Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

LATAR BELAKANG PERLUNYA PSIKOLOGI PENDIDIKAN BAGI CALON GURU

Disusun oleh:
Batahan Harahap
Bismi Ilham
Zomi Wijaya

Dosen Pengampu:
Dr. Enjoni S.P M.P
Ary Suud Cahyo Alben S.Pd M.Pd

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat
waktu.
Tidak lupa kami dari kelompok yang beranggotakan 2 orang, yakni:
1. Bismi Ilham
2. Batahan Harahap
3. Zomi Wijaya

mengucapkan terima kasih kepada Dosen Mata Kuliah Psikologi Pendidikan, Bapak
Dr. Enjoni S.P M.P dan Bapak Ary yang telah membimbing dan memberi arahan dalam
penyusunan makalah ini. Begitu pula kepada teman-teman seperjuangan yang telah
memberi masukan dan pandangan kepada kami selama menyelesaikan makalah ini.

Makalah berjudul “LATAR BELAKANG PERLUNYA PSIKOLOGI PENDIDIKAN BAGI


CALON GURU” ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan.

Besar harapan kami makalah ini dapat bermanfaat dan berdampak besar sehingga
dapat memberi inspirasi bagi para pembaca, Kami memohon maaf apabila terdapat
kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Karenanya, kami menerima
kritik serta saran yang membangun dari pembaca agar kami dapat menulis makalah
secara lebih baik pada kesempatan berikutnya.

Padang, 8 Maret 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER...................................................................................................................
KATA PENGANTAR...............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah..................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................2
C. Tujuan.............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................3
A. Pengertian Psikologi pendidikan.....................................................3
B. Ruang lingkup psikologi pendidikan.................................................4
C. Manfaat psikologi pendidikan..........................................................6
D. Hal-hal yang diharapkan dari belajar psikologi pendidikan............15
BAB III PENUTUP..............................................................................................16
A. Kesimpulan...................................................................................16
B. Saran..............................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................17

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Psikologi pendidikan adalah studi yang sistematis terhadap proses dan faktor-faktor
yang berhubungan dengan pendidikan. Sedangkan pendidikan adalah proses
pertumbuhan yang berlangsung melalui tindakan-tindakan belajar. Adanya kaitan
yang sangat kuat antara psikologi pendidikan dengan tindakan belajar. Karena itu,
tidak mengherankan apabila beberapa ahli psikologi pendidikan menyebutkan
bahwa lapangan utama studi psikologi pendidikan adalah soal belajar. Dengan kata
lain, psikologi pendidikan memusatkan perhatian pada persoalan-persoalan yang
berkenaan dengan proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan tindakan
belajar. Untuk memperjelas pertimbangan-pertimbangan psikologi pendidikan yang
melibatkan peserta didik, berikut ini diketengahkan uraian tentang pengertian
psikologi pendidikan dan ruang lingkup pskikologi pendidikan, perkembangan
psikologi pendidikan, aliran-aliran psikologi pendidikan, metode-metode psikologi
pendidikan dan hubungan psikologi pendidikan dengan bimbingan konseling.

Realitas globalisasi dan modernisasi dilengkapi dengan perkembangan teknologi


yang begitu pesatnya, diakui atau tidak telah memberi dampak negatif yang jauh
lebih besar jika dibandingkan dengan dampak positif yang ditimbulkan terhadap
perkembangan para generasi bangsa ini. Tujuan pendidikan Nasional sebagaimana
telah diamanatkan oleh Undang Undang Dasar 1945 adalah sebagai upaya
mencerdaskan generasi-generasi bangsa yang nantinya akan menjadi penerus
perjuangan generasi terdahulu dalam mengisi kemerdekaan bangsa Indonesia
menuju bangsa yang berbudi luhur dan berkesejahteraan sosial.

Realitas perilaku para pelajar sebagaimana telah digambarkan di atas, jelas sangat
menuntut keterampilan para tenaga pendidik dalam memahami perkembangan
psikologis, kognitif, afektif, dan psikomotorik para pelajar jika menginginkan para
pelajar tersebut tidak gagal di bangku sekolah dan tidak kehilangan masa depan
mereka. Di sinilah pentingnya penguasaan psikologi pendidikan bagi para tenaga
pendidik. Guru dalam menjalankan perannya sebagai pendidik bagi peserta
didiknya, tentunya dituntut memahami tentang berbagai aspek perilaku dirinya
maupun perilaku orang-orang yang terkait dengan tugasnya.

B. Rumusan Masalah
Dalam pembahasan materi ini, dan agar tersusun secara sistematis dan efisien
maka timbullah beberapa rumusan masalah diantaranya:
a. Bagaimana ruang lingkup psikologi pendidikan?
b. Bagaimana peran psikologi pendidikan dalam proses pembelajaran?
c. Bagaimana manfaat mempelajari psikologi pendidikan bagi pendidik?
d. Bagaimana Eksperimen Para Ahli Teori belajar Psikologi?
e. Apa saja yang diharapkan setelah mempelajari psikologi pendidikan?

