Anda di halaman 1dari 7

Vol 1 No 1 Tahun 2021

SKYHAWK: Jurnal Aviasi Indonesia


http://ejournal.icpa-banyuwangi.ac.id/index.php/skyhawk

Pendidikan Dasar Penerbang (Pilot) Dalam Lingkup


Pendidikan Tinggi Vokasi

Handrio Endo Martono1, Ridho Rinaldi2, Ahmad Mubarok3, Rangga Handika Putra4,
Jadon Pieter Elia Tirtanto5
1,2,3,4,5
Akademi Penerbang Indonesia Banyuwangi, Indonesia
Email: 1endo.handrio@gmail.com, 2ridhoatkp@gmail.com, 3ahmadamoeba@gmail.com,
4
ranggahandika07rh.rh@gmsil.com, 5jadon.tirtanto@gmail.com

Info Artikel Abstrak


____________________ _________________________________________________________
Kata Kunci:
Pilot, Pendidikan Tinggi Vokasi, Artikel ini berisikan hasil penelitian tentang sistem pembelajaran pendidikan
kurikulum dan silabus penerbang (pilot) ketika pendidikan penerbang (pilot) tersebut dijadikan
sebagai pendidikan tinggi vokasi berdasarkan kurikulum dan silabus yang
Keywords:
tentunya disesuaikan dengan aturan yang berlaku. Pada dasarnya di
Pilot, Vocational Higher
Education, curriculum and Indonesia pendidikan penerbang (pilot) itu sendiri dapat di tempuh dalam
syllabus kurun waktu kurang lebih selama 18 bulan dengan memperoleh license PPL,
CPL, dan IR. Untuk itu dalam artikel ini penulis ingin membagikan suatu
pengetahuan tentang bagaimana jika pendidikan penerbang (pilot) dijadikan
sebagai pendidikan tinggi vokasi. Seperti yang diketahui bahwa pendidikan
tinggi vokasi tentunya memakan waktu yang cukup lama bagi seorang
penerbang (pilot) dalam melaksanakan pendidikan. Pada penelitian ini
penulis mencoba umtuk menggunakan metode studi literatur yang hanya
melihat pada unsur – unsur pokok pada aturan – aturan yang berlaku dalam
hal ini aturan tentang pendidikan penerbangan dan juga aturan pendidikan
nasional. Pada penulisan ini disajikan tentang pedoman penyusunan
kurikulum pendidikan tinggi vokasi di Indonesia dan juga penyususnan
kurikulum dan silabus sesuai dengan CASR 141. Penulisan ini bertujuan
untuk memberikan pemahaman bagaimana pendidikan tinggi vokasi
sangatlah berperan terhadap perkembangan teknologi dan industri
khususnya dalam industri penerbangan (pilot) yang menjadi objek utama
dalam penulisan ini. Walaupun pendidikan tinggi vokasi memakan waktu
yang lama, tetapi ada beberapa keuntungan yang bisa didapat dalam
pembelajaran diantaranya adalah sistem pembelajaran yang lebih terstruktur
sesuai dengan capaian pembelajaran. Pada penulisan ini tentunya masih
terdapat kekurangan yang perlu dilakukan penelitian kembali, terkait
dengan perkembangan yang sedang terjadi saat ini di industri penerbangan.

Abstract
_________________________________________________________

This article contains the results of research on the pilot education learning
system when pilot education is used as vocational higher education based on
a curriculum and syllabus which is of course adjusted to applicable
regulations. Basically in Indonesia, pilot education can be taken in a period
of approximately 18 months by obtaining PPL, CPL, and IR licenses. For
that in this article the author wants to share a knowledge of what if pilot
education is used as a vocational higher education. As it is known, vocational
higher education certainly takes a long time for a pilot to carry out education.

