Anda di halaman 1dari 5

SEMINAR NASIONAL HASIL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

“Peluang dan tantangan pengabdian kepada masyarakat yang inovatif di era kebiasaan baru”
ISBN: 978-623-7496-57-1

Pelatihan Akuntansi Organisasi Nirlaba Untuk Yayasan


Pendidikan
Masnawaty Sangkala1, Mohammad Anwar Kadir2
1
Jurusan Ilmu Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Makassar
2
Jurusan Ilmu Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Makassar

Abstrak. Yayasan Pendidikan diharuskan mematuhi berbagai aturan, terutama peraturan pencatatan dan pelaporan
khusus bagi organisasi nirlaba. Kegiatan ini bertujuan untuk memastikan penyusunan laporan keuangan Yayasan
Pendidikan yang menyelenggarakan sekolah-sekolah swasta. Program Kemitraan Komunitas (PKM) ini
dilaksanakan di Kabupaten Luwu Utara. Permasalahan mitra adalah: (1) kompleksitas peraturan terkait pelaporan
keuangan untuk organisasi nirlaba (2) terbatasnya sumber daya manusia pada mitra yang mampu menyusun laporan
keuangan khusus bagi organisasi nirlaba, dan (3) adanya keharusan untuk menyusun dan melaporkan transaksi
keuangan sesuai dengan aturan Pemerintah. Sasaran kegiatan adalah para pengurus yayasan pendidikan yang
mampu menyusun laporan keuangan organisasi nirlaba. Metode yang digunakan adalah: ceramah, demonstrasi,
diskusi, tanya jawab, dan pendampingan mitra. Hasil yang dicapai adalah (1) mitra memiliki pengetahuan dasar
dalam pencatatan dan penyusunan laporan keuangan organisasi nirlaba, (2) mitra memiliki kemampuan untuk
menata pembukuan sehingga memiliki informasi yang berkualitas, dan (3) mitra memiliki keterampilan untuk
menyusun laporan kuangan yayasan pendidikan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku.

Kata kunci: akuntansi, nirlaba, yayasan pendidikan

Abstract. Educational Foundations are required to comply with a variety of rules, especially recording and reporting
regulations specific to non-profit organizations. This activity aims to ensure the preparation of financial reports for
the Education Foundation which runs private schools. The Community Partnership Program (PKM) is implemented
in North Luwu Regency. Partner problems are: (1) the complexity of regulations related to financial reporting for
non-profit organizations (2) limited human resources for partners who are able to prepare special financial reports
for non-profit organizations, and (3) the necessity to prepare and report financial transactions in accordance with
Government regulations. . The target of the activity is the management of educational foundations who are able to
compile the financial reports of non-profit organizations. The methods used are: lectures, demonstrations,
discussions, questions and answers, and partner assistance. The results achieved are (1) partners have basic
knowledge in recording and preparing financial reports of non-profit organizations, (2) partners have the ability to
organize books so that they have quality information, and (3) partners have the skills to compile financial reports of
educational foundations in accordance with applicable accounting standards.

Keywords: accounting, educational foundation, non-profit organization

I. PENDAHULUAN pernerintah pusat dan federal AS.


Di Amerika Serikat (AS), Financial Accounting Di Indonesia, Pemerintah membentuk Komite
Standard Board (FASB) telah menyusun standar Standar Akuntasi Pemerintah. Organisasi penyusun
untuk laporan keuangan yang ditujukan bagi para standar untuk pemerintah itu dibangun terpisah dari
pemilik entitas atau pemegang saham, kreditor, dan FASB di AS atau Dewan Standar Akuntansi
pihak lain yang tidak secara aktif terlibat dalam Keuangan-Ikatan Akuntan Indonesia di Indonesia
manajemen entitas bersangkutan namun memiliki karena karakteristik entitasnya berbeda. Entitas
kepentingan. FASB juga berwenang untuk pemerintah tidak mempunyai pemegang saham
menyusun standar akuntansi bagi entitas nirlaba atau semacamnya, memberi pelayanan masyarakat
nonpemerintah, sementara US Government tanpa mengharapkan laba, dan mampu memaksa
Accounting Stan-dard Board (GASB) menyusun pembayar pajak untuk mendukung keuangan
standar akuntasi dan pelaporan keuangan untuk pernerintah tanpa peduli bahwa imbalan bagi

