PENDAHULUAN
1
1.2 Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan
2
2. Mendapatkan pengalaman kerja sesuai dengan kompetensi yang
dimiliki sebelum memasuki dunia kerja.
3. Membandingkan dan menerapkan pengetahuan akademik berupa teori
dan praktek yang telah didapatkan tentang aktivitas di dalam bidang
pekerjaan yang sesuai dengan program studi yang di pelajari.
4. Memenuhi persyaratan kurikulum Strata satu (S 1) Program Studi
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Kupang.
1. Bagi Mahasiswa
a. Menambah ilmu pengetahuan dan keterampilan mahasiswa tentang
dunia kerja sehingga mendapatkan pengalaman kerja secara nyata
di perusahaan/instansi dan bekerja sama dengan orang lain degan
latar belakang serta disiplin ilmu yang berbeda-beda.
b. Dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh pada
saat pelaksanaan PKL dengan didukung ilmu yang didapat pada
proses perkuliahan.
c. Membandingkan penerapan ilmu dan teori yang telah diperoleh di
bangku kuliah dengan penerapannya di dalam dunia kerja.
d. Memberikan gambaran tentang kondisi lapangan pekerjaan yanag
sebenarnya.
e. Memperolah pengalaman Praktik secara langsung dan nyata di
dunia kerja.
f. Mengajarkan kepada mahasiswa tentang cara bertanggung jawab
terhadap suatu tugas yang diberikan.
2. Bagi Universitas Muhammadiyah Kupang
a. Menjalin hubungan dan kerjasama yang baik antara Universitas
dengan Instansi dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan pada
waktu yang akan datang.
b. Menilai kemampuan dan mengetahui keterampilan mahasiswa
dalam menguasai dan mengaplikasikan materi-materi yang
diperoleh di bangku perkuliahan.
c. Mengukur kesesuaian materi-materi yang diberikan dibangku
perkuliahan dengan pengaplikasian nyata dalam dunia kerja untuk
bahan evaluasi bagi perguruan tinggi.
3
a. Memungkinkan adanya kerjasama yang teratur dan dinamis antar
instansi dengan perguruan tinggi di waktu yang akan datang
b. Membantu meringankan kegiatan operasional instansi dalam
melakukan pekerjaan
c. Memperoleh kesempatan untuk merekrut praktikan sebagai
karyawan bila kualifikasinya memenuhi standar instansi yang telah
ditetapkan
4
mulai hari Senin s.d. Kamis pukul 08:00 s.d. 14:00 WITA dan pada
hari Jum’at pukul 08:00 s.d. 16:30 WITA.
Dalam pelaksanaannya penulis telah dibagi sesuai dengan
bidang masing-masing, yaitu bidang umum, bidang rehabilitasi,
bidang P2M, dan bidang pemberantasan. Kemudian, dilakukan
rolling di setiap minggunya dengan tujuan agar penulis mengetahui
sistematika kerja serta input maupun output yang dihasilkan pada
semua bidang.
5
BAB 2
b. Misi:
1. Mengembangkan dan memperkuat kapasitas kelembagaan
2. Mengoptimalisasi sumber daya alam penyelenggaraan
penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika.
3. Melaksanakan pencegahan penyalahgunaan narkotika secara
komprehensif.
4. Memberantas peredaran gelap narkotika secara professional.
6
memandang dan berkeyakinan bahwa permasalahan narkoba di
Indonesia tidak akan berkembang karena bangsa Indonesia adalah
bangsa yang ber-Pancasila dan agamis. Pandangan ini ternyata
membuat pemerintah dan seluruh bangsa Indonesia lengah terhadap
ancaman bahaya narkoba, sehingga pada saat permasalahan narkoba
meledak dengan dibarengi krisis mata uang regional pada pertengahan
tahun 1997, pemerintah dan bangsa Indonesia seakan tidak siap untuk
menghadapinya, berbeda dengan Singapura, Malaysia dan Thailand
yang sejak tahun 1970 secara konsisten dan terus menerus memerangi
bahaya narkoba.Menghadapi permasalahan narkoba yang
berkecenderungan terus meningkat, Pemerintah dan Dewan
Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) mengesahkan
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika dan
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotika.