14
Handrio Endo Martono, Ridho Rinaldi, Ahmad Mubarok, Rangga Handika Putra, Jadon Pieter Elia Tirtanto
/ SKYHAWK: Jurnal Aviasi Indonesia Volume 1 (1) (2021)

In this study the authors tried to use the literature study method which only
looked at the main elements of the applicable rules, in this case the rules on
aviation education and also the rules of national education. In this paper, we
present the guidelines for the preparation of vocational higher education
curriculum in Indonesia and also the preparation of curriculum and syllabus
in accordance with CASR 141.This paper aims to provide an understanding
of how vocational higher education plays a major role in technological and
industrial developments, especially in the aviation industry (pilot) which is
the main object in this writing. Although vocational higher education takes
a long time, there are several advantages that can be obtained in learning
including a more structured learning system according to learning outcomes.
At this writing, of course, there are still deficiencies that need to be re-
examined, related to current developments in the aviation industry

© 2021 Author

PENDAHULUAN yang luas untuk masyarakat mendapatkan


Pendidikan, termasuk didalmnya akses keterampilan dan mengubah kurikulum
pendidikan vokasi merupakan salah satu jenis yang ada, menjadi kurikulum yang berbasis
pendidikan yang sangat berperan penting industri serta menyiapkan sumber daya
dalam peningkatan sumber daya manusia manusia yang profesional dalam bidangnya.
menghadapi kemajuan industri dan teknologi. Harapannya, semua lembaga yang
Dalam UU Nomor 12 Tahun 2012 pasal 16 di menyelenggarakan Pendidikan Vokasi
jelaskan “Pendidikan vokasi merupakan mendapatkan prioritas dan dukungan untuk
Pendidikan Tinggi program diploma yang pengembangan dan peningkatan kualitasnya,
menyiapkan Mahasiswa untuk pekerjaan sehingga menghasilkan lulusan yang bermutu
dengan keahlian terapan tertentu sampai (Republika.co.id).
program sarjana terapan”. Dari penjelasan Penerbang dalam hal ini seorang pilot
pasal 16 UU Nomor 12 tahun 2012 dapat adalah suatu keahlian yang dimiliki seseorang
disimpulkan bahwa pendidikan vokasi dapat untuk mengendalikan dan mengoperasikan
dijadikan sebagai pendidikan yang pesawat udara. Seseorang dapat dikatakan
berorientasi pada keahlian tertentu dan sebagai seseorang yang ahli dalam
dipersiapkan bagi seseorang yang menempuh mengendalikan dan mengoperasikan pesawat
pendidikan vokasi siap untuk bekerja. udara (pilot) apabila seseorang tersebut sudah
Pendidikan vokasi di Indonesia dimulai dari memiliki lisensi yang diterbitkan oleh lembaga
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), yang berwenang dan lulus dalam uji
Akademi, Politeknik, dan Universitas yang kelayakan.
memiliki program vokasi. Pendidikan vokasi Seperti yang kita ketahui bersama
itu sendiri meliputi jenjang D-1 (Diploma 1) bahwa pilot merupakan pekerjaan yang
sampai dengan jenjang Doktor Terapan. memiliki nilai keistimewaan tersendiri. Pada
Dalam era globalisasi perkembangan dasarnya untuk menjadi seorang pilot tidak lah
teknologi dan industri 4.0 diharapkan terdapat mudah, karena memiliki persyaratan yang
peningkatan dan pengembangan sumber daya bagi sebagian orang tidak lah mudah. Seorang
manusia guna memenuhi kebutuhan pilot di tuntut untuk memiliki tingkat
perkembangan tersebut. Untuk itu pendidikan intelegensi tinggi, disiplin, dan penuh
keahlian termasuk di dalmanya adalah tanggung jawab.
pendidikan vokasi dipersiapkan sebagaimana Menurut UU Nomor 1 Tahun 2009
diamanatkan UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Penerbangan pasal 53 ayat 1 dikatakan
tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu “Setiap orang dilarang menerbangkan atau
memberikan wawasan dan keyakinan mengoperasikan pesawat udara yang dapat
pendidikan tinggi harus dikembangkan kearah membahayakan keselamatan pesawat udara”.
suatu sistem demi kepentingan Nasional. Oleh karena itu tidak sembarangan orang
Presiden Jokowi pada Rapat Kabinet dapat menerbangkan, mengendalikan, dan
Paripurna pada awal 2017, memberikan mengoperasikan pesawat udara tanpa adanya
arahan untuk melakukan revitalisasi pelatihan sebelumnya serta lisensi dari hasil uji
pendidikan vokasi dengan membuka akses untuk menjadi seorang pilot.

