Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PERIODESASI PERKEMBANGAN
ANAK

DOSEN PEMBIMBING :
MEIRIANI ARMEN, S.Pd,MPd

Disusun oleh:

Putti Meutia Imani Lubis / Npm :2210013511002


Rayhan Fadhlil / Npm : 2210013511003
Prodi:PJKR

UNIVERSITAS BUNGHATTA
2023
PERIODESASI PERKEMBANGAN ANAK

Perkembangan anak adalah urutan perubahan fisik, emosional, pikiran, dan


linguistik anak yang terjadi sejak si kecil lahir hingga awal masa dewasanya nanti.
Banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan anak. Salah satunya adalah
faktor genetik yang diturunkan oleh orang tua mereka. Itulah kenapa tiap anak
memiliki proses tumbuh kembang yang berbeda.
Namun, perkembangan anak juga bisa dipengaruhi oleh faktor lingkungan sekitar.
Hal ini bisa juga dikatakan sebagai faktor eksternal. Jadi, orang tua bisa melakukan
hal-hal tertentu untuk merangsang perkembangan anak agar prosesnya berjalan
optimal.

A. PENGERTIAN

Periodisasi adalah sebuah tingkat perkembangan masa. Dapat dikatakan pula


pengertian periodisasi adalah pembabakan suatu masa. Periodisasi di dalam
perkembangan anak merupakan tingkat perkembangan anak dalam tumbuh
kembangnya.

Perkembangan anak merupakan perkembangan yang terjadi pada berbagai


aspek yang ada pada diri seorang anak. Aspek-aspek yang berkembang meliputi
aspek kognitif, motorik, fisik, bahasa dan psikoseksual. Dalam perkembangan anak
dapat dibuat periodisasi usia menjadi periode pra-kelahiran dan periode pasca-
kelahiran. Perkembangan anak juga dapat dibuatkan klasifikasi berdasarkan fisik
ataupun tingkat pendidikan.

Proses perkembangan anak dinilai dari kualitas aspek-aspek yang


berkembang pada dirinya. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan anak
antara lain garis keturunan, lingkungan, stimulus, pendidikan serta kondisi sosial dan
ekonomi. Perkembangan anak dipandang secara berbeda-beda oleh tiap
aliran filsafat. Beberapa aliran filsafat yang memiliki kajian tentang perkembangan
anak ialah empirisme, nativisme dan naturalisme. Secara khusus, perkembangan
anak dikaji dalam ilmu psikologi pendidikan.
B. PRINSIP PERKEMBANGAN ANAK

Prinsip dasar perkembangan menurut pakar psikologi pendidikan, Eggen


dan Kauchack (2016) :
 Perkembangan tergantung pada genetik dan lingkungan

Bertambahnya umur menyebabkan adanya perubahan-perubahan fisik dan


genetik dalam diri manusia. Hal ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan
mereka. Sebagai contoh, siswa SMA secara alami mempunyai kemampuan
kognitif yang lebih matang daripada anak TK sehingga kurikulum TK memang
tidak dirancang untuk mempelajari sesuatu yang abstrak, misalnya fisika atau
kimia organik. Faktor turunan (hereditas) dan genetik ini berinteraksi dengan
lingkungan (perhatikan karakteristik perkembangan yang menyatakan bahwa
perkembangan itu kontekstual) sehingga kematangan dan capaian
perkembangan tidak bisa dilepaskan dari lingkungan hidup seseorang.

 Proses yang teratur dan mengikut pola yang dapat diprediksi

Sesuai dengan definisinya, perkembangan terjadi secara sistematis, bukan


kebetulan dan bukan pula sementara saja. Perkembangan adalah proses yang
teratur, terbangun secara berangsur-angsur, dan ada polanya. Sebagai contoh,
anak batita (di bawah 3 tahun) bergumam dan mengeluarkan bunyi-bunyian
sebelum benar-benar berbicara, merangkak sebelum berjalan, dan belajar
mengenal konsep konkret, seperti hewan, rumah, dan sebagainya, sebelum
mengenal konsep yang lebih abstrak, misalnya demokrasi atau konsep energi
dalam pelajaran IPA. Pola perkembangan ini berlaku pada seluruh manusia
pada umumnya.

