Anda di halaman 1dari 43

lOMoARcPSD|31075658

PROPOSAL PENELITIAN
PERAN MEDIA SOSIAL INSTAGRAM TERHADAP FENOMENA
INSEKURITAS DI KALANGAN REMAJA
(Studi Kasus Terhadap Mahasiswa Ilmu Komunikasi, FISIP Unimal
Angkatan 2020)

Diajukan Sebagai Tugas Akhir Mata Kuliah Metode Penelitian Kualitatif


Dosen Pengasuh: : Dr. Riski Amal,M.Kom.I

DISUSUN OLEH:
HAIKAL AL-HAKIM
200240099

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


JURUSAN ILMU KOMUNIKASI DAN ILMU POLITIK
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
LHOKSEUMAWE
2022

Downloaded by sipaa alyvia (alyciasyifa60@gmail.com)


lOMoARcPSD|31075658

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamua’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Syukur Alhamdulillah penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkah dan rahmat-
Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas kepenulisan proposal yang berjudul
“PERAN MEDIA SOSIAL INSTAGRAM TERHADAP FENOMENA INSEKURITAS DI
KALANGAN REMAJA (Studi Kasus terhadap Mahasiswa Ilmu Komunikasi, FISIP Unimal
angkatan 2020)”. Penyusunan proposal ini bertujuan untuk memenuhi tugas akhir dari mata
kuliah Metedologi Penelitian Kualitatif yang diasuh oleh Bapak

Penyusun menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan proposal ini. Oleh
karena itu segala kritik dan saran yang akan membangun dan menyempurnakan proposal ini
amat sangat penyusun harapkan untuk menghasilkan sebuah karya yang lebih baik. Semoga
proposal ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Wassalamua’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Bukit Indah, Juni 2022

Penyusun

Downloaded by sipaa alyvia (alyciasyifa60@gmail.com)


lOMoARcPSD|31075658

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Merasa sekure, aman, stabil, dan terjamin adalah hal mendasar bagi kesejahteraan seseorang.

Ketika seseorang merasa aman, rasa percaya dirinya jadi meningkat, sehingga membuatnya lebih

mudah untuk bersantai, merasa siap dan mampu melakukan banyak hal karena menjadi lebih

fokus dalam berbagai hal baik itu dalam hubungan, pekerjaan dll yang perlu dilakukan.

Sebaliknya, insekuritas rasa tidak aman adalah ketika seseorang menemukan dirinya merasa

kurang percaya diri atau memiliki harga diri yang rendah. Insekuritas membuat seseorang merasa

bahwa dirinya tidak pantas untuk dicintai dan orang orang pasti pada akhirnya akan bosan dan

meninggalkannya jika ia sedikit saja melakukan kesalahan, dan menunjukkan sisi dirinya yang

kurang dari sempurna (Berkeley,2022).

Seiring dengan perkembangan zaman dan digitalisasi pengunaan media sosial sebagai media

interaksi menjadi sangat popular beberapa tahun terakhir. Media sosial merupakan tempat

terjadinya realitas sosial pada ruang waktu tak terbatas bagi para penggunanya untuk saling

berinteraksi, dan bersosialisasi secara digital melalui media maya yang dikenal sebagai The

Internet. Hadir dan maraknya pengunaan media sosial berdampak pada peleburan ruang publik

dan privat dalam kehidupan bermasyarakat. Sebagaima dilansir dari TiNewss.Com, terdapat

191,4 juta pengguna media sosial di Indonesia pada Januari 2022. Jumlah pengguna media sosial

di Indonesia pada awal tahun 2022 setara dengan 68,9 persen dari total populasi dengan

pengguna Instagram setidaknya mencapai 99,15 juta pengguna di Indonesia pada awal 2022 saja.

Downloaded by sipaa alyvia (alyciasyifa60@gmail.com)


lOMoARcPSD|31075658

Angka ini menunjukkan bahwa jangkauan iklan Instagram di Indonesia setara dengan 35,7

persen dari total populasi di awal tahun ini.

Sebagai salah satu platform media sosial ternama dan terpopuler, instagram menawarkan

kemudahan bagi remaja untuk dapat berinteraksi, berbagi, dan berpatisipasi dengan banyak

orang walaupun jarak jauh. Tidak hanya untuk sekedar mencari informasi dan inspirasi,

instagram saat ini juga menjadi media dimana siapapun dapat mengekspresikan, mengaktualisasi

dirinya, melakukan pencitraan diri sampai curhat keluh kesah melalui postingan Instagram.

Dilansir dari Katadata.com, pada tahun 2019 mayoritas pengguna Instagram di Indonesia

adalah dari kelompok remaja akhir dengan rentang usia 18-24 tahun, yakni sebanyak 33,90 juta.

Rinciannya, sebanyak 19,8% pengguna aplikasi tersebut adalah perempuan, sedangkan 17,5%

merupakan laki-laki. Kelompok usia 25-34 tahun menjadi pengguna Instagram kedua di Tanah

Air. sudah bukan rahasia lagi jika remaja yang paling banyak mengakses dan memantau media

sosial instagram sampai berjam-jam setiap harinya (Mongkol, 2018).

Remaja sendiri menurut Pieget (Harlock, 1980) secara psikologis diartikan sebagai usia

dimana individu berinteraksi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa

dibawah ikatan orang-orang yang lebih tua melainkan dalam tingkatan yang sama sekurang-

kurangnya dalam masalah hak. Dan menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana

(BKKBN) rentang usia remaja adalah 10-24 tahun dan belum menikah.

Berdasakan studi kasus yang dilakukan oleh Mahendra (2017) didapati bahwa remaja

pengguna instagram di Jakarta, tergolong masih labil secara mental maupun perilaku sehingga

mereka memiliki rasa penasaran yang tinggi dengan hal-hal yang baru seperti media sosial

dibandingkan dengan orang dewasa yang sudah stabil secara mental dan perilaku. Beberapa sifat

Downloaded by sipaa alyvia (alyciasyifa60@gmail.com)


lOMoARcPSD|31075658

kecanduan terhadap media sosial yang ditampilkan remaja, yakni memiliki sifat yang hati-hati

(conscientiousness), agreeableness, dan neurotisme. Seorang yang kecenderungan memiliki

emosi yang negatif seperti stress dan cemas banyak terjadi pada orang yang kecanduan atau

ketergantungan media sosial apabila tidak menggunakannya (kompas, 2018).

Dengan fiturnya yang dapat mengunggah foto/video apapun serta terdapat fitur juga follow,

likes dan comments yang dapat diakses oleh siapa saja instagram dijadikan ajang untuk

mengunggah foto/video diri sendiri yang dianggap layak untuk dilihat khalayak umum,

Instagram sebagai media sosial dijadikan ajang actualisasi diri bagi remaja. Hal ini karena

adanya rasa ingin terlihat populer dan tidak ketinggalan zaman untuk bisa tampil eksis di media

sosial. Setiap harinya remaja bisa menghabiskan waktunya sibuk untuk menggunakan instagram

demi meraih kepopuleran melalui banyaknya likes Dan comments. Dimana likes, Dan comments

yang banyak tersebut membuat mereka semakin percaya diri untuk mengunggah video atau foto

mereka.

Namun tanpa disadari, jumlah like dan comment pada Instagram ternyata mempengaruhi

psikologis remaja dalam beberapa kasus. Remaja yang mendapatkan like dan komentar banyak,

hormon dopamine atau hormon bahagia di otaknya akan meningkat, yang kemudian

membuatnya merasa lebih percaya diri dan senang. Sedangkan mereka yang mendapatkan sedikit

like, dan komentar akan menjadi kurang percaya diri dan kecewa, Dengan ini, obsesi akan like

dan komentar terus meningkat orang orang bahkan mengedit foto/videonya berukali kali dengan

berbagai aplikasi agar terlihat lebih estetik, menarik dan mengundang banyak like serta

komentar. Dari sini kita bisa lihat betapa puasnya mendapatkan like dan banyak komentar

bahkan bisa membuat ketagihan (Alter, 2017).

Downloaded by sipaa alyvia (alyciasyifa60@gmail.com)


lOMoARcPSD|31075658

Salah satu kebiasaan lain remaja dalam menggunakan instagram ialah mengikuti kehidupan

orang lain, dimana orang orang yan diikuti tersebut cenderung menampilkan kebahagiaan,

kemewahan, kecantikan yang dilebih lebihkan sehingga tampak begitu sempurna, dan

didambakan oleh setiap orang. Oleh karena itu seseorang acap kali membandingkan kehidupan

mereka dengan kehidupan orang lain yang ia lihat di instagram. Hal yang paling sering

bandingkan ialah fisik, belum lagi, tidak sedikit pula, tanggapan berupa komentar di laman

instagram mengandung cemoohan/hujatan dengan kata-kata yang menghina, merendahakan dan

buruk. Kompetisi dan perbandingan sosial ini sebenarnya sudah ada sejak dulu dan akan selalu

ada, tetapi internet dan media sosial telah membuat fenomena ini semakin luas.

