Assalamualaikum Wr.Wb
Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT,
atas ijinNya, penyusunan “Penyusunan Indeks Pembangunan Gender
Kota Cilegon” ini akhirnya dapat diselesaikan.
Publikasi Penyusunan Indeks Pembangunan Gender Kota
Cilegon ini memberikan gambaran pencapaian pembangunan manusia
berbasis gender serta untuk melihat sejauh mana kapabilitas manusia
berbasis gender dapat dimanfaatkan di berbagai bidang kehidupan.
Diharapkan publikasi ini dapat bermanfaat sebagai evaluasi dan
penyusunan perencanaan kebijakan, program dan kegiatan yang
responsif gender.
Kepada tim penyusun, kami ucapkan terima kasih atas daya
dan upayanya dalam penyusunan publikasi ini. Akhirnya saran dan
kritik sangat kami harapkan untuk penyempurnaan penyusunan
publikasi ini di masa mendatang. Semoga publikasi ini bermanfaat bagi
banyak pihak.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Cilegon, Oktober 2014
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kota Cilegon
i
DAFTAR ISI
SAMBUTAN ............................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................... iii
DAFTAR TABEL DAN GRAFIK .................................................... v
PENDAHULUAN ........................................................................ 1
1.1. Latar Belakang ............................................................... 1
1.2. Maksud dan Tujuan ........................................................ 3
1.3. Sistematika Penulisan ...................................................... 5
1.4. Sumber Data ................................................................... 6
METODOLOGI ........................................................................... 7
2.1. Konsep dan Definisi Gender ........................................... 7
2.2. Metode Penghitungan IPG .............................................. 10
2.3. Metode Penghitungan IDG .............................................. 14
GAMBARAN UMUM ................................................................ 17
3.1. Geografis dan Kependudukan ........................................... 17
3.2. Perekonomian ................................................................ 29
PENCAPAIAN PEMBANGUNAN GENDER ................................ 35
4.1. Pencapaian Pembangunan Gender ................................ 35
4.2. Pencapaian Komponen IPG ........................................... 38
iii
4.3. Perbandingan IPG Kota Cilegon dan
IPG Provinsi Banten ........................................................ 48
PENCAPAIAN PEMBERDAYAAN GENDER ................................ 57
5.1. Pencapaian Pemberdayaan Gender ................................ 58
5.2. Pencapaian Komponen IDG ........................................... 60
5.3. Perbandingan IDG Kota Cilegon dan
IGG Provinsi Banten ........................................................ 67
KETERKAIATAN ANTARA IPM, IPG DAN IDG ............................ 71
6.1. Hubungan Antara IPM dan IPG ...................................... 71
6.2. Hubungan Antara IPM dan IDG ...................................... 75
6.3. Hubungan Antara IPG dan IDG ..................................... 77
REKOMENDASI ....................................................................... 79
iv
DAFTAR TABEL DAN GRAFIK
TABEL
Tabel 3.1 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin
dan Rasio Jenis Kelamin Tahun 2012 – 2013 ......... 23
v
TABEL
vi
Grafik 4.10. Perkembangan Sumbangan Pendapatan
Kota Cilegon dan Provinsi Banten
Tahun 2011 – 2013 ............................................... 54
vii
PENDAHULUAN
I. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Pembangunan merupakan sebuah usaha atau rangkaian
usaha pertumbuhan dan perubahan yang direncanakan dan
dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara, dan
pemerintah.Pembangunan sangat dipengaruhi oleh dua
komponen utama yaitu sumberdaya alam dan sumberdaya
manusia. Pembangunan yang terjadi pada tiap-tiap daerah
berbeda-beda.Hal ini dikarenakan kuantitas dan kualitas
sumberdaya alam maupun sumberdaya manusia pada tiap-tiap
daerah juga berbeda-beda. Dua komponen utama dalam
pembangunan tersebut sangat berkaitan satu sama lain, adanya
sumberdaya alam yang melimpah tanpa disertai adanya
sumberdaya manusia yang berkualitas maka tidak akan terjadi
sebuah pembangunan yang ideal (Siagian dalam Badruddin,
2009).