C. Tujuan
1. Menjelaskan ruang lingkup psikologi dalam pendidikan.
2. Mengetahui peran psikologi pendidikan dalam proses pembelajaran.
3. Memahami manfaat mempelajari psikologi pendidikan bagi pendidik.
4. Mengetahui Eksperimen Para Ahli.
5. Mencapai hal-hal yang diharapkan setelah mempelajari psikologi pendidikan.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian

Psikologi Pendidikan adalah ilmu yang mempelajari tentang perilaku


manusia di dalam dunia pendidikan yang meliputi studi sistematis
tentang proses-proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan
pendidikan manusia yang tujuannya untuk mengembangkan dan
meningkatkan keefisien di dalam pendidikan. Sedangkan pendidikan
adalah proses pertumbuhan yang berlangsung melalui tindakan-tindakan
belajar. Dari dua definisi ini maka jelas fokus dari psikologi pendidikan
adalah proses belajar mengajar.

Arthur S. Reber mengatakan bahwa psikologi pendidikan adalah sebuah


subdisiplin ilmu psikologi yang berkaitan dengan teori dan masalah
kependidikan yang berguna dalam hal-hal penerapan prinsip-prinsip
belajar dalam kelas, pengembangan dan pembaharuan kurikulum, ujian
dan evaluasi bakat dan kemampuan, sosialisasi proses-proses dan
interaksi proses-proses tersebut dengan pendayagunaan ranah kognitif,
dan penyenggaraan pendidikan keguruan. Glover dan Ronning (dalam
Online) psikologi pendidikan sebagai penerapan ilmu dan metode-metode
psikologi untuk studi perkembangan, belajar, motivasi belajar, pengajaran
assesmen dan aspek-aspek psikologi lainnya yang berkaitan dengan isu-
isu yang berpengaruh dan berinteraksi dengan proses belajar dan
pembelajaran.

Duffy dan Roehler (1989)mengemukakan bahwa pembelajaran adalah


suatu usaha yang sengaja melibatkan dan menggunakan pengetahuan
profesional yang dimiliki guru untuk mencapai tujuan kurikulum.Menurut
Winkel (1991, dalam Online) pembelajaran adalah separangkat tindakan
yang dirancang untuk mendukung proses belajar siswa, dengan
memperhitungkan kejadia-kejadian ekstrim yang berperan terhadap
rangkaian kejadian-kejadian intern yang berlangsung dan dialami siswa.

Dariyanto S.S, Kamus Bahasa Indonesia, (1997), pengajaran adalah


proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan perihal mengajar,
segala sesuatu mengenai mengajar, peringatan (tentang pengalaman,
peristiwa yang dialami atau dilihatnya). Pengajaran adalah kegiatan yang
dilakukan guru dalam menyampaikan pengetahuan kepada siswa.
Pengajaran juga diartikan sebagi interaksi belajar dan mengajar.
Pengajaran berlangsung sebagai suatu proses yang saling mempengaruhi
antara guru dan siswa.

3
B. RUANG LINGKUP PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Ruang lingkup psikologi pendidikan menurut Good dan broopy (1997) adalah
sebagai berikut :
1. Hubungan antara psikologi dengan guru
2. Manajemen kelas: perkembangan dan sosialisasi anak kepemimpinan
dan dinamika kelompok, modeling, reward, punishment, extinction.
Hasil-hasil penelitian manajemen kelas, persiapan dan pelaksanaan dan
pengajaran yang baik .
3. Mengurangi masalah belajar: pengertian, prinsip, perbedaan individu
dalambelajar, model dan desain balajar dan prinsip pengajaran.
4. Pertumbuhan dan perkembangan dalam pendididkan: prinsop dalam
perkembanagn fisik, kognitf, sosial dan kepribadian, kratifitas dan
aplikasinya dalam pendidikan.
5. Motifasi: pengertian , teori dan aplikasinya dalam Pendidikan
6. Evaluasi dalam belajar: pengertian, macam, cara menyusun, prosedur
penilaian, monitoring begitu banyak hal yang harus dipelajari seorang
guru dalam melakukan proyek siswa. Kemampuan keilmuan seorang
guru sngat berbnding lurus dengan hasil out put siswa. Guru yang tidak
bermutu akan menghasilkan siswa tidak bermutu.