Media sosial seperti instagram seharusnya menjadi tempat berekspresi, berkreasi dan

berkoneksi, bukan tempat berkompetisi, Remaja tidak seharusnya mengkhawatirkan nilai

dirinya, di dunia nyata maupun di dunia siber (Sue Varma, 2019). Awal mula mengapa instagram

berperan besar terhadap rasa insekur dan kepercayaan diri remaja pada zaman sekarang ialah

karena kcenderung penggunanya yang memprojeksikan nilai diri dan rasa kepercayaan dirinya

pada seberapa banyak jumlah followers, likes dan comments yang didapat di instagram. Dimana

dalam kontinyuitas seseorang hanya akan merasa dirinya cantik, pintar, keren, dicintai dan

tervalidasi hanya ketika ia dipuji, dalam hal ini berupa jumblah followers, likes dan comments

yang diterima akan kelebihan dan kesempurnaan palsu yang mereka posting di instagram. Begitu

juga sebaliknya. Maka, hal-hal tersebut kemudian secara tidak langsung telah mengusik rasa

aman remaja dan membuatnya merasa rendah diri hanya karena hidupnya kurang beruntung,

tidak sesuai dengan standar sosial dan kesempurnaan fiksi yang ditampilkan pengguna lainnya di

instagram.

Downloaded by sipaa alyvia (alyciasyifa60@gmail.com)


lOMoARcPSD|31075658

1.2. Rumusan Masalah

1.2.1. Bagaimana eksistensi penggunaan media sosial Instagram di kalangan mahasiswa

Ilmu Komunikasi, FISIP Unimal angkatan 2020?

1.2.2. Bagaimana media sosial Instagram berperan terhadap fenomena insekuritas di

kalangan mahasiswa ilmu komunikasi, fisip unimal?.

1.3. Focus Penelitian

Yang menjadi fokus dalam penelitian ini ialah bagaimana eksistensi media sosial Instagram

berperan terhadap fenomena insekuritas dikalangan remaja dengan studi kasus yang

dilakukan pada mahasiswa Ilmu Komunikasi, FISIP Unimal Angkatan 2020.

1.4. Tujuan Penelitian

1.4.1. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui bagaimana eksistensi penggunaan

media sosial Instagram di kalangan Ilmu Komunikasi, FISIP Unimal angkatan

2020.

1.4.2. Mengetahui bagaimana sosial media Instagram berperan terhadap fenomena

insekuritas dikalangan remaja. Dengan studi kasus penelitian yang dilakukan

terhadap mahasiswa Ilmu Komunikasi, FISIP Unimal angkatan 2020.

1.5. Manfaat penelitian

1.5.1. Manfaat Teoritis

1. Manfaat teoritis dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan

kajian bagi peneliti lainnya, sehingga hasil penilitian ini dapat dikaji lebih

baik lagi kedepannya.

Downloaded by sipaa alyvia (alyciasyifa60@gmail.com)


lOMoARcPSD|31075658

2. Hasil penilitian ini diharapkan mampu menyumbang ilmu terutama dalam

sub bidang ilmu komunikasi dalam hal kajian efek samping media sosial

terhadap kesehatan mental dan insekuritas dikalangan remaja.

1.5.2. Manfaat Praktis

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kesadaran bagi masyarakat

Indonesia tentang bagaimana media sosial instagram berperan terhadap

fenomena insekuritas yang dialami remaja.

2. Manfaat penelitian ini bagi peneliti ialah menambah wawasan dan

menambah pengalaman langsung bagi peneliti tentang bagaimana instagram

berperan terhadap fenomena insekuritas dikalangan remaja.

3. Manfaat penelitian ini bagi yang dikaji diharapkan dan menjadikannya

sebagai pengalaman dan bahan pembelajaran terkait efek samping

pengunnaan media sosial instagram terhadap kesehatan mental dan

insekuritas.

Downloaded by sipaa alyvia (alyciasyifa60@gmail.com)


lOMoARcPSD|31075658

BAB II

TINJUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian terdahulu

Penelitian terdahulu ini menjadi salah acuan peneliti dalam melakukan penelitian sehingga

peneliti dapat memperkaya teori yang digunakan dalam mengkaji penelitian yang dilakukan.

Dari penelitian terdahulu, peneliti tidak menemukan penelitian dengan judul yang sama seperti

judul penelitian peneliti. Namun meneliti dan mengangkat beberapa penelitian sebagai referensi

dalam memperkaya bahan kajian pada penelitian penulis. Berikut merupakan penelitian

terdahulu beberapa jurnal dan skripsi terkait dengan penelitian yang dilakukan peneliti:

2.1.1. “Insecure di Tengah Kebisingan Media Sosial Instagram (Studi tentang Insecurity

sebagai Dampak Penggunaan Media Sosial Instagram)”, yang diteliti oleh Saufika

Astrida Widiarti pada 2021

Saufika Astrida Widiarti meneliti tentang bagaimana keberadaan media sosial berdampak

pada peleburan ruang publik dan privat dalam kehidupan bermasyarakat. Dimana

keleluasaan yang ditawarkan oleh media sosial menurutnya membuat hampir setiap orang

berkompetisi menyebarkan informasi atau peristiwa yang terjadi di sekitar mereka. Hal itu

memunculkan budaya share, yakni kebiasaan baru para pengguna media sosial memposting

banyak hal tentang diri dan kehidupannya sekaligus mengikuti informasi tentang diri dan

kehidupan orang lain di media sosial, salah satunya Instagram. Salah satu ekses kebiasaan

mengikuti kehidupan orang lain di Instagram adalah munculnya perasaan insecure.

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan perasaan insecure mahasiswa yang menggunakan

media sosial Instagram. Sesuai tujuan penelitian, metode kualitatif digunakan agar dapat

Downloaded by sipaa alyvia (alyciasyifa60@gmail.com)


lOMoARcPSD|31075658

memperoleh data secara mendalam. Sasaran penelitian adalah mahasiswa Sosiologi FISIP

Unsoed angkatan 2017 yang aktif menggunakan Instagram. Teknik penentuan informan

menggunakan sampel bertujuan. Data primer dikumpulkan melalui wawancara mendalam,

sedangkan data sekunder diperoleh dari jurnal penelitian, berita, dan artikel lainnya yang

terkait dengan topik penelitian ini. Berdasarkan hasil penelitian, mahasiswa memaknai

insecure sebagai perasaan tidak aman dan tidak nyaman karena kurangnya rasa percaya diri.

Perasaan insecure yang dialami mahasiswa beragam bentuknya di antaranya merasa minder

ketika melihat orang lain mampu secara materi ataupun nonmateri, merasa tertinggal atas

pencapaian orang lain, cemas dan takut akan masa depan, merasa terbebani dan merugikan

orang lain karena sifat perfeksionis yang dimiliki, tidak percaya diri dengan kondisi tubuh

yang banyak kekurangan, dan lainnya. Keterpaparan media sosial, khususnya Instagram,

secara berlebihan menjadi salah satu faktor munculnya beberapa perasaan tersebut.

Persamaan penelitian ini dan penelitian yang sedang ditelliti oleh peneliti ialah sama

sama membahas dan meneliti tentang peran dampak negative media sosial instagram

terhadap kesehatan mental dan insekuritas dikalangan remaja. Metode yang digunakan

dalam kedua penelitian tersebut juga menggunakan peneltian kualitatif dengan tujuan agar

dapat memperoleh data secara lebih mendalam. Pengumpulan data primer dan sekunder

yang digunakan kedua penelitian juga sama, dimana data primer dikumpulkan melalui

wawancara mendalam, sedangkan data sekunder diperoleh dari jurnal penelitian, berita, dan

artikel lainnya yang terkait dengan topik penelitian ini.

2.1.2. “The Role of Photo Editing in Instagram Towards the Body Image Among Female

Teenagers” yang diteliti oleh Baiq Muthia Maharani, Bella Cita Nanda Hawa, Putri

Downloaded by sipaa alyvia (alyciasyifa60@gmail.com)


lOMoARcPSD|31075658

Tasya Devita dalam Asian Journal of Media and Communication (AJMC) 4 (1), 2020

Penelitian ini berfokus pada penggunaan media sosial instagram di kalangan remaja putri.

