Kun Fayakun
Kun Fayakun
SKRIPSI
Nim : 19060361
tertentu yang di dalam penulisan skripsi ini yang saya kutip dari karya-karya
ilmiah orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas dengan norma, kaidah
i
ABSTRAK
Oleh:
NIM. 19060361
Kata Kunci: Model Project Based Learning, Pemahaman Konsep IPA, Sekolah
Dasar
ii
THE USE OF THE PROJECT BASED LEARNING MODEL TO IMPROVE
STUDENTS' SCIENCE CONCEPTS ABILITY IN CLASS V ELEMENTARY
SCHOOL
By:
NIM. 19060361
iii
iv
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim…
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, shalawat serta salam dilimpah curahkan kepada jungjunan kita Nabi
gelar sarjana.
Sekolah Dasar”.
banyak kekurangan. Oleh karena itu,penulis ucapkan terima kasih kepda berbagai
pihak yang telah membantu berkontribusi secara langsung maupun tidak langsung
dalam pembuatan skripsi ini sehingga penulis mampu menyusun skripsi ini.
karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kata sempurna,hal itu dikarenakan
v
UCAPAN TERIMA KASIH
dapat menyusun skripsi ini. Skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik semata-
mata tidak hanya semangat dan usaha dari penulis saja, melainkan ada dorongan,
bantuan, motivasi, dan banyak sekali dukungan, serta bimbingan yang penulis
1. Prof. Dr. Hj. Euis Eti Rohaeti, M.Pd, selaku Rektor IKIP Siliwangi.
2. Prof. Dr. H. Herris Hendriana M.Pd, selaku Dosen Pembimbing 1 yang telah
3. Bapak Dr. Asep Samsudin M.Pd, selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan
4. Bapak Ruli Setiyadi, M.Pd, selaku ketua program studi PGSD IKIP
Siliwangi.
5. Seluruh dosen, staf, dan karyawan IKIP Siliwangi yang telah banyak
vi
6. Ibu Lilis, M.Pd, selaku kepala sekolah SDN Batujajar 2 yang telah
tersebut.
7. Ibu Andini Nugrahaeni, S.Pd, selaku wali kelas VB SDN Batujajar 2 yang
telah
vii
8. memberikan izin dan bantuan untuk melaksanakan penelitian dan
pengumpulan data.
9. Seluruh guru dan staf SDN Batujajar 2 yang selalu memberikan motivasi dan
10. Seluruh peserta didik kelas VB di SDN Batujajar 2 yang telah mengikuti
tercantum. Atas segala perhatian dan dukungan yang telah diberikan dalam
viii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Alhamdulilah, segala puji syukur bagi Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik,
hidayah dan inayyah-Nya kepada penulis beserta keluarga dan saudara lainnya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Skripsi ini
persembahkan untuk:
1. Pintu surgaku dan panutanku, Mamah tercinta Yuli. Terima kasih sebesar-
besarnya penulis berikan kepada beliau atas segala bentuk kasih sayang,
pengorbanan, kerja keras, bantuan, semangat, dan do’a yang diberikan selama
ini. Terima kasih atas nasihat yang selalu diberikan meski terkadang pikiran
kita tidak sejalan, terima kasih atas kesabaran dan kebesaran hati menghadapi
penulis yang keras kepala. Mamah menjadi pengingat dan penguat paling
3. Adikku tercinta Hafid terima kasih atas do’a, motivasi, dan dukungannya.
Terima kasih telah menjadi teman bertukar pikiran, tempat berkeluh kesah,
dan sudah menjadi acuanku menjadi kakak yang lebih baik lagi kedepannya.
4. Sahabat penulis. Dela, Nian, Neng Anisa, Sephira yang telah banyak
ix
dari awal hingga akhir. Terima kasih atas segala bantuan, waktu, support,
dan kebaikan yang diberikan kepada penulis selama ini. See you on top guys.
A4, khususnya untuk Alya, Upi, Melinda, Dina Nurul, Anne, Teh Dinda,
Agnes, Nisfani, Imas, dan Sri yang telah berperan banyak memberikan
6. Seluruh pihak yang memberikan bantuan kepada penulis namun tidak dapat
disebutkan satu persatu. Terima kasih atas bantuan, semangat, dan do’a
7. Last but not least, untuk Dina diriku sendiri. Apresiasi sebesar-besarnya
dimulai. Terima kasih karena tetap terus berusaha dan tidak menyerah, serta
Kamu selalu berharga, tidak peduli seberapa putu asanya kamu sekarang.
Insya Allah, setelah ini kamu akan baik-baik saja. Terima kasih sudah
pihak yang telah membantu, dan semoga Allah SWT melimpahkan karunianya
x
MOTTO
“Bismillaahiar-rohmaanir-rohiim”
Pelindung”
xi
DAFTAR ISI
xii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemampuan pemahaman konsep IPA harus dimiliki oleh siswa sekolah
tentang konsep-konsep IPA, dan menggali jawaban atas fenomena alam yang
tujuan menurut BSNP (Yeni, 2018) maka pembelajaran IPA diarahkan untuk
penelitian terdahulu menurut (Savitri & Meilana, 2022) di SDN Lubang Buaya
04 Pagi kelas V, pada saat pembelajaran IPA guru jarang mengaitkan konsep-
konsep atau materi pembelajaran dengan kehidupan dunia nyata dan jarang
1
2
prestasi belajar sains di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari data Program for
data terakhir pada tahun 2018 yang diluncurkan pada tahun 2019 menyatakan
rata nilai IPA dari seluruh jumlah 36 siswa dengan KKM 70. Terdapat 11
orang siswa yang mencapai KKM sebesar 31,43%. Sedangkan, yang belum
menunjukkan bahwa pemahaman konsep IPA siswa kelas V masih rendah pada
disebabkan ada beberapa materi IPA bersifat abstrak yang membuat siswa
kesulitan dan mencerna materi ajar seperti terdapat hambatan yang dialami
adalah ketika terdapat istilah dasar dalam materi IPA permasalahan yang
menghubungkan antara materi yang sedang diajarkan dengan hasil belajar yang
tidak tertarik apabila hanya menyampaikan materi atau sama halnya dengan
metode ceramah.
Maka hal ini menjadi tantangan guru sebagai acuan bahan evaluasi
konsep-konsep dari pelajaran IPA itu sendiri (Handayani, 2018). Selain itu,
menyenangkan. Hal yang paling penting untuk diingat oleh guru yaitu dituntut
untuk memahami karakteristik dari siswa, makna dan tujuan dari kegiatan
konsep abstrak dan hafalan yang harus diketahui oleh siswa, Oleh karena itu,
sendiri.
diserap dengan baik oleh siswa. Hal tersebut sesuai dengan menurut Bundu
5
diajarkan sebagian besar melalui metode belajar ceramah dan guru masih
konsep siswa tentang mata pelajaran IPA adalah dengan menggunakan model
learning, model ini akan meningkatkan peran aktif siswa dalam proses
pembelajaran.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh (Yulaikah &
suatu karya atau produk sesuai konten materi yang diajarkan. Berdasarkan
kelebihan yang telah dijelaskan, model tersebut dirasa sangat sesuai dengan
karakteristik dan kebutuhan siswa sekolah dasar. Model ini, akan memberikan
7
menemukan
8
pengetahuannya, sehingga dapat lebih efektif pada pembelajaran IPA. Hal ini
explanatory.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang peneltian, permasalahan dalam penelitian ini
C. Tujuan Penelitian
9
menelaah:
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian yang dilaksanakan ini dapat memberikan manfaat kepada
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
bagi:
a. Sekolah
10
pendidikan sekolah.
