Anda di halaman 1dari 29

EVALUSAI PROGRAM PENDIDIKAN HIZBUL WATHAN DALAM

MENANAMKAN NILAI-NILAI ISLAM DENGAN MODEL CIPP

DI SD KELAS V MUHAMMADIYAH PEPE

Proposal Skripsi

Diajukan sebagai syarat melakukan penelitian untuk penyususnan skripsi

pada Fakultas Agama Islam

Program Studi Pendidikan Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh:

Ahmad Rizki Wijaya

NIM: 20150720147

FAKULTAS AGAMA ISLAM

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TARBIYAH)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2018
Daftar Isi
A. Latar Belakang masalah..............................................................................................................3
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................................6
C. Tujuan Penelitian.........................................................................................................................6
D. Kegunaan Penelitian...................................................................................................................6
E. Tinjauan Pustaka.........................................................................................................................7
F. Kerangka Teori..........................................................................................................................13
G. Metode Penelitian.....................................................................................................................16
1. Pendekatan

…………………………………………………………………………………
16
2. Lokasi dan Subjek Penelitian
……………………………………………………………...17
3. Sumber Data

……………………………………………………………………………….17
4. Kredibilitas

………………………………………………………………………………...19
5. Analisis Data

………………………………………………………………………………19
6. Sistematika Pembahasan
…………………………………………………………………..23
H. Daftar Pustaka...........................................................................................................................25

2
A. Latar Belakang Malasah

Gerakan kepanduan adalah Grakan yang ada sejak lama khususnya adalah

gerakan kepanduan Hizbul Wathan, Gerakan kepanduan ini pernah di bubarkan

pada tahun 1961 M yang asal muanya berdiri pada tahun 1918 M dan mulai

dirintis lagi pada tahun 1999 M dengan Surat Keputusan No : 92/SK-PP/VI-

B/1.b/1999 M. dan dipertegas dengan Surat Keputusan Pinpinan Pusat

Muhammadiyah Nomor :10/KEP/I.O/B/2003 M. Gerakan kepanduan Hibul

Wathan ini berasakan pendidikan agama Islam yang membina generasi muda

penerus bangsa agar berkembang menjadi kuat dan memiliki aqidah, mental, fisik,

berilmu, serta berakhlak karimah. Pedidikan Hizbul Wthan ini sebenarnya

pertamakali dirintis oleh KH. Ahmad Dahlan pada tahun 1912 (Kuswono, 2013).

Gerakan Hizbul Wathan sendiri memberikan pendidikan ektrakulikuler di

sekolah-sekolah dasar sampai sekolah menengah atas khususnya sekolah yang

brasaskan Muhammadiyah karena HW (Hizbul Wathan) sendiri adalah ortonom

Muhammadiyah karena hal itulah yang mendasari tidak menherankan jika HW

lebih ke sekolah-sekolah yang di kelola oleh yayasan Muhammadiyah. Tujuan

adanya pendidikan Hizbul Wathan di ekstrakulikuler sekolah yang utama untuk

melatih tingkat kedisiplinan dan memiliki akhlaq yang baik didalam diri karan itu

adalah intidari dasar tujuan pendidikan kepanduan.

Hizbul Wathan memiliki arti pembela tanah air, jadi wizbul Wathan

diharapkan dapat melahirkan generasi-generasi yang siap untuk membantu

masalah-masalah yang ada di dalam negeri. Dasar pendidikan Hizbul Wathan ini

adalah pendidikan kepanduan, jadi didalam pendidikan kepanduan sendiri juga

3
tidak hanya mempelajari tentang ilmu yang harus dipelajari dengan tekun saja tapi

juga belajar dengan ikhlas.“suatu ortonom yang berada di dalam ortom

Muhammadiyah, Hizbul Wathan sendiri mungkhususkan untuk pendidikan kepada

anak, remaja, dan pemuda agar menjadi warga masyarakat yang menjadi berkhlak

mulia, dengan menggunakan metode kepanduan yang berbasis Islami” (Tamara

Hendri Yuda, Putra Anggina WS, 2015,138).

Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dipahami bahwa Hizbul Wathan

merupakan anak dari organisasi Muhammadiyah yang bertujuan mendidik

kepanduan yang berbasiskan Islam Muhammadiyah dan berakhlak mulia. Tapi

realitanya yang didapatkan dari observasi yang dilakukan oleh penulis dibeberapa

tempat khusunya pada SD Muhammadiyah Pepe masih adanya peserta didik yang

belom bisa mengamalkan hal tersebut, dibuktikan masih adanya peserta didik

yang tidak menepati tugasnya dalam melakukan latihan kepanduan serta masih

adanya perta didik yang menjahili peserta didik lain yang bersifat merugikan

kepada peserta didik yang lain dan kurangnya semangat dalam melaksanakan

latihan kepanduan Hizbul Wathan. Temuan tersebut juga didapat dari pelatih

Hizbul Wathan yang masih aktif melatih dibeberapa sekolahan yang bernama

Rakanda Zainal beliau berkata”memangseperti itu kalau anak-anak setingkat

masih Atfal agak susah untuk diatur akan tetapi juga ada yang mudah untuk diatur

semua itu kembali ke diri anak-anaknya sendiri dan lingkungan mereka”. Kata-

kata Rakanda Zainal dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak semua anak-anak

memiliki prilaku yang susah diatur akan tetapi juga mereka memiliki hak untuk

berubah. Oleh karena itu perlu dilakukan evaluasi tentang permasalah ini dan

4
mengetahui sejauh mana sudah ditanamkan nilai-nilai Islam, karna nilai-nilai

Islam adalah landasan dari pendidikan Hizbul Wathan yang berasal dari intisari

yang dapat diteladani didalam Al-Qur’an dan Hdist. Nilai merupakan kualitas

suatu hal yang menjadikan hal itu dapat disukai, diinginkan, berguna, dan dihargai

sehingga dapan menjadi objek begi kepentingan tertentu (Iskandar ,2015:21),

sedangkan menurut pandangan (S. Juhaya Praja,1994,15) “nilai-nilai Islam secara

ontologi adalah nilai-nilai Ilahi dan insani”. Menurut dua pandangan tersebut

dapat menyimpulakan nilai-nilai Islam adalah sebuah kualitas suatu individu yang

diberikan kepada sang pencipta untuk mencapai kualitas yang umumnya diingini

seorang individu guna mencapai kepuasan rohaninya, dan berguna terhadap

individu lain sehingga seorang individu dapat dihargai terhadap individu yang

lain. Pernyataan tersebut dapat memperkuat kenapa nilai-nilai Islam amat penting,

untuk itu perlu dilakukanya evaluasi terlebih dahulu agar dapat diketahui apasaja

yang bisa didapat dari temuan-temuan yang sudah ada pada subjek yang sudah

ditentukan.