Sumberdaya manusia merupakan sebuah kuantitas dan
kualitas penduduk yang terdapat pada suatu daerah
tertentu.Sumberdaya manusia dalam artian kuantitas merupakan
ketersediaan penduduk yang berada pada suatu daerah,
1
PENDAHULUAN
2
PENDAHULUAN
dan perempuan, (Suryanto, 2009). Pada dasarnya hakekat
pembangunan ditujukan untuk kesejahteraan seluruh penduduk
dengan tidak membedakan suku, agama, asal maupun
jeniskelamin. Meski demikian,pembangunan yang dilaksanakan
disinyalir masih bermuatan diskriminasi antara laki-laki dan
perempuan. Ditengarai, pembangunan yang dilaksanakan di
segala bidang lebih banyak menguntungkan laki-laki. Tentunya
untuk menjawab hal itu tidak mudah, perlu kajian mendalam
terhadap keseluruhan aspek pembangunan. Salah satu cara
untuk mengetahui adanya diskriminasi antara laki-laki dan
perempuan, yaitu menilai Indeks Pembangunan Gender (IPG).
Penulisan buku ini berupaya menyajikan perkembangan
kondisi sosial ekonomi perempuan serta pemberdayaan
perempuan di Kota Cilegon yang disajikan dalam bentuk data dan
analisa.
3
PENDAHULUAN
nilai IPG sama dengan IPM, maka dapat dikatakan tidak terjadi
kesenjangan gender, tetapi sebaliknya IPG lebih rendah dari IPM
maka terjadi kesenjangan gender. Publikasi IPG Kota Cilegon,
secara umum mempunyai maksud sebagai berikut :
a. Untuk membentuk paradigma baru di kalangan masyarakat
luas (terutama aparat pemerintah dan kalangan terdidik)
bahwa pembangunan manusia dan sosial mempunyai makna
yang lebih luas dan lebih berarti dibandingkan pembangunan
ekonomi.
b. Ikut menunjang program otonomi daerah, khususnya dalam
hal peningkatan kualitas perencanaan dan pembangunan di
daerah yang didukung oleh partisipasi dari masyarakat luas.
c. Sebagai acuan dasar perencanaan dan sebagai bahan
evaluasi sehingga keputusan- keputusan yang diambil oleh
pihak Pemerintah daerah dapat menguntungkan semua
pihak.
Beberapa tujuan yang akan dicapai dalam publikasi IPG yakni :
a. Memberikan gambaran masalah kesenjangan Gender yang
ada di Kota Cilegon.
b. Sebagai alat bantu perencanaan (planning tool)
pembangunan kota yang lebih mengakomodasikan dimensi
pembangunan sosial berwawasan kemitra sejajaran gender.
4
PENDAHULUAN
c. Sebagai data dasar bagi seluruh instansi terkait dalam
menyelenggarakan program pembangunan yang lebih
mencerminkan kesetaraan Gender.
5
PENDAHULUAN
6
METODOLOGI
II. Metodologi
2.1. Konsep dan Definisi Gender
Selama lebih dari sepuluh tahun istilah gender
meramaikan berbagai diskusi tentang masalah-masalah
perempuan, selama itu pulalah istilah tersebut telah
mendatangkan ketidakjelasan dan kesalahpahaman tentang apa
yang dimaksud dengan konsep gender dan apa kaitan konsep
tersebut dengan usaha emansipasi wanita yang diperjuangkan
kaum perempuan tidak hanya di Indonesia yang dipelopori ibu
Kartini tetapi juga di pelbagai penjuru dunia lainnya.
Distorsi makna atas istilah gender ini telah
mengakibatkan perjuangan gender menghadapi banyak
perlawanan yang tidak saja datang dari kaum laki-laki yang
merasa terancam “hegemoni kekuasaannya” tapi juga datang
dari kaum perempuan sendiri yang tidak paham akan apa yang
sesungguhnya dipermasalahkan oleh perjuangan gender itu.
Konsep gender pertama kali harus dibedakan dari konsep
seks atau jenis kelamin secara biologis. Pengertian seks atau jenis
kelamin secara biologis merupakan pensifatan atau pembagian
dua jenis kelamin manusia yang ditentukan secara biologis,
7
METODOLOGI
8
METODOLOGI
9
METODOLOGI
10
METODOLOGI
11
METODOLOGI
dimana:
12
METODOLOGI
13
METODOLOGI
L = Laki-laki P = Perempuan
b. Menghitung Xede dari tiap indeks
c. Menghitung IPG dengan formula
Dimana:
Xede(1) : Xede untuk harapan hidup
Xede(2) : Xede untuk harapan pendidikan.
