NIP : 198512292011011013 Instansi : Balai Besar Karantina Pertanian Makassar – Kementerian Pertanian
RESUME MATERI II Pengelolaan Uang Persediaan
1. Perhitungan Uang Persediaan
A. Menghitung Uang Persediaan 1) Uang Persediaan Bendahara Pengeluaran Besaran uang persediaan diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 yang diubah PMK No.178/PMK.05/2018 `Tentang Tata Cara Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan APBN, Uang Persediaan (UP) diberikan paling banyak: a. PAGU ≤ Rp. 2,4 M maksimal UP Rp. 100juta b. PAGU < Rp. 2,4 M s/d ≤ Rp6 M maksimal UP Rp. 200juta c. PAGU > Rp. 6 M maksimal UP Rp. 500juta UP yang diajukan berupa : UP tunai dan UP kartu kredit pemerintah. Proporsi besaran Uang Persediaan adalah : a. Besaran UP tunai sebesar 60% (enam puluh persen) dari besaran UP. b. Besaran UP kartu kredit pemerintah sebesar 40% (empat puluh persen) dari besaran UP. 2) Uang Persediaan Bendahara Pengeluaran Pembantu 3) Perubahan Uang Persediaan B. Penyiapan Dokumen Permintaan Pembayaran Syarat UP : a. Surat Permintaan Pembayaran (SPP) (form A). b. Surat Pernyataan dari KPA. Sedangkan syarat untuk mendapatkan pembayaran Perubahan UP : a. Surat Permintaan Pembayaran (SPP) (form A). b. Surat Pernyataan dari KPA. c. Surat Persetujuan Kepala. Mekanisme pengajuan UP KKP adalah : a. BP menyampaikan kebutuhan UP Kartu Kredit Pemerintah Satker kepada PPK. b. Berdasarkan kebutuhan UP Kartu Kredit Pemerintah, PPK mencantumkan kebutuhan UP Kartu Kredit Pemerintah dalam Surat Pernyataan UP. c. Surat Pernyataan UP diterbitkan oleh KPA untuk diajukan pada saat penyampaian SPM-UP Tunai ke KPPN.
2. Pergantian Uang Persediaan
A. Menghitung Ganti Uang Persediaan (GUP) GUP terdiri dari : a. GUP Tunai yaitu penggantian uang persediaan dengan mengisi kembali rekening bendahara pengeluaran sebesar nilai yang telah dipergunakan. b. GUP Nihil yaitu penggantian uang persediaan tanpa mengisi kembali rekening bendahara. c. Penggantian Uang Persediaan Kartu Kredit Pemerintah yang selanjutnya disebut SPP-GUP Kartu Kredit Pemerintah adalah pertanggungjawaban dan permintaan kembali pembayaran UP Kartu Kredit Pemerintah. B. Melaksanakan Pengajuan GUP dan Menghitung Penggantian UP Jenis GUP : a. GUP Tunai. PPK menerbitkan SPP-GUP Tunai untuk pengisian kembali UP. Penerbitan SPP-GUP Tunai dilengkapi dengan dokumen pendukung sebagai berikut : a) Daftar Rincian Permintaan Pembayaran. b) Bukti pengeluaran. c) SSP yang telah dikonfirmasi KPPN. d) Faktur Pajak (jika ada) Sisa dana dalam DIPA yang dapat dilakukan pembayaran dengan UP minimal sama dengan nilai UP yang dikelola oleh Bendahara Pengeluaran. SPP-GUP Tunai disampaikan kepada PPSPM paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah bukti-bukti pendukung diterima secara lengkap dan benar. b. GUP Kartu Kredit Pemerintah (KKP). Secara Prinsip sama dengan GUP TUNAI. Terkait Lampiran SPBy adalah sebagai berikut : Surat Tugas/Surat Perjalanan Dinas/Perjanjian/Kontrak; kuitansi/bukti pembelian yang telah disahkan oleh PPK; faktur pajak dan/atau Surat Setoran Pajak (SSP) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan dibidang perpajakan; nota/bukti penerimaan barang/jasa atau dokumen pendukung lainnya yang diperlukan yang telah disahkan oleh PPK; DPT Kartu Kredit Pemerintah yang telah ditetapkan oleh PPK; Tagihan (e-billing)/Daftar Tagihan Sementara. c. GUP Nihil. 