Menurut Baiq Muthia Maharani, Bella Cita Nanda Hawa, Putri Tasya Devita kehadian

instagram telah mempengaruhi bagaimana remaja memandang tubuh mereka sendiri.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran penyuntingan foto di kalangan remaja putri

dalam mempengaruhi citra tubuh mereka. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif

deskriptif. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan informan terpilih yaitu

remaja putri di Yogyakarta, Indonesia, yang menggunakan Instagram dan aplikasi edit foto,

dengan rentang usia 12-18 tahun. Studi ini menemukan bahwa motivasi terpenting untuk

berbagi foto adalah menunjukkan citra tubuh terbaik menurut standar konstruksi sosial

tertentu. Beberapa remaja memiliki konsep diri yang positif dan lebih percaya diri dalam

berbagi foto tanpa proses editing. Sementara sebagian lainnya merasa tidak puas dengan

body imagenya, merasa minder dan takut akan komentar negatif, dan pada gilirannya perlu

mengedit fotonya sebelum diunggah ke Instagram.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang sedang diteliti oleh peneliti ialah sama

sama menggunakan jenis penelitian kualitatif namun penelitian ini menggunakan

pendekatan deskriptif sedangkan penelitian yang sedang diteliti menggunakan pendekatan

fenomenologi guna memperoleh data secara lebih mendalam. Penelitian ini juga juga sama

membahas dan meneliti tentang peran dan dampak penggunaan instgram terhadap

kesehehatan mental remaja, meski dalam penelitian ini lebih memfokuskan pada peran

penyuntingan foto di media sosial instagram terhadap citra tubuh dikalangan remaja putri.

Downloaded by sipaa alyvia (alyciasyifa60@gmail.com)


lOMoARcPSD|31075658

2.1.3. “Hubungan Intensitas Penggunaan Instagram dan Self-Esteem pada Remaja” yang

diteliti oleh Evelin dan Made Syanesti Adishesa pada 19 Maret 2020.

Dalam penelitiannya, Evelin dan Made Syanesti Adishesa memaparkan tentang

bagaimana Media sosial berbasis foto seperti Instagram tengah populer di kalangan anak

muda terbukti menjadi media sosial yang paling berdampak buruk bagi kesehatan mental

remaja. Salah satu dampak negatif yang mungkin ditimbulkan dari penggunaan media sosial

adalah menurunnya self-esteem, yaitu evaluasi atau penilaian individu mengenai dirinya

sendiri. Penggunaan Instagram yang dilakukan terus meneruspun mungkin berdampak pada

self-esteem seseorang. Di samping itu, self-esteem juga terbukti menjadi prediktor dari

penggunaan Instagram yang berlebihan pada remaja. Penelitian ini bertujuan untuk menguji

hubungan antara intensitas penggunaan Instagram dan self-esteem remaja. Penelitian

dilakukan dengan metode kuantitatif yaitu analisis korelasional. Responden penelitian

berjumlah 410 orang remaja berusia 12 hingga 21 tahun (M=15.38, SD=1.71), yang

diperoleh menggunakan teknik convenience sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

Ho ditolak, intensitas penggunaan Instagram terbukti berkorelasi negatif secara signifikan

dengan self-esteem, Hal ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi intensitas penggunaan

Instagram maka akan semakin rendah self-esteem remaja. Analisis tambahan menunjukkan

gender dan kegiatan yang dilakukan di Instagram turut berhubungan dengan self-esteem.

Persamaan, penelitian ini dengan penelitian yang sedang diteliti penulis adalah sama

sama membahas tentang peran dang pengaruh negatif dari media sosial instagram terhadap

kesehatan mental pada remaja seperti rendahnya self-esteam dan insekuritas dikalangan

remaja.

Downloaded by sipaa alyvia (alyciasyifa60@gmail.com)


lOMoARcPSD|31075658

2.1. Table Penelitian Terdahulu

No Judul Penelitian Terdahulu Persamaan Penelitian Perbedaan Penelitian


1. Saufika Astrida Widiarti Sama sama membahas Penelitian ini bertujuan

pada 2021 meneliti tentang tentang peran dang mendeskripsikan perasaan

“Insecure di Tengah pengaruh negatif dari media insecure mahasiswa yang

Kebisingan Media Sosial sosial instagram terhadap menggunakan media sosial

Instagram (Studi tentang kesehatan mental pada Instagram.

Insecurity sebagai Dampak remaja. Penelitian ini menggunakan

Penggunaan Media Sosial Metode yang digunakan pendekatan deskriptif,

Instagram)” dalam kedua penelitian sedangkan penelitian yang

tersebut juga menggunakan sedang diteliti

peneltian kualitatif menggunakan pendekatan

Data primer dikumpulkan fenomenologi.

sama sama melalui

wawancara mendalam.

Data sekunder sama sama

diperoleh dari jurnal

penelitian, berita, dan artikel

lainnya yang terkait dengan

topik penelitian ini.


2 Baiq Muthia Maharani, sama sama menggunakan penelitian ini lebih

Bella Cita Nanda Hawa, jenis penelitian kualitatif memfokuskan pada peran

Putri Tasya Devita dalam guna memperoleh data penyuntingan foto di media

Asian Journal of Media secara lebih mendalam. sosial instagram terhadap

Downloaded by sipaa alyvia (alyciasyifa60@gmail.com)


lOMoARcPSD|31075658

and Communication Penelitian ini juga juga citra tubuh dikalangan

(AJMC) 4 (1), 2020 sama membahas dan remaja putri.

meneliti tentang “The Role meneliti tentang peran dan Baiq Menggunakan

of Photo Editing in dampak penggunaan pendekatan deskriptif.

Instagram Towards the instgram terhadap Sedangkan penelitian yang

Body Image Among kesehehatan mental remaja.. sedang diteliti

Female Teenagers” Pengumpulan data menggunakan pendekatan

dilakukan melalui fenomenologi

wawancara.
3. Evelin dan Made Syanesti sama sama membahas Berfokus pada dampak

Adishesa pada 19 Maret tentang peran dang intensitas penggunaan

2020. Meneliti tentang pengaruh negatif dari media instagram terhadap self-

“Hubungan Intensitas sosial instagram terhadap esteam remaja.

Penggunaan Instagram dan kesehatan mental remaja. Menggunakan metode

Self-Esteem pada Remaja” kuantitatif korelasional

menggunakan teknik

convenience sampling

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Uses and Gratifications

Teori yang dikemukan oleh Elihu Katz, Jay G. Blumler dan Michael Gurevitch ini

mempelajari asal mula kebutuhan secara psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan

tertentu dari media atau sumber lain yang membawa pada terpaan media yang berlainan, dan

menimbulkan pemenuhan kebutuhan serta akibat-akibat lain termasuk yang tidak kita

Downloaded by sipaa alyvia (alyciasyifa60@gmail.com)


lOMoARcPSD|31075658

inginkan. Teori ini memiliki asumsi bahwa khlayak dianggap aktif dalam artian sebagian

penting dari penggunaan media diasumsikan punya tujuan. Mereka menemukan bahwa

khalayak menggunakan media untuk mengirim pesan, membantu mengembangkan citra diri,

dalam kaitannya dengan sosial dan interaksi atau hiburan (Rakhmat, 2001 : 205).

Menurut Richard West dan Lynn H. Turner dalam buku Introducing Communication

Theory: Analysis and Application (2008), teori uses and gratifications punya lima asumsi

penting. Berikut penjelasannya:

1. Asumsi 1: khalayak aktif dan penggunaan medianya berorientasi pada tujuan

Asumsi ini mengatakan bahwa khalayak bisa membawa tingkat aktivitas yang

berbeda dalam penggunaan medianya. Begitu pula dengan usaha untuk menyelesaikan

tujuannya lewat media. Menurut McQuail beserta rekannya, ada empat cara untuk

mengklasifikasikan kebutuhan serta kepuasan khalayak, yaitu:

a) Pengalihan, adalah kategori kepuasan yang berasal dari penggunaan media,

berupa pelarian diri dari rutinitas serta permasalahan.

b) Hubungan personal, adalah kategori kepuasan yang berasal dari penggunaan

media dengan melibatkannya sebagai ganti teman.

c) Identitas personal, adalah kategori kepuasan yang berasal dari penggunaan

media dengan menekankan nilai-nilai individu.

d) Pengawasan, adalah kategori kepuasan yang berasal dari penggunaan media,

berupa pengumpulan informasi yang dibutuhkan.

2. Asumsi 2: inisiatif dalam menghubungkan kepuasan kebutuhan pada pilihan media

tertentu terdapat pada anggota khalayak

Downloaded by sipaa alyvia (alyciasyifa60@gmail.com)


lOMoARcPSD|31075658

Katz, Blumler, dan Gurevitch menyatakan bahwa kepuasan akan kebutuhan

berhubungan dengan pilihan sebuah media. Pilihan ini berada di tangan khalayak, artinya

pengguna media bebas menentukan dan memilih media untuk memuaskan kebutuhannya.

Misalnya, saat seseorang ingin menonton hiburan, tentunya akan memilih tayangan,

seperti kartun atau film. Namun, saat ingin mendapat informasi, akan menonton tayangan

berita.

3. Asumsi 3: media berkompetisi dengan sumber lainnya untuk kepuasan kebutuhan

Asumsi dasar teori uses and gratifications ini menjelaskan bahwa media dan

khalayaknya tidak berada dalam kevakuman atau kekosongan. Media dan khalayak

merupakan bagian dari masyarakat luas, dan hubungan antara keduanya sama-sama

dipengaruhi masyarakat.

