Anda di halaman 1dari 199

ISSN 2089-3531

PEMBANGUNAN MANUSIA
BERBASIS GENDER 2019

ISSN : 2089-3531

Ukuran Buku : 17,6 x 25 cm


Jumlah Halaman : xviii + 178 halaman
Naskah : Subdirektorat Analisis Statistik
Gambar Kulit : Subdirektorat Analisis Statistik
Diterbitkan oleh : Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Dicetak
oleh : Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Dilarang mengumumkan, mendistribusikan, mengomunikasikan, dan/atau menggandakan


sebagian atau seluruh isi buku ini untuk tujuan komersial tanpa izin tertulis dari Kementerian
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
Tim Laporan
Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2019

Pengarah
Sri Soelistyowati
Pribudiarta Nur Sitepu

Penanggung Jawab
Ali Said
Fakih Usman

Editor
Wisnu Winardi
Yoyo Karyono
Sylvianti Angraini
Anugrah Pambudi Raharjo

Penulis
Dina Nur Rahmawati
Alvina Clarissa
Siska Ayu Tiara Dewi

Pengolah Data
Dina Nur Rahmawati

Desain Kulit
Alvina Clarissa

Desain Tata Letak


Alvina Clarissa
Taufan Tirtayasa
Terima kasih kami sampaikan kepada Kepala Badan Pusat Statistik beserta
jajarannya dan seluruh pihak yang terlibat dalam penyusunan buku ini.
Semoga kerja sama yang telah dilakukan dapat memberikan manfaat dalam
pembangunan serta mewujudkan pembangunan kesetaraan gender yang
lebih berkualitas.

Jakarta, Desember 2019


Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Republik Indonesia,

I Gusti Ayu Bintang Darmawati

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


vi
Kata Pengantar

Sebagai wujud dari fungsi pembinaan dan fasilitasi terhadap kegiatan instansi
pemerintah di bidang statistik, Badan Pusat Statistik (BPS) telah bekerjasama
dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
(KPP & PA) untuk menyusun publikasi “Pembangunan Manusia Berbasis
Gender Tahun 2019”. Publikasi ini berisi indikator statistik dan ulasan tentang
perkembangan pencapaian dua indeks komposit yaitu Indeks Pembangunan
Gender (IPG) dan Indeks Pemberdayaan Gender (IDG).

IPG menggambarkan kesenjangan pencapaian pembangunan manusia


antara laki-laki dan perempuan. Sementara itu Indeks Pemberdayaan Gender
(IDG) mengukur partisipasi aktif laki-laki dan perempuan pada kegiatan
ekonomi, politik, dan pengambilan keputusan. Kedua indikator gender
tersebut dapat digunakan sebagai alat monitoring hasil pembangunan
gender. Hal ini sejalan dengan visi Pembangunan Jangka Panjang Nasional
tahun 2005-2025 untuk mewujudkan Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan
makmur.

Kami menyampaikan terima kasih kepada Kementerian Pemberdayaan


Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia atas kepercayaannya
kepada BPS untuk mengembangkan data dan indikator statistik terpilah
gender. Terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang membantu
tersusunnya publikasi ini. Semoga publikasi ini dapat memberikan manfaat
bagi semua pihak.

Jakarta, Desember2019
Kepala Badan Pusat Statistik

Dr. Suhariyanto

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


vii
Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018
viii
Daftar Isi
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................................. v
Daftar Isi ................................................................................................................... vi
Daftar Tabel .................................................................................................................. vii
Daftar Gambar.............................................................................................................. viii
Daftar Lampiran........................................................................................................... xi
Ringkasan Eksekutif.................................................................................................... 1
Bab 1 Kesetaraan Gender Sebagai Sebuah Tujuan...................................... 1
Kesetaraan Gender, Pentingkah?............................................................ 3
Kesetaraan Gender...................................................................................... 4
Kesetaraan Gender Sebagai Sebuah Tujuan...................................... 5
Bab 2 Pembangunan Gender di Tataran Global............................................ 19
Pembangunan Manusia di Indonesia Masih Berada
di Level Sedang............................................................................................. 17
Pembangunan Gender di Indonesia: Meningkat Tapi
Lambat............................................................................................................. 21
Ketimpangan Gender Masih Terjadi di Sebagian
Besar Negara-negara ASEAN.................................................................... 24
Bab 3 Kondisi Pembangunan Gender di Indonesia..................................... 33
Pembangunan Perempuan Lebih Cepat Dibanding
Laki-laki............................................................................................................ 35
Perempuan Lebih Berumur Panjang..................................................... 36
Tiada Lagi Perbedaan Peluang Sekolah Antara
Perempuan dan Laki-laki .......................................................................... 38
Lama Sekolah Perempuan Masih Perlu Ditingkatkan..................... 40
Perekonomian Masih Didominasi Laki-laki......................................... 41
Ketimpangan Pembangunan Gender Masih Terjadi
Antarwilayah.................................................................................................. 43
Wilayah di Ujung Timur Indonesia Memiliki Capaian
Pembangunan Gender yang Masih Rendah...................................... 50
Bab 4 Kondisi Pemberdayaan Gender di Indonesia..................................... 53
Sinyal Positif Pemberdayaan Gender.................................................... 55
Pemberdayaan Gender Semakin Terlihat............................................ 56
Peran Perempuan dalam Dunia Politik Masih Perlu
Diperjuangkan............................................................................................... 57

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


ix
Daftar Isi
Profesionalisme Pekerja Perempuan Semakin Diperhitungkan. 59
Perempuan Semakin Berkontribusi dalam Penciptaan
Pendapatan.................................................................................................... 61
Terjadi Disparitas Pemberdayaan Gender Antarwilayah............... 64
Tingginya Ketimpangan Pemberdayaan Gender Antakabupaten
/kota.................................................................................................................. 66
Bab 5 Keterkaitan Kesetaraan Gender dan Pembangunan Manusia..... 69
Pembangunan Manusia dan Pembangunan Gender Berjalan
Searah............................................................................................................... 71
Posisi Pembangunan Gender dan Pembangunan Manusia Relatif
Stabil................................................................................................................. 75
Peningkatan Kualitas Perempuan Berdampak pada
Pemberdayaan.............................................................................................. 76
Pemberdayaan Gender Membaik di Beberapa Provinsi................. 78
Bab 6 Kesimpulan..................................................................................................... 83
Daftar Pustaka.............................................................................................................. 87
Lampiran .................................................................................................................. 89

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


x
Daftar Tabel
Tabel 3.1 Rata-rata Upah Pekerja dalam Sebulan Menurut Jenis
Kelamin (dalam ribu rupiah), 2014-2018................................... 43
Tabel 3.2 Jumlah Provinsi di KBI dan KTI Menurut Jenis Kelamin dan
Status Pembangunan Manusia, 2017 dan 2018...................... 44
Tabel 3.3 IPG, IPM Laki-laki dan IPM Perempuan dan Ranking IPG di
Lima Provinsi dengan IPG Tertinggi dan Terendah,
2017-2018............................................................................................. 45
Tabel 3.4 Pertumbuhan IPM Laki-laki dan IPM Perempuan serta
Selisih IPG di Lima Provinsi dengan Pertumbuhan IPG
Tertinggi dan Terendah, 2017-2018............................................. 47
Tabel 3.5 Matriks Distribusi Jumlah Kabupaten/Kota Menurut
Kategori IPG dan IPM, 2018............................................................ 50
Tabel 3.6 Jumlah Provinsi di KBI dan KTI menurut Jenis Kelamin dan
Status Pembangunan Manusia, 2017 dan 2018...................... 51
Tabel 4.1 Indikator-indikator Ketenagakerjaan Menurut Jenis
Kelamin, 2008-2018........................................................................... 55
Tabel 4.2 Jumlah Anggota DPR RI Menurut Jenis Kelamin, 1955-2014
................................................................................................................... 58
Tabel 4.3 Capaian IDG Tertinggi dan Terendah beserta Komponen
Pembentuknya Menurut Provinsi, 2017-2018......................... 65
Tabel 4.4 Capaian Angka IDG Tertinggi dan Terendah beserta
Komponen Pembentuknya Menurut Kabupaten/kota, 2018 67
Tabel 5.1 Pergeseran Kondisi Pembangunan Gender dan
Pembangunan Manusia................................................................... 75
Tabel 5.2 Pergeseran Kondisi Pembangunan Gender dan
Pemberdayaan Gender.................................................................... 80

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


xi
Daftar Gambar
Gambar 2.1 IPM Negara-negara ASEAN dan Beberapa Negara Lain,
2017.................................................................................................. 20
Gambar 2.2 IPG Negara-negara ASEAN dan Beberapa Negara Lain,
2017.................................................................................................. 21
Gambar 2.3 IPM Laki-laki, IPM Perempuan, IPG Negara-negara ASEAN
dan Beberapa Negara Lain, 2017............................................ 22
Gambar 2.4 PNB Perkapita Menurut Jenis Kelamin Negara-negara
ASEAN dan Beberapa Negara Lain (PPP $), 2017.............. 23
Gambar 2.5 Rasio PNB Perkapita Perempuan Terhadap Laki-laki
Negara-negara ASEAN dan Beberapa Negara Lain, 2017
............................................................................................................ 23
Gambar 2.6 IKG Negara-negara ASEAN dan Beberapa Negara Lain,
2017.................................................................................................. 25
Gambar 2.7 AKI per 100.000 Kelahiran Hidup di Negara-negara ASEAN
dan negara lainnya, 2015.......................................................... 27
Gambar 2.8 ABR per 1.000 Perempuan Umur 15-19 Tahun di Negara-
negara ASEAN dan Negara Lainnya, 2015-2020............... 28
Gambar 2.9 Persentase Anggota Parlemen Menurut Jenis Kelamin
di Negara-negara ASEAN, 2017............................................... 29
Gambar 2.10 Persentase Penduduk dengan Pendidikan SMP ke atas
di Negara-negara ASEAN, 2017............................................... 30
Gambar 2.11 TPAK Menurut Jenis Kelamin di Negara-negara ASEAN,
2017.................................................................................................. 31
Gambar 3.1 Perkembangan IPM Perempuan, IPM Laki-laki, IPM, dan
IPG, 2010-2018.............................................................................. 36
Gambar 3.2 Perkembangan Umur Harapan Hidup (UHH) Menurut
Jenis Kelamin, 2010-2018.......................................................... 37
Gambar 3.3 Perbandingan Indikator Kesehatan Menurut Jenis
Kelamin, 2018................................................................................ 37
Gambar 3.4 Perkembangan Harapan Lama Sekolah (HLS) Menurut
Jenis Kelamin, 2010-2018.......................................................... 38
Gambar 3.5 Angka Putus Sekolah Menurut Jenjang Pendidikan, 2018 39
Gambar 3.6 Persentase Pekerja Anak, 2016-2018.................................... 39
Gambar 3.7 Perkembangan Rata-rata Lama Sekolah (RLS) Menurut
Jenis Kelamin, 2010-2018.......................................................... 40
Gambar 3.8 Rasio Angka Partisipasi Sekolah (APS) Perempuan
Terhadap Laki-laki Menurut Kelompok Umur, 2010- 2018 41
Gambar 3.9 Perkembangan Pengeluaran Perkapita yang Disesuaikan
Menurut Jenis Kelamin (Ribuan Rupiah), 2010-2018..... 42
Gambar 3.10 Rasio Pengeluaran Perkapita Perempuan Terhadap
Laki-laki, 2010-2018..................................................................... 42
Gambar 3.11 Indeks Pembangunan Gender (IPG) Menurut Provinsi

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


xii
2018.................................................................................................. 45
Gambar 3.12 Rata-rata Upah Pekerja Menurut Jenis Kelamin di Lima
Provinsi dengan IPG Terendah, 2018..................................... 46
Gambar 3.13 Jumlah Kabupaten/Kota di Indonesia Menurut Status
Capaian IPM dan Jenis Kelamin, 2018.................................. 49
Gambar 3.14 Variasi IPG Kabupaten/kota Menurut Provinsi, 2018....... 49
Gambar 4.1 Perkembangan Indeks Pemberdayaan Gender (IDG), 2010
-2018................................................................................................. 56
Gambar 4.2 Komponen Indeks Pemberdayaan Gender (IDG), 2017 dan
2018.................................................................................................. 57
Gambar 4.3 Perkembangan Persentase Perempuan Sebagai Tenaga
Profesional, 2010-2018............................................................... 59
Gambar 4.4 Persentase Pegawai Negeri Sipil (PNS) Menurut Jenis
Kelamin, 2010-2018..................................................................... 60
Gambar 4.5 Persentase Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang Menduduki
Jabatan Struktural Menurut Jenis Kelamin, 2010-2018.. 60
Gambar 4.6 Perkembangan Sumbangan Pendapatan Perempuan
(persen), 2010-2018.................................................................... 62
Gambar 4.7 Persentase Pekerja Menurut Jenis Kelamin dan
Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2010 dan
2018.................................................................................................. 62
Gambar 4.8 Persentase Pekerja Formal dan Informal Menurut
Jenis Kelamin, 2018..................................................................... 63
Gambar 4.9 Capaian IDG Menurut Provinsi, 2018.................................... 64
Gambar 4.10 Peta IDG Menurut Provinsi, 2018............................................ 64
Gambar 4.11 Variasi IDG Antarkabupaten/kota Menurut Provinsi,
2018.................................................................................................. 66
Gambar 5.1 Sebaran IPM dan IPG Menurut Provinsi, 2018................... 72
Gambar 5.2 Sebaran Kabupaten/kota Menurut IPM dan IPG, 2018... 72
Gambar 5.3 Hubungan Antara IPM dan IPG, 2014, 2016, dan 2018... 74
Gambar 5.4 Sebaran Provinsi Menurut IPG dan IDG, 2018................... 76
Gambar 5.5 Sebaran Kabupaten/Kota Menurut IPG dan IDG, 2018.. 77
Gambar 5.6 Hubungan Antara IPG dan IDG, 2014-2018........................ 79

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


xiii
Daftar Lampiran
Lampiran 1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Komponen
Menurut Provinsi dan Kab/Kota, 2017 dan 2018.............. 89
Lampiran 2 Indeks Pembangunan Gender (IPG) dan Komponennya
Menurut Provinsi danKabupaten/Kota, 2018.................... 110
Lampiran 3 IPG Menurut Provinsi 2010-2018............................................ 129
Lampiran 4 IPG Menurut Provinsi dan Kabupaten/Kota, 2010-2018 130
Lampiran 5 IDG dan Komponennya Menurut Provinsi dan
Kabupaten/Kota, 2018............................................................... 146
Lampiran 6 IIDG Menurut Provinsi, 2010-2018......................................... 163

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


xiv
Ringkasan Eksekutif

Ringkasan Eksekutif

Diskriminasi gender dalam berbagai hal di kehidupan bermasyarakat


menimbulkan perbedaan capaian antara laki-laki dan perempuan. Di wilayah
yang masih kental akan budaya patriarki, perempuan umumnya lebih
tertinggal dari laki-laki baik di bidang kesehatan, pendidikan dan ekonomi.
Hal ini terjadi karena norma yang ada pada budaya patriarki seringkali
merugikan perempuan dengan menempatkannya sebagai “warga kelas dua”.

Kesepakatan secara internasional seperti Konvensi Penghapusan Segala


Bentuk Diskriminasi Terhadap Perempuan/Convention on the Elimination of
All Forms of Discrimination Against Women (CEDAW) dan Beijing Declaration
and Platform for Action (BDPA). Kini, isu gender menjadi salah satu hal penting
yang dicantumkan dalam berbagai dokumen perencanaan pembangunan,
baik pada tingkat nasional maupun global.

Isu gender menjadi salah satu poin dalam tujuan pembangunan


berkelanjutan/ Sustainable Development Goals (SDGs). SDGs merupakan
kelanjutan dari tujuan pembangunan millenium/Millenium Development
Goals (MDGs) yang telah berakhir pada tahun 2015. Kesetaraan gender
tercantum dalam tujuan ke-5 SDGs yakni “Mencapai Kesetaraan Gender dan
Memberdayakan Kaum Perempuan”. Gender merupakan isu yang bersifat
multidimensi. Isu ini meliputi sisi kesehatan, pendidikan dan ekonomi yang
juga menjadi fokus SDGs. Selain secara khusus dicantumkan dalam tujuan
kelima, isu gender juga tercakup pada hampir seluruh tujuan dalam tujuan
pembangunan berkelanjutan.

Berdasarkan hasil penghitungan yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik


(BPS), pembangunan laki-laki dan perempuan di Indonesia mengalami
peningkatan dalam 9 tahun terakhir. Pada tahun 2018 perkembangan nilai
IPM wanita mengalami peningkatan lebih cepat dari laki-laki, dimana pada
tahun 2018 nilai kecapatan pertumbuhan IPM wanita adalah sebesar 0,87
persen, sedangkan laki-laki sebesar 0,77 persen. Sebagai akibatnya, IPG
Indonesia terus mengalami peningkatan dan pada tahun 2018 nilainya
mencapai 90,99, meningkat sebesar 0,03 poin dibanding tahun 2017.

IPM dibentuk oleh beberapa komponen, yaitu Umur Harapan Hidup (UHH),
Harapan Lama Sekolah (HLS), Rata-rata Lama Sekolah (RLS), dan Pengeluaran
perkapita yang disesuaikan. Di bidang kesehatan, UHH perempuan selalu
lebih tinggi dibanding laki-laki. Pada tahun 2018 UHH perempuan sebesar
73,19 tahun, lebih besar dibanding UHH laki-laki yang berada di level 69,3

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


xv
Ringkasan Eksekutif

tahun. Dari aspek pendidikan, peluang bersekolah antara laki-laki dan


perempuan sudah hampir sama. Pada tahun 2018 HLS perempuan adalah
12,99 tahun dan laki-laki sebesar 12,84 persen. Dengan nilai pencapaian
yang relatif hampir sama, mengindikasikan bahwa kesetaraan pembangunan
dalam aspek pendidikan dapat diwujudkan secara merata dalam waktu yang
tidak lama. Dari sisi rata-rata lama sekolah, berdasarkan data Badan Pusat
Statistik, pada tahun 2018 rata-rata pendidikan laki–laki sekitar 1 tahun lebih
lama dibandingkan perempuan. Pada tahun 2018, rata-rata pendidikan yang
dijalani oleh laki-laki adalah sekitar 8,62 tahun, sedangkan perempuan 7,72
tahun.

Ketimpangan antara laki-laki dan perempuan sangat terlihat dalam hal


ekonomi. Di bidang ini, perempuan sangat tertinggal dibanding laki-
laki. Selama periode 2010 hingga 2018, nilai pengeluaran perkapita yang
disesuaikan perempuan selalu jauh lebih rendah dibandingkan laki-laki.Pada
tahun 2018 pengeluaran perkapita yang disesuaikan perempuan adalah
sebesar 9,04 juta rupiah, sedangkan pengeluaran perkapita yang disesuaikan
laki-laki adalah sebesar 15,55 juta rupiah.

Disparitas pembangunan gender terjadi antara Kawasan Barat Indonesia


(KBI) dan Kawasan Timur Indonesia (KTI). Hal ini dapat dilihat dari peringkat
IPG tertinggi yang mayoritas ditempati oleh provinsi-provinsi di KBI. Provinsi-
provinsi dengan IPG tertinggi adalah Sulawesi Utara (94,79), DI Yogyakarta
(94,73), dan DKI Jakarta (94,7). Sedangkan tiga provinsi dengan capaian IPG
terendah adalah Kalimantan Timur (85,63), Papua Barat (82,47) dan Papua
(80,11).

Lebih dari separuh dari jumlah kabupaen/kota di Indonesia telah mencapai


IPG di atas 90. Namun, hal ini tidak serta merta dapat diartikan bahwa
pembangunan manusia baik laki-laki maupun perempuan di daerah tersebut
sudah tinggi. IPG diformulasikan sebagai rasio IPM perempuan terhadap IPM
laki-laki. Nilai IPG yang tinggi bisa didapatkan dari daerah dengan IPM laki-
laki dan IPM perempuan yang “sama-sama tinggi” dan “sama-sama rendah”.
Terbukti, masih terdapat 2 kabupaten/ kota di Indonesia yang memiliki
level IPG di atas 90, namun pembangunan manusia baik laki-laki maupun
perempuan di wilayah tersebut masih berstatus rendah atau kurang dari
60. Kedua daerah tersebut adalah Kabupaten Sabu Raijua di Provinsi Nusa
Tenggara Timur dan Kabupaten Lanny Jaya di Papua.

Untuk melihat hubungan antara IPM dan IPG diperlukan pemetaan provinsi
berdasarkan level IPG dan IPM. Oleh sebab itu digunakan analisis kuadran yang
membagi provinsi dalam empat kelompok (kuadran). Kuadran I merupakan
provinsi dengan IPM dan IPG di atas angka nasional. Kuadran II merupakan
provinsi dengan kondisi IPM di atas angka nasional tetapi IPG di bawah angka
nasional. Kuadran III adalah provinsi dengan IPM dan IPG di bawah angka
nasional, sedangkan kuadran IV adalah provinsi dengan kondisi IPM di bawah
angka nasional tetapi IPG di atas angka nasional. Dari hasil pengolahan data,

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


xvi
Ringkasan Eksekutif

50 persen provinsi di Indonesia berada pada Kuadran III dimana capaian


IPM maupun IPG provinsi berada dibawah nasional. Sedangkan provinsi
yang berada pada Kuadran I dengan capaian IPM dan IPG pada level di atas
nasional hanya sebanyak 7 provinsi.

Dalam menilai sejauh mana pemberdayaan gender di Indonesia, digunakan


sebuah indeks komposit, yaitu Indeks Pemberdayaan Gender (IDG).
Pemberdayaan gender di Indonesia selalu mengalami peningkatan dari
waktu ke waktu. Pada tahun 2018, IDG Indonesia berada pada level 72,10,
meningkat 0,36 poin atau tumbuh 0,50 persen dibanding tahun 2017.

Peningkatan IDG tahun 2018 terutama terjadi karena kenaikan dua


komponen yakni persentase perempuan sebagai tenaga profesional dan
sumbangan pendapatan perempuan. Persentase perempuan sebagai tenaga
professional menigkat dari 46,31 pada tahun 2017, menjadi 47,02 pada tahun
2018, sedangkan sumbangan pendapatan perempuan meningkat dari 36,62
menjadi 36,70.

Pertumbuhan IDG pada periode tahun 2017-2018 cenderung lambat


dibandingkan dengan tren pertumbuhan selama 8 tahun terakhir. Meski
demikian, capaian ini tetap menjadi sinyal positif adanya perbaikan keadaan
pemberdayaan gender di Indonesia.

Capaian IDG provinsi di Indonesia relatif bervariasi. Tidak terlihat perbedaan


yang berarti pada capaian IDG antara Kawasan Barat Indonesia (KBI) dan
Kawasan Timur Indonesia (KTI). Tiga provinsi dengan IDG tertinggi ditempati
oleh provinsi di KTI, yaitu Sulawesi Utara, Maluku dan Kalimantan Tengah.
Sementara itu, 5 dari 10 IDG terendah ditempati oleh provinsi di KBI. Sebagian
besar provinsi di Indonesia memiliki nilai IDG 60-80. Hanya ada satu provinsi
dengan IDG di atas 80 yaitu Sulawesi Utara. Sementara itu, masih terdapat
3 provinsi dengan IDG di bawah 60 yaitu Kepulauan Bangka Belitung,
Kalimantan Timur dan Papua Barat.

Kesenjangan capaian pemberdayaan gender juga terjadi antarkabupaten/


kota dalam suatu provinsi. Pada tahun 2018 tingkat kesenjangan IDG
antarkabupaten/kota tertinggi terjadi di Provinsi Papua. Selisih IDG
kabupaten/kota tertinggi dan terendah di Provinsi Papua mencapai 54,19.
Sementara itu, variasi IDG kabupaten/kota terendah ditempati oleh Provinsi
Bali.

Pembangunan gender selayaknya memiliki asosiasi dengan pemberdayaan


gender di suatu wilayah. Pemetaan wilayah berdasarkan capaian IPG dan
IDG diperlukan sebagai dasar kebijakan yang tentunya disesuaikan dengan
karakteristik wilayah tersebut. Ada empat kelompok dalam memetakan
provinsi berdasarkan kondisinya. Kelompok kuadran I merupakan provinsi
dengan IPG dan IDG di atas angka nasional, kuadran II merupakan provinsi
dengan kondisi IPG di atas angka nasional tetapi IDG di bawah angka nasional,

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


xvii
Ringkasan Eksekutif

kuadran III adalah provinsi dengan IPG dan IDG di bawah angka nasional,
sedangkan kuadran IV adalah provinsi dengan kondisi IPG di bawah angka
nasional tetapi IDG di atas angka nasional.

Pada tahun 2018, separuh dari total provinsi di Indonesia berada pada kondisi
provinsi dengan capaian IPM dan IPG berada di bawah angka nasional
(Kuadran III) dan hanya ada 7 provinsi yang berada pada kondisi sebaliknya
(Kuadran I: capaian IPM dan IPG berada di atas angka nasional).

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


xviii
1
AYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK
KESETARAAN GENDER
SEBAGAI SEBUAH
STATISTIK TUJUAN
KESETARAAN GENDER
SEBAGAI SEBUAH TUJUAN (SDGs)
• Untuk melaksanakan SDGs, Presiden Jokowi telah menandatangani Peraturan
Presiden (Perpres) SDGs Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan
Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
• Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, (SDG’s)
menyebutkan tujuan ke-5 adalah “mencapai kesetaraan gender dan
memberdayakan perempuan”

GENDER
5 EQUALITY

Kesetaraan
gender juga
sejalan dengan
tujuan SDGs
lainnya (tujuan
1,2,3,4,6 dan 7)

• Kesetaraan Gender adalah kesamaan kondisi bagi perempuan dan laki-


laki untuk memperoleh kesempatan dan hak-haknya sebagai manusia,
agar mampu berperan dan berpartisipasi dalam kegiatan politik, ekonomi,
sosial budaya, pertahanan dan keamanan, dan kesamaan dalam
menikmati hasil pembangunan
• Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) mengukur partisipasi aktif
perempuan pada kegiatan ekonomi
1 KESETARAAN
GENDER SEBAGAI
SEBUAH TUJUAN

Kesetaraan Gender, Pentingkah?

Gender bukan dimaknai sebagai perbedaan fisik antara laki-laki dan


perempuan dalam arti biologis. Pemaknaan gender mengacu pada perbedaan
laki-laki dan perempuan dalam peran, perilaku, kegiatan serta atribut yang
dikonstruksikan secara sosial. Kesetaraan Gender adalah kesamaan kondisi
bagi perempuan dan laki-laki untuk memperoleh kesempatan dan hak-
haknya sebagai manusia, agar mampu berperan dan berpartisipasi dalam
kegiatan politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan, dan
kesamaan dalam menikmati hasil pembangunan

Kesetaraan gender dapat dicapai dengan mengurangi kesenjangan antara


penduduk perempuan dan laki-laki dalam mengakses dan mengontrol
sumber daya, berpartisipasi dalam pengambilan keputusan dan proses
pembangunan, serta mendapatkan manfaat dari kebijakan dan program
pembangunan.

Dalam mengukur kesetaraan gender tersebut, ada beberapa indeks yang


digunakan yaitu IPM, IPG, dan IDG. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
merupakan ukuran kualitas hidup manusia dalam bidang kesehatan,
pendidikan, maupun ekonomi. Ukuran tersebut kemudian digunakan untuk
mengukur Indeks Pembangunan Gender (IPG) yang difokuskan pada faktor
ketidaksetaraan antara laki-laki dan perempuan di berbagai level. Sedangkan
Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) mengukur partisipasi aktif perempuan
pada kegiatan ekonomi yaitu dengan indikator persentase sumbangan
perempuan dalam pendapatan kerja, kegiatan politik dengan indikator
keterlibatan perempuan di parlemen, serta dalam pengambilan keputusan
melalui indikator perempuan sebagai tenaga manajer, professional,
administrasi, teknisi. Kesimpulannya, IDG digunakan untuk melihat sejauh
mana pencapaian kapabilitas perempuan dalam berbagai bidang kehidupan.

Dalam bidang kesehatan misalnya, WHO (2010) menyatakan bahwa “Tidak


ada seorangpun yang berhak sakit atau meninggal karena ketimpangan
gender”. Hal ini mengisyaratkan bahwa tidak boleh ada perbedaan dalam
pemberian akses bagi laki-laki maupun perempuan dalam pemberian

Kesetaraan Gender Dalam Pembangunan


3
layanan kesehatan. Salah satu indikator yang dapat dijadikan acuan untuk
melihat bagaimana perempuan mendapatkan pelayanan kesehatan adalah
Angka Kematian Ibu (AKI) yang masih berada pada angka 305 kematian per
100.000 kelahiran hidup (www.bps.go.id). Selain itu juga jumlah perempuan
yang melahirkan dengan bantuan tenaga kesehatan dan melahirkan di
fasilitas kesehatan juga menjadi salah satu indikator yang perlu diperhatikan
dalam melihat ketimpangan akses perempuan dan laki-laki dalam bidang
kesehatan.

Kesetaraan gender akan memperkuat kemampuan negara untuk berkembang,


mengurangi kemiskinan, dan memerintah secara efektif. Dengan demikian
mempromosikan kesetaraan gender adalah bagian utama dari strategi
pembangunan dalam rangka untuk memberdayakan masyarakat (semua
orang)-perempuan dan laki-laki-untuk mengentaskan diri dari kemiskinan
dan meningkatkan taraf hidup mereka. Sebagaimana dinyatakan McKinsey
and Company (2015), jika perempuan dan laki-laki memainkan peran yang
sama dalam pasar tenaga kerja, maka pada tahun 2025 GDP global tahunan
akan bertambah sebesar $28triliun atau meningkat 26 persen.

Kesetaraan Gender

Gender adalah pembedaan peran, atribut, sifat, sikap dan perilaku yang
tumbuh dan berkembang dalam masyarakat. Kata gender dapat diartikan
sebagai peran dan perilaku yang dibentuk oleh masyarakat melalui proses
sosialisasi yang berhubungan dengan jenis kelamin perempuan dan laki-
laki. Perbedaan secara biologis antara perempuan dan laki-laki seringkali
ditafsirkan juga sebagai sebuah tuntutan sosial mengenai pantas atau
tidaknya seseorang dalam berperilaku. Tutuntan yang diberikan berbeda
sesuai dengan lingkungannya, namun sebagian besar masih memiliki
pandangan yang sama dalam penyerahan tanggung jawab pengasuha dan
perawatan anak kepada perempuan, sedangkan tugas kemiliteran diberikan
kepada laki-laki.

Adanya ketimpangan kesempatan antara laki-laki dan perempuan


menimbulkan ketidakadilan yang dapat berpengaruh terhadap kebijakan
dan kehidupan sosial. Pengertian kesetaraan gender merujuk kepada suatu
keadaan setara antara laki-laki dan perempuan dalam pemenuhan hak dan
kewajiban. Atau dapat pula diartikan bahwa “kesetaraan gender mengacu
pada persamaan hak, tanggung jawab dan kesempatan antara perempuan
dan laki-laki” (UN Women).

Memberikan akses yang setara terhadap perempuan dan anak perempuan


baik di bidang pendidikan, kesehatan, pekerjaan yang layak, keterwakilan
dalam politik dan ekonomi dapat memberikan kebermanfaatan bagi
masyarakat yang lebih luas. Kesetaraan gender dapat juga diartikan sebagai
upaya memberikan kerangka hukum bagi perempuan di lingkungan
pekerjaan serta memberantas praktek diskriminasi terhadap perempuan.

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


4
Pembangunan ekonomi membuka banyak jalan untuk meningkatkan
kesetaraan gender dalam jangka panjang. Agenda Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan memiliki makna yang penting karena setelah diadopsi
maka akan dijadikan acuan secara global dan nasional sehingga agenda
pembangunan menjadi lebih fokus. Setiap butir tujuan tersebut menjunjung
tinggi Hak Asasi Manusia (HAM) dan untuk mencapai kesetaraan gender dan
pemberdayaan perempuan, baik tua maupun muda.

Kesetaraan Gender sebagai Sebuah Tujuan

SDGs:

Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, (SDG’s)


menyebutkan tujuan ke-5 adalah “mencapai kesetaraan gender dan
memberdayakan perempuan”. Dalam mencapai tujuan tersebut teradapat
beberapa target dan indikator yang tertuang sebagaimana pada table
berikut:

Target INDIKATOR KETERANGAN


5.1 Mengakhiri 5.1.1* Jumlah kebijakan Indikator nasional
segala bentuk yang responsif yang sesuai dengan
diskriminasi gender Indikator global (ada
terhadap kaum mendukung di dalam lampiran
perempuan di mana pemberdayaan Perpres).
pun. perempuan.
Proporsi
5.2 Menghapuskan perempuan
segala bentuk dewasa dan
kekerasan terhadap anak perempuan
kaum perempuan (umur 15-64 Indikator nasional
di ruang publik dan tahun)mengalami yang sesuai dengan
pribadi, termasuk 5.2.1* kekerasan Indikator global (tidak
perdagangan orang (fisik, seksual, ada di dalam lampiran
dan eksploitasi atauemosional) Perpres).
seksual, serta oleh pasangan
berbagai jenis atau mantan
eksploitasi lainnya. pasangan dalam
12 bulan terakhir.

Kesetaraan Gender Dalam Pembangunan


5
Target INDIKATOR KETERANGAN

Indikator nasional
Prevalensi
sebagai tambahan
kekerasan
5.2.1 (a) indikator global (ada
terhadap anak
di dalam lampiran
perempuan.
Perpres).
Proporsi
perempuan
dewasa dan anak
perempuan(umur Indikator nasional
15-64 tahun) yang sesuai dengan
5.2.2* mengalami Indikator global (tidak
kekerasan seksual ada di dalam lampiran
oleh orang lain Perpres).
selain pasangan
dalam 12 bulan
terakhir.
Persentase
Indikator nasional
korban kekerasan
sebagai tambahan
terhadap
5.2.2(a) indikator global (ada
perempuan yang
di dalam lampiran
mendapat layanan
Perpres).
komprehensif.
Proporsi
perempuan umur
20-24 tahun yang
Indikator nasional
berstatus kawin
yang sesuai dengan
atau berstatus
5.3.1* Indikator global (tidak
5.3 Menghapuskan hidup bersama
ada di dalam lampiran
semua praktik sebelum umur
Perpres).
berbahaya, seperti 15 tahun dan
perkawinan usia sebelum umur 18
anak, perkawinan tahun.
dini dan paksa, serta
sunat perempuan. Median usia Indikator nasional
kawin pertama sebagai tambahan
5.3.1(a) perempuan indikator global (ada
pernah kawin di dalam lampiran
umur 25-49 tahun. Perpres).

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


6
Target INDIKATOR KETERANGAN
Angka kelahiran
Indikator nasional
pada perempuan
sebagai tambahan
umur 15-19 tahun
5.3.1(b) indikator global (ada
(Age Specific
di dalam lampiran
Fertility Rate/
Perpres).
ASFR).

Indikator nasional
Angka Partisipasi
sebagai tambahan
Kasar (APK)
5.3.1(c) indikator global (ada
SMA/SMK/MA/
di dalam lampiran
sederajat.
Perpres).

5.3.2 Persentase anak Indikator Global yang


perempuan dan akan dikembangkan
perempuan
berusia 15-49
tahun yang
telah menjalani
FGM/C, menurut
kelompok umur
5.4 Mengenali 5.4.1 Proporsi waktu Indikator global yang
dan menghargai yang dihabiskan akan dikembangkan
pekerjaan untuk pekerjaan
mengasuh dan rumah tangga
pekerjaan rumah dan perawatan
tangga yang tidak berdasarkan
dibayar melalui jenis kelamin,
penyediaan kelompok umur,
pelayanan public, dan lokasi
infrastuktur
dan kebijakan
perlindungan sosial,
dan peningkatan
tanggung jawab
bersama dalam
rumah tangga dan
keluarga yang tepat
secara nasional

Kesetaraan Gender Dalam Pembangunan


7
Target INDIKATOR KETERANGAN
5.5 Menjamin 5.5.1* Proporsi kursi Indikator nasional
partisipasi penuh yang diduduki yang sesuai dengan
dan efektif, dan perempuan indikator global
kesempatan di parlemen
yang sama bagi tingkat pusat,
perempuan untuk parlemen daerah
memimpin di dan pemerintah
semua tingkat daerah
pengambilan 5.5.2* Proporsi Indikator nasional
keputusan dalam perempuan yang yang sesuai dengan
kehidupan politik, berada di posisi indikator global
ekonomi, dan managerial
masyarakat

5.6 Menjamin akses 5.6.1* Proporsi Indikator nasional


universal terhadap perempuan umur yang sesuai dengan
kesehatan seksual 15-49 tahun Indikator global (tidak
dan reproduksi, yang membuat ada di dalam lampiran
dan hak reproduksi keputusan sendiri Perpres).
seperti yang telah terkaithubungan
disepakati sesuai seksual,
dengan Programme penggunaan
of Action of the kontrasepsi, dan
International layanan kesehatan
Conference reproduksi.
on Population 5.6.1(a) Unmetneed Indikator nasional
andDevelopment KB (Kebutuhan sebagai tambahan
and the Beijing Keluarga indikator global (ada
Platform serta Berencana/ di dalam lampiran
dokumen-dokumen KB yang tidak Perpres).
hasil reviu dari terpenuhi).
konferensi-
konferensi tersebut. 5.6.1(b) Pengetahuan Indikator nasional
dan pemahaman sebagai tambahan
Pasangan Usia indikator global (ada
Subur (PUS) di dalam lampiran
tentang metode Perpres).
kontrasepsi
modern.

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


8
Target INDIKATOR KETERANGAN
5.6.2* Undang-undang Indikator nasional
atau Peraturan yang sesuai dengan
Pemerintah (PP) Indikator global (ada
yang menjamin di dalam lampiran
perempuan umur Perpres).
15-49 tahun untuk
mendapatkan
pelayanan,
informasi dan
pendidikan terkait
kesehatan seksual
dan reproduksi.
5.a. Melakukan 5.a.1 Propo rsi Indikator Global yang
reformasi untuk penduduk yang akan dikembangkan
memberi hak memiliki hak
yang sama kepada tanah pertanian;
perempuan (2) Proporsi
terhadap sumber perempuan
daya ekonomi, serta pemilik atau yang
akses terhadap memiliki hak
kepemilikan lahan pertanian,
dan kontrol atas menurut jenis
tanah dan bentuk kepemilikan
kepemilikan lain, 5.a.2 Proporsi negara Indikator Global yang
jasa keuangan, dengan kerangka akan dikembangkan
warisan dan sumber hukum (termasuk
daya alam, sesuai hukum adat)
dengan hukum yang menjamin
nasional. persamaan hak
perempuan untuk
kepemilikan tanah
dan/atau hak
kontrol
5.b. Meningkatkan 5.b.1* Proporsi individu Indikator nasional
penggunaan yang menguasai/ yang sesuai dengan
teknologi yang memiliki telepon Indikator global (tidak
memampukan genggam. ada di dalam lampiran
khususnya teknologi Perpres).
informasi dan
komunikasi untuk
meningkatkan
pemberdayaan
perempuan.

Kesetaraan Gender Dalam Pembangunan


9
Target INDIKATOR KETERANGAN
5.c. Mengadopsi 5.c.1 Ketersediaan Indikator Global yang
dan memperkuat sistem untuk akan dikembangkan
kebijakan yang baik melacak dan
dan perundang- membuat alokasi
undangan yang umum untuk
berlaku untuk kesetaraan
peningkatan gender dan
kesetaraan gender pemberdayaan
dan pemberdayaan perempuan
kaum perempuan di
semua tingkatan.

RPJMN 2015-2019:

Visi pembangunan nasional untuk tahun 2015-2019 adalah: Terwujudnya


Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan
Gotong-Royong. Salah satu upaya untuk mewujudkan visi tersebut adalah
dengan mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju,
dan sejahtera (pada misi ke-4). Kualitas manusia yang dimaksud adalah
kualitas hidup bagi laki-laki maupun perempuan.

Untuk menunjukkan prioritas dalam jalan perubahan menuju Indonesia yang


berdaulat secara politik, mandiri dalam bidang ekonomi, dan berkepribadian
dalam kebudayaan, dirumuskan sembilan agenda prioritas yang disebut
NAWA CITA. Dari Sembilan agenda tersebut, upaya pembangunan manusia
berbasis gender ada pada agenda kedua dan keempat yaitu:

• Agenda kedua – membuat pemerintah selalu hadir dengan membangun


tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya;

• Agenda keempat – memperkuat kehadiran negara dalam melakukan


reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi,
bermartabat, dan terpercaya.

Dalam rangka membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif,


demokratis dan terpercaya, pada sub agenda prioritas kedua adalah
Meningkatkan Peranan dan Keterwakilan Perempuan dalam Politik dan
Pembangunan. Sasaran yang akan dicapai adalah meningkatnya kualitas
hidup dan peran perempuan di berbagai bidang pembangunan dan
meningkatnya keterwakilan perempuan dalam politik termasuk dalam
proses pengambil keputusan di lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif.
Adapun arah kebijakan yang strategi yang disusun untuk dapat mencapai
sasaran yang dimaksud, antara lain:

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


10
1. Meningkatkan kualitas hidup dan peran perempuan di berbagai bidang
pembangunan melalui:

• Peningkatan pemahaman dan komitmen para pelaku pembangunan


tentang pentingnya pengintegrasian perspektif gender dalam
berbagai tahapan, proses, dan bidang pembangunan, di tingkat
nasional maupun di daerah;

• Penerapan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender


(PPRG) di berbagai bidang pembangunan, di tingkat nasional dan
daerah;

• Peningkatan pemahaman masyarakat dan dunia usaha tentang


pentingnya kesetaraan gender.

2. Meningkatkan peran perempuan di bidang politik melalui:

• Penguatan UU Partai Politik bagi pelaksanaan kebijakan afirmatif


tentang pemenuhan minimal 30 persen keterwakilan perempuan
dalam parlemen dan kepengurusan partai politik;

• Peningkatan fasilitasi bagi partai politik untuk pemenuhan minimal


30 persen keterwakilan perempuan sebagai calon anggota legislatif
sebagai prasyarat keikutsertaan dalam pemilihan umum;

• Peningkatan kapasitas perempuan, termasuk perempuan dari


kelompok marginal dan rentan, dalam rangka pemenuhan hak politik
termasuk sebagai kader atau calon anggota legislatif, serta sebagai
pengambil keputusan di eksekutif dan yudikatif;

• Peningkatan pemahaman masyarakat tentang pentingnya


keterwakilan perempuan dalam partai politik dan sebagai anggota
legislatif;

• Peningkatan pemahaman dan komitmen para pengambil keputusan


tentang pentingnya peran perempuan dalam berbagai tahapan dan
proses pembangunan di semua bidang;

• Pembangunan jaringan antar kelompok perempuan Indonesia.

3. Meningkatkan kapasitas kelembagaan pengarusutamaan gender (PUG)


melalui:

• Penyempurnaan proses pembentukan peraturan perundang-


undangan dan kebijakan agar selalu mendapatkan masukan dari
perspektif gender;

Kesetaraan Gender Dalam Pembangunan


11
• Pelaksanaan review, koordinasi, dan harmonisasi seluruh peraturan
perundang-undangan dari UU sampai dengan peraturan daerah agar
berperspektif gender;

• Peningkatan kapasitas SDM lembaga koordinator dalam


mengkoordinasikan dan memfasilitasi kementerian/ lembaga/
pemerintah daerah tentang penerapan PUG, termasuk data terpilah;

• Penguatan mekanisme koordinasi antara pemerintah, masyarakat,


dan dunia usaha dalam penerapan PUG;

• Penguataan lembaga/jejaring PUG di pusat dan daerah, termasuk


dengan perguruan tinggi, pusat studi wanita/ gender, dan organisasi
masyarakat;

• Penguatan sistem penyediaan, pemutakhiran, dan pemanfaatan data


terpilah untuk penyusunan, pemantauan, dan evaluasi kebijakan/
program/kegiatan pembangunan seperti publikasi indeks kesetaraan
dan keadilan gender per kabupaten sebagai basis insentif dan
disinsentif alokasi dana desa; serta

• Pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan dan hasil PUG,


termasuk PPRG.

Pada agenda ke-4 yaitu memperkuat kehadiran negara dalam melakukan


reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat
dan terpercaya, terdapat sub agenda keenam yang berkaitan erat dengan
upaya pembangunan manusia berbasis gender, yaitu perlindungan anak,
perempuan, dan kelompok marginal. Adapun sasaran yang ingin dicapai
dalam perlindungan anak, perempuan, dan masyarakat marginal pada
periode 2015 – 2019 adalah tersedianya sistem perlindungan dari berbagai
tindak kekerasan dan perlakuan salah lainnya dengan mengoptimalkan
upaya pencegahan, penanganan, dan rehabilitasi terhadap anak, perempuan,
dan kelompok marjinal.

Arah kebijakan dan strategi dalam mewujudkan sasaran sub agenda keenam
tersebut, antara lain:

1. Memperkuat sistem perlindungan anak dan perempuan dari berbagai


tindak kekerasan, termasuk tindak pidana perdagangan orang (TPPO),
dengan melakukan berbagai upaya pencegahan dan penindakan,
melalui:

• Pelaksanaan Gerakan Nasional Perlindungan Anak;

• Peningkatan pemahaman pemerintah, masyarakat dan dunia usaha

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


12
tentang tindak kekerasan, eksploitasi, penelantaran dan perlakuan
salah lainnya terhadap anak dan perempuan serta nilai-nilai sosial dan
budaya yang melindungi anak dan perempuan dari berbagai tindak
kekerasan;

• Perlindungan hukum dan pengawasan pelaksanaan penegakan


hukum terkait kekerasan terhadap anak dan perempuan, serta
keadilan restorasi (restorative justice) bagi anak;

• Pemberian bantuan hukum bagi anak sebagai pelaku, korban, atau


saksi tindak kekerasan; dan

• Peningkatan efektivitas layanan bagi anak dan perempuan korban


kekerasan, yang mencakup layanan pengaduan, rehabilitasi kesehatan,
rehabilitasi sosial, penegakan dan bantuan hukum, serta pemulangan
dan reintegrasi sosial.

2. Meningkatkan kapasitas kelembagaan perlindungan anak dan


perempuan dari berbagai tindak kekerasan dan perlakuan salah lainnya,
melalui:

• Penguatan sistem perundang-undangan;

• Peningkatan kapasitas sumber daya manusia dalam memberikan


layanan termasuk dalam perencanaan dan penganggaran;

• Penguatan mekanisme kerjasama antar pemerintah, lembaga layanan,


masyarakat, lembaga pendidikan, media, dan dunia usaha dalam
upaya pencegahan dan penanganan.

• Penguatan sistem data dan informasi terkait dengan tindak kekerasan


terhadap perempuan dan anak.

3. Peningkatan ketersediaan layanan bantuan hukum bagi kelompok


marjinal, melalui:

• Peningkatan pemahaman masyarakat marjinal terhadap hak dan


mekanisme dalam mendapatkan layanan bantuan hukum;

• Pelaksanaan sosialisasi dan penguatan institusi penyelenggara


bantuan hukum;

• Pelibatan Pemerintah Daerah dalam pelaksanaan bantuan hukum;

• Optimalisasi pelaksanaan sidang keliling dan pemanfaatan dana


prodeo bagi kelompok marginal termasuk masyarakat miskin; dan

Kesetaraan Gender Dalam Pembangunan


13
• Penguatan sistem data dan informasi untuk kelompok marjinal,
untuk memastikannya mendapat identitas hukum.

Renstra Kemen PPPA:

Pencapaian kesetaraan gender di Indonesia memiliki peluang sangat besar


yang didukung dengan berbagai kebijakan mulai dari SDG’s dengan fokus
pembangunan manusia seperti kemiskinan, kelaparan kekurangan gizi,
pembangunan kesehatan, pendidikan dan kesetaraan gender yang sangat
mewarnai MDGs akan tetap dilanjutkan. Selain itu juga menjadi salah satu
tujuan dalam RPJMN tahun 2015 – 2019. Selain itu, pencapaian kesetaraan
gender di Indonesia juga didukung dengan adanya peluang kerja sama
internasional baik antar negara maupun dengan lembaga internasioanl
melalui PBB (dengan negara-negara ASEAN, UNICEF, UNHCR, UNDP,
penanganan traffiking) dalam meningkatkan pemberdayaan perempuan
dan perlndungan anak. Peluang lain dalam pencapaian kesetaraan gender
adalah adanya Komitmen Pemerintah Indonesia untuk melaksanakan
kesepakatan internasional dalam peningkatan pemberdayaan perempuan
dan perlindungan anak dengan meratifikasi Konvensi CEDAW, Rencana Aksi
Beijing, Konvensi Hak Anak (KHA), Konvensi ILO tentang Ketenagakerjaan,
dan Konvensi Hyogo tentang Pengurangan Resiko Bencana.

Selain peluang tersebut, ada pula tantangan yang dihadapi dalam pencapaian
kesetaraan gender di Indonesia, antara lain:

1. Pemahaman dan komitmen para pengambil kebijakan di pusat dan


daerah dalam pengintegrasian perspektif gender di semua bidang dan
tahapan pembangunan

2. Kelembagaan pengarusutamaan gender di pusat dan di daerah belum


berjalan secara efektif dalam mewujudkan peningkatan kesetaraan dan
keadilan gender dalam pembangunan.

Tujuan Kemen PPPA untuk mendukung upaya pencapaian Visi dan Misi
Kemen PPPA salah satunya adalah meningkatkan kesetaraan gender dalam
pembangunan dengan sasaran sebagai berikut:

1. Meningkatnya capaian pembangunan gender. Capaian sasaran ini diukur


dengan indikator kinerja utama (IKU): Indeks Pembangunan Gender (IPG);

2. Meningkatnya capaian pemberdayaan gender. Capaian sasaran ini diukur


dengan indikator kinerja utama: Indeks Pemberdayaan Gender (IDG)

Arah kebijakan dan strategi yang dilakukan oleh Kemen PPPA dalam

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


14
meningkatkan pengarustamaan gender dan pemberdayaan perempuan
dalam rangka meningkatkan kualitas hidup perempuan, serta kesetaraan
dan keadilan gender di berbagai bidang pembangunan, antara lain:

1. Meningkatkan pemahaman pemerintah, masyarakat dan dunia usaha


tentang kesetaraan dan keadilan gender di tingkat nasional dan daerah;

2. Meningkatkankomitmen pemerintah di tingkat nasional maupun di


daerah tentang pentingnya pengintegrasian perspektif gender dalam
pembangunan di berbagai bidang;

3. Menyusun, mereview, mengharmonisasikan, dan mengkoordinasikan,


berbagai regulasi dan kebijakan pelaksanaan pengarusutamaan gender
sebagai acuan bagi K/L dan Pemda dalam pelaksanaan PUG;

4. Meningkatkan kapasitas SDM lembaga koordinator dalam memfasilitasi


penerapan PUG dan penyediaaan data terpilah gender di K/L dan Pemda;

5. Melakukan pendampingan teknis dalam penyusunan program, kegiatan


dan anggaran yang responsif gender pada K/L dan Pemdamelalui
pelaksanaan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender
(PPRG);

6. Memperkuat lembaga/jejaring PUGdan nara sumber di pusat dan daerah


untuk peningkatan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan PUG;

7. Memperkuat sistem penyediaan, pemutakhiran, dan pemanfaatan data


pilah gender untuk penyusunan, pemantauan, dan evaluasi kebijakan/
program/kegiatan pembangunan di tingkat nasional dan daerah;

8. Mengoptimalkan pemantauan dan evaluasi untuk memastikan


pelaksanaan dan hasil PUG di tingkat nasional dan daerah;

9. Meningkatkan kualitas keluarga dalam mewujudkan Kesetaraan Gender;

10. Meningkatkan penguatan dan pengembangan lembaga penyedia


layanan peningkatan kualitas keluarga dalam mewujudkan Kesetaraan
Gender;

11. Meningkatkan kualitas layanan bagi keluarga dalam mewujudkan


Kesetaraan Gender.

Dalam kurun waktu 2015 – 2019, Kemen PPPA memiliki target kinerja program
kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan yang diukur dengan
indikator sebagai berikut:

Kesetaraan Gender Dalam Pembangunan


15
1. Persentase Provinsi dan Kabupaten/Kota melaksanakan PUG dengan Baik

2. Persentase Provinsi dan Kabupaten/Kota melaksanakan PPRG

3. Persentase lembaga penyedia layanan pemberdayaan perempuan yg


aktif

4. Persentase lembaga penyedia layanan peningkatan kualitas keluarga


yang aktif dalam mewujudkan KG

5. Persentase korban kekerasan terhadap perempuan (termasuk TPPO)


yang mendapat pelayanan sesuai kebutuhan korban

6. Persentase perempuan yang mendapatkan perlindungan pada situasi


bencana IV-2 Renstra Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak

7. Persentase perempuan yang mendapatkan perlindungan pada situasi


konflik

8. Persentase lansia perempuan yang mendapatkan layanan program


pemberdayaan perempuan

9. Persentase perempuan penyandang disabilitas yang mendapatkan


layanan pemberdayaan perempuan

10. Persentase buruh migran perempuan bermasalah yang memperoleh


pelayanan

11. Persentase tenaga kerja perempuan yang mendapatkan program


pemberdayaan

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


16
2
AYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK
PEMBANGUNAN GENDER
DI TATARAN
STATISTIK GLOBAL
IPG NEGARA ASEAN NEGARA LAIN 2017

IPG Negara ASEAN dan Beberapa Negara Lain, 2017


120,00
100,00 94,12
80,00
102,97

100,53

100,03

60,00 99,61

99,05

98,20

97,55

97,51

95,94

95,50

93,35

93,22

91,44

84,10
40,00

42,54
20,00
0,00

IKG Negara ASEAN dan Beberapa Negara Lain, 2017

▪ IKG Indonesia pada level ASEAN berada di peringkat ke


empat tertinggi
▪ Hal ini menunjukkan bahwa kesetaraan gender Indonesia
masih rendah diantara negara–negara ASEAN
▪ Di ASEAN, IPG di Indonesia berada di peringkat ke 9 dari
kesepuluh negara dan merupakan satu dari tiga negara
ASEAN yang berada dibawah nilai rata–rata dunia
2 PEMBANGUNAN
GENDER DI TATARAN
GLOBAL

Pembangunan Manusia di Indonesia Masih Berada pada Level Sedang

Pembangunan di suatu wilayah sangat tergantung pada kualitas sumber


daya manusia yang tersedia di wilayah tersebut, sehingga pembangunan itu
sendiri tidak bisa lepas dari pembangunan manusia. Pembangunan manusia
yang dimaksudkan tidak hanya terbatas pada aspek ekonomi saja, namun
juga mencakup aspek kualitas hidup dan potensi sumber daya manusia yang
dimiliki. Selain itu, pembangunan manusia juga mencakup perluasan akses
untuk memperoleh berbagai peluang dan pilihan untuk seluruh penduduk.

Berdasarkan UNDP (1990), pembangunan manusia adalah suatu proses


perluasan pilihan bagi penduduk untuk membangun hidupnya. Beberapa
hal yang esensial dalam pembangunan manusia diantaranya ditujukan
agar manusia dapat merasakan kehidupan yang panjang dan sehat,
berpengetahuan, dan mempunyai akses terhadap sumber-sumber
yang diperlukan untuk hidup layak. Menurut Alkire (2010), tujuan dari
pembangunan manusia adalah untuk menciptakan lingkungan yang
kondusif bagi masyarakat untuk hidup panjang, sehat dan kreatif.

Pembangunan Manusia di suatu wilayah atau negara dapat dihitung melalui


Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Nilai IPM sendiri diperkenalkan pertama
kali oleh United Nations Development Programme (UNDP) pada tahun 1990.
Menurut UNDP, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) mengukur capaian
pembangunan manusia berbasis sejumlah komponen dasar kualitas hidup.
Sebagai ukuran kualitas hidup, IPM dibangun berdasarkan pendekatan
tiga dimensi dasar. Dimensi tersebut mencakup umur panjang dan sehat;
pengetahuan, dan kehidupan yang layak. Ketiga dimensi tersebut memiliki
pengertian yang luas dan terkait banyak faktor.

Selain berfungsi sebagai ukuran pencapaian pembangunan manusia di suatu


negara, IPM juga dapat digunakan sebagai alat perbandingan pencapaian
pembangunan manusia dengan negara-negara lain.

Kesetaraan Gender Dalam Pembangunan


19
Berdasarkan laporan Human Development Report (HDR) tahun 2017, secara
global IPM berada pada level 72,8. IPM tertinggi dicapai oleh Norwegia
dengan IPM sebesar 95,3 dan yang terendah dicapai oleh Nigeria dengan
IPM sebesar 35,4. Dalam laporan tersebut, Indonesia termasuk dalam negara
dengan pembangunan manusia pada level sedang dengan IPM sebesar 69,4.
IPM Indonesia berada di peringkat 116 dari 189 negara. Meskipun berada
di level sedang, nilai IPM Indonesia ini masih berada di bawah capaian IPM
secara global dengan selisih sebesar 3,4 poin.

Gambar 2.1 IPM Negara-negara ASEAN dan Beberapa Negara Lain,


2017
95,25 93,20 90,92
85,33
80,18 75,47 63,98 Dunia : 72,80
75,17
69,89 69,40 69,40
60,13 58,20 57,83

35,39
Norwegia

Malaysia

Indonesia

Vietnam
Brunei Darussalam

Thailand

Kamboja
Jepang

China

India

Laos
Filipina
Singapura

Myanmar

Niger

Sumber : Human Development Report

Jika dibandingkan dengan negara-negara dengan jumlah penduduk yang


besar di Asia seperti Jepang, China, dan India, posisi Indonesia masih berada
di bawah China dan Jepang, tetapi berada di atas India. Jepang merupakan
negara maju dan China merupakan salah satu negara industri terbesar di
dunia. Dengan potensi tersebut, keduanya dapat meningkatkan layanan dan
akses pendidikan dan kesehehatan bagi warga negaraya dengan lebih baik.
Berbeda halnya dengan India, dengan kondisi ekonomi yang kurang baik,
keadaan pendidikan dan kesehatan di India menjadi tidak lebih baik dari
Indonesia dan jauh tertinggal dibandingkan dengan China dan Jepang.

