Anda di halaman 1dari 22

KERANGKA ACUAN KERJA

(K.A.K)

MANAJEMEN KONSTRUKSI OPTIMALISASI PEMBANGUNAN


SEKOLAH NIAS SUMUT TAHAP II

KEGIATAN PRASARANA PERMUKIMAN WILAYAH II

PROVINSI SUMATERA UTARA

TAHUN ANGGARAN 2023 – 2024


Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Manajemen Konstruksi Optimalisasi Pembangunan
Sekolah Nias Sumut Tahap II

I. Latar Belakang

1. Arahan Presiden
Dalam upaya untuk menjadi negara yang maju dan sejahtera, perlu adanya
peningkatan berbagai aspek melalui pembangunan, baik dari segi fisik
maupun non fisik. Salah satunya melalui peningkatan kualitas sumber daya
manusia (SDM). Hal ini penting dilakukan karena kemajuan suatu negara
sangat bergantung pada kemampuan sumber daya manusia (SDM) yang
dimiliki. Usaha peningkatan sumber daya manusia dapat dilakukan melalui
beberapa cara, salah satunya melalui peningkatan kualitas pendidikan.
Akan tetapi apabila melihat dari kualitas prasarana infrastruktur
pendidikan yang terdapat di Indonesia masih terdapat beberapa prasarana
infrastruktur pendidikan yang belum layak yang kemudian dapat
mengakibatkan terhambatnya kegiatan belajar mengajar. Maka dari itu
Presiden mengarahkan adanya peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM)
melalui percepatan pembangunan atau renovasi prasarana dan sarana
infrastruktur pendidikan. Percepatan pembangunan prasarana dan sarana
infrastruktur pendidikan ini dilakukan oleh Kementerian PUPR melalui
koordinasi intensif dengan Kementerian sektor terkait, yaitu Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Riset,Teknologi dan Pendidikan
Tinggi, serta Kementerian Agama, dimana tahap persiapannya dimulai pada
Tahun Anggaran 2021-2022 dan tahap pelaksanaan konstruksi fisiknya
pada Tahun Anggaran 2021-2022. Dalam upaya pembangunan prasarana
dan sarana infrastruktur pendidikan ini, Presiden melalui Kepala Bappenas
dan Menteri Keuangan mengatur penetapan anggaran penguatan SDM
melalui Surat Bersama Menteri PPN/ Kepala Bappenas dan Menteri
Keuangan Nomor : S-536/MK.02/2018 dan B.400/M.PP/D.8/KU.01.01

/07/2018. Berdasarkan Surat Bersama tersebut menyebutkan bahwa


adanya penambahan anggaran dari Pagu indikatif/Penyesuaian untuk
penguatan SDM melalui peningkatan prasarana dan sarana infrastruktur
pendidikan.
2. Surat Keputusan Direktorat Jederal Cipta Karya nomor
146/KPTS/DC/2018, tentang pembentukan Project Manajemen Unit
Pembangunan atau Renovasi Pasar, Prasarana Dan Sarana Perguruan
Tinggi Negeri, Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri, Dan Satuan
Pendidikan Dasar dan Menegah Negeri.
3. Peraturan Presiden No. 43 Tahun 2019 tanggal 3 Juli 2019 tentang
Pembangunan, Rehabilitasi, atau Renovasi Pasar Rakyat, Prasarana
Perguruan Tinggi, Perguruan Tinggi Keagamaan Islam, dan Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah.
4. Mengacu pada Peraturan Menteri PUPR Nomor 22/PRT/M/2018 tanggal 25
Oktober 2018 tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara, mengatur
pelaksanaan konstruksi pembangunan bangunan gedung negara yang siap
untuk dimanfaatkan harus mendapatkan pengawasan teknis oleh Penyedia
Jasa Pengawasan Konstruksi.

II. MAKSUD DAN TUJUAN

1. Maksud Kegiatan

Pelaksanaan Tugas Konsultan Manajemen Konstruksi diselenggarakan untuk


fungsi pengawasan dan pengendalian pelaksanaan kegiatan Pelaksanaan
Pembangunan Sekolah Nias Sumut Tahap II yang memenuhi persyaratan
teknis dengan hasil pembangunan sesuai dengan mutu dan kualitas yang
baik.
Maksud dari Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini merupakan petunjuk bagi
Konsultan Manajemen Konstruksi yang memuat masukan azas, kriteria,
proses dan keluaran yang harus dipenuhi, diperhatikan dan diinterpretasikan
dalam pelaksanaan tugas sebagai Konsultan Manajemen Konstruksi,
sehingga dapat melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik untuk
menghasilkan keluaran yang memadai sesuai KAK ini.
2. Tujuan Kegiatan
Tujuan dari Kegiatan pelaksanaan Konsultansi Konsultan Manajemen
Konstruksi dalam penyelenggaran kegiatan Pelaksanaan Pembangunan
Sekolah Nias Sumut Tahap II agar sesuai dengan tahapan yang diatur dalam
peraturan yang berlaku, sehingga dalam pelaksanaan pekerjaan
Pembangunan kegiatan Pelaksanaan Optimalisasi Pembangunan Sekolah
Nias Sumut Tahap II terdapat pengawasan dan pengendalian pelaksanaan
konstruksi berjalan dengan efisien serta efektif, baik dari sisi teknis
pelaksanaan, waktu pelaksanaan, maupun biaya pelaksanaan.

