Proposal Penelitian Peran Media Sosial Instagram Terhadap Fenomena Insekuritas Di Kalangan Remaja
Proposal Penelitian Peran Media Sosial Instagram Terhadap Fenomena Insekuritas Di Kalangan Remaja
PROPOSAL PENELITIAN
PERAN MEDIA SOSIAL INSTAGRAM TERHADAP FENOMENA
INSEKURITAS DI KALANGAN REMAJA
(Studi Kasus Terhadap Mahasiswa Ilmu Komunikasi, FISIP Unimal
Angkatan 2020)
DISUSUN OLEH:
HAIKAL AL-HAKIM
200240099
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Syukur Alhamdulillah penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkah dan rahmat-
Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas kepenulisan proposal yang berjudul
“PERAN MEDIA SOSIAL INSTAGRAM TERHADAP FENOMENA INSEKURITAS DI
KALANGAN REMAJA (Studi Kasus terhadap Mahasiswa Ilmu Komunikasi, FISIP Unimal
angkatan 2020)”. Penyusunan proposal ini bertujuan untuk memenuhi tugas akhir dari mata
kuliah Metedologi Penelitian Kualitatif yang diasuh oleh Bapak
Penyusun menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan proposal ini. Oleh
karena itu segala kritik dan saran yang akan membangun dan menyempurnakan proposal ini
amat sangat penyusun harapkan untuk menghasilkan sebuah karya yang lebih baik. Semoga
proposal ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Merasa sekure, aman, stabil, dan terjamin adalah hal mendasar bagi kesejahteraan seseorang.
Ketika seseorang merasa aman, rasa percaya dirinya jadi meningkat, sehingga membuatnya lebih
mudah untuk bersantai, merasa siap dan mampu melakukan banyak hal karena menjadi lebih
fokus dalam berbagai hal baik itu dalam hubungan, pekerjaan dll yang perlu dilakukan.
Sebaliknya, insekuritas rasa tidak aman adalah ketika seseorang menemukan dirinya merasa
kurang percaya diri atau memiliki harga diri yang rendah. Insekuritas membuat seseorang merasa
bahwa dirinya tidak pantas untuk dicintai dan orang orang pasti pada akhirnya akan bosan dan
meninggalkannya jika ia sedikit saja melakukan kesalahan, dan menunjukkan sisi dirinya yang
Seiring dengan perkembangan zaman dan digitalisasi pengunaan media sosial sebagai media
interaksi menjadi sangat popular beberapa tahun terakhir. Media sosial merupakan tempat
terjadinya realitas sosial pada ruang waktu tak terbatas bagi para penggunanya untuk saling
berinteraksi, dan bersosialisasi secara digital melalui media maya yang dikenal sebagai The
Internet. Hadir dan maraknya pengunaan media sosial berdampak pada peleburan ruang publik
dan privat dalam kehidupan bermasyarakat. Sebagaima dilansir dari TiNewss.Com, terdapat
191,4 juta pengguna media sosial di Indonesia pada Januari 2022. Jumlah pengguna media sosial
di Indonesia pada awal tahun 2022 setara dengan 68,9 persen dari total populasi dengan
pengguna Instagram setidaknya mencapai 99,15 juta pengguna di Indonesia pada awal 2022 saja.
Angka ini menunjukkan bahwa jangkauan iklan Instagram di Indonesia setara dengan 35,7
Sebagai salah satu platform media sosial ternama dan terpopuler, instagram menawarkan
kemudahan bagi remaja untuk dapat berinteraksi, berbagi, dan berpatisipasi dengan banyak
orang walaupun jarak jauh. Tidak hanya untuk sekedar mencari informasi dan inspirasi,
instagram saat ini juga menjadi media dimana siapapun dapat mengekspresikan, mengaktualisasi
dirinya, melakukan pencitraan diri sampai curhat keluh kesah melalui postingan Instagram.
Dilansir dari Katadata.com, pada tahun 2019 mayoritas pengguna Instagram di Indonesia
adalah dari kelompok remaja akhir dengan rentang usia 18-24 tahun, yakni sebanyak 33,90 juta.
Rinciannya, sebanyak 19,8% pengguna aplikasi tersebut adalah perempuan, sedangkan 17,5%
merupakan laki-laki. Kelompok usia 25-34 tahun menjadi pengguna Instagram kedua di Tanah
Air. sudah bukan rahasia lagi jika remaja yang paling banyak mengakses dan memantau media
Remaja sendiri menurut Pieget (Harlock, 1980) secara psikologis diartikan sebagai usia
dimana individu berinteraksi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa
dibawah ikatan orang-orang yang lebih tua melainkan dalam tingkatan yang sama sekurang-
kurangnya dalam masalah hak. Dan menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
(BKKBN) rentang usia remaja adalah 10-24 tahun dan belum menikah.
Berdasakan studi kasus yang dilakukan oleh Mahendra (2017) didapati bahwa remaja
pengguna instagram di Jakarta, tergolong masih labil secara mental maupun perilaku sehingga
mereka memiliki rasa penasaran yang tinggi dengan hal-hal yang baru seperti media sosial
dibandingkan dengan orang dewasa yang sudah stabil secara mental dan perilaku. Beberapa sifat
kecanduan terhadap media sosial yang ditampilkan remaja, yakni memiliki sifat yang hati-hati
emosi yang negatif seperti stress dan cemas banyak terjadi pada orang yang kecanduan atau
Dengan fiturnya yang dapat mengunggah foto/video apapun serta terdapat fitur juga follow,
likes dan comments yang dapat diakses oleh siapa saja instagram dijadikan ajang untuk
mengunggah foto/video diri sendiri yang dianggap layak untuk dilihat khalayak umum,
Instagram sebagai media sosial dijadikan ajang actualisasi diri bagi remaja. Hal ini karena
adanya rasa ingin terlihat populer dan tidak ketinggalan zaman untuk bisa tampil eksis di media
sosial. Setiap harinya remaja bisa menghabiskan waktunya sibuk untuk menggunakan instagram
demi meraih kepopuleran melalui banyaknya likes Dan comments. Dimana likes, Dan comments
yang banyak tersebut membuat mereka semakin percaya diri untuk mengunggah video atau foto
mereka.