780
SEMINAR NASIONAL HASIL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
“Peluang dan tantangan pengabdian kepada masyarakat yang inovatif di era kebiasaan baru”
ISBN: 978-623-7496-57-1

pembayar pajak ter-sebut memadai atau tidak 1. Entitas komersial, terbagi atas entitas
memadai. komersial yang dikelola pmerintah, seperti
International Federation of Accountant (IFAC) BUMN Persero; entitas komersial swasta,
membentuk IFAC Public Sector Committee (PSC) misalnya CV, NV, Firma, usaha
yang bertugas menyusun International Public perorangan, UD;
Sector Accounting Standard (IPSAS). Istilah public 2. Entitas nirlaba, terbagi atas entitas nirlaba
sector di sini berarti pemerintah nasional, pemerintah, entitas nirlaba swasta,
pemerintah regional (misalnya negara bagian, misalnya yayasan, partai politik, lembaga
daerah otonom, pro-vinsi, daerah istimewa), swadaya masyarakat
pemerintah lokal (misalnya kota mandiri) dan Pembagian entitas komersial dan nirlaba
entitas pernerintah terkait (misalnya perusahaan berdasarkan bidang bentuk kegiatan/bidang usaha
negara, komisi khusus). Dengan demikian PSC tidak disarankan. Rumah sakit dan museum
tidak menyusun standar akuntansi sektor publik pemerintah pada umumnya nirlaba, namun rumah
nonpeme-rintah. sakit dan museum swasta mungkin nirlaba atau
Organisasi komersial dan nirlaba sering rancu, komersial.
karena pembagiannya di-dasarkan atas jenis
kegiatan atau bentuk legalnya. Sesungguhnya
istilah non-komersial lebih tepat dari istilah nirlaba.
Istilah Not For Profit Organization (NFPO) telah
menggeser istilah nonprofit organization karena
menawarkan resolusi bahwa itikad atau tujuan
pendirian organisasi bersangkutan bukan untuk Gambar 1. Spanduk Kegiatan
mencari laba. Seluruh kegiatannya tidak ditujukan Sepak terjang organisasi nirlaba di Indonesia
untuk mengum-pulkan laba, namun dalam saat ini masih menghadapi beberapa permasalahan,
perjalanannya organisasi nirlaba ternyata secara baik dari sisi internal dan eksternal. Dari sisi
legal bernasib keuangan yang baik, yakni dapat internal, ia mengungkapkan, di antaranya adalah
mengalami surplus karena aliran kas masuk keterbatasan modal, tata kelola (Good Corporate
melebihi aliran kas keluar. Dengan demikian, Governance-GOG), kualitas dan kuantitas Sumber
walaupun sama-sama memperoleh sisa laba, Daya Manusia (SDM), biaya dana mahal yang
surplus yang setara laba neto setelah pajak, baik berdampak pada suku bunga, serta produk dan
organisasi komersial maupun organisasi nirlaba layanan yang belum variatif. Dari sisi eksternal
tetap pada jati dirinya. sendiri tantangan yang dihadapi adalah persaingan
Surplus diperlukan organisasi nirlaba untuk yang semakin meningkat.
memperbesar skala kegiatan pengabdiannya dan Permasalahan pengelolaan yang baik dan
memperbaharui sarana yang uzur dan rusak. kualitas sumber daya manusia menjadi hal yang
Sebaliknya, apabila surplus tersebut dinikmati oleh sangat krusial bagi yayasan yang ada karena
para pengurus dalam bentuk tantiern, gratifikasi, memang kapasitas keuangan mereka belum terlalu
gaji, bonus, tunjangan perjalanan dinas, pinjaman mumpuni untuk menghadirkan personel yang
bagi pendiri/ pengurus (setara dividen dalam entitas handal secara langsung. Demikian halnya dengan
komersial) atau kenikmatan (mobil mewah, rumah upaya peningkatan kualitas SDM yang sudah
tinggal, keanggotaan golf dan sebagainya), maka mereka miliki akan menjadi momok yang berakibat
organisasi nirlaba menjadi berhakikat entitas langsung dengan perolehan pendapatan mereka.
komersial. Salah satu permasalahan yang juga menjadi
Entitas komersial atau nirlaba sering perhatian adalah berkaitan dengan pencatatan dan
diidentifikasi melalui bentuk legal dan bentuk pelaporan transaksi keuangan. Peraturan yang ketat
kegiatan. Contoh entitas legal adalah:
781
SEMINAR NASIONAL HASIL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
“Peluang dan tantangan pengabdian kepada masyarakat yang inovatif di era kebiasaan baru”
ISBN: 978-623-7496-57-1

serta senantiasa termutakhirkan menjadi tantangan pengambilan keputusan sembari diyakinkan


