LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah
2. http://news.upmk.ac.id/home/post/
pembelajaran yang monoton sebabkan
siswa menjadi bosan dan
malas.html
Agar terhindar dari pembelajaran yang
monoton kita sebagai guru harus
memiliki rencana tersendiri sebelum
berlangsungnya kegiatan belajar
mengajar. Adapun yang harus
diperhatikan agar pembelajaran tidak
monoton yaitu: pengkondisian awal
belajar yang baik, penggunaan metode
belajar yang tepat, pemilihan media
belajar yang cocok untuk materi yang
diajarkan, saat pembelajaran
berlangsung hadirkan kegiatan yang
menyenangkan seperti tepuk-tepukan,
tebak-tebakan, dan permainan lainnya,
pemberian motivasi dan penghargaan
pada setiap murid agar terjalin
hubungan yang harmonis. (*)
2 Motivasi belajar siswa masih rendah Hasil kajian literatur : Setelah dianalisis lebih lanjut
1. Sardiman (2016: 73) mengungkapkan diperolah :
bahwa motivasi belajar dikategorikan 1. Kurang keterampilan guru
sebagai faktor psikis yang bersifat non- dalam mengimplementasikan
pembelajaran yang inovatif
intelektual.
2. Guru membutuhkan
2. Sudaryono (2012); Faktor-fkator yang pendampingan dalam
mempengaruhi motivasi belajar siswa mengimplementasikan model
adalah: pembelajaran inovatif
Cita-cita atau aspirasi siswa. 3. Mindzet guru bahwa
Kondisi jasmani dan rohani siswa. mengajar terbaik adalah
dengan menjelaskan. Tanpa
Kondisi lingkungan siswa.
menjelaskan belum mengajar
Unsur-unsur dinamis belajar. rasanya.
Upaya guru membelajarkan siswa. 4. Pemahaman guru masih
terbatas dalam menerapkan
3. Hasil penelitian (Nisa dkk, 2021) langkah-langka model
menunjukan bahwa motivasi belajar siswa pembelajaran yang inovatif.
rendah disebabkan oleh :
Faktor internal siswa meliputi
kejenuhan, minat belajar, kesehatn fisik
dan mental
Faktor eksternal siswa adalah keadaan
keluarga, lingkungan di rumah, sarana
prasarana
3 Hubungan komunikasi antar guru dan Hasil kajian literatur : Setelah dianalisis lebih lanjut
orang tua siswa terkait pembelajarn 1. Menurut Mirzon Daheri (2019) mengatakan diperolah :
masih kurang. komunikasi yang baik mampu membuat 1. Relasi yang yang dibangun
hubungan sekolah-keluarga aktif positif. hanya sebatas saling
Artinya keduanya menunjukkan sinergi menghormati peran
masing-masing
dalam mencapai tujuan pendidikan.
2. Belum adanya relasi upaya
3. Menurut Grant dan Ray (Suriansyah, membagun relasi yang saling
menguatkan untuk mencapai
2014:64) menyatakan ada sejumlah hambatan
tujuan pendidikan
yang ditemui dalam membangun keterlibatan 3. Kurangnya komunikasi yang
keluarga di sekolah mencakup baik dari sekolah dan oran
tua wali murid
aspek : economics, self efficacy, intergeneration, 4. Terbatasnya partisipasi
time demand, cultural norms and value class orang tua di sekolah
room culture and past experience. 5. Orang tua jarang dilibatakan
dalam kegiatan pembelajaran
Economics (lack of money and
transportation) ekonomi (kekurangan
uang dan transportasi).
Self efficacy (lack of confident in ability
to help, language consideration)/
kebahagiaan sendiri (kurangnya percaya
diri dalam kemampuan untuk
membantu, permasalahan yang ada di
sekolah).
Intergenrational faktor (their parents
uninvolved) /faktor antargenerasi
(orangtua yang umurnya sudah tua
tidak terlibat).
Time demands (work related, child care,
elder care) /faktor tuntutan waktu yaitu
yang berhubungan dengan pekerjaan,
perawatan anak, perawatan orangtua.
Culture norms and values (teacher as
expert) /faktor norma dan nilai budaya
(guru sama dengan seorang ahli).Guru
dianggap sudah mengetahui dan bisa
mengatasi semua permasalahan.
5 Pembelajaran yang diterapkan masih Hasil kajian literatur : Setelah dianalisis lebih lanjut
belum berbasis HOTS. 1.Menurut Gunawan (2003) diperolah :
Pembelajaran HOTS adalah Proses berpikir yang 1. Guru tidak pernah
mengharuskan siswa untuk memanipulasi mendapatkan pelatihan
informasi yang ada dan ide-ide dengan cara tertentu
dalam merancang
yang memberikan mereka pengertian dan implikasi
baru.cara berpikir tingkat tinggi yang menharuskan
pembelajaran berbasis hots
siswa berpikir kritis untuk memecahkan masalah. 2. Sekolah juga tidak
https://gurusekali.com/defenisi/hots-higher- memberikan pemahaman
order-thinking-skill/#hots-adalah terhadap pembelajaran
berbasis hots
1.Helmawati. (2019). Pembelajaran dan
Penilaian Berbasis HOTS
Yang menjadi kendala untuk guru dalam
menerapkan pembelajaran berbasis HOTS
adalah:
1. Kurangnya pemahaman guru tentang
konsep dan penerapan HOTS
2. Kesulitan dalam merumuskan soal dan
penilaian berbasis HOTS
3. Kendala sarana dan prasarana
pembelajaran yang kurang memadai.
4. Kurangnya Pengadaan kegiatan
sosialisasi dan workshop tentang
pembelajaran berbasis HOTS
5. Kurangnya Pengawasan dan evaluasi
kegiatan pembelajaran oleh pihak
sekolah .
6 Guru masih kurang menggunakan Hasil kajian literatur : Setelah dianalisis lebih lanjut
Teknology/TIK dalam pembelajaran. diperolah :
1.Amalia (2016) : menyatakan bahwa: 1. Kurang memiliki wawasan
1. guru tidak memiliki motivasi untuk dalam memanfaatkan
mempelajari teknologi yang berkembang teknologi
2. guru malas menerapkan hal baru dalam 2. Mindzet/Keengganan guru
pembelajaran yang dianggap rumit untuk berinovasi dengan
3. Fasilitas pribadi guru yang tidak teknologik
3. Belum cukup waktu
memadai
penyiapan pembelajaran
4. Faktor umur membuat guru tidak
memiliki motivasi untuk menggunakan
dan mempelajari teknologi