Anda di halaman 1dari 19

HANDOUT MATERI CERAMAH

A. KOMPETENSI DASAR
Pengetahuan Keterampilan
3.5 Mengidentifikasi informasi berupa 4.5 menyusun bagian-bagian penting dari
permasalahan actual yang disajikan permasalahan actual sebagai bahan untuk
dalam ceramah disajikan dalam ceramah
3.6 Menganalisis isi, struktur, dan kebahasaan 4.6 mengonstruksi ceeramah tentang
dalam ceramah permasalahan actual dengan
memperhatikan aspek kebahasaan dan
menggunakan struktur yang tepat

B. PENGERTIAN CERAMAH
Untuk memahami teks ceramah, perhatikan contoh ceramah berikut !

Masa Adaptasi Kebiasaan Baru (New Normal)

Asssalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh

Yang saya hormati Wali Nagari Makmur Sentosa beserta jajarannya


Yang saya hormati Ketua Bamus Nagari Makmur Sentosa beserta jajarannya
Serta yang teristimewa sekali tokoh beberapa perwakilan tokoh masyarakat yang turut
menghadiri kegiatan sosialisasi kesehatan ini!
Marilah kita mengucapkan puji dan syukur ke hadirat Allah Swt, karena berkat rahmat dan
karunia-Nya, kita dapat berkumpul di tempat ini. Ucapan terima kasih tidak lupa saya sampaikan
kepada wali nagari beserta jajarannya, ketua bamus beserta jajaran, dan tokoh masyarakat, atas
bantuan, kerjasama, dan partisipasi Anda semua sehingga acara sosialisasi tentang “Adaptasi
Kebiasaan Baru (New Normal) ini dapat terlaksana.

Hadirin yang berbahagia, adaptasi kebiasaan baru merupakan bentuk protokol


kesehatan yang harus dijalankan oleh semua lapisan masyarakat dalam rangka pemutusan
rantai penyebaran Covid-19 yang melanda Indonesia saat ini. Setelah berakhir masa PSBB
atau pembatasan sosial berskala besar, sekarang kita dituntut menjalani masa new normal,
kebiasaan baru yang tentunya berbagai protokol kesehatan juga harus diikuti dan dipatuhi
dalam pelaksanaannya. Apa saja dan mengapa kita harus melakukannya?
Hal pertama yang masih harus dilakukan adalah menghindari kontak fisik. Karena
penyebaran utama dari virus yang menyebabkan covid-19 adalah kontak fisik. Virus tidak
dapat hidup di udara terbuka, namun dapat hidup di tangan atau pakaian yang kita kenakan
untuk beberapa saat. Saat itu pula virus dapat berpindah dari satu orang ke orang lain yang
bersentuhan dengannya.
Bapak-bapak dan Ibu-ibu yang saya hormati, protokol kesehatan kedua adalah
mencuci tangan. Mencuci tangan dapat membunuh virus yang bisa saja kita dapatkan dari
menyetuh benda atau orang lain. Tangan adalah bagian tubuh kita yang paling banyak
bersentuhan dengan benda asing. Oleh karena itu mencuci tangan merupakan salah satu hal
pokok yang harus dilakukan pula dalam masa adaptasi kebiasaan baru.
Selanjutnya meskipun kita sudah tidak dalam masa PSBB atau pembatasan sosial
berskala besar, kita harus tetap mengurangi aktivitas di luar rumah. Tidak bepergian jarak
jauh dan membatasi diri dari keramaian atau social distancing masih menjadi cara yang
paling efektif untuk memutus rantai penyebaran virus penyebab covid-19. Jika tidak ada hal
yang mendesak/ darurat, tetap di rumah saja demi keselamatan kita bersama.
Hadirin yang saya hormati. hal yang tidak kalah pentingnya lagi dalam memutus mata
rantai Covid-19 di masa new normal ini adalah mengenakan masker atau pelindung wajah
saat terpaksa atau berkepentingan ke tempat yang ramai. Biasakan berbelanja dengan
efisien, mengenakan masker dan membawa hand sanitizer sebagai opsi lain jika mencuci
tangan tidak memungkinkan. Hal ini bukan hanya menghindari penularan yang dapat
terjadi pada kita, tapi untuk melindungi orang lain dari penularan yang bisa saja dilakukan
oleh kita. Seperti slogan dari jubir pemerintah penanganan Covid-19, Achmad Yurianto,
“Maskerku melindungi kamu, maskermu mlindungi aku”.
Hadirin yang berbahagia, selain itu, menjaga kesehatan juga merupakan hal penting
lainnya yang harus dilakukan dalam menghadapi masa pandemi ini. Pada akhirnya
kesehatan kita juga yang menentukan imunitas atau daya tahan tubuh kita terhadap
serangan virus yang ganas ini. Dengan mengonsumsi vitamin C dan makanan yang sehat
merupakan salah satu cara dalam menjaga kesehatan kita. Hal ini bertujuan agar kita tidak
tertular atau tidak mengalami komplikasi seandainya sudah tertular.
Hadirin yang saya hormati, kami dari tenaga kesehatan berharap adanya kerjasama
di antara kita. Kita saling menjaga kesehatan dan saling mengingatkan. Oleh karena itu, ada
baiknya kita mematuhi berbagai protokol kesehatan masa adaptasi kebiasaan baru yang
meliputi: jaga jarak, hindari kontak fisik, kurangi bepergian, gunakan masker di keramaian,
dan selalu rajin mencuci tangan dan jaga kesehatan. Bukan hanya untuk diri sendiri tapi
untuk semua orang. Sekianyang dapat saya sampaikan. Atas perhatian Anda semua, saya
ucapkan terima kasih adan apabila ada kata-kata yang salah atau kurang berkenan di hati, mohon
dibukakan pintu maaf yang setulus-tulusnya. Akhir kata saya ucapakan Assalamualaikum
warahmatullahi wabarakaatuh.