III. SASARAN
Sasaran dari kegiatan ini adalah :
Sasaran yang ingin dicapai adalah diperolehnya hasil Pengawasan dan
Pengendalian Pelaksanaan Pekerjaan yang komprehensif, sesuai dengan
ketentuan teknis yang berlaku, melalui hal - hal sebagai berikut :
- Terarahnya pelaksanaan Pembangunan Sekolah Nias Sumut Tahap II sesuai
dengan tahapan kegiatan mulai dari persiapan, pengawasan pelaksanaan
konstruksi sampai pelaporan yang memenuhi azas standar dan kriteria teknis;
- Terkendalikannya kegiatan pengawasan pelaksanaan konstruksi bangunan
Pembangunan Sekolah Nias Sumut Tahap II secara berkualitas, tepat waktu,
dalam batas biaya yang tersedia, serta diselenggarakan secara tertib
administrasi;
- Adanya rekomendasi pengendalian, koordinasi dan evaluasi pada semua
tahapan pelaksanaan kegiatan administrasi yang dilakukan oleh Penyedia
Jasa Konstruksi sehingga terwujudnya tertib administrasi;
- Tersedianya data dan informasi tentang perkembangan kegiatan
Pembangunan Sekolah Nias Sumut Tahap II dalam bentuk pelaporan sehingga
proses pengendalian dapat berjalan sesuai dengan rencana;
- Penyedia Jasa Konsultansi Manajemen Konstruksi melakukan pengawasan
dan pengendalian dalam pelaksanaan kegiatan Pelaksanaan Pembangunan
Sekolah Nias Sumut Tahap II.
- Penyedia Jasa Konsultansi Manajemen Konstruksi melakukan pemeriksaan
terhadap dokumen administrasi pelaksanaan, menetapkan standar format
baku pelaporan, melakukan uji dokumen pelaksanaan terhadap mekanisme
dan metode pelaksanaan, mengkaji kesesuaian dokumen pelaksanaan sesuai
dengan peraturan yang berlaku dan standar persyaratan teknis yang telah
ditetapkan, melakukan review terhadap perubahan dokumen teknis atau
dokumen rencana dengan mempertimbangkan aspek biaya untuk hasil
pembangunan yang optimal;
- Penyedia Jasa Konsultansi Manajemen Konstruksi melakukan / mengadakan
pertemuan / rapat / koordinasi yang dianggap perlu untuk pelaporan,
mencari solusi atas permasalahan baik teknis maupun non-teknis, ataupun
sosialisasi dalam hal gambaran umum kegiatan pelaksanaan dan memberikan
informasi yang dianggap perlu dan membuat berita acara / notulensi hasil
pertemuan / rapat / koordinasi tersebut.

IV. LOKASI KEGIATAN


Lokasi Kegiatan ini berada di Kab. Nias, Nias Utara dan Nias Barat Provinsi
Sumatera Utara.
NO NAMA SEKOLAH KABUPATEN

1 SDN 075041 DAHANA NIAS


2 SDN 074059 ONOLIMBU NIAS
3 SDN 078479 LARAGA NIAS
4 SDN 075025 LOLOFOSO HUNUGOA NIAS
5 SDN 078499 HILIMBOWO MAU NIAS BARAT
6 SD Negeri 078451 HILIADULO NIAS BARAT
7 SD Negeri 071170 SIROMBU NIAS BARAT
8 SMP NEGERI 1MANDREHE NIAS BARAT
9 SD Negeri 075057 SIMAE`ASI NIAS BARAT
10 SMP NEGERI 1 MANDREHE BARAT NIAS BARAT
11 SD Negeri 076717 ONOZALUKHU YOU NIAS BARAT
12 SDN 078458 HILIFAMAGO NIAS BARAT
13 SDN 071090 SISOBAOHO NIAS BARAT
14 SDN 078452 BERUA NIAS UTARA
15 SDN 078460 LAWIRA NIAS UTARA
16 SDN 071159 NAMOHALU ESIWA NIAS UTARA
17 SDN 071164 SALOOHILINA'A NIAS UTARA
18 SDN 075084 SITOLUBANUA NIAS UTARA
19 SDN 071036 TURUMBAHO NIAS UTARA
20 SDN 071036 TUHENAKHE NIAS UTARA
21 SDN 075084 LAWOWAGA NIAS UTARA
22 SDN 078440 LOLOMBOLI NIAS UTARA
V. SUMBER PENDANAAN
Kegiatan ini dibiayai dengan sumber dana APBN Rupiah Murni TA. 2023 s.d
2024 yang tertuang dalam DIPA Satuan Kerja Pelaksanaan Prasarana
Permukiman Wilayah II Sumatera Utara dengan total pagu Rp.
1.998.921.000,- (Satu milyar sembilan ratus sembilan puluh delapan juta
sembilan ratus dua puluh satu ribu rupiah) dan Nilai HPS Rp.
1.998.899.655,- (Satu milyar sembilan ratus sembilan puluh delapan juta
delapan ratus sembilan puluh sembilan ribu enam ratus lima puluh lima
rupiah), dengan rincian Pagu sebagai berikut :
Pagu 2023 : Rp. 799.568.000,-
Pagu 2024 : Rp. 1.199.353.000,-

