Anda di halaman 1dari 7

BANTUAN HIDUP DASAR (BHD)

DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SURAKARTA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


SOP/ / III/ 2023 0 1/7
POLRI DAERAH JAWA TENGAH
BIDANG KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SURAKARTA

Diterbitkan Oleh :
Tanggal Terbit KEPALA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA
SURAKARTA
Maret 2023
SOP

dr. EDY WIRASTHO


PENATA NIP 197010152014121002
1. BHD merupakan usaha yang pertama kali dilakukan untuk
mempertahankan kondisi jiwa seseorang pada saat
mengalami kegawatdaruratan
2. Henti jantung merupakan berhentinya kontraksi jantung yang
efektif ditandai dengan pasien tidak sadar, tidak bernafas dan
tidak ada nadi
PENGERTIAN
3. Henti nafas merupakan suatu kegawatan yang disebabkan
oleh gangguan petukaran O2 dan C02 sehingga sistem
pernafasan tidak mampu memenuhi metabolisme tubuh.
4. Tindakan pertongan pertama pada pasien yang mengalami
henti nafas dan henti jantung, yang dimulai dari airway (A),
Breathing (B), Circulation/Compression (C).
1. Mencegah berhentinya sirkulasi atau respirasi
TUJUAN 2. Memberikan bantuan eksternal terhadap sirkulasi dan ventilasi
pada penderita henti jantung dan henti nafas

Surat keputusan Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Surakarta


KEBIJAKAN
Nomor: KEP/ / III/ 2023 Tentang Kebijakan bantuan hidup dasar
BANTUAN HIDUP DASAR (BHD)
DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SURAKARTA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


SOP/ / III/ 2023 0 1/7
POLRI DAERAH JAWA TENGAH
BIDANG KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SURAKARTA

PERSIAPAN ALAT
1. Masker
2. Handscoon
PROSEDUR
3. Kertas tissue, sapu tangan
4. Phantom BHD: dewasa dan anak-anak
5. Gudel/Mayo
PERSIAPAN PASIEN DAN PENOLONG :
1. Penolong memakai Alat Pelindung Diri (APD), masker, sarung
tangan.
2. Amankan posisi pasien dari bahaya lingkungan

Prosedur BHD (Pada pasien dengan kondisi penyebab


utama bukan karena gangguan kardiovaskuler) :
1. Periksa kondisi respon pasien melalui panggil, tepuk, goyang
dan stimulasi nyeri (tekan sternum dengan jari telunjuk yang
ditekuk)
2. Jika pasien tidak sadar, hubungi petugas code blue/bantuan
lain jika diluar lingkungan rumah sakit
3. Atur posisi penolong (posisi selangkangan) berada di area
bahu korban.
4. Buka jalan napas dengan metode “Head tilt chin lift”, jika
dicurigai ada kemungkinan fraktur cervikal maka jalan nafas
dibuka dengan metode”jaw thrust”
5. Periksa kondisi airway pasien dengan:
a. Look, ada gerakan napas atau respon bernapas
BANTUAN HIDUP DASAR (BHD)
DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SURAKARTA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


SOP/ / III/ 2023 0 1/7
POLRI DAERAH JAWA TENGAH
BIDANG KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SURAKARTA

b. Listen, dengarkan suara napas dengan menempelkan


pipi penolong ke hidung pasien
c. Feel, rasakan hembusan napas
6. Jika diketemukan adanya benda asing di mulut maka lakukan
“finger swab”
7. Bila tidak respon napas maka lakukan pemberian napas
buatan melalui 2 x tiupan dari mulut ke mulut, 1 tiupan nafas
tiap 6-8 detik, dengan posisi menutup hidung korban dan
posisi kepala tetap hiperekstensi (untuk yg tidak mengalami
fraktur cervikal). Sebelum memberikan napas buatan ingat
gunakan pelindung pada mulut korban (untuk menghindari
resiko tertular penyakit).
8. Lakukan kembali ‘look, listen dan feel”.
9. Jika ada respon napas dan kondisi stabil maka atur posisi
korban dalam posisi “mantap”.
10. Jika belum ada respon napas, maka perbaiki posisi, buka lagi
jalan nafas dan ulangi pemberian nafas buatan.
11. Lakukan cek sirkulasi dengan meraba arteri karotis yang
dekat dengan posisi penolong selama 10 detik.
12. Jika teraba denyut nadi maka lanjutkan nafas buatan.
Jika tidak teraba denyut nadi, maka lakukan kompresi jantung
dan nafas buatan dengan ketentuan perbandingan kompresi
dan ventilasi:
a. Dewasa, satu penolong atau dua penolong 30 : 2.
b. Anak-anak: satu penolong 30 : 2, dua penolong 15: 2
BANTUAN HIDUP DASAR (BHD)
DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SURAKARTA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