b. Guru
dapat menggunakan model project based learning, karena model ini berfokus
c. Siswa
kehidupan sehari-hari.
d. Peniliti Selanjutnya
E. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi pemahaman yang berbeda, maka beberapa istilah perlu
mengevaluasi pengalaman.
belajar dan dapat menjelaskan kembali konsep materi tanpa mengubah arti
yang berlaku di sekolah yaitu kurikulum 2013. Materi ini, terdapat pada
KAJIAN TEORI
suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membuat rencana
atau kemajuan bagi siswa (Kaban et al., 2020). Berdasarkan penjelasan para ahli,
12
13
yang menarik, memotivasi semangat belajar, dan siswa menjadi aktif belajar
ketika di kelas agar tujuan pembelajaran tercapai. Salah satunya model yang
menarik adalah model project based learning. Model ini, dalam penerapannya
siswa akan diberikan tugas membuat projek sesuai konten materi yang sedang
hingga 5 siswa di setiap kelompoknya, setelah itu siswa akan mendesain rencana
projek berisikan tentang apa yang perlu dipersiapkan dari alat dan bahan yang
pada siswa sekolah dasar terutama untuk kelas tinggi. Sesuai dengan pendapat
et al., 2022) bahwa model PjBL merupakan model pembelajaran yang efektif
untuk mendorong siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran kelas V di
SDN 34 Teratai.
14
15
tersebut didepan teman kelasnya (Surya et al., 2018). Menurut (Awab et al.,
berpokus pada siswa dimana guru bertindak sebagai motivator dan fasilitator.
Adapun menurut Yani (Wijaya, 2019) memaparkan bahwa tujuan utama dari
produk tertentu. Kemudian, dari proses yang sudah dilalui mereka dapat
temannya. Jadi, model ini tidak hanya untuk meningkatkan pemahaman konsep
siswa saja, melainkan motivasi, semangat belajar, kerja sama kelompok, dan
Model project based learning memiliki lima karakteristik yang merupakan ciri
1. Terpusat (centrality)
16
Pembelajaran berbasis projek ialah model belajar yang terpusat sehingga guru
4. Otonomi (autonomy)
5. Realistis/nyata (realism)
Kegiatan siswa berfokus pada situasi nyata. Aktivitas ini memadukan tugas
sebagai berikut:
secara mandiri.
produk.
learning yang dikemukakan oleh para ahli adalah model PjBL berpusat
membuat projek sesuai dengan konten materi yang diajarkan, dan melatih
Salah satu tujuan model PjBL (Suciani et al., 2018) menurut yaitu sebagai
berikut:
18
proyek,
tujuan model project based learning adalah mengasah siswa untuk belajar aktif
dikerjakan.
siswa kelompok yang paham dan sudah mengerti dapat membantu siswa
(2019) yaitu:
tradisi yang sulit untuk dirubah, terutama bagi guru kurang terampil dalam
20
di kelas.
4) Model ini tidak cocok untuk siswa yang cepat menyerah, kurang memiliki
rancang.
5) Evaluasi, hasil proyek yang telah dibuat, siswa dan guru di akhir
penyusunan laporan dan publikasi hasil proyek; dan f. evaluasi proses dan
hasil proyek.
mendasar tentang apa yang harus dilakukan siswa terhadap topik atau
pemecahan masalah.
dapat menyelesaikan projek serta menentukan alat dan bahan yang sesuai.
3) Menyusun jadwal
berlangsung.
5) Menguji hasil
6) Mengevaluasi pembelajaran
Pada tahap ini, siswa bersama guru melakukan refleksi terhadap
aktivitas dan hasil projek yang telah dibuat. Dalam kegiatan refleksi, siswa
diminta untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamannya selama
based learning Menurut Hosnan (Sudrajat & Hernawati, 2020) terdiri dari 6
G. Pemahaman Konsep
yang dimana guru menjadi pusat pembelajaran dan siswa hanya sebagai
konsep IPA.
Rendahnya pemahaman konsep IPA siswa dapat dilihat dari siswa tidak
siswa
di sekolah dasar dalam materi pelajaran IPA harus berkembang dengan baik
Salah satu tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran IPA yaitu
terdapat didalam buku. Agar dapat menafsirkan suatu konsep dalam mata
Konsep adalah hal yang sangat penting dalam pembelajaran IPA karena
konsep merupakan kemampuan belajar yang dibutuhkan oleh siswa agar dapat
Salah satu kemampuan dalam IPA yang paling penting bagi siswa
suatu alat ukur (indikator) yang sangat penting dan merupakan pedoman
pengukuran yang baik. Indikator yang relevan berasal dari berbagai sumber
konsepnya.
3. Memberi contoh dan non contoh dari sebuah konsep, yaitu kemampuan
konsep sehari-hari.
antara lain:
sifat ataupun ciri-ciri yang esensial, yaitu dapat dilihat dari kemampuannya
dalam menyatakan ulang kembali konsep dengan menggunakan bahasa
sendiri.
2) Mampu membuat atau menyebutkan contoh dan yang bukan contoh, yaitu
diberikan.
Sedangkan menurut Anderson & Krathwol (Sasmita & Hartoyo, 2020) terdiri
bentuk lain, misalnya siswa diminta untuk menuliskan kembali siklus air
membandingkan suatu peristiwa yang terjadi pada masa lalu dan dimasa
sekarang.
Menjelaskan.
prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan (Kusumati, 2019).
materi yang tekah diajarkan oleh guru. (Deliany et al., 2019) berpendapat, jika
konsep dasar yang diterima salah, maka sulit untuk memperbaikinya kembali.
berkembang pesat. (Aen & Kuswendi, 2020). Hal ini menunjukan kemampuan
pemahaman konsep IPA sangatlah penting dan menjadi hal yang utama bagi
siswa dapat mempelajari IPA dengan baik. Siswa harus memiliki kemampuan
pemahaman konsep ilmiah dari jenjang sekolah dasar. Hal ini dikarenakan siswa
sekolah dasar dihadapkan pada berbagai macam materi dasar sebagai acuan
minimnya kemampuan siswa pada mata pelajaran tertentu, melainkan faktor lain
a. Faktor Internal
Faktor yang ada pada diri siswa itu sendiri meliputi kurangnya
adalah minat siswa terhadap mata pelajaran tertentu akan efektif jika memiliki
Maka perlulah para siswa untuk meningkatkan motivasi dalam diri siswa
dan terus meningkatkan bakat dalam belajar sehingga pemahaman konsep akan
optimal.
b. Faktor Eksternal
Faktor yang ada diluar diri siswa, meliputi keadaan keluarga, cara
sekitarnya (Kelana & Pratama, 2019). Menurut (Wedyawati & Lisa, 2019)
selanjutnya baik dari SMP hingga perguruan tinggi. Jika siswa di sekolah
beda dan tidak semua siswa menyukai mata pelajaran IPA. Oleh karena itu, guru
pembelajaran yang efektif dan efisien sesuai dengan kurikulum dan pola pikir
siswa.
D. Hipotesis Penelitian
METODOLOGI PENELITIAN
Menurit Sugiyono (2018) metode campuran atau mixed method ialah metode
lengkap, akurat, terpercaya dan objektif. Adapun desain yang akan digunakan
adalah sequential eksplanatory design. Berikut Skema dari Metode Mix Method
37
(Creswell, 2017)
Gambar 3.1 Skema dari Metode Mix Method Sequential Eksplanatory
Design.
kuantitatif terlebih dahulu dan diikuti penjelasan data kualitatif. Desain sequential
explanatory melibatkan pengumpulan data dan analisis data kuantitatif pada tahap
ke-1, dilanjutkan dengan pengumpulan dan analisis data kualitatif pada tahap ke-2
untuk memperkuat hasil penelitian kuantitatif yang dilakukan pada tahap pertama.