Menurut Samuel Smith sebagaimana dikutipoleh Suryabarata,


menetapkan ada 16 topik yang dibatasi dalam psikologi pendidikan,
yaitu:
1. Pengetahuan tentang psikologi pendidikan (the science of education
psychology).
2. Hereditas atau karakteistik pembawaan sejak lahir(heredity).
3. Lingkungan yang bersifat fisik (physical structure).
4. Perkembangan siswa (growth).
5. Proses-proses tingkah laku (behavior process).
6. Hakikat dan ruanglingkup belajar (nature and scope of learning).
7. Hukum-hukum dan teori-teori belajar (laws and theoris of learning).

4
8. Pengukuran, yakni prinsip-prinsip dasar dan baasan-batasan
pengukuran /evaluasi (measurement:basic princeples snd
definitions).
9. Transfer belajar, meliputi mat pelajaran (transfer of learning subject
matters).
10. Sudut-sudut pandang praktis mengenai pengukuran (practical
aspects of measurment).
11. Ilmu statistik dasar (element of statistics).
12. Kesehatan rohani (mental hyglene).
13. Pendidikan membentuk watak (character education).
14. Pengetahuan psikologi tentang mat pelajaran sekolah menengah
(psychology of secondary school subject).
15. Pengetahuan psikologi tentang mata pelajaran sekolah dasar
(psycology of elementary school subjects).

Psikologi pendidikan sebagai sebuah disiplin ilmu psikologi yang khusus


mempelajari, meneliti dan membahas seluruh tingkah laku manusia yang terlibat
dalam proses pendidikan , meliputi tingkah laku belajar (oleh peserta didik),
tingkah laku mengajar (oleh pendidik) dan tingkah laku belajar-mengajar (oleh
pendidik dan peserta didik yang saling berinteraksi). Inti permasalahan psikologis
dalam psikologi pendidikan tanpa mengabaikan persoalan psikologi pendidik,
terletak pada peserta didik.

Pendidikan pada hakikatnya adalah pelayanan yang khusus diperuntukkan bagi


peserta didik. Karena itu, ruang lingkup pokok bahasan psikologi pendidikan,
selain teori-teori psikologi pendidikan sebagai suatu ilmu, juga berbagai aspek
psikologis para peserta didik khususnya ketika mereka terlibat dalam proses
belajar maupun proses belajar mengajar. Secara garis besar, banyak ahli yang
membatasi pokok-pokok bahasan psikologi pendidikan menjadi tiga macam,
yaitu:

1. Pokok bahasan mengenai “belajar” yang meliputi teori-teori, prinsip-


prinsip, dan ciri-ciri khas perilaku belajar siswa dan sebagainya.

5
2. Pokok bahasan mengenai “proses belajar”, yakni tahapan perbuatan dan
peristiwa yang terjadi dalam kegiatan belajar siswa.
3. Pokok bahasan mengenai “situasi belajar”, yakni suasana dan keadaan
lingkungan baik bersifat fisik maupun non fisik yang berhubungan dengan
kegiatan belajar siswa.

Samuel Smith (Pintner dkk dalam Suryabrata, 2004 / hal.2) menggolong-


golongkan persoalan yang dikupas oleh ahli-ahli yang diselidikinya menjadi 16
macam, yaitu:

1. Pengetahuan tentang psikologi pendidikan (the science of educational


psychology)
2. Hereditas atau karakteristik pembawaan sejak lahir (heredity)
3. Lingkungan yang bersifat fisik (physical structure)
4. Perkembangan siswa (growth)
5. Proses-proses tingkah laku (behavior process)
6. Hakikat dan ruang lingkup belajar (nature and scope of learning)
7. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar (factors that condition
learning)
8. Hukum-hukum dan teori-teori belajar (laws and theories of learning)
9. Pengukuran, yakni prinsip-prinsip dasar dan batasan-batasan
pengukuran/evaluasi (measuremen: basic principles and definition)
10. Transfer belajar, meliputi mata pelajaran (transfer of learning: subject
matters)
11. Sudut-sudut pandang praktis mengenai pengukuran (practical aspects of
measurement)
12. Ilmu statistik dasar (element of statistics)
13. Kesehatan rohani (mental hygiene)
14. Pendidikan membentuk watak (character education)
15. Pengetahuan psikologi tentang mata pelajaran sekolah menengah
(psychology of secondary school subject)
16. Pengetahuan psikologi tentang mata pelajaran sekolah dasar (psychology
of elementary school subjects)

C. MANFAAT PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Pendidikan memang tidak bisa dilepaskan dari psilokogi. Sumbangsih psikologi


terhadap pendidikan sangat besar. Kegiatan pendidikan, khususnya pada
pendidikan formal, seperti pengembangan kurikulum, Proses Belajar Mengajar,
sistem evaluasi, dan layanan Bimbingan dan Konseling merupakan beberapa
kegiatan utama dalam pendidikan yang didalamnya tidak bisa dilepaskan dari
psikologi.