Di tingkat ASEAN, Indonesia berada di peringkat keenam dari sepuluh


negara ASEAN. Negara–negara ASEAN yang berada diatas Indonesia adalah
Singapura, Brunei Darussalam, Malaysia, Thailand, dan Filiphina. Nilai IPM
Filipina yang pada periode sebelumnya berada di bawah Indonesia, pada
tahun 2017 berhasil menyusul Indonesia dengan capaian IPM 0,59 poin lebih
tinggi (69,89). Nilai IPM tertinggi di ASEAN dicapai oleh Singapura dengan

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


20
nilai IPM sebesar 93,25 poin, sedangkan nilai IPM terendah dicapai oleh
Myanmar dengan nilai IPM sebesar 57,83 poin. Negara dengan capain nilai
IPM tertinggi dan terendah di ASEAN tidak berubah sejak tahun 2014.

Pembangunan Gender di Indonesia : Meningkat Tapi Lambat

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) mengukur capaian pembangunan


manusia di suatu wilayah secara umum, tidak merinci menurut jenis kelamin.
Oleh sebab itu, IPM masih belum menjelaskan disparitas pembangunan
manusia antara laki-laki dan perempuan. Untuk dapat melihat pembangunan
manusia yang dirinci menurut gender, UNDP merumuskan sebuah metode
penghitungan Indeks Pembangunan Gender (IPG). Seiring dengan
penggunaan metode baru di penghitungan IPM pada tahun 2010, terjadi
perubahan penghitungan IPG. Saat ini, IPG diformulasikan sebagai rasio
antara IPM Perempuan dan IPM Laki-laki. Semakin dekat angka IPG ke 100,
maka semakin kecil kesenjangan pembangunan antara perempuan dan laki-
laki.

Gambar 2.2 IPG Negara-negara ASEAN dan Beberapa Negara Lain,


2017

102,97 100,03 97,55 95,94 91,44


99,05 93,35
100,53 99,61 98,20 97,51 95,50 93,22 Dunia : 94,12
84,10

42,54
Vietnam
Latvia

Thailand

Indonesia
Brunei Darussalam

Malaysia

Kamboja
Jepang

Laos

India
Filipina

China
Singapura

Myanmar

Yaman

Sumber : Human Development Report

Berdasarkan data Human Development Report (HDR), pada tahun 2017 nilai
IPG dunia berada di tingkat 94,12 poin. Dengan nilai IPG yang berada di bawah
100, dapat disimpulkan bahwa secara global pembangunan laki-laki masih
lebih tinggi dibandingkan pembangunan perempuan. Nilai IPG tertinggi
dicapai oleh Latvia dengan nilai sebesar 102,97, sedangkan terendah dicapai
oleh Yaman dengan nilai sebesar 42,54. Latvia adalah negara adalah satu
dari enam negara di dunia yang sepenuhnya menjamin kesetaraan hukum
antara perempuan dan laki–laki dalam pekerjaan dan bisnis. Sedangkan hal
ini berkebalikan dengan keadaan perempuan di Yaman. Budaya di negara ini
membatasi peran wanita dalam berbagai hal, termasuk dalam pendidikan
dan pekerjaan.

Kesetaraan Gender Dalam Pembangunan


21
Indonesia memiliki nilai IPG sebesar 93,22 poin, masih berada di bawah rata-
rata nilai dunia (94,12). Dengan nilai IPG sebesar 93,22 poin juga menunjukkan
bahwa capaian pembangunan perempuan masih di bawah laki-laki, meskipun
perbedaannya tidak terlalu besar.

Pada level ASEAN angka IPG di Indonesia sendiri berada di peringkat ke-9
dari sepuluh negara dan termasuk satu dari tiga negara ASEAN dengan
nilai IPG di bawah rata-rata dunia. Hal ini menunjukkan bahwa kesetaraaan
pembangunan perempuan dan laki-laki di Indonesia masih sangat jauh
tertinggal dibanding negara-negara ASEAN lainnya, bahkan masih jauh
di bawah Malaysia (97,55) dan Singapura (98,20) yang posisinya sangat
berdekatan dengan Indonesia. Negara dengan IPG tertinggi di ASEAN adalah
Vietnam dengan nilai sebesar 100,53 dan terendah adalah Kamboja dengan
nilai sebesar 91,44, sedangkan yang nilanya mendekati atau mencapi 100
adalah Thailand (99,61) dan Filipina (100,03).

Gambar 2.3 IPM Laki-laki, IPM Perempuan, IPG Negara-negara ASEAN


dan Beberapa Negara Lain, 2017

120,00

100,00

80,00

60,00

40,00

20,00

0,00
Malaysia
Latvia

Vietnam

Thailand

Brunei Darussalam

Indonesia

Kamboja
Jepang

China

Laos

India
Filipina

Singapura

Myanmar

Yaman

Sumber : Human Development Report


IPG IPM Perempuan IPM laki-laki

Salah satu hal yang mempengaruhi kesenjangan pembangunan manusia


antara laki-laki dan perempuan adalah dalam hal ekonomi yang salah satunya
adalah dalam hal perbedaan pendapatan yang diterima. Komponen penyusun
IPM yang merefleksikan keadaan perekonomian diwakili oleh PNB perkapita.
Pada level ASEAN, nilai PNB perkapita tertinggi dicapai oleh Singapura baik
untuk PNB perkapita laki-laki maupun PNB perkapita perempuan, sedangkan
PNB perkapita terendah dicapai oleh Kamboja, baik PNB perkapita laki-laki
maupun PNB perkapita perempun. Indonesia menduduki peringkat ke lima
untuk PNB perkapita laki-laki dan peringkat ke enam untuk PNB perkapita
perempuan, dengan masing-masing bernilai 14.385 (2011 PPP $) dan 7.259
(2011 PPP $).

Nilai PNB Indonesia berada di bawah rata-rata global baik untuk laki-laki
maupun perempuan, dimana PNB rata-rata dunia adalah 19.525 (2011 PPP $)
untuk laki-laki dan 10.986 (2011 PPP $) untuk perempuan.

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


22
Gambar 2.4 PNB Perkapita Menurut Jenis Kelamin Negara-negara
ASEAN dan Beberapa Negara Lain (PPP $), 2017
Singapura
Brunei Darussalam
Jepang
Malaysia
Latvia
Dunia
China
Thailand
Indonesia
Filipina
India
Myanmar
Laos
Vietnam
Kamboja
Yaman
0 20000 40000 60000 80000 100000

Laki-laki Perempuan

Sumber : Badan Pusat Statistik

Kesenjangan pencapaian dalam bidang ekonomi ekonomi dapat dilihat


dari perbedaan pendapatan laki-laki dan perempuan. Kesenjangan tersebut
dapat dilihat melalui rasio PNB perkapita antara perempuan dan laki-laki. Jika
rasio PNB mendekati angka 1, maka kesenjangan antara perempuan dan laki-
laki dari sisi ekonomi semakin kecil begitu pula sebaliknya. Berdasarkan data
dari HDR, rata-rata rasio PNB perempuan dan PNB laki-laki berada di angka
0,56 yang menunjukkan bahwa kesenjangan antara pendapatan perempuan
dan laki-laki di tingkat global masih cukup besar.

Gambar 2.5 Rasio PNB Perkapita Perempuan Terhadap Laki-laki


Negara-negara ASEAN dan Beberapa Negara Lain, 2017
0,84
0,80 0,79 0,77
0,73 0,72 0,71 0,70
0,66 0,63
Dunia : 0,56
0,53 0,52 0,50

0,28

0,06
Vietnam

Kamboja

Malaysia
Thailand

Brunei Darussalam

Latvia

Indonesia
Laos

Jepang

India
Filipina

China
Singapura

Myanmar

Yaman

Sumber : Human Development Report

Rasio PNB antara perempuan dengan laki-laki di Indonesia adalah sebesar


0,51, terpaut 0,06 di bawah rata-rata dunia. Nilai rasio PNB yang masih jauh
di bawah satu juga menunjukan bahwa kesenjangan antara pendapatan
perempuan dan laki-laki di Indonesia masih cukup besar, dimana pendapatan
laki-laki jauh di atas perempuan. Pada level ASEAN rasio PNB Indonesia bahkan
menduduki urutan ke sepuluh (terakhir), terpaut 0,33 poin dibandingkan

Kesetaraan Gender Dalam Pembangunan


23
Vietnam yang berada di urutan pertama dengan rasio PNB sebesar 0,84.

Ketimpangan Gender Masih Terjadi di Sebagian Besar Negara-negara


ASEAN

Berdasarkan Organisasi Perburuhan Nasional (ILO, 2005) Kesetaraan gender,


atau kesetaraan antara perempuan dan laki-laki, merujuk pada kesamaan hak,
tanggung jawab, kesempatan, perlakuan, dan penilaian bagi kaum perempuan
dan laki-laki baik dalam pekerjaan maupun dalam hubungan antara kerja dan
kehidupan. Kesetaraan gender berarti bahwa semua orang dari segala umur
dan jenis kelamin harus memiliki kesempatan yang sama untuk berhasil
dalam hidup. Ini berarti bahwa setiap orang harus memiliki akses dan kontrol
terhadap sumber daya dan manfaat yang setara dan adil, sehingga dapat
mengambil manfaat dan berpartisipasi dalam pembangunan. Sementara itu,
United Nations (2015) mengartikan kesetaraan gender sebagai persamaan
hak, tanggung jawab, dan kesempatan antara perempuan dan laki-laki.
Kesetaraan gender juga mengandung pengertian bahwa perempuan dan
laki-laki memiliki peran yang sama dalam merealisasikan apa yang menjadi
hak–hak asasinya dan mampu berkontribusi dalam pembangunan baik dari
sisi ekonomi, sosial, dan budaya serta politik.

Kesetaraan Gender juga menjadi salah satu tujuan dari Sustainable


Development Goals (SDGs) tepatnya pada tujuan kelima, yaitu mencapai
kesetaraan gender dan memberdayakan semua perempuan dan anak
perempuan. Berdasarkan laporan United Nations Population Fund (UNFPA),
pada tahun 2018, enam dari sepuluh orang termiskin di dunia adalah wanita.
Kesenjangan gender dalam bidang ekonomi secara berulang terjadi karena
sebagian besar pekerja yang tidak dibayar dalam keluarga adalah perempuan
dan sekitar dua pertiga dari orang dewasa yang buta huruf di dunia adalah
wanita. Sementara kesenjangan gender dalam bidang politik terjadi karena
rendahnya peran serta perempuan dalam menduduki posisi otoritas politik.
Secara global jumlah anggota parlemen perempuan hanya mencapai 24
persen.

Salah satu ukuran yang digunakan untuk mengukur ketimpangan


gender adalah Indeks Ketimpangan Gender (IKG). Indeks ini merupakan
penyempurnaan dari Indeks Pemberdayaan Gender dan menggambarkan
ketidaksetaraan antara perempuan dan laki-laki dalam pembangunan
manusia karena adanya diskriminasi gender. IKG dihitung dari tiga aspek, yaitu
kesehatan, pemberdayaan dan pasar tenaga kerja. Aspek kesehatan diwakili
oleh kematian ibu dan angka kelahiran pada remaja. Aspek pemberdayaan
diwakili oleh proporsi keterwakilan perempuan dalam parlemen dan proporsi
penduduk 25 tahun keatas dengan pendidikan SMP ke atas untuk laki-laki
dan perempuan. Aspek pasar tenaga kerja diwakili oleh tingkat partipasi
angkatan kerja (TPAK) perempuan. Nilai IKG berkisar antara 0 sampai dengan
1. Semakin besar nilai IKG maka semakin besar ketimpangan gender karena
adanya diskriminasi.

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


24
Pada tahun 2017, secara global nilai IKG berada pada angka 0,44. Angka
mengalami perubahan yang sangat sedikit dibandingan tahun 2015. Negara
dengan tingkat ketimpangan terendah adalah Swiss dengan nilai IKG sebesar
0,004 yang megindikasikan bahwa kesetaraan gender di Swiss hampir tercapai
secara maksimal. Sementara negara dengan nilai IKG tertinggi adalah Yaman
(0,83). Kondisi ini meningkat hampir 0,1 poin dibanding tahun 2015 (0,77)
yang mengidikasikan bahwa capaian kesetaraan gender di Yaman semakin
menjauh dari kondisi yang ideal.

Nilai IKG Indonesia pada tahun 2017 mencapai 0,45. Dengan nilai ini capaian
Indonesia masih berada di atas rata-rata dunia, namun jika dibandingkan dua
tahun 2015 IKG Indonesia mengalami penurunan sebesar 0,01. Hal ini dapat
mengartikan bahwa di Indonesia ketimpangan gender telah mengalami
perbaikan meskipun masih dibawah rata-rata dunia.

Pada level ASEAN, IKG terkecil dicapai oleh Singapura dengan nilai sebesar
0,067, sedangkan IKG tertinggi dicapai oleh Kamboja dengan nilai sebesar
0,473. Secara umum IKG negara-negara ASEAN berada pada kisaran antara
0,3 dan 0,4. Hal ini mengindikasikan bahwa ketimpangan gender di negara-
negara ASEAN masih terjadi, meskipun tidak terlalu besar. Capaian IKG
Indonesia berada di posisi ke empat terbesar di tingkat ASEAN, sedikit lebih
baik dibandingkan Myanmar, Laos, dan Kaboja.

Gambar 2.6 IKG Negara-negara ASEAN dan Beberapa Negara Lain,


2017
0,83

Dunia : 0,44 0,52


0,45 0,46 0,46 0,47
0,39 0,43
0,29 0,30
0,24
0,15
0,10
0,04 0,07
Swiss

Brunei Darussalam

Malaysia

Vietnam

Thailand

Indonesia

Kamboja
Jepang

India
China

Filipina

Myanmar

Laos
Singapura

Yaman

Sumber : Human Development Report

Salah satu komponen penyusun IKG adalah dari aspek kesehatan. Pada aspek
ini indikator yang digunakan adalah angka kematian ibu (AKI) dan angka
kelahiran pada remaja (AKR). Menurut World Healt Organitation (WHO),
kematian ibu adalah kematian selama kehamilan atau dalam periode 42 hari
setelah berakhirnya kehamilan, akibat semua sebab yang terkait dengan atau
diperberat oleh kehamilan atau penanganannya, tetapi bukan disebabkan

Kesetaraan Gender Dalam Pembangunan


25
oleh kecelakaan atau cidera. Pengertian ini tidak jauh berbeda dengan yang
digunbakan oleh BPS yang mengartikan kematian ibu sebagai banyaknya
kematian perempuan pada saat hamil atau selama 42 hari sejak terminasi
kehamilan tanpa memandang lama dan tempat persalinan, yang disebabkan
karena kehamilannya atau pengelolaannya, dan bukan karena sebab-sebab
lain, per 100.000 kelahiran hidup.

Informasi tentang AKI sangat bermanfaat dalam pengembangan program


peningkatan kesehatan reproduksi, terutama pelayanan kehamilan dan
membuat kehamilan yang aman bebas risiko tinggi (making pregnancy safer),
program peningkatan jumlah kelahiran yang dibantu oleh tenaga kesehatan,
penyiapan sistem rujukan dalam penanganan komplikasi kehamilan, dan
penyiapan keluarga dan suami siaga dalam menyongsong kelahiran.

Berdasarkan pada data HDR, secara global, AKI pada tahun 2015 adalah
sebesar 216 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini telah turun dari tahun
2014 yang sebesar 221 per 100.000 kelahiran hidup. Menurut data WHO,
angka kematian ibu yang tinggi paling banyak berada di negara-negara
Afrika, sedangkan kematian ibu yang rendah berada di negara-negara maju
seperti Amerika Serikat, Kanada, dan negara-negara Eropa.

Berdasarkan data World Bank, negara dengan capaian AKI terendah di tahun
2015 diantaranya adalah Yunani, Finlandia, dan Polandia, dengan nilai AKI
sebesar 3 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan nilai AKI tertinggi adalah
Sierra Leone dengan AKI sebesar 1.360 per 100.000 kelahiran hidup, diikuti
Republik Afrika di urutan berikutnya dengan AKI 882 per 100.000 kelahiran
hidup.

Di tingkat ASEAN nilai AKI tertinggi dicapai Laos (197 per 100.000 kelahiran
hidup), sedangkan AKI terendah dicapai oleh Singapura (10 per 100.000
kelahiran hidup). Semua negara di ASEAN memiliki nilai AKI di bawah rata-
rata dunia (Gambar 2.6). Sejak Deklarasi Milinium pada tahun 2000 dan
pembentukan dari MDG’s, focus pada meningkatkan kesehatan ibu dan
bayi baru lahir semakin meningkat (Bhandari,2012). Hal ini juga berlaku bagi
negara-negara ASEAN, dimana tujuan pembangunan millenium ke-4 dan
ke-5 merupakan agenda prioritas bagi semua anggota negara-negara ini.

Kematian ibu di Indonesia mencapai 126 kematian per 100.000 kelahiran


hidup. Meskipun sudah di bawah rata-rata dunia, tetapi Indonesia masih harus
terus berjuang untuk meminimalisir angka kematian ibu hingga setidaknya
dapat mencapai target yang tertuang dalam SDGs, yaitu 70 kematian per
100.000 kelahiran hidup pada tahun 2030. Masih tingginya angka kematian
Ibu dapat dikarenakan kondisi tidak terduga selama kehamilan, namun
fasilitas pelayanan kebidanan yang masih terbatas di daerah pedesaan
membuat pertolongan pada ibu hamil tidak dapat ditangani secepatnya.

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


26
Gambar 2.7 AKI per 100.000 Kelahiran Hidup di Negara-negara
ASEAN dan negara lainnya, 2015
385

Dunia: 216 197


161 174 178
114 126
40 54
5 5 10 20 23 27
Swiss

Brunei Darussalam

Malaysia

Vietnam
Thailand

Indonesia

Kamboja
Jepang

China

India

Laos
Singapura

Filipina

Yemen
Myanmar
Sumber : Human Development Report

Indikator lain yang digunakan pada aspek kesehatan adalah angka kelahiran
pada remaja (Adolescent Birth Rate/ABR). Menurut WHO, angka kelahiran
remaja adalah jumlah perempuan berusia 15-19 tahun yang melahirkan per
1000 wanita di kelompok usia tersebut. UNFPA (2009) menyebutkan bahwa
indikator ini hanya memperhitungkan kelahiran hidup dan tidak mencakup
kelahiran mati atau aborsi spontan.

Angka kelahiran remaja menjadi hal yang penting untuk diperhatikan dan
diatasi oleh pemerintah karena resiko yang ditimbulkannya dan sangat penting
sebagai bagian dalam upaya meningkatkan kesehatan serta kesejahteraan
sosial dan ekonomi remaja, terutama remaja perempuan. Perempuan yang
hamil dan melahirkan di usia muda memiliki resiko komplikasi yang lebih
besar selama masa kehamilan dan kelahiran, selain itu juga berisiko terhadap
kondisi anak yang dilahirkan.

Berdasarkan UNFPA (2019), anak perempuan dengan kondisi finansial yang


lebih rendah lebih memiliki risiko besar untuk hamil di usia muda. Di setiap
negara, termasuk negara dengan pendapatan tinggi, anak perempuan yang
miskin, baik miskin dalam hal pendidikan maupun ekonomi, terutama di
daerah perdesaan, memiliki risiko besar untuk mengalami hamil usia muda
dibandingkan perempuan yang lebih kaya. Pada level global, 95 persen dari
perempuan hamil usia muda (15-19), berada di negara-negara berpendapatan
menengah kebawah. Setiap tahun, sebanyak 3 juta perempuan usia 15-19
tahun melakukan aborsi yang membahayakan nyawa dan kesehatan mereka.

Pada selang waktu 2015 hingga 2020, secara global, terdapat 43 sampai
44 kelahiran per 1000 penduduk usia 15-19 tahun. Sedangkan pada level
ASEAN, secara umum terdapat 40 hingga 50 kelahiran per 1000 penduduk
usia 15-19 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa angka kelahiran pada remaja
di negara-negara ASEAN masih cukup tinggi. ABR terendah di ASEAN dicapai

Kesetaraan Gender Dalam Pembangunan


27
oleh Singapura dengan tingkat kelahiran sebesar 3 sampai 4 kelahiran per
1000 penduduk usia 15-19 tahun, sedangkan tertinggi dicapai oleh Laos yang
memiliki ABR sebesar 62 sampai 63 kelahiran per 1000 penduduk usia 15-19
tahun.

Indonesia memiliki angka ABR sebesar 47 sampai 48 kelahiran per 1000


penduduk usia 15-19 tahun, menempati urutan ke lima tertinggi di ASEAN.
Angka ini masih lebih tinggi dibandingkan dengan angka rata-rata secara
global. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia masih perlu melakukan usaha
lebih untuk menurunkan angka kelahiran pada remaja. Padahal Indoensia
telah melakukan penetapan umur minimal untuk melakukan perkawinan,
yakni tertuang dalam UU no 1 Tahun 2974. Namun angka kelahiran remaja
masih tinggi hal ini dapat dikarenakan masih kentalnya budaya menikah dini
dan rendahnya ekonomi perempuan di daerah perdesaan.

Gambar 2.8 ABR per 1.000 Perempuan Umur 15-19 Tahun di Negara-
negara ASEAN dan Negara Lainnya, 2015-2020
60,35 60,50 62,63

Dunia : 43,95 50,18 51,85


47,37

27,28 28,68
23,07
13,41
10,27
4,08 6,41
2,99 3,68
Thailand
Swiss

Brunei Darussalam

Malaysia

Vietnam

Indonesia

Kamboja
Jepang

India
China

Filipina
Singapura

Laos
Myanmar

Yemen

Sumber : Human Development Report

Aspek kedua yang digunakan dalam penghitungan IKG adalah aspek


pemberdayaan. Aspek pemberdayaan ini mengukur sejauh mana peran
aktif perempuan khususnya dalam pendidikan dan dunia politik. Aspek
pemberdayaan terdiri dari dua indikator yaitu persentase perempuan sebagai
anggota parlemen dan persentase penduduk usia 25 tahun ke atas yang
memiliki pendidikan di atas SMP, baik laki-laki maupun perempuan.

Berdasarkan pada Inter-Parliantmentary Union (IPU) keseimbangan


partisipasi antara laki-laki dan perempuan dalam parlemen merupakan salah
satu langkah untuk mencapai kesetaraan gender dan memenuhi mandat
demokrasi. Suara wanita dalam sebuah parlemen akan mempengaruhi arah
kebijakan terkait wanita, tidak hanya itu, kehadiran wanita di parlemen dapat
memungkinkan mampu mengubah hukum dan kebudayaan di wilayah
tertentu.

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


28
Berdasarkan data HDR 2018, nilai persentase anggota perempuan pada
parlemen masih terbilang rendah, hal ini dapat dilihat dari nilai persentase
yang masih berada dibawah 30 persen untuk semua negara. Rendahnya
partisipasi wanita dalam parlemen mengindikasikan bahwa keseimbangan
gender masih sangat perlu untuk diperjuangkan dan ditingkatkan
perkembangannya.

Partisipasi wanita di tingkat ASEAN juga masih terbilang rendah, 7 dari 10


negara masih memiliki tingkat partisipasi di bawah 25 persen. Tingkat
partisipasi wanita dalam parlemen yang tertinggi terjadi di Filipina dengan
persentase sebesar 29,1 persen, sedangkan terendah terjadi di Thailand
dengan nilai sebesar 4,8 persen.

Partisipasi wanita di Indonesia berada di urutan ke lima dari sepuluh negara


dengan nilai partisipasi sebesar 19,8 persen. Nilai ini terbilang masih
cukup rendah jika dibandingkan negara ASEAN lainnya, terpaut 9,3 poin
dibandingkan Filipina yang berada di urutan pertama. Anggota parlemen di
Indonesia masih didominasi oleh laki-laki yang mana hal ini sangat terkait
dengan faktor budaya, struktural, dan institusional yang menghambat peran
wanita. Di Indoensia kuota anggota parlemen berjenis kelamin diatur dalam
perundang-undangan.

Partai politik berpeluang untuk menentukan partisipasi dan keterwakilan


perempuan, ketentuan kuota 30 persen bagi perempuan untuk menduduki
jabatan politik diatur dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 tentang
Pemilihan Umum anggota DPR, DPD, dan DPRD, demikian juga dengan UU
No. 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik.

Gambar 2.9 Persentase Anggota Parlemen Menurut Jenis Kelamin di


Negara-negara ASEAN, 2017
Laki-laki Perempuan

9,1 4,8 0,5


10,2
19,8 18,5 13,7 13,1 11,6
29,3 29,1 27,5 26,7 24,2 23,0

99,5
89,8 90,9 95,2
80,2 81,5 86,3 86,9 88,4
70,7 70,9 72,5 73,3 75,8 77,0
Brunei…
Malaysia
Swiss

Vietnam

Kamboja

Thailand
Indonesia
Filipina

Laos

China

Jepang

India
Singapura

Myanmar

Yemen

Sumber : Human Development Report

Kesetaraan Gender Dalam Pembangunan


29
Indikator kedua dalam dimensi pemberdayaan terkait dengan pendidikan.
Menurut UNESCO, ketidaksetaraan gender dalam pendidikan terjadi pada
perempuan dan laki-laki, namun perempuan masih lebih sering dirugikan.
Kemiskinan, isolasi geografis, status minoritas, kecacatan, pernikahan dini
dan kehamilan, kekerasan berbasis gender dan kepercayaan tradisional
tentang status dan peran perempuan merupakan beberapa hambatan yang
menghalangi hak perempuan dan anak perempuan untuk menjalankan hak
mereka untuk berpartisipasi dan mendapatkan haknya dalam pendidikan

Dalam penghitungan IKG yang mengacu pada rekomendasi UNDP, indikator


pendidikan yang digunakan adalah presentase penduduk dengan pendidikan
SMP ke atas baik laki-laki maupun perempuan. Kesetaraan dalam pendidikan
dapat tercapai ketika terjadi keseimbangan antara laki-laki dan perempuan
dalam mengakses pendidikan.

Rata-rata tingkat partisipasi perempuan dengan pendidikan SMP ke atas


di tingkat ASEAN adalah sebesar 53,13 persen. Dengan capaian ini dapat
dikatakan bahwa partisipasi perempuan dalam pendidikan sudah cukup
baik. Negara dengan tingkat partisipasi perempuan dalam pendidikan
tertinggi adalah Malaysia dengan persentase sebesar 69,06 (bukan 78,90?)
persen, diikuti oleh Filipina di posisi kedua dengan persentase sebesar 76,61
persen. Sedangkan negara dengan tingkat partisipasi terendah adalah
Kamboja dengan nilai sebesar 15,08 persen. Secara umum dapat dikatakan
bahwa pada negara dengan tingkat partisipasi laki-laki terhadap pendidikan
yang tinggi juga diikuti oleh tingkat partisipasi perempuan yang tinggi pula
(Gambar 2.10).

Gambar 2.10 Persentase Penduduk dengan Pendidikan SMP ke Atas di


Negara-negara ASEAN, 2017
81,26 82,88 77,70
70,30 72,39
78,90 76,61 76,1447,47 53,21
69,06 45,16
66,24 44,47
33,64 22,34 28,1
42,42
15,08
28,74
Malaysia

Vietnam

Indonesia
Thailand

Kamboja
Laos
Singapura
Darussalam

Filipina

Myanmar
Brunei

Laki-laki Perempuan
Sumber : Human Development Report

Indonesia berada di urutan kelima dari sepuluh negara ASEAN dengan nilai
partisipasi perempuan pada pendidikan sebesar 44,47 persen, yang berarti
bahwa jumlah perempuan di Indonesia yang mengeyam pendidikan lebih
dari SMP ke atas belum mencapai setengah penduduk. Nilai ini tergolong

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


30
masih rendah dan berada di bawah rata-rata negara ASEAN (50 persen).
Kesenjangan yang terjadi antara laki-laki dan perempuan dalam hal
pendidikan tidak terlepas dari pengaruh sosial dan budaya, terutama di
daerah perdesaan.

Aspek ketiga dalam penghitungan IKG adalah dimensi pasar tenaga kerja.
Indikator yang digunakan pada aspek ini adalah tingkat partisipasi angkatan
kerja (TPAK) laki-laki dan perempuan. Nilai TPAK perempuan di seluruh
negara anggota ASEAN masih di bawah TPAK laki-laki. Kesenjangan antara
perempuan dan laki-laki bervariasi, selisih TPAK laki-laki dan perempuan
berkisar antara 3 hingga 31 persen. Negara ASEAN dengan TPAK perempuan
tertinggi adalah Kamboja dengan nilai sebesar 80,90 persen, sedangkan yang
terendah adalah Filipina dengan nilai sebesar 49,60 persen. Beberapa negara
yang memiliki selisih TPAK laki-laki dan perempuan relatif kecil diantaranya
adalah Laos, Kamboja, dan Vietnam.

TPAK laki-laki di inonesia adalah sebesar 81,80 persen dan merupakan yang
tertinggi ketiga di ASEAN. Hal ini berkebalikan dengan TPAK perempuan
yang baru mencapai 50,70 persen dan berada pada urutan terakhir di
ASEAN. Perbedaan antara TPAK laki-laki dan perempuan di Indonesia juga
merupakan yang terbesar di ASEAN dengan selisih nilai mencapai 31,10
persen. Hal ini mengindikakan bahwa partisipasi perempuan dalam tenaga
kerja tergolong masih sangat rendah dan perlu mendapat perhatian khusus
untuk ditingkatkan.

Gambar 2.11 TPAK Menurut Jenis Kelamin di Negara-negara ASEAN,


2017
79,70 88,70 83,50 79,90 81,80
76,90 80,90 74,70 76,80 77,30 75,10 77,40
73,20
59,00 60,50 60,50
49,60 50,80 51,30 50,70

Laki-laki Perempuan
Sumber : Human Development Report

Kesetaraan Gender Dalam Pembangunan


31
3
AYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK
KONDISI PEMBANGUNAN GENDER
DI INDONESIA
STATISTIK
3 KONDISI
PEMBANGUNAN
GENDER DI INDONESIA
Pembangunan Perempuan Lebih Cepat Dibandingkan Laki-laki

Pembangunan manusia meliputi konsep yang luas, mencakup pemberdayaan,


kerjasama, kesetaraan, keberlanjutan, dan keamanan (Amartya Sen, 1989).
Untuk menyederhanakan konsep yang sangat luas ini, UNDP menyusun
ukuran pembangunan manusia yang dikenal sebagai Human Development
Index (HDI) atau Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Selanjutnya, agar ukuran
ini juga dapat digunakan untuk membandingkan capaian pembangunan
berbasis gender, maka UNDP mengembangkan Gender Development Index
atau Indeks Pembangunan Gender (IPG) sebagai turunan IPM. IPG merupakan
rasio antara IPM perempuan dan laki-laki, dimana semakin mendekati 100,
maka semakin rendah capaian kesenjangan pembangunan manusia antara
perempuan dan laki-laki.

Dengan adanya ukuran terpisah antara IPM laki-laki dan IPM perempuan, maka
analisis tentang kualitas hidup masing-masing kelompok gender tersebut
dapat dilakukan secara parsial. Kualitas manusia dalam IPM diukur dari
dimensi pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Komponen pembentuk IPM
yang digunakan adalah umur harapan hidup (mewakili dimensi kesehatan),
angka harapan lama sekolah dan rata-rata lama sekolah (mewakili dimensi
pendidikan), serta pengeluaran konsumsi (mewakili dimensi ekonomi).

Tingkat IPM wanita di Indonesia masih berada di bawah laki-laki, meskipun


begitu IPM wanita mengalami peningkatan yang lebih tinggi untuk setiap
tahunnya. IPM laki-laki sudah masuk dalam kategori pencapaian tinggi
(antara 70 sampai dengan 80), sedangkan IPM perempuan masih dalam
taraf sedang (antara 60 sampai dengan 70). Hal ini terutama disebabkan
oleh tingkat pendidikan dan ekonomi perempuan yang secara umum lebih
rendah dibanding laki-laki.

Namun demikian, jika dilihat perkembangannya nilai IPM wanita mengalami


peningkatan lebih cepat dari laki-laki, dimana pada tahun 2018 nilai kecapatan
pertumbuhan IPM wanita adalah sebesar 0,87 persen, sedangkan laki-laki
sebesar 0,77 persen. Sebagai akibatnya, IPG Indonesia terus mengalami

Kondisi Pembangunan Gender Di Indonesial


35
peningkatan dan pada tahun 2018 nilainya mencapai 90,99, meningkat
sebesar 0,03 poin dibanding tahun 2017. Meskipun tidak terlalu besar, tetapi
peningkatan ini terjadi secara terus-menerus sejak tahun 2010.

Gambar 3.1 Perkembangan IPM Perempuan, IPM Laki-laki, IPM, dan


IPG, 2010-2018
90,07 90,19 90,34 91,03 90,82 90,96 90,99
89,42 89,52

74,85 75,43
73,36 73,58 74,26
71,98 72,69
70,94 71,45 70,81 71,39
69,55 70,18
68,31 68,90
67,09 67,70
66,53

68,08 68,63
66,98 67,44
65,56 66,27
63,96 64,83
63,43
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

IPM Perempuan IPM Laki-laki IPM IPG

Sumber : Badan Pusat Statistik

Perempuan Lebih Berumur Panjang

Pada aspek kesehatan, nilai umur harapan hidup perempuan lebih tinggi
dibandingkan laki-laki. Hal sangat terkait dengan female advantages (FA),
terutama faktor biologis dan tingkah laku atau kebiasaan dari setiap gender.
Berdasarkan pada Lemaire (2002), secara biologis perempuan memiliki gen
dan hormon yang menguntungkan untuk hidup lebih lama. Sedangkan dari
segi gaya hidup, laki-laki lebih memiliki risiko kematian yang lebih tinggi
karena stres, kebiasaan merokok, dan pekerjaan berat. Namun demikian,
secara praktik di beberapa wilayah, female advantages lebih kecil sebagai
akibat tindakan diskriminasi, kekerasan, dan budaya yang menyebabkan
rendahnya peluang akses perempuan dalam bidang kesehatan.

Dalam pengukuran IPM, indeks kesehatan dipengaruhi oleh nilai minimum


dan maksimum yang bisa dicapai. Nilai maksimum umur harapan hidup
(UHH) laki-laki adalah 82,5 tahun sedangkan bagi perempuan 87,5 tahun.
Sedangkan untuk nilai minimum UHH laki-laki dan perempuan masing-
masing adalah 17,5 dan 22,5 tahun. Angka tersebut mengikuti standar yang
ditetapkan UNDP.

Berdasarkan pada Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) oleh Badan


Pusat Statistik, pada tahun 2018 UHH laki-laki adalah 69,30 dan nilai untuk
perempuan adalah sebesar 73,19. Sejak tahun 2010 nilai UHH perempuan dan
laki-laki setiap tahunnya mengalami peningkatan yang berarti bahwa tingkat
kesejahteraan dan pembangunan perempuan dan laki-laki mengalami

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


36
perbaikan. Di sisi yang lain, selisih UHH antara perempuan dan laki-laki di
Indonesia setiap tahunnya mengalami penurunan, yang mengidikasikan
hahwa suatu saat nanti fenomena female advantages bias jadi tidak lagi
muncul di Indonesia.

Gambar 3.2 Perkembangan Umur Harapan Hidup (UHH) Menurut


Jenis Kelamin, 2010-2018
73,06 73,19
72,60 72,78 72,80
72,22 72,41
71,83 72,02
71,06 71,20
70,78 70,90
70,40 70,59
70,01 70,20
69,81

69,09 69,16 69,3


68,87 68,93
68,29 68,49
67,89 68,09

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

UHH Laki-laki UHH Perempuan UHH Total

Sumber : Badan Pusat Statistik

Meskipun UHH perempuan lebih besar dari laki-laki, namun dari aspek
kesehatan yang lain seperti morbiditas dan keluhan kesehatan, perempuan
masih di atas laki-laki, sehingga dapat dikatakan bahwa meskipun perempuan
memiliki usia harapan hidup yang lebih panjang, tetapi perempuan lebih
rentan dalam mengalami sakit. Hal ini terkait dengan karakter fisik perempuan
yang secara umum lebih lemah dibandingkan laki-laki.

Gambar 3.3 Perbandingan Indikator Kesehatan Menurut Jenis


Kelamin, 2018

50,37
46,78

32,58
29,36

13,46 14,36

Angka Kesakitan Persentase penduduk yang Persentase penduduk yang


mengalami keluhan kesehatan mengalami keluhan kesehatan
dan berobat jalan

Laki-laki Perempuan

Sumber : Badan Pusat Statistik

Kondisi Pembangunan Gender Di Indonesial


37
Tiada Lagi Perbedaan Peluang Sekolah Antara Perempuan dan Laki-laki

Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia


adalah melalui pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu investasi yang
dilakukan pemerintah dalam membangun negara. Tingkat pendidikan yang
baik akan mengarahkan suatu negara menuju kondisi yang lebih baik. Karena
itu, pendidikan memegang peran yang sangat penting dalam pembangunan.

Todaro (2006) mengemukakan bahwa pendidikan merupakan tujuan


pembangunan yang mendasar. Pendidikan adalah hal pokok untuk
menggapai kehidupan yang memuaskan dan berharga, karena pendidikan
adalah hal yang fundamental untuk membentuk kapabilitas manusia yang
lebih luas dan berada pada inti makna pembangunan. Pendidikan juga
memainkan peranan kunci dalam membentuk kemampuan sebuah negara
berkembang untuk menyerap teknologi modern dan untuk mengembangkan
kapasitas agar tercipta pertumbuhan serta pembangunan berkelanjutan (Sri
Endang, 2010).

Salah satu statistik yang digunakan untuk mengukur kualitas pendidikan


suatu negara adalah harapan lama sekolah (HLS) penduduk usia 7 tahun
keatas. HLS juga menjadi gambaran tentang keberhasilan pembangunan
pendidikan. Pada tahun 2018 HLS perempuan adalah 12,99 tahun dan laki-
laki sebesar 12,84 persen. Dengan nilai pencapaian yang relatif hampir sama,
mengindikasikan bahwa kesetaraan pembangunan dalam aspek pendidikan
dapat diwujudkan secara merata dalam waktu yang tidak lama.

Gambar 3.4 Perkembangan Harapan Lama Sekolah (HLS) Menurut


Jenis Kelamin, 2010-2018

12,93 12,99
12,79
12,68
12,40
12,78 12,84
12,13 12,67
12,37 12,42
11,75
11,56 12,07
11,37
11,63
11,41
11,20

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

HLS Laki-laki HLS Perempuan HLS Total

Sumber : Badan Pusat Statistik

Selain menggunakan angka HLS, kualitas pendidikan suatu negara juga


dapat diukur dengan angka putus sekolah. Angka ini menggambarkan
proporsi anak menurut kelompok usia sekolah yang sudah tidak bersekolah
lagi atau yang tidak menamatkan suatu jenjang pendidikan tertentu. Adapun
kelompok umur yang dimaksud adalah kelompok umur 7-12 tahun, 13-15

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


38
tahun dan 16-18 tahun. Angka ini bermanfaat untuk mengukur kemajuan
pembangunan di bidang pendidikan serta keterjangkauan pendidikan dan
pemerataan pendidikan pada masing-masing kelompok umur (7-12, 13-15,
dan 16-18 tahun).

Gambar 3.5 Angka Putus Sekolah Menurut Jenjang Pendidikan, 2018


3,19

2,69

2,17

1,15

0,59
0,44

SD/Sederajat SMP/Sederajat SMA/Sederajat

Laki-laki Perempuan

Sumber : Badan Pusat Statistik

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2018, angka putus sekolah di
jenjang SD/sederajat, SMP/sederajat dan SMA/sederajat pada perempuan
lebih rendah dari angka laki-laki. Tingginya angka putus sekolah ini
bersesuaian dengan angka harapan sekolah, dimana angka harapan lama
sekolah yang rendah diikuti dengan angka pputus sekolah yang juga tinggi.
Alasan tingginya angka putus sekolah pada laki-laki terkait dengan kebiasan
di masyarakat yang mendorong anak laki-laki untuk bekerja di usia muda
demi membantu perekonomian orang tuannya.

Gambar 3.6 Persentase Pekerja Anak, 2016-2018

8,73
8,21

5,71 5,63

2016 2017 2018

Laki-laki Perempuan
Sumber : Badan Pusat Statistik

Tingginya angka putus sekolah juga tidak terlepas dari banyaknya pekerja
anak. Hal ini terkait dengan banyaknya anak yang berperan membantu orang
tuanya dalam mendukung ekonomi keluarga. Berdasarkan data SUSENAS
oleh BPS tahun 2018, pekerja anak di Indonesia masih didominasi oleh anak

Kondisi Pembangunan Gender Di Indonesial


39
laki-laki dan jumlahnya juga meningkat. Pada tahun 2016 persentase pekerja
anak laki-laki adalah sebesar 8,21 persen dan pada tahun 2017 meningkat
menjadi 8,73 persen.

Lama Sekolah Perempuan Masih Perlu Ditingkatkan

Salah satu ukuran capaian pada bidang pendidikan adalah rata-rata lama
sekolah, berbeda dengan harapan lama sekolah yang memperlihatkan
capaian jangka pendek, rata-rata lama sekolah menggambarkan capaian
pendidikan jangka panjang. Rata-rata lama sekolah didefinisikan sebagai
jumlah tahun yang digunakan oleh penduduk laki-laki dan perempuan usia
25 tahun ke atas dalam menjalani pendidikan formal.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, pada tahun 2018 rata-rata pendidikan
laki–laki sekitar 1 tahun lebih lama dibandingkan perempuan. Pada tahun
2018, rata-rata pendidikan yang dijalani oleh laki-laki adalah sekitar 8,62

Gambar 3.7 Perkembangan Rata-rata Lama Sekolah (RLS) Menurut


Jenis Kelamin, 2010-2018
8,56 8,62
8,35 8,41
8,24 8,17
8,06 8,14 8,10
7,91 7,98 7,95
7,84
7,73
7,52 7,59 7,61
7,46
7,65 7,72
7,50
7,35
7,23
7,03 7,09
6,89 6,96

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Laki-laki Perempuan Total

Sumber : Sakernas, Badan Pusat Statistik

tahun, sedangkan perempuan 7,72 tahun.

Selain rata-rata lama sekolah, ukuran lain yang dapat mengindikasikan


kesetaraan gender dalam aspek pendidikan adalah rasio angka partisipasi
sekolah (APS) perempuan terhadap laki-laki. Angka partsipasi sekolah
didefinisikan sebagai proporsi dari semua anak yang masih sekolah pada suatu
kelompok umur tertentu terhadap penduduk dengan kelompok umur yang
sesuai. Rasio APS menunjukkan perbandingan antara partisipasi perempuan
dan laki-laki, semakin mendekati nilai 100 maka perbandingannya semakin
setara.

Berdasarkan data statistik kesejahteraan rakyat dari BPS, pada tahun 2018
rasio APS kelompok umur 7-12 tahun telah mencapai angka 100 yang

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


40
menunjukkan bahwa kesetaraan dalam aspek pendidikan antara laki-laki
dan perempuan telah tercapai. Sementara pada kelompok umur 13-15 dan
16-18 tahun, rasio APS berada di atas 100 yang menunjukkan bahwa pada
kelompok ini rata-rata lama sekolah perempuan lebih tinggi dibandingkan
dengan laki-laki.

Gambar 3.8 Rasio Angka Partisipasi Sekolah (APS) Perempuan


Terhadap Laki-laki Menurut Kelompok Umur, 2010-2018

103,67 103,58
102,65 102,98 102,90
102,56 102,25 101,72
102,30 101,61 101,85
101,32
100,46 100,46 100,94 101,17
101,55
100,59 100,41 100,41 100,20 100,13 100,07 100,18 100,10
99,07

96,94

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

7-12
Sumber : Statistik Kesejahteraan Rakyat 2018, BPS 13-15 16-18

Perekonomian Masih Didominasi Laki-laki

Kesetaraan gender juga dapat dilihat dari ada tidaknya perbedaan capaian
perempuan dan laki-laki dalam perekonomian. Dalam konteks kesetaraan
gender, indikator yang dapat menunjukan ada tidaknya perbedaan adalah
data upah dan pendapatan perkapita. Namun karena masalah ketersediaan
data upah dan pendapatan perkapita, maka indikator ini kemudian digantikan
dengan data pengeluaran perkapita yang disesuaikan sebagai proksi.

Selama periode 2010 hingga 2018, nilai pengeluaran perkapita yang


disesuaikan perempuan selalu jauh lebih rendah dibandingkan laki-laki
(Gambar 3.9). Pada tahun 2018 pengeluaran perkapita yang disesuaikan
perempuan adalah sebesar 9,04 juta rupiah, sedangkan pengeluaran
perkapita yang disesuaikan laki-laki adalah sebesar 15,55 juta rupiah.
Rendahnya capian perempuan dalam ekonomi salah satunya dipengaruhi
oleh keterbatasan perempuan dalam memasuki pasar tenaga kerja di
lapangan usaha tertentu yang lebih banyak membutuhkan tenaga kerja
laki-laki, seperti pada pertambangan dan penggalian, listrik, gas dan air,
serta angkutan, pergudangan dan komunikasi. Lapangan usaha yang masih
didominasi oleh laki-laki tersebut memiliki tingkat produktivitas yang relatif
tinggi dibanding lapangan usaha lainnya.

Kondisi Pembangunan Gender Di Indonesial


41
Gambar 3.9 Perkembangan Pengeluaran Perkapita yang Disesuaikan
Menurut Jenis Kelamin (Ribuan Rupiah), 2010-2018
15.546
14.932
14.554
13.984 14.113 14.132 14.150 14.163
13.856

11.059
10.420 10.664
9.903 10.150
9.647 9.815 9.858
9.437

9.042
8.591 8.752
8.189 8.316 8.464
8.063
7.571 7.688
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Laki-laki Perempuan Total

Sumber: Badan Pusat Statistik

Kesenjangan ekonomi antara perempuan dan laki-laki juga dapat dilihat


dari rasio pengeluaran perempuan dan laki-laki. Semakin nilainya mendekati
satu, dapat diartikan bahwa pengeluaran perkapita perempuan dan laki-laki
semakin mendekati kondisi yang seimbang.

Selama kurun waktu tahun 2010 hingga 2018, nilai rasio pengeluaran
perkapita perempuan terhadap laki-laki selalu berada di kisaran antara 0,546
hingga 0,58. Rendahnya tingkat pengeluaran perempuan menjadi indikasi
rendahnya kesejahteraan perempuan. Rasio ini memiliki kecenderungan
untuk meningkat, namun peningkatannya relatif lambat. Meskipun hal ini
mengindikasikan bahwa untuk mencapai kondisi yang seimbang masih
dibutuhkan waktu yang panjang, tetapi peningkatan ini setidaknya menjadi
sinyal positif bahwa perkembangannya sudah berada pada jalur yang benar,
tinggal ditambahkan berbagai upaya untuk mempercepat pencapaiannya.

Gambar 3.10 Rasio Pengeluaran Perkapita Perempuan Terhadap Laki-


laki, 2010-2018

0,598 0,590
0,588 0,586 0,582
0,580
0,571
0,546 0,550

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Sumber: Badan Pusat Statistik

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


42
Selain pengeluaran, salah satu penghitungan yang dapat melihat adanya
ketimpangan gender dalam ekonomi adalah upah yang diterima pekerja
perempuan dan laki-laki. Secara rata-rata, upah pekerja perempuan selama 5
tahun terakhir masih berada di bawah upah laki-laki. Pada tahun 2018 upah
pekerja perempuan adalah sebesar Rp. 2,178 juta, selisih sebesar Rp. 560 ribu
lebih rendah dibandingkan upah laki-laki. Jika dibandingkan dengan selisih
upah pada lima tahun lalu, selisih nilai ini telah meningkat hampir Rp. 200
ribu (selisih upah pada tahun 2014 adalah sebesar Rp. 378 ribu).

Sementara itu, apabila ditinjau dari rasio upah, perbandingan antara upah
pekerja perempuan dan laki-laki pada periode 2014-2018 berada pada
kisaran 0,79 hingga 0,86 dan pada tahun 2018 berada pada posisi 0,80. Angka
ini relatif tidak banyak mengalami perubahan dibandingkan tahun-tahun
sebelumnya, bahkan sama dengan kondisi tahun 2014. Hal ini menunjukan
bahwa perbandingan upah pekerja perempuan dan laki-laki mengalami
stagnansi dengan perbedaan yang cukup besar dan relatif masih jauh untuk
menuju keseimbangan yang ideal.

Tabel 3.1 Rata-rata Upah Pekerja dalam Sebulan Menurut Jenis


Kelamin (dalam ribu rupiah), 2014-2018
Upah Pekerja
Tahun Rasio P/L
Laki-laki Perempuan
2014 1868,2 1490,2 0,80
2015 1944,3 1675,3 0,86
2016 2435,6 1977,2 0,81
2017 2624,3 2070,3 0,79
2018 2738,7 2178,1 0,80
Sumber: Badan Pusat Statistik

Ketimpangan Pembangunan Gender Masih Terjadi Antarwilayah

Pembangunan yang merata antar wilayah merupakan salah satu tujuan dari
otonomi daerah. Pembangunan yang terjadi di Indonesia tidak hanya terfokus
pada cakupan nasional tapi juga memperhitungkan disparitas yang terjadi
antar wilayah. Pada kasus Indonesia, perbandingan pembangunan di wilayah
timur (KTI) dan barat (KBI) memiliki perbedaan yang cukup signifikan, baik
dari segi potensi wilayah, sumber daya manusia, infrastruktur, budaya, dan
berbagai karakteristik lainnya, dimana wilayah barat lebih maju dibandingkan
wilayah timur.

Ketimpangan yang terjadi antara dua wilayah ini disebabkan oleh beberapa
faktor, diantaranya adalah akses pembangunan (geografi) di wilayah timur
yang relatif lebih sulit untuk dijangkau dan masih terkonsentrasinya sumber

Kondisi Pembangunan Gender Di Indonesial


43
daya manusia yang berkualitas di daerah barat. Di satu sisi daerah KTI
sebenarnya sangat kaya akan sumber daya alam, tetapi kondisi ini belum
ditunjan dengan ketersediaan sumber daya manusia yang berkualitas dan
mecukupi sehingga sumber daya alam yang ada belum dapat termanfaatkan
dengan maksimal.

Lebih dari setengah (10 provinsi) di wilayah KTI secara total (laki-laki dan
perempuan) memiliki capaian pembangunan masusia pada kategori
sedang dan terdapat sebanyak 7 provinsi yang berada di kategori tinggi.
Hal ini berbeda dengan wilayah KBI yang sebagian besar provinsinya (14
provinsi) berada di kategori tinggi, bahkan ada satu provinsi yang berada
dikategori sangat tinggi. Secara keseluruhan Jika dibandingkan dengan
tahun sebelumnya, capaian pembangunan manusia di Indonesia secara
keseluruhan telah mengalami peningkatan sehingga pada tahun 2018 tidak
ada lagi provinsi yang berada pada kategori rendah.

Apabila ditinjau berdasarkan gender, terlihat bahwa IPM laki-laki di KTI dan
KBI pada tahun 2018 banyak yang berada di kategori tinggi dan bahkan di 2
provinsi KBI dan 1 provinsi di KTI capaian IPM sudah barada di kategori sangat
tinggi (Tabel 3.2). Hal ini berkebalikan dengan capaian IPM perempuan,
dimana capaiannya di banyak provinsi masih berada pada kategori sedang
dan bahkan di 2 provinsi di KTI masih berada di kategori rendah.

Tabel 3.2 Jumlah Provinsi di KBI dan KTI Menurut Jenis Kelamin
dan Status Pembangunan Manusia, 2017 dan 2018
2017 2018
Jenis Kelamin Kategori IPM
KBI KTI KBI KTI
Rendah 0 0 0 0
Sedang 0 4 0 3
Laki-laki
Tinggi 15 12 15 13
Sangat Tinggi 2 1 2 1
Rendah 0 2 0 2
Sedang 12 14 12 14
Perempuan
Tinggi 5 1 5 1
Sangat Tinggi 0 0 0 0
Rendah 0 1 0 0
Laki-laki + Sedang 5 13 2 10
Perempuan Tinggi 11 3 14 7
Sangat Tinggi 1 0 1 0
Sumber: Badan Pusat Statistik

Capaian perbandingan antara pembangunan perempuan dan laki-laki


tercermin dari indeks pembangunan gender (IPG). Pada tahun 2018, IPG
Indonesia berada pada angka 90,99. Pada level provinsi, nilai IPG tertinggi

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


44
dicapai oleh Provinsi Sulawesi Utara dengan nilai IPG sebesar 94,79,
sedangkan IPG terrendah dicapi oleh Provinsi Papua dengan nilai IPG sebesar
80,11. Secara keseluruhan terdapat 19 provinsi yang masih berada di bawah
rata-rata nasional, dimana 5 provinsi yang terendah berada di wilayah KTI
(Gambar 3.11)

Gambar 3.11 Indeks Pembangunan Gender (IPG) Menurut Provinsi


2018

94,79
90,99

80,11

NTB
Maluku

NTT

Banten
Jawa Timur

Sulawesi Barat

Kalimantan Tengah
DI Yogyakarta

Kalimantan Timur
Papua Barat
Sumatera Barat

Kep. Riau
Sumatera Selatan

Jawa Tengah
Aceh

Sumatera Utara

Sulawesi Tenggara
Lampung

Maluku Utara
Jawa Barat

Kalimantan Selatan

Kalimantan Utara
Kalimantan Barat
Kep. Bangka Belitung

Papua
Sulawesi Utara

Sulawesi Tengah

Jambi

Gorontalo
DKI Jakarta

Bali
Sulawesi Selatan

Bengkulu

Riau
Sumber: Badan Pusat Statistik

Perbedaan capaian pembangunan manusia antara KTI dan KBI masih menjadi
masalah yang harus diselesaikan agar capaian pembangunan di kedua
wilayah ini menjadi lebih berimbang. Hal ini juga sejalan dengan semangat
Nawa Cita poin ke tiga yaitu membangun Indonesia dari pinggiran dengan
memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.

Pada tahun 2018, IPG tertinggi dicapai oleh Provinsi Sulawesi Utara, diikuti
oleh DI Yogyakarta, DKI Jakarta, Sumatera Barat, dan Bali pada urutan ke dua
hingga ke lima. Sejak tahun 2017 nilai IPG Sulawesi Utara telah menduduki
peringkat pertama dan masih bertahan pada tahun 2018. Salah satu faktor
yang mendukung IPG Sulawesi Utara berada di posisi pertama adalah
komponen harapan lama sekolah perempuan dan rata-rata lama sekolah
perempuan yang meningkat lebih cepat dibandingkan laki-laki.

Tabel 3.3 Jumlah Provinsi di KBI dan KTI Menurut Jenis Kelamin
dan Status Pembangunan Manusia, 2017 dan 2018

IPM IPM Perem- Rangking


IPG
Provinsi Laki-laki puan IPG
2017 2018 2017 2018 2017 2018 2017 2018
IPG Tertinggi 2018
Sulawesi Utara 94,78 94,79 74,86 75,40 70,95 71,47 1 1
DI Yogyakarta 94,39 94,73 81,77 82,34 77,18 78,00 3 2

Kondisi Pembangunan Gender Di Indonesial


45
IPM IPM Perem- Rangking
IPG
Provinsi Laki-laki puan IPG
2017 2018 2017 2018 2017 2018 2017 2018
DKI Jakarta 94,70 94,70 82,87 83,28 78,48 78,87 2 3
Sumatera Barat 94,16 94,17 74,62 75,12 70,26 70,74 4 4
Bali 93,70 93,71 77,50 78,00 72,62 73,09 5 5
IPG Terendah 2018
Kalimantan Barat 86,28 86,74 71,14 71,78 61,38 62,26 30 30
Gorontalo 86,64 86,63 69,71 70,52 60,40 61,09 29 31
Kalimantan Timur 85,62 85,63 80,03 80,82 68,52 69,21 32 32
Papua Barat 82,42 82,47 70,69 71,54 58,26 59,00 33 33
Papua 79,38 80,11 64,55 65,45 51,24 52,43 34 34
Sumber: Badan Pusat Statistik

Provinsi yang menempati urutak terakhir IPG berada di daerah paling timur
Indonesia, yaitu Papua. Besarnya kesenjangan capaian pembangunan antara
perempuan dan laki-laki di Papua terutama disebabkan oleh ketimpangan
pendapatan dan rata-rata lama sekolah. Secara umum, provinsi dengan
nilai IPG rendah cenderung memiliki perbedaan antara upah yang diterima
pekerja perempuan dan laki-laki dalam nilai yang cukup besar.

Gambar 3.12 Rata-rata Upah Pekerja Menurut Jenis Kelamin di Lima


Provinsi dengan IPG Terendah, 2018
4421,0
3977,0
3208,1 3390,4
2887,6 2814,7
2446,1
1952,2 2004,4
1767,1

Kalimantan Barat Gorontalo Kalimantan Timur Papua Barat Papua

Laki-laki Perempuan

Sumber: Badan Pusat Statistik

Pembangunan Perempuan Lebih Cepat di Beberapa Wilayah

IPG merupakan rasio dari IPM perempuan dan laki-laki, sehingga perubahan
dari IPM baik perempuan maupun laki-laki, akan mempengaruhi peningkatan
ataupun penurunan IPG. Pertumbuhan IPM perempuan yang lebih tinggi dari
laki-laki akan meningkatkan IPG, begitu pula sebaliknya.

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


46
Nilai IPG Indonesia tahun 2018 mengalami peningkatan dibandingkan tahun
sebelumnya, dimana nilai IPG Indonesia berada di angka 90,99. Dari 34
provinsi Indonesia, hanya satu provinsi yang mengalami penurunan IPG yaitu
Gorontalo (turun sebesar 0,01 poin), 30 provinsi mengalami peningkatan,
dan 3 provinsi lainnya tidak mengalami perubahan.

Posisi lima tertinggi pertumbuhan IPG ditempati oleh Provinsi Papua,


Kalimantan Utara, Sulawesi Barat, Kalimantan Barat, dan Sulawesi Tengah,
sedangkan posisi lima terrendah ditempati oleh Provinsi Kalimantan Selatan,
Jawa Tengah, DKI Jakarta, Bali, dan Gorontalo (Tabel 3.4).

Tingginya pertumbuhan IPG di Provinsi Papua (0,92 persen) disebabkan


oleh pertumbuhan IPM perempuan yang meningkat hampir dua kali
lipat dibandingkan dengan IPM laki-laki. Hal yang sama juga terjadi pada
pertumbuhan IPG di Kalimantan Utara dan Sulawesi Barat. Fenomena yang
menarik pada Papua adalah, meskipun merupakan provinsi dengan nilai
IPG terrendah, namun Papua merupakan provinsi dengan pertumbuhan IPG
yang tertinggi atau memiliki kemajuan dalam pembangunan perempuan
yang lebih besar dibandingkan provinsi lain.