I(Inc-dis) : Indeks distribusi pendapatan.
Nilai IPG berkisar antara 0-100 persen. Bila nilai IPG semakin
tinggi maka semakin tinggi kesenjangan pembangunan manusia
antara laki-laki dan perempuan.
14
METODOLOGI
15
METODOLOGI
16
GAMBARAN UMUM
III. Gambaran Umum
3.1. Geografis dan Kependudukan
Kota Cilegon sebagai kota otonomi terbentuk secara
yuridis berdasarkan UU No. 15/1999 dan berada di ujung barat
pulau Jawa. Terletak pada posisi 5°52’24” hingga 6°04’07”
Lintang Selatan dan 105°54’05” hingga 106°05’11” Bujur Timur.
Kota Cilegon di sebelah Barat berbatasan dengan Selat Sunda. Di
sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Serang. Di sebelah
Timur berbatasan dengan Kabupaten Serang. Di sebelah Selatan
berbatasan dengan Kabupaten Serang.
Gambar 3.1
Peta Kota Cilegon
17
Gambaran Umum
18
Gambaran Umum
wilayah bekas kewedanaan (Wilayah Kerja Pembantu Bupati
Wilayah Cilegon) yang meliputi 3 (tiga) kecamatan yaitu Cilegon,
Bojonegara dan Pulomerak. Hadirnya Pabrik Baja Trikora diawal
tahun 1960 yang menjadi PT Krakatau Steel telah mendorong
pembangunan dan perkembangan yang sangat pesat bagi
wilayah ini yang akhirnya mempengaruhi kondisi sosial budaya
dan tata guna lahan daerah persawahan dan perladangan
menjadi daerah industri, perdagangan, jasa dan perumahan,
serta pariwisata.
Keadaan tersebut di atas menggambarkan bahwa kota
Cilegon adalah kota kecil yang memiliki fasilitas kota besar, pada
kenyataannya sedang bergerak sesuai dengan pembangunan.
Akibat dari itu, sejalan dengan tuntutan budaya kota, maka
dibutuhkan tuntutan kehidupan masyarakat kota serta
memerlukan pembinaan dan pengaturan penyelenggaraan.
Berdasarkan pasal 72 ayat (4) Undang-Undang Nomor 5
tahun 1974 tentang “Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah,
kiranya sudah memenuhi persyaratan dibentuknya Kota
Administratif Cilegon. Atas usul pemerintah Daerah Tingkat II
Serang No. 86/Sek/Bapp/VII/84 tentang usulan pembentukan
Kota Administratif Cilegon dan atas pertimbangan yang obyektif
maka dikeluarkan peraturan pemerintah No 40 Tahun 1986,
19
Gambaran Umum
20
Gambaran Umum
sebaliknya yaitu mendistribusikan hal-hal yang dibutuhkan
daerah Hinterland tersebut.
Pertumbuhan Kota Cilegon yang diakibatkan oleh
kegiatan Industri dan perdagangan akan terpelihara apabila ada
pertimbangan kontribusi yang diberikan dengan apa yang
didapatkan. Industri dan perdagangan akan makin berkembang
apabila ditunjang dan diperhatikan kebutuhannya sesuai dengan
apa yang telah diberikan. Untuk melayani kebutuhan tersebut
perlu aparat yang memadai setingkat dengan Daerah Tingkat II.
Dengan ditetapkan dan disyahkannya Undang-Undang No
15 Tahun 1999 tanggal 21 April 1999 tentang pembentukan
Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon dengan dilantiknya Drs. H.
Tb. Rifa’i Halir sebagai pejabat Walikota Madya pada tanggal 27
April 1999 maka terwujudlah Kota Cilegon menjadi Kota
Administratif Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon.
Dalam melaksanakan pembangunan sudah menjadi
keharusan harus selalu menempatkan penduduk sebagai titik
sentral kegiatan pembangunan. Ketika berbicara masalah
kependudukan, penduduk atau manusia adalah faktor produksi
utama dalam sebuah aktifitas produksi, karenanya SDM mutlak
diperlukan agar output yang dihasilkan dapat optimal,
berkualitas, kompetitif, dan menguntungkan. Penduduk atau
21
Gambaran Umum
22
Gambaran Umum
gambaran bahwa menurut jenis kelamin di Kota Cilegon
perbandingannya 104 laki-laki dengan 100 perempuan.
