Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak Dalam Syair-Syair Imam Syafi'I (Wafat 204 H/ 820 M)
Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak Dalam Syair-Syair Imam Syafi'I (Wafat 204 H/ 820 M)
JUNAIDI
NIM 18.02.0015
Skripsi
Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan
JUNAIDI
NIM 18.02.0015
ii
HALAMAN PERSEMBAHAN
dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad
yang tak terkira dan juga ungkapan banyak terima kasih, karya tulis ini saya
persembahan kepada: kedua orangtua saya yakni Ayahanda Matlase dan Ibunda
Ainah, terima kasih karena kalian telah menjadi orangtua yang hebat yang tak
pernah lelah untuk mendo’akan dan menyayangi anak-anaknya serta terima kasih
untuk seluruh dukungannya hingga saat ini. Kemudian untuk kakak Gunadi dan
istrinya, terima kasih karena telah memberikan motivasi dan dukungan. Dan untuk
Nenek, Adik, Paman/Bibi dan kepada semua yang yang telah berbuat baik dan
iii
PERNYATAAN ORISINALITAS
Imam Syafi’i”, sebagai syarat memperoleh gelar sarjana merupakan hasil karya
saya sendiri. Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi ini saya kutip
dari hasil karya orang lain yang telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai
peroleh dan sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan peraturan yang berlaku, apabila
JUNAIDI
NIM:18.02.0015
iv
KATA PENGANTAR
kepada penulis, sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Shawalat dan
penulis, sehingga terselesaikannya skripsi ini karena tidak lepas dari dukungan
dan bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis
yang do’anya tak pernah putus, kasih sayangnya yang tiada pernah
v
4. Bapak Azhari, M.Pd.I dan Bapak Isrofil, M.Pd.I terima kasih untuk
6. Ustadz Sarno dan tim pendanaan, terima kasih atas dukungan dan
adik ,paman dan bibi yakni Nenek Janah, Bang Gunadi, Nadi, Fera,
usaha BAUK dan BAAK yang senantiasa denga sabar mendidik dang
10. Kepala seluruh warga desa Teluk di tempat saya bertugas, terima
11. Kepada seluruh teman Asrama yang telah membantu dan memberikan
skripsi ini.
vi
12. Dan kepada semuanya yang telah membantu penulis menyelesaikan
Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi peneliti dan bagi
penulis
Junaidi
18.02.0015
vii
ABSTRAK
Oleh
Junaidi
NIM: 18.02.0015
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengkaji apa saja nilai
pendidikan akhlak dalam syair-syair Imam syafi'i. Pertanyaan yang akan dijawab
melalui penelitian ini adalah: apakah ada nilai-nilai pendidikan akhlak yang
terdapat dalam syair-syair Imam Syafi'i dan yang kedua bagaimana
implementasinya dalam pendidikan. Metode penelitian yang digunakan yaitu
dengan jenis penelitian kepustakaan (Library Research), dengan ini peneliti
menelaah buku-buku kepustakaan yang relevan dengan penelitian, kemudian data
dikumpulkan dan dianalisis, kemudian data tersebut direduksi, selanjutnya data
disajikan dalam bentuk deskriptif dan penarikan kesimpulan. Sedangkan dalam
pengumpulan datanya menggunakan metode dokumentasi dan metode analisis
datanya menggunakan metode analisis isi (content analisys).
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa nilai pendidikan akhlak dalam
syair-syair Imam Syafi'i ini sangatlah dibutuhkan bagi dunia pendidikan sekarang.
Adapun nilai pendidikan akhlak yang terdapat dalam syair-syair Imam Syafi'i
adalah: sabar dalam menuntut ilmu, takwa kepada Allah SWT, menjaga lisan,
etika baik dalam berdebat, qona’ah dan tidak tamak, bersikap murah hati, bersikap
lemah lembut, bersikap pemaaf, bersikap jujur dan tidak menipu, dan bersikap
saling menghormati.
Implementasi nilai-nilai pendidikan akhlak dalam syair-syair Imam Syafi’i
dapat dilakukan disetiap sekolah. Nilai pendidikan akhlak ini dapat diterapkan
dengan memadukan seluruh komponen sekolah dimulai dari kurikulum,
lingkungan, dan sumber daya manusia agar tercipta sinerginitas dalam pembentuk
akhlak mulia.
viii
ABSTRACT
By
Junaidi
NIM: 18.02.0015
This study aims to identify and examine the values of moral education in
Imam Shafi'i's poems. The questions that will be answered through this research
are: are there values of moral education contained in Imam Shafi'i's poems and the
second is how they are implemented in education. The research method used is
the type of library research (Library Research), with this the researcher examines
the literature books relevant to the research, then the data is collected and
analyzed, then the data is reduced, then the data is presented in descriptive form
and drawing conclusions. Meanwhile, the data collection uses the documentation
method and the data analysis method uses the content analysis method.
The results of this study indicate that the value of moral education in Imam
Syafi'i's poems is very much needed for the world of education today. The values
of moral education contained in Imam Shafi'i's poems are: patient in studying,
piety to Allah SWT, guarding the mouth, good ethics in debating, qona'ah and not
greedy, being generous, being gentle, being kind forgiving, being honest and not
deceiving, and being respectful.
The implementation of moral education values in Imam Syafi'i's poems can
be carried out in every school. The value of moral education can be applied by
integrating all school components starting from the curriculum, environment, and
human resources in order to create synergy in forming noble character.
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PERSEMBAHAN...........................................................................iii
PERNYATAAN ORISINALITAS.....................................................................iiv
KATA PENGANTAR............................................................................................v
ABSTRAK...........................................................................................................viii
DAFTAR ISI...........................................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................7
1.3 Batasan Masalah.............................................................................7
1.4 Tujuan Penelitian............................................................................8
1.5 Manfaat Penelitian..........................................................................8
x
4.3 Pembahasan........................................................................................70
4.3.1 Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak dalam Syair- Syair Imam Syafi’i...70
4.3.2 Implementasi Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak dalam Syair-Syair
Imam Syafi’i dalam Konteks Pendidikan......................................80
BAB V PENUTUP................................................................................................83
5.1 Kesimpulan.........................................................................................83
5.2 Saran...................................................................................................84
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................86
xi
BAB I
PENDAHULUAN
Di zaman modern sekarang ini yang kita kenal dengan istilah modernisasi
nilai- niali yang bersifat pragmatis, materialis, dan individualis. 1 Globalisasi telah
menirukan gaya dan pola hidup budaya barat serta paham materialisme yang
menganggap tolak ukur sebuah kebahagian dan kesuksesan ialah materi atau uang.
pengaruh terhadap generasi muda umat Islam dan bangsa. Pergaulan bebas,
minuman keras, seks bebas, remaja hamil di luar nikah, membuka aurat, tidak
sebagainya, dianggap sangat tidak pantas.2 Akan tetapi, semua itu menjadi suatu
hal yang sangat lumrah terjadi sekarang ini. Apa yang pantas dan yang tidak
Perilaku tersebut banyak terjadi di era globalisasi saat ini yang menjadi
penyebab utama rusaknya generasi umat Islam. Teknologi yang ada seharusnya
1
Qiqi Yuliati Zakiyah dkk, Pendidikan Nilai, (Bandung: CV Pustaka Setia, Cet. 1, 2014),
hal. 125
Saifudin Amin, Pendidikan Akhlak Berbasis Hadits Arba’in An Nawawiyah, (Jawa Barat:
2
1
digunakan untuk mempermudah aktivitas kegiatan dan pekerjaan tetapi
kenyataannya digunakan dalam hal yang salah dan merugikan. Jika teknologi
yang ada digunakan dengan cara yang benar juga akan menghasilkan banyak
kebaikan yang bisa kita peroleh. Karena tujuan adanya teknologi untuk
yang benar.
Pendidikan salah satu hal yang berperan penting bagi kehidupan manusia.
pada tingkah laku manusia; atau usaha untuk menghilangkan akhlak yang buruk
dan menanamkan akhlak yang baik”4. Al- Ghazali menitik beratkan bahwa proses
seperti yang tertuang dalam fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang telah
3
Sita Acetylena, Pendidikan Karakter Ki Hajar Dewantara, (Malang : Madani, Cet. 1,
2018), hal. 11
4
Uci Sanusi dkk, Ilmu Pendidikan Islam,(Sleman: CV Budi Utama, Cet. 1, 2018), hal. 9
2
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.5
Dilihat dari fungsi dan tujuan pendidikan nasionl salah satu indikator yang
harus tercapai ialah akhlak mulia. Hal ini seharusnya telah diwujudkan oleh
pendidikan yang ada sekarang ini dan telah diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari. Karena akhlak mulia berfungsi sebagai filter atau saringan bagi generasi
muda Islam terhadap pengaruh negatif dari luar. Namun pada kenyatan realitanya
perilaku umat Islam terkhususnya generasi muda penerus bangsa masih jauh dari
perilaku akhlak mulia. Hal ini disebabkan sedikitnya penerapan pendidikan akhlak
yang diajarkan sedangkan pengaruh perilaku negatif yang merusak generasi muda
sangat besar.
anak dalam mengembangkan akhlak yang baik dan menjadikan perilaku yang baik
menjadi sifat yang senantiasa selalu melekat pada dirinya sehingga dalam
secara rohani dan jasmani, baik hubungan sosial sesama manusia dan lingkungan
5
Hamid Darmadi, Pengantar Pendidikan Era Globalisasi, (Indonesia: An1mage, Cet. 1,
2019), hal. 14
6
Badrudi ddk, Pendidikan Akhlak dalam Al-Qur’an Studi Tarbawi Perspektif Syaikh
Nawawi Al- Bantani, (Serang: A-Empat, Cet. 1, 2021), hal. 73
3
kehidupan terutama di dalam lembaga pendidikan. Semakin banyak pendidikan
penanaman akhlak yang diberikan maka secara otomatis akan melahirkan perilaku
akhlak mulia.
Prinsip dasar pendidikan akhlak yang berbasis sosial dan menjadi landasan
awal untuk membangun dan mendidik manusia agar berakhlak mulia yaitu: tata
akhlak mulia. Menurut Al-Ghazali bahwa sumber-sumber akhlak baik adalah Al-
Qur’an, Sunnah Nabi, dan akal fikiran.7 Untuk itu, ilmu akhlak juga
membutuhkan banyak media tidak cukup hanya dengan teori. Harus adanya
contoh yang nyata yang bisa dijadikan teladan. Atau adanya ilmu yang dirangkum
dalam bentuk lain. Banyak sekali sumber belajar yang bisa digunakan untuk
menarik minat peserta didik salah satu diantara melalui sebuah bahan bacaan,
novel, majalah, buku, dan juga sebuah seni musik lagu serta melalui sebuah karya
sastra. Syair merupakan karya sastra yang banyak digunakan oleh orang-orang
Syair salah satu karya sastra yang masih terjaga sampai saat ini. Syair
merupakan jenis puisi lama yang dimana setiap bait-bait kata yang indah dan
7
Dudung Rahmat Hidayat dkk, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan, (Bandung: IMTIMA, Cet. 1,
2007), hal. 21
4
menarik bagi orang yang membaca ataupun yang mendengarkannya. Setiap
lantunan kata dalam syair juga memiliki kanduangan makna dari yang
menciptakan yang bisa menggugah hati dan perasaan. Di setiap syair yang
diciptkan tentu ada pesan dan nasehat yang disampaikan dari penyair tersebut.