Sementara itu, pertumbuhan IPG terendah dicapai oleh Gorontalo yang turun
sebesar 0,01 poin. Selain menjadi satu-satunya provinsi yang mengalami
penurunan IPG, provinsi Gorontalo juga menjadi salah satu provinsi dengan
nilai IPG terendah. Hal ini berbeda dengan provinsi Bali dan DKI Jakarta,
meskipun memiliki pertumbuhan IPG yang rendah, tetapi kedua provinsi
tersebut memiliki nilai IPG yang cukup tinggi.

Tabel 3.4 Pertumbuhan IPM Laki-laki dan IPM Perempuan serta


Selisih IPG di Lima Provinsi dengan Pertumbuhan IPG
Tertinggi dan Terendah, 2017-2018

Pertumbuhan Pertumbuhan
Selisih Pert.
IPG IPM IPM
IPG IPG
Provinsi Laki-laki Perempuan
2017-
2017 2018 (%) (%) 2018
(%)
Pertumbuhan IPG Tertinggi
Papua 79,38 80,11 1,39 2,32 0,73 0,92
Kalimantan Utara 85,96 86,74 0,87 1,79 0,79 0,91
Sulawesi Barat 89,44 90,05 0,91 1,59 0,60 0,67
Kalimantan Barat 86,28 86,74 0,90 1,43 0,46 0,53
Sulawesi Tengah 91,66 92,08 1,00 1,46 0,41 0,45
Pertumbuhan IPG Terendah
Kalimantan
88,60 88,61 0,74 0,75 0,00 0,00
Selatan

Kondisi Pembangunan Gender Di Indonesial


47
Pertumbuhan Pertumbuhan
Selisih Pert.
IPG IPM IPM
IPG IPG
Provinsi Laki-laki Perempuan
2017-
2017 2018 (%) (%) 2018
(%)
Jawa Tengah 91,94 91,95 0,87 0,88 0,00 0,00
DKI Jakarta 94,70 94,70 0,49 0,50 0,00 0,00
Bali 93,70 93,71 0,65 0,65 0,00 0,00
Gorontalo 86,64 86,63 1,16 1,14 -0,02 -0,02
Sumber: Badan Pusat Statistik

Jika ditinjau lebih lanjut tentang penyebab utama turunnya pertumbuhan


IPG Provinsi Gorontalo dan tidak tumbuhnya Provinsi Kalimantan Selatan,
Jawa Tengah, DKI Jakarta, dan Bali dapat ditelusuri melalui pertumbuhan
dari komponen penyusun IPM perempuan dan laki-laki di provinsi-provinsi
tersebut. Sebagai contoh di Kalimantan Selatan, nilai IPG Provinsi Kalimantan
Selatan dari tahun 2017 ke 2018 relatif tidak terjadi perubahan, hal ini
disebabkan oleh pertumbuhan yang seimbang antara IPM perempuan dan
laki-laki. Jika dilihat lebih lanjut pada komponen penyusun IPM, dapat terlihat
bahwa meskipun pertumbuhan indikator HLS dan UHH laki-laki lebih besar
dari perempuan, namun dua inikator lainnya yakni RLS dan pengeluaran
perempuan mengalami peningkatan yang jauh lebih tinggi dibandingkan
laki-laki, sehingga secara total menyebabkan nilai IPG Kalimantan Selatan
tidak mengalami perubahan yang signifikan (Tabel 3.5).

Ketimpangan Pembangunan Gender Antarkabupaten/ Kota Lebih Tinggi


Dibandingkan Antarprovinsi

Disparitas yang terjadi di antara provinsi di Indonesia juga terjadi di antara


kabupaten/kota dalam satu provinsi dan kabupaten/kota di provinsi yang
lain. Sebagai negara kepulauan yang besar Indonesia terdiri dari banyak
kabupaten/kota yang di masing-masing memiliki potensi dan sumber daya
yang berbeda.

Meskipun pada tahun 2018 IPM perempuan tidak ada yang mengalami
penurunan, tetapi kesenjangan dengan IPM perempuan dan laki-laki masih
terlihat sangat nyata. Jumlah kabupaten/kota dengan capaian IPM laki-laki
yang berada di kategori tinggi sudah mencapai 322, sedangkan jumlah
kabupaten/kota dengan capaian IPM perempuan pada kategori yang sama
baru mencapai 114. Bahkan kabupaten/kota dengan capaian IPM laki-laki
pada kategori yang sangat tinggi (lebih dari 80) jumlahnya mencapai hampir
5 kali lipat dari jumlah kabupaten/kota dengan kategori pencapaian IPM
perempuan dalam kategori yang sama.

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


48
Gambar 3.13 Jumlah Kabupaten/Kota di Indonesia Menurut Status
Capaian IPM dan Jenis Kelamin, 2018
322
295

118 114
92
59
15 13

Laki-laki

Laki-laki

Laki-laki
Laki-laki

Perempuan

Perempuan

Perempuan

Perempuan
Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

Sumber: Badan Pusat Statistik

Dengan merujuk pada disparitas pencapaian IPG antarkabupaten/kota dalam


satu provinsi, dapat disinyalir bahwa otonomi daerah yang dilaksanakan
sampai level kabupaten/kota belum benar-benar membuahkan capaian
pembangunan gender seperti yang diharapkan.

Perbandingan capaian pembangunan gender di kabupaten/kota dalam satu


provinsi relatif bervariasi (Gambar 3.14). Capaian pembangunan gender di
kabupaten/kota yang paling bervariasi terjadi di Papua, sedangkan yang
paling seragam terjadi di DKI Jakarta.

Gambar 3.14 Variasi IPG Kabupaten/kota Menurut Provinsi, 2018


100
90
80
70
60
50
40
NTB

Sulawesi Barat

NTT
Maluku

Jawa Tengah
Kalimantan Tengah

Banten

Sumatera Selatan

Jawa Timur

Kalimantan Timur
Sumatera Barat

Lampung
Kep. Riau

DI Yogyakarta

Kalimantan Selatan

Aceh

Sulawesi Tenggara
Papua Barat
Kalimantan Utara

Kep. Bangka Belitung

Sulawesi Tengah

Kalimantan Barat

Jawa Barat

Sumatera Utara

Maluku Utara
Gorontalo

Papua
Bengkulu

Sulawesi Selatan

Jambi

Riau

Sulawesi Utara
DKI Jakarta

Bali

Sumber: Badan Pusat Statistik Maksimum Minimum Provinsi

Kondisi Pembangunan Gender Di Indonesial


49
Jika capian IPG tahun 2018 dari setiap kabupaten/kota diteliti lebih lanjut
berdasarkan nilai IPM setiap gender, diketahui bahwa dari 514 kabupaten/
kota yang ada, terdapat sebanyak 271 (52,72 persen) kabupaten/kota yang
memiliki IPG lebih dari 90. Namun tidak semua kabupaten/kota tersebut
memiliki IPM perempuan dan laki-laki yang tinggi. Hal ini disebabkan, karena
IPG mengukur rasio ketercapaian pembangunan perempuan dan laki-laki.
Dengan demikian IPG yang tinggi bisa terjadi karena pembangunan laki-laki
dan perempuan sama-sama rendah atau sama-sama tinggi.

Pada tahun 2018 terdapat dua kabupaten yang memiliki nilai IPG tinggi (lebih
dari 90), namun nilai memiliki IPM perempuan dan laki-laki berada pada
kategori rendah (Table 3.6). Kabupaten tersebut adalah Lanny Jaya dan Sabu
Rijua.

Selain itu, pada pada tahun 2018 juga terdapat satu kabupaten dengan
kategori IPG yang rendah (kurang dari 90) yang memiliki IPM perempuan dan
laki-laki yang tinggi (Kota Batu) dan terdapat empat kabupaten/kota yang
memiliki nilai IPG rendah yang memiliki IPM perempuannya tinggi dan IPM
laki-laki sangat tinggi, yaitu Kota Gresik, Balikpapan, Samarinda, Bontang, dan
Gorontalo.

abel 3.5 Matriks Distribusi Jumlah Kabupaten/Kota Menurut


Kategori IPG dan IPM, 2018
IPM Laki-laki
Indikator Sangat
Rendah Sedang Tinggi
Tinggi
Rendah 13 50 23 0
Sedang 0 12 139 1
IPG < 90 Tinggi 0 0 1 4
IPM Perempuan

Sangat
0 0 0 0
Tinggi
Rendah 2 4 0 0
Sedang 0 52 91 0
IPG ≥ 90 Tinggi 0 0 68 41
Sangat
0 0 0 13
Tinggi
Sumber: Badan Pusat Statistik

Wilayah di Ujung Timur Indonesia Memiliki Capaian Pembangunan


Gender yang Masih Rendah

Nilai IPG tertinggi pada tahun 2018 dicapai oleh Kota Tomohon dengan IPG
sebesar 99,2. Namun demikian, IPM perempuan dan laki-laki Kota Tomohon
bukan merupakan yang tertinggi. Hal yang sama juga terjadi pada beberapa
kabupaten/kota yang memiliki nilai IPG tinggi lainnya, seperti Nagekeo,

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


50
Pakpak Barat, Seram Bagian Barat, Kota Pariaman, dan Maluku Tengah.
Kabupaten-kabupaten tersebut memiliki IPG yang tinggi tetapi masih
memiliki IPM perempuan dan laki-yang rendah dan sebagian besar diataranya
berada di KTI.

Di sisi yang lain, capaian kabupaten/kota dengan nilai IPG yang terendah juga
didominasi oleh kabupaten/kota yang berada di wilayah timur Indonesia.
Dimana nilai IPG yang rendah dari kawasan timur Indonesia ini juga memiliki
nilai IPMyang rendah pula.

Tabel 3.6 Jumlah Provinsi di KBI dan KTI Menurut Jenis Kelamin
dan Status Pembangunan Manusia, 2017 dan 2018

IPM IPM Perem-


IPG
Kabupaten/Kota Laki-laki puan
2017 2018 2017 2018 2017 2018
IPG Tertinggi
Kota Tomohon 75,77 76,21 75,00 75,60 98,98 99,20
Nagekeo 65,30 65,86 64,60 65,30 98,93 99,15
Pakpak Bharat 66,87 67,24 66,19 66,57 98,98 99,00
Kota Bukittinggi 80,43 80,73 79,45 79,76 98,78 98,80
Seram Bagian Barat 64,72 65,32 63,65 64,46 98,35 98,68
Kota Pariaman 76,51 77,24 75,71 76,17 98,95 98,61
Kota Payakumbuh 79,05 79,37 77,89 78,21 98,53 98,54
Kota Yogyakarta 86,21 86,71 84,71 85,39 98,26 98,48
Maluku Tengah 71,15 71,66 69,94 70,45 98,30 98,31
Tanah Datar 71,28 72,42 70,22 70,67 98,51 97,58
IPG Terendah
Deiyai 55,46 55,82 38,65 39,66 69,69 71,05
Paser 76,57 77,00 53,43 54,39 69,78 70,64
Pulau Morotai 66,41 67,06 45,54 46,54 68,57 69,40
Intan Jaya 53,45 54,24 36,57 37,60 68,42 69,32
Paniai 60,45 61,38 40,59 41,49 67,15 67,60
Tambrauw 60,44 61,19 40,19 41,19 66,50 67,31
Puncak Jaya 53,98 54,71 34,78 35,67 64,43 65,20
Manokwari Selatan 67,91 68,60 42,55 43,53 62,66 63,45
Tolikara 56,08 56,92 32,40 33,68 57,77 59,17
Asmat 55,03 55,72 27,85 29,10 50,61 52,23
Sumber: Badan Pusat Statistik

Kondisi Pembangunan Gender Di Indonesial


51
4
KONDISI PEMBERDAYAAN GENDER DI
AYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

INDONESIA
STATISTIK
4 KONDISI
PEMBERDAYAAN
GENDER DI INDONESIA
Sinyal Positif Pemberdayaan Gender

Perbedaan capaian dalam ekonomi menjadi penyebab utama ketimpangan


gender di Indonesia. Salah satu sebab dari hal adalah kurangnya peran
perempuan dalam pasar tenaga kerja. Bukan tanpa sebab, budaya patriarki
yang masih melekat hingga saat ini memberikan sekat bagi perempuan
untuk lebih bertanggung jawab di bidang domestik atau pekerjaan rumah
tangga. Sementara peran publik diberikan kepada laki-laki. Pembebanan
peran domestik mengakibatkan secara umum perempuan menjadi kurang
produktif secara finansial.

Upaya yang dilakukan oleh berbagai pihak untuk mendorong kesetaraan


gender dari sisi ketenagakerjaan menampakkan hasil yang cukup
menggembirakan. Berbagai indikator ketenagakerjaan menunjukkan bahwa
perempuan semakin berkontribusi dalam pasar tenaga kerja. Meski capaian
beberapa indikator tersebut belum dapat menyamai laki-laki, namun dalam
perkambangannya indikator tenaga kerja perempuan tumbuh lebih cepat
dibanding laki-laki. Hal ini tentu menjadi sinyal positif bagi kesetaraan gender
di Indonesia.

Tabel 4.1 Indikator-indikator Ketenagakerjaan Menurut Jenis


Kelamin, 2008-2018
2008 2018 Pertumbuhan (%)
Indikator
Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan

Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja 83.47 51.08 82.69 51.88 -0.93 1.57
(TPAK)
Persentase
penduduk 15 tahun
yang bekerja 77.13 46.13 78.23 49.15 1.42 6.56
terhadap penduduk
15 tahun
Tingkat
Pengangguran 7.59 9.69 5.4 5.26 -28.85 -45.72
Terbuka (TPT)
Sumber: Keadaan Angkatan Kerja Agustus 2008 dan 2018

Kondisi Pemberdayaan Gender Di Indonesia


55
Berdasarkan publikasi Keadaan Angkatan Kerja yang dirilis BPS, indikator
partisipasi kerja perempuan tumbuh lebih cepat dibanding laki-laki. Sejalan
dengan hal tersebut, pengangguran perempuan juga turun hampir dua kali
lebih cepat dari laki-laki. Perubahan yang dibawa oleh modernisasi melalui
proses industrialisasi dan kemajuan teknologi informasi berdampak pada
perubahan peran perempuan dalam keluarga dan di ruang publik dan
diharapkan dapat memberi perbaikan dalam pembangunan ekonomi suatu
negara (Lan, 2015). Proses modernisasi telah berhasil mengubah berbagai
bidang kehidupan, termasuk ketenagakerjaan. Kini, banyak sekali pekerjaan
yang dapat dilakukan dari dan dimana saja. Hal ini menjadi peluang bagi
perempuan untuk dapat terjun ke pasar tenaga kerja. Selain itu, upaya
pemerintah melalui kementerian dan lembaga terkait dalam penciptaan
lapangan pekerjaan bagi perempuan seperti industri rumahan juga memiliki
peran positif terhadap perbaikan indikator ketenagakerjaan perempuan ini.

Pemberdayaan Gender Semakin Terlihat

Pembangunan gender, sebagaimana telah dijelaskan dalam bab sebelumnya,


bertujuan untuk mewujudkan persamaan kualitas pembangunan manusia
antara laki-laki dan perempuan dalam berbagai dimensi kehidupan. Meski
masih belum menyamai laki-laki, kualitas pembangunan perempuan di
Indonesia selalu menunjukkan peningkatan dari waktu ke waktu. Hal ini tidak
terlepas dari berbagai upaya yang terkait dengan pemberdayaan gender.

Dalam menilai sejauh mana pemberdayaan gender di Indonesia, digunakan


sebuah indeks komposit, yaitu Indeks Pemberdayaan Gender (IDG). Berbeda
dengan IPG, IDG lebih fokus untuk melihat sejauh mana kesetaraan gender
dalam hal peran aktif di dunia politik, pengambilan keputusan, dan ekonomi.
Indikator ini merupakan adopsi dari Gender Empowerment Measure (GEM)
yang disusun oleh UNDP.

Gambar 4.1 Perkembangan Indeks Pemberdayaan Gender (IDG),


2010-2018

71,74
72,10
71,39
70,68 70,83
70,46
70,07
69,14

68,15

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018


Sumber: Badan Pusat Statistik

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


56
Pemberdayaan gender di Indonesia selalu mengalami peningkatan dari
waktu ke waktu. Pada tahun 2018, IDG Indonesia berada pada level 72,10,
meningkat 0,36 poin atau tumbuh 0,50 persen dibanding tahun 2017.

Peningkatan IDG tahun 2018 terutama terjadi karena kenaikan dua


komponen yakni persentase perempuan sebagai tenaga profesional dan
sumbangan pendapatan perempuan. Persentase perempuan sebagai tenaga
professional menigkat dari 46,31 pada tahun 2017, menjadi 47,02 pada tahun
2018, sedangkan sumbangan pendapatan perempuan meningkat dari 36,62
menjadi 36,70 (Gambar 4.2).

Pertumbuhan IDG pada periode tahun 2017-2018 cenderung lambat


dibandingkan dengan tren pertumbuhan selama 8 tahun terakhir. Meski
demikian, capaian ini tetap menjadi sinyal positif adanya perbaikan keadaan
pemberdayaan gender di Indonesia.

Gambar 4.2 Komponen Indeks Pemberdayaan Gender (IDG), 2017


dan 2018, 2010-2018

17,32 17,32
36,62 36,70
46,31 47,02

2017 2018 2017 2018 2017 2018


Keterlibatan perempuan di Perempuan sebagai Tenaga Sumbangan Pendapatan
Parlemen Profesional Perempuan
Sumber: Badan Pusat Statistik Laki-laki Perempuan

Peran Perempuan dalam Dunia Politik Masih Perlu Diperjuangkan

Peran aktif perempuan dalam politik dapat dilihat dari komposisi dan
kontribusi dalam lembaga-lembaga strategis, salah satunya parlemen.
Keterwakilan perempuan di parlemen menjadi salah satu indikator SDGs
yang tercantum pada Target 5.5 “Menjamin Partisipasi Penuh dan Efektif,
dan Kesempatan yang Sama Bagi Perempuan untuk Memimpin di Semua
Tingkat Pengambilan Keputusan dalam Kehidupan Politik, Ekonomi, dan
Masyarakat”, indikator 5.5.1* “Proporsi Kursi yang Diduduki Perempuan di
Parlemen Tingkat Pusat, Parlemen Daerah dan Pemerintah Daerah”. Selain itu,
isu keterwakilan perempuan juga menjadi hal penting yang tercantum dalam

Kondisi Pemberdayaan Gender Di Indonesia


57
agenda kedua sub-agenda ketiga dari 9 sasaran utama di RPJMN 2015-2019
yaitu “Meningkatkan Peranan dan Keterwakilan Perempuan dalam Politik dan
Pembangunan”.

Tabel 4.2 Jumlah Anggota DPR RI Menurut Jenis Kelamin, 1955-


2014
Persentase
Pemilu Laki-laki Perempuan Jumlah
Perempuan
1955 256 16 272 5.88
1971 429 31 460 6.74
1977 423 37 460 8.04
1982 418 42 460 9.13
1987 441 59 500 11.8
1992 438 62 500 12.4
1997 442 58 500 11.6
1999 456 44 500 8.8
2004 485 65 550 11.82
2009 460 100 560 17.86
2014 463 97 560 17.32
2019 455 120 575 20.87

Sumber: www.kpu.go.id

Selama ini, parlemen di Indonesia masih didominasi oleh laki-laki. Upaya


untuk meningkatkan partisipasi perempuan dalam politik dilakukan dengan
ditetapkannya Undang-undang No 10 Tahun 2008. Dalam UU tersebut,
dijelaskan bahwa sekurang-kurangnya harus ada 30 persen keterwakilan
perempuan pada kepengurusan partai politik tingkat pusat dan bakal calon
anggota DPR/DPRD lembaga legislatif. Meski belum mampu memenuhi
target yang diharapkan, tapi dengan tren keterwakilan perempuan di
parlemen yang cenderung meningkat telah menimbulkan optimisme bahwa
peran perempuan di bidang politik semakin nyata terlihat dan berpotensi
untuk terus ditingkatkan.

Timpangnya komposisi anggota parlemen antara perempuan dan laki-


laki juga terjadi di level provinsi. Sebanyak 22 provinsi memiliki persentase
perempuan di parlemen kurang dari 20 persen, bahkan 4 diantaranya kurang
dari 10 persen. Meski demikian, sudah terdapat 1 provinsi dengan keterwakilan
perempuan dalam parlemen di atas 30 persen, yaitu Sulawesi Utara. Selain
Sulawesi Utara, masih ada 3 provinsi dengan keterwakilan perempuan di
parlemen lebih dari 25 persen, yaitu Gorontalo, Riau dan Maluku.

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


58
Kesetaraan gender sebagai salah satu tujuan pembangunan global
membutuhkan aksi nyata dalam upaya meraihnya. Perempuan selama ini
memiliki capaian lebih rendah dibanding laki-laki serta mengalami berbagai
diskriminasi sebagai dampak budaya patriarki. Isu kesetaraan dan keadilan
gender diharapkan dapat digaungkan lebih tegas ketika perempuan mampu
berpartisipasi dan menduduki jabatan yang strategis dalam parlemen.
Keterlibatan perempuan di lembaga eksekutif diharapkan mampu membawa
peluang perubahan bagi pemberdayaan perempuan di Indonesia (BPS, 2018).
Hal yang perlu dikaji lebih lanjut adalah apakah keterwakilan perempuan
di parlemen yang selalu meningkat ini berpengaruh signifikan terhadap
disahkannya peraturan-peraturan yang memperjuangkan kesetaraan gender,
baik di level nasional maupun daerah.

Profesionalisme Pekerja Perempuan Semakin Diperhitungkan

Perbaikan berbagai indikator ketenagakerjaan seperti meningkatnya


partisipasi kerja perempuan dan penurunan pengangguran selama satu
dekade terakhir, juga diikuti dengan peningkatan persentase perempuan
yang bekerja sebagai tenaga profesional. Persentase tenaga profesional
perempuan cenderung meningkat dan pada tahun 2018 persentasenya
mencapai 47,02 persen, meningkat 0,72 poin dibanding tahun 2017.
Dengan melihat capaian ini, kesetaraan gender dalam pekerjaan profesional
diharapkan dapat mencapai kondisi yang diharapkan dalam beberapa waktu
mendatang.

Gambar 4.3 Perkembangan Persentase Perempuan Sebagai Tenaga


Profesional, 2010-2018

47,59 47,02
46,03 46,31
45,75 45,61
45,22 44,82
44,02

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Sumber: Badan Pusat Statistik

Kondisi Pemberdayaan Gender Di Indonesia


59
Selain persentase perempuan yang bekerja sebagai tenaga professional,
indikator pemberdyan gender lain yang juga meningkat adalah komposisi
pegawai negeri sipil (PNS). Persentase jumlah ASN perempuan cederung
meningkat dari waktu ke waktu dan bahkan pada sejak tahun 2017 sudah

Gambar 4.4 Persentase Pegawai Negeri Sipil (PNS) Menurut Jenis


Kelamin, 2010-2018
53,51
52,58 52,21 51,82 51,37 51,24 50,69 50,56
48,63 48,76 49,31 49,9550,0549,44
47,42 47,79 48,18
46,49

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Laki-laki Perempuan

Sumber: Statistik Indonesia Tahun 2019

melebihi laki-laki (Gambar 4.4). Kondisi ini sangat berbeda dibanding tahun-
tahun sebelumnya, terutama bila dibandingkan dengan tahun 2010.

Meski demikian, peran perempuan dalam posisi strategis di pemerintahan


relatif masih kurang. Hal ini dapat dilihat dari persentase pejabat struktural
laki-laki dan perempuan yang masih timpang (Gambar 4.5)

Gambar 4.5 Persentase Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang Menduduki


Jabatan Struktural Menurut Jenis Kelamin, 2010-2018

77,20 76,47
71,61 70,42 69,40 70,50 69,39 68,04 66,83

30,60 30,61 31,96 33,17


28,39 29,58 29,50
22,80 23,53

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Laki-laki Perempuan

Sumber: Statistik Indonesia Tahun 2011-2018

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


60
Upaya pemerintah dalam mewujudkan kesetaraan gender dalam
birokrasi salahsatunya dilakukan dengan menetapkan Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 2014 mengenai Aparatur Sipil Negara (UU ASN). UU ini
mengatur pengembangan karir PNS dilakukan dilakukan berdasarkan
kualifikasi, kompetensi, penilaian kinerja, dan kebutuhan instansi serta
mempertimbangan integritas dan moralitas. Penerapan aturan ini diharapkan
dapat membuka peluang yang sama pagi PNS laki-laki dan perempuan untuk
menduduki suatu jabatan tertentu.

Namun demikian kondisi ini belum dapat diwujudkan dengan baik. Pada
tahun 2018, jumlah pejabat struktural PNS yang diduduki oleh perempuan
baru mencapai sekitar 33 persen. Meski cenderung mengalami peningkatan,
tetapi capaiannya relatif lambat, sehingga untuk mencapai kondisi yang
diharapkan masih diperlukan upaya yang keras dan dalam waktu yang tidak
sebentar. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap rendahnya jumlah
pejabat struktural PNS perempuan di Indonesia adalah budaya patriarki yang
masih kuat (Arjani, 2003).

Selain masalah rendahnya jumlah pejabat struktural PNS perempuan,


terdapat beberapa tantangan lain yang harus dihadapi dan membutuhkan
penanganan dari berbagai pemangku kepentingan terkait, diantaranya
adalah keterlibatan perempuan dalam posisi strategis dan ketimpangan upah
yang masih saja terjadi. Selanjutnya, masalah yang umum terjadi pada pekerja
perempuan yang telah menikah adalah kecenderungan untuk meninggalkan
pekerjaan ketika memiliki anak, kemudian masuk kembali ke pekerjaan
tersebut ketika sudah siap. Hal ini tentu akan memengaruhi senioritas dan
proses promosi untuk perempuan yang bekerja tersebut (AFL-CIO, 2015).

Perempuan Semakin Berkontribusi dalam Penciptaan Pendapatan

Kesenjangan capaian antara laki-laki dan perempuan di pasar tenaga kerja


merupakan fenomena yang umum terjadi terutama di negara-negara
berkembang. Perbedaan upah yang diterima menjadi salah satu hal yang
paling sering terjadi. Corley, Perardel, dan Popova (2005) menyebutkan
bahwa kesenjangan upah di beberapa sektor di negara-negara Asia bahkan
mencapai 40 persen. Kesenjangan dalam upah pada akhirnya berimbas pada
meunculnya kesenjangan dalam sumbangan pendapatan.

Kondisi Pemberdayaan Gender Di Indonesia


61
Gambar 4.6 Perkembangan Sumbangan Pendapatan Perempuan
(persen), 2010-2018

36,62 36,70
36,42
36,03
35,64
35,17
34,70
34,16
33,50

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Sumber: Statistik Indonesia Tahun 2011-2018

Kesenjangan pendapatan yang diterima tidak terlepas dari perbedaan kualitas


pendidikan. European Commission (2005) menyebutkan bahwa tingkat
pendidikan adalah karakteristik terpenting dalam menjelaskan fenomena
ketimpangan upah antara laki-laki dan perempuan. Lebih lanjut, Mussida
dan Picchio (2013) menjelaskan bahwa penurunan kesenjangan upah dalam
beberapa dekade terakhir terjadi karena peningkatan tingkat pendidikan dan
pengalaman kerja perempuan.

Gambar 4.7 Persentase Pekerja Menurut Jenis Kelamin dan


Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2010 dan 2018

13,17 14,77
25,22 30,19

34,80 37,04
29,80
30,02
18,75 18,29
14,47
13,43
23,35 18,37 21,30 16,22
9,93 12,14 8,61 10,14
Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan
2013 2018

<SD SD SMP SMA Perguruan Tinggi

Sumber: Keadaan Pekerja di Indonesia Agustus 2010 dan 2018

Selama periode tahun 2010-2018, kualitas pendidikan tenaga kerja laki-


laki dan perempuan di Indonesia menunjukan perbaikan. Tenaga kerja
laki-laki sebagian besar berpendidikan SMA/Sederajat, sedangkan tenaga
kerja perempuan mayoritas berpendidikan perguruan tinggi. Meski telah
mengalami perbaikan kualitas pendidikan, tenaga kerja perempuan masih

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


62
menghasilkan pendapatan yang lebih rendah dibanding laki-laki. Hal ini
disebabkan karena mayoritas pekerja perempuan berada di sektor yang
memang secara budaya dianggap sebagai “pekerjaan perempuan” misalnya
pada sektor jasa dengan upah rata-rata yang relatif rendah (Shauman, 2010).

Kesenjangan pendapatan antara laki-laki dan perempuan juga dipengaruhi


oleh sektor pekerjaan. Gambar 4.8 menunjukkan bahwa persentase pekerja
perempuan di sektor informal lebih banyak dibanding di sektor formal. Di
sektor informal sendiri, persentase pekerja perempuan memang lebih kecil
dibanding laki-laki dan hal ini merupakan hal yang umum terjadi secara
global. Meski demikan, pekerja informal perempuan lebih banyak ditemukan
dalam pekerjaan yang cukup riskan, seperti pekerja domestik serta pekerja
rumahan atau pekerja keluarga. Pekerja perempuan di sektor informal juga

Gambar 4.8 Persentase Pekerja Formal dan Informal Menurut Jenis


Kelamin, 2018

34,22
42,04

65,78
57,96

Formal Informal

Laki-laki Perempuan
Sumber: Indikator Pasar Tenaga Kerja Indonesia Agustus 2018

berpenghasilan lebih rendah (ILO, 2018). Menurut UN Women (2015), banyak


risiko yang terjadi dari kecenderungan perempuan untuk bekerja di sektor
informal seperti bekerja tanpa proteksi sosial dan hukum, tidak mendapat
dana pensiun, tidak mendapatkan cuti, dan tidak mendapatkan asuransi
kesehatan. Perempuan yang bekerja di sektor informal juga mendapatkan
upah yang relatif rendah serta rentan terhadap keadaan yang tidak aman
seperti pelecehan seksual.

Di dalam sektor informal sendiri juga tak lepas dari masalah ketimpangan
gender. Penelitian yang dilakukan oleh Kachere (2017) menemukan bahwa
pekerja informal laki-laki mendapatkan penghasilan yang lebih besar
dibanding pekerja informal perempuan. Hal ini terjadi karena pekerja informal

Kondisi Pemberdayaan Gender Di Indonesia


63
perempuan cenderung bekerja di sektor pekerjaan dengan skala yang lebih
kecil dibanding laki-laki, seperti menjadi pekerja keluarga. Selain itu, laki-laki
memiliki kecenderungan lebih besar untuk membangun dan memiliki bisnis
sendiri dibanding perempuan (ILO, 2010).

Gambar 4.9 Capaian IDG Menurut Provinsi, 2018


90,00
80,91
80,00 Nasional :72,10

70,00

60,00
51,04
50,00

40,00

30,00

Papua
Bengkulu
Kalimantan Utara

Aceh
Jambi
Sulawesi Tengah
DKI Jakarta
Maluku Utara

Jawa Timur

Kep. Riau

Lampung
Sulawesi Utara
Maluku

Riau

Jawa Tengah

Bali

Papua Barat
Banten
Sulawesi Barat
Sulawesi Tenggara

Jawa Barat

NTB
Kalimantan Selatan
Sumatera Utara
Gorontalo

NTT
Sumatera Barat

Kep. Bangka Belitung


DI Yogyakarta
Kalimantan Tengah

Kalimantan Timur
Sulawesi Selatan

Kalimantan Barat
Sumatera Selatan

Sumber: Keadaan Pekerja di Indonesia Agustus 2010 dan 2018

Terjadi Disparitas Pemberdayaan Gender Antarprovinsi

Kesetaraan gender menjadi salah satu fokus pembangunan pemerintah


yang tercantum dalam RPJMN 2015-2019. Salam satu upaya untuk
mencapai kesetaraan gender diwujudkan dengan penetapan program
pengarusutamaan gender (PUG). PUG merupakan strategi mengintegrasikan
perspektif gender dalam pembangunan. Pengintegrasian perspektif gender
tersebut dimulai dari proses perencanaan, penganggaran, pelaksanaan,
serta pemantauan dan evaluasi seluruh kebijakan, program dan kegiatan

Gambar 4.10 Peta IDG Menurut Provinsi, 2018

Sumber: Badan Pusat Statistik

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


64
pembangunan. Pengarusutamaan gender dilaksanakan baik di level pusat
maupun daerah. Melalui pelaksanaan PUG, diharapkan dapat meningkatkan
capaian kesetaraan gender antarwilayah secara merata.

Secara nasional, IDG Indonesia 2018 berada pada level 72,10. Sebayak 24
(70 persen) provinsi berada di bawah angka nasional dan hanya terdapat
10 provinsi dengan capaian IDG di atas nasional. IDG tertinggi dicapai oleh
Provinsi Sulawesi Utara (80,91), sedangkan IDG terendah dicapai oleh Provinsi
Papua Barat (51,04).

Capaian IDG provinsi di Indonesia relatif bervariasi. Tidak terlihat perbedaan


yang berarti pada capaian IDG antara Kawasan Barat Indonesia (KBI) dan
Kawasan Timur Indonesia (KTI). Tiga provinsi dengan IDG tertinggi ditempati
oleh provinsi di KTI, yaitu Sulawesi Utara, Maluku dan Kalimantan Tengah.
Sementara itu, 5 dari 10 IDG terendah ditempati oleh provinsi di KBI. Sebagian
besar provinsi di Indonesia memiliki nilai IDG 60-80. Hanya ada satu provinsi
dengan IDG di atas 80 yaitu Sulawesi Utara. Sementara itu, masih terdapat
3 provinsi dengan IDG di bawah 60 yaitu Kepulauan Bangka Belitung,
Kalimantan Timur dan Papua Barat.

Tinggi rendahnya capaian IDG suatu provinsi dibentuk dari komponen


penyusunnya. Provinsi yang memiliki capaian yang baik di setiap komponen
akan memiliki IDG yang tinggi, begitu juga sebaliknya. Sebagai contoh,
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang mengalami penurunan IDG pada
tahun 2018, mengalami penurunan di ketiga komponennya (Tabel 4.3).

Sementara itu, apabila ditinjau dari perubahan peringkat, penurunan


peringkat dapat terjadi meski setiap komponen IDG mengalami perbaikan.
Sebagai contoh Provinsi Lampung yang mengalami perbaikan di ketiga
komponen IDG, namun mengalami penurunan peringkat dari peringkat 28 di
tahun 2017 menjadi peringkat 30 di tahun 2018 . Hal ini dapat terjadi karena
ada provinsi lain yang tumbuh lebih cepat sehingga urutannya menjadi lebih
tinggi dari posisi Provinsi Lampung.

Tabel 4.3 Capaian IDG Tertinggi dan Terendah beserta Komponen


Pembentuknya Menurut Provinsi, 2017-2018
Provinsi IDG Ranking Keterwakilan Perempuan Sumbangan
Perempuan Sebagai Pendapatan
di Parlemen Tenaga Perempuan
Profesional
(%) (%) (%)
2017 2018 2017 2018 2017 2018 2017 2018 2017 2018
IDG Tertinggi
Sulawesi Utara 82.37 80.91 1 1 38.64 33.33 52.52 51.34 32.17 32.35
Maluku 78.87 77.77 3 2 28.89 26.67 48.81 50.33 37.13 37.14
Kalimantan 79.36 77.03 2 3 28.89 24.44 42.99 44.24 33.39 33.39
Tengah

Kondisi Pemberdayaan Gender Di Indonesia


65
Provinsi IDG Ranking Keterwakilan Perempuan Sumbangan
Perempuan Sebagai Pendapatan
di Parlemen Tenaga Perempuan
Profesional
(%) (%) (%)
2017 2018 2017 2018 2017 2018 2017 2018 2017 2018
Riau 75.36 75.73 4 4 28.13 28.13 53.67 51.95 28.13 28.14
Sumatera 73.53 74.37 6 5 20.27 21.33 49.25 53.66 34.70 34.71
Selatan
IDG Terendah
Lampung 63.60 63.82 28 30 14.12 14.12 50.52 50.48 29.23 29.33
Nusa Tenggara 59.95 60.56 31 31 9.23 9.23 44.10 45.66 32.69 32.81
Barat
Kalimantan 56.64 57.53 32 32 10.91 10.91 39.36 41.68 23.43 23.64
Timur
Kep. Bangka 54.91 52.57 33 33 6.67 4.44 49.36 48.94 26.17 26.38
Belitung
Papua Barat 47.88 51.04 34 34 3.57 5.36 37.32 38.62 27.00 27.31
Sumber: Badan Pusat Statistik

Tingginya Ketimpangan Pemberdayaan Gender Antarkabupaten/kota

Kesenjangan capaian pemberdayaan gender juga terjadi antarkabupaten/


kota dalam suatu provinsi. Pada tahun 2018 tingkat kesenjangan IDG
antarkabupaten/kota tertinggi terjadi di Provinsi Papua (Gambar 4.11). Selisih
IDG kabupaten/kota tertinggi dan terendah di Provinsi Papua mencapai
54,19. Sementara itu, variasi IDG kabupaten/kota terendah ditempati oleh
Provinsi Bali. Perbedaan karakteristik penduduk, sosial, ekonomi, budaya, dan
geografi serta implementasi kebijakan pada setiap daerah menjadi penyebab
perbedaan capaian IDG antarwilayah (KPPPA, 2018).

Gambar 4.11 Variasi IDG Antarkabupaten/kota Menurut Provinsi, 2018

90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
NTB
Maluku
Banten

Sulawesi Barat

NTT

Jawa Timur
DI Yogyakarta

Papua Barat

Kalimantan Timur

Jawa Tengah

Sulawesi Tenggara
Kep. Riau

Lampung
Sumatera Selatan
Kalimantan Utara

Sumatera Barat

Kalimantan Tengah
Sulawesi Tengah

Kalimantan Barat
Kalimantan Selatan

Jawa Barat

Aceh
Jambi

Gorontalo

Kep. Bangka Belitung

Sumatera Utara
Maluku Utara

Papua
Bali

DKI Jakarta

Riau

Bengkulu

Sulawesi Utara

Sulawesi Selatan

Maksimum Minimum Provinsi


Sumber: Badan Pusat Statistik

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


66
Secara keseluruhan, rentang nilai IDG kabupaten/kota pada tahun 2018
adalah dari 29,22 hingga 84,52. Meski mengalami penurunan nilai, Kabupaten
Barito Utara dan Kota Kendari masih menjadi dua wilayah dengan IDG
tertinggi. Wilayah dengan IDG tertinggi ketiga ditempati oleh Kota Jayapura
yang mampu melompat 20 tingkat dari tahun 2017. Lonjakan peringkat IDG
yang dialami oleh Kota Jayapura sebagai dampak dari peningkatan semua
komponen IDG, terutama persentase perempuan sebagai tenaga profesional.
Sebagian besar (8 dari 10) kabupaten/kota dengan IDG tertinggi berada di
wilayah KTI dan hanya ada 2 kota yang berada di KBI, yaitu Kota Surabaya di
peringkat ke empat dan Kota Kediri di peringkat ke sepuluh.

Beberapa wilayah di Indonesia Timur mampu menunjukkan keberhasilan


dalam pemberdayaan gender. Namun di sisi lain, masih banyak daerah
yang mengalami ketertinggalan capaian pemberdayaan gender. Sebanyak
9 dari 10 wilayah dengan IDG terendah berada di Indonesia Timur, bahkan
6 diantaranya berada di Provinsi Papua. Hal ini membuktikan kesenjangan
pemberdayaan gender yang ada di Papua, dimana Kota Jayapura mampu
menjadi peringkat 3 dengan IDG tertinggi, sedangkan 6 kabupaten lainnya
masih tertinggal di peringkat terbawah.

Tabel 4.4 Capaian IDG Tertinggi dan Terendah beserta Komponen


Pembentuknya Menurut Provinsi, 2017-2018
Kabupaten/ IDG Ranking Keterwakilan Perempuan Sumbangan
Kota Perempuan Sebagai Pendapatan
di Parlemen Tenaga Perempuan
Profesional
(%) (%) (%)
2017 2018 2017 2018 2017 2018 2017 2018 2017 2018
IDG Tertinggi
Barito Utara 86.20 84.52 1 1 36.00 32.00 45.39 43.48 43.73 43.71
Kota Kendari 85.30 83.48 2 2 40.00 34.29 47.34 46.05 37.76 37.83
Kota Jayapura 78.89 83.41 23 3 25.00 30.00 38.83 46.49 34.99 34.97
Kota Surabaya 82.89 83.29 3 4 34.00 34.00 47.29 49.53 35.45 35.46
Kota Tomohon 82.32 83.23 7 5 40.00 40.00 56.98 53.32 33.89 34.09
Barito Selatan 81.67 83.19 10 6 36.00 36.00 34.70 38.65 38.11 38.15
Manado 81.00 83.18 13 7 32.50 37.14 44.28 45.21 34.82 34.98
Minahasa 82.42 82.96 5 8 31.43 31.43 54.19 50.61 38.80 38.95
Gunung Mas 78.74 82.73 24 9 28.00 28.00 31.56 44.42 51.04 50.11
Kota Kediri 82.36 82.36 6 10 33.33 33.33 51.19 55.02 35.56 35.64
IDG Terendah
Kota Tual 51.84 45.26 440 505 5.00 0.00 51.07 57.48 26.43 26.45
Muna Barat 45.07 45.09 499 506 10.00 10.00 44.52 43.93 17.92 18.05
Labuhan Batu 47.18 44.83 489 507 2.86 2.86 49.60 63.41 24.75 24.79
Utara

Kondisi Pemberdayaan Gender Di Indonesia


67
Kabupaten/ IDG Ranking Keterwakilan Perempuan Sumbangan
Kota Perempuan Sebagai Pendapatan
di Parlemen Tenaga Perempuan
Profesional
(%) (%) (%)
2017 2018 2017 2018 2017 2018 2017 2018 2017 2018
Puncak 42.95 43.57 503 508 0.00 0.00 31.46 32.24 32.34 32.35

Deiyai 38.42 41.12 511 509 0.00 0.00 21.15 22.96 61.89 59.56

Mamberamo 53.42 41.04 423 510 10.00 10.00 19.98 7.68 44.60 45.64
Tengah
Paniai 50.92 40.79 454 511 4.00 0.00 27.04 19.89 47.96 47.91

Sumbawa Barat 38.03 38.69 512 512 0.00 0.00 51.32 50.05 20.00 20.42

Halmahera 38.52 38.54 510 513 0.00 0.00 48.92 46.26 21.10 21.26
Selatan
Asmat 28.71 29.22 514 514 4.00 4.00 4.57 4.44 38.21 39.68

Sumber: Badan Pusat Statistik

Meski isu kesetaraan gender telah digaungkan dan dilaksanakan hingga di


tingkat daerah, namun masih terlihat perbedaan capaian pemberdayaan
gender antarprovinsi di Indonesia. Kualitas sumber daya manusia,
karakteristik sosial, budaya, keadaan geografi, potensi ekonomi, dan faktor-
fator lain sangat berpengaruh terhadap pencapaian pemberdayaan gender
di setiap wilayah. Hal ini menjadi tantangan bagi pemerintah dan lembaga
terkait baik di level pusat maupun daerah. Berbagai upaya telah dilakukan
pemerintah diantaranya dengan penetapan berbagai peraturan seperti Surat
Edaran Bersama (SEB) antara empat menteri yaitu Menteri Perencanaan
Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas No.270/M.PPN /II/2012, Menteri
Keuangan dengan No SE.33/MK.02/2012, Menteri Dalam Negeri No.
050/4370A/SJ dan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak No. 46/MPP-PA/II/2012 tentang Strategi Nasional Percepatan
Pengarusutamaan Gender (PUG) melalui Perencanaan dan Penganggaran
Responsif Gender, serta beberapa peraturan lain yang mengatur penerapan
kebijakan dalam rangka percepatan capaian kesetaraan gender. Selain itu,
berbagai kebijakan dan program telah dilaksanakan oleh KPPPA dan lembaga
terkait dalam rangka mendorong keseteraan gender di berbagai bidang.

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


68
5
KETERKAITAN KESETARAAN GENDER
AYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

DAN PEMBANGUNANSTATISTIKMANUSIA
PEMBANGUNAN MANUSIA CENDERUNG
DIIKUTI PEMBANGUNAN GENDER
5 KETERKAITAN
KESETARAAN GENDER DAN
PEMBANGUNAN MANUSIA

Pembangunan Manusia dan Pembangunan Gender Berjalan Searah

Selain meningkatkan kualitas pembangunan manusia secara umum,


kesetaraan capaian pembangunan antara laki-laki dan perempuan juga
menjadi fokus pembangunan. Hal tersebut dilakukan untuk memastikan
bahwa laki-laki dan perempuan memiliki akses yang sama terhadap berbagai
hal seperti kesehatan, pendidikan dan perekonomian. Pembangunan
manusia dan pembangunan gender menjadi target pembangunan baik di
tingkat nasional maupun global.

IPM dan IPG menjadi indikator dalam melihat capaian pembangunan manusia
dan pembangunan gender. Suatu daerah diharapkan bukan hanya mampu
meningkatkan kualitas hidup manusia namun juga mengurangi kesenjangan
pembangunan antara laki-laki dan perempuan. Oleh karena itu, idealnya
daerah dengan IPM yang tinggi akan mendorong pada pembangunan
gender yang lebih baik.

Sebaran IPM dan IPG tahun 2018 menurut wilayah di Indonesia ditunjukkan
oleh Gambar 5.1 dan Gambar 5.2. Kedua gambar menunjukkan pola yang
searah, baik pada level provinsi maupun kabupaten/kota. Wilayah dengan
IPM tinggi akan memiliki nilai IPG yang tinggi pula, begitupun sebaliknya. IPM
dan IPG berhubungan positif dengan koefisien korelasi Pearson 0,59 pada
level provinsi dan 0,57 pada level kabupaten/kota.

Pada level kabupaten/kota, pola yang mencolok terjadi di Provinsi Maluku


dan Papua. Pola di provinsi ini terlihat relatif lebih acak dibanding daerah
lain. Hal ini menunjukkan bahwa ketimpangan pembangunan manusia dan
gender di povinsi ini relatif tinggi

Kondisi Pemberdayaan Gender Di Indonesia


71
Gambar 5.1 Sebaran IPM dan IPG Menurut Provinsi, 2018
100

DI Yogyakarta
95
NTT DKI Jakarta
90 Sulawesi Barat
IPG

85 Kalimantan Timur

Papua Barat
80 Papua

75
58 63 68 73 78 83
IPM

Sumatera Jawa Bali Nusa Tenggara Kalimantan Sulawesi Maluku Papua

Sumber: Badan Pusat Statistik

Dengan hubungan yang positif berarti daerah dengan IPM tinggi akan
cenderung memiliki IPG yang tinggi juga, begitu pula sebaliknya. Kondisi
ini ditunjukkan oleh capaian Provinsi DKI Jakarta, Provinsi DI Yogyakarta dan
Kota Yogyakarta yang selain mampu meningkatkan kualitas hidup manusia,
juga berhasil mewujudkan kondisi yang seimbang antara pembangunan
laki-laki dan perempuan. Kondisi sebaliknya ditunjukkan oleh Provinsi
Papua Barat, Provinsi Papua dan Kabupaten Asmat. Selain memiliki capaian
pembangunan manusia yang rendah, daerah-daerah tersebut juga belum
berhasil mewujudkan pembangunan gender yang seimbang.

Gambar 5.2 Sebaran Kabupaten/kota Menurut IPM dan IPG, 2018


100

90
Kota
Nduga Yogyakarta
80

Paser
IPG

70

60

Asmat
50

40
20 30 40 50 60 70 80 90
IPM

Sumatera Jawa Bali Nusa Tenggara Kalimantan Sulawesi Maluku Papua


Sumber: Badan Pusat Statistik

Selain kondisi seperti pada beberapa daerah yang telah dibahas, ada beberapa
daerah lain yang juga cukip unik. Sebagai contoh, beberapa wilayah memiliki

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


72
IPM yang tinggi namun nilai IPG rendah, seperti Provinsi Kalimantan Timur
dan Kabupaten Paser. Di daerah-daerah ini, secara umum pembangunan
manusia sudah cukup tinggi, namun pembangunan perempuan masih jauh
di bawah capaian pembangunan laki-laki. Hal ini terutama disebabkan oleh
kesenjangan yang terjadi pada komponen pengeluaran perkapita. Di Provinsi
Kalimantan Timur, pengeluaran laki-laki 2,5 kali lebih banyak dibandingkan
pengeluaran perempuan. Bahkan, pengeluaran laki-laki di Kabupaten Paser
mencapai 6 kali lipat lebih banyak dibandingkan perempuan.

Untuk melihat lebih dalam dan menghindari potensi salah tafsir terhadap
IPG, kita perlu memperhatikan indikator penyusunnya, yaitu IPM. Karena IPG
dibentuk dari rasio IPM perempuan terhadap IPM laki-laki, maka IPG yang
rendah dapat terjadi karena IPM perempuan jauh di bawah IPM laki-laki,
sedangkan IPG yang tinggi dapat terjadi karena IPM laki-laki dan perempuan
yang hampir setara, bisa sama-sama tinggi, sama-sama sedang, atau bahkan
sama-sama rendah. Kondisi seperti yang tersebut terakhir terjadi di Provinsi
NTT, Provinsi Sulawesi Barat dan Kabupaten Nduga. Capaian IPM di Provinsi
NTT dan Provinsi Sulawesi Barat masih berada di level “Rendah” namun IPG di
kedua wilayah tersebut mampu melampaui angka 90. Fenomena yang lebih
ekstrim terjadi di Kabupaten Nduga. IPM di Kabupaten Nduga berada di level
“Sangat Rendah”, bernilai 28-33 untuk IPM baik total maupun laki-laki dan
perempuan. Meski demikian, IPG di Kabupaten Nduga bernilai lebih dari 80.

Dengan capaian pembangunan antara laki-laki dan perempuan yang


sudah hampir setara, walaupun sama-sama bernilai rendah, tantangannya
pembangunan di wilayah tersebut adalah bagaimana meningkatkan
pembangunan keduanya dengan tetap mempertahankan keadilan dan
pemerataan yang telah terwujud.

Kualitas Pembangunan Gender Relatif Rendah di Sebagian Besar Provinsi

Capaian pembangunan nasional merupakan agregasi dari capaian seluruh


wilayah yang lebih kecil di bawahnya. Percepatan pembangunan yang terjadi
pada tingkat nasional juga dipengaruhi pertumbuhan di level provinsi dan
kabupaten/kota.

Analisis capaian pembangunan gender dengan perbandingan angka nasional


diperlukan untuk mengetahui posisi capaian pembangunan gender suatu
wilayah relatif terhadap capaian nasional beserta perkembangannya. Analisis
ini dilakukan dengan membuat analisis scater diagram yang mengelompokan
IPM dan IPG menjadi empat kuadran:

• Kuadran I : Kelompok pertama merupakan provinsi


dengan IPM dan IPG di atas angka nasional
• Kuadran II : Kelompok kedua merupakan provinsi dengan kondisi
IPM di atas angka nasional tetapi IPG di bawah angka nasional

Kondisi Pemberdayaan Gender Di Indonesia


73
• Kuadran III : Kelompok ketiga adalah provinsi
dengan IPM dan IPG di bawah angka nasional
• Kuadran IV : Kelompok keempat adalah provinsi dengan kondisi
IPM di bawah angka nasional tetapi IPG di atas angka nasional.

Selain untuk mengetahui posisi capaian pembangunan gender, analisis


ini juga dapat menggambarkan ketimpangan capaian pembangunan
antarwilayah. Berdasarkan data IPM dan IPG tahun 2014, 2016, dan 2018,
posisi masing-masing provinsi dalam scater diagram adalah sebagai berikut:

Gambar 5.3 Hubungan Antara IPM dan IPG, 2014, 2016, dan 2018

Sumber: Badan Pusat Statistik

Berdasarkan diagram tersebut, secara umum dapat dikatakan bahwa kualitas


Sumber: Badan Pusat Statistik

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


74
pembangunan manusia di sebagian besar provinsi relatif masih rendah dan
memiliki ketimpangan pembangunan antara laki-laki dan perempuan yang
relatif tinggi. Hal ini ditunjukkan oleh banyaknya provinsi dengan capaian
IPM dan IPG berada di bawah angka nasional (Kuadran III). Pada tahun 2018,
separuh dari total provinsi di Indonesia berada pada kondisi seperti ini dan
hanya ada 7 provinsi yang berada pada kondisi sebaliknya (Kuadran I: capaian
IPM dan IPG berada di atas angka nasional).

Sementara itu, pada tahun 2018 terdapat 8 provinsi dengan IPG di atas
angka nasional tetapi memiliki IPM di bawah angka nasional (Kuadran IV).
Capaian IPG yang tinggi di provinsi-provinsi tersebut tersusun dari capaian
pembangunan manusia laki-laki dan perempuan yang sama-sama masih
rendah. Selain itu juga terdapat 2 provinsi dengan capaan IPM di atas angka
nasional tetapi memiliki IPG di bawah rata-rata nsional (Kuadran II), yakni Riau
dan Kalimantan Timur. Di kedua provinsi tersebut, ketimpangan pendapatan
antara laki-laki dan perempuan sangat tinggi. Hal ini salah satunya dapat
terkait dengan lapangan usaha pertambangan dan penggalian yang dominan
di wilayah tersebut. Kedua lapangan usaha tersebut lebih banyak menyerap
tenaga kerja laki-laki dibandingkan perempuan.

Posisi Pembangunan Gender dan Pembangunan Manusia Relatif Stabil

Pergeseran posisi provinsi antarkuadran termasuk hal yang lumrah terjadi.


Perubahan kuadran ini bergantung pada kecepatan masing-masing
komponen IPM laki-laki dan perempuan, yang akan berdampak pada
pertumbuhan IPG. Selain itu, perubahan kuadran juga dipengaruhi oleh
perbedaan kecepatan yang terjadi antarprovinsi.

Kondisi IPM dan IPG provinsi dibandingkan dengan capaian nasional di


setiap kuadran cenderung stabil. Selama 5 tahun terakhir, hanya terjadi satu
pergeseran posisi kuadran, yaitu seperti dialami oleh Provinsi Sumatera Utara.
Sumatera Utara berpindah dari kuadran III ke kuadran IV dan kembali lagi ke
kuadran III selama tahun 2014, 2016, dan 2018.

Tabel 5.1 Pergeseran Kondisi Pembangunan Gender dan


Pembangunan Manusia

Provinsi 2014 2016 2018 Keterangan

Pertumbuhan IPG
Sumatera Utara 6 kali lebih
Sumatera Kuadran Kuadran Kuadran lambat dibanding pertumbuhan
Utara III IV III IPG nasional sehingga
pembangunan gender menjadi
di bawah angka nasional

Sumber: Badan Pusat Statistik

Kondisi Pemberdayaan Gender Di Indonesia


75
Pergeseran antarkuadran yang dialami oleh Provinsi Sumatera Utara
disebabkan oleh kecepatan pembangunan laki-laki di Sumatera Utara
melebihi kecepatan pembangunan laki-laki secara nasional. Sedangkan
kecepatan pembangunan perempuan hampir sama dengan kecepatan
pembangunan perempuan secara nasional. Dampaknya, pertumbuhan IPG
Sumatera Utara 6,76 kali lebih lambat dibanding pertumbuhan IPG nasional.
Hal inilah yang menyebabkan IPG Sumatera Utara menjadi di bawah angka
nasional pada tahun 2018.

Peningkatan Kualitas Perempuan Berdampak pada Pemberdayaan

Pemberdayaan gender erat kaitannya dengan pembangunan gender.


Pemberdayaan gender terjadi ketika perbaikan kualitas hidup perempuan
melalui peningkatan kualitas pendidikan dan ekonomi berhasil mendorong
terwujudnya pemberdayaan (Cinar, 2018). Idealnya, peningkatan
pembangunan gender akan menciptakan keseimbangan pemberdayaan
antara laki-laki dan perempuan. Selama ini, perempuan cenderung tertinggal
di berbagai peran seperti ekonomi tenaga kerja dan pengambilan keputusan
yang disebabkan oleh mengakarnya budaya patriarki. Seiring dengan
meningkatnya kualitas perempuan antarwaktu, yang ditandai dengan
peningkatan IPG, pemberdayaan yang adil dan seimbang antara laki-laki dan
perempuan diharapkan dapat terwujud.

Gambar 5.4 Sebaran Provinsi Menurut IPG dan IDG, 2018

90

80 Sulawesi Utara

70 Papua
IDG

60

Papua Barat Kep. Babel


50

40
75 80 85 90 95 100
IPG

Sumatera Jawa Bali Nusa Tenggara Kalimantan Sulawesi Maluku Papua

Sumber: Badan Pusat Statistik

Keterkaitan antara IPG dan IDG menunjukkan hubungan yang positif, baik di
tingkat provinsi (Gambar 5.4) maupun di tingkat kabupaten/kota (Gambar
5.5). Artinya, wilayah dengan tingkat pembangunan gender yang tinggi

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


76
akan memiliki tingkat pemberdayaan gender yang tinggi pula, begitupun
sebaliknya. Hubungan ini diperjelas dengan nilai koefisien korelasi Pearson
yang bernilai 0,39 pada tingkat provinsi dan 0,30 pada tingkat kabupaten/
kota.

Gambar 5.5 menunjukkan bahwa sebaran kabupaten/kota di Maluku dan


Papua cenderung acak dan tersebar. Hal ini mengindikasikan bahwa masih
tingginya disparitas kualitas pembangunan dan pemberdayaan baik antara
laki-laki dan perempuan maupun antarwilayah.

Gambaran hubungan antara IPG dan IDG yang unik ditunjukkan oleh Provinsi
Sulawesi Utara, Provinsi Papua Barat, dan Kabupaten Asmat. Provinsi Sulawesi
Utara telah mampu mencapai kesetaraan dalam hal kualitas pembangunan
antara laki-laki dan perempuan, juga pemberdayaan gender. Hal tersebut
dapat dilihat dari nilai IPG dan IDG yang tinggi. Hal sebaliknya terjadi
pada Provinsi Papua Barat dan Kabupaten Asmat yang memiliki tingkat
pembangunan dan pemberdayaan gender rendah.

Selain dua kondsi di atas, hubungan IPG dan IDG beberapa daerah juga
menunjukkan kondisi yang tidak kalah menarik. Sebagai contoh Provinsi
Papua dan Kabupaten Manokwari Selatan. Dua daerah tersebut memiliki
IPG rendah tetapi IDG tinggi. Hal ini terutama disebabkan oleh persentase
perempuan di parlemen yang cukup tinggi, bahkan Manokwari Selatan
menjadi daerah dengan persentase perempuan dalam parlemen tertinggi
di Papua Barat. Selain itu, komponen sumbangan pendapatan juga menjadi
penyumbang IDG Papua yang mampu melonjak 7 tingkat dari rangking 29 di
tahun 2017 menjadi rangking 22 di tahun 2018.