Tabel 3.1
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan
Rasio Jenis Kelamin Tahun 2012 - 2013
Rasio Jenis
Tahun Laki-laki Perempuan Jumlah
Kelamin
(1) (2) (3) (4) (5)
2012 200.550 191.791 392.341 104,57
2013 203.502 194.802 398.304 104,47
Tabel 3.2
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan
Rasio Jenis Kelamin
Berdasarkan Kelompok Umur Tahun 2013
Rasio
Kelompok
Laki-laki Perempuan Jumlah Jenis
Umur
Kelamin
(1) (2) (3) (4) (5)
0 - 14 58.656 55.745 114.401 105,22
15 - 64 140.475 133.571 274.046 105,17
65 + 4.371 716 9.857 79,68
Jumlah 203.502 194.802 398.304 100,47
Bila dilihat dalam kelompok umur anak (0-14 tahun),
dewasa (15-64 tahun) dan tua (65 tahun keatas) rasio jenis
kelamin menunjukkan kecenderungan bahwa semakin tinggi
kelompok umur, rasio jenis kelamin semakin rendah. Seperti yang
terlihat pada tabel 3.2 rasio jenis kelamin pada kelompok usia 0-
23
Gambaran Umum
24
Gambaran Umum
kedua kriteria tersebut karena persentase penduduk 0 -14 tahun
sebesar 28.72 persen dan persentase penduduk usia 65 tahun ke
atas sebesar 2.48 persen.
Berdasarkan struktur penduduk di Kota Cilegon terlihat
bahwa hampir 70 persen merupakan penduduk usia dewasa (15-
64 tahun). Bila dilihat antara jenis kelamin maka dalam penduduk
usia dewasa tersebut setengahnya adalah perempuan.
Tabel 3.3
Prosentase Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Berdasarkan Kelompok Umur Tahun 2013
Kelompok
Laki-laki Perempuan Jumlah Persentase
Umur
(1) (2) (3) (4) (5)
0 - 14 58.656 55.745 114.401 28,72
15 - 64 140.475 133.571 274.046 68,80
65 + 4.371 716 9.857 2,48
Jumlah 203.502 194.802 398.304 100,00
25
Gambaran Umum
26
Gambaran Umum
bahwa usia harapan hidup penduduk perempuan lebih tinggi
dibandingkan laki dan ini merupakan suatu fenomena universal.
Data jumlah penduduk menurut jenis kelamin berdasarkan
kelompok umur dapat dilihat pada tabel 3.5 dan gambar
piramida penduduk pada gambar 3.2.
Gambar 3.2
Piramida Penduduk Kota Cilegon Tahun 2013
Perempuan Laki-laki
75+
70-74
65-69
60-64
55-59
50-54
45-49
40-44
35-39
30-34
25-29
20-24
15-19
10-14
5-9
0-4
25.000 20.000 15.000 10.000 5.000 0 5.000 10.000 15.000 20.000 25.000
27
Gambaran Umum
Tabel 3.5
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan
Rasio Jenis Kelamin
Berdasarkan Kelompok Umur, Tahun 2013
Rasio
Kelompok
Laki-laki Perempuan Jumlah Jenis
Umur
Kelamin
(1) (2) (3) (4) (5)
0–4 21.890 20.529 42.419 106,63
5–9 18.867 17.774 36.641 106,15
10 – 14 17.899 17.442 35.341 102,62
15 – 19 18.343 18.015 36.358 101,83
20 – 24 19.331 18.433 37.764 104,87
25 – 29 18.700 18.437 37.137 101,43
30 – 34 18.239 18.184 36.423 100,30
35 – 39 17.077 16.687 33.764 102,34
40 – 44 15.596 14.819 30.415 105,24
45- 49 12.865 11.500 24.365 111,87
50 – 54 9.603 8.407 18.010 114,23
55 – 59 6.877 5.595 12.472 122,91
60 – 64 3.844 3.494 7.338 110,02
65 + 4.371 5.486 9.857 79,68
Jumlah 203.502 194.802 398.304 104,47
28
Gambaran Umum
3.2. Perekonomian
Meskipun mengalami perlambatan perekonomian kota Cilegon
masih bisa tumbuh di atas angka nasional dan Banten, gambaran
peningkatan aktifitas ekonomi Kota Cilegon terefleksikan pada besaran
angka Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)nya. Besaran nilai PDRB
Kota Cilegon tahun 2011-2013 seperti terlihat pada tabel di bawah.