Namun tanpa disadari, jumlah like dan comment pada Instagram ternyata mempengaruhi
psikologis remaja dalam beberapa kasus. Remaja yang mendapatkan like dan komentar banyak,
hormon dopamine atau hormon bahagia di otaknya akan meningkat, yang kemudian
membuatnya merasa lebih percaya diri dan senang. Sedangkan mereka yang mendapatkan sedikit
like, dan komentar akan menjadi kurang percaya diri dan kecewa, Dengan ini, obsesi akan like
dan komentar terus meningkat orang orang bahkan mengedit foto/videonya berukali kali dengan
berbagai aplikasi agar terlihat lebih estetik, menarik dan mengundang banyak like serta
komentar. Dari sini kita bisa lihat betapa puasnya mendapatkan like dan banyak komentar
Salah satu kebiasaan lain remaja dalam menggunakan instagram ialah mengikuti kehidupan
orang lain, dimana orang orang yan diikuti tersebut cenderung menampilkan kebahagiaan,
kemewahan, kecantikan yang dilebih lebihkan sehingga tampak begitu sempurna, dan
didambakan oleh setiap orang. Oleh karena itu seseorang acap kali membandingkan kehidupan
mereka dengan kehidupan orang lain yang ia lihat di instagram. Hal yang paling sering
bandingkan ialah fisik, belum lagi, tidak sedikit pula, tanggapan berupa komentar di laman
buruk. Kompetisi dan perbandingan sosial ini sebenarnya sudah ada sejak dulu dan akan selalu
ada, tetapi internet dan media sosial telah membuat fenomena ini semakin luas.
Media sosial seperti instagram seharusnya menjadi tempat berekspresi, berkreasi dan
dirinya, di dunia nyata maupun di dunia siber (Sue Varma, 2019). Awal mula mengapa instagram
berperan besar terhadap rasa insekur dan kepercayaan diri remaja pada zaman sekarang ialah
karena kcenderung penggunanya yang memprojeksikan nilai diri dan rasa kepercayaan dirinya
pada seberapa banyak jumlah followers, likes dan comments yang didapat di instagram. Dimana
dalam kontinyuitas seseorang hanya akan merasa dirinya cantik, pintar, keren, dicintai dan
tervalidasi hanya ketika ia dipuji, dalam hal ini berupa jumblah followers, likes dan comments
yang diterima akan kelebihan dan kesempurnaan palsu yang mereka posting di instagram. Begitu
juga sebaliknya. Maka, hal-hal tersebut kemudian secara tidak langsung telah mengusik rasa
aman remaja dan membuatnya merasa rendah diri hanya karena hidupnya kurang beruntung,
tidak sesuai dengan standar sosial dan kesempurnaan fiksi yang ditampilkan pengguna lainnya di
instagram.
Yang menjadi fokus dalam penelitian ini ialah bagaimana eksistensi media sosial Instagram
berperan terhadap fenomena insekuritas dikalangan remaja dengan studi kasus yang
1.4.1. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui bagaimana eksistensi penggunaan
2020.
1. Manfaat teoritis dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan
kajian bagi peneliti lainnya, sehingga hasil penilitian ini dapat dikaji lebih
sub bidang ilmu komunikasi dalam hal kajian efek samping media sosial
insekuritas.
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
Penelitian terdahulu ini menjadi salah acuan peneliti dalam melakukan penelitian sehingga
peneliti dapat memperkaya teori yang digunakan dalam mengkaji penelitian yang dilakukan.
Dari penelitian terdahulu, peneliti tidak menemukan penelitian dengan judul yang sama seperti
judul penelitian peneliti. Namun meneliti dan mengangkat beberapa penelitian sebagai referensi
dalam memperkaya bahan kajian pada penelitian penulis. Berikut merupakan penelitian
terdahulu beberapa jurnal dan skripsi terkait dengan penelitian yang dilakukan peneliti:
2.1.1. “Insecure di Tengah Kebisingan Media Sosial Instagram (Studi tentang Insecurity
sebagai Dampak Penggunaan Media Sosial Instagram)”, yang diteliti oleh Saufika
Saufika Astrida Widiarti meneliti tentang bagaimana keberadaan media sosial berdampak
pada peleburan ruang publik dan privat dalam kehidupan bermasyarakat. Dimana
keleluasaan yang ditawarkan oleh media sosial menurutnya membuat hampir setiap orang
berkompetisi menyebarkan informasi atau peristiwa yang terjadi di sekitar mereka. Hal itu
memunculkan budaya share, yakni kebiasaan baru para pengguna media sosial memposting
banyak hal tentang diri dan kehidupannya sekaligus mengikuti informasi tentang diri dan
kehidupan orang lain di media sosial, salah satunya Instagram. Salah satu ekses kebiasaan
media sosial Instagram. Sesuai tujuan penelitian, metode kualitatif digunakan agar dapat
memperoleh data secara mendalam. Sasaran penelitian adalah mahasiswa Sosiologi FISIP
Unsoed angkatan 2017 yang aktif menggunakan Instagram. Teknik penentuan informan
sedangkan data sekunder diperoleh dari jurnal penelitian, berita, dan artikel lainnya yang
terkait dengan topik penelitian ini. Berdasarkan hasil penelitian, mahasiswa memaknai
insecure sebagai perasaan tidak aman dan tidak nyaman karena kurangnya rasa percaya diri.
Perasaan insecure yang dialami mahasiswa beragam bentuknya di antaranya merasa minder
ketika melihat orang lain mampu secara materi ataupun nonmateri, merasa tertinggal atas
pencapaian orang lain, cemas dan takut akan masa depan, merasa terbebani dan merugikan
orang lain karena sifat perfeksionis yang dimiliki, tidak percaya diri dengan kondisi tubuh
yang banyak kekurangan, dan lainnya. Keterpaparan media sosial, khususnya Instagram,
secara berlebihan menjadi salah satu faktor munculnya beberapa perasaan tersebut.
Persamaan penelitian ini dan penelitian yang sedang ditelliti oleh peneliti ialah sama
sama membahas dan meneliti tentang peran dampak negative media sosial instagram
terhadap kesehatan mental dan insekuritas dikalangan remaja. Metode yang digunakan
dalam kedua penelitian tersebut juga menggunakan peneltian kualitatif dengan tujuan agar
dapat memperoleh data secara lebih mendalam. Pengumpulan data primer dan sekunder
yang digunakan kedua penelitian juga sama, dimana data primer dikumpulkan melalui
wawancara mendalam, sedangkan data sekunder diperoleh dari jurnal penelitian, berita, dan
2.1.2. “The Role of Photo Editing in Instagram Towards the Body Image Among Female
Teenagers” yang diteliti oleh Baiq Muthia Maharani, Bella Cita Nanda Hawa, Putri
Tasya Devita dalam Asian Journal of Media and Communication (AJMC) 4 (1), 2020
Penelitian ini berfokus pada penggunaan media sosial instagram di kalangan remaja putri.