Syair adalah salah satu jenis puisi klasik yang memperoleh pengaruh
kebudayaan Arab.8 Syair merupakan sebuah karya sastra yang dimanipulasi oleh
masyarakat. Sedangkan realitas sosial merupakan kaitan langsung antara isi syair,
maknanya, dan perasaannya dengan dunia nyata atau alam sekelilingnya. Untuk
itu, syair tidak hanya sebuah karya sastra yang memiliki untaian kata yang indah
lebih dari itu sebuah puisi diciptakan karena adanya sebuah keingian dari
manusia. Berbicara tentang sebuah syair tidak lepas dari seorang ulama yang ahli
dalam bahasa dan juga syair yakni Imam Abdillah bin Idris atau yang kita kenal
Sosok Imam Syafi’i sebagai seorang imam mazhab fikih terkemuka dalam
Islam sudah tidak asing lagi bagi kaum muslim, apalagi muslim Indonesia yang
masih keturunan Rasulullah saw. Dalam perkara ilmu Imam Syafi’i terkenal
sangat cerdas selain ahli dalam bidang keilmuan fikih, kalam dan lainnya beliau
juga dikenal ahli dalam bidang bahasa Arab dan syair. Hal ini dibuktikan dengan
banyaknya nasehat dan hikmah yang disampaikan dalam bentuk prosa kata yang
indah dan dalam bentuk syair. Keindahan bahasanya sangat memukau, pilihan
8
E. Kosasih, Apresiasi Sastra Indonesia, (Jakarta: Nobel Edumedia, Cet. 1, 2015), hal. 14
5
diksinya sangat tepat dan terinci, hikmah yang menjadi perhatiannya mencakup
tentang nilai-nilai pendidikan, terutama moral. setiap kalimat yang muncul dari
Imam Syafi’i merupakah hikmah, dan setiap ungkapan yang disampaikan adalah
kebenaran. Dan setiap apa yang beliau sampaikan mengandung nilai, nasehat,
terdapat pada kumpulan syair atau diwan Imam Syafi’i. Adapun yang termasuk
penelitian diantaranya:
9
Muhammad Ibrahim Salim, Syarah Diwan Imam Asy-Syaf’i, (Yogyakarta : Diva Pres, Cet.
1,2019), hal. 84
10
Muhammad Ibrahim Salim, Syarah Diwan Imam Asy-Syaf’i,…hal. 136
11
Muhammad Ibrahim Salim, Syarah Diwan Imam Asy-Syaf’i,…hal. 323
6
Kecuali hal itu ada disetiap orang. Aku tidak berdebat dengan
Seseorang, kecuali atas dasar kebijaksanaan (nasihat.12
Untuk itu perlunya kita mendalami sebuah antalogi bahasa syair Imam
Syafi’i untuk mengambil sebuah hikmah dan nilai pendidikan dalam setiap
Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengangkat judul penelitian tentang Nilai-
berikut:
Imam Syafi’i ?
membatasi permasalahan yang ada tersebut agar dalam melakukan penelitian nanti
menjadi lebih fokus terhadap masalah yang akan diajukan. Adapun batasan
12
Muhammad Ibrahim Salim, Syarah Diwan Imam Asy-Syaf’i,…hal. 153
13
Muhammad Ibrahim Salim, Syarah Diwan Imam Asy-Syaf’i,…hal. 220
7
1.4 Tujuan Penelitian
kehidupan sehari-hari.
B. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan kajian untuk
bacaan dan karya ilmiah yang bisa menjadi bahan referensi bagi peneliti
berikutnya.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Nilai
A. Pengertian Nilai
Nilai secara etimologi berasal dari bahasa Inggris yaiti value yang
Kata nilai menurut KBBI adalah “harga, harga uang, angka kepandaian;
Nilai memiliki pengertian yang sangat luas dan beragam. Berikut ini
14
Qiqi Yuliati Zakiyah dkk, Pendidikan Nilai,...hal. 14
15
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, Cet. 2, 2002), hal. 783
16
Zakiah Darajat, Dasar-Dasar Agama Islam, (Jakarta : Bulan Bintang, Cet. 1, 1984), hal.
260
9
2. Menurut Kupperman, “nilai adalah patokan normatif yang
caratindakan alternatif".17
3. Menurut Kartono Kartini dan Dalil Guno (2003), “nilai sebagai sesuatu
tidak seharusnya dilakukan ( misalnya jujur, ikhlas) atau cita cita yang
B. Macam-Macam Nilai
1. Klasifikasi nilai dilihat dari segi sumbernya ada dua. Yaitu nilai ilahi
dan nilai insani, nilai illahi adalah nilai yang dititahkan tuhan melalui
para rasul, yang berbentuk takwa, iman, adil, yang diabadikan dalam
wahyu ilahi. Sedangkan yang dimaksud dengan nilai insani adalah nilai
2. Nilai dilihat dari segi sifatnya dibedakan menjadi tiga macam yaitu,
nilai subjektif adalah nilai yang merupakan reaksi subjek dan objek.
dari objek secara logis yang dapat diketahui melalui akal sehat, seperti
17
Halimatussa’diyah, Nilai-Nilai Pendidikan Agama Islam Multikultural, (Surabaya: Jakad
Media Publising, Cet. 1, 2020), hal. 10
18
Qiqi Yuliati Zakiyah dkk, Pendidikan Nilai,...hal. 14
10
nilai kemerdekaan, nilai kesehatan, nilai keselamatan, badan dan jiwa,
agama.
3. Nilai dilihat dari bentuk dan tingkatan nilai, dimana dalam klasifikasi
Nilai sebagai fakta watak dalam arti sebagai indikasi seberapa jauh
seseorang bersedia menjadikan sebagai pegangan dalam pembimbing
dan pengambilan keputusan.
Nilai sebagai fakta kultural dalam arti sebagai indikasi yang
diterimanya, nilai tersebut dijadikan kreteria normatif dalam
pengambilan keputusan oleh anggota masyarakat.
Nilai sebagai konteks struktural nilai yang ada, baik sebagai fakta,
watak, maupun sebagai fakta kutural mampu memberikan dampak pada
struktural sosial yang bersangkutan.19
kesimpulan bahwa nilai itu berdasarkan sumbernya ada dua yaitu nilai yang
dalam sebuah kebaikan dan yang kedua nilai yang berasal dari manusia
kebenarannya. Nilai yang bersumber pada manusia dibatasi oleh ruang dan
waktu.
19
Doni Putra, Belajar Tadabbur Ilmu Karakter Pada Lebah, Burung Gagak dan Singga,
(Pekanbaru: Guepedia, Cet. 1, 2020), hal. 89-90
11
pendidikan akhlak, terlebih dahulu penulis akan menjelaskan mengenai
“proses perubahan sikap dan tata laku seseorang/ kelompok orang dalam
suatu usaha yang dilakukan sebagai proses untuk mengubah sikap dan
perilaku seseorang atau kelompok agar menjadi lebih dewasa agar bisa
membedakan mana yang benar dan yang salah dan dilakukan melalui
pengajaran dan pelatihan. Jadi, pendidikan itu dikatakan berhasil jika ada
perubahan sikap dari sesorang atau kelompok itu setelah mengikut proses
antara seorang ahli dan yang lainnya tidaklah sama. Apalagi ahli-ahli
20
Sudarto, Filsafat Pendidikan Islam, (Yogyakarta: CV Budi Utama, Cet.1, 2019), hal. 42
21
Muhammad Hasan dkk, Landasan Pendidikan, (Makassar: Tahta Media Group, Cet. 1,
2019), hal. 24
12
1. Ahmad Tafsir, mendefinisikan bahwa “pendidikan adalah bimbingan
segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka
peserta didik dalam rangka untuk mebuatnya lebih dewasa agar tumbuh
sikap dan perilaku yang benar dalam kehidupan menurut ajaran agama
Islam.
sudah tidak asing lagi bagi kita terkhusus umat Islam. Kata “akhlak”
berasal dari bahasa Arab, yaitu jama’ dari kata “khuluqun” yang secara
22
Azwar Rahmat dkk, Konsep Dasar Pendidikan Islam, (Tasikmalaya: Edu Publisher, Cet.
1, 2021), hal. 34-35
23
Sudarto, Filsafat Pendidikan Islam,...hal. 43
24
Azwar Rahmat dkk, Konsep Dasar Pendidikan Islam,...hal. 34-35
13
linguistik diartikan debgan budi pekerti, perangai, tingkah laku, tabiat, tata
krama, sopan santun, adab, dan tindakan. Selain itu kata akhlak juga
berasal dari kata “khalaqa” atau “khalqun” yang bearti kejadian, serta erat
kelakuan,watak”.26
2. Ibrahim Anis, “akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa, yang
dinamakan akhlak”.29
25
Beni Ahmad Saebani dkk, Ilmu Akhlak, (Bandung: CV Pustaka Setia, Cet. 3, 2017), hal.
13
26
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, Cet. III, 1990), hal. 28
27
Beni Ahmad Saebani dkk, Ilmu Akhlak,…hal 14
28
Muji, Akhlakul Karimah, (Bali: CV Mudilan Group, Cet. 1, 2021), hal. 4
29
Anugrah Arifin, Aqidah Akhlak (Berbasis Humanisti), (Klaten: Lakeisha Cet. 1, 2020),
hal. 6
14
4. Menurut Imam Al-Ghazali, “akhlak adalah sikap yang tertanam dalam
kejadinya”.31
akhlak merupakan suatu sifat, tabi’at, tingkah laku, watak, perangai, budi
salah ataupun baik dan buruk dalam pandangan agama Islam. Akhlak bisa
laku sehingga secara tidak sadar akan menjadi kebiasaan dalam kehidpan
sehari-hari.
30
Beni Ahmad Saebani dkk, Ilmu Akhlak,...hal. 14
31
Anugrah Arifin, Aqidah Akhlak (Berbasis Humanisti),...hal 6-7
15
B. Dasar Pendidikan Akhlak
ada dalam Islam memiliki dasar pemikiran, begitu pula dengan pendidikan
akhlak. Dalam agama Islam, dasar utama dalam pendidikan akhlak adalah
Al-Qur’an dan As-Sunnah.32 Jadi, tolak ukur benar dan salah, baik dan
buruk suatu perbuatan yang kita lakukan ialah dengan berpedoman kepada
ان َواِ ْيت َۤاِئ ِذى ْالقُرْ ٰبى َويَ ْن ٰهى ع َِن ْالفَحْ َش ۤا ِء َو ْال ُم ْن َك ِر َو ْالبَ ْغ ِي هّٰللا
ِ اِ َّن َ يَْأ ُم ُر بِ ْال َع ْد ِل َوااْل ِ حْ َس
)٩٠ :( النحل. َم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكرُوْ ن€ْ يَ ِعظُ ُك
Artinya: “Sesungguhnya
Allah menyuruh (kamu) Berlaku adil dan
berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang
dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi
pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.”(Q.S. An-
Nahl : 90)
16
Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.”
