Anda di halaman 1dari 13

DERET PANGKAT

BAGIAN 2

Kuliah ke 4
Deret pangkat
Dalam program yang lalu Hal ini sgt penting
Pendahuluan: ttg deret telah kita lihat
karena seringkali kita
betapa pentingnya
pengenalan akan sifat2 harus menyatakan
kekonvergenan suatu sebuah fungsi dalam
deret tak berhingga yang deret variabelnya
akan kita gunakan dan dengan dg. Pangkat
akan kita kaji syarat2 variable yang semakin
keberlakuannya. membesar.

Sesungguhnya dg cara Ini hanyalah suatu


inilah computer dapat contoh saja. Banyak hal
menentukan harga sinus lain yang memaksa
suattu sudut; alih2 menyatakan suatu
menyimpan seluruh fungsi dalam deret,
table matematikanya, seperti akan kita lihat
computer segera dalam program
menjumlahkan suku2 ini.
deret yg. Menyatakan
sinus sudut tsb.
Misalkan kita akan menyatakan sinus x sebagai deret pangkat x yang semakin membesar.
Bentuk deretnya adalah:
sin 𝑥 ≡ 𝑎 + 𝑏𝑥 + 𝑐𝑥 2 + 𝑑𝑥 3 + 𝑒𝑥 4 + ⋯ …

dengan a, b, c, d, dan seterusnya adalah koefisien2 yang konstan, yaitu factor numeris tertentu.
≡ dibaca identik.

➢ Pernyataan di atas adalah suatu identitas bukan persamaan.


➢ Ruas kanan bukan sama dengan ruas kiri.
➢ Ruas kanan adalah ruas kiri yang dinyatakan dalam bentuk lain, dan karenanya pernyataan ini selalu
benar untukberapun harga x yang kita pilih.

Ayoo…mana diantara pernyataan berikut yang benar??


𝑥+4 2 = 3𝑥 2 − 2𝑥 + 1
2𝑥 + 1 2 = 2𝑥 2 + 4𝑥 − 3
(𝑥 + 2)2 = 𝑥 2 + 4𝑥 + 4
Mari kita lihat ke deret kita:
sin 𝑥 ≡ 𝑎 + 𝑏𝑥 + 𝑐𝑥 2 + 𝑑𝑥 3 + 𝑒𝑥 4 + ⋯ …

Untuk menetapkan deretnya, kita harus mencari harga koefisien konstan a, b, c, dan seterusnya.

Misalkan kita subsitusikan x = 0 pada kedua ruas, maka


sin 0 = 𝑎 + 0 + 0 + 0 + 0 + ⋯ . .

dan karena sin 0 = 0, maka harga a = 0


sin 𝑥 = 𝑎 + 𝑏𝑥 + 𝑐𝑥 2 + 𝑑𝑥 3 + 𝑒𝑥 4 + ⋯ …

Differensiasikan kedua ruasnya terhadap x, maka

cos 𝑥 = 𝑏 + 𝑐. 2𝑥 + 𝑑. 3𝑥 2 + 𝑒.4𝑥 3 +𝑓. 5𝑥 4 … …

Kita subsitusikan x = 0 pada kedua ruas, maka


cos 0 = 1 = 𝑏 + 0 + 0 + 0 + 0 + ⋯ …
Jadi, b = 1
Masukkan x = 0, maka:
Diferensiasikan −sin 𝑥 = 𝑐. 2 + 𝑑. 3.2𝑥 + 𝑒.4.3 𝑥 2 +𝑓. 5.4𝑥 3 … …
Masukkan x = 0, maka - sin 0 = 0 = c.2+ 0 + 0 + …. Jadi c = 0

Diferensiasikan −cos 𝑥 = 𝑑. 3.2.1 + 𝑒. 4.3.2. 𝑥 + 𝑓. 5.4.3. 𝑥 2 … …


1
Masukkan x = 0, jadi −cos 𝑥 = −1 = 𝑑. 3! + 0 + 0 … … jadi 𝑑 = −
3!

Lakukan lagi 𝑠𝑖𝑛 𝑥 = 𝑒. 4.3.2.1 + 𝑓. 5.4.3.2𝑥 + ⋯ …


Masukkan 𝑥 = 0 𝑒. 4.3.2.1 + 𝑓. 5.4.3.2𝑥 + ⋯ … jadi 𝑒 = 0

Sekali lagi 𝑐𝑜𝑠 𝑥 = 𝑓. 5.4.3.2.1 + ⋯ …


1
Masukkan 𝑥 = 0. jadi cos 0 = 1 = 𝑓. 5! + 0 + ⋯ … jadi 𝑓 =
5!
dst. dst.
Sehingga
1 1
sin 𝑥 = 0 + 1. 𝑥 + 0. 𝑥 2 + − 𝑥 3 + 0. 𝑥 4 + + ⋯
3! 5!