Penelitian ini nantinya akan dilaksanakan di SD kelas lima

Muhammadiyah Pepe penulis memilih SD Muhammadiyah Pepe dikarenakan, di

SD terbut ditemukan permasalahan yang akan diteliti serta disana sudah memiliki

ekstrakulikuler Hizbul Wathan yang sudah berjalan dengan baik disamping itu

juga, SD muhammadiyah Pepe memiliki peserta didik yang sudah memiliki

keahlian dalam bidang kepanduan Hizbul Wathan pada tingkatan atfal terutama

pada kelas lima dan enam yang sudah menjadi rutinitas setiap minggunya untuk

melaksanakan ekstrakulikuler Hizbul Wathan yang merupakan kepanduan yang

5
berbasis islam seperti yang kita ketahui dari pada kepanduan yang lain, maka dari

itu lah menulis menyatakan karena untuk memilih SD Muhammadiyah Pepe

sebagai tempat untuk meneliti, SD Muhammadiyah Pepe dinilai tepat untuk

dilakukanya tempat untuk meneliti dilihat dari berbagai unsur yang sudah

disebutkan tadi.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penelitian ini nantinya akan dikelompokan dalam

model evaluasi CIPP(Context, Input, Proses, Produck) :

1. Evaluasi Konteks

1.1. Bagaimanakah kekesuaian konteks program Pendidikan

HW di SD kelas V Muhammadiyah Pepe?

1.2. Bagaimanakah input program Pendidikan HW di SD kelas

V Muhammadiyah Pepe?

1.3. Bagaimanakah proses program Pendidikan HW di SD kelas

V Muhammadiyah Pepe?

1.4. Bagai mana produk program Pendidikan HW di SD kelas V

Muhammadiyah Pepe?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini pun memiliki tujuan yang dilakukan kepada siswa kelas V

SD Muhammadiyah , tahun ajaran 2018/2019 antara lain:

1. Mendeskripsikan proses latihan kepanduan Hizbul Wathan pada siswa

kelas V SD Muhammadiyah berlangsung.

6
2. Menemukan faktor penghambat dan pendukung pada proses latihan Hizbul

Wathan dalam menanamkan nilai-nilai Islam terhadap siswa kelas V SD

Muhammadiyah .

D. Kegunaan Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Memberikan pengetahuan kepada pengembang teori selanjutnya dan bahan kajian

serta memberikan maanfaat dari segi pendidikan, sebagai refrensi belajar.

Dapat digunakan sebagai sumber pembanding untuk penelitian lain yang masih

sejalur tentang pendidikan kepanduan.

2. Manfaat Praktis

a) Memeberikan pengetahuan kepada peneliti mengenai proses latihan

kepanduan yang sedang berlangsung dengan menanamkan nilai-nilai Islam

agar dapat diaplikasikan pada suatu hari jika diperlukan.

b) Menambah pengetahuan tentang pentingnya nilai-nilai kepanduan Hizbul

Wathan mengenai kedisiplinan, serta diharapkan siswa dapat mengambil

manfaat serta mengamalakan ilmu yang didapat.

c) Sebagai refrensi untuk perkembangan kepanduan Hizbul Wathan pada

extrakulikuler sekolah guna untuk meningkatkan kedisiplinan siswa sarta

mengembangkan potensi siswa untuk terwujudnya cita-cita yang

didambakan.

E. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka dibutuhkan karena untuk mengetahui sejauh mana

kontribusi keilmuan mengkaji pembahasan yang menyinggung tetang penulisan

7
proposal skripsi yang tertulis ini. Berdasarkan pengetahuan dari penulis yang

ditemukan dari penelusuran yang sudah dilakukan menemukan beberapa

penelitian yang masih memiliki hubungan dengan penelitia ini diantaranya

adallah:

Jurnal yang ditulis oleh Agustanico Dwi Mulyadi 2017 dengan judul

“Model evaluasi program dalam penelitian evaluasi”jurnal tersebut memiliki

temuan bahwa kegiatan penilaian dalam evaluasi prigram tidak hanya

dilaksanakan diahir kegiatan namun sebaliknya dilakukan sejak awal yaitu dari

penyusunan perencanaan program, pelaksanaan program, dan yang terahir adalah

hasil dari program tersebut. Keterkaitanya dengan penelitian penulis adalah

pentignya evaluasi program guna untuk menanamkan nilai-nilai Islam dilakukan

sejak awal tidak hanya mengevaluasi diahir pengamatan saja.