(Q.S. Al-Ahzab : 21)
dalam Islam. Namun dalam pendidikan akhlak kita juga bisa menggunak
kisah-kisah para sahabat, tabi’in, ulama, dan orang-orang sholeh juga bisa
33
Syibran Mulasi dkk, Metodologi Studi Islam, (Aceh: Yayasan Muhammad Zaini, Cet. 1,
2021), hal. 7
34
Muji, Akhlakul Karimah,...hal. 10
17
C. Tujuan Pendidikan Akhlak
anak-anak dan generasi muda umat Islam agar ketika dewasa nanti mereka
dan akhirat yakni mendorong manusia agar berperilaku yang baik untuk
35
Bediuzzaman Said Nursi Afriantoni, Prinsip-Prinsip Pendidikan Akhlak Generasi Muda,
(Yogakarta: CV Budi Utama, Cet. 1, 2015), hal. 16
36
Abdu Rahman dkk, Konsep Pendidikan Akhlak, Moral Dan Karakter Dalam Islam,
(Pekanbaru: Guepedia, Cet. 1, 2020), hal. 65
18
Menurut Ahmad Amin tujuan pendidikan Akhlak bukan hanya
mengetahui pandangan atau teori, lebih dari itu tujuan pendidikan akhlak
baik dan buruk. Kedua, untuk memperoleh taufik agar setiap perilaku
sesuai dengan ajaran syariat islam. Dan yang ketiga, untuk mendapat
akhlak yaitu untuk megetahui perangai manusia yang baik dan jahat,
kebenaran dan keadilan secara teguh dan bertindak laku bijaksana dalam
kehidupan sehari – hari. Selain itu dengan adanya pendidikan akhlak dapat
37
Khaidir Dkk, Pendidikan Akhlak Anak Usia Dini, (Aceh: yayasan penerbit muhammad
zaini, Cet. 1, 2021) hal. 10
38
Khaidir dkk, Pendidikan Akhlak Anak Usia Dini,...hal. 11
39
Nino indrianto, Pendidikan Agama Islam Interdisipliner, (Yogyakarta, CV Budi Utama,
Cet. 1, 2020), hal. 91
19
membentuk pribadi manusia, sehingga mereka dapat mengetahui mana
yang baik dan mana yang tidak baik serta membentuk pribadi pekerti luhur,
sopan santun, berlaku baik dan sabar, serta rajin dan ikhlas beribadah
1. Metode Keteladanan
akan menjadi uswatun hasanah yang berarti teladan yang baik. Wujudnya
tidak langsung Allah SWT memerintahkan umat Islam agar meniru atau
40
Abdul Rahman dkk, Konsep Pendidikan Akhlak, (Pekanbaru: Guepedia, Cet. 2020), hal.
90
41
Yamar Arifin, Pemikiran-Pemikiran Emas Para Tokoh Pendidikan Islam, (Yogyakarta:
Ircisod, Cet. 1, 2018), hal. 159
20
mencontoh sikap dan perilaku Rasulullah dalam kehidupan ini. 42
Artinya : “Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang
baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.” (Q.S. Al-
Ahzab : 21)
mereka berada.43
seorang guru atau orang tua memberikan contoh perilaku dan teladan
akhlak yang baik, sehingga peserta didik akan menirukan dan mencontoh
perilaku dalam kehidupan secara langsung baik dari segi perbuatan, sifat,
42
Beni Prasetiya, Metode Pendidikan Karakter Religius Paling Efektif Di Sekolah,(Malang:
Acemedia Publication, Cet. 1, 2021), hal. 56
43
Yusron Masduki, Tantangan Pendidikan Keluarga Ditengah Komunitas Non Muslim Di
Yogyakarta, (Palembang: Tunas Gemilang Press, Cet. 1, 2020), hal. 95
21
perumpamaan agar materinya mudah dipahami. 44 Sebagaimana dalam
)٢٧ :اس فِ ْي ٰه َذا ْالقُرْ ٰا ِن ِم ْن ُك ِّل َمثَ ٍل لَّ َعلَّهُ ْم يَتَ َذ َّكرُوْ ۚنَ – (الزمر
ِ َّض َر ْبنَا لِلن
َ َولَقَ ْد
Artinya :“Dan sungguh, telah Kami buatkan dalam Al-Qur'an ini segala
macam perumpamaan bagi manusia agar mereka dapat pelajaran.”(Q.S.
Az-Zumar:27).
dengan berbagai contoh dari umat-umat terdahulu agar mereka takut dan
akan menimbulkan daya tarik dan rangsangan tersendiri yang kuat bagi
yang kritis dan analisanya yang tajam untuk menemukan titik persamaan
perumpamaan.47
44
Jejen Musfah, Manajemen Pendidikan Teori, kebijakan, Dan Praktik, (Jakarta: Kencana,
Cet. 1, 2015), hal. 143
45
Jejen Musfah, Manajemen Pendidikan Teori, kebijakan, dan Praktki,...hal. 143
46
Abdul Rahman dkk, Konsep Pendidikan Akhlak, Moral, dan Karakter dalam Islam,...hal.
90
47
Syukri, Tafsir Ayat-Ayat Perumpamaan Masalah Aqidah dan Akhlak dalam Al-Qur’an,
(Mataram: Sanabil, Cet. 1, 2020), hal. 19
22
terhindarlah segala bahasa dan nawafil (Sunnah-sunnah), fardu merupakan
yang berulang-ulang.
3. metode nasihat
meluluhkan hatinya dan sesuatu itu dapat berupa pahala maupun siksa
adalah timbulnya kesadaran pada orang yang diberi nasihat agar mau insaf
48
Abdu Rahman dkk, Konsep Pendidikan Akhlak, Moral, dan Karakter dalam Islam,...hal.
90
49
Yamar Arifin, Pemikiran-Pemikiran Emas Para Tokoh Pendidikan Islam,...hal. 156
23
melaksanakan ketentuan hukum atau ajaran yang dibebankan kepadanya50.
)٧٩ :(األعراف
mengindahkan nasihatnya.51
dengan metode ini seorang guru dapat mengarahkan peserta didik yang
melakukan kesalahan atau melanggar aturan. Selain itu metode nasihat juga
diterima dan mengena dihati sebab dalam nasihat harus disampaikan dari
4. Metode Kisah
50
Rahmat, Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Konteks Kurikulum 2013,
(Yogyakarta: Bening Pustaka, Cet. 1, 2019), hal. 10
51
Triyo Supriyatno, Paradigma Pendidikan Berbasis Islam, (Malang: Literasi Nusantara,
Cet. 1, 2020), hal. 21
24
Metode kisah mengandung arti suatu cara dalam menyampaikan
kisah juga memiliki daya tarik tersendiri, punya daya yang kuat bagi jiwa,
52
Arif Ganda Nugroho dkk, Mewujudkan Kemandirian Indonesia Melalui Inovasi Dunia
Pendidikan, (Cirebon: Insania, Cet. 1, 2021), hal. 23
53
kyai Ibrahim, Goresan Emas Pahlawa Sejati, (Malang: CV Multimedia Edukasi, Cet. 1,
2020), hal. 19
54
kyai Ibrahim, Goresan Emas Pahlawa Sejati,...hal. 19
25
itu tanpa terlalu payah, tanpa kehilangan banyak tenaga dan tanpa
peserta didik terbiasa dengan kebaikan tersebut. Metode inilah yang sering
dilakukan oleh Rasulullah SAW dalam membina umat dan para sahabat.
ulang dan dalam kondisi sadar, agar menjadi rutinitas. Dalam Al-Qur’an
55
Rahmat, Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Konteks Kurikulum 2013,...hal.
10
56
Arif Ganda Nugroho dkk, Mewujudkan Kemandirian Indonesia Melalui Inovasi Dunia
Pendidikan,...hal. 22
57
Abdul Aziz, Membangun Karakter Anak dengan Al-Qur’an, (Semarang: CV. Pilar
Nusantara, Cet. 1, 2018), hal. 80
58
Aas Siti Sholichah, Pendidikan Karakter Anak Pra Akil Balig Berbasisi Al-Qur’An,
(Pekalongan:Pt. Nasya Expanding Management, Cet.1, 2020), hal. 365
26
yang berkaitan dengan tahapan pembiasaan seperti yang terdapat dalam
surah An-Nahl.
َح َسنً ۗا اِ َّن فِ ْي ٰذلِكَ اَل ٰ يَةً لِّقَوْ ٍم€ب تَتَّ ِخ ُذوْ نَ ِم ْنهُ َس َكرًا َّو ِر ْزقًا
ِ ت النَّ ِخي ِْل َوااْل َ ْعنَا
ِ َو ِم ْن ثَ َم ٰر
Artinya: “Dan dari buah korma dan anggur, kamu buat minimuman
yang memabukkan dan rezki yang baik. Sesunggguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang
yang memikirkan.” (Q.S. An-Nahl : 67)
ditanamkan. Inti dari metode ini yaitu, terwujudnya kesadaran pada siswa
manusia. Sebab penjelasan secara verbal saja tidak akan cukup. Hal ini
setiap hari.
6. Motivasi
59
Rony Sandra Yofa Zebua dkk, Tafsir Ayat Al-Qur’an Tenang Konsep Metode
Pembelajaran, (Bandung: Guidance, Cet. II, 2020), hal. 24
27
mengarahkan setiap manusia untuk belajar, diantaranya tertera dalam surat
)٥٠ : (االام- َ ُر اَفَاَل تَتَفَ َّكرُوْ ن€ۗ ص ْي َّ ۗ َيُوْ ٰ ٓحى اِل
ِ َ ااْل َ ْعمٰ ى َو ْالب€ي قُلْ هَلْ يَ ْست َِوى
28
E. Macam-Macam Akhlak
Dalam agama Islam akhlak terbagi ke dalam dua bagian yaitu akhlak
yang baik (akhlak mahmudah), dan akhlak yang jahat atau tidak baik
mencintainya”.62
29
p) At-Ta’awun (bertolong-tolong)
q) Al-Muruaab (berbudi tinggi)63
manusia.64
kebaikan”.65
atau akhlak tercela. Adapun contoh akhlak tercela yang disebutkan dalam
63
Bediuzzaman Said Nursi Afriantoni, Prinsip-Prinsip Pendidikan Akhlak Generasi
Muda,...hal. 31-32
64
Bediuzzaman Said Nursi Afriantoni, Prinsip-Prinsip Pendidikan Akhlak Generasi
Muda,...hal. 32
65
Muji, Akhlakul Karimah,...hal. 17
30
d. Menuruti hawa nafsu sebagai kendaraan yang selalu dimanfaatkan oleh
hanya berfokus dengan masalah akhirat saja tetapi juga terhadap masalah
keduniaan. Dengan kata lain ruang lingkup ajaran Islam terbagi atas
hubungan dengan akhirat dan dunia atau kita kenal hubungan dengan
akhlak terbagi menjadi dua bagian. Pertama akhlak terhadap Allah dan
yang sangat baik antara manusia dengan Allah SWT, manusia dengan
yang kita lakukan sebagai manusia untuk selalu taat dan patuh terhadap
perintah Allah karena manusia sebagai hamba dan Tuhan sebagai khalik.