Berdasarkan kedua Undang-undang tersebut, Pemerintah (Presiden
Abdurahman Wahid) membentuk Badan Koordinasi Narkotika
Nasional (BKNN), dengan Keputusan Presiden Nomor 116 Tahun
1999. BKNN adalah suatu Badan Koordinasi penanggulangan
narkoba yang beranggotakan 25 Instansi Pemerintah terkait.BKNN
diketuai oleh Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) secara
ex-officio. Sampai tahun 2002 BKNN tidak mempunyai personel dan
alokasi anggaran sendiri. Anggaran BKNN diperoleh dan dialokasikan
dari Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia (Mabes
Polri), sehingga tidak dapat melaksanakan tugas dan fungsinya secara
maksimal. BKNN sebagai badan koordinasi dirasakan tidak memadai
lagi untuk menghadapi ancaman bahaya narkoba yang makin serius.
Oleh karenanya berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 17 Tahun
2002 tentang Badan Narkotika Nasional, BKNN diganti dengan
Badan Narkotika Nasional (BNN). BNN, sebagai sebuah lembaga
forum dengan tugas mengoordinasikan 25 instansi pemerintah terkait
dan ditambah dengan kewenangan operasional, mempunyai tugas dan
fungsi:
7
fungsional semata), maka BNN dinilai tidak dapat bekerja optimal dan
tidak akan mampu menghadapi permasalahan narkoba yang terus
meningkat dan makin serius. Oleh karena itu pemegang otoritas dalam
hal ini segera menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2007
tentang Badan Narkotika Nasional, Badan Narkotika Provinsi (BNP)
dan Badan Narkotika Kabupaten/Kota (BNK), yang memiliki
kewenangan operasional melalui kewenangan Anggota BNN terkait
dalam satuan tugas, yang mana BNN-BNP-BNKab/Kota merupakan
mitra kerja pada tingkat nasional, provinsi dan kabupaten/kota yang
masing-masing bertanggung jawab kepada Presiden, Gubernur dan
Bupati/Walikota, dan yang masing-masing (BNP dan BN Kab/Kota)
tidak mempunyai hubungan struktural-vertikal dengan
BNN.Merespon perkembangan permasalahan narkoba yang terus
meningkat dan makin serius, maka Ketetapan MPR-RI Nomor
VI/MPR/2002 melalui Sidang Umum Majelis Permusyawaratan
Rakyat Republik Indonesia (MPR-RI) Tahun 2002 telah
merekomendasikan kepada DPR-RI dan Presiden RI untuk melakukan
perubahan atas Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang
Narkotika. Oleh karena itu, Pemerintah dan DPR-RI mengesahkan
dan mengundangkan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang
Narkotika, sebagai perubahan atas UU Nomor 22 Tahun 1997.
Berdasarkan UU Nomor 35 Tahun 2009 tersebut, BNN diberikan
kewenangan penyelidikan dan penyidikan tindak pidana narkotika dan
prekursor narkotika. Yang diperjuangkan BNN saat ini adalah cara
untuk MEMISKINKAN para bandar atau pengedar narkoba, karena
disinyalir dan terbukti pada beberapa kasus penjualan narkoba sudah
digunakan untuk pendanaan teroris (Narco Terrorism) dan juga untuk
menghindari kegiatan penjualan narkoba untuk biaya politik (Narco
for Politic).
8
Memiliki tiga jajaran BNN Kabupaten/Kota dibawahnya, yaitu BNNK
Kupang, BNNK Rote Ndao, dan BNNK Belu, BNNP NTT terus
berupaya menggalakan upaya Pencegahan dan Pemberantasan
Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika dan Prekursor
Narkotika di Bumi Flobamora.
Sumber :https://bnn.go.id/
a) Makna bentuk
1. LINGKARAN BERWARNA EMAS menjelaskan satu kesatuan yang
tidak memberikan celah bagi penyalahgunaan dan peredaran
gelap Narkoba.
2. BINTANG, merupakan simbolisasi cita-cita luhur BNN untuk
mewujudkan masyarakat Indonesia bebas dari penyalahgunaan dan
peredaran gelap Narkoba.
3. TULISAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK
INDONESIA, memberikan pemahaman bahwa BNN merupakan
sebuah institusi pemerintah yang memiliki tugas khusus dalam
menanggulangi permasalahan Narkoba.