4. Asumsi 4: orang mempunyai cukup kesadaran diri akan penggunaan media mereka,

minat, serta motif, sehingga dapat memberi gambaran yang akurat mengenai

kegunaan tersebut kepada para peneliti

Asumsi ini menjelaskan bahwa khalayak punya kesadaran diri dalam menggunakan

media. Begitu pula dengan minat serta motifnya, sehingga hal ini bisa memberi gambaran

kepada peneliti mengenai penggunaan media oleh khalayak.Selain itu, dengan kesadaran

diri ini pula, peneliti bisa menjelaskan apa yang dilakukan khalayak beserta alasannya.

5. Asumsi 5: penilaian mengenai nilai isi media hanya dapat dilakukan oleh khalayak

Asumsi dasar teori uses and gratifications ini menjelaskan bahwa hanya khalayak

yang bisa memutuskan penggunaan media guna meraih tujuannya, serta menilai isi

muatan media. Misalnya, seseorang membaca koran karena koran itu hanya satu-satunya

Downloaded by sipaa alyvia (alyciasyifa60@gmail.com)


lOMoARcPSD|31075658

yang tersedia di tempatnya tinggal. Walau ia membacanya, bukan berarti orang tersebut

merasa terpuaskan dengan isi korannya. Bahkan bisa jadi ia memutuskan untuk berhenti

berlangganan, jika ada koran lain yang tersedia di tempatnya tinggal.

Uses and Gratifications Theory juga memaknai khalayak dalam penggunaan media

diarahkan oleh motif tertentu. Motif tersebut berupa kepentingan dari individu tadi, sehingga

demi memenuhi kepentingan tersebut kemudian mereka menggunakan media. Khalayak

diasumsikan sebagai individu yang pintar, dimana mereka hanya mengkonsumsi informasi

dari media yang mereka rasa mampu memenuhi kepentingan - kepentingan yang mereka.

Teori ini melihat bagaimana dan seberapa besar media dapat memenuhi kebutuhan khalayak.

Kebutuhan khalayak yang dipuaskan oleh media, dinyatakan oleh para ahli seperti

Palmagreen dan Rayburn (1997), dan Whiting & Williams (2013 : 7) mengatakan kebutuhan

tesebut berupa interaksi sosial (social interaction). mencari informasi (information seeking)

mengenai berbagai bidang seperti pendidikan, hiburan, olahraga dan lainnya, menghabiskan

waktu (pass time), hiburan (entertainment), relaksasi (relaxation), kegunaan berkomunikasi

(communicatory utility) dan kenyamanan (convenience utility). Seperti pada jurnal karya

Whiting & Williams (2013) yang berjudul "Why People Use Social Media: A Uses and

Gratifications Approach", mereka memberikan pemahaman melalui jurnal ini mengenai

bagaimana pengguna media sosial memiliki pertimbangan mereka masing - masing dalam

menggunakan dan memilih media yang mereka pillih guna memenuhi kepentingan. Yang

mana, mungkin saja banyak pertimbangan yang menjadi alasan dari penggunaan media

sosial.

Motif penggunaan media juga dipengaruhi oleh tingkat kepuasan dan kegunaan media

itu sendiri Media digunakan individu untuk memenuhi kebutuhan, dan kepentingan serta

Downloaded by sipaa alyvia (alyciasyifa60@gmail.com)


lOMoARcPSD|31075658

kepuasan tiap individu yang berbeda - beda. Dengan demikian penyebab penggunaan media

terletak dalam lingkungan sosial dan psikologis masalah tersebut. Dan motif ini yang

dimaksud pendekatan Uses and Gratifications (McQuail , 1987 : 217 ). Motif adalah sebab

seseorang melakukan sesuatu, manusia memiliki beragam motif yang subjektif untuk

menganggap bahwa tindakannya benar. Berikut beberapa motif yang muncul dalam

penggunaan media sosial sperti halnya Instagram:

1. Kebutuhan Komunikasi

Media sosial merupakan jejaring alternatif untuk saling terhubung antara seseorang di

satu tempat dengan tempat yang lain. Manusia sebagai makhluk sosial memang tidak bisa

lepas dari kebutuhan komunikasi. Maka dalam setiap kesempatan, selalu berusaha terhubung

dengan orang lain. Tentu tidak semua orang di dunia ini terhubung dalam satu jalur

komunikasi.Selalu terbentuk komunitas, circle, lingkungan atau pola yang menyatukan

beberapa orang dalam satu kesatuan. Pola tersebut dapat berbentuk hobi, pekerjaan,

kecenderungan, kebutuhan, dan sebagainya. Ajaibnya, saat ini media sosial mampu

menghadirkan berbagai macam pola yang mengakomodir kebutuhan komunikasi. Jadilah

manusia milenial, terutama remaja menjadikan berbagai platform seperti sebagai sarana

untuk berkomunikasi melalui internet.

2. Kebutuhan Eksistensi

Selain sebagai alat komunikasi, media sosial juga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan

eksistensi para remaja. Melalui berbagai fitur yang ditawarkan oleh media sosial, Anda

bebas “memamerkan” apapun yang dimiliki atau ingin diketahui oleh orang lain. Saat

melakukan perjalanan, update status dapat dilakukan. Saat ingin mendapat pertolongan,

Downloaded by sipaa alyvia (alyciasyifa60@gmail.com)


lOMoARcPSD|31075658

posting di komunitas tertentu bisa jadi jalan keluar. Atau saat membutuhkan rekomendasi

tempat makan terbaik di Jakarta misalnya, media sosial instagram dan mesin pencari Google

dapat menyajikan informasi yang dibutuhkan.

3. Kebutuhan Pendidikan

Tidak sedikit lembaga pendidikan baik formal dan non formal harus mengalahkan sarana

transfer pengetahuan ke media sosial. Apalagi saat pandemi seperti sekarang, para pelajar

dapat mengakses materi pembelajaran melalui media sosial. Selanjutnya, koordinasi

berjalannya proses pendidikan belajar mengajar juga dilakukan melalui media sosial.

Alangkah mudahnya remaja sekarang mendapat akses untuk memenuhi kebutuhan akan

pendidikan. Bahkan untuk kursus privat juga bisa melakukan pendaftaran melalui media

sosial. Pendidikan usia remaja juga sangat dipengaruhi oleh media sosial. Jika 20 tahun lalu

teori emosi dan motif hanya dapat dipelajari melalui pertemuan langsung, kini sudah tidak

lagi. Justru media sosial bisa sangat membantu mengidentifikasi emosi dan motif seseorang

melakukan sesuatu.

4. Kebutuhan Branding

Tidak terhitung lagi, betapa banyak remaja yang menyalurkan eksistensi diri melalui

media sosial, sehingga menghasilkan branding yang tidak main-main. Sehingga profesi

Influencer, Content Writer, Selebgram, Blogger, Buzzer dan lainnya tidak lagi asing di

kalangan remaja. Bahkan penghasilannya bisa melampaui pegawai kantoran.

6. Kebutuhan Tren

Downloaded by sipaa alyvia (alyciasyifa60@gmail.com)


lOMoARcPSD|31075658

Anggapan bahwa media sosial diciptakan untuk memenuhi kebutuhan tren bukanlah

isapan jempol. Apapun yang saat ini trending, viral di media sosial, secara otomatis

menjadi rujukan bagi tren di kehidupan nyata para remaja. Terlepas dari benar salah atau

baik buruknya tren tersebut. Inilah akar perubahan pola kehidupan remaja zaman dulu

dan sekarang. Keberadaan media sosial seperti instagram mampu memberikan efek

sedahsyat itu bagi remaja.

2.3. Landasan Konseptual

2.3.1. Insekuritas

Insecure atau insekuritas adalah perasaan cemas, ragu, atau kurang percaya diri sehingga

membuat seseorang merasa tidak aman. Akibatnya, orang yang insecure bisa saja merasa

cemburu, selalu menanyakan pendapat orang lain tentang dirinya, atau bahkan

membandingkan dirinya dengan orang lain. Perasaan tidak aman atau insecure merupakan

hal yang normal terjadi. Namun, pada sebagian orang, perasaan insecure ini terjadi terus-

menerus. Jika perasaan tersebut tidak ditangani, dapat timbul gangguan lain, seperti masalah

di hubungan sosial hingga pekerjaan.

Insecure bisa muncul akibat pengalaman buruk, cara pandang yang salah, memiliki

kepribadian melankolis, atau sifat perfeksionis. Untuk menangani kondisi ini, seseorang bisa

belajar untuk membangun self-esteem atau berkonsultasi kepada dokter mengenai

penanganan yang tepat sesuai kondisi kesehatannya. Insecure dapat terjadi karena pernah

mengalami kegagalan, mendapatkan penilaian kurang baik dari orang, atau akibat memiliki

sifat perfeksionis. Berikut adalah penjelasannya:

1. Mengalami kegagalan atau penolakan

Downloaded by sipaa alyvia (alyciasyifa60@gmail.com)


lOMoARcPSD|31075658

Sering mengalami penolakan, kegagalan dalam mencapai sesuatu, atau kehilangan

pekerjaan bisa membuat seseorang merasa insecure. Peristiwa tersebut membuat mereka

melihat dirinya sendiri dan orang lain dari sudut pandang negatif. Insecure juga kerap kali

dialami oleh orang yang memiliki daddy issues.

