Anda di halaman 1dari 10

Open

Acces

Volume 3 Nomor 2, Mei 2023 ISSN 2747-0350


https://doi.org/10.35326/syattar.v1i2.1185 jurnal-umbuton.ac.id/index.php/syattar

TEORI MASUKNYA ISLAM DI NUSANTARA DAN


PERKEMBANGAN PENDIDIKAN ISLAM
MASA AWAL DI ACEH
(Lembaga Dan Tokohnya)

La Jusu1, Bahaking Rama2, Abdul Rahim Razaq3


1
Mahasiswa, 2 3Dosen Program Doktor (S3) Pendidikan Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Makassar
Email: faiumb.lajusu@gmail.com; Bahaking.rama@unismuh.ac.id;
abdrahimrazaq@gmail.com
ABSTRAK
Kajian ini bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi terkait teori
masuknya Islam ke nusantara dan pertumbuhan pesantren—lembaga dan
pemimpinnya—pada masa awal Aceh. Buku fisik dan elektronik, dan data yang diperoleh
darinya, digunakan dalam metode pengumpulan informasi dan data. Hasil pemeriksaan
menunjukkan bahwa: 1) Meskipun masih ada pembahasan mengenai kemunculan awal
Islam di Nusantara, namun ada lima hipotesis yang dapat digali terkait kemunculan
Islam yang tidak terduga di Nusantara, yaitu: Hipotesis Gujarat/India, Mekkah /Hipotesis
Arab, Hipotesis Persia, Hipotesis Cina, dan Hipotesis Turki; 2) Peningkatan pendidikan
Islam di Aceh pada masa lalu sejalan dengan perkembangan Islam di Aceh yang
diperkirakan telah ada sejak pertengahan abad VII Masehi. Ada 5 lembaga pendidikan
Islam di Aceh, yaitu Meunasah, Rangkang, Dayah, Dayah Tengku Cik dan Jami'ah yang
pada awal kemajuan yayasan pendidikan dimotori oleh para Ulama diantaranya Hamzah
Fansuri, Nuruddin Ar-Raniri, Abdur Rauf al-Singkili, Syamsuddin As-Sumatrani dan
lainnya.
Kata Kunci: Teori Masuknya Islam di Nusantara, Perkembangan Pendidikan Islam, Masa
Awal di Aceh,

ABSRACT
This study aims to gather data and information related to the theory of
Islam's introduction to the archipelago and the growth of pesantren—institutions and
their leaders—in the early days of Aceh. Physical and electronic books, and the data
acquired from them, are utilized in information and data assortment methods. The
examination results show that: 1) Despite the fact that there is still discussion with
respect to the early rise of Islam in the archipelago, there are five hypotheses that can
be explored in regards to the unexpected appearance of Islam in the archipelago, to be
specific: Gujarat/Indian hypothesis, Mecca/Arabic hypothesis, Persian hypothesis,
Chinese hypothesis, and Turkish hypothesis; 2) The improvement of Islamic schooling in
the past in Aceh was lined up with the development of Islam in Aceh which is assessed to
have existed since the mid-seventh century Promotion. There are 5 Islamic instructive
establishments in Aceh, specifically Meunasah, Rangkang, Dayah, Dayah Tengku Cik and
Jami'ah which in the early advancement of instructive foundations was driven by Ulama
including Hamzah Fansuri, Nuruddin Ar-Raniri, Abdur Rauf al-Singkili, Syamsuddin As-
Sumatrani and others.
Keywords: Theory of the Entry of Islam in the Archipelago, Development of Islamic
Education, Early Period in Aceh,