Jurnal pendidikan agama Islam yang ditulis oleh Lukman Hakim pada

tahun 2012 yang berjudul “Internalisasi nilai-nilai agama Islam dalam

pembentukan sikap dan prilaku siswa sekolah dasar Islam terpadu Al-Muttaqin

kota Tasikmalaya”. Dari jurnal tersebut ditemukan beberapa temuan diantaranya

1) Kurikulum SDIT Al-Muttaqin menggunakan kurikulum Depdiknas,

Kementrian Agama, dan kurikulum Institusional. 2) Proses internalisasi nilai-nilai

terhadap sikap siswa dan prilaku menggunakan pendekatan. 3) Penggunaan model

kurikulum dan internalisasi nilai-nilai agama Islam. Dari jurnal tersebut dapat

diketahui keterkaitan antara penelitian yang dilakukan oleh Lukman Hakim

dengan penelitian yang akan dilaksanakan lanjutanya adallah dari nilai-nilai

8
agama Islam, jika penelitian terdahulu membahas tentang internalisasi nilai-nilai

Islam untuk pembentukan sikap penelitian lanjutanya nanti akan membahas

tentang evalusi program pendidikan untuk menanamkan nilai-nilai Islam dalam

lingkup kepanduan Hizbul Wathan

Jurnal yang selanjutnya adalah jurnal yang ditulis oleh Wibawati bermi

dengan judul “Internalisasi nilai-nilai agama Islam untuk membentuk sikap dan

perilaku siswa sekolah dasar Islam terpadu Al-Mukminun ngrambe ngawi”. dari

jurnal tersebut menemukan beberapa temuan diantaranya 1) Kurikulum Sekolah

dasar Islam Al-mukminun menerapkan kurikulum Kementrian Agama. 2) Proses

internalisasi nilai-nilai Islam pada sikap dan kepada prilaku siswa dilakukan

dengan munggunakan pendekatan. 3) Penerapan kurikulum dengan menggunakan

model dan intenalisasi nilai-nilai agama Islam ternyata dapat membentuk sikap

dan prilaku siswa. Dari jurnal tersebut dapat diketahui keterkaitan antara

penelitian yang dilakukan oleh Lukman Hakim dengan penelitian yang akan

dilaksanakan lanjutanya adallah dari nilai-nilai agama Islam, jika penelitian

terdahulu membahas tentang internalisasi nilai-nilai Islam untuk pembentukan

sikap penelitian lanjutanya nanti akan membahas tentang evalusi program

pendidikan untuk menanamkan nilai-nilai Islam dalam lingkup kepanduan Hizbul

Wathan

Jurnal yang selanjutnya adalah jurnal Jupiter 2015 yang ditulis Iskandar

berjudul “Nilai-nilai pendidikan Islam di perpustakaan”.dari jurnal tersebut

penulis menemukan beberapa temuan antara lainya adalah individu rajin

berkunjung ke perpustakaan yang diakibatkan oleh hasil penerapan cakupan nilai-

9
nilai pendidikan Islam perspektif pustakawan. Keterkaitan antara penelitian

tesebut dengan penelitian yang akan dilakukan penulis adalah dari sudut pandang

nilai-nilai pendidikan Islam yang mencakup delapan unsur nilai yang sudah

berhasil diterapkan, karena didalamnya membahas diantaranya tentang keseriusan,

cinta, dan ketekunan penulis nanti dapat menerapkan kedalam kepanduan Hizbul

wathan yang diharapkan akan memunculkan nilai-niali Islam didalamnya.

Selanjutnya jurnal dari Siti Nurul Khasanah dan Zainal Arifin, jurnal

manajeman pendidikan Islam 2017 dengan judul “Kepemimpinan siswi dalam

penerapan nilai-nilai religius di madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah

Yogyakarta”. Jurnal tersebut memiliki temuan diantaranya adalah 1) tipe

kepemimpinan siswi dari Maderasah Mu’alimat mencerminkan kepemimpinan

yang maskulin dan transformasional, 2) usaha dalam menerapkan nilai-nilai

religius menggunakan lima dimensi yaitu religius belief, practice, feeling,

knowledge, dan effect. 3) Nilai-nilai religius yang ditanamkan melalui praktik

kepemimpinan di oraganisasi terwujudkan memalui disiplin mematuhi kode etik

dan ibadah, pembiyasaan do’a, empati, motivasi mewujudkan visi dan misi

organisasi, dan aktif dalam kegiatan IPM dan HW. Keterkaitan jurnar tersebut

dengan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis terdapat di dalam poin ke tiga

bahwa nilai religius atau keagamaan ditamankan salah satunya adalah melalui

Hizbul Wathan.

Jurnal selanjutnya dari Siti Muyana yang membahas tentang tentang model

evaluasi dengan judul “Context Input Process Product (CIPP): Model Evaluasi

Layanan Informasi” dari jurnal ini membahas tentang 1) Muculnya model

10
evaluasi CIPP 2) lemahnya akuntabilitas dan tungkat kesulitan untuk melakukan

pengembangan serta perbaikan. Keterkaitan dengan penelitian yang yang akan

dilakukan penulus dikarenakan nantinya peneliti akan menggunakan model CIPP

untuk melakukan evaluasi program.

Junal selanjutnya dari Ashiong P. Munthe menegenai evaluasi program

dengan judul “Pentingnya Evaluasi Program Di Institusi Pendidikan: Sebuah

Pengantar, Pengertian, Tujuan dan Manfaat. Jurnal ini membahas tentang

pentingnya evaluasi program, jurnal ini membahas tentang 1) pentingnya evaluasi

program di intitusi Pendidikan 2) membahas tentang pengertian, tujuan dan

manfaat dari evaluasi. Junal ini berhubungan dengan penelitian dari penulis karna

penulis akan memebahas tentang evalusi program karna itulah jurnal ini amat

penting.

Jurnal selanjutnya berjudul “Fenomenologi Husserl sebagai metode filsafat

eksistensial” yang ditulis oleh Sudarman 2014. didalam jurnal tersebut memiliki

temuan diantaranya 1) riwayat hidup Husserl, 2) fenimenologi sebagai metode

filsafat eksistensial, 3) fenomenologi sebagai ajaran. Keterkaitan dari penelitian

tersebut dengan penelitian penulis adalah diketahuinya dipenelitian tersebut

bahwa fenomenologi mendapat tempat dalam meneliti studi agama-agama

secarasiginifikan, karena fenomenologi sendiri mengamati bagaimanakah prilaku

sang subjek untuk melakukan kehidupanya atau bagaimanakan peserta didik

menerapkan nilai-nilai agama sebagai pedoman untuk diterpkan kedalam

kepanduan.