Creswell (2017).
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
38
39
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SDN Batujajar
2 sebanyak 75 siswa. Dari poluasi tersebut, sampel yag diambil untuk digunakan
SDN Batujajar 2 di wilayah Kec. Batujajar Timur, Kab. Bandung Barat dengan
jumlah 35 orang siswa, terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 21 siswa perempuan.
sepenuhnya terampil membuat sebuah produk berupa karya dan hasil belajar
pemahaman konsep IPA siswa dan nilainya masih standar; 2) guru belum
menerapkan model project based learning terhadap siswa pada saat pembelajaran
di kelas.
D. Instrumen Penelitian
1. Tes
Tes adalah suatu alat atau prosedur yang digunakan untuk menemukan
pada materi siklus air. Soal tes akan diberikan kepada siswa yaitu dalam bentuk
40
soal pilihan ganda dengan empat jawaban alternatif dan soal esai. Soal disusun
sesuai
41
konsep IPA.
Soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal pre-test dan post-
test. Soal pre-test itu sendiri digunakan untuk mengetahui pengetahuan awal
siswa dalam segi pemahaman mengenai materi siklus air, sedangkan untuk soal
model project based learning. Soal tes akan diberikan kepada siswa secara
langsung yaitu dalam bentuk soal pilihan ganda terdiri dari 10 soal dan Esai
Jumlah No.
Jenis
No. Indikator Item Butir
Soal
Soal Soal
PG dan
1. Menafsirkan 2 7, 5
Esai
2. Mencontohkan 2 PG 1, 2
3. Mengklasifikasikan 3 PG 8, 9, 10
PG dan
4. Merangkum 2 5, 3
Esai
PG dan
5. Menyimpulkan 2 6, 4
Esai
PG dan
6. Membandingkan 2 3, 1
Esai
PG dan
7. Menjelaskan 2 4, 2
Esai
42
43
reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda. Uji penelitian dilakukan jika
persyaratan yang baik. Maka, dapat digunakan untuk mengukur variabel yang
diinginkan.
pembimbing II Bapak Dr. Asep Samsudin, M.Pd sebagai syarat utama sebelum
a. Validitas
Apabila instrumen evaluasi tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur,
instrumen tes pada penelitian ini dilakukan dengan uji coba soal pada kelas satu
Moment dan person dengan bantuan analisis statistik SPSS 26. Untuk
Keterangan:
∑X = Skor item
∑Y = Skor total
Langkah selanjutnya adalah menguji valid atau tidaknya tiap butir soal dari
istrumen yang telah diuji coba. Uji validitas dilakukan dengan bantuan software
Microsoft Excel. Data diperoleh dari hasil uji intrumen disajikan pada tabel
berikut.
Tabel 3.3
Hasil Uji Coba Validitas
No Koefisien Keterangan Interpretasi
Soal Korelasi
1 0,774 Valid Tinggi
2 0,561 Valid Sedang
3 0,716 Valid Tinggi
4 0,772 Valid Tinggi
5 0,633 Valid Tinggi
6 0,633 Valid Tinggi
46
b. Realibilitas
kekonsistenan skor yang diperoleh dan seberapa konsisten skor tersebut untuk
setiap orang dalam daftar instrumen lainnya. Apabila tes menunjukkan hasil yang
konsisten dalam mengukur yang akan diukur, instrumen evaluasi tersebut dapat
kurang dari 0,50 maka instrumen tersebut tidak realibel (Pramuaji & Loekmono,
2018).
Keterangan:
r11= Koefisien reliabilitas instrumen k= jumlah butir soal
48
c. Tingkat Kesukaran
kesulitan butir soal. Dalam istilah evaluasi, indeks kesukaran diberi simbol P
singkatan dari “Proporsi”. Adapun rumus mencari P (Asrul et al., 2015) adalah
sebagai berikut:
49
Keterangan:
P = Indeks kesukaran
sebagai berikut.
13 0,58 Sedang
14 0,91 Mudah
15 0,62 Sedang
d. Daya Pembeda
yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah (Loka Son,
2019). Adapun rumus untuk menentukan daya pembeda (Asrul et al., 2015)
adalah
Keterangan:
BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar
Tabel 3.9
Klasifikasi Nilai Daya Pembeda
Daya Pembeda Klasifikasi
DP ≥ 0,70 Baik Sekali
0,40 ≤ DP < 0,70 Baik
0,20 ≤ DP < 0,40 Cukup
DP < 0,20 Jelek
Berdasarkan hasil analisis menggunakan Microsoft Excel, diperoleh hasil daya
Tabel 3.10
51
1 0,25 Cukup
2 0,42 Baik
3 0,67 Baik
4 0,33 Cukup
5 0,17 Jelek
6 0,17 Jelek
7 0,25 Cukup
8 0,17 Jelek
9 0,42 Baik
10 0,25 Baik
11 0,25 Baik
12 0,50 Baik
13 0,17 Jelek
14 0,17 Jelek
15 0,42 Baik
2. Non tes
mencakup hasil proses atau evaluasi dari pembelajaran yang berkenaan dalam
instrumen evaluasi jenis non tes sesuai yang akan digunakan oleh peneliti ialah
a. Angket
penerapan model project based learning dan pemahaman konsep IPA. Angket
kesulitan akan diberikan kepada siswa yaitu terdiri dari 15 soal pernyataan.
54
Instrumen angket yang digunakan yaitu skala likert dengan rentang 1 sampai 4
Sangat Setuju 1 4
Setuju 2 3
Tidak Setuju 3 2
kuantitatif berupa persentase tiap alternatif jawaban yang sudah tertera menjadi
kalimat deskriptif yang memaparkan apa saja kesulitan siswa pada penerapan
b. Wawancara
56
E. Prosedur Penelitian
(2018).
Sugiyono (2018)
Gambar 3.2 Langkah-langkah penelitian Desain Sequential Eksplanatory
kualitatif.
1. Metode Kuantitatif
dan analisis data untuk menguji hipotesis, dan selanjutnya dapat dibuat
yang sudah jelas. Masalah adalah situasi yang menjadi perhatian peneliti, suatu
kesulitan yang ingin diperbaiki. Setiap masalah yang dikemukakan harus ada
yang seperti masalah tetapi tidak menjadi masalah. Potensi adalah segala
terikat kemudian dianalisis masalah apa yang akan diangkat pada penelitian
dan harus ditunjukkan dengan fakta dari sumber yang dapat dipercaya.
bebas yang dapat mempengaruhi variabel terikat. Setelah variabel yang diteliti
dianalisis untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis yang telah
dirumuskan.
pertama yaitu metode kuantitatif. Data kuantitatif yang telah dianalisis dan
Hipotesis yang telah diuji selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel grafik,
gambar dan narasi singkat titik penyajian data meliputi deskriptif data
2. Metode Kualitatif
terbukti atau tidak terbukti. Tetapi dalam penelitian kombinasi model sequential
yang telah diperoleh pada tahap awal. Penggunaan metode kualitatif berangkat
angket, dan wawancara. Analisis data dan pengujian kredibilitas data dapat
Analisis juga dapat dilakukan dengan cara membandingkan data kuantitatif dan
sistematis data yang diperoleh dari hasil tes, angket, dan wawancara.