Gambar 5.5 Sebaran Kabupaten/Kota Menurut IPG dan IDG, 2018

90

80
Manokwari
70 Selatan

60
IDG

50

40

30 Asmat Sumbawa Barat

20
40 50 60 70 80 90 100
IPG

Sumatera Jawa Bali Nusa Tenggara Kalimantan Sulawesi Maluku Papua


Sumber: Badan Pusat Statistik

Kondisi Pemberdayaan Gender Di Indonesia


77
Contoh lain terjadi pada Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan Kabupaten
Sumbawa Barat. Kedua daerah ini memiliki IPG yang tinggi tetapi IDG rendah.
Hal ini disebabkan oleh rendahnya persentase perempuan dalam parlemen,
bahkan di Kabupaten Sumbawa Barat tidak ada anggota parlemen berjenis
kelamin perempuan. Selain itu, rendahnya capaian IDG di daerah tersebut
juga disebabkan oleh sumbangan pendapatan perempuan yang relatif
rendah (berada pada kisaran 20-25 persen dari total pendapatan laki-laki dan
perempuan).

Pemberdayaan Gender Membaik di Beberapa Provinsi

Capaian pembangunan nasional merupakan agregasi dari capaian seluruh


wilayah yang lebih kecil di bawahnya. Percepatan pembangunan yang terjadi
pada tingkat nasional juga dipengaruhi pertumbuhan di level provinsi dan
kabupaten/kota.

Analisis capaian pembangunan gender dengan perbandingan angka nasional


diperlukan untuk mengetahui posisi capaian pembangunan gender suatu
wilayah relatif terhadap capaian nasional beserta perkembangannya. Analisis
ini dilakukan dengan membuat analisis scater diagram yang mengelompokan
IPM dan IPG menjadi empat kuadran:

Peningkatan kualitas pembangunan manusia baik pada laki-laki maupun


perempuan diharakan dapat diikuti dengan peningkatkan pemberdayaan
gender. Untuk mengetahui perbandingan capaian pembangunan
dan pemberdayaan gender di tingkat provinsi dengan nasional dan
mengelompokkan mengelompokkan provinsi menurut capaiannya dapat
dilakukan dengan membuat analisis scater diagram IPG dan IDG. Capaian
IPG dan IDG suatu provinsi akan menentukan posisi kuadran, sedangkan
perbedaan kecepatan IPG dan IDG suatu provinsi dibanding provinsi lain dan
nasional akan menentukan pergeseran kuadran antarwaktu.

Capaian IPG dan IDG setiap provinsi dikelompokkan ke dalam empat kuadran,
yaitu:

• Kuadran I : Kelompok pertama, merupakan provinsi dengan IPG dan IDG


di atas angka nasional;

• Kuadran II : Kelompok kedua, merupakan provinsi dengan kondisi IPG di


atas angka nasional tetapi IDG di bawah angka nasional;

• Kuadran III : Kelompok ketiga, adalah provinsi dengan IPG dan IDG di
bawah angka nasional; dan

• Kuadran IV : kelompok keempat, adalah provinsi dengan kondisi IPG di


bawah angka nasional tetapi IDG di atas angka nasional.

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


78
Gambar 5.6 Hubungan Antara IPG dan IDG, 2014-2018

Sumber: Badan Pusat Statistik

Sebagian besar provinsi di Indonesia memiliki nilai IPG dan IDG di bawah
angka nasional (kuadran III). Kondisi ini cenderung stangnan selama periode
tahun 2014-2018. Hal serupa juga terjadi di kuadran IV, terdapat 3 provinsi
yang berada di kuadran ini yakni Riau, Kalimantan Tengah dan Maluku Utara.
Provinsi-provinsi di kuadran IV memiliki kualitas pembangunan gender di
bawah angka nasional, tetapi memiliki capaian pemberdayaan gender di atas
angka nasional. Tingginya capaian IDG di ketiga provinsi ini terutama
disebabkan oleh indikator persentase perempuan dalam parlemen yang
mencapai lebih dari 20 persen.

Kuadran II berisi provinsi-provinsi dengan IPG di atas angka nasional, tetapi


capaian IDG di bawah angka nasional. Di kuadran ini terjadi pengurangan
jumlah provinsi yang cukup signifikan selama periode tahun 2016-2018. Dari
empat provinsi yang berpindah kuadran, 1 provinsi berpindah ke kuadran
III dan 3 provinsi berpindah ke kuadran I, sehingga pada tahun 2018 jumlah
provinsi yang menempati kuadran I (provinsi-provinsi dengan capaian IPG
dan IDG di atas nasional) menjadi berjumlah 7 provinsi, setelah pada tahun
2016 baru berjumlah 4 provinsi.

Perpindahan provinsi antarkuadran merupakan hal yang lumrah terjadi.


Perbedaan kecepatan IPG dan IDG antarprovinsi juga kecepatan secara
nasional menentukan perpindahan ini.

Kondisi Pemberdayaan Gender Di Indonesia


79
Pergeseran Posisi Pembangunan dan Pemberdayaan Gender Cenderung
Dinamis

Pergeseran posisi posisi antarkuadran berdasarkan capaian pembangunan


dan pemberdayaan gender tergantung dari banyak hal. Perbedaan kecepatan
pembangunan perempuan dan laki-laki, perbedaan perubahan komposisi
setiap komponen antarprovinsi, juga perbedaan terhadap capaian nasional
berpengaruh terhadap pergeseran ini. Pegeseran yang terjadi cenderung
dinamis. Selama periode tahun 2014-2018 terdapat 7 provinsi yang
mengalami perubahan posisi kuadran.

Perubahan posisi provinsi antarkuadran yang terjadi pada tahun 2018


menunjukkan arah yang semakin baik. Setidaknya dari 7 provinsi yang
bergeser, 3 diantaranya berpindah ke kuadran I yakni kelompok dengan IPG
dan IDG di atas nasional. Ketiga provinsi tersebut adalah Sumatera Selatan,
Banten, dan Sulawesi Tengah. Selain itu, pada tahun 2018 juga terdapat
provinsi yang mampu mencapai IDG di atas nasional (meskipun dengan
capaian IPG yang masih berada di bawah nasional), yaitu Maluku Utara.
Perbaikan pemberdayaan gender pada provinsi-provinsi tersebut utamanya
disebabkan oleh peningkatan komponen persentase perempuan dalam
parlemen.

Selain empat provinsi yang mengalami pergeseran ke posisi yang lebih


baik, juga terdapat beberapa provinsi yang berpindah ke posisi yang kurang
menguntungkan. Kondisi ini diantranya terjadi pada Sumatera Utara yang
berpindah dari kuadran II ke kuadran III karena memiliki kecepatan IPG
di bawah kecepatan IPG nasional. Hal ini terjadi karena IPM perempuan di
Sumatera Utara tumbuh lebih lambat dibanding IPM laki-laki. Selain Sumatera
Utara, Sulawesi Barat juga menjadi provinsi yang berpindah ke kuadran III
pada tahun 2018. Berbeda dengan Sumatera Utara, perpindahan Sulawesi
Barat dari kuadran IV ke kuadran III disebabkan oleh penurunan persentase
perempuan dalam parlemen.

Tabel 5.2 Pergeseran Kondisi Pembangunan Gender dan


Pemberdayaan Gender

Provinsi 2014 2016 2018 Keterangan

• Kecepatan pembangunan
perempuan melambat hingga
Sumatera Kuadran Kuadran Kuadran IPG di bawah nasional.
Utara III II III • Pembangunan dan pember-
dayaan gender lebih rendah
dari angka nasional

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


80
Sumatera • Pemberdayaan gender
Selatan, meningkat hingga di atas
Bant- Kuadran Kuadran nasional
Kuadran I
en, dan II II • Pembangunan dan pember-
Sulawesi dayaan gender berada di atas
Tengah angka nasional
• Pembangunan dan pem-
Jawa Kuadran Kuadran Kuadran
berdayaan gender berada di
Timur II III III
bawah angka nasional
• Kecepatan pemberdayaan
gender melambat hingga IDG
Sulawesi Kuadran Kuadran Kuadran menjadi di bawah nasional
Barat III IV III • Pembangunan dan pem-
berdayaan gender berada di
bawah angka nasional
• Kecepatan pemberdayaan
gender meningkat hingga
IDG menjadi di atas nasional
Maluku Kuadran Kuadran Kuadran
• Pemberdayaan gender di atas
Utara III III IV
angka nasional meskipun
pembangunan gender masih
di bawah angka nasional
Sumber: Badan Pusat Statistik

Kondisi Pemberdayaan Gender Di Indonesia


81
6
AYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK
KESIMPULAN
STATISTIK
6 KESIMPULAN

• UNDP mencatat dalam Human Development Report 2018


bahwa kualitas pembangunan dan kesetaraan gender di Indonesia
telah meninkat dari waktu ke waktu. Hal ini dapat terlihat Gender
Development Index (GDI) yang selalu meningkat dan Gender
Inequality Index (GII) yang selalu turun. Meski demikian, perbaikan
kualitas ini relatif lambat jika dibandingkan dengan negara-negara
lain di ASEAN.

• Indeks Pembangunan Gender (IPG) Indonesia tahun 2018 90,99,


meningkat 0,03 poin atau tumbuh 0,03 persen (cek lagi) dibanding
tahun 2017. Meski mengalami perbaikan, namun kecepatan IPG
tahun 2017-2018 tergolong lambat. Hal ini disebabkan pertumbuhan
IPM perempuan yang melambat dibanding tahun sebelumnya. Meski
perlahan, dalam dua tahun terakhir ini IPG Indonesia terus meningkat
setelah pada tahun 2016 sempat mengalami penurunan.

• Pada tahun 2018 terdapat sebanyak 21 provinsi (61,74 persen)


yang memiliki capain IPG di atas 90. Hal ini menunjukkan bahwa
pembangunan antara laki-laki dan perempuan sudah hamper
mencapai kondisi yang setara. Pada level provinsi, IPG tertinggi
ditempati oleh Sulawesi Utara, DI Yogyakarta dan DKI Jakarta.
Sedangkan Papua, Papua Barat, dan Kalimantan Timur menjadi
tiga provinsi dengan IPG terendah. Faktor ekonomi masih menjadi
penyebab utama ketimpangan pembangunan gender di wilayah-
wilayah tersebut.

• Kesetaraan capaian pembangunan antara laki-laki dan perempuan juga


terlihat pada tingkat kabupaten/kota. Lebih dari separuh kabupaten/
kota di Indonesia telah mencapai IPG di atas 90. Kota Tomohon,
Kabupaten Nagekeo dan Kabupaten Pakpak Bharat menjadi tiga
daerah dengan IPG tertinggi, sedangkan Kabupaten Asmat, Tolikara,
dan Manokwari Selatan menjadi tiga kabupaten dengan capaian IPG
terrendah.

• Pada tahun 2018, IDG Indonesia berada pada level 72,10. Capaian ini

Kesimpulan
85
meningkat 0,36 poin atau tumbuh 0,50 persen dibanding tahun 2017.
Peningkatan IDG terjadi karena kenaikan pada dua komponen, yaitu
persentase perempuan sebagai tenaga profesional dan sumbangan
pendapatan perempuan. Pertumbuhan IDG pada periode tahun 2017-
2018 cenderung lambat jika dibandingkan tren pertumbuhan selama
8 tahun terakhir.

• Provinsi-provinsi dengan IDG tertinggi diantaranya adalah Sulawesi


Utara, Maluku, dan Kalimantan Tengah. Sementara provinsi-provinsi
dengan IDG terendah adalah Papua Barat, Kepulauan Bangka Belitung,
dan Kalimantan Timur. Persentase perempuan dalam parlemen
memberi andil besar pada perbedaan capaian IDG antarprovinsi ini.

• Kesenjangan pemberdayaan pada tingkat kabupaten/kota masih


cukup tinggi. Selisih IDG tertinggi dengan IDG terendah mencapai
55,30 poin. Meski kesenjangannya masih tinggi, tetapi selisih IDG
tertinggi dan IDG terrendah di tahun 2018 lebih kecil dibandingkan
tahun 2017 yang mengindikasikan adanya perbaikan dalam
pengurangan kesenjangan.

• IDG tertinggi pada tingkat kabupaten/kota ditempati oleh Kabupaten


Barito Utara, Kota Kendari, dan Kota Jayapura, sedangkan IDG terendah
ditempati oleh Kabupaten Asmat, Halmahera Selatan, dan Sumbawa
Barat.

• IPM dan IPG pada level provinsi dan kabupaten/kota memiliki


hubungan yang positif. Daerah dengan IPM tinggi cenderung memiliki
nilai IPG yang tinggi pula, begitupun sebaliknya. Sayangnya, kualitas
pembangunan gender relatif rendah di sebagian besar provinsi. Posisi
capaian IPM dan IPG 17 provinsi di Indonesia berada bawah nasional
dan terdapat 7 provinsi dengan capaian IPM dan IPG di atas nasional.
Kondisi ini cenderung stagnan selama 5 tahun terakhir.

• Keterkaitan antara IPG dan IDG di tingkat provinsi dan kabupaten/kota


juga menunjukkan hubungan yang positif. Daerah dengan tingkat
pembangunan gender yang tinggi cenderung memiliki tingkat
pemberdayaan gender yang tinggi pula, begitupun sebaliknya. Posisi
capaian IPG dan IDG sebagian besar provinsi di Indonesia masih
berada di bawah nasional. Meski demikian, terjadi perbaikan kondisi
pemberdayaan gender di beberapa provinsi. Perubahan posisi provinsi
antarkuadran yang terjadi pada tahun 2018 menunjukkan arah yang
membaik. Terdapat 7 provinsi yang bergeser ke arah pembangunan
dan pemberdayaan gender yang lebih baik dan 3 diantaranya
berpindah ke kelompok dengan IPG dan IDG di atas nasional (Kuadran
I).

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


86
Daftar Pustaka

AAlkire, Sabina. (2010). Human Development: Definitions, Critiques, and Related


Concepts. OPHI Working Paper No. 36
Kementrian Kesehatan. (2014). Infodatin mother’s day Situasi Kesehatan Ibu. Pusat
Data dan Informasi Kementrian Kesehatan.
https://www.unfpa.org/gender-equality
https://data.worldbank.org/indicator/sh.sta.mmrt
https://pkbi.or.id/kematian-ibu-dan-upaya-upaya-penanggulangannya/
http://www.unfpa.org/swp/2009/en/technotes.shtml
https://www.unfpa.org/adolescent-pregnancy
https://www.ipu.org/our-work/gender-equality/women-in-parliament/
experiences-women-in-parliament
https://data.worldbank.org/indicator/sh.sta.mmrt?most_recent_value_desc=true
http://www.searo.who.int/entity/health_situation_trends/data/chi/maternal-
mortality-ratio/en/
Nelien Haspels dan Busakorn Suriyasarn.(2005). Meningkatkan Kesetaraan Gender.
ILO
Maternal and Child Health Situation in South East Asia.2012.Bhandari TR NJOG /
VOL 7 / NO. 1 / ISSUE 13/ Jan-June, 2012
United Nations Development Programme (UNDP). 1990. Global Human
Development Report. Human Resources Department
UNDP. (2015). Issue Paper Prepared for the Expert Group Meeting on “Gender
Equality in Human Development –Measurement Revisited”. UNDP:
Human Development Report Office.
Jean Lemai. 2002. Why Do Females Live Longer Than Males?.UN
Michael P. Todaro, Stephen C. Smith economic development. Erlangga, 2006
SRI ENDANG MULYATI. 2010. ANALISIS KONSISTENSI PERENCANAAN DAN
PENGANGGARAN BIDANG PENDIDIKAN DI KOTA PADANG PANJANG
TAHUN 2007-2009 . FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS INDONESIA
AFL-CIO. 2015. Professionals in the Workplace: Women in the Professional Workforce.
https://dpeaflcio.org/programs-publications/professionals-in-the-
workplace/women-in-the-professional-and-technical-labor-force/
Arjani, N. L. 2003. Ketimpangan Gender Dibeberapa Bidang Pembangunan di Bali.
Jurnal Studi Jender SRIKANDI.3:1.

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


87
BPS. 2018. Indikator Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) Indonesia 2018.
Jakarta : BPS.
Corley, Marva, Yves Perardel and Kalina Popova. 2005. Wage inequality by gender
and occupation: A cross-country analysis. Employment Strategy Papers.
European Commission. 2005. Employment in Europe 2005: Recent Trends and
Prospects. Brussels : European Commission.
ILO. 2010. Women in Labour Markets: Measuring Progress and Identifying
Challenges. Geneva: ILO.
___. 2018. Women and Men in The Informal Economy : A Statistical Picture. Geneva:
ILO.
Kachere, Wadzanai. 2017. Incomes Disparity along Gender Lines: The Plight
of Women in the Informal Sector. Journal of Sociology and Social
Anthropology, 8(4), 193–198.
KPPPA. 2018. Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018. Jakarta: KPPPA.
Lan, Thung Ju. 2015. Perempuan dan Modernisasi. Jurnal Masyarakat & Budaya,
Volume 17 No. 1 Tahun 2015
UN Women. 2015. Progress of The World’s Women 2015-2016. United States: UN
Women.
Shauman, K. A. (2010). Gender Asymmetry in Family Migration: Occupational
Inequality or Interspousal Comparative Advantage? Journal of Marriage
and Family, 72(2), 375–392. doi:10.1111/j.1741-3737.2010.00706.x
Cinar, Kursat. 2018. The Determinants of Women’s Empowerment in Turkey: A
Multilevel Analysis. Journal South European Society and Politics Volume
23, 2018-Issue 3

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


88
PEMBANGUNAN
MANUSIA
BERBASIS
GENDER

2019

AYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

LAMPIRAN
Lampiran 1. IPM dan Komponennya Menurut Provinsi dan
Kabupaten/Kota, 2017/2018

Pengeluaran
Umur Harapan Harapan Lama Rata-rata
per Kapita
Provinsi/ Hidup Sekolah Lama Sekolah IPM
disesuaikan
Kabupaten/Kota
(tahun) (persen) (tahun) (ribu rupiah PPP)
2017 2018 2017 2018 2017 2018 2017 2018 2017 2018
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
ACEH 69.52 69.64 14.13 14.27 8.98 9.09 8957 9186 70.60 71.19
SIMEULUE 64.90 65.00 13.23 13.25 9.06 9.07 6677 6824 64.41 64.74
ACEH SINGKIL 67.07 67.16 14.28 14.29 7.84 8.05 8230 8506 67.37 68.02
ACEH SELATAN 63.89 64.02 13.80 14.15 8.33 8.38 7567 7891 65.03 65.92
ACEH TENGGARA 67.62 67.77 13.97 13.98 9.63 9.64 7359 7685 68.09 68.67
ACEH TIMUR 68.33 68.44 13 13.01 7.80 7.85 7961 8252 66.32 66.82
ACEH TENGAH 68.53 68.62 14.24 14.25 9.67 9.68 10021 10394 72.19 72.64
ACEH BARAT 67.62 67.72 14.57 14.58 9.04 9.08 8989 9134 70.20 70.47
ACEH BESAR 69.52 69.59 14.49 14.70 9.93 10.14 8965 9192 72 72.73
PIDIE 66.58 66.68 14.25 14.44 8.76 8.81 9377 9492 69.52 69.93
BIREUEN 70.80 70.92 14.80 14.81 9.16 9.17 8237 8378 71.11 71.37
ACEH UTARA 68.54 68.61 14.42 14.68 8.10 8.11 7632 7919 67.67 68.36
ACEH BARAT
64.51 64.65 13.55 13.56 8.12 8.13 7723 8093 65.09 65.67
DAYA
GAYO LUES 64.98 65.12 13.28 13.49 7.39 7.69 8322 8529 65.01 65.88
ACEH TAMIANG 69.16 69.28 13.56 13.57 8.47 8.70 7931 8032 67.99 68.45
NAGAN RAYA 68.76 68.89 14.10 14.11 8.25 8.26 7732 7936 67.78 68.15
ACEH JAYA 66.77 66.88 13.95 13.96 8.13 8.37 8898 9262 68.07 68.83
BENER MERIAH 68.90 68.99 13.43 13.44 9.55 9.56 10428 10626 71.89 72.14
PIDIE JAYA 69.68 69.81 14.52 14.53 8.84 8.86 9691 9967 71.73 72.12
KOTA BANDA
70.96 71.10 17.10 17.26 12.59 12.60 15917 16234 83.95 84.37
ACEH
KOTA SABANG 70.09 70.21 13.58 13.66 10.70 10.97 10610 10899 74.10 74.82
KOTA LANGSA 69.06 69.16 15.18 15.19 10.90 11.06 11261 11497 75.89 76.34
KOTA
71.14 71.27 15.17 15.18 10.88 10.89 10673 10863 76.34 76.62
LHOKSEUMAWE
KOTA
63.56 63.69 14.19 14.20 7.12 7.39 6887 7039 62.88 63.48
SUBULUSSALAM
SUMATERA
68.37 68.61 13.10 13.14 9.25 9.34 10036 10391 70.57 71.18
UTARA
NIAS 69.18 69.43 12.12 12.13 4.93 4.94 6629 6941 60.21 60.82
MANDAILING
61.97 62.24 12.99 13.15 8 8.11 9385 9653 65.13 65.83
NATAL

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


91
Pengeluaran
Umur Harapan Harapan Lama Rata-rata
per Kapita
Provinsi/ Hidup Sekolah Lama Sekolah IPM
disesuaikan
Kabupaten/Kota
(tahun) (persen) (tahun) (ribu rupiah PPP)
2017 2018 2017 2018 2017 2018 2017 2018 2017 2018
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
TAPANULI
64.28 64.55 13.08 13.10 8.67 8.70 10955 11209 68.69 69.10
SELATAN
TAPANULI
66.66 66.82 12.65 12.66 8.28 8.29 9852 10067 67.96 68.27
TENGAH
TAPANULI UTARA 67.86 68.11 13.65 13.66 9.46 9.65 11407 11607 72.38 72.91
TOBA SAMOSIR 69.36 69.59 13.25 13.26 10.10 10.34 11846 12095 73.87 74.48
LABUHAN BATU 69.44 69.60 12.59 12.60 9.01 9.04 10760 11053 71 71.39
ASAHAN 67.57 67.79 12.53 12.56 8.46 8.47 10477 10735 69.10 69.49
SIMALUNGUN 70.53 70.75 12.71 12.75 8.95 9.18 11055 11311 71.83 72.49
DAIRI 68.13 68.41 13.06 13.07 8.90 9.15 10395 10492 70.36 70.89
KARO 70.77 70.97 12.71 12.73 9.54 9.55 12059 12367 73.53 73.91
DELI SERDANG 71.11 71.31 12.90 13.32 9.70 9.92 11891 12132 73.94 74.92
LANGKAT 67.94 68.22 12.72 12.75 8.51 8.52 10784 11088 69.82 70.27
NIAS SELATAN 68.00 68.24 11.98 12.20 4.95 5.20 6792 6941 59.85 60.75
HUMBANG
68.41 68.69 13.24 13.25 9.10 9.28 7412 7630 67.30 67.96
HASUNDUTAN
PAKPAK BHARAT 65.05 65.27 13.82 13.83 8.47 8.48 7913 8099 66.25 66.63
SAMOSIR 70.68 70.87 13.43 13.44 8.95 9.14 8163 8348 69.43 69.99
SERDANG
67.79 68.08 12.55 12.57 8.35 8.51 10551 10737 69.16 69.69
BEDAGAI
BATU BARA 66.10 66.38 12.49 12.52 7.83 7.84 10084 10385 67.20 67.67
PADANG LAWAS
66.58 66.77 12.41 12.42 8.93 9.06 9737 9912 68.34 68.77
UTARA
PADANG LAWAS 66.50 66.69 12.99 13 8.43 8.67 8445 8772 66.82 67.59
LABUHAN BATU
68.14 68.39 12.95 12.97 8.70 8.71 10892 11280 70.48 70.98
SELATAN
LABUHAN BATU
68.91 69.09 12.79 12.80 8.34 8.35 11510 11730 70.79 71.08
UTARA
NIAS UTARA 68.77 68.98 12.57 12.58 6.08 6.09 5835 6041 60.57 61.08
NIAS BARAT 68.28 68.50 12.61 12.66 5.78 6 5594 5817 59.56 60.42
KOTA SIBOLGA 68.05 68.36 13.12 13.13 9.87 9.91 11221 11405 72.28 72.65
KOTA TANJUNG
62.28 62.60 12.44 12.47 9.14 9.24 10778 11102 67.41 68
BALAI
KOTA PEMATANG
72.63 72.93 14.01 14.02 11.06 11.08 12106 12290 77.54 77.88
SIANTAR
KOTA TEBING
70.28 70.47 12.66 12.68 10.09 10.24 12055 12434 73.90 74.50
TINGGI
KOTA MEDAN 72.40 72.64 14.45 14.72 11.25 11.37 14613 14845 79.98 80.65
KOTA BINJAI 71.75 71.95 13.58 13.59 10.58 10.75 10487 10750 74.65 75.21

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


92
Pengeluaran
Umur Harapan Harapan Lama Rata-rata
per Kapita
Provinsi/ Hidup Sekolah Lama Sekolah IPM
disesuaikan
Kabupaten/Kota
(tahun) (persen) (tahun) (ribu rupiah PPP)
2017 2018 2017 2018 2017 2018 2017 2018 2017 2018
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
KOTA
PADANGSIDIMPUAN
68.41 68.73 14.50 14.51 10.56 10.63 10464 10795 73.81 74.38

KOTA
70.42 70.67 13.69 13.71 8.40 8.41 7300 7639 67.68 68.33
GUNUNGSITOLI
SUMATERA
68.78 69.01 13.94 13.95 8.72 8.76 10306 10638 71.24 71.73
BARAT
KEPULAUAN
64.37 64.49 12.07 12.39 6.69 6.95 6010 6211 59.25 60.28
MENTAWAI
PESISIR SELATAN 70.25 70.45 13.06 13.30 8.13 8.14 8819 9089 68.74 69.40
SOLOK 67.65 67.95 13.01 13.02 7.60 7.84 9743 10035 67.86 68.60
SIJUNJUNG 65.44 65.69 12.34 12.35 7.72 7.77 10093 10277 66.60 66.97
TANAH DATAR 69.11 69.38 13.59 13.88 8.14 8.44 10311 10417 70.37 71.25
PADANG
67.96 68.23 13.56 13.57 7.21 7.50 10579 10919 68.90 69.71
PARIAMAN
AGAM 71.57 71.83 13.84 13.85 8.39 8.69 9388 9489 71.10 71.70
LIMA PULUH
69.31 69.47 13.26 13.27 7.96 7.97 9151 9500 68.69 69.17
KOTA
PASAMAN 66.54 66.82 12.72 12.78 7.65 7.66 7882 8238 64.94 65.60
SOLOK SELATAN 66.92 67.21 12.68 12.69 8 8.15 9891 10199 67.81 68.45
DHARMAS RAYA 70.44 70.73 12.40 12.41 8.24 8.25 10851 11189 70.40 70.86
PASAMAN BARAT 67.15 67.37 13.06 13.22 7.85 7.86 8704 8979 66.83 67.43
KOTA PADANG 73.20 73.35 16.15 16.50 11.32 11.33 13957 14312 81.58 82.25
KOTA SOLOK 72.92 73.14 14.29 14.30 10.95 11.01 11673 11968 77.44 77.89
KOTA SAWAH
69.39 69.59 13.14 13.15 9.93 9.94 9343 9765 71.13 71.72
LUNTO
KOTA PADANG
72.46 72.58 15.03 15.04 11.43 11.44 10240 10440 77.01 77.30
PANJANG
KOTA
73.69 73.91 14.94 14.95 11.30 11.31 12816 13035 79.80 80.11
BUKITTINGGI
KOTA
73.13 73.33 14.23 14.24 10.45 10.46 12858 13114 77.91 78.23
PAYAKUMBUH
KOTA PARIAMAN 69.67 69.87 14.51 14.52 10.10 10.36 12425 12611 75.71 76.26
RIAU 70.99 71.19 13.03 13.11 8.76 8.92 10677 10968 71.79 72.44
KUANTAN
67.99 68.17 13.26 13.27 8.20 8.31 10274 10476 69.53 69.96
SINGINGI
INDRAGIRI HULU 69.83 69.97 12.29 12.32 7.89 8.16 10223 10481 68.97 69.66
INDRAGIRI HILIR 67.07 67.32 11.88 11.89 7.18 7.19 10041 10254 66.17 66.51
PELALAWAN 70.54 70.74 11.89 12.16 8.19 8.44 11725 11894 70.59 71.44
SIAK 70.64 70.79 12.72 12.73 9.40 9.64 11898 12119 73.18 73.73

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


93
Pengeluaran
Umur Harapan Harapan Lama Rata-rata
per Kapita
Provinsi/ Hidup Sekolah Lama Sekolah IPM
disesuaikan
Kabupaten/Kota
(tahun) (persen) (tahun) (ribu rupiah PPP)
2017 2018 2017 2018 2017 2018 2017 2018 2017 2018
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
KAMPAR 70.16 70.35 13.20 13.21 9.09 9.10 10912 11128 72.19 72.50
ROKAN HULU 69.31 69.55 12.81 12.82 8.18 8.37 9303 9608 68.67 69.36
BENGKALIS 70.69 70.85 12.73 12.83 8.89 9.21 11530 11640 72.27 72.94
ROKAN HILIR 69.66 69.87 12.25 12.63 7.89 8.15 9250 9316 67.84 68.73
KEPULAUAN
66.99 67.21 12.77 12.78 7.47 7.48 7673 7978 64.70 65.23
MERANTI
KOTA PEKANBARU 71.75 71.94 14.93 15.34 11.21 11.22 14497 14778 79.97 80.66
KOTA DUMAI 70.37 70.55 12.97 12.98 9.67 9.84 11699 12063 73.46 74.06
JAMBI 70.76 70.89 12.87 12.90 8.15 8.23 9880 10357 69.99 70.65
KERINCI 69.52 69.65 13.84 13.85 8.19 8.20 9501 9951 70.03 70.59
MERANGIN 70.94 71.04 11.95 11.97 7.62 7.67 9753 10133 68.30 68.81
SAROLANGUN 68.83 68.94 12.24 12.25 7.47 7.63 11478 11609 69.03 69.41
BATANG HARI 70.12 70.26 12.89 12.90 7.77 7.82 9573 9833 68.92 69.33
MUARO JAMBI 70.90 71.02 12.80 12.81 8.08 8.09 8145 8456 67.86 68.34
TANJUNG
65.69 65.86 11.80 11.85 6.33 6.34 8403 8904 62.61 63.32
JABUNG TIMUR
TANJUNG
67.75 67.87 12.27 12.60 7.44 7.56 9004 9395 66.15 67.13
JABUNG BARAT
TEBO 69.67 69.77 12.37 12.38 7.55 7.56 9832 10273 68.16 68.67
BUNGO 67.27 67.42 12.59 12.60 8.08 8.09 11016 11352 69.04 69.42
KOTA JAMBI 72.33 72.43 14.23 14.62 10.66 10.67 11648 11912 76.74 77.41
KOTA SUNGAI
71.71 71.84 14.76 14.77 9.55 9.84 9707 10186 73.75 74.67
PENUH
SUMATERA
69.18 69.41 12.35 12.36 7.99 8 10220 10652 68.86 69.39
SELATAN
OGAN KOMERING
67.66 67.83 12.56 12.57 8.67 8.68 9340 9940 68.28 69.01
ULU
OGAN KOMERING
68.04 68.22 11.39 11.40 7.01 7.02 10306 10706 66.11 66.57
ILIR
MUARA ENIM 68.14 68.38 11.94 11.95 7.49 7.60 10575 11012 67.63 68.28
LAHAT 65.25 65.50 12.31 12.32 8.43 8.44 9157 9600 66.38 66.99
MUSI RAWAS 67.34 67.59 11.74 11.99 7.18 7.28 9218 9562 65.31 66.18
MUSI BANYUASIN 68.14 68.33 11.97 11.98 7.59 7.60 9705 10212 66.96 67.57
BANYU ASIN 68.36 68.55 11.72 11.73 7.16 7.17 9328 9760 65.85 66.40
OGAN KOMERING
66.24 66.49 11.72 11.73 7.66 7.82 7997 8445 63.96 64.84
ULU SELATAN
OGAN KOMERING
68.44 68.65 11.97 12.04 7.12 7.27 11169 11612 67.84 68.58
ULU TIMUR

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


94
Pengeluaran
Umur Harapan Harapan Lama Rata-rata
per Kapita
Provinsi/ Hidup Sekolah Lama Sekolah IPM
disesuaikan
Kabupaten/Kota
(tahun) (persen) (tahun) (ribu rupiah PPP)
2017 2018 2017 2018 2017 2018 2017 2018 2017 2018
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
OGAN ILIR 64.72 64.96 12.27 12.28 7.37 7.58 9972 10412 65.63 66.43
EMPAT LAWANG 64.32 64.56 12.03 12.04 7.37 7.38 9010 9450 64.21 64.81
PENUKAL ABAB
67.70 67.88 11.30 11.70 6.57 6.58 7834 8136 62.58 63.49
LEMATANG ILIR
MUSI RAWAS
64.99 65.21 11.54 11.55 6.44 6.45 9348 9795 63.18 63.75
UTARA
KOTA
70.10 70.32 14.11 14.39 10.36 10.37 14277 14697 77.22 77.89
PALEMBANG
KOTA
69.67 69.88 12.88 12.89 9.68 9.71 12355 12765 73.58 74.04
PRABUMULIH
KOTA PAGAR
65.87 66.14 12.82 12.83 8.93 9.08 8352 8758 66.81 67.62
ALAM
KOTA
68.64 68.83 13.30 13.31 9.50 9.51 12878 13288 73.67 74.09
LUBUKLINGGAU
BENGKULU 68.59 68.84 13.57 13.58 8.47 8.61 9778 10162 69.95 70.64
BENGKULU
67.24 67.45 13.58 13.59 8.78 9.01 9202 9592 69.04 69.85
SELATAN
REJANG LEBONG 67.65 67.95 13.31 13.55 8.04 8.05 9660 10045 68.61 69.40
BENGKULU
67.42 67.67 12.83 12.84 7.83 7.85 9698 10098 67.80 68.36
UTARA
KAUR 65.92 66.15 12.95 12.96 7.96 8.24 7914 8284 65.28 66.20
SELUMA 66.85 67.14 12.94 13.26 7.75 7.90 7584 7844 65 65.99
MUKOMUKO 65.93 66.16 12.70 12.71 7.87 7.88 9770 10036 67.07 67.47
LEBONG 62.46 62.73 12.28 12.30 7.87 7.89 10810 11071 65.87 66.28
KEPAHIANG 67.12 67.39 12.67 12.68 7.84 7.92 8866 9135 66.60 67.14
BENGKULU
67.64 67.82 12.96 12.97 6.90 7.14 8701 9102 65.80 66.65
TENGAH
KOTA BENGKULU 69.52 69.72 15.58 16 11.57 11.58 13164 13633 78.82 79.67
LAMPUNG 69.95 70.18 12.46 12.61 7.79 7.82 9413 9858 68.25 69.02
LAMPUNG BARAT 66.86 67.09 12.18 12.19 7.33 7.60 9517 9741 66.06 66.74
TANGGAMUS 67.80 68.04 12.14 12.15 6.88 6.96 8661 9107 64.94 65.67
LAMPUNG
68.65 68.87 12.05 12.17 7.66 7.67 9310 9781 66.95 67.68
SELATAN
LAMPUNG TIMUR 70.11 70.31 12.44 12.83 7.56 7.57 9453 9908 68.05 69.04
LAMPUNG
69.28 69.46 12.60 12.90 7.38 7.51 10820 11052 68.95 69.73
TENGAH
LAMPUNG UTARA 68.48 68.71 12.43 12.44 7.99 8.19 8369 8559 66.58 67.17
WAY KANAN 68.74 68.95 12.32 12.33 7.34 7.35 8522 8979 65.97 66.63

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


95
Pengeluaran
Umur Harapan Harapan Lama Rata-rata
per Kapita
Provinsi/ Hidup Sekolah Lama Sekolah IPM
disesuaikan
Kabupaten/Kota
(tahun) (persen) (tahun) (ribu rupiah PPP)
2017 2018 2017 2018 2017 2018 2017 2018 2017 2018
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
TULANGBAWANG 69.41 69.59 11.71 11.73 7.15 7.22 10098 10553 67.07 67.70
PESAWARAN 68.29 68.53 12.26 12.28 7.45 7.47 7449 7724 64.43 64.97
PRINGSEWU 69.14 69.44 12.77 12.78 7.85 8.01 9731 10190 68.61 69.42
MESUJI 67.49 67.71 11.59 11.61 6.39 6.60 7319 7774 61.87 62.88
TULANGBAWANG
69.35 69.56 11.98 11.99 7.09 7.10 7747 8205 64.58 65.30
BARAT
PESISIR BARAT 62.54 62.85 11.95 11.97 7.58 7.59 7890 8355 62.20 62.96
KOTA BANDAR
70.84 71.01 13.87 14.23 10.89 10.90 11699 11952 75.98 76.63
LAMPUNG
KOTA METRO 71.13 71.29 14.28 14.29 10.57 10.61 11397 11636 75.87 76.22
KEP. BANGKA
69.95 70.18 11.83 11.87 7.78 7.84 12066 12666 69.99 70.67
BELITUNG
BANGKA 70.56 70.73 12.58 12.68 8.19 8.20 11420 12043 71.09 71.80
BELITUNG 70.44 70.64 11.51 11.83 8.11 8.15 12910 13281 70.93 71.70
BANGKA BARAT 69.56 69.73 11.50 11.51 7.06 7.18 11394 12011 67.94 68.68
BANGKA TENGAH 70.49 70.78 11.74 11.75 6.79 6.80 12330 12836 68.99 69.52
BANGKA SELATAN 67.13 67.47 11.34 11.35 6.12 6.36 10999 11573 65.02 65.98
BELITUNG TIMUR 71.37 71.59 11.48 11.49 8 8.14 10894 11302 69.57 70.22
KOTA PANGKAL
72.64 72.86 12.78 12.83 9.77 9.78 14923 15560 76.86 77.43
PINANG
KEP. RIAU 69.48 69.64 12.81 12.82 9.79 9.81 13566 13976 74.45 74.84
KARIMUN 70.32 70.52 12.15 12.16 7.80 7.81 11713 11945 70.26 70.56
BINTAN 70.12 70.21 12.60 12.75 8.34 8.35 13828 14256 72.91 73.41
NATUNA 64.33 64.57 13.87 13.88 8.47 8.71 13970 14217 71.52 72.10
LINGGA 61.14 61.44 12.42 12.43 5.97 6.27 11421 11499 63.45 64.06
KEPULAUAN
66.76 66.91 12.14 12.32 6.69 6.70 11654 11894 67.06 67.53
ANAMBAS
KOTA BATAM 73.19 73.24 12.94 12.95 11.11 11.12 17131 17560 80.26 80.54
KOTA TANJUNG
71.84 71.93 14.07 14.08 9.97 9.98 14881 15292 78 78.33
PINANG
DKI JAKARTA 72.55 72.67 12.86 12.95 11.02 11.05 17707 18128 80.06 80.47
KEPULAUAN
68.04 68.27 12.40 12.48 8.25 8.46 11833 12264 70.11 70.91
SERIBU
KODYA JAKARTA
73.84 73.93 13.27 13.31 11.47 11.57 23098 23363 84.13 84.44
SELATAN
KODYA JAKARTA
74.18 74.27 13.26 13.43 11.60 11.64 17007 17339 81.61 82.06
TIMUR
KODYA JAKARTA
73.83 73.92 13.18 13.23 11.02 11.24 16719 16994 80.49 81.01
PUSAT

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


96
Pengeluaran
Umur Harapan Harapan Lama Rata-rata
per Kapita
Provinsi/ Hidup Sekolah Lama Sekolah IPM
disesuaikan
Kabupaten/Kota
(tahun) (persen) (tahun) (ribu rupiah PPP)
2017 2018 2017 2018 2017 2018 2017 2018 2017 2018
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
KODYA JAKARTA
73.37 73.45 12.70 12.78 10.37 10.38 19695 20298 80.47 80.88
BARAT
KODYA JAKARTA
72.99 73.08 12.55 12.61 10.60 10.69 17763 18121 79.47 79.87
UTARA
JAWA BARAT 72.47 72.66 12.42 12.45 8.14 8.15 10285 10790 70.69 71.30
BOGOR 70.70 70.86 12.43 12.44 7.84 7.88 9901 10323 69.13 69.69
SUKABUMI 70.26 70.49 12.19 12.20 6.79 6.80 8263 8618 65.49 66.05
CIANJUR 69.49 69.70 11.89 11.90 6.92 6.93 7300 7874 63.70 64.62
BANDUNG 73.13 73.26 12.43 12.64 8.51 8.58 9854 10203 71.02 71.75
GARUT 70.84 71.03 11.73 11.80 7.28 7.50 7270 7597 64.52 65.42
TASIKMALAYA 68.71 68.96 12.47 12.48 7.12 7.13 7250 7761 64.14 65
CIAMIS 71.07 71.32 13.66 13.67 7.59 7.60 8658 9190 68.87 69.63
KUNINGAN 72.88 73.11 12.06 12.07 7.35 7.36 8736 9297 67.78 68.55
CIREBON 71.49 71.66 12.21 12.22 6.61 6.62 9650 10212 67.39 68.05
MAJALENGKA 69.39 69.68 12.18 12.19 6.90 6.91 8833 9416 65.92 66.72
SUMEDANG 72.00 72.14 12.93 12.94 7.98 8.17 9569 10153 70.07 70.99
INDRAMAYU 70.86 71.11 12.21 12.22 5.97 5.98 9014 9633 65.58 66.36
SUBANG 71.71 71.92 11.67 11.68 6.83 6.84 10206 10715 67.73 68.31
PURWAKARTA 70.42 70.61 11.89 12.09 7.74 7.75 10941 11372 69.28 69.98
KARAWANG 71.64 71.81 11.96 12.07 7.34 7.35 10703 11277 69.17 69.89
BEKASI 73.30 73.43 12.63 13.05 8.82 8.84 10790 11155 72.63 73.49
BANDUNG BARAT 71.87 72.03 11.79 11.83 7.74 7.97 8002 8329 66.63 67.46
PANGANDARAN 70.56 70.84 12.03 12.04 7.37 7.58 8588 8968 66.60 67.44
KOTA BOGOR 73.01 73.21 13.37 13.38 10.29 10.30 10940 11348 75.16 75.66
KOTA SUKABUMI 71.95 72.11 13.39 13.40 9.52 9.53 10188 10609 73.03 73.55
KOTA BANDUNG 73.86 74.00 13.90 14.18 10.59 10.63 16033 16630 80.31 81.06
KOTA CIREBON 71.86 71.99 13.08 13.09 9.88 9.89 11100 11397 74 74.35
KOTA BEKASI 74.63 74.76 13.51 13.76 10.93 11.09 15378 15755 80.30 81.04
KOTA DEPOK 74.04 74.17 13.87 13.90 10.84 10.85 14727 15262 79.83 80.29
KOTA CIMAHI 73.61 73.75 13.76 13.77 10.93 10.94 11353 11921 76.95 77.56
KOTA
71.48 71.70 13.41 13.42 9.03 9.04 9497 9855 71.51 72.03
TASIKMALAYA
KOTA BANJAR 70.39 70.59 13.19 13.20 8.59 8.60 9987 10329 70.79 71.25
JAWA TENGAH 74.08 74.18 12.57 12.63 7.27 7.35 10377 10777 70.52 71.12
CILACAP 73.24 73.39 12.30 12.48 6.91 6.92 9896 10274 68.90 69.56
BANYUMAS 73.33 73.45 12.63 12.64 7.40 7.41 10713 11240 70.75 71.30
PURBALINGGA 72.91 72.98 11.94 11.95 6.87 7 9340 9786 67.72 68.41

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


97
Pengeluaran
Umur Harapan Harapan Lama Rata-rata
per Kapita
Provinsi/ Hidup Sekolah Lama Sekolah IPM
disesuaikan
Kabupaten/Kota
(tahun) (persen) (tahun) (ribu rupiah PPP)
2017 2018 2017 2018 2017 2018 2017 2018 2017 2018
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
BANJARNEGARA 73.79 73.91 11.41 11.42 6.27 6.28 8630 9160 65.86 66.54
KEBUMEN 72.98 73.11 12.90 12.91 7.29 7.34 8446 8757 68.29 68.80
PURWOREJO 74.26 74.40 13.47 13.48 7.69 7.70 9601 10048 71.31 71.87
WONOSOBO 71.30 71.46 11.68 11.69 6.51 6.75 9969 10503 66.89 67.81
MAGELANG 73.39 73.47 12.47 12.48 7.41 7.57 8627 9025 68.39 69.11
BOYOLALI 75.72 75.79 12.15 12.16 7.44 7.55 12262 12758 72.64 73.22
KLATEN 76.62 76.67 12.97 13.13 8.23 8.24 11369 11738 74.25 74.79
SUKOHARJO 77.49 77.54 13.80 13.81 8.71 8.84 10765 11100 75.56 76.07
WONOGIRI 76.00 76.05 12.44 12.45 6.68 6.88 8765 9117 68.66 69.37
KARANGANYAR 77.31 77.36 13.65 13.66 8.50 8.51 10933 11223 75.22 75.54
SRAGEN 75.55 75.60 12.64 12.65 7.04 7.22 12041 12391 72.40 72.96
GROBOGAN 74.46 74.55 12.27 12.28 6.66 6.67 9716 10097 68.87 69.32
BLORA 73.99 74.12 12.13 12.14 6.45 6.46 9065 9385 67.52 67.95
REMBANG 74.32 74.39 12.04 12.05 6.94 6.95 9736 10191 68.95 69.46
PATI 75.80 75.93 12.29 12.30 7.08 7.18 9813 10190 70.12 70.71
KUDUS 76.44 76.47 13.20 13.21 8.31 8.62 10639 10979 73.84 74.58
JEPARA 75.68 75.71 12.70 12.71 7.33 7.43 9745 10169 70.79 71.38
DEMAK 75.27 75.29 12.54 12.86 7.47 7.48 9544 10001 70.41 71.26
SEMARANG 75.57 75.62 12.84 12.85 7.87 7.88 11389 11807 73.20 73.61
TEMANGGUNG 75.42 75.47 12.07 12.08 6.90 6.94 8794 9142 68.34 68.83
KENDAL 74.24 74.30 12.69 12.70 6.85 7.05 10863 11257 70.62 71.28
BATANG 74.50 74.56 11.87 11.88 6.61 6.62 8805 9203 67.35 67.86
PEKALONGAN 73.46 73.53 12.16 12.17 6.73 6.74 9702 10221 68.40 68.97
PEMALANG 72.98 73.11 11.88 11.91 6.31 6.32 7785 8186 65.04 65.67
TEGAL 71.14 71.28 12.06 12.34 6.55 6.70 9136 9433 66.44 67.33
BREBES 68.61 68.84 11.69 12.02 6.18 6.19 9554 9890 64.86 65.68
KOTA MAGELANG 76.66 76.72 13.79 13.80 10.30 10.31 11525 11994 77.84 78.31
KOTA SURAKARTA 77.06 77.11 14.51 14.52 10.38 10.53 13986 14528 80.85 81.46
KOTA SALATIGA 76.98 77.11 14.99 15 10.15 10.40 14921 15464 81.68 82.41
KOTA SEMARANG 77.21 77.23 15.20 15.50 10.50 10.51 14334 14895 82.01 82.72
KOTA
74.19 74.25 12.78 12.79 8.56 8.57 11800 12312 73.77 74.24
PEKALONGAN
KOTA TEGAL 74.23 74.30 12.89 12.90 8.29 8.30 12283 12830 73.95 74.44
DI YOGYAKARTA 74.74 74.82 15.42 15.56 9.19 9.32 13521 13946 78.89 79.53
KULON PROGO 75.06 75.12 14.23 14.24 8.64 8.65 9277 9698 73.23 73.76
BANTUL 73.56 73.66 14.74 15.03 9.20 9.35 14995 15386 78.67 79.45
GUNUNG KIDUL 73.82 73.92 12.94 12.95 6.99 7 8788 9163 68.73 69.24

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


98
Pengeluaran
Umur Harapan Harapan Lama Rata-rata
per Kapita
Provinsi/ Hidup Sekolah Lama Sekolah IPM
disesuaikan
Kabupaten/Kota
(tahun) (persen) (tahun) (ribu rupiah PPP)
2017 2018 2017 2018 2017 2018 2017 2018 2017 2018
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
SLEMAN 74.63 74.69 16.48 16.71 10.65 10.66 15365 15844 82.85 83.42
KOTA
74.35 74.45 16.82 17.05 11.43 11.44 18005 18629 85.49 86.11
YOGYAKARTA
JAWA TIMUR 70.80 70.97 13.09 13.10 7.34 7.39 10973 11380 70.27 70.77
PACITAN 71.31 71.52 12.41 12.61 7.02 7.19 8288 8527 66.51 67.33
PONOROGO 72.27 72.43 13.70 13.71 7.01 7.17 9107 9426 69.26 69.91
TRENGGALEK 73.15 73.35 12.10 12.12 7.20 7.27 9034 9400 68.10 68.71
TULUNGAGUNG 73.53 73.74 13.04 13.05 7.82 8.06 10114 10455 71.24 71.99
BLITAR 72.99 73.16 12.43 12.44 7.26 7.27 9828 10327 69.33 69.93
KEDIRI 72.25 72.37 12.86 12.87 7.65 7.68 10326 10853 70.47 71.07
MALANG 72.12 72.26 12.56 12.87 7.17 7.18 9356 9844 68.47 69.40
LUMAJANG 69.50 69.70 11.78 11.79 6.20 6.21 8503 8931 64.23 64.83
JEMBER 68.54 68.74 12.79 13.21 6.06 6.07 8698 9090 64.96 65.96
BANYUWANGI 70.19 70.34 12.68 12.69 7.11 7.12 11438 11828 69.64 70.06
BONDOWOSO 66.04 66.27 12.94 12.95 5.55 5.62 10086 10429 64.75 65.27
SITUBONDO 68.53 68.73 13 13.01 6.03 6.11 9178 9692 65.68 66.42
PROBOLINGGO 66.47 66.71 12.06 12.07 5.68 5.71 10239 10700 64.28 64.85
PASURUAN 69.90 70.01 12.05 12.30 6.82 6.83 9556 9933 66.69 67.41
SIDOARJO 73.71 73.82 14.34 14.75 10.23 10.24 13710 14168 78.70 79.50
MOJOKERTO 72.10 72.24 12.52 12.53 8.15 8.18 12240 12454 72.36 72.64
JOMBANG 71.87 72.04 12.70 12.99 8.06 8.21 10560 10999 70.88 71.86
NGANJUK 71.11 71.25 12.83 12.84 7.38 7.61 11560 11768 70.69 71.23
MADIUN 70.77 70.97 13.12 13.13 7.30 7.57 11012 11351 70.27 71.01
MAGETAN 72.16 72.30 13.72 13.73 7.94 7.95 11288 11539 72.60 72.91
NGAWI 71.74 71.92 12.67 12.68 6.66 6.88 10899 11187 69.27 69.91
BOJONEGORO 70.83 71.07 12.34 12.35 6.71 6.77 9553 9926 67.28 67.85
TUBAN 70.80 71.01 12.18 12.19 6.48 6.52 9540 10048 66.77 67.43
LAMONGAN 71.87 72.04 13.45 13.46 7.54 7.83 10664 11108 71.11 71.97
GRESIK 72.36 72.46 13.70 13.71 8.95 8.96 12375 12845 74.84 75.28
BANGKALAN 69.82 69.94 11.57 11.58 5.14 5.33 8192 8393 62.30 62.87
SAMPANG 67.67 67.79 11.38 11.76 4.12 4.36 8352 8569 59.90 61
PAMEKASAN 67.05 67.22 13.61 13.62 6.25 6.35 8311 8536 64.93 65.41
SUMENEP 70.71 70.94 12.74 13.07 5.22 5.23 8316 8722 64.28 65.25
KOTA KEDIRI 73.69 73.80 14.95 14.96 9.90 9.91 11550 11976 77.13 77.58
KOTA BLITAR 73.17 73.36 14.01 14.02 9.89 9.90 12910 13391 77.10 77.58
KOTA MALANG 72.77 72.93 15.39 15.40 10.15 10.16 15939 16158 80.65 80.89

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


99
Pengeluaran
Umur Harapan Harapan Lama Rata-rata
per Kapita
Provinsi/ Hidup Sekolah Lama Sekolah IPM
disesuaikan
Kabupaten/Kota
(tahun) (persen) (tahun) (ribu rupiah PPP)
2017 2018 2017 2018 2017 2018 2017 2018 2017 2018
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
KOTA
69.86 70.00 13.55 13.56 8.48 8.49 11390 11796 72.09 72.53
PROBOLINGGO
KOTA PASURUAN 71.02 71.18 13.58 13.59 9.09 9.10 12557 12931 74.39 74.78
KOTA
72.86 73.01 13.81 13.82 9.98 9.99 12804 13155 76.77 77.14
MOJOKERTO
KOTA MADIUN 72.48 72.59 14.20 14.21 11.10 11.11 15415 15616 80.13 80.33
KOTA SURABAYA 73.88 73.98 14.41 14.78 10.45 10.46 16726 17157 81.07 81.74
KOTA BATU 72.25 72.37 14.03 14.04 8.46 8.77 12057 12466 74.26 75.04
BANTEN 69.49 69.64 12.78 12.85 8.53 8.62 11659 11994 71.42 71.95
PANDEGLANG 64.04 64.24 13.41 13.42 6.63 6.72 8358 8613 63.82 64.34
LEBAK 66.59 66.79 11.92 11.93 6.20 6.21 8372 8634 62.95 63.37
TANGERANG 69.47 69.61 12.51 12.80 8.24 8.27 11914 12179 70.97 71.59
SERANG 64.02 64.22 12.38 12.39 7.17 7.18 10466 10693 65.60 65.93
KOTA
71.38 71.45 13.44 13.83 10.29 10.51 14104 14443 77.01 77.92
TANGERANG
KOTA CILEGON 66.32 66.43 13.12 13.13 9.69 9.73 12562 12900 72.29 72.65
KOTA SERANG 67.38 67.58 12.64 12.65 8.61 8.62 12914 13261 71.31 71.68
KOTA
TANGERANG 72.16 72.26 14.39 14.42 11.77 11.78 15291 15672 80.84 81.17
SELATAN
BALI 71.46 71.68 13.21 13.23 8.55 8.65 13573 13886 74.30 74.77
JEMBRANA 71.70 71.91 12.40 12.61 7.62 7.95 11468 11666 70.72 71.65
TABANAN 73.03 73.23 12.95 12.96 8.43 8.64 13923 14245 74.86 75.45
BADUNG 74.53 74.71 13.94 13.95 9.99 10.06 17063 17325 80.54 80.87
GIANYAR 73.06 73.26 13.37 13.71 8.87 8.92 14222 14376 76.09 76.71
KLUNGKUNG 70.45 70.70 12.94 12.95 7.46 7.75 11005 11318 70.13 70.90
BANGLI 69.83 70.05 12.30 12.31 6.80 7.13 10956 11160 68.24 68.96
KARANG ASEM 69.85 70.05 12.38 12.39 5.52 5.97 9833 10050 65.57 66.49
BULELENG 71.14 71.36 12.62 12.89 7.03 7.04 12995 13235 71.11 71.70
KOTA DENPASAR 74.17 74.38 13.97 13.98 11.15 11.16 19364 19698 83.01 83.30
NUSA
TENGGARA 65.55 65.87 13.46 13.47 6.90 7.03 9877 10284 66.58 67.30
BARAT
LOMBOK BARAT 65.78 66.16 13.04 13.36 6.15 6.16 11048 11367 66.37 67.18
LOMBOK TENGAH 65.28 65.59 13.13 13.47 5.95 5.96 9319 9796 64.36 65.36
LOMBOK TIMUR 65.01 65.33 13.35 13.50 6.32 6.45 8805 9268 64.37 65.35
SUMBAWA 66.58 66.90 12.85 12.90 7.54 7.72 8584 9028 65.84 66.77
DOMPU 65.89 66.20 13.29 13.30 8.11 8.12 8351 8743 66.33 66.97

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


100
Pengeluaran
Umur Harapan Harapan Lama Rata-rata
per Kapita
Provinsi/ Hidup Sekolah Lama Sekolah IPM
disesuaikan
Kabupaten/Kota
(tahun) (persen) (tahun) (ribu rupiah PPP)
2017 2018 2017 2018 2017 2018 2017 2018 2017 2018
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
BIMA 65.40 65.71 13.26 13.27 7.58 7.59 8006 8354 65.01 65.62
SUMBAWA BARAT 66.98 67.34 13.59 13.60 8.18 8.24 11066 11496 70.08 70.71
LOMBOK UTARA 66.17 66.50 12.69 12.70 5.54 5.81 8637 8888 63.04 63.83
KOTA MATARAM 70.98 71.24 15.51 15.52 9.32 9.43 14316 14797 77.84 78.43
KOTA BIMA 69.58 69.84 14.97 14.98 10.14 10.30 10458 10825 74.36 75.04
NUSA
TENGGARA 66.07 66.38 13.07 13.10 7.15 7.30 7350 7566 63.73 64.39
TIMUR
SUMBA BARAT 66.20 66.58 12.87 12.88 6.51 6.52 6997 7275 62.30 62.91
SUMBA TIMUR 64.12 64.45 12.79 12.80 6.73 6.74 9093 9351 64.19 64.65
KUPANG 63.49 63.86 13.49 13.83 7.10 7.11 7301 7472 62.79 63.55
TIMOR TENGAH
65.65 65.91 12.54 12.55 6.39 6.47 6676 6855 61.08 61.58
SELATAN
TIMOR TENGAH
66.19 66.45 13.28 13.29 7.14 7.26 6164 6357 62.03 62.65
UTARA
BELU 63.42 63.81 12.24 12.25 7.07 7.08 7251 7403 61.44 61.86
ALOR 60.47 60.80 12.08 12.09 7.77 7.81 6553 6750 59.61 60.14
LEMBATA 66.19 66.57 12.25 12.26 7.58 7.95 7084 7253 63.09 63.96
FLORES TIMUR 64.45 64.70 12.88 12.89 7.12 7.42 7442 7573 62.89 63.55
SIKKA 66.30 66.61 12.34 12.70 6.56 6.69 7855 7958 63.08 63.89
ENDE 64.48 64.75 13.75 13.76 7.63 7.79 8841 8995 66.11 66.62
NGADA 67.36 67.59 12.67 12.68 7.85 8.07 8649 8857 66.47 67.10
MANGGARAI 65.84 66.23 12.32 12.71 6.98 7.26 7056 7175 62.24 63.32
ROTE NDAO 63.41 63.80 12.91 13.16 6.98 7.24 6320 6484 60.51 61.51
MANGGARAI
66.19 66.58 11.09 11.55 7.14 7.18 7269 7426 61.65 62.58
BARAT
SUMBA TENGAH 67.74 67.96 12.31 12.32 5.51 5.76 5946 6093 59.39 60.07
SUMBA BARAT
67.76 68.02 13.03 13.04 6.31 6.32 6134 6298 61.46 61.89
DAYA
NAGEKEO 66.36 66.62 12.45 12.46 7.52 7.82 8119 8219 64.74 65.35
MANGGARAI
67.40 67.62 11.04 11.34 6.45 6.65 5643 5809 58.51 59.49
TIMUR
SABU RAIJUA 59.00 59.53 13.11 13.12 6.02 6.06 5120 5245 55.22 55.79
MALAKA 64.29 64.52 12.75 12.76 6.32 6.60 5726 5894 58.90 59.66
KOTA KUPANG 68.58 68.90 15.77 16.08 11.45 11.46 13028 13199 78.25 78.84
KALIMANTAN
69.92 70.18 12.50 12.55 7.05 7.12 8472 8860 66.26 66.98
BARAT
SAMBAS 68.17 68.50 12.38 12.52 6.67 6.68 9403 9774 65.92 66.61