15
Handrio Endo Martono, Ridho Rinaldi, Ahmad Mubarok, Rangga Handika Putra, Jadon Pieter Elia Tirtanto
/ SKYHAWK: Jurnal Aviasi Indonesia Volume 1 (1) (2021)

Pendidikan dan pelatihan untuk belum terpublikasi. Meskipun merupakan


menjadi seorang pilot harus sesuai dengan sebuah penelitian, penelitian dengan studi
aturan yang berlaku. Peraturan mengenai literatur tidak harus turun ke lapangan dan
persyaratan teknis dan administratif seorang bertemu dengan responden. Data-data yang
penerbang diatur baik dalam peraturan dibutuhkan dalam penelitian dapat diperoleh
nasional maupun internasional, diantaranya dari sumber pustaka atau dokumen. Menurut
sebagai berikut : (Zed, 2014), pada riset pustaka (library
a. Peraturan Nasional : research), penelusuran pustaka tidak hanya
1. Undang Undang Nomor 1 Tahun 2009 untuk langkah awal menyiapkan kerangka
tentang penerbangan, penelitian (research design) akan tetapi sekaligus
2. Dsb,. memanfaatkan sumber-sumber perpustakaan
b. Peraturan Internasional : untuk memperoleh data penelitian
1. CASR (Civil Aviation Safety Regulation ) (Ir.Melfianora, M.Si).
part 61 Licensing Of Pilots And Flight Beberapa literatur berikut ini dapat
Instructors, dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam
2. CASR part 91 General Operating And penelitian ini diantaranya yaitu, pedoman
Flight Rules, tentang penyusunan kurikulum dan silabus
3. CASR part 141 Certification And pendidikan tinggi vokasi, CASR 141 sebagai
Operating Requirements For Pilot School, dasar yang harus dipenuhi dalam pendidikan
4. CASR part 121 Certification And penerbang (pilot).
Operating Requirements : Domestic, Flag,
And Supplemental Air Carriers, HASIL
5. CASR part 135 Certification And Kurikulum dan silabus adalah satu
Operating Requirements : For Commuter kesatuan yang tidak dapat di pisahkan dalam
And Charter Certificate Holders, menjalankan suatu proses pendidikan.
6. Dsb,. Dimana dapat di ibaratkan bahwa kurikulum
adalah sebuah inti dari proses pendidikan dan
Pendidikan seorang penerbang (Pilot) silabus adalah pelapis dari pada inti tersebut
menghasilkan seorang yang ahli dalam hal yang didalamnya memuat rencana, bahan,
pengoperasian pesawat udara, sejalan dengan dan tujuan dari proses pendidikan.
tujuan dari pendidikan vokasi yang Menurut Undang-undang Nomor 20
berorientasi pada keahlian tertentu dan dalam Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
bidang tertentu. Untuk itu dalam penulisan ini Nasional bahwa Kurikulum adalah
menjelaskan tentang pendidikan dasar seperangkat rencana dan pengaturan
penerbang (Pilot) Dalam Lingkup Pendidikan mengenai, isi, tujuan, dan bahan untuk
Tinggi Vokasi berdasarkan kurikulum dan pembelajaran. Serta cara yag digunakan untuk
silabus yang mengacu pada aturan tentang mencapai tujuan dari Pendidikan tersebut.
sistem pendidikan penerbang (pilot) untuk Beberapa ahli juga merumuskan tentang
menciptakan lulusan – lulusan penerbang pengertian dari kurikulum di antaranya
(pilot) yang mampu bersaing dalam industri sebagai berikut : (kurniawanid.net)
penerbangan. a. Dr. Nana Sudjana (Tahun 2005)
“Kurikulum merupakan niat dan harapan
METODE yang dituangkan kedalam bentuk rencana
Penelitian ini menggunakan penelitian maupun program pendidikan dan
dengan metode studi literatur, yang hanya di dilaksanakan oleh pendidik di sekolah.
fokuskan untuk melihat beberapa aturan Kurikulum sebagai niat dan rencana,
hukum mengenai system pendidikan yang di sedangkan pelaksaannya adalah proses
dalamnya mencakup kajian tentang silabus belajar mengajar. Yang terlibat didalam
dari pendidikan tersebut. Dalam penilitian ini proses tersebut yaitu pendidik dan peserta
menghasilkan sebuah variable yang tidak baku, didik.”
dengan kata lain bahwa hanya data yang b. Prof. Dr. Henry Guntur Tarigan
didapat oleh penulis yang akan di analisa “Kurikulum ialah suatu formulasi
secara mendalam. pedagogis (ilmu atau seni) yang termasuk
Studi literatur berbeda dengan studi paling utama dan terpenting dalam konteks
pustaka. Studi pustaka lebih menitik beratkan proses belajar mengajar.”
pada analisa atau kajian penelitian
sebelumnya (lecture review) ataupun yang