Teks yang tersaji di atas disebut dengan ceramah. Mungkin ada pula yang mengatakannya
sebagai teks pidato. Teks itu menguraikan tentang pentingnya kebersihan sekolah dan ditujukan
kepada banyak orang dengan tujuan untuk memberikan informasi, wawasan, bahkan ajakan
tentang topic yang disampaikan dalam ceramah tersebut.
Teks ceramah pada umumnya merupakan peristiwa berbahasa lisan yang terjadi di dalam
suatu pertemuan dengan banyak orang. Orang yang menyampaikan ceramah kemudian disebut
sebagai penceramah. Orang tersebut biasanya merupakan ahli atau orang yang memiliki banyak
pengetahuan berkaitan dengan topik yang disampaikannya. Kegiatan berceramah sering dijumpai
di lingkungan sekolah, yakni ketika guru berbicara kepada para siswanya; di lingkungan
keagamaan ketika seorang ustad atau ahli agama lain berbicara pada jamaahnya. Ceramah mungkin
pula di temukan melalui media massa. Seperti melalui radio ataupun televisi.
Selain ceramah, dikenal sebutan pidato dan khotbah.
1. Pidato adalah pembicaraan di depan umum yang cenderung bersifat persuasive, yakni
berisi ajakan ataupaun dorongan pada khalayak untuk berbuat sesuatu.
2. Khotbah adalah pembicaraan di depan umum yang berisi penyampaian pengetahuan
keagamaan dan ajakan-ajakan untuk memperkuat keimanan.
- Menyampaikan pengetahuan, wawasan
Ceramah - Informatif
- Komunikasi dua arah

Macam-
macam - Menyampaikan bujukan
Pidato
Orasi - Persuasif
- Komunikasi satu arah

Khotbah
- Menyampaikan ajaran keagamaan
- Informatif, persuasif
- Komunikasi satu arah
Adapun penjelasan mengenai perbedaan antara ceramah, pidato, dan khotbah pada bagan di
atas sebagai berikut.

No Jenis Orasi Perbedaan


1 Ceramah Pembicaraan di depan umum yang berisi penyampaian suatu informasi,
pengetahuan, dan sebagainya.
2 Pidato Pembicaraan di depan umum yang cenderung bersifat persuasif
3 Khotbah Pembicaraan di depan umum yang berisi penyampaian pengetahuan
keagamaan atau praktik beribadah dan ajakan-ajakan untuk memperkuat
keimanan.

C. KARAKTERISTIK CERAMAH
1. Fungsi Ceramah
Ceramah berfungsi untuk menyampaikan informasi (edukatif). Misalnya
dengan contoh teks ceramah di atas. Khalayak menjadi tahu tentang informasi-
informasi yang berhubungan dengan kebersihan lingkungan sekolah serta cara-cara
menjaga kebersihan sekolah. Khalayak pada akhirnya dapat memiliki wawasan yang
lebih luas tentang menjaga kebersihan lingkungan sekolah sehingga berpengaruh pula
pada sikap dan tindakannyan didalam kehidupan sehari-hari. Pada akhirnya khalayak
pun diharapkan dapat mengikuti saran yang disampaikan dalam teks itu.
Adapun informasi yang terungkap di dalam teks tersebut adalah tentang
ketidak pedulian warga sekolah terhadap kebersihan sekolah, akibat jika seseorang
tidak peduli terhadap kebersihan sekolah, manfaat jika seseorang peduli terhadap
lingkungan sekolah, dan cara menjaga kebersihan sekolah.

2. Ciri-Ciri Ceramah
a. Biasanyan disampaikan oleh seseorang yang memiliki keahlian dalam bidang ilmu
tertentu.
b. Menginformasikan topic yang dapat memperluas pengetahuan
c. Ada komunikasi dua arah antara pembicara dan pendengar, berupa dialog, Tanya
jawab, dan diskusi
d. Ceramah dapat disajikan menggunakan alat bantu
e. Ceramah memiliki objektivitas dan unsur-unsur yang mengandung kebenaran
f. Ceramah harus dapat menghidupkan suasana dengan mempergunakan gamnar,
cerita pendek, atau kejadian-kejadian yang relevan agar dapat memancing
perhatian pendengar
g. Ceramah harus memiliki tujuan yang jelas
h. Ceramah yang disampaikan harus dapat mencapai klimaks
i. Ceramah yang baik berisi sesuatu yang mengejutkan karena mungkin belum
pernah disampaikan atau belum terjadi sebelumnya
j. Ceramah harus dibatasi pada satu atau dua persalan tertentu saja
k. Ceramah dapat mengandung humor agar dapat menghidupkan suasana dan
member kesan yang tidak terlupakan bagi pendengar

3. Unsur-Unsur Ceramah
Unsur caramah disbut juga komponen ceramah. Komponen ceramah dapat
dipaparkan sebagai berikut.
a. Penceramah
Seseorang penceramah harus mengetahui tugas dan memiliki bekal sesuai dengan
bidang ilmu yang dikuasai
b. Pendengar atau audiensi
Pendengar atau audiensi merupakan penerima uraian atau penjelasan dalam
kegiatan ceramah. Audiensi biasanya dikelompokkan berdasarkan segi
intelektualitas, status ekonomi, status social, pendidikan, jenis kelamin, agama,
ataupun komunitas tertentu
c. Materi
Penceramah harus memiliki bahan yang tepat atau menarik agar pendengar
tertarik dan sesuai dengan pokok acara. Materi yang akan disampaikan harus
betul-betul dikuasai. Materi hendaknya disusun secara sistematis dan mempunyai
satu kesatuan hubungan sehingga pembahasan sesuai dengan waktu yang
ditentukan.
d. Metode ceramah
Metode ceramah adalah cara menyampaikan informasi dan pengetahuan secara
lisan kepada pendengar yang umumnya pasif. Metode ceramah dapat disampaikan
kepada pendengar sebelum inti ceramah diuraikan. Metode ceramah dapat berupa
taa cara kapan pendengar boleh mengajukan pertanyaan dan bagaimana
prosedurnya
e. Media ceramah
Media adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan materi ceramah kepada
pendengar. Kegiatan ceramah bisa dilakukan melalui media televisi, surat kabar,
majalah, buku, lagu, dan internet.