La Jusu 76
Syattar Volume 3 Nomor 2, Mei 2023 ISSN 2747-0350

PENDAHULUAN menghilangkan signifikansi Islam.3


Kedatangan Islam pada Artikel ini akan membahas
abad ke-7 M menciptakan dunia baru tentang Teori Masuknya Islam di
dengan ide-ide baru, budaya dan Nusantara dan Perkembangan
peradaban baru, cita-cita dan harapan pendidikan Islam masa awal di Aceh
baru. Tiga nilai yang diajarkan Islam (lembaga dan tokohnya). Dengan
sebagai agama inilah yang artikel ini diharapkan akan diketahui
menyebabkan perubahan yang titik temu antara semua pendapat dan
dilakukan Islam di bidang politik, argumen yang berkaitan dengan teori
sosial, dan sipil: 1) Islam masuknya Islam di Nusantara serta
memerintahkan pengikutnya untuk peran para da’i dalam
bertanggung jawab atas nasib mereka mengembangkan pendidikan Islam
sendiri di akhirat; 2) Islam percaya yang berlangsung di Aceh pada masa-
bahwa ada kehidupan setelah masa awal. Dengan demikian maka
kematian; 3) Islam mengajarkan masalah dalam penelitian ini meliputi:
norma-norma sosial dan kebangsaan 1) Bagaimana teori masuknya Islam di
dalam konteks persatuan umat Islam Nusantara? 2) Bagaimana
dalam skala dunia.1 perkembangan pendidikan Islam pada
Islam adalah agama Rahmat masa awal di Aceh (Lembaga dan
bagi seluruh alam, untuk itu Islam Tokohnya)?
harus dikenal, dipahami dan
METODELOGI PENELITIAN
diamalkan dalam kehidupan manusia.
Penelitian ini merupakan
Agar Islam dapat menghubungi
penelitian kepustakaan, yaitu
individu, Islam harus
penelitian yang hampir seluruhnya
dipertanggungjawabkan dan
mengandalkan kepustakaan fisik dan
disebarluaskan melalui latihan
digital, atau data yang digali dari
dakwah. Dengan ilham inilah yang
kepustakaan. Pengumpulan data yang
kemudian menjadikan Islam masuk ke
digunakan adalah jenis pengumpulan
Nusantara [Indonesia], yang dibawa
data kualitatif. Peneliti memperoleh
oleh para sahabat Nabi, para ulama
data dari hasil kajian pustaka multi
melalui jalur perdagangan, perkawinan
referensi yang mengkaji teknik
dan pendidikan.2
penilaian formatif dan penilaian
Awal pertumbuhan Islam
sumatif pembelajaran pada pendidikan
dan sejarah pengenalannya ke
agama Islam dan menganalisis data
Nusantara [Indonesia] hanyalah
tersebut melalui analisis deskriptif
beberapa contoh dari sekian banyak
berbasis literatur.
kaitan sejarah dan sosiologis yang ada
di antara topik-topik tersebut. Hal ini PEMBAHASAN
disebabkan orientalis yang 1. Teori Masuknya Islam di
mendukung upaya intelektual Muslim Nusantara [Indonesia]
untuk memberikan fakta sejarah yang Sejak awal, wilayah timur
lebih akurat, adalah orang-orang yang dan termasuk Hindia Timur, pantai
pertama kali menulis sejarah selatan Cina, telah memiliki jalur
Indonesia, selalu berusaha untuk pelayaran dan perdagangan yang
dihubungkan oleh perdagangan
1
dengan dunia Arab. Pedagang Arab
Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban
Islam Indonesia, (Jakarta: PT. RajaGrafindo,
datang ke Nusantara melalui jalur
2005), h. 1-2
2 3
Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban
Islam Indonesia, h. 7 Islam Indonesia, h. 10

La Jusu 77
Syattar Volume 3 Nomor 2, Mei 2023 ISSN 2747-0350

laut, dengan menjelajahi pesisir dari dagangnya adalah kapur barus


Aden hingga Muscat, Raist, Shiraf, sebagai satu-satunya penghasil
Guadal, Daibour, Gujarat, Quilon, kapur barus di dunia, maka dapat
dan Pantai Malabar termasuk dinyatakan bahwa hubungan antara
Kalikut, lalu dari Saptagram di Nusantara dengan pedagang Arab
sepanjang pesisir Karamandel sesungguhnya telah berlangsung
hingga Chittagong (pelabuhan lama dan jauh sebelum Islam
terbesar Bangladesh). Akiyab, Selat datang dan hal ini berlanjut sampai
Malaka, Peurelak, Lamno, Bals, diutusnya Nabi Muhammad saw.
Padang, Banten, Cirebon, Demak, Setelah datangnya Islam, pelaku
Jepara, Tuban, Gresik, Ampel, dagang dari Arab itu memeluk
Makassar, Pulau Ternate, Tidore.4 Islam, maka hubungan selanjutnya
Barang perdagangan yang tidak hanya hubungan dagang
populer adalah Necala (diproduksi di semata, melainkan lebih dari itu
Vietnam). Maluku juga merupakan adalah hubungan dakwah. Dengan
daerah yang menarik bagi para demikian, maka pandangan yang
pedagang yang menghasilkan menyebutkan bahwa pada Abad ke
rempah-rempah seperti pala dan 7 Masehi telah ada orang dan/atau
cengkih. Rempah-rempah ini dijual masyarakat dari Arab yang
dan kemudian dikirim ke Jawa dan berdomisili di Baros adalah suatu
Sumatera. Kemudian dijual ke keniscayaan, sebab hubungan
pedagang asing dan diangkut ke dakwah tersebut membonceng pada
negara asal.5 hubungan dagang yang telah terjalin
Selain itu, di wilayah Aceh jauh sebelumnya.
kapur barus telah menjadi Tawfiq Abdullah, dikutip
perdagangan terkenal sejak awal Masurliani, mengatakan banyak
Masehi. Sejak tahun 674 M, bagian sejarawan menunjuk wilayah Aceh
barat Sumatera telah ada sebagai daerah pertama di
perkampungan Arab. Ini adalah Indonesia yang tersentuh Islam. Ia
berita dari Cina bahwa ada seorang juga mengatakan bahwa Islam
Arab yang menjadi pemimpin koloni pertama kali datang ke Indonesia
Arab di pantai barat Sumatera. langsung dari Arab pada abad ke-7
Pesisir barat Sumatera kemungkinan M, dan daerah yang pertama kali
merupakan penghasil kapur Barus.6 dikunjungi umat Islam adalah pesisir
Jika benar bahwa sejak Sumatera, dan kerajaan pertama
permulaan abad Masehi sampai yang ada adalah Kerajaan Pasay.
pada abad ke 7 M telah ada Selain itu, menurut A. Mustofa
hubungan dagang antara Nusantara Abdullah yang dikutip Masurliani
dengan pedagang Arab yang yang dalam jurnal yang sama,
terjadi di pantai barat Sumatera menjelaskan bahwa terdapat dua
(daerah Barus) dengan komoditi faktor penyebab mudahnya
perkembangan Islam di Aceh, yakni:
4
Abdul Karim, Sejarah Pemikiran dan 1) Posisinya yang strategis melalui
Peradaban Islam, (Jakarta: Majelis Ulama jalur Timur Tengah dan Tiongkok; 2)
Indonesia, 1991) Pengaruh Hindu-Buda kerajaan
5
Taufik Abdullah, Sejarah Umat Islam
Sriwijaya yang dekat dengan aceh
Indonesia, (Jakarta: Majelis Ulama Indonesia,
1991) namun tidak mengakar kuat pada
6
Achmad Syafrizal, Sejarah Islam masyarakat Aceh yang kemungkinan
Nusantara, Islamuna, Volume 2 Nomor 2 Tahun disebabkan oleh karena jaraknya
2015