11
Jurnal selanjutnya adalah jurnal yang ditulis oleh Raden Ahmad Muhajir

Ansori 2016 yang berjudul “Strategi penanaman nilai-nilai pendidikan Islam pada

peserta didik”. Temuan dari jurnal tersebut antara lain dalam memberikan nila-

nilai agama adalah dengan 1) Contoh dan model, 2) Pembiyasaan, 3) Saran, dan

4) Hukuman. keterkaitan jurnal tersebut dengan penelitian yang akan dilakukan

oleh penulis adalah model strategi tersebut apakah dapat diterapkan kedalam

pendidikan kepanduan berasakan Islam disalamnya.

Ada juga penelitian terdahulu dari kegiatan Hizbul Wathan berbentuk

skripsi terdahulu yang membahas dengan judul “Pelaksaan Hizbul Wathan

Sebagai Penguat Kecerdasan Emosional Siswa Di SD Muhammadiyah 5

Surakarta” isi dari skripsi ini membahas tentang pelaksanaan kegiatan Hizbl

Wathan, memperkuat kecerdasan emosional dalam pelaksanaan kegiatan Hizbul

Wathan, dan faktor pendukung dan menghambatan penguat kecerdasan dalam

pelaksanaan Hizbul Wathan di SD Muhammadiyah 5 Surakarta.

Menurut jurnal yang memiliki hal yang hampirsama dengan setudi kasus

telah dilakukan penelitian “Upaya Menanamkan Nilai Perdamian Melalui

Kegiatan Ekstrakulikuler Kepanduan Hizbul Wathan Kelas V Di SD

Muhammadiyah Kleco Kotagede” didalam terdapat temuan hasil dari penelitian

untuk mencapai dari judul yang sudah ditetapkan antaranya yaitu (1) mengadakan

rapat pelatih HW, (2) membangun komunikasi antara pihak sekolah dengan wali

siswa, (3) memanfaatkan prinsip yang sudah ada disekolah bahwa guru dan

karyawan atau tata usaha(TU) adalah guru agama, (4) senanatiasa memberikan

keteladanan kepada Pandu Hizbul Wathan, (5) menggunakan stimulus disetiap

12
proses pembelajaran dilaksanakan, (6)menerapkan kultur yang sudah ada

disekolah dan atribut serta kode kehormatan yang ada didalam Hizbul Wathan, (7)

menerapkan pembiyasaaan prilaku yang baik dalam kegiatan Hizbul wathan.

Kumpulan jurnal diatas dan beberapa skripsi yang sudah dilakukan,

dikaitkan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis bahwa penting

untuk dibahas, karena dari penelitian dahulu masih menyinggung secara umum

tentang nilai-nilai Islam didalam Pendidikan Hizbul Wathan oleh karena itu,

proposal skripsi ini layak untuk dijadikan penelitian agar dibahas secara khusu

sehingga dapat memiliki kontribusi terhadap keilmuan yang sedang berkembang.

F. Kerangka Teoritik

1. Evaluasi Program

Evaluasi pada umunya sering diartikan dengan penilaian secara formatif

maupun sumatif dan pada umumnya juga setalah melakukan penilaian sudah

dianggap melakukan penilaian, tapi kalo dicermati lebih lanjut penilaian hanyalah

untuk mengukur capaian tujuan pembelajaran saja padahal dalam dunia

pendidikan evaluasi tidak hanya terpaut hanya seperti itu saja menurut Gall

evaluasi pendidikan adalah proses membuat penilaian tentang prestasi, nilai, atau

program pendidikan (Ashiong P. Munthe ,2015). dari hal tersebut Gall

menjabarkan evaluasi secara terkelompok yang terbagi menjadi tiga yang

meurutnya sudah mewakili dari pengertian evaluasi. Menurut Muryadi evaluasi

adalah sebuah alat yang dipakai untuk mengetahui dan mengukur sesuatu berupa

suasana menggunakan cara dan aturan-aturan yang sudah disepakati (Dwi

13
Agustanico Muryadi ,2017). Dari dua cara pandang tersebut dapat ditarik

kesimpulan bahwa evaluasi adalah sebuah alat untuk mengukur sebelum proses

belajar atau dalam keadaan tertentu dari awal sampai ahir dengan menggunakan

kaidah-kaidah yang sudah ditentukan guna untuk mengetahui apa yang ingin

diketahui evaluator.

Program adalah suatu rencara yang akan dilakukan tersusun secara

sistematis guna untuk mengatur tingkah laku agar mencapai tujuan tertentu.

Menurut Arikunto sendiri program dalam arti umum adalah sebuah bentuk rencara

yang akan dilakukan (Ashiong P. Munthe ,2015). dari pernyataan diatas dapat

diketahui bawha program adalah alat untuk menetukan suatu acara atau kegiatan

agar kegiatan dapat tersusun rapi sesuai keinginan dari pembuat program.

jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa evaluasi program pendidikan dapat

artikan proses pengumpulan data proses mencari tahusecara sistematis guna untuk

menentukan apakah program akan dihentikan atau diteruskan, sehingga program

dapat dipastikan kegunaanya atau fungsinya, sehingga jelas arah yang akan dituju.

2. Nilai-nilai Islam

Membahas tentang nilai-nilai Islam dalam pendidikan Hizbul Wathan

disekolah dasar tentunya yang pertamakali yang akan dikaji adalah pengertian

mengenai nilai-nilai Islam didalam lingkup pendidikan. Nilai merupakan kualitas

suatu hal yang menjadikan hal itu dapat disukai, diinginkan, berguna, dan dihargai

sehingga dapan menjadi objek begi kepentingan tertentu (Iskandar ,2015:21).