Menurut Baiq Muthia Maharani, Bella Cita Nanda Hawa, Putri Tasya Devita kehadian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran penyuntingan foto di kalangan remaja putri
dalam mempengaruhi citra tubuh mereka. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
deskriptif. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan informan terpilih yaitu
remaja putri di Yogyakarta, Indonesia, yang menggunakan Instagram dan aplikasi edit foto,
dengan rentang usia 12-18 tahun. Studi ini menemukan bahwa motivasi terpenting untuk
berbagi foto adalah menunjukkan citra tubuh terbaik menurut standar konstruksi sosial
tertentu. Beberapa remaja memiliki konsep diri yang positif dan lebih percaya diri dalam
berbagi foto tanpa proses editing. Sementara sebagian lainnya merasa tidak puas dengan
body imagenya, merasa minder dan takut akan komentar negatif, dan pada gilirannya perlu
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang sedang diteliti oleh peneliti ialah sama
fenomenologi guna memperoleh data secara lebih mendalam. Penelitian ini juga juga sama
membahas dan meneliti tentang peran dan dampak penggunaan instgram terhadap
kesehehatan mental remaja, meski dalam penelitian ini lebih memfokuskan pada peran
penyuntingan foto di media sosial instagram terhadap citra tubuh dikalangan remaja putri.
2.1.3. “Hubungan Intensitas Penggunaan Instagram dan Self-Esteem pada Remaja” yang
diteliti oleh Evelin dan Made Syanesti Adishesa pada 19 Maret 2020.
bagaimana Media sosial berbasis foto seperti Instagram tengah populer di kalangan anak
muda terbukti menjadi media sosial yang paling berdampak buruk bagi kesehatan mental
remaja. Salah satu dampak negatif yang mungkin ditimbulkan dari penggunaan media sosial
adalah menurunnya self-esteem, yaitu evaluasi atau penilaian individu mengenai dirinya
sendiri. Penggunaan Instagram yang dilakukan terus meneruspun mungkin berdampak pada
self-esteem seseorang. Di samping itu, self-esteem juga terbukti menjadi prediktor dari
penggunaan Instagram yang berlebihan pada remaja. Penelitian ini bertujuan untuk menguji
berjumlah 410 orang remaja berusia 12 hingga 21 tahun (M=15.38, SD=1.71), yang
dengan self-esteem, Hal ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi intensitas penggunaan
Instagram maka akan semakin rendah self-esteem remaja. Analisis tambahan menunjukkan
gender dan kegiatan yang dilakukan di Instagram turut berhubungan dengan self-esteem.
Persamaan, penelitian ini dengan penelitian yang sedang diteliti penulis adalah sama
sama membahas tentang peran dang pengaruh negatif dari media sosial instagram terhadap
kesehatan mental pada remaja seperti rendahnya self-esteam dan insekuritas dikalangan
remaja.
wawancara mendalam.
Bella Cita Nanda Hawa, jenis penelitian kualitatif memfokuskan pada peran
Putri Tasya Devita dalam guna memperoleh data penyuntingan foto di media
meneliti tentang “The Role meneliti tentang peran dan Baiq Menggunakan
wawancara.
3. Evelin dan Made Syanesti sama sama membahas Berfokus pada dampak
2020. Meneliti tentang pengaruh negatif dari media instagram terhadap self-
menggunakan teknik
convenience sampling
Teori yang dikemukan oleh Elihu Katz, Jay G. Blumler dan Michael Gurevitch ini
mempelajari asal mula kebutuhan secara psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan
tertentu dari media atau sumber lain yang membawa pada terpaan media yang berlainan, dan
menimbulkan pemenuhan kebutuhan serta akibat-akibat lain termasuk yang tidak kita
inginkan. Teori ini memiliki asumsi bahwa khlayak dianggap aktif dalam artian sebagian
penting dari penggunaan media diasumsikan punya tujuan. Mereka menemukan bahwa
khalayak menggunakan media untuk mengirim pesan, membantu mengembangkan citra diri,
dalam kaitannya dengan sosial dan interaksi atau hiburan (Rakhmat, 2001 : 205).
Menurut Richard West dan Lynn H. Turner dalam buku Introducing Communication
Theory: Analysis and Application (2008), teori uses and gratifications punya lima asumsi
Asumsi ini mengatakan bahwa khalayak bisa membawa tingkat aktivitas yang
berbeda dalam penggunaan medianya. Begitu pula dengan usaha untuk menyelesaikan
tujuannya lewat media. Menurut McQuail beserta rekannya, ada empat cara untuk
berhubungan dengan pilihan sebuah media. Pilihan ini berada di tangan khalayak, artinya
pengguna media bebas menentukan dan memilih media untuk memuaskan kebutuhannya.
Misalnya, saat seseorang ingin menonton hiburan, tentunya akan memilih tayangan,
seperti kartun atau film. Namun, saat ingin mendapat informasi, akan menonton tayangan
berita.
Asumsi dasar teori uses and gratifications ini menjelaskan bahwa media dan
khalayaknya tidak berada dalam kevakuman atau kekosongan. Media dan khalayak
merupakan bagian dari masyarakat luas, dan hubungan antara keduanya sama-sama
dipengaruhi masyarakat.
4. Asumsi 4: orang mempunyai cukup kesadaran diri akan penggunaan media mereka,
minat, serta motif, sehingga dapat memberi gambaran yang akurat mengenai
Asumsi ini menjelaskan bahwa khalayak punya kesadaran diri dalam menggunakan
media. Begitu pula dengan minat serta motifnya, sehingga hal ini bisa memberi gambaran
kepada peneliti mengenai penggunaan media oleh khalayak.Selain itu, dengan kesadaran
diri ini pula, peneliti bisa menjelaskan apa yang dilakukan khalayak beserta alasannya.