La Jusu 78
Syattar Volume 3 Nomor 2, Mei 2023 ISSN 2747-0350

yang cukup jauh antara Palembang Para Sarjana Indonesia


dan Aceh.7 sebagian besar setuju dengan
Perspektif dan bukti yang teori Arab yang menyebutkan
berbeda telah melahirkan berbagai bahwa Islam telah datang ke
teori tentang masuknya Islam ke Nusantara pada abad ke-1 H atau
Nusantara. Berdasarkan lokasi, ada abad ke-7 M, langsung dari Arab
lima teori tentang invasi Muslim ke dan bukan dari India pada abad
kepulauan [Indonesia], yakni: ke-12 atau ke-13 M. Ulama
Indonesia yang mendukung terori
a. Teori Mekkah/Arabiyah
Arab antara lain adalah Hamka
Arnold dalam Azyumardi
yang menyebutkan bahwa Islam
Azra, menyebutkan bahwa para
masuk ke Indonesia sejak lama,
pedagang Arab menyebarkan
yakni pada abad ke-7 Masehi atau
Islam ketika mereka mendominasi
abad pertama Hijriyah, dan
perdagangan Barat-Timur sejak
menolak teori yang mengatakan
abad pertama Hijriah atau abad
bahwa Islam masuk ke Nusantara
ke-7 dan ke-8 M.8
pada abad ke-13 M.10
Walaupun tidak ada data dan
catatan sejarah tentang b. Teori Gujarat/India
aktivitasnya dalam menyebarkan Teori tentang masuk Islam
Islam, namun kita dapat ke Nusantara, juga dikenal
berasumsi bahwa mereka juga dengan teori India, yakni teori
terlibat dalam menyebarkan Islam yang berpandangan bahwa Islam
ke penduduk lokal Nusantara. datang ke Nusantara berasal dari
Dugaan ini didukung oleh India. Orang pertama yang
sumber-sumber Cina, yang mengemukakan teori ini adalah
menyerbutkan akan keberadaan Pijnappel. Beliau adalah seorang
seorang pedagang Arab yang profesor pertama yang mengkaji
menjadi pemimpin kloni Muslim tentang Melayu di Universitas
Arab di pantai Sumatera pada Leiden.11 Pijnappel meyakini
seperempat terakhir abad ke-7 bahwa para mubaligh Arab dari
M., adanya perkawinan antara Gujarat dan Malabar yang
Arab dengan penduduk pribumi, awalnya menyebarkan Islam,
lalu membentuk komunitas bukan orang India itu sendiri. 12
Muslim yang merupakan Disamping Pijnappel, Snook
campuran antara pendatang Arab Hurgronje, juga mengklaim
dan penduduk setempat, yang bahwa Islam datang ke Nusantara
juga mereka aktif dalam tidak secara langsung dari Arab
9
mendakwakan Islam.