Bentuk atau perbuatan yang termasuk kedalam akhlak kepada Allah SWT,
diantaranya:
a. Takwa
66
Muji, Akhlakul Karimah,...hal. 18
67
Khaidir dkk, Pendidikan Akhlak Anak Usia Dini,...hal. 17
31
b. Tawakal
c. Syukur
d. Taubat
e. Khauf
f. Raja’
g. Ridho
h. Mahabbah (cinta)
i. Muraqabah
68
Muji, Akhlakul Karimah,...hal. 24-69
69
Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, Cet. I, 2008),
hal. 3359
32
kholifah dimuka bumi, dituntu untuk berinteraksi sesama manusia dan
2.1.3 Syair
A. Pengertian Syair
Syair adalah bentuk puisi dalam sastra Melayu lama. Kata syair
berasaldari bahasa Arab. Syu’ur yang berarti perasaan. Dari kata syu’ur,
muncul kata syi’ru yang bearti puisi dalam pengertian umum. 72 Kamus
Besar Bahasa Indonesia mengartikan bahwa syair adalah “puisi lama yang
tiap-tiap bait terdiri dari atas empat larik/ baris yang berakhir dengan
70
Husaini, Pembelajaran Materi Pendidikan Akhlak, (Medan: CV.Pisdikra Mitra Jaya, Cet.
I, 2021), hal. 78
71
Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, Cet. I, 2008),
hal. 356-359
72
Hermansyah Zulkhairi, Transformasi Syair Jauharat At-Tauhid Dinusantara, (Bali:
Pustakalarasan, Cet. 1, 2014), hal. 30
73
Rian Damariswara, Konsep Dasar Kesusastraan, (Banyu Wangi: LPPM Institut Agama
Islam Ibrahimy Genteng Banyuwangi, Cet. 1, 2018), hal. 21
74
Supriyanto, Pembelajaran Puisi, Apresiasi Dari Dalam Kelas, (Yogyakarta: CV Budi
Utama, Cet. 1, 2021), hal. 2
33
2. Somad menjelaskan bahwa “puisi atau syair adalah media ekspresi penyair
dalam menuangkan gagasan atau ide. Lebih dalam lagi puisi menjadi
peristiwa”.75
kata-kata indah dan kaya makna. Keindahan sebuah puisi disebabkan oleh
diksi, majas, rima, dan irama yang terkandung dalam puisi disebabkan
B. Ciri-ciri syair
3. Bait syair seolah-olah tidak terbagi atas dua bagian sampiran dan isi, tetapi
bersampiran;78
75
Rina ari Rohmah, Puisi Baru, (Riau: Karoteh Utama, Cet. 1, 2020), hal. 4
76
Supriyanto, Pembelajaran Puisi, Apresiasi Dari Dalam Kelas,...hal. 3
77
Rina ari Rohmah, Puisi Baru,...hal. 4
78
Idda Ayu kusrini, Bahasa Indonesia Kelas IX, (Bogor: Quadra, Cet. 1, 2008), hal. 61
79
Rina ari Rohmah, Puisi Baru,...hal. 5
34
7. Syair biasanya berisi lukisan yang panjang atau berisikan cerita
8. Mempunyai unsur tema dan pesan. Tema pokok pikiran sedangkan amana
C. Fungsi Syair
sarana pendidikan, yang dimana dalam syair terdapat bahasa kias yang
juga berfungsi sebagai sarana untuk menyampaikan maksud atau isi hati.81
berikut:
1. Fungsi pendidikan
2. Fungsi religius
D. Macam-Macam Syair
1. Syair panji
80
Idda Ayu kusrini, Bahasa Indonesia Kelas IX,...61
81
Novi Anoegrajekti Dkk, Sastra Pariwisata (Sleman: PT Kanisius, Cet. 1, 2020), hal. 110
82
Basuki Wibowo ddk, Sair Gulung, (Klaten: Lakeisha, Cet. I, 2021), hal. 60
35
Syair panji yang berisi/ bercerita tentang keadaan yang terjadi dalam
istana (kerajaan), keadaan orang orang yang ada atau berasal dari dalam
2. Syair romantis
3. Syair kiasan
4. Syair sejarah
5. Syair agama
Pada penelitian ini peniliti menfokuskan pada kajian yang diteliti yakni
tentang nilai-nilai pendidikan akhlak yang terdapat dalam syair Imam Syafi’i.
akhlak dan syair Imam syafi’i. Penelitian ini dilakukan karena peneliti merasa
83
Agus, Bahasa Indonesia Kelas IX, (Bandung: Grafindo Media Pratama Cet. I, 2007), hal
21
84
Tika Hatikah dkk, Bahasa Indonesia Kelas X, (Bandung: Grafindo Media Pratama Cet. I,
2007), hal. 95
85
Agus, Bahasa Indonesia Kelas IX,...hal 21
86
Sri Khairani dkk, Mengenal Lebih Dekat Puisi Rakyat, (Medan: Guepedia, Cet. I, 2020),
hal. 49
36
masih kurangnya penerapan pendidikan akhlak yang ada sekarang ini. Sehingga
terdahulu agar kita bisa mengetahui persamaan dan perbedaan antara penelitian
1. Desy Aryani dengan judul “Lima Puisi Imam Syafi’i Kajian Bentuk dan
Isi. Penelitian ini dilakukan oleh pada tahun 2012, program studi sastra
arab fakultas ilmu pengetahuan budaya. Dalam penelitian ini Desy Aryani
dengan pendekatan struktural. Hasi penelitian ini adalah bahwa nilai yang
banyak terdapat dalam syair Imam syafi’I ialah unsur-unsur khabar talabiy
yang ungkapannya memiliki unsur ktuhanan yaitu tawakal, taubat, rizki Allah,
dengan penelitian penulis ialah terletak pada metode dan objeknya yaitu syair
Surah Al-Mujadalah Ayat 11-12. Penelitian ini dilakukan oleh pada tahun
37
Jakarta. Dalam penelitian ini Komarullah Azami menggunakan pendekatan
skripsi di atas terletak pada objek penelitian dan sumber data,yaitu dalam
skripsi tersebut yang dikaji adalah surah Al- Mujadalah ayat 11-12, dengan
teliti mengkaji tentang syair Imam Syafi’i. persamaan penelitian ini dengan
Shirazy”, penelitian ini dilakukan pada tahun 2016, UIN Raden Intan. Dengan
Nilai-nilai pendidikan akhlak yang terdapat dalam skripsi tersebut antara lain:
akhlak terhadap Allah yaitu bersikap takut, taat, tawakkal, syukur, husnudzan,
taubat. Akhlak terhadap diri sendiri yaitu memelihara kesucian diri, disiplin,
penelitian Sri Rahayu adalah pada aspek kajiannya, yaitu sama-sama mengkaji
38
adalah pada objek kajiannya, Sri Rahayu menggunakan objek Novel Bumi
39
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
tujuan dan kegunaan tertentu yang dilakukan secara ilmiah. Cara ilmiah berarti
empiris, dan sistematis. Rasional berarti caranya masuk akal, empiris cara yang
digunakan dapat diamati oleh indra manusia, sedangkan sistematis berarti proses
87
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan dengan Pendekatan Kuantitaif, Kualitatif, dan
R&D, (Bandung: Alfabeta, Cet. 23, 2016), hal. 2
88
Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan, (Jakarta:Yayasan Obor Indonesia, Cet. 1,
2008), hal. 1-2
40
3.2 Jenis Data
Data primer adalah sumber data pokok (buku utama) yang menjadi
referensi inti oleh penelitian dari objek penelitiannya. Buku Syarah Diwan
pelengkap dari data primer. Selain itu, sumber data sekunder juga digunakan
data sekunder berupa buku, jurnal ilmiah, surat kabar dan internet yang
relevan dengan penelitian ini. Buku yang saya gunakan sebagai data sekunder
diantaranya:
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. 89 Dalam
pengumpulan data yang bersifat teori maka digunakan metode dokumentasi guna
R&D,...hal. 224
41
mengumpulkan berbagai teori dan pendapat serta peraturan yang berlaku dari
berbagai sumber yang tertulis seperti buku-buku, jurnal, dan lain sebagainya yang
majalah, surat kabar, buletin, jurnal, laporan atau arsip organisasi, makalah,
bukti tertulis yang berkenaan dengan masalah yang dikaji yaitu tentang nilai-nilai
Teknis analisis yang dilakukan penulis dalam penelitian ini adalah analisis
konten atau kajian isi. Menurut Barelson, analisis konten adalah suatu teknik
90
Nurhadi dkk, Metode Penelitian Ekonomi Islam,(Bandung: CV.Media Sains Indonesia,
Cet. 1, 2021), hal. 133
91
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan dengan Pendekatan Kuantitaif, Kualitatif, dan
R&D,...hal. 240
92
Darmiyati Zuchdi dkk, Analisi Konten Etnografi dan Grounded Theory, dan
Hermeneutika dalam Penenlitian, (Jakarta: PT Bumi Aksara, Cet. 1, 219), hal. 4
42
Dengan teknik analisis ini penulis akan menganalisis terhadap makna atau
isi yang terkandung dalam buku Syarah Diwan Imam Asy-Syaf’I dan kaitannya
43
BAB IV
Imam Syafi’i adalah imam ketiga dari imam mazhab yang empat. Ia
adalah pembela hadits dan pembaharu abad kedua. Imam Ahmad bin Hanbal
seratus tahun pertama dan aku berharap semoga Syafi’i pada penghujung
para pemberontak agama, muncul ciri khas-ciri khas yang jelas antara aliran
hadits dan riwayat dengan aliran pikiran dan rasio, melebarnya lapangan.
debat dan diskusi antara keduanya, dan Syafi’i lebih dekat pada aliran
93
Ahmad Syurbashi, Al-Aimmah al-Arba’ah, Terj: Abdul Majid Alimin, Biografi Empat
Imam Mazhab, (Solo: Media Insani Press, Cet.2, 2006), hal. 207
94
Ahmad Syurbashi, Biografi Empat Imam Mazhab,...hal. 209
44
A. Kelahiran dan Nasabnya
Syafi’i lahir di Gaza, Palestina pada bulan Rajab tahun 150 Hijriah,
inilah pendapat paling masyhur menurut banyak ulama. Ada riwayat yang
tiga farsakh (+8 Km) dari Gaza dan sejauh 2 atau 3 marhalah (jarak
perjalanan sehari di masa lalu) dari Baitul Maqdis. Ada lagi riwayat yang
Muhammad bin Idris bin Abbas bin Utsman bin Syafi’ bin Sa’ib bin Ubaid
bin Abdu Yazid bin Hasyim bin Muththalib bin Abdi Manaf bin Qushai bin
Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luay bin Ghalib, Abu Abdillah al-Quraisyi
pamannya.97
95
Ahmad Farid, Min A’lam as-Salaf, Terj: Masturi Irham, Asmu’i Taman, 60 Biografi
Ulama Salaf, (Jakarta: Pustaka al-Kautsar, Cet. 2, 2007), hal. 357
96
Ahmad Syurbashi, Biografi Empat Imam Mazhab,...hal. 210
97
Muhammad bin A.W. al-Aqil, Manhaj Al-Imam asy-Syafi’i fi Istbaatil Aqidah, Terj:
Nabhani Idris, Saefuddin Zuhri, Manhaj Aqidah Imam Syafi’i, (Jakarta: Pustaka Imam Syafi’i, Cet.
