pengetahuan sebagai garis besar untuk perlawan an. Ia melukiskan dengan sangat hormat tentang sebuah penindasan yang perlu diberantas di dunia ini, terkhususnya penindasan pada gender perempuan.
Daya dan upaya dilakukan untuk merdeka.
Setiap kata menjadi teori, setiap aksi menjadi reaksi. Daya pemberontakan mencuat. Dari ufuk timur, terlihat seorang pria tua yang berjalan terengah-engah berjalan, tak dikejar oleh siapapun, namun ia bagai orang yang sedang akan menyampaikan kabar besar bagi warga. membawa sebotol bir dengan gelagak tawanya yang sudah bisa ditebak, dirinya orang gila yang sudah terkenal di daerahnya itu.
Tawanya seperti kesurupan, jiwanya
dikatakan mati. “Peduli amat katanya”, mereka acuh tak acuh pada laki-laki peminum itu.
PEREMPUAN & KEDUA 1
Tawanya semakin kencang di keramaian. Kendati, itu bukan pasar tempat transaksi jual beli. Orang- orang hanya menatap sinis, tak tahu tentang kebenarannya. Mereka hanya peduli pada harga egoisme. Perut mereka keroncongan, butuh makan?. Tidak pastinya, mereka hanya butuh kepuasan tanpa mempedulikan kejadian setelahnya.
“Ada perempuan yang diperkosa di pinggir
pantai Sampai tewas” Tawa laki-laki pembawa air itu. Dianggapnya sebuah lelucon dalam komedi. Tak ada yang menghiraukan nya, mereka masih mengisi keegoisan dalam setiap percakapan. Tak lama pun, Laki-laki itu pergi entah kemana.
Wajar saja. Tak ada yang mau
menghiraukan kematian seorang manusia berjenis kelamin perempuan. Bukan tentang kapan kematian dan oleh siapa kematian nya. Tetapi laki-laki atau perempuan menjadi korban
PEREMPUAN & KEDUA 2
nya. Kebodohan mereka sangat lugu, tragedi itu sudah menjadi banalitas kekerasan gender kemanusiaan.
Siapa sangka. Kematian yang dikabarkan
oleh laki-laki gila itu kenyataan. Melihat jenazah yang sudah terlentang tanpa busana pasang. Dikira, kematian perempuan itu akan ditangisi, ternyata menjadi aib sebuah desa. Memang sadis sekali. Seorang yang diperkosa dan meninggal ditempat peradilan yang tak diinginkan dianggap sebagai pengorbanan.
Warga hanya membicarakan kenapa
perempuan itu mati disana. Kenapa tidak di tempat yang lain, jenazahnya hanya mengotori nama desa saja. Gilanya, seisi desa mengisi frekuensi pemikiran yang sama. Entah mereka yang tak punya otak ataupun mereka yang lupa melahirkan akhlak.
PEREMPUAN & KEDUA 3
Pantas saja laki-laki peminum itu tertawa. Tidak menangisi keadaan, tetapi menertawakan kemanusiaan. Yang lebih gila dari orang gila tersebut adalah manusia bernama perempuan bukan manusia yang dimanusiakan. Bukan tentang abad cerita abad pertengahan. Tetapi, orang gila yang telah menemukan kebenaran kemanusiaan yang dilabelisasi kesetaraan.
Ujung jalan sudah dilapisi dari darah yang
menandakan penggugatan terhadap ketidakadil an. Namanya masih tinggal dengan keluarga dan seisi desa. Tubuhnya sudah menjadi satu dokumentasi polisi. Melihat perempuan secantik itu tewas dengan isu bunuh diri.
Konon, katanya meninggalnya perempuan
itu karena bosan hidup. Sejak dini dirinya menjadi pemuas dari pamannya. Tempat tinggal masa kecil bahagia nya sudah menjadi satu tempat neraka di dunia.
PEREMPUAN & KEDUA 4
“Siapa suruh cantik, kau akan menjadi lebih menderita jika kau dipertemukan oleh manusia penuh nafsu”.
Begitulah ucapan pantas kepada perempuan
yang meninggal karena trauma dimulai masa kecilnya.
Dia hanya berteman dengan sepi. Keluarga
baik bapak dan ibunya sudah tak peduli. Katanya dia “ Anak haram” Yang lahir sebelum orang tuanya dinikahkan secara paksa. Terlahir cantik, tetapi tidak dengan takdirnya dilahirkan dengan penyengsaraan dan ketidakadilan.
Masa kecilnya hanya sebuah cerita tentang
keluarga yang mengharuskan diri menjadi budak birahi. Setiap makan, pamannya memberikan satu telur untuk satu remasan payudara. Dan tiga telur untuk selangkangan memasukan penisnya. Bagaimana tidak, “untuk makan pun, seorang
PEREMPUAN & KEDUA 5
perempuan harus bertarung dengan nafsu pria jahanam”.
Masa kecil bukan lagi bahagia tentang
bermain main mainan boneka. Ia sudah mengenal sperma, bahkan pernah menginap di dalam organ vital tanpa ada pertanda garis dua. Sejak dini, ia sudah mengenal sakitnya menjadi seorang manusia. Bukan tentang menangisi boneka yang direbut oleh teman sepermainannya.
Besar di keluarga iblis tetapi berwajah
kerabat. Dijadikan budak keluarga, padahal dirinya belum pernah menulis dan membaca. Benar,
“seorang perempuan jika hanya hidup dalam
penderitaan, penindasan dan pengasingan. Maka ia hanya merasakan penderitaan adalah satu- satunya di dunia ini”.
PEREMPUAN & KEDUA 6
Neraka bukan lagi lawan dari surga. Akan tetapi adalah kemerdekaan. Lebih lagi kesakitannya hampir tiap hari oleh bajingan tua yang selalu meremas payudara di sela-sela kesempatannya. Bukan hanya itu, kekejaman tidak hanya dari satu laki-laki dianggapnya keluarga. Tapi berasal dari sanak keluarga yang lainnya. Perempuan itu dihina, dicaci maki sebagai aib seorang keluarga. Bahkan satu desa pun membenci keberadaan nya.
Tawanya selalu ambigu, tak jelas ekspresi
apa yang selalu dipasangnya setiap hari. Kadang- kadang ia menangis di pojok kulkas setelah mencuci baju keluarganya. Bahkan, dirinya tidak memiliki baju yang sepantasnya layak. Ia tumbuh menjadi remaja dengan mengenal kesakitan sebagai kenikmatan, bahagia nya hanya dirinya tidak menangis. Bahkan, itu pun sulit didapatkan setiap hari.
PEREMPUAN & KEDUA 7
Jangan pernah menanyakan soal seks, ia tidak tahu, tetapi dirinya pernah merasakan. Dilahirkan sebagai anak haram, dibesarkan sebagai pemuas nafsu laki-laki bajingan dan didik oleh keluarga sebagai sosok pembantu tanpa gaji.
Paman, bibi, nenek, bahkan orang tuanya
sama saja. Ia hanya menikmati rasa luangnya sesaat pergi berbelanja. Itupun disergap oleh para preman yang mengaturnya sejak awal dari pasar. Kau kira dia berjalan kaki karena dekat dengan rumahnya dari pasar?. Jawabannya tidak, karena ia hanya diberikan uang pas tanpa ada biaya transportasi.
Preman yang sedari awal mengikuti dari
belakangnya dengan cepat melihat kondisi yang tepat. Ruko kosong pun menjadi saksi waktu itu, saat mereka bajingan-bajingan tak bermoral mem perkosa perempuan masih berusia 15 tahun. Hanya tangis dan ketakutan saja yang menjadi
PEREMPUAN & KEDUA 8
pembantu rasa sakit,ia hanya menangis ketika penis bajingan itu bergiliran memasukkannya.
Sakitnya tiada tara, ia sudah tersiksa dengan
pemerkosaan bergiliran waktu itu. Perempuan itu dilecehkan di persinggahan terbaik di rumahnya, dan menjadi objek nafsu birahi para preman di luar sana.
“benar saja, manusia bukan lagi manusia
yang saling mencintai, tetapi saling memuaskan diri tanpa peduli rasa cinta, kasih sayang terpatri”
jangan tanyakan bagaimana keadaanya. Ia
hanya memikirkan satu hal dari kejadian itu. Diperkosa bergiliran oleh beberapa preman dengan penuh nafsu, ia tak lagi mengutuk mereka. Bahkan kata-kata dan semangat hidup pun sudah tak lagi bisa diucapkan nya.
PEREMPUAN & KEDUA 9
“Bunuh diri saja, kehidupan ku hanya sebuah cerita yang mengharuskan ku memuaskan nafsu laki-laki yang tak mau mastrubasi sendiri”.
Pakaian roknya sobek, perempuan itu hanya
bisa pasrah dengan keadaan. Rasanya, setelah pelecehan itu. Ia hanya menginginkan bunuh diri saja. Sepulang dari rumah untuk memasak, ia akan pergi ke bukit dekat rumahnya untuk melepaskan penderitaan itu.
Bunuh diri menjadi satu pikiran terlintas
dalam benaknya untuk mengakhiri kisah sedih hidupnya. Menjadi perempuan adalah sebuah takdir dari tuhan, perempuan adalah satu ciptaan luar biasa, tetapi dihina oleh para bajingan- bajingan jahanam.
“Tidak ada kehidupan yang layak bagi
seseorang yang menikmati penindasan. Jika perempuan dalam posisi itu, ia hanya bisa mengharapkan kematian saja”.
PEREMPUAN & KEDUA 10
Akan tetapi, preman bajingan itu membuatnya berubah keputusan. Uang 100k diberikan kepada perempuan itu untuk membeli pakaian yang sobek oleh nya. Kau harus tahu bagaimana respon perempuan itu?. Ia tak lagi menangisi keadaan dan mengundurkan diri bunuh diri. Bahkan ia mulai tersenyum tipis ke laki-laki tak berakhlak itu.
“Terima kasih” Pun terlontar di mulut
perempuan yang telah diperkosa itu, senyum tipis dengan penuh ikhlas sembari memikirkan hal-hal yang sudah tak layak dipikirkan oleh perempuan pada umumnya. Wajah seram dan nafsu pada perempuan yang diperkosa nya mulai pudar secara perlahan, bahkan berganti dengan ketakutan. Kenapa bisa, seseorang secantik itu bisa dihargai 100k saat diperkosa. Keheran- heranan makin menjadi, mereka lebih memilih
PEREMPUAN & KEDUA 11
untuk meninggalkan perempuan itu daripada berdiam diri dengan perempuan gila.
“Seorang perempuan hanya akan menjadi
satu cerita yang luar biasa jika diisi dengan sebuah halusinasi laki-laki. Jika ini menjadi satu frekuensi pemahaman yang dibenarkan. Maka yang perlu diperiksa adalah kita itu manusia atau anjing liar”
Kematian sebagai manusia seutuhnya tidak
terjadi. Perempuan itu memilih untuk merubah diri, tidak menjadi lebih baik. Melainkan menjadi lebih buruk, tetapi mampu memuaskan keinginannya untuk terbebas dari belenggu penderitaan selama-lamanya. Ia memilih cara menjadi pemuas berbayar daripada pemuas lelaki banjingan tempat tinggalnya.
Pasca berpikir seperti itulah, ia memilih
jalannya sendiri menjadi perempuan pemuas berbayar, kata orang profesi itu disebut pelacur. Menjual tubuh diri demi sesuap nasi dan
PEREMPUAN & KEDUA 12
kebutuhan kehidupan sehari-hari. Memilih untuk tidak kembali kerumah yang dianggapnya penjara pencabulan, pergi jauh entah kemana hanya bermodalkan 100k.
Kebebasan mulai perempuan itu miliki
pasca kabur dari jeruji keluarga. Sekiranya dari sanalah ia tak lagi percaya dengan keluarga, agama bahkan moral pengajaran dari siapapun. Ia hanya percaya pada dirinya sendiri, tanpa mengikuti keinginan orang lain dalam cerita hidup.
Memilih untuk hidup di kota adalah jalan
ninjanya. Memutuskan menjadi seorang pelacur di usia dini adalah keputusan mantapnya. Ia lebih memilih menjual dan menegosiasi kemaluannya daripada memberikannya secara percuma orang rumahnya. Memilih untuk memuas kan hasrat orang-orang gila nafsu dengan bayaran 100-200k daripada hanya diberi makan, itupun sisa.
PEREMPUAN & KEDUA 13
Kehidupan menjadi pelacur sudah menjadi pilihan kemerdekaan. Banyak perempuan memilih untuk bekerja dengan layak, tetapi tidak dengan dirinya. Ia hanya seorang anak perempuan yang hanya tau mata uang, tanpa mempelajari di sekolah. Ia hanya tau tentang genjotan tanpa mempelajari di sekolah organ- organ reproduksi manusia. Ia hanya selama ini menjadi babu dan pelacur rumahan keluarganya. Dirinya menjadi seorang perempuan pelacur di waktu yang berbeda dan menjadi seorang pembantu di waktu yang berbeda.
“Jika diceritakan bagaimana nasib seorang
perempuan jika ditemani dengan cerita-cerita dan nasib yang buruk. Maka mereka dilahirkan sebagai manusia kedua jika semangat seorang laki-laki membutuh kan tempat memuaskan birahinya”.
Tidak tentang ekonomi, politik, agama
maupun sosial. Tetapi tentang perempuan sudah
PEREMPUAN & KEDUA 14
tak lagi mengikuti peran. Bahkan mereka dipertanyakan
“Perempuan itu siapa, perempuan itu spesies
manusia apa?”
Semuanya menjadi satu pertanyaan-
pertanyaan menakutkan. Menyadari bahwa kesesatan kita terhadap manusia adalah kesesatan tentang penyimpangan hak laki-laki dan perempuan.
Titik terjauh dimiliki perempuan dalam
kesempatan yang sama dengan laki-laki diberikan kesempatan di depan matanya. Seorang perempuan hanya menjadi hantu pada dirinya dan orang lain. Tidak mengenal dirinya sendiri, hanya tau fungsi bahwa seorang perempuan hadir untuk laki-laki.
Diajarkan bagi anak sekolah untuk saling
menghormati, tapi tidak dengan perempuan pada
PEREMPUAN & KEDUA 15
praktiknya. Memang tidak sepenuhnya melakukan itu, tetapi patriarki selalu menjadi posisi problem utama dalam setiap wanita di desa, bahkan kotapun yang dikatakan memiliki kesadaran pengetahuan itu hanya dianggap sebagai sebuah teori belaka.
Itu dirasakan oleh perempuan itu.
Tertindas, terlempar, remuk, hancur, terhempas, meninggal atas nama perempuan, dan dilahirkan dengan nama ketidakmanusiaan. Menjadi pemuas yang berbayar lebih menghidupkan daripada menjadi babu pemuas keluarga tanpa bayaran.
Ia hidup dengan prinsip bagaimana
seharusnya seseorang bisa menikmati sesuatu dengan mengerjakan, yang kemudian mem peroleh hasil nya langsung. Dengan menjadi pemuas siapapun, ia berhak mendapatkan bayaran. Trauma masa kecil menjadi profesi yang tak pernah disangka-sangka pada umur 15 tahun.
PEREMPUAN & KEDUA 16
Ia hanya percaya pada satu hal pasti, bahwa “pekerjaan yang menghasilkan itu harus dipertahankan jika sama-sama menikmati nya”.
Quotes tersebut hanya berlaku tak cukup
lama. Hingga dirinya mengerjakan pekerjaan haram itu hampir 5 tahunan. Ia sudah menjadi sosok yang profesional, buktinya saja dirinya sudah memiliki rumah dan uang banyak.
Dirinya kaya dengan kerja keras dilakukan
selama hampir 5 tahunan. Menjadi perempuan dan kedua bukan pilihan. Tetapi kondisi yang memaksakan nya untuk menjadi sedemikian.
Ceritanya ia ingin hidup bahagia tanpa
menjadi simpanan seorang pria yang sudah beristri, ataupun menjadi pemuas birahi remaja- remaja untuk bayar ukt kuliah dan kos pun masih minta ke orang tua.