61
jenis data yang terkumpul. Data kuantitatif berupa hasil tes untuk
1. Uji Normalitas
atau tidak. Jika data normal diteruskan dengan uji-t. Menurut (Sintia et al., 2022)
karena jumlah sampel ≤ 50, maka uji normalitas data yang digunakan adalah
suatu nilai residual data dapat dikatakan “normal” apabila sig > 0,05, tetapi jika
nilai residual data yang didapat nilai sig < 0,05 maka data dapat dikatakan “tidak
paired sample test. Uji-t dua sampel berpasangan adalah uji statistik parametrik
yang membandingkan dua cara berbeda pada subjek yang sama (Hernikawati,
2021). Menurut (Matondang et al., 2021) suatu data dapat dikatakan “tidak
terdapat peningkatan yang signifikan” apabila sig. (2-tailed) > 0,05 maka dapat
dikatakan “tidak terdapat peningkatan yang signifikan” tetapi jika data yang
didapat nilai sig. (2-tailed) < 0,05 maka data dapat dikatakan “terdapat
adalah data indeks gain. Menurut Hake (Yasa & Kumala, 2022) peningkatan
Kriteria tingkat gain menurut Hake (Aisyah et al., 2018) sebagai berikut:
Berdasarkan tabel tersebut, peneliti kemudian mengolah hasil nilai N-Gain sesuai
sebagai berikut:
40 – 55 Kurang Efektif
56 – 75 Cukup Efektif
< 75 Efektif
Sementara itu, data kualitatif berupa hasil angket kesulitan siswa dan
project based learning. Teknik analisis data diolah menggunakan model Miles
Huberman (Valen & Satria, 2021) terbagi 4 tahapan yaitu: pengumpulan data,
1. Pengumpulan Data
2. Reduksi Data
3. Penyajian Data
Penyajian data merupakan data dari hasil penelitian yang disusun secara
4. Penarikan Kesimpulan
kualitatif yang dilakukan dalam penelitian untuk memahami data yang telah
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
kemampuan pemahaman konsep IPA siswa SD, maka dilakukan analisis dari hasil
pretest dan posttest. Analisis yang dilakukan dari hasil nilai pretest ini untuk
IPA yang membahas materi mengenai siklus air sebelum dilaksanakannya model
pembelajaran yang akan digunakan. Kemudian hasil posttest ini diperoleh dengan
cara memberikan tes pemahaman konsep IPA mengenai materi siklus air setelah
1. Siswa 1 50 80
2. Siswa 2 50 80
3. Siswa 3 30 65
4. Siswa 4 55 75
5. Siswa 5 30 55
6. Siswa 6 35 80
7. Siswa 7 20 60
8. Siswa 8 50 60
66
9. Siswa 9 20 70
10. Siswa 10 30 70
11. Siswa 11 55 85
12. Siswa 12 45 85
13. Siswa 13 20 80
14. Siswa 14 50 80
15. Siswa 15 35 75
16. Siswa 16 25 75
17 Siswa 17 60 75
18. Siswa 18 50 80
19. Siswa 19 15 75
20. Siswa 20 55 70
21. Siswa 21 35 80
22. Siswa 22 35 75
23. Siswa 23 65 90
24. Siswa 24 25 70
25. Siswa 25 65 80
26. Siswa 26 55 85
27. Siswa 27 75 65
28. Siswa 28 15 90
29. Siswa 29 50 75
30. Siswa 30 55 80
67
31. Siswa 31 70 85
32. Siswa 32 10 65
33. Siswa 33 65 90
34. Siswa 34 50 75
35. Siswa 35 35 80
tertinggi dan nilai rata-rata yang diperoleh siswa. Adapun hal yang
pretest siswa yaitu 75, sedangkan nilai terendah hasil pretest siswa yaitu 10, dan
rata-rata nilai yang didapat hasil pretest 42,43. Terdapat 2 orang siswa yang telah
tuntas KKM dan 33 siswa tidak tuntas. Kemudian nilai tertinggi hasil pottest
siswa yaitu 95, sedangkan nilai terendah hasil posttest siswa yaitu 55, dan rata-
rata nilai yang didapat hasil posttest yaitu 75,86. Terdapat 29 orang siswa yang
telah tuntas KKM dan 6 siswa tidak tuntas. Maka dapat disimpulkan berdasarkan
hasil nilai pretest dan posttest terdapat peningkatan sebanyak 33,43. Setelah data
yang telah didapatkan dari hasil pretest dan posttest yang telah siswa kerjakan,
26 dilakukan uji normalitas, uji paired sample t-test dan uji N-gain. Pengujian
tersebut bertujuan untuk mengetahui apakah terjadi peningkatan atau tidak dalam
IPA siswa.
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui data yang sudah diperoleh apakah
data berdistribusi normal atau tidak. Jika sifnifikansinya lebih besar dari 0,05
maka data tersebut dapat dikatakan berdistribusi normal. Sebaliknya, jika data
tersebut signifikansinya kurang dari 0,05 maka data tersebut dapat dikatakan
tidak berdistribusi normal. Berikut adalah hasil tabel uji dengan menggunakan
SPSS 26.
Dari tabel 4.3 hasil uji normalitas diatas menunjukan bahwa hasil uji dengan
taraf signifikansi pada Shapiro – Wilk nilai pretest sebesar 0,176 dan nilai
posttest 0,216. Nilai signifikansi kedua data nilai tersebut > 0,05 maka data
berdistribusi normal.
Berdasarkan hasil uji normalitas untuk melakukan uji beda dilakukan dengan
menggunakan uji parametrik yaitu uji paired sample t-test. Sehingga uji beda
69
Untuk kriteria pengujian dalam uji ini, yaitu apbila nilai sig (2-tailed) > 0,05
maka H₀ diterima dan Hα ditolak. Sebaliknya, apabila nilai sig (2-tailed) < 0,05
maka H₀ ditolak dan Hα diterima. Berikut adalah tabel hasil pengujian dengan
Tabel 4.4 Hasil Uji T Pretest dan Postest Kemampuan Pemahaman Konsep
Postest
menunjukkan bahwa hasil sig (2-tailed) yaitu 0,000 maka < 0,05 maka H₀
c. Uji N-Gain
Uji N-gain ini dilakukan untuk mengetahui seberapa peningkatan skor hasil
Nilai
Responden Pre Post N-Gain N-Gain Kategori Tafsiran
Test Test Skor %
Siswa 26 55 75 0,44444 44,444 Sedang Kurang Efektif
4
Siswa 27 75 95 0,8 80 Tinggi Efektif
Siswa 28 15 65 0,58824 58,823 Sedang Cukup Efektif
5
Siswa 29 50 75 0,5 50 Sedang Kurang Efektif
Siswa 30 55 80 0,55556 55,555 Sedang Kurang Efektif
6
Siswa 31 70 85 0,5 50 Sedang Kurang Efektif
Siswa 32 10 65 0,61111 61,111 Sedang Cukup Efektif
1
Siswa 33 65 90 0,71429 71,428 Tinggi Cukup Efektif
6
Siswa 34 50 75 0,5 50 Sedang Kurang Efektif
Siswa 35 35 80 0,69231 69,230 Sedang Cukup Efektif
8
Rata-rata 42,4 75,86 0,57 57,39 Sedang Cukup Efektif
3
Berdasarkan hasil tabel 4. dapat diketahui bahwa rata-rata nilai pretest 42,43
sedangkan rata-rata nilai posttest 75,86 terdapat peningkatan sebesar 33,43 dan
data hasil N-Gain skor memperoleh rata-rata nilai sebesar 0,57 atau 57,39% dapat
Kesulitan siswa dapat diketahui dengan hasil angket yang disebarkan sebanyak
15 pernyataan serta alternatif jawaban STS, TS, S, dan SS. Berikut adalah hasil
angket yang telah dibagikan kepada seluruh siswa kelas V dalam kesulitan
72
dalam model project based learning dan kemampuan pemahaman konsep IPA
yang diajukan oleh guru, hal ini diperoleh jawaban siswa sebanyak 0%
menjawab sangat setuju, sebanyak 10% siswa menjawab setuju 0%, 75%
siswa menjawab tidak setuju, dan 10% siswa menjawab sangat tidak setuju.