4. Struktur Ceramah
Secara umum struktur ceramah hampir sama dengan struktur teks eksposisi yang
dibentuk oleh bagian-bagian berikut: isu, argumen, dan penegasan kembali.
a. Isu merupakan pengenalan tentang isu atau topic yang akan dibahas. Di dalamnya
berupa ilustrasi pengantar, pendefinisian, atau berupa sorotan peristiwa fenomena.
Sebelum masuk pengenlan isu, suatu ceramah sering di awali dengan penyampaian
salam dan sapaan kepada khalayak
b. Argumen merupakan penyampaian pendapat disertai dengan fakta-fakta yang
menjelaskan isu tertentu
c. Penegasan ulang merupakan pernyataan penutup yang menegaskan kembali
uraian-uraian sebelumnya.
Namun ada juga sumber yang menjelaskan struktur ceramah yang terdiri atas:
pembuka, isi, dan penutup.
a. Pembuka berupa pengenalan isu, masalah, ataupun pandangan pembaca tentang
topic yang akan dibahasnya. Bagian ini kalau pada teks eksposisi disebut dengan
isu.
b. Isi berupa rangkaian argument pembicara berkaitan dengan pendahuluan atau
tesis. Pada bagian ini dikemukakan pula sejumlah fakta yang memperkuat
argument pembicara.
c. Penutup berupa penegasan kembali atas pertanyaan-pertanyaan sebelumnya.

Meskipun secara umum struktur ceramah hampir sama dengan struktur teks eksposisi,
namun ada sedikit perbedaan yakni, ceramah biasanya diawali dengan pengantar berupa
salam pembuka dan kata sapaan (salam penghormatan), karena ceramah merupakan kegiatan
berbicara di depan orang banyak atau biasa disebut orasi.

Struktur Ceramah
Pengantar - Salam
- Sapaan
Pengenalan isu (pembuka) - Isu
- Permasalahan
- Gambaran permasalahan umum
- Pandangan umum penulis
Rangkaian argument (isi) - Uraian pendapat
- Informasi-informasi
- Fakta-fakta
Penegasan kembali (penutup) - Simpulan
- Rangkuman
- Penguatan
- Saran

Berikut ini adalah contoh analisis struktur teks “Menjaga Kebersihan Sekolah”.VY

5. Kaidah Kebahasaan Ceramah


a. Teks ceramah menggunakan kata ganti orang pertama dan kata ganti orang kedua
jamak sebagai sapaan. Kata ganti orang pertama, yakni saya, kita. Penggunaan kata
kami dimungkinkan apabila penceramahnya mengatasnamakan kelompok. Ketika
penceramah ingin melibatkan pendengarnya. Ia sering pula menggunakan kata
gantti kita. Teks ceramah seringkali menggunakan kata sapaan yang dituju pada
orang banyak, seperti hadirin, kalian, bapak-bapak, ibu-ibu, saudara-saudara, Anda.
b. Teks ceramah menggunakan kata-kata yang menunjukkan hubungan argumentasi
(sebab-akibat). Misalnya, jika…, maka, sebab, karena, dengan demikian, akibatnya,
oleh karena itu. Selain itu, dapat pula digunakan kata-kata yang menyatakan
hubungan temporal (sebelum itu, kemudian, pada akhirnya) ataupun perbandingan
pertentangan (sebaliknya, berbeda halnya, namun).
c. Teks ceramah menggunakan kata kerja mental (mental verb), seperti diharapkan,
memprihatinkan, memperkirakan, mengagumkan, menduga, berpendapat,
berasumsi, menyimpulkan.
d. Teks ceramah menggunakan kata-akata persuasive, seperti hendaklah, sebaiknya,
diharapkan, perlu, harus.

D. PROSEDUR PEMBELAJARAN CERAMAH


Langkah-langkah untuk mempelajari teks ceramah dapat diawali dengan
mengidentifikasi informasi-informasi yang ada di dalam teks itu srta menganalisis isi,
struktur, dan kaidah kebahasaannya. Kemudian, pembelajaran dilanjutkan dengan
menyusun bagian-bagian penting dari suatu permasalahan, sbagai bahan penyajian
ceramah; terakhir mengonstruksinya menjadi sebuah teks ceramah yang utuh.

1. Mengidentifikasi Informasi-informasi dalam Ceramah


Ceramah pada intinya merupakan media penyampaian informasi secara lisan
kepada banyak orang, berkaitan dengan permasalahan atau isu tertentu. Dengan
demikian, aspek penting yang ada didalamnya adalah sejumlah informasi yang dapat
menambah wawasan dan pengetahuan pendengarnya sehingga mereka bisa
memperoleh jalan keluar dari permasalahannya itu.
Seperti tampak pula pada model ceramah yang dipaparkan sebelumnya, di
dalamnya terdapat pula sejumlah informasi yang berkaitan dengan permasalahan atau
isu utamanya. Di dalam teks ceramah “Menjaga Kebersihan Sekolah” terdapat
permasalahan, yaitu masih ada warga sekolah yang kurang peduli terhadap kebersihan
sekolah. Adapaun informasi atau fakta-fakta pendukungnya adalah “slogan-slogan
kebersihan lingkungan sudah dipasang dan tempat sampah sudah disediakan “.

Permasalahan Informasi
Belum semua warga sekolah tergugah untuk kita telah menempel slogan-slogan tentang
menerapkannya, dianatara wargga sekolah kebersihan di lingkungan sekolah kita. Misalnya:
masih ada yang kurang peduli terhadap jagalah kebersihan, kebersihan adalah sebgaian
kebersihan lingkungan sekolah sehingga masih dari iman, bersih itu indah, bersih pangkal sehat,
terlihat sampah berserakan. dan lain-lain
Sering kita melihat sampah berserakan. Tidak Padahal, tempat sampah sudah disediakan di
hanya di luar kelas, di dalam kelas pun masih mana-mana, di depan kelas, di lapangan, di
saja ada sampah berserakan. bengkel, masing-masing jurusan, di kantin, dan
di pintu gerbang.

Berikut contoh lainnya yang bersumber dari teks ceramah bertema “gejala
berbahasa oleh politisi kita”.

Permasalahan Informasi
Pemilihan kata oleh masyarakat akhir-akhir ini Hal tersebut tampak pada ungkapan-
cenderung semakin menurun kesantunannya ungkapan banyak kalangan dalam
dibandingkan denganzaman saya dulu ketika menyatakan pendapat dan perasaan-
kanak-kanak. perasaannya, seperti ketika berdemonstrasi
ataupun rapat-rapat umum. Kata-kata
mereka kasar (sarkastis), menyerang, dan
tentu saja hal itu sangat menggores hati yang
menerimanya.