7
Masruraini, dkk., Perkembangan Pembaharuan Islam Indonesia, h. 9
10
Pendidikan Islam pada Masa Awal Hingga M. Natsir, Sekilas Proses Masuknya
Lahirnya Kerajaan Islam di Aceh, Lembaga dan Islam di Kalimantan Barat (Kalbar), dalam
Tokohnya, Jurnal Ilmu Pendidikan dan Kearifan Islam di Borneo: Sejarah, Perkembangan, dan
Lokal (JIPKL)_Vol. 2 No. 4 Juli 2022, h. 215 Isu-isi Kontemporer, ed. oleh Jamil Hj. Hamali
8
Azyumardi Azra Azra, Edisi Perenial dan et. al., (Seminar Serantau Perkembangan
Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Islam Borneo 1. Universiti Teknologi M.)
11
Nusantara Abad VII dan XVIII: Akar G.J.W. Drewes. (1068). “New Light on
Pembaharuan Islam Indonesia, h. 6-7 the Coming of Islam to Indonesia, (dalam BKI),
9
Azyumardi Azra Azra, Edisi Perenial h. 440-441
12
Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan G.J.W. Drewes. (1068). “New Light on
Nusantara Abad VII dan XVIII: Akar the Coming of Islam to Indonesia, h. 440-441

La Jusu 79
Syattar Volume 3 Nomor 2, Mei 2023 ISSN 2747-0350

melainkan dari India, sekitar abad orang Tionghoa juga berperan


ke-13 M.13 terhadap kedatangan Islam di
Nusantara. Teori ini didukung oleh
c. Teori Persia
adanya komunitas Islam yang
Disamping teori Makkah dan
besar di Guangdong, Cina pada
India sebagaimana telah
abad kesembilan Masehi,
dikemukakan sebelumnya, teori
sehingga dipandang bahwa hal ini
lain yang juga menyebutkan
tidak mustahil bagi Islam, tidak
tentang masuknya Islam ke
masuk ke Nusantara, karena
Nusantara adalah teori Persia.
besarnya pelayaran untuk masuk
Teori Persia berpandangan bahwa
ke Nusantara di bawah pengaruh
umat Islam yang datang ke
Islam Cina.15
Nusantara bukan berasal dari
Disamping itu, tori ini
India atau Arab, melainkan dari
didasarkan pada pandangan
Persia. Dasar teori ini adalah
bahwa Islam melewati Cina dan
adanya kesamaan budaya antara
menyebar ke Indonesia melalui
Islam Nusantara, dengan
pedagang Cina, yang dikenal
kebudayaah Persia, khususnya
sebagai pedagang yang sangat
kebudayaan Persia yang terdapat
mobile. Bukti lainnya yang
di Indonesia, yakni Syiah. Para
mendukung teori Cina adalah
ahli yang mendukung teori ini
adanya imigrasi Tionghoa Muslim
antara lain: Hoesi Jajadiningrat,
ke Jawa dan lahirnya beberapa
dengan alasan:
keturunan Tionghoa, seperti
1) Adanya doktrin manunggaling
Kerajaan Demak (Raden Pata)
Kawula gusti oleh Syekh Siti
yang dulunya memiliki keturunan
Jenar dan/atau waḥdah alwujud
Tionghoa. Yang paling populer
Hamzah al-Fansuri dalam
adalah kisah nyata Laksamana
tasawuf Islam Indonesia yang
Cheng Ho.16
dipengaruhi oleh tasawuf Persia
dari ajaran waḥdah al-wujud al- e. Teori Turki
Hallaj. Orang pertama yang
2) Kebiasaan yang menandai hari mengemukakan teori ini adalah
ke-10 Muharram, atau "hari Martin van Brysensen dan dikutip
assura" dalam Syiah, untuk dalam Morfrich Hasbra. Ia
merayakan kesyahidan Hussein menjelaskan, selain orang Arab
bin Ali bin Abi Thalib di dan Tionghoa, orang Kurdi dari
Karbala.14 Turki juga turut berperan dalam
penyebaran Islam di Indonesia.
d. Teori Cina
Teori ini didukung oleh berbagai
Teori lain yang
data, misalnya:
berpandangan tentang teori
1) Ulama Kurdi banyak di
masuknya Islam ke Nusantara
Indonesia dan mereka
adalah teori Cina. Teori ini
berperan dalam pendidikan
mengatakan bahwa selain Persia,
15
M. Barir, Tradisi Al-Qur’an di pesisir:
13
G.J.W. Drewes. (1068). “New Light on jaringan kiai dalam transmisi tradisi AlQur’an di
the Coming of Islam to Indonesia, h. 441-443 gerbang Islam Tanah Jawa, [UIN Sunan
14
M. Natsir, Sekilas Proses Masuknya Kalijaga Yogyakarta]. https//digilib.uin-
Islam di Kalimantan Barat (Kalbar), dalam suka.ac.id/id/eprint/23031
16
Islam di Borneo: Sejarah, Perkembangan, dan Umar N, Jalan panjang moderasi
Isu-isi Kontemporer, h. 52 beragama di Indonesia, h. 25

