5.kemiskinan Di Indonesia Dunia
5.kemiskinan Di Indonesia Dunia
Faisal R. Dongoran
economic
poverty
Kemiskinan di Indonesia
Kemiskinan di Indonesia telah
mengalami proses yang panjang, bahkan
jauh sebelum kemerdekaan. Kelaparan,
kemelaratan, ketiadaan akses terhadap
pendidikan dan kesehatan telah terjadi
sejak zaman penjajahan. Tempat
terjadinya tanam paksa serta kawasan
perkebunan merupakan kantong-
kantong kemiskinan saat itu. Oleh
karena itu kemiskinan merupakan satu
dari beberapa persoalan mendasar yang
menjadi pusat perhatian pemerintah
dimanapun jua (BPS, 2012) dan
kapanpun jua.
Sumber: Maipita, I. (2014). Mengukur Kemiskinan & Distribusi Pendapatan. UPP STIM YKPN. Yogyakarta.
Tabel 6.1. Perkembangan Garis Kemiskinan Indonesia Menurut
Kota-Desa Tahun 2005-2013 (BPS)
Daerah/Tahun
Garis Kemiskinan (Rp/Kapita/Bln)
Makanan Non Total
Penduduk
miskin
Presentase
penduduk
Perkembangan Garis Kemiskinan Indonesia
Makanan (juta) miskin Menurut Kota-Desa Tahun 2005-2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Perkotaan
2005 103.992 46.807 150.799 12,40 11,37 Konsep garis kemiskinan di Indonesia pada dasarnya tidak
2006 126.527 48.797 175.324 14,29 13,36
2007 132.259 55.683 187.942 13,56 12,52
pernah berubah, yang berubah adalah nilai nominal dari garis
2008 143.897 60.999 204.896 12,77 11,65 kemiskinan tersebut. Nominal ini meningkat dari tahun ke tahun
2009 155.909 66.214 222.123 11,91 10,72
2010 163.077 69.912 232.988 11,10 9,87 seiring dengan naiknya tingkat harga barang (lebih jelas lihat
2011 177.342 75.674 253.016 11.05 9.23 kembali Bab 3 tentang Garis Kemiskinan).
2012 (Maret) 187.194 80.213 267.408 10,65 8,78
2012 (Sept) 194.207 83.175 277.382 10,51 8.60
2013 (Maret) 202.137 86.904 289.041 10,33 8,39
Garis kemiskinan di desa, biasanya lebih rendah dari garis
Pedesaan kemiskinan di kota. Satu dari beberapa penyebahnya bahwa
2005 84.014 33.245 117.259 22,70 19,51
2006 103.180 28.076 131.256 24,76 21,90 tingkat harga barang pokok makanan dan nonmakanan yang
2007 116.265 30.572 146.837 23,61 20,37 menjadi patokan dalam mengukur garis kemiskinan tersebut,
2008 127.207 34.624 161.831 22,19 18,93
2009 139.331 40.503 178.835 20,62 17,35 secara umum lebih rendah di desa di bandingkan dengan di kota.
2010 148.939 43.415 192.354 19,93 16,56
2011 165.211 48.184 213.395 18,97 15,72 Seperti disebutkan sebelumnya bahwa tinggi rendahnya garis
2012 (Maret) 177.521 51.705 229.226 18,48 15,12
2012 (Sept) 185.967 54.474 240.441 18,08 14,70
kemiskinan sangat mempengaruhi jumlah masyarakat miskin.
2013 (Maret) 196.215 57.058 253.273 17,74 14,32 Namun, meskipun garis kemiskinan di desa lebih rendah
Kota+Desa
2005 91.072 38.072 129.108 35,10 15,97 dibanding dengan di kota, bukan berarti tingkat kemiskinan di
2006 114.619 38.228 152.847 39,85 17,75 desa lebih rendah dari di kota. Pernyataan tersebut tidak dapat
2007 123.993 42.704 166.697 37,17 16,58
2008 135.270 47.366 182.636 34,96 15,42 dibandingkan antara dua populasi atau kelompok yang berbeda,
2009 147.339 52.923 200.262 32,53 14,14
2010 155.615 65.111 211.726 31,02 13,33
dan ini hanya dapat dibandingkan dalam populasi atau kelompok
2011 171.834 61.906 233.740 30,02 12,49 yang sama dan dalam kurun waktu yang sama pula serta dengan
2012 (Maret) 182.796 65.910 248.707 29,13 11,96
2012 (Sept) 190.758 68.762 259.250 28,59 11,66 tingkat garis kemiskinan yang sama.
2013 (Maret) 199.691 71.935 271.628 28,07 11,37
Sumber: Maipita, I. (2014). Mengukur Kemiskinan & Distribusi Pendapatan. UPP STIM YKPN. Yogyakarta.