2. Mendapatkan penilaian kurang baik dari orang lain

Rasa tidak aman bisa muncul karena pernah dinilai kurang atau tidak baik oleh orang

lain saat bersosialisasi. Kondisi tersebut yang menyebabkan seseorang dengan insecure

cenderung menghindari kegiatan sosial.

3. Memiliki sifat perfeksionis

Orang yang memiliki sifat perfeksionis selalu menginginkan segala sesuatu berjalan

sempurna. Perasaan insecure dapat muncul ketika suatu hal tidak terjadi sesuai

harapannya. Akibatnya, mereka akan kecewa dan terus-menerus menyalahkan diri

sendiri.

4. Kejadian traumatis

Perasaan insecure juga cenderung terjadi pada seseorang yang pernah mengalami

kejadian traumatis, seperti Kegagalan dalam menjalin hubungan, Kehilangan orang

tersayang, Pemecatan dari pekerjaan, Penyakit tertentu, Tekanan dari orang tua dll. Ada

beberapa gejala yang bisa menandakan seseorang memiliki perasaan insecure, antara lain:

a) Mencoba membuat orang lain merasa insecure

b) Memamerkan diri secara terselubung

c) Menceritakan pencapaian diri setiap saat

Downloaded by sipaa alyvia (alyciasyifa60@gmail.com)


lOMoARcPSD|31075658

d) Menyalahkan diri sendiri bila suatu hal tidak berjalan sempurna

e) Memiliki kepercayaan yang tipis terhadap orang lain

Seseorang yang insecure cenderung lebih cemburu dalam berhubungan, misalnya sering

mengintip pesan yang masuk di handphone pasangannya. Karena memiliki kepercayaan

yang tipis terhadap orang lain, mereka sering kali akan memastikan kebenaran informasi

yang didapat dan mudah curiga. Hal ini membuat mereka sulit memiliki hubungan yang baik

dengan orang lain.

American Psychological Association melaporkan bahwa rasa tidak aman memiliki

banyak segi. Dilansir dari Choosingtherapy dan Harappa.education, ada lima tipe insecure

yang sering dirasakan setiap orang. Tipe insecure itu adalah sebagai berikut.

1. Job Insecurity

Seperti kata pertamanya, orang-orang yang merasakan job insecurity cenderung

merasa tidak kompeten, minder, dan tidak yakin dirinya sudah menunjukkan kinerja

terbaik di tempat kerja. Mereka memiliki keraguan, kebingungan, ketidakpercayaan diri

serta kecemasan yang membuat mereka mempertanyakan kemampuan diri sendiri. Job

insecurity juga bisa melanda orang-orang yang merasa pekerjaannya tidak punya gengsi

atau kurang 'mentereng' di mata orang lain sehingga mudah diremehkan.

2. Financial Insecurity

Semakin bertambahnya usia, banyak orang dewasa merasakan financial insecurity

berlebihan karena merasa khawatir tak bisa membiayai kebutuhan hidupnya sendiri,

orangtua, atau anak-anaknya. Ini tentang bagaimana perasaanmu ketika melihat angka-

angka di rekening atau tagihan. Banyak orang menentukan nilai mereka berdasarkan

Downloaded by sipaa alyvia (alyciasyifa60@gmail.com)


lOMoARcPSD|31075658

pendapatan atau aset yang dimiliki, kemudian saling membandingkan diri. Itulah

penyebab timbulnya financial insecurity.

3. Social Insecurity

Orang-orang introver sering mengalami social insecurity karena takut bersosialisasi

dengan banyak orang atau merasa tidak nyaman bertemu orang asing. Mereka sering

bersikap pemalu dan memiliki pemikiran bahwa orang lain akan segera menilai dengan

buruk. Social insecurity juga sering dialami para lajang dan yang sudah menikah

mengenai pernikahan. Stigma sosial selalu mampu memberikan rasa tidak aman pada diri

sendiri.

4. Body Insecurity

Banyak orang, terutama perempuan mudah sekali merasakan body image insecurity.

Apa pun yang dikeluhkan terkait penampilan fisik, entah itu bentuk tubuh, berat badan,

tinggi badan, atau bagian tubuh tertentu termasuk ke dalam body insecurity. Banyak

orang merasa insecure karena merasa dihakimi secara negatif oleh orang lain, dianggap

jelek dan lain sebagainya.

5. Relationship Insecurity

Orang-orang dengan perasaan insecure ini selalu mudah merasa curiga, cemburu dan

berprasangka buruk kepada pasangannya. Tidak memiliki rasa percaya dalam hubungan

dan selalu memikirkan skenario terburuk yang bisa terjadi antara dirinya dan pasangan

padahal semua itu tidak ada di kehidupan nyata.

Downloaded by sipaa alyvia (alyciasyifa60@gmail.com)


lOMoARcPSD|31075658

2.3.2. Media sosial

Media sosial dapat dipahami sebagai suatu platform digital yang menyediakan fasilitas

untuk melakukan aktivitas sosial bagi setiap penggunanya. Beberapa aktivitas yang dapat

dilakukan di media sosial, misalnya yaitu melakukan komunikasi atau interaksi hingga

memberikan informasi atau konten berupa tulisan, foto dan video. Berbagai informasi dalam

konten yang dibagikan tersebut dapat terbuka untuk semua pengguna selama 24 jam penuh.

Media sosial sendiri pada dasarnya adalah bagian dari pengembangan internet. Kehadiran

beberapa dekade lalu telah membuat media sosial dapat berkembang dan bertumbuh secara

luas dan cepat seperti sekarang. Hal inilah yang menjadikan semua pengguna yang

tersambung dengan koneksi internet dapat melakukan proses penyebaran informasi atau

konten kapan pun dan di mana pun. B.K. Lewis dalam karyanya yang berjudul Social Media

and Strategic Communication Attitudes and Perceptions among College Students yang terbit

pada tahun 2010 menyatakan, bahwa media sosial merupakan suatu label yang merujuk pada

teknologi digital yang berpotensi membuat semua orang untuk saling terhubung dan

melakukan interaksi, produksi dan berbagi pesan (B.K. Lewis 2010).

Dilansir dari Katadata.com, pada tahun 2019 mayoritas pengguna Instagram di Indonesia

adalah dari kelompok remaja akhir dengan rentang usia 18-24 tahun, yakni sebanyak 33,90

juta. Rinciannya, sebanyak 19,8% pengguna aplikasi tersebut adalah perempuan, sedangkan

17,5% merupakan laki-laki. Kelompok usia 25-34 tahun menjadi pengguna Instagram kedua

di Tanah Air. Sebagai salah satu platform digital yang paling banyak digunakan saat ini,

media sosial berhasil menghubungkan hampir setiap orang yang memiliki akses internet.

Berikut adalah beberapa fungsi dari sosial media:

Downloaded by sipaa alyvia (alyciasyifa60@gmail.com)


lOMoARcPSD|31075658

1. Komunikasi

Fungsi pertama dari media sosial tentunya adalah komunikasi. Sebelum berkembang

hingga seperti ini, media sosial pada awalnya hanya berfokus pada membangun

ekosistem komunikasi yang baik baik bagi pengguna. Namun, seiring dengan

berkembangnya internet dan teknologi, media sosial lebih dari hanya komunikasi, media

sosial telah menjadi dunia kedua bagi manusia di seluruh belahan dunia untuk berkumpul

dan berinteraksi. Media sosial telah berhasil membangun komunikasi yang tanpa batasan

waktu dan geografi.

2. Branding

Fungsi kedua dari media sosial yaitu branding. Setelah berhasil membangun tempat

berkumpul untuk seluruh manusia dari berbagai belahan dunia, media sosial selalu

berkembang dan menyediakan berbagai kebutuhan dari manusia, salah satunya yaitu

branding. Branding sendiri adalah cara seseorang dalam membangun sebuah citra di mata

banyak orang. Untuk melakukan branding, pengguna biasanya memiliki cara yang unik

dan khas untuk mendesain akun media sosial sehingga menarik untuk dilihat pengguna

yang lain. Hal inilah yang menjadikan akun media sosial mirip seperti dunia nyata,

karena setiap orang memiliki ciri khasnya masing-masing.

3. Tempat Usaha

Fungsi ketiga dari media sosial adalah sebagai wadah untuk melakukan usaha atau

bisnis. Setelah berhasil menyediakan komunikasi dan branding, sosial media perlahan

berkembang sehingga membuat setiap penggunanya dapat membangun sebuah usaha

dalam jaringan atau online. Sebagai tempat yang terbuka selama 24 jam, media sosial

Downloaded by sipaa alyvia (alyciasyifa60@gmail.com)


lOMoARcPSD|31075658

terbukti sangat memudahkan penggunanya untuk membangun suatu bisnis secara maya.

Hal ini diprediksi memiliki banyak potensi untuk menjangkau lebih banyak orang

dibandingkan usaha yang hanya mengandalkan dunia nyata.