VI. PERSYARATAN PENYEDIA KONSULTAN


SBU Kualifikasi Menengah
Sub Klasifikasi Jasa Manajemen Proyek Terkait Konstruksi Bangunan
(KL 403) atau Jasa Rekayasa Konstruksi Bangunan Gedung Hunian & Non
Hunian (RK001)

VII. NAMA DAN ORGANISASI PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN


Nama Pengguna Barang dan Jasa kegiatan ini adalah sebagai berikut :

1 PPK : Prasarana Strategis

2 Satuan Kerja : Pelaksanaan Prasarana Permukiman


Wilayah II Provinsi Sumatera Utara
VIII. DATA DASAR
1. Spesifikasi Teknis
2. Gambar Rencana
3. Daftar Kuantias

IX. STANDAR TEKNIS


Peraturan Presiden Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pembangunan,
Rehabilitasi, atau Renovasi Pasar Rakyat, Prasarana Perguruan Tinggi,
Perguruan Tinggi Keagamaan Islam, dan Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah.
X. STUDI - STUDI TERDAHULU
Laporan Konsultan Manajemen Konstruksi tahun-tahun sebelumnya.

XI. REFERENSI HUKUM


Pelaksanaan proses pembangunan pekerjaan harus memenuhi peraturan
dan ketentuan yang berlaku, baik di Pusat maupun Daerah, antara lain :
a. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup;
b. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
11/SE/M/2019 Tahun 2019 tentang Petunjuk Teknis Biaya
Penyelenggaraan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi;
c. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2020
Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017
Tentang Jasa Konstruksi;
d. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2020 Tentang
Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat;
e. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik
Indonesia Nomor 16 Tahun 2020 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja
Unit Pelaksana Teknis Di Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat;
f. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik
Indonesia Nomor 13 Tahun 2020 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja
Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat;
g. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 2
Tahun 2020 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 05/PRT/M/2016
tentang Izin Mendirikan Bangunan Gedung;
h. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 3
Tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 27/PRT/M/2018 Tentang
Sertifikat Laik Fungsi Bangunan Gedung;
i. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja;
j. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2021
Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002
Tentang Bangunan Gedung;
k. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2021 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 Tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
l. Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Peraturan
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 12 Tahun 2021 Tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Melalui Penyedia;
m. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 21
Tahun 2021 tentang Penilaian Kinerja Bangunan Gedung Hijau;
n. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 9
Tahun 2021 tentang Pedoman Penyelenggaraan Konstruksi
Berkelanjutan;
o. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 10
Tahun 2021 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan
Konstruksi;
p. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 1
Tahun 2022 tentang Pedoman Penyusunan Perkiraan Biaya Pekerjaan
Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
q. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor
524/KPTS/M/2022 Tentang Besaran Remunerasi Minimal Tenaga Kerja
Konstruksi Pada Jenjang Jabatan Ahli Untuk Layanan Jasa Konsultansi
Konstruksi;
r. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
16/SE/M/2022 tentang Susunan Tenaga Ahli Penyedia Jasa
Konsultansi Pengawasan Konstruksi Di Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat.

XII. LINGKUP PEKERJAAN


1. Tahap Persiapan;
2. Tahap Pelaksanaan Pengawasan Konstruksi;
3. Dan Penyusunan Laporan (pelaksanaan pengawasan s/d tahap serah terima
pertama dan serah terima akhir).
XIII. TANGGUNG JAWAB DAN TUGAS PENYEDIA JASA KONSULTASI
PENGAWAS KONSTRUKSI :
1. Penyedia Jasa Konsultansi Manajemen Konstruksi yang selanjutnya disebut
Konsultan Pengawas merupakan Penyedia Jasa Konsultansi Konstruksi yang
memberikan layanan usaha pengawasan.
2. Tanggung Jawab Konsultan Manajemen Konstruksi meliputi :
a. pelaksanaan pengawasan pekerjaan konstruksi dalam rangka mendukung
terwujudnya tertib penyelenggaraan Jasa Konstruksi;
b. pelaksanaan pengawasan pekerjaan konstruksi berdasarkan kontrak; dan
c. pemeriksaan kesesuaian proses dan hasil pekerjaan konstruksi dengan
persyaratan mutu, waktu, biaya dan keselamatan konstruksi yang
tercantum dalam kontrak pekerjaan konstruksi.
3. Tugas Konsultan Manajemen Konstruksi terbagi menjadi :
A. Tahap persiapan
1) Memproses perizinan, memobilisasi personel dan kelengkapan yang
diperlukan dalam pelaksanaan pengawasan;
2) Membantu pengelola kegiatan dalam proses perijinan, penyiapan
kelengkapan dokumen Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) dan
Sertifikat Laik Fungsi (SLF) dari Pemerintah Kabupaten/Kota setempat;
3) Memeriksa, mengevaluasi dan mempelajari dokumen Kerangka Acuan
Kerja (KAK) kegiatan Pengawasan dan dokumen penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK);
4) Menyusun Program Mutu Pengawasan; dan
5) memberikan penjelasan dan rekomendasi terkait pelaksanaan
pekerjaan konstruksi dalam Rapat Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan.
B. Tahap Pelaksanaan
1) Melakukan pengawasan mobilisasi personel, peralatan, material dan
pemenuhan persyaratan perizinan pelaksanaan pekerjaan konstruksi;
2) Melakukan reviu terhadap gambar kerja dan spesifikasinya;
3) Memberikan rekomendasi kepada PPK terhadap perubahan-perubahan
pelaksanaan pekerjaan;
4) Melakukan pengawasan penggunaan tenaga kerja, material, dan
peralatan serta penerapan metode pelaksanaan pekerjaan konstruksi;
5) Melakukan pengawasan ketepatan waktu, biaya, pemenuhan
persyaratan mutu dan volume serta penerapan keselamatan konstruksi;
6) Mengumpulkan data dan informasi di lapangan untuk memberikan
rekomendasi teknis tentang alternatif pemecahan masalah yang terjadi
selama pekerjaan konstruksi;
7) Membantu PPK dalam mempersiapkan penyelenggaraan rapat lapangan
secara berkala dan merekomendasikan rapat insidental;
8) Membantu PPK dalam menyusunan berita acara persetujuan kemajuan
pekerjaan; dan
9) Membuat catatan harian, menyusun laporan mingguan dan bulanan
pelaksanaan pekerjaan pengawasan.