PEREMPUAN & KEDUA 17
Tapi apa jadi, dengan cara itulah ia hidup. Menjadi perempuan tertindas demi sebuah upah, menjadi perempuan pesuruh demi hanya untuk hidup dan menjadi perempuan yang dihina karena profesi hanya untuk bisa membeli pakaian dan kebutuhan yang lain setiap hari.
Selama 5 tahun itulah ia kumpulkan uang
untuk berusaha, ia sudah bebas ternyata saat ia membuka baju profesinya. Prinsip hidup nya mulai bertransformasi menjadi perempuan pebisnis. Ia mulai berinvestasi kemana-mana dari uang haramnya. Ia tahu itu hasil merupakan hasil tidak halal, namun mencoba untuk menjadi lebih baik. Walaupun modal yang digunakan nya dari hasil yang tidak baik.
Ia mulai menjadi seorang pebisnis yang
sedikit tidak terdapat perubahan. Ia masih kekeh dan kuat memegang prinsip hidupnya. Bahwasanya ia tak lagi mendekati bau yang
PEREMPUAN & KEDUA 18
berkait paut dengan hawa nafsu. Ia bahkan berprinsip berusaha menjadi seorang yang lebih baik dengan cara yang baik pula.
Prinsipnya tetap sama saja dari dulu. Ia
tidak ingin menjadi orang yang terlalu peduli. Tidak ingin terikat dengan apapun, bahkan ia menganggap semua laki-laki adalah manusia penafsu yang tidak puas dengan pasangannya.
Ia tak lagi terlintas dalam pikiran untuk
berpacaran, bahkan untuk menikah. Karena menurut nya, menikah adalah sebuah awal penindasan. Ia tak percaya lagi dengan aturan agama maupun hal lainnya. Hanya dirinyalah satu-satunya yang pantas untuk di percayai.
Tetapi itu tak lama, sebelum ia menemukan
seorang laki-laki yang memberinya tempat duduk di bus waktu malam itu. Terlihat laki-laki itu sangat baik padanya. Tetapi, sama saja. Perempuan itu masih tetap berpikir sinis pada
PEREMPUAN & KEDUA 19
laki-laki tersebut. Bahkan, tak berterima kasih ketika laki-laki itu memberikan tempat duduk padanya. Sama saja katanya
“laki-laki hanya mencari peluang dengan
cara menghormati perempuan terlebih dahulu, selebihnya ia akan membuat strategi yang lebih mulus lagi untuk mendekati perempuan tersebut supaya laki-laki itu bisa mencapai tujuan nya, yakni kepuasan hasrat nafsu pribadinya”.
Trauma masa lalu perempuan itu memang
sudah menjadi pondasi yang dibeton sangat kuat. Hingga seorang laki-laki dianggap sama saja secara keseluruhan nya. Ia sudah menganggap semua laki-laki sama saja. Mengharapkan sebuah kepuasan nafsu dengan cara apapun. Pembelaan dari laki-laki yang setia dan berani bertanggung jawab adalah tipuan terbesar manusia. Laki-laki hanya mementingkan diri sendiri tanpa merasa
PEREMPUAN & KEDUA 20
bersalah ketika mereka menyakiti seorang wanita.
Ia hanya mengasihi ibunya saja, itupun
ketika ada maunya. Selebihnya ke perempuan lain, laki-laki hanya butuh sesuatu yang menjadi cinta dengan dasar nafsu belaka. Tidak dengan semua laki-laki, tetapi sebagian besar semuanya bertindak seperti demikian.
“Laki-laki yang mesum tidak langsung
melakukan tindakan Pencabulannya. Mereka memiliki cara tersendiri untuk mendekati, mendapatkan kepuasannya dengan cara yang tak pernah bisa disangka -sangka. Kelicikan seorang laki-laki memang tidak bisa diharapkan lagi. Ia menjadi kucing yang imut dan menjadi anjing yang bangsa pada waktu yang berbeda-beda “.
Ia hanya menikmati masa sekarang nya
yang tak ada lagi memaksa nya untuk telanjang hanya demi sesuap nasi. Menikmati makan
PEREMPUAN & KEDUA 21
dengan lauk semaunya dan makan dimanapun tanpa harus diam-diam di ruang wc berhubungan memenuhi syarat mendapatkan lauk yang enak. Masa lalunya adalah neraka dan masa sekarang nya adalah surga. Ia sudah membunuh harapan, bahkan tidak mengadakan surga dan neraka yang ada pasca kematian.
Ia beranggapan bahwa surga dan neraka di
akhirat itu hanyalah sebuah delusi ataupun ilusi yang menipu manusia untuk selalu sabar dengan keadaan penindasan. Ia tidak lagi percaya dengan apapun yang berbau agama, karena selepas pengalaman hidupnya pribadi. Kematian dari dirinya adalah hidup dengan keluarga dan diselamatkan oleh preman durjana.
Mengingat masa lalu yang sangat pahit
itulah yang membuat perempuan itu menjadi tidak akan percaya lagi dengan siapa pun yang bernama laki-laki. Walaupun dengan baik hati
PEREMPUAN & KEDUA 22
dan senyum ramah diberikan oleh laki-laki itu. Ia tak peduli, acuh tak acuh, dan tak ingin melihat wajah laki-laki itu sama sekali.
Ia hanya mencintai diri nya tanpa mencintai
siapapun dalam hidup nya lagi. Tentang hidup yang pantas untuk dihidupkan, selayaknya hidup pribadi lebih diprioritaskan daripada hidup orang lain, karena kadang kala ketika menghidupkan orang lain, kita dihempas dan dibuang menjadi sampah yang tak berguna lagi.
Beberapa hari setelahnya. Sama dengan
aktivitas untuk memajukan diri tanpa peduli dengan yang lain. Perempuan itu tetap optimistis untuk selalu hidup untuk dirinya sendiri. Bekerja keras dengan mengembangkan usaha. Ia percaya, bahwa dirinya berpotensi menjadi seorang penguasa tanpa ada background sejak lahir. Ia tak memang jago menulis atau membaca, tapi
PEREMPUAN & KEDUA 23
setidaknya ia memiliki pegawai yang ahli di keduanya.
Pertemuan kedua kalinya dengan laki-laki
bus waktu itu tidak sengaja. Ia menemukannya saat dirinya sedang melakukan kontrak kerjasama dengan pemilik perusahaan besar. Tak lain yang menjadi bos di sana adalah laki-laki yang ditemui nya di bus waktu itu. Berbeda dengan waktu di bus, dirinya tetap profesional dalam bekerja. Senyum ramah terpancar demi menarik investor untuk bekerja sama.
Jangan tanyakan lagi mau atau tidaknya?.
Karena sejak awal mereka berdua bertemu saja sik laki-laki itu akan setuju tanpa harus meyakinkannya. Laki-laki itu jatuh cinta dengan perempuan yang ia tak tahu bagaimana masa lalu perempuan itu. Hanya ada cinta yang timbul untuk bisa memilikinya.
PEREMPUAN & KEDUA 24
Akan tetapi, saja saja. Semua hanya menjadi usaha yang sia-sia. Perempuan itu sudah mati rasa dan mati aksara jika soal cinta. Sebab sejak awal cinta menurutnya adalah menjadi pemuas nafsu, penindasan dan belenggu patriarki yang membabi buta.
Setiap pertemuan, laki-laki itu selalu
memberikan perhatian ke perempuan itu. Tak ada respon negatif maupun positif. Yang ada hanyalah jawaban “Terima kasih”, “ Maaf”, “gak apa apa”, “ Aku bisa kok”, “jangan bantu”, sisanya lebih banyak diam seribu bahasa. Usaha untuk mendapatkan perhatian perempuan belum memuncul kan dampak. Bahkan sudah hampir beberapa bulan sebuah rasa tidak terbalaskan.
“ Cintanya sudah dimakamkan atas nama
trauma masa lalu. Ia dibesarkan dan didik oleh pengalaman pahit, dan dihadapkan oleh dunia
PEREMPUAN & KEDUA 25
Baru yang langsung dianggapnya sebagai dunianya yang lama”.
Persetan dengan cinta. Tidak peduli sejauh
mana laki-laki itu berjuang, yang ada hanyalah sebuah penolakan dengan wajah sinis kembali. Terakhir kali laki-laki itu melihat perempuan tersebut tersenyum ketika menerima kerja sama. Dengan kata lain itu adalah senyum kepura- puraan.
Sebuah cinta yang diusahakan terus
diperjuangkan jika dibalas dengan ketidak pedulian akan melahirkan satu kutub negatif yang tak bisa disangka-sangka dampaknya. Hal demikianlah selanjutnya terjadi.
Laki-laki yang terkenal baik, soleh, ganteng,
mapan dan dermawan itupun melakukan hal yang tidak patut dilakukan. Dipaksakan oleh nafsu birahinya dan dikecewakan oleh usaha yang tidak
PEREMPUAN & KEDUA 26
berujung penerimaan. Akhirnya laki-laki itu memilih jalan keburukan.
Dengan alasan mengajak perempuan itu
pergi ke hotel untuk bertemu seorang turis yang bisa diajak bekerja sama dalam bisnis. Tak ada rasa curiga pun dalam benak perempuan itu, yang ada ia hanya memikirkan bagaimana caranya turis itu bisa menandatangani kontrak kerja sama.
Tak ada rasa curiga secuil pun, karena fokus
utama nya hanyalah pada pandangan yang selalu membuatnya bahagia.
“Seseorang mulai melupakan trauma masa
lalu ketika mereka menemukan kebahagiaan yang bersifat berkelanjutan. Ia akan tetap pada zona nyaman tersebut karena dari sanalah ia hanya mempercayai bahwa hidup dengan nyaman adalah hidup yang sepantas nya untuk dijalani”.
PEREMPUAN & KEDUA 27
Sesampainya di hotel. Dengan strategi, liciknya laki-laki yang awalnya baik tetapi diselimuti nafsu itu mulai melancarkan aksinya. Ia menyuruh perempuan memesan satu kamar hotel untuknya, dan nantinya ia akan memesan kamar hotel sendiri di samping kamarnya.
Perkataannya itu pun diiyakan, perempuan
itu kemudian memesan kamar untuk dirinya sendiri dan setelah itu langsung pergi ke kamarnya. Ketika sampai di kamar hotel, Beberapa menit kemudian terdengar ketukan pintu hotel dari kamar perempuan itu. Setelah dibuka yang ternyata sik laki-laki yang berpura- pura untuk meminjam handphone sik perempuan.
Saat perempuan itu mengambil handphone
tanpa menutup pintu, sik laki-laki langsung masuk ke dalam dan menutup dan mengunci pintu hotel tersebut.
PEREMPUAN & KEDUA 28
Dengan sergap sik laki-laki itu membuka bajunya terlebih dahulu kemudian sik laki-laki bangsat tersebut langsung membanting perempuan di kasur. Laki-laki itu langsung merobek baju yang dikenakan oleh sik perempuan dengan wajah penuh nafsu nya.
Perempuan itu hanya bisa terdiam dan
gemetar saja, ia mulai mengingat bagaimana masa lalunya dulu. Dari masa kecil hingga sebelum ia menjadi seorang pebisnis.
Perempuan itu hanya terdiam seribu bahasa
ketika laki-laki bangsa itu merobek bajunya dan meremas payudaranya. Ia terlihat pasrah dan tak mampu lagi untuk berteriak dikarenakan banyaknya hanya dihantui trauma-trauma masa lalunya.
Ia hanya bisa terdiam saja ketika ia
diperkosa oleh laki-laki yang sejak Awal dianggapnya baik. Walaupun awalnya ia melihat
PEREMPUAN & KEDUA 29
laki-laki itu perhatian dan tidak dipedulikan. Yang ternyata laki-laki itu sama saja melampiaskan usaha kebaikan nya selama ini. Memilih jalur hewanpun malu dengan cara ini membuktikan bahwa dalam catatan hidup perempuan itu hanyalah bertemu sosok laki-laki yang bajingan.
Dia hanya dilihat sebagai sosok manusia
yang berhak untuk memuaskan laki-laki. Dirinya tak lagi menjadi pelacur jalanan, merubah diri menjadi lebih baik. Akan tetapi, semua menjadi tidak terkendali. Kenapa seorang perempuan yang mencoba untuk berubah harus terhalangi oleh berbagai.
Dirinya selalu di posisi kan sebagai manusia
kedua yang harus dijadikan sebagai budak pelayan laki-laki. Ironi sekali, barangkali laki-laki yang berfikir patriarki Radikal seperti ini sepantasnya untuk dibunuh.
PEREMPUAN & KEDUA 30
Bahkan dalam pandangan sik perempuan itu, jika bisa seorang yang bernama “Hitler” Terlahir sebagai perempuan. Maka Hitler perempuan itu akan membuat satu kebijakan untuk membunuh semua laki-laki yang patriarki.
Pemerkosaan itu menjadi penanda asal
kekacauan kembali dalam hidup perempuan itu. Selepas ia diperkosa, laki-laki itu kabur entah kemana. Perempuan itu masih terbaring lemah dengan dibayangi trauma-trauma masa lalu. Kemudian ditambah lagi dengan kejadian di hotel tersebut yang membuat dirinya semakin membenci laki-laki.
“Semua laki-laki dianggapnya hampir sama
saja. Mengharapkan sesuatu hal lebih dari perempuan. Laki-laki tidak sabaran, sehingga dominan dari mereka memilih cara tak sehat untuk mendapatkan nya”.
PEREMPUAN & KEDUA 31
Tidak Terima dengan pemerkosaan yang dilakukan, perempuan itu kemudian pada pukul tengah malam pergi ke kantor polisi untuk melaporkan. Sesampai disana ia melaporkan semua kejadian. Tetapi yang terjadi apa?, semua laporan itu ditulis, kemudian perempuan itu diperintah masuk ke dalam ruang interogasi oleh beberapa oknum posisi.
Di sana sekitar hampir belasan polisi
kemudian melakukan hal yang tidak manusiawi, yakni. Oknum polisi Memperkosa perempuan itu secara bergiliran. Kemanusiaan sudah menjadi sampah waktu itu, harga diri seorang perempuan sudah menjadi teori pengetahuan, tidak dengan direalisasikan.
Perempuan merasakan betapa sakitnya
malam itu. Ia merasakan dua tragedi tidak manusiawi. Pemerkosaan oleh laki-laki yang dianggapnya baik dan oknum polisi tersebut
PEREMPUAN & KEDUA 32
membuatnya menjadi tak bersemangat untuk hidup kembali. Tak ada yang pantas untuk dipercayai lagi. Semua orang butuh kepuasan jika mereka mendapatkannya pada situasi dan kondisi yang tepat.
Perempuan itu sudah menjadi bukti bahwa
tidak semua manusia didunia ini baik. Mereka memiliki kepentingan yang berbeda-beda untuk dicapai. Jika dipertanyakan soal hawa nafsu pada laki-laki. Jawabannya akan berbeda-beda pada perkataan, namun pada situasi ia dipojokkan oleh nafsu yang tak bisa terkendali.
Setelah diperkosa oleh oknum polisi bejat
itu. Perempuan itu hanya terdiam baku, tatapannya sangat tajam. Jika pun ia memegang pistol, maka ia akan membunuh dirinya. Jangan tanyakan lagi betapa benci nya dia dengan orang- orang yang memperkosanya.
PEREMPUAN & KEDUA 33
Bukan lagi tentang apakah mereka harus hidup atau tidak, melainkan pilihan lainnya adalah perempuan itu ingin bersama mereka yang menyakitinya didalam neraka untuk melihat penyiksaan dengan puas kepada mereka yang telah melecehkan dirinya.
“Upahnya mana?“ Perkataan itu keluar dari
mulut perempuan itu, ia dengan sedikit senyum tipisnya mengatakan kata itu sambil menyodorkan tangan selayaknya orang-orang yang meminta uang bayaran karena telah melakukan sesuatu hal bermanfaat.
“Sudah gila kamu ya, dasar perempuan
jalang, sundal. Gak ada harga diri banget kamu. Pantasnya kamu mati sana, cantik-cantik kok udah gak perawan. Pasti laporan kamu tadi itu karena kamu yang goda dia, bukan dia yang goda kamu. Dasar murahan, pergi sana.!! “
PEREMPUAN & KEDUA 34
Kata-kata pengusiran itu keluarga dari mulut oknum polisi, kemudian mereka semua tertawa sambil membawa minum bir yang dilapisi dengan kertas koran. Persetan dengan mereka, siapa lagi yang berhak mengutuk tindakan mereka?.