5, 2009), hal. 15
45
Al-Muththalib adalah saudara Hasyim, ayah dari Abdul Muththalib.
Kakek Rasulullah SAW dan kakek Imam Syafi’i bertemu nasabnya pada
Syafi’i belum menginjak dua tahun. Dia kemudian dibesarkan dan dididik
Yaman yang hidup dan menetap di Hijaz. Ibunya melihat bahwa jika tetap
tinggal di Gaza maka sambungan nasabnya kepada Quraisy akan hilang dan
Syafi’i dibesarkan dalam kondisi fakir dan yatim. Hidup atas bantuan
minim, tidak cukup untuk membayar guru yang bisa mengajarkan tahfidz al-
Qur’an serta dasar-dasar membaca dan menulis, karena sang guru melihat
bayaran.100
pelepah kurma, serta tulang-tulang unta untuk menulis, bahkan ia biasa pergi
98
Muhammad bin A. W. al-Aqil, Manhaj Aqidah Imam Syafi’i,...hal. 15
99
Muhammad al-Jamal, Hayatul Aimmah, Terj: Khaled Muslih, Imam Awaluddin, Biografi
10 Imam Besar, (Jakarta: Pustaka al-Kautsar, Cet 5, 2006), hal. 61
100
Muhammad al-Jamal, Biografi 10 Imam Besar,...hal. 61
46
ke kantor-kantor pemerintahan dan meminta pegawainya memberinya kertas
B. Karier Keilmuannya
sehingga ia dapat menghafal al-Qur’an pada usia tujuh tahun dan hafal
kitab al-Muwaththa’ (karya Imam Malik) dalam usia sepuluh tahun. Pada
perhatian yang besar terhadap sya’ir dan bahasa, sehingga ia hafal sya’ir
sepuluh atau dua puluh tahun menurut satu riwayat. Kepada merekalah
Syafi’i belajar bahasa Arab dan balaghah. Syafi’i juga banyak belajar hadits
kepada para syaikh dan imam. Dia membaca sendiri kitab al-Muwaththa’ di
Syafi’i juga menimba dari Imam Malik ilmu para ulama Hijaz setelah ia
banyak mengambil ilmu dari Syaikh Muslim bin Khalid az-Zanji, Syafi’i
dari para ulama besar. Ia telah mempelajari hadits Makkah, telah menghafal
101
Ahmad Syurbashi, Biografi Empat Imam Mazhab,...hal. 212
102
Muhammad bin A. W. al-Aqil, Manhaj Aqidah Imam Syafi’i,...hal. 21
47
Makkah dan di daerah pedalaman (badui) dan sekitarnya. Pada saat itu ia
umat Islam dan tingkat pengetahuan mereka. Dalam hal ini ia berkata
a. Perjalanan ke Madinah
Abu Bakar r.a. dan Umar r.a., dan bertemu dengan Imam Malik untuk
mengambil manfaat dari ilmu beliau. Pada saat itu kitab al-Muwaththa’
48
yang sangat masyhur di kalangan umat Islam. Mereka sangat antusias untuk
“Wahai pemuda, aku lebih suka jalan kaki dari pedalaman Madinah ke
Akhirnya ia pun membuat janji dengan Imam Malik pada waktu ashar, lalu
berwarna hijau.107
105
Muhammad al-Jamal, Biografi 10 Imam Besar,...hal. 66
106
Muhammad bin A. W. al-Aqil, Manhaj Aqidah ImamSyafi’i,...hal. 24
107
Muhammad bin A. W. al-Aqil, Manhaj Aqidah Imam Syafi’i,...hal. 24
49
Hijaz darinya, bahkan Syafi’i telah mengambil hampir semua ilmu yang
dimiliki oleh Imam Malik dan menghimpun ilmu para syaikh yang ada di
Madinah.108
sahabat sekaligus murid Imam Abu Hanifah yaitu Abu Yusuf dan
bin Hasan untuk belajar secara insentif mengenai ilmu fiqih dan hadits yang
keduanya telah terkenal karena mazhab Imam Syafi’i adalah mazhab ahlul
hadits, sedangkan mazhab Muhammad bin Hasan adalah mazhab ahlu ra’yi
108
Muhammad bin A. W. al-Aqil, Manhaj Aqidah Imam Syafi’i,...hal. 25
109
Muhammad al-Jamal, Biografi 10 Imam Besar,...hal. 70
110
Muhammad bin A. W. al-Aqil, Manhaj Aqidah Imam Syafi’i,...hal. 33
111
Muhammad bin A. W. al-Aqil, Manhaj Aqidah Imam Syafi’i,...hal. 33
50
Setelah Syafi’i tinggal beberapa waktu di Kufah bersama gurunya
Muhammad bin Hasan dan menulis banyak buku darinya, ia pun hendak
ilmu. Ia ingin sekali mengelilingi beberapa kota di Irak, Negeri Persia, dan
sambil mendoakannya.112
dia pakai untuk keliling Negeri Persia dan sekitarnya. Dengan rute Irak
utara, lalu menuju Negeri Persia sebelah selatan, tepatnya di kota Anadhal
Maqdis).113
Perjalanan ini memakan waktu tepat dua tahun, yaitu dari tahun 182-
184 H, dari apa yang dia hafal dan pelajari dari ulama ternama, serta
wawasan tentang kondisi umat, baik dari sisi akhlak maupun adat, membuat
c. Perjalanan ke Yaman
112
Muhammad al-Jamal, Biografi 10 Imam Besar,...hal. 72
113
Muhammad al-Jamal, Biografi 10 Imam Besar,...hal. 72
114
Muhammad al-Jamal, Biografi 10 Imam Besar,...hal. 72
51
menyanggupi untuk mencarikan Syafi’i pekerjaan di sana. Akhirnya mereka
kasih dari berbagai pihak. Dia pun mulai terkenal di kalangan khalayak
makar yang keji, dengan cara menghasut Amirul Mukminin bahwa Syafi’i
d. Perjalanan ke Baghdad
kedua kalinya. Ini terjadi pada tahun 195 H, setelah Syafi’i mendapatkan
115
Muhammad al-Jamal, Biografi 10 Imam Besar,...hal. 74
116
Muhammad al-Jamal, Biografi 10 Imam Besar,...hal. 75
52
kemasyhuran yang cukup besar, lewat ulama-ulama besar hadits dan fiqih,
seperti; Ahmad bin Hambal, Ishak bin Rahawaih, dan Abdurrahman bin
Mahdi. Ulama terakhir inilah yang meminta Syafi’i untuk menulis bukunya
yang terkenal “Ar-Risalah” buku yang memuat seluruh gagasan fiqh Imam
Syafi’i.117
tidak dicabut hingga datang Imam Syafi’i. Dia adalah orang yang paling
sumber fiqih, dan para pelajar dan ulama berbondong-bondong datang untuk
dengan dalil dan argumentasi yang kuat dan akurat, sehingga setiap hari
117
Muhammad al-Jamal, Biografi 10 Imam Besar,...hal. 78
118
Muhammad bin A. W. al-Aqil, Manhaj Aqidah Imam Syafi’i,...hal. 37
119
Muhammad al-Jamal, Biografi 10 Imam Besar,...hal. 78
53
dan hadits Rasulullah SAW. Sehingga para ulama mau tak mau harus
di mata masyarakat.120
Syafi’i tidak terlalu lama tinggal di Baghdad, hanya kurang lebih dua
tahun, itupun terkadang bolak-balik antara Makkah dan Irak, dan setelah itu
ia pergi ke Mesir dan menetap di sana hingga akhir hayatnya. Al-Hasan bin
tahun 195 H, dan menetap selama dua tahun. Setelah itu ia pergi ke Makkah
lalu datang lagi pada tahun 198 H, dan tinggal beberapa bulan dan setelah
e. Perjalanan ke Mesir
sementara Imam Syafi’i adalah seorang ahli dalam ilmu kalam dan tahu
120
Muhammad al-Jamal, Biografi 10 Imam Besar,...hal. 78
121
Muhammad bin A. W. al-Aqil, Manhaj Aqidah Imam Syafi’i,...hal. 37
54
meninggalkan Irak dan pindah ke sebuah negeri yang belum dimasuki oleh
Humaidi dan yang lainnya. Tiba di Mesir pada bulan Syawwal tahun 199 H,
al-Abbas bin Musa penguasa baru Mesir meminta Imam Syafi’i untuk
Bani Azdi.123
datang menemui Imam Syafi’i, ia adalah seorang ulama besar Mesir saat itu
dan salah seorang yang didiktekan al-Muwaththa’ oleh Imam Syafi’i ketika
berada di Madinah.124
Banyak laki-laki maupun perempuan yang hadir secara rutin ke majlis ini,
untuk kalangan tertentu, namun dihadiri oleh para murid dan pelajar dari
berbagai kalangan. Majlis ini diatur berbentuk halaqah, dimana sang guru
sendiri duduk di atas kursi yang agak tinggi agar bisa melihat semua yang
122
Muhammad bin A. W. al-Aqil, Manhaj Aqidah Imam Syafi’i,...hal. 38
123
Muhammad al-Jamal, Biografi 10 Imam Besar,...hal. 81
124
Muhammad al-Jamal, Biografi 10 Imam Besar,...hal. 81
125
Muhammad al-Jamal, Biografi 10 Imam Besar,...hal. 82
126
Muhammad al-Jamal, Biografi 10 Imam Besar,...hal. 82
55
Pelajaran yang disampaikan oleh Imam Syafi’i dimulai dalam bidang
meninggi, para pelajar hadits pun mulai pulang dan pelajar fiqih mulai
berdatangan. Lalu pada jam pelajaran terakhir, para pelajar dalam bidang
pun kembali mengarang kitab. Karena itu, tidak sedikit dari para ulama yang
ilmu, dan mengarang di Mesir, sampai hal itu memberikan mudharat kepada
56
keluarnya darah. Tetapi karena kecintaannya terhadap ilmu, Imam Syafi’i
sampai akhirnya ia wafat pada bulan Rajab tahun 204 H. Semoga Allah
a. Karya- karya
pernah melihat kitab fiqih selain kitabnya Imam Syafi’i.” Adapun kitab-
1) Al-Umm
4) Mukhtashar al-Muzanni
129
Muhammad bin A. W. al-Aqil, Manhaj Aqidah Imam Syafi’i,...hal 40
130
Ahmad Syurbashi, Biografi Empat Imam Mazhab,...hal. 266
131
Ahmad Farid, 60 Biografi Ulama Salaf,... hal. 376-377
57
5) Mukhtashar ar-Rabi’
6) Mukhtshar al-Buwaithi
7) Kitab Harmalah
8) Kitab Hujjah
9) Ar-Risalah al-Jadidah
11) Al-Amali
12) Al-Imla’
b. Guru-Guru
berikut:132
1) Guru-gurunya di Makkah:
132
Ahmad Musthafa al-Farran, Tafsir al-Imam asy-Syafi’i, Terj: Ali Sultan, Fedrian
Hasmand, Tafsir Imam Syafi’i, (Jakarta: Penerbit Almahira, Cet.1, 2008), hal. 121-123
58
a. Muslim bin Khalid az-Zanji
2) Guru-gurunya di Madinah:
3) Guru-gurunya di Yaman:
4) Guru-gurunya di Irak:
c. Murid-Murid
59
Majlis ta’lim Imam Syafi’i menyebar di banyak tempat; di Masjid
Mesir, dan lain-lain. Karena itu tak heran jika muridnya juga banyak dan
ada di banyak tempat. Kemudian mereka lalu menjadi ulama dan pemuka
1) Murid-muridnya di Makkah:
3) Murid-muridnya di Mesir:
60
g. Ahmad bin Sibthi Yahya bin al-Wazir al-Misry.