C. Tahap Penyusunan Laporan (Serah Terima Pertama (Provisional Hand


Over))
1) Menyusun daftar cacat mutu dan mengawasi perbaikannya sebelum
serah terima pertama (provisional hand over);
2) Memeriksa dan melakukan evaluasi terhadap kelengkapan dokumen
dan gambar as built sesuai dengan pelaksanaan pekerjaan di lapangan
sebelum serah terima pertama (provisional hand over);
3) Melakukan pengawasan demobilisasi personel dan peralatan sesuai
jadwal penugasan dan jadwal mobilisasi;
4) Membantu penyusunan berita acara pekerjaan 100% (seratus persen)
sebelum serah terima pertama (provisional hand over);
5) Membantu ppk dalam menyusunan berita acara serah terima pertama
(provisional hand over); dan
6) Menyusun laporan akhir kegiatan pekerjaan pengawasan.
D. Tahap Serah Terima Akhir (Final Hand Over) hanya dapat dilaksanakan
oleh Konsultan Pengawas apabila dinyatakan pada kontrak.
E. Tugas Konsultan Pengawas Konstruksi pada Tahap Serah Terima Akhir
(Final Hand Over) sebagaimana dimaksud pada hurud d, paling sedikit :
1) Melakukan pemeriksaan terhadap hasil pekerjaan pemeliharaan; dan
2) Memberikan rekomendasi kepada PPK terkait penerbitan Berita Acara
Serah Terima Akhir (Final Hand Over).

PELAPORAN
Laporan hasil pelaksanaan pekerjaan Manajemen konstruksi meliputi
laporan pendahuluan, laporan bulanan dan laporan akhir.
1. Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan harus diserahkan selambat-lambatnya 1 (satu)
bulan sejak SPMK diterbitkan, setidaknya memuat:
a. Rencana kerja penyedia jasa secara menyeluruh;
b. Mobilisasi tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya;
c. Jadwal kegiatan penyedia jasa.
2. Laporan Bulanan
Laporan yang dimaksud adalah laporan pelaksanaan pengawasan
Konsultan Manajemen Konstruksi Optimalisasi Pembangunan Sekolah
Nias Sumut Tahap II yang tepat mutu, tepat waktu dan tepat guna,
berdasarkan ketentuan yang ada di dalam kontrak pekerjaan fisik. Laporan
harus diserahkan selambat-lambatnya pada akhir bulan setiap tanggal 25.
Laporan bulanan setidaknya memuat :
a. Kegiatan yang telah dilaksanakan pada bulan ini menyangkut kualitas
dan kuantitas pekerja.
b. Rencana kerja bulan berikutnya.
c. Mobilisasi tenaga ahli dan tenaga pendukung untuk bulan berikutnya.
d. Jadwal kegiatan penyedia jasa dilengkapi dengan realisasi pada bulan
tersebut.
e. Laporan hasil monitoring tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
f. Saran-saran konsultan dan penyampaian hal-hal yang perlu menjadi
perhatian lebih lanjut sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan
yang telah diselesaikan dan yang akan diselesaikan oleh Penyedia Jasa
Pelaksana Konstruksi.
Laporan bulanan merupakan kompilasi dan updating dari laporan
mingguan.
3. Laporan Akhir
a. Laporan akhir merupakan hasil keseluruhan dari laporan bulanan sejak
awal hingga akhir pekerjaan konstruksi yang telah dirangkum dan
memuat evaluasi pelaksanaan pekerjaan;
b. Hasil evaluasi dapat digunakan oleh Penyedia Jasa Pekerjaan
Konstruksi dan PPK sebagai bahan evaluasi untuk pekerjaan konstruksi
selanjutnya yang mempunyai kareteristik tipikal, sehingga dapat
melakukan perbaikan dan inovasi pada pekerjaan konstruksi
selanjutnya.
4. Dokumen Pendukung SLF
Membuat daftar Simak Hasil Pemeriksaan Kelaikan Fungsi dan Surat
Pernyataan Kelaikan Fungsi sesuai Permen PUPR No 27 Tahun 2018
tentang Sertifikat Laik Fungsi Bangunan Gedung.