6
Guru dalam menjalankan perannya sebagai pembiming, pendidik dan pelatih
bagipara peseta didiknya, tentunya dituntut memahami tentang berbagai aspek
perilaku dirinya maupun perilaku orang-orang yang terkait dengan tugasnya,
terutama peilaku peserta didik dengan segala aspeknya, sehingga dapat
menjalankan tugas dan perannya secaraefektif, yang pada dilirannya dapat
memberikan kontribusi nyata bagi pencapain tujuan pendidikan di sekolah.

Disinilah arti penting Psikologi Pendidikan bagi guru. Penguasaan guru tentang
paikologi pendidikan merupkan salah satu kompetensi yang harus dikuasai guru,
yakni kompetensi paedagogik. Muhibbin syah (2003) mengatakan bahwa
“diantara pengetahuan-pengetahuan yang perlu dikuasi guru dan calon guru
adalah pengetahuan psikologi terapan yang eratkaitannya dengn proses belajar
mengajar peserta didik”

Peran Psikologi Pendidikan Di Sekolah

Menurut Crow and Crow (1987), bahwa pendidikan terbagi atas dua, yaitu
pendidikanformal dan pendidikaninternal

a. Pendidikan Formal

Yang dimaksud pendidikan formal adalah pendidikan yang didapat dari belajar
yang mempergunakan program terencana, biasanya disebut pendidikansekolah.
Para ahli psikologi dan pendidikan tentu saja tidak meremehkan pendidikan
informal, akan tetapi meraka beranggapan bahwa nilai kegunaan prinsip-prinsip
psikologis adalah usaha untuk membantu anak-anak atau orang dewasa
mendapat pengalaman-pengalaman dari pendidikan formal

Guru adalah eorang pendidik di sekola, dan sebagai seorang pendidik perlu
menggunakan hasil-hasil penyelidikanpsikologi dalam tugasnya, sehingga dapat
memahami anak didiknya dan dapat mencari jalan keluar dalam suatu
permasalahan yang dihadapi peserta didik.

Selain itu, psikologi pendidikan sebagai bagian dari studi psikologi, bersaha
sejauh mungkin untuk lebih berhasil dalam memformulasikan tujuan pendidikan,
penyusunan kurikulum dan pengorganisasian proses belajar mengajar. Oleh
karena itu, menurut Suryobroto (dalam Rumini,1993) psikologi pendidikan
disekolah berusaha memecahkan masalah-masalah sebagai berikut:

a. Pengaruh pembawaan dan lingkungan atas belajar

b. Teori dan proses belajar

c. Hubungan antara taraf kematangan dengan taraf kesiapan belajar

d. Perbedaan individu dan pengaruhnya terhadap hasil pendidikan

7
e. Perbahan batiniah yang terjadi selama belajar

f. Teknik evaluasi yang efektif atas kemajuan yang kicapai anak didik

g. Hubungan teknik antara mangajar dan hasil belajr

h. Perbandingan hasil pendidikan formal dan pendidikan yang dimiliki para


petugas pendidikan (guru)

i. Pengaruh kondisi sosial anak didik atas pendidikan yang diterima

b. Pendidikan Informal

Pendidikan formal adalah pendidikan yang didapat dari belajar yang secara relatif
kurang atau tanpa disadari, yang berlangsung bebas menyertai kehidupan sehari-
hari.

1. Manfaat Mempelajari Psikologi Pendidikan Bagi Pendidik Dan Calon Pendidik

a. Untuk Mempelajari Situasi Dalam Proses Pembelajaran

Psikologi pendidikan memberikan banyak kontribusi kepada guru dan calon guru
untuk meningkatkan efisiensi proses pembelajarn pada kondisi yang berbeda-
beda seperti dibawah ini:

b. Memahami Perbedaan individu (Peserta Didik)

Seorang guru harus berhdapan dengan sekelompok siswa di dalam kelas dengan
hati-hati, karena karakteristik masing-masing siswa bebeda-beda. Oleh karena itu
sangat penting untuk memahami perbedaan karakteristik siswa tersebut pada
berbagai tingkat pertumbuhan dan perkembangan guna menciptakan proses
pembelajaran yang efektif dan efisien. Psikologdan calon guru dalam memehami
perbedaan karaki pendidikan dapat membantu guru dan calon guru memahami
karakteristik siswa tersebut.

c. Penciptaan Iklim Belajar Yang Kondusif Di DalamKelas

Pemahaman yang baika tentang ruang kelas yang digunakan dalam proses
pembelajaran sangat membantu guru untuk menyampaikan materi kepada siswa
secara efektif. Iklim pembelajaran yang kondusif harus bisa diciptakan oleh guru
sehingga proses belajar mengajar bisa belajar efektif. Seorang guru harus
mengetahui prinsip-prinsip yang tepat dalam proses blajar mengajar. Psikologi

8
pendidikan berperan dalam membantu gur agar dapat menciptakan iklim sosio-
emosional yang kondusif di dalam kelas, sehingga proses pembelajaran di dalam
kelas bisa berjalan efektif.

d. Pemilihan Strategi dan Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran didasarkan pada karakteristik perkembangan siswa.