Tabel 3.6
PDRB Kota Cilegon Tahun 2011 – 2013
(juta rupiah)
29
Gambaran Umum
30
Gambaran Umum
Tabel 3.7
Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Cilegon
Tahun 2011-2013
Tahun
Sektor
2011 2012 2013
Pertanian 0,38 0,87 2,70
Pertambangan dan Penggalian 6,70 6,89 7,24
Industri Pengolahan 5,39 7,95 5,65
Listrik, Gas dan Air Bersih 2,89 3,06 6,41
Bangunan 8,66 7,06 14,15
Perdagangan, Hotel dan Restoran 9,44 10,17 7,93
Pengangkutan dan Komunikasi 4,66 4,78 2,72
Keuangan, Persewaan & Jasa Prshn 7,58 8,36 9,44
Jasa-Jasa 7,73 9,54 8,65
Total 5,68 7,70 5,93
Sumber : BPS Kota Cilegon
31
Gambaran Umum
Tabel 3.8
Distribusi Persentase PDRB Kota Cilegon
Tahun 2011 - 2013
Tahun
Sektor
2011 2012 2013
Pertanian 1,61 1,53 1,50
Pertambangan dan Penggalian 0,05 0,05 0,05
Industri Pengolahan 70,01 70,00 70,26
Listrik, Gas dan Air Bersih 5,12 5,04 5,10
Bangunan 0,45 0,47 0,52
Perdagangan, Hotel dan Restoran 13,55 13,77 13,74
Pengangkutan dan Komunikasi 5,09 4,89 4,45
Keuangan, Persewaan & Jasa
2,86 2,90 2,93
Prshn
Jasa-Jasa 1,26 1,36 1,46
Total 100,00 100,00 100,00
Sumber : BPS Kota Cilegon
32
Gambaran Umum
Nilai PDRB per kapita atas dasar harga berlaku cenderung
menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Bila dihitung
dengan menggunakan harga konstan 2000 akan diketahui
pertumbuhan PDRB perkapita secara riil. Pada tahun 2013 PDRB
perkapita atas dasar harga konstan Kota Cilegon mengalami
kenaikan sebesar 4,04 persen dibanding tahun sebelumnya, yaitu
dari sebesar Rp.49,77 juta menjadi sebesar Rp.51,78 juta.
33
PENCAPAIAN PEMBANGUNAN
GENDER
IV. Pencapaian Pembangunan Gender
36
Pencapaian Pembangunan Gender
Grafik 4.1.
Perkembangan IPG Kota Cilegon Tahun 2011 – 2013
37
Pencapaian Pembangunan Gender
38
Pencapaian Pembangunan Gender
39
Pencapaian Pembangunan Gender
40
Pencapaian Pembangunan Gender
41
Pencapaian Pembangunan Gender
42
Pencapaian Pembangunan Gender
43
Pencapaian Pembangunan Gender
Grafik. 4.4.
Perkembangan Angka Rata-rata Lama Sekolah
Kota Cilegon Tahun 2011 - 2013
44
Pencapaian Pembangunan Gender
Sumbangan Pendapatan
Sumbangan pendapatan disini mencerminkan kontribusi
perempuan di bidang ketenagakerjaan untuk sektor non pertanian.
Secara umum, perkembangan sumbangan pendapatan perempuan
mengalami fluktuasi pada rentang periode tersebut. Pada tahun 2011
sumbangan pendapatan perempuan mencapai angka 18,76 persen
kemudian naik sebesar 1,12 persen menjadi 19,89 persen pada tahun
2012. Tahun 2013 angka sumbangan pendapatan perempuan
mencapai 20,07 persen, atau meningkat hanya sebesar 0,18 persen
dari tahun 2012. Perubahan sumbangan pendapatan ini terkait
dengan dua faktor yang memengaruhinya, yaitu faktor angkatan
kerja dan upah yang diterima.
45
Pencapaian Pembangunan Gender
Grafik. 4.5.
Perkembangan Sumbangan Pendapatan
Kota Cilegon Tahun 2011 - 2013
46
Pencapaian Pembangunan Gender
47
Pencapaian Pembangunan Gender
48
Pencapaian Pembangunan Gender
49
Pencapaian Pembangunan Gender
50
Pencapaian Pembangunan Gender
51
Pencapaian Pembangunan Gender
Grafik. 4.8.