4. Marketing

Fungsi keempat dari media sosial adalah untuk melakukan marketing atau pemasaran.

Sebagai platform yang hampir selalu digunakan oleh manusia, sekarang ini media sosial

berhasil menciptakan layanan yang memudahkan pebisnis untuk mengenalkan dan

menjangkau lebih banyak konsumen. Cara ini terbukti efektif untuk meningkatkan

keuntungan dan memudahkan pengguna untuk mendapatkan kebutuhannya.

Berikut ini adalah berbagai layanan dan jenis media sosial yang sangat populer di

tengah masyarakat, diantaranya yaitu:

1. Layanan Blog

Layanan blog pada dasarnya dapat dipahami sebagai jurnal pribadi yang ada internet.

Salah satu jenis media sosial ini memiliki fungsi untuk membagikan catatan atau

pandangan penggunanya tentang berbagai isu tertentu. Pengguna media sosial jenis ini

biasanya disebut sebagai narablog atau blogger. Contoh media sosial layanan blog yaitu

seperti: WordPress, Blogger.

2. Layanan Jejaring Sosial (Social Network)

Layanan jejaring sosial atau biasa disebut juga dengan social networks merupakan

salah satu jenis media sosial yang paling banyak digunakan masyarakat di berbagai

belahan dunia saat ini. Salah satu jenis media sosial ini memiliki fungsi sebagai tempat

Downloaded by sipaa alyvia (alyciasyifa60@gmail.com)


lOMoARcPSD|31075658

berkumpulnya banyak orang untuk saling bersosialisasi. Dalam layanan ini, pengguna

biasanya saling mengirim pesan, informasi, foto, hingga video. Contoh media sosial

layanan jejaring sosial adalah Facebook dan Linkedin.

3. Layanan Blog Mikro (Microblogging)

Jenis media sosial berikutnya adalah layanan blog mikro atau biasa disebut juga

dengan microblogging. Meskipun memiliki layanan dan kegunaan yang hampir sama

dengan blog, tetapi jenis media sosial ini menyajikan halaman yang lebih ringkas. Hal ini

membuat layanan mikro blog memiliki kecepatan yang lebih baik dibandingkan layanan

blog. Salah satu contoh layanan blog mikro adalah Twitter.

4. Layanan Berbagi Media (Media Sharing)

Jenis media sosial selanjutnya yang perlu Kamu tahu adalah layanan berbagi media

atau biasa disebut juga dengan media sharing. Apabila Kamu sering menghabiskan waktu

santai atau waktu belajar melalui platform sosial media YouTube atau Soundcloud. Maka,

Kamu sebenarnya telah terbiasa menggunakan layanan berbagi media ini. Salah satu jenis

media sosial ini pada dasarnya memang memiliki fokus utama untuk membuat

penggunanya saling berbagi konten media seperti foto, audio, atau video. Salah satu

contoh lain dari layanan berbagi media, yaitu Instagram, Flickr, dan lain sebagainya.

5. Layanan Kolaborasi

Jenis media sosial berikut adalah layanan kolaborasi. Layanan kolaborasi ini sendiri

digunakan untuk membuat pengguna saling mengajak pengguna yang lain untuk

menciptakan suatu kontribusi. Tidak hanya mengajak, dalam layanan kolaborasi ini,

pengguna biasanya diperbolehkan untuk membuat konten sekaligus melakukan koreksi

Downloaded by sipaa alyvia (alyciasyifa60@gmail.com)


lOMoARcPSD|31075658

terhadap isi konten dari ‘anggota’ dari situs tersebut.Salah satu contoh layanan kontribusi

yang paling populer saat ini adalah Wikipedia. Wikipedia sendiri merupakan sebuah

proyek ensiklopedia multibahasa dalam jaringan yang dioperasikan secara bebas dan

terbuka. Layanan kontribusi ini dijalankan oleh Wikimedia Foundation, yang merupakan

salah satu organisasi nirlaba yang terletak di Florida, Amerika Serikat.

6. Layanan Forum

Jenis media sosial yang terakhir ini memang dikenal memiliki bentuk yang klasik.

Jenis layanan forum ini dapat dikatakan sebagai salah satu jenis media sosial yang telah

lama muncul dan dikenal luas sejak lama. Layanan forum sendiri dapat digunakan

pengguna sebagai tempat untuk membincangkan berbagai hal atau topik secara spesifik

bersama pengguna lain dalam suatu ruang diskusi. Contoh media sosial layanan forum

yaitu Kaskus, Quora, dan lain sebagainya.

Sosial media selain memiliki banyak fungsi juag memiliki banyak sekali manfaatnya

teruama di jaman serba digital seperti sekarang ini. Berikut adalah manfaat dari sosial

media:

1. Sarana Belajar, Mendengarkan, dan Menyampaikan

Beberapa platform media sosial yang sekarang tersedia bisa Kamu manfaatkan untuk

belajar, mulai dari mencari berbagai informasi, data, hingga isu yang sedang hangat di

masyarakat.. Selain itu, media sosial juga dapat Kamu gunakan sebagai sarana untuk

berbagi informasi kepada para pengguna lainnya, baik teman di dunia nyata maupun

teman di dunia maya.

2. Sarana Dokumentasi, Administrasi, dan Integrasi

Downloaded by sipaa alyvia (alyciasyifa60@gmail.com)


lOMoARcPSD|31075658

Manfaat kedua yang bisa Kamu dapatkan dari menggunakan sosial media adalah

untuk membuat dokumentasi, administrasi, hingga integrasi. Aplikasi media sosial pada

dasarnya adalah sebuah tempat untuk Kamu menyimpan berbagai konten, mulai dari

profil, informasi, reportase, kejadian, rekam peristiwa, sampai pada hasil riset-riset

kajian. Tidak hanya itu, ini adalah beberapa manfaat dari media sosial, seperti membuat

blog organisasi, melakukan integrasi berbagai lini pada suatu perusahaan, membagikan

konten yang relevan sesuai target masyarakat, dan efektivitas operasional organisasi.

3. Sarana Perencanaan, Strategi, dan Manajemen

Manfaat yang ketiga dari media sosial adalah sebagai sarana perencanaan, strategi,

dan manajemen. Di tangan para ahli manajemen dan marketing, media sosial bisa

berubah menjadi salah satu senjata yang digunakan untuk melancarkan perencanaan dan

strateginya. Misalnya saja untuk melakukan promosi, menggaet pelanggan setia,

menjajaki pasar, mendidik publik, hingga mengumpulkan tanggapan dari para konsumen

atau masyarakat.

4. Sarana Kontrol, Evaluasi, dan Pengukuran

Terakhir, manfaat sosial media keempat adalah sebagai sarana kontrol, evaluasi, dan

pengukuran. Media sosial sendiri dapat digunakan untuk melakukan kontrol terhadap

organisasi sekaligus melakukan evaluasi, mulai dari perencanaan dan strategi. Selain itu,

sosial media juga dapat mengolah data terkait tanggapan masyarakat dan pasar sebagai

alat ukur, kalibrasi dan parameter untuk evaluasi.

2.3.3. Instagram

Downloaded by sipaa alyvia (alyciasyifa60@gmail.com)


lOMoARcPSD|31075658

Gambar 2.3

Instagram merupakan alah satu media sosial yang banyak digunakan saat ini dengan

pengguna setidaknya mencapai 99,15 juta pengguna di Indonesia pada awal 2022 saja.

Angka ini menunjukkan bahwa jangkauan iklan Instagram di Indonesia setara dengan 35,7

persen dari total populasi di awal tahun ini. Instagram adalah media yang memberi

kemudahan cara berbagi informasi online berupa foto, video, dan juga layanan jejaring

sosial yang dapat digunakan pengguna untuk berbagi informasi kepada sesama pengguna

internet.

Aplikasi Instagram didirikan oleh Kevin Systrom dan Mike Krieger yang dirilis pada

Oktober 2010, kemudian dibeli oleh Mark Zuckerberg, Instagram adalah menjadi jalur

online terbesar saat ini, menggantikan popularitas twitter dengan jumlah user lebih dari 400

juta pengguna dan terus bertambah. Instagram menjadi alat komunikasi paling efektif saat

ini, seperti bisnis, branding, marketing bahkan parenting menggunakan Instagram sebaai

media penyebaran informasinya. Tingkat penggunaan Instagram tercatat cukup tinggi di

Indonesia. Tingginya aktivitas baik percakapan maupun pemberitaan di media sosial,

menjadikannya sangat efektif dalam menyebarkan informasi. Dimana media sosial

Downloaded by sipaa alyvia (alyciasyifa60@gmail.com)


lOMoARcPSD|31075658

memberikan fasilitas kenyamanan dan kepuasaan kepada pengguna melalui ralitas online

yang akan mempengaruhi bentuk aktivitas mereka di realitas offline.