3. Tambahan Uang Persediaan Tambahan Uang Persediaan (TUP) merupakan uang muka kerja yang diberikan oleh KPPN selaku Kuasa BUN kepada satuan kerja K/L, sebagai tambahan dari UP Normal yang suda diterima oleh satker tersebut. Tambahan UP bersifat mendesak atau habis dalam waktu satu bulan (30 hari) kalender, sejak tanggal SP2D TUP sampai dengan SPM-GUP diterima oleh loket KPPN. Tambahan UP dapat diajukan oleh satker K/L meskipun penggunaan UP Normal atau PUP belum mencapai 50%. Tambahan UP ini diajukan dalam rangka satker yang bersangkutan memerlukan pendanaan melebihi sisa dana UP yang tersedia pada bendahara pengeluaran, untuk keperluan yang mendesak. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) mengajukan permintaan TUP kepada Kepala KPPN selaku Kuasa Bendahara Umum Negara (BUN) disertai : a. Rincian rencana penggunaan TUP; b. Dokumen lain yang dipersyaratkan oleh Kuasa BUN (KPPN) dalam rangka penggunaan TUP. Untuk perpanjangan pertanggungjawaban Tambahan UPmelampaui 1 (satu) bulan, Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) mengajukan permohonan persetujuan kepada Kepala KPPN. Kepala KPPN memberikan persetujuan perpanjangan pertanggungjawaban TUP dengan pertimbangan : a. KPA harus mempertanggungjawabkan TUP yang telah dipergunakan; b. KPA menyampaikan pernyataan kesanggupan untuk mempertanggungjawabkan sisa TUP tidak lebih dari 1(satu) bulan berikutnya. 4. Pengelolaan Uang Persediaan Sumber Dana PNBP 1) Permintaan pembayaran UP untuk DIPA yang bersumber dari dana PNBP, merupakan SPP permintaan uang muka kerja, yang dapat diajukan pertama kali setelah satker menerima DIPA. Seperti halnya DIPA yang bersumber dari Rupiah Murni, satker K/L juga dapat memperoleh Tambahan UP dari DIPA yang bersumber PNBP. Akan tetapi, tambahan UP ini dapat diberikan oleh KPPN setelah menghitung proporsi penarikan dari PNBP yang sudah disetorkan ke kas negara oleh satker. 2) Uang Persediaan dapat diberikan kepada satker pengguna sebesar 20% dari pagu dana PNBP pada DIPA maksimal sebesar Rp500.000.000 (lima ratus juta rupiah), dengan melampirkan Daftar Realisasi Pendapatan dan Penggunaan Dana DIPA (PNBP) Tahun Anggaran sebelumnya. Apabila UP tidak mencukupi dapat mengajukan TUP sebesar kebutuhan riil satu bulan dengan memperhatikan Maksimum Pencairan (MP). 3) Seperti halnya DIPA yang bersumber dari Rupiah Murni (RM), penarikan dana UP pada DIPA PNBP juga dapat dilakukan sesuai kebutuhan, baik UP Normal, Tambahan UP, Perubahan UP, dan Dispensasi. Penarikan dana UP dan TUP tersebut dilakukan sesuai kebutuhan dan menggunakan ketentuan yang berlaku. 5. Pengelolaan Uang Persediaan Sumber Dana PHLN Penarikan dana yang bersumber dari Pinjaman dan Hibah Luar Negeri, dapat dilakukan dengan 5 (lima) cara, yaitu : a. Transfer ke R-KUN; b. Pembayaran Langsung (PL); c. Letter of Credit (LC); d. Pembiayaan Pendahuluan (PP); e. Rekening Khusus (Reksus).