 Orang berkembang dengan kecepatan berbeda-beda

Meskipun secara umum pola perkembangan dapat diprediksi atau ditebak


berdasarkan usia seseorang, kecepatan seseorang untuk mencapai tahap
perkembangan tertentu tidak selalu sama. Ada anak-anak yang dapat berbicara
lebih dini daripada anak lainnya dan ada juga anak yang mengalami
perkembangan fisik yang lebih cepat daripada teman-temannya.
Siswa dalam satu kelas yang berperilaku lebih kekanak-kanakan
dibandingkan teman-temannya? Hal ini menunjukkan bahwa setiap individu
berkembang dengan kecepatan yang berbeda-beda.

C, CIRI PERKEMBANGAN ANAK

Terdapat beberapa ciri perkembangan anak, antara lain :

Perkembangan kognitif

Anak memiliki sifat pengkonstruk. Anak tidak sepenuhnya dikendalikan


oleh naluri dan tidak pula sepenuhnya dibentuk oleh lingkungan. Di dalam diri anak
ada keinginan menjadi penjelajah dengan rasa penasaran yang tinggi akan sesuatu
hal. Anak akan memberikan penafsirannya tersendiri atas lingkungannya. Ciri-ciri
penafsiran anak bergantung kepada kenyataan yang ada pada lingkungannya dan
tingkat perkembangan kognitifnya. Tingkat perkembangan kognitif anak ditentukan
oleh kemampuan anak dalam menanggapi lingkungannya dan pengaruh lingkungan
terhadap perkembangan anak.

Perkembangan motorik

Aspek perkembangan motorik telah tampak pada anak usia dini. Perkembangan
motorik terbagi menjadi dua jenis yaitu perkembangan motorik kasar dan
perkembangan motorik halus. Perkembangan motorik halus meliputi proses
perkembangan otot-otot halus beserta fungsinya. Fungsi dari otot halus adalah
melakukan gerakan-gerakan bagian-bagian tubuh yang lebih spesifik. Kegiatan yang
disebabkan oleh otot halus seperti menulis, melipat, merangkai, mengancing baju,
menempel, dan menggunting.

Norma perkembangan motorik dapat ditetapkan pada awal perkembangan motorik.


Karena polanya dapat diprediksi. Proses penetapan norma perkembangan motorik
menggunakan usia rata-rata. Tujuan dari penetapan norma perkembangan motorik
adalah memberikan panduan bagi orang tua mengenai tindakan yang mampu
dilakukan oleh anak pada usia tertentu

Perkembangan fisik

Perkembangan fisik yang terpenting pada masa anak-anak awal adalah


perkembangan otak dan sistem saraf. Proses perkembangan ini bersifat
berkelanjutan. Bayi yang berusia 2 tahun umumnya memiliki ukuran otak yang
setara dengan 75% ukuran otak orang dewasa. Lalu pada usia 5 tahun, ukuran otak
anak telah mencapai 90% dari ukuran otak orang dewasa. Anak yang kekurangan
pengalaman ketika masa pemberian pengalaman, akan cenderung mengalami
keterlambatan perkembangan fisik

Perkembangan bahasa

Perkembangan bahasa merupakan model perkembangan yang terjadi secara tidak


berkesinambungan tetapi berkelanjutan. Anak dapat mengeluarkan kata pertama
yang diucapkannya secara tiba-tiba. Namun pengucapan tersebut melalui proses
pertumbuhan dan pelatihan secara berbulan-bulan