5. Asumsi 5: penilaian mengenai nilai isi media hanya dapat dilakukan oleh khalayak
Asumsi dasar teori uses and gratifications ini menjelaskan bahwa hanya khalayak
yang bisa memutuskan penggunaan media guna meraih tujuannya, serta menilai isi
muatan media. Misalnya, seseorang membaca koran karena koran itu hanya satu-satunya
yang tersedia di tempatnya tinggal. Walau ia membacanya, bukan berarti orang tersebut
merasa terpuaskan dengan isi korannya. Bahkan bisa jadi ia memutuskan untuk berhenti
Uses and Gratifications Theory juga memaknai khalayak dalam penggunaan media
diarahkan oleh motif tertentu. Motif tersebut berupa kepentingan dari individu tadi, sehingga
diasumsikan sebagai individu yang pintar, dimana mereka hanya mengkonsumsi informasi
dari media yang mereka rasa mampu memenuhi kepentingan - kepentingan yang mereka.
Teori ini melihat bagaimana dan seberapa besar media dapat memenuhi kebutuhan khalayak.
Kebutuhan khalayak yang dipuaskan oleh media, dinyatakan oleh para ahli seperti
Palmagreen dan Rayburn (1997), dan Whiting & Williams (2013 : 7) mengatakan kebutuhan
tesebut berupa interaksi sosial (social interaction). mencari informasi (information seeking)
mengenai berbagai bidang seperti pendidikan, hiburan, olahraga dan lainnya, menghabiskan
(communicatory utility) dan kenyamanan (convenience utility). Seperti pada jurnal karya
Whiting & Williams (2013) yang berjudul "Why People Use Social Media: A Uses and
bagaimana pengguna media sosial memiliki pertimbangan mereka masing - masing dalam
menggunakan dan memilih media yang mereka pillih guna memenuhi kepentingan. Yang
mana, mungkin saja banyak pertimbangan yang menjadi alasan dari penggunaan media
sosial.
Motif penggunaan media juga dipengaruhi oleh tingkat kepuasan dan kegunaan media
itu sendiri Media digunakan individu untuk memenuhi kebutuhan, dan kepentingan serta
kepuasan tiap individu yang berbeda - beda. Dengan demikian penyebab penggunaan media
terletak dalam lingkungan sosial dan psikologis masalah tersebut. Dan motif ini yang
dimaksud pendekatan Uses and Gratifications (McQuail , 1987 : 217 ). Motif adalah sebab
seseorang melakukan sesuatu, manusia memiliki beragam motif yang subjektif untuk
menganggap bahwa tindakannya benar. Berikut beberapa motif yang muncul dalam
1. Kebutuhan Komunikasi
Media sosial merupakan jejaring alternatif untuk saling terhubung antara seseorang di
satu tempat dengan tempat yang lain. Manusia sebagai makhluk sosial memang tidak bisa
lepas dari kebutuhan komunikasi. Maka dalam setiap kesempatan, selalu berusaha terhubung
dengan orang lain. Tentu tidak semua orang di dunia ini terhubung dalam satu jalur
beberapa orang dalam satu kesatuan. Pola tersebut dapat berbentuk hobi, pekerjaan,
kecenderungan, kebutuhan, dan sebagainya. Ajaibnya, saat ini media sosial mampu
manusia milenial, terutama remaja menjadikan berbagai platform seperti sebagai sarana
2. Kebutuhan Eksistensi
Selain sebagai alat komunikasi, media sosial juga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan
eksistensi para remaja. Melalui berbagai fitur yang ditawarkan oleh media sosial, Anda
bebas “memamerkan” apapun yang dimiliki atau ingin diketahui oleh orang lain. Saat
melakukan perjalanan, update status dapat dilakukan. Saat ingin mendapat pertolongan,
posting di komunitas tertentu bisa jadi jalan keluar. Atau saat membutuhkan rekomendasi
tempat makan terbaik di Jakarta misalnya, media sosial instagram dan mesin pencari Google
3. Kebutuhan Pendidikan
Tidak sedikit lembaga pendidikan baik formal dan non formal harus mengalahkan sarana
transfer pengetahuan ke media sosial. Apalagi saat pandemi seperti sekarang, para pelajar
berjalannya proses pendidikan belajar mengajar juga dilakukan melalui media sosial.
Alangkah mudahnya remaja sekarang mendapat akses untuk memenuhi kebutuhan akan
pendidikan. Bahkan untuk kursus privat juga bisa melakukan pendaftaran melalui media
sosial. Pendidikan usia remaja juga sangat dipengaruhi oleh media sosial. Jika 20 tahun lalu
teori emosi dan motif hanya dapat dipelajari melalui pertemuan langsung, kini sudah tidak
lagi. Justru media sosial bisa sangat membantu mengidentifikasi emosi dan motif seseorang
melakukan sesuatu.
4. Kebutuhan Branding
Tidak terhitung lagi, betapa banyak remaja yang menyalurkan eksistensi diri melalui
media sosial, sehingga menghasilkan branding yang tidak main-main. Sehingga profesi
Influencer, Content Writer, Selebgram, Blogger, Buzzer dan lainnya tidak lagi asing di
6. Kebutuhan Tren
Anggapan bahwa media sosial diciptakan untuk memenuhi kebutuhan tren bukanlah
isapan jempol. Apapun yang saat ini trending, viral di media sosial, secara otomatis
menjadi rujukan bagi tren di kehidupan nyata para remaja. Terlepas dari benar salah atau
baik buruknya tren tersebut. Inilah akar perubahan pola kehidupan remaja zaman dulu
dan sekarang. Keberadaan media sosial seperti instagram mampu memberikan efek
2.3.1. Insekuritas
Insecure atau insekuritas adalah perasaan cemas, ragu, atau kurang percaya diri sehingga
membuat seseorang merasa tidak aman. Akibatnya, orang yang insecure bisa saja merasa
cemburu, selalu menanyakan pendapat orang lain tentang dirinya, atau bahkan
membandingkan dirinya dengan orang lain. Perasaan tidak aman atau insecure merupakan
hal yang normal terjadi. Namun, pada sebagian orang, perasaan insecure ini terjadi terus-
menerus. Jika perasaan tersebut tidak ditangani, dapat timbul gangguan lain, seperti masalah
Insecure bisa muncul akibat pengalaman buruk, cara pandang yang salah, memiliki
kepribadian melankolis, atau sifat perfeksionis. Untuk menangani kondisi ini, seseorang bisa
penanganan yang tepat sesuai kondisi kesehatannya. Insecure dapat terjadi karena pernah
mengalami kegagalan, mendapatkan penilaian kurang baik dari orang, atau akibat memiliki
pekerjaan bisa membuat seseorang merasa insecure. Peristiwa tersebut membuat mereka
melihat dirinya sendiri dan orang lain dari sudut pandang negatif. Insecure juga kerap kali
Rasa tidak aman bisa muncul karena pernah dinilai kurang atau tidak baik oleh orang
lain saat bersosialisasi. Kondisi tersebut yang menyebabkan seseorang dengan insecure
Orang yang memiliki sifat perfeksionis selalu menginginkan segala sesuatu berjalan
sempurna. Perasaan insecure dapat muncul ketika suatu hal tidak terjadi sesuai
sendiri.