Pendapat Iskandar tersebut mengenai nilai, bahwa yang disebut nilai ialah suatu

hal tertentu yang memiliki kualitas didalamnya dan kualitas tersebut berpengaruh

14
terhadap individu lain atau dapat dikatakan dihargai, berguna, diingini, dan

umumnya disukai individu unutk keperluan tertu bagi diri individu tersebut,

sedangkan menurut pandangan (S. Juhaya Praja,1994,15) “nilai-nilai Islam secara

ontologi adalah nilai-nilai Ilahi dan insani”. Menurut pandangan Juhaya tersebut

dapat menyimpulakan antara nilai-nilai dan Islam bahwa, nilai-nilai Islam adalah

sebuah kualitas suatu individu yang diberikan kepada sang pencipta untuk

mencapai kualitas yang umumnya diingini seorang individu mencapai kepuasan

rohaninya, dan berguna terhadap individu lain sehingga seorang individu dapat

dihargai terhadap individu yang lain.

3. Pendidikan Hizbul Wathan

Jika berbicara terhadap pendidikan Hizbul Wathan tentunya juga akan

berbicara tentang pendidikan kepanduan secara umunya di Indonesia kepanduan

lebih indentik dengan sebutan PRAMUKA (Prajamuda Karana) karena disekolah

sekolah pada umumnya extrakulikuler kepanduanya adalah PRAMUKA,

sedangkan Hizbul Wathan sendiri adalah kepanduan yang seperti PRAMUKA

tetapi memiliki jurusan khusus lebih condong ke organisasi Muhammadiyah yang

ada di Indonesia yang berdiri pada tahun 1918 akan tetapi dilebur menjadi satu

yaitu PRAMUKA akan tetapi dibangkitkan kembali pada tahun 1999 sampai

dengan sekarang ini, pengertian dari gerakan kepanduan Hizbul Wathan sendiri

memiliki arti pejuang tanah air.“suatu ortonom yang berada didalam ortom

Muhammadiyah, Hizbul Wathan sendiri mungkhususkan untuk mendidikan

kepada anak, remaja, dan pemuda agar menjadi warga masyarakat yang menjadi

berkhlak mulia, dengan menggunakan metode kepanduan yang berbasis Islami”

15
(Tamara Hendri Yuda, Putra Anggina WS, 2015,138). menurut pendapat tesebut

memperjelas bahwa kepanduan Hizbul Wathan sendiri lebih cenderung kepada

organisasi Muhammadiyah karena Hizbul Wathan sendiri adalah bagian dari

Muhammadiyah atau dapat disebut ortom Muammadiyah karena Hizbul Wathan

sendiri berdiri dibawah naungan Muhammadiyah.

4. CIPP (Context, Input, Proses, Product)

CIPP adalah salah satu model evaluasi yang di terapkan dalam pengevaluasian

program pembelajaran. Penulis memilih model CIPP dikarenakan setalah model evaluasi

ini dirasa moedel yang tepat untuk menyelasiakan penelitian evaluasi program dalam

menanamkan nilai-nilai Islam di SD kelas V Muhammadiyah Pepe. Untuk penjabaran

dari CIPP sendiri seperti berikut untuk lebih jelasnya:

4.1. Context

Evaluasi konteks ini mencakup analisis pemasalahan yang berkaitan dengan

lingkungan program atau keadaan yang nyata (Dwi Agustanico Mulyadi, 2017,6).

Sedangkan (Andika Rama Thio Rahma et al., 2018: 57) menjelaskan conteks itu

mengidentifikasi dan memberikan penilaian kebutuhan yang menjadi dasar disusunya

suatu program. (Muyana Siti, 2017, 345) menerangkan tentang evaluasi konteks adalah

untuk memahami tentnang keadaan secara keseluruhan sehingga dapat memberikan

pemahaman mengenai karakteristik lingkungan. (Patil Yoges and Sunil Kalekar, 2015:

2616) menjabarkan tentang konteks disekolah menurutnya evaluasi konteks membahas

tentang tujuan, misi, dan tujuan sekolah dan hal tersebut berkaitan dengan ideologi

sekolah. Dari pendapat berbagai ahli tersebut, evaluasi ini menjelaskan tentang

bagaimana sebuah rencana yang akan diterapkan kedalam kondisi yang nyata dan berisi

tentang analisis kelebihan dan kekurangan dari masalah utamatersebut. Contoh dari

16
konteks sendiri seperti tujuan pemebelajaran, kebutuhan dan karakteristik siswa, dan

kodisi pembembelajaran yang baik untuk pembelajaran.

4.2. Input

Didalam input sendiri terdapat bebrapa komponen seperti manusia atau peserta

didik, prgam pembelajaran, fasilitas yang ada, dan perlengkapan yang menunjang proses

pembelajaran yang akan diberikan. Evaluasi sebagai masukan dapat dilakukan dengan

memahami dan menilai pendekatan yang berhubungan langsung dengan kegunaanya

sehingga dapat membantu menentukan program yang membawa dampak sehingga

tercipta perubahan (Muyana Siti, 2017, 345), sedangkan menurut (Dwi Agustanico

Mulyadi, 2017,5) berpendapat bahwa input adalah sebuah kualitas yang terdapat dari

subjek penelitian yang menunjang ketercapaian program pembinaan. Sedangkan

pangdangan dari (Andika Rama Thio Rahma et al., 2018: 57) berpendapat bahwa input

adalah sebuah evaluasi yang mengidentifikasi dan menilai bagian-bagian yang berperan

dalam pengelolaan dan capaian pelaksanaan program, sedangkan (Patil Yoges and Sunil

Kalekar, 2015: 2616) menjabarkan tentang input disekolahan antara lain yang membahas

tentang bagai mana mengembangkan social, emosional, pengembangan; seni, kerajinan,

pengembangan fisik yang berkaitan infrastruktur sekolah atau fasilitas fisik. Hal tersebut

dapet ditarik kesimpulan sehingga Input ini sangat penting untuk menentukan program

yang pas untuk diterapkan sebagai program pembelajaran yang akan diterapkan untuk

proses pembelajaran yang akan diberikan. Contoh dari Input sendiri adallah latar

belakang siswa, sumber belajara siswa, dan strategi pembelajaran yang sudah diterapkan.