Perkembangan Kemiskinan di Indonesia (1976-1996)
40,10
40,00
26,90
24,23
23,43
21,60
19,14
18,41
30,00
18,20
17,75
17,42
17,40
16,66
16,58
15,97
15,42
15,10
14,14
13,70
13,33
krisis moneter, seperti
12,49
11,66
11,37
11,34
20,00
10,00
diperlihatkan pada Gambar
6.1. kurun waktu 20 tahun
-
(1976-1996), angka kemiskinan
1970
1978
1981
1987
1993
1998
2000
2002
2004
2006
2008
2010
2012
menurun tajam dari 40.1
Catt: 2013: angka kemiskinan Maret 2013
persen menjadi 11.37 persen.
Gambar 6.1. Perkembangan Kemiskinan di Indonesia
(Sumber: Bank Dunia dan BPS berbagai tahun)
Sumber: Maipita, I. (2014). Mengukur Kemiskinan & Distribusi Pendapatan. UPP STIM YKPN. Yogyakarta.
Perkembangan Garis Kemiskinan Indonesia
Penurunan angka kemiskinan ini disebabkan dua hal,
pertama akibat keberhasilan pembangunan ekonomi, artinya
kondisi perekonomian yang semakin membaik turut serta
mengurangi tingkat kemiskinan.
Kedua, kemungkinan garis kemiskinan yang terlalu rendah atau
pengaruh dari metode perhitungannya. Ini ditandai dengan
dilakukannya revisi terhadap metode perhitungan kemiskinan
pada tahun 1996. Berdasarkan metode yang lama, tingkat
kemiskinan pada tahun 1996 mencapai 11.37 persen, namun bila
menggunakan metode yang baru, tingkat kemiskinan pada
tahun yang sama sebesar 17,6 persen (Bank Dunia, 2006).
Periode Pasca Krisis 1998
6,00
4,00
Dari Gambar 6.2, dapat dilihat bahwa
% Penurunan Kemiskinan
Secara umum, penurunan jumlah penduduk miskin di daerah pedesaan ternyata lebih cepat dari penurunan
jumlah penduduk miskin daerah perkotaan. Kurun waktu 2005-2012, penurunan jumlah kemiskinan di desa
mencapai 4,81 persen sementara penurunan kemiskinan di kota hanya 2,77 persen
Sumber: Maipita, I. (2014). Mengukur Kemiskinan & Distribusi Pendapatan. UPP STIM YKPN. Yogyakarta.
Pada periode penurunan jumlah penduduk miskin di
daerah pedesaan ternyata lebih cepat dari penurunan
jumlah penduduk miskin daerah perkotaan pada Periode
Pasca Krisis 1998?
(2) Perbedaan struktur pasar dan besarnya distorsi antara pasar di desa
dengan di kota.
(3) Dampak positif dari proses pembangunan perekonomian
nasional.
Sumber: Maipita, I. (2014). Mengukur Kemiskinan & Distribusi Pendapatan. UPP STIM YKPN. Yogyakarta.
Perkembangan Jumlah dan Peresentase Penduduk Miskin
di Indonesia Tahun 2014-2018, dan 2019
2019
Sumber: Maipita, I. (2014). Mengukur Kemiskinan & Distribusi Pendapatan. UPP STIM YKPN. Yogyakarta.
Kemiskinan Menurut Pulau
Tabel 6.2. Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Menurut Pulau Tingginya perbedaan tingkat
kemiskinan antar pulau, menjadi
Mar-2011 Mar-2012 Mar-2013
Pulau permasalahan tersendiri buat
Jlh % Jlh % Jlh %
Indonesia (menurut Bank Dunia, 2006,
Sumatera 6,451.66 12.56 6,300.87 12.07 6,119.42 11.51 ini merupakan satu dari tiga ciri
Jawa 16,726.99 12.14 16,107.20 11.57 15,361.87 10.92 kemiskinan yang ada di Indonesia).
Bali & Nusa Tenggara 2,073.91 15.63 2,033.94 15.11 1,986.91 14.51 Kondisi ini menunjukkan bahwa
Kalimantan 969.55 6.92 954.57 6.69 925.66 6.37
pembangunan masih berjalan dengan
ketimpangan yang relatif tinggi.
Sulawesi 2,144.58 12.20 2,097.24 11.78 2,025.78 11.22
Ketimpangan pembangunan
Maluku & Papua 1,652.26 25.95 1,638.60 24.77 1,646.92 23.97
infrastruktur merupakan satu dari
Indonesia 12.49 29,132.42 11.96 28,066.56 11.37
30,018.93 beberapa pemicunya.
Data dalam ribuan; Sumber: BPS berbagai tahun
Sumber: Maipita, I. (2014). Mengukur Kemiskinan & Distribusi Pendapatan. UPP STIM YKPN. Yogyakarta.