tersendiri. Ditambah lagi dengan Standar mengenai urgensi hal tersebut untuk
Akuntansi yang harus mereka gunakan adalah dilakukan. Sehingga, peserta akan
Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa termotivasi dan menikmati pekerjaannya.
Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP). Hal tersebut 2. Delegatif; metode ini tepat bagi mereka yang
menyebabkan mereka harus melakukan tugas yang sudah memiliki kemampuan dan memiliki
tidaklah mudah karena kompleksitas yang tinggi. keinginan untuk menerapkannya. Melalui
metode ini, peserta akan diserahi penuh
II. METODE YANG DIGUNAKAN tentang apa yang harus dilakukan,
a. Pelatihan bagaimana cara melakukannya, dan kapan
Pelatihan ini menggunakan metode yang tepatnya dilaksanakan.
dapat menjamin bahwa peserta dapat
mengimplementasi pengetahuannya setelah
mengikuti pelatihan. Adapun metode yang
digunakan antara lain:
1. Metode Ceramah Interaktif; metode ini
betujuan untuk mengkaji tentang
pemahaman manajemen keuangan peserta
yang mengikuti pelatihan.
2. Metode Kasus; metode ini memberikan Gambar 2. Suasana Pelaksanaan Kegiatan
beberapa gambaran kasus yang berkaitan
III. PELAKSANAAN DAN HASIL
dengan manajemen keuangan organisasi, dan KEGIATAN
bagaimana penyelesaiannya.
a. Realisasi Penyelesaian Masalah
3. Metode Aplikatif; metode ini memberikan
Pelatihan dapat dilaksanakan berhasil terlaksana
aplikasi-aplikasi penyusunan laporan
dengan baik berkat kerjasama antara Tim
keuangan yang memiliki kualitas tinggi.
Pelaksana Dosen Program Studi Akuntansi
b. Pendampingan
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Makassar
Secara teoretis, kategori penerapan suatu
dengan mitra. Partisipasi mitra dalam hal ini
ilmu pengetahuan terbagi menjadi 4 (empat),
diantaranya mendaftar dan mengkoordinir peserta
yaitu: (i) tidak memiliki pengetahuan dan tidak
yang ikut serta pelatihan, membantu fasilitas sarana
memiliki kemauan; (ii) tidak memiliki
dan prasarana yang dibutuhkan dalam proses
pengetahuan namun memiliki kemauan; (iii)
pelatihan.
memiliki pengetahuan namun tidak memiliki
Dalam kegiatan pelatihan ini mengunakan alat
kemauan; dan (iv) memiliki pengetahuan dan
dan bahan yang digunakan untuk melaksanakan
memiliki kemauan.
kegiatan ini. Adapun alat yang digunakan berupa
Setelah pelaksanaan pelatihan,
papan tulis, spindol, materi yang dibagikan kepada
diasumsikan bahwa para peserta hanya
peserta, serta fasilitas ruangan yang digunakan
memenuhi kategori (iii) dan (iv). Berikut gaya
untuk kegiatan pelatihan, sound system, LCD
(metode) pendampingan yang akan sesuai untuk
Proyektor, perangkat-perangkat lainya yang
diterapkan pada tahap ini;
dibutuhkan dalam proses pelatihan berlangsung.
1. Partisipatif; metode ini untuk mendampingi
Bahan yang digunakan kertas HVS untuk dipakai
mereka yang sudah memiliki
catatan sementara sebelum dipindahkan ke note
pengetahuan/kemampuan, namun belum
book yang diberikan kepada peserta pelatihan,
memiliki kemauan untuk menerapkan
kertas Kwarto untuk laporan penelitian, alat tulis
ilmunya. Metode ini mengharuskan peserta
untuk terlibat dalam setiap proses

782
SEMINAR NASIONAL HASIL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
“Peluang dan tantangan pengabdian kepada masyarakat yang inovatif di era kebiasaan baru”
ISBN: 978-623-7496-57-1