4. Kejadian traumatis
Perasaan insecure juga cenderung terjadi pada seseorang yang pernah mengalami
tersayang, Pemecatan dari pekerjaan, Penyakit tertentu, Tekanan dari orang tua dll. Ada
beberapa gejala yang bisa menandakan seseorang memiliki perasaan insecure, antara lain:
Seseorang yang insecure cenderung lebih cemburu dalam berhubungan, misalnya sering
yang tipis terhadap orang lain, mereka sering kali akan memastikan kebenaran informasi
yang didapat dan mudah curiga. Hal ini membuat mereka sulit memiliki hubungan yang baik
banyak segi. Dilansir dari Choosingtherapy dan Harappa.education, ada lima tipe insecure
yang sering dirasakan setiap orang. Tipe insecure itu adalah sebagai berikut.
1. Job Insecurity
merasa tidak kompeten, minder, dan tidak yakin dirinya sudah menunjukkan kinerja
serta kecemasan yang membuat mereka mempertanyakan kemampuan diri sendiri. Job
insecurity juga bisa melanda orang-orang yang merasa pekerjaannya tidak punya gengsi
2. Financial Insecurity
berlebihan karena merasa khawatir tak bisa membiayai kebutuhan hidupnya sendiri,
orangtua, atau anak-anaknya. Ini tentang bagaimana perasaanmu ketika melihat angka-
angka di rekening atau tagihan. Banyak orang menentukan nilai mereka berdasarkan
pendapatan atau aset yang dimiliki, kemudian saling membandingkan diri. Itulah
3. Social Insecurity
dengan banyak orang atau merasa tidak nyaman bertemu orang asing. Mereka sering
bersikap pemalu dan memiliki pemikiran bahwa orang lain akan segera menilai dengan
buruk. Social insecurity juga sering dialami para lajang dan yang sudah menikah
mengenai pernikahan. Stigma sosial selalu mampu memberikan rasa tidak aman pada diri
sendiri.
4. Body Insecurity
Banyak orang, terutama perempuan mudah sekali merasakan body image insecurity.
Apa pun yang dikeluhkan terkait penampilan fisik, entah itu bentuk tubuh, berat badan,
tinggi badan, atau bagian tubuh tertentu termasuk ke dalam body insecurity. Banyak
orang merasa insecure karena merasa dihakimi secara negatif oleh orang lain, dianggap
5. Relationship Insecurity
Orang-orang dengan perasaan insecure ini selalu mudah merasa curiga, cemburu dan
berprasangka buruk kepada pasangannya. Tidak memiliki rasa percaya dalam hubungan
dan selalu memikirkan skenario terburuk yang bisa terjadi antara dirinya dan pasangan
Media sosial dapat dipahami sebagai suatu platform digital yang menyediakan fasilitas
untuk melakukan aktivitas sosial bagi setiap penggunanya. Beberapa aktivitas yang dapat
dilakukan di media sosial, misalnya yaitu melakukan komunikasi atau interaksi hingga
memberikan informasi atau konten berupa tulisan, foto dan video. Berbagai informasi dalam
konten yang dibagikan tersebut dapat terbuka untuk semua pengguna selama 24 jam penuh.
Media sosial sendiri pada dasarnya adalah bagian dari pengembangan internet. Kehadiran
beberapa dekade lalu telah membuat media sosial dapat berkembang dan bertumbuh secara
luas dan cepat seperti sekarang. Hal inilah yang menjadikan semua pengguna yang
tersambung dengan koneksi internet dapat melakukan proses penyebaran informasi atau
konten kapan pun dan di mana pun. B.K. Lewis dalam karyanya yang berjudul Social Media
and Strategic Communication Attitudes and Perceptions among College Students yang terbit
pada tahun 2010 menyatakan, bahwa media sosial merupakan suatu label yang merujuk pada
teknologi digital yang berpotensi membuat semua orang untuk saling terhubung dan
Dilansir dari Katadata.com, pada tahun 2019 mayoritas pengguna Instagram di Indonesia
adalah dari kelompok remaja akhir dengan rentang usia 18-24 tahun, yakni sebanyak 33,90
juta. Rinciannya, sebanyak 19,8% pengguna aplikasi tersebut adalah perempuan, sedangkan
17,5% merupakan laki-laki. Kelompok usia 25-34 tahun menjadi pengguna Instagram kedua
di Tanah Air. Sebagai salah satu platform digital yang paling banyak digunakan saat ini,
media sosial berhasil menghubungkan hampir setiap orang yang memiliki akses internet.
1. Komunikasi
Fungsi pertama dari media sosial tentunya adalah komunikasi. Sebelum berkembang
hingga seperti ini, media sosial pada awalnya hanya berfokus pada membangun
ekosistem komunikasi yang baik baik bagi pengguna. Namun, seiring dengan
berkembangnya internet dan teknologi, media sosial lebih dari hanya komunikasi, media
sosial telah menjadi dunia kedua bagi manusia di seluruh belahan dunia untuk berkumpul
dan berinteraksi. Media sosial telah berhasil membangun komunikasi yang tanpa batasan
2. Branding
Fungsi kedua dari media sosial yaitu branding. Setelah berhasil membangun tempat
berkumpul untuk seluruh manusia dari berbagai belahan dunia, media sosial selalu
berkembang dan menyediakan berbagai kebutuhan dari manusia, salah satunya yaitu
branding. Branding sendiri adalah cara seseorang dalam membangun sebuah citra di mata
banyak orang. Untuk melakukan branding, pengguna biasanya memiliki cara yang unik
dan khas untuk mendesain akun media sosial sehingga menarik untuk dilihat pengguna
yang lain. Hal inilah yang menjadikan akun media sosial mirip seperti dunia nyata,
3. Tempat Usaha
Fungsi ketiga dari media sosial adalah sebagai wadah untuk melakukan usaha atau
bisnis. Setelah berhasil menyediakan komunikasi dan branding, sosial media perlahan
dalam jaringan atau online. Sebagai tempat yang terbuka selama 24 jam, media sosial
terbukti sangat memudahkan penggunanya untuk membangun suatu bisnis secara maya.