16
Handrio Endo Martono, Ridho Rinaldi, Ahmad Mubarok, Rangga Handika Putra, Jadon Pieter Elia Tirtanto
/ SKYHAWK: Jurnal Aviasi Indonesia Volume 1 (1) (2021)

Dari penjelasan tentang pengeretian e. Rotorcraft external-load operations course.


kurikulum tersebut dapat disimpulkan bahwa f. Special operations course.
sejatinya kurikulum adalah hal paling utama g. Test pilot course.
untuk menunjang proses pembelajaran mulai 3) Pilot ground school course. (Appendix L)”.
dari rencana atau program, cara atau metode
yang digunakan sampai pada tujuan Dari penjelasan CASR 141.11 tersebut
dilakukannya proses pembelajaran tersebut. dapat dikatakan bahwa pendidikan dasar
Sedangkan Silabus adalah suatu penerbang (pilot) terdiri dari berbagai jenis.
susunan rencana pembelajaran pada mata Pada umumnya sekolah pilot di Indonesia
pelajaran tertentu. Silabus dapat mencakup menitik beratkan pada pendidikan Private Pilot
beberapa hal seperti, standar kompetensi , Course, Commercial Pilot Course, dan Instrument
kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan Rating Course. Seseorang yang telah
pembelajaran, in dikator, penilaian, alokasi menyelesaikan dan dinyatakan lulus pada
waktu, dan sumber belajar, sampai bahan dan masing-masing jenis pendidikan tersebut
alat untuk belajar (kurniawanid.net). Maka diberikan suatu sertifikat kecakapan (License)
dari itu secara garis besar silabus di dalamnya yang di keluarkan oleh lembaga yang
mencakup susunan rencana pembelajaran berwenang, dalam hal ini di Indonesia license
sampai dengan hasil penilain terhadap peserta tersebut di keluarkan oleh DKPPU (Direktorat
didik. Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat
Pendidikan dasar penerbang (pilot) Udara). Dari masing-masing pendidikan
tentunya juga tidak terlepas dengan adanya tersebut yang sudah mendapatkan license,
kurikulum dan silabus yang sudah disusun seseorang tersebut memiliki hak-hak yang di
sedemikian rupa guna menunjang kegiatan peroleh sesuai dengan CASR part 61 tentang
belajar mengajar hingga kelulusan. Kurikulum Licensing Of Pilots And Flight Instructors.
dan silabus pendidikan penerbang (pilot) tidak Berikut ini adalah kesimpulan yang
terlepas dari adanya aturan–aturan yang dapat disimpulkan mengenai hak – hak dari
mengatur tentang sistem pendidikan pemegang license Private Pilot, Commercial Pilot,
penerbang (pilot). Di Indonesia Aturan dan Instrument Rating, yaitu:
mengenai kurikulum dan silabus pendidikan 1. PPL (Private Pilot License) adalah lisensi
seorang penerbang (pilot) mengacu pada bagi penerbang setelah mencapai 40 jam
aturan Internasional yang di keluarkan ICAO terbang. Penerbang yang memegang lisensi
(International Civil Aviation Organization) ini dapat menerbangkan pesawat untuk
berupa CASR (Civil Aviation Safety Regulation) rekreasi atau bisnis pribadi hanya di siang
yang tertuang pada CASR part 141 tentang hari dan tidak boleh di malam hari.
Certification And Operating Requirements For Pilot Pemegang lisensi PPL tidak boleh
School dan CASR part 61 tentang Licensing Of dipekerjakan oleh maskapai penerbangan
Pilots And Flight Instructors. Dalam CASR manapun untuk dibayar.
141.11 (b) dijelaskan “An applicant may be 2. CPL (Commercial Pilot License) adalah
authorized to conduct the following courses: lisensi lanjutan dari PPL. Dengan lisensi
1) Certification and rating courses. (Appendixes ini seorang penerbang/pilot dapat
Athrough J). menerbangkan pesawat komersial dan
a. Sport pilot course. membawa penumpang, dan dapat bekerja
b. Private pilot course. pada maskapai penerbangan. Namun,
c. Commercial pilot course. hanya sebatas penerbangan siang hari.
d. Instrument rating course. 3. IR (Instrument Rating) adalah lisensi atau
e. Airline transport pilot course. izin terbang tambahan untuk melengkapi
f. Flight instructor course. CPL bagi penerbang/pilot profesional
g. Flight instructor instrument course. yang dapat menerbangkan pesawat di siang
h. Ground instructor course. dan malam hari dalam kondisi cuaca yang
i. Additional aircraft category or class rating agak buruk misalnya, kabut, mendung, dan
course. kondisi apapun yang dapat menghalangi
j. Aircraft type rating course. penglihatan (gresnews.com).
2) Special preparation courses. (Appendix K).
a. Pilot refresher course. Secara garis besar dapat terjawab
b. Flight instructor refresher course. mengapa sekolah pilot hanya menitik beratkan
c. Ground instructor refresher course. pada 3 (tiga) aspek pendidikan dasar
d. Agricultural aircraft operations course. penerbang (pilot) tersebut yaitu bahwa dengan

