Anda di halaman 1dari 38

MAKALAH BOTANI FARMASI

SITOPLASMA,STRUKTUR DAN FUNGSI INTI

SEL,SITOPLASMA,ORGANEL DAN ZAT ERGASTIK

DOSEN PENGAMPU:

TETTY NOVERITA KHAIRANI S.Si., M.Si

D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
LIA FITRIANTI GINTING (2201011236)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

FAKULTAS FARMASI DAN KESEHATAN INSTITUT KESEHATAN

HELVETIA

MEDAN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada pemakalah sehingga penyusunan
Makalah Botani Farmasi tentang Protoplasma,Struktur dan Fungsi Inti
Sel,Sitoplasma,Organel dan Zat Ergastik ini dapat diselesaikan sesuai harapan
walaupun dalam bentuk yang sangat sederhana.
Makalah ini disusun sebagai alat atau sarana pembelajaran, untuk mencapai
kompetensi yang diharapkan.
Kami berharap makalah ini bermanfaat bagi teman-teman sekalian, sehingga
dapat tercipta Pembelajaran yang Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan
Menyenangkan.
Terimakasih yang setinggi-tingginya kami haturkan kepada semua pihak
yang telah membantu terselesaikannya makalah ini. Saran dan kritik yang bersifat
membangun sangat di harapkan guna perbaikan kearah sempurnanya makalah ini.

Hormat saya,
Penulis,
DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar Isi

BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


1.2 Tinjauan Pustaka

BAB II

PROTOPLASMA

a. Pengertian Protoplasma
b. Persenyawaan Anorganik Pada Protoplasma
c. Persenyawaan Organik Pada Protoplasma
d. Penggolongan Protein Pada Protoplasma

BAB III

STRUKTUR DAN FUNGSI INTI SEL

a. Definisi Sel
b. Struktur Dan Fungsi Inti Sel
1. Struktur Sel
1.1. Membran Sel/Membran Plasma
1.2. Dinding Sel
2. Struktur Dan Fungsi Sel Tumbuhan

BAB IV

SITOPLASMA

a. Pengertian Sitoplasma
b. Fungsi Sitoplasma
c. Fungsi Sitoplasma Pada Sel Tumbuhan
d. Ciri-ciri Sitoplasma
e. Struktur Sitoplasma
1. Matriks Sitoplasma
2. Organel Sel
2.1. Organel Aktif
2.2. Organel Tidak Aktif
3. Inklusio Sitoplasma

BAB V

ORGANEL DAN ZAT ERGASTIK

a. Organel Sel Tumbuhan


b. Zat Ergastik(benda non-protoplasma)
c. Sifat Benda Ergastik
1. Benda Ergastik Bersifat Cair
1.1. Amilum
1.2. Aleuron dan Kristal Putih Telur
1.3. Kistal-kristal
2. Benda Ergastik Bersifat Cair
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Protoplasma merupakan suatu bagian yang terdiri atas bahan yang kompleks dan
terlindung dengan baik. Protoplasma biasa dikenal dengan sebutan sel. Berbeda dengan
benda tak hidup atau benda mati yang tidak memiliki protoplasma. Lihat saja batu atau
komputer yang tidak memiliki protoplasma atau sel, sehingga disebut dengan benda mati.
Sel hidup harus memiliki protoplas, yaitu bagian sel ada di bagian dalam dinding sel.
Protoplasma dibedakan atas komponen protoplasma dan non protoplasma. Komponen
protoplasma yaitu terdiri atas membran sel, inti sel, dan sitoplasma (terdiri dari organel-
organel hidup). Komponen non protoplasma dapat pula disebut sebagai benda ergastik.

Sifat biologi sel (protoplasma) yaitu berstruktur atau berorganisasi dan beraktivitas
atau berkegiatan. Maksud dari berstruktur atau berorganisasi, yaitu sel memiliki dimensi
(berdimensi), sel memiliki susunan tertentu (berpenyususn), dan sel memiliki bentuk
(berbentuk). Sedangkan maksud dari berkegiatan atau beraktivitas yaitu didalam tubuh sel
terjadi reaksi kimia (metabolisme: anabolisme dan katabolisme), tumbuh (pertambahan
dan perkembangan yang terjadi didalam tubuh sel), reproduksi, dan peka terhadap
perubahan lingkungan. Sel (protoplasma) juga memiliki 2 sifat lain, yaitu sifat kimia dan
sifat fisika.

Sitoplasma adalah bagian cairan dari sel yang terperangkap dalam membran sel.
Setiap sel memiliki sitoplasma, tetapi struktur sitoplasma di antara sel-sel ini berbeda
tergantung pada fungsi sel. 70 – 90% sitoplasma adalah cairan tidak berwarna.

Sisanya adalah sitoskeleton (sel skeletal) dan organel yang berbeda. Sitoplasma adalah salah
satunya tiga komponen Sel utama di sebelah membran sel dan nukleus. Karena itu,
sitoplasma adalah komponen yang sangat penting.

Sel Organel adalah benda padat yang terkandung dalam sitoplasma. Sitoplasma di dalam sel
organel memiliki masing – masing fungsi yang akan dibahas pada bagian selanjutnya.
Karena fungsinya sehubungan dengan sel metabolisme, organel dibagi menjadi dua jenis
yaitu Organel yang aktif dan Organel yang tidak aktif.

Ergastik pada tumbuhan di dalam sel terdapat bagian-bagian yang tidak hidup atau biasa
disebut dengan istilah benda ergastik. Benda ergastik dibagi menjadi dua jenis, yaitu benda
ergastik padat dan benda ergastik cair. Yang termasuk kedalam benda ergastik padat,
yaitu amilum, aleuron, kristal Ca-Oksalat. Sedangkan yang termasuk kedalam benda
ergastik cair, yaitu asam organik, karbohidrat, lemak, protein, zat penyamak, antosianin,
alkaloid, minyak atsiri, dan terpentin.

 Sel hidup harus memiliki protoplas, yaitu bagian sel ada di bagian dalam dinding sel.
Protoplas dibedakan atas komponen protoplasma dan non protoplasma.
Komponen protoplasma yaitu terdiri atas membran sel, inti sel, dan sitoplasma (terdiri
dari organel-organel hidup). Komponen non protoplasma dapat pula disebut sebagai
benda ergastik. zat ergastik adalah bahan non protoplasma, baik organik maupun
anorganik, sebagai hasil metabolisme yang berfungsi untuk pertahanan, pemeliharaan
struktur sel, dan juga sebagai penyimpanan cadangan makanan, terletak di baigan
sitoplasama, dinding sel, maupun di vakuola. Dalam sel benda ergastik dapat
berupa karbohidrat (amilum), protein (aleuron dan gluten), lipid (lilin, kutin, dan
suberin), dan Kristal (Kristal ca-oksalat dansilika).

 Pengertian Benda dalam Sel Non- Protoplasma (Zat Ergastik) Benda ergastik adalah
bahan non protoplasma, baik organik maupun anorganik, sebagai hasil metabolisme
yang berfungsi untuk pertahanan, pemeliharaan struktur sel, dan juga sebagai
penyimpanan cadangan makanan, terletak di bagian sitoplasama, dinding sel, maupun
di vakuola.

 Suatu sel dikatakan mati apabila di dalam lumen sel itu tidak terkandung lagi