La Jusu 80
Syattar Volume 3 Nomor 2, Mei 2023 ISSN 2747-0350

Islam, dan buku-buku yang agama Islam telah masuk di


ditulis oleh ulama Kurdi Nusantara [Indonesia] di Aceh pada
merupakan sumber pengaruh awal abad ke-7 M. Tetapi fakta dan
yang luas. Misalnya, buku data yang berhubungan dengan
Tanwil al-Kurb karya perkembangan pendidikan Islam
Muhammad Amin al-Kurd, yang pada masa awal di Aceh sangatlah
banyak digunakan pada minim, namun demikian diyakini
kalangan sekte Naqsybandi bahwa bersamaan dengan
Indonesia; masuknya Islam di Aceh, maka
2) Ibrahim Al Kurani adalah berjalan pula pendidikan Islam di
seorang ulama Kurdi yang Aceh.
sebagian besar muridnya Literatur yang ada tidak
adalah orang atau ulama secara jelas menggambarkan
Indonesia; bentuk dan jenis pelatihan pada
3) Tradisi Barzanzi yang populer saat itu. Namun diyakini bahwa
di Indonesia dibacakan dengan satu-satunya bentuk ajaran pada
suara keras pada tanggal 12 masa itu adalah bentuk Halaka atau
Rabiul Awal, saat Aqikah dan Zawiya. Karena bentuk-bentuk
tradisi lainnya. Menurut tersebut sangat berkembang di
Brüysen, Barzanzi adalah nama Masjidil Haram saat itu. Setelah
klan Kurdistan yang kuat, halaka ini, orang dewasa duduk
Tarekat Sheikh melingkar mengelilingi guru di
4) Kurdish adalah nama populer di sudut masjid, mendengarkan
Indonesia seperti Kurdish Hajj, ceramahnya dan mendiskusikan
Kurdish Street, Kurdish Alley, masalah yang muncul.
dll. Dari fakta tersebut dapat Ibnu Batutah dalam
disimpulkan bahwa Kurdi laporannya sebagaimana dimuat
berperan dalam penyebaran dalam kitabnya Rihlah Ibn Batutah
Islam di Nusantara.17 pada awal abad ke-14 M,
Semua teori yang menyebutkan bahwa ketika ia
menjelaskan tentang masuknya berkunjung ke Samudra Pasai pada
Islam ke Nusantara, tidak tahun 1354 M, Dia turut mengikuti
membatalkan atau melemahkan kegiatan halaqah setelah sholat
teori Mekkah/Arab, tetapi Jumat sampai waktu ashar. Laporan
melengkapi proses Islamisasi di tersebut dapat menunjukan bahwa
Nusantara.18 Samudra Pasai kala itu sudah
merupakan pusat agama Islam dan
2. Perkembangan pendidikan
tempat berkumpulnya para ulama
Islam pada masa awal di Aceh
dari berbagai negara Islam untuk
(Lembaga dan Tokohnya)
berdiskusi tentang berbagai
Sebagaimana telah
masalah agama dan keduniawian.19
dikemukakan sebelumnya bahwa
Berdasarkan pada
keterangan di atas dapat dipahami
17
Indra Utama Tanjung, dkk., Islam bahwa sistem halaqah digunakan
Nusantara Meluruskan Paradigma Islam sebagai sistem pendidikan Islam di
Kearab-Araban, Jurnal Pendidikan dan
Aceh kala itu dan masjid sebagai
Konseling, Volume 5 Nomor 1 Tahun 2023, h.
4406-4407 basis lembaganya.
18
Achmad Syafrizal, Sejarah Islam
19
Nusantara, Islamuna Volume 2 Nomor 2 Taufi Abdullah, Agama dan Perubahan
Desember, 2015. Sosial, (Jakarta: CV. Rajawali, 1983), h. 110