2. Menganalisis Isi, Struktur dan Kebahasaan Teks Ceramah


a. Isi teks Ceramah
Isi teks ceramah berkenaan dengan informasi tentang beragam kehidupan,
ekonomi, social, budaya, pendidikan, kesehatan, dan yang lainnya. Isi tersebut
dianggap sesuatu yang penting bagi pendengarnya dan dapat memberikan waasan
dan ilmu pengetahuan bagi pendengarnya dan dapat memberikan tema ceramah
yang hendak disampaikan. Misalnya, ceramah bertema kebersihan, isi berkaitan
dengan masalah kebersihan pula.

Perhatikan kembali kutipan berikut !


Kita telah menempel slogan-slogan tentang kebersihan di lingkungan sekolah
kita. Misalnya: jagalah kebersihan, kebersihan adalah sebgaian dari iman, bersih
itu indah, bersih pangkal sehat, dan lain-lain.akan tetapi, apakah slogan-slogan
tersebut sudah menggugah kita untuk menerapkannya? Belum semua warga
sekolah tergugah untuk menerapkannya, dianatara wargga sekolah masih ada
yang kurang peduli terhadap kebersihan lingkungan sekolah sehingga masih
terlihat sampah berserakan.
Isi cuplikan teks tersebut adalah telah ditempelnya slogan kebersihan dan
masih adanya warga sekolah yang kurang peduli terhadap kebersihan sekolah.
Perhatikan pula kutipan berikut !
Sering kita melihat sampah berserakan. Tidak hanya di luar kelas, di dalam kelas
pun masih saja ada sampah berserakan. Padahal, tempat sampah sudah
disediakan di mana-mana, di depan kelas, di lapangan, di bengkel, masing-
masing jurusan, di kantin, dan di pintu gerbang.

Isi penting yang terdapat dalam teks tersebut adalah masih adanya sampah
berserakan padahal tempat sampah sudah disediakan di mana-mana.

Perhatikan pula isi penting yang terkandung di dalam cuplikan berikut.

Cuplikan Ceramah Informasi Penting


Indonesia modern tetap membutuhkan Indonesia modern membutuhkan kehadiran
kehadiran pahlawan bangsa. Namun, pahlawan yang meningkatkan martabat
pahlawan yang tidak lagi berperang dengan bangsa
bambu runcing. Bukan juga pahlawan yang
siap mati untuk sebuah ideologi perjuangan.
Akan tetapi, pahlawan yang berikhtiar dan
meningkatkan martabat bangsa. Itulah
pahlawan-pahlawan masa depan. Pahlawan
yang dinanti-nantikan.
Dibutuhkan pahlawan yang berani Dibutuhkan pahlawan yang berani
mengungkap skandal korupsi di lingkungan memberantas korupsi.
birokrasi penegak hokum yang disinyalir
sudah berbentuk mafia peradilan.
Dibutuhkan pahlawan yang berani
membongkar kecurangan bisnis yang
potendial merugikan pemerintahan dan
rakyat. Dibutuhkan phlawan yang berani
menabuh gendering perang melawan korupsi.
Elite politik mestinya menciptakan suasana
kondusif bagi munculnya pahlawan-
pahlawan seperti itu.

b. Struktur Teks Ceramah


Struktur utama teks ceramah terdiri atas tiga bagian, yaitu isu, rangkaian
argumen, dan penegasan ulang. Berikut penerapan dan analisisnya terhadap teks ceramah
yang bertema “sikap berbahasa para siswa”.
Struktur Teks Kutipan Penjelasan
Pengenalan isu Saudara-saudara yang baik hati, suatu Gambaran awal tentang
ketika berjalan di depan sebuah kelas fenomena sikap
dengan langkahnya cukup membuat orang berbahasa para siswa.
di sekitarnya merasa bising. Terdengar
percakapan di antara mereka yang kira-
kira begini, “Punya gua kemaren ilang.”
Terdengar pula sahutan salah seorang
mereka, “Lho, kalau punya gua, sma elu di
kemanain?”
Tak menyangka, salah seorang siswa di
samping saya juga memperhatikan
percakapan mereka. Ia kemudian nyeletuk
“Gua apa: Gua Selarong atau Gua Jepang?”
Beberapa siswa mendengarnya tertawa
kecil. Di antara mereka ada yang berbisik,
“Serasa di Terminal Kampung Rambutan,
ye…?”
Peristiwa tersebut menggambarkan bahwa
ada dua kelompok siswa yang memiliki
sikap berbahasa yang berbeda di sekolah
tersebut . kelompok pertama adalah
mereka yang kurang memiliki kepedulian
terhadap penggunaan bahasa yang baik
dan benar. Hal ini tampak pada ragam
bahasa yang mereka gunakan yang
menurut sindiran siswa kelompok kedua
sebagai ragam bahasa Kampung Rambutan.
Bahasanya orang-orang Betawi.
Dari komentar-komentarnya, kelompok
siswa kedua memiliki sikap terhadap
kaidah penggunaan bahasa temannya.
Mereka mengetahui makna gua yang benar
dalam bahasa Indonesia adalah’lubang
besar pada kaki gunung’. Dengan makna
tersebut, kata gua seharusnya ditujukan
untuk penyebutan nama tempat, seperti
Gua Selarong, Gua Jepang, Gua Pamijahan,
dan seterusnya; dan bukannya pengganti
orang (persona)
Rangkaian Bapak-bapak dan Ibu-ibu, prasangka baik Kekurangwibawaan
argument saya waktu itu bukannya mereka tidak bahasa Indonesia di mata
memahami akan perlunya ketertuban para siswa
berbahasa di lingkungan sekolah. Saya
berkeyakinan bahwa doktrin tentang
“berbahasa Indonesia-lah yang baik dan
benar” telah mereka peroleh jauh-jauh
sebelumnya, sejak SMP atau bahkan sejak
mereka SD. Saya melihat ketidak beresan
mereka berbahasa, antara lain disebabkan
oleh kekurangwibawaan bahasa Indonesia
itu senidir di mata mereka