Perempuan itu pun pergi dari kantor polisi
dengan berjalan kaki, ia tanpa arah dan tanpa tujuan. Ia hanya tau tentang apakah ia memilih tetap hidup atau tidak?. Jika pun mati, dirinya masih bingung Mati dengan cara bagaimana. Seseorang yang sudah tak ingin merasakan nikmat nya hidup karena dipertemukan oleh manusia berhati setan.
Ia kemudian memberhentikan taxi, dan
mengantarkan nya sampai ke desa kelahiran nya. Ia punya alasan tersendiri untuk kembali lagi ke kampung halaman setelah hampir 5 tahun lebih ia di perantauan. Tak ada tempat untuk berpulang,
PEREMPUAN & KEDUA 35
hanya mengharapkan sampai kapan kehidupan nya masih bisa bertahan. Hidup penuh dengan lika-liku yang tak pernah berhenti.
Sesampai di perbatasan desanya. Ia pun
turun, kemudian berjalan dekat pantai desanya. Disitulah ia duduk termenung hanya badannya ditutupi CD pada kemaluannya saja. Sisanya ia tak tutupi. Ia punya alasan sendiri, itu bentuk gugatannya pada dunia yang telah membuat dirinya, bahkan perempuan diluar sana tertindas dan menjadi babu laki-laki.
Ia hanya melihat besar ombaknya pantai
dan membuat satu status panjang terakhir kalinya di sosial media dengan foto telanjangnya itu. Adapun isi satu statusnya.
“Seorang yang dikatakan sebagai manusia
tidak pernah dilahirkan secara adil. Mereka selalu berada pada posisi dan porsi yang berbeda. Itu hanya ungkapan untuk manusia laki-laki saja,
PEREMPUAN & KEDUA 36
Bagaimana dengan wanita?. Wanita tidak lagi dianggap sebagai manusia seutuhnya. Ia hanya lahir untuk laki-laki dan kepuasan birahinya. Perempuan memang bisa melawan, tetapi mereka dibatasi oleh berbagai hal seperti budaya, pengetahuan, sosial, hingga agama. Seorang perempuan tidak perlu membela untuk setara. Setidaknya hargai tubuh kami ini untuk kami, biarkan kami milik kami sendiri. Jadi eksploitasi kami layaknya barang yang dikonsumsi. Jangan perbudak kami, seorang perempuan maupun didik untuk tahu tentang keperempuanan, tetapi tidak dengan kemanusiaan yang pada Hakikatnya. Saat dimana laki-laki maupun perempuan terlahir melihat dunia hanya dari satu tempat bernama vagina, itupun dari milik perempuan. Tetapi tetap saja semua itu diabaikan, dan malahan terjadi penindas pada perempuan oleh para bangsat- bangsat dilahirkan dari sosok perempuan “.
PEREMPUAN & KEDUA 37
Status itu menjadi satu penutup ceritanya, hingga pada terakhir kalinya ia meminum racun sebagai pertanda kebebasan penindasan. Bukan tentang hidup yang tak mampu ia hidup lagi. Hal tersebut merupakan pilihan terburuknya sekaligus merupakan akhir di dunia yang menyakitkan. Terlahir sebagai anak haram dan mati dengan cara yang tidak dibenarkan.
Cerita pendek ini bukan tentang keburukan
perempuan yang bunuh diri. Bunuh diri hanyalah sebagai akhir menutup kisah yang terlalu panjang dalam hidup yang membagongkan. Memilih bunuh diri sebagai jalan adalah satu kesalahan terbesar, dan tidak akan dibenarkan dalam perspektif manapun.
Adapun pesan lainnya dalam intisari
pembahasan tentang bagaimana seharusnya seorang perempuan dan laki-laki itu diposisikan. Perempuan bukan objek kajian, dan laki-laki
PEREMPUAN & KEDUA 38
bukan subjek yang mengkaji perempuan. Laki maupun perempuan adalah manusia yang sama diciptakan oleh Tuhan.
Penindasan terhadap perempuan haruslah
dihilangkan dari muka bumi. Jangan jadikan feminisme menjadi satu teori tanpa terealisasikan. Perempuan juga manusia, bukan makhluk kedua seperti cerita yang dipaparkan sebelumnya. Diri mereka baik itu perempuan adalah diri mereka, tidak untuk laki-laki yang berhak mengeksploitasi perempuan.
Hanya untuk perempuan, tubuhnya adalah
milik pribadi mereka, sehingga perempuan juga memiliki hak total atas tubuhnya.
“Perempuan tidak ingin dipuja-puji, tidak
ingin diberikan sesuatu yang mengangkat dirinya ataupun perempuan diberikan peluang yang sama. Mereka hanya minta satu hal penting untuknya, yakni hargai lah mereka sebagai perempuan
PEREMPUAN & KEDUA 39
dengan porsi yang sama seperti laki-laki. Karena perempuan juga sama halnya dengan laki-laki yakni seorang spesies bernama manusia “
Perempuan bukan manusia kedua. Ia adalah
sosok yang luar biasa. Namun pada sejarah yang dilukiskan dan diceritakan. Hanya sosok spesies yang lemah. Perempuan merupakan sosok yang sangat, hal tersebut dibuktikan dengan apapun yang dilakukan oleh laki-laki dalam sosial juga bisa dilakukan oleh perempuan.
Perempuan tidak akan selamanya menjadi
manusia nomor dua. Dianggap sebagai sosok yang tidak layak untuk menjadi nomor satu atau setara. Pandangan konservatif seperti patriarki perlu diberantas, karena pandangan ini merupakan doktrin tersesat.
Seseorang lahir sebagai manusia entah itu
laki-laki maupun perempuan. Mereka memiliki hak dan kewajiban yang sama secara sosial.
PEREMPUAN & KEDUA 40
Peduli dan saling menghormati. Banyak hal catatan yang dilupakan demi sebuah kepentingan dan hasrat keburukan. Tidak ada catatan yang jelas penindasan kepada perempuan diperbolehkan dengan pengecualian dalam ranah semasih perempuan itu bertindakan positif.
Melihat Bagaimana kisah seorang
perempuan yang rela mati untuk kebebasan. Maka terdapat beberapa poin penting harus diambil. Kematian memang tidak menjadi satu keuntungan bagi pelakunya, akan tetapi kematian menjadi satu alternatif yang amoral untuk menjauhi dunia.
Bukan tentang Bagaimana konsekuensi
pasca kematian, menjadi satu situasi awal adalah bagaimana seorang menanggapinya.
Setiap orang terlahir sama karena mereka
terlahir di dunia dan oleh satu Manusia bernama perempuan. Akan tetapi terdapat demarkasi yang
PEREMPUAN & KEDUA 41
cukup jauh antara perempuan dan laki-laki dalam berbagai hal. Terjadinya perbedaan strata dalam jenis kelamin membentuk satu pola yang membudidaya hingga saat ini.
Bahwa salah satu dari jenis kelamin harus
merasakan dirinya sebagai orang yang mempertahankan keturunan, di sisi lain spesies sama-sama namun dengan jenis kelamin yang berbeda harus menjadi orang yang dominan untuk bisa menjaga orang-orang yang berusaha untuk mempertahankan spesiesnya.
Testimoni ini membuktikan bahwa sejarah
telah melihat satu pola yang memang itu dibuat sesuai dengan kondisi. Bawa perempuan saat itu haruslah menjadi orang yang paling penting untuk dilindungi karena Hanya mereka yang memiliki sel telur untuk mengandung dan melahirkan. Laki-laki tak punya itu, Ia hanya bisa
PEREMPUAN & KEDUA 42
membuang spermanya ke sana kembali tanpa rasa bersalah.
Laki-laki merasa bahwa pada puncak ereksi
lah dirinya merasa puas, mengeluarkan sperma yang di dalamnya berisi jutaan calon manusia yang jika berhasil bertemu sel telur. Maka bisa menjadi manusia yang terlahir di muka bumi.
Seorang laki-laki bebas dan leluasa dalam
mengendalikan seksualitas nya, tetapi perempuan tidak. Ia hanya dibatasi, diatur sedemikian kemauan dari moral, agama hingga masyarakat sosial budaya untuk perempuan berkehidupan.
Dari sejak ruang lingkup keluarga pun,
perempuan sudah menjadi seorang anak yang didik selalu menurut, menghamba. Tidak pernah sekali (sangat jarang) perempuan didik menjadi sosok pemimpin yang memimpin laki-laki. Mungkin itu zaman dahulu berlaku secara merata.
PEREMPUAN & KEDUA 43
Tetapi tidak untuk sekarang ini, semua bisa merasakan ketika Syarat syarat yang memenuhi nya bisa dimiliki.
Perempuan yang sejak awal merasa
tertindas merindukan kematiannya. Ia tak lagi berharap tentang keesokan hari makan apa lagi, melainkan esok hari laki-laki yang mana bisa untuk diporoti karena kebutuhan seksualitas laki-laki itu. Begonya, semua itu disadari, namun tidak ada jalur lain terkecuali cara terkutuk itulah mendapatkan uang untuk makan.
“Tidak ada yang bisa diberi secara percuma-
Cuma. Semua itu ada harga, catatannya adalah ketika seseorang diberikan sesuatu dan selalu memberikan perhatian lebih. Maka kemungkinan besar terdapat maksud lain dibelakangnya”.
Jika hal demikian terjadi pada perempuan.
Maka yang perlu dilihat adalah fenomena Bagaimana seorang perempuan diperlakukan
PEREMPUAN & KEDUA 44
lebih oleh seorang laki-laki. Tidak mungkin sesuatu sebab tidak memiliki akibat dan sesuatu tindakan tidak memiliki kepentingan. Kausalitas manusia itu berlaku dalam tindakan. Moral menjadi satu rujukan, tapi tidak sepenuhnya berlaku untuk perempuan.
Kadang-kadang moral dari berbagai
pandangan memperbolehkan perempuan menjadi nomor 2 dan laki laki menjadi manusia nomor satu. Keburukan ini sudah menjadi budaya yang sangat kental tanpa ada yang menentangnya secara berlebihan.
Jika dilihat, bahwa keuntungan lebih
didapatkan jika dua nominasi yang berbeda ditampilkan dengan dua kutub berbeda. Atas bawah, baik buruk, pemimpin budak, dlsb.
Seorang perempuan yang terlahir cantik itu
memperoleh satu kebaikan, karena dirinya cantik dan memperoleh sejuta keburukan dan
PEREMPUAN & KEDUA 45
penderitaan dalam hidup. Semasa hidup dihantui oleh trauma.
Para laki-laki bajingan yang ditemui wanita
itu memiliki pengetahuan tentang pelecehan seksual. Tetapi, mereka lupa, merealisasikan untuk kehidupan nyatanya.
“Ternyata seseorang bisa menjadi manusia
pada posisi keberuntungan diri nya dan sekaligus menjadi hewan saat memanipulasi kesempatan berbuat buruk”.
Ia selalu menjadi manusia menderita karena
dirinya perempuan. Selalu menjadi objek hasrat laki-laki yang pernah ditemui. Sudah tak ada lagi kebaikan di dunia ini untuk nya. Semua sudah mati setelah menerima kabar bahwa hidupnya dirusak sejak dini oleh pamannya sendiri.
Sama halnya dengan kisah “perempuan di
titik nol” Karya nawal el saadawi, menceritakan
PEREMPUAN & KEDUA 46
sosok perempuan bernama firdaus semasa hidupnya menderita. Diperkosa oleh orang-orang terdekatnya dan menjadi objek pemuas seksual setelah dewasanya.
“Saya tidak minta apa-apa, kecuali mungkin
hanya satu hal. Untuk diamankan oleh cinta dari segalanya. Untuk menemukan diri saya kembali, untuk mengenali diri-sendiri yang telah hilang. Untuk menjadi makhluk manusia yang tidak dilihat orang dengan caci-makian, atau dengan pandangan rendah, tetapi dihormati, disukai dan dijadikan merasa utuh.” (Nawal el Saadawi, hal. 141)
Bayangkan saja, kehidupan yang sama
dirasakan oleh perempuan itu. Hidup masa kecil menjadi masa awal penderitaan tak pernah henti- hentinya dilanda penindasan dan pelecehan. Jujur saja, ia sudah tak lagi menjadi manusia setelah ia paham tentang arti hidup saat itu.
PEREMPUAN & KEDUA 47
Uang sebesar 100k merubah sudut pandangannya, ia telah mati di saat orang lain masih menikmati kesenangan hidup. Di saat perempuan lain didik dan dibesarkan oleh keluarga yang baik, perempuan malang itu malahan besar oleh didikan bayang-bayang keburukan.
Pantas saja, kematian lebih ia setuju
daripada kehidupan nya. Tak ada pilihan selain bunuh diri. Bukannya ia tak berani menggugat. Tempat paling teraman pun seperti kantor polisi juga menjadikan dirinya merasakan pengalaman yang menakutkan.
Tak ada tempat teraman baginya selain
mati. Ia meninggalkan kesan tak baik. Matinya sudah menjadi aib, semasa hidupnya tidak terlukiskan dengan baik. Sejak awal cerita kecil hingga dewasanya hanya tentang penderitaan. Bagaimana ia harus menjadi orang baik
PEREMPUAN & KEDUA 48
sedangkan yang ia temui di masa-masa hidupnya saja sudah menguburkan kebaikan.
Cantik itu luka, cantik itu duka. Ia memilih
kematian daripada kehidupan. Bertelanjang sebagai pertanda penggugat an, tetapi malahan tanggapan nya semakin tidak mengenakan.
“Wajar saja, hidupnya tidak pernah bahagia
sekalipun. Ia sudah tak lagi tertawa dengan ikhlas. Semasa hidupnya dihantui oleh ketakutan.”.
Mendengar kematian perempuan itu. Kila
yakni perempuan tak percaya agama mulai melakukan aksi nyata, memaksa kepolisian untuk mengusut kasus kematian itu. Tapi jawaban nya sama saja. Ia memperoleh jawaban bahwa investigasi hasilnya adalah perempuan itu bunuh diri.
Kematiannya memang karena bunuh diri,
namun ia sejak awal mati dibunuh oleh mereka
PEREMPUAN & KEDUA 49
yang memanipulasi data kematian. Tak ada bukti pembunuhan di tempat kejadian. Yang ada hanyalah sebotol racun dan pakaian.
Kila menyadari kasus kematian itu tidak
semata-mata bunuh diri. Ia mati telanjang bulat, pesan terakhir sosial media memberikan catatan penting kesimpulan. Bahwa perempuan itu mati karena bukan bunuh diri, tetapi dipaksakan oleh kehidupan yang membuatnya harus dibunuh oleh kondisi.
Perempuan dan kila pun sama jika
diceritakan masa lalu. Ia hidup dengan keluarga yang lengkap. Hidup dari keluarga yang sangat harmonis, hidupnya serba berkecukupan. Ia bahagia di masa kecil hingga remaja.
Sejak umur 4 tahun pun, ia diajarkan
menggunakan hijab oleh ibunya. Katanya “menggunakan hijab itu melindungi kita dari
PEREMPUAN & KEDUA 50
mata-mata laki-laki yang berfikir dan berbuat buruk pada kita”.
Jawaban itu bagi kila sangat memuaskan,
karena hanya dengan selembar kain. Ia bisa dilindungi dan dijaga. Mungkin ibunya benar, jika ia dilindungi dari para laki-laki bangsat dipinggir jalan. Tetapi tidak dengan laki-laki yang berhijab dengan kebaikan.
Ia diajarkan ilmu agama oleh guru yang
katanya pintar mengaji. Kila memang harus belajar ilmu agama dari siapapun, untuk menambah pemahaman agama nya secara holistik.
Pada saat itu, setelah selesai mengaji. Kila
diberhentikan oleh guru ngajinya untuk Membicarakan sesuatu. Kila menurut saja, ia patuh pada guru. Katanya kan, berbakti pada guru itu satu hal yang terpuji, ilmunya barokah lebih kurangnya.