La Jusu 81
Syattar Volume 3 Nomor 2, Mei 2023 ISSN 2747-0350

Lembaga pendidikan Islam Islam. Untuk itu, beliau mendirikan


formal pertama di Aceh bernama masjid seperti Masjid Bait Al-
Meunatha (Madrasah). Artinya Rahman di Banda Aceh dan Pusat
adalah sekolah yang terletak di Pendidikan Islam bernama Daya.
setiap desa dan mempunyai Sultan memiliki ulama sebagai
beberapa fungsi seperti: tempat penasihat, yang paling terkenal
belajar Alquran, sekolah dasar adalah Samsuddin al-Sumatrani. Di
untuk belajar mengarang. Membaca antara para ulama yang berjasa
Bahasa Arab, Ilmu Agama, Melayu, dalam pembentukan dan pendidikan
Akhlak, Sejarah Islam.20 lembaga pendidikan Islam seperti
Hashimi Puisi Revolusi Tana Daya, dan mengembangkannya
Aceh yang dikutip Shadri menjadi semacam lembaga
mengklasifikasikan pendidikan Islam pendidikan tinggi, adalah Hamza
Aceh menjadi lima tingkatan: Fansuri, Nurdin al-Ranili dan Abdul
Meunatha, Pekarangan, Daya, Daya selama rezim Kesultanan Aceh.
Tenku Chik, dan Jamiah. Ada Rauf al-Sinkiri, Syamsuddin As
Keberadaan lembaga pendidikan Sumatrani, dan lain-lain. Provinsi
tersebut sebelum Perang Aceh Aceh Utara Pase Kerajaan
dikenal dengan nama Daya Tunku Kesultanan Malikul Saleh.
Awe Geuta di Pesangan, Daya Tunku Para ulama sufi memiliki
Chik (Siek Saman) di Tilo, Daya andil dan peran yang sangat besar
Tunku Chiku Tanaw Abbey di terhadap perkembangan pendidikan
Surumum, dapat dilihat dari Islam di Aceh. Hal ini sebagaimana
berbagai situs sejarah lembaga telah disebutkan pada pembahasan
pendidikan tersebut. seperti Daya sebelumnya, Islam disebarkan oleh
Tunku di India. , menurut Marzuki para pedagang kemudian
Ramnyong, Daya Lamhook dan Daya dilanjutkan oleh para ustadz dan
Kari Kruen. Salah satu dokumen musafir sufi. Para ulama dan sufi ini
yang kita ketahui tentang kemudian diangkat menjadi
pendidikan pra-perang di Aceh penasehat dan pejabat agama
adalah Hikyat Pokat Muhammad, kerajaan. Ulama dan sufi Aceh yang
oleh seorang sarjana dan mungkin sangat berperan dalam penyebaran
penulis Tenku Ram Lukham. Daya Islam di Aceh dan ke seluruh
(Pesantren) adalah lembaga Nusantara, diantaranya adalah
pendidikan Islam di Aceh yang fokus Syaikh Hamza Fansri, Syamsuddin
pada pembinaan ulama. Ulama Aceh Sumatrani, Nuruddin al-Ranili dan
biasanya lulus dari Daya, dan Abdul Rauf al-Sinkiri.
lulusan dari universitas tidak dapat Para cendekiawan sufi ini
disebut sebagai ulama.21 tidak hanya berdakwah tentang
Sultan Iskandar Muda, Islam, tetapi juga menulis karya-
sebagai raja di kerajaan Aceh karya berikut yang dibaca di
menaruh perhatian yang sangat berbagai tempat:Hamza Fansri
besar terhadap perkembangan menulis buku-buku berikut: Aslal al-
Arifin dan Shalb al-Ashkin. Itu juga
20
Masruraini, dkk., op.cit., h. 219
dapat ditemukan di arsip
21
Marzuki, M., Sejarah dan Perubahan Kesultanan Buton. Maraknya
Pesantren di Aceh. Millah, 11(1) 2011, h. 221- tulisan-tulisan para ulama sufi,
233. sebagaimana dikemukakan Abdo,
https://doi.org/10.20885/millah.vol11.iss1.art1 menunjukkan besarnya peran
1, h. 218