17
Handrio Endo Martono, Ridho Rinaldi, Ahmad Mubarok, Rangga Handika Putra, Jadon Pieter Elia Tirtanto
/ SKYHAWK: Jurnal Aviasi Indonesia Volume 1 (1) (2021)

license PPL, CPL, IR seseorang dapat bekerja terapan tertentu, meliputi program pendidikan
di industri penerbangan (air operator) dengan Diploma (Diploma 1 /ahli pertama, Diploma
jenis peswat tertentu. 2 / ahli muda, Diploma 3 / ahli madya,
Setiap Sekolah Pilot tentunya memiliki Diploma 4 / sarjana terapan yang setara
kurikulum dan silabus yang telah disusun dengan program pendidikan akademik strata
sedemikian rupa yang di tuangkan dalam 1)” (rencanamu.id).
TPM dan TCO dengan berdasarkan pada Pada dasarnya pendidikan tinggi vokasi
CASR part 141 dan CASR part 61. Dalam merupakan salah satu solusi sebagai
CASR 141 dan CASR 61 di jelaskan tentang penjembatan antara dunia pendidikan dengan
ketentuan-ketentuan minimal yang harus di dunia industri, yang artinya bahwa kebutuhan
penuhi oleh seseorang yang sedang yang diperlukan oleh dunia industri terkait
menempuh pendidikan dasar penerbang dengan perkembangan teknologi dapat
(pilot). Pada dasarnya kurikulum dan silabus dipenuhi oleh dunia pendidikan dalam
tersebut dibuat guna menunjuang kompetensi mencetak sumber daya manusia yang
dari seorang pilot tersebut. memiliki keahlian sesuai dengan kebutuhan
Setiap sekolah pilot sejatinya saling tersebut. Menurut Managing Director Sinar
berlomba dalam mencetak seorang penerbang Mas, G. Sulistiyanto dalam artikel yang
(pilot) yang unggul dan mampu bersaing di diterbitkan edukasi.kompas.com
industri penerbangan. Untuk itu para lulusan menyebutkan "Sangat penting pendidikan
sekolah pilot tersebut haruslah benar-benar vokasi ini karena saat ini belum ada link and
menguasai dan mahir tentang pengetahuan match-nya. Kebutuhan dunia usaha sebagai
dan tehnik terbang sesuai dengan kurikulum demand-nya dengan pendidikan tinggi sebagai
dan silabus yang telah dibuat oleh sekolah supply-nya tidak sama.”
pilot tersebut, tentunya dengan tetap Berdasarkan Panduan Penyusunan
berdasarkan aturan hukum yang disyaratkan. Kurikulum Pendidikan Vokasi yang
Menurut pengamatan yang dilakukan diterbitkan KEMENRISTEKDIKTI tahun
penulis sejauh ini di Indonesia bahwa rata-rata 2016, rancangan pendidikan tinggi vokasi di
seseorang dapat menyelesaikan sekolah ilustrasikan dengan gambar sebagai berikut:
sebagai seorang pilot yaitu 18 (delapan belas)
bulan. Yang mana dalam waktu tersebut
seseorang telah memahami dan terampil
dalam mengoperasikan pesawat udara dengan
jenis tertentu. Yang dimaksud dengan
memahami dan terampil dalam hal ini
tentunya tidak terlepas dari ketentuan yang
dipersyaratkan tersebut. Ketentuan yang
dimaksudkan disini adalah hanya sebatas ilmu
tentang penerbangan dan tehnik
pengoperasiannya.
Bahwa pada dasarnya setelah apa yang
telah di jelaskan diatas sekolah pilot itu sendiri Gambar 1. Rancangan Pendidikan Tinggi Vokasi
merupakan pendidikan dan pelatihan khusus
yang mencetak atau meluluskan seorang yang Ciri khas pendidikan tinggi vokasi
ahli dan terampil dalam bidang pengoperasian memberikan kemampuan aplikatif dan
pesawat udara serta disiapkan untuk dapat kemampuan inovatif. Pada titik puncaknya,
bekerja di industri penerbangan baik pendidikan tinggi vokasi, profesi dan
pendidikan akademik memiliki derajad yang
PEMBAHASAN sama namun memiliki domain dan peran yang
Setelah dijelaskan tentang mekanisme berbeda untuk saling berkomplementer.
dan sistem yang di jalankan sekolah pilot pada Berdasarkan penjelasan tentang
umumnya tentunya akan menarik apabila kita rancangan pendidikan tinggi vokasi tersebut
mengaitkan pendidikan pilot dengan dapat disimpulkan bahwa diharapkan dengan
pendidikan vokasi. Yang mana pendidikan diterapkannya pendidikan tinggi vokasi dapat
vokasi itu sendiri menurut Undang-Undang menciptakan lulusan yang mampu
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem mengaplikasikan keahliannya dan juga
Pendidikan Nasional yaitu “pendidikan tinggi mampu berinovasi terhadap perkembangan
yang menunjang pada penguasaan keahlian dan kemajuan teknologi.