PEREMPUAN & KEDUA 51
Mereka berdua saja duduk diruang tempat mengaji. Kila masih menggunakan hijab, peci di guru ngaji nya pun masih melekat. Guru itu memperhatikan kila dengan senyum saja. Kila hanya bisa menunduk, tetapi ia hanya berprasangka baik. Pikirannya bahwa guru itu memberikan satu wejangan kebaikan untuk dirinya di masa depan soal agama.
Tapi tak sesuai dengan ekspektasi. Guru itu
langsung memegang kila dengan erat pada bagian mulutnya. Kila kaget dan memberontak, tapi apa daya. Ia hanya seorang perempuan berumur 15 tahun yang masih polos dan tak memiliki tenaga yang kuat untuk melawan.
Guru bajingan itu langsung memperkosa
kila di ruang mengaji.
Tragedi itu adalah tragedi paling buruk di
masa hidupnya. Kila tak lagi percaya tentang apapun. Dilecehkan oleh guru ngaji sebelumnya
PEREMPUAN & KEDUA 52
dianggapnya mampu membimbing dan menjadi teladan baik untuknya. Itu dirusak saat itu. Kila sudah bukan perawan lagi, bahkan itu bukan substansi pikirannya. Tetapi ia memilih untuk meninggalkan hidupnya setelah peristiwa itu.
Pergi entah kemana, tanpa tujuan. Ia hanya
menginginkan menjadi orang baik bisa hidup dengan bahagia. Jauh entah kemana, Kehidupannya berubah 180%.
Memilih untuk hidup di jalanan dengan
teman-teman barunya. Ia melihat satu pandangan yang berbeda. Bahwa mereka anak jalanan yang dianggap tidak berguna lebih bermoral daripada guru yang memperkosanya. Setidaknya mereka masih menghargai wanita.
Hidup menjadi sosok aktivis perempuan
untuk menggugat ketidakadilan bagi perempuan. Belajar dari masa lalunya. Dibungkam oleh kepercayaan dan keyakinan baik, namun
PEREMPUAN & KEDUA 53
didalamnya terselip keburukan sangat besar. Ia tak lagi percaya tentang agama. Katanya, nilai nilai agama dan moral telah disimpan di buku catatanya. Namun, tak peduli lagi apakah itu usang atau tidaknya.
Kepedulian nya hanya tentang manusia saja.
Ia tak menginginkan perempuan menjadi sengsara karena budaya patriarki dalam ruang apapun. Karena apapun yang dimiliki perempuan adalah miliknya.
Kila merasakan satu kejadian yang sama
dengan perempuan yang bunuh diri itu. Terhempas, lebur, hancur dan remuk karena keadaan. Ia sama-sama mengenal trauma masa kecil yang sangat menyakitkan bagi dirinya.
Sebagian laki-laki menjadi oknum berbuat
seenak jidatnya. Mereka hanya memahami kehidupan yang layak dan perlu baginya. Sebagian laki-laki memenuhi nafsunya dengan
PEREMPUAN & KEDUA 54
merusak harga diri seorang perempuan. Laki-laki itu melebihi sifat hewan dan sepantasnya untuk menerima hukuman.
Tapi nyatanya, ia tak melihat hukuman
pantas untuk pelaku pelecehan seksual yang pernah dirinya rasakan ataupun perempuan itu rasakan. Kadangkala Dunia selalu berpihak pada orang-orang yang memiliki kemampuan lebih, entah itu mereka nantinya baik atau tidak.
“Namun jika mereka sudah memiliki modal
untuk melindungi diri. Maka melakukan apapun kehendak nya bisa mereka atur untuk menyelamatkan diri dari jeratan hukuman dunia”
Kila, perempuan itu, ataupun kita sendiri
tidak tahu sejauh mana hidup ini tidak berpihak pada kita. Kadang-kadang harus menerima perbedaan buruk demi kepuasan beberapa oknum yang tak bertanggung jawab.
PEREMPUAN & KEDUA 55
Perempuan tak menjadi nomor dua, ia adalah manusia yang setara dengan laki-laki. Apapun dasarnya, kekerasan dalam bentuk apapun terhadap perempuan tidak diperbolehkan dalam ruang lingkup satu pihak saja yang mendapatkan keuntungan.
Jangan sampai tertipu oleh berbagai alasan
untuk memperbolehkan pelecehan. Perempuan untuk nya sendiri. Kila dan perempuan itu mengajarkan kita tentang bagaimana realita perempuan tertindas hari ini. Bahkan, ia merasakan langsung.
Sebagai penutup cerita pendek ini, saya
mengutip satu perkataan dari penulis bernama sarah noer didalam judul artikel “luka dan perempuan”
“Kurang lebih, begitulah. Lelaki memang
brengsek. Sepanjang saya mengenal lelaki baik dan paham agama, ketika di atas kasur, mereka tetap
PEREMPUAN & KEDUA 56
membuka kancing baju saya. Maka ketika mereka berkhotbah mengenai Tuhan kepada teman- temannya di hadapan saya, agama lelaki adalah dusta dan keputusasaan semata”.
PEREMPUAN & KEDUA 57
PEREMPUAN YANG LEBIH MEMILIH MEMBUNUH DARIPADA DIBUNUH
Kau tau tentang mereka yang masa kecilnya
di paksa untuk telanjang. Demi memuaskan keinginan beberapa saat. Kau pernah dengar kisah perempuan yang mati karena dunia tak pernah berbaik hati padanya. Sungguh pada akhirnya, kematiannya mengabarkan duka, menceritakan tentang derita. Dan meninggalkan tentang lara.
Lara adalah nama perempuan itu, ia adalah
seorang wanita jarang tersenyum. Saat ini dia sudah beranjak dewasa. Tubuhnya masih mungil, matanya tak terlihat goresan merah seperti orang-orang begadang, putih bercampur tengah hitam. Ia selalu berbicara pelan, kau tau wanita seperti itu idaman.
Ia hidup di keluarga tak penuh cerita,
sederhana dan penuh tawa. Ibu dan bapaknya
PEREMPUAN & KEDUA 58
adalah pemulung barang bekas, kau pasti tau betapa sulit ekonomi mereka. Tak ada yang pernah menyadari, kebahagiaan dari kesederhanaan itulah yang membangun cakrawala sebuah tawa dalam keluarga.
Dirinya pernah bermimpi, selepas lulus SMA
ingin pergi merantau ke Arab Saudi. Untuk itu, ia ingin cepat lulus. Lara adalah seorang perempuan pekerja keras, setiap hari dirinya mencari uang Tambahan dengan menjual makanan apapun yang diberikan tetangganya.
Upahnya hanya 2-5k.tergantung hasil
penjualan. Memang tak seberapa, tapi tabungannya cukup untuk membeli sepatu yang ia pakai sejak SMP lalu.
Dirinya tak ingin merepotkan orang tuanya,
hanya berharap lulus cepat, bisa kerja dan mengirimi uang untuk keluarga. Cita-cita cukup mulia bagi anak seusianya. Disaat anak-anak lain
PEREMPUAN & KEDUA 59
sibuk menjadi ABG, dirinya malah duduk di pinggir jalan berjualan tisu. Penghasilan seribu dua ribu sangat berharga baginya.
Ia perempuan sejuta cita-cita. Namun, itu
dihancurkan hanya dalam semalam dalam kejadian yang tak diduga-duga. Lara pergi seperti biasa untuk berjualan tisu di perempatan. Tak ada yang aneh pada malam hari itu. Seperti biasa ia menjual tisu dengan senyum ramahnya.
Banyak orang mengatakan “lara itu cantik
ya, tapi sayangnya dia hidup di tempat kumuh saja” Gumalan itu selalu keluar dari bacotan teman-teman sekolahnya yang sering menemukannya pada malam hari saat berjualan. Lara tak peduli, cukup baginya menjual barang dagangnya dan bisa mendapat kan uang. Tidak peduli omong kosong orang-orang dibelakangnya.
PEREMPUAN & KEDUA 60
Kehidupan semasa SMA tidak ada yang menarik baginya. Selepas lulus pun, ia menganggur. Kau kira kerja lulus SMA itu cepat?. Tidak, karena kau tak punya orang dalam untuk bekerja.
Pernah ada yang menerima dirinya bekerja.
Sebuah perusahaan yang tak terlalu besar, tetapi ia tolak, karena saat itu dirinya mulai merasa dilecehkan di sana.
Bosnya seorang laki-laki tua berumur 50
tahunan. Brewok dan bahkan ketika ia berbicara, air liurnya muncrat sana kemari. Waktu itu lara bisa diterima kerja jika ia melakukan apapun keinginan dari bosnya. Jelas pernyataan itu lara tak mau, ia bukan perempuan murahan. Dirinya adalah perempuan yang baik-baik dan tidak ingin dilecehkan.
“Kadang-kadang pelecehan terjadi dari satu
skup keluarga, sekolah hingga tempat kerja. Tidak
PEREMPUAN & KEDUA 61
ada yang tahu akan hal itu, tetapi semua itu menjadi satu banalitas dari kekerasan pada perempuan yang jarang dieksplorasi media”.
“Mereka selalu tega pada perempuan miskin
seperti ku” Kata itu menjadi tangisan dalam dirinya. Memang, dengan cara itu dirinya mendapatkan pekerjaan. Maka lebih baik untuk tidak bekerja sama sekali.
Ia mengingat kata bos perusahaan itu “kamu
gak mungkin bisa dapat pekerjaan hanya modal ijazah SMA doank. Coba saja kamu mau gituan sama aku, aku mungkin bisa angkat kamu jadi pegawai” Perkataan yang sungguh membuat dirinya depresi.
Ia memikirkan perkataan bos itu, dia
dilecehkan secara tak langsung, harga dirinya sudah diinjak-injak. Namun apa daya, dirinya hanyalah perempuan miskin yang tak bisa apa apa.
PEREMPUAN & KEDUA 62
Lulusan SMA Hanya bisa menelan ludah kekalahan dari para pesaing yang sudah berijazah S1. Pun jika ia bekerja, dirinya harus mengorbankan harga diri demi kertas kehidupan itu.
Ia ingin merantau ke luar negeri, impiannya
terkubur karena tak bisa berbahasa Inggris dan tidak memiliki uang pendaftaran. Ia hanya punya dirinya dan keluarga. Dirinya pun tinggal di rumah sederhana yang dibuat tahun 90 an.
Dia terus mencari pekerjaan. Barangkali ada
orang baik menerimanya bekerja dengan hanya bermodal ijazah SMA. Walaupun bekerja 24 jam. Ia mau, asalkan itu halal baginya. Tidak menginginkan pekerjaan haram. Karena dirinya percaya itu menyesatkan.
“Capek banget” Kata itu selalu diucapkan
saat sendiri. Dia tidak ingin orang tuanya tahu seberapa lelah dirinya mencari kerja. Tapi
PEREMPUAN & KEDUA 63
hasilnya nihil saja. Ia berusaha kesana kemari melamar kerja, tapi tidak ada satupun panggilan untuk interview kerja.
Beberapa hari telah berlalu baginya. Ia terus
mencari pekerjaan, tapi sama saja. Semua hasilnya nol persen. Tidak ada satupun perusahaan yang mau menerima anak lulusan SMA. “Apa bakatmu?”, “ Kenapa anda tidak lanjut kuliah?”, “kamu perempuan dan pendidikan mu rendah, sulit bagi kami menerimanya”. Semua kata-kata itu keluar dari perusahaan dimana ia mengajukan diri untuk melamar pekerjaan.
Siang hari itu, ia pergi ke masjid untuk
melaksanakan shalat. Selepasnya ia melihat seorang laki-laki yang dikerumuni banyak orang. Terdengar dari jauh ia dipanggil “ustad” Oleh orang-orang. Kepenasaranan lara untuk melihat siapa laki-laki itu. Ia mencoba mendekat dengan
PEREMPUAN & KEDUA 64
perlahan, terlihat sepintas wajah yang ia kenali. Ternyata itu imran, teman SMP nya dulu.
Setelah melihat dan tau itu siapa, lara
kemudian berbalik arah. Mencoba untuk kabur, akan tetapi diberhentikan oleh imran. Ternyata ia masih mengingat lara. Ingatan mereka berdua memang kuat.
Mereka kemudian berbincang-bincang dan
bernostalgia. Mengingat masa-masa SMP yang mereka jalani. Tak lama pun, imran memperhatikan map yang dibawa oleh lara. Ternyata isinya adalah map lamaran kerja. Imran pun berinisiatif mengerjakan lara ke temannya yang saat itu membutuhkan asisten rumah tangga, gajinya cukup besar.
Sontak lara bahagia karena mendengar
kabar baik itu. Untung saja ia bertemu dengan imran yang memberikan nya sebuah kabar baik. Ia tak lagi linglung mencari kerja. Walaupun
PEREMPUAN & KEDUA 65
menjadi pembantu, setidaknya itu halal dan gajinya pun lumayan besar.
Ia pun diantarkan ke rumah tempat bekerja
itu. Sesampai disana ia kemudian bertemu dengan tuan rumah tak lain dari bu Rina, seorang wanita baik hati dan ramah. Buk Rina adalah sosok perempuan yang baik, dirinya itu murah senyum, ramah tamah dan kata-kata yang keluar dari mulutnya menenangkan hati.
Lara pun menyampaikan maksud dan
tujuannya untuk melamar pekerjaan. Buk Rina tak mengecek map dibawa oleh lara, ia hanya menanyakan satu hal padanya.
“Jika kamu kerja disini, kau harus menginap
disini, makan dan lainnya milik rumah ini yang tanggung. Untuk gajimu pun akan tetap, selagi kamu bekerja dengan Rajin”
PEREMPUAN & KEDUA 66
Perkataan itu membuat lara bahagia. Akhirnya, ia diterima kerja, bahkan dirinya mendapatkan tempat tinggal yang layak untuknya. Walaupun harus berpisah lama dengan orang tua, setidak nya dirinya sudah mendapatkan pekerjaan dan bisa mengirimkan uang untuk orang tuanya dirumah.
“Terima kasih ibu” Ucapan bahagia dengan
senyum tipisnya ke buk Rina. Setelah itu ia diperkenalkan dengan lingkungan tempat dirinya bekerja. Ia bahagia sekali, bisa bekerja disana. Selain sudah mendapatkan pekerjaan yang sangat layak, disitu juga dirinya bisa mendapatkan gaji, bahkan bonus yang lumayan jika dirinya semakin semangat untuk bekerja.
Buk Rina tidak tinggal sendiri, ia punya anak
dan suami. Anaknya masih umur 3 tahun yang nantinya tugas lara untuk menjaga anak itu.
PEREMPUAN & KEDUA 67
Sedangkan suami buk Rina adalah Santos, yakni seorang pemimpin perusahaan besar.
Beberapa hari bekerja di sana. Tidak ada
yang aneh, ia menikmati sekali bekerja di sana. Namun, itu tak bertahan lama, setelah kepulangan Santos dari luar negeri, akhirnya lara bertemu pertama kali dengan Santos, bos besar di rumah itu.
Tak ada yang aneh pertama kali melihat bos
itu. Tatapan Santos pertama kali melihat lara berbeda. Ia menatap tajam seperti sebuah singa melihat mangsanya. Santos adalah laki-laki bertubuh besar dan kekar.
Baru lara tahu setelah kepulangan bos
besarnya itu. Bahwa seisi rumah takut dengan Santos. Ia bos yang sangat kejam ke pembantunya, berbanding terbalik dengan istrinya yang baik hati.
PEREMPUAN & KEDUA 68
Kekejaman Santos bisa dilihat dari bagaimana ia memperlakukan pembantu nya seperti satpam yang telah membuka gerbang pintu. Ia mencaci maki pembantunya itu, bahkan dirinya tak segan-segan memecat pembantunya. Kemudian juga dilihat dari bagaimana ia memperlakukan istrinya dengan kejam, Santos selalu memukul istrinya, tanpa alasan. Sungguh kejam dan tidak berakhlak.
“Suami dengan kedudukan paling tinggi
merasa dirinya mampu mendominasi istrinya karena semua telah ia menganggap itu sebagai sebuah kekuasaan”.