Perkembangan psikoseksual

Perkembangan psikoseksual merupakan sebuah model perkembangan manusia


yang dikemukakan melalui teori psikoanalisis. Dalam teori ini, dikemukakan
bahwa unsur kesenangan merupakan acuan bagi pemuasan dorongan seksual.
Unsur kesenangan ini berpindah-pindah dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh
yang lain, seperti dari mulut ke anus, dan kemudian dari anus ke alat kelamin.
Dorongan untuk segera memperoleh kesenangan menimbulkan konflik-konflik yang
terbagi menjadi lima tahapan psikoseksual. Tahapan-tahapan ini dibagi berdasarkan
sumber pemuasan pada tiap-tiap rentang usia. Tahapan perkembangan
psikoseksual ini terdiri dari tahap oral, anal, latensi falik dan genital. Tahap falik
merupakan tahapan terpenting yang muncul pada masa kanak-kanak awal. Pada
anak lelaki akan timbul perkembangan kedekatan seksual dengan ibunya.
Sebaliknya, anak perempuan akan menimbulkan perkembangan kedekatan seksual
dengan ayahnya. Di sisi lain, anak-anak memiliki banyak dorongan agresif terhadap
orang tua yang berjenis kelamin sama dengan mereka. orang tua yang berjenis
kelamin sama dianggap sebagai pesaing. Sigmund Freud menyebut perkembangan
ini sebagai Kompleks Oidipus dan Kompleks Elektra. Kecemasan yang timbul pada
anak-anak akan berkurang ketika mereka mulai mengenal dirinya melalui orang tua
yang berjenis kelamin sama. Anak-anak kemudian memasuki masa latensi dengan
kondisi seksual yang tenang. Pada masa ini, anak-anak mampu bersosialisasi dan
mengembangkan berbagai keterampilan, serta mempelajari diri mereka sebagai
anggota masyarakat
D. Fase Perkembangan Anak
a. Menurut Meuman
fase pengamatan dibagi menjadi tiga antara lain:
i. Masa sintesis fantasi dimana usia anak 7 sampai dengan 8 tahun.
Dalam masa sintesis fantasi ini pengamatan anak masih sangat global
dan masih belum tampak jelas ( kabur ).
ii. Masa analisis dimana usia anak 8 sampai 12 tahun. Dalam masa
analisis ini anak sudah mampu membedakan sifat dalam mengenal
bagian- bagiannya. Masa sintesisnya mulai berkurang dan digantikan
dengan pengamatan yang nyata.
iii. Masa logis dimana usia anak 12 tahun keatas. Dalam masa logis ini
anak sudah mengerti dan kesadarannya semakin sempurna.

b. Menurut Willian Stern


fase pengamatan dibagi menjadi empat masa antara lain :
i. Masa mengenal benda usia 7 sampai 8 tahun. Dalam masa ini
pengamatannya masih bersifat global, samar-samar dan masih belum
bisa membedakan antara manusi dan hewan.
ii. Masa mengenal perbuatan usia 8 sampai 9 tahun. Dalam masa ini
anak sudah dapat memperlihatkan perbuatan manusia dan hewan.
iii. Masa mengenal hubungan usia 9 sampai 10 tahun. Dalam masa ini
anak sudah dapat mengenal hubungan antara waktu, tempat, dan
sebab akibat.
iv. Masa mengenal sifat usia 10 tahun keatas. Dalam usia ini anak sudah
mulai dapat menganalisa pengamatannya seperti mengenal sifat-sifat,
benda, manusia dan hewan.

c. Menurut oswald kroh


fase pengamatan dibagi menjadi empat masa antara lain :
i. Sintesi fantasi usia antara 7 sampai 8 tahun. Dalam masa ini
pengamatannya sangat dipengaruhi oleh dunia fantasi. Seperti
kenyataan dicampur dengan fantasi.
ii. Masa realisme naif usia antara 8 sampai 10 tahun. Masa ini dapat
disebut dengan masa mengumpulkan ilmu pengetahua. Apapun yang
anak ini amati akan diterima tanpa ada kritik.
iii. Masa realisme kritis usia antara 10 sampai 12 tahun. Pada masa ini
anak mulai berpikir kritis dan pemikirannya sudah mulai mencapai
tingkatan berpikir abstrak.
iv. Masa subyektif usia 12 sampai 14 tahun. Pada masa ini anak sudah
merasakan yang namanya rasa malu, gelisah, ragu-ragu.