Adapun hasil analisis jawaban siswa dapat dilihat pada gambar dibawah
ini.
STS
0.1 S
11%
TS
0.75
SS S TS STS
menjawab sangat setuju, sebanyak 62% siswa menjawab setuju 0%, 38%
siswa menjawab tidak setuju, dan 0% siswa menjawab sangat tidak setuju.
Adapun hasil analisis jawaban siswa dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
TS
0.38
S
62%
SS S TS STS
73
Projek
setuju, sebanyak 36% siswa menjawab setuju, 58% siswa menjawab tidak
setuju, dan 5% siswa menjawab sangat tidak setuju. Adapun hasil analisis
STS
0.05 SS
1%
S
TS 36%
0.58
SS S TS STS
sebanyak 19% siswa menjawab setuju, 72% siswa menjawab tidak setuju,
dan 8% siswa menjawab sangat tidak setuju. Adapun hasil analisis jawaban
STS
0.08 S
SS 19%
1%
TS
0.72
SS S TS STS
5) Butir pernyataan kelima yaitu kesulian membuat projek siklus air, hal ini
57% siswa menjawab setuju, 39% siswa menjawab tidak setuju, dan 0%
siswa menjawab sangat tidak setuju. Adapun hasil analisis jawaban siswa
SS
4%
TS
0.39
S
57%
SS S TS STS
telah dibuat didepan kelas bersama dengan kelompok, hal ini diperoleh
menjawab sangat tidak setuju. Adapun hasil analisis jawaban siswa dapat
S
31%
TS
0.69
SS S TS STS
belajar selama pengerjaan proyek, hal ini diperoleh jawaban siswa sebanyak
siswa menjawab tidak setuju, dan 8% siswa menjawab sangat tidak setuju.
Adapun hasil analisis jawaban siswa dapat dilihat pada gambar dibawah
ini.
STS S
0.08 0.21
TS
0.71
SS S TS STS
8) Butir pernyataan ke-8 yaitu model PjBL ketika pembelajaran IPA tentang
materi siklus air sulit dipahami, hal ini diperoleh jawaban siswa sebanyak
76
siswa menjawab tidak setuju, dan 0% siswa menjawab sangat tidak setuju.
Adapun hasil analisis jawaban siswa dapat dilihat pada gambar dibawah
ini.
S
0.23
TS
0.77
SS S TS STS
Gambar 4.8 Diagram Kesulitan siswa dalam memahami materi dengan model
PjBL
9) Butir pernyataan ke-9 yaitu kesulitan menjelaskan kembali materi siklus air,
sebanyak 53% siswa menjawab setuju, 40% siswa menjawab tidak setuju,
dan 0% siswa menjawab sangat tidak setuju. Adapun hasil analisis jawaban
SS
7%
TS
0.4
S
0.53
SS S TS STS
10) Butir pernyataan kesepuluh yaitu kesulitan dalam mencontohkan siklus air
menjawab sangat setuju, sebanyak 10% siswa menjawab setuju, 82% siswa
Adapun hasil analisis jawaban siswa dapat dilihat pada gambar dibawah
ini.
STS S
0.08 0.1
TS
0.82
SS S TS STS
siklus air, hal ini diperoleh jawaban siswa sebanyak 3% menjawab sangat
setuju, sebanyak 51% siswa menjawab setuju, 46% siswa menjawab tidak
setuju, dan 0% siswa menjawab sangat tidak setuju. Adapun hasil analisis
SS
3%
TS S
0.46 0.51
SS S TS STS
12) Butir pernyataan kedua belas yaitu kesulitan dalam menyimpulkan materi
siklus air, hal ini diperoleh jawaban siswa sebanyak 0% menjawab sangat
setuju, sebanyak 39% siswa menjawab setuju, 61% siswa menjawab tidak
setuju, dan 0% siswa menjawab sangat tidak setuju. Adapun hasil analisis
S
0.39
TS
0.61
SS S TS STS
peristiwa siklus air, hal ini diperoleh jawaban siswa sebanyak 3% menjawab
sangat setuju, sebanyak 18% siswa menjawab setuju, 75% siswa menjawab
tidak setuju, dan 0% siswa menjawab sangat tidak setuju. Adapun hasil
Kesulitan Membandingkan
SS
3% S
0.18
TS
0.79
SS S TS STS
14) Butir pernyataan keempat belas yaitu kesulitan dalam merangkum materi
siklus air, hal ini diperoleh jawaban siswa sebanyak 0% menjawab sangat
setuju, sebanyak 33% siswa menjawab setuju, 63% siswa menjawab tidak
setuju, dan 4% siswa menjawab sangat tidak setuju. Adapun hasil analisis
Kesulitan Merangkum
STS
0.04
S
0.33
TS
0.63
SS S TS STS
15) Butir pernyataan kelima belas yaitu kesulitan dalam menafsirkan materi
siklus air , hal ini diperoleh jawaban siswa sebanyak 5% menjawab sangat
setuju, sebanyak 23% siswa menjawab setuju, 68% siswa menjawab tidak
setuju, dan 5% siswa menjawab sangat tidak setuju. Adapun hasil analisis
Kesulitan Menafsirkan
STS SS
0.04 5%
S
0.23
TS
0.68
SS S TS STS
proyek, dan menyusun jadwal proyek, diperoleh hasil bahwa guru tidak terdapat
kendala pada saat melakukan tanya jawab dengan siswa. Akan tetapi pada saat
beberapa siswa masih tidak mengerti hal akan dikerjakan maka perlu penjelasan
berulang hingga siswa paham dengan yang akan dikerjakan dalam proyek.
Pertanyaan ke-2 mengenai kesulitan guru dalam membagi siswa menjadi beberapa
kelompok, diperoleh hasil bahwa guru tidak kesulitan dalam membagi siswa
menjadi 6 kelompok karena dalam proses pembagian kelompok ini siswa sudah
proyek siswa, diperoleh hasil guru merasa cukup kesulitan dalam memonitor
siswa dikarenakan pada saat guru memantau aktivitas siswa setiap kelompok
langsung untuk diberikan solusi atas kendalanya oleh sebab itu kondisi tidak
kondusif. Pertanyaan ke-4 yaitu mengenai kesulitan menilai hasil proyek ketika
kesulitan dalam menilai karena guru selalu memantau apa yang dilakukan oleh
siswa dan menilai apa hal yang kurang ketika siswa melaksanakan proyek agar
untuk ke depannya siswa yang melaksanakan proyek bisa menjadi lebih baik lagi.
memberika apresiasi atas hasil kerja proyek yang telah dikerjakan oleh para siswa.