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


101
Pengeluaran
Umur Harapan Harapan Lama Rata-rata
per Kapita
Provinsi/ Hidup Sekolah Lama Sekolah IPM
disesuaikan
Kabupaten/Kota
(tahun) (persen) (tahun) (ribu rupiah PPP)
2017 2018 2017 2018 2017 2018 2017 2018 2017 2018
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
BENGKAYANG 73.04 73.28 12 12.01 6.09 6.27 8640 9072 65.99 66.85
LANDAK 72.12 72.34 12.36 12.37 7.08 7.09 6931 7183 64.93 65.45
PONTIANAK 70.32 70.54 12.30 12.31 6.47 6.63 7358 7779 64 64.90
SANGGAU 70.75 71.05 11.53 11.54 6.93 6.94 7828 8126 64.61 65.15
KETAPANG 70.52 70.69 11.76 11.77 7.03 7.04 8475 8988 65.71 66.41
SINTANG 71.11 71.29 11.54 11.98 6.72 6.73 8343 8624 65.16 66.07
KAPUAS HULU 71.95 72.12 11.85 12.03 7.02 7.25 6883 7074 64.18 65.03
SEKADAU 70.98 71.24 11.53 11.56 6.57 6.58 7001 7326 63.04 63.69
MELAWI 72.39 72.56 11.12 11.13 6.53 6.66 7922 8202 64.43 65.05
KAYONG UTARA 67.46 67.71 11.78 11.79 5.85 5.86 7434 7552 61.52 61.82
KUBU RAYA 69.80 70.04 13.21 13.59 6.58 6.81 8430 8532 66.31 67.23
KOTA PONTIANAK 72.17 72.41 14.72 14.81 9.79 9.90 13904 14322 77.93 78.56
KOTA
71.13 71.41 12.86 12.87 7.30 7.57 11122 11514 70.25 71.08
SINGKAWANG
KALIMANTAN
69.59 69.64 12.45 12.55 8.29 8.37 10492 10931 69.79 70.42
TENGAH
KOTAWARINGIN
70.34 70.43 12.69 12.70 8.35 8.36 12420 12788 72.11 72.46
BARAT
KOTAWARINGIN
69.70 69.75 12.59 12.68 7.89 7.90 11249 11556 70.17 70.56
TIMUR
KAPUAS 68.59 68.64 12.25 12.54 7.50 7.51 10421 10738 68.04 68.68
BARITO SELATAN 66.78 66.89 12.31 12.53 8.67 8.69 11031 11242 69.25 69.73
BARITO UTARA 71.27 71.28 12.38 12.40 8.35 8.59 9067 9357 69.07 69.72
SUKAMARA 71.41 71.45 11.98 12.10 7.83 7.84 8177 8482 66.98 67.52
LAMANDAU 69.28 69.31 12.45 12.46 7.94 7.95 10455 10996 69.17 69.70
SERUYAN 69.23 69.24 11.62 11.97 7.75 7.76 8658 9110 66.14 67.04
KATINGAN 65.53 65.62 12.20 12.21 8.64 8.65 10029 10327 67.56 67.91
PULANG PISAU 67.86 67.92 12.38 12.39 7.67 7.70 9365 9807 67 67.54
GUNUNG MAS 70.15 70.24 11.75 11.76 8.96 8.97 10276 10504 69.95 70.23
BARITO TIMUR 67.97 68.06 12.80 12.81 9.04 9.05 10808 11000 70.57 70.82
MURUNG RAYA 69.39 69.43 11.72 11.73 7.38 7.45 9872 10164 67.16 67.56
KOTA PALANGKA
73.13 73.16 14.92 14.93 11.03 11.42 13435 13677 79.69 80.34
RAYA
KALIMANTAN
68.02 68.23 12.46 12.50 7.99 8 11600 12062 69.65 70.17
SELATAN
TANAH LAUT 68.89 69.08 11.82 11.95 7.37 7.38 10925 11209 68 68.49
KOTA BARU 68.72 68.89 11.82 11.83 7.18 7.19 11065 11579 67.79 68.32
BANJAR 66.38 66.66 11.76 11.99 7.28 7.29 12366 12571 67.77 68.32

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


102
Pengeluaran
Umur Harapan Harapan Lama Rata-rata
per Kapita
Provinsi/ Hidup Sekolah Lama Sekolah IPM
disesuaikan
Kabupaten/Kota
(tahun) (persen) (tahun) (ribu rupiah PPP)
2017 2018 2017 2018 2017 2018 2017 2018 2017 2018
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
BARITO KUALA 65.33 65.59 12.08 12.37 7.08 7.32 9535 9780 64.93 65.91
TAPIN 69.77 69.98 11.52 11.85 7.53 7.54 11411 11847 68.70 69.53
HULU SUNGAI
65.39 65.59 12.05 12.07 7.71 7.72 11890 12535 67.80 68.41
SELATAN
HULU SUNGAI
65.30 65.54 12.17 12.18 7.79 7.80 11635 12138 67.78 68.32
TENGAH
HULU SUNGAI
62.94 63.24 12.82 12.83 7.19 7.36 9100 9567 64.21 65.06
UTARA
TABALONG 69.95 70.12 12.47 12.53 8.56 8.57 10977 11227 70.76 71.14
TANAH BUMBU 69.44 69.74 12 12.33 7.67 7.70 11244 11710 69.12 70.05
BALANGAN 67.19 67.37 12.07 12.36 7.03 7.04 11186 11442 67.25 67.88
KOTA
70.55 70.75 13.90 13.91 9.92 9.93 13899 14256 76.46 76.83
BANJARMASIN
KOTA BANJAR
71.50 71.67 14.78 14.79 10.77 10.93 13279 13590 78.32 78.83
BARU
KALIMANTAN
73.70 73.96 13.49 13.67 9.36 9.48 11612 11917 75.12 75.83
TIMUR
PASIR 72.05 72.28 12.98 12.99 8.20 8.22 10280 10605 71.16 71.61
KUTAI BARAT 72.37 72.57 12.82 12.88 8.06 8.07 9532 9849 70.18 70.69
KUTAI
71.68 71.93 13.56 13.57 8.83 8.84 10692 10959 72.75 73.15
KARTANEGARA
KUTAI TIMUR 72.51 72.76 12.48 12.65 9.06 9.08 10273 10614 71.91 72.56
BERAU 71.44 71.68 13.29 13.30 8.96 8.98 11843 12207 73.56 74.01
MALINAU - - - - - - - - - -
BULUNGAN - - - - - - - - - -
NUNUKAN - - - - - - - - - -
PENAJAM PASER
70.82 71.05 12.53 12.54 7.95 8.03 11126 11492 70.59 71.13
UTARA
TANA TIDUNG - - - - - - - - - -
MAHAKAM ULU 71.25 71.56 12.47 12.48 7.68 7.69 7364 7653 66.09 66.67
KOTA BALIKPAPAN 73.97 74.18 13.75 14.12 10.55 10.65 14254 14557 79.01 79.81
KOTA SAMARINDA 73.71 73.93 14.64 14.66 10.34 10.46 14175 14466 79.46 79.93
KOTA TARAKAN - - - - - - - - - -
KOTA BONTANG 73.72 73.94 12.88 12.89 10.70 10.72 16271 16698 79.47 79.86
KALIMANTAN
72.47 72.50 12.79 12.82 8.62 8.87 8643 8943 69.84 70.56
UTARA
MALINAU 71.39 71.40 13.25 13.27 8.88 9.04 9586 9853 71.23 71.74
BULONGAN 72.51 72.55 12.96 12.98 8.75 8.92 9094 9310 70.74 71.23
TANA TIDUNG 71.33 71.35 12.18 12.19 8.23 8.49 7207 7511 66.26 67.05

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


103
Pengeluaran
Umur Harapan Harapan Lama Rata-rata
per Kapita
Provinsi/ Hidup Sekolah Lama Sekolah IPM
disesuaikan
Kabupaten/Kota
(tahun) (persen) (tahun) (ribu rupiah PPP)
2017 2018 2017 2018 2017 2018 2017 2018 2017 2018
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
NUNUKAN 71.25 71.27 12.61 12.62 7.65 7.73 6680 6956 65.10 65.67
KOTA TARAKAN 73.85 73.88 13.61 13.70 9.93 9.94 10841 11153 75.27 75.69
SULAWESI
71.04 71.26 12.66 12.68 9.14 9.24 10422 10731 71.66 72.20
UTARA
BOLAANG
68.61 68.86 11.16 11.30 7.38 7.59 9761 10054 66.08 66.91
MONGONDOW
MINAHASA 70.46 70.67 13.94 13.96 9.55 9.56 12026 12319 74.59 74.97
KEPULAUAN
69.35 69.60 11.90 12.04 7.89 7.90 11111 11397 69.14 69.67
SANGIHE
KEPULAUAN
69.48 69.71 12.14 12.20 8.93 9 8268 8525 67.74 68.32
TALAUD
MINAHASA
69.24 69.47 11.76 12.08 8.72 8.84 11162 11410 70.05 70.86
SELATAN
MINAHASA
70.86 71.03 12.45 12.65 9.32 9.61 11075 11318 72.20 73.05
UTARA
BOLAANG
MONGONDOW 66.98 67.21 11.87 11.88 7.86 8.11 8739 8992 65.60 66.32
UTARA
SIAU
TAGULANDANG 69.85 70.14 11.32 11.51 8.56 8.57 7812 8097 66.03 66.75
BIARO
MINAHASA
69.58 69.77 11.71 11.74 8.51 8.82 10105 10354 68.91 69.66
TENGGARA
BOLAANG
MONGONDOW 64.03 64.19 12.22 12.23 7.72 7.73 8452 8743 64.05 64.49
SELATAN
BOLAANG
MONGONDOW 67.32 67.51 11.47 11.48 7.53 7.57 8568 8856 64.73 65.21
TIMUR
KOTA MANADO 71.34 71.52 14.11 14.12 11.03 11.04 13477 13814 78.05 78.41
KOTA BITUNG 70.54 70.72 12.25 12.26 9.64 9.65 11895 12168 72.94 73.27
KOTA TOMOHON 71.18 71.43 14.16 14.17 10.24 10.25 11323 11647 75.34 75.78
KOTA
69.72 69.97 12.68 12.75 9.98 10.04 10366 10663 72 72.55
KOTAMOBAGU
SULAWESI
67.32 67.78 13.04 13.13 8.29 8.52 9311 9488 68.11 68.88
TENGAH
BANGGAI
64.53 65.12 13.03 13.04 7.99 8.14 7440 7545 64.07 64.68
KEPULAUAN
BANGGAI 70.02 70.32 12.89 13.22 7.92 8.06 9516 9712 69 69.85
MOROWALI 68.07 68.45 12.77 12.89 8.73 8.98 11012 11159 70.41 71.14

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


104
Pengeluaran
Umur Harapan Harapan Lama Rata-rata
per Kapita
Provinsi/ Hidup Sekolah Lama Sekolah IPM
disesuaikan
Kabupaten/Kota
(tahun) (persen) (tahun) (ribu rupiah PPP)
2017 2018 2017 2018 2017 2018 2017 2018 2017 2018
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
POSO 70.16 70.51 13.38 13.68 8.81 9.04 8781 8936 69.78 70.68
DONGGALA 65.89 66.37 12.46 12.47 7.84 7.85 7924 8106 64.66 65.14
TOLI-TOLI 64.12 64.71 12.70 12.71 7.85 7.96 7916 8017 64.05 64.60
BUOL 67.00 67.59 13.06 13.07 8.63 8.74 7934 8079 66.69 67.30
PARIGI MOUTONG 63.19 63.57 12.44 12.45 6.98 7.18 9488 9808 64.09 64.85
TOJO UNA-UNA 64.07 64.61 11.81 11.82 7.90 8.16 7465 7608 62.61 63.38
SIGI 68.72 69.15 12.51 12.85 8.22 8.43 8113 8236 66.72 67.66
BANGGAI LAUT 63.62 64.21 12.87 12.88 8.21 8.44 7693 7810 64.08 64.80
MOROWALI
68.34 68.77 12.21 12.22 8.39 8.58 8842 8985 67.35 67.95
UTARA
KOTA PALU 69.93 70.31 15.92 16.20 11.26 11.33 14871 15074 80.24 80.91
SULAWESI
69.84 70.08 13.28 13.34 7.95 8.02 10489 10814 70.34 70.90
SELATAN
KEPULAUAN
67.82 68.03 12.45 12.46 7.18 7.40 8436 8666 65.39 66.04
SELAYAR
BULUKUMBA 66.96 67.27 12.65 12.79 7.16 7.34 10217 10331 67.08 67.70
BANTAENG 69.90 70.11 11.99 12.01 6.45 6.47 10751 11153 67.27 67.76
JENEPONTO 65.65 65.89 11.93 11.95 5.98 6.21 8747 8957 62.67 63.33
TAKALAR 66.38 66.64 12.21 12.22 6.77 6.91 9845 10134 65.48 66.07
GOWA 69.95 70.11 13.04 13.29 7.74 7.75 9009 9179 68.33 68.87
SINJAI 66.61 66.83 12.84 12.85 7.28 7.29 8816 9098 65.80 66.24
MAROS 68.60 68.74 12.97 12.99 7.42 7.43 10121 10558 68.42 68.94
PANGKAJENE
65.86 66.12 12.40 12.41 7.48 7.49 10837 11197 67.25 67.71
DAN KEPULAUAN
BARRU 68.30 68.60 13.55 13.56 7.85 7.86 10285 10622 69.56 70.05
BONE 66.22 66.50 12.43 12.67 6.77 6.97 8470 8686 64.16 65.04
SOPPENG 68.72 69.02 12.33 12.57 7.42 7.63 9035 9291 66.67 67.60
WAJO 66.52 66.79 13.09 13.11 6.78 6.79 11770 12057 68.18 68.57
SIDENRENG
68.82 69.15 12.90 12.91 7.52 7.79 11523 11834 69.84 70.60
RAPPANG
PINRANG 68.68 68.98 13.19 13.20 7.54 7.84 11279 11508 69.90 70.62
ENREKANG 70.38 70.55 13.66 13.68 8.43 8.68 10359 10683 71.44 72.15
LUWU 69.60 69.84 13.28 13.30 7.89 7.97 9381 9705 69.02 69.60
TANA TORAJA 72.56 72.80 13.25 13.50 7.93 7.94 6801 7087 66.82 67.66
LUWU UTARA 67.61 67.90 12.38 12.39 7.52 7.53 11101 11429 68.35 68.79
LUWU TIMUR 69.79 70.03 12.79 12.81 8.20 8.45 12030 12346 71.46 72.16
TORAJA UTARA 72.94 73.09 13.34 13.35 7.73 7.76 7457 7783 67.90 68.49
KOTA MAKASSAR 71.51 71.70 15.18 15.55 11.08 11.09 16367 16597 81.13 81.73

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


105
Pengeluaran
Umur Harapan Harapan Lama Rata-rata
per Kapita
Provinsi/ Hidup Sekolah Lama Sekolah IPM
disesuaikan
Kabupaten/Kota
(tahun) (persen) (tahun) (ribu rupiah PPP)
2017 2018 2017 2018 2017 2018 2017 2018 2017 2018
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
KOTA PARE-PARE 70.69 70.88 14.46 14.47 10.09 10.29 13078 13303 76.68 77.19
KOTA PALOPO 70.30 70.49 15.05 15.06 10.33 10.51 12319 12662 76.71 77.30
SULAWESI
70.47 70.72 13.36 13.53 8.46 8.69 9094 9262 69.86 70.61
TENGGARA
BUTON 67.30 67.60 13.52 13.53 7.22 7.50 7117 7209 64.47 65.08
MUNA 69.77 69.97 13.48 13.77 7.89 8.19 8000 8098 67.61 68.47
KONAWE 69.52 69.76 12.97 12.98 8.77 8.94 9857 10004 70.24 70.72
KOLAKA 70.05 70.38 12.38 12.39 8.31 8.57 12243 12384 71.46 72.07
KONAWE
69.98 70.24 12.22 12.23 7.72 7.73 8798 8914 67.23 67.51
SELATAN
BOMBANA 67.82 68.17 11.81 11.82 7.53 7.54 7908 8190 64.49 65.04
WAKATOBI 69.59 69.85 13.14 13.15 7.71 7.72 8800 9136 67.99 68.52
KOLAKA UTARA 69.74 69.94 11.93 12.09 7.50 7.67 9941 10133 67.77 68.44
BUTON UTARA 70.38 70.56 12.73 12.74 8.18 8.54 7249 7393 66.40 67.13
KONAWE UTARA 68.69 68.95 12.02 12.33 8.62 8.81 8943 9050 67.71 68.50
KOLAKA TIMUR 71.66 71.99 11.58 11.89 6.90 7.18 7499 7606 64.55 65.53
KONAWE
67.88 68.06 11.30 11.59 8.90 9.17 6458 6601 63.44 64.36
KEPULAUAN
MUNA BARAT 69.79 69.97 12.06 12.13 6.48 6.76 7288 7405 63.43 64.11
BUTON TENGAH 67.17 67.33 12.32 12.35 7.02 7.28 7012 7160 62.82 63.46
BUTON SELATAN 67.17 67.33 12.55 12.56 7.06 7.07 7075 7192 63.20 63.47
KOTA KENDARI 73.02 73.26 16.06 16.20 11.68 11.69 13995 14168 81.83 82.22
KOTA BAU-BAU 70.50 70.72 14.79 14.80 9.90 10.13 10223 10374 74.14 74.67
GORONTALO 67.14 67.45 13.01 13.03 7.28 7.46 9532 9839 67.01 67.71
BOALEMO 67.86 68.25 12.41 12.42 6.38 6.53 8325 8654 64.22 64.99
GORONTALO 66.69 66.98 12.53 12.91 6.81 6.83 8828 9071 64.95 65.78
POHUWATO 62.86 63.25 12.34 12.35 6.84 6.85 9715 10076 63.88 64.44
BONE BOLANGO 67.71 67.95 13.09 13.44 7.84 8.04 9597 9827 68.11 69.06
GORONTALO
65.12 65.36 12.40 12.43 6.68 6.72 8480 8780 63.52 64.06
UTARA
KOTA
71.79 72.02 14.22 14.31 10.32 10.34 11651 11908 76.09 76.53
GORONTALO
SULAWESI
64.34 64.58 12.48 12.59 7.31 7.50 8736 9051 64.30 65.10
BARAT
MAJENE 60.79 61.05 13.57 13.58 8.14 8.25 9559 9904 65.40 66.01
POLEWALI
61.76 61.97 13.01 13.02 7.09 7.24 7947 8355 62.35 63.14
MANDAR
MAMASA 70.48 70.62 11.41 11.58 7.10 7.22 7353 7597 63.92 64.66

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


106
Pengeluaran
Umur Harapan Harapan Lama Rata-rata
per Kapita
Provinsi/ Hidup Sekolah Lama Sekolah IPM
disesuaikan
Kabupaten/Kota
(tahun) (persen) (tahun) (ribu rupiah PPP)
2017 2018 2017 2018 2017 2018 2017 2018 2017 2018
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
MAMUJU 66.65 66.94 13.13 13.14 7.26 7.53 9019 9308 66.32 67.11
MAMUJU UTARA 65.33 65.62 11.37 11.59 7.48 7.68 10577 10915 65.67 66.60
MAMUJU TENGAH 67.52 67.79 11.57 11.71 7.13 7.23 7931 8243 63.64 64.43
MALUKU 65.40 65.59 13.91 13.92 9.38 9.58 8433 8721 68.19 68.87
MALUKU
TENGGARA 63.06 63.19 12.26 12.27 9.18 9.39 6032 6275 61.64 62.39
BARAT
MALUKU
64.61 64.77 12.61 12.62 9.27 9.49 7302 7481 64.94 65.53
TENGGARA
MALUKU TENGAH 66.06 66.19 13.93 14.14 9.29 9.30 9875 10106 70.09 70.60
BURU 66.03 66.16 12.78 12.79 7.99 8.32 10036 10203 67.61 68.25
KEPULAUAN ARU 62.34 62.52 11.77 12.09 8.40 8.70 7334 7518 62.13 63.12
SERAM BAGIAN
60.96 61.20 13.40 13.41 8.47 8.85 8333 8543 64.34 65.14
BARAT
SERAM BAGIAN
58.56 58.84 12.20 12.57 7.84 8.02 9058 9268 62.06 62.98
TIMUR
MALUKU BARAT
61.62 61.87 11.88 11.89 7.99 8 6508 6721 60.16 60.64
DAYA
BURU SELATAN 65.74 65.92 12.28 12.48 7.13 7.42 7337 7506 62.75 63.62
KOTA AMBON 69.92 70.12 15.91 16.01 11.65 11.66 13699 13993 79.82 80.24
KOTA TUAL 64.61 64.89 13.88 13.89 9.87 10.18 7012 7323 66.25 67.21
MALUKU UTARA 67.54 67.80 13.56 13.62 8.61 8.72 7792 7980 67.20 67.76
HALMAHERA
65.55 65.78 13.06 13.07 7.87 7.88 7266 7418 64.19 64.54
BARAT
HALMAHERA
62.80 63.16 12.92 12.93 8.37 8.65 7688 7885 63.89 64.66
TENGAH
KEPULAUAN SULA 62.60 62.83 12.38 12.66 8.33 8.57 6859 7044 62.04 62.96
HALMAHERA
65.20 65.42 12.52 12.76 7.43 7.62 7026 7156 62.64 63.39
SELATAN
HALMAHERA
68.94 69.15 13.22 13.58 8.36 8.37 7302 7519 66.52 67.30
UTARA
HALMAHERA
67.85 68.19 12.72 12.73 7.89 7.97 7841 7969 65.77 66.20
TIMUR
PULAU MOROTAI 66.28 66.58 12.17 12.41 6.89 6.96 6167 6294 60.71 61.39
PULAU TALIABU 61.32 61.58 11.87 12.14 7.43 7.44 6306 6455 59.03 59.67
KOTA TERNATE 70.27 70.50 15.30 15.72 11.25 11.26 12989 13166 78.48 79.13
KOTA TIDORE
68.64 68.87 13.90 13.91 9.39 9.63 8044 8232 69.25 69.89
KEPULAUAN
PAPUA BARAT 65.32 65.55 12.47 12.53 7.15 7.27 7493 7816 62.99 63.74

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


107
Pengeluaran
Umur Harapan Harapan Lama Rata-rata
per Kapita
Provinsi/ Hidup Sekolah Lama Sekolah IPM
disesuaikan
Kabupaten/Kota
(tahun) (persen) (tahun) (ribu rupiah PPP)
2017 2018 2017 2018 2017 2018 2017 2018 2017 2018
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
FAKFAK 67.95 68.12 13.76 13.85 8.27 8.51 7057 7357 66.09 66.99
KAIMANA 63.99 64.25 11.59 11.76 7.90 8.09 7752 8071 62.74 63.67
TELUK WONDAMA 59.26 59.53 10.81 11.05 6.67 6.75 7694 7927 58.10 58.86
TELUK BINTUNI 59.83 60.15 11.70 11.94 7.62 7.77 9463 9622 62.39 63.13
MANOKWARI 68.00 68.22 13.54 13.63 7.92 8.04 11595 11789 70.67 71.17
SORONG SELATAN 65.63 65.83 12.28 12.56 7.01 7.15 5904 6062 60.19 61.01
SORONG 65.52 65.71 13.05 13.21 7.61 7.83 6975 7240 63.42 64.32
RAJA AMPAT 64.26 64.42 11.79 11.80 7.57 7.63 7508 7760 62.35 62.84
TAMBRAUW 59.29 59.56 11.20 11.32 4.81 4.94 4626 4859 51.01 51.95
MAYBRAT 64.80 64.93 12.53 12.67 6.43 6.53 4905 5168 57.23 58.16
MANOKWARI
66.96 67.16 12.27 12.32 6.37 6.48 5012 5225 58.08 58.84
SELATAN
PEGUNUNGAN
66.72 66.89 11.27 11.33 4.91 4.97 4683 4979 54.39 55.31
ARFAK
KOTA SORONG 69.67 70.00 14.01 14.21 10.92 10.93 13141 13484 76.73 77.35
PAPUA 65.14 65.36 10.54 10.83 6.27 6.52 6996 7159 59.09 60.06
MERAUKE 66.56 66.71 12.98 13.24 8.27 8.49 10277 10430 68.64 69.38
JAYAWIJAYA 58.67 58.99 11.30 11.58 4.99 5.17 7524 7637 55.99 56.82
JAYAPURA 66.47 66.66 14.16 14.17 9.54 9.60 10055 10160 70.97 71.25
NABIRE 67.55 67.72 10.86 11.14 9.49 9.53 8983 9143 67.11 67.70
KEPULAUAN
68.71 68.85 11.85 12.24 8.82 9.07 7605 7739 66.07 67
YAPEN
BIAK NUMFOR 67.87 68.00 13.93 13.94 9.85 10 9812 9969 71.56 71.96
PANIAI 65.70 65.94 10.33 10.47 3.94 4.20 6355 6535 54.91 55.83
PUNCAK JAYA 64.41 64.65 6.24 6.59 3.50 3.51 5341 5459 46.57 47.39
MIMIKA 71.93 72.06 11.48 11.77 9.54 9.76 11591 11700 72.42 73.15
BOVEN DIGOEL 58.77 59.16 10.98 10.99 8.08 8.32 8048 8211 60.14 60.83
MAPPI 64.30 64.56 10.48 10.53 6.10 6.29 6143 6268 57.10 57.72
ASMAT 56.32 56.88 8.12 8.47 4.71 4.74 5771 5882 48.49 49.37
YAHUKIMO 65.32 65.52 7.55 7.59 4 4.01 4554 4737 47.95 48.51
PEGUNUNGAN
63.90 64.08 5.52 5.79 2.32 2.49 5506 5578 43.24 44.22
BINTANG
TOLIKARA 65.10 65.30 7.70 8.04 3.50 3.62 4827 4946 47.89 48.85
SARMI 65.82 66.00 11.29 11.55 8.34 8.52 6723 6814 62.31 63
KEEROM 66.18 66.35 11.89 12.14 7.57 7.83 8824 8918 64.99 65.75
WAROPEN 65.82 65.99 12.61 12.77 8.67 8.87 6810 6978 64.08 64.80
SUPIORI 65.33 65.53 12.71 12.72 8.14 8.39 5655 5769 61.23 61.84

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


108
Pengeluaran
Umur Harapan Harapan Lama Rata-rata
per Kapita
Provinsi/ Hidup Sekolah Lama Sekolah IPM
disesuaikan
Kabupaten/Kota
(tahun) (persen) (tahun) (ribu rupiah PPP)
2017 2018 2017 2018 2017 2018 2017 2018 2017 2018
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
MAMBERAMO
56.90 57.18 11.07 11.30 5.23 5.46 4596 4755 50.25 51.24
RAYA
NDUGA 54.60 54.82 2.64 2.95 0.71 0.85 3972 4131 27.87 29.42
LANNY JAYA 65.65 65.79 7.71 8.01 3.17 3.18 4356 4517 46.49 47.34
MAMBERAMO
62.92 63.14 8.01 8.33 2.67 2.78 4510 4609 45.50 46.41
TENGAH
YALIMO 64.94 65.10 8.20 8.46 2.25 2.44 4702 4799 46.19 47.13
PUNCAK 65.13 65.33 4.66 4.93 1.94 1.95 5413 5506 41.06 41.81
DOGIYAI 65.12 65.32 10.12 10.13 4.90 4.91 5375 5522 54.04 54.44
INTAN JAYA 65.09 65.26 6.76 7.11 2.50 2.51 5293 5440 45.68 46.55
DEIYAI 64.63 64.83 9.78 9.79 2.98 2.99 4597 4761 49.07 49.55
KOTA JAYAPURA 70.00 70.15 14.98 14.99 11.15 11.30 14781 14922 79.23 79.58
INDONESIA 71.06 71.20 12.85 12.91 8.10 8.17 10664 11059 70.81 71.39

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


109
Lampiran 2. IPG dan Komponennya Menurut Provinsi dan Kabupaten/
Kota, 2018

Umur Harapan Harapan Lama Rata-rata Pengeluaran per


Provinsi/ Hidup Sekolah Lama Sekolah Kapita Disesuaikan IPM
Kabupaten/ IPG
(tahun) (persen) (tahun) (ribu rupiah PPP)
Kota
L P L P L P L P L P
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
ACEH 67.73 71.67 14.10 14.46 9.49 8.71 12917 7853 75.27 69.00 91.67
SIMEULUE 63.03 66.88 13.21 13.63 9.65 8.48 10907 3296 70.55 54.69 77.52
ACEH SINGKIL 65.22 69.08 14.33 14.06 8.62 7.47 14608 5749 74.36 62.48 84.02
ACEH SELATAN 62.06 65.86 13.92 14.31 8.89 7.89 10675 6904 69.64 63.75 91.54
ACEH
65.74 69.69 13.65 14.54 10.19 9.11 11115 7496 73.15 68.04 93.01
TENGGARA
ACEH TIMUR 66.39 70.36 12.82 13.06 8.29 7.50 12874 5445 71.81 61.50 85.64
ACEH TENGAH 66.75 70.54 13.86 14.79 9.84 9.63 10845 9242 73.20 71.55 97.75
ACEH BARAT 65.69 69.65 14.53 14.83 9.45 8.83 13627 5449 75.13 64.17 85.41
ACEH BESAR 67.63 71.50 14.52 15.33 10.39 9.74 11737 8773 75.70 72.06 95.19
PIDIE 64.67 68.58 14.12 14.83 9.37 8.35 12312 8544 73.13 68.38 93.50
BIREUEN 68.92 72.81 14.76 15.07 9.30 9.15 11238 8065 74.88 70.87 94.64
ACEH UTARA 66.70 70.54 14.38 15.08 8.57 7.62 10329 6757 71.72 66.13 92.21
ACEH BARAT
62.68 66.50 13.55 14.72 8.37 8.05 13939 6699 71.51 64.26 89.86
DAYA
GAYO LUES 63.15 66.99 13.57 13.41 8.61 6.88 12996 7440 71.43 63.14 88.39
ACEH TAMIANG 67.26 71.20 13.23 13.95 9.02 8.40 15012 4479 75.02 61.09 81.43
NAGAN RAYA 66.85 70.81 13.88 14.43 8.90 7.88 12115 6731 73.29 65.90 89.92
ACEH JAYA 64.86 68.78 13.74 14.13 8.63 8.12 14573 7175 73.57 65.67 89.26
BENER MERIAH 66.96 70.91 13.24 13.63 9.76 9.35 12806 10524 74.28 71.70 96.53
PIDIE JAYA 67.77 71.73 14.04 15.09 9.32 8.51 13120 9703 75.19 71.69 95.35
KOTA BANDA
69.09 73.00 17.31 17.13 12.91 12.35 19001 14680 86.58 82.65 95.46
ACEH
KOTA SABANG 68.19 72.12 13.64 13.85 11.02 10.97 13309 10225 77.14 74.03 95.97
KOTA LANGSA 67.13 71.08 14.41 15.76 11.16 10.84 14961 10547 78.63 75.40 95.89
KOTA
69.26 73.16 15.06 15.60 11.31 10.78 14136 10261 79.96 75.95 94.98
LHOKSEUMAWE
KOTA
61.73 65.53 14.03 14.21 8.26 7.12 11317 4891 69.42 58.68 84.53
SUBULUSSALAM
SUMATERA
66.73 70.52 12.96 13.37 9.61 9.08 15124 8138 75.28 68.25 90.66
UTARA
NIAS 67.40 71.34 12.33 11.93 6.29 3.98 7769 6486 64.20 58.33 90.86
MANDAILING
60.32 64.05 12.92 13.55 8.46 7.92 14480 9518 70.06 65.49 93.48
NATAL
TAPANULI
62.57 66.41 13.09 14.04 9.07 8.55 16801 8756 73.50 67.04 91.21
SELATAN

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


110
Umur Harapan Harapan Lama Rata-rata Pengeluaran per
Provinsi/ Hidup Sekolah Lama Sekolah Kapita Disesuaikan IPM
Kabupaten/ IPG
(tahun) (persen) (tahun) (ribu rupiah PPP)
Kota
L P L P L P L P L P
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
TAPANULI
64.95 68.71 12.42 13.11 8.92 7.91 13172 9673 71.68 67.57 94.27
TENGAH
TAPANULI
66.08 70.04 13.61 14.10 9.94 9.41 12511 11419 74.18 72.60 97.87
UTARA
TOBA SAMOSIR 67.56 71.51 13.12 13.58 10.59 9.96 12705 11790 75.36 73.80 97.93
LABUHAN BATU 67.69 71.51 12.09 13.21 9.39 8.87 17237 8623 75.75 68.95 91.02
ASAHAN 65.76 69.72 12.54 13.12 8.74 8.25 16295 8729 73.92 67.42 91.21
SIMALUNGUN 68.73 72.66 12.72 13.27 9.42 8.96 16326 9785 76.50 70.99 92.80
DAIRI 66.36 70.36 12.76 13.07 9.67 8.88 10870 10116 71.78 69.94 97.44
KARO 68.95 72.87 12.43 13.30 9.59 9.48 14052 10353 75.12 72.32 96.27
DELI SERDANG 69.30 73.20 13.11 13.58 10.43 9.71 18246 9831 79.48 72.47 91.18
LANGKAT 66.17 70.16 12.43 13.40 8.79 8.15 16599 7588 74.24 66.29 89.29
NIAS SELATAN 66.20 70.19 12.25 12.07 6.26 4.37 10671 6365 66.69 58.36 87.51
HUMBANG
66.65 70.61 13.25 14.38 9.88 8.89 8059 7007 69.46 67.33 96.93
HASUNDUTAN
PAKPAK BHARAT 63.27 67.16 12.47 14.99 8.99 8.03 8977 7858 67.24 66.57 99.00
SAMOSIR 68.85 72.78 13.21 14.43 9.76 8.44 9636 8215 72.26 69.68 96.43
SERDANG
66.04 70.00 12.16 12.70 8.86 8.20 16711 7590 74.03 65.60 88.61
BEDAGAI
BATU BARA 64.38 68.26 12.36 13.00 8.12 7.57 16735 5200 72.45 60.06 82.90
PADANG LAWAS
64.88 68.66 12.35 12.70 9.25 8.87 16184 6547 73.86 64.10 86.79
UTARA
PADANG LAWAS 64.67 68.58 12.90 13.30 8.88 8.43 13539 5242 72.24 61.48 85.11
LABUHAN BATU
66.54 70.31 12.81 13.32 9.26 8.54 18608 7424 76.45 66.49 86.97
SELATAN
LABUHAN BATU
67.05 71.01 12.69 13.23 8.74 8.13 17848 8608 75.54 67.85 89.82
UTARA
NIAS UTARA 66.95 70.91 12.91 12.23 7.28 5.14 9763 3796 68.22 53.63 78.61
NIAS BARAT 66.46 70.43 13.08 12.46 7.47 5.04 8672 5320 67.20 57.77 85.97
KOTA SIBOLGA 66.31 70.29 12.73 13.50 10.07 9.85 13314 10913 74.19 72.21 97.33
KOTA TANJUNG
60.66 64.41 12.13 12.93 9.47 9.21 17822 7980 72.46 64.76 89.37
BALAI
KOTA
PEMATANG 70.95 74.79 14.91 13.69 11.29 10.98 13995 11879 80.55 76.78 95.32
SIANTAR
KOTA TEBING
68.43 72.38 12.34 12.70 10.66 10.18 17762 11141 78.28 73.06 93.33
TINGGI
KOTA MEDAN 70.67 74.51 14.58 14.91 11.60 11.21 21915 13928 84.78 79.68 93.98
KOTA BINJAI 69.96 73.83 13.54 13.80 10.79 10.22 16315 8637 79.65 72.14 90.57
KOTA
PADANGSIDIMPUAN 66.83 70.66 13.62 15.02 10.96 10.55 13109 10369 76.20 74.04 97.17

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


111
Umur Harapan Harapan Lama Rata-rata Pengeluaran per
Provinsi/ Hidup Sekolah Lama Sekolah Kapita Disesuaikan IPM
Kabupaten/ IPG
(tahun) (persen) (tahun) (ribu rupiah PPP)
Kota
L P L P L P L P L P
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
KOTA
68.64 72.58 13.67 13.75 9.63 7.47 11391 7102 74.21 66.20 89.21
GUNUNGSITOLI
SUMATERA
67.16 70.93 13.62 14.39 8.87 8.66 14899 9641 75.12 70.74 94.17
BARAT
KEPULAUAN
62.57 66.35 12.73 12.03 7.41 6.78 9069 5698 65.39 58.49 89.45
MENTAWAI
PESISIR SELATAN 68.44 72.35 13.24 13.64 8.50 8.10 12033 8690 72.86 68.94 94.62
SOLOK 65.91 69.88 12.34 13.62 7.87 7.82 14007 9721 71.30 68.59 96.20
SIJUNJUNG 63.69 67.56 12.16 13.06 8.04 7.60 15464 9361 71.09 66.26 93.21
TANAH DATAR 67.34 71.30 12.94 14.20 8.45 8.36 12626 9903 72.42 70.67 97.58
PADANG
66.19 70.15 13.22 14.22 7.90 7.19 16157 9753 73.71 68.60 93.07
PARIAMAN
AGAM 69.84 73.72 13.22 14.56 8.67 8.70 12054 8934 73.73 71.46 96.92
LIMA PULUH
67.43 71.39 12.90 13.59 8.25 7.97 12975 9084 72.43 68.76 94.93
KOTA
PASAMAN 64.82 68.73 12.50 13.43 7.88 7.60 11723 7030 69.31 64.19 92.61
SOLOK SELATAN 65.20 69.12 12.38 13.32 8.21 8.11 13694 9114 71.23 67.61 94.92
DHARMAS RAYA 68.71 72.64 12.33 12.51 8.67 8.23 17013 7558 75.46 66.60 88.26
PASAMAN
65.45 69.28 12.54 13.76 8.16 7.56 13166 6426 71.10 63.70 89.59
BARAT
KOTA PADANG 71.38 75.30 16.10 16.68 11.63 11.27 21150 12889 86.35 80.97 93.77
KOTA SOLOK 71.18 74.99 13.95 14.74 10.79 11.46 15135 11161 79.94 77.73 97.24
KOTA SAWAH
67.53 71.54 13.04 13.73 9.90 10.11 13341 9321 74.93 71.69 95.68
LUNTO
KOTA PADANG
70.61 74.50 14.46 15.99 11.50 11.43 10932 8780 77.60 75.87 97.77
PANJANG
KOTA
71.97 75.73 14.46 15.39 11.40 11.12 13956 12777 80.73 79.76 98.80
BUKITTINGGI
KOTA
71.37 75.18 14.03 14.63 10.38 10.53 14752 12907 79.37 78.21 98.54
PAYAKUMBUH
KOTA PARIAMAN 67.89 71.81 14.05 15.39 10.45 10.27 14027 11985 77.24 76.17 98.61
RIAU 69.32 73.12 12.98 13.26 9.12 8.71 16499 7392 76.78 67.85 88.37
KUANTAN
66.22 70.09 12.86 13.52 8.70 8.01 15561 7916 74.03 66.67 90.06
SINGINGI
INDRAGIRI
67.95 71.89 12.09 12.40 8.33 7.89 16472 6553 74.08 64.16 86.61
HULU
INDRAGIRI HILIR 65.30 69.22 11.89 12.28 7.49 6.87 16811 5179 71.58 58.96 82.37
PELALAWAN 68.73 72.65 11.95 12.20 8.90 8.10 18654 8513 76.17 67.41 88.50
SIAK 68.77 72.70 12.87 12.73 9.82 9.44 18819 8436 78.47 69.46 88.52
KAMPAR 68.34 72.26 13.14 13.25 9.41 8.78 16838 8259 77.02 68.77 89.29

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


112
Umur Harapan Harapan Lama Rata-rata Pengeluaran per
Provinsi/ Hidup Sekolah Lama Sekolah Kapita Disesuaikan IPM
Kabupaten/ IPG
(tahun) (persen) (tahun) (ribu rupiah PPP)
Kota
L P L P L P L P L P
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
ROKAN HULU 67.52 71.46 13.35 12.81 8.73 8.06 16877 5369 75.98 62.19 81.85
BENGKALIS 68.83 72.76 12.79 13.72 9.56 8.86 17413 8318 77.39 69.62 89.96
ROKAN HILIR 67.83 71.79 12.34 12.97 8.44 7.87 14828 5413 73.50 62.37 84.86
KEPULAUAN
65.18 69.11 12.77 12.93 8.06 7.03 12167 5498 70.35 60.43 85.90
MERANTI
KOTA
69.93 73.82 15.36 15.10 11.47 11.13 21320 13099 84.75 78.79 92.97
PEKANBARU
KOTA DUMAI 68.54 72.46 12.69 13.23 10.05 9.61 17642 9000 77.88 70.73 90.82
JAMBI 68.89 72.80 12.73 13.15 8.67 7.77 15522 7367 75.16 66.47 88.44
KERINCI 67.62 71.57 14.01 13.57 8.96 7.65 15257 7026 76.08 65.67 86.32
MERANGIN 69.02 72.94 11.97 12.18 8.26 7.21 14231 6987 73.05 64.29 88.01
SAROLANGUN 66.98 70.86 12.34 12.23 8.23 7.03 16702 9785 73.87 66.70 90.29
BATANG HARI 68.24 72.16 12.90 13.24 8.27 7.35 15744 5816 74.64 63.06 84.49
MUARO JAMBI 69.01 72.91 12.66 13.32 8.47 7.81 13258 3952 73.41 58.88 80.21
TANJUNG
63.87 67.75 11.49 12.37 6.84 6.02 14206 6181 68.09 59.44 87.30
JABUNG TIMUR
TANJUNG
65.87 69.80 12.27 12.86 7.91 7.18 13848 5622 71.15 61.10 85.87
JABUNG BARAT
TEBO 67.81 71.68 12.37 12.58 8.19 7.23 14867 8327 73.22 66.06 90.22
BUNGO 65.40 69.33 12.60 12.72 8.67 7.49 17494 8418 74.33 65.56 88.20
KOTA JAMBI 70.45 74.35 14.48 14.88 11.06 10.28 15647 11187 80.74 76.27 94.46
KOTA SUNGAI
69.84 73.73 15.11 14.65 10.63 9.83 12554 9915 78.32 73.96 94.43
PENUH
SUMATERA
67.52 71.40 12.19 12.60 8.32 7.68 14772 9262 73.00 67.61 92.62
SELATAN
OGAN
65.94 69.75 12.10 12.80 8.90 8.36 14411 9670 72.65 68.30 94.01
KOMERING ULU
OGAN
66.31 70.15 11.23 11.72 7.44 6.49 15863 9316 70.75 64.63 91.35
KOMERING ILIR
MUARA ENIM 66.88 70.31 11.74 12.12 8.21 7.14 15451 8462 72.44 65.02 89.76
LAHAT 63.52 67.36 11.92 12.96 8.87 8.04 12855 9474 70.16 66.71 95.08
MUSI RAWAS 65.57 69.50 12.00 11.74 7.75 6.88 14579 6089 70.96 60.44 85.17
MUSI
66.39 70.26 11.95 12.06 7.87 7.32 16012 5205 72.29 59.77 82.68
BANYUASIN
BANYU ASIN 66.61 70.48 11.49 11.93 7.52 6.86 14334 7199 70.43 62.86 89.25
OGAN
KOMERING ULU 64.49 68.38 11.48 12.11 7.89 7.74 11929 7306 68.24 63.33 92.80
SELATAN

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


113
Umur Harapan Harapan Lama Rata-rata Pengeluaran per
Provinsi/ Hidup Sekolah Lama Sekolah Kapita Disesuaikan IPM
Kabupaten/ IPG
(tahun) (persen) (tahun) (ribu rupiah PPP)
Kota
L P L P L P L P L P
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
OGAN
KOMERING ULU 66.61 70.56 12.15 12.03 7.77 6.94 14975 11411 71.90 67.69 94.14
TIMUR
OGAN ILIR 62.99 66.82 12.24 12.32 8.10 7.28 10410 10945 67.29 66.25 98.45
EMPAT LAWANG 62.58 66.42 11.79 12.49 8.04 7.21 13284 8874 68.79 64.14 93.24
PENUKAL ABAB
65.94 69.80 10.44 11.80 7.41 5.99 11441 7629 66.73 61.92 92.79
LEMATANG ILIR
MUSI RAWAS
63.23 67.08 11.32 12.32 7.09 6.03 13951 9198 67.77 63.15 93.18
UTARA
KOTA
68.29 72.23 14.43 14.25 10.61 9.85 16887 14348 79.79 76.61 96.01
PALEMBANG
KOTA
67.85 71.80 12.73 12.98 10.13 9.41 18534 12008 78.11 72.89 93.32
PRABUMULIH
KOTA PAGAR
64.14 68.01 12.64 13.26 9.35 8.96 11650 8226 70.86 66.92 94.44
ALAM
KOTA
66.84 70.75 13.28 13.96 9.90 9.32 17148 12937 77.17 73.95 95.83
LUBUKLINGGAU
BENGKULU 66.89 70.76 13.30 13.98 8.93 8.28 14197 8014 74.28 67.87 91.37
BENGKULU
65.51 69.36 13.59 14.14 9.45 8.55 12930 9313 73.61 69.25 94.08
SELATAN
REJANG
65.89 69.88 12.95 14.23 8.38 7.74 13800 9207 72.46 68.54 94.59
LEBONG
BENGKULU
65.71 69.58 12.46 13.15 8.34 7.45 14715 8374 72.39 66.01 91.19
UTARA
KAUR 64.14 68.04 13.16 12.82 8.84 8.02 11923 5958 70.99 61.90 87.20
SELUMA 65.13 69.04 12.95 13.30 8.39 7.39 12168 5203 70.92 60.48 85.28
MUKOMUKO 64.17 68.04 12.73 12.65 8.23 7.54 15707 5794 72.33 60.89 84.18
LEBONG 60.94 64.55 11.95 12.54 8.31 7.49 17024 9465 70.58 64.22 90.99
KEPAHIANG 65.37 69.30 12.67 13.37 8.54 7.71 11330 8769 70.25 66.88 95.20
BENGKULU
65.88 69.74 13.04 12.97 7.63 6.54 13536 6262 71.42 61.68 86.36
TENGAH
KOTA
67.69 71.63 15.58 16.41 11.81 11.49 16758 12863 81.84 79.02 96.55
BENGKULU
LAMPUNG 68.27 72.14 12.38 12.86 8.14 7.50 14044 7660 72.87 66.00 90.57
LAMPUNG
65.08 68.99 12.10 12.43 7.94 7.34 12858 8373 69.95 64.87 92.74
BARAT
TANGGAMUS 65.98 69.98 11.71 12.66 7.27 6.63 13527 7370 69.52 63.36 91.14
LAMPUNG
66.84 70.80 12.02 12.29 7.96 7.37 13756 7284 71.36 64.13 89.87
SELATAN
LAMPUNG
68.28 72.22 13.12 12.76 7.97 7.16 14592 7613 73.81 65.45 88.67
TIMUR

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


114
Umur Harapan Harapan Lama Rata-rata Pengeluaran per
Provinsi/ Hidup Sekolah Lama Sekolah Kapita Disesuaikan IPM
Kabupaten/ IPG
(tahun) (persen) (tahun) (ribu rupiah PPP)
Kota
L P L P L P L P L P
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
LAMPUNG
67.43 71.38 12.80 12.91 8.03 7.09 15604 8286 73.73 66.04 89.57
TENGAH
LAMPUNG
66.68 70.63 12.44 12.96 8.39 7.99 12584 6322 71.47 63.85 89.34
UTARA
WAY KANAN 66.92 70.88 12.15 12.70 7.75 6.72 13366 6573 71.00 62.66 88.25
TULANGBAWANG 67.56 71.51 11.60 11.88 8.17 7.18 15669 7764 72.68 64.46 88.69
PESAWARAN 66.49 70.46 12.01 12.58 7.83 7.13 12320 5736 69.99 61.29 87.57
PRINGSEWU 67.40 71.36 12.67 12.97 8.28 7.73 15620 9626 73.91 68.43 92.59
MESUJI 65.68 69.62 11.24 11.83 6.89 6.27 11687 4625 67.01 56.62 84.49
TULANGBAWANG
BARAT
67.52 71.47 11.85 12.42 7.48 6.74 11551 5831 69.23 61.29 88.53

PESISIR BARAT 60.90 64.69 12.02 11.54 7.92 7.52 10308 7749 65.71 61.37 93.40
KOTA BANDAR
69.00 72.92 14.23 14.41 11.34 10.56 16741 11281 80.73 75.52 93.55
LAMPUNG
KOTA METRO 69.28 73.17 14.57 14.18 11.11 10.54 14341 11312 79.43 75.44 94.98
KEP. BANGKA
68.32 72.11 11.67 12.11 8.17 7.51 19060 8820 74.83 66.71 89.15
BELITUNG
BANGKA 68.71 72.64 12.66 12.86 8.66 7.95 17773 8002 76.20 67.24 88.24
BELITUNG 68.62 72.55 11.63 12.03 8.49 7.80 19770 8726 75.69 67.08 88.62
BANGKA BARAT 67.78 71.65 11.49 11.81 7.78 7.15 17808 8929 73.23 65.85 89.92
BANGKA
68.74 72.69 11.73 12.18 7.29 6.38 18803 10320 73.74 67.13 91.04
TENGAH
BANGKA
65.45 69.37 11.31 11.69 6.87 5.92 18243 6080 70.78 59.13 83.54
SELATAN
BELITUNG
69.58 73.46 11.49 11.65 8.38 7.85 17529 6761 74.80 64.39 86.08
TIMUR
KOTA PANGKAL
70.89 74.72 13.03 12.82 10.23 9.41 21596 14117 81.47 75.72 92.94
PINANG
KEP. RIAU 67.76 71.56 12.82 12.89 10.01 9.60 19939 12268 78.65 73.12 92.97
KARIMUN 68.49 72.43 12.02 12.72 8.15 7.51 18413 9832 74.99 68.60 91.48
BINTAN 68.20 72.12 12.68 13.27 8.88 8.19 20914 12280 77.67 72.07 92.79
NATUNA 62.60 66.44 13.73 13.97 9.02 8.61 20525 11152 75.82 69.47 91.62
LINGGA 59.53 63.24 12.84 12.09 6.80 6.02 17015 9622 68.81 61.44 89.29
KEPULAUAN
64.88 68.81 12.01 12.51 7.27 6.12 17047 9203 71.33 64.28 90.12
ANAMBAS
KOTA BATAM 71.29 75.09 12.94 12.97 11.31 10.91 25624 16841 84.47 79.59 94.22
KOTA TANJUNG
69.94 73.79 13.97 14.29 10.23 9.77 18417 14862 80.53 77.69 96.47
PINANG
DKI JAKARTA 70.87 74.56 12.99 12.91 11.46 10.63 22345 16762 83.28 78.87 94.70

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


115
Umur Harapan Harapan Lama Rata-rata Pengeluaran per
Provinsi/ Hidup Sekolah Lama Sekolah Kapita Disesuaikan IPM
Kabupaten/ IPG
(tahun) (persen) (tahun) (ribu rupiah PPP)
Kota
L P L P L P L P L P
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
KEPULAUAN
66.30 70.22 12.79 12.48 8.72 8.34 17196 11765 74.92 70.10 93.57
SERIBU
KODYA JAKARTA
72.01 75.85 13.75 13.22 11.98 11.26 26976 22791 86.85 83.44 96.07
SELATAN
KODYA JAKARTA
72.36 76.14 13.48 13.03 12.18 11.30 21805 17073 85.22 80.78 94.79
TIMUR
KODYA JAKARTA
72.00 75.73 13.45 13.15 11.76 10.71 19195 16516 83.31 79.66 95.62
PUSAT
KODYA JAKARTA
71.50 75.33 13.18 12.73 10.81 9.98 23663 19222 83.50 79.51 95.22
BARAT
KODYA JAKARTA
71.12 74.93 12.83 12.51 11.15 10.24 25890 17772 84.15 78.69 93.51
UTARA
JAWA BARAT 70.76 74.62 12.44 12.52 8.60 7.71 15258 7905 75.49 67.33 89.19
BOGOR 68.85 72.77 12.73 12.38 8.72 7.28 14428 8305 74.53 66.37 89.05
SUKABUMI 68.46 72.40 12.59 12.03 7.57 6.56 12794 6457 71.57 62.23 86.95
CIANJUR 67.67 71.62 12.18 11.57 7.20 6.48 11487 4842 69.24 57.97 83.72
BANDUNG 71.30 75.14 12.12 12.95 8.94 8.28 13819 9006 74.91 70.11 93.59
GARUT 69.01 72.93 11.97 11.73 7.87 7.03 10782 4248 69.89 57.60 82.42
TASIKMALAYA 66.93 70.89 12.61 12.47 7.41 6.86 11565 5227 69.71 59.94 85.98
CIAMIS 69.31 73.22 14.61 13.65 7.93 7.31 13972 6329 75.43 64.87 86.00
KUNINGAN 71.15 74.95 12.76 12.06 7.79 7.08 13789 6543 74.00 64.10 86.62
CIREBON 69.66 73.55 12.21 12.56 7.17 6.29 15609 5261 72.97 60.51 82.92
MAJALENGKA 67.65 71.60 12.41 11.86 7.27 6.45 13811 6278 71.29 61.26 85.93
SUMEDANG 70.17 74.01 12.93 13.59 8.47 7.89 13406 9694 74.36 70.55 94.88
INDRAMAYU 69.09 73.01 11.69 12.40 6.68 5.27 14349 7035 70.65 62.15 87.97
SUBANG 69.91 73.80 11.65 12.03 7.27 6.26 14818 8457 72.11 65.31 90.57
PURWAKARTA 68.59 72.52 11.86 12.17 8.42 7.47 17223 7427 74.65 65.09 87.19
KARAWANG 69.81 73.69 11.95 12.09 7.93 6.73 15279 8987 73.60 66.57 90.45
BEKASI 71.50 75.25 12.99 13.07 9.47 8.34 16827 8166 78.49 69.29 88.28
BANDUNG
70.04 73.92 11.87 11.82 8.39 7.65 12679 3854 72.51 57.41 79.18
BARAT
PANGANDARAN 68.81 72.74 12.03 12.21 7.98 7.39 12987 6947 71.80 64.39 89.68
KOTA BOGOR 71.27 75.06 13.14 13.42 10.69 9.90 16993 9371 80.17 72.89 90.92
KOTA
70.12 73.98 14.31 13.16 10.07 8.99 14733 9876 78.65 71.63 91.07
SUKABUMI
KOTA BANDUNG 72.07 75.93 14.16 14.43 10.91 10.34 22072 15833 84.32 80.20 95.11
KOTA CIREBON 70.00 73.87 12.77 13.38 10.43 9.31 15484 10933 77.95 73.23 93.94
KOTA BEKASI 72.86 76.63 14.20 13.72 11.77 10.86 21458 14785 85.56 79.79 93.26
KOTA DEPOK 72.25 76.16 13.89 13.99 11.31 10.39 21846 13912 84.53 78.66 93.06