E. FAKTOR PENDUKUNG PERKEMBANGAN ANAK

Orang tua, lingkungan, dan pengasuhan adalah faktor yang berperan penting
pada pertumbuhan dan perkembangan anak-anak. Selain itu, ada banyak faktor
lainnya yang tidak kalah penting. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan anak, antara lain:
1. Keturunan Ciri fisik dapat diturunkan kepada anak melalui gen kedua orang tua.
Ini memengaruhi semua aspek penampilan fisik, seperti tinggi badan, berat badan,
struktur tubuh, warna mata, tekstur rambut, bahkan kecerdasan dan bakat. Penyakit
dan kondisi tertentu seperti penyakit jantung, diabetes, obesitas, dan lainnya juga
dapat diturunkan melalui gen orang tua, sehingga memengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan anak secara negatif. Namun, faktor lingkungan dan pengasuhan bisa
memberikan yang terbaik dari kualitas yang sudah ada dalam gen orang tua.
2. Jenis Kelamin Jenis kelamin anak menjadi faktor utama yang memengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan fisik anak. Pertumbuhan anak laki-laki dan
perempuan memiliki cara yang berbeda, terutama menjelang pubertas. Badan anak
laki-laki cenderung lebih tinggi dan secara fisik lebih kuat daripada anak perempuan.
Namun, anak perempuan lebih cepat dewasa selama masa remaja, sedangkan anak
laki-laki dewasa dalam jangka waktu yang lebih lama. Struktur fisik tubuh juga
memiliki perbedaan yang membuat anak laki-laki lebih atletis dan cocok untuk
aktivitas fisik. Temperamen keduanya juga bermacam-macam, yang membuatnya
menunjukkan ketertarikan pada hal-hal yang berbeda.
3. Hormon Faktor hormon termasuk dalam sistem endokrin dan memengaruhi
berbagai fungsi tubuh anak. Ini diproduksi kelenjar berbeda yang terdapat di bagian
tubuh tertentu untuk mengeluarkan hormon yang mengontrol fungsi tubuh. Hal ini
sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan fisik normal pada anak-anak.
Ketidakseimbangan fungsi kelenjar penghasil hormon bisa menyebabkan cacat
pertumbuhan, kelebihan berat badan (obesitas), masalah perilaku, dan penyakit
lainnya. Selama masa pubertas, gonad (kelenjar seks atau kelenjar reproduksi)
menghasilkan hormon seks. Ini yang mengontrol perkembangan organ seks dan
munculnya karakteristik seksual sekunder pada anak laki-laki dan perempuan.
4. Lingkungan Faktor lingkungan berperan penting dalam perkembangan anak dan
mewakili jumlah total rangsangan fisik dan psikologis yang anak terima. Beberapa
faktor lingkungan yang memengaruhi perkembangan anak usia dini terkait
lingkungan fisik dan kondisi geografis tempat tinggal anak, serta lingkungan sosial
dan hubungan dengan keluarga dan teman sebayanya. Sekolah yang baik dan
memiliki keluarga yang penuh kasih dapat membangun dalam diri anak-anak
terhadap keterampilan sosial dan interpersonal yang kuat. Hal ini akan
memungkinkan anak unggul di bidang lain, seperti akademisi dan kegiatan
ekstrakurikuler.
5. Nutrisi: Nutrisi juga menjadi faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan manusia. Hal ini karena makan makanan yang bernutrisi dibutuhkan
tubuh untuk membangun dan memperbaiki dirinya sendiri. Kekurangan nutrisi dapat
memicu gizi buruk yang berdampak buruk pada tumbuh kembang anak. Namun,
makan yang berlebihan dapat memicu obesitas dan gangguan kesehatan dalam
jangka panjang, seperti diabetes dan penyakit jantung. Oleh karena itu, menerapkan