Psikologi pendidikan dapat membantu guru dalam menentukan strategi atau
metode pembelajaran yang tepat dan sesuai, dan mapu mengaitkannya dengan
karakteristik dan keunikan individu, jenis belajrar dan gaya belajar dan tingkat
perkembangan yang sedang dialami peseta didik.

e. Memberikan Bimbingan Pada Pesera Didik

Seorang guru harus memainkan peran yang berbed di sekolah, tidak hanya dalam
pelaksanaan pembelajaran, tatapi juga berperan sebagai pembimbing bagi
pesertadidik. Bimbingan adalah jenis bantuan kepada siswa untuk memecahkan
masalah yang mereka hadapi. Pengetahuan tenyang psikologi pendidikan
memungkinkan guru untuk memberikan bimbingan pendidikan dan kejuruan yag
diperlukan untuk siswa pada tingkat usia yang berbed-bed.

f. Mengevaluasi Hasil Pembelajaran

Guru harus melakukan dua kegiaan penting di dalam kelas seperti mengajar dan
evaluasi. Kegiatan evaluasi membantu dalam mengukur hasil belajr siswa.
Psikologi pendidikan dapat membantu guru dan calon guru dalam
mengembangkan evaluasi, penemuan prinsip-prinsip evaluasi maupun
menenukan hasil-hasil evaluasi.

2. Manfaat Psikologi Pendidikan Bagi Guru

Guru sebagai pengajar, perlu memiliki beerapahal sebagai syarat mengajar


dengan baik, agar tujuan pendidikan tercapai. Guru hanya sebai salah satu faktor
yang mempengaruhi pedidikan di sekolah sisamping faktor yang lain seperti:
faktor murid, faktor sekolah sebagai sistem sosial, sekolah sebagai institusi dan
faktor-faktor situasional.

Berikut ini diuraikan masing-masing faktor tersebut secara singkat

1. Faktor murid terdiri dari

a). Faktor psikis

1.intlegensi siswa

9
Intelegensi pada umunnya dapat diartikan sebagai kemempuan psiko-fisik untuk
mereaksi rangsangan atau menuasaikan diri dengan lingkungan, dengan cara
yang tepat. Intelegensi bukan hanya mencakup pada kualitas otak saja melainkan
juga kualitas organ-organ tubuh lainnya.

Tingkat kecerdasan atau intelegensi siswa tidak dapat diragukan lagi, sangat
mempengaruhi tingkat keberhasilan siswa. Ini bermakna, semakin tinggi
kemampuan intelegensi siswa, maka semaikin besar peluangnya untuk meraih
sukses. Sebaliknya, semakin rendah kemampuan intelegensi seorang siswa, maka
semakin kecil peluangnya untuk memperoleh sukses.

Oleh karena itu, tindakan yang dipandang lebih bijaksana yaitu dengan cara
memindahkan siswa dan memberikan tempat bagi yang mempunyai kemampuan
intelegensi tinggi agar memberikan pendidikan khusus guna memberikan kepada
siswa yang mempunyai intelegensi rendah.

2. Sikap siswa

Sikap adalah gejal internal yang berdimensi afektif berupa kecendrungan untuk
mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang,
barang, dan sebagainya, baik secra positif maupun yang negatif. Sikap siswa yang
positif terutama pada anda atau pada mata pelajaran yang anda sajikan
merupakan bertanda awal yang baik bagi proses awal belajar siswa tersebut. Jadi
makna sikap yang terpenting apabila di ikuti oleh objeknya, misalnya sikap
terhadap undang-undang pemilu. Sikap adalah kecendrungan untuk bertindak
berkenaan dengan objek tertentu, sikap bukan tindakan nyata melainkan masih
bersifat tertutup.

Dalam istilah kecendrungan, terkandung pengertian arah tindakan yang akan


dilakukan seseorang berkenaan dengan suatu objek. Tindakan mendekati atau
menjauhi suatu objek (orang,benda,ide,lingkunagn dan lain-lain), dilandasi oleh
perasaan penilaian individu yang bersangkutan terhadap objek tersebut.

3. Bakat siswa

Secara umum, bakat adalah kemampuan potensial yang dimilki seseorang untuk
mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Dengan demikian,
sebetulnya setiap orang pasti memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk
mencapai prestasi sampai ketingkat tertenru, sehingga bakat akan dapat
mempengaruhi tinggi rendahnya prestai belajar bidang-bidang studi tertentu.