SOP/ / III/ 2023 0 1/7
POLRI DAERAH JAWA TENGAH
BIDANG KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SURAKARTA

c. Bayi: satu penolong 30 : 2, dua penolong 15: 2


13. Kompresi dilakukan dengan kecepatan 100 x/mnt :
Dewasa:
a. Penekanan pakai dua telapak tangan
b. pada pertengahan sternum (antara dua papila mamae),
kedalaman 2 inchi (5 cm)
c. Anak-anak dan Bayi: Penekanan pakai satu telapak
tangan, pada 1/3 AP sternum, kedalaman 1,5 inchi (5 cm).
Untuk bayi penekanan dengan menggunakan 2 jari (jari
telunjuk dan tengah).
14. Setelah dilakukan kompresi 30 kali maka dilakukan nafas
buatan (ventilasi) 2 x tiupan ini merupakan siklus 1.
15. Lanjutkan kompresi dan ventilasi sampai 5 siklus (dalam
waktu 2 menit)
16. Cek arteri karotis, bila nadi tidak teraba maka lanjutkan
kompresi dan ventilasi 5 siklus dst sampai penolong
kelelahan atau bantuan datang.
17. Bila arteri karotis teraba maka cek pernapasan dengan “look,
listen dan feel”.
18. Bila pernafasan sudah kembali normal (dewasa: 12-20 x/mnt,
anak-anak: 20-30 x/mnt,bayi: 30-40 x/mnt) dan nadi tetap
teraba maka atur posisi pasien dalam posisi “mantap” atau
recovery position dan pertahankan airway.
Prosedur BHD (Pada pasien dengan kondisi megalami
gangguan kardiovaskuler: Serangan jantung, Heart attack):
BANTUAN HIDUP DASAR (BHD)
DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SURAKARTA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


SOP/ / III/ 2023 0 1/7
POLRI DAERAH JAWA TENGAH
BIDANG KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SURAKARTA

1. Amankan diri, lingkungan dan pasien


2. Periksa kondisi respon pasien melalui panggil, tepuk, goyang
dan stimulasi nyeri (tekan sternum dengan jari telunjuk yang
ditekuk), sambil melihat pernapasan/airway pasien.
3. Jika pasien tidak sadar, hubungi petugas code blue atau
telfon di 119.
4. Atur posisi penolong (posisi selangkangan) berada di area
bahu korban.
5. Lakukan look, listen, feel dan cek sirkulasi dengan meraba
arteri karotis yang dekat dengan posisi penolong selama 10
detik.
Jika tidak teraba denyut nadi, maka lakukan kompresi jantung
dan nafas buatan dengan ketentuan perbandingan kompresi
dan ventilasi:
a. Dewasa, satu penolong atau dua penolong 30 : 2.
b. Anak-anak: satu penolong 30 : 2, dua penolong 15: 2
c. Bayi: satu penolong 30 : 2, dua penolong 15: 2
6. Kompresi dilakukan dengan kecepatan 100 x/mnt :
a. Dewasa: Penekanan pakai dua telapak tangan, pada
pertengahan sternum (antara dua papila mamae),
kedalaman 2 inchi (5 cm)
b. Anak-anak dan Bayi: Penekanan pakai satu telapak
tangan, pada 1/3 AP sternum, kedalaman 1,5 inchi (5
cm). Untuk bayi penekanan dengan menggunakan 2 jari
(jari telunjuk dan tengah).
BANTUAN HIDUP DASAR (BHD)
DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SURAKARTA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


SOP/ / III/ 2023 0 1/7
POLRI DAERAH JAWA TENGAH
BIDANG KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SURAKARTA

7. Setelah dilakukan kompresi 30 kali maka dilakukan nafas


buatan (ventilasi) 2 x tiupan ini merupakan siklus 1.
8. Lanjutkan kompresi dan ventilasi sampai 5 siklus (dalam
waktu 2 menit)
9. Cek arteri karotis, bila nadi tidak teraba maka lanjutkan
kompresi dan ventilasi 5 siklus dst sampai penolong
kelelahan atau bantuan datang.
10. Bila arteri karotis teraba maka cek pernapasan dengan “look,
listen dan feel” sambil kepala dipertahankan “Head tilt chin
lift”, jika dicurigai ada kemungkinan fraktur cervikal maka jalan
nafas dibuka dengan metode”jaw thrust”
11. Jika diketemukan adanya benda asing di mulut maka lakukan
“finger swab”.
12. Jika ada respon napas dan kondisi stabil maka atur posisi
korban dalam posisi “mantap”.
13. Jika belum ada respon napas, maka perbaiki posisi, buka lagi
jalan nafas dan ulangi pemberian nafas buatan.
14. Bila pernafasan sudah kembali normal (dewasa: 12-20 x/mnt,
anak-anak: 20-30 x/mnt,bayi: 30-40 x/mnt) dan nadi tetap
teraba maka atur posisi pasien dalam posisi “mantap” dan
pertahankan airway
UNIT TERKAIT 1. Unit Gawat Darurat
2. Unit Rawat Jalan
3. Unit Rawat Inap
4. Unit ICU
BANTUAN HIDUP DASAR (BHD)
DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SURAKARTA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


SOP/ / III/ 2023 0 1/7
POLRI DAERAH JAWA TENGAH
BIDANG KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SURAKARTA

5. Unit kamar bedah

Anda mungkin juga menyukai