Pendidikan akhlak adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh seorang
pendidik untuk membentuk kebiasaan atau tabiat yang baik dan mulia kepada
Sabar secara definisi KBBI adalah tahan dalam menghadapi cobaan (tidal
lekas marah, tidak lekas putus asa, tidak lekas patah hati, tabah) dan tenang tidak
ketaatan perintah Allah, sabar dalam menahan perbuatan maksiat, sabar tarhadap
takdir Allah, dan juga sabar dalam menuntut ilmu. Sabar dalam menutut ilmu
134
Edi Mawardi, 40 Hadits penuntut Ilmu, (Jakarta: Guepedia, Cet. 1, 2021), hal. 46
61
Artinya: “Sabarlah kamu akan pahitnya seorang guru, sebab mantapnya
ilmu karena banyaknya guru. Barang siapa yang tak sudi merasakan
pahitnya belajar, Ia akan bodoh selama hidupnya. Barang siapa yang
ketinggalan belajar pada waktu mudanya, bertakbirlah kepadanya empat
kali, anggap saja ia sudah mati. Seorang pemuda akan berarti apabila ia
berilmu dan bertakwa, apabila kedua hal itu tidak ada dalam dirinya maka
pemuda itu pun tak bermakna lagi.”135
Bagi Imam Syafi’i, bersabar saat proses pendidikan dan pembelajaran serta
murid jika melukai hati gurunya, maka tidak ada keberkahan pada ilmunya dan
sangat sedikit mendapatkan manfaatnya. Karena etika kepada guru yang selalu
dipegang teguh oleh Imam Syafi’I mengantarkan beliau menjadi seorang ulama
beriman. Di dalam Al-Qur’an banyak sekali kata takwa, karena takwa merupakan
perintah Allah SWT. Setiap muslim wajib memiliki sikap takwa kepada Allah
62
Takwa merupakan salah satu fondasi keimanan. Tanpa adanya takwa maka
tidak akan kuat fondasi keimanan seseorang yang menyebabkan kerusakan bahkan
C. Menjaga Lisan
Setiap orang harus mampu menjaga lisannya, menjaga lisan berarti menahan
diri dari perkataan-perkataan yang tidak baik yang dapat melukai perasaan orang
lain. Sebagaiman perkataan Imam Syafi’I dalam syair, beliau berpesan agar
Dari syair Dari syair ini Imam Syafi’i mengingatkan kepada kita akan
bahayanya lisan. Beliau mengibaratkan lisan sebagai ular yang bisa menggigit
apabila hal tersebut diperlukan. Apalagi kita sebagai umat Islam, tentu harus
137
Muhammad Ibrahim Salim, Syarah Diwan Imam Asy-Syaf’i,…hal. 323
63
berakhlak mulia menjaga etika dan segala perbuatan ketika sedang melakukan
perdebatan. Didalam syair Imam Syafi’I beliau mengajarkan etika dalam berdebat,
Imam Syafi’i adalah seorang figur yang dapat kita jadikan teladan. Tidak
hanya dikenal sebagai seorang berilmu, tetapi ia juga dikenal sebagai orang
ketakjuban dengan akhlak yang dimilikinya. Dalam syair beliau di atas dapat kita
ambil sebuah pelajaran bahwa dalam berdebat atau berdiskusi kita tidak boleh
mencari kesalah-kesalahan orang lain atau aib lawan bicara kita dengan maksud
untuk menjatuhkan dan memalukan lawan bicara kita, akan tetapi yang lebih
Qona’ah merupakah salah satu ahklak terpuji yang harus tertanam dalam
setiap jiwa manusia tidak terkecuali umat Islam itu sendiri. Qona’ah secara bahasa
dengan apa yang diterima, yang puas, rela atas bagiannya. 139 Qona’ah juga berati
sikap rela menerima dan merasa cukup terhadap apa yang ia miliki atau tidak
138
Muhammad Ibrahim Salim, Syarah Diwan Imam Asy-Syaf’i,…hal. 153
139
Muji, Akhlakul Karimah,...hal. 128
64
serakah. Orang yang bersikap qona’ah maka tidak akan muncul kegelisahan
didalam hati apabila terdapat kekurangan dalam hidupnya. Dalam syair Imam
Syafi’i berbunyi:
فإن الشخص الحر الذي يشبه العبد جشع، وفي الوقت نفسه.
Dari syair tersebut terdapat pelajaran bahwa orang yang merdeka adalah
orang yang memiliki sikap qona’ah yakni merasa cukup terhadap pemberian Allah
SWT., maka ia tidak akan diperbudak oleh ketamakan dan kerakusan yang
senantiasa mengintai dirinya. Sedangkan seseorang disebut budak tidak hanya dia
diperbudak oleh sesama manusia, hal-hal yang bersifat materialisme, harta ,tahta,
atau yang lain darinya, maka tanpa disadari dia telah diperbudak oleh
ketamakannya sendiri. Oleh sebab itu, agar manusia tidak diperbudak oleh
ketamakan maka ia harus rela menerima dan merasa cukup terhadap apa yang
F. Bermurah Hati
Sifat Murah hati merupakan sifat yang akan membuat kita merasa tenang
karena penguasaan terhadap nafsu yang kita memiliki, sehingga ketika kita
merasakan hawa amarah kita dapat menahannya. Imam Syafi’i berkata dalam
140
Muhammad Ibrahim Salim, Syarah Diwan Imam Asy-Syaf’i,…hal. 220
65
من يؤذيني أو يؤذيني،
Dalam bait syair tersebut, Imam syafi’i menjelaskan kepada kita mengenai
sikap rendah hati terhadap orang yang mencelakai kita, atau orang yang
menghalangi setiap urusan kita. Dalam menghadapi hal itu kita bersikap murah
hati dan memaafkan saja sebagai wujud tanda syukur kita kepada Allah SWT.
G. Lemah Lembut
dan perbuatan. Dalam keseharian, sikap seperti inilah yang harus dikedepankan.
Menjauhi diri dari sikap kasar yang bisa mendatangkan keburukan. Bersikap
lemah lembut justru akan mendatangkan sebuah kebaikan. Imam Syafi’i berkata
141
Muhammad Ibrahim Salim, Syarah Diwan Imam Asy-Syaf’i,…hal. 91
66
Pasalnya, jiwa yang tidak kamu rendahkan, ia tidak akan pernah menjadi
mulia.”142
terhadap orang lain membantu dan melayani orang secara mulia, maka akan
tumbuh sikap dan akhlak mulia dalam diri kita. sehinga mengantarkan jiwa kita
menjadi mulia.
H. Pemaaf
beranggapan bahwa meminta maaf itu mudah, namun tak semua bisa memaafkan,
mudah. Namun perlu diperhatikan, jika kita sulit memaafkan, maka akan banyak
dendam di hati kita, terlebih kita akan sulit melupakan kesalahan orang lain
terhadap apa yang diperbuat kepada kita. Dalam syair Imam Syafi’i beliau
Dari bait-bait syair yang disampaikan oleh Imam Syaf’i mengandung makna
nasihat yang begitu jelas. Bahwa Imam Syafi’i memberikan sebuah pesan agar
142
Muhammad Ibrahim Salim, Syarah Diwan Imam Asy-Syaf’i,…hal. 360
143
Muhammad Ibrahim Salim, Syarah Diwan Imam Asy-Syaf’i,…hal. 152
67
kita memiliki sifat pemaaf, yakni mampu memaafkan kesalahan orang lain dan
mau menerima alasan orang yang meminta maaf kepada kita apa pun niat mereka
dunia maupun dalam mencapaikan kehidupan di akhirat. Jujur adalah suatu sikap
menyatakan sesuatu sesuaii dengan fakta yang terjadi. Jujur juga dapat diartikan
tidak curang, melakukan sesuatu sesuai dengan aturan yang berlaku dan lain
sebagainya. Jujur juga bisa bermakna kesesuaian antara niat dengan ucapan dan
perbuatan seseorang. Dalam syair Imam Syafi’i terdapat pesan agar kita bersikap
Dari bait-bait syair diatas dapat diambil sebuah pelajaran bahwa kita
dilarang untuk menipu karena menipu termasuk akhlak yang dicela. Untuk itu
perlunya kita menanamkan dalam diri kita sifat kejujuran agar terhindari dari sifat
menipu ini. Sifat jujur akan mengantarkan manusia pada tingkat mulia, baik
68
J. Saling Menghormati
Di dalam istilah bahasa Arab sikap saling menghormati disebut dengan kata
tasamuh. Tasamuh adalah bersikap menerima dan damai terhadap keadaan yang
dengan ajaran syariat Islam. Tasamuh juga bermakna sikap menghormati orang
lain untuk melaksanakan hak-haknya. Imam syafi’i telah menuturkan dalam bait-
Dari bait-bait syair Imam Syafi’i dapat diambil sebuah pelajaran bahwa jika
kita ingin dihormati oleh orang lain, maka kita harus menghormati orang lain
juga. Jika kita tidak menghormati orang lain maka sebalinya orang pun tidak akan
menghormati kita. kita tidak boleh memandang remeh, rendah, dan hina terhadap
orang lain sebab sifat itu akan mengantarkan kita kepada kehancuran dan
kecelakaan sebab dengan sifat kita seperti itu, maka tidak ada orang yang suka
pada kita. selain itu sifat suka meremehkan orang lain termasuk sifat setan yakni
kesombongan.
