Firm Size( 𝑋2 )
Accounting Conservatism
(Y)
Leverage (𝑋3 )
2.2.2 Hipotesis
Berdasarkan uraian latar belakang yang dikemukakan, maka dapat
dirumuskan masalah sebagai berikut:
a. Pengaruh Company Growth Terhadap Accounting Conservatism
Company growth merupakan suatu harapan yang diinginkan oleh semua
pihak, baik pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan. Menurut Rahayu,et
al (2018:185): pertumbuhan perusahaan adalah deskripsi pertumbuhan bisnis
perusahaan dengan membandingkan pertumbuhan perusahaan pada periode saat
ini dengan periode sebelumnya. Ukuran pertumbuhan perusahaan tergantung dari
aktivitas perusahaan itu sendiri. Semakin tinggi tingkat pertumbuhan perusahaan,
maka manajer akan memilih metode akuntansi yang konservatif agar perusahaan
dapat meminimalkan risiko ketidakpastian ekonomi di masa mendatang.
Pertumbuhan perusahaan dapat diukur menggunakan pertumbuhan penjualan
(sales growth). Pertumbuhan penjualan (sales growth) merupakan indikator
permintaan dan daya saing perusahaan dalam suatu industri. Pertumbuhan
penjualan banyak digunakan untuk mengukur seberapa besar tingkat pertumbuhan
pada suatu perusahaan. Pertumbuhan penjualan mencerminkan keberhasilan
15
investasi periode masa lalu dan dapat dijadikan sebagai prediksi pertumbuhan
masa yang akan datang. Menurut Aprianto dan Dwimulyani (2019:3) :
“pertumbuhan penjualan (sales growth) menunjukan perkembangan tingkat
penjualan dari tahun ke tahun” Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
company growth berpengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi. Penelitian
yang dilakukan oleh Rahayu, et al (2018) menunjukan bahwa company growth
berpengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi. Penelitian yang dilakukan
oleh Andreas, Ardeni, dan Nugroho (2017) juga menunjukan bahwa company
growth berpengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi. Berdasarkan uraian
tersebut dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
𝐻1 : Company growth berpengaruh positif terhadap accounting conservatism.
melakukan cara yang tidak sehat untuk mencapai tujuan terhadap informasi laba
perusahaan. Hal ini merupakan wujud dari konflik antar pihak manajemen dan
pemegang saham, sehingga adanya pertentangan ini menyebabkan pihak
manajemen cenderung berhati-hati saat mengambil keputusan berinvestasi
termasuk pelaporannya. Peluang pertumbuhan perusahaan yang meningkat,
menyebabkan konflik agen meningkat sehingga diperlukannya penerapan
konservatisme akuntansi. Dengan demikian, semakin investment opportunity set,
maka semakin besar konservatisme akuntansi. Menurut Andreas, Ardeni, dan
Nugroho (2017: 13): “Investment opoortunity set yang menunjukkan tingkat
pertumbuhan yang dimiliki perusahaan seringkali meningkatkan ekspektasi
investor terhadap arus kas perusahaan di masa depan.” Oleh karena itu, untuk
menekan ekspektasi investor terhadap arus kas masa depan perusahaan,
manajemen cenderung akan menggunakan prinsip accounting conservatism dalam
penyajian sebuah laporan keuangan. Hal ini didukung oleh penelitian dari
Andreas, Ardeni dan Nugroho (2017), serta Saputri (2013) yang menyatakan
bahwa investment opportunity set berpengaruh positif terhadap accounting
conservatism. Berdasarkan uraian tersebut dapat dirumuskan hipotesis sebagai
berikut:
𝐻4 : Investment opportunity set berpengaruh positif terhadap accounting
conservatism