Anda di halaman 1dari 8

MANAGEMENT CONTROL IN NON-PROFIT

ORGANIZATIONS

OLEH :

FEBI

RAMADHANNI 1610536037

S1 INTAKE AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ANDALAS

2018

MANAGEMENT CONTROL IN NON-PROFIT

ORGANIZATIONS
Pada organisasi non-profit terdapat beberapa hal yang menjadi fokus spesifik
karena terlihat beberapa cara yang sangat berbeda dalam menjalankan kegiatannya
dibandingkan dengan organisasi for-profit.. organisasi non-profit mengisi sejumlah
peran sosial penting dan memiliki banyak kesamaan dengan organisasi for-profit .
Kebanyakan dari mereka memberikan layanan ( jarang produk) dan harus bersaing
dengan organisasi lain untuk menjadi penyedia yang dipilih. Mereka memiliki
manajer profesional yang mengembangkan tujuan, strategi, dan anggaran. Perbedaan
kedua nya antara for-profit organization dan non-profit organization terlihat pada
definisinya yaitu terkait misi atau tujuan dari organisasi tersebut.

Organisasi non-profit adalah organisasi yang tujuan utamanya adalah selain


untuk mendapatkan keuntungan (atau, lebih tepatnya, untuk menciptakan kekayaan
bagi pemiliknya). Tujuan utamanya adalah untuk menyediakan semacam layanan
publik. Kategori non-profit mencakup kumpulan organisasi yang besar dan beragam,
sehingga jenis layanan yang disediakan sangat bervariasi ( seperti; rumah sakit,
museum, universitas, sekolah, organisasi keagamaan dan yayasan amal ). Pada
organisasi for-profit salah satu sumber pendanaannya diperoleh dari pihak luar seperti
investor yang menanamkan saham mereka. Berbeda dengan organisasi non-profit,
organisasi ini tidak memiliki kepentingan dengan ekuitas dari luar. untuk
menjalankan operasinya, organisasi non-profit membiayainya dengan pendapatan
yang diperoleh.

Organisasi non-profit cenderung memiliki beberapa karakteristik dengan


implikasi management control system yang berlaku bagi mereka jauh lebih banyak
daripada yang mereka terapkan pada organisasi for- profit. Bagian berikut
menggambarkan karakteristik dan implikasi management control system dari
organisasi non-profit.

a) Ambiguitas Tujuan Dan Konflik


Managemen control system (MCS) harus dirancang sedemikian rupa
untuk dapat mencapai tujuan organisasi. Hal ini perlu didukung dengan adanya
tujuan dan sasaran yang jelas dari for-profit organizations. Salah satu contoh pada
organisasi laba yaitu pada perusahaan Anglo-Amerika yang memiliki tujuan
umum utamanya difokuskan pada pemaksimalan nilai pemegang saham untuk
beberapa batasan dan kepentingan stakeholder lainnya. Penilaian pencapaian
tujuan dapat dilihat dari umpan balik dan memantau kinerja saham perusahaan
dan membandingankan dengan pesaing pasar secara keseluruhan. Hal ini
menunjukan tingkat kejelasan organisasi laba namun, pada non-profit
organizations seringkali tidak ada kejelasan dalam tujuan organisasi ini. Tidak
adanya kejelasan tujuan organisasi ini, mengakibatkan terjadinya konflik dalam
non-profit organizations . Hal ini karena masing – masing pihak memiliki tujuan
utama yang berbeda – beda.

Tanpa adanya kejelasan tujuan yang akan dicapai dan cara yang harus
dilakukan maka akan sulit untuk menilai besarnya sistem kontrol organisasi tim
manajemen dan penilaian atas kinerja yang baik. Masalah ambiguitas tujuan dan
konflik ini merupakan masalah – masalah mendasar yang dihadapi oleh beberapa
non-profit organizations . Mereka harus merancang sebuah sistem kontrol yang
efektif dan dalam menilai efektifitas dari sistem kontrol yang mencerminkan
hukum, kebijakan, dan lingkungan sumber daya tempat non-profit organizations
tertentu beroperasi.

b) Kesulitan dalam Mengukur Kinerja

Setiap organisasi dalam menilai pengukuran kinerja ditentukan indikator –


indikator kinerja yang harus dicapai yang mana untuk pengukuran kinerja itu
sendiri ditetapkan oleh masing – masing organisasi. Permasalahan yang dihadapi
non-profit organizations adalah seringkali manajer tidak memiliki penyelesaian
untuk indikator kinerja yang telah ditetapkan. Kurangnya ukuran kinerja ini
menyebabkan gagalnya organisasi dalam menentukan hal yang paling penting
yang harus dicapai atau tujuan dari organisasi tersebut.Tanpa adanya indikator,
tugas pengelolaan dan pengendalian manajemen menjadi lebih rumit. hal tersebut
dapat menyebabkan sulit nya untuk:

 Mengukur kinerja organisasi dalam segala tujuannya dan juga untuk


menggunakan kontrol hasil (termasuk insentif berbasis kinerja) pada
tingkat organisasi yang lebih luas.
 Menganalisis manfaat dari investasi atau beragam tindakan alternatif
 Mendesentralisasikan organisasi dan menajemen entitas tanggung jawab
manajer pada kinerja daerah tertentu yang berhubungan langsung
dengan tujuan utama organisasi
 Membandingkan wujud kinerja pada kegiatan yang berbeda