Akan tetapi, berbeda dengan perlakuan ke
lara. Santos malahan selalu baik ke lara. Bahkan di saat lara disuruh membuatkan Santos kopi, dirinya malahan diberi uang.
Ternyata ada gajah dibalik batu, ada
kebaikan dalam keburukan. Santos memiliki niat
PEREMPUAN & KEDUA 69
buruk ke lara. Ia selalu melihat lara dari kejauhan dengan nafsu birahinya. Akan tetapi, lara tak pernah menyadari itu.
Ia selalu fokus mengerjakan pekerjaan
rumah yang ditugaskan oleh buk Rina. Satu hari, bu Rina pergi ke luar dan tinggalah mereka bertiga, lara, Santos dan anaknya. Saat itu lara sedang bermain dengan anak buk Rina, tak lama kemudian Santos memanggil lara ke dapur untuk meminta bantuan.
Sesampai di sana, Santos berkata ingin
dibuatkan kopi. Dengan tanpa berfikir panjang, lara pun membuatkan kopi untuk Santos. Saat setelah ia memasak air. Santos mendekati lara dan merayunya.
Saat itu, Santos memegang bahu lara dengan
belaian. Reflek lara memberontak dan menampar Santos.
PEREMPUAN & KEDUA 70
“Dasar perempuan tak tahu diri kau” Ucapan itu keluar dari mulut laki-laki bangsa itu kemudian ia langsung menyeret lara dengan keras ke kamar mandi. Di sanalah lara diperkosa. Keperawanan sudah dihancurkan. Harga dirinya telah dirampas oleh bosnya sendiri.
Ketika lara berteriak minta tolong, Santos
langsung menamparnya dengan keras. Hingga Santos berani memukulnya. Memang sangat kejam iblis itu, ia tak punya belas kasih sedikitpun.
Baju dan celana lara dirobek dengan keras.
Ia tak mampu melawan. Keras genggaman dari Santos membuat lara semakin melemas. “Pak maaf, maaf Pak, maafkan saya pak” Kata-kata itu saja yang keluar dari mulutnya. Iblis tanpa mendengar kata lara terus-terusan memperkosa lara hingga pingsan.
PEREMPUAN & KEDUA 71
“Sungguh tega manusia itu melakukannya. Ia tak punya rasa kemanusiaan. Yang ia pedulikan hanyalah kepenasaranan akan nafsu yang tak terpuaskan”
Lara tersadar dari pingsannya. Perutnya
kesakitan, ia melihat darah di sekujur tubuh dan keramik kamar mandi itu. Tangisannya tak tertahan. Bagaimana tidak, ia sudah dihancurkan oleh sosok laki-laki berhati iblis. Tak pernah terpikirkan olehnya, dirinya yang bekerja untuk menghidupi keluarga harus menimpa musibah seperti ini.
Ia hanya menangis tersedu-sedu tanpa
berkata apa apa. Yang ia pikirkan adalah nasibnya sendiri. “Kenapa aku seperti ini ya tuhan”.ia menangis dengan sangat keras sampai terdengar oleh Santos sik bajingan itu di ruang tamu.
Tak lama kemudian pun Santos mendatangi
lara.
PEREMPUAN & KEDUA 72
“ Hai kamu.. Awas saja kamu bilang apa apa ke siapapun, kalau kamu berani bilang. Kamu gak akan hidup, lebih dari itu. Kamu dan keluargamu akan saya bunuh” Ucapnya dengan tatapan tajam seperti tidak merasa salah sama sekali.
“Apa salah saya pak, maaf kan saya pak kalo
salah. Maaf Pak” Kata kata itu keluar dari mulut lara dengan tangisan derasnya.
“Kamu bereskan ini.. Kalo ketahuan sama
istri saya. Awas aja kamu.. Dan kalo kamu coba untuk berhenti bekerja disini, kamu akan tau akibatnya”
Ancaman itu semakin membuat lara takut,
bahkan saking takutnya ia menangisi dirinya kenapa bernasib seperti itu. Ia hanya ingin bekerja dengan tenang, tetapi kenapa harus menerima takdir seperti itu.
PEREMPUAN & KEDUA 73
Setelah iblis itu pergi, lara yang masih menangis membersihkan darah di kamar mandi itu. Tak bisa dibayangkan betapa naas nya kondisi hidupnya. Sudah jatuh, tertimpa tangga.
Hidupnya sudah hancur dan harga dirinya
pun sudah mati kala itu. Ia menangis sambil membersihkan diri. Sungguh tega sekali bos nya melakukan itu. Keperawanannya sudah menjadi abu-abu sekarang. Ia hanya meninggalkan tangisan.
Selepas membersihkan kamar mandi dan
membersihkan diri. Ia kembali ke kamarnya untuk menangis kembali. Tak mungkin ia memberitahukan ke orang tuanya nasib anaknya seperti itu sekarang.
Dirinya tak menginginkan orang tuanya
ikutan hancur dengan kondisi anaknya seperti itu. Ia hanya bisa menangis tersedu-sedu mengingat
PEREMPUAN & KEDUA 74
momen itu. Momen mengerikan semasa hidupnya.
Setelah kejadian itu. Beberapa hari
kemudian lara mencoba untuk menjauhi Santos dalam keadaan apapun. Ia mencoba untuk menjauh, karena ia sudah trauma dengan waktu itu. Lara hanya berfokus bekerja dan bekerja seperti biasa. Mengurus rumah dan menjaga anak bosnya.
Buk Rina bahkan selalu memperhatikan
lara, ia selalu menanyakan keadaan lama yang beberapa hari ini terlihat pucat seperti banyak pikiran. Lara hanya bisa terdiam seribu bahasa. Ia hanya tak ingin mengatakan sejujurnya pada bos nya itu tentang kelakuan iblis suaminya.
Dirinya tak punya bukti untuk mengatakan
sejujurnya. Ia hanya bisa menahan rasa sakit yang ia Terima sendirian. Kata “gak apa apa buk,
PEREMPUAN & KEDUA 75
mungkin kurang tidur aja” Selalu keluar dari mulut perempuan menyedihkan itu.
Pada dini hari, sekitar pukul 2 dini hari lara
keluar kamarnya untuk mencari minuman di kulkas. Setelah ia mengambil air minum. Kemudian ia bertemu dengan Santos di ruang tamu. Sebenarnya saat itu lara ingin lari saja, akan tetapi Santos menyuruhnya berhenti dan tidak teriak.
Ancamannya selalu membuat lara
ketakutan. Ia masih trauma dengan kejadian yang menimpa nya waktu itu. Bahkan, dirinya sudah ketika melihat Santos sudah seperti manusia berhati hewan. Rasanya ia ingin membunuh majikannya itu.
Untuk kedua kalinya, Santos memperkosa
lara di ruang tamu, lara ditelanjang bulat dan merasa sakitnya pemerkosaan kedua kalinya oleh laki-laki biadab itu. Lara hanya bisa menahan rasa
PEREMPUAN & KEDUA 76
sakit itu. Ia tak berani melawan. Sungguh malang nasib nya. Ia sudah menjadi budak nafsu sangat majikan. Tak lagi punya kebebasan.
Lara sudah menjadi pemuas majikan
berhati iblis itu. Ia terus-terusan ditelanjangi. Hanya tangisan saja yang mampu lara lakukan, tak ada kata apapun yang bisa diucapkan. Keinginan untuk berteriak minta tolong pun tak bisa ia lakukan. Ia pasrah dengan keadaan itu.
Sik iblis itu menikmati pemerkosaan itu.
Bahkan dirinya semakin tidak terkendali. Bukan hanya di ruang tamu saja ia memperkosa lara. Ia melakukannya dimanapun ada kesempatan dan kondisi yang memungkinkan. Hatinya penuh dengan nafsu tak terpuaskan. Ia mencari celah baik itu di kamar mandi, dapur, hingga kamar pribadi dengan istrinya untuk memperkosa pembantunya itu.
PEREMPUAN & KEDUA 77
Lara sudah mati sebagai dirinya, dan hidup sebagai budak Santos sik majikan tak berperikemanusiaan itu. Sudah berapa kali ia merasakan pelecehan oleh majikannya itu. Ia tak mampu melawan, dirinya pun tak mampu melakukan apapun.
“Apalah dayaku seorang wanita tak
berpendidikan tinggi aku hanya ingin hidup tentram dan membahagiakan keluarga ku dengan kerja kerasku ini. Tapi kenapa nasibku seperti pelacur. Aku membenci perbuatan haram, tetapi kenapa diriku selalu melakukan pekerjaan zina yang jelas haram itu. Aku tak berdaya, hanya bisa berpasrah diri. Tak punya kekuatan melawan para penjahat kelamin itu. Aku hanya seorang wanita yang dijadikan pembantu rumah tangga dari majikan berbeda rupa. Ada yang jadi malaikat dan ada pula menjadi iblis. Namun aku lebih lama merasakan kesakitan dari iblis itu, ia menyakitiku
PEREMPUAN & KEDUA 78
hingga aku sudah mati sejak dulu aku diperkosa pertama kalinya”.
Sungguh menyedihkan nasib seorang
perempuan itu. Ia hanya merasakan perih, penderitaan berkepanjangan. Tak tahu sampai kapan itu berhenti. Ia hanya merasakan penderitaan berkali-kali lipat jika ia menolak. Tamparan, ancaman hingga orang terdekatnya pun ikut jadi korban. Demikian ia tak mau, ia ingin menanggung sendiri. Tapi apa daya semua itu telah terjadi tanpa dirinya kendalikan.
Rasa sakit bekerja di rumah mewah itu
bukan tentang disuruh ini itu. Tapi ia menjadi sosok pemuas nafsu dari manusia berhati iblis. Lara adalah perempuan yang tertindas dalam pekerjaan. Ia dilecehkan tanpa perlawanan. Dirinya tak punya kekuatan, bahkan ancaman pun membuat nya langsung terdiam.
PEREMPUAN & KEDUA 79
Menangis setiap malam adalah caranya meluapkan semua itu. Keesokan harinya ia mencoba untuk tetap fokus bekerja. Ia tak bisa kabur, karena ia takut keluarganya nanti diancam oleh majikan nya itu. Hanya berpasrah dengan keadaan, dirinya menjadi seorang budak dari majikan tak berperikemanusiaan.
Setiap kali dirinya dilecehkan oleh bosnya.
Sudah tak ada rasa sakit lagi. Ia bahkan sudah pasrah vagina nya dimasuki penis bos bangsatnya. Ia tak merasakan sakit sama sekali. Yang ada dalam pikirannya hanyalah “betapa malangnya diriku ini”.
“ Sudah tak ada rasa sakit lagi. Semua sudah
terasa biasa saja. Hampir setiap kali pelecehan itu terjadi. Aku sudah tak lagi merasakan apapun seperti pertama kali. Sakit, kenikmatan pun tak kurasakan. Yang ada hanyalah tangisan diriku setiap malam”.
PEREMPUAN & KEDUA 80
Pernah sekali dirinya dibawa Santos keluar. Katanya ia mengajak lara berbelanja. Tak ada rasa curiga sedikit pun dariku atau buk Rina. Semua normal-normal saja. Akan tetapi setelah berbelanja. Bangsat itu langsung memegang paha lara dengan penuh nafsu, kemudian meremas dadanya dengan tangan kiri nya. Sisanya ia memegang setir. Nafsu laki laki bangsa itu terlihat seperti anjing liar. Hewan pun tak pernah melakukan tindakan seburuk itu pada betina nya. Akan tetapi, santos adalah majikan paling hina yang merasa bahwa kepuasan terhadap birahi haruslah dipenuhi
Kau tau ekspresi lara bagaimana?. Ia hanya
terdiam seribu kata, hanya melihat kedepan bagaikan sesuatu tak terjadi apa apa. Sedangkan bangsat itu masih saja berfokus meremas payudara lara. Setelah nya Santos memasukan tangannya ke vagina, sakit pasti iya, tetapi itu tak
PEREMPUAN & KEDUA 81
lagi berlaku ke lara yang sudah tak lagi bernyawa, tetapi hidup sebagai jasad nafsu bosnya.
Santos tak membawa lara pulang,
melainkan diri nya dibawa ke tempat rumah teman Santos. Sesampai disana terdapat beberapa teman Santos yang sedang mabuk- mabukan sambil bermain judi.
“Halo kawan, gue bawa barang ini, siapa
yang mau coba! “ Ucapan itu membuat lara melihat tajam majikannya. Ia dijadikan sebagai pelacur rumahan sekaligus pelacur jalanan oleh majikannya. Sudah tentu, lara langsung digotong oleh beberapa orang untuk diperkosa bergiliran. Sedangkan majikan iblis nya itu asik di luar mabuk-mabukan.
“Sudah tak bukan manusia lagi seseorang
menjual harga diri orang lain. Tidak mungkin manusia melakukan itu. Tetapi pada nyatanya, semua terjadi pada wanita itu”.
PEREMPUAN & KEDUA 82
Dirinya yang diperkosa secara bergiliran. Dirinya hanya bisa menangis. Sangat menyakitkan kehidupan nya. Vaginanya sudah dikotori, ia sudah tak bisa dikatakan perempuan suci lagi setelah ini. Ia hanya bisa menangis saat dirinya diperkosa bergiliran.
Setelah pemerkosaan itu pun, ia diberi uang
100 juta oleh majikannya. Kondisi yang sudah kacau balau, kemudian ditambah dengan perilaku bosnya yang semakin merendahkan harga dirinya. Membuatnya tak bisa berfikir jernih.
Dirinya diancam jika tidak menerima uang
itu. Pasrah saja, sudah kesekian kali lara seperti ini. Tak mampu melakukan apapun, yang ada hanyalah kepasrahan.
“Seorang perempuan sudah menjadi kisah
buruk ketika mereka mengalami trauma berkepanjangan. Perempuan hanya dibiasakan
PEREMPUAN & KEDUA 83
menurut dan menghamba. Tidak dengan melawan penindasan”
Sudah hampir setengah tahun ia bekerja di
rumah itu. Namun, tak ada kebahagiaan pun yang dirinya rasakan. Yang ada hanyalah duka tanpa bicara dan kata, tangis tanpa suara dan sakit tanpa ada obatnya.
Lara sudah merasakan pahit dan sakit
bekerja di rumah itu. Namun apa dayanya, semua itu menjadi batu ketika berbicara tentang keinginannya untuk kabur.
Luka atas kekerasan yang diterima nya tak
pernah hilang. Semakin diobati, semakin banyak bermunculan. Lara sudah mengeras jelaskan makna nama, bahwa tentang hidup yang dijelaskan tentang tangisan dan kecewa.
Buk Rina selalu memberikannya perhatian.
Ia sudah menjadi ibu angkatnya sendiri. Kebaikan
PEREMPUAN & KEDUA 84
buk Rina membuat lara selalu luluh. Buk Rina adalah perempuan baik, tetapi dipertemukan oleh laki-laki berhati setan.
Saat itu, Santos tak berasa di rumah. Ia pergi
keluar negeri selama beberapa hari. Mendengar kabar itu, lara sangat bahagia sekali. Akhirnya ia tak akan merasa penindasan oleh majikan iblisnya itu.
Benar saja, Saat bosnya tak ada di rumah.
Lara kembali bekerja dengan ceria. Ia mengerjakan pekerjaan rumah dengan baik. Sampai-sampai buk Rina melihat lara tersenyum kembali. Pastinya ia ikut bahagia. Karena lara sudah dianggapnya sebagai anak sendiri.
Namun senyum itu berjanji selama
seminggu, kepulangan Santos kembali membuat lara murung dan tak kembali tersenyum. Ia mengantongi tawa bahagia nya sedalam mungkin.
PEREMPUAN & KEDUA 85
Seperti biasa, disaat ada kesempatan, disitu lah iblis itu melakukan kejahatan pelecehan nya.
Tangisannya yang tertunda kembali lagi
bertamu. Ia tak lagi bisa tersenyum seperti biasa. Buk Rina pun kembali curiga dengan kondisi lara. Akan tetapi jawaban lara sama saja. "Capek mungkin buk, biasalah hehehe" .