Pertanyaan ke-6 cara mengatasi masalah ketika siswa tidak aktif ketika
mencari cara agar siswa tersebut dapat aktif bisa dengan memberikan ice breaking
agar siswa tersebut dapat aktif dan guru harus menjadi interaktif langsung kepada
siswa, dan guru juga sebagai fasilitator, guru harus memberikan semangat serta
Pertanyaan ke-8 mengenai alokasi waktu, diperoleh jawaban guru alokasi waktu
siklus air dan solusinya, diperoleh jawaban guru pada saat menjelaskan materi
diselingi dengan ice breaking agar siswa kembali fokus untuk memperhatikan
penjelasan materi oleh guru dan kemudian daya serap materi siswa yang
berbeda-beda sehingga pada saat proses pembelajaran pada siswa yang dengan
mudah memahami materi yang disampaikan oleh guru dan ada pula siswa yang
lambat dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru, sehingga perlu
siswa, diperoleh jawaban guru tidak kesulitan, cukup memberikan contoh dalam
mengklasifikasikan tahapan siklus air, maka diperoleh jawaban bahwa guru tidak
dalam siklus air kepada siswa, diperoleh jawaban guru tidak mengalami kesulitan
karena siswa sudah dijelaskan pada tahapan siklus airnya jadi untuk
siklus air kepada siswa, maka diperoleh jawaban bahwa guru tidak mengalami
kesulitan karena siswa sudah bisa cara merangkum dan menyimpulkan sebuah
teks bacaan.
mudah diatur, dan sering mengobrol. Akan tetapi tingkat pemahaman konsep
dapat dikategorikan cukup tinggi karena hasil tersebut bisa terlihat dari
pengerjaan soal yang telah dilakukan oleh siswa. dan dikarenakan pada setiap
B. Pembahasan
melakukan tes awal atau pretest dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana
siklus air. Adapun rata-rata hasil pretest dari 35 siswa ialah memperoleh nilai rata-
rata 42,43 dengan nilai terendah 10,00 dan nilai tertinggi 75,00. Berdasarkan data
tersebut juga diketahui bahwa yang telah tuntas KKM (Kriteria Ketuntasan
Minimal) pada hasil uji penilaian awal (pretest) sebanyak 2 orang siswa dan yang
sehari-hari siwa, sehingga akan memacu siswa untuk melakukan tanya jawab.
Hal ini akan memudahkan siswa ketika mereka nanti akan mengisi LKPD.
Adapun tahap atau langkah-langkah yang digunakan dalam model PjBL yaitu
perencanaan proyek, menyusun jadwal, pada tahap memonitor peserta didik dan
yang terdapat kegiatan refleksi dilakukan pada pertemuan kedua dari membuat
IPA siswa, maka dilaksanakan pemberian pretest dan posttest terhadap siswa, hal
sebesar 42,43 dan hasil posttest setelah menggunakan model PjBL sebesar 75,86.
Dari hasil perhitungan uji normalitas, uji paired sample t-test, dan n-gain
memiliki hasil yang terdapat pada tabel 4.3 bahwa hasil nilai signifikasi atau sig
yang pretest sebesar 0,176 dan posttest sebesar 0,216, Maka hal itu,
membuktikan bahwa signifikasi dari pretest dan posttest sebesar sig >0.05 maka
hasil data pretest dan posttest tersebut berdistribusi normal. Setelah dilakukan uji
normalitas kemudian melakukan uji t menggunakan uji paired sample t-test ini
bertujuan untuk melakukan uji beda sampel berpasangan, sehingga uji t memiliki
untuk uji paired sample t-test ini, jika sig (2-tailed) > 0.05 maka Ho ditolak dan
perhitungan n-gain yang terdapat pada tabel 4.6 memiliki nilai rata-rata sebesar
89
dilakukan oleh (Solihhudin et al., 2019) berdasarkan hasil rata-rata nilai pretest
pemahaman konsep siswa sebesar 43,87, hasil rata-rata nilai posttest 58,47, hasil
uji normalitas hasil pretest dengan sig .200 berdistribusi normal dan hasil posttest
dengan sig .150 berdistribusi normal, hasil uji t dengan nilai signifikansi 0,616
maka Ha diterima dan Ho ditolak, dan hasil uji n-gain signifikansi 0,74. Hasil
model project based learning terhadap pemahaman konsep siswa sekolah dasar .
Hal ini diperkuat dengan penelitian menurut (Yulaikah et al., 2022) penggunaan
konsep IPA. Adapun kesulitan siswa pada model tersebut terkendala pada tahap
90
membuat proyek sebesar 57%, mendesain, dan membuat jadwal proyek siklus
air sebesar 62% hal tersebut diakibatkan terdapat anggota yang tidak membantu
mengenai materi siklus air dengan baik dan kurangnya konsentrasi dalam
belajar. Sejalan dengan hasil penelitian menurut (Azizah et al., 2022) bahwa
sulit dalam hal berkonsentasi ketika belajar. Penelitian yang dilakukan oleh
(Wati et al., 2022) kesulitan pemahaman konsep yang dialami siswa adalah
kemampuan pemahaman konsep IPA siswa, terdapat hasil bahwa guru mengalami
menyusun jadwal proyek terdapat kendala beberapa siswa masih tidak mengerti
hal akan dikerjakan maka perlu penjelasan berulang hingga siswa paham
langsung untuk diberikan solusi atas kendalanya oleh sebab itu kondisi kelas
menurut (Winarti et al., 2022) guru mengalami kesulitan ketika memasuki tahap
selama pelaksanaan belajar dari awal sampai akhir pembelajaran sehingga guru
proyek.
indikator menjelaskan materi siklus air dan solusinya, diperoleh jawaban guru
pada saat menjelaskan materi guru kesulitan karena terdapat beberapa siswa
kembali fokus untuk memperhatikan penjelasan materi oleh guru. Masalah jika
siswa yang tidak aktif ketika pembelajaran, guru harus saling berinteraksi dengan
siswa agar siswa tersebut dapat aktif, misalnya dengan memberikan game, ice
breaking yang bisa menghidupkan kembali kelas ketika siswa mulai merasa bosan
ketika pembelajaran, karena di sini guru menjadi fasilitator untuk siswa. Hal ini
dudukung dengan penelitian sebelumnya (Fauzi & Mustika, 2022) bahwa guru
92
sebagai fasilitator harus mendorong siswa menjadi aktif ketika proses belajar
selain itu guru juga memberikan kegiatan bermain sambil belajar dengan konteks
materi dan informasi mengenai materi yang sedang dibahas ini dilakukan setelah
pada saat proses pembelajaran pada siswa yang dengan mudah memahami materi
yang disampaikan oleh guru dan ada pula siswa yang lambat dalam memahami
materi yang disampaikan oleh guru, sehingga guru perlu menjelaskan secara
berulang-ulang.
cukup tinggi karena hasil tersebut bisa terlihat dari pengerjaan soal yang telah
dilakukan oleh siswa dan dikarenakan pada setiap tahap pembelajaran siswa
Sari (Nugrahaeni, 2018) dalam model project based learning siswa dibiasakan
untuk menemukan sendiri konsep IPA melalui proyek yang diberikan dengan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
kelas V sekolah dasar dengan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab
terlihat dari hasil nilai rata-rata yang di peroleh siswa dalam mengikuti
pre-test, post-test, dan hasil Uji N-Gain. Hasil pretest memiliki rata-rata
42,43, hasil pada posttest memiliki rata-rata 75,86 dengan ini hasil nilai
pretest dan posttest terdapat peningkatan sebanyak 33,43, dan hasil Uji N-
Sedangkan nilai N-Gain persen yang diperoleh ialah 57,39 nilai ini berada
B. Saran
Dari hasil penelitian ini, peneliti membuat saran bagi beberapa pihak
1. Bagi Sekolah
pengetahuan dan berpusat pada guru saja, akan tetapi memperhatikan pula
2. Bagi Guru
selama pembelajaran.
3. Bagi Siswa
Diharapkan untuk siswa agar dapat aktif dikelas dan lebih berkonsentrasi
DAFTAR PUSTAKA
Aen, R., & Kuswendi, U. (2020). Meningkatkan Pemahaman Konsep IPA Siswa
Sd Menggunakan Media Visual Berupa Media Gambar Dalam Pembelajaran
IPA. COLLASE (Creative of Learning Students Elementary Education), 3(3),
99–103. https://journal.ikipsiliwangi.ac.id/index.php/collase/article/view/
4273
Aulia, S. N., & Samsudin, A. (2023). Penerapan Model Inquiri Untuk Mengetahui
Gambaran Pemahaman Konsep Sifat-Sifat Bunyi Pada Siswa Kelas V
Sekolah Dasar. Jurnal Sebelas April Elementary Education (SAEE), 2(1),
96–101.