145
Muhammad Ibrahim Salim, Syarah Diwan Imam Asy-Syaf’i,…hal. 73
69
4.3 Pembahasan
Sabar merupakan salah satu akhlak mulia yang harus dimiliki oleh setiap
dalam iman laksana kepala bagi seluruh tubuh. Apabila kepala sudah terpotong
maka tidak ada lagi kehidupan di dalam tubuh”.146 Sabar merupakan akhlak terpuji
yang harus ada pada setiap diri manusia, sehingga dalam melakukan setiap
Sabar dalam menuntu ilmu juga bisa dikatakan dalam kelompok sabar
dalam ketaatan. Dimana pahala orang yang sabar dalam ketaatan lebih besar dari
pada kesabaran orang yang diberi ujian atau cobaan. Dalam menuntut ilmu
memerlukan kesabaran dengan waktu yang sangat lama, sabar dalam prosesnya
yang lama, sabar pahitnya dan susahnya belajar, sabar dengan yang memberikan
dengan ilmu manusia akan mengetahui mana yang benar dan salah. Tanpa ilmu,
manusia ibarat orang buta yang berada dalam kegelapan tidak tahu arah jalan dan
tujuan. Bahkan ayat pertama yang diturunkan oleh Allah SWT. Ayat yang
Anshor Bahary dkk, Tafsir Tarbawi, (Tuban: CV. Karya LItera Indonesia, Cet. 1,2020),
146
hal. 67
70
artinya : “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang
Menciptakan.”(Q.S. Al-Alaq:1)
Dari ayat ini dapat dipaham bahwa kata “iqro” yang bermakna bacalah
merupakan suatu perintah dari Allah SWT, dan juga bisa dimaknai belajar karena
dengan membaca orang akan memahami sesuatu yang tidak di ketahuinya. Untuk
itu penting memahami dan mempelajari sesautu dengan kesabaran demi mencapat
Bagi kaum muslim kata takwa sudah tidak asing lagi terdengar ditelingga.
Takwa adalah istilah yang sering disebut dalam hal ibadah. Takwa merupakan
perintah Allah SWT, orang yang bertakwa akan mendapat banyak kemulian baik
Takwa juga merupakan bekal terbaik yang dibawa manusia saat menghadap
ِ َوتَ َز َّو ُدوْ ا فَا ِ َّن خَ ْي َر ال َّزا ِد التَّ ْق ٰو ۖى َواتَّقُوْ ِن ٰيٓاُولِى ااْل َ ْلبَا
ب
diperintahkan dan menjauhi segala yang dilarang sebagai wujud tanda cinta
71
Takwa merupakan akhlak mulia seorang hamba kepada Allah SWT.
Seseorang yang memiliki sikap takwa kepada Allah tentukan akan memiliki sikap
dan akhlak mulia dalam segala aspek kehidupan, karena takwa tidak hanya
berwujud ibadah kepada Allah seperti sholat, puasa, mengaji dan lainnya, akan
tetapi berperilaku baik terhadap sesama mahluk Allah juga termasuk takwa yang
C. Menjaga Lisan
perkataan, jika tidak ada yang baik yang ingin kita sampaikan lebih baik kita
diam. Bahkan didalam beberapa ayat Al-Qur’an dan Hadist selalu diingatkan
mengenai keutamaan menjaga lisan dan ancaman bagi mereka yang tidak
memelihara lisannya dari perkataan yang tidak baik. Memang benar keselamatan
seseorang yaitu tergantung pada lidah dan tangannya, yakni perkataan dan
perbuatannya. Untuk itu, sebagai seorang muslim wajib menjaga lisannya dan
berhati-hati dalam berbicara agar terhindar dari perkataan yang tidak baik
Lisan merupakan karunia Allah yang begitu besar. Dan karunia tersebut
72
َ َع َْن َأبِى هُ َر ْي َرةَ رضي هللا عنه ع َْن َرسُو ِل هَّللا ِ صلى هللا عليه وسلم ق
ِ « َم ْن َكانَ يُْؤ ِمنُ بِاهَّلل:ال
،ُ فَ ْليُ ْك ِر ْم َجا َره، َو َم ْن َكانَ يُْؤ ِمنُ بِاهَّلل ِ َو ْاليَوْ ِم اآل ِخ ِر،ت
ْ فَ ْليَقُلْ خَ ْيرًا َأوْ لِيَصْ ُم،َو ْاليَوْ ِم اآل ِخ ِر
Dari hadits ini dapat kita ambil sebuah pelajaran bahwa orang yang beriman
kepada Allah dan rasul-Nya senantiasa selalu menjaga lisan dari perkataan yang
tidak bermanfaat baik bagi dirinya sendiri maupun buat orang lain. Seorang
dengan lisanya bisa menentukan dirinya menuju ke surge atau neraka, jika
perkataannya baik dan benar maka dia akan selamat, tetapi sebaliknya jika
perkataannya dusta dan salah, maka akan mengantarkan dirinya menuju ke jurang
neraka. Orang yang banyak salah adalah orang yang banyak bicara untuk itu lebih
baik diam dari pada berbicara sesuatu yang tidak bermanfaat apalagi mengandung
dosa.
Debat dapat menjadi salah satu metode dakwah dalam Islam, namun
seorang mukmin harus memahami jika perdebatan merupakan jalan terakhir yang
dakwah.
َ ك بِ ْال ِح ْك َم ِة َو ْال َموْ ِعظَ ِة ْال َح َسنَ ِة َو َجا ِد ْلهُ ْم بِالَّتِ ْي ِه َي اَحْ َس ۗنُ اِ َّن َربَّكَ هُ َو اَ ْعلَ ُم بِ َم ْن
ض َّل ع َْن َ ِّع اِ ٰلى َسبِ ْي ِل َرب ُ اُ ْد
ْن€َ َسبِ ْيلِ ٖه َوهُ َو اَ ْعلَ ُم بِ ْال ُم ْهتَ ِدي
147
Ahmad Najieh, Akhlak Rasulullah Saw, (Rembang: Riyan Jaya Surabaya, Cet. 1, 2011),
hal. 50
73
Artinya:“Serulah(manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.” (QS.
An Nahl: 125)
Dari ayat tersebut memang perdebtan atau diskusi sangat dibolehkan dalam
ajaran Islam. Akan tetapi, Allah SWT dan Rasul-Nya sudah menetukan aturan-
Perdebatan dilakukan dengan cara yang baik dengan perkataan yang lemah
mencari aib orang lain akan tetapi perdebatan dilakukan untuk menyelesai
Orang yang bersikap qona’ah maka tidak akan muncul kegelisahan di dalam
hatinya apabila terdapat kekurangan dalam hidupnya. Sebagai contoh dalam hal
makan, orang yang qona’ah akan rela makan nasi dengan garam asal halal. Tidak
pendapatan sekecil apapun asal itu halal dan didapat dengan cara yang halal, maka
ia akan rela menerima dengan lapang dada dan ikhlas. Begitu sedikit gambaran
Qona’ah adalah bentuk rasa syukur, tidak mengeluh dengan usaha yang
dikerjakan dan hasil yang didapatkan. Orang yang memiliki sikap qona’ah maka
dia akan terhindar dari sifat tamak terhadap kehidupan duniawi karena sifat
qona’ah kunci dari terhindarinya sifat tamak. Jika tidak ada sifat qona’ah dalam
74
Orang yang memilki sifat qona’ah, kekayaan bukanlah terletak pada
banyaknya harta, melainkan kekayaan itu terdepat pada ketenang jiwa dan hati.
Artinya: Dari abu Hurairah ra. Rasulullah saw. bersabda: “ bukanlah kaya
itu banyak harta, melainkan kaya adalah kaya hati.”(HR. Bukhari dan
Muslim)148
Hadits diatas bermakna kaya yang bermanfaat, yang luhur, atas yang terpuji
adalah kaya hati, karena bila hati kaya maka hati tercegah dari sifat rakus. Orang
yang memiliki sikap kaya hati akan senantias bersikap qona’ah menrima rezeki
dari Allah apa adanya, tidak rakus menggapai hal-hal yang dibutuhkannya.
Sedangkan orang yang miskin hati kebalikannya karena dia tidak bersikap
qona’ah terhadap pemberian Allah SWT. Jika hal-hal yang diinginkan tidak dapat
maka dia akan merasa gelisah dan sedih, seakan-akan dia adalah orang miskin
selamanya karena tidak pernah merasa cukup terhadap apa yang diterimanya.
F. Bermurah Hati
Salah satu akhlak mulia itu adalah bermurah hati. Sikap murah hati
sebenarnya lebih utama dan lebih tinggi derajatnya ketimbang maaf. Sebab, ada
orang yang sudah memaafkan kesalahan orang lain tetapi ia belum bisa bersikap
bermurah hati kepada orang tersebut. Imam Al-Ghazali berkata, “murah hati lebih
utama daripada menahan marah”.149 Orang yang tertanam sifat murah hati secara
148
Ahmad Najieh, Akhlak Rasulullah Saw,…hal. 32
149
Syaikh Mahmud, Ensiklopedi Akhlak Rasulullah, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, Cet. 1,
2018), hal. 482
75
Murah hati adalah sikap tidak bersitegang, mau berlapang dada dengan
ikhlas dan mudah memberi, suka menolong, baik hati serta tdiak pelit. Baik dalam
hal perdagangan, jual beli mau dalam hal memaafkan kesalahan orang lain.
Perlunya kita menanamkan dari diri kita sikap bermurah hati dalam kehidupan
sehari-hari agar menjadi manusia yang dicintai oleh sesamanya dan juga dicintai
oleh Allah.
G. Lemah Lembut
akhlak yang mulia. Sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. bahwa
beliau merupakan manusia yang paling lemah lembut dalam berkata, dan bergaul
dengan para sahabat maupun pada kelurga dan istri-istrinya. Sebagai orang yang
beriman, maka sudah sepatutnya kita mencontoh akhlak mulia Baginda Nabi
SAW.