4.3. Proses

Dalam CIPP, Proses memiliki posisi sebagai pengimplementasian dari Context

dan Input yang telah didapatkan. Evaluasi proses merupakan evaluasi yang disusun dan

diterapkan didalam praktik implementasi kegiatan (Dwi Agustanico Mulyadi, 2017,6).

17
(Andika Rama Thio Rahma et al., 2018: 57) berpendapat bahwa Evaluasi proses model

CIPP ini mengarah pada seberapa jauh kegiatan dilaksanakan didalam program tersebut

sudah berjalan sesuai rencana. (Muyana Siti, 2017, 346) berpendapat bahwa evaluasi

proses adalah evalauasi yang berfokus pada sejauhmana kegiatan proram dapat terlaksana

sesuai rencana yang sudah ditentukan. (Patil Yoges and Sunil Kalekar, 2015: 2617)

berpendapat mengenai evaluasi program bahwa evaluasi proses ini adalah evaluasi yang

mencari informasi tentang keadaan nyata pada saat menjalankan program. Dari hal

tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa evaluasi proses nantinya akan mengidentivikasi

segala bentuk kejadian pada saat proses pemebelajaran dilaksanakan dan merekam atau

mencatanya sehingga nantinya akan menjadi bahan evaluasi bagi pengambilan keputuan

agar dapat dilanjutkan kedalam penyempurnaan program. Contoh dari proses adallah

seperti keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, kerjasama dengan sesama siswa, dan

kepercayaan diri sisiwa dalam pross pembelajaran.

4.4. Product

Evaluasi Product didalam CIPP dapat dikatakan adalah kesimpulan dari Content,

Input, dan Proses. Evaluasi Product adalah evaluasi untuk mengukur capaian dari

keberhasilan pencapaian tujuan (Dwi Agustanico Mulyadi, 2017,7). (Muyana Siti, 2017,

346) berpendapat bahwa evaluasi produk bertujuan untuk mengukur, menilai, dan

mengatikan capaian program. Menurut Arikunto tujuan dari evaluasi produk adalah

menjawab “apakah program yang dilaksanakan berhasil?” (Andika Rama Thio Rahma et

al.[ed], 2018: 57). (Patil Yoges and Sunil Kalekar, 2015: 2617) beranggapan bahwa

evaluasi produk termauk menentukan dan memeriksa praktik dan hasil umum kualitas

produk. Dari pendapat tersebut dapat diketahui bahwa product ini adalah catatan atau

rekaman capain hasil dan keputusan-keputusan untuk perbaikan. Keluaran dari produk ini

18
adalah seperti hasil belajar siswa yang dimaksudkan adalah, hasil ahir yang sudah

dilakukan dari semua proses yang sudah dijalani siswa dan disimpulkan hasilnya.

G. Metode Penelitian

1. Pendekatan

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

fenomenologi, fenomenologi sendiri memiliki penjelasan “secara sederhana

pengertian fenomenologi sendiri dapat diartikan pengetahuan tentang fenomana-

fenomena atau dapat dikatakan apa saja yaang kelihatan

nampak(Sudarman,2014,103). Disamping menggunakan pendekatan

fenomenologi penulis juga menggunakan pendekatan kuantitatif, tujuan dari

metode kuantitatif adalah menguji suatu teori, membangun keadaan nyata,

menunjukan hubungan antar variabel, memberikan pendeskripsian statistic,

menaksir dan meramal hasilnya(Sarwono Jonatan,2009,120). Oleh karna itu

pendektan ini paling cocok untuk digunakan sebagai pendukung dalam penelitian

guna mengetahui bagaimana keadaan secara langsung subjek penelitian tentang

keterkaitan antara pendidikan kepanduan dengan kedisiplinan pada siswa SD

kelas V, karna pendekatan ini sendiri berlandaskan dari filosofi dan psikologi, dan

juga fokus pada pengalaman hidup manusia.

2. Lokasi dan Subyek Penelitian

Lokasi penelitian bertempat pada kabupaten Bantul kecamatan Bantul

kelurahan Trirengo ini akan menjadi lokasi penelitian mendatang, dan yang akan

menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas lima SD Muhammadiyah Pepe,

19
karena siswa kelas lima SD yang di nilai tepat menjadi subjek penelitian

disamping itu, anak kelas lima SD sudah matang secara sikologi, Sd kelas lima

juga siswa yang tidak terlalu terbebani pelajaran seperti kelas enam SD oleh

karena itulah siswa kelas lima yang paling tepat sebagai subjek penelitian.

5. Sumber Data

Teknik pengupulan data dilakukan dengan menggunakan angket,

wawancara, observasi dan Studi Dokumentasi. pengumpulan data ini paling

efektif mengingat subjeknya sendiri adalah anak - anak dan dengan pengumpulan

data model seperti ini tidak menggangu dalm proses pembelajran berangsung

karena dalam pengumpulan data ini dapat dilakukan dengan sambil melakukan

proses pembelajaran.

5.1. Wawancara

Wawancara adalah suatu percakapan yang bertujuan mengali informasi

yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang didalam terdapat narasumber dan

pewawancara. Sementara Singh berpendapat wawancara adalah situasi yang

sedang terjadi antara responden dan pewawancara yang bertujuan untuk menggali

informasi yang diharapkan(Lukma Nul Hakim, 2103). Hal tersebut lah yang

melatar belakangi kenapa amat penting wawancara dilakukan dalam proses

pengambilan informasi guna dilakukanya penelitian, karena didalam penelitian

nantinya dilakukan dengan metode kualitatif karena itulah amat penting

mendapatkan informasi dari narasumber yang memiliki kapasitas dalam proses

pelatihan kepanduan Hizbul Wathan.