Indeks Kedalaman dan Keparahan Kemiskinan
Indeks kedalaman kemiskinan (P1) menggambarkan
Kurun waktu tahun 2006 hingga 2013 (lihat Tabel
seberapa jauh pengeluaran rata-rata (terkadang dapat
6.3), indeks kedalaman kemiskinan memiliki trend
juga didekati dengan pendapatan rata-rata) penduduk
yang menurun, baik di desa, di kota, maupun
miskin dari garis kemiskinan. Semakin tinggi indeks P1
secara keseluruhan (desa dan kota).
maka semakin dalam kemiskinan yang terjadi
Tabel 6.3. Indek Kedalaman (P1) dan Keparahan (P2) Kemiskinan Penurunan indeks kedalaman kemiskinan menunjukkan
bahwa tingkat pengeluaran penduduk miskin memiliki
trend yang semakin mendekati garis kemiskinan. Bila kita
P1 P2
bandingkan antara desa dengan kota, terlihat bahwa
Tahun
Kota Desa Kota+Desa Kota Desa Kota+Desa angka kedalaman kemiskinan di desa selalu lebih besar di
banding dengan di kota. Keadaan ini menandakan bahwa
Mar-06 2.61 4.22 3.43 0.77 1.22 1.00
pengeluaran rata-rata penduduk miskin di kota lebih
Mar-07 2.15 3.78 2.99 0.57 1.09 0.84 mendekati garis kemiskinan di banding dengan
Mar-08 2.07 3.42 2.77 0.56 0.95 0.76 penduduk miskin di desa. Atau, pendapatan rata-rata
Mar-09 1.91 3.05 2.50 0.52 0.82 0.68 penduduk miskin di desa lebih jauh dari garis kemiskinan
dibanding dengan pendapatan rata-rata penduduk miskin
Mar-10 1.57 2.80 2.21 0.40 0.75 0.58
di kota. Keadaan ini juga mengindikasikan bahwa
Mar-11 1.52 2.63 2.08 0.39 0.70 0.55 masyarakat miskin di kota lebih banyak berada di sekitar
Mar-12 1.40 2.36 1.88 0.36 0.59 0.47 garis kemiskinan, sedangkan masyarakat miskin di desa
Mar-13 1.25 2.24 1.75 0.31 0.56 0.43 banyak yang berada jauh di bawah garis kemiskinan.
Sumber: BPS: Berita Resmi Statistik, berbagai tahun
Sumber: Maipita, I. (2014). Mengukur Kemiskinan & Distribusi Pendapatan. UPP STIM YKPN. Yogyakarta.
Kemiskinan di Belahan Dunia
Bank Dunia menggunakan garis kemiskinan yang
sama yaitu $1,25 per hari per kapita dengan
melakukan penyesuaian terhadap daya beli
Tanzania (purchashing power parity-PPP). Zambia
Republik Demokratik Kongo Haiti Guinea Bissau
Somalia
Republik Afrika Tengah
Madagaskar
Sudan Ethiopia
Sumber: Maipita, I. (2014). Mengukur Kemiskinan & Distribusi Pendapatan. UPP STIM YKPN. Yogyakarta.
Perkembangan jumlah individu miskin dan persentase tingkat kemiskinan di dunia
Tahun 1959-2011 Gambar 6.3 memperlihatkan
perkembangan jumlah individu miskin
dan persentase tingkat kemiskinan di
dunia kurun waktu tahun 1959-2011.
Pada tahun 1959, jumlah penduduk
miskin di dunia mencapai 40 juta.
Seiring dengan perbaikan ekonomi,
jumlah penduduk miskin terus menurun
hingga mencapai kurang dari 25 juta
(berkurang hampir setengahnya) pada
awal tahun 1970-an. Namun setelah itu
kembali merangkak naik hingga
mencapai sekitar 42,2 juta orang di tahun
2011. Kondisi ini bahkan melampaui
jumlah penduduk miskin 57 tahun
Gambar 6.3. Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Dunia Tahun 1959-
2011. (Sumber: http://www.census.gov)
sebelumnya, yaitu tahun 1959.
Pertambahan jumlah penduduk miskin dunia, disebabkan karena beberapa hal, seperti pertambahan jumlah penduduk, meningkatkanya
kualitas kesehatan dan harapan hidup sehingga usia hidup juga meningkat, serta berubahnya ukuran kemiskinan yang digunakan.
Sumber: Maipita, I. (2014). Mengukur Kemiskinan & Distribusi Pendapatan. UPP STIM YKPN. Yogyakarta.
Tinjauan sepintas kemiskinan menurut kawasan (regional) dengan garis
kemiskinan yang sama, yaitu US$1,25 per kapita per hari.
Sumber: Maipita, I. (2014). Mengukur Kemiskinan & Distribusi Pendapatan. UPP STIM YKPN. Yogyakarta.
Tinjauan sepintas kemiskinan menurut kawasan (regional) dengan garis
kemiskinan yang sama, yaitu US$1,25 per kapita per hari.
Sumber: Maipita, I. (2014). Mengukur Kemiskinan & Distribusi Pendapatan. UPP STIM YKPN. Yogyakarta.
Tinjauan sepintas kemiskinan menurut kawasan (regional) dengan garis
kemiskinan yang sama, yaitu US$1,25 per kapita per hari.
Sumber: Maipita, I. (2014). Mengukur Kemiskinan & Distribusi Pendapatan. UPP STIM YKPN. Yogyakarta.
Tinjauan sepintas kemiskinan menurut kawasan (regional) dengan garis
kemiskinan yang sama, yaitu US$1,25 per kapita per hari.