XIV. KELUARAN
Keluaran yang dihasilkan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi adalah
sebagai berikut :
1. Laporan Pendahuluan sebanyak 3 ( tiga) buku
2. Laporan Bulanan sebanyak 3 ( tiga) buku
3. Laporan Akhir (Executive Summary) sebanyak 3 (tiga) buku diserahkan
pada akhir proyek yang berisikan data tahapan dokumentasi
pembangunannya mulai dari 0%, 25%, 50%, 75%, 100% dan foto
pemanfaatan yang dicetak menggunakan foto high resolution dengan
kapasitas Min 1MP.
4. Dokumen Pendukung Sertifikat Laik Fungsi (SLF)

XV. PERALATAN, MATERIAL, PERSONEL DAN FASILITAS DARI PPK


Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) menyediakan ruang asistensi dan diskusi.
XVI. PERALATAN DAN MATERIAL DARI PENYEDIA JASA KONSULTANSI
Penyedia Jasa harus menyediakan dan memelihara semua fasilitas dan
peralatan yang dipergunakan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan
Konsultan Manajemen Konstruksi Optimalisasi Pembangunan Sekolah Nias
Sumut Tahap II.
XVII. LINGKUP KEWENANGAN PENYEDIA JASA
Penyedia jasa harus menyediakan dan memelihara semua fasilitas dan
peralatan yang dipergunakan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan,
antara lain terdiri dari:
a. Kantor (apabila tidak disediakan oleh PPK) lengkap dengan peralatan yang
diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan seperti: peralatan gambar,
peralatan tulis, dan barang-barang yang habis pakai lainnya, termasuk
biaya operasional kantor lainnya (listrik, komunikasi, air). Kantor harus
beralamat/ berdomisili di lokasi pekerjaan dan sekitarnya;
b. Biaya akomodasi, perjalanan dinas serta penginapan untuk pengawasan
lapangan;
c. Fasilitas transportasi kendaraan bermotor roda 4 (empat) .
d. Biaya untuk staf pembantu pada bagian administrasi umum;
e. Keperluan biaya sosial dan pengobatan selama pekerjaan lapangan di
lokasi Proyek (sudah termasuk di dalam Biaya Langsung Personil);
f. Penyedia Jasa harus menyediakan tempat tinggal/ base camp untuk
tenaga ahli dan staf pendukung di dekat lokasi pekerjaan/proyek selama
pelaksanaan kontrak.

XVIII. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN


Jangka waktu pelaksanaan Manajemen Konstruksi diperkirakan selama 9
(sembilan) bulan atau 270 (dua ratus tujuh puluh) hari kalender, terhitung
sejak terbit SPMK.

XIX. PERSONIL
Untuk mencapai hasil yang diharapkan, Pihak Manajemen Konstruksi harus
menyediakan tenaga-tenaga ahli dalam suatu struktur organisasi Konsultan
Manajemen Konstruksi untuk menjalankan kewajibannya sesuai dengan
lingkup jasa yang tercantum dalam KAK ini yang bersertifikat dan disetujui
oleh PEMBERI TUGAS.
Struktur Organisasi serta daftar tenaga ahli beserta kualifikasinya, minimal
sebagai berikut :
Tenaga Ahli :
Persyaratan
Jabatan Bidang Tingkat Pengala Kualifikasi SKK
Dalam Tim
Keahlian Pendidikan man Konstruksi
/Sertifkat

Ahli Bidang
Manajemen S1/ D4 keahlian
Team Leader 3 Tahun Muda Manajemen
Konstruksi Terapan Konstruksi

Ahli Arsitektur
Teknik S1/ D4 Madya
Bangunan Terapan 3 Tahun Madya
Arsitektur Arsitek
Gedung

Ahli Struktur Ahli Teknik


S1/ D4
Bangunan Teknik Sipil Terapan 3 Tahun Muda Bangunan
Gedung Gedung

Ahli Elektrikal Ahli Teknik


Teknik S1/ D4 Tenaga
(Teknik Tenaga Terapan 3 Tahun Muda
Elektrikal Listrik
Listrik)

Ahli K3 S1/ D4 Ahli K3


Terapan 1 Tahun Muda
Konstruksi Konstruksi

Inspektur
Min D3 2 Tahun
Tenaga Ahli
Terdiri dari :
1. Tenaga Ahli Utama

a. 1(satu) orang Team Leader (Ahli Manajemen Konstruksi) 9 (sembilan) bulan


yang memiliki latar belakang pendidikan minimal S1/ D4 Terapan Teknik dari
Universitas / Perguruan Tinggi Negeri atau Swasta yang telah diakreditasi
dan memiliki sertifikat keahlian sekurangnya Ahli Muda dengan sub
klasifikasi Ahli Manajemen Konstruksi yang telah disahkan LPJK dan
berpengalaman pada pelaksanaan pekerjaan konstruksi sekurang-kurangnya
3 (tiga) tahun;

 Tugas Tenaga Ahli Utama (Team Leader) mencakup hal-hal sebagai


berikut :

