BAGIAN 2
Kuliah ke 4
Deret pangkat
Dalam program yang lalu Hal ini sgt penting
Pendahuluan: ttg deret telah kita lihat
karena seringkali kita
betapa pentingnya
pengenalan akan sifat2 harus menyatakan
kekonvergenan suatu sebuah fungsi dalam
deret tak berhingga yang deret variabelnya
akan kita gunakan dan dengan dg. Pangkat
akan kita kaji syarat2 variable yang semakin
keberlakuannya. membesar.
dengan a, b, c, d, dan seterusnya adalah koefisien2 yang konstan, yaitu factor numeris tertentu.
≡ dibaca identik.
Untuk menetapkan deretnya, kita harus mencari harga koefisien konstan a, b, c, dan seterusnya.
𝑥3 𝑥5 𝑥7 𝑥9 𝑥 11
yaitu sin 𝑥 = 𝑥 − + − + − + ⋯…
3! 5! 7! 9! 11!
Sekarang kita telah memperoleh beberapa suku awal deret tak berhingga yang menyatakan fungsi x,
dan tentu kita dapat menduga bagaimana suku-suku selanjutnya.
DERET MACLAURIN
❖ Untuk membentuk deret ini, kita ulangi proses yang kita lakukan dalam contoh yang
lalu, kali ini kita gunakan fungsi sembarang f(x), alih-alih sin x.
❖ Koefisien diferensial pertama f(x) akan menyatakan dengan f ’(x); koefisien kedua
dengan f ”(x), ; dan ketiga dengan f ‘’’(x), dan seterusnya.
❖ Maka akan kita peroleh hal berikut:
Misalkan 𝑓 𝑥 = 𝑎 + 𝑏𝑥 + 𝑐𝑥 2 + 𝑑𝑥 3 + 𝑒𝑥 4 + 𝑓𝑥 5 + ⋯
Misalkan x = 0, maka ==➔ f(0) = a + 0 + 0 + 0 + ….. Jadi a = f(0)
yaitu a = harga fungsinya untuk x = 0
Diferensiasikan: 𝑓 ′ (𝑥) = 𝑏 + 𝑐. 2𝑥 + 𝑑. 3𝑥 2 + 𝑒. 4𝑥 3 + 𝑓. 5𝑥 4 + ⋯
Masukkan x = 0, maka ==➔f’(0) = b + 0 + 0 + 0 + ….. Jadi b = f’(0)
Diferensiasikan: 𝑓 ′′ 𝑥 = 𝑐. 2.1 + 𝑑. 3.2𝑥 + 𝑒. 4.3𝑥 2 +𝑓. 5.4𝑥 3 + ⋯
𝑓′′(0)
Masukkan x = 0, maka ==➔f’’(0) = c.2! + 0 + 0 + 0 + ….. Jadi c =
2!
Seperti ini kita peroleh: 𝑓 ′′ (𝑥) = 𝑐. 2.1 + 𝑑. 3.2𝑥 + 𝑒. 4.3𝑥 2 +𝑓. 5.4𝑥 3 + ⋯
′′ 2
Diferensiasikan: 𝑓 ′(𝑥) = 𝑑. 3.2.1 + 𝑒. 4.3.2𝑥 + 𝑓. 5.4.3𝑥 + ⋯
𝑓′′′(0)
Masukkan x = 0, maka ==➔ f’’’(0) = c.3! + 0 + 0 + 0 + ….. Jadi d =
3!
𝑓 (0)
Masukkan x = 0, maka ==➔𝑓 ′𝑣 (0) = 4! + 0 + 0 + 0 + ….. Jadi e =
2!
DERET BINOMIAL
➢ Deret binomial merupakan bilangan-bilangan yang muncul dari hasil penjabaran penjumlahan
dua peubah yang dipangkatkan, misalnya (x + y)n.
➢ Sepintas terlihat bahwa ekspresi (x + y)n tidak ada hubungannya dengan kombinasi, tetapi
kenyataannya kita bisa mendapatkan rumus untuk penjabaran (x + y)n dengan menggunakan
rumus banyaknya kombinasi-k dari n unsur.
➢ Teori untuk menurunkan rumus yang diperoleh dari penjabaran (x + y)n dengan
menggunakan kombinasi dikenal dengan Teorema Binomial.
➢ Sebelum membahas teorema ini, perhatikan ilustrasi berikut ini.
➢ Dalam aljabar kita tahu bahwa:
❖ Terakhir, suku 𝑏3 dapat ditemukan dengan 1 cara, yaitu memilih 𝑏 dari setiap faktor.
❖ Konsekuensinya, ditemukan (𝑎+𝑏)3=𝑎3+3𝑎2b+3𝑎𝑏2+𝑏3.
TEOREMA BINOMIAL
Misal 𝑎 dan 𝑏 merupakan bilangan-bilangan real, dan 𝑛 sebuah bilangan bulat non
negatif, maka
𝑛 𝑛 𝑛 𝑛−1 𝑛 𝑛−2 2 𝑛 𝑛 𝑛
(𝑎 + 𝑏)𝑛 = 𝑎 + 𝑎 𝑏+ 𝑎 𝑏 𝑎𝑏 𝑛−1 + 𝑏
0 1 2 𝑛−1 𝑛
𝑛
𝑛 𝑛−𝑘 𝑘
= 𝑎 𝑏
𝑘
𝑘=0
𝑛
Bilangan 𝑘
pada persamaan ini disebut koefisien binomial.
✓ Bukti: Terdapat 𝑛 faktor yang berbentuk (𝑎 + 𝑏).
✓ Faktor-faktor ini akan diekspansi sehingga ditemukan suku-suku
berbentuk 𝑎n-k𝑏k , dengan 𝑘 = 0, 1, 2, ⋯ , 𝑛.
✓ Banyak cara menemukan suku berbentuk 𝑎𝑛−𝑘𝑏k sama dengan banyak
cara memilih 𝑛 − 𝑘 buah 𝑎 dari 𝑛 faktor yang ada.
𝑛 𝑛
✓ Ini dapat dilakukan dengan n–k
= 𝑘
cara.
𝑛 𝑛
✓ Dengan demikian, koefisien dari 𝑎𝑛−𝑘𝑏k adalah n–k
= 𝑘
.