4. GARUDA, melambangkan komitmen BNN terhadap tekad
Pemerintah Republik Indonesia dalam upaya menanggulangi
permasalahan Narkoba.
5. HURUF BNN, menunjukkan terminologi Badan Narkotika Nasional
b) Makna Warna
1. WARNA HITAM, memiliki arti keseriusan dan ketegasan
9
2. WARNA KUNING GADING, memiliki kreativitas dan inovatif
makna kecerdasan, antusiasme.
3. WARNA BIRU TUA DAN BIRU MUDA, artinya adalah lambang
universalisme
4. WARNA PUTIH, artinya adalah keluhuran cita-cita.
KEPALA
KEPALABAGIAN
UMUM
JABATAN
PELAKSANA
KEPALA SEKSI
PENGAWASAN PENYULUH
TAHANAN DAN NARKOBA AHLI
BARANG BUKTI PERTAMA
10
2.5 Tugas dan Fungsi
1. Tugas
BNNP mempunyai tugas melaksanakan tugas, fungsi dan
wewenang BNNdalam wilayah Provinsi.
11
b. Mewakili Kepala BNN dalam melaksanakan hubungan kerja sama
P4GN dengan instansi pemerintah terkait dan komponen
masyarakat dalam wilayah Provinsi.
2) Bagian Umum
Bagian umum mempunyai tugas melaksanakan koordinasi
penyusunan rencana strategis dan rencana kerja tahunan P4GN, evaluasi
dan pelaporan BNNP, dan administrasi serta sarana prasarana BNNP.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud bagian umum
menyelenggarakan fugsi :
a. Penyiapan penyusuan rencana program dan anggaran;
b. Penyiapan pelaksanaan pengelolaan sarana prasarana, dan urusan
rumah tangga BNNP;
c. Penyiapan pelaksanaan pengelolaan data informasi P4GN;
d. Penyiapan pelaksanaan layanan hukum dan kerja sama dalam
wilayah provinsi;
e. Penyiapan pelaksanaan urusan tata persuratan, kepegawaian,
keuangan, kearsipan, dokumentasi, dan hubungan masyarakat; dan
f. penyiapan pelaksanaan evauasi dan pelaporan BNNP.
12
c) Penyiapan pelaksanaan peran serta masyarakat dan pemberdayaan
alternatif P4GN di bidang pemberdayaan masyarakat dalam
wilayah Provinsi;
4) Bidang Rehabilitasi
Bidang Rehabilitasi menyelenggarakan fungsi :
a) Penyiapan pelaksanaan koordinasi penyusunan rencana strategis,
dan rencana kerja tahunan P4GN di bidang rehabilitasi dalam
wilayah Provinsi;
b) Penyiapan pelaksanaan asesmen penyalahguna dan/atau pecandu
narkotika dalam wilayah Provinsi;
c) Penyiapan pelaksanaan peningkatan kemampuan lembaga
rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial penyalahguna dan/atau
pecandu narkotika, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah
maupun masyarakat dalam wilayah Provinsi;
5) Bidang Pemberantasan
Bidang Pemberantasan menyelenggarakan fungsi:
a) Penyiapan pelaksanaan koordinasi penyusunan rencana strategis
dan rencana kerja tahunan P4GN di bidang pemberantasan dalam
wilayah Provinsi;
b) Penyiapan pelaksanaan pemberantasan dan pemutusan jaringan
kejahatan terorganisasi penyalahgunaan peredaran gelap narkotika
dalam wilayah Provinsi;
c) Penyiapan pelaksanaan pembangunan dan pemanfaatan intelijen
teknologi dan kegiatan intelijen taktis, operasional dan produk
dalam rangka P4GN di bidang pemberantasan dalam wilayah
Provinsi;
d) Penyiapan pelaksanaan administrasi penyelidikan dan penyidikan
terhadap tindak pidana narkotika, psikotropika, prekursor, dan
bahan adiktif lainnya kecuali bahan adiktif untuk tembakau dan
alkohol dalam wilayah Provinsi;
e) Penyiapan pelaksanaan administrasi penyidikan tindak pidana
pencucian uang yang berasal dari tindak pidana narkotika dalam
wilayah Provinsi;
13
b) Seksi Penyidikan; dan
c) Seksi Pengawasan Tahanan dan Barang Bukti.