1) Mengoordinasikan seluruh tenaga ahli pengawasan konstruksi untuk


setiap pelaksanaan pengukuran atau rekayasa lapangan yang dilakukan
Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi dan menyampaikan laporan kepada
PPK sehingga dapat segera diambil keputusan yang diperlukan, termasuk
untuk pekerjaan pengembalian kondisi, pekerjaan minor yang mendahului
pekerjaan utama dan rekayasa terperinci lainnya;
2) Mengoordinasikan seluruh Tenaga Ahli Konsultan Pengawas secara teratur
dan memeriksa seluruh pekerjaan di lapangan serta memberi penjelasan
tertulis kepada Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi mengenai apa yang
sebenarnya dituntut dalam pekerjaan tersebut, jika dalam kontrak
pekerjaan konstruksi hanya dinyatakan secara umum;
3) Memastikan bahwa Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi memahami
Dokumen Kontrak Pekerjaan Konstruksi secara benar, melaksanakan
pekerjaannya sesuai dengan spesifikasi serta gambar-gambar, dan
menerapkan metode konstruksi yang tepat dengan kondisi lapangan untuk
setiap pelaksanaan pekerjaan;
4) Memeriksa dengan teliti setiap gambar-gambar kerja dan
analisa/perhitungan konstruksi dan kuantitasnya, yang dibuat oleh
Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi sebelum pelaksanaan pekerjaan;
5) Melakukan inspeksi secara teratur dan memeriksa pekerjaan pada semua
lokasi pekerjaan dalam kontrak serta membuat laporan kepada PPK
terhadap hasil inspeksi lapangan.
6) Membuat rekomendasi kepada PPK untuk menerima atau menolak hasil
pekerjaan, material dan peralatan konstruksi yang tidak sesuai dengan
spesifikasi yang dipersyaratkan dalam Dokumen Kontrak Pekerjaan
Konstruksi;
7) Mengoordinasikan pencatatan kemajuan pekerjaan yang dicapai Penyedia
Jasa Pekerjaan Konstruksi setiap hari pada lembar kemajuan pekerjaan
(progress schedule) yang telah disetujui;
8) Memonitor dan mengevaluasi kemajuan pekerjaan dan segera melaporkan
kepada PPK jika terdapat kemajuan pekerjaan yang tidak sesuai dengan
Dokumen Kontrak Pekerjaan Konstruksi dan dapat berpengaruh terhadap
jadwal penyelesaian pekerjaan yang direncanakan. Dalam kondisi
tersebut, maka Team Leader membuat rekomendasi kepada PPK secara
tertulis untuk mengatasi keterlambatan;
9) Memeriksa semua kuantitas dan volume hasil pengukuran setiap
pekerjaan yang telah selesai yang disampaikan oleh Quantity Engineer;
10) Menjamin bahwa sebelum Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi diizinkan
untuk melaksanakan pekerjaan berikutnya, maka pekerjaan-pekerjaan
sebelumnya yang akan tertutup atau menjadi tidak tampak harus sudah
diperiksa/diuji dan sudah memenuhi persyaratan dalam Dokumen
Kontrak Pekerjaan Konstruksi;
11) Memberi rekomendasi kepada PPK menyangkut mutu, volume dan jumlah
pekerjaan yang telah selesai dan memeriksa kebenaran dari setiap bukti
pembayaran bulanan Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi;
12) Mengoordinasikan perhitungan dan pembuatan sketsa yang benar kepada
PPK di setiap lokasi pekerjaan untuk bahan pertimbangan dalam
pengampilan keputusan/persetujuan;
13) Memberi rekomendasi kepada PPK terhadap pencapaian mutu dan hasil
pekerjaan yang sesuai dengan Dokumen Kontrak Pekerjaan Konstruksi
atas usulan pembayaran yang diajukan Penyedia Jasa Pekerjaan
Konstruksi;
14) Mengoordinasikan penyusunan laporan mengenai kemajuan fisik dan
keuangan pekerjaan konstruksi yang menjadi kewenangannya dan
menyerahkannya kepada PPK;
15) Mengawasi dan memeriksa pembuatan Gambar Terbangun/Terpasang (as-
built drawings) dan mengupayakan agar semua gambar tersebut dapat
diselesaikan sebelum serah terima pertama (provisional hand over); dan
16) Menyimpan arsip gambar desain dan menyusun korespondensi kegiatan,
laporan harian, laporan mingguan, laporan kemajuan pekerjaan dan
pengukuran pembayaran.

2. Supervision Engineer (SE)

a. 1 (satu) orang Ahli Arsitektur Bangunan Gedung 5 (lima) bulan yang


memiliki latar belakang pendidikan minimal S1/ D4 Terapan Teknik dari
Universitas / Perguruan Tinggi Negeri atau Swasta yang telah diakreditasi
dan memiliki sertifikat keahlian sekurangnya Ahli Madya dengan sub
klasifikasi Ahli Arsitek yang telah disahkan LPJK dan berpengalaman pada
pelaksanaan pekerjaan konstruksi sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun;

b. 1 (satu) orang Ahli Struktur Bangunan Gedung 4 (empat) bulan yang


memiliki latar belakang pendidikan minimal S1/ D4 Terapan Teknik dari
Universitas / Perguruan Tinggi Negeri atau Swasta yang telah diakreditasi
dan memiliki sertifikat keahlian sekurangnya Ahli Muda dengan sub
klasifikasi Ahli Teknik Bangunan Gedung yang telah disahkan LPJK dan
berpengalaman pada pelaksanaan pekerjaan konstruksi sekurang-kurangnya
3 (tiga) tahun;

c. 1 (satu) orang Tenaga Ahli Elektrikal 3 (tiga) bulan yang memiliki latar
belakang pendidikan minimal S1/ D4 Terapan Teknik dari Universitas /
Perguruan Tinggi Negeri atau Swasta yang telah diakreditasi dan memiliki
sertifikat keahlian sekurangnya Ahli Muda dengan sub klasifikasi Ahli
Teknik Elektrikal yang telah disahkan LPJK dan berpengalaman pada
pelaksanaan pekerjaan konstruksi sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun;