5.2. Observasi

20
Observasi merupakan proses pengamatan terhadap soatu subjek atau objek

tertentu dengan menggunakan seluruh indra yang ada di badan guna mendapatkan

informasi yang diinginkan. Menurut Hasyim Hasan observasi adalah kegiatan

yang melibatkan seluruh panca indra berdasarkan pada kenyataan pristiwa

empiris(Hasyim Hasan, 2016). Hal tersebut menjelaskan bahwa observasi

dibutuhkan untuk melakukan pengumpulan data karena dalam pengumpulan data

dilapangan nantinya saat proses pembelajaran

5.3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah suatu kegiatan pengumpulan, pengolahan, pemilihan,

dan penyimpanan informasi dalam lingkup pengetahuan. Menurut Blasius

Sudarsono dokumentasi adalah proses pengabadian tentang pengetahuan(Blasius

Sudarsono, 2003). dari hal tersebut penting bagi peneliti untuk melakukan

dokumentasi guna untuk dilakukannya pengumpulan data, pemilihan data,

pengolahan dan pengabadian informasi yang didapat dalam proses observasi.

5.4. Angket

Angket adalah sebuah teknik pengumpulan data dengan menggunakan cara

memberikan pertanyaan terlulis untuk dijwab secara tertulis yang dilakukan oleh

reponden. Angket digunakan oleh peneliti yang nantinya hasilnya akan dianalisis

secara deskriptif dengan menggunakan presentase berupa gambaran dan paparan

terhadap media sesuai ilmu pendidikan yang sudah ditentukan yang dioleh secara

otomatis oleh system tranmisi(Khalish Raisul dan Aris Ansori, 2013).

5. Kredibilitas

21
Kredibilitas adalah sekumpulan persepsi yang berkaitan dengan sifat-sifat

sekelompok orang yang menyampaikan pesan kepada komunikan atau orang yang

menerima pesan( Azwa Rusmadi, 2012). Yang dimaksud kredibilitas disitu adalah

sebuah pemahaman sekelompok orang yang memiliki pemahaman tentang gejala-

gejala yang terjadi pada sekelompok orang agar seseorang dapat menerima

pengetahuan yang dimiki oleh seseorang memiliki pengetahuan tersebut.

6. Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan untuk menjabarkan penelitian

menggunakan teknik analisis data kualitatif dan kuantitatif deskriptif. karena

dalam kuatitatif deskriptif dapat diterapkan dalam tema penelitian ini, nantinya

penelitian ini juga akan medeskripsikan bagai mana proses bembelajran

berlangsung dan juga mendeskripsikan dari pegalaman beberapa siswa seberapa

efektifitas keterkaitan pembelajran kepanduan Hizbul Wathan dalan menerapkan

nilai-nilai Islam setiap siswa.

6.1. Analisi Pendahuluan

Pertama unttuk melakukan penganalisisan data penulis melakukan analisis

tentang sejauh mana Pendidikan Hizbul Wathan menanamkan nilai-milai Islam.

Analisi ini dapat dilakukan dengan cara mencari tahu sejauh mana pendidikan

Hizbul Wathan ini telah menanamkan nili-nilai Islam sesuai dengan aturan yang

telah ditentukan dan bagai mana keterkaitan tujuan pembelajaran dengan nilai-

nilai islam yang telah dilakukan, disamping hal tersebut pengambilan data akan

dilakukan dengan ketentuan analisi kualitatif agar data dilapangan dapat diketahui

22
kemudian dilakukannya analisis kuantitatif deskriptif agar data dilapangan dapat

diketahui secara nyata dan mengetahui nilai capai agar dapat terukur.

6.2. Statistik Deskriptif

Keterangan:
DP = Deskriptif Persentase
n = Skor yang diperoleh
N = Skor ideal
Rumus diatas untuk mengetahui kategori atau jenis dekriptif kuantitatif

yang diperoleh dari masing-masing indicator dadalam variable. Dari rumus

tersebut nantinya akan dibentuk tingkatan untuk digolongkan agar hasil dari nilai

dapat dideskripsikan, dan kategori tingkatan tersebut sebagai berikut:

No Rentangan Keterangan

1 81%-100% Sangat baik

2 61%-80% Baik

3 41%-60% Cukup

4 21%-40% Kurang baik

5 1%-20% Tidak baik

6.3. Analisis Lanjutan

Analisis lanjutan ini nanti akan berisi tentang mengolah hasil dari hasil

temuan yang ada dilapangan, seperti mendekripsikan hasil temuan dari penelitian

kualitaitf yang didapatkan dari wawancara, observasi, dan dokumentasi untuk

deskripsikan seecara berlajut ditambah dengan temuan kuntitatif agar dapat

digabungkan hasil dari temuannyata yang ada dilapangan sehingga terbetuk

kesimpulan dari temuan yang didapat.

23
Analisis yang digunakan nantinya menggunakan model Miles dan

Huberman (Bancong, Subaer, 2013:196) meliputi:

6.3.1. Reduksi Data

Reduksi data adallah proses pemilihan, menjelaskan, dan mengubah dari

kata yang masih kasar yang ada dilapangan menjadi kata yang lebih jelas dan

tersusun. Maksudnya adalah menjelaskan temuan yang ada dilapangan dengan

Bahasa yang jelas sesuai tema serta memilih data yang perlu dan tidak perlu

dimasukan pada tahap model data.

6.3.2. Model Data

Setelah reduksi dilakukan selanjutnya adalah model data. Model data

disini dimaksudkan, setelah data terkumpul nantinya data dapat diolah menjadi

berupa naratif, matrik, grafik, bagan, atau lain sebagainya yang beruman model

data.

24
6.3.3. Penarikan Kesimpulan

Proses selanjutnya setelah model data dilakukan adalah penarikan

kesimpulan. Penarikan kesimpulan ini adalah tafsir dari model data yang sudah

didapat agar dapat ditarik kesimpulan secara utuh dari proses verifikasi selama

penelitian berlangsung. Dan untuk vaditasnya terjamin harus diuji tafsir yang

sudah ditulis agar selalu teruji kebenaran data yang didapat.