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


116
Umur Harapan Harapan Lama Rata-rata Pengeluaran per
Provinsi/ Hidup Sekolah Lama Sekolah Kapita Disesuaikan IPM
Kabupaten/ IPG
(tahun) (persen) (tahun) (ribu rupiah PPP)
Kota
L P L P L P L P L P
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
KOTA CIMAHI 71.81 75.65 14.20 13.65 11.02 10.62 16288 10333 81.50 75.27 92.36
KOTA
69.70 73.57 13.36 13.71 9.44 8.65 12973 7609 75.48 68.74 91.07
TASIKMALAYA
KOTA BANJAR 68.58 72.50 13.50 12.93 8.84 8.17 15646 7182 76.12 66.31 87.11
JAWA TENGAH 72.28 76.10 12.62 12.64 7.86 6.87 14822 9603 75.13 69.08 91.95
CILACAP 71.43 75.23 12.92 12.45 7.41 6.45 15151 7012 74.67 64.61 86.53
BANYUMAS 71.50 75.26 12.89 12.64 7.94 7.12 16014 7731 75.90 66.75 87.94
PURBALINGGA 71.02 74.83 12.18 11.74 7.43 6.59 13245 9329 72.42 66.86 92.32
BANJARNEGARA 71.99 75.73 11.41 11.48 6.58 6.09 10208 8230 68.27 64.98 95.18
KEBUMEN 71.15 74.96 12.88 13.35 7.94 6.87 11396 8037 72.49 67.48 93.09
PURWOREJO 72.52 76.16 13.62 13.31 8.43 7.34 11113 9771 74.25 70.62 95.11
WONOSOBO 69.45 73.35 11.65 11.73 7.00 6.50 14156 9306 71.10 66.06 92.91
MAGELANG 71.52 75.29 12.43 12.93 8.00 7.17 12935 8202 73.48 67.77 92.23
BOYOLALI 73.94 77.69 11.90 12.40 8.45 6.85 17142 12419 77.22 72.00 93.24
KLATEN 74.87 78.58 12.97 13.35 8.93 7.65 12821 11334 76.71 73.64 96.00
SUKOHARJO 75.76 79.50 13.80 14.20 9.48 8.41 11944 10785 77.95 75.40 96.73
WONOGIRI 74.21 77.91 12.46 12.14 7.52 6.49 12560 8290 73.77 67.23 91.13
KARANGANYAR 75.58 79.21 13.31 13.74 9.31 7.91 11692 10947 76.93 74.32 96.61
SRAGEN 73.74 77.43 12.47 12.65 7.89 6.60 16660 11180 76.75 70.82 92.27
GROBOGAN 72.65 76.34 13.74 12.28 7.19 6.14 15072 7397 75.82 65.06 85.81
BLORA 72.22 75.90 12.87 12.14 6.99 5.96 13815 5737 73.54 61.62 83.79
REMBANG 72.50 76.17 12.08 11.69 7.53 6.41 15173 7142 74.37 64.32 86.49
PATI 74.08 77.81 12.57 12.30 7.77 6.64 14150 9438 75.33 68.93 91.50
KUDUS 74.66 78.44 13.17 13.21 9.19 8.09 14895 10351 78.65 73.06 92.89
JEPARA 73.86 77.70 12.69 12.76 7.81 6.80 14031 8334 75.34 68.30 90.66
DEMAK 73.45 77.18 12.72 13.09 8.26 6.82 14392 8549 76.04 68.74 90.40
SEMARANG 73.76 77.51 13.10 12.85 8.36 7.44 12508 11645 75.37 72.62 96.35
TEMANGGUNG 73.62 77.38 12.05 12.28 7.20 6.72 10700 8635 71.02 67.91 95.62
KENDAL 72.40 76.16 12.70 12.82 7.64 6.47 14708 10476 74.91 69.64 92.96
BATANG 72.66 76.47 11.92 11.68 7.32 6.16 12418 8030 72.09 65.35 90.65
PEKALONGAN 71.59 75.37 11.72 12.96 7.07 6.31 14266 8534 72.32 67.16 92.87
PEMALANG 71.15 74.96 11.99 11.77 6.90 5.75 12247 5702 70.79 60.52 85.49
TEGAL 69.24 73.22 12.89 12.03 7.30 6.09 14210 7349 72.88 63.37 86.95
BREBES 66.75 70.81 12.12 11.99 6.75 5.37 14637 6864 70.34 60.66 86.24
KOTA
74.90 78.61 13.75 13.80 10.93 9.95 13356 11636 80.44 77.28 96.07
MAGELANG
KOTA
75.31 79.01 14.43 14.58 11.09 10.01 14673 13493 82.47 79.85 96.82
SURAKARTA

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


117
Umur Harapan Harapan Lama Rata-rata Pengeluaran per
Provinsi/ Hidup Sekolah Lama Sekolah Kapita Disesuaikan IPM
Kabupaten/ IPG
(tahun) (persen) (tahun) (ribu rupiah PPP)
Kota
L P L P L P L P L P
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
KOTA SALATIGA 75.31 78.97 14.90 15.01 10.91 9.93 19219 14999 85.41 81.24 95.12
KOTA
75.44 79.15 15.70 15.21 11.29 10.14 15706 14125 84.71 81.17 95.82
SEMARANG
KOTA
72.36 76.03 12.68 12.80 8.94 8.22 16073 12037 77.44 73.25 94.59
PEKALONGAN
KOTA TEGAL 72.40 76.25 12.67 13.08 8.69 7.71 17732 11941 78.02 72.91 93.45
DI
73.03 76.65 15.55 15.61 9.87 8.80 16745 13092 82.34 78.00 94.73
YOGYAKARTA
KULON PROGO 73.26 77.06 13.93 15.21 9.13 8.23 12806 9207 77.24 73.40 95.03
BANTUL 71.72 75.49 15.11 15.02 9.95 8.80 17998 14751 82.04 78.03 95.11
GUNUNG KIDUL 72.01 75.72 13.13 12.73 7.75 6.42 14891 6301 75.48 63.85 84.59
SLEMAN 72.80 76.59 16.73 16.52 11.31 10.15 16923 14919 85.15 81.75 96.01
KOTA
72.56 76.34 16.85 17.25 11.86 10.92 18630 18627 86.71 85.39 98.48
YOGYAKARTA
JAWA TIMUR 68.99 72.87 13.22 13.07 7.96 6.85 16321 9820 75.27 68.32 90.77
PACITAN 69.51 73.41 12.85 12.41 7.66 6.83 13445 5541 72.93 61.58 84.44
PONOROGO 70.45 74.30 13.58 13.71 7.67 6.70 12652 8914 73.60 68.45 93.00
TRENGGALEK 71.40 75.20 12.12 12.28 7.61 7.06 14122 9001 73.37 67.88 92.52
TULUNGAGUNG 71.80 75.56 12.90 13.43 8.28 7.85 13104 10086 74.62 71.45 95.75
BLITAR 71.20 75.01 12.13 12.87 7.69 6.96 15138 9051 74.04 68.36 92.33
KEDIRI 70.39 74.25 12.60 13.10 8.12 7.26 15733 10052 75.13 69.73 92.81
MALANG 70.28 74.13 12.62 12.89 7.59 6.78 14513 7045 73.65 65.09 88.38
LUMAJANG 67.67 71.60 11.97 11.69 6.82 5.65 13701 7259 70.11 61.61 87.88
JEMBER 66.70 70.66 13.35 12.89 6.86 5.43 14025 6026 71.48 60.21 84.23
BANYUWANGI 68.33 72.24 12.65 12.78 7.53 6.36 18701 7810 74.92 64.76 86.44
BONDOWOSO 64.27 68.17 13.48 12.94 6.38 4.96 14453 9249 70.06 62.98 89.89
SITUBONDO 66.68 70.66 13.45 12.99 6.92 5.43 14934 7447 72.22 62.61 86.69
PROBOLINGGO 64.69 68.60 12.35 11.86 6.59 5.08 16801 7342 70.56 59.88 84.86
PASURUAN 67.99 71.92 12.46 12.27 7.52 6.36 13409 8304 71.57 64.71 90.41
SIDOARJO 71.89 75.66 14.80 14.66 10.78 9.71 19677 13642 83.66 78.08 93.33
MOJOKERTO 70.25 74.12 12.95 12.53 8.92 7.56 17878 10656 77.68 70.03 90.15
JOMBANG 70.05 73.92 12.73 13.21 8.83 7.68 16205 8633 76.33 68.65 89.94
NGANJUK 69.24 73.14 12.81 13.14 8.12 7.25 16914 11259 75.47 70.38 93.26
MADIUN 68.95 72.86 12.95 13.64 8.41 6.95 15963 9468 75.35 68.67 91.13
MAGETAN 70.33 74.17 14.12 13.72 8.57 7.30 15142 11269 76.99 71.55 92.93
NGAWI 69.92 73.81 12.54 12.99 7.45 6.37 15657 9570 73.89 67.77 91.72
BOJONEGORO 69.05 72.97 12.27 12.40 7.37 6.20 14763 8313 72.53 65.11 89.77
TUBAN 68.99 72.90 12.20 12.17 7.15 5.94 15458 7454 72.53 63.35 87.34

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


118
Umur Harapan Harapan Lama Rata-rata Pengeluaran per
Provinsi/ Hidup Sekolah Lama Sekolah Kapita Disesuaikan IPM
Kabupaten/ IPG
(tahun) (persen) (tahun) (ribu rupiah PPP)
Kota
L P L P L P L P L P
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
LAMONGAN 70.05 73.92 13.60 13.45 8.48 7.25 16583 8184 77.03 67.79 88.00
GRESIK 70.48 74.32 13.94 13.71 9.50 8.50 19465 10228 80.37 72.11 89.72
BANGKALAN 67.91 71.85 11.84 11.45 6.16 4.64 12629 6610 68.41 59.09 86.38
SAMPANG 65.75 69.70 12.00 11.31 5.18 3.64 13223 6303 66.61 56.17 84.33
PAMEKASAN 65.20 69.12 13.86 13.37 7.22 5.34 12653 6359 70.81 60.54 85.50
SUMENEP 68.92 72.85 13.30 12.69 6.34 4.40 13585 4933 71.48 57.26 80.11
KOTA KEDIRI 71.88 75.61 14.64 15.07 10.78 9.35 15224 11797 81.02 76.55 94.48
KOTA BLITAR 71.41 75.21 13.96 14.23 10.15 9.68 14420 13025 78.82 76.93 97.60
KOTA MALANG 70.97 74.77 15.79 15.25 10.96 9.97 20005 15963 84.53 80.06 94.71
KOTA
67.98 71.92 13.88 13.27 9.26 7.93 12148 11492 74.30 71.00 95.56
PROBOLINGGO
KOTA
69.17 73.08 13.50 13.80 9.97 8.35 13515 12402 76.41 73.37 96.02
PASURUAN
KOTA
71.06 74.86 14.27 13.82 10.74 9.44 17339 12683 81.46 75.80 93.05
MOJOKERTO
KOTA MADIUN 70.61 74.45 14.32 14.20 11.66 10.61 21870 15012 84.55 79.03 93.47
KOTA SURABAYA 72.06 75.80 15.05 14.43 10.99 9.86 20910 15527 84.82 79.37 93.57
KOTA BATU 70.39 74.22 14.23 13.99 9.13 8.51 18470 9116 79.69 71.14 89.27
BANTEN 67.72 71.62 12.81 12.90 9.18 8.04 17132 10351 76.22 69.59 91.30
PANDEGLANG 62.28 66.08 13.14 13.83 7.24 6.22 14024 6050 69.53 60.12 86.47
LEBAK 64.77 68.69 12.09 11.75 6.61 5.71 13034 4101 68.14 54.01 79.26
TANGERANG 67.58 71.53 12.81 12.74 8.76 7.56 17625 10545 75.86 68.96 90.90
SERANG 62.25 66.08 12.12 12.82 7.78 6.62 15285 9660 69.86 64.40 92.18
KOTA
69.45 73.34 13.82 13.84 10.97 10.03 18931 14103 81.28 76.82 94.51
TANGERANG
KOTA CILEGON 64.43 68.32 13.13 14.61 10.35 8.67 20395 7853 77.80 67.49 86.75
KOTA SERANG 65.63 69.51 12.85 12.43 9.36 7.87 19049 12388 76.34 69.59 91.16
KOTA
TANGERANG 70.27 74.19 14.40 14.49 12.06 10.79 22070 14713 85.00 79.19 93.16
SELATAN
BALI 69.80 73.57 13.34 13.21 9.50 7.82 16711 13439 78.00 73.09 93.71
JEMBRANA 69.92 73.78 12.65 12.40 9.03 7.11 13696 11378 74.86 69.78 93.21
TABANAN 71.28 75.07 13.24 12.88 9.51 8.00 14550 13516 77.32 73.72 95.34
BADUNG 72.81 76.65 14.24 13.69 10.83 9.26 19320 17103 83.45 79.19 94.90
GIANYAR 71.31 75.09 13.89 13.56 9.76 8.13 16352 13754 79.44 74.80 94.16
KLUNGKUNG 68.68 72.60 13.87 12.85 8.82 6.78 14328 10960 75.71 68.94 91.06
BANGLI 68.03 71.97 12.55 12.05 8.06 6.28 14802 10719 73.31 66.88 91.23
KARANG ASEM 68.02 71.95 12.56 12.38 6.98 5.18 14256 8780 71.53 63.82 89.22
BULELENG 69.35 73.24 12.81 13.00 7.91 6.25 18386 12375 75.98 69.84 91.92

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


119
Umur Harapan Harapan Lama Rata-rata Pengeluaran per
Provinsi/ Hidup Sekolah Lama Sekolah Kapita Disesuaikan IPM
Kabupaten/ IPG
(tahun) (persen) (tahun) (ribu rupiah PPP)
Kota
L P L P L P L P L P
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
KOTA DENPASAR 72.47 76.18 14.01 13.95 11.61 10.83 21307 19205 84.91 82.27 96.89
NUSA
TENGGARA 63.88 67.75 13.66 13.37 7.81 6.36 14118 9006 71.68 64.78 90.37
BARAT
LOMBOK BARAT 64.16 68.05 13.60 12.81 7.07 5.35 16880 10205 72.39 64.22 88.71
LOMBOK
63.60 67.47 13.87 13.20 6.79 5.26 14415 7542 70.65 61.33 86.81
TENGAH
LOMBOK TIMUR 63.35 67.20 13.82 13.30 7.17 5.88 11823 8279 69.15 63.02 91.14
SUMBAWA 64.88 68.79 12.87 12.90 8.29 7.31 11135 8517 69.74 65.39 93.76
DOMPU 64.19 68.09 13.29 13.85 8.77 7.53 12980 7696 71.86 65.19 90.72
BIMA 63.71 67.58 13.33 12.74 8.33 7.27 10932 7509 69.49 63.31 91.11
SUMBAWA
65.31 69.24 13.96 13.19 8.76 7.76 15393 10843 74.69 68.85 92.18
BARAT
LOMBOK UTARA 64.49 68.40 13.14 12.53 6.66 5.04 12877 6285 69.13 58.86 85.14
KOTA MATARAM 69.24 73.14 15.60 15.12 10.48 9.12 18626 12951 82.20 76.07 92.54
KOTA BIMA 67.81 71.74 14.81 15.62 10.79 9.92 12191 10096 76.90 74.16 96.44
NUSA
TENGGARA 64.51 68.28 13.06 13.20 7.62 7.00 10492 7171 68.36 63.28 92.57
TIMUR
SUMBA BARAT 64.57 68.47 13.04 12.74 6.83 6.22 8920 7132 65.78 61.92 94.13
SUMBA TIMUR 62.49 66.30 12.66 12.86 6.82 6.67 11512 9224 66.82 64.17 96.03
KUPANG 61.91 65.71 13.73 13.87 7.46 7.05 10765 5529 67.80 59.86 88.29
TIMOR TENGAH
63.91 67.79 12.26 14.74 7.04 6.02 9129 5987 65.16 61.40 94.23
SELATAN
TIMOR TENGAH
64.44 68.34 12.92 13.95 7.57 6.99 7525 5873 64.73 61.78 95.44
UTARA
BELU 61.85 65.65 11.94 12.59 7.40 6.78 8286 7256 63.34 61.32 96.81
ALOR 58.92 62.58 12.02 12.27 8.32 7.40 8988 6424 63.86 58.97 92.34
LEMBATA 64.57 68.47 12.26 12.73 8.80 7.31 9914 6732 68.45 62.59 91.44
FLORES TIMUR 62.73 66.55 12.93 12.72 7.94 6.82 10402 7143 67.66 61.76 91.28
SIKKA 64.61 68.50 12.56 13.11 7.01 6.50 12252 6131 68.56 60.99 88.96
ENDE 62.77 66.62 14.02 13.63 8.33 7.37 9760 8650 68.57 65.30 95.23
NGADA 65.61 69.50 12.37 12.96 8.30 7.93 11163 8635 69.62 66.67 95.76
MANGGARAI 64.24 68.12 12.83 12.69 7.75 7.00 10490 5510 68.15 59.77 87.70
ROTE NDAO 61.85 65.65 13.17 12.85 7.53 7.05 9919 4435 66.50 56.25 84.59
MANGGARAI
64.62 68.48 11.76 11.52 7.70 6.76 11437 5974 67.96 59.42 87.43
BARAT
SUMBA TENGAH 66.06 69.91 12.31 12.77 5.96 5.68 8306 5019 63.85 57.96 90.78
SUMBA BARAT
65.98 69.95 12.99 13.21 6.41 5.99 6606 6107 62.68 61.07 97.43
DAYA

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


120
Umur Harapan Harapan Lama Rata-rata Pengeluaran per
Provinsi/ Hidup Sekolah Lama Sekolah Kapita Disesuaikan IPM
Kabupaten/ IPG
(tahun) (persen) (tahun) (ribu rupiah PPP)
Kota
L P L P L P L P L P
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
NAGEKEO 64.63 68.50 12.74 12.44 7.81 7.82 8217 8422 65.86 65.30 99.15
MANGGARAI
65.69 69.53 11.32 11.73 7.02 6.39 7965 5062 63.57 57.72 90.80
TIMUR
SABU RAIJUA 57.68 61.28 13.12 13.33 5.80 6.22 6979 4675 58.86 54.47 92.54
MALAKA 62.72 66.33 12.36 12.93 7.08 6.21 8282 4873 63.78 56.87 89.17
KOTA KUPANG 66.86 70.83 16.33 16.05 11.98 11.06 15576 12912 81.53 77.86 95.50
KALIMANTAN
68.26 72.16 12.53 12.69 7.61 6.62 13240 6118 71.78 62.26 86.74
BARAT
SAMBAS 66.44 70.43 12.55 12.46 7.33 6.07 14530 6994 71.41 62.10 86.96
BENGKAYANG 71.32 75.19 11.79 12.10 6.64 5.74 12995 4714 70.81 58.64 82.81
LANDAK 70.36 74.21 12.27 12.55 7.97 6.55 9898 5496 70.09 61.61 87.90
PONTIANAK 68.57 72.45 12.16 12.41 7.01 6.34 11847 5801 69.67 61.14 87.76
SANGGAU 69.03 72.95 11.58 11.51 7.51 6.32 12451 4295 70.37 56.71 80.59
KETAPANG 68.72 72.60 11.78 11.73 7.50 6.57 12637 6690 70.58 62.40 88.41
SINTANG 69.27 73.18 11.90 12.00 7.15 6.14 12668 5836 70.51 60.84 86.29
KAPUAS HULU 70.12 74.03 12.68 11.84 7.72 6.58 10144 4871 70.36 59.37 84.38
SEKADAU 69.23 73.14 11.55 11.87 7.28 5.99 11385 4324 69.26 56.84 82.07
MELAWI 70.60 74.47 10.94 11.40 7.30 6.10 13471 4143 70.76 56.43 79.75
KAYONG UTARA 65.78 69.62 11.97 11.64 6.47 5.15 10808 5324 66.59 56.73 85.19
KUBU RAYA 68.05 71.95 13.17 13.68 7.53 6.62 13674 5276 72.58 61.38 84.57
KOTA
70.42 74.26 15.25 14.56 10.43 9.59 19303 13740 82.75 77.22 93.32
PONTIANAK
KOTA
69.40 73.29 12.84 13.26 8.07 7.25 16412 9751 75.24 69.15 91.91
SINGKAWANG
KALIMANTAN
67.74 71.55 12.46 12.64 8.70 8.00 15776 7857 74.49 66.39 89.13
TENGAH
KOTAWARINGIN
68.40 72.34 12.81 12.70 8.75 7.87 18602 11349 76.73 70.41 91.76
BARAT
KOTAWARINGIN
67.72 71.66 12.87 12.62 8.31 7.45 17879 8250 75.53 66.27 87.74
TIMUR
KAPUAS 66.59 70.57 11.94 12.59 7.82 7.38 12927 10170 70.40 67.77 96.26
BARITO
64.86 68.80 12.54 12.45 9.13 8.43 15476 9968 73.50 67.88 92.35
SELATAN
BARITO UTARA 69.26 73.17 12.97 12.00 8.94 8.19 14078 6424 75.03 64.44 85.89
SUKAMARA 69.45 73.34 12.14 12.10 8.19 7.15 11240 7458 71.10 65.02 91.45
LAMANDAU 67.28 71.23 12.15 12.48 8.25 7.61 15394 9126 73.11 67.17 91.88
SERUYAN 67.30 71.08 11.61 12.15 8.08 7.40 13728 7023 71.26 63.75 89.46
KATINGAN 63.64 67.49 11.98 12.59 8.96 8.20 15836 6111 72.26 61.93 85.70
PULANG PISAU 65.87 69.85 12.35 12.80 8.07 7.54 13550 7948 71.25 65.35 91.72

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


121
Umur Harapan Harapan Lama Rata-rata Pengeluaran per
Provinsi/ Hidup Sekolah Lama Sekolah Kapita Disesuaikan IPM
Kabupaten/ IPG
(tahun) (persen) (tahun) (ribu rupiah PPP)
Kota
L P L P L P L P L P
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
GUNUNG MAS 68.23 72.15 11.64 12.39 9.05 8.78 14881 8187 73.76 67.78 91.89
BARITO TIMUR 66.02 69.98 13.11 12.31 9.65 8.75 16222 8427 75.75 66.97 88.41
MURUNG RAYA 67.40 71.35 11.91 11.71 8.37 7.08 15897 5885 73.35 61.05 83.23
KOTA
PALANGKA 71.21 75.00 15.06 14.74 11.63 11.19 18271 13432 83.86 79.38 94.66
RAYA
KALIMANTAN
66.16 70.19 12.69 12.43 8.46 7.53 17938 8867 74.77 66.25 88.61
SELATAN
TANAH LAUT 67.06 71.00 12.17 11.88 7.93 6.89 16767 7798 73.35 63.92 87.14
KOTA BARU 66.85 70.81 11.84 11.83 7.74 6.67 17805 6339 73.13 61.28 83.80
BANJAR 64.65 68.55 11.97 11.99 7.78 6.80 18549 11191 72.57 66.32 91.39
BARITO KUALA 63.61 67.47 12.61 12.36 7.67 6.70 14262 7768 70.35 62.55 88.91
TAPIN 67.95 71.88 11.83 11.98 8.27 7.17 17898 6589 74.43 62.94 84.56
HULU SUNGAI
63.61 67.46 12.00 12.60 8.06 7.47 18451 8393 72.40 64.51 89.10
SELATAN
HULU SUNGAI
63.55 67.41 11.91 12.18 8.28 7.46 13384 11847 69.78 67.35 96.52
TENGAH
HULU SUNGAI
61.29 65.07 12.40 13.35 8.14 7.10 13610 8395 69.11 63.64 92.09
UTARA
TABALONG 68.10 72.04 12.54 12.51 9.01 8.12 17763 6656 76.22 64.78 84.99
TANAH BUMBU 67.69 71.68 12.54 11.93 8.30 7.12 18953 7256 75.64 63.79 84.33
BALANGAN 65.35 69.28 12.41 12.34 7.71 6.53 16200 11100 72.17 66.63 92.32
KOTA
68.72 72.65 13.91 14.01 11.07 9.27 18111 13450 80.70 75.28 93.28
BANJARMASIN
KOTA BANJAR
69.67 73.54 15.67 14.76 11.37 10.47 19477 13085 83.94 77.58 92.42
BARU
KALIMANTAN
72.13 75.87 13.67 13.68 9.86 9.06 18342 6994 80.82 69.21 85.63
TIMUR
PASIR 70.31 74.15 12.87 13.44 8.68 7.79 17299 2869 77.00 54.39 70.64
KUTAI BARAT 70.59 74.42 13.06 12.86 8.82 7.60 15120 5717 76.29 63.72 83.52
KUTAI
69.93 73.81 13.51 13.63 9.19 8.18 17952 4555 78.51 61.89 78.83
KARTANEGARA
KUTAI TIMUR 70.79 74.62 12.74 12.49 9.29 8.67 17446 3835 77.97 59.28 76.03
BERAU 69.68 73.55 12.90 14.19 9.24 8.66 19078 7401 78.34 68.88 87.92
MALINAU - - - - - - - - - - -
BULUNGAN - - - - - - - - - - -
NUNUKAN - - - - - - - - - - -
PENAJAM PASER
69.53 73.31 12.28 12.60 8.51 7.55 17467 7097 75.83 65.47 86.34
UTARA
TANA TIDUNG - - - - - - - - - - -

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


122
Umur Harapan Harapan Lama Rata-rata Pengeluaran per
Provinsi/ Hidup Sekolah Lama Sekolah Kapita Disesuaikan IPM
Kabupaten/ IPG
(tahun) (persen) (tahun) (ribu rupiah PPP)
Kota
L P L P L P L P L P
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
MAHAKAM ULU 69.55 73.45 12.99 12.43 8.89 7.33 12355 4388 73.87 59.23 80.18
KOTA
72.26 76.09 14.12 14.27 11.17 10.32 22451 10755 84.85 76.16 89.76
BALIKPAPAN
KOTA
72.00 75.90 14.44 14.72 10.78 9.96 21390 9927 84.12 75.22 89.42
SAMARINDA
KOTA TARAKAN - - - - - - - - - - -
KOTA BONTANG 72.02 75.88 13.21 12.88 11.06 10.41 26035 9577 84.96 73.58 86.61
KALIMANTAN
70.52 74.37 12.82 13.22 9.52 8.69 12786 5725 75.27 65.29 86.74
UTARA
MALINAU 71.18 71.62 13.14 13.69 9.20 8.36 14763 5094 76.92 62.71 81.53
BULONGAN 71.48 73.55 13.17 12.75 9.48 8.59 14457 6345 77.25 65.65 84.98
TANA TIDUNG 70.59 71.43 12.39 12.17 9.04 7.81 11263 3814 72.99 56.80 77.82
NUNUKAN 70.49 72.14 12.61 12.68 8.33 7.65 10165 4202 71.24 58.71 82.41
KOTA TARAKAN 73.28 74.39 13.09 14.42 10.45 9.88 15684 9677 80.03 73.85 92.28
SULAWESI
69.33 73.23 12.43 13.05 9.24 9.24 14887 9878 75.40 71.47 94.79
UTARA
BOLAANG
66.83 70.79 11.17 11.85 7.60 7.43 14760 6265 70.53 62.09 88.03
MONGONDOW
MINAHASA 68.65 72.58 13.82 14.21 9.43 9.71 15429 11472 77.09 74.38 96.48
KEPULAUAN
67.57 71.52 11.71 12.91 7.56 8.13 14911 9458 71.54 68.75 96.10
SANGIHE
KEPULAUAN
67.68 71.63 12.14 12.54 9.11 8.95 9157 8058 69.36 67.72 97.64
TALAUD
MINAHASA
67.45 71.39 11.54 12.89 9.25 8.84 16525 7169 74.48 66.52 89.31
SELATAN
MINAHASA
69.01 72.94 12.29 13.10 9.54 9.70 14293 10643 75.10 72.70 96.80
UTARA
BOLAANG
MONGONDOW 65.18 69.12 11.80 12.48 7.84 8.20 15238 5461 71.05 61.24 86.19
UTARA
SIAU
TAGULANDANG 68.11 72.05 11.41 11.61 8.50 8.94 12432 5562 71.07 62.74 88.28
BIARO
MINAHASA
67.74 71.70 11.70 12.14 8.69 8.85 14927 8216 73.15 67.45 92.21
TENGGARA
BOLAANG
MONGONDOW 62.29 66.04 12.13 12.36 8.00 7.53 14168 4012 69.52 55.19 79.39
SELATAN
BOLAANG
MONGONDOW 65.53 69.43 11.40 12.32 7.78 7.30 12659 6665 69.05 62.50 90.51
TIMUR
KOTA MANADO 69.53 73.41 14.04 14.49 11.46 10.77 16181 12909 80.63 77.46 96.07

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


123
Umur Harapan Harapan Lama Rata-rata Pengeluaran per
Provinsi/ Hidup Sekolah Lama Sekolah Kapita Disesuaikan IPM
Kabupaten/ IPG
(tahun) (persen) (tahun) (ribu rupiah PPP)
Kota
L P L P L P L P L P
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
KOTA BITUNG 68.71 72.63 11.61 12.77 9.61 9.72 16791 10405 75.79 72.01 95.01
KOTA
69.43 73.33 13.67 14.39 10.10 10.53 12652 11202 76.21 75.60 99.20
TOMOHON
KOTA
67.93 71.84 12.30 13.55 10.15 9.63 14566 9971 75.52 71.84 95.13
KOTAMOBAGU
SULAWESI
65.86 69.75 12.83 13.49 8.76 8.27 13300 7873 72.46 66.72 92.08
TENGAH
BANGGAI
63.15 66.98 13.06 12.84 8.37 7.91 11159 7359 69.19 63.66 92.01
KEPULAUAN
BANGGAI 68.29 72.23 12.58 13.56 8.30 7.81 14470 7809 73.58 67.31 91.48
MOROWALI 66.51 70.38 12.91 12.85 9.56 8.75 17276 6459 76.26 64.73 84.88
POSO 68.49 72.41 13.28 14.01 9.21 8.98 10248 8323 72.17 69.87 96.81
DONGGALA 64.37 68.26 12.24 12.77 8.47 7.17 11385 5851 69.28 60.79 87.75
TOLI-TOLI 62.73 66.56 12.71 13.03 8.08 7.68 11652 6230 68.68 61.55 89.62
BUOL 65.56 69.49 13.04 14.39 8.89 8.58 11973 5681 71.68 63.99 89.27
PARIGI
61.73 65.41 12.01 12.96 7.40 7.14 12829 7544 67.46 62.39 92.48
MOUTONG
TOJO UNA-UNA 62.64 66.46 11.82 12.49 8.07 8.17 11395 6432 67.50 61.91 91.72
SIGI 67.15 71.07 12.64 12.88 8.68 8.01 11122 7621 71.07 66.09 92.99
BANGGAI LAUT 62.26 66.05 12.88 12.26 8.77 8.00 10815 7503 68.73 62.96 91.60
MOROWALI
66.83 70.69 11.83 12.77 8.93 8.19 10636 8711 69.95 67.44 96.41
UTARA
KOTA PALU 68.35 72.22 15.93 16.21 11.74 10.94 15605 14897 81.74 80.06 97.94
SULAWESI
68.20 72.10 13.00 13.72 8.32 7.76 15492 9591 74.64 69.53 93.15
SELATAN
KEPULAUAN
65.98 69.96 12.39 13.56 7.67 7.23 13798 7585 70.99 65.28 91.96
SELAYAR
BULUKUMBA 65.24 69.17 12.37 13.24 7.66 7.26 13103 10182 70.13 67.64 96.45
BANTAENG 68.15 72.02 11.78 12.36 7.16 6.40 11445 8979 68.93 65.69 95.30
JENEPONTO 63.90 67.76 12.01 11.94 6.47 6.21 13780 8072 67.93 62.02 91.30
TAKALAR 64.62 68.53 12.22 12.51 7.07 6.78 15823 6581 70.53 61.53 87.24
GOWA 68.07 72.03 13.27 13.47 7.96 7.56 14292 6217 73.66 64.26 87.24
SINJAI 64.80 68.74 12.85 13.56 7.58 7.12 9607 8768 67.36 66.10 98.13
MAROS 66.91 70.61 12.98 13.13 7.97 7.17 15857 7947 73.74 65.58 88.93
PANGKAJENE
DAN 64.12 68.00 12.38 12.79 8.03 6.93 17427 9149 72.56 65.16 89.80
KEPULAUAN
BARRU 66.56 70.51 13.47 13.80 8.07 7.68 13650 10353 72.85 69.53 95.44
BONE 64.50 68.40 12.41 13.25 7.19 6.85 12333 7579 68.64 63.80 92.95
SOPPENG 66.88 71.00 12.57 13.04 7.79 7.47 10456 8929 69.15 67.25 97.25

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


124
Umur Harapan Harapan Lama Rata-rata Pengeluaran per
Provinsi/ Hidup Sekolah Lama Sekolah Kapita Disesuaikan IPM
Kabupaten/ IPG
(tahun) (persen) (tahun) (ribu rupiah PPP)
Kota
L P L P L P L P L P
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
WAJO 64.79 68.69 12.84 13.62 7.13 6.39 19659 9382 73.22 65.93 90.04
SIDENRENG
67.11 71.06 12.50 13.26 8.12 7.49 17934 9882 74.59 68.55 91.90
RAPPANG
PINRANG 66.88 70.96 12.32 13.98 8.33 7.50 14988 10290 72.97 69.65 95.45
ENREKANG 68.53 72.46 13.41 14.16 9.00 8.30 11005 10111 72.79 71.33 97.99
LUWU 67.81 71.76 12.82 13.69 8.21 7.76 13875 8019 73.10 67.46 92.28
TANA TORAJA 70.83 74.66 13.23 14.01 8.50 7.78 10461 5135 72.55 63.74 87.86
LUWU UTARA 65.87 69.82 12.52 12.24 7.68 7.08 16039 8115 72.43 64.42 88.94
LUWU TIMUR 68.01 71.93 12.74 13.20 8.87 8.11 18992 8950 76.80 68.64 89.38
TORAJA UTARA 71.14 74.93 12.93 13.65 8.41 7.51 11035 5006 72.81 62.89 86.38
KOTA
69.70 73.58 15.37 16.05 11.37 10.84 20033 13266 83.94 79.35 94.53
MAKASSAR
KOTA PARE-PARE 68.86 72.79 14.08 14.64 10.65 9.91 15437 13100 78.93 76.46 96.87
KOTA PALOPO 68.46 72.41 14.09 15.76 10.58 10.48 15409 11777 78.63 76.86 97.75
SULAWESI
68.83 72.71 13.48 13.55 9.13 8.26 13271 7578 75.03 67.71 90.24
TENGGARA
BUTON 65.56 69.52 14.08 13.52 9.32 6.44 12025 4453 73.26 57.88 79.01
MUNA 68.00 71.88 13.68 14.08 9.29 7.43 11959 6118 73.99 64.43 87.08
KONAWE 67.70 71.69 12.58 13.32 9.52 8.52 14359 9254 74.78 69.48 92.91
KOLAKA 68.35 72.29 12.37 12.91 8.94 8.33 17764 8437 76.07 68.15 89.59
KONAWE
68.21 72.15 12.23 12.80 8.27 7.18 13103 6114 72.20 63.03 87.30
SELATAN
BOMBANA 66.13 70.10 11.70 12.32 8.12 7.02 12342 4839 69.88 58.71 84.02
WAKATOBI 67.82 71.77 13.30 13.12 8.34 7.18 13195 7048 73.31 64.80 88.39
KOLAKA UTARA 67.91 71.85 11.90 12.10 7.93 7.62 10695 9831 69.32 67.82 97.84
BUTON UTARA 68.57 72.47 12.71 12.86 9.22 7.88 9763 6837 71.14 65.33 91.83
KONAWE UTARA 66.97 70.87 12.44 12.31 9.31 8.32 13289 5805 73.28 62.71 85.58
KOLAKA TIMUR 70.00 73.86 12.37 11.78 7.32 6.51 7594 8307 66.42 65.20 98.16
KONAWE
66.12 69.98 11.80 11.08 9.77 8.67 10189 4628 70.18 58.78 83.76
KEPULAUAN
MUNA BARAT 67.98 71.86 12.34 12.04 7.35 5.96 10202 5988 68.61 60.41 88.05
BUTON TENGAH 65.40 69.23 12.93 12.34 7.67 5.05 11428 4485 69.54 55.14 79.29
BUTON SELATAN 65.40 69.23 12.56 12.93 7.53 6.20 13190 2922 70.30 50.96 72.49
KOTA KENDARI 71.30 75.16 16.26 16.20 12.13 11.23 16794 12668 84.77 80.24 94.66
KOTA BAU-BAU 68.70 72.63 14.48 15.20 10.74 9.74 14989 8148 79.05 71.66 90.65
GORONTALO 65.51 69.53 12.77 13.51 7.14 7.76 13860 5126 70.52 61.09 86.63
BOALEMO 66.20 70.17 11.86 12.87 6.05 6.56 13117 3609 67.83 54.82 80.82
GORONTALO 65.07 68.88 12.50 13.34 6.32 7.07 13858 3786 68.90 55.93 81.18

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


125
Umur Harapan Harapan Lama Rata-rata Pengeluaran per
Provinsi/ Hidup Sekolah Lama Sekolah Kapita Disesuaikan IPM
Kabupaten/ IPG
(tahun) (persen) (tahun) (ribu rupiah PPP)
Kota
L P L P L P L P L P
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
POHUWATO 61.30 65.08 12.01 12.74 6.81 7.06 12845 6628 66.48 60.57 91.11
BONE BOLANGO 65.98 69.87 13.09 14.11 7.58 8.40 13899 5091 71.70 62.35 86.96
GORONTALO
63.36 67.25 11.97 13.06 6.47 7.04 13341 3691 67.34 54.65 81.16
UTARA
KOTA
70.02 73.89 14.00 14.67 10.29 10.40 17515 6125 80.21 69.03 86.06
GORONTALO
SULAWESI
62.76 66.47 12.28 12.97 7.66 7.28 13157 6805 68.83 61.98 90.05
BARAT
MAJENE 59.15 62.84 13.39 13.59 8.53 8.10 12163 9032 68.41 64.58 94.40
POLEWALI
60.06 63.77 12.65 13.40 7.37 6.92 11857 7098 66.53 61.12 91.87
MANDAR
MAMASA 68.61 72.53 11.20 12.20 7.81 7.03 8233 7439 66.07 64.60 97.78
MAMUJU 64.93 68.83 12.53 13.64 7.93 7.33 12281 6452 69.90 63.17 90.37
MAMUJU UTARA 63.62 67.51 11.91 11.54 7.88 7.63 16858 6028 71.31 60.15 84.35
MAMUJU
65.76 69.70 11.45 12.72 7.32 7.02 12711 5195 68.63 59.79 87.12
TENGAH
MALUKU 63.68 67.58 13.70 14.26 9.75 9.41 11910 7636 72.33 67.29 93.03
MALUKU
TENGGARA 61.25 65.02 11.81 12.77 9.57 9.21 8449 3979 65.66 56.64 86.26
BARAT
MALUKU
62.80 66.64 12.03 13.09 10.09 9.29 8514 7111 67.30 64.87 96.39
TENGGARA
MALUKU
64.20 68.08 13.88 14.80 9.38 9.27 11115 9709 71.66 70.45 98.31
TENGAH
BURU 64.17 68.05 12.64 12.87 8.82 7.85 16167 8533 73.24 65.68 89.68
KEPULAUAN
60.60 64.34 11.76 12.22 8.88 8.46 11151 5596 67.19 59.40 88.41
ARU
SERAM BAGIAN
59.29 62.99 12.93 13.73 9.05 8.66 8619 8227 65.32 64.46 98.68
BARAT
SERAM BAGIAN
57.00 60.58 12.65 12.56 8.64 6.86 12727 6771 67.03 58.19 86.81
TIMUR
MALUKU BARAT
59.95 63.67 11.88 11.96 8.14 7.89 9496 5400 64.57 57.83 89.56
DAYA
BURU SELATAN 63.93 67.79 12.42 12.60 7.98 6.93 12952 5836 69.84 60.12 86.08
KOTA AMBON 68.09 72.03 15.59 16.63 11.74 11.59 16188 13326 81.66 79.90 97.84
KOTA TUAL 62.91 66.75 13.82 14.74 10.79 9.90 10603 5164 72.02 63.11 87.63
MALUKU
65.82 69.79 13.70 13.60 9.15 8.28 12178 6833 72.94 65.28 89.50
UTARA
HALMAHERA
63.79 67.65 12.95 13.08 8.62 7.50 10864 5742 69.44 60.96 87.79
BARAT

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


126
Umur Harapan Harapan Lama Rata-rata Pengeluaran per
Provinsi/ Hidup Sekolah Lama Sekolah Kapita Disesuaikan IPM
Kabupaten/ IPG
(tahun) (persen) (tahun) (ribu rupiah PPP)
Kota
L P L P L P L P L P
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
HALMAHERA
61.21 65.01 13.10 12.68 9.29 8.44 10679 6349 68.88 61.54 89.34
TENGAH
KEPULAUAN
60.90 64.65 12.94 12.51 8.97 8.43 9355 6605 66.90 61.64 92.14
SULA
HALMAHERA
63.44 67.28 12.79 12.46 8.20 7.01 10776 5520 68.52 59.21 86.41
SELATAN
HALMAHERA
67.13 71.07 13.67 13.21 8.95 7.89 11462 6558 72.73 64.59 88.81
UTARA
HALMAHERA
66.14 70.11 13.05 12.60 8.56 7.52 12378 4450 71.89 58.45 81.30
TIMUR
PULAU
64.58 68.48 11.61 12.42 7.64 6.38 10673 2325 67.06 46.54 69.40
MOROTAI
PULAU TALIABU 59.68 63.37 12.15 11.97 7.79 7.06 11371 4491 65.96 54.63 82.82
KOTA TERNATE 68.49 72.41 15.60 15.85 11.75 10.93 17585 10320 82.70 76.02 91.92
KOTA TIDORE
66.84 70.80 13.80 13.96 10.27 9.41 9742 7934 72.55 69.01 95.12
KEPULAUAN
PAPUA BARAT 63.57 67.43 13.21 12.14 10.09 7.01 11148 5534 71.54 59.00 82.47
FAKFAK 66.08 70.06 13.70 15.17 10.33 7.63 11039 4600 73.46 61.22 83.34
KAIMANA 62.28 66.10 12.27 11.43 9.94 6.86 11488 5488 70.10 57.47 81.98
TELUK
57.67 61.28 11.03 11.46 9.19 6.70 12363 4267 66.20 52.24 78.91
WONDAMA
TELUK BINTUNI 58.26 61.93 12.29 11.89 8.98 7.76 13691 6391 68.43 58.65 85.71
MANOKWARI 66.18 70.14 13.80 12.99 11.09 7.89 17274 7535 78.82 65.51 83.11
SORONG
63.84 67.70 13.21 11.87 9.60 7.05 7764 3984 67.36 54.85 81.43
SELATAN
SORONG 63.72 67.58 13.36 13.08 8.68 7.35 10459 5157 69.51 59.49 85.58
RAJA AMPAT 62.46 66.27 12.14 11.56 9.05 7.10 11647 3753 69.14 53.24 77.00
TAMBRAUW 57.71 61.32 12.04 10.41 7.24 4.37 8270 2430 61.19 41.19 67.31
MAYBRAT 63.08 66.81 14.15 12.24 8.95 5.86 7486 3328 66.73 51.08 76.55
MANOKWARI
65.14 69.06 12.28 12.61 9.60 5.59 8912 2033 68.60 43.53 63.45
SELATAN
PEGUNUNGAN
64.87 68.80 11.34 8.37 9.01 4.24 6835 4183 64.02 48.75 76.15
ARFAK
KOTA SORONG 67.98 71.91 14.14 14.30 11.31 10.72 19592 10671 81.54 74.51 91.38
PAPUA 63.67 67.22 10.91 10.54 7.26 5.70 10770 4167 65.45 52.43 80.11
MERAUKE 64.95 68.62 13.29 12.30 8.78 8.21 16586 8145 74.50 65.33 87.69
JAYAWIJAYA 57.15 60.72 12.72 10.49 6.87 4.37 8478 5404 61.38 50.90 82.93
JAYAPURA 64.80 68.55 14.18 13.85 10.03 8.70 14643 9145 75.68 68.56 90.59
NABIRE 65.79 69.65 11.13 11.33 10.31 8.72 14353 8718 73.29 66.16 90.27

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


127
Umur Harapan Harapan Lama Rata-rata Pengeluaran per
Provinsi/ Hidup Sekolah Lama Sekolah Kapita Disesuaikan IPM
Kabupaten/ IPG
(tahun) (persen) (tahun) (ribu rupiah PPP)
Kota
L P L P L P L P L P
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
KEPULAUAN
66.92 70.77 12.12 12.27 9.85 7.99 11351 6696 72.06 63.90 88.68
YAPEN
BIAK NUMFOR 66.06 69.94 14.06 13.63 10.38 9.06 14632 8806 76.63 69.04 90.10
PANIAI 64.11 67.82 10.97 10.11 4.40 2.92 10433 2444 61.38 41.49 67.60
PUNCAK JAYA 62.67 66.50 6.58 6.79 5.35 3.05 8529 2145 54.71 35.67 65.20
MIMIKA 70.07 74.03 11.66 12.24 10.23 9.22 19257 4156 78.56 60.57 77.10
BOVEN DIGOEL 57.32 60.89 11.61 10.64 8.75 7.63 12486 4284 66.15 52.37 79.17
MAPPI 62.58 66.43 10.62 10.51 6.89 5.56 9861 4542 63.30 52.95 83.65
ASMAT 55.12 58.55 8.48 8.00 5.69 3.96 10053 1519 55.72 29.10 52.23
YAHUKIMO 63.54 67.39 8.37 7.47 5.76 2.29 8835 3460 58.43 41.97 71.83
PEGUNUNGAN
62.24 65.92 5.86 5.59 4.23 2.21 8329 4542 51.30 41.29 80.49
BINTANG
TOLIKARA 63.32 67.18 8.53 7.91 4.78 2.28 8734 1864 56.92 33.68 59.17
SARMI 64.00 67.88 12.69 11.32 9.21 7.66 9927 4575 69.09 56.87 82.31
KEEROM 64.57 68.23 12.22 11.98 8.93 6.70 13169 6829 71.30 61.16 85.78
WAROPEN 64.00 67.87 12.96 12.57 9.49 8.16 11058 2578 70.75 49.93 70.57
SUPIORI 63.55 67.40 13.75 12.33 8.99 7.29 8568 3136 68.10 51.97 76.31
MAMBERAMO
55.40 58.86 11.58 10.64 5.73 3.93 7093 3777 56.28 45.85 81.47
RAYA
NDUGA 53.17 56.38 3.83 2.55 1.57 0.72 4131 4509 33.49 28.29 84.47
LANNY JAYA 63.90 67.68 9.00 7.78 4.42 1.55 4517 5833 50.66 46.40 91.59
MAMBERAMO
61.19 64.97 9.24 7.83 4.65 1.59 4608 4778 50.47 43.81 86.80
TENGAH
YALIMO 63.28 66.96 9.19 8.46 4.34 2.37 7372 4597 55.54 46.36 83.47
PUNCAK 63.70 67.19 5.22 4.67 2.49 0.82 5770 4410 44.21 36.52 82.61
DOGIYAI 63.34 67.19 9.71 10.37 5.39 4.07 8313 3421 58.90 47.74 81.05
INTAN JAYA 63.37 67.13 8.08 6.13 4.18 1.36 7699 3263 54.24 37.60 69.32
DEIYAI 62.86 66.69 10.77 9.48 3.94 1.71 6700 2572 55.82 39.66 71.05
KOTA JAYAPURA 68.20 72.04 15.43 14.50 11.50 11.12 18173 13693 82.42 77.75 94.33
INDONESIA 69.30 73.19 12.84 12.99 8.62 7.72 15546 9042 75.43 68.63 90.99

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


128
Lampiran 3. IPG Menurut Provinsi, 2010-2018

Indeks Pembangunan Gender (IPG)


Provinsi
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
ACEH 89.05 89.30 90.32 90.61 91.50 92.07 91.89 91.67 91.67
SUMATERA UTARA 89.43 89.57 90.04 90.07 90.26 90.96 90.82 90.65 90.66
SUMATERA BARAT 91.98 92.82 92.98 93.02 94.04 94.74 94.42 94.16 94.17
RIAU 85.17 85.74 86.29 86.74 87.62 87.75 88.04 88.17 88.37
JAMBI 83.04 83.94 85.91 87.69 87.88 88.44 88.29 88.13 88.44
SUMATERA SELATAN 89.73 89.92 90.79 91.25 91.64 92.22 92.08 92.43 92.62
BENGKULU 88.88 89.47 90.51 90.55 91.02 91.38 91.06 91.34 91.37
LAMPUNG 87.18 88.23 88.49 88.84 89.62 89.89 90.30 90.49 90.57
KEP. BANGKA BELITUNG 86.87 87.10 87.54 87.73 87.74 88.37 88.90 88.93 89.15
KEP. RIAU 92.05 92.11 92.23 92.81 93.20 93.22 93.13 92.96 92.97
DKI JAKARTA 93.76 93.76 94.11 94.26 94.60 94.72 94.98 94.70 94.70
JAWA BARAT 86.94 87.12 87.79 88.21 88.35 89.11 89.56 89.18 89.19
JAWA TENGAH 90.32 90.92 91.12 91.50 91.89 92.21 92.22 91.94 91.95
DI YOGYAKARTA 92.82 93.56 93.73 94.15 94.31 94.41 94.27 94.39 94.73
JAWA TIMUR 88.80 89.28 89.36 90.22 90.83 91.07 90.72 90.76 90.77
BANTEN 90.22 90.22 90.28 90.31 90.99 91.11 90.97 91.14 91.30
BALI 90.90 91.67 92.78 93.00 93.32 92.71 93.20 93.70 93.71
NUSA TENGGARA BARAT 86.53 87.60 88.85 89.44 90.02 90.23 90.05 90.36 90.37
NUSA TENGGARA TIMUR 90.06 90.66 91.47 91.74 92.76 92.91 92.72 92.44 92.57
KALIMANTAN BARAT 84.09 84.10 84.28 84.39 84.72 85.61 85.77 86.28 86.74
KALIMANTAN TENGAH 88.02 88.11 88.13 88.47 89.33 89.25 89.07 88.91 89.13
KALIMANTAN SELATAN 88.00 88.09 88.33 88.33 88.46 88.55 88.86 88.60 88.61
KALIMANTAN TIMUR 83.00 83.18 84.33 84.69 84.75 85.07 85.60 85.62 85.63
KALIMANTAN UTARA - - - 85.63 85.67 85.68 86.34 85.96 86.74
SULAWESI UTARA 93.10 93.29 93.38 93.75 94.58 94.64 95.04 94.78 94.79
SULAWESI TENGAH 91.23 91.70 91.77 91.84 92.69 92.25 91.91 91.66 92.08
SULAWESI SELATAN 91.54 91.79 91.96 92.34 92.60 92.92 92.79 92.84 93.15
SULAWESI TENGGARA 87.90 88.06 88.42 89.24 89.56 90.30 90.23 90.24 90.24
GORONTALO 83.26 84.19 84.54 84.57 85.09 85.87 86.12 86.64 86.63
SULAWESI BARAT 87.53 87.60 87.90 88.56 89.18 89.52 89.35 89.44 90.05
MALUKU 91.79 92.36 92.38 92.46 92.55 92.54 92.38 92.75 93.03
MALUKU UTARA 85.29 85.31 87.06 87.96 88.79 88.86 89.15 89.15 89.50
PAPUA BARAT 81.15 81.34 81.57 81.72 81.95 81.99 82.34 82.42 82.47
PAPUA 73.93 74.99 76.42 77.61 78.57 78.52 79.09 79.38 80.11
INDONESIA 89.42 89.52 90.07 90.19 90.34 91.03 90.82 90.96 90.99

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


129
Lampiran 4. IPG Menurut Provinsi dan Kabupaten/Kota, 2010-2018

Provinsi/ Indeks Pembangunan Gender (IPG)


Kabupaten/Kota 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
ACEH 89.05 89.30 90.32 90.61 91.50 92.07 91.89 91.67 91.67
SIMEULUE 68.59 71.22 72.51 74.55 75.55 76.19 - 76.72 77.52
ACEH SINGKIL 76.53 77.85 79.75 81.52 82.80 82.91 - 83.98 84.02
ACEH SELATAN 88.87 89.15 90.10 90.57 90.82 91.01 - 91.46 91.54
ACEH TENGGARA 89.55 89.74 90.27 90.64 91.52 91.65 - 92.77 93.01
ACEH TIMUR 83.20 84.67 84.75 84.77 84.92 85.42 - 86.03 85.64
ACEH TENGAH 95.66 96.73 97.03 97.04 97.19 97.81 - 97.69 97.75
ACEH BARAT 83.16 83.23 83.25 83.36 83.50 84.58 - 84.92 85.41
ACEH BESAR 93.77 93.79 94.10 94.59 94.65 95.23 - 95.09 95.19
PIDIE 92.76 93.39 93.72 93.77 94.33 94.54 - 94.03 93.50
BIREUEN 91.41 91.44 91.63 93.56 94.86 95.63 - 95.15 94.64
ACEH UTARA 89.99 90.21 90.92 92.23 92.41 92.52 - 92.77 92.21
ACEH BARAT DAYA 85.90 86.64 87.38 88.59 89.39 89.54 - 89.49 89.86
GAYO LUES 85.27 85.88 86.31 86.70 87.03 87.04 - 87.77 88.39
ACEH TAMIANG 76.76 77.56 78.39 78.90 80.37 81.12 - 81.28 81.43
NAGAN RAYA 80.25 81.16 82.63 86.35 90.40 89.62 - 89.80 89.92
ACEH JAYA 77.12 79.42 83.31 85.59 88.06 88.08 - 88.46 89.26
BENER MERIAH 91.68 94.14 95.31 96.36 96.44 96.46 - 96.35 96.53
PIDIE JAYA 93.66 93.96 94.01 94.11 94.70 94.98 - 95.19 95.35
KOTA BANDA ACEH 93.49 94.22 94.79 94.94 95.30 95.83 - 95.40 95.46
KOTA SABANG 93.32 93.95 94.09 94.60 96.31 96.05 - 95.83 95.97
KOTA LANGSA 94.92 95.01 95.16 96.03 96.31 96.34 - 95.70 95.89
KOTA
91.72 92.11 92.36 93.15 93.76 94.62 - 94.60 94.98
LHOKSEUMAWE
KOTA
81.59 81.66 81.74 81.80 81.93 82.94 - 83.96 84.53
SUBULUSSALAM
SUMATERA UTARA 89.43 89.57 90.04 90.07 90.26 90.96 90.82 90.65 90.66
NIAS 75.89 80.71 83.10 86.63 88.66 89.01 - 90.33 90.86
MANDAILING NATAL 91.53 91.64 91.88 92.28 92.34 92.61 - 93.23 93.48
TAPANULI SELATAN 88.26 88.69 89.33 90.83 91.14 91.42 - 91.07 91.21
TAPANULI TENGAH 93.76 93.84 93.98 94.52 95.30 95.29 - 94.16 94.27
TAPANULI UTARA 96.94 97.13 98.82 98.99 99.01 98.68 - 97.51 97.87
TOBA SAMOSIR 96.74 97.34 97.52 97.89 98.11 97.43 - 97.40 97.93
LABUHAN BATU 85.25 85.56 87.55 88.02 90.84 90.73 - 90.79 91.02
ASAHAN 85.07 85.33 86.17 87.13 90.42 90.82 - 91.07 91.21
SIMALUNGUN 88.37 89.29 90.48 91.06 92.78 92.84 - 92.59 92.80
DAIRI 96.22 96.31 97.36 97.64 97.86 98.23 - 97.68 97.44

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


130
Provinsi/ Indeks Pembangunan Gender (IPG)
Kabupaten/Kota 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
KARO 94.79 94.98 95.05 95.33 95.70 95.95 - 96.08 96.27
DELI SERDANG 89.44 89.81 90.16 90.21 90.60 90.75 - 90.78 91.18
LANGKAT 85.11 85.92 86.75 87.03 87.80 88.42 - 88.77 89.29
NIAS SELATAN 84.91 85.39 85.72 86.03 86.29 86.89 - 87.38 87.51
HUMBANG
90.15 92.64 95.05 96.65 97.29 96.81 - 97.15 96.93
HASUNDUTAN
PAKPAK BHARAT 96.34 97.15 98.08 99.02 99.34 99.52 - 98.98 99.00
SAMOSIR 95.63 96.38 96.47 96.47 96.75 96.17 - 96.07 96.43
SERDANG BEDAGAI 86.69 86.84 87.13 87.68 87.73 87.69 - 88.03 88.61
BATU BARA 77.40 77.97 78.89 79.58 80.50 81.55 - 82.65 82.90
PADANG LAWAS
81.22 81.93 81.96 82.02 85.86 86.24 - 86.22 86.79
UTARA
PADANG LAWAS 83.27 83.67 84.61 85.21 85.80 85.87 - 85.21 85.11
LABUHAN BATU
84.69 85.39 85.92 85.95 86.40 86.95 - 87.29 86.97
SELATAN
LABUHAN BATU
85.60 88.80 89.17 89.48 90.02 89.47 - 89.34 89.82
UTARA
NIAS UTARA - 72.54 74.25 76.00 78.20 78.85 - 78.86 78.61
NIAS BARAT - 81.94 82.51 82.77 84.52 84.56 - 85.53 85.97
KOTA SIBOLGA 93.13 94.30 95.09 95.89 96.84 97.46 - 97.17 97.33
KOTA TANJUNG
82.46 85.29 87.19 88.25 88.65 88.67 - 88.94 89.37
BALAI
KOTA PEMATANG
92.80 94.17 94.84 94.98 95.04 95.18 - 95.18 95.32
SIANTAR
KOTA TEBING TINGGI 92.30 92.61 92.97 93.20 93.25 93.45 - 93.23 93.33
KOTA MEDAN 91.87 92.34 92.40 92.91 93.10 93.16 - 93.34 93.98
KOTA BINJAI 87.95 89.19 89.72 89.95 90.81 90.79 - 90.76 90.57
KOTA
95.56 96.24 96.57 97.29 97.63 97.09 - 97.16 97.17
PADANGSIDIMPUAN
KOTA GUNUNGSITOLI - 82.46 86.22 87.69 89.41 89.58 - 89.46 89.21
SUMATERA BARAT 91.98 92.82 92.98 93.02 94.04 94.74 94.42 94.16 94.17
KEPULAUAN
86.77 87.63 88.04 88.45 89.15 89.31 - 89.13 89.45
MENTAWAI
PESISIR SELATAN 93.20 93.38 93.60 93.62 95.23 95.23 - 94.98 94.62
SOLOK 90.27 90.73 91.17 93.44 95.45 95.73 - 95.73 96.20
SIJUNJUNG 90.00 90.46 90.47 91.08 92.24 92.34 - 93.40 93.21
TANAH DATAR 93.59 97.05 97.43 97.62 97.72 98.44 - 98.51 97.58
PADANG PARIAMAN 92.33 92.34 92.53 92.90 93.04 93.15 - 93.79 93.07
AGAM 94.54 94.89 96.38 96.68 96.69 97.04 - 97.16 96.92
LIMA PULUH KOTA 91.74 91.97 92.69 93.82 95.77 95.50 - 94.62 94.93