Perkembangan Angka Melek Huruf
Kota Cilegon dan Provinsi Banten
Tahun 2011 - 2013
Pada tahun 2011 angka melek huruf Kota Cilegon baik laki-
laki maupaun perempuan sebesar 99,53 persen dan 98,12 persen.
Jauh lebih tinggi dibandingkan angka melek huruf Banten yang baru
mencapai 98,91persen untuk laki-laki dan 94,82 persen untuk
perempuan. Pada tahun 2012 juga angka melek huruf Kota Cilegon
masih di atas angka melek huruf Banten. Pada Tahun ini capaian
angka melek huruf penduduk laki-laki Kota Cilegon sebesar 99,55
persen, sedangkan angka melek huruh perempuan Kota Cilegon
sebesar 98,14 persen. Disaat yang sama angka melek huruf penduduk
laki-laki Banten sebesar 99,04 persen dan angka melek huruf
52
Pencapaian Pembangunan Gender
53
Pencapaian Pembangunan Gender
Sumbangan Pendapatan
Grafik. 4.10.
Perkembangan Sumbangan Pendapatan
Kota Cilegon dan Provinsi Banten
Tahun 2011 - 2013
54
Pencapaian Pembangunan Gender
55
PENCAPAIAN PEMBERDAYAAN
GENDER
V. Pencapaian Pemberdayaan Gender
57
Pencapaian Pemberdayaan Gender
58
Pencapaian Pemberdayaan Gender
59
Pencapaian Pemberdayaan Gender
60
Pencapaian Pemberdayaan Gender
61
Pencapaian Pemberdayaan Gender
62
Pencapaian Pemberdayaan Gender
63
Pencapaian Pemberdayaan Gender
64
Pencapaian Pemberdayaan Gender
65
Pencapaian Pemberdayaan Gender
Grafik. 5.5.
Persentase Pejabat Struktural menurut Jenis Kelamin
dilingkungan Pemerintah Kota Cilegon Tahun 2011 - 2013
66
Pencapaian Pemberdayaan Gender
67
Pencapaian Pemberdayaan Gender
68
Pencapaian Pemberdayaan Gender
69
Pencapaian Pemberdayaan Gender
70
KETERKAITAN ANTARA
IPM, IPG DAN IDG
VI. Keterkaiatan Antara IPM, IPG dan IDG
71
Keterkaitan antara Ipm, IPG dan IDG
72
Keterkaitan antara Ipm, IPG dan IDG
73
Keterkaitan antara Ipm, IPG dan IDG
Grafik. 6.2.
Selisih IPM dengan IPG Kota Cilegon
Tahun 2011 - 2013
74
Keterkaitan antara Ipm, IPG dan IDG
75
Keterkaitan antara Ipm, IPG dan IDG
Grafik. 6.3.
Selisih IPM dengan IDG Kota Cilegon
Tahun 2011 - 2013
76
Keterkaitan antara Ipm, IPG dan IDG
77
REKOMENDASI
VII. Rekomendasi
Pembangunan manusia di Kota Cilegon dalam kurun waktu
2011-2013 sudah cukup tinggi dengan angka IPM masing-masing
sebesar 75,60; 75,89 dan 76,81. Walau demikian masih terdapat
beberapa hal yang harus ditingkatkan terutama dalam hal
pembangunan dan pemberdayaan gender di Kota Cilegon.
Hal tersebut terlihat dari besarnya gap antara IPM dengan
IPG dan IDG. Ada beberapa rekomendasi yang dapat dijadikan
rujukan kebijakan untuk meningkatkan angka IPG dan IDG Kota
Cilegon di tahun mendatang.
Rekomendasi yang dapat disampaikan berkaitan dengan
usaha meningkatkan pencapaian IPG dan IDG Kota Cilegon adalah
sebagai berikut:
1. Indikator rata-rata lama sekolah dan sumbangan pendapatan
yang masih mungkin ditingkatkan. Karena indiaktor angka
harapan hidup penduduk perempuan Kota Cilegon sudah cukup
tinggi bahkan di atas angka harapan hidup penduduk
perempuan Provinsi Banten. Begitupun dengan angka melek
huruf, angka melek huruf sudah cukup tinggi bahkan di atas 98
persen.
79
Rekomendasi
80