IG terus melakukan pembaharuan pada aplikasinya. Maka dari itu ada banyak fitur baru

yang selalu dikenalkan kepada para pengguna. Berikut adalah beberapa fitur-Fitur yang

terdapat di Instagram beserta fungsinya:

1. Follower/pengikut

Kepopuleran sebuah akun IG salah satunya diukur dari berapa banyak pengikut yang

dimiliki. Maka dari itu, ada banyak sekali orang yang mau membeli followers. mBila

Anda ingin membelinya, silakan hubungi tempat jual followers instagram terpercaya.

Dengan menghubungi yang terbaik, pengikut bukanlah abal-abal dan engagement IG

Anda bisa meningkat dengan cepat.

2. Unggah foto dan video (feed)

Anda bisa membuat postingan dengan klik tombol positif pada homepage saat

sudah login. Saat posting, pengguna bisa mengedit secara langsung fotonya, memotong

videonya, menetapkan sampul video, dan yang lainnya. Pengguna juga bisa

memberi caption atau keterangan hingga memberikan lokasi pada postingan tersebut.

3. Insta story

Downloaded by sipaa alyvia (alyciasyifa60@gmail.com)


lOMoARcPSD|31075658

Para pengguna juga bisa memposting video, foto, teks, hingga boomerang dengan

kreativitas masing-masing di insta story (snapgram) Postingan ini hanya bertahan 24 jam

dan akan langsung hilang dari story setelah itu. Berbeda dengan feed yang sifatnya

memang menjadi postingan permanen sampai sang pengguna menghapus atau melakukan

tindakan lain.

4. Filter Instagram

Filter instagram adalah sebuah efek penggabungan antara video real dengan virtual.

Fitur ini dapat anda pergunakan pada menu insta story atau instagram reels. Dengan

menerapkan efek ini anda bisa mendapatkan video yang lebih menarik lagi. Filter adalah

salah satu fitur di Instagram yang menggabungkan posting asli (foto dan video) dengan

efek virtual. Efek ini bentuknya bermacam-macam, mulai dari efek polaroid atau warna

hangat sampai membuat wajah kita jadi karakter kartun atau bermata biru.

5. Like, komentar, bagikan, dan simpan

Di sini juga ada fitur untuk menyukai postingan yang ditandai dengan bentuk hati.

Jika postingan anda bagus, maka bisa mendapatkan banyak like. Nah, kalau ingin dapat

banyak like, ada tips like instagram gratis disini. Anda juga bisa memberikan komentar

dan meneruskannya melalui DM (Direct Message) ke follower-follower atau orang yang

ada di kontak.Jika ingin menyimpan postingan, ada juga tombol menyerupai amplop

yang bisa diklik. Nantinya, postingan yang sudah disimpan akan masuk ke dalam salah

satu menu di profil Anda.

6. IG TV

Downloaded by sipaa alyvia (alyciasyifa60@gmail.com)


lOMoARcPSD|31075658

Instagram juga punya IG TV. Di sini, para pengguna bisa memposting video dengan

durasi yang lebih panjang. Follower atau user lain bisa memberikan tanda suka dan

komentar mereka pada postingan ini.

7. Hashtag

Inilah fitur pencarian yang unik di IG. Bila biasanya pencarian bisa dilakukan di

halaman pencarian, di IG pun sebenarnya sama. Hanya saja, untuk mengumpulkan

postingan-postingan bertema sama. Misalkan Masakan Indonesia, Baking, atau yang lain,

Anda bisa menggunakan tagar atau hashtag ig.

8. Direct Message (DM)

Bila pengguna ingin bertukar pesan secara pribadi dengan follower atau pengguna

lain, maka gunakanlah fitur Direct Message. Ini seperti messenger inbox bila di facebook.

Anda bisa mengirimkan gambar lewat DM dan memberikan tanda suka pada pesan atau

gambar yang dikirimkan oleh pengguna lainnya.

Selain fitur-fitur di atas, masih banyak fitur lain yang bisa dimanfaatkan. IG memang

selalu update soal fitur, jadi para pengguna juga harus siap dengan setiap perubahan yang

ada. Kalau fiturnya tidak ada di hpmu, berarti aplikasi ig-mu perlu di update.

2.3.4. Remaja

Remaja adalah seseorang yang berada dalam masa peralihan dari anak-anak menuju

dewasa. Menurut WHO, masa remaja terjadi dalam rentang usia 10-19 tahun. Sementara,

menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014, arti remaja merupakan

Downloaded by sipaa alyvia (alyciasyifa60@gmail.com)


lOMoARcPSD|31075658

penduduk yang berusia 10-18 tahun. Lain lagi dengan Badan Kependudukan dan Keluarga

Berencana (BKKBN), rentang usia remaja adalah 10-24 tahun dan belum menikah.

Gambar 2.3

1. Masa remaja awal (usia 10-13 tahun)

Fase remaja awal terjadi dalam rentang usia 10-13 tahun. Pada masa ini, anak tumbuh

lebih cepat dan mengalami tahap awal pubertas. Anak mulai memerhatikan munculnya

rambut ketiak dan kemaluan, pertumbuhan payudara, keputihan, mulai menstruasi atau

mimpi basah, dan testis yang membesar. Anak juga mulai sadar mengenai

penampilannya sehingga lebih memerhatikan hal tersebut. Ia juga akan mulai merasa

memerlukan privasi sehingga membuatnya senang menyendiri dari keluarga. Biasanya,

perubahan ini terjadi lebih dulu pada anak perempuan.

2. Masa remaja pertengahan (usia 14-17 tahun)

Dalam masa remaja ini, pertumbuhan remaja laki-laki mulai berjalan cepat.

Tubuhnya akan semakin tinggi dan berat, otot semakin besar, dada dan bahu semakin

lebar, alat vital semakin besar, suara menjadi lebih pecah, muncul jerawat, kumis, hingga

Downloaded by sipaa alyvia (alyciasyifa60@gmail.com)


lOMoARcPSD|31075658

jambang. Pada anak perempuan, pinggang, panggul, dan bokong akan mulai membesar,

alat reproduksi yang berkembang, bertambahnya produksi keringat, hingga menstruasi

yang teratur. Remaja pada masa ini umumnya sudah dapat berpikir dengan logika meski

kerap didorong oleh perasaannya. Ia juga mulai tertarik dengan hubungan romantis

(pacaran). Terkadang, sifat sensitifnya membuat ia lebih banyak bertengkar dengan

orangtua. Selain itu, ia juga mungkin lebih senang menghabiskan waktu dengan teman.

3. Masa remaja akhir atau dewasa muda (usia 18-24 tahun)

Pada masa remaja akhir, fisik anak telah sepenuhnya berkembang. Dalam masa ini,

perubahan lebih banyak terjadi dalam dirinya. Ia mulai bisa mengendalikan dorongan

emosional yang muncul, merencanakan masa depan, dan memikirkan konsekuensi yang

akan ia hadapi jika melakukan perbuatan yang tidak baik. Ia juga mulai memahami apa

yang diinginkannya dan bisa mengatur diri sendiri, tanpa mengikuti kehendak orang lain.

Kestabilan emosi dan kemandirian ini umumnya didapatkan oleh anak pada masa remaja

akhir.

2.4. Kerangka berfikir

Kerangka pemikiran adalah kerangka yang menjelaskan bagaimana eksistensi penggunaan

serta bagaiman media sosial instagram berperan terhadap fenomena insekuritas dikalangan

remaja.

Tabel 2.2 Kerangka Berpikir

REMAJA
MOTIF MENGGUNAKAN

MEDIA SOSIAL:

1. KOMUNIKASI
USES AND GRATIFICATION THEORY
2. PENDIDIKAN
3. EKSISTENSI
4. BRANDING
INSEKURITAS
5. MEDIA
Downloaded by sipaaIKUTAN TREN
SOSIAL
alyvia (alyciasyifa60@gmail.com)
lOMoARcPSD|31075658

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah di universitas malikussaleh, kampus bukit indah, Jl. Kampus

Unimal Bukit Indah, Blang Pulo, Kec. Muara Satu, Kabupaten Aceh Utara, Aceh 24355. Jalan

Sumatra, Fakultas Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial, Prodi Ilmu Komunikasi, Jurusan Ilmu

Komunikasi dan Ilmu Politik.

3.2. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif guna memahami fenomena yang

dialami oleh subjek peneletian. Pemilihan penelitian kualitatif bermaksud untuk memahami

fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi,

tindakan, dll secara holistic, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada

suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

(Moleong 2005:6).

Sedangkan dalam pendekatannya, peneliti menggunakan pendekatan fenomenologi dengan

tujuan untuk mengembangkan pemahaman dan menjelaskan arti dari suatu peristiwa yang

dialami seseorang atau kelompok. Senada dengan pendapat Creswell, fenomenologi juga

digunakan untuk mengungkap suatu makna dari peristiwa atau pengalaman individu (Menurut

Creswell dalam Susila, 2015).

