. pahlawanku
Engkau berkorban untuk kami bangsa indonesia
Engkau tumpahkan darahmu
Engkau kibarkan bendera bangsa

Jasamu tak kan ku lupakan


Akan ku juangkan bangsa kita
Bangsa  kita akan terus ku kembangkan
Jiwaku dan jiwamu akan selalu bersama

Di terangi cahaya engkau sinarkan


Aku menaiki tangga mengawan
Kecapi fidursi melana telinga
Menyentuh gambuh dalam hatiku 

Di bawah teduh engkau kembangkan


Aku berhenti memati hari
Pada bayang engkau mainkan
Aku melipur meriang hati
(Karya: Isnayni Nur Rachmawati)

"KEMERDEKAAN"
Oh kemerdekaan
Kaulah yang didamba-dambakan
Kau juga yang di inginkan oleh warga indonesia
Merdeka membuat Indonesia menjadi aman, nyaman, dan tentram

Mewujudkan kemerdekaan itu sulit


Banyak rintangan yang ditempuh oleh para pahlawan
Pahlawan merebutkan kemerdekaan demi bangsa
Bangsa sekaran sudah bebas (merdeka)

Sekarang rakyat Indnesia tinggal mempertahankannya


Tapi sekarang rakyat Indonesia malah bersenang senang
Ketika jaman pahlawan dahulu
Pahlawan merebutkan kemerdekaan dengan susah payah
      
Namun sekarang rakyat indonesia tinggal menjagannya
Agar tetap merdeka
Indonesia harus berusaha menjaganya
Sekali merdeka tetap merdeka
Maerdeka,merdeka,merdeka
(Karya: M. Ade Candra K)

"KEMERDEKAAN"
Oh kemerdekaan
Setiap, hari kemerdekaan
Setiap orang merayakan kemerdekaan
Dan setiap,hari itu tiba

Semua orang bergembira


Merayakan kemerdekaan
Kegembiraan menyinari hari itu
Setiap orang sangat bahagia

Itu melambangkan
Perjuangan kemerdekaan
Mereka terus berjuang
Untuk kemerdekaan

Dulu para pahlawan berjuang


Untuk kemerdekaan yang sulit dicapai
Tapi mereka terus berjuang
Demi kemerdekaan

MERDEKA MERDEKA MERDEKA


(Karya: Ahmad Alif Rahmadtulloh)

"PAHLAWAN"
Jerih payah Dan perjuanganmu
Semua itu kami
Tidak akan melupakanmu
Karna kau telah mengorban kan
Dirimu Untuk bangsa dan kami semua
Siang malam....
Kamu selalu siap siaga
Dan kau tidak pernah menyerah
Untuk bangsa
70 tahun kau
Tapi bukan tidur
Kau tidur dengan peluru di tubuhmu
Dan kami semua akan mengenangmu selama laman nya
(Karya: Satrio Fajar Nugroho)

"BANGSAKU"
Kau sudah merdeka dari penjajah……...
Tetapi,ada hal sedih yang
Melanda banyak orang,
Yaitu……..
Banyak orang mati karena
Disiksa oleh yang menjajah kita

Tetapi kita tidak boleh


Sedih terus menerus
Kita harus mengikuti
Perjuangan pahlawan

Kita harus bangkit dari kemalasan


Karena tugas kita semua
Menjaga kemerdekaan
Dirgahayu indonesia

Sebagai penghormatan
Setiap hari merdeka kita
Adakan lomba di mana mana
Lomba yang menjadi

Semangat kita semua 


Dan juga….
Menghormati semangat Perjuangan pahlawan kita
Yang sudah gugur mendahului kita
MERDEKA, MERDEKA, MERDEKA.

Dirgahayu Republik Indonesia


(Karya: Rangga Iqbal Herdiyanto)

"SANG SAKA MERAH PUTIH"


Berkibar bebas lantaran pahlawan-pahlawan
Yang ikhlas memperjuangkan Indonesia
Supaya terlepas dari penjajah

saat ini…
Kita bisa tertawa puas
Memperingati Kemerdekaan republik Indonesia yang ke-70
Tak terasa 70 tahun Indonesia merdeka
Sudah sepatutnya…
kita sebagai bangsa Indonesia
Mempertahankan kemerdekaan
Negara Republik Indonesia
(Karya: Ahmad Syakarudin)

Anda mungkin juga menyukai