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


131
Provinsi/ Indeks Pembangunan Gender (IPG)
Kabupaten/Kota 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
PASAMAN 91.76 91.99 92.11 92.14 92.88 92.95 - 93.00 92.61
SOLOK SELATAN 91.12 91.18 91.23 91.27 94.84 95.33 - 94.54 94.92
DHARMAS RAYA 86.74 87.19 87.34 88.11 88.18 88.29 - 88.43 88.26
PASAMAN BARAT 86.20 87.33 87.55 88.09 88.41 88.44 - 88.97 89.59
KOTA PADANG 91.28 92.07 92.59 92.87 93.23 93.77 - 93.77 93.77
KOTA SOLOK 96.03 96.37 96.38 96.47 96.51 96.62 - 96.70 97.24
KOTA SAWAH LUNTO 88.20 90.98 93.52 94.84 95.40 95.52 - 95.50 95.68
KOTA PADANG
98.76 99.14 99.20 99.26 99.37 98.56 - 97.76 97.77
PANJANG
KOTA BUKITTINGGI 97.94 98.47 98.73 98.99 99.21 99.75 - 98.78 98.80
KOTA PAYAKUMBUH 97.46 98.20 98.33 98.42 98.47 98.52 - 98.53 98.54
KOTA PARIAMAN 96.17 97.16 97.69 98.12 98.58 98.72 - 98.95 98.61
RIAU 85.17 85.74 86.29 86.74 87.62 87.75 88.04 88.17 88.37
KUANTAN SINGINGI 79.03 79.64 83.98 86.64 87.81 88.90 - 89.71 90.06
INDRAGIRI HULU 82.52 82.88 83.54 84.62 86.27 86.33 - 86.58 86.61
INDRAGIRI HILIR 78.81 79.24 79.47 80.05 80.99 81.10 - 81.80 82.37
PELALAWAN 83.07 83.52 84.59 85.06 87.83 87.81 - 88.50 88.50
SIAK 87.93 88.41 88.85 89.05 89.30 89.02 - 88.41 88.52
KAMPAR 87.77 88.18 88.27 88.46 88.78 89.17 - 89.22 89.29
ROKAN HULU 78.25 79.00 79.15 79.35 79.36 79.79 - 81.84 81.85
BENGKALIS 82.49 85.88 86.67 87.59 88.86 88.87 - 89.81 89.96
ROKAN HILIR 82.29 82.73 82.79 83.93 84.30 84.29 - 84.73 84.86
KEPULAUAN
- 84.12 84.14 84.21 84.37 84.42 - 85.30 85.90
MERANTI
KOTA PEKANBARU 90.63 90.76 90.77 91.00 91.83 92.36 - 92.86 92.97
KOTA DUMAI 84.88 88.62 88.82 89.01 89.35 89.74 - 90.52 90.82
JAMBI 83.04 83.94 85.91 87.69 87.88 88.44 88.29 88.13 88.44
KERINCI 82.06 82.59 83.77 85.36 85.77 85.72 - 85.97 86.32
MERANGIN 79.91 80.83 86.73 87.54 87.93 87.12 - 87.64 88.01
SAROLANGUN 85.35 86.08 86.65 87.87 90.28 90.62 - 90.44 90.29
BATANG HARI 80.43 82.20 82.35 82.64 83.67 83.93 - 84.18 84.49
MUARO JAMBI 75.97 76.28 76.89 77.45 78.01 78.41 - 79.41 80.21
TANJUNG JABUNG
77.93 78.09 79.18 82.32 85.07 84.68 - 86.56 87.30
TIMUR
TANJUNG JABUNG
80.28 80.61 83.31 83.58 83.74 84.81 - 85.44 85.87
BARAT
TEBO 86.63 86.80 86.88 87.01 90.31 91.31 - 90.06 90.22
BUNGO 80.72 80.74 83.84 85.63 88.10 88.15 - 88.15 88.20
KOTA JAMBI 88.71 90.68 91.76 93.05 94.55 94.67 - 94.45 94.46
KOTA SUNGAI PENUH 87.72 89.42 90.41 92.70 93.44 93.82 - 93.98 94.43

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


132
Provinsi/ Indeks Pembangunan Gender (IPG)
Kabupaten/Kota 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
SUMATERA
89.73 89.92 90.79 91.25 91.64 92.22 92.08 92.43 92.62
SELATAN
OGAN KOMERING
86.67 86.83 87.01 89.43 93.23 93.26 - 93.46 94.01
ULU
OGAN KOMERING
87.34 88.38 89.01 89.22 89.70 90.25 - 91.08 91.35
ILIR
MUARA ENIM 84.01 84.21 85.24 86.53 88.59 89.47 - 89.32 89.76
LAHAT 92.04 92.17 93.05 93.90 94.67 94.68 - 94.80 95.08
MUSI RAWAS 83.39 83.99 84.25 84.58 85.08 85.04 - 85.12 85.17
MUSI BANYUASIN 74.03 74.06 78.02 78.13 81.24 81.66 - 81.97 82.68
BANYU ASIN 84.63 85.22 87.24 87.37 87.84 88.69 - 88.97 89.25
OGAN KOMERING
86.18 87.30 87.70 89.68 91.75 91.82 - 92.12 92.80
ULU SELATAN
OGAN KOMERING
88.68 90.67 92.08 92.41 92.43 92.72 - 93.84 94.14
ULU TIMUR
OGAN ILIR 94.10 95.62 98.01 98.48 98.73 98.64 - 98.15 98.45
EMPAT LAWANG 89.87 90.02 90.29 91.01 91.59 91.71 - 92.95 93.24
PENUKAL ABAB
- - - 89.85 92.34 92.37 - 92.19 92.79
LEMATANG ILIR
MUSI RAWAS UTARA - - - 92.71 92.81 92.84 - 92.86 93.18
KOTA PALEMBANG 92.78 92.82 93.16 94.47 95.47 95.63 - 95.56 96.01
KOTA PRABUMULIH 84.74 88.73 89.48 90.90 91.22 92.04 - 92.72 93.32
KOTA PAGAR ALAM 92.30 92.80 92.83 92.98 93.23 93.43 - 93.82 94.44
KOTA
91.73 92.90 94.76 95.51 95.78 95.85 - 95.74 95.83
LUBUKLINGGAU
BENGKULU 88.88 89.47 90.51 90.55 91.02 91.38 91.06 91.34 91.37
BENGKULU SELATAN 91.71 91.82 92.16 93.60 94.00 94.42 - 93.74 94.08
REJANG LEBONG 91.57 92.26 92.43 92.44 92.55 92.85 - 94.15 94.59
BENGKULU UTARA 89.87 90.29 90.57 91.09 91.32 91.39 - 91.00 91.19
KAUR 81.63 83.15 84.39 85.34 85.66 86.21 - 86.91 87.20
SELUMA 81.33 82.81 83.29 83.51 84.80 84.98 - 85.20 85.28
MUKOMUKO 82.58 82.95 83.13 83.84 84.25 84.28 - 83.98 84.18
LEBONG 89.02 89.83 89.85 90.45 91.11 91.12 - 90.64 90.99
KEPAHIANG 91.11 92.42 93.73 93.75 94.99 94.66 - 94.69 95.20
BENGKULU TENGAH 78.38 78.53 80.54 80.83 84.68 85.07 - 85.77 86.36
KOTA BENGKULU 91.48 92.59 93.53 94.34 95.71 95.64 - 96.36 96.55
LAMPUNG 87.18 88.23 88.49 88.84 89.62 89.89 90.30 90.49 90.57
LAMPUNG BARAT 89.94 90.81 91.04 91.29 91.54 91.65 - 92.47 92.74
TANGGAMUS 88.06 88.43 88.99 89.35 89.61 89.79 - 90.71 91.14
LAMPUNG SELATAN 86.67 86.99 87.80 88.37 88.82 88.89 - 89.52 89.87
LAMPUNG TIMUR 86.37 86.97 87.09 87.28 87.42 87.51 - 87.85 88.67

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


133
Provinsi/ Indeks Pembangunan Gender (IPG)
Kabupaten/Kota 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
LAMPUNG TENGAH 87.75 87.76 87.95 88.97 88.99 89.08 - 89.23 89.57
LAMPUNG UTARA 86.72 86.98 87.19 87.48 87.69 87.85 - 88.69 89.34
WAY KANAN 79.09 84.14 87.11 87.28 87.45 87.54 - 87.85 88.25
TULANGBAWANG 82.79 82.99 85.11 86.99 87.39 88.08 - 88.51 88.69
PESAWARAN 83.33 83.87 84.19 84.70 85.33 86.13 - 87.25 87.57
PRINGSEWU - 91.68 91.91 91.95 92.27 92.37 - 92.26 92.59
MESUJI - 80.50 80.69 81.16 83.36 84.38 - 83.82 84.49
TULANGBAWANG
- 82.25 83.37 87.09 87.42 87.93 - 88.08 88.53
BARAT
PESISIR BARAT - - - 90.67 92.18 92.07 - 92.84 93.40
KOTA BANDAR
92.25 92.59 92.78 93.00 93.25 93.69 - 93.53 93.55
LAMPUNG
KOTA METRO 91.89 92.46 92.61 92.86 94.61 94.64 - 94.97 94.98
KEP. BANGKA
86.87 87.10 87.54 87.73 87.74 88.37 88.90 88.93 89.15
BELITUNG
BANGKA 85.32 85.86 86.03 86.77 86.92 87.17 - 88.14 88.24
BELITUNG 85.48 85.59 85.73 86.61 87.19 87.98 - 87.99 88.62
BANGKA BARAT 87.04 87.28 87.86 88.11 88.56 88.71 - 89.41 89.92
BANGKA TENGAH 88.50 89.26 90.06 90.28 90.60 90.61 - 90.83 91.04
BANGKA SELATAN 78.24 79.75 81.24 82.17 82.52 82.83 - 83.48 83.54
BELITUNG TIMUR 83.81 83.95 84.17 84.29 85.37 86.10 - 86.04 86.08
KOTA PANGKAL
91.92 92.05 92.08 92.30 92.47 93.09 - 92.80 92.94
PINANG
KEP. RIAU 92.05 92.11 92.23 92.81 93.20 93.22 93.13 92.96 92.97
KARIMUN 89.80 89.90 89.95 91.14 91.16 91.18 - 91.35 91.48
BINTAN 90.75 91.03 91.18 91.50 92.15 92.41 - 92.58 92.79
NATUNA 89.60 90.06 90.80 90.83 90.84 90.85 - 91.31 91.62
LINGGA 86.94 87.46 88.03 88.10 88.59 89.11 - 89.73 89.29
KEPULAUAN
87.31 87.47 87.60 87.62 89.11 89.25 - 89.97 90.12
ANAMBAS
KOTA BATAM 93.27 93.60 93.64 93.95 94.45 94.62 - 94.21 94.22
KOTA TANJUNG
94.45 94.89 95.43 95.57 96.54 96.58 - 96.46 96.47
PINANG
DKI JAKARTA 93.76 93.76 94.11 94.26 94.60 94.72 94.98 94.70 94.70
KEPULAUAN SERIBU 88.05 88.20 89.42 92.40 92.60 92.49 - 93.24 93.57
KODYA JAKARTA
92.75 93.02 94.27 94.73 94.99 95.08 - 95.71 96.07
SELATAN
KODYA JAKARTA
93.45 93.72 93.76 93.79 94.09 94.21 - 94.59 94.79
TIMUR
KODYA JAKARTA
94.35 94.95 95.60 95.90 96.21 96.01 - 95.52 95.62
PUSAT

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


134
Provinsi/ Indeks Pembangunan Gender (IPG)
Kabupaten/Kota 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
KODYA JAKARTA
94.38 94.81 94.89 95.03 95.06 95.23 - 95.38 95.22
BARAT
KODYA JAKARTA
92.59 93.14 93.20 93.24 93.36 93.19 - 93.38 93.51
UTARA
JAWA BARAT 86.94 87.12 87.79 88.21 88.35 89.11 89.56 89.18 89.19
BOGOR 84.97 85.55 85.93 86.10 86.41 87.13 - 88.69 89.05
SUKABUMI 81.35 82.16 83.36 85.46 86.17 86.68 - 86.90 86.95
CIANJUR 77.21 77.57 79.81 82.03 82.66 82.82 - 83.56 83.72
BANDUNG 91.18 91.40 92.18 92.48 93.18 93.32 - 93.43 93.59
GARUT 73.98 75.62 77.42 79.83 81.25 81.33 - 81.96 82.42
TASIKMALAYA 77.71 78.24 79.03 82.53 84.47 84.67 - 85.63 85.98
CIAMIS 80.24 82.54 83.06 84.48 85.19 85.20 - 85.60 86.00
KUNINGAN 81.25 81.28 84.75 85.46 85.65 85.77 - 86.34 86.62
CIREBON 68.85 79.23 79.42 80.40 81.64 81.95 - 82.51 82.92
MAJALENGKA 81.57 82.17 82.36 83.76 84.09 84.96 - 85.43 85.93
SUMEDANG 82.94 83.32 83.36 83.77 94.36 94.37 - 94.60 94.88
INDRAMAYU 85.02 85.08 85.37 85.96 86.75 87.46 - 87.91 87.97
SUBANG 85.25 85.79 86.49 87.08 89.68 89.71 - 90.52 90.57
PURWAKARTA 84.48 84.55 84.64 85.37 86.25 86.56 - 87.18 87.19
KARAWANG 84.83 85.40 88.53 88.89 89.69 89.60 - 90.42 90.45
BEKASI 84.70 85.37 86.32 86.50 86.55 87.40 - 88.00 88.28
BANDUNG BARAT 74.59 74.85 75.19 76.25 77.94 78.23 - 79.11 79.18
PANGANDARAN - - - 88.70 88.95 89.14 - 89.30 89.68
KOTA BOGOR 89.14 89.63 90.24 90.31 90.38 90.82 - 90.90 90.92
KOTA SUKABUMI 88.80 89.02 89.56 89.84 90.57 90.72 - 90.95 91.07
KOTA BANDUNG 92.44 92.97 93.93 94.15 94.42 94.95 - 95.03 95.11
KOTA CIREBON 89.46 89.74 90.61 91.83 93.23 93.76 - 93.94 93.94
KOTA BEKASI 90.92 92.10 92.72 92.81 92.94 92.99 - 93.09 93.26
KOTA DEPOK 89.47 89.93 90.76 91.46 91.94 92.56 - 93.05 93.06
KOTA CIMAHI 88.64 89.06 89.67 90.63 92.11 92.23 - 92.33 92.36
KOTA TASIKMALAYA 86.67 86.76 88.01 88.73 90.22 90.73 - 91.06 91.07
KOTA BANJAR 83.80 84.02 84.34 84.53 85.41 85.98 - 86.93 87.11
JAWA TENGAH 90.32 90.92 91.12 91.50 91.89 92.21 92.22 91.94 91.95
CILACAP 84.50 85.15 85.78 85.83 86.16 86.04 - 86.14 86.53
BANYUMAS 85.14 86.07 86.25 86.53 86.54 86.66 - 87.62 87.94
PURBALINGGA 87.61 88.51 88.93 89.12 90.12 90.74 - 92.31 92.32
BANJARNEGARA 90.93 91.26 91.64 92.51 94.97 94.98 - 95.02 95.18
KEBUMEN 91.07 91.74 92.26 92.70 92.81 93.48 - 92.68 93.09
PURWOREJO 92.51 92.59 93.12 93.43 93.94 94.17 - 95.26 95.11

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


135
Provinsi/ Indeks Pembangunan Gender (IPG)
Kabupaten/Kota 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
WONOSOBO 89.13 90.04 91.15 91.67 92.51 92.91 - 92.61 92.91
MAGELANG 89.13 91.02 92.16 92.20 92.79 92.91 - 91.95 92.23
BOYOLALI 91.54 91.91 92.19 92.52 92.76 93.97 - 92.96 93.24
KLATEN 93.02 93.12 94.69 95.16 95.90 96.42 - 96.54 96.00
SUKOHARJO 94.85 95.16 95.34 95.53 96.34 96.55 - 96.98 96.73
WONOGIRI 87.71 88.10 89.47 89.81 89.87 90.30 - 90.70 91.13
KARANGANYAR 93.32 93.83 95.42 95.71 96.08 96.15 - 96.50 96.61
SRAGEN 91.38 91.91 91.93 92.04 92.13 92.29 - 91.89 92.27
GROBOGAN 82.83 83.85 85.04 85.28 85.44 85.50 - 85.69 85.81
BLORA 80.72 81.34 82.26 82.55 82.66 83.54 - 83.55 83.79
REMBANG 84.99 85.12 85.57 85.72 86.04 85.87 - 86.18 86.49
PATI 89.25 89.28 89.31 89.43 89.99 91.06 - 91.98 91.50
KUDUS 88.78 89.99 90.26 90.33 90.82 91.56 - 92.68 92.89
JEPARA 88.21 88.78 89.64 90.19 91.21 91.29 - 90.39 90.66
DEMAK 87.93 88.49 88.90 88.98 89.28 89.16 - 90.45 90.40
SEMARANG 93.96 94.71 94.83 95.17 95.43 95.52 - 96.48 96.35
TEMANGGUNG 91.69 92.08 92.32 94.81 94.97 94.75 - 96.00 95.62
KENDAL 92.49 92.71 92.87 93.14 93.22 93.21 - 93.25 92.96
BATANG 86.90 88.66 88.98 89.90 90.79 90.99 - 90.49 90.65
PEKALONGAN 91.04 91.12 91.45 91.65 91.88 91.84 - 92.68 92.87
PEMALANG 80.08 80.51 83.13 83.51 83.85 84.46 - 85.47 85.49
TEGAL 78.53 84.09 84.55 85.78 86.76 87.03 - 87.52 86.95
BREBES 84.17 84.43 84.59 85.58 85.60 85.66 - 85.86 86.24
KOTA MAGELANG 94.16 94.83 95.14 95.36 95.45 95.81 - 96.26 96.07
KOTA SURAKARTA 95.28 95.32 95.70 96.16 96.48 96.38 - 96.74 96.82
KOTA SALATIGA 94.31 94.64 94.81 94.91 95.53 96.02 - 95.34 95.12
KOTA SEMARANG 92.66 93.58 94.17 95.17 95.56 95.62 - 95.69 95.82
KOTA PEKALONGAN 93.11 93.55 94.31 94.62 94.65 94.71 - 94.43 94.59
KOTA TEGAL 89.10 90.24 90.89 91.26 92.10 92.81 - 92.92 93.45
DI YOGYAKARTA 92.82 93.56 93.73 94.15 94.31 94.41 94.27 94.39 94.73
KULON PROGO 91.91 92.73 93.27 94.23 94.65 94.73 - 94.93 95.03
BANTUL 93.37 93.48 93.78 94.33 94.41 94.42 - 94.98 95.11
GUNUNG KIDUL 81.29 81.33 81.42 81.76 82.27 83.10 - 84.03 84.59
SLEMAN 92.96 94.22 94.75 95.50 96.09 96.08 - 95.62 96.01
KOTA YOGYAKARTA 97.91 97.92 98.16 98.48 99.27 98.78 - 98.26 98.48
JAWA TIMUR 88.80 89.28 89.36 90.22 90.83 91.07 90.72 90.76 90.77
PACITAN 72.58 76.56 79.84 82.12 83.76 84.19 - 84.41 84.44
PONOROGO 92.63 93.06 93.08 93.19 93.85 93.91 - 93.30 93.00
TRENGGALEK 89.78 90.79 90.83 91.04 92.58 92.22 - 91.84 92.52

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


136
Provinsi/ Indeks Pembangunan Gender (IPG)
Kabupaten/Kota 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
TULUNGAGUNG 92.84 93.28 93.39 94.12 95.11 95.07 - 95.30 95.75
BLITAR 89.30 89.77 90.04 91.14 92.81 92.96 - 92.50 92.33
KEDIRI 90.85 91.50 91.50 91.80 91.98 91.99 - 92.81 92.81
MALANG 87.13 87.45 87.48 87.68 87.89 88.38 - 88.33 88.38
LUMAJANG 80.91 82.59 84.15 87.18 89.08 88.15 - 87.72 87.88
JEMBER 81.75 82.61 83.07 83.44 83.74 83.55 - 84.32 84.23
BANYUWANGI 82.36 83.14 83.65 84.05 85.06 86.01 - 86.20 86.44
BONDOWOSO 85.38 87.50 87.59 88.58 88.79 89.59 - 89.48 89.89
SITUBONDO 81.64 83.63 83.86 84.08 86.64 87.16 - 86.78 86.69
PROBOLINGGO 81.49 82.09 82.33 82.44 83.40 83.90 - 84.57 84.86
PASURUAN 87.46 87.82 87.92 89.88 89.95 90.11 - 90.65 90.41
SIDOARJO 90.84 91.80 92.21 93.53 94.20 94.28 - 93.33 93.33
MOJOKERTO 87.52 88.69 89.82 90.28 90.46 90.27 - 90.39 90.15
JOMBANG 86.48 87.24 87.92 88.47 89.35 89.42 - 89.91 89.94
NGANJUK 90.83 91.69 91.86 92.23 93.48 93.55 - 93.48 93.26
MADIUN 90.53 90.73 90.93 90.99 91.53 91.57 - 91.61 91.13
MAGETAN 91.17 92.18 92.59 92.80 93.50 93.64 - 93.20 92.93
NGAWI 90.99 91.33 91.40 91.69 92.03 92.01 - 91.70 91.72
BOJONEGORO 87.56 88.36 88.60 88.92 89.24 89.38 - 89.78 89.77
TUBAN 86.68 86.76 87.13 87.65 87.78 87.83 - 87.32 87.34
LAMONGAN 81.41 82.85 84.78 85.62 87.21 87.58 - 87.98 88.00
GRESIK 87.96 87.98 88.60 88.88 89.01 89.31 - 89.57 89.72
BANGKALAN 80.73 81.67 83.55 84.96 85.52 86.52 - 86.92 86.38
SAMPANG 76.85 78.55 80.15 81.16 82.62 83.57 - 84.15 84.33
PAMEKASAN 80.60 82.27 82.72 83.43 84.68 85.26 - 85.68 85.50
SUMENEP 70.84 73.92 75.71 77.14 78.63 78.70 - 79.65 80.11
KOTA KEDIRI 93.26 94.14 94.64 95.05 95.15 95.29 - 94.64 94.48
KOTA BLITAR 97.37 97.60 97.63 97.74 98.23 98.23 - 97.91 97.60
KOTA MALANG 92.94 94.01 94.51 94.98 94.99 95.73 - 94.96 94.71
KOTA PROBOLINGGO 93.54 94.64 95.71 96.27 96.74 96.65 - 96.07 95.56
KOTA PASURUAN 95.02 95.42 95.42 95.46 96.30 96.32 - 96.36 96.02
KOTA MOJOKERTO 92.13 92.71 92.97 93.05 93.27 93.67 - 93.40 93.05
KOTA MADIUN 90.93 91.68 91.84 92.15 92.81 92.95 - 93.66 93.47
KOTA SURABAYA 93.27 93.35 93.49 93.64 93.65 94.20 - 93.66 93.57
KOTA BATU 85.75 86.17 86.74 87.25 89.22 89.47 - 89.27 89.27
BANTEN 90.22 90.22 90.28 90.31 90.99 91.11 90.97 91.14 91.30
PANDEGLANG 75.94 77.66 80.82 83.42 85.84 85.88 - 86.13 86.47
LEBAK 71.13 72.98 75.72 77.17 77.86 77.80 - 78.56 79.26
TANGERANG 90.22 90.24 90.53 90.62 91.11 90.72 - 91.20 90.90

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


137
Provinsi/ Indeks Pembangunan Gender (IPG)
Kabupaten/Kota 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
SERANG 88.91 89.25 89.54 90.26 91.78 91.77 - 92.28 92.18
KOTA TANGERANG 93.48 93.55 93.64 93.77 93.90 94.03 - 94.07 94.51
KOTA CILEGON 85.08 85.25 85.40 86.14 86.75 86.64 - 86.35 86.75
KOTA SERANG 89.66 90.94 91.11 91.28 91.29 91.40 - 91.15 91.16
KOTA TANGERANG
- 92.09 92.90 93.04 93.13 93.14 - 92.83 93.16
SELATAN
BALI 90.90 91.67 92.78 93.00 93.32 92.71 93.20 93.70 93.71
JEMBRANA 89.42 91.60 91.65 91.96 92.05 92.06 - 92.65 93.21
TABANAN 94.27 94.37 94.42 95.40 95.57 94.67 - 95.13 95.34
BADUNG 91.32 93.25 93.89 94.68 94.88 94.56 - 94.52 94.90
GIANYAR 91.63 92.20 92.52 92.54 92.77 92.92 - 93.61 94.16
KLUNGKUNG 86.79 88.31 89.37 89.83 89.98 90.34 - 91.03 91.06
BANGLI 86.26 88.83 89.19 91.08 91.49 91.92 - 90.72 91.23
KARANG ASEM 84.10 86.60 87.09 88.29 88.38 88.00 - 89.02 89.22
BULELENG 88.00 89.40 90.10 90.30 90.54 90.97 - 91.40 91.92
KOTA DENPASAR 95.37 95.41 95.85 96.00 96.55 96.07 - 96.88 96.89
NUSA TENGGARA
86.53 87.60 88.85 89.44 90.02 90.23 90.05 90.36 90.37
BARAT
LOMBOK BARAT 84.31 86.01 87.24 87.85 88.18 88.18 - 88.93 88.71
LOMBOK TENGAH 81.07 83.38 84.00 85.67 86.65 86.48 - 86.40 86.81
LOMBOK TIMUR 88.82 89.30 89.48 89.56 90.28 90.84 - 91.12 91.14
SUMBAWA 86.78 90.21 92.39 93.23 93.97 94.18 - 93.40 93.76
DOMPU 86.89 88.00 88.78 90.59 91.26 90.36 - 90.54 90.72
BIMA 88.01 89.74 90.53 90.61 91.14 91.27 - 91.08 91.11
SUMBAWA BARAT 83.00 85.32 87.40 88.95 91.73 92.18 - 92.38 92.18
LOMBOK UTARA 81.77 82.76 83.74 83.86 83.92 84.01 - 85.34 85.14
KOTA MATARAM 89.40 89.60 89.83 90.48 92.13 92.35 - 92.66 92.54
KOTA BIMA 93.62 94.14 95.74 96.93 97.47 96.62 - 96.15 96.44
NUSA TENGGARA
90.06 90.66 91.47 91.74 92.76 92.91 92.72 92.44 92.57
TIMUR
SUMBA BARAT 92.08 92.15 94.48 94.82 95.02 94.57 - 94.12 94.13
SUMBA TIMUR 93.09 94.05 94.38 95.08 95.40 95.97 - 96.11 96.03
KUPANG 73.96 75.30 84.76 86.24 87.31 87.47 - 87.73 88.29
TIMOR TENGAH
89.18 90.13 92.14 93.32 94.61 94.48 - 94.79 94.23
SELATAN
TIMOR TENGAH
86.91 89.65 93.61 94.14 96.09 96.07 - 95.87 95.44
UTARA
BELU 86.50 87.77 91.65 93.80 97.68 97.95 - 97.07 96.81
ALOR 88.90 89.61 90.88 91.62 92.37 92.87 - 92.67 92.34
LEMBATA 87.29 87.31 89.75 90.88 91.83 92.18 - 92.04 91.44

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


138
Provinsi/ Indeks Pembangunan Gender (IPG)
Kabupaten/Kota 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
FLORES TIMUR 88.37 89.15 89.63 89.71 90.44 90.64 - 90.49 91.28
SIKKA 86.75 86.99 87.15 87.46 88.80 89.25 - 88.64 88.96
ENDE 93.28 93.71 94.07 94.59 95.06 95.22 - 95.52 95.23
NGADA 93.75 94.00 94.13 94.23 95.27 95.78 - 96.06 95.76
MANGGARAI 84.49 85.43 86.01 86.32 86.77 86.88 - 87.38 87.70
ROTE NDAO 80.74 80.91 81.27 83.48 83.51 84.38 - 83.86 84.59
MANGGARAI BARAT 80.35 82.56 85.35 87.18 87.57 87.55 - 87.38 87.43
SUMBA TENGAH 90.26 90.32 90.40 90.49 90.66 90.65 - 90.25 90.78
SUMBA BARAT DAYA 95.14 95.67 95.80 98.64 98.66 98.42 - 98.20 97.43
NAGEKEO 95.54 95.94 96.67 96.77 97.48 97.32 - 98.93 99.15
MANGGARAI TIMUR 79.50 79.94 82.60 85.69 90.16 90.54 - 90.76 90.80
SABU RAIJUA - 89.77 90.83 91.52 91.71 91.79 - 92.18 92.54
MALAKA - - - 88.23 88.43 89.01 - 89.90 89.17
KOTA KUPANG 92.93 93.23 93.34 93.56 95.13 95.31 - 95.23 95.50
KALIMANTAN
84.09 84.10 84.28 84.39 84.72 85.61 85.77 86.28 86.74
BARAT
SAMBAS 83.91 84.01 84.58 85.89 87.30 87.36 - 87.06 86.96
BENGKAYANG 80.84 81.19 81.40 81.61 81.89 81.81 - 82.81 82.81
LANDAK 84.44 85.83 86.28 86.47 86.68 87.04 - 87.87 87.90
PONTIANAK 82.22 83.19 84.93 85.76 86.61 87.43 - 86.98 87.76
SANGGAU 65.12 65.31 65.49 65.89 79.55 80.07 - 80.38 80.59
KETAPANG 78.36 80.83 81.61 82.78 86.30 86.79 - 87.84 88.41
SINTANG 75.24 79.31 82.59 84.98 85.34 85.44 - 85.97 86.29
KAPUAS HULU 79.66 80.85 81.75 82.39 83.77 83.92 - 84.45 84.38
SEKADAU 74.42 77.00 78.85 79.46 82.49 82.52 - 81.82 82.07
MELAWI 69.43 72.76 75.75 77.90 79.20 79.80 - 79.79 79.75
KAYONG UTARA 70.16 76.60 81.59 83.26 84.82 84.80 - 85.14 85.19
KUBU RAYA 80.70 81.50 82.48 82.72 82.74 82.90 - 84.05 84.57
KOTA PONTIANAK 91.51 92.41 92.60 92.69 93.03 93.08 - 93.60 93.32
KOTA SINGKAWANG 88.58 88.96 90.23 90.43 91.95 92.43 - 91.98 91.91
KALIMANTAN
88.02 88.11 88.13 88.47 89.33 89.25 89.07 88.91 89.13
TENGAH
KOTAWARINGIN
84.75 85.39 86.63 86.87 90.04 90.04 - 91.76 91.76
BARAT
KOTAWARINGIN
81.90 81.98 82.08 82.09 86.07 86.79 - 87.73 87.74
TIMUR
KAPUAS 92.92 93.49 94.51 95.04 95.36 95.65 - 96.59 96.26
BARITO SELATAN 92.09 92.77 92.95 93.21 93.46 93.34 - 93.02 92.35
BARITO UTARA 81.73 82.02 84.83 85.22 85.50 85.62 - 85.16 85.89
SUKAMARA 85.95 86.55 87.91 89.61 90.14 90.09 - 91.24 91.45

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


139
Provinsi/ Indeks Pembangunan Gender (IPG)
Kabupaten/Kota 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
LAMANDAU 89.66 90.33 90.74 90.87 91.06 91.55 - 91.97 91.88
SERUYAN 87.83 87.93 88.13 88.13 88.87 88.42 - 88.64 89.46
KATINGAN 81.48 83.41 83.61 83.86 83.88 84.78 - 85.51 85.70
PULANG PISAU 85.46 85.89 86.83 88.73 90.27 90.25 - 91.70 91.72
GUNUNG MAS 81.57 84.90 88.16 90.99 91.80 92.00 - 91.74 91.89
BARITO TIMUR 86.37 86.50 86.79 87.38 87.75 88.16 - 88.36 88.41
MURUNG RAYA 79.86 80.46 80.97 80.99 81.53 82.31 - 82.92 83.23
KOTA PALANGKA
91.94 92.84 93.22 93.56 93.80 94.30 - 94.42 94.66
RAYA
KALIMANTAN
88.00 88.09 88.33 88.33 88.46 88.55 88.86 88.60 88.61
SELATAN
TANAH LAUT 80.63 83.41 85.49 86.88 87.68 87.50 - 87.53 87.14
KOTA BARU 79.55 79.63 80.18 80.85 81.75 82.35 - 83.50 83.80
BANJAR 88.73 89.33 91.06 91.28 92.17 92.11 - 91.85 91.39
BARITO KUALA 82.13 82.30 86.57 88.24 88.63 88.80 - 88.63 88.91
TAPIN 82.29 82.51 82.88 83.41 83.54 83.80 - 83.87 84.56
HULU SUNGAI
87.10 87.52 87.67 87.93 89.34 89.36 - 89.07 89.10
SELATAN
HULU SUNGAI
93.47 94.50 95.35 95.99 96.82 97.61 - 96.89 96.52
TENGAH
HULU SUNGAI UTARA 90.60 90.68 91.42 91.53 92.17 92.05 - 92.36 92.09
TABALONG 83.04 83.09 83.27 84.49 84.76 84.80 - 85.15 84.99
TANAH BUMBU 78.58 79.01 79.94 80.86 84.10 83.80 - 84.42 84.33
BALANGAN 82.16 91.40 91.52 91.66 92.25 92.56 - 92.31 92.32
KOTA BANJARMASIN 91.50 91.62 91.88 92.11 92.38 93.31 - 93.28 93.28
KOTA BANJAR BARU 90.37 90.55 91.06 91.86 92.11 92.22 - 92.17 92.42
KALIMANTAN
83.00 83.18 84.33 84.69 84.75 85.07 85.60 85.62 85.63
TIMUR
PASIR 65.78 66.44 66.86 67.82 68.58 68.66 - 69.78 70.64
KUTAI BARAT 77.91 78.28 80.91 82.87 83.01 82.51 - 83.30 83.52
KUTAI KARTANEGARA 72.98 73.29 74.92 76.13 76.92 77.22 - 78.54 78.83
KUTAI TIMUR 72.55 72.64 73.54 74.17 74.90 74.94 - 75.48 76.03
BERAU 81.82 83.49 85.76 86.27 87.23 87.37 - 87.77 87.92
MALINAU - - - - - - - - -
BULUNGAN - - - - - - - - -
NUNUKAN - - - - - - - - -
PENAJAM PASER
82.01 82.05 82.87 84.71 85.97 86.26 - 86.31 86.34
UTARA
TANA TIDUNG - - - - - - - - -
MAHAKAM ULU - - - 76.65 78.04 78.31 - 79.82 80.18

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


140
Provinsi/ Indeks Pembangunan Gender (IPG)
Kabupaten/Kota 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
KOTA BALIKPAPAN 85.81 86.22 86.72 87.14 90.05 89.97 - 89.74 89.76
KOTA SAMARINDA 87.65 87.82 88.03 88.71 89.26 89.44 - 89.26 89.42
KOTA TARAKAN - - - - - - - - -
KOTA BONTANG 79.76 82.17 84.25 85.47 86.31 85.84 - 86.44 86.61
KALIMANTAN
- - - 85.63 85.67 85.68 86.34 85.96 86.74
UTARA
MALINAU 78.35 79.20 79.77 80.18 80.61 80.66 - 81.02 81.53
BULONGAN 73.56 73.60 76.55 78.71 85.18 84.96 - 84.74 84.98
TANA TIDUNG 75.06 75.12 75.20 77.04 77.51 77.71 - 77.37 77.82
NUNUKAN 71.81 77.04 80.24 80.99 81.43 81.50 - 82.15 82.41
KOTA TARAKAN 86.84 87.34 88.50 90.31 90.76 90.61 - 91.23 92.28
SULAWESI UTARA 93.10 93.29 93.38 93.75 94.58 94.64 95.04 94.78 94.79
BOLAANG
85.79 86.31 86.80 87.11 87.26 87.29 - 87.72 88.03
MONGONDOW
MINAHASA 94.04 95.17 96.21 97.11 97.14 96.75 - 96.22 96.48
KEPULAUAN
97.15 97.22 97.23 97.33 97.35 97.37 - 96.10 96.10
SANGIHE
KEPULAUAN TALAUD 96.48 97.11 97.35 97.37 97.60 97.61 - 97.18 97.64
MINAHASA SELATAN 87.11 87.13 87.18 87.35 87.42 87.47 - 88.53 89.31
MINAHASA UTARA 95.11 95.39 95.66 95.87 97.22 97.26 - 96.26 96.80
BOLAANG
MONGONDOW 74.66 78.42 81.84 84.27 85.90 85.83 - 85.46 86.19
UTARA
SIAU TAGULANDANG
86.23 86.80 87.10 87.15 87.22 87.22 - 87.64 88.28
BIARO
MINAHASA
84.72 86.92 88.79 89.84 91.45 91.48 - 91.81 92.21
TENGGARA
BOLAANG
MONGONDOW 53.49 62.63 69.23 73.91 77.81 77.97 - 78.34 79.39
SELATAN
BOLAANG
MONGONDOW 87.66 88.96 89.82 89.87 90.55 90.28 - 90.50 90.51
TIMUR
KOTA MANADO 95.83 95.85 95.98 96.04 96.09 96.29 - 95.96 96.07
KOTA BITUNG 93.03 93.44 93.67 93.85 94.46 94.26 - 94.87 95.01
KOTA TOMOHON 98.21 98.43 98.54 98.61 99.17 99.30 - 98.98 99.20
KOTA KOTAMOBAGU 92.30 92.91 93.76 94.13 94.29 94.34 - 94.78 95.13
SULAWESI TENGAH 91.23 91.70 91.77 91.84 92.69 92.25 91.91 91.66 92.08
BANGGAI
85.64 87.61 88.20 89.97 90.60 90.90 - 91.83 92.01
KEPULAUAN
BANGGAI 90.45 90.57 90.91 90.92 91.26 91.25 - 90.64 91.48
MOROWALI 83.64 83.86 84.63 84.81 84.98 84.92 - 84.83 84.88

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


141
Provinsi/ Indeks Pembangunan Gender (IPG)
Kabupaten/Kota 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
POSO 93.35 93.51 94.11 95.75 98.93 98.25 - 97.11 96.81
DONGGALA 82.00 82.12 82.66 85.19 86.49 86.81 - 87.66 87.75
TOLI-TOLI 81.45 83.20 86.03 87.73 89.93 89.97 - 89.70 89.62
BUOL 85.40 88.39 88.52 88.56 89.08 89.09 - 89.12 89.27
PARIGI MOUTONG 88.40 89.13 90.52 90.54 91.12 91.13 - 92.46 92.48
TOJO UNA-UNA 90.26 91.58 91.82 92.24 92.38 92.01 - 91.47 91.72
SIGI 91.96 92.04 92.34 92.42 92.99 93.15 - 92.98 92.99
BANGGAI LAUT - - - 90.83 90.93 91.17 - 91.56 91.60
MOROWALI UTARA - - - 94.70 96.64 96.68 - 96.58 96.41
KOTA PALU 96.26 97.13 97.45 97.88 98.24 97.98 - 97.69 97.94
SULAWESI SELATAN 91.54 91.79 91.96 92.34 92.60 92.92 92.79 92.84 93.15
KEPULAUAN SELAYAR 89.28 89.78 90.76 91.16 91.37 91.82 - 90.97 91.96
BULUKUMBA 90.09 91.14 92.62 94.46 95.74 96.08 - 96.56 96.45
BANTAENG 95.67 96.24 96.56 96.62 96.86 96.38 - 95.28 95.30
JENEPONTO 87.85 88.34 88.35 88.85 90.16 90.17 - 90.94 91.30
TAKALAR 81.08 82.45 84.06 85.57 86.91 87.37 - 86.76 87.24
GOWA 79.63 82.37 84.36 85.24 87.85 87.92 - 87.69 87.24
SINJAI 97.77 97.94 98.48 98.51 98.52 98.61 - 98.01 98.13
MAROS 86.33 86.53 87.72 88.21 88.61 88.84 - 88.91 88.93
PANGKAJENE DAN
86.77 87.75 88.58 89.45 89.74 89.75 - 89.26 89.80
KEPULAUAN
BARRU 94.24 94.74 95.09 95.11 95.36 95.02 - 95.51 95.44
BONE 89.47 89.71 89.90 90.71 91.37 91.93 - 92.65 92.95
SOPPENG 97.73 98.61 98.89 98.90 98.96 98.42 - 97.43 97.25
WAJO 87.46 87.51 88.07 88.28 88.86 89.10 - 89.90 90.04
SIDENRENG
89.51 89.59 90.27 90.46 91.50 91.51 - 92.21 91.90
RAPPANG
PINRANG 92.54 92.79 92.82 93.11 94.89 94.73 - 95.44 95.45
ENREKANG 96.35 96.75 97.09 98.00 98.08 97.95 - 98.12 97.99
LUWU 90.15 90.22 91.56 91.69 91.88 91.89 - 92.52 92.28
TANA TORAJA 85.22 85.45 85.79 85.98 86.38 86.57 - 87.18 87.86
LUWU UTARA 87.54 87.66 87.98 88.21 88.55 88.68 - 88.87 88.94
LUWU TIMUR 87.35 87.79 88.01 88.61 89.02 89.31 - 89.49 89.38
TORAJA UTARA 83.15 84.25 84.56 84.61 85.04 85.61 - 86.03 86.38
KOTA MAKASSAR 92.94 93.32 93.33 93.40 93.58 93.96 - 94.70 94.53
KOTA PARE-PARE 96.28 96.59 96.69 97.05 97.27 97.29 - 97.47 96.87
KOTA PALOPO 91.05 94.07 95.48 95.66 96.81 97.20 - 97.57 97.75
SULAWESI
87.90 88.06 88.42 89.24 89.56 90.30 90.23 90.24 90.24
TENGGARA
BUTON 76.39 77.05 77.38 77.62 77.71 78.26 - 78.39 79.01

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


142
Provinsi/ Indeks Pembangunan Gender (IPG)
Kabupaten/Kota 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
MUNA 85.20 85.30 85.37 86.42 87.20 87.38 - 87.34 87.08
KONAWE 91.12 91.25 91.44 92.39 93.07 93.08 - 93.12 92.91
KOLAKA 86.21 87.13 88.37 89.16 89.17 89.55 - 89.77 89.59
KONAWE SELATAN 84.05 84.29 84.43 84.97 88.35 88.46 - 87.26 87.30
BOMBANA 82.44 82.50 82.64 82.76 82.93 82.98 - 83.71 84.02
WAKATOBI 87.26 87.31 87.78 88.64 88.91 88.94 - 88.23 88.39
KOLAKA UTARA 95.48 95.93 95.96 96.53 97.24 97.88 - 97.55 97.84
BUTON UTARA 84.71 85.72 87.06 90.00 92.34 92.37 - 91.94 91.83
KONAWE UTARA 84.79 85.76 86.08 86.12 86.18 85.79 - 85.44 85.58
KOLAKA TIMUR - - - 91.67 98.45 98.02 - 98.15 98.16
KONAWE
- - - 80.88 82.80 82.93 - 83.71 83.76
KEPULAUAN
MUNA BARAT - - - - 89.71 89.65 - 88.13 88.05
BUTON TENGAH - - - - 77.41 78.11 - 78.57 79.29
BUTON SELATAN - - - - 71.63 71.69 - 72.21 72.49
KOTA KENDARI 92.27 92.34 93.13 93.31 93.87 94.20 - 94.57 94.66
KOTA BAU-BAU 89.22 89.87 89.99 90.29 90.46 90.54 - 90.64 90.65
GORONTALO 83.26 84.19 84.54 84.57 85.09 85.87 86.12 86.64 86.63
BOALEMO 69.40 72.43 75.05 77.63 78.92 79.32 - 80.36 80.82
GORONTALO 66.57 71.44 74.44 77.32 79.23 80.13 - 80.98 81.18
POHUWATO 86.14 87.88 88.72 89.32 90.32 90.57 - 91.31 91.11
BONE BOLANGO 78.03 80.79 82.57 84.40 85.99 86.00 - 86.71 86.96
GORONTALO UTARA 68.67 72.02 74.85 77.89 79.85 79.99 - 80.44 81.16
KOTA GORONTALO 80.60 82.01 82.84 84.37 85.17 85.51 - 86.09 86.06
SULAWESI BARAT 87.53 87.60 87.90 88.56 89.18 89.52 89.35 89.44 90.05
MAJENE 92.78 93.26 93.89 94.00 94.14 94.19 - 94.67 94.40
POLEWALI MANDAR 89.51 89.88 89.97 90.01 90.22 90.76 - 91.22 91.87
MAMASA 91.61 93.91 96.16 97.38 97.52 97.60 - 97.92 97.78
MAMUJU 86.78 87.04 87.34 88.26 89.00 89.03 - 90.37 90.37
MAMUJU UTARA 67.72 71.49 76.18 80.00 82.03 82.96 - 83.88 84.35
MAMUJU TENGAH - - - 85.55 86.61 86.83 - 87.26 87.12
MALUKU 91.79 92.36 92.38 92.46 92.55 92.54 92.38 92.75 93.03
MALUKU TENGGARA
83.11 83.98 84.59 84.85 85.59 85.72 - 85.80 86.26
BARAT
MALUKU TENGGARA 95.46 95.53 95.67 96.21 96.33 96.31 - 96.47 96.39
MALUKU TENGAH 97.39 97.49 97.81 97.84 98.13 97.68 - 98.30 98.31
BURU 83.04 83.73 85.95 87.04 87.76 88.31 - 89.63 89.68
KEPULAUAN ARU 74.95 77.60 81.69 84.99 87.61 87.91 - 88.70 88.41
SERAM BAGIAN
95.46 96.30 97.26 97.77 98.04 97.67 - 98.35 98.68
BARAT

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


143
Provinsi/ Indeks Pembangunan Gender (IPG)
Kabupaten/Kota 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
SERAM BAGIAN
81.04 82.44 83.78 84.44 85.77 86.41 - 86.58 86.81
TIMUR
MALUKU BARAT
73.38 78.00 82.01 85.03 88.82 88.74 - 89.50 89.56
DAYA
BURU SELATAN 72.65 76.80 79.58 81.98 84.15 84.13 - 85.42 86.08
KOTA AMBON 95.10 95.71 96.32 97.00 97.22 97.48 - 97.88 97.84
KOTA TUAL 87.02 87.06 87.14 87.48 87.59 87.85 - 87.16 87.63
MALUKU UTARA 85.29 85.31 87.06 87.96 88.79 88.86 89.15 89.15 89.50
HALMAHERA BARAT 84.07 85.43 86.81 88.13 88.71 89.23 - 88.20 87.79
HALMAHERA
83.83 84.68 85.22 87.47 89.30 89.44 - 89.52 89.34
TENGAH
KEPULAUAN SULA 84.27 85.71 87.32 89.66 91.33 91.83 - 92.13 92.14
HALMAHERA
83.89 84.35 84.70 85.10 85.15 85.37 - 85.83 86.41
SELATAN
HALMAHERA UTARA 86.34 87.14 87.54 87.85 88.70 88.71 - 89.14 88.81
HALMAHERA TIMUR 69.94 72.37 75.98 78.15 80.66 80.77 - 81.29 81.30
PULAU MOROTAI - 63.24 63.73 63.75 63.94 67.29 - 68.57 69.40
PULAU TALIABU - - - 80.77 81.48 81.83 - 81.87 82.82
KOTA TERNATE 89.91 90.66 90.89 90.91 91.00 91.36 - 91.89 91.92
KOTA TIDORE
85.98 90.80 91.88 92.87 94.34 95.19 - 95.33 95.12
KEPULAUAN
PAPUA BARAT 81.15 81.34 81.57 81.72 81.95 81.99 82.34 82.42 82.47
FAKFAK 81.27 81.45 81.71 82.45 82.71 82.83 - 83.23 83.34
KAIMANA 79.38 80.30 80.68 81.14 81.18 81.34 - 81.85 81.98
TELUK WONDAMA 71.33 73.33 75.96 76.27 78.34 78.55 - 78.85 78.91
TELUK BINTUNI 76.04 78.12 80.15 82.26 84.08 84.91 - 85.65 85.71
MANOKWARI 80.99 81.18 81.26 81.34 81.52 81.65 - 82.62 83.11
SORONG SELATAN 71.14 72.28 78.47 80.09 80.29 80.52 - 81.54 81.43
SORONG 71.52 75.90 79.16 82.11 84.46 84.64 - 85.33 85.58
RAJA AMPAT 67.37 69.68 71.23 74.32 76.34 76.50 - 76.67 77.00
TAMBRAUW - 63.34 63.67 64.44 64.85 65.71 - 66.50 67.31
MAYBRAT - 73.89 74.18 74.31 74.66 75.01 - 76.10 76.55
MANOKWARI
- - - 59.85 60.80 61.58 - 62.66 63.45
SELATAN
PEGUNUNGAN
- - - 61.93 74.54 75.71 - 76.07 76.15
ARFAK
KOTA SORONG 88.57 89.34 89.51 90.06 90.65 90.78 - 90.98 91.38
PAPUA 73.93 74.99 76.42 77.61 78.57 78.52 79.09 79.38 80.11
MERAUKE 84.77 85.69 86.41 86.83 87.62 87.43 - 87.45 87.69
JAYAWIJAYA 81.79 82.02 82.29 82.45 83.07 82.78 - 82.80 82.93
JAYAPURA 89.95 90.59 90.66 90.69 90.70 90.60 - 90.48 90.59

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


144
Provinsi/ Indeks Pembangunan Gender (IPG)
Kabupaten/Kota 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
KEPULAUAN YAPEN 85.50 86.98 87.31 87.85 88.26 88.09 - 88.07 88.68
BIAK NUMFOR 88.13 88.71 88.74 89.49 89.86 89.55 - 89.80 90.10
PANIAI 57.36 61.38 64.71 65.65 66.10 66.04 - 67.15 67.60
PUNCAK JAYA 61.88 62.09 62.29 62.43 62.50 62.36 - 64.43 65.20
MIMIKA 74.07 74.31 75.27 75.46 77.06 76.98 - 77.09 77.10
BOVEN DIGOEL 75.14 75.97 76.13 76.91 77.53 77.79 - 78.83 79.17
MAPPI 76.45 77.71 79.95 81.82 82.92 83.15 - 83.77 83.65
ASMAT 44.29 44.69 45.38 46.21 48.77 49.48 - 50.61 52.23
YAHUKIMO 59.43 62.42 65.02 65.70 67.88 68.13 - 70.53 71.83
PEGUNUNGAN
71.90 75.40 78.83 79.71 80.12 79.71 - 79.83 80.49
BINTANG
TOLIKARA 53.82 54.69 55.16 55.88 56.39 56.47 - 57.77 59.17
SARMI 71.17 79.48 79.58 80.87 81.41 81.26 - 82.12 82.31
KEEROM 79.40 79.64 81.86 82.25 84.15 84.46 - 85.30 85.78
WAROPEN 66.55 66.97 67.25 67.30 67.55 67.86 - 70.13 70.57
SUPIORI 64.35 66.85 69.99 72.26 74.50 75.13 - 76.16 76.31
MAMBERAMO RAYA 71.33 72.42 75.25 77.99 80.32 80.92 - 80.64 81.47
NDUGA 84.51 84.53 84.57 89.06 91.04 88.14 - 84.45 84.47
LANNY JAYA 87.31 87.76 89.22 90.50 91.33 90.82 - 91.58 91.59
MAMBERAMO
88.31 89.09 90.10 90.46 90.77 88.74 - 87.35 86.80
TENGAH
YALIMO 49.90 61.26 68.65 73.56 81.81 81.43 - 82.29 83.47
PUNCAK 71.71 74.92 78.68 81.53 84.62 83.95 - 82.40 82.61
DOGIYAI 67.71 70.79 74.95 77.35 79.97 80.25 - 81.17 81.05
INTAN JAYA - 64.13 65.67 66.25 67.56 68.25 - 68.42 69.32
DEIYAI - 59.93 63.72 67.18 69.77 69.51 - 69.69 71.05
KOTA JAYAPURA 94.44 94.61 94.78 94.92 94.94 94.50 - 94.12 94.33
INDONESIA 89.42 89.52 90.07 90.19 90.34 91.03 90.82 90.96 90.99

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


145
Lampiran 5. IDG dan Komponennya Menurut Provinsi dan
Kabupaten/Kota, 2018

Keterlibatan Perempuan Sumbangan


Provinsi/ Perempuan di Sebagai Tenaga Pendapatan
Palemen Profesional Perempuan IDG
Kabupaten/Kota
(%) (%) (%)
(1) (2) (3) (4) (5)
ACEH 14,81 54,69 34,57 66,60
SIMEULUE 10,00 40,68 24,19 54,09
ACEH SINGKIL 12,00 50,19 28,46 59,49
ACEH SELATAN 3,33 54,43 27,61 48,35
ACEH TENGGARA 16,67 56,50 31,33 64,75
ACEH TIMUR 12,50 54,71 29,54 59,03
ACEH TENGAH 10,00 52,26 37,13 64,57
ACEH BARAT 8,00 47,86 29,50 56,25
ACEH BESAR 2,86 53,95 25,53 47,46
PIDIE 15,00 64,22 30,98 60,90
BIREUEN 2,50 58,28 39,22 53,07
ACEH UTARA 4,44 57,14 33,93 54,04
ACEH BARAT DAYA 4,00 61,71 30,57 51,29
GAYO LUES 15,00 56,28 36,42 66,56
ACEH TAMIANG 33,33 56,07 27,03 73,45
NAGAN RAYA 16,00 60,77 26,33 60,44
ACEH JAYA 0,00 50,00 38,39 51,79
BENER MERIAH 12,00 48,85 29,33 61,02
PIDIE JAYA 4,00 61,71 34,90 54,71
KOTA BANDA ACEH 6,67 49,66 27,95 55,82
KOTA SABANG 30,00 54,28 33,15 78,51
KOTA LANGSA 8,00 60,35 26,86 51,57
KOTA
8,00 49,79 23,28 51,06
LHOKSEUMAWE
KOTA
15,00 54,35 36,83 68,48
SUBULUSSALAM
SUMATERA UTARA 17,17 54,51 36,03 71,29
NIAS 0,00 40,03 50,74 52,87
MANDAILING NATAL 5,00 54,34 46,85 62,32
TAPANULI SELATAN 13,33 52,62 50,27 72,66
TAPANULI TENGAH 5,71 57,80 44,75 61,60
TAPANULI UTARA 8,82 57,36 50,52 66,11
TOBA SAMOSIR 6,67 59,81 47,42 63,88
LABUHAN BATU 31,82 61,16 32,34 77,74
ASAHAN 15,56 59,80 26,07 60,71

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


146
Keterlibatan Perempuan Sumbangan
Provinsi/ Perempuan di Sebagai Tenaga Pendapatan
Palemen Profesional Perempuan IDG
Kabupaten/Kota
(%) (%) (%)
(1) (2) (3) (4) (5)
SIMALUNGUN 12,00 58,32 36,80 65,65
DAIRI 11,43 50,60 49,51 68,70
KARO 20,00 52,36 52,27 76,71
DELI SERDANG 12,00 52,55 28,06 60,89
LANGKAT 6,00 57,89 30,85 55,79
NIAS SELATAN 20,00 38,28 34,77 68,81
HUMBANG
4,00 56,94 50,30 59,08
HASUNDUTAN
PAKPAK BHARAT 0,00 48,97 49,45 55,03
SAMOSIR 20,00 47,40 49,70 76,72
SERDANG BEDAGAI 20,00 53,59 30,43 69,84
BATU BARA 14,29 53,94 37,17 68,74
PADANG LAWAS
6,67 60,13 45,41 63,01
UTARA
PADANG LAWAS 3,33 57,60 40,07 57,64
LABUHAN BATU
8,82 46,74 32,45 60,93
SELATAN
LABUHAN BATU
2,86 63,41 24,79 44,83
UTARA
NIAS UTARA 12,00 42,57 48,04 67,65
NIAS BARAT 10,53 43,90 50,34 66,02
KOTA SIBOLGA 20,00 53,46 32,86 70,98
KOTA TANJUNG
16,00 55,59 23,85 59,35
BALAI
KOTA PEMATANG
23,33 54,81 34,54 73,80
SIANTAR
KOTA TEBING
12,00 54,69 29,84 61,83
TINGGI
KOTA MEDAN 12,00 53,89 32,25 63,36
KOTA BINJAI 16,67 52,72 34,50 69,86
KOTA
13,33 54,36 30,69 62,55
PADANGSIDIMPUAN
KOTA
12,00 48,23 41,47 67,05
GUNUNGSITOLI
SUMATERA BARAT 10,77 55,48 37,48 65,70
KEPULAUAN
0,00 41,64 31,00 47,36
MENTAWAI
PESISIR SELATAN 6,67 58,45 34,02 57,70
SOLOK 8,57 57,47 39,20 62,89
SIJUNJUNG 10,00 65,80 28,40 55,47

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


147
Keterlibatan Perempuan Sumbangan
Provinsi/ Perempuan di Sebagai Tenaga Pendapatan
Palemen Profesional Perempuan IDG
Kabupaten/Kota
(%) (%) (%)
(1) (2) (3) (4) (5)
TANAH DATAR 11,43 54,22 33,52 62,47
PADANG PARIAMAN 5,00 51,25 31,21 54,82
AGAM 2,22 58,40 38,85 55,07
LIMA PULUH KOTA 8,57 75,93 28,49 46,89
PASAMAN 8,57 56,87 38,39 63,74
SOLOK SELATAN 0,00 48,48 36,50 51,40
DHARMAS RAYA 4,00 47,60 26,89 50,00
PASAMAN BARAT 2,50 60,82 36,47 53,82
KOTA PADANG 15,56 48,56 34,53 69,30
KOTA SOLOK 5,00 64,43 36,24 55,76
KOTA SAWAH
20,00 59,61 28,05 65,33
LUNTO
KOTA PADANG
20,00 65,03 46,63 74,45
PANJANG
KOTA BUKITTINGGI 8,00 59,06 37,43 62,19
KOTA PAYAKUMBUH 8,00 58,30 38,19 62,30
KOTA PARIAMAN 5,00 62,34 31,05 52,11
RIAU 28,13 51,95 28,14 75,73
KUANTAN SINGINGI 5,71 48,74 36,55 61,63
INDRAGIRI HULU 10,00 62,51 28,38 59,00
INDRAGIRI HILIR 8,89 44,60 28,80 59,59
PELALAWAN 5,71 50,31 28,12 54,59
SIAK 5,00 49,30 19,66 45,58
KAMPAR 15,56 57,92 23,61 61,18
ROKAN HULU 13,33 51,28 26,40 62,48
BENGKALIS 8,89 55,73 23,21 53,53
ROKAN HILIR 5,77 50,24 22,95 49,99
KEPULAUAN
16,67 42,75 26,84 64,86
MERANTI
KOTA PEKANBARU 11,11 50,31 27,12 61,05
KOTA DUMAI 13,33 52,85 23,44 59,90
JAMBI 16,98 53,58 30,09 67,78
KERINCI 10,00 49,46 42,69 67,44
MERANGIN 0,00 59,10 41,07 53,34
SAROLANGUN 8,57 63,51 30,24 57,30
BATANG HARI 17,14 52,40 34,45 70,76
MUARO JAMBI 14,29 45,87 35,15 68,81