La Jusu 82
Syattar Volume 3 Nomor 2, Mei 2023 ISSN 2747-0350

tasauf dalam menyebarkan Islam di dalam sistem pendidikan tradisional


Nusantara. Rahim Yunus maupun modern. Selama ini Aceh
mengatakan tasawuf berperan telah mengembangkan empat
sangat besar dalam penyebaran bentuk lembaga pendidikan:
Islam di Nusantara hingga abad ke- a. Lembaga Pendidikan bernuansa
17.22 Nasional
Para Sufi menyebarkan Lembaga ini masih
Islam dengan melalui dua cara, berbentuk kerangka yang
yakni: dijalankan oleh sebuah daya
a. Kaderisasi mubaligh agar mampu (pesantren) atau ulama (tunku).
mendakwahkan Islam, seperti: Dayas tradisional yang sedang
1) Abdul Rauf al-Sinkili muridnya berkembang saat ini antara lain:
antara lain: Syaikh a) Darussalam Daya, Labuhan
Burhanuddin Huracan, Syaikh Haji, Aceh Selatan; b) Daya
Abd Muhi Pamijahan dari Jawa Tunku Tanaw Mira di Samaranga.
Barat. c) Pesantren Budi, Lamno, Aceh
2) Sunan Giri memiliki murid Barat. d) Daya Inshahudin Aceh
Sultan Zaenur Abidin dari Besar dan ratusan lainnya.
Ternate, Dato Ribandan, yang b. Lembaga Pendidikan yang disebut
menyebarkan agama Islam ke Madrasah
Sulawesi, Bima dan Buton. Lembaga pendidikan
Hatib Suleman dari madrasah mengusung sistem
Minangkabau sekolah murni dalam naungan
mengembangkan Islam di Kementerian Agama Republik
Kalimantan Timur. Sunan Indonesia. Sistem pendidikan ini
Prapen (ayah Sunan Giri) juga memiliki tahapan sebagai
menyebarkan Islam di Nusa berikut: Taman Kanak-kanak
Tenggara Barat; (TK), Madrasah Ibtidaiyah Negeri
b. Melalui karya tulis yang tersebar (MIN) 6 tahun, Madrasah
dan dibaca di berbagai tempat. Tsanawiyah Negeri (MTsN) lama
Pada abad ke-17 M, Aceh pendidikan selama 3 tahun.
menjadi pusat perkembangan Madrasah Aliyah Negri (MAN)
tulisan-tulisan keagamaan yang lama pendidikan 3 tahun, dan
ditulis oleh para ulama dan sufi Universitas Islam Negeri (UIN)
seperti: atau Institut Agama Islam Negeri
c. Hamza Fansri antara lain menulis (IAIN) dengan lama pendidikan
Aslal al-Ariffin, Sharb al-Ashqin, minimal 4 tahun.
Zuiat al-Nuwahedin, dan juga c. Lembaga Pendidikan Umum
seorang penyair, menulis puisi Lembaga pendidikan umum
Sufi Puisi Perahu dan Puisi yang ada di Aceh, misalnya:
Toyokudori. Nurdin, seorang Taman Kanak-Kanak (TK) dan
ulama pada masa Iskandad Sekolah Dasar Negeri (SDN).
Stani, mengarang Kitab Hukum Sekolah Menengah Pertama
Islam, Sirat al-Mustakim.23 Negeri (SMPN), 3 tahun. Sekolah
Perkembangan pendidikan Menengah Atas Negeri (SMUN), 3
Islam di Aceh sangat pesat baik tahun, dan Universitas Negeri
(UN), minimal 4 tahun. Dengan
22
Abd. Rahim Yunus, Posisi Tasawuf demikian maka jenjang
dalam Sistem Kesultanan Buton Abad 19, h. 51
23
Musyrifah Sunanto, op.cit., h. 11-12

La Jusu 83
Syattar Volume 3 Nomor 2, Mei 2023 ISSN 2747-0350

pendidikan di Aceh dimulai dari b. Rangkang


enam tahun di TK dan seterusnya. c. Dayah
Semua Lembaga pendidikan d. Dayah Teungku Chiek;
tersebut berada di bawah e. Jamiah Baiturrahman atau juga
naungan Kementerian Pendidikan Dayah Baiturrahman.25
Nasional. Berdasarkan pada uraian di
d. Perpaduan Pendidikan Dayah dan atas dapat disimpulkan bahwa
Umum Lembaga pendidikan Islam yang
Bentuk lembaga pendidikan pertama berkembang di Aceh
lain yang dikembangkan di Aceh adalah Masjid dengan sistem
adalah perpaduan lembaga pengajaran berupa halaqah.
pendidikan Dayah dan Umum. Disamping itu juga ada Meunasah,
Lembaga pendidikan ini mulai rangkang dan Dayah sebagai
dikembangkan Sejak tahun 1985 lembaga pendidikan yang bersifat
yang biasa disebut dengan dayah formal yang kebanyakan didirikan
terpadu, yakni yang oleh para ulama sufi seperti Syaikh
menggabungkan pendidikan Hamzah Fansuri, Syamsuddin
tradisional berupa dayah dan Sumatrani, Nuruddin Ar-Raniri,
pendidikan umum (modern). Abdur Rauf al-Singkili dan lain
Dayah terpadu ini berupaya sebagainya.
memadukan ilmu umum dengan KESIMPULAN
ilmu Islam. Pendidikan Berdasarkan pada
diselenggarakan melalui sistem pembahasan artikel di atas, maka
sekolah dan asrama. Yang dapat diambil beberapa kesimpulan,
termasuk dalam Dayah terpadu sebagai berikut:
ini, seperti: Daya Bustanur ‘Ulm 1. Hingga saat ini masih terdapat
di Langsa, Dayah Jeumala Amal di perbedaan pendapat tentang kapan
Leung Putu, Pidi dan Daya Umar masuknya Islam di Nusantara
Dian di Indra Puri, Aceh Besar. [Indonesia), namun demikian
Perbedaan antara pendidikan terdapat lima teori yang dapat
umum dan pendidikan tradisional dianalisis tentang masuknya Islam
terletak pada isi kurikulumnya. di Nusantara, yakni, teori
Pendidikan tradisional dibatasi Gujarat/India, teori
pada kajian ilmu keislaman Makkah/Arabiah, teori Persia, teori
dengan mempelajari buku teks Cina, dan teori Turki;
Kitab Kuning, sedangkan pada 2. Perkembangan pendidikan Islam
pendidikan umum siswa diajarkan pada masa awal di aceh bersamaan
kecakapan hidup disamping kajian dengan masuknya Islam di Aceh
ilmiah.24 yang diperkirakan sejak awal abad
Disamping penjelasan di ke-7 M dan terdapat 5 lembaga
atas, Saifuddin Dhuhri Pendidikan Islam di Aceh, yakni
menyebutkan bahwa Adapun Meunasah, Rangkang, Dayah,
tingkatan pendidikan sebagai Dayah Tengku Cik dan Jami’ah yang
jenjang pendidikan Dayah di masa
Kerajaan Aceh Darussalam, adalah:
a. Meunasah 25
Saifuddin Dhuhri, ‘Dayah Dalam Tiga
Phase Perkembangan; Menelaah Pendidikan
24
Imran, Sejarah Islam dan Tradisi Berbasis Perubahan Sosial Yang Telah Punah’,
Keilmuan di Aceh. Jurnal Mudarrisuna, 10 (2), SARWAH Jurnal Pencerahan Intelektual Muslim,
2020, h. 190-207. IX.4 (2011), 151–67.