Downloaded by sipaa alyvia (alyciasyifa60@gmail.com)


lOMoARcPSD|31075658

3.3. Informan Penelitian

Informan pada penelitian ini adalah orang-orang yang bisa memberikan informasi atau terkait

dengan masalah peneliti yang sedang di kaji. Informan adalah subjek yang memahami informasi

terkait objek penelitian sebagai pelaku maupun orang lain yang memahami objek penelitian.

Dalam penelitian kualitatif ini, peneliti mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya melalui

Informan dalam penelitian ini adalah sejumblah mahasiswa ilmu komunikasi, dari fakultas ilmu

sosial dan ilmu politik universitas malikussaleh angkatan 2020.

Tabel 3.3

No Nama Informan kelas


1. Ryan Aryago Hasibuan Ilmu Komunikasi 4A
2. Putri Amelia Ilmu Komunikasi 4B
3. Sastri Wahyuni Sembiring Ilmu Komunikasi 4C
4. Siti Zulzahara Ilmu Komunikasi 4D
5. Lanma Hasibuan Ilmu Komunikasi 4E
6. M. Rully Agustian Ilmu Komunikasi 4f
7. Agil Mawarni Ilmu Komunikasi 4G

3.4. Sumber data

Sumber data merupakan sumber rujukan informasi ataupun data penelitian yang diperlukan

peneliti mengenai permasalahan yang ingin diteliti. Dalam penelitian ini ada dua jenis sumber

data yaitu :

3.4.1. Sumber data primer

Downloaded by sipaa alyvia (alyciasyifa60@gmail.com)


lOMoARcPSD|31075658

Sumber data primer dalam penelitian ini adalah melalui observasi dan wawancara

mendelam pada mahasiswa Ilmu Komunikasi, FISIP Uimal angkatan 2020.

3.4.2. Sumber data sekunder

Yaitu sumber tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. Dalam penelitian

ini data sekunder diperoleh melalui studi kepustakaan, buku, dokumentasi, dan jurnal atau

tulisan yang berhubungan dengan objek yang berkaitan dengan penelitian.

3.5. Teknik pengumpulan data

3.5.1. Observasi

Observasi ialah suatu kegiatan mencari data yang dapat digunakan untuk memberikan

suatu kesimpulan. Obervasi adalah adanya perilaku yang tampak dan adanya tujuan yang

ingin dicapai. Perilaku yang dapat dilihat langsung oleh mata, dapat di dengar, dapat di

hitung, dan dapat di ukur. Observasi yang di lakukan oleh penulis untuk mengetahui masalah

yang akan di teliti dalam penelitian ini yaitu bagimana eksistensi penggunaan media sosial

instagram dan bagaimana media sosial instagram tersebut berperan terhadap fenomena

insekuritas dikalangan remaja, mahasiswa ilmu komunikasi, fisip, unimal angkatan 2020.

3.5.2. Wawancara

Wawancara adalah Teknik pengumpulan data dalam peneliian yang menggunakan

pertanyaan yang telah dipersiapkan untuk informan ileh peneliti. Easterbeg (2002) dalam

Sugiyono, (2017: 23). Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian wawancara

semistruktur untuk pengumpulan data. Peneliti membuat pertanyaan yang sudah tersusun

Downloaded by sipaa alyvia (alyciasyifa60@gmail.com)


lOMoARcPSD|31075658

secara sistematis lalu peneliti menanyakan pendapat kepada informan yang terkait objek

peneliti.

3.5.3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah suatu metode pengumpulan data kualitatif dengan melihat atau

menganalisis dokumen-dokumen yang di buat oleh subjek sendiri atau orang lain tentang

subjek. Data dokumentasi seperti profil took, foto dokumentasi, buku bacaan, jurnal, dan

skripsi yang berhubungan dengan penelitian ini. Dokumentasi dalam penelitian ini foto

dokumntasi melakukan wawancara dan screenshot nama account Instagram informan.

3.6. Teknik Analisis Data

Analisis data ialah menguraikan dan mengelola data mentah menjadi data beda. Teknik

analisis data yang peneliti gunakan analisis kualitatif deskriptif. Analisis data kualitatif yang

digunakan untuk menjelaskan, mendeskripsikan serta menafsirkan hasil penelitian dengan

susunan kata dan kalimat sebagai jawaban atas permasalahan yang diteliti. Teknik analisis data

dalam penelitian ini dilakukan dengan analisis kualitatif, yang meliputi tiga tahapan sebagai

berikut :

3.6.1. Reduksi Data

Reduksi data yaitu proses pemilihan, pemusatan penelitian, penyederhanaan,

pengabstrakan dan transformasi data yang muncul dari lapangan. Data yang dikumpulkan

dalam penelitian ini yaitu hasil wawancara dari narasumber lalu dianalisis,

mengelompokkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dalam wawancara dan

observasi yang dilakukan selama penelitan.

3.6.2. Penyajian Data

Downloaded by sipaa alyvia (alyciasyifa60@gmail.com)


lOMoARcPSD|31075658

Penyajian data sebagai sekumpulan informasi yang tersusun dan memberikan

kemungkinan adanya penarikan data kesimpulan serta cara yang utama bagi analisis

kualitatif. Penyajian data sangat memburuhkan kemampuan interpretatif yang baik pada si

peneliti sehingga menyajikan data secara lebih baik. Penyajian data dilakukan dengan

menggunakan kalimat-kalimat yang berisi penjelasan atau analisis terhadap hal-hal yang

dibahas dalam penelitian.

Penyajian data dimaksud agar mempermudah peneliti untuk dapat melihat gambaran

secara keseluruhan atau bagian-bagian tertentu dari data penelitian. Data-data tersebut

kemudian dipilih untuk disortir menurut kelompoknya dan disusun sesuai kategori yang

sejenis untuk ditampilkan agar selaras dengan permasalahan yang dihadapi, termasuk

kesimpulan sementara pada waktu data reduksi.

3.6.3. Verifikasi

Verifikasi data dilakukan pada penelitian kualitatif secara terus menerus sepanjang proses

penelitian yang dilakukan. Padda tahap ini peneliti berusaha mencari arti beda-beda,

mencatat keturunan. Pola-pola, menjelaskan dan menarik kesimpulan atas objek penelitian

yang dianalisis (Moloeng,2018)

3.7. Jadwal Penelitian

Dalam melakukan penelitian, dibutuhkan jadwal kegiatan yang tepat dan diperjelas

secara rimci. Berikut table jadwal penelitian yang peneliti kemukakan mulai dari masa persiapan

proposal hingga selesai.

Downloaded by sipaa alyvia (alyciasyifa60@gmail.com)


lOMoARcPSD|31075658

Tabel 3.1

Jadwal Penelitian

No Kegiatan Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3


1 Pengajuan Judul
2 Identifikasi Masalah, Tujuan

penelitian
3 Studi literatur
4 Studi Lapangan

5 Pengumpulan Data

6 pengolahan Data

7 Analisis Dan Kesimpulan

8 Penulisan Laporan Akhir

Downloaded by sipaa alyvia (alyciasyifa60@gmail.com)


lOMoARcPSD|31075658

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Effenfy, Onong Uchjana.2003.Ilmu, Teori Dan Filsafat Komunikasi.Bandung:PT.Citra Aditya

Bakti.

Moleong, Lexy J.2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. 2013.Memahami Penelitian Kualitatif.Bamdung:Alfabeta.

SKRIPSI

Antonia, Sofia Sabato.2019.Depression and Pressure of Social Media: Having vs Being in the

Anti-Social Societ. Thesis, University of Oxford.

Fitri, Anisa Aulia.2021.Hubungan Antara Harga Diri Dengan Intensitas Penggunaan Media

Sosial Instagram Pada Remaja Di Kota Pekanbaru. Other thesis, Universitas Islam Riau.

Suhasliza, Novianti.2022. Pengaruh Penggunaan Media Sosial Instagram Terhadap Tingkat

Insecurity Pada Gen Z Di Kota Mataram, NTB. S1 thesis, Universitas Mataram.

WIDIARTI, Saufika Astrida.2021. Insecure di Tengah Kebisingan Media Sosial Instagram

(Studi tentang Insecurity sebagai Dampak Penggunaan Media Sosial Instagram). Skripsi

thesis, Universitas Jenderal Soedirman.

Perkovich, A.C. (2021). The impact of social media on teenage females self-esteem. Thesis,

Minnesota State University, Mankato.

Downloaded by sipaa alyvia (alyciasyifa60@gmail.com)


lOMoARcPSD|31075658

JURNAL

Cahya Sakti, and M. Yulianto, "Penggunaan Media Sosial Instagram Dalam Pembentukan

Identitas Diri Remaja," Interaksi Online, vol. 6, no. 4, pp. 490-501, Sep. 2018.

Patti Valkenburg, Ine Beyens, J Loes Pouwels, Irene I van Driel, Loes Keijsers, “Social Media

Use and Adolescents’ Self-Esteem: Heading for a Person-Specific Media Effects

Paradigm.” Journal of Communication, Volume 71, Issue 1, February 2021, Pages 56–

78.ss

Downloaded by sipaa alyvia (alyciasyifa60@gmail.com)

Anda mungkin juga menyukai