Ia hanya memaksakan diri untuk tertawa
dalam kondisi buruknya. Manusia memiliki batasan untuk sabar. Ketika mereka sudah berada pada puncak kesabarannya. Akhirnya memilih jalan kebusukan.
Dirinya telah bosan menjadi budak birahi
majikannya. Akhirnya lara memutuskan untuk tidak pergi, melainkan menyelesaikan penderitaan itu. Ketika kejahatan itu terjadi, bukan memilih untuk menyelesaikan masalah, tetapi musnah kan seseorang yang menciptakan masalah.
PEREMPUAN & KEDUA 86
Itulah yang dilakukan lara, ia memilih untuk membunuh majikannya. Caranya ialah dirinya memasukkan racun ke dalam kopi bosnya di saat buk Rina tidak ada di rumah. Ia dengan sengaja membuat kan kopi untuk bosnya itu. Yang akhirnya pasti diketahui hasilnya.
Bajingan itu mati ditempat, melihat iblis itu
tewas. Lara bukannya takut, melainkan ia tersenyum. Ia sudah bebas, ia tak lagi melihat penderitaan dimanapun sekarang, baik bagi pekerja maupun bagi ibu Rina.
Setelah itu, lara memutuskan untuk
meninggalkan rumah itu. Ia pergi ke kantor polisi dan melaporkan bahwa dirinya telah membunuh seseorang. Pihak polisi terkejut melihat seseorang melaporkan dirinya telah menjadi pelaku pembunuhan.
Lara siap menerima semua konsekuensi
atas perbuatannya. Ia menceritakan segala
PEREMPUAN & KEDUA 87
kronologi yang terjadi dan siap untuk dilakukan investigasi tanpa pembelaan. Ia siap di penjara, karena dirinya telah puas melakukan itu dan siap menerima konsekuensi Apapun yang terjadi.
Divonis penjara 6 tahun. Waktu yang cukup
lama, namun masa saat di penjara membuat dirinya tak lagi menjadi budak bajingan yang ia racuni itu. Tidak ada rasa penyesalan, dirinya menerima hukuman dari hakim yang adil.
Saat persidangan, ia melihat bu Rina yang
masih terlihat sedih menangisi suaminya. Andai ia tahu sebenarnya yang terjadi, pasti dirinya tidak sesedih itu.
Lara menikmati masa-masa di penjara nya.
Ia akur dengan siapapun yang jeruji besi itu. Ia siap dijadikan budak suruh ini itu oleh teman sekamarnya. Diperintahkan untuk nyapu, memijat, hingga membersihkan kuku tangan teman sekamarnya itu.
PEREMPUAN & KEDUA 88
Dia tak peduli itu, ia bahagia di penjara. Sudah tak ada lagi yang menyiksa jiwa dan batin seperti saat ia bekerja waktu dulu. Persetan dengan dosa, ia tak peduli lagi. Yang ada hanyalah dirinya melakukan hal yang benar. Membunuh laki-laki setan itu.
Perlakuan majikan laki-laki nya itu
membuatnya trauma begitu berat. Sehingga ia melupakan kesakitan yang lain. Yang ada dalam benak nya hanyalah kemerdekaan. Penjara adalah tempat ternyaman, disitu ia menjadi perempuan merdeka.
Beberapa bulan semasa di penjara. Lara
didatangi seseorang yang ingin bertemu dengannya. Ia bingung siapa dia. Bahkan keluarganya pun tak mengetahui keadaanya.
Ternyata, ia bertemu dengan seseorang
yang pernah dikecewakan, namun harus kecewakan karena untuk dirinya sendiri. Buk
PEREMPUAN & KEDUA 89
Rina lah orang yang menemuinya. Perempuan baik hati dan mantan majikannya.
Lara tak berani bertemu dengannya, ia takut
bukan karena membunuh. Tetapi, ia malu dengan buk Rina karena membalas kebaikan nya selama ini dengan perbuatan amoral membunuh suaminya. Mengecewakan dirinya karena tak mengatakan hal sejujur yang terjadi.
Lara ingin pergi, tak ingin menemui buk
Rina. Bahkan melihat mata bekas tangisannya membuat ia semakin tak memberanikan diri untuk bertemu. Ketika berbalik arah untuk masuk ke Kamar penjaranya.
"Lara" Ia dipanggil oleh buk Rina. Awalnya
lebih memilih untuk masuk saja dan menghiraukan. Tetapi buk Rina masih memanggil namanya dan memohon untuk duduk untuk jujur menceritakan kejadian yang sebenarnya.
PEREMPUAN & KEDUA 90
Mereka berdua perempuan yang malang dari korban laki-laki jahanam. Satunya adalah korban ketidakadilan dan penindasan, dan satunya adalah perempuan yang di bohong, diselingkuhi, dan sering sekali mengalami kekerasan rumah tangga.
Lara duduk berhadapan satu sama lain.
Mereka saling menatap bagaikan dua perempuan yang saling mengasihani. Keduanya tak merasakan sakit yang sama, tetapi keduanya merasakan penderitaan dengan hal-hal yang berbeda.
"Nak aku tau kamu orang baik, katakan
semua sejujurnya tanpa takut nak. Sejak awal kita bertemu, aku selalu percaya padamu dan meyakini kamu itu anak baik".
Ucapan buk Rani membuat lara tersentuh.
Air matanya mulai menyentuh tanah. Buk Rani
PEREMPUAN & KEDUA 91
ataupun lara menunduk mengusap air mata mereka masing-masing.
"Maaf buk atas perbuatan saya
mengecewakan ibu. Tapi saya tidak merasa bersalah membunuh bajingan itu. Tidak semua hal bisa saya bicarakan ke ibu. Tetapi saya hanya memberitahukan bahwa bajingan, sundal itu sudah merusak kesucian saya. Sejak kepulangan dan perjumpaan pertama kali dengan dirinya. Saya sudah merasa ada yang tidak wajar dengan bajingan itu. Yang pada akhirnya saya dinodai dikamar mandi, saya diperkosa buk. Setiap kesempatan dirinya selalu mendatangi saya dan memperkosa saya lagi. Saya pasrah dan tak bisa bertindak apa apa karena ancaman darinya yang ingin membunuh keluarga saya kalau memberitahukan ke orang lain tentang perbuatan bangsatnya. Maaf sekali lagi buk. Setiap tempat yang saya datangi dengan nya dijadikan sebagai
PEREMPUAN & KEDUA 92
tempat zina. Bahkan saya dijadikan pelacur bayaran oleh bajingan itu. Saya orang tidak waras buk. Membunuh suami anda, mohon maaf sekali lagi buk. Saya terpaksa membunuh hama itu karena sudah tak ada pilihan lagi. Dan sekarang saya siap menerima konsekuensi semua perbuatan saya".
Mendengar kenyataan sejujur nya dari lara,
buk Rina menangis tersedu-sedu. Ia menikah cukup lama, akan tetapi dirinya baru tahu karakteristik suaminya.
"Kejujuran memang sangat menyakitkan, ia
berlabuh bagai kapal Titanic, tapi akhirnya harus karam oleh kenyataan yang pahit".
Kejujuran itu membawa lara pada satu
kebaikan. Selepas mengatakan kejujuran itu, hukuman dikurangi 4 tahun. Sehingga dirinya hanya dipelajari selama 2 tahun saja.
PEREMPUAN & KEDUA 93
Kejujuran yang ia katakan ke bu Rina membawa dirinya ke dalam kebaikan. "Orang yang benar-benar baik memang ada di dunia ini, tapi mereka berada pada tempat tersembunyi".
Buk Rina sering mengunjungi lara. Bagai
mereka berdua sudah melupakan masa lalu kelamnya. Mereka berdua belajar dari kesalahan yang sama. Bahwa kepercayaan seseorang kadang kala harus dicurigai.
Lara dan buk Rina adalah korban sik
bangsat Santos. Laki-laki merasa berkuasa atas perempuan. Menindas mereka dan merasa bahwa haknya menjadi majikan dan suami berada pada posisi tertinggi.
Tidak akan dibenarkan perilaku patriarki
atas nama apapun. Ia harus dimusnahkan sebab menciptakan penindasan ke perempuan. Patriarki menciptakan satu situasi pendominasian atas jenis kelamin yang lain.
PEREMPUAN & KEDUA 94
Tertindas, hancur, lebur dan remuk nya satu gender atas langgengnya patriarki. Doktrin ini sudah menjadi satu keberangkatan argumentasi yang membawa manusia satu sama lain saling optimisme pada laki-laki dan menciptakan situasi pesimisme pada gender perempuan. Yang dirasakan lara adalah ketidaksetaraan gender, ia hancur karena dominasi eksploitasi dirinya oleh sang majikan bangsat itu.
Perjuangan untuk setara memang menjadi
satu perjuangan abadi yang tak akan bisa terjadi besok atau lusa. Bahkan, kesetaraan gender tidak akan mungkin terjadi dalam posisi laki-laki dan perempuan selagi masih ada moral, agama dan budaya di dalamnya.
Akan tetapi, saling menghormati dan
menghargai tanpa melihat jenis kelamin bisa menjadi solusi. Kisah lara dan buk rani adalah sebagian kisah kecil dari ketidakadilan gender. Ia
PEREMPUAN & KEDUA 95
mewarnai peradaban kehidupan manusia yang penuh dengan misteri ini. Tak ada ujung jawaban solusi, yang ada hanyalah meminimalisir konflik dan konsekuensi.
Cantik nya luka, cantiknya duka. Ia
dibesarkan dengan cinta, masa kecilnya penuh tawa. Dewasanya jadi duka, dan sekarang ia berada di jeruji penjara. Lara berarti tangis, begitupun ia didewasakan oleh rintangan.
Ia bukan budak nafsu sang majikan
psikopat. Dirinya hanya sosok cantik jelita penuh tawa di masa kecil. Perempuan itu adalah lara, kisah nya lebih memilih untuk hidup merdeka di penjara dengan membunuh pelaku utama yang meleceh kan dirinya.
"Seorang perempuan terlahir sebagai
manusia seperti halnya laki-laki. Ia tak sepantasnya dijadikan budak, apalagi pemuas nafsu laki-laki"
PEREMPUAN & KEDUA 96
Lara pun bebas dari penjara. Menghirup udara luar kembali. Rasanya dirinya terlahir kembali ke dunia Baru. Menjadi lebih suci, tetapi sama saja. Tak merubah fakta bahwa Ia adalah pelaku pembunuhan dua tahun yang lalu.
Di kejauhan deket gerban penjara, ia melihat
perempuan yang dirinya kenal. Ternyata itu buk rina. Menyambut kebebasannya. Tak akan ditemukan satu orang terbaik yang masih menyayangi padahal telah dikecewakan.
"Nak kamu sehat kan. Ikut sama ibu pulang"
Kata bu rina lara sambil menepuk pundak dan memeluknya.
Awalnya ia malu, betapa tidak tahu dirinya
ia. Tetapi mau bagaimana lagi. Takdir menyiratkan bahwa dirinya harus melukiskan takdir seperti itu. Seorang perempuan seperti nya sudah menjadi penjahat, namun keluarga korban
PEREMPUAN & KEDUA 97
tetap menerima, bahkan semakin menyayanginya.
"Maaf buk, kenapa ibu memperlakukan saya
sebaik ini. Sedangkan saya telah mengecewakan ibu?" Tanyanya ke bu rina dengan senyum tipisnya.
"Kau anak baik. Dan kamu adalah anak
keduaku yang paling kusayangi. Sekarang aku ibumu. Sebagai ibu yang menjemput anaknya dari sekolah. Begitupun aku menjemputmu dari penjara ini sebagai seorang ibu, bukan sebagai keluarga korban".
Mendengar perkataan itu, mata lara
membening seperti berlian. Ia menahan untuk menangis. Berapa baiknya perempuan yang ditinggalkan mati oleh suaminya.
Buk rina memperlakukan lara dengan
sangat baik. Ia diperlakukan layaknya seorang
PEREMPUAN & KEDUA 98
anak. Ia merasakan kembali kebahagiaan yang sama seperti waktu masa kecil nya dulu. Bahagia dengan keluarga, namun keluarga yang baru.
Tak ada kata syukur atas takdir itu. Lara
semakin bahagia dengan perlakuan buk rina ke lara bagai dirinya adalah anak kecil. Umur 22 tahun tak cocok untuknya kembali ke umur 10-15 tahun. Akan tetapi buk rina tetap saja menganggap lara sebagai anak berumur kanak- kanak.
Lara kemudian melanjutkan pendidikan nya
di dunia perkuliahan. Semua biaya ditanggung oleh buk rina. Terpenting lara rajin berkuliah, itulah terpenting darinya. Perempuan cantik itu harus menjadi orang sukses. Harus merubah diri menjadi lebih baik lagi.
Jangan tanyakan ia bahagia atau tidak
semasa kebebasannya dari di penjara?. Ia tak
PEREMPUAN & KEDUA 99
merasakan lagi penindasan, pencabulan dan kekerasan dalam unsur apapun dari siapapun.
Ia berkuliah di salah satu kampus
Universitas Islam negeri dengan jurusan sosiologi. Jurusan itu menurutnya menarik, karena ia bisa melihat sebuah fenomena sosial masyarakat maupun individu individu berinteraksi.
Ia adalah tipe mahasiswa tak mau mengikuti
organisasi apapun, yang ada hanyalah ia fokus untuk kuliah , dan kuliah. Kata orang sekarang dirinya itu "mahasiswa kupu-kupu (kuliah pulang- kuliah pulang)".
Tak terlalu menonjol di kelas dan dirinya
pula bukan perempuan yang populer di kampus. " Aku tahu tugasku belajar, sisanya adalah pilihan" Katanya ke hypa, teman kampus sejurusan nya.
PEREMPUAN & KEDUA 100
Waktu itu, jalan di ramaikan oleh mahasiswa. Katanya para mahasiswa turun ke jalan untuk menyampaikan aspirasi. Demo mereka punya dasar, mereka menggugat kebijakan pemerintah yang tidak punya otak dalam membikin konstitusi.
Lara bukan aktivis, ia hanya seorang
mahasiswanya kupu-kupu. Itu saja, tak lebih tak kurang. Ditengah keramaian mahasiswa teriak "tegakkan keadilan, pemerintah tidak becus" Dan perkataan satire lainnya. Lara hanya ikut meramai kan saja, sama seperti yang lain. Tapi bedanya, ia sadar diri.
Waktu itu, ia melihat seorang mahasiswa
yang berorasi dengan lantunan suara militan. Teriakannya menggelegar, ia milik suara. Bahkan, suara nya bagai teriakan yang sama dengan suara semangat bung Karno. Katanya, ia adalah
PEREMPUAN & KEDUA 101
mahasiswa aktivis yang terkenal akan kritiknya terhadap pemerintah.
"Pantas saja ia berani, ternyata ia tokoh
berpengaruh toh" Katanya ke hypa. Keramaian itu berakhir rusuh, kemudian para polisi membubarkan massa karena telah mengalami kekacauan.
Gas air mata ditembakan, jelas semua orang
tanpa terkecuali lara dan temannya ikut berlari. Ia menghindari keramaian. Tapi apa daya, matanya terkena gas tersebut. Ia tak bisa berlari lagi, hanya bisa duduk dan mengusap mata nya yang berair.
Salah satu mahasiswa melihat lara
kemudian menyelamatkan nya. Laki-laki itu menggandeng lara ke tempat yang aman. Setelah merasa aman, laki-laki itu kemudian membawa lara ke rumah kecil yang ternyata tempat itu adalah basecamp organisasi.
PEREMPUAN & KEDUA 102
Ternyata, yang menyelamatkan lara adalah mahasiswa yang ia lihat berorasi di atas mobil pick up waktu itu. Ia baru menyadari setelah memperhatikan wajah secara betul ketika matanya tak memerah lagi.
Nama laki-laki itu "indra". Ia mahasiswa
jurusan seni semester akhir di Universitas yang sama dengan lara. Dia terkenal sebagai mahasiswa aktif berorganisasi dan aktif mewacanakan dalam berbagai diskusi tentang politik dan agama.