La Jusu 84
Syattar Volume 3 Nomor 2, Mei 2023 ISSN 2747-0350

pada awal perkembangan Islam Kearab-Araban, Jurnal


pendidikan Islam dipelopori oleh Pendidikan dan Konseling, Volume
para Ulama diantaranya adalah 5 Nomor 1 Tahun 2023
Hamzah Fansuri, Nuruddin Ar- Isma’il Ḥamid, A Survey of Theories on
Raniri, Abdur Rauf al-Singkili, the Introduction of Islam the
Syamsuddin As-Sumatrani dan lain- Malay Archipelago, Islamic
lain Studies 21. no. 3. 1982
M. Natsir, Sekilas Proses Masuknya
DAFTAR PUSTAKA Islam di Kalimantan Barat
Abd. Rahim Yunus, Posisi Tasawuf (Kalbar),” dalam Islam di Borneo:
dalam Sistem Kesultanan Buton Sejarah, Perkembangan, dan Isu-
Abad 19, (Jakarta: INIS,1995) isi Kontemporer, ed. oleh Jamil
Abdul Karim, Sejarah Pemikiran dan Hj. Hamali dan et. al., (Seminar
Peradaban Islam, (Jakarta: Serantau Perkembangan Islam
Majelis Ulama Indonesia, 1991) Borneo 1. Universiti Teknologi M.)
Achmad Syafrizal, Sejarah Islam Marzuki, M., Sejarah dan Perubahan
Nusantara, Islamuna Volume 2 Pesantren di Aceh. Millah, 11(1)
Nomor 2 Desember, 2015. 2011, 221-233.
Azyumardi Azra Azra, Edisi Perenial https://doi.org/10.20885/millah.v
Jaringan Ulama Timur Tengah dan ol11.iss1.art11.
Kepulauan Nusantara Abad VII Masruraini, dkk., Perkembangan
dan XVIII: Akar Pembaharuan Pendidikan Islam pada Masa Awal
Islam Indonesia. Hingga Lahirnya Kerajaan Islam
Barir, M., Tradisi Al-Qur’an di pesisir: di Aceh, Lembaga dan Tokohnya,
jaringan kiai dalam transmisi Jurnal Ilmu Pendidikan dan
tradisi AlQur’an di gerbang Islam Kearifan Lokal (JIPKL)_Vol. 2 No.
tanah Jawa, [UIN Sunan Kalijaga 4 Juli 2022
Yogyakarta]. https//digilib.uin- Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban
suka.ac.id/id/eprint/23031 Islam Indonesia, (Jakarta: PT.
Dhuhri, Saifuddin, ‘Dayah Dalam Tiga RajaGrafindo, 2005)
Phase Perkembangan; Menelaah Syadli, Pendidikan Islam di Kesultanan
Pendidikan Berbasis Perubahan Aceh: Ulama, Meunasah dan
Sosial Yang Telah Punah’, SARWAH Rangkang, Al-Qalam, 20(96),
Jurnal Pencerahan Intelektual 2003
Muslim, IX.4 (2011), 151–67 Taufi Abdullah, Agama dan Perubahan
G.J.W. Drewes. (1068). New Light on Sosial, (Jakarta: CV. Rajawali,
the Coming of Islam to Indonesia, 1983)
dalam BKI ________, Sejarah Umat Islam
Imran, Sejarah Islam dan Tradisi Indonesia, (Jakarta: Majelis
Keilmuan di Aceh. Jurnal Ulama Indonesia, 1991)
Mudarrisuna, 10 (2), 2020 N. Umar, Jalan panjang moderasi
Indra Utama Tanjung, dkk., Islam beragama di Indonesia, (Jakarta:
Nusantara Meluruskan Paradigma Gramedia, 2019)

La Jusu 85

Anda mungkin juga menyukai