Hal ini diprediksi memiliki banyak potensi untuk menjangkau lebih banyak orang
4. Marketing
Fungsi keempat dari media sosial adalah untuk melakukan marketing atau pemasaran.
Sebagai platform yang hampir selalu digunakan oleh manusia, sekarang ini media sosial
menjangkau lebih banyak konsumen. Cara ini terbukti efektif untuk meningkatkan
Berikut ini adalah berbagai layanan dan jenis media sosial yang sangat populer di
1. Layanan Blog
Layanan blog pada dasarnya dapat dipahami sebagai jurnal pribadi yang ada internet.
Salah satu jenis media sosial ini memiliki fungsi untuk membagikan catatan atau
pandangan penggunanya tentang berbagai isu tertentu. Pengguna media sosial jenis ini
biasanya disebut sebagai narablog atau blogger. Contoh media sosial layanan blog yaitu
Layanan jejaring sosial atau biasa disebut juga dengan social networks merupakan
salah satu jenis media sosial yang paling banyak digunakan masyarakat di berbagai
belahan dunia saat ini. Salah satu jenis media sosial ini memiliki fungsi sebagai tempat
berkumpulnya banyak orang untuk saling bersosialisasi. Dalam layanan ini, pengguna
biasanya saling mengirim pesan, informasi, foto, hingga video. Contoh media sosial
Jenis media sosial berikutnya adalah layanan blog mikro atau biasa disebut juga
dengan microblogging. Meskipun memiliki layanan dan kegunaan yang hampir sama
dengan blog, tetapi jenis media sosial ini menyajikan halaman yang lebih ringkas. Hal ini
membuat layanan mikro blog memiliki kecepatan yang lebih baik dibandingkan layanan
Jenis media sosial selanjutnya yang perlu Kamu tahu adalah layanan berbagi media
atau biasa disebut juga dengan media sharing. Apabila Kamu sering menghabiskan waktu
santai atau waktu belajar melalui platform sosial media YouTube atau Soundcloud. Maka,
Kamu sebenarnya telah terbiasa menggunakan layanan berbagi media ini. Salah satu jenis
media sosial ini pada dasarnya memang memiliki fokus utama untuk membuat
penggunanya saling berbagi konten media seperti foto, audio, atau video. Salah satu
contoh lain dari layanan berbagi media, yaitu Instagram, Flickr, dan lain sebagainya.
5. Layanan Kolaborasi
Jenis media sosial berikut adalah layanan kolaborasi. Layanan kolaborasi ini sendiri
digunakan untuk membuat pengguna saling mengajak pengguna yang lain untuk
menciptakan suatu kontribusi. Tidak hanya mengajak, dalam layanan kolaborasi ini,
terhadap isi konten dari ‘anggota’ dari situs tersebut.Salah satu contoh layanan kontribusi
yang paling populer saat ini adalah Wikipedia. Wikipedia sendiri merupakan sebuah
proyek ensiklopedia multibahasa dalam jaringan yang dioperasikan secara bebas dan
terbuka. Layanan kontribusi ini dijalankan oleh Wikimedia Foundation, yang merupakan
6. Layanan Forum
Jenis media sosial yang terakhir ini memang dikenal memiliki bentuk yang klasik.
Jenis layanan forum ini dapat dikatakan sebagai salah satu jenis media sosial yang telah
lama muncul dan dikenal luas sejak lama. Layanan forum sendiri dapat digunakan
pengguna sebagai tempat untuk membincangkan berbagai hal atau topik secara spesifik
bersama pengguna lain dalam suatu ruang diskusi. Contoh media sosial layanan forum
Sosial media selain memiliki banyak fungsi juag memiliki banyak sekali manfaatnya
teruama di jaman serba digital seperti sekarang ini. Berikut adalah manfaat dari sosial
media:
Beberapa platform media sosial yang sekarang tersedia bisa Kamu manfaatkan untuk
belajar, mulai dari mencari berbagai informasi, data, hingga isu yang sedang hangat di
masyarakat.. Selain itu, media sosial juga dapat Kamu gunakan sebagai sarana untuk
berbagi informasi kepada para pengguna lainnya, baik teman di dunia nyata maupun
Manfaat kedua yang bisa Kamu dapatkan dari menggunakan sosial media adalah
untuk membuat dokumentasi, administrasi, hingga integrasi. Aplikasi media sosial pada
dasarnya adalah sebuah tempat untuk Kamu menyimpan berbagai konten, mulai dari
profil, informasi, reportase, kejadian, rekam peristiwa, sampai pada hasil riset-riset
kajian. Tidak hanya itu, ini adalah beberapa manfaat dari media sosial, seperti membuat
blog organisasi, melakukan integrasi berbagai lini pada suatu perusahaan, membagikan
konten yang relevan sesuai target masyarakat, dan efektivitas operasional organisasi.
Manfaat yang ketiga dari media sosial adalah sebagai sarana perencanaan, strategi,
dan manajemen. Di tangan para ahli manajemen dan marketing, media sosial bisa
berubah menjadi salah satu senjata yang digunakan untuk melancarkan perencanaan dan
menjajaki pasar, mendidik publik, hingga mengumpulkan tanggapan dari para konsumen
atau masyarakat.
Terakhir, manfaat sosial media keempat adalah sebagai sarana kontrol, evaluasi, dan
pengukuran. Media sosial sendiri dapat digunakan untuk melakukan kontrol terhadap
organisasi sekaligus melakukan evaluasi, mulai dari perencanaan dan strategi. Selain itu,
sosial media juga dapat mengolah data terkait tanggapan masyarakat dan pasar sebagai
2.3.3. Instagram
Gambar 2.3
Instagram merupakan alah satu media sosial yang banyak digunakan saat ini dengan
pengguna setidaknya mencapai 99,15 juta pengguna di Indonesia pada awal 2022 saja.
Angka ini menunjukkan bahwa jangkauan iklan Instagram di Indonesia setara dengan 35,7
persen dari total populasi di awal tahun ini. Instagram adalah media yang memberi
kemudahan cara berbagi informasi online berupa foto, video, dan juga layanan jejaring
sosial yang dapat digunakan pengguna untuk berbagi informasi kepada sesama pengguna
internet.