4. Minat siswa

Secara sederhana, minat berarti kecendrungan dan kegeirahan yang tinggi atau
keinginana yang besar terhadap sesuatu. Minat yang seperti di pahami dan

10
dipakai oleh orang selama ini dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil
belajar siswa sesuai dengan bidang-bidang studi tersebut.

Jadi, minat dapat di ekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan bahwa


siswa lebih menyukai suatu hal dari pada hal lainnya, minat tidak dibawa sejak
lahir, melainkan di proleh kemudian.

5. Motifasi siswa

Pengertian dasar motifasi ialah keadaan internal organisme, baik maupun


ataupun hewan, yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Dalam pengertian
ini, motifasi berarti pemasok daya untuk brtingkah laku secara terarah.

Implikasi motifasi untuk bidang pendidikan yang lain ialah dalam hal memutifasi
pelayanan. Pelayanan yang dimaksud adalah proses memberi bantuan dengan
sepenuh hati pada konsumen dengan menyisihkan untuk memahami orang lain
dan peduli terhadap persaan mereka.

b). Faktor fisiologis

faktor-faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi


fisik individu. Faktor-faktor ini di bedakan menjadi dua yaitu:pertama, keadaan
tonos jasmani. Keadaan tonos jasmani pada umunya sangat mempengaruhi
aktifitas belajar seseorang. Kondisi fisik yang sehat akan meberikan pengaruh
positif terhadap kegiatan belajar individu.

Kedua, keadaan fungsi jasmani / fisiologis. Selama proses blajar berlangsung


pean fungsi fisiologis pada tubuh sangat mepengaruhi hasil belajar, terutama
panca indra. Dalam proses belajar, merupakan pintu masuk bagi segala informasi
yang di terima dan di tangkap oleh manusia. Panca indra yang memiliki peran
besar dalam aktifitas belajar adalah mata dan telinga. Oleh karena itu, baik guru
maupun siswa perlu menjaga panca indra dengan baik, baik secara prefentiv
maupun secra kurativ. Dengan mentediakan sarana belajar yang memenuhi
persyaratan, memeriksa kesehatn fungsi mata dan telinga secara periodik,
mengunsomsi makanan yang bergizi dan lain sebagainya.

2. faktor guru,

dalam hal ini meliputi semua efektifitas guru dalam proses mengajar.

3. faktor sosial di sekolah antara lain:

a. lingkungan sosial sekolah, seperti guru, adminitsrasi, dan teman-teman sekelas


dapat mempengaruhi proses belajar siswa. Hubungan harmonis antara ketiganya

11
dapat terjadi motifasi bagi siswa untuk belajar lebih baik di sekolah. Prolaku yang
simpatik dapat menjadi teladan seorang guru atau adminitsrasi dapat menjadi
pendorong bagi siswa untuk belajar.

b. lingkuang sosial masyarakata, kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal


siswa akan mempengaruhi belajar siswa. Lingkungan siswa yang kumuh, banyak
pengangguran dan anak terlantar juga dapat mempengaruhi aktifitas belajar
siswa, paling tidak, siswa kesulitan ketika memerlukan teman belajar, diskusi
atau meminjam alat-alat belajar yaang kebetulan belum dimilkinya.

c. lingkungan sosial keluarga, lingkuangan ini sangat mempengaruhi ketenangan


keluarga, sifat-sifat orang tua, letak rumah, pengelolaan keluarga, semua dapat
memberi dampak terhadap aktifitas belajar siswa. Hubungan antara anggota
keluarga, orang tua, anak, kakak, atau adik yang harmonis akan membantu siswa
melakukan aktifitas belajar dengan baik.

4. faktor lingkungan non sosial/ situasional

Faktor-faktor yang termasuk lingkunan non sosial adalah:

a. Lingkungan lamiyah, seperti kondisi udra yang segar, tidak panas dan tidak
dingin, sinar yang tidak terlalu silau, tidak terlalu lemah / gelap, suasana yang
sejuk dan tenang.lingkungan alamiah tersebut merupakan faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi aktifitas siswa. Sebaliknya bila kondisi lingkungan alam
tidak mendukung proses belajar siswa akan terlambat.

b. Faktor instrumental, yaitu perangkat pelajar yang dapat digolongkan dua


macam. Pertama, hardware,seperti gedung sekolah, alat-alat belajar, fasilitas
belajar, lapangan olahraga dan lain sebagainya. Kedua,software,seperti
kurikulum sekolah, peraturan-peraturan sekolah, buku panduan, silabi dan lain
sebagainya.

c. Faktor materi pelajran (yang diajarkan siswa). Faktor ini hendaknya


disesuaikan dengan usia perkemangan siswa. Begitu juga
denganmetodemengajar guru, disesuaikan dengan kondisi perkembangan siswa.

d. Karena itu agar guru dapat memberikan kontribusi yang positifterhadap


aktifitas belajr siswa, maka guru hars menguasai materi pelajran dan
berbagaimetode mengajar yang dapat diterapkan sesuai dengan kondii siswa.