18
Handrio Endo Martono, Ridho Rinaldi, Ahmad Mubarok, Rangga Handika Putra, Jadon Pieter Elia Tirtanto
/ SKYHAWK: Jurnal Aviasi Indonesia Volume 1 (1) (2021)

Dalam pendidikan tinggi vokasi bahwa pada dasarnya pendidikan penerbang


memiliki tahapan dalam penyusunan pada umumnya adalah pendidikan keahlian
kurikulum yang tertuang dalam Panduan khusus, yang mana sistem pendidikan
Penyusunan Kurikulum Pendidikan Vokasi penerbang (pilot) harus berdasarkan dengan
tahun 2016 sebagai berikut : “Tahapan aturan yang berlaku. dan pada dasarnya sistem
penyusunan kurikulum pada pendidikan pendidikan penerbang (pilot) yang selama ini
akademik, vokasi, maupun profesi secara dijalankan tentunya sudah tersusun dengan
prinsip tidak berbeda. Kekhasan kurikulum jelas sesuai dengan aturan yang berlaku.
dari ketiga jenis pendidikan tinggi tersebut Saat ini pendidikan tinggi vokasi dinilai
terletak pada substansi atau isi dari setiap oleh beberapa pakar pendidikan sebagai ujung
tahapannya. Tahap penyusunan KPT tombak dari pendidikan yang ada di indonesia
(Kurikulum Pendidikan Tinggi) mencakup : guna menciptakan SDM yang unggul dan
1. Menentukan Profil Lulusan dan Capaian mampu bersaing seiring perkembangan
Pembelajaran (CP) industri dan teknologi 4.0.
2. Memilih dan merangkai Bahan Kajian Pendidikan tinggi vokasi bagi
3. Menyusun Mata Kuliah, Struktur penerbang (pilot) dapat memberikan ruang
Kurikulum, dan menentukan SKS lebih kepada penyelenggara pendidikan
4. Menyusun Rencana Pembelajaran. penerbang (pilot) untuk terus mencari apa saja
Dari penjelasan tentang tahap yang dibutuhkan oleh pasar dalam hal ini
penyusunan kurikulum tersebut dapat industri penerbangan untuk mendidik dan
disimpulkan bahwa kurikulum yang disajikan melahirkan penerbang (pilot) yang sudah
pada perguruan tinggi matang dan memiliki kemampuan aplikatif
vokasi akan lebih terstruktur dan sistematis dan inovatif dalam menghadapi era
dan dengan tujuan yang lebih jelas. Sejalan perkembangan teknologi dan industri 4.0.
dengan pendidikan penerbang (pilot) bahwa Adapun keterbatasan pada penelitian
apabila pendidikan penerbang dijadikan ini yang dirasa kurang yaitu tentang penyajian
sebagai pendidikan tinggi vokasi tentunya yang lebih spesifik tentang kurikulum dan
cakupan materi yang dipersyaratkan dalam silabus apa saja yang dapat dijadikan acuan
aturan CASR 141 dan CASR 61 sebagai bahan pada program pendidikan tinggi vokasi
kajian utama dapat tersusun lebih luas dan penerbang (pilot) sampai pada kualitas lulusan
tentunya memiliki capaian tentang penerbang dari pendidikan tinggi vokasi serta
pembelajaran yang telah ditempuh. kebutuhan apa saja yang di inginkan industri
Dalam penyusunan kurikulum tersebut penerbangan dalam hal penyerapan lulusan.
penentuan profil lulusan menjadi hal utama Harapan penulis tentunya dilakukan
yang harus diperhatikan sebelum menyusun penelitian lanjutan agar dapat terbaca lebih
capaian pembelajaran dan menentukan bahan jelas tentang seberapa besar pengaruh
kajian. Tentunya hal ini berkaitan dengan pendidikan tinggi vokasi terhadap penerbang
kebutuhan pasar yang sedang diinginkan oleh (pilot) mulai dari metode pendidikan sampai
industri penerbangan. Yang nantinya pada kebutuhan pengguna jasa lulusan dalam
berdasarkan hasil penelusuran dapat dijadikan hal ini adalah industri penerbangan.
sebagai acuan dalam menyusun kurikulum
dan silabus Pendidikan Tinggi penerbang REFERENSI
(pilot), dan menjadikan sebagai nilai tambah Civil Aviation Safety Regulation (CASR) 141
bagi lulusan Pendidikan Tinggi penerbang Certification And Operating Requirements
(pilot) di industri penerbangan. For Pilot School
Jadi dalam hal penyusunan kurikulum
dan silabus pendidikan tinggi vokasi Civil Aviation Safety Regulation (CASR) 61
penerbangan sejatinya juga melibatkan para Licensing Of Pilots And Flight Instructors
praktisi industri khususnya dibidang Fikrianto, M. (2017). “Pendidikan Vokasi untuk
penerbangan (pilot). Dan setiap perubahan Menghasilkan SDM yang Berdaya
yang terjadi di industri penerbangan maka Saing”.https://republika.co.id/berita/
haruslah dibuat suatu skema baru dalam okw2ky396/pendidikan-vokasi-untuk-
penyusunan kurikulum dan silabus. menghasilkan-sdm-yangberdayasaing
Harususilo, Y. E. (2019). “Kompetensi Jadi
KESIMPULAN Kunci Penguatan Pendidikan Tinggi
Berdasarkan penjelasan diatas pada Vokasi”.https://edukasi.kompas.com/r
akhir penulisan ini dapat ditarik kesimpulan ead/2019/07/18/20324471/kompeten