Aplikasi Instagram didirikan oleh Kevin Systrom dan Mike Krieger yang dirilis pada
Oktober 2010, kemudian dibeli oleh Mark Zuckerberg, Instagram adalah menjadi jalur
online terbesar saat ini, menggantikan popularitas twitter dengan jumlah user lebih dari 400
juta pengguna dan terus bertambah. Instagram menjadi alat komunikasi paling efektif saat
ini, seperti bisnis, branding, marketing bahkan parenting menggunakan Instagram sebaai
memberikan fasilitas kenyamanan dan kepuasaan kepada pengguna melalui ralitas online
IG terus melakukan pembaharuan pada aplikasinya. Maka dari itu ada banyak fitur baru
yang selalu dikenalkan kepada para pengguna. Berikut adalah beberapa fitur-Fitur yang
1. Follower/pengikut
Kepopuleran sebuah akun IG salah satunya diukur dari berapa banyak pengikut yang
dimiliki. Maka dari itu, ada banyak sekali orang yang mau membeli followers. mBila
Anda ingin membelinya, silakan hubungi tempat jual followers instagram terpercaya.
Anda bisa membuat postingan dengan klik tombol positif pada homepage saat
sudah login. Saat posting, pengguna bisa mengedit secara langsung fotonya, memotong
videonya, menetapkan sampul video, dan yang lainnya. Pengguna juga bisa
memberi caption atau keterangan hingga memberikan lokasi pada postingan tersebut.
3. Insta story
Para pengguna juga bisa memposting video, foto, teks, hingga boomerang dengan
kreativitas masing-masing di insta story (snapgram) Postingan ini hanya bertahan 24 jam
dan akan langsung hilang dari story setelah itu. Berbeda dengan feed yang sifatnya
memang menjadi postingan permanen sampai sang pengguna menghapus atau melakukan
tindakan lain.
4. Filter Instagram
Filter instagram adalah sebuah efek penggabungan antara video real dengan virtual.
Fitur ini dapat anda pergunakan pada menu insta story atau instagram reels. Dengan
menerapkan efek ini anda bisa mendapatkan video yang lebih menarik lagi. Filter adalah
salah satu fitur di Instagram yang menggabungkan posting asli (foto dan video) dengan
efek virtual. Efek ini bentuknya bermacam-macam, mulai dari efek polaroid atau warna
hangat sampai membuat wajah kita jadi karakter kartun atau bermata biru.
Di sini juga ada fitur untuk menyukai postingan yang ditandai dengan bentuk hati.
Jika postingan anda bagus, maka bisa mendapatkan banyak like. Nah, kalau ingin dapat
banyak like, ada tips like instagram gratis disini. Anda juga bisa memberikan komentar
ada di kontak.Jika ingin menyimpan postingan, ada juga tombol menyerupai amplop
yang bisa diklik. Nantinya, postingan yang sudah disimpan akan masuk ke dalam salah
6. IG TV
Instagram juga punya IG TV. Di sini, para pengguna bisa memposting video dengan
durasi yang lebih panjang. Follower atau user lain bisa memberikan tanda suka dan
7. Hashtag
Inilah fitur pencarian yang unik di IG. Bila biasanya pencarian bisa dilakukan di
postingan-postingan bertema sama. Misalkan Masakan Indonesia, Baking, atau yang lain,
Bila pengguna ingin bertukar pesan secara pribadi dengan follower atau pengguna
lain, maka gunakanlah fitur Direct Message. Ini seperti messenger inbox bila di facebook.
Anda bisa mengirimkan gambar lewat DM dan memberikan tanda suka pada pesan atau
Selain fitur-fitur di atas, masih banyak fitur lain yang bisa dimanfaatkan. IG memang
selalu update soal fitur, jadi para pengguna juga harus siap dengan setiap perubahan yang
ada. Kalau fiturnya tidak ada di hpmu, berarti aplikasi ig-mu perlu di update.
2.3.4. Remaja
Remaja adalah seseorang yang berada dalam masa peralihan dari anak-anak menuju
dewasa. Menurut WHO, masa remaja terjadi dalam rentang usia 10-19 tahun. Sementara,
menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014, arti remaja merupakan
penduduk yang berusia 10-18 tahun. Lain lagi dengan Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana (BKKBN), rentang usia remaja adalah 10-24 tahun dan belum menikah.
Gambar 2.3
Fase remaja awal terjadi dalam rentang usia 10-13 tahun. Pada masa ini, anak tumbuh
lebih cepat dan mengalami tahap awal pubertas. Anak mulai memerhatikan munculnya
rambut ketiak dan kemaluan, pertumbuhan payudara, keputihan, mulai menstruasi atau
mimpi basah, dan testis yang membesar. Anak juga mulai sadar mengenai
penampilannya sehingga lebih memerhatikan hal tersebut. Ia juga akan mulai merasa
Dalam masa remaja ini, pertumbuhan remaja laki-laki mulai berjalan cepat.
Tubuhnya akan semakin tinggi dan berat, otot semakin besar, dada dan bahu semakin
lebar, alat vital semakin besar, suara menjadi lebih pecah, muncul jerawat, kumis, hingga
jambang. Pada anak perempuan, pinggang, panggul, dan bokong akan mulai membesar,
yang teratur. Remaja pada masa ini umumnya sudah dapat berpikir dengan logika meski
kerap didorong oleh perasaannya. Ia juga mulai tertarik dengan hubungan romantis
orangtua. Selain itu, ia juga mungkin lebih senang menghabiskan waktu dengan teman.
Pada masa remaja akhir, fisik anak telah sepenuhnya berkembang. Dalam masa ini,
perubahan lebih banyak terjadi dalam dirinya. Ia mulai bisa mengendalikan dorongan
emosional yang muncul, merencanakan masa depan, dan memikirkan konsekuensi yang
akan ia hadapi jika melakukan perbuatan yang tidak baik. Ia juga mulai memahami apa
yang diinginkannya dan bisa mengatur diri sendiri, tanpa mengikuti kehendak orang lain.
Kestabilan emosi dan kemandirian ini umumnya didapatkan oleh anak pada masa remaja
akhir.
serta bagaiman media sosial instagram berperan terhadap fenomena insekuritas dikalangan
remaja.