Dalam kehidupan masyarakat umum pun Kinerja bahasa Indonesia


kinerja bahasa Indonesia memang tidak menggembirakan
menunjukkan kondisi yang semakin tidak
menggembirakan. Setelah Badan Bahasa
tidak lagi menunjukkan peran aktifnya,
bahasa Indonesia menunjukkan
perkembangan ironis. Bahasa Indonesia
digunakan seenaknya sendiri; tidak hanya
oleh kalangan terpelajar, tetapi juga oleh
para pejabat dan wakil rakyat.
Seorang pejabat Negara berkata dalam
sebuah wawancara televisi, ”content
undang-undang tersebut nggak begitu, kok.
Ada dua item yang harus kita perhatikan di
dalamnya.”
Pejabat tersebut tampaknya merasa bahwa
dirinya lebih hebat dengan menggunakan
kata content daripada kata isi atau kata itm
daripada kata bagian atau hal.
Penggunaan bahasa Indonesia yang acak-
acakan juga banyak dipelopori oelh
kalangan pebisnis, Badan Usaha, pemilik
took, dan pemasang iklan kian getol
menggunakan bahasa asing. Seorang
pengusaha salon lebih merasa bergaya
dengan nama usahanya yang berlabel Susi
Salon daripada Salon Susi atau pengusaha Ilustrasi penggunaan
kue lebih percaya diri dengan tokonya yang bahasa Indonesia yang
bernama Lutfia Cake daripada Toko Kue acak-acakan
Lutfia.
Akan terasa aneh terdengarnya apabila
kemudian PT Jasa Marga ikut-ikutan
menamai jalan-jalan di Bandung dan di
Kota-kota lainnya, misalnya, menjadi
Sudirman Jalan, Kartini Jalan, Soekarno-
Hatta JAlan.
Penegasan Ulang Hadirin yang berbahagia, kalangan Para siswa harus
terpelajar dengan julukan hebatnya menunjukkan kelasnya
sebagai “tulang punggung Negara, harapan dalam berbahasa
masa depan bangsa” seharusnya tidak larut
dengan kebiasaan seperti itu. Para siswa
justru harus menunjukkan kelas tersendiri
dalam hal berbahasa.
Intensitas para siswa dalam menghadapi Literature-literatur
literature-literatur ilmiah sesungguhnya merupakan sarana untuk
merupakan sarana efektfif dalam belajar bahasa yang baik
mengakrabi ragam bahasa baku. Dari
literature-literatur tersebut, mereka
seharusnya dapat mencontoh tentang cara
berfikir dan berkomunikasi dengan bahasa
yang lebih logis dan tertata.
Namun, lain lagi ceritanya kalau yang
dikonsumsi itu berupa majalaj hiburan
yang penuh gossip. Forum gaulnya berupa
komunitas dugem; literature utamnya
koran-koran kuning, jadinya ya…, gitu
deh…. Ragam bahasa elu-gue, oh-yes…. Oh –
no…yang bisa jadi akan lebih banyak
mewarnai.
c. Kaidah Kebahasaan Teks Ceramah
Berikut analasis kaidah kebahasaannya berdasarkan teks ceramah tentang
“sikap berbahasa para siswa”.
Kaidah kebahasaan Contoh penggunaan
Kata sapaan Saudara-saudara yang baik hati, suatu ketika saya melihat
beberapa orang siswa asyik berjalan di depan sebuah kelas
dengan langkahnya yang cukup membaut orang disekitarnya
merasa bising.
Kata ganti orang Bapak-bapak dan Ibu-ibu, prasangka baik saya waktu itu
bukannya mereka tidak memahami akan perlunya ketertiban
berbahasa di lingkungan sekolah. Saya berkeyakinan bahwa
doktrin tentang “berbahasa Indonesia-lah yang baik dan benar”
telaj mereka peroleh jauh-jauh sebelumnya, sejak SMP atau
bahkan sejak mereka SD
Hubungan kausalitas Saya melihat ketidakberesan mereka berbahasa, antar lain,
disebabkan oleh kekurangwibawaan bahasa Indonesia itu
sendiri di mata mereka
Kata kerja mental Intensitas para siswa dalam memahami literature-literatur
ilmiah sesungguhnya merupakan sarana efektif dalam
mengakrabi ragam bahasa baku.
Saya berkeyakinan bahwa doktrin tentang “berbahasa
Indonesialah yang baik dan benar” telah mereka peroleh jauh-
jauh sebelumnya, sejak SMP atau bahkan sejak mereka SD.
Kata-kata persuasive Hadirin yang berbahagia, kalangan terpelajar dengan julukan
hebatnya sebagai “tulang punggung Negara, harapan masa depan
bangsa” seharusnya tidak larut dengan kebiasaan seperti itu.
Para siswa justru harus menunjukkan kelas tersendiri dalam hal
berbahasa.
3. Menyusun Bagian-bagian Penting dari Teks Ceramah
Berdasarkan bagian-bagian penting yang ada dalam contoh teks, kita dapat
menyusunnya kembali menjadi sebuah ceramah yang utuh. Misalnya, pada teks
cermah tentang sikap berbahasa para siswa. Teks tersebut memiliki bagian-bagian
penting sebagai berikut:
a. Fenomena sikap berbahasa para siswa berkemang
b. Kekurangwibawaan bahasa Indonesia di mata para siswa
c. Kinerja bahasa Indonesia tidak menggembirakan
d. Ilustrasi penggunaan bahasa Indonesia yangnacak-acakan
e. Para siswa harus menunjukkan kelasnya dalam berbahasa
Berdasarkan bagian-bagian penting itulah kita dapat mengembangkan kembali
sebuah teks ceramah dengan menggunakan kata-kata sendiri.

4. Mengonstruksi Teks Ceramah


Sebelumnya kita telah membahas struktur dan unsur kebahasaan teks ceramah. Mengapa?
Pemahaman yang baik tentang struktur dan unsur kebahasaan teks ceramah, akan memudahkan
menulis teks ceramah. Seperti teks-teks sebelumnya, dalam menyusun teks ceramah kita harus
menguasai struktur dan unsur kebahasaan.
Langkah-langkah penyusunan teks ceramah adalah sebagai berikut
a. Mengenali Konteks
Dapat dilakukan dengan mengenali audiens serta kondisi penyampaian ceramah. Jika
audiensnya para pelajar, isu ataupun topic yang harus disampaikan berbeda dengan
audiens para orang tua. Demikian halnya dengan situasinya, gaya ceramah dalam situasi
resmi akan berbeda dengan gaya ceramah dengan suasana pantai.
b. Menentukan topik
Dilakukan dengan mempertimbangkan hal-hal berikut: sesuai dengan latar belakang dan
pengetahuan pendengar; menarik minat; ruang lingkup jelas dan spesifik; dan sesuai
dengan waktu dan situasi.
c. Merumuskan tujuan ceramah
Ceramah ditujukan untuk menambah pengetahuan pendengar. Misalnya, ceramah
tentang pemanfaatan waktu yang efektif, peranan para pelajar untuk mengisi
kemerdekaan. Sementara itu, tujuan khusus ialah tujuan yang merupakan rincian dari
tujuan umum. Tujuan khusus lebih informasional, lebih jelas, dan terukur dalam
pencapaiannya.
d. Menyusun kerangka ceramah
Kerangka ceramah yang baik memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1) Meliputi tiga bagian pokok, yakni pengenalan isu, rangkaian argumen, dan
penegasan kembali.
Pengantar (bagian tambahan karena - Salam
ceramah merupakan kegiatan berbicara - Sapaan
di depan umum)
Pengenalan isu (pembuka) - Isu
- Permasalahan
- Gambaran permasalahan umum
- Pandangan umum penulis
Rangkaian argument (isi) - Uraian pendapat
- Informasi-informasi
- Fakta-fakta
Penegasan kembali (penutup) - Simpulan
- Rangkuman
- Penguatan
- Saran
Selain memahami struktur, kita juga memahami unsur kebahasaan teks ceramah, karena
dalam menyusun rangkaian argument harus sesuai dengan unsur kebahasaan teks
tersebut.