19
Handrio Endo Martono, Ridho Rinaldi, Ahmad Mubarok, Rangga Handika Putra, Jadon Pieter Elia Tirtanto
/ SKYHAWK: Jurnal Aviasi Indonesia Volume 1 (1) (2021)

si-jadi-kunci-penguatanpendidikan-
tinggi-vokasi?page=all
Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan
Tinggi Direktorat Jenderal
Pembelajaran dan Kemahasiswaan
Direktorat Pembelajaran. (2016).
Panduan Penyusunan Kurikulum
Pendidikan Vokasi
Melfianora. Penulisan karya tulis ilmiah
dengan studi literatur, UPT Balai
Pelatihan Penyuluh Pertanian Pekanbaru
Redaksi Tips Hukum. (2016). “Aturan Bagi
Penerbang / Pilot
Bersertifikat”.https://www.gresnews.co
m/berita/tips/112371aturan-bagi-
penerbang-pilot-bersertifikat
Rencanamu Kolom Tanya Jawab. “Apa
bedanya kuliah pendidikan vokasi
(diploma) dengan akademik (sarjana)
?”.https://rencanamu.id/post/pandua
npersiapan-kuliah/persiapan-masuk-
pendidikanvokasi/apa-bedanya-kuliah-
pendidikan-vokasidiploma-dengan-
akademik-sarjana
Undang–Undang Nomor 1 Tahun 2009
tentang Penerbangan
Undang–Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional
Undang–Undang Nomor 12 Tahun 2012
tentang Pendidikan Tinggi
Wibowo, A. (2020). “Pengertian Kurikulum,
Silabus, dan RPP (Rencana pelaksanaan
pembelajaran)”.https://www.kurniawa
nid.net/2020/05/pengertiankurikulum
-silabus-dan-rpp-adalah.html

20

Anda mungkin juga menyukai