Pertemuan singkat itu menjadi satu
momentum kisah lara dalam balik jendela yang berbeda. Singkat cerita mereka menjadi semakin dekat setelah kejadian itu Akan tetapi, cerita ini tidak berfokus pada pujaan hati yang jatuh cinta ataupun dua insan sedang dimabuk asmara.
Kisah ini tentang kemurkaan seorang
perempuan terhadap penindasan yang terjadi
PEREMPUAN & KEDUA 103
padanya. Kisah seorang yang sama dengan perempuan yang mati bertelanjang sebagai gugatan kepatriarkhan dan cerita kila perempuan yang trauma akan masa lalu sosok laki-laki berhijab soleh, tetapi berhati iblis.
Kedekatan mereka berbeda frekuensi. Indra
menganggap itu sebagai sebuah perjuangan rasa cintanya, sedangkan lara menganggap itu hanya sebuah pertemanan semata. Ketika laki-laki itu mengungkapkan cinta pertama kali ke lara.
Perempuan itu hanya mengatakan bahwa
rasa cinta dan membentuk hubungan itu adalah kesepakatan dua belah pihak. Akan tetapi, dalam perasaan itu. Hanya satu orang saja yang menginginkannya.
"Rasa cinta itu harus sama-sama cocok. Jika
antara satu sama lain ataupun salah satu diantaranya tidak mau. Hubungan itu tidak akan
PEREMPUAN & KEDUA 104
terjalin harmonis, jika pun terjalin. Hubungan itu tidak akan berjalan lancar dan harmonis".
Kata-kata itu bentuk penolakan secara
hormat. Lara tak ingin kehilangan temannya. Ia hanya ingin berteman tanpa. Melibatkan perasaan. Trauma masa lalunya oleh majikan bangsat itu tak bisa terhapus dari memorinya.
Setiap kali ia mengingat kejadian itu. Sedih
pastinya, ia sudah trauma dengan laki-laki seperti itu. Rasanya sudah tak ada cinta lagi dalam dirinya. Ia menolak dengan alasan tanpa ia ungkapkan kenyataan sebenarnya ke indra bagaimana masa lalu dirinya.
Akan tetapi, laki-laki itu tak kehabisan akal.
Ia terus melakukan segala cara. Ia telah menerima. Beberapa kali penolakan. Akan tetapi, ia bilang kalau perempuan seperti lara bukan menerima sosok laki-laki secara cepat. Banyak
PEREMPUAN & KEDUA 105
pilihan dan Syarat-syarat untuk seseorang bisa menaklukkan hatinya.
Dirinya harus bersabar saja. Mungkin suatu
saat nantinya ia berubah pikiran untuk menerima indra menjadi pacarnya.
"Ketidaktahuan membuatnya optimis.
Memang betul, laki-laki akan selalu berspekulasi pada perempuan yang ia sukai tentang sebuah perasaan. Pada akhirnya semua itu adalah delusi yang ia ciptakan sendiri".
" Bodoh memang laki-laki. Ia selalu ingin
mendapatkan hati perempuan. Tapi mereka tidak tahu kenapa perempuan selalu berubah setiap Detiknya. Ia berspekulasi bahwa seorang perempuan tak melibat perasaan disebut nya Anti laki-laki, katanya laki-laki manusia rasional. Tapi kenapa mereka tidak menggunakan akal mereka berpikir demikian" Kata hypa ketika diceritakan oleh lara bagaimana indra menyukainya.
PEREMPUAN & KEDUA 106
Singkatnya, hubungan tanpa status itu berjalan hampir satu tahun. Tak ada perasaan yang terpatri. Semua hanya hubungan dalam sebatas pertemanan. Suatu kali indra mengajak lara ke teman-teman tongkrongan nya. Perempuan itu tak menolak, ia anggap sebagai sebuah salam kenal saja. Menambah relasi itu kan baik sebagai mahasiswa.
Sesampai disana. Ia bertemu dengan teman-
teman indra yang asing. Mereka berasal dari Universitas berbeda. Terlihat dari almamater yang digunakan tidak sama dengan yang dimiliki nya.
Waktu itu, ia hanya memegang hp sembari
mendengar percakapan. Bodo amat apa yang mereka ceritakan. Obrolan laki-laki memang kadang ambigu, mereka tak pernah menyelesaikan pembicaraan dan kemudian berakhir pada obrolan lainnya.
PEREMPUAN & KEDUA 107
Mereka tak pandai menyelesaikan pembicaraan. Mereka lebih suka berbincang dengan teman obrolan random. Politik, ekonomi, astronomi, filsafat hingga mahasiswa pun dibicarakan. Gosipnya seorang laki-laki dalam tongkrongan memang tak bisa ditebak.
Ketika lara izin ke toilet dan kemudian balik
lagi. Ia sempat menguping pembicaraan indra dan teman-temannya tentang dirinya.
"Lu harus dapetin dia bro. Cantik loh,
lumayan kan. Heheh" Kata salah satu temanya.
"Slow. Gue gak mau pemikiran negatif kayak
kalian. Perempuan ini beda. Makanya gue suka sama dia. Berbeda dengan perempuan yang pernah gue kenal. Perempuan ini unik banget bagi gue. Gue beneran suka dia sih. Tapi apa daya, gue ditolak mulu hehehe" Sambut indra.
PEREMPUAN & KEDUA 108
Lara pun kembali ke tempat duduknya, dan mereka tak lagi berbicara tentang dirinya. Ternyata, laki-laki tak pandai memanipulasi, ia selalu ketahuan dengan cara perempuan yang unik.
Pertemanan mereka semakin erat. Lara dan
indra selalu dianggap pasangan yang cocok. Terkecuali hypa, teman lara. Ia selalu pesimis ke indra, bahwa niat indra ke lata tidak sebaik itu. Ada niat terselubung tak pernah lara ketahui. Katanya.
"Laki-laki itu bisa memiliki cara yang lain
untuk berusaha mendapatkan keinginannya. Mereka pertama-tama baik. Suatu saat nanti, mereka akan menjadi diri mereka sendiri setelah waktu yang tepat".
Ia adalah laki-laki penuh ambisi. Dirinya tak
pernah berhenti-hentinya berjuang mendapatkan sesuatu yang diinginkan. Laki-laki itu selalu sabar,
PEREMPUAN & KEDUA 109
namun lara tak pernah luluh dengan perjuangan indra selama ini.
Apa yang dulu dikatakan temanya hypa
ternyata benar terjadi pada lara. Ia melihat segala sifat asli indra. Ketika itu indra mengabarkan dirinya sedang sakit.
Sebagai seorang teman, lara pergi
menjenguknya. Sesampai di sana, awalnya tiada yang aneh. Ia melihat temannya terkapar sakit lemas. Sebagai teman yang baik, lara kemudian membuatnya bubur.
Selepas itu, perbincangan seperti biasa-
biasa saja. Entah kondisi seperti apa waktu itu, indra melihat kesempatan. Ia menarik tangan lara lalu menciumnya habis-habisan.
Tak ada kata apapun yang keluar dari mulut
lara saat itu, ketika laki-laki itu mencium dan
PEREMPUAN & KEDUA 110
kemudian ia membuka kancing baju dan meremas payudara perempuan itu.
Lara hanya bisa terdiam saat itu, yang ia
rasakan hanyalah trauma masa lalunya kembali dirasakannya. Ia kembali sadar setelah laki-laki bajingan itu ingin membuka roknya. Lara dengan refleks menampar indra dengan Sangat keras. Kemudian pergi dari kos itu dengan menangis.
Keesokan paginya laki-laki itu memohon
ampun kepada lara. Ia bilang kalau iblis telah berhasil menguasai dirinya, setan waktu itu membuatnya bertindak sedemikian buruk. Ia bukan dirinya waktu itu, melainkan orang lain.
"Omong kosong, bacot" Mengapa manusia
seperti laki laki melakukan tindakan buruk selalu menjadikan agama sebagai pelindung mereka. kerap menaruh seluruh salah kepada iblis ketika mereka berbuat hal tolol dan semaunya.
PEREMPUAN & KEDUA 111
Mereka yang berbuat keji, tapi iblis saja yang menjadi pesalah utama. Mereka yang melakukan tindakan bangsat, tetapi mereka berdalil iblis selalu menggoda saat ada kesempatan,bukan katanya mereka yang sejak awal. Berniat melakukan itu semua? Karena itu, lara tak memaafkan nya walaupun ia meminta maaf keesokan harinya.
Beberapa bulan setelah kejadian itu, lara
mencoba menjauh dari indra. Ia tak ingin lagi bertemu dengannya. tak ingin lagi kembali mengingat kembali masa lalu yang suram.
Sekarang ia berfokus kembali untuk
berkuliah saja. Tak peduli lagi dengan semua tentang lelaki. Katanya "laki-laki yang saya temui selalu memandang perempuan sebagai sosok objek pelampiasan nafsunya. Bangsat memang lelaki seperti itu yang kutemui".
PEREMPUAN & KEDUA 112
Singkatnya, lara kembali ceria seperti biasa setelah beberapa bulan melawan traumanya. Sore itu, lara tumben tak bersama hypa pulang. Ia sendiri berjalan kaki pulang kampung.
Suara deringan telepon berbunyi dan ia
mengangkat yang ternyata itu ibu angkatnya "Ya buk, saya pulang ini naik angkot".
Satu kilometer sampai di rumah. Sebuah
mobil tiba-tiba mendekati nya dan menculik lara. Beberapa laki-laki yang menculik dikenalnya, mereka adalah teman-teman indra.
Lara di sekap di sebuah rumah sepi, entah
itu dimana. Ternyata benar, indra dan teman- temannya menculik lara. Tak habis pikir. Kata- katanya kemarin dirasuki setan ternyata bohong belaka, setan bukan Merasukinya. Akan tetapi, dirinya setan sebenarnya.
PEREMPUAN & KEDUA 113
Lara disekap dan diperkosa bergiliran. Setiap jam seseorang yang berbeda datang menghampiri nya yang terikat, dan kemudian memperkosa lara. Mungkin sudah puluhan laki- laki yang datang padanya dan menyetubuhi dirinya.
Jangan tanyakan bagaimana keadaan
perempuan itu, dirinya sudah dua hati tak makan. Ia selalu membuang makanan yang diberinya, "lebih baik mati daripada menerima makanan dari setan seperti kalian".
Perempuan itu hilang sudah lima hari. Buk
rina mencari keberadaan anak angkatnya itu, sampai pihak kepolisian ikut campur mencarinya. Masuk hari keenam. Lara ditemukan tewas mengenaskan. Hampir seluruh tubuhnya penuh luka, ia ditemukan telanjang bulat dalam keadaan tangan dan kaki yang terikat.
PEREMPUAN & KEDUA 114
Para pelaku pembunuhan keji itu pun kemudian dicari dan diselidiki motif pembunuhan tersebut. Lara yang malang, ia mati karena dirinya ingin hidup dengan tenang. Kecantikannya luka, kecantikan nya duka.
Lara, sama seperti namanya. Ia meninggal
dunia dengan tubuh yang menyedihkan. Banyak dari mahasiswa maupun pihak lainnya menggugat secara transparan kasus ini. Sehingga pada akhirnya, para pelaku itu ditemukan dan dihukum.
Hukuman yang pantas untuk mereka,
manusia berhati iblis. Menyalahkan iblis semata dalam perbuatannya, padahal merekalah yang iblis pada kenyataan nya.
PEREMPUAN & KEDUA 115
DUKA PEREMPUAN KEDUA
Apa kabar dunia?
Tentunya baik-baik saja bukan?. Tidak ada tanda tanya yang lebih bahagia dengan kata baik dan sehat. Jikalau sakit, tentu jangan terlalu berat. Karena sekuat apapun manusia, mereka tidak kuat jika merasakan rasa sakit yang begitu hebat. Sakit tidak terasa definisi. Ia bagai sebuah kerucut kecil dalam segitiga fikiran. Maksudnya, apalah sebuah pikiran tentang hidup, kekayaan serta pengetahuan sebagai kunci segitiga kehidupan. Jika mereka memiliki ketiga hal itu, katanya mereka akan terselamatkan. Apakah benar ? Jawaban tidak sepenuhnya, mereka lupa dengan satu doktrin yang membabi buta sebagai budaya. Dimana perlakuan antara laki-laki dan perempuan berbeda. Jika kita sebagai manusia
PEREMPUAN & KEDUA 116
berfikir kemanusiaan adalah tentang kesetaraan, maka manusia yang di pojok mayoritas akan menarik kesimpulan yang berbeda. Bahwa posisi kemanusiaan haruslah mengedepankan kepemimpinan dan perintah dari satu jenis kelamin saja. Bukan sekedar hasil kesepakatan. Tetapi itulah yang pada nyatanya, itulah pada akhirnya. Ada determinasi yang cukup lebar untuk mendemonstrasikan bahwa jarak antara laki-laki dan perempuan berbeda. Perlakuan, senyuman, bahkan tentang materi pun, sungguh berbeda. Kadangkala manusia punya kunci akan pengetahuan memprioritaskan kemanusiaan. Namun, semua berakhir pada budaya yang kononnya, kemanusiaan hanya pada sosok laki- laki. "Begitulah manusia, selalu ingin menjadi prioritas. Bahkan sebagai manusia. Selalu ada
PEREMPUAN & KEDUA 117
keserakahan dan keangkuhan sekaligus kesombongan menjadi pembelaan". Budaya manusia laki-laki selalu menjadi satu keiyaan. Bahkan, karena budaya bobrok dan kuno ini. Perempuan hanya menjadi figur yang terlahir di dunia. Hanya sebagai mahkluk produksi semata. Sebegitu rendahnya. Mereka hanya dinilai dengan harga beberapa ratus rupiah untuk tidur di jalanan dengan hitungan per jam. Lainnya, perempuan jalanan mempromosikan bentuk tubuhnya yang seksi. Padahal berapa kali di jarah oleh laki-laki. Harga diri mereka kata manusia laki-laki tidak ada apa- apa nya. Perempuan hanya jadi fiksi dalam aksi dan menjadi indah dalam cerita. Begitulah sedikit plesetan dari pemikir yang menganggap perempuan sama. Padahal dirinya saja belum paham, perempuan seperti apa. Ia membaca buku ensiklopedia "100 perempuan hebat berpengaruh di
PEREMPUAN & KEDUA 118
dunia".kagumnya, bahkan ia seringkali bermain di perpustakaan untuk membaca buku buku tentang perempuan. Namanya dirta, ia adalah lelaki berusia 20 tahun yang sekarang semester 6 di salah satu universitas ternama. Lupakan saja tentang biografi nya, ia hanya seorang mahasiswa hidup seadanya, tidak peduli dengan pendidikan yang tinggi. Jikalau semua musnah ketika tidak teraplikasi. Baginya, ilmu yang baik adalah ilmu yang dipahami, tetapi ilmu yang terbaik adalah ilmu yang dihayati. Yahh, begitulah ungkapan utopis. Kadang-kadang selalu sempurna pada ungkapnya, tapi tidak realita nya. Dirta tidak punya cerita menarik. Ia hanya seorang mahasiswa jurusan politik. Tidak paham juga tentang jurusannya. Ia hanya tahu tentang bagaimana ia bisa hidup dan bekerja selepas kuliah. Untung saja,kuliahnya dibiayai pemerintah.
PEREMPUAN & KEDUA 119
"Orang miskin bisa pintar, tapi orang miskin gak boleh sekolah". Lucu juga jika pernyataan tersebut akan jadi lelucon para manusia kaya. Tidak peduli, sehebat apapun seseorang, jika ia miskin. Maka, akhirnya akan miskin jua. Kalo peribahasanya buah tidak jatuh jauh dari pohonnya. Dirta memiliki kekasih yang cantik jelita, Namanya della. Tidak sekedar cantik dari nama dan parasnya. Bahkan, nasibnya pun berpihak pada dirinya. Terlahir dari keluarga kaya raya yang bisa saja. Kampus tempat dirta berkuliah bida bapak della beli. Entah keberuntungan apa yang dimiliki oleh dirta sampai bisa meluluhkan della. Dari segi apapun, pastinya dirta tidak ada yang dibanggakan. Tapi entahlah, della sik kaya raya dan cantik jelita memandang dirta dari apa. Tapi yang pasti, ketulusan della ke dirta bukan lagi soal kata-kata semata.