Berikut unsur kebahasaannya.


a. Teks ceramah menggunakan kata ganti orang pertama dan kata ganti orang kedua jamak
sebagai sapaan. Kata ganti orang pertama, yakni saya, kita. Penggunaan kata kami
dimungkinkan apabila penceramahnya mengatasnamakan kelompok. Ketika penceramah
ingin melibatkan pendengarnya. Ia sering pula menggunakan kata gantti kita. Teks ceramah
seringkali menggunakan kata sapaan yang dituju pada orang banyak, seperti hadirin, kalian,
bapak-bapak, ibu-ibu, saudara-saudara, Anda.
b. Teks ceramah menggunakan kata-kata yang menunjukkan hubungan argumentasi (sebab-
akibat). Misalnya, jika…, maka, sebab, karena, dengan demikian, akibatnya, oleh karena itu.
Selain itu, dapat pula digunakan kata-kata yang menyatakan hubungan temporal (sebelum itu,
kemudian, pada akhirnya) ataupun perbandingan pertentangan (sebaliknya, berbeda halnya,
namun).
c. Teks ceramah menggunakan kata kerja mental (mental verb), seperti diharapkan,
memprihatinkan, memperkirakan, mengagumkan, menduga, berpendapat, berasumsi,
menyimpulkan.
d. Teks ceramah menggunakan kata-kata persuasif, seperti hendaklah, sebaiknya, diharapkan,
perlu, harus.
e. Banyak menggunakan kata teknis atau peristilahan yang sesuai dengan topik yang dibahas.
Misalnya jika topik yang dibahas adalah kebahasaan atau sastra, istilah-istilah yang muncul
meliputi: prosa, puisi, etika berbahasa, sarkasme, majas, kesantunan berbahasa.
f. Konjungsi Intra kalimat
Konjungsi Intrakalimat yaitu kata yang menghubungkan satuan- satuan kata dengan kata,
klausa dengan klausa dan frasa dengan frasa. Konjungsi intrakalimat di bagi menjadi dua
yaitu konjungsi koordinatif dan konjungsi subordinatif.
- Konjungsi Koordinatif
Konjungsi yang menghubungkan antara dua klausa atau beberapa klausa lain tetapi memiliki
sintaksis yang sama, diantaranya yaitu : dan, tetapi, atau, melainkan, sedangkan, lalu,
kemudian, padahal.
- Konjungsi Subordinatif
Konjungsi Subordinatif yaitu konjungsi yang menghubungkan antara dua klausa atau
beberapa klausa lain tetapi memiliki sintaksis yang tidak sama, diantaranya yaitu : ketika,
jika, seandainya, agar, walaupun, seolah-olah, sebab, sampai-sampai, bahwa.
g. Kalimat kompleks (kalimat majemuk)
Kalimat kompleks dibagi menjadi dua jenis, yaitu kalimat kompleks parataktik dan kalimat kompleks
hipotaktik.
1) Kalimat kompleks setara
Kalimat kompleks yang terdiri atas dua struktur atau lebih yang dinyatakan dengan hubungan
konjungtif sejajar dengan makna. Konjungsi yang digunakan adalah konjungsi koordinatif
seperti dan, tetapi, dan atau.
Contoh:
Kondisi lingkungan pemukiman masyarakat pesisir, khususnya nelayan masih belum tertata
dengan baik dan terkesan kumuh.
2) Kalimat kompleks bertingkat
Kalimat kompleks bertingkat adalah kalimat yang dapat dinyatakan dengan hubungan
kunjungsi tidak sejajar dengan makna. Konjungsi yang digunakan dalam kalimat kompleks
bertingkat yaitu konjungsi subordinatif, seperti apabila, jika, karena, ketika, jadi, selain itu,
sebelum itu, setelah itu,dan meskipun.
Kalimat majemuk bertingkat terbagi ke dalam beberapa jenis, antara lain sebagai berikut.
a) Kalimat majemuk hubungan akibat, ditandai oleh kata penghubung sehingga, sampai-
sampai, maka.
Contoh:
 Ia terlalu bekerja keras sehingga jatuh sakit.
 Penjelasan diberikan seminggu sekali sehingga anak-anak dapat mengerjakan tugas-
tugas mereka dengan teratur.
b) Kalimat majemuk hubungan cara, ditandai oleh kata penghubung dengan.
Contoh:
 Kejelasan PSMS Medan berhasil mempertahankan kemenangannya dengan
memperkokoh pertahanan mereka.
 Dengan cara menggendongnya, anak itu ia bawa ke rumah orang tuanya.
 Pemburu itu menunggu di atas buki dengan jari telunjuknya melekat pada pelatuk
senjatanya.
c) Kalimat mejemuk hubungan sangkalan, ditandai oleh konjungsi seolah-olah, seakan-
akan
Contoh:
 Keadaan di dalam kota kelihatan tenang, seolah-olah tidak ada suatu apa pun yang
terjadi.
 Dia diam saja seakan-akan tidak mengetahui persoalan yang terjadi
 Ia pun menghapus wajahnya seakan mau melenyapkan pikirannya yang risau itu.
d) Kalimat majemuk hubungan kenyataan, ditandai oleh konjungsi padahal, sedangkan.
Contoh:
 Pura-pura tidak tahu padahal dia tahu banyak.
 Para tamu sudah siap, sedangkan kita belum siap
e) Kalimat majemuk hasil, ditandai oleh konjungsi makanya
Contoh:
 Tempat ini licin, makanya Anda jatuh.
 Yang dating berwajah seram, makanya saya lari ketakutan
f) Kalimat majemuk hubungan penjelasan, ditandai oleh kata penghubung bahwa, yaitu.
Contoh:
 Berkas riwayat hidupnya menunjukkan bahwa dia adalah seorang pelajar teladan
 Kebun ini telah dibersihkan ayah, yaitu dengan memangkas dan menebang belukar
yang tumbuh di sekitarnya.
 Peristiwa tersebut menggambarkan bahwa ada dua kelompok siswa yang memiliki
sikap berbahasa yang berbeda di sekolah tersebut.
g) Kalimat majemuk hubungan atributif, ditandai oleh konjungsi yang.
Contoh:
 Pamannya yang tinggal di Bogor itu, sedang dirawat di rumah sakit.
 Istrinya yang datang bersama dia itu, seorang insinyur.
 Laki-laki yang berbaju putih itu adalah kakekku dari Ibu.
 Kelompok pertama adalah mereka yang kurang memiliki kepedulian terhadap
penggunaan bahasa yang baik dan benar.
 Hal ini tampak pada ragam bahasa yang mereka gunakan yang menurut sindiran
siswa kelompok kedua sebagai ragam bahasa Kampung Rambutan