Sedangkan menurut Mahmud (1989). Agar guru dalam mengajar bisa efektif
makaada beberapa hal yan harus ditempuh, yaitu:1. Langkah sebelum mengajar,
2. Langkah ketika pelaksanaan mengajar dan 3. Langkah sesudah mengjar.

12
Adapun langkah-langkah tersebut diatas akan dibahas di bawah ini:

1. langkah sebelum mengajar, yaitu

a. Menentukan tujuan pengajaran / pembelajaran


b. Memilih strategi mengajar dan mengumpulkanbahan-bahan
pengetahuan untuk mengajar
c. Guru harus menyadari tingkat desiapan murid
d. Merencanakan cara penilaian

2. langkah pelaksanaan mengajar

langkah ini meliputi strategi-strategi yna telah dirancang agar tercapai tujuan
pengajaran. Langkahnya adalah komunkasi, motivasi dan kntrol.

3. langkah sesudah mengajar

Langkah berupa ini pengkuran dan penilain asil mengjar. Dalam hal ini
tmapaklebih jelas bahwa mengaja khususnya cara mengajar yang efektif adalah
sesuatu tugas yang tidak ringan.

Selanjutnya, menurut Winkel (dalam Rumini dkk.1993), agar guru dapat


mengajar dengan efektif, mak harus memiliki keterpilan didaktis dan
meggunakan gaya-gaya memimpin kelas, oleh karena itu, guru harus bertindak
sebagai:

 Seorang inspirator

 Seeorang penddik yang baik, bersikap empati yaitu berusah menyelami


alam pikiran dan peerasaan siswa.

 Seorangpengelola proses belajr yan mampu

 Seorangpemegang reinforcement yang bijaksana

Namun, sebelum menjadi seorang guru, Maka ada beberapa persiapan yang
ersifat psikologis diantarany:

a. Sebagai calon guru, harus mempunyai pengetahuan dan pemahaman


tentang ddasar-dasar psikolo gi perkembangan dan perilaku manisis.

b. Mempunyai keterampilan mnimal dalam menggunakan teknik-teknk yang


tepat untuk mempelajari kemampuan, minat dantingkat kesiapan belajar
muridnya.

13
c. Mampu mempertimbangkannilai-niai psikologi dari bermacam-macam
prosedur mengajar.

2. Hal-hal yang Diharapkan dari belajar Psikologi Pendidikan

Dengan memahami psikologi pendidikan, seorang pendidik melalui


pertimbangan-pertimbangan psikologisnya diharapkan dapat:

a. Merumuskan tujuan pembelajaran secara tepat;

Dengan memahami psikologi pendidikan yang memadai diharapkan pendidik


akan dapat lebih tepat dalam menentukan bentuk perubahan perilaku yang
dikehendaki sebagai tujuan pembelajaran. Misalnya, dengan berusaha
mengaplikasikan pemikiran Bloom tentang taksonomi perilaku individu dan
mengaitkannya dengan teori-teori perkembangan individu.

b. Memilih strategi atau metode pembelajaran yang sesuai;

Dengan memahami psikologi pendidikan yang memadai diharapkan pendidik


dapat menentukan strategi atau metode pembelajaran yang tepat dan sesuai,
dan mampu mengaitkannya dengan karakteristik dan keunikan individu, jenis
belajar dan gaya belajar dan tingkat perkembangan yang sedang dialami
siswanya.

c. Memberikan bimbingan atau bahkan memberikan konseling;

Tugas dan peran pendidik, di samping melaksanakan pembelajaran, juga


diharapkan dapat membimbing para siswanya. Dengan memahami psikologi
pendidikan, tentunya diharapkan pendidik dapat memberikan bantuan psikologis
secara tepat dan benar, melalui proses hubungan interpersonal yang penuh
kehangatan dan keakraban.

d. Memfasilitasi dan memotivasi belajar peserta didik;

Memfasilitasi artinya berusaha untuk mengembangkan segenap potensi yang


dimiliki siswa, seperti bakat, kecerdasan dan minat. Sedangkan memotivasi dapat
diartikan berupaya memberikan dorongan kepada siswa untuk melakukan
perbuatan tertentu, khususnya perbuatan belajar. Tanpa pemahaman psikologi
pendidikan yang memadai, tampaknya pendidik akan mengalami kesulitan untuk
mewujudkan dirinya sebagai fasilitator maupun motivator belajar siswanya.

14
e. Menciptakan iklim belajar yang kondusif;

Efektivitas pembelajaran membutuhkan adanya iklim belajar yang kondusif.