menulis, serta tinta printer untuk penggandaan kelompok kecil berdasarkan tugas pokok dan
laporan. fungsi pada masing-masing tempat Kerja para
Selain itu, karena pelaksanaan kegiatan dalam peserta, kemudian diberikan tugas menyelesaikan
masa pandemi wabah virus COVID-19, maka para tugas secara mandiri sampai menghasilkan laporan
peserta dibagikan pula masker dan handsanitizer. masing-masing. Kegiatan dimaksudkan untuk
Hal tersebut dilakukan untuk memastikan protokol mengukur sejauh mana perubahan tingkat
kesehatan tetap dijalankan, sehingga bisa pemahaman dan keterampilan peserta setelah
mencegah penularan virus korona baik antar mengikuti pelatihan ini.
peserta maupun dengan para narasumber dan Adapun indikator yang dijadikan tolok-ukur
panitia. penilaian/evaluasi pelaksanaan kegiatan pelatihan
in: (1) kemampuan peserta memahami materi yang
b. Kegiatan dan Evaluasi
Metode yang digunakan dalam pelaksanaan diberikan, (2) Kemampuan peserta pelatihan di
kegiatan ini meliputi: Metode pelatihan, diskusi, dalam mengelola data serta menganalisa sehingga
tanya jawab, pemberian tugas dan latihan menjadi informasi yang berguna, dan (3)
penatabukuan keuangan sederhana. Cara mengukur kedisiplinan, partisipasi, antusias, dan motivasi
dan mengetahui sejauh mana tingkat keefektifan peserta selama mengikuti pelatihan.
pelaksanaan pelatihan ini, maka perlu dilakukan
evaluasi. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui IV. KESIMPULAN
sejauh mana pencapaian tujuan pelaksanaan Setelah dilakukan evaluasi kegiatan, maka hasil
kegiatan pengabdian masyarakat ini dan sekaligus pelaksanaan kemitraan masyarakat dapat ditarik
untuk dapat mengetahui kendala-kendala yang kesimpulan sebagai berikut:
dihadapi dalam pelaksanaannya. a. Mitra memiliki pengetahuan dasar dalam
Evaluasi kegiatan ini dilaksanakan dalam tiga pencatatan dan penyusunan laporan
tahap, yakni: Tahap pertama: Pre-Test/Observasi, keuangan organisasi nirlaba;
dilakukan pada tahap awal (sebelum peserta b. Mitra memiliki kemampuan untuk menata
pelatihan diberikan materi pelatihan yang terdiri pembukuan sehingga memiliki informasi
dari Definisi, ruang lingkup dan tujuan Pengelolaan yang berkualitas, dan
Keuangan; Gambaran Umum Proses Pengelolaan. c. Mitra memiliki keterampilan untuk
Evaluasi yang dilakukan pada tahap awal kegiatan menyusun laporan kuangan yayasan
dimaksudkan untuk memperoleh informasi atau pendidikan sesuai dengan standar
data mengenai kemampuan dasar yang dimiliki akuntansi yang berlaku.
peserta tentang pengelolaan.
Tahap kedua, evaluasi dilakukan pada saat
proses pelaksanaan kegiatan berlangsung dimana
dilakukan simulasi dan Assessment, meliputi
kegiatan pemilihan satu topik khusus, dilanjutkan
Pendefinisian Pengelolaan Keuangan. Evaluasi
yang dilakukan bersamaan pada saat proses
kegiatan pelatihan berlangsung, yakni dengan cara
melakukan pengamatan langsung. Tujuannya untuk
Gambar 3. Kunjungan ke Kantor Mitra
mengetahui tingkat keaktifan dan partisipasi aktif
peserta, kedisiplinan, antusias dan motivasi peserta. UCAPAN TERIMA KASIH
Tahap ketiga: Post-Test, evaluasi dilakukan Ucapan terima kasih disampaikan kepada
pada akhir kegiatan (setelah peserta pelatihan
Rektor UNM atas arahan dan pembinaanya selama
memperoleh materi), dengan membagi beberapa
proses kegiatan Pengabdian Masyarakat

783
SEMINAR NASIONAL HASIL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
“Peluang dan tantangan pengabdian kepada masyarakat yang inovatif di era kebiasaan baru”
ISBN: 978-623-7496-57-1

berlangsung. Demikian pula ucapan terima kasih


disampaikan kepada Ketua Lembaga Penelitian dan
Pengabdian Kepada Masyarakat UNM dan
Pemerintah Desa Munte, Kecamatan Tanalili,
Kabupaten Luwu Utara Provinsi Sulawesi Selatan,
yang telah memberi fasilitas, melakukan
monitoring, dan mengevaluasi kegiatan PKM
hingga selesai.

DAFTAR PUSTAKA
Charles T.Horngren dan Walter T. Harrison Jr.2007.
Akuntansi Jilid Satu . Edisi Tujuh. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Harahap, Sofyan. 2013. Teori Akuntansi – Edisi Revisi
2011. Penerbit Rajawali Pers, Jakarta
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2012. PSAK No. 45 , No.
109. Ikatan Akuntansi Indonesia,Jakarta.
Jusuf, Al. Haryono. 2005. Dasar-dasar Akuntansi. Jilid
1. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN,
Yogyakarta.
Mangkona, Sri Wardhana Saleh, Walaundouw,Stanley
Kho. 2015. “Penerapan PSAK No.45 Tentang
Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba Pada
Masjid Nurul Huda Kawangkoan”. Jurnal EMBA
Volume. 3 No. 2.Juni 2015. ISSN 2303 – 1174.
Mardiasmo. 2005. Akuntansi Sektor Publik. Penerbit
Andi, Yogyakarta.
Pertiwi, B. N., Yahya, M., & Syachbrani, W. (2020).
Tinjauan Penyajian Laporan Keuangan
Berdasarkan SAK-EMKM pada Koperasi
Pegawai Dinas Koperasi Provinsi Sulawesi
Selatan. BIJAC: Bata Ilyas Journal of
Accounting, 1(1).
Renyowijoyo, Muindro. 2013. Akuntansi Organisasi
Non Laba. Mitra Wacana Media. Yogyakarta.

784

Anda mungkin juga menyukai