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


148
Keterlibatan Perempuan Sumbangan
Provinsi/ Perempuan di Sebagai Tenaga Pendapatan
Palemen Profesional Perempuan IDG
Kabupaten/Kota
(%) (%) (%)
(1) (2) (3) (4) (5)
TANJUNG JABUNG
23,33 71,66 22,54 59,92
TIMUR
TANJUNG JABUNG
14,29 43,08 26,92 63,10
BARAT
TEBO 14,71 59,59 28,63 63,55
BUNGO 17,14 54,48 22,87 61,27
KOTA JAMBI 20,00 52,72 29,25 69,83
KOTA SUNGAI
0,00 53,28 34,48 52,41
PENUH
SUMATERA
21,33 53,66 34,71 74,37
SELATAN
OGAN KOMERING
11,43 51,03 24,70 57,32
ULU
OGAN KOMERING
13,33 60,00 24,66 57,47
ILIR
MUARA ENIM 8,89 59,86 36,72 61,55
LAHAT 10,00 59,88 36,99 62,77
MUSI RAWAS 5,00 55,19 25,66 49,76
MUSI BANYUASIN 20,00 49,99 34,96 73,01
BANYU ASIN 11,11 54,99 29,14 60,00
OGAN KOMERING
10,00 58,32 23,49 54,04
ULU SELATAN
OGAN KOMERING
8,89 62,55 29,81 56,99
ULU TIMUR
OGAN ILIR 5,00 62,18 28,06 49,62
EMPAT LAWANG 11,76 66,89 34,30 59,70
PENUKAL ABAB
4,00 41,67 37,18 55,31
LEMATANG ILIR
MUSI RAWAS UTARA 8,00 59,12 26,17 52,47
KOTA PALEMBANG 14,00 48,52 29,71 64,28
KOTA PRABUMULIH 12,00 55,97 24,49 55,94
KOTA PAGAR ALAM 16,00 49,88 21,90 58,51
KOTA
20,00 44,38 26,97 65,13
LUBUKLINGGAU
BENGKULU 15,56 49,02 35,24 69,60
BENGKULU SELATAN 0,00 47,98 42,57 54,89
REJANG LEBONG 16,67 50,91 24,65 61,99
BENGKULU UTARA 10,00 50,39 38,75 65,92
KAUR 12,00 45,65 37,90 66,25
SELUMA 10,00 50,61 34,79 61,95

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


149
Keterlibatan Perempuan Sumbangan
Provinsi/ Perempuan di Sebagai Tenaga Pendapatan
Palemen Profesional Perempuan IDG
Kabupaten/Kota
(%) (%) (%)
(1) (2) (3) (4) (5)
MUKOMUKO 8,00 52,33 33,51 61,40
LEBONG 28,00 48,16 37,96 79,68
KEPAHIANG 20,00 51,82 36,05 73,63
BENGKULU TENGAH 20,00 48,50 42,14 73,80
KOTA BENGKULU 25,71 47,41 32,98 76,61
LAMPUNG 14,12 50,48 29,33 63,82
LAMPUNG BARAT 11,76 49,35 32,53 63,84
TANGGAMUS 20,00 52,16 29,51 69,90
LAMPUNG SELATAN 10,00 58,61 29,40 58,14
LAMPUNG TIMUR 10,00 54,78 32,45 60,73
LAMPUNG TENGAH 4,00 53,60 31,43 53,52
LAMPUNG UTARA 8,89 51,19 34,81 61,41
WAY KANAN 15,00 58,20 32,93 65,30
TULANGBAWANG 15,56 49,80 25,94 62,52
PESAWARAN 17,78 46,02 29,94 67,03
PRINGSEWU 25,00 45,82 20,21 63,81
MESUJI 14,29 45,90 27,28 61,71
TULANGBAWANG
10,00 45,69 31,10 59,74
BARAT
PESISIR BARAT 12,00 39,03 33,98 63,90
KOTA BANDAR
12,00 45,34 30,71 62,39
LAMPUNG
KOTA METRO 32,00 53,90 33,44 78,75
KEP. BANGKA
4,44 48,94 26,38 52,57
BELITUNG
BANGKA 14,29 46,51 25,00 62,20
BELITUNG 4,00 46,72 22,91 48,48
BANGKA BARAT 4,00 59,82 26,48 49,88
BANGKA TENGAH 12,00 53,59 21,85 56,39
BANGKA SELATAN 8,00 40,94 21,59 48,46
BELITUNG TIMUR 20,00 51,11 26,53 68,21
KOTA PANGKAL
6,67 45,70 29,29 57,17
PINANG
KEP. RIAU 17,78 37,98 28,37 66,18
KARIMUN 10,00 44,91 25,21 57,03
BINTAN 16,67 49,81 24,18 63,41
NATUNA 5,00 47,34 24,23 49,17
LINGGA 5,00 36,47 22,73 46,08

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


150
Keterlibatan Perempuan Sumbangan
Provinsi/ Perempuan di Sebagai Tenaga Pendapatan
Palemen Profesional Perempuan IDG
Kabupaten/Kota
(%) (%) (%)
(1) (2) (3) (4) (5)
KEPULAUAN
10,00 47,39 25,84 57,32
ANAMBAS
KOTA BATAM 6,00 34,70 28,89 53,29
KOTA TANJUNG
24,14 39,18 26,70 68,57
PINANG
DKI JAKARTA 19,81 47,32 37,80 73,68
KEPULAUAN SERIBU 19,81 37,15 25,42 59,98
KODYA JAKARTA
19,81 49,52 36,35 74,33
SELATAN
KODYA JAKARTA
19,81 44,53 33,42 72,82
TIMUR
KODYA JAKARTA
19,81 50,73 38,32 75,72
PUSAT
KODYA JAKARTA
19,81 46,15 34,65 73,32
BARAT
KODYA JAKARTA
19,81 49,17 35,69 73,36
UTARA
JAWA BARAT 22,00 41,38 29,51 70,20
BOGOR 12,00 35,99 25,82 56,64
SUKABUMI 12,00 27,84 27,12 53,07
CIANJUR 24,00 32,50 21,20 60,36
BANDUNG 22,00 37,36 33,01 72,40
GARUT 16,00 35,03 31,43 64,67
TASIKMALAYA 16,00 55,10 27,64 63,15
CIAMIS 10,00 48,19 37,79 64,54
KUNINGAN 26,00 42,24 30,39 73,05
CIREBON 26,00 48,87 27,13 72,39
MAJALENGKA 16,00 38,27 27,28 61,67
SUMEDANG 18,00 45,07 34,62 70,57
INDRAMAYU 22,00 33,90 21,20 61,12
SUBANG 20,00 40,09 31,00 68,81
PURWAKARTA 24,44 44,21 28,83 72,04
KARAWANG 20,00 45,89 28,03 68,52
BEKASI 12,00 41,33 24,26 57,02
BANDUNG BARAT 12,00 35,83 32,94 62,71
PANGANDARAN 17,14 42,50 35,51 69,20
KOTA BOGOR 11,11 46,84 29,35 62,04
KOTA SUKABUMI 14,29 32,53 28,05 59,55
KOTA BANDUNG 10,00 45,46 33,94 63,63

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


151
Keterlibatan Perempuan Sumbangan
Provinsi/ Perempuan di Sebagai Tenaga Pendapatan
Palemen Profesional Perempuan IDG
Kabupaten/Kota
(%) (%) (%)
(1) (2) (3) (4) (5)
KOTA CIREBON 22,86 48,24 32,01 73,97
KOTA BEKASI 16,00 43,81 29,13 65,96
KOTA DEPOK 38,00 44,16 32,02 81,49
KOTA CIMAHI 31,11 49,49 29,87 77,21
KOTA TASIKMALAYA 11,11 42,41 33,43 62,92
KOTA BANJAR 8,00 40,26 27,49 53,80
JAWA TENGAH 22,00 47,57 34,28 74,03
CILACAP 16,00 43,68 26,22 62,11
BANYUMAS 18,00 46,05 30,77 68,11
PURBALINGGA 31,11 44,95 30,12 75,51
BANJARNEGARA 17,78 38,52 28,80 65,12
KEBUMEN 24,00 46,53 25,59 68,09
PURWOREJO 20,00 50,15 33,99 71,61
WONOSOBO 6,67 50,59 24,56 51,41
MAGELANG 16,00 47,32 37,52 71,21
BOYOLALI 11,11 42,51 40,54 65,61
KLATEN 6,00 52,71 37,77 60,25
SUKOHARJO 20,00 47,37 41,04 76,17
WONOGIRI 8,89 43,12 39,22 63,80
KARANGANYAR 28,89 49,22 38,13 80,51
SRAGEN 8,89 50,20 37,11 62,48
GROBOGAN 12,00 33,69 25,32 53,70
BLORA 17,78 49,90 34,73 70,72
REMBANG 22,22 51,35 31,72 73,12
PATI 16,00 48,66 31,38 66,55
KUDUS 6,67 44,88 41,02 62,07
JEPARA 8,00 59,30 23,73 50,62
DEMAK 16,00 50,58 38,74 70,79
SEMARANG 22,22 41,86 45,79 77,41
TEMANGGUNG 31,11 41,09 40,85 82,01
KENDAL 24,44 49,48 34,91 76,78
BATANG 20,00 41,22 28,24 66,29
PEKALONGAN 31,11 52,04 26,18 73,19
PEMALANG 16,00 57,19 35,30 68,95
TEGAL 20,00 49,81 29,04 69,25
BREBES 16,00 41,71 25,09 60,94
KOTA MAGELANG 20,00 47,02 41,81 76,30

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


152
Keterlibatan Perempuan Sumbangan
Provinsi/ Perempuan di Sebagai Tenaga Pendapatan
Palemen Profesional Perempuan IDG
Kabupaten/Kota
(%) (%) (%)
(1) (2) (3) (4) (5)
KOTA SURAKARTA 20,00 45,06 43,93 77,10
KOTA SALATIGA 29,17 51,95 41,36 82,16
KOTA SEMARANG 22,00 49,62 36,90 75,55
KOTA PEKALONGAN 20,00 46,69 28,37 68,62
KOTA TEGAL 36,67 53,09 30,24 79,57
DI YOGYAKARTA 12,73 47,70 40,78 69,64
KULON PROGO 17,50 56,95 33,91 68,36
BANTUL 6,67 40,46 38,75 61,01
GUNUNG KIDUL 13,33 55,74 39,66 67,45
SLEMAN 24,00 45,51 38,44 78,47
KOTA YOGYAKARTA 25,00 55,79 44,19 80,65
JAWA TIMUR 15,00 47,68 35,64 69,71
PACITAN 15,00 47,39 39,30 69,57
PONOROGO 15,56 58,71 35,36 68,18
TRENGGALEK 11,11 45,90 37,74 66,12
TULUNGAGUNG 10,00 49,84 38,18 64,11
BLITAR 22,00 56,36 40,34 78,02
KEDIRI 26,00 53,12 31,38 74,61
MALANG 22,00 42,74 36,92 75,49
LUMAJANG 18,00 60,15 23,56 59,23
JEMBER 22,00 52,36 30,70 70,45
BANYUWANGI 20,00 46,86 30,98 69,71
BONDOWOSO 6,67 44,15 37,38 59,55
SITUBONDO 24,44 39,17 27,44 67,72
PROBOLINGGO 24,44 45,24 25,31 67,06
PASURUAN 12,00 48,03 34,94 65,81
SIDOARJO 14,00 43,69 29,38 64,46
MOJOKERTO 26,00 50,80 34,92 78,33
JOMBANG 22,00 42,62 27,54 68,25
NGANJUK 20,00 53,48 25,65 65,00
MADIUN 11,11 46,78 30,55 60,05
MAGETAN 6,67 49,12 38,76 61,68
NGAWI 22,22 51,06 31,98 70,95
BOJONEGORO 12,00 51,65 26,27 57,62
TUBAN 18,37 46,79 30,75 67,74
LAMONGAN 18,00 40,46 33,60 67,95
GRESIK 14,00 45,70 31,45 65,33

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


153
Keterlibatan Perempuan Sumbangan
Provinsi/ Perempuan di Sebagai Tenaga Pendapatan
Palemen Profesional Perempuan IDG
Kabupaten/Kota
(%) (%) (%)
(1) (2) (3) (4) (5)
BANGKALAN 0,00 43,44 35,27 50,03
SAMPANG 2,22 39,71 31,02 49,67
PAMEKASAN 6,67 45,83 33,55 57,29
SUMENEP 4,00 34,93 36,34 53,81
KOTA KEDIRI 33,33 55,02 35,64 82,36
KOTA BLITAR 12,00 52,23 38,44 67,91
KOTA MALANG 17,78 48,22 34,14 71,05
KOTA
16,67 45,42 31,32 67,76
PROBOLINGGO
KOTA PASURUAN 10,00 45,55 31,68 62,01
KOTA MOJOKERTO 32,00 55,27 37,06 82,10
KOTA MADIUN 33,33 45,84 37,81 82,28
KOTA SURABAYA 34,00 49,53 35,46 83,29
KOTA BATU 24,00 64,85 30,59 70,92
BANTEN 23,53 42,02 31,29 72,75
PANDEGLANG 12,00 42,82 29,61 61,27
LEBAK 12,00 34,79 31,29 60,85
TANGERANG 16,00 34,44 28,02 62,25
SERANG 18,00 43,62 26,27 64,55
KOTA TANGERANG 20,00 43,59 31,78 71,76
KOTA CILEGON 17,14 47,71 20,52 59,22
KOTA SERANG 15,56 38,75 27,27 62,65
KOTA TANGERANG
26,00 46,79 25,79 70,72
SELATAN
BALI 9,09 45,58 37,87 64,18
JEMBRANA 11,43 46,06 38,47 66,23
TABANAN 7,50 46,61 37,22 61,62
BADUNG 7,50 45,24 36,35 62,03
GIANYAR 7,50 45,33 37,42 62,59
KLUNGKUNG 13,33 43,77 46,19 71,77
BANGLI 6,67 42,61 37,27 61,07
KARANG ASEM 4,44 37,71 43,02 60,20
BULELENG 11,11 40,80 38,93 65,58
KOTA DENPASAR 2,22 48,59 42,19 59,09
NUSA TENGGARA
9,23 45,66 32,81 60,56
BARAT
LOMBOK BARAT 13,33 33,98 31,26 59,25
LOMBOK TENGAH 8,00 38,93 35,51 57,24

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


154
Keterlibatan Perempuan Sumbangan
Provinsi/ Perempuan di Sebagai Tenaga Pendapatan
Palemen Profesional Perempuan IDG
Kabupaten/Kota
(%) (%) (%)
(1) (2) (3) (4) (5)
LOMBOK TIMUR 6,00 47,78 44,24 60,79
SUMBAWA 2,22 44,85 38,01 56,43
DOMPU 10,00 47,27 34,45 64,03
BIMA 15,22 50,81 26,19 61,05
SUMBAWA BARAT 0,00 50,05 20,42 38,69
LOMBOK UTARA 6,67 31,33 26,70 46,66
KOTA MATARAM 12,50 50,16 33,54 65,34
KOTA BIMA 12,00 50,05 37,79 65,33
NUSA TENGGARA
10,77 48,51 43,26 65,86
TIMUR
SUMBA BARAT 16,00 45,02 35,08 68,55
SUMBA TIMUR 6,67 49,91 42,13 60,86
KUPANG 14,29 39,80 35,41 65,58
TIMOR TENGAH
12,50 46,56 29,23 59,68
SELATAN
TIMOR TENGAH
6,67 47,52 40,04 59,86
UTARA
BELU 36,67 56,51 38,38 81,28
ALOR 6,67 49,78 43,26 60,49
LEMBATA 0,00 45,69 45,34 52,34
FLORES TIMUR 0,00 55,18 43,67 53,37
SIKKA 8,57 51,65 36,68 58,57
ENDE 3,33 55,99 52,39 57,99
NGADA 16,00 53,07 46,72 72,21
MANGGARAI 11,43 41,89 46,67 65,85
ROTE NDAO 4,00 32,85 35,05 50,47
MANGGARAI BARAT 3,33 50,64 38,96 54,66
SUMBA TENGAH 0,00 56,13 41,48 52,83
SUMBA BARAT DAYA 0,00 51,37 47,75 54,31
NAGEKEO 0,00 47,35 49,28 53,11
MANGGARAI TIMUR 3,33 39,52 34,89 50,19
SABU RAIJUA 5,00 56,11 35,92 49,53
MALAKA 20,00 34,21 48,51 62,42
KOTA KUPANG 12,50 51,30 38,86 68,62
KALIMANTAN
10,77 42,69 35,00 64,47
BARAT
SAMBAS 15,56 46,60 36,43 68,67
BENGKAYANG 10,00 56,81 36,90 62,71

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


155
Keterlibatan Perempuan Sumbangan
Provinsi/ Perempuan di Sebagai Tenaga Pendapatan
Palemen Profesional Perempuan IDG
Kabupaten/Kota
(%) (%) (%)
(1) (2) (3) (4) (5)
LANDAK 11,11 38,86 36,94 64,47
PONTIANAK 10,00 37,15 35,30 61,62
SANGGAU 10,00 46,32 32,54 62,11
KETAPANG 13,33 31,20 25,30 55,83
SINTANG 11,43 36,18 32,12 60,36
KAPUAS HULU 15,00 39,71 41,01 70,50
SEKADAU 3,33 40,60 39,27 56,45
MELAWI 5,71 33,08 34,76 54,62
KAYONG UTARA 3,33 34,68 30,86 48,92
KUBU RAYA 10,00 48,08 34,79 63,57
KOTA PONTIANAK 8,89 42,49 33,83 60,99
KOTA SINGKAWANG 8,00 54,81 28,74 56,71
KALIMANTAN
24,44 44,24 33,39 77,03
TENGAH
KOTAWARINGIN
13,33 39,98 23,69 59,72
BARAT
KOTAWARINGIN
20,00 35,98 25,85 67,35
TIMUR
KAPUAS 30,77 50,38 27,75 75,34
BARITO SELATAN 36,00 38,65 38,15 83,19
BARITO UTARA 32,00 43,48 43,71 84,52
SUKAMARA 25,00 43,47 19,74 65,77
LAMANDAU 5,00 42,60 27,87 54,98
SERUYAN 20,00 53,57 27,07 70,07
KATINGAN 24,00 42,15 29,56 73,32
PULANG PISAU 36,00 47,38 23,15 74,13
GUNUNG MAS 28,00 44,42 50,11 82,73
BARITO TIMUR 20,00 44,45 43,43 76,50
MURUNG RAYA 16,00 42,94 29,34 67,38
KOTA PALANGKA
33,33 47,49 32,22 80,61
RAYA
KALIMANTAN
16,36 48,44 36,27 71,31
SELATAN
TANAH LAUT 17,14 45,44 27,99 65,96
KOTA BARU 22,86 38,13 27,06 70,68
BANJAR 24,44 45,49 33,27 76,51
BARITO KUALA 17,14 51,92 40,76 73,62
TAPIN 16,00 51,10 48,37 73,11

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


156
Keterlibatan Perempuan Sumbangan
Provinsi/ Perempuan di Sebagai Tenaga Pendapatan
Palemen Profesional Perempuan IDG
Kabupaten/Kota
(%) (%) (%)
(1) (2) (3) (4) (5)
HULU SUNGAI
13,33 58,89 26,84 60,48
SELATAN
HULU SUNGAI
23,33 46,59 48,53 80,19
TENGAH
HULU SUNGAI
16,67 57,47 29,70 64,59
UTARA
TABALONG 23,33 43,30 29,14 71,97
TANAH BUMBU 5,71 49,33 31,15 57,61
BALANGAN 12,00 49,06 37,24 65,97
KOTA BANJARMASIN 17,78 49,53 37,90 74,24
KOTA BANJAR BARU 23,33 48,67 31,78 75,08
KALIMANTAN
10,91 41,68 23,64 57,53
TIMUR
PASIR 16,67 45,01 23,27 62,76
KUTAI BARAT 16,00 39,58 25,68 63,68
KUTAI
8,89 47,58 24,35 56,44
KARTANEGARA
KUTAI TIMUR 15,00 44,36 17,49 55,72
BERAU 10,00 43,90 17,30 50,55
MALINAU - - - -
BULUNGAN - - - -
NUNUKAN - - - -
PENAJAM PASER
4,00 42,33 24,87 50,02
UTARA
TANA TIDUNG - - - -
MAHAKAM ULU 30,00 44,55 27,59 76,04
KOTA BALIKPAPAN 17,78 41,84 26,09 66,33
KOTA SAMARINDA 20,00 34,87 30,48 69,61
KOTA TARAKAN - - - -
KOTA BONTANG 8,00 45,13 17,18 46,36
KALIMANTAN
20,00 44,36 26,16 69,53
UTARA
MALINAU 15,00 34,67 28,01 65,03
BULONGAN 4,00 44,22 21,78 48,34
TANA TIDUNG 10,00 26,62 22,19 50,19
NUNUKAN 20,00 53,43 26,88 70,26
KOTA TARAKAN 4,00 45,11 25,41 52,00
SULAWESI UTARA 33,33 51,34 32,35 80,91

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


157
Keterlibatan Perempuan Sumbangan
Provinsi/ Perempuan di Sebagai Tenaga Pendapatan
Palemen Profesional Perempuan IDG
Kabupaten/Kota
(%) (%) (%)
(1) (2) (3) (4) (5)
BOLAANG
23,33 60,18 28,56 70,64
MONGONDOW
MINAHASA 31,43 50,61 38,95 82,96
KEPULAUAN
16,00 55,03 28,99 66,00
SANGIHE
KEPULAUAN
10,00 51,16 27,67 58,86
TALAUD
MINAHASA
31,03 62,44 31,67 76,53
SELATAN
MINAHASA UTARA 25,00 49,70 33,64 76,74
BOLAANG
MONGONDOW 15,00 44,43 28,61 64,90
UTARA
SIAU
TAGULANDANG 35,00 72,07 34,86 73,90
BIARO
MINAHASA
32,00 61,03 35,60 79,86
TENGGARA
BOLAANG
MONGONDOW 20,00 52,50 28,06 67,98
SELATAN
BOLAANG
MONGONDOW 20,00 50,06 24,90 66,08
TIMUR
KOTA MANADO 37,14 45,21 34,98 83,18
KOTA BITUNG 26,67 47,56 26,95 73,00
KOTA TOMOHON 40,00 53,32 34,09 83,23
KOTA KOTAMOBAGU 24,00 51,61 25,51 69,33
SULAWESI TENGAH 24,44 52,23 30,40 73,95
BANGGAI
16,00 49,48 43,62 72,04
KEPULAUAN
BANGGAI 22,86 57,57 27,55 69,04
MOROWALI 16,00 45,83 26,95 64,04
POSO 13,33 49,02 31,12 65,29
DONGGALA 6,67 48,78 29,17 56,87
TOLI-TOLI 23,33 56,74 25,31 67,42
BUOL 20,00 46,45 24,17 63,96
PARIGI MOUTONG 10,00 52,87 24,14 55,28
TOJO UNA-UNA 8,00 54,27 26,17 54,64
SIGI 6,90 50,54 31,92 56,60
BANGGAI LAUT 5,00 50,70 36,64 57,66

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


158
Keterlibatan Perempuan Sumbangan
Provinsi/ Perempuan di Sebagai Tenaga Pendapatan
Palemen Profesional Perempuan IDG
Kabupaten/Kota
(%) (%) (%)
(1) (2) (3) (4) (5)
MOROWALI UTARA 16,00 50,09 20,88 57,68
KOTA PALU 14,29 53,86 34,24 67,83
SULAWESI
19,05 52,91 31,83 69,14
SELATAN
KEPULAUAN
16,00 56,49 31,54 64,69
SELAYAR
BULUKUMBA 17,50 59,46 33,46 66,78
BANTAENG 33,33 54,97 36,73 80,53
JENEPONTO 25,00 51,85 31,39 72,37
TAKALAR 30,00 62,00 27,96 70,55
GOWA 8,89 53,14 33,38 61,06
SINJAI 23,33 59,15 32,95 70,24
MAROS 20,00 50,57 26,22 65,48
PANGKAJENE DAN
8,57 61,72 31,54 56,20
KEPULAUAN
BARRU 28,00 52,20 25,70 69,24
BONE 13,33 55,40 31,92 63,16
SOPPENG 26,67 57,89 33,36 73,75
WAJO 17,50 62,91 26,73 61,07
SIDENRENG
5,71 54,95 28,96 52,71
RAPPANG
PINRANG 10,00 58,46 34,48 61,73
ENREKANG 6,67 55,56 36,23 59,36
LUWU 11,43 59,95 36,41 63,58
TANA TORAJA 20,00 56,64 41,07 74,14
LUWU UTARA 5,71 48,60 20,12 46,24
LUWU TIMUR 3,33 47,22 22,78 46,06
TORAJA UTARA 5,71 57,60 34,26 56,15
KOTA MAKASSAR 14,00 45,17 34,86 67,89
KOTA PARE-PARE 16,00 53,51 31,74 66,62
KOTA PALOPO 24,00 52,52 34,20 74,87
SULAWESI
18,18 48,79 36,04 71,54
TENGGARA
BUTON 28,00 61,37 39,58 74,56
MUNA 10,00 47,46 35,54 61,33
KONAWE 23,33 45,95 36,42 75,90
KOLAKA 13,33 51,94 25,85 61,12
KONAWE SELATAN 40,00 52,11 30,80 80,27
BOMBANA 8,33 54,89 27,04 54,04

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


159
Keterlibatan Perempuan Sumbangan
Provinsi/ Perempuan di Sebagai Tenaga Pendapatan
Palemen Profesional Perempuan IDG
Kabupaten/Kota
(%) (%) (%)
(1) (2) (3) (4) (5)
WAKATOBI 24,00 43,17 39,73 74,34
KOLAKA UTARA 0,00 54,43 27,68 46,43
BUTON UTARA 15,00 42,48 38,06 67,49
KONAWE UTARA 25,00 55,28 36,02 76,90
KOLAKA TIMUR 12,00 53,16 31,55 62,27
KONAWE
9,52 39,46 77,73 48,96
KEPULAUAN
MUNA BARAT 10,00 43,93 18,05 45,09
BUTON TENGAH 12,00 40,68 41,61 71,43
BUTON SELATAN 10,00 32,77 33,68 63,03
KOTA KENDARI 34,29 46,05 37,83 83,48
KOTA BAU-BAU 20,00 48,93 30,70 68,94
GORONTALO 28,89 58,01 26,45 71,23
BOALEMO 16,00 64,76 28,58 60,96
GORONTALO 22,86 58,56 26,41 66,42
POHUWATO 20,00 59,51 36,35 72,26
BONE BOLANGO 4,00 70,05 29,43 47,05
GORONTALO UTARA 20,00 63,10 27,43 64,60
KOTA GORONTALO 20,83 47,28 30,18 68,89
SULAWESI BARAT 17,78 52,99 36,26 71,95
MAJENE 20,00 50,97 38,48 74,87
POLEWALI MANDAR 22,22 55,16 37,29 75,19
MAMASA 6,67 45,92 25,55 52,59
MAMUJU 14,29 54,42 28,09 62,75
MAMUJU UTARA 10,00 51,73 19,10 50,12
MAMUJU TENGAH 20,00 61,67 22,09 60,88
MALUKU 26,67 50,33 37,14 77,77
MALUKU TENGGARA
12,00 40,54 43,92 66,08
BARAT
MALUKU TENGGARA 8,00 55,03 36,14 60,64
MALUKU TENGAH 7,50 45,56 35,32 60,06
BURU 16,00 51,12 28,90 64,65
KEPULAUAN ARU 8,00 54,63 42,37 62,30
SERAM BAGIAN
10,00 58,30 36,94 62,12
BARAT
SERAM BAGIAN
8,00 51,42 32,42 57,89
TIMUR
MALUKU BARAT
0,00 53,77 40,66 50,42
DAYA

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


160
Keterlibatan Perempuan Sumbangan
Provinsi/ Perempuan di Sebagai Tenaga Pendapatan
Palemen Profesional Perempuan IDG
Kabupaten/Kota
(%) (%) (%)
(1) (2) (3) (4) (5)
BURU SELATAN 5,00 50,02 31,27 55,66
KOTA AMBON 14,71 49,71 39,56 71,54
KOTA TUAL 0,00 57,48 26,45 45,26
MALUKU UTARA 20,45 47,98 36,46 72,81
HALMAHERA BARAT 16,00 49,06 32,55 66,01
HALMAHERA
5,00 43,58 29,02 51,42
TENGAH
KEPULAUAN SULA 4,35 55,85 28,02 49,51
HALMAHERA
0,00 46,26 21,26 38,54
SELATAN
HALMAHERA UTARA 20,00 48,80 27,73 66,56
HALMAHERA TIMUR 5,00 54,84 26,08 50,23
PULAU MOROTAI 10,00 45,57 27,52 55,40
PULAU TALIABU 25,00 49,69 14,58 53,90
KOTA TERNATE 16,67 43,88 36,11 71,57
KOTA TIDORE
16,00 51,04 32,98 67,02
KEPULAUAN
PAPUA BARAT 5,36 38,62 27,31 51,04
FAKFAK 20,00 35,86 30,55 67,41
KAIMANA 20,00 31,13 37,36 69,82
TELUK WONDAMA 10,00 29,39 22,67 49,54
TELUK BINTUNI 20,00 38,41 24,40 65,47
MANOKWARI 20,00 41,24 29,37 67,47
SORONG SELATAN 15,00 42,53 30,07 63,77
SORONG 12,00 39,08 22,27 54,38
RAJA AMPAT 35,00 35,14 24,46 69,55
TAMBRAUW 10,00 36,71 35,13 48,93
MAYBRAT 5,00 43,70 29,16 50,41
MANOKWARI
35,00 34,14 66,41 72,27
SELATAN
PEGUNUNGAN
20,00 20,04 23,41 47,25
ARFAK
KOTA SORONG 13,33 40,53 25,13 60,46
PAPUA 16,36 35,47 36,50 68,71
MERAUKE 20,69 42,09 36,63 72,18
JAYAWIJAYA 10,00 20,50 46,97 53,80
JAYAPURA 8,00 42,52 33,61 61,79
NABIRE 20,00 39,41 34,21 72,71
KEPULAUAN YAPEN 4,00 34,11 36,52 55,38

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


161
Keterlibatan Perempuan Sumbangan
Provinsi/ Perempuan di Sebagai Tenaga Pendapatan
Palemen Profesional Perempuan IDG
Kabupaten/Kota
(%) (%) (%)
(1) (2) (3) (4) (5)
BIAK NUMFOR 16,00 36,44 30,40 62,01
PANIAI 0,00 19,89 47,91 40,79
PUNCAK JAYA 6,67 17,29 39,28 51,17
MIMIKA 2,86 37,38 23,24 47,72
BOVEN DIGOEL 10,00 36,93 34,59 60,19
MAPPI 12,00 32,56 41,65 61,61
ASMAT 4,00 4,44 39,68 29,22
YAHUKIMO 5,71 24,18 46,50 50,71
PEGUNUNGAN
4,00 23,97 47,96 49,10
BINTANG
TOLIKARA 6,67 12,65 42,84 46,78
SARMI 10,00 31,20 36,99 62,23
KEEROM 5,00 36,57 35,71 57,71
WAROPEN 15,00 34,41 34,38 65,82
SUPIORI 15,00 32,08 33,70 63,85
MAMBERAMO RAYA 15,00 14,04 55,71 53,16
NDUGA 8,00 30,42 43,81 59,16
LANNY JAYA 8,00 32,39 43,32 57,80
MAMBERAMO
10,00 7,68 45,64 41,04
TENGAH
YALIMO 10,00 21,69 46,24 54,51
PUNCAK 0,00 32,24 32,35 43,57
DOGIYAI 15,00 11,98 60,47 47,82
INTAN JAYA 0,00 29,53 47,33 47,39
DEIYAI 0,00 22,96 59,56 41,12
KOTA JAYAPURA 30,00 46,49 34,97 83,41
INDONESIA 17,32 47,02 36,70 72,10

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


162
Lampiran 6. IDG Menurut Provinsi, 2010-2018

Indeks Pemberdayaan Gender (IDG)


Provinsi
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
ACEH 53,40 52,06 54,44 59,78 65,12 65,57 67,40 66,28 66,60
SUMATERA UTARA 67,78 67,39 69,82 70,08 66,69 67,81 69,07 69,29 71,29
SUMATERA BARAT 63,04 64,62 65,22 65,40 61,86 62,42 64,51 65,01 65,70
RIAU 65,14 65,34 69,05 69,78 74,11 74,59 75,19 75,36 75,73
JAMBI 57,91 58,89 61,52 66,19 61,93 62,43 63,14 65,32 67,78
SUMATERA SELATAN 67,32 68,34 66,78 70,41 70,20 70,36 70,69 73,53 74,37
BENGKULU 68,50 69,33 69,57 73,45 68,76 68,86 71,09 71,40 69,60
LAMPUNG 65,32 65,86 67,24 65,62 62,99 62,01 61,98 63,60 63,82
KEP. BANGKA BELITUNG 55,62 56,03 56,54 57,29 56,12 56,29 51,69 54,91 52,57
KEP. RIAU 56,70 60,62 59,32 60,79 60,54 62,15 65,60 66,96 66,18
DKI JAKARTA 73,23 74,70 76,14 77,43 71,19 71,41 72,14 72,34 73,68
JAWA BARAT 67,01 68,08 68,62 67,57 68,87 69,02 71,15 70,04 70,20
JAWA TENGAH 67,96 68,99 70,82 71,22 74,46 74,80 74,89 75,10 74,03
DI YOGYAKARTA 77,70 77,84 75,57 76,36 66,90 68,75 66,96 69,37 69,64
JAWA TIMUR 67,91 68,62 69,29 70,77 68,17 68,41 69,06 69,37 69,71
BANTEN 65,66 66,58 65,53 65,49 66,91 67,94 69,14 70,00 72,75
BALI 58,53 58,59 58,49 61,50 62,25 62,99 63,97 63,76 64,18
NUSA TENGGARA BARAT 54,49 56,57 57,90 58,54 57,49 58,69 60,06 59,95 60,56
NUSA TENGGARA TIMUR 57,98 58,90 59,55 59,81 63,06 64,75 65,07 63,76 65,86
KALIMANTAN BARAT 55,26 56,39 59,34 58,78 64,10 64,44 64,37 64,46 64,47
KALIMANTAN TENGAH 68,62 69,48 70,35 68,61 77,90 77,87 78,23 79,36 77,03
KALIMANTAN SELATAN 62,53 66,61 68,40 65,60 68,22 70,05 67,40 67,56 71,31
KALIMANTAN TIMUR 60,05 61,29 61,84 63,12 53,74 55,96 56,93 56,64 57,53
KALIMANTAN UTARA - - - - 66,52 67,31 63,52 61,09 69,53
SULAWESI UTARA 71,20 73,34 75,00 75,55 76,15 79,82 81,24 82,37 80,91
SULAWESI TENGAH 65,37 66,08 67,96 68,59 65,11 65,57 70,05 70,38 73,95
SULAWESI SELATAN 62,46 63,38 63,88 64,42 66,76 67,98 70,02 70,57 69,14
SULAWESI TENGGARA 64,26 65,26 65,86 64,49 68,13 72,14 70,51 70,76 71,54
GORONTALO 61,35 62,12 62,08 60,89 67,36 69,26 69,70 71,09 71,23
SULAWESI BARAT 63,15 63,71 64,25 64,47 67,14 69,40 71,71 73,37 71,95
MALUKU 75,94 76,51 78,72 79,93 76,99 77,15 77,36 78,87 77,77
MALUKU UTARA 58,17 59,38 59,84 59,66 61,05 65,74 68,19 70,31 72,81
PAPUA BARAT 57,97 57,54 58,46 57,01 47,97 48,19 49,56 47,88 51,04
PAPUA 55,42 57,74 57,76 57,22 64,21 63,69 64,73 61,89 68,71
INDONESIA 68,15 69,14 70,07 70,46 70,68 70,83 71,39 71,74 72,10

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


163
PEMBANGUNAN
MANUSIA
BERBASIS
GENDER

2019

AYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK


CATATAN TEKNIS
Catatan Teknis
1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Menurut UNDP, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) mengukur capaian
pembangunan manusia berbasis sejumlah komponen dasar kualitas
hidup. Sebagai ukuran kualitas hidup, IPM dibangun melalui pendekatan
tiga dimensi dasar. Dimensi tersebut mencakup umur panjang dan sehat;
pengetahuan, dan kehidupan yang layak. Ketiga dimensi tersebut memiliki
pengertian sangat luas karena terkait banyak faktor. Untuk mengukur dimensi
kesehatan, digunakan angka harapan hidup waktu lahir. Selanjutnya untuk
mengukur dimensi pengetahuan digunakan gabungan indikator harapan
lama sekolah dan rata-rata lama sekolah. Adapun untuk mengukur dimensi
hidup layak digunakan indikator kemampuan daya beli (Purchasing Power
Parity). Kemampuan daya beli masyarakat terhadap sejumlah kebutuhan
pokok yang dilihat dari rata-rata besarnya pengeluaran per kapita sebagai
pendekatan pendapatan yang mewakili capaian pembangunan untuk hidup
layak.

Umur Harapan Hidup saat Lahir

Umur Harapan Hidup saat lahir (AHH) merupakan rata-rata perkiraan lama
tahun yang dapat ditempuh oleh seseorang selama hidup. Penghitungan
angka harapan hidup melalui pendekatan tak langsung (indirect estimation).
Jenis data yang digunakan adalah Anak Lahir Hidup (ALH) dan Anak Masih
Hidup (AMH). Paket program Mortpack digunakan untuk menghitung
angka harapan hidup berdasarkan input data ALH dan AMH. Selanjutnya,
dipilih metode Trussell dengan model West, yang sesuai dengan histori
kependudukan dan kondisi Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara
umumnya.

Indeks harapan hidup dihitung dengan menghitung nilai maksimum dan nilai
minimum harapan hidup sesuai standar UNDP, yaitu angka tertinggi sebagai
batas atas untuk penghitungan indeks adalah 85 tahun dan terendah sebagai
batas bawah adalah 20 tahun.

Tingkat Pendidikan

Salah satu komponen pembentuk IPM adalah dimensi pengetahuan yang


diukur melalui tingkat pendidikan. Dalam hal ini, indikator yang digunakan
adalah rata-rata lama sekolah (mean years of schooling) dan harapan lama
sekolah (expected years of schooling). Pada proses pembentukan IPM, rata-rata
lama sekolah dan harapan lama sekolah diberi bobot yang sama, kemudian

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


167
penggabungan kedua indikator ini digunakan sebagai indeks pendidikan
yang menjadi salah satu komponen pembentuk IPM.

Rata-rata lama sekolah menggambarkan jumlah tahun yang digunakan


oleh penduduk usia 25 tahun ke atas dalam menjalani pendidikan formal.
Penghitungan rata-rata lama sekolah menggunakan dua batasan yang
dipakai sesuai kesepakatan UNDP. Rata-rata lama sekolah memiliki batas
maksimumnya 15 tahun dan batas minimum sebesar 0 tahun.

Harapan lama sekolah didefinisikan sebagai lamanya sekolah (dalam tahun)


yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu di masa
mendatang. Harapan lama sekolah dihitung untuk penduduk berusia 7
tahun ke atas. Indikator ini dapat digunakan untuk mengetahui kondisi
pembangunan sistem pendidikan di berbagai jenjang yang ditunjukkan
dalam bentuk lamanya pendidikan (dalam tahun) yang diharapkan dapat
dicapai oleh setiap anak. Seperti halnya rata-rata lama sekolah, harapan lama
sekolah juga menggunakan batasan yang dipakai sesuai kesepakatan UNDP.
Batas maksimum untuk harapan lama sekolah adalah 18 tahun, sedangkan
batas minimumnya 0 (nol).

Standar Hidup Layak

Dimensi lain dari ukuran kualitas hidup manusia adalah standar hidup layak.
Dalam cakupan lebih luas, standar hidup layak menggambarkan tingkat
kesejahteraan yang dinikmati oleh penduduk sebagai dampak semakin
membaiknya ekonomi. UNDP mengukur standar hidup layak menggunakan
Produk Nasional Bruto (PNB) per kapita yang disesuaikan, sedangkan BPS
dalam menghitung standar hidup layak menggunakan rata-rata pengeluaran
per kapita riil yang disesuaikan dengan paritas daya beli (purchashing power
parity) berbasis formula Rao.
𝑚𝑚
𝑝𝑝𝑖𝑖𝑖𝑖 1⁄𝑚𝑚
𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑗𝑗 = ∏ ( )
𝑝𝑝𝑖𝑖𝑘𝑘
𝑖𝑖=1
Keterangan:
PPPj : paritas daya beli di wilayah j
pij : harga komoditas i di kabupaten/kota j
pik : harga komoditas di Jakarta Selatan
m : jumlah komoditas

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


168
Penyusunan Indeks

Sebelum menghitung IPM, setiap komponen IPM harus dihitung indeksnya.


Formula yang digunakan dalam penghitungan indeks komponen IPM adalah
sebagai berikut:

𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈 − 𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚
𝐼𝐼𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈 =
𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 − 𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚
𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻 − 𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚
𝐼𝐼𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻 =
𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 − 𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚
𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 − 𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚
𝐼𝐼𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 =
𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 − 𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚
𝐼𝐼𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻 + 𝐼𝐼𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅
𝐼𝐼𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝ℎ𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢 =
2
ln(𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝) − ln(𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑚𝑚𝑖𝑖𝑖𝑖 )
𝐼𝐼𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙 =
ln(𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑚𝑚𝑎𝑎𝑎𝑎 ) − ln (𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑚𝑚𝑖𝑖𝑖𝑖 )

Penghitungan paritas daya beli dilakukan berdasarkan 96 komoditas


kebutuhan pokok (Tabel L1). Batas maksimum dan minimum penghitungan
pengeluaran per kapita yang digunakan dalam penghitungan IPM seperti
terlihat dalam Tabel L2. Batas maksimum pengeluaran per kapita adalah
sebesar Rp 26.572.352 sementara batas minimumnya adalah Rp 1.007.436.

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


169
Tabel L1. Komoditi Kebutuhan Pokok sebagai Dasar Penghitungan
Daya Beli (PPP)

Beras Pisang lainnya Rokok kretek tanpa filter


Tepung terigu Pepaya Rokok putih
Ketela pohon/singkong Minyak kelapa Rumah sendiri/bebas sewa
Kentang Minyak goreng lainnya Rumah kontrak
Tongkol/tuna/cakalang Kelapa Rumah sewa
Kembung Gula pasir Rumah dinas
Bandeng Teh Listrik
Mujair Kopi Air PAM
Mas Garam LPG
Lele Kecap Minyak tanah
Ikan segar lainnya Penyedap masakan/vetsin Lainnya(batu baterai,aki,korek,obat
nyamuk dll)
Daging sapi Mie instan Perlengkapan mandi
Daging ayam ras Roti manis/roti lainnya Barang kecantikan
Daging ayam kampung Kue kering Perawatan kulit,muka,kuku,rambut
Telur ayam ras Kue basah Sabun cuci
Susu kental manis Makanan gorengan Biaya RS Pemerintah
Susu bubuk Gado-gado/ketoprak Biaya RS Swasta
Susu bubuk bayi Nasi campur/rames Puskesmas/pustu
Bayam Nasi goreng Praktek dokter/poliklinik
Kangkung Nasi putih SPP
Kacang panjang Lontong/ketupat sayur Bensin
Bawang merah S o to / g u l e / s o p / rawo n / Tr a n s p o r t a s i / p e n g a n g k u t a n
cincang umum
Bawang putih Sate/tongseng Pos dan Telekomunikasi
Cabe merah Mie bakso/mie rebus/mie Pakaian jadi laki-laki dewasa
goreng
Cabe rawit Makanan ringan anak Pakaian jadi perempuan dewasa
Tahu Ikang (goreng/bakar dll) Pakaian jadi anak-anak
Tempe Ayam/daging (goreng dll) Alas kaki

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


170
Untuk menghitung indeks masing-masing komponen IPM digunakan batas
maksimum dan minimum seperti terlihat dalam Tabel L2.

Tabel L2. Nilai Maksimum dan Minimum dari Setiap Komponen


IPM

Komponen IPM Satuan Minimum Maksimum


Angka Harapan Hidup Saat Lahir (AHH) Tahun 20 85
Harapan Lama Sekolah (HLS) Tahun 0 18
Rata-rata Lama Sekolah (RLS) Tahun 0 15
Pengeluaran per Kapita Rupiah 1.007.436 26.572.352

Keterangan:
** Daya beli minimum merupakan garis kemiskinan terendah kabupaten tahun 2010 (data empiris) yaitu di Tolikara
-Papua
** Daya beli maksimum merupakan nilai tertinggi kabupaten yang diproyeksikan hingga 2025 (akhir RPJPN) yaitu
perkiraan pengeluaran per kapita Jakarta Selatan tahun 2025

Selanjutnya nilai IPM dapat dihitung sebagai:

Status Pembangunan Manusia

Capaian pembangunan manusia di suatu wilayah pada waktu tertentu dapat


dikelompokkan ke dalam empat kelompok. Pengelompokkan ini bertujuan
untuk mengorganisasikan wilayah-wilayah menjadi kelompok-kelompok
yang sama dalam dalam hal pembangunan manusia.
• Kelompok “sangat tinggi” : IPM ≥ 80
• Kelompok “tinggi” : 70 ≤ IPM < 80
• Kelompok “sedang” : 60 ≤ IPM < 70
• Kelompok “rendah” : IPM < 60

Pertumbuhan IPM

Untuk mengukur kecepatan perkembangan IPM dalam suatu kurun waktu


digunakan ukuran pertumbuhan per tahun. Pertumbuhan IPM menunjukkan
perbandingan antara perubahan capaian terkini dengan capaian tahun
sebelumnya. Semakin tinggi nilai pertumbuhan IPM, maka semakin cepat
pula peningkatan IPM. Indikator pertumbuhan IPM ini dapat digunakan
sebagai kinerja pembangunan manusia suatu wilayah pada kurun waktu
tertentu.

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


171
𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝑡𝑡 − 𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝑡𝑡−1
𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃ℎ𝑎𝑎𝑎𝑎 𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼 = × 100%
𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝑡𝑡−1

Keterangan:
IPMt : IPM suatu wilayah pada tahun t
IPMt-1 : IPM suatu wilayah pada tahun (t-1)

2. Indeks Pembangunan Gender (IPG)


Indeks Pembangunan Gender (IPG) diperkenalkan pertama kali oleh UNDP
pada tahun 1995, lima tahun setelah UNDP memperkenalkan Indeks
Pembangunan Manusia (IPM). UNDP menggunakan metode yang sama
hingga tahun 2009. Pada metode lama tersebut, IPG tidak mengukur langsung
ketimpangan antar gender yang terjadi, namun hanya disparitas dari masing-
masing komponen IPM untuk setiap gender. Selain itu, angka IPG metode ini
tidak bisa diinterpretasikan terpisah dari IPM.

Penghitungan IPG berhenti dilakukan oleh UNDP mulai tahun 2010 hingga
2013. Pada tahun 2014, UNDP kembali melakukan penghitungan IPG dengan
menggunakan metode baru. Perubahan metode ini merupakan penyesuaian
dengan perubahan yang terjadi pada IPM. Selain sebagai penyempurnaan dari
metode sebelumnya. IPG metode baru ini merupakan pengukuran langsung
terhadap ketimpangan antar gender dalam pencapaian IPM. Pada metode
baru ini digunakan rasio IPM perempuan dengan IPM laki-laki, sehingga bisa
terlihat pencapaian pembangunan manusia antara perempuan dengan laki-
laki.

Bagaimana Metode Baru?

IPG pada tahun 2014 mengalami perubahan pada indikator yang digunakan
dan juga metodologi penghitungannya. Dalam metode baru ini, dimensi
yang digunakan masih sama seperti yang disampaikan sebelumnya, yaitu:
1) umur panjang dan hidup sehat (a long and healthy life)
2) pengetahuan (knowledge); dan
3) standar hidup layak (decent standard of living)

Menurut UNDP, ketiga dimensi tersebut digunakan sebagai pendekatan


dalam mengukur kualitas hidup, dimana hakikatnya adalah mengukur capaian
pembangunan manusia. Ketiga dimensi tersebut memiliki pengertian sangat
luas karena terkait banyak faktor.

Pada tahun 2014, UNDP mengganti beberapa indikator untuk


menyempurnakan metodologi yang digunakan. Pada dimensi pengetahuan
dengan menggunakan angka harapan lama sekolah dan angka rata-rata

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


172
lama sekolah. Selanjutnya untuk mengukur dimensi standar hidup layak
digunakan Produk Nasional Bruto (PNB) per kapita.

BPS mengukur dimensi umur panjang dan hidup sehat dengan menggunakan
angka harapan hidup saat lahir yang didapatkan dari data Sensus Penduduk
2010 (SP2010). Kemudian mengukur dimensi pengetahuan dengan
menggunakan angka harapan lama sekolah dan angka rata-rata lama
sekolah yang didapatkan dari data SUSENAS. Selanjutnya untuk mengukur
dimensi standar hidup layak tidak menggunakan PNB per kapita, karena tidak
terdapat angka PNB per kapita hingga kabupaten/kota. Untuk dimensi ini,
dilakukan pendekatan/proksi dengan menggunakan pengeluaran per kapita
yang disesuaikan yang didapatkan dari SUSENAS.

Pada penghitungan IPG, keseluruhan indikator di atas dihitung berdasarkan


jenis kelamin, laki-laki dan perempuan. Pada indikator angka harapan lama
sekolah, batas usia yang digunakan adalah 7 tahun ke atas. Ini merupakan
indikator yang mengukur input dari dimensi pengetahuan. Sedangkan angka
rata-rata lama sekolah memiliki batas usia yaitu 25 tahun ke atas. Indikator ini
digunakan sebagai tolok ukur output dari dimensi pengetahuan. Sehingga
pada dimensi ini, sudah mencakup baik indikator input maupun indikator
output.

Pada dimensi umur panjang dan hidup sehat serta pengetahuan tidak
diperlukan data sekunder dalam penghitungannya. Hanya pada dimensi
standar hidup layak dibutuhkan beberapa data sekunder guna mendapatkan
angka pengeluaran per kapita berdasarkan jenis kelamin. Data sekunder yang
digunakan adalah upah yang diterima, jumlah angkatan kerja, serta jumlah
penduduk untuk laki-laki dan perempuan.

Penyusunan Indeks Komposit

Penyusunan indeks komposit dimulai dengan membangun indeks untuk


masing-masing komponen. Indeks untuk masing-masing komponen dihitung
sama seperti pada metode lama. Perbedaannya hanya pada batasan untuk
masing-masing komponen. Berikut adalah nilai minimum dan maksimum
untuk masing- masing komponen.

Tabel 2.1 Batas Minimum dan Maksimum Indikator IPG

Minimum Maksimum
Indikator
Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan
Umur Harapan Hidup (tahun) 17,5 22,5 82,5 87,5
Angka Harapan Lama Sekolah
0 0 18 18
(tahun)
Angka Rata-rata Lama Sekolah
0 0 15 15
(tahun)

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


173
Dalam penyusunan indeks IPM laki-laki dan Perempuan, digunakan rumus
yang berlaku untuk masing-masing jenis kelamin, yaitu sebagai berikut:
𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈 − 𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚
𝐼𝐼𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈 =
𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 − 𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚
𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻 − 𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚
𝐼𝐼𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻 =
𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 − 𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚
𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 − 𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚
𝐼𝐼𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 =
𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 − 𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚
𝐼𝐼𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻 + 𝐼𝐼𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅
𝐼𝐼𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝ℎ𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢 =
2
ln(𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝) − ln(𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑚𝑚𝑖𝑖𝑖𝑖 )
𝐼𝐼𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙 =
ln(𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑚𝑚𝑎𝑎𝑎𝑎 ) − ln (𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑚𝑚𝑖𝑖𝑖𝑖 )

Metode agregasi yang dilakukan guna mendapatkan angka IPM laki-laki


dan perempuan sama seperti metode agregasi yang dilakukan ketika ingin
mendapatkan angka IPM. Metode agregasi yang digunakan adalah rata-rata
geometrik dengan rumus sebagai berikut.
3
𝐼𝐼𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃 = √𝐼𝐼𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘ℎ𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑝𝑝 ′ 𝐼𝐼𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝 ′ 𝐼𝐼𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝

3
𝐼𝐼𝑃𝑃𝑃𝑃𝐿𝐿 = √𝐼𝐼𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘ℎ𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝐿𝐿 ′ 𝐼𝐼𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝐿𝐿 ′ 𝐼𝐼𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝐿𝐿

Penggunaan rata-rata geometrik ini sangat beralasan, yaitu rata-rata


geometrik cenderung sensitif terhadap ketimpangan. Tidak seperti rata-rata
aritmatik yang dapat menutupi ketimpangan yang terjadi antardimensi, rata-
rata geometrik menuntut keseimbangan antardimensi.

Pada metode baru, penghitungan angka IPG tidak lagi dengan


membandingkannya dengan angka IPM, namun dengan menggunakan rasio
sebagai berikut.

𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝑝𝑝
𝐼𝐼𝐼𝐼𝐺𝐺 = ′ 100
𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐿𝐿
Angka ini menunjukkan rasio antara pembangunan perempuan dan
pembangunan laki-laki. Ketika angka indeks pembangunan gender makin
mendekati 100, maka pembangunan gender semakin seimbang atau merata.
Namun semakin menjauhi 100, maka pembangunan gender makin timpang
antar jenis kelamin.

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


174
Perubahan Interpretasi

Akibat perubahan metodologi yang terjadi, terjadi pula perubahan


interpretasi dari angka IPG. Pada metode lama, angka IPG yang dihasilkan
harus dibandingkan dengan angka IPM. Semakin kecil selisih angka IPG
dengan angka IPM, maka semakin kecil ketimpangan yang terjadi antara laki-
laki dan perempuan.

Pada metode baru, interpretasi dari angka IPG berubah. Interpretasi angka IPG
tidak perlu dibandingkan lagi dengan angka IPM. Semakin kecil jarak angka
IPG dengan nilai 100, maka semakin setara pembangunan antara laki-laki
dengan perempuan. Namun semakin besar jarak angka IPG dengan nilai 100,
maka semakin terjadi ketimpangan pembangunan antara laki-laki dengan
perempuan. Angka 100 dijadikan patokan untuk menginterpretasikan angka
IPG karena angka tersebut merupakan nilai rasio paling sempurna.

3. Indeks Pemberdayaan Gender (IDG)


Indeks pemberdayaan gender (IDG) memperlihatkan sejauh mana peran aktif
perempuan dalam kehidupan ekonomi dan politik. Peran aktif perempuan
dalam kehidupan ekonomi dan politik mencakup partisipasi berpolitik,
partisipasi ekonomi dan pengambilan keputusan serta penguasaan sumber
daya ekonomi yang disebut sebagai dimensi IDG.

Dalam penghitungan IDG, terlebih dahulu dihitung EDEP yaitu indeks


untuk masing-masing komponen berdasarkan persentase yang ekuivalen
dengan distribusi yang merata (Equally Distributed Equivalent Persentage).
Selanjutnya, masing-masing indeks komponen, yaitu nilai EDEP dibagi 50.
Nilai 50 dianggap sebagai kontribusi ideal dari masing-masing kelompok
gender untuk semua komponen IDG. Untuk penghitungan masing-masing
indeks dapat dilakukan sebagai berikut.

Penyusunan Indeks

4. Indeks Keterwakilan di Parlemen (Ipar)

{𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸(𝐷𝐷𝐷𝐷) }
𝐼𝐼(𝐷𝐷𝐷𝐷) = ⁄
50
dan
𝑃𝑃𝑓𝑓 𝑃𝑃𝑚𝑚
𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸(𝐷𝐷𝐷𝐷) = + ′ 100
𝑋𝑋𝑓𝑓 𝑋𝑋𝑚𝑚

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


175
dimana,
Pf = proporsi penduduk perempuan
Pm = proporsi penduduk laki-laki
Xf = proporsi keterwakilan perempuan di parlemen
Xm = proporsi keterwakilan laki-laki di parlemen

5. Indeks Pengambilan Keputusan (IDM)

{𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸(𝐷𝐷𝐷𝐷) }
𝐼𝐼(𝐷𝐷𝐷𝐷) = ⁄
50
dan
𝑃𝑃𝑓𝑓 𝑃𝑃𝑚𝑚
𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸(𝐷𝐷𝐷𝐷) = + ′ 100
𝑌𝑌𝑓𝑓 𝑌𝑌𝑚𝑚

dimana,
Pf = proporsi penduduk perempuan
Pm = proporsi penduduk laki-laki
Yf = proporsi perempuan sebagai tenaga profesional
Ym = proporsi laki-laki sebagai tenaga profesional

6. Indeks Distribusi Pendapatan (Iinc-dis)

Penghitungan indeks distribusi pendapatan menggunakan formula yang


sama dengan penghitungan IPM metode lama. Untuk menghitung indeks ini
digunakan batas maksimum dan minimum dari pengeluaran perkapita. Batas
maksimum dan minimum pengeluaran perkapita pada metode lama adalah
sebagai berikut:

Komponen Satuan Minimum Maksimum


a. 300.000 (1996)
Pengeluaran per kapita Rupiah 732.720
b. 360.000 (1999 dst)

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


176
𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈ℎ 𝑏𝑏𝑢𝑢𝑟𝑟𝑟𝑟ℎ 𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛𝑖𝑖
𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈ℎ𝑖𝑖 =
𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈ℎ 𝑏𝑏𝑢𝑢𝑟𝑟𝑟𝑟ℎ 𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛𝑚𝑚
𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 − 𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟 𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢ℎ = (𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢ℎ𝑚𝑚 ′ 𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃 𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴 𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝑚𝑚)
+ (𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢ℎ𝑓𝑓 ′ 𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃 𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴 𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝑓𝑓 )
𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈ℎ𝑖𝑖
𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 𝑇𝑇𝑒𝑒𝑒𝑒ℎ𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎 𝑅𝑅𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎 − 𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟 𝑈𝑈𝑝𝑝𝑝𝑝ℎ𝑖𝑖 =
𝑅𝑅𝑅𝑅𝑡𝑡𝑡𝑡 − 𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟 𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈ℎ𝑚𝑚
Sebelumnya harus menghitung terlebih dahulu proporsi sumbangan
pendapatan yang diperoleh dari:

𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑖𝑖 = 𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃 𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴 𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝑖𝑖 ′


𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇ℎ𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎 𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 − 𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟 𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈ℎ𝑖𝑖
𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑖𝑖
𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃 𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏 𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑖𝑖 =
𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃 𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑚𝑚
dimana,
i = Laki-laki (m) atau perempuan (f )

Kemudian menghitung EDEP dengan rumus sebagai berikut.

𝑃𝑃𝑓𝑓 𝑃𝑃𝑚𝑚
𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝑃𝑃(𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖−𝑑𝑑𝑑𝑑𝑠𝑠) = +
𝑍𝑍𝑓𝑓 𝑍𝑍𝑚𝑚
dan
(𝐸𝐸𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷(𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖−𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑) ′ 𝑃𝑃𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝 𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾 (𝑦𝑦𝑦𝑦𝑦𝑦𝑔𝑔 𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑)) − 360
𝐼𝐼(𝑖𝑖𝑖𝑖𝑐𝑐−𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑) =
732,72 − 300

dimana,
Pf = proporsi penduduk perempuan
Pm = proporsi penduduk laki-laki

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


177
Zf = proporsi sumbangan pendapatan perempuan
Zm = proporsi sumbangan pendapatan laki-laki

7. Indeks Pemberdayaan Gender

(𝐼𝐼(𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝) + 𝐼𝐼(𝐷𝐷𝐷𝐷) + 𝐼𝐼(𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖−𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑) )


𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼 =
3

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2018


178

Anda mungkin juga menyukai