Pendidik dengan pemahaman psikologi pendidikan yang memadai
memungkinkan untuk dapat menciptakan iklim sosio-emosional yang kondusif di
dalam kelas, sehingga siswa dapat belajar dengan nyaman dan menyenangkan.

f. Berinteraksi secara tepat dengan siswanya;

Pemahaman pendidik tentang psikologi pendidikan memungkinkan untuk


terwujudnya interaksi dengan siswa secara lebih bijak, penuh empati dan
menjadi sosok yang menyenangkan di hadapan siswanya.

g. Menilai hasil pembelajaran yang adil;

Pemahaman pendidik tentang psikologi pendidikan dapat mambantu pendidik


dalam mengembangkan penilaian pembelajaran siswa yang lebih adil, baik dalam
teknis penilaian, pemenuhan prinsip-prinsip penilaian maupun menentukan
hasil-hasil penilaian.

Dalam melakukan proses pembelajaran di kelas maupun membimbing peserta


didik, guru harus memperhatikan segala aspek psikologis peserta didik tersebut,
baik itu perkembangan, ingatan, memori dan pola berpikir anak.Hal ini penting
untuk menumbuhkan kepercayaan dan mengembangkan potensi yang ada pada
siswa agar mereka mampu tumbuh dan perkembang sesuai dengan harapan
orang tua,guru dan masyarakat. Permasalahan yang ada pada anak hendaknya
melibatkan komponen orang tua, guru, masyarakat dan konsuler dalam
penyelesaiannya.

Guru harusnya memahami bahwa kesuksesan anak itu bukan hanya mampu
mendapatkan nilai yang tinggi tetapi juga mampu mengembangan nilai spritual
(kecerdasan spritual) dan kecerdasan emosi.Dua hal ini terkadang mampu
membawa kesuksesan terhadap anak dalam kehidupan di masyarakat.Dalam
belajar haruslah diperhatikan faktor yang mempebaruhi sisiwa dalam
memperoleh dan mengingat pengetahuan. Oleh sebab itu,pendidik haruslah
memperhatikan hal tersebut dalam melakukan pembelajaran dikelas.

15
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Pendidikan sebagai suatu proses perubahan tingkah laku, sekaligus juga proses
interaksi antara peserta didik dan pendidik dalam suatu lingkungan tertentu.
Senantiasa tidak bisa dipisahkan dari psikologi. Karena memang obyek dari
pendidikan itu sendiri adalah individu manusia yang memiliki perilaku, karakteristik
dan kemampuan yang berbeda satu sama lain. Di sinilah peran penting psikologi
sebagai suatu ilmu yang mempelajari tentang perilaku individu dalam berinteraksi
dengan lingkungannya. Oleh karena itu, wajib bagi suatu lembaga yang mencetak
kader-kader pendidik/guru untuk memberikan ilmu pengetahuan psikologi kepada
mereka calon pendidi tersebut.

b. Saran
Adapun untuk para pendidik/guru sudah selayaknya menguasai ilmu psikologi ini,
agar dalam proses belajar mengajar bisa meminimalisir kegagalan dalam
penyampaian materi pelajarannya. Walaupun demikian, perlu disadari bahwa
psikologi pendidikan bukan merupakan satu-satunya syarat untuk mempersiapkan
dan menjadikan seseorang bisa menjadi pendidik/guru yang baik. Sebab, masih
cukup banyak persyaratan lainnya, antara lain, bakat, minat, komitmen, motivasi
dan latihan serta penguasaan metodologi pengajaran.

16
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. “Manfaat Mempelajari Psikologi”. Online. http://pend-


ekonomi.blogspot.com/2012/05/manfaat-mempelajari-psikologi.html. Diakses
22 Oktober 2012.

Anonim. “Sumbangan Psikologi Pendidikan”. Online.


http://nomeng87.wordpress.com/sumbangan-psikologi-dalam-pendidikan/.
Diakses 22 Oktober 2012.

Hutabalian. “Peranan Psikologi Pendidikan dalam Proses Belajar Mengajar”.


Online. http://hutabalian72.wordpress.com/2010/02/02/peranan-psikologi-
pendidikan-dalam-proses-belajar-mengajar/. Diakses 22 Oktober 2012.

Oktavia. “Kontribusi Psikologi Pendidikan. Online.


http://orrp11015.blogspot.com/2012/03/kontribusi-psikologi-pendidikan.html.
Diakses 22 oktober 2012.

Sahabuddin. 2007. Mengajar dan Belajar. Makassar: Badan Penerbit UNM.

Subrata, Sumadi. 2012. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Thalib, Syamsul Bachri. 2010. Psikologi pendidikan berbasis analisis empiris


empiris aplikatif. Jakarta : Kencana.

Haryu islamuddin, 2011.psikologi pendidikan, stain jember press

Drs Wasty Soemanto,M.Pd. 2006, psikologi pendidikan, rineka cipta

17

Anda mungkin juga menyukai