Kaidah Kebahasaan Teks Ceramah


Berikut analisis kaidah kebahasaannya berdasarkan teks ceramah tentang “pentingnya
berbahasa santun”.
Kaidah kebahasaan Contoh penggunaan
Kata sapaan Para hadirin yang saya hormati, pemilihan kata-kata oleh
masyarakat akhir-akhir ini cenderung semakin menurun
kesantunannya dibandingkan dengan zaman saya dahulu ketika
kanak-kanak.
Kata ganti orang Para hadirin yang saya hormati, berbahasa santun seharusnya sudah
menjadi suatu tradisi yang dimiliki oleh setiap orang sejak kecil.
Anak perlu dibina dan dididik berbahasa santun. Apabila dibiarkan,
tidak mustahil rasa kesantunan itu akan hilang sehingga mereka
kemudian menjadi orang yang arogan, kasar, dan kering dari nilai-
nilai etika dan agama.
Hubungan kausalitas Ketidaksantunan berkaitan pula dengan rendahnya penghayatan
masyarakat terhadap budayanya sebab kesantunan berbahasa itu
tidak hanya berkaitan dengan ketepatan dalam pemilihan kata
ataupun kalimat.
Kata kerja mental Ketidaksantunan berkaitan pula dengan rendahnya penghayatan
masyarakat terhadap budayanya sebab kesantunan berbahasa itu tidak
hanya berkaitan dengan ketepatan dalam pemilihan kata ataupun
kalimat.
Kata-kata persuasif Para hadirin yang saya hormati, berbahasa santun seharusnya sudah
menjadi suatu tradisi yang dimiliki oleh setiap orang sejak kecil.
Kata teknis atau Sarkastis, etika, dan sebagainya.
peristilahan

Kalimat kompleks Apabila dibiarkan, tidak mustahil rasa kesantunan itu akan hilang
bertingkat sehingga mereka kemudian menjadi orang yang arogan, kasar, dan
kering dari nilai-nilai etika dan agama.

2) Mengungkapkan maksud yang jelas


3) Setiap bagian dalam kerangka hanya mengandung satu gagasan
4) Bagian-bagian dalam kerangka karangan harus tersusun secara logis.
e. Mengumpulkan dan memilih bahan
Pengumpulan bahan dapat dilakukan dari koran atau buku yang menyajikan masalah
yang berhubungan dengan materi yang akan disampaikan dalam ceramah. Selain itu,
teknik-teknik ceramah, gaya ceramah, dan contoh naskah ceramah diperlukan pula
sebagai pemodelan saat berceramah nanti. Sementara itu, istilah-istilah popular, cerita,
atau humor-humor yang relevan dengan isu yang disampaikan dalam ceramah
diperlukan untuk membuat isi ceramah lebih menarik dan tidak membosankan.
Perlu diperhatikan pula materi yang proporsional saat memilih bahan ceramah. Materi
yang terlalu banyak tidak akan menghasilkan ceramah yang baik sehingga diperlukan
pemilihan materi. Adapun dalam pemilihan materi perlu memperhatikan materi yang
terbaik; dan memisahkan materi pokok dengan materi penunjang.
f. Mengembangkan ceramah
Hal-hal penting lainnya yang arus diperhatikan dalam pengembangan ceramah terkait
dengan penggunaan bahasanya, yakni sebagai berikut.
1) Kata-kata yang dipilih harus jelas, yakni menggunakan istilah yang sesuai
maknanya, menggunakan kata-kata yang sederhana, dan menghindari istilah/ kata-
kata teknis
2) Kata-kata yang dipilih harus tepat: menghindarikata-kata klise atau kata-kata yang
terlalu sering digunakan; berhati-hati dalam menggunakan bahasa gaul; berhati-hati
dalam menggunakan bahasa serapan; menghindari vulgarisme dan kata-kata yang
tidak sopan; tidak menggunakan eufimisme yang berlebihan.
3) Kata-kata yang dipilih harus menarik: memilih kata-kata yang langsung menyentuh
khalayak; menggunakan kata yang bernuansa; dan menggunakan bahasa figuratif
(bermajas).

Kiat Menjadi Penceramah


Dengan bekal teks ceramah yang bagus, kamu bisa menjadi penulis ceramah buat tokoh-tokoh
besar. Tidak semua orang bisa menjadi penceramah yang baik. Alasannya, untuk membaca teks
ceramah diperlukan kiat-kiat tersendiri yang aku bahas di sini.
 Lafal
Berkumur-kumurlah di kamar mandi, bukan saat berceramah. Kamu perlu memperhatikan
pengucapan setiap kata yang ada dalam teks ceramahmu. Berlatihlah untuk mengucapkan huruf-
huruf vokal AIUEO. Untuk memperlancarnya, tak ada cara lain yang lebih ampuh selain terus
berlatih.
 Perhatikan intonasi
Ya kali kamu mau ngomong secara datar-datar saja untuk kalimat yang seharusnya diucapkan
dengan penuh semangat seperti ‘Merdeka’. Bacalah teks ceramah baik-baik dan tentukan setiap
intonasi. Kapan kamu harus menggunakan nada murung, gembira, dan ekspresi-ekspresi
lainnya.
 Sikap tubuh
Kalau kamu perhatikan, beberapa penceramah terkadang menggerak-gerakkan tangannya. Ada
juga penceramah yang hanya diam berdiri tegak lurus bagai patung. Bahasa tubuh memiliki
tingkat kesulitan tersendiri yang bisa dipelajari. Kamu bisa melihat video-video para orator ulung
untuk bahan referensi.