 Tugas Supervision Engineer (SE) mencakup hal-hal sebagai berikut :

1) Memeriksa kesesuaian antara gambar perencanaan dengan gambar


pelaksanaan pekerjaan dengan memperhatikan kondisi di lapangan;
2) Memastikan Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi menerapkan ketentuan
keselamatan konstruksi;
3) Memastikan bahwa seluruh tenaga kerja konstruksi yang terlibat dalam
pekerjaan konstruksi memiliki Sertifikat Kerja Konstruksi (SKK);
4) Memastikan bahwa seluruh peralatan yang digunakan telah memiliki Surat
Izin Laik Operasi (SILO);
5) Memastikan bahwa operator alat berat memiliki Surat Izin Operator (SIO);
6) Memeriksa kesesuaian penggunaan material/bahan produksi dalam negeri
dan barang impor sesuai dengan formulir Tingkat Komponen Dalam Negeri
(TKDN) dan daftar barang yang diimpor sebagaimana tercantum dalam
kontrak pekerjaan konstruksi;
7) Memastikan metode konstruksi dan hasil pekerjaan yang dihasilkan Penyedia
Jasa Pekerjaan Konstruksi sesuai dengan Dokumen Kontrak Pekerjaan
Konstruksi;
8) Memberikan instruksi secara tertulis kepada Penyedia Jasa Pekerjaan
Konstruksi, apabila metode konstruksi dinilai tidak benar atau
membahayakan dan dicatat dalam buku harian (log book) serta segera
melaporkannya kepada Team Leader;
9) Membuat justifikasi teknis terhadap usulan perubahan yang diajukan oleh
Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi;
10) Mencatat seluruh pelaksanaan pekerjaan serta seluruh perubahan dan
ketidaksesuaian pelaksanaan pekerjaan dari perencanaan serta
melaporkannya kepada Team Leader; dan
11) Memeriksa dan menyetujui laporan teknis yang dibuat oleh Penyedia Jasa
Pekerjaan Konstruksi.
3. HSE

1 (satu) orang 9 (sembilan) bulan yang memiliki latar belakang pendidikan


minimal S1/ D4 Terapan Teknik dari Universitas / Perguruan Tinggi Negeri
atau Swasta yang telah diakreditasi dan memiliki sertifikat keahlian sekurang
– kurangnya Ahli Muda dengan Sub Klasifikasi Ahli K3 Konstruksi yang
telah disahkan LPJK dan berpengalaman pada pelaksanaan konstruksi
sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun .

Tugas HSE mencakup hal-hal sebagai berikut:

1) Melakukan pengawasan terhadap pemenuhan persyaratan aspek


keselamatan konstruksi dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi, untuk
mendukung terwujudnya tertib penyelenggaraan Jasa Konstruksi;
2) Melakukan pengawasan terhadap penerapan Dokumen SMKK;
3) Memeriksa dan membuat rekomendasi terhadap penyusunan dan
pemutakhiran dokumen penerapan Keselamatan Konstruksi;
4) Berkoordinasi dengan HSE Engineer Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi
dalam mengidentifikasi dan memetakan potensi bahaya yang mungkin
terjadi di lingkungan kerja, termasuk membuat tingkatan dampak dari
bahaya (impact) dan kemungkinan terjadinya bahaya tersebut
(probability);
5) Berkoordinasi dengan HSE Engineer Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi
dalam menyusun rencana program keselamatan dan kesehatan kerja yang
meliputi upaya preventif dan upaya korektif, untuk mengurangi terjadinya
bahaya/kecelakaan dan menanggulangi kecelakaan yang terjadi di
lingkungan kerja;
6) Memonitoring implementasi pengelolaan dan pemantauan lingkungan
dengan berkoordinasi bersama HSE Engineer Penyedia Jasa Pekerjaan
Konstruksi dalam memastikan dampak lingkungan akibat pembangunan
proyek dapat diminimalisir;
7) Berkoordinasi dengan HSE Engineer Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi
atau pejabat lain dalam penyiapan pengendalian dan keselamatan lalu
lintas yang terlibat di area proyek atau proyek lain yang berkaitan;
8) Membuat dan memelihara dokumen terkait kesehatan dan keselamatan
kerja, termasuk merancang prosedur baku dan memelihara borang atau
catatan terkait kesehatan dan keselamatan kerja; dan
9) Mengevaluasi insiden kecelakaan yang mungkin terjadi, serta
menganalisis akar masalah termasuk tindakan preventif dan korektif yang
diambil.
4. Inspektur

9 (sembilan) orang 9 (sembilan) bulan yang memiliki latar belakang


pendidikan minimal D3 Teknik dari Universitas / Perguruan Tinggi Negeri
atau Swasta yang telah diakreditasi dan berpengalaman pada pelaksanaan
konstruksi sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun.