Awab, Z. Al, Kosim, N., & Putri, M. N. (2021). Pembelajaran Berbasis Proyek
Pada Pelajaran Matematika Sekolah Dasar. Himpunan: Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Pendidikan Matematika, 1(80), 77–82.
Herlina, S., & Kelana, J. B. (2021). Pemahaman Konsep Bentuk Dan Fungsi
Bagian Tumbuhan Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning
Siswa Kelas IV SD. COLLASE (Creative of Learning Students Elementary
98
Education), 04(03), 3.
Kaban, M. O., Sipayung, R., & Tanjung, D. sOFIA. (2020). Pengaruh Pola Asuh
Orangtua Terhadap Disiplin Belajar Siswa Di Kelas IV SDN 03441 Pamah.
Jurnal Guru Kita, 4(4), 10–15.
Kelana, J. B., & Pratama, D. F. (2019). Bahan Ajar IPA Berbasis Literasi Sains.
In Lekkas (Issue Oktober).
Komarudin, K., Puspita, L., Suherman, S., & Fauziyyah, I. (2020). Analisis
Pemahaman Konsep Matematis Peserta Didik Sekolah Dasar: Dampak
Model Project Based Learning Model. DIDAKTIKA TAUHIDI: Jurnal
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 7(1), 43.
https://doi.org/10.30997/dt.v7i1.1898
Lilis, & Kelana, J. B. (2021). Pembelajaran Pemahaman Konsep Ipa Siswa Kelas
Iv Sd Pada Materi Perambatan Bunyi Dengan Menggunakan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation. Attadib: Journal of
Elementary Education, 04(03), 3.
Magdalena, I., Ismawati, A., & Amelia, S. A. (2021). Penggunaan Evaluasi Non-
Tes Dan Kesulitannya Di SDN Gempol Sari. PENSA: Jurnal Pendidikan
Dan Ilmu Sosial, 3(2), 187–199.
Maspufah, Zuriati, D., & Fathira, V. (2022). Penerapan PjBL untuk Meningkatkan
Kemampuan Guru dalam Pengajaran Selama Pandemi Covid-19. Jurnal
ABIMASA Penganbdian Masyarakat, 5(1), 1–6.
Niswara, R., Muhajir, M., & Untari, M. F. A. (2019). Pengaruh Model Project
100
OECD. (2019). PISA 2018 Result Combined Executive Summaries. PISA OECD
Publishing.
Pramuaji, K. A., & Loekmono, L. (2018). Uji Validitas dan Reabilitas Alat Ukur
Penelitian: Questionnaire Empathy. Jurnal Ilmiah Bimbingan Konseling
Undiksha, 9(2), 74–78. https://doi.org/10.24036/XXXXXXXXXX-X
Putri, C. M., Audianti, E., & Noviyanti, S. (2022). Implementasi Model Project
Based Learning Pada Muatan IPA Kelas V SDN 34 Teratai. Jurnal
Pendidikan Dan Konseling (JPDK), 4(57), 290–297.
Rahayu, D., Metalin, A., Puspita, I., & Puspitaningsih, F. (2020). Keefektifan
Model Project Based Learning Untuk Meningkatkan Sikap Kerjasama Siswa
Sekolah Dasar. Pedagogi: Jurnal Penelitian Pendidikan, 7(2), 111–122.
https://doi.org/10.25134/pedagogi.v7i2.3626.Diajukan
Rahayu, G. D., & Samsudin, A. (2019). Penerapan Model Project Based Learning
Dalam Meningkatkan Keterampilan Penyusunan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) Mahasiswa PGSD IKIP Siliwangi. Jurnal Ilmiah UPT
P2M STKIP Siliwangi, 6(2), 196–202.
Rahmatih, A. N., Fauzi, A., & Ermiana, I. (2020). Hubungan Motivasi Dan
Kemandirian Belajar Mahasiswa Calon Guru Sekolah Dasar. Wahana
Sekolah Dasar, 28(2), 76–83.
101
Rosyidah, U., Mustika, J., Qomariyah, S., & Setiawan, F. (2020). Analisis
Pemahaman Konsep Matematis Mahasiswa Program Studi Pendidikan
Matematika Dalam Mata Kuliah Aljabar Dasar. Linear: Journal of
Mathematics, 1(1), 57–67.
Utami, T., Kristin, F., & Anugraheni, I. (2018). Penerapan Model Pembelajaran
Project Based Learning (PJBL) Untuk Meningkatkan Kreativitas Dan Hasil
Belajar IPA Siswa Kelas 3 SD. Jurnal Mitra Pendidikan (JMP Online), 2(6),
541–552.
Valen, A., & Satria, T. G. (2021). Analisis Tingkat Kesulitan Soal PAS (Penilaian
Akhir Semester) Mata Pelajaran IPS Di Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu,
5(4), 2199–2208.
Yasa, A. D., & Kumala, F. N. (2022). Pelatihan Pembuatan Ecobricks Pada Siswa
SD Untuk Melatih Sikap Peduli Dan Cinta Lingkungan. Jurnal Pengabdian
Kepada Mayarakat, 2(6), 5325–5330.
Yulaikah, I., & Rahayu, S. (2022). Efektivitas Pembelajaran STEM dengan Model
PjBL Terhadap Kreativitas dan Pemahaman Konsep IPA Siswa Sekolah
Dasar. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, Dan Pengembangan, 223–229.
LAMPIRAN 4. Instrumen Penelitian (Kisi-kisi Soal, Angket Kesulitan Siswa, dan Wawancara Guru)
Petunjuk Umum
1. Tulislah identitas dengan jelas dan lengkap.
2. Perhatikan petunjuk soal dengan teliti.
3. Bacalah soal dengan baik.
4. Dahulukan menjawab pertanyaan yang dianggap paling mudah.
5. Jawablah soal langsung pada lembar soal.
Pilihan Ganda
Berilah tanda silang (X) pada huruf A, B, C, atau D pada jawaban yang
paling benar!
1. Air sangat diperlukan bagi kelangsungan hidup manusia di bumi, maka dari
itu sudah selayaknya kita sebagai manusia harus bisa menjaga kelestarian air.
Berikut ini contoh kegiatan sehari-hari dalam menjaga kelestarian air adalah...
a. Memanfaatkan air dengan bijak
b. Membuang sampah sembarangan
c. Menanam tanaman di pekarangan rumah
d. Boros menggunakan air
2. Perhatikan penjelasan berikut!
1) Menggunakan air cucian buah dan sayur untuk menyiram tanaman
2) Mengisi bak air sampai penuh setiap hari
3) Mencuci pakaian atau kendaraan saat kotor
4) Menampung air ujan untuk mencuci atau menyiram tanaman.
Salah satu contoh upaya menghemat air adalah...
a. 1 dan 2
b. 2 dan 4
c. 1 dan 3
d. 3 dan 4
3. Putri menggunakan air secara berlebihan untuk kegiatan sehari-hari. Ayu
menggunakan air secukupnya. Dibandingkan perilaku Putri, perilaku Ayu lebih
mencerminkan....
a. Tidak menggangu siklus air
b. Menghambat siklus air
c. Mengganggu siklus air
d. Memacu siklus air
116
4. Berikut ini yang merupakan pasangan yang tepat mengenai jenis proses yang
terjadi dalam siklus air dengan keterangannya yang tepat adalah...
a. a. 1 c. 3
117
b. b. 2 d. 4
9. Proses terjadinya kondensasi ditunjukan pada nomor...
a. a. 1 c. 3
b. b. 2 d. 4
10. Perhatikan keterangan berikut.
(1) Transpirasi
(2) Evaporasi
(3) Presipitasi
(4) Kondensasi
Urutkan tahapan siklus air yang benar yakni nomor...
a. 1→2→3→4 c. 4→3→2→1
b. 2→1→4→3 d. 2→3→1→4
Esai
1. Perhatikan gambar di bawah ini!
Gambar 1 Gambar 2
Berdasarkan kedua gambar diatas coba bandingkan! Peristiwa apa yang
terjadi, apa penyebab terjadinya peristiwa tersebut, dan sebutkan cara
mengatasinya?