BAB 3
14
PELAKSANAAN PKL
Tabel 3.2
15
Keterangan Hasil Pemeriksaan Narkotika).
7. Selasa,26/07/2022 a. Mengikuti apel pagi;
b.Mempelajari mekanisme surat masuk dn\an
surat keluar;
c. Membantu tes urine;
d. Membuat SKHPN.
8. Rabu,27/07/2022 a. Mengikuti apel pagi;
b. Membuat SKHPN;
c. Belajar alur dan pengarsipan surat keluar.
d. Membuat RPD (Rencana Penarikan Dana)
9. Kamis,28/07/2022 a. Mengikuti apel pagi;
b. Membuat RPD.
10. Jum’at,29/07/2022 a. Mengikuti apel pagi;
b. Menyusun dokumen klien.
11. Senin,01/08/2022 a. Mengikuti apel pagi;
b.Melakukan tes urine pada mahasiswa baru
SBMPTN Universitas Nusa Cendana.
12. Selasa,02/08/2022 a. Mengikuti apel pagi.
13. Rabu,03/08/2022 a. Mengikuti apel pagi;
b.Melakukan tes urine pada mahasiswa baru
SBMPTN Universitas Nusa Cendana.
14. Kamis,04/08/2022 a. Mengikuti apel pagi;
b.Melakukan tes urine pada mahasiswa baru
SBMPTN Universitas Nusa Cendana.
15. Jum’at,05/08/2022 a. Mengikuti apel pagi;
b. Membantu menyiapkan ruang rapat.
B. Unit Kerja Bidang
P2M.
16
Umum.
17
35. Jum’at,02/09/2022 a. Mengikuti apel pagi;
b.Mengscan berkas-berkas yang diminta pihak
audit.
36. Senin,05/09/2022 a. Mengikuti apel pagi;
b.Membantu membeli keperluan kegiatan
PESPARANI.
E. Unit Kerja Bidang
P2M
3.4 Tantangan
Dalam setiap melaksanakan pekerjaan pasti mengalami berbagai
hambatan begitu pula dengan penulis yang baru mengenal dunia kerja
18
yang langsung praktek ke lapangan sehingga penulis mengalami beberapa
hambatan diantaranya :
1. Penulis kurang bisa meyesuaikan diri pada hari pertama karena merasa
malu;
2. Ketidaksesuaian teori atau konsentrasi yang ditempuh penulis di
kampus dengan tempat praktik membuat penulis sedikit kesulitan;
3. Penulis kurang paham dengan pekerjaan yang diberikan di tempat
praktik karena merupakan hal baru sehingga selalu meminta contoh
sebelum mengerjakan suatu pekerjaan; dan
4. Kurangnya konsultasi penulis dengan supervisor di tempat praktik.
19
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini dilakukan di Badan Narkotika Nasional
Provinsi Nusa Tenggara Timur, di Kawasan Jln. Palapa No. 1A, Oebobo,
Kota Kupang, Telepon +62 811 3811 6365 , Website ntt.bnn.go.id/
4.2 Saran
Adapun beberapa saran atau masukan dari penulis kepada instansi
tempat penulis melaksanakan PKL dan Lembaga Pendidikan, Antara lain :
20
Muhammadiyah Kupang dapat melaksanakan Praktek
Kerja Lapangan ditempat yang sama dan dibekali ilmu,
pengetahuan, dan pengalaman yang baik sebagai bekal
mempersiapkan diri untuk memasuki dunia kerja nanti.
21
DAFTAR PUSTAKA
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kerangka_Kualifikasi_Nasional_Indonesia
22
DOKUMENTASI
mahasiswa UNDANA
23
Gambar 5.5
Gambar 5.6
24
Parktikan menginput surat masuk ke komputer
Gambar 5.7
Gambar 5.8
25
Gambar 5.9
Praktikan melakukan tes urine pada
mahasiswa SBMPTN UNDANA
26
Lampiran 1. Format Penulisan Notulen Rapat.
27
Lampiran 2. Daftar Hadir Peserta Rapat
28
Lampiran 3. Surat Ijin Dokter
29
Lampiran 4. Surat Masuk Yang Sudah Didisposisi
30
Lampiran 5. Buku Agenda Surat Masuk
31
Lampiran 6. Buku Agenda Surat Keluar
32
Lampiran 7. Konten Tentang Bahaya Narkoba
33
34