Penelitian ini menggunakan pendekatan Mixed Methods untuk itu analisis

dalam penelitian ini nantinya menggunakan kombinasi gabungan dari kualitatif

dan kuantitatif deskriptif.

7. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasannya dalam proposal sekripsi ini dimulai dari latar

belakang yang merupakan ulasan singkat mengenai judul yang ditulis, rumusan

masalah adalah kerangka yang ditulis dengan berargumen dari jurnal atau buku

yang di publikasikan, tujuan penelitian ini berisi tentang tujuan yang akan dicapai

dari penulisan proposal ini, kegunaan penelitian adalah sebuah gambaran dari

kemanfaatan penelitian yang kan dilakukan mendatang, tinjauan pustaka berisi

tentang kutipan-kutipan dari jurnal atau buku yang berkaitan dengan judul yang

ditulis, kerangka teori berisi tenatang pendapat para ahli yang difokuskan dari

judul proposal, metode penelitian adalah metode yang digunakan nantinya pada

saat penelitian dilaksanakan, dan yang terahir adalah daftar pustaka yang beri

tentang dasar-dasar atau sumber yang tertulis pada proposal.

25
H. Daftar Pustaka

Ahmad Raden Muhajir Ansori. 2016. Strategi Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan

Islam Pada Peserta Didik, Jurnal Pustaka,8,14-32.

Andika Rama Thio Rahma (et al). 2018. Analisis Implementasi E-Budgeting

Dengan Menggunakan Model CIPP Pada Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta.

Ashiong P. Munthe (2015). Pentingnya Evaluasi Program Di Institusi Pendidikan,

scholaria, 5(2),1.

Azwa Rusmadi (2012). Kredibilitas, dayatarik, dan kewenangan pinpinan sebagai

komunikator terhadap etos kerja karyawan, Jurnal Ilmu Komunikasi, 1(1),1.

Bancong*, Subaer (2013). Profil penalaran logis gaya berfikir dalam memecahkan

masalah fisika peserta didik,2(2).

Bermi Wibawati (2016). Internalisasi nilai-nilai agama Islam dalam pembentukan

sikap dan prilaku siswa sekolah dasar Isalam terpadu Al-Mu’minun Ngawi. Jurnal

Al Lubab,1(1),6-9.

Dwi Agustanico Mulyadi (2017). Model Evaluasi Program Dalam Penelitian

Evaluasi, Jurnal Ilmiah PENJAS, 3(1), 4.

Hakim Lukman (2012). Internalisasi nilai-nilai agama Islam dalam pembentukan

sikap dan prilaku siswa sekolah dasar Isalam terpadu Al-Muttaqin kota

Tasikmalaya. Jurnal Pendidikan Agma Islam -Ta’lim,10(1),67-77.

Hasanah Hasyim (2016). Teknik-Teknik Observasi, Jurnal At-Taqaddum, 8(1),

25.

Iskandar (2015). Nilai-nilai pendididkan Islam di perpustakaan : sebuah

pemikiran, JUPITER, 17(1), 20-31.

26
Khalish Raisul dan Aris Ansori (2013). Pengembangan modul tranmisi otomatis

mobil untuk meningkatkan kualitas pembelajaran pada mata diklat system

tranmisi pada siswa SMK kelas XI jurusan TKR di SMKN 1 Baureno, 2(1) 8-14.

Melati dan Hustarna (2010). Analisis deskriptif penggunaan grammatical

metaphor dalam tulisan mahasiswa program studi bahasa Inggris Universitas

Jambi, Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Humaniora,12(2),17-22.

Mustofa Imron (2017). Upaya Menanamkan Nilai Perdamaian melalui kegiatan

Ekstrakulikuler Kepanduan Hizbul Wathan Kelas V Di SD Muhammadiyah Kleco

Kotagede.

Muyana Siti (2017), Context Input Proses Product (CIPP): model evaluasi

layanan informasi, 1(1),342-347.

Nul Lukma Hakim(2013). Ulasan Metodologi Kualitatif: Wawancara Terhadap

Elit, 4(2),167.

Nur’ani Enggar (2014). Pengelolaan Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan

Hizbul Wathan (Studikasus Di SD Muhammadiyah 2 Kauman Surakarta Thun

Pelajaran 2014/2015.

Nur Dwiki Rahmawati (2017). Pelaksanaan Hizbul Wathan Sebagai Penguat

Kecerdasan Emosional Siswa Di SD Muhammadiyah 5 Surakarta.

Patil, Yogesh .and Sunil Kalekar. 2015. CIPP Model For School Evaluation.

Sudaman (2014). Fenomenologi Husserl sebagai metode filsafat

eksistensial,9(2),103-113.

Sarwoto Jonathan (2009), Memandu pendekatan kuantitatif dan kualitatif:

Mungkinkah?,120.

27
Tamara Hendri Yuda, Putra Anggina WS (2015). Pengetahuan tentang

pengetahuan kegawat darutan pada siswa anggota Hizbul Wathan di SMA

Muhammadiyah Gombong, Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, 11(3),136-

141.

Julia Fani Fiana, Daharnis, Mursyid Ridha (2013). Disiplin Siswa di Sekolah dan

Implikasinya dalam Pelayanan Bimbingan dan Konseling, Jurnal Ilmiyah

Konseling,2, 26-33.

Kuswono (2013), Pendidikan karakter pola Muhammadiyah, Jurnal Guidena,3(1),

43-49.

Nurul Sitin Khasanah, Zainal Arifin (2017). Kepemimpinan siswi salam

penerapan nilai-nilai religiusitas di maderasah Mu’alaimaat Muhammadiyah

Yogyakarta, Jurnal Manajemen Pendidikan Islam,2(1),10.

Handoko Krisno (2016), Peningkatan karakter disiplin dalam pembelajaran

pendidikan pancasila dan kewarganegaraan melalui kegiatan Pramukan di gudep

maderasah Aliyah Negeri Babakan lebaksiu kabupaten tegal tahun 2016/2017.

28
29

Anda mungkin juga menyukai