 Tugas Inspektur mencakup hal-hal sebagai berikut:

1) Inspector bertanggungjawab terutama atas pengendalian kegiatan yang


berhubungan dengan desain, pengukuran volume bahan dan hasil
pekerjaan sesuai mutu/spesifikasi sebagai dasar pembayaran prestasi
pekerjaan yang dilaksanakan oleh Kontraktor berdasarkan ketentuan
dan persyaratan yang ditentukan dalam dokumen kontrak;
2) Mengawasi dan memeriksa hasil pekerjaan selama pelaksanaan
berlangsung;
3) Mengkoordinasikan Penyedia Jasa berkaitan dengan masalah utilitas
umum dan jenis tanah;
4) Membuat sistem pengarsipan yang baik, antara lain : menyimpan tanda
terima, dan memeliharanya sebagai catatan tetap, jaminan yang
dibutuhkan menurut syarat kontrak yang ada dalam kegiatan;
5) Mempersiapkan As Built Drawing semua pekerjaan sipil termasuk detail-
detailnya;
6) Mencatat jadwal progres yang up to date dan membantu Pejabat Pembuat
Komitmen dengan data pembayaran dan fisik pada saat diperlukan;
7) Mengawasi pekerjaan pembangunan dan perbaikan, dan lain-lain dan
membantu mengambil keputusan yang cepat dan tepat apabila terjadi
penyimpangan;
8) Melaksanakan dan melaporkan tentang PHO.

XX. JADWAL TAHAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

2023 2024
NOMOR URAIAN BULAN VII BULAN VIII BULAN IX BULAN X BULAN XI BULAN XII BULAN I BULAN II BULAN III BULAN IV
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Team Leader
2 Ahli Arsitektur Bangunan Gedung
3 Ahli Struktur Bangunan Gedung
4 Ahli Elektrikal
5 Ahli K3 Konstruksi
6 Inspektur
7 Mobilisasi Tenaga Ahli
9 Rapat
10 Penyerahan Laporan Pendahuluan
11 Penyerahan Laporan Bulanan
12 Penyerahan Laopran Akhir
13 Penyerahan Dokumen Pendukung SLF
XXI. PRODUKSI DALAM NEGERI
Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini harus dilakukan di
dalam wilayah Negara Republik Indonesia dengan menggunakan produksi
dalam negeri.

XXII. PERSYARATAN KERJASAMA


Jika melakukan kerjasama/kemitraan dengan penyedia jasa konsultansi
lain, maka persyaratan yang harus dipenuhi :
a. Wajib mempunyai Perjanjian Kerja Sama Operasi/ Kemitraan yang
memuat persentase kemitraan dan perusahaan yang mewakili kemitraan
tersebut;
b. Apabila akan ditetapkan sebagai pemenang, maka perjanjian Kerja Sama
Operasi/ Kemitraan harus disahkan oleh Notaris.

XXIII. PEDOMAN PENGUMPULAN DATA LAPANGAN


Pengumpulan data lapangan harus memenuhi persyaratan sesuai dengan
standar-standar dan ketentuan yang berlaku.

XXIV. ALIH PENGETAHUAN


Penyedia Jasa Konsultansi wajib untuk menyelenggarakan pertemuan dan
pembahasan dalam rangka alih pengetahuan kepada personil satuan kerja.
Apabila diminta untuk diskusi ke Direktorat Pembina di Jakarta, maka
Penyedia Jasa bersedia tanpa meminta tambahan anggaran.

XXV. PENUTUP
1. Kerangka Acuan Kerja ini merupakan pedoman dasar yang dapat
dikembangkan lebih lanjut oleh Konsultan Manajemen Konstruksi
sepanjang keluaran akhir dapat dihasilkan secara optimal dan sesuai
dengan yang diharapkan.
2. Format laporan diupayakan mengikuti standar pelaporan yang
representatif, baik jenis kertas, tulisan, maupun sampul minimal
mengikuti standar pelaporan Direktorat Jenderal Cipta Karya dan
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang berlaku.
3. Setelah mempelajari dan mendapat penjelasan tentang Pengarahan
Penugasan ini dari Panitia Pengadaan, konsultan agar segera membuat
Usulan Teknis dan Biaya sesuai dengan Pengarahan Penugasan KAK ini,
dan disampaikan kepada Panitia Pengadaan dengan jadwal dan ketentuan
sebagaimana terlampir dalam KAK ini.

Medan, 25 Mei 2023

Kepala Satuan Kerja PPK Prasarana Strategis


Pelaksanaan Prasarana Permukiman Satker Pelaksanaan Prasarana Permukiman
Wilayah II Provinsi Sumatera Utara Wilayah II Provinsi Sumatera Utara

Popy Pradianti Hastuty, ST Muhammad Sulthoni Rahman, ST


NIP. 19740809 200212 2 002 NIP. 19851010 201012 1 002

Kepala Balai
Prasarana Permukiman Wilayah
Sumatera Utara

Syafriel Tansier, ST., MT


NIP. 19700427 200312 1 001

Anda mungkin juga menyukai