Jawab: ............................................................................................................
............
........................................................................................................................
........................................................................................................................
2. Air adalah salah satu sumber daya alam yang sangat penting bagi manusia Air
tidak akan habis karena mengalami perputaran. Jelaskan apa yang dimaksud
dengan siklus air dengan bahasamu sendiri!
Jawab: ..................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
119
..............................................................................................................................
Nama Siswa :
Kelas :
Hari/Tanggal :
Pilihlah salah satu jawaban yang menurut anda paling sesuai dengan cara
memberikan tanda ceklis (√) pada kolom yang disediakan.
Keterangan:
STS : Sangat Tidak Setuju S : Setuju
TS : Tidak Setuju SS : Sangat Setuju
No. Pernyataan STS TS S SS
1. Saya mengalami kesulitan menjawab
pertanyaan yang diajukan oleh guru.
2. Saya merasa kesulitan merencanakan dan
membuat jadwal proyek media diorama siklus
air.
3. Saya merasa kesulitan dalam mengerjakan soal
yang terdapat di LKPD.
4. Saya merasa kesulitan ketika belajar secara
berkelompok.
5. Saya merasa kesulitan dalam membuat proyek
media diorama tentang materi siklus air.
6. Saya merasa kesulitan mempresentasikan hasil
proyek yang telah dibuat didepan kelas
bersama dengan kelompok.
7. Saya kesulitan memberikan pendapat
pengalaman belajar selama pengerjaan proyek
8. Cara belajar yang baru saja berlangsung ketika
pembelajaran IPA materi siklus air sulit untuk
dipahami.
9. Saya merasa kesulitan ketika diminta
menjelaskan kembali mengenai materi siklus
air.
10. Saya kesulitan dalam mencontohkan siklus air
dalam kegiatan sehari-hari.
11. Saya merasa kesulitan mengklasifikasikan
gambar yang termasuk tahapan dari siklus air.
12. Saya merasa kesulitan dalam menyimpulkan
teks tentang siklus air.
13. Saya merasa kesulitan untuk membandingkan
peristiwa siklus air yang terjadi di lingkungan
121
WAWANCARA GURU
Nama Guru :
Kelas :
Hari/Tanggal :
No. Daftar Pertanyaan Jawaban Guru
1. Apakah bapak/ibu guru terdapat
kendala pada saat berdiskusi
dengan siswa dalam hal melakukan
tanya jawab, mendesain proyek,
dan menyusun jadwal proyek?
Kegiatan Langkah-
dan Alokasi Deskripsi Kegiatan Pembelajaran langkah Model
Waktu
Kegiatan 1. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam,
Awal menyapa siswa, menanyakan kabar, dan kondisi
(15 menit) kesehatan mereka dan mengajak semua siswa berdo’a
menurut agama dan keyakinan masing-masing (Selama
berdoa guru mengamati sikap siswa dengan seksama saat
berdoa) (PPK Religius)
125
Pertemuan 2
Kegiatan Langkah-
dan Alokasi Deskripsi Kegiatan Pembelajaran langkah Model
Waktu
Kegiatan 1. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam,
Awal menyapa siswa, menanyakan kabar, dan kondisi
(15 menit) kesehatan mereka dan mengajak semua siswa berdo’a
menurut agama dan keyakinan masing-masing (Selama
berdoa guru mengamati sikap siswa dengan seksama saat
berdoa) (PPK Religius)
2. Siswa diingatkan oleh guru untuk menyiapkan diri agar
siap belajar dengan baik secara fisik maupun psikis,
dengan memeriksa kerapihan, dan bersikap disiplin
penuh semangat mengikuti pembelajaran. (PPK Disiplin)
3. Guru menanyakan kehadiran siswa dan kebersihan
ruang tempat belajar siswa di kelas (bersih, rapi dan
nyaman atau belum). (PPK Kemandirian)
4. Guru bersama siswa menyanyikan lagu "Garuda
Pancasila" dan menyimak penjelasan guru berkenaaan
dengan pentingnya menanamkan rasa nasionalisme
(PPK Nasionalis)
5. Guru melakukan (apersepsi) dengan menanyakan
kembali kepada siswa tentang materi pembelajaran
sebelumnya.
6. Siswa menyimak penjelasan tujuan pembelajaran yang
disampaikan guru.
7. Siswa diarahkan oleh guru untuk melakukan ice
breaking “lagu siklus air” (Neuro Sains)
Video Pembelajaran
LKPD
Bahan Ajar
VI. PENILAIAN
1. Aspek Pengetahuan
Jenis penilaian : Tes
Bentuk penilaian : PG/Esai
2. Aspek Keterampilan
Jenis penilaian : Non Tes
Bentuk penilaian : Unjuk Kerja
3. Aspek Sikap
Jenis penilaian : Non Tes
Bentuk penilaian : Observasi
Batujajar, 28 Maret 2023
Mahasiswa IKIP Siliwangi Guru Kelas V
Lilis, M.Pd
NIP. 190580197803
129
2. INSTRUMEN PENLIAIAN
Pedoman penskoran soal pilihan ganda
NOMOR
SOAL SKOR KETERANGAN
1
2
3
dst
1 A
2 B
3 dst
130
PENILAIAN KETERAMPILAN
Muatan: IPA
Aspek Kriteria Skor
4 3 2 4
4.8.1 Mendesain 1. Siswa dapat Siswa mampu Siswa mampu Siswa mampu Siswa tidak
(P5) proyek media mendesain proyek memenuhi semua memenuhi 2 memenuhi 1 memenuhi satu pun
diorama siklus air media diorama kriteria penilaian kriteria penilaian kriteria penilaian kriteria penilaian
berdasarkan dari siklus air dengan keterampilan yang keterampilan yang keterampilan yang keterampilan yang
hasil pengamatan. benar telah ditetapkan. telah ditetapkan. telah ditetapkan. telah ditetapkan
2. Siswa dapat namun hadir
berkolaborasi mengikuti kegiatan
dalam memecahkan proyek
kesulitan dalam
mengerjakan
proyek media
diorama siklus air
dengan baik
3. Siswa dapat
mempresentasikan
hasil proyek dengan
baik
Skoring Rubrik Penilaian Keterampilan
4.8.1 Mendesain (P5) proyek media
No. Nama Siswa diorama siklus air berdasarkan dari Total Skor
hasil pengamatan.
4 3 2 1
1.
2.
3.
Dst
.
PENILAIAN SIKAP
Keterangan:
1 = Ya
0 = Tidak
3. MEDIA PEMBELAJARAN POWERPOINT
4. LKPD
LAMPIRAN 6. Lembar Validasi Ahli
LAMPIRAN 7. Dokumentasi Hasil Pretest, Posttest, dan Angket
Pretest Posttest
Penjelasan Materi
Hafiddudin. Pada tahun 2007 penulis lulus dari TK Khusnul Khotimah dan pada
tahun 2013 lulus dari SDN Sinar Jaya. Kemudian selanjutnya penulis
melanjutkan pendidikan di SMP Ummul Quro dan lulus pada tahun 2016.
Batujajar 4 dan mengambil jurusan MIPA lalu lulus pada tahun 2019. Pada tahun