PEREMPUAN & KEDUA 120
Mereka selalu sama-sama. Kisah mereka begitu hebat. Saling mendukung apapun hal positif, della adalah perempuan cerdas dan bekerja keras. Hebatnya lagi. Della adalah perempuan mandiri yang tidak bergantung ke orang tua. Meskipun ia kaya, tetapi uang jajan sampai kendaraan yang dimiliki hasil dari jerih payahnya dalam usaha menjual pakaian dan menjadi model. Tentu dari segini ini saja, dirta sudah berada pada titik "aku tidak cocok dengan della, dia terlalu sempurna untuk kumiliki. Bahkan, untuk membelikannya es campur saja aku harus menunggu 1 minggu" Katanya dalam hati. Setiap kali ke mall atau tempat mewah lainnya. Dirta selalu menolak karena alasan yang begitu macam jenis. Tetapi, della memahami kondisi pacarnya. Sehingga, ia lah yang membeli apapun itu. Dirta hanya bisa terdiam sepi saja. Ia tahu bahwa ekonominya membisu, teriak pada
PEREMPUAN & KEDUA 121
makanan yang enak tidak lagi sebagai yang utama. Yang ada hanyalah bisa makan hari itu hanya dengan satu bekal nasi bungkus di pinggir jalan pun sudah bersyukur. Tetapi, della membawa dirta ke dalam ruang luas. Ia adalah lelaki pincang dengan ekonomi bahkan dengan pengetahuan. Pada akhirnya, lelaki seperti dirta akan menjadi lelaki beban bagi pacarnya. Dengan begitu matang ia berpikir atas pertimbangan yang matang pula. Dirta memutuskan ingin menyudahi hubungan keberuntungan sepihak tersebut. Sudah cukup baginya menjadi beban della. Ia hanya menjadi aib dalam hubungan yang diikat sama-sama. Tetapi, keberuntungan selalu Berpihak padanya. Dengan begitu matang, ia memutuskan hubungan dengan della. Tentunya della menolak keputusan dirta, sebab alasan della sangat mencintai dirta. Sampai-sampai memohon
PEREMPUAN & KEDUA 122
mohon della lakukan, sampai pada satu kisah yang memilukan. Di pagi hari setelah kejadian putus 1 minggu della tidak kelihatan di kampus. Dirta hanya berpikir mungkin della butuh waktu sendiri untuk melupakan dirinya. Dengan pikiran positif menutup kegelisahan tersebut, tak lama kemudian ia mendapatkan pesan masuk dari teman della bahwa della meninggal dunia karena telah bunuh oleh seseorang dijalan menuju rumah dirta. Sontak dirta kaget mendapat kan informasi itu. Ia hanya bisa diam membisu tanpa kata, tidak habis pikir. Della meninggalkan dirta selamanya. Pun meninggal dunia nya secara sadis, ia melepaskan hubungan dengan della. Tetapi, della melepaskan diri untuk tidak bertemu lagi dengan dirta untuk Selama-lama nya. Dirta menangisi kepergian della. Secepat itu ia pergi tanpa balasan rindu. Terlalu sayangnya,
PEREMPUAN & KEDUA 123
sampai della harus kehilangan nyawa ketika menuju ke rumah dirta. Dengan kesedihan yang berlarut-larut. Dirta pergi ke kantor polisi untuk menanyakan hasil penyelidikan terakhir dalam kasus pembunuhan pacarnya itu. Dia menunggu cukup lama tentang kepastian, siapa yang membunuh pacarnya dengan sebejat itu. Polisi menyampaikan hasil pemeriksaan bahwa della dibunuh, tetapi sebelum nya ia diperkosa, kemudian dibunuh. Mendengar fakta tersebut, tangisan dirta tidak bisa terhindarkan. Ia menangis kenapa semua terjadi pada kisahnya, dan pada perempuan berparas cantik yang malang itu. Kesedihan berlarut larut tentu menghantui. Dirta tidak bisa melepaskan ingatan dan kenangan yang berharga dengan della yang meninggal kan dirinya selama nya. Selalu terkenang moment bahagia, tawa, kecewa, dan perjuangan bersama-sama. Menerima
PEREMPUAN & KEDUA 124
kekurangan dan selalu mendukung satu sama lain. Kematian della masih diselidiki oleh pihak kepolisian. Yang pada akhirnya setelah penyelidikan dengan teliti,dibantu dengan petunjuk autopsi, akhirnya polisi menemukan siapa pembunuh della. Pelakunya adalah orang terdekat della, Tak lain dan tak bukan Ialah ayahnya nya sendiri. Mendengar jawaban dari pihak kepolisian siapa pelaku yang telah tega membunuh della. Dirta hanya terdiam membeku, yang ada dalam pikirannya adalah ketidakmasukakalan, kenapa seorang lelaki yang della banggakan, juga sayangi tega membunuh anaknya sendiri. Sejuta pertanyaan ada dibenak dirta. "Bagaimana mungkin, seorang yang dipercayai sebagai tempat bersandar dan bercerita menjadi sosok pengakhir segalanya. Jadi
PEREMPUAN & KEDUA 125
bagaimana sekarang?, siapa yang sepantasnya di dunia ini harus dipercayai?". Pihak kepolisian menjelaskan kepada dirta bagaimana kronologi pembunuh yang dilakukan oleh ayah della. Dimana kejadian itu dilatarbelakangi oleh sejak della memasuki masa SMA, ayahnya della sudah mulai melihat anaknya dengan sejuta nafsu. Akan tetapi, ketakutan waktu itu sang ayah masih menjaga jarak. Tentunya perhatian yang diberikan oleh sang ayah kepada della bukan dalam bentuk ayah dan anak. Tetapi semua itu diberikan sebagai bentuk bagaimana nafsu birahi sang ayah terpuaskan. Bisa dibilang, ketika sang ayah memberikan hadiah ke della. Ia mendapatkan pelukan sang hangat dari della, namun ayah della dengan itu bisa merasakan bentuk tubuh sangat anak melalui pelukan berkedok kasih sayang. "Begitulah laki-laki. Sejuta nafsu birahinya tidak bisa terkendali, bahkan iman nya saja hanya
PEREMPUAN & KEDUA 126
jadi formalitas. Namun, kelakuan bejatnya selalu jadi prioritas" Pada akhirnya, suatu malam rumah mereka sepi hanya tinggal della saja saat itu. Ibu della pergi ke kampung halaman karena mendengar kabar nenek della disana sakit. Sedangkan sang ayah waktu itu bekerja. Sehingga, ayah dan bella akan menyusul nantinya. Singkat malam itu, ayah della pulang dari tempat kerja. Tentunya ia lelah. Namun semua lelahnya tiba-tiba terganti dengan nafsu birahinya naik pitam melihat sang anak hanya memakai pakaian daster. Ayah della waktu itu berpikir keras bagaimana mengendalikan nafsunya, dalam pikirannya hanyalah bagaimana ia menikmati tubuh anaknya yang telah lama diinginkan. Sebatas pelukan ia sudah jenuh, di ingin kan nya lebih dari itu. Merasakan bagaimana kemaluannya masuk kedalam milik della dan sekaligus bisa meremas payudara sik anak.
PEREMPUAN & KEDUA 127
Pikiran bejat itu tidak sekedar sampai dikepala. Sang ayah tak mampu mengendalikan nafsu setan nya. Saat della kembali ke kamar, ayah della kemudian mengikutinya sampai kamar. Tanpa basa basi dan tanpa kata panjang. Sang ayah langsung memperkosa sik anak. Teriakan?, tentu iya, tetapi sang ayah yang sudah dirasuki setan durjana itu menutupi mulut della sehingga teriakan hanya terdengar sampai kamar. Keperawanan della direbut oleh sang ayah bejat itu. Sudah lama ia menghindari sang anak untuk ditiduri. Malam itu lah buktinya, sang anak sudah jadi miliknya dalam tubuh malam itu. Della hanya menangis kesakitan, tak kuasa menahan rasa sakit diperkosa. Ayah yang ia percayai sebagai sosok motivasi dan pemberi kasih sayang, ternyata melakukan hal paling buruk padanya. Della hanya bisa menangis. Sungguh malang perempuan itu, dinodai oleh ayah kandung nya sendiri. Ia sekarang hanya bisa meratapi tangisan
PEREMPUAN & KEDUA 128
mana yang paling perih, takdir bagaimana yang ia Terima nantinya. Terkenal sebagai perempuan hebat di kampus. Tapi pada akhirnya, ia adalah perempuan yang sudah tidak punya harga diri. Semua itu musnah karena kelakuan ayahnya memperkosa dirinya. Ancaman ayah nya untuk membunuh dirinya dan ibunya dilontarkan dengan serius jika Della memberitahu siapapun atas semua itu. Della hanya bisa menatap ayahnya dengan tatapan kosong dan pikiran ingin membunuh. Sudah tak ada lagi hal positif yang dirinya pikirkan tentang ayahnya. Dulu yang membesarkan dan mendidik nya, kini menjadi penjahat merusak masa depan dirinya. Ayahnya menjelaskan apa yang sebenarnya dia inginkan sejak dulu. Dengan wajah tanpa bersalah, ayahnya dengan tawa jahat menceritakan itu kepada della yang telah selesai
PEREMPUAN & KEDUA 129
ia perkoss. Dengan akhir kata ia mengancam dengan serius. Setelah kejadian itu, della pergi dari rumah. Dia menarik satu hal bahwa tidak ada tempat aman untuk dirinya berlindung. Malam itu, ia bisa tidur di rumah temannya, namun tidak menceritakan semua yang terjadi. Keesokan harinya di kampus, della bertemu dengan dirta sang pacar. Ia ingin sekali menceritakan hal tersebut ke pacarnya tersebut. Namun kiranya ia bisa mendapatkan semangat atas kesedihannya. Namun, ia mendapatkan satu keinginan dari sang pacar dirta bahwa dirinya ingin memutuskan hubungan. Mendengar ucapan putus dilontarkan dari sang pacar. Della hanya meratapi bagaimana sedihnya nasib dirinya. Sudah dicelakai, sekarang ditinggali. Begitu sakitkah menjadi manusia seperti itu. Dirinya yang sudah tidak memiliki harga diri, tinggal memiliki pasangan yang baik
PEREMPUAN & KEDUA 130
hati. Akan tetapi meninggalkan nya karena alasan terlalu baik. "Persetan memang lelaki. Mereka selalu mengada-ngada tentang perasaan, bahwa ada hal yang perlu diputuskan setelah hubungan yang lama tanpa memikirkan hati yang lain dikecewakan" Sangat sakit menelan takdir diterimanya. Della menerima kepahitan dari sebuah kenyataan pahit. Bahwa ia sudah bukan perempuan hebat lagi. Kebanggaan pada diri yang mendemonstrasikan kesetaraan perempuan sudah jadi cerita lama. Della sekarang hanya perempuan yang mencari jati diri. Krisis identitas, bahkan perempuan itu sekarang tak tahu arah jalan pulang.
Dia tidak mungkin bercerita ke temannya,
bahkan ke pasangan (dirta) pun sebelum ia mengucap, dia sudah duluan pergi. Tahu saja
PEREMPUAN & KEDUA 131
kabar buruk yang dia dapatkan. Sebelum itu, dia mewanti-wanti melepaskan pasangannya dengan sejuta alasan.
“Persetan memang tentang hidup.
Kadangkala ada hal-hal yang tidak bisa dikendalikan dan bisa dikendalikan. Semua itu tergantung setiap orang. Namun, pada akhirnya manusia tidak mengenali semua itu, terkecuali itu sudah terjadi”
Kematian della pada malam bukan karena
sengaja. Bukan sekedar ia meminum racun karena bosan dengan hidup. Kematian della adalah pertanda bagaimana hidup seorang perempuan yang belum merdeka. Kepergian meninggalkan lara, menggores trauma hingga cerita perempuan hebat akan menjadi abadi dalam setiap tutur kata, tapi tidak dengan kehidupan sehari-hari.
PEREMPUAN & KEDUA 132
Della menangisi nasibnya yang malang. Kenapa siapa lagi ia meminta bantuan. Keluarga nya bahkan tidak ingin ia beritahu. Trauma selepas kejadian pemerkosaan waktu itu membuat Della bisu seribu kata. Dalam benaknya hanya terpikirkan, “kenapa Tuhan tidak berpihak padaku”.
Hanya satu orang saja yang masih ia
percayai, yakni dirta. Sosok laki-laki yang mengisi hari-harinya. Tentu ia memutuskan hubungan waktu lalu itu bukan karena tahu fakta yang sebenar nya. Namun, Della tahu bahwa dirta memutuskan hubungan karena jarak mereka terlalu jauh. Dirta merasa bahwa Della memang selalu membantunya dalam hal apapun.
Pasti ada harapan bagi Della untuk bertemu
dan berbincang-bincang dengan dirta. Menceritakan sebenarnya terjadi, bagi Della
PEREMPUAN & KEDUA 133
tentunya dirta akan sangat mengasihi Della, kemudian kembali ke pelukannya.
Della kemudian menuju rumah dirta yang
lumayan jauh. Tempat kumuh di perkotaan yang padat. Ia pergi sekitar pukul 11 malam, jalan menuju rumah dirta memang sepi. Della berjalan sendirian, menengok kekanan dan kekiri. Yang ada hanyalah sampah yang berserakan.
Saat perjalanan sendiri. Della kemudian
bertemu dengan beberapa orang laki-laki yang membegal nya. Tanpa basa basi, laki-laki itu kemudian membawa Della ke bangunan sepi yang masih dalam proses pembangunan. Disanalah, Della diperkosa oleh lebih dari 10 orang laki-laki secara bergiliran. Mereka adalah para preman yang sengaja lewat dalam keadaan mabuk. Kemudian bertemu perempuan cantik jelita, lalu mereka mencari kesempatan dalam kesempitan.
PEREMPUAN & KEDUA 134
Preman bejat tersebut memperkosa sampai keluar darah dalam vaginanya. Tawa preman itu semakin kuat, namun sisi lain Della menangis tanpa henti meminta tolong. Tetapi, naas perempuan itu. Ia kemudian dilempar dari lantai dua oleh para preman setelah puas memperkosa Della.
Keesokan harinya, Della ditemukan
mayatnya oleh para tukang yang hendak bekerja. Seorang mayat perempuan dengan telanjang. Tubuhnya penuh dengan luka dan darah Bercucuran. Kematian perempuan itu tersebar luas sampai dirta sang mantan pacar mengetahui kematian dari Della.
Mendengar semua cerita yang polisi
jelaskan ke dirta. Diam membisu tanpa ada alasan kata, matanya kosong mendengar bagaimana penderitaan yang selama ini dirasakan Della. Sosok perempuan hebat yang pernah mengisi
PEREMPUAN & KEDUA 135
ruang hatinya. Kematiannya sungguh-sungguh mengenas kan. Tawa yang lebar, kecerdasan yang luar biasa serta kreatifitas tak tertandingi di Della ternyata sirna selepas kejadian itu.
Dirta merasa bersalah akan kejadian
tersebut. Tentunya kenapa ia membuat keputusan waktu itu, yang membuat kisah mereka tak lagi bisa terjalin lagi, bahkan mustahil kembali lagi. Dirta sangat menyayangi Della, tapi mereka hanya sekedar kisah masa lalu yang terpisah sekarang di dunia yang berbeda.
Kematian Della menyadarkan dirta
bagaimana kondisi perempuan sebagai manusia kedua. Merasa hebat dan unggul atas segalanya (laki-laki). Della adalah seorang perempuan, sampai disana cukup menggambarkan seberapa rendah perem puan di mata seorang manusia laki- laki yang menganggap patriarki sebagai dominasi utama.
PEREMPUAN & KEDUA 136
Dalam cerita mana pun, kita akan menemukan kisah yang sama seperti Della, perempuan cerdas dan bisa semuanya. Namun, di hadapan laki-laki bejat dan fanatik pada budaya patriarki. Perempuan seperti Della hanya perempuan yang sepantas nya diperintah dan harus menurut pada laki-laki.