Contohnya adalah rumah sakit. Jika tujuan rumah sakit adalah untuk
untuk menyembuhkan orang sakit, lalu bagaimana kesuksesan pencapaian
tujuan dapat dinilai? Oleh sebab itu diperlukan indikator untuk menilai
kesuksesan pencapaian tujuan.

c) Perbedaan Akuntansi

Laporan keungan non-profit organizations sedikit berbeda dengan for-


profit organizations baik dalam bentuk maupun isi. Standar yang komperehensif
untuk laporan keungan eksternal untuk keperluan umum non-profit organizations
tidak ada di Amerika Serikat (AS) sampai Dewan menerbitkan Pernyataan
Akuntansi Keuangan No. 117 tahun 1993 (FAS 117). Para ahli menyimpulkan
bahwa prinsip akuntansi yang digunakan non-profit organizations harus identic
dengan yang digunakan for-profit organizations, dengan satu pengecualian yaitu
non-profit organizations menggunakan laporan terpisah seperti dana untuk
memisahkan transaksi operasi dari transaksi modal yang memberikan kontribusi.

Berikut beberapa hal penting dalam akuntansi non-profit organizations :


 non-profit organizations menggunakan akuntansi dana (Fund Accounting).

Fund accounting memisahkan sumber daya terbatas dalam tujuan yang


berbeda satu dengan yang lain. Setiap dana memiliki seperangkat laporan
keuangan, posisi keuangan, dan laporan perubahan sald dana. Setiap non-
profit organizations juga memiliki dana umum yang digunakan untuk
menjelaskan semua transaksi operasi dan sumber daya yang tidak termasuk
dalam salah satu dana terbatas.

 nonprofit organizations menyiapkan laporan keuangan kosolidasi

Salinan fund accounting dari laporam laba rugi non-profit


organizations (yang dapat disebut laporan aktivitas, laporan operasi, atau
laporan pendapatan dan pengeluaran) ymemberikan informasi yang penting
tentang kinerja keuangan non-profit organizations. Namun, perlu diketahui
bahwa laporan keuangan konsolidasi untuk non-profit organizations dapat
menyesatkan. Konsolidasi mengaburkan batasan sumber daya. Sebuah saldo
kas konsolidasi, misalnya, mungkin tidak dapat digunakan untuk membayar
biaya operasional organisasi jika terdapat penggunaan kas yang dibatasi

d) Pengawasan Eksternal

Pihak eksternal non-profit organizations harus bertanggung jawab


kepada sejumlah konstituen eksternal. Harapan yang tinggi oleh masyarakat
atas apa yang dikerjakan oleh non-profit organizations, menyebabkan tuntutan
yang tinggi pula terkait akuntabilitas. Apabila organisasi melakukan sesuatu
yang menyimpang atau tidak sesuai maka akan mendapatkan reaksi negatif
dari pihak eksternal. Pengawasan dari pihak eksternal organisasi nirlaba
menempatkan kontrol ekstra terhadap tuntutan yang terkait dengan sistem
pada organisasi nirlaba. terlebih lagi organisasi pemerintah yang harus
memberi informasi dan bertindak sesuai tanggung jawab dan fiskal. Walaupun
demikian, banyak anggota dewan non-profit organizations dari dipilih untuk
alasan yang tidak memenuhi syarat mereka untuk melakukan pengawasan
organisasi secara optimal.

e) Kendala Hukum

Non-profit organizations menghadapi kendala hukum yang lebih luas


daripada yang dihadapi oleh for-profit organizations. Mereka harus mematuhi
banyak undang-undang dan kondisi spesifik yang terkait dengan pendapatan
(donasi dan hibah) yang mereka naikkan, serta mematuhi pengungkapan,
pengawasan regulasi, dan undang-undang tentang kompensasi eksekutif dan
karyawa mereka.

f) Karakteristik Karyawan

Terdapat perbedaan karakteristik antara karyawan Non-profit


organizations dengan for-profit organizations. Ada karakteristik pada karyawan
Non-profit organizations yang tidak dimiliki oleh for-profit organizations.
Perbedaan karakteristik tersebut dapat memberikan implikasi yang positif juga
implikasi negatif. salah satu contoh adalah besarnya kompensasi karyawan
dikebanyakan non-profit organizations tidak sama dengan kompensasi for-profit
organizations. hal ini dapat menyebabkan masalah kontrol jika kualitas karyawan
berkurang. salah satu masalah kontrol yang utama adalah keterbatasan personal
yang mungkin lebih terlihat.

Non-profit organizations cenderung mempertahankan karyawan yang


berkomitmen untuk tujuan akhir organisasi. Bekerja dengan karyawan yang
memiliki tujuan organisasi yang sama, akan lebih memudahkan dalam
berinteraksi dalam melakukan segala kegiatan. Namun, tujuan utama non-profit
organizations bukanlah untuk mendapatkan keuntungan. Oleh karena itu, hal ini
menyulitkan organisasi untuk mendapatkan karyawan. Dengan adanya karakter
tersebut yang tidak mencari keuntungan, organisasi nirlaba harus dapat
memberikan system insentif non keuangan kepada pekerjanya atau karyawan
sesuai dengan ekspektasi yang diharapkan

REFERENCES
Kenneth A. Merchant, Wim A Van Der Stade.2007. Management Control (System
performance measurement, evaluation, and incentives) Second edition.
Harlow : Financial Times Prentice ‐Hall.

Anda mungkin juga menyukai