pola makan seimbang yang kaya vitamin, mineral, protein, karbohidrat, dan lemak
sangat penting untuk perkembangan otak dan tubuh.
6. Status Sosial Ekonomi Kondisi status sosial ekonomi keluarga dapat menentukan
kualitas pertumbuhan dan perkembangan anak. Belajar di sekolah yang lebih baik
dan lebih mahal memiliki manfaat dalam jangka panjang. Keluarga yang
berkecukupan juga dapat memberikan pendidikan yang lebih baik untuk anak-anak
dan memberikan bantuan khusus jika anak-anak membutuhkannya. Anak-anak dari
keluarga yang lebih kekurangan secara ekonomi mungkin tidak mendapatkan
pendidikan dan nutrisi yang baik untuk mencapai potensi dalam diri anak.
7. Latihan dan Kesehatan; Kata latihan bukan berarti latihan secara fisik atau anak-
anak yang sengaja melakukan aktivitas fisik untuk membantu pertumbuh. Latihan di
sini lebih pada waktu bermain dan olahraga normal untuk membantu tubuh
meningkatkan kekuatan otot dan menambah massa tulang. Olahraga yang tepat
bisa membantu anak-anak tumbuh baik sesuai usianya. Rajin olahraga juga
membuat anak tetap sehat dan melawan penyakit dengan memperkuat sistem imun,
terutama saat bermain di luar. Ini karena bermain di luar rumah membuatnya rentan
terpapar mikroba yang membantu anak membangun ketahanan dan mencegah
alergi.
8. Pengaruh Keluarga Peran keluarga memiliki dampak paling besar dalam mendidik
anak dan menentukan cara anak berkembang secara psikologis dan sosial. Terlepas
dari apakah anak dibesarkan oleh orang tua, kakek nenek, atau pengasuh, anak
membutuhkan cinta, perhatian, dan kesopanan dasar agar anak berkualitas.
Pertumbuhan anak paling positif terlihat ketika keluarga menginvestasikan waktu,
energi, dan cinta dalam perkembangan anak melalui kegiatan, seperti membacakan
dongeng atau cerita untuk anak, bermain bersama, dan melakukan percakapan. Hal
ini akan mambangun keterampilan soaial anak.
9. Pengaruh Geografis Tempat di mana anak tinggal juga memiliki pengaruh yang
besar terhadap anak-anak nantinya. Misalnya sekolah, lingkungan tempat tinggal,
komunitas, dan teman sebaya merupakan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan anak dalam aspek sosial. Tumbuh dalam komunitas yang
memiliki taman, perpustakaan, dan pusat komunitas untuk kegiatan kelompok dan
olahraga, semuanya berperan dalam mengembangkan keterampilan, bakat, dan
perilaku anak.
10. Pembelajaran Belajar lebih dari sekadar sekolah, karena juga berkaitan dengan
membangun anak secara mental, intelektual, emosional, dan sosial sehingga anak
aktif sebagai individu baik dalam masyarakat. Hal ini membantu perkembangan
pemikiran dan anak bisa mencapai kedewasaan.
Penguatan menjadi komponen pembelajaran di mana suatu kegiatan atau latihan
diulangi dan disempurnakan untuk memperkuat pelajaran yang diperoleh anak.
Misalnya ketika memainkan alat musik, anak menjadi lebih baik dalam
memainkannya ketika berlatih memainkan instrumen. Oleh karena itu,pelajaran apa
pun pada anak harus diulangi hingga mendapat hasil yang maksimal.

Anak usia sekolah banyak menaruh perhatian terhadap dunia luar, aktif
dalam kegiatan lingkungan, namun banyak bertanya karena perhatiannya sangat
tajam. Mereka seperti seorang realis kecil; ingatannya sangat setia dan kemauan
belajarnya sangat kuat. Berikan motivasi terhadap anak dan jauhkan saran dan
sugesti negative yang dilarang agama seperti bersifat asocial dan asusila

Anda mungkin juga menyukai