REMAJA
MOTIF MENGGUNAKAN
MEDIA SOSIAL:
1. KOMUNIKASI
USES AND GRATIFICATION THEORY
2. PENDIDIKAN
3. EKSISTENSI
4. BRANDING
INSEKURITAS
5. MEDIA
Downloaded by sipaaIKUTAN TREN
SOSIAL
alyvia (alyciasyifa60@gmail.com)
lOMoARcPSD|31075658
BAB III
METODE PENELITIAN
Lokasi penelitian ini adalah di universitas malikussaleh, kampus bukit indah, Jl. Kampus
Unimal Bukit Indah, Blang Pulo, Kec. Muara Satu, Kabupaten Aceh Utara, Aceh 24355. Jalan
Sumatra, Fakultas Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial, Prodi Ilmu Komunikasi, Jurusan Ilmu
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif guna memahami fenomena yang
dialami oleh subjek peneletian. Pemilihan penelitian kualitatif bermaksud untuk memahami
fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi,
tindakan, dll secara holistic, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada
suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.
(Moleong 2005:6).
tujuan untuk mengembangkan pemahaman dan menjelaskan arti dari suatu peristiwa yang
dialami seseorang atau kelompok. Senada dengan pendapat Creswell, fenomenologi juga
digunakan untuk mengungkap suatu makna dari peristiwa atau pengalaman individu (Menurut
Informan pada penelitian ini adalah orang-orang yang bisa memberikan informasi atau terkait
dengan masalah peneliti yang sedang di kaji. Informan adalah subjek yang memahami informasi
terkait objek penelitian sebagai pelaku maupun orang lain yang memahami objek penelitian.
Informan dalam penelitian ini adalah sejumblah mahasiswa ilmu komunikasi, dari fakultas ilmu
Tabel 3.3
Sumber data merupakan sumber rujukan informasi ataupun data penelitian yang diperlukan
peneliti mengenai permasalahan yang ingin diteliti. Dalam penelitian ini ada dua jenis sumber
data yaitu :
Sumber data primer dalam penelitian ini adalah melalui observasi dan wawancara
Yaitu sumber tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. Dalam penelitian
ini data sekunder diperoleh melalui studi kepustakaan, buku, dokumentasi, dan jurnal atau
3.5.1. Observasi
Observasi ialah suatu kegiatan mencari data yang dapat digunakan untuk memberikan
suatu kesimpulan. Obervasi adalah adanya perilaku yang tampak dan adanya tujuan yang
ingin dicapai. Perilaku yang dapat dilihat langsung oleh mata, dapat di dengar, dapat di
hitung, dan dapat di ukur. Observasi yang di lakukan oleh penulis untuk mengetahui masalah
yang akan di teliti dalam penelitian ini yaitu bagimana eksistensi penggunaan media sosial
instagram dan bagaimana media sosial instagram tersebut berperan terhadap fenomena
insekuritas dikalangan remaja, mahasiswa ilmu komunikasi, fisip, unimal angkatan 2020.
3.5.2. Wawancara
pertanyaan yang telah dipersiapkan untuk informan ileh peneliti. Easterbeg (2002) dalam
Sugiyono, (2017: 23). Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian wawancara
semistruktur untuk pengumpulan data. Peneliti membuat pertanyaan yang sudah tersusun
secara sistematis lalu peneliti menanyakan pendapat kepada informan yang terkait objek
peneliti.
3.5.3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah suatu metode pengumpulan data kualitatif dengan melihat atau
menganalisis dokumen-dokumen yang di buat oleh subjek sendiri atau orang lain tentang
subjek. Data dokumentasi seperti profil took, foto dokumentasi, buku bacaan, jurnal, dan
skripsi yang berhubungan dengan penelitian ini. Dokumentasi dalam penelitian ini foto
Analisis data ialah menguraikan dan mengelola data mentah menjadi data beda. Teknik
analisis data yang peneliti gunakan analisis kualitatif deskriptif. Analisis data kualitatif yang
susunan kata dan kalimat sebagai jawaban atas permasalahan yang diteliti. Teknik analisis data
dalam penelitian ini dilakukan dengan analisis kualitatif, yang meliputi tiga tahapan sebagai
berikut :
pengabstrakan dan transformasi data yang muncul dari lapangan. Data yang dikumpulkan
dalam penelitian ini yaitu hasil wawancara dari narasumber lalu dianalisis,
kemungkinan adanya penarikan data kesimpulan serta cara yang utama bagi analisis
kualitatif. Penyajian data sangat memburuhkan kemampuan interpretatif yang baik pada si
peneliti sehingga menyajikan data secara lebih baik. Penyajian data dilakukan dengan
menggunakan kalimat-kalimat yang berisi penjelasan atau analisis terhadap hal-hal yang
Penyajian data dimaksud agar mempermudah peneliti untuk dapat melihat gambaran
secara keseluruhan atau bagian-bagian tertentu dari data penelitian. Data-data tersebut
kemudian dipilih untuk disortir menurut kelompoknya dan disusun sesuai kategori yang
sejenis untuk ditampilkan agar selaras dengan permasalahan yang dihadapi, termasuk
3.6.3. Verifikasi
Verifikasi data dilakukan pada penelitian kualitatif secara terus menerus sepanjang proses
penelitian yang dilakukan. Padda tahap ini peneliti berusaha mencari arti beda-beda,
mencatat keturunan. Pola-pola, menjelaskan dan menarik kesimpulan atas objek penelitian
Dalam melakukan penelitian, dibutuhkan jadwal kegiatan yang tepat dan diperjelas
secara rimci. Berikut table jadwal penelitian yang peneliti kemukakan mulai dari masa persiapan
Tabel 3.1
Jadwal Penelitian
penelitian
3 Studi literatur
4 Studi Lapangan
5 Pengumpulan Data
6 pengolahan Data
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Bakti.
SKRIPSI
Antonia, Sofia Sabato.2019.Depression and Pressure of Social Media: Having vs Being in the
Fitri, Anisa Aulia.2021.Hubungan Antara Harga Diri Dengan Intensitas Penggunaan Media
Sosial Instagram Pada Remaja Di Kota Pekanbaru. Other thesis, Universitas Islam Riau.
(Studi tentang Insecurity sebagai Dampak Penggunaan Media Sosial Instagram). Skripsi
Perkovich, A.C. (2021). The impact of social media on teenage females self-esteem. Thesis,
JURNAL
Cahya Sakti, and M. Yulianto, "Penggunaan Media Sosial Instagram Dalam Pembentukan
Identitas Diri Remaja," Interaksi Online, vol. 6, no. 4, pp. 490-501, Sep. 2018.
Patti Valkenburg, Ine Beyens, J Loes Pouwels, Irene I van Driel, Loes Keijsers, “Social Media
Paradigm.” Journal of Communication, Volume 71, Issue 1, February 2021, Pages 56–
78.ss