𝑥3 𝑥5 𝑥7 𝑥9 𝑥 11
yaitu sin 𝑥 = 𝑥 − + − + − + ⋯…
3! 5! 7! 9! 11!
Sekarang kita telah memperoleh beberapa suku awal deret tak berhingga yang menyatakan fungsi x,
dan tentu kita dapat menduga bagaimana suku-suku selanjutnya.
DERET MACLAURIN
❖ Untuk membentuk deret ini, kita ulangi proses yang kita lakukan dalam contoh yang
lalu, kali ini kita gunakan fungsi sembarang f(x), alih-alih sin x.
❖ Koefisien diferensial pertama f(x) akan menyatakan dengan f ’(x); koefisien kedua
dengan f ”(x), ; dan ketiga dengan f ‘’’(x), dan seterusnya.
❖ Maka akan kita peroleh hal berikut:
Misalkan 𝑓 𝑥 = 𝑎 + 𝑏𝑥 + 𝑐𝑥 2 + 𝑑𝑥 3 + 𝑒𝑥 4 + 𝑓𝑥 5 + ⋯
Misalkan x = 0, maka ==➔ f(0) = a + 0 + 0 + 0 + ….. Jadi a = f(0)
yaitu a = harga fungsinya untuk x = 0
Diferensiasikan: 𝑓 ′ (𝑥) = 𝑏 + 𝑐. 2𝑥 + 𝑑. 3𝑥 2 + 𝑒. 4𝑥 3 + 𝑓. 5𝑥 4 + ⋯
Masukkan x = 0, maka ==➔f’(0) = b + 0 + 0 + 0 + ….. Jadi b = f’(0)
Diferensiasikan: 𝑓 ′′ 𝑥 = 𝑐. 2.1 + 𝑑. 3.2𝑥 + 𝑒. 4.3𝑥 2 +𝑓. 5.4𝑥 3 + ⋯
𝑓′′(0)
Masukkan x = 0, maka ==➔f’’(0) = c.2! + 0 + 0 + 0 + ….. Jadi c =
2!
Seperti ini kita peroleh: 𝑓 ′′ (𝑥) = 𝑐. 2.1 + 𝑑. 3.2𝑥 + 𝑒. 4.3𝑥 2 +𝑓. 5.4𝑥 3 + ⋯

′′ 2
Diferensiasikan: 𝑓 ′(𝑥) = 𝑑. 3.2.1 + 𝑒. 4.3.2𝑥 + 𝑓. 5.4.3𝑥 + ⋯
𝑓′′′(0)
Masukkan x = 0, maka ==➔ f’’’(0) = c.3! + 0 + 0 + 0 + ….. Jadi d =
3!

Diferensiasikan: 𝑓 ′𝑣 (𝑥) = 𝑒. 4.3.2.1 + 𝑓. 5.4.3.2𝑥 + ⋯

𝑓 (0)
Masukkan x = 0, maka ==➔𝑓 ′𝑣 (0) = 4! + 0 + 0 + 0 + ….. Jadi e =
2!
DERET BINOMIAL
➢ Deret binomial merupakan bilangan-bilangan yang muncul dari hasil penjabaran penjumlahan
dua peubah yang dipangkatkan, misalnya (x + y)n.
➢ Sepintas terlihat bahwa ekspresi (x + y)n tidak ada hubungannya dengan kombinasi, tetapi
kenyataannya kita bisa mendapatkan rumus untuk penjabaran (x + y)n dengan menggunakan
rumus banyaknya kombinasi-k dari n unsur.
➢ Teori untuk menurunkan rumus yang diperoleh dari penjabaran (x + y)n dengan
menggunakan kombinasi dikenal dengan Teorema Binomial.
➢ Sebelum membahas teorema ini, perhatikan ilustrasi berikut ini.
➢ Dalam aljabar kita tahu bahwa:

➢ Penjabaran dari (x + y)2 merupakan perkalian 2 faktor (x + y), yaitu :


TEOREMA BINOMIAL
❑ Kita tentu telah akrab dengan formula (𝑎+𝑏)2=𝑎2+2𝑎𝑏+𝑏2 atau (𝑎+𝑏)3=𝑎3+3𝑎2b+3𝑎𝑏2+𝑏3.
❑ Ruas kiri dari persamaan-persamaan itu merupakan ekspresi binomial berpangkat (power of binomial
expression), sedang ruas kanan persamaan-persamaan tersebut dinamakan ekspansi dari ekspresi binomial
di ruas kiri. akan dibahas sebuah teorema penting dalam kombinatorika yang dikenal dengan nama
Teorema Binomial.
❑ Teorema ini memberikan koefisien-koefisien dari ekspansi ekspresi binomial berpangkat.
❑ Kita akan membuktikan teorema ini menggunakan argumen kombinatorial.
❑ Ilustrasi berikut akan memberikan gambaran bagaimana penalaran kombinatorial digunakan untuk
membuktikan teorema tersebut.
ILUSTRASI
❖ Kita Kita tahu bahwa (𝑎+𝑏)3= (𝑎+𝑏)(𝑎+𝑏)(𝑎+𝑏) .
❖ Ketika melakukan ekspansi, kita menjumlahkan semua hasil kali sebuah suku pada faktor pertama,
sebuah suku pada faktor ke dua, dan sebuah suku pada faktor ke tiga.
❖ Dihasilkan suku-suku dengan bentuk 𝑎3, 𝑎2b, 𝑎𝑏2, dan 𝑏3.
❖ Untuk menemukan suku dengan bentuk 𝑎3, pada tiap-tiap faktor harus dipilih sebuah 𝑎.
❖ Ini dapat dilakukan dengan 1 cara. Dengan demikian, koefisien dari 𝑎3 adalah 1.
❖ Untuk menemukan suku 𝑎2b, dari dua faktor harus dipilih masing-masing sebuah 𝑎, dan memilih 𝑏
dari faktor yang lain. Ini berarti kita memilih 2 dari 3 buah 𝑎 yang tersedia, yang diketahui dapat kita
lakukan dengan 32 =3 cara.
3
❖ Sama halnya dengan suku 𝑎𝑏2 yang dapat ditemukan dengan 1
=3 cara.

❖ Terakhir, suku 𝑏3 dapat ditemukan dengan 1 cara, yaitu memilih 𝑏 dari setiap faktor.
❖ Konsekuensinya, ditemukan (𝑎+𝑏)3=𝑎3+3𝑎2b+3𝑎𝑏2+𝑏3.
TEOREMA BINOMIAL
Misal 𝑎 dan 𝑏 merupakan bilangan-bilangan real, dan 𝑛 sebuah bilangan bulat non
negatif, maka
𝑛 𝑛 𝑛 𝑛−1 𝑛 𝑛−2 2 𝑛 𝑛 𝑛
(𝑎 + 𝑏)𝑛 = 𝑎 + 𝑎 𝑏+ 𝑎 𝑏 𝑎𝑏 𝑛−1 + 𝑏
0 1 2 𝑛−1 𝑛
𝑛
𝑛 𝑛−𝑘 𝑘
=෍ 𝑎 𝑏
𝑘
𝑘=0

𝑛
Bilangan 𝑘
pada persamaan ini disebut koefisien binomial.
✓ Bukti: Terdapat 𝑛 faktor yang berbentuk (𝑎 + 𝑏).
✓ Faktor-faktor ini akan diekspansi sehingga ditemukan suku-suku
berbentuk 𝑎n-k𝑏k , dengan 𝑘 = 0, 1, 2, ⋯ , 𝑛.
✓ Banyak cara menemukan suku berbentuk 𝑎𝑛−𝑘𝑏k sama dengan banyak
cara memilih 𝑛 − 𝑘 buah 𝑎 dari 𝑛 faktor yang ada.
𝑛 𝑛
✓ Ini dapat dilakukan dengan n–k
= 𝑘
cara.
𝑛 𝑛
✓ Dengan demikian, koefisien dari 𝑎𝑛−𝑘𝑏k adalah n–k
= 𝑘
.

Anda mungkin juga menyukai