ب َأ ْخبَ َرنِي َح ْي َوةُ َح َّدثَنِي ابْنُ ْالهَا ِد ع َْن َأبِي بَ ْك ِر ْب ِن َح ْز ٍم ٍ َح َّدثَنَا َحرْ َملَةُ بْنُ يَحْ يَى التُّ ِجيبِ ُّي َأ ْخبَ َرنَا َع ْب ُد هَّللا ِ بْنُ َو ْه
َ ِ صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َأ َّن َرسُو َل هَّللا
صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه ِ ْع َْن َع ْم َرةَ يَ ْعنِي بِ ْنتَ َع ْب ِد الرَّحْ َم ِن ع َْن عَاِئ َشةَ َزو
َ ج النَّبِ ِّي
ف َو َما اَل يُ ْع ِطي َعلَى ْ
ِ ق َما اَل يُ ْع ِطي َعلَى ال ُع ْن ْ
ِ ْطي َعلَى ال ِّرف ِ ق َويُع َ ق يُ ِحبُّ ال ِّر ْف ٌ َو َسلَّ َم قَا َل يَا عَاِئ َشةُ ِإ َّن هَّللا َ َرفِي
َُما ِس َواه
Artinya: “Sesungguhnya Allah dzat yang maha lemah lembut. Dia menyukai
kelemah lembutan. Dia memberikan pada sikap lemah lembut sesuatu yang
tidak dia berikan kepada sifat kaku dan sifat-sifat lainnya.”(HR. Muslim)150
bersikap kaku dan kasar. Sesungguh bersikap lemah lembut merupakan pemicu
150
Ahmad Najieh, Akhlak Rasulullah Saw,...hal. 7
76
karena perangai ini dicintai oleh Allah. Sikap lemah lembut selalu menempel pada
perilaku kebaikan yang indah dan bagus. Berperilaku lemah lembut tidak hanya
sesama manusia saja tetapi terhadap seluruh mahluk Allah seperti hewan jika
H. Pemaaf
Pemaaf adalah sifat yang harus dimiliki oleh setiap orang tak terkecuali
umat Islam itu sendiri. Memilki sifat pemaaf memang tidak bisa didapatkan secara
langsung oleh setiap orang. Tumbuhnya sifat pemaaf dalam diri kita perlunya
sebuah karakter atau akhlak mulia dalam diri kita. sifat pemaaf merupakan akhlak
yang mulia karena Sifat pemaaf akan membawa pada hati yang bersih, hati yang
Dalam hal ini kita selalu berprasangka baik, demi kemulian itu diri kita
ص َدقَةٌ ِم ْن َما ٍل َو َما زَا َد هَّللا ُ َع ْبدًا بِ َع ْف ٍو ِإاَّل َ َصلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل َما نَق
ْ ص
َ ت َ ِ ع َْن َأبِي هُ َر ْي َرةَ ع َْن َرسُو ِل هَّللا
َ ِع ًّزا َو َما تَ َو
ُ اض َع َأ َح ٌد هَّلِل ِ ِإاَّل َرفَ َعهُ هَّللا
“Shadaqah itu tidaklah mengurangi sebagian dari harta, dan tidaklah Allah
menambah kepada seseorang hamba karena (pemberian) maafnya kecuali
kemuliaan, dan tidaklah pula seseorang bersikap Tawadlu kecuali Allah akan
meninggikannya” (HR. Muslim 4689)151
karena jujur meupakan salah satu sifat Nabi Muhammad Saw. Dan kita hendaknya
memiliki sifat jujur karena sifat jujur merupakan ciri-ciri orang yang mulia.
151
Ahmad Najieh, Akhlak Rasulullah Saw,…hal. 14
77
Orang yang memiliki akhlak jujur, maka seyogyanya akan terhindar dari
sifat menipu. Orang yang menipu berarti ialah telah berbohong, tidak amanah,
tidak adil, dan juga tidak menepati janji. Sebagai seorang muslim yang beriman
kita wajib menghindari dan menjauhi perilaku akhlak tercela ini agar kita selamat
juga akan membawa ketenangan jiwa sedangkan berdusta atau menipu membawa
kegelisahan dan ketakutan dalam jiwa. Maka sebagai seorang muslim yang baik
sudah selayaknya memiliki sikap jujur dan tidak berbohong apalagi menipu. Jika
sifat kejujur sudah menjadi identitas dalam diri kita maka kita akan dihargai dan
dimana sebelum diangkat menjadi nabi dan rasul beliau sudah dihormati dan
diberi gelar Al-Amin disebabkan beliau terkenal orang yang paling jujur. Dan
Manusia adalah sebagai mahluk sosial. Sebagai mahluk sosial, manusia tak
dapat hidup sendiri tanpa adanya bantuan dari orang lain. Untuk itu perlu
78
ditanamkan dalam diri kita sikap sosial, salah satu sikap sosial yang harus ada
pada setiap manusia adalah sikap saling menghormati. Sikap saling menghormati
Berinteraksi dengan sesama manusia itu memilki seni, dan juga kaidah-
kaidah yang baik. Setiap sikap, tindakan, perkataan dan perbuatan memiliki
balasan yang sebanding. Barang siapa menghormati orang lain maka sebaliknya ia
merendahkan orang lain maka ia akan diremehkan juga. Perbuatan yang kita
lakukan terhadap orang lain akan kembali kepada kita, jika kebaikan yang kita
Sikap saling menghormati harus kita tanamkan dalam diri kita. Dari bait
syair Imam Syafi’i dapat kita ambil hikmah bahwa jika kita ingin dihormati oleh
orang lain maka kita juga harus menghormati orang lain dan apabila kita
merehkan orang lain maka kita tidak akan dihomati. contohnya dalam hal
mementingkan pendapat sendiri dan merasa pendapat kita yang paling benar.
79
bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim."(Q.S. Al-
Hujurat:11)
Dari ayat di atas Allah SWT. juga mengingatkan kepada orang-orang yang
beriman jangan sampai memiliki sikap meremehkan dan merendahkan orang lain.
Bisa jadi orang yang kita rendahkan lebih baik dari pada diri kita.untuk itu
seorang muslim harus memiliki akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari salah
satunya sikap saling menghormati ini agar tumbuh rasa saling cinta terhadap yang
lain sehingga dalam menjalani kehidupan sosial tercipta suasana yang indah dan
memiliki tujuan tertentu yang terulang dalam suatu kegitan. Dan implementasi
didik di setiap sekolah. Nilai-nilai pendidikan akhlak yang terdapat dalam syair-
syair Imam Syafi’i bisa menjadi referensi dalam pendidikan akhlak dan
mata pelajaran terkhusus mata pelajaran agama dan bahasa Indonesia karena
dalam mata pelajaran maka akan menambahkan referensi baru. Dalam pelajaran
80
bahasa Indonesia mengganti syair-syair yang tidak mengandung nilai pendidikan
kegiatan maupun aktivitas yang dilakukan siswa diluar jam pelajaran atau di luar
yang baik dalam setiap aktivitas dan kegiatan maka akan tumbuh dijiwa anak
peserta didik berakhlak mulia seperti jujur, sabar, saling menghormati, dan yang
lainnya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan begitu maka akan tubuh suatu
kebiasaan peserta didik sehingga menjadi sebuah karakter yang melekat pada
dirinya.
81
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
sebagai pembeda dari makhluk ciptaan Allah lainnya. Maka dari itu betapa
begitu mendasar, dengan ini maka Islam dan Pendidikan telah menjadi
82
masa kini. Apalagi dengan diiringinya perkembangan teknologi yang
acuan bahwa pemiliknya selalu mengamalkan nilai akhlak. Hal ini bisa
akhlak. Maka dari itu peneliti ingin memaparkan hasil penelitian yang
Syafi’i, yaitu: sabar dalam menuntut ilmu, takwa kepada Allah SWT,
menjaga lisan, etika baik dalam berdebat, qona’ah dan tidak tamak,
Syafi’i dalam mata pelajaran yang berhubungan dengan seni dan agama.
83
5.2 Saran
agar skripsi ini memberikan banyak manfaat bagi semua orang baik yang
1. Untuk para guru baik mata pelajaran akhlak, bahasa Indonesia, dan juga
3. Untuk peserta didik, marilah menanamkan akhlak mulia dalam diri kita
Karena dengan akhlak mulia seseorang akan memilki derajat yang tinggi
84
DAFTAR PUSTAKA
Agus, Bahasa Indonesia Kelas IX. Bandung: Grafindo Media Pratama Cet. I,
2007.
Ahmad Beni Saebani dkk, Ilmu Akhlak. Bandung: CV Pustaka Setia. Cet. 3. 2017.
Al-Farran Ahmad Musthafa, Tafsir al-Imam asy-Syafi’i, Terj: Ali Sultan, Fedrian
Hasmand, Tafsir Imam Syafi’i, Jakarta: Penerbit Almahira, Cet.1. 2008.
85
Ali Mohammad Daud, Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Rajawali Pers. Cet. I,
2008.
Aziz Abdul, Membangun Karakter Anak dengan Al-Qur’an. Semarang: CV. Pilar
Nusantara, Cet. 1. 2018.
Bahary Anshor dkk, Tafsir Tarbawi, Tuban: CV. Karya LItera Indonesia, Cet. 1
2020
Darajat Zakiah, Dasar-Dasar Agama Islam. Jakarta : Bulan Bintang. Cet. 1. 1984.
Farid Ahmad, Min A’lam as-Salaf, Terj: Masturi Irham, Asmu’i Taman, 60
Biografi Ulama Salaf, Jakarta: Pustaka al-Kautsar. Cet. 2. 2007.
Hatikah Tika dkk, Bahasa Indonesia Kelas X. Bandung: Grafindo Media Pratama
Cet. I. 2007.
Hidayat Dudung Rahmat dkk, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Bandung: IMTIMA.
Cet. 1. 2007.
86
Indrianto Nino, Pendidikan Agama Islam Interdisipliner. Yogyakarta. CV Budi
Utama. Cet. 1. 2020.
Khaidir Dkk, Pendidikan Akhlak Anak Usia Dini. Aceh: yayasan penerbit
muhammad zaini. Cet. 1. 2021.
Khairani Sri dkk, Mengenal Lebih Dekat Puisi Rakyat. Medan: Guepedia. Cet. I.
2020.
Kosasih Eko, Apresiasi Sastra Indonesia. Jakarta: Nobel Edumedia. Cet. 1. 2015.
kusrini Idda Ayu, Bahasa Indonesia Kelas IX. Bogor: Quadra. Cet. 1. 2008.
Najieh Ahmad, Akhlak Rasulullah Saw, Rembang: Riyan Jaya Surabaya. Cet. 1.
2011.
Putra Doni, Belajar Tadabbur Ilmu Karakter Pada Lebah, Burung Gagak dan
Singga. Pekanbaru: Guepedia. Cet. 1. 2020
Rahman Abdu dkk, Konsep Pendidikan Akhlak, Moral Dan Karakter Dalam
Islam, Pekanbaru: Guepedia. Cet. 1, 2020.
87
Rahmat Azwar dkk, Konsep Dasar Pendidikan Islam. Tasikmalaya: Edu
Publisher. Cet. 1. 2021.
Rohmah Rina Ari, Puisi Baru. Riau: Karoteh Utama. Cet. 1. 2020.
Sanusi Uci dkk, Ilmu Pendidikan Islam. Sleman: CV Budi Utama. Cet. 1. 2018.
Sandra Rony Yofa Zebua dkk, Tafsir Ayat Al-Qur’an Tenang Konsep Metode
Pembelajaran. Bandung: Guidance. Cet. 2. 2020.
Siti Aas Sholichah, Pendidikan Karakter Anak Pra Akil Balig Berbasisi Al-
Qur’An. Pekalongan:Pt. Nasya Expanding Management, Cet.1. 2020.
Syukri, Tafsir Ayat-Ayat Perumpamaan Masalah Aqidah dan Akhlak dalam Al-
Qur’an, Mataram: Sanabil. Cet. 1. 2020.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka. Cet. 2. 2002.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Cet. 3. 1990.
88
Zakiyah Qiqi Yuliati dkk, Pendidikan Nilai. Bandung: CV Pustaka Setia. Cet. 1.
2014
Zuchdi Darmiyati dkk, Analisi Konten Etnografi dan Grounded Theory, dan
Hermeneutika dalam Penenlitian. Jakarta: PT Bumi Aksara. Cet. 1. 219.
89