Ceramah atau pidato adalah salah satu kesempatanmu untuk menyuarakan pendapatmu. Gunakan
kesempatan tersebut secara maksimal. Jangan sampai ceramah pertamamu menjadi ceramah
terakhirmu karena kamu gagal dalam memanfaatkan kesempatan yang kamu punya. Aku rasa
tulisan ini bisa sedikit membantumu untuk belajar membuat teks ceramah sekaligus menjadi
penceramah. Sebagaimana pesan pepatah ‘Guru terbaik adalah pengalaman’. Para orator
legendaris seperti Bung Karno dan Bung Tomo tidaklah mendapatkan kemampuannya begitu
saja tanpa adanya latihan. Oleh karena itu, kamu pun juga perlu berlatih. Misalkan dengan
mencoba berbicara di depan cermin. Akhir kata, selamat mengamalkan.
Berikut contoh teks ceramah.
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) selama Pandemi
Tesis (pengenalan isu)
Program belajar jarak jauh (PJJ) merupakan bentuk gerak cepat pemerintah dalam memutus
rantai penyebaran virus korona di sekolah. Program ini telah terlaksana sejak Maret 2020. Gerak
cepat ini menyebabkan perubahan total pada sistem pendidikan di Indonesia, yang biasanya
pembelajaran dengan sistem tatap muka/ konvensional menjadi sistem daring dan beberapa sekolah
juga menggunakan sistem luring. Dalam pelaksanaannya pembelajaran dengan sistem yang baru ini,
khususnya sistem daring banyak menemukan kendala, seperti perlunya perhatian penuh dari orang
tua, ketidaklancaran jaringan internet, dan permasalahan ekonomi.

Rangkaian Argumen (Argumentasi)


Belajar di rumah membutuhkan banyak perhatian dari orang tua. Hal tersebut dikarenakan
biasanya peserta didik belajar di sekolah dengan bimbingan guru, sekarang mereka belajar di rumah
dengan pengawasan orang tua Banyak orang tua yang mengeluhkan hal ini, karena para orangtua
juga membutuhkan waktu untuk mencari nafkah, sehingga tidak memiliki waktu yang maksimal
untuk terus mendampingi anaknya belajar. Selain itu, latar belakang pendidikan yang kurang
memadai dalam mendidik anaknya di rumah juga menjadi keluhan beberapa orang tua.
Selain permasalahan di atas, belum lancar dan meratanya jaringan internet di Indonesia juga
merupakan kendala utama dalam pelaksanaan program pembelajaran jarak jauh (PJJ). Menurut
Menkominfo ketidaklancaran jaringan internet di Indonesia disebabkan Indonesia merupakan
negara kepulauan, sehingga membangunnya pun tidak mudah, karena harus membangun kabel optic
melalui jalur laut sehingga jangkauan internet di Indonesia belum merata. Beberapa media cetak,
elektronik, bahkan media online memberitakan masalah ketidaklancaran jaringan internet ini
menyebabkan peserta didik yang berada di daerah terpencil harus berjuang naik turun gunung dan
bukit serta menyebrangi sungai ataupun pulau hanya untuk memperoleh sinyal internet.
Selain itu, persoalan ekonomi juga menjadi kendala dalam pembelajaran jarak jauh. Tidak
semua keluarga di Indonesia memiliki handphone/ gawai yang dapat digunakan untuk pembelajaran
jarak jauh sistem daring, dikarenakan peserta didik berasal dari keluarga tingkat ekonomi bawah.
Permasalahan ini juga membuat orang tua harus bekerja lebih keras untuk memenuhi sarana belajar
anak-anaknya. Belum lagi harga kuota yang mahal.
Dari beberapa kendala yang ditemui di atas, hal yang juga tidak kalah penting untuk dibahas
adalah pemahaman peserta didik terhadap materi pembelajaran yang diberikan dalam program
pembelajaran jarak jauh (PJJ) ini. Tentu saja, dalam menilai kualitas peserta didik yang mengikuti
pembelajaran jauh ini tidak bisa hanya berdasarkan nilai hasil belajar. Dengan adanya
pandemi ini, hal yang utama adalah memberikan pembelajaran yang bermakna kepada peserta didik
melalui pembelajaran karakter di samping melaksanakan pembelajaran sesuai kurikulum darurat
(penyederhanaan kompetensi dasar yang mengacu pada Kurikulum 2013).
Penegasan Ulang (Rekomendasi)
Selain permasalahan di atas, masih banyak lagi permasalahan yang dihadapi dalam
pelaksanaan program pembelajaran jarak jauh (PJJ) ini. Oleh karena itu, perlu tindakan yang efektif
dan tepat dalam mengatasi kendala-kendala dalam kegiatan PJJ selama masa pandemi ini. Dengan
adanya sinergi antara pemerintah, sekolah, dan orang tua dalam mengatasi permasalah, tentu
pembelajaran jarak jauh lebih optimal.

Contoh di atas merupakan bentuk contoh teks penyusunan teks ceramah berdasarkan
struktur utama, seperti pengenalan isu, rangkaian argument, dan penegasan ulang. Dalam
menyampaikan di depan umum, perlu ditambahkan dengan bagian pengantar (salam dan sapaan).
DAFTAR PUSTAKA

 Kosasih, E dan Endang Kurniawan. 2019. Jenis-Jenis Teks dan Strategi Pembelajarannya di SMA-MA/SMK.
Bandung: Yrama Widya
 Suherli, dkk. Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas XI Revisi Tahun 2017. Jakarta: Pusat Kurikulum dan
Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
 Yanti, Prima Gusti, Fairul Zabadi., dan Fauzi Rahman. 2016. Bahasa Indonesia Konsep Dasar dan Penerapan.
Jakarta: Grasindo.
 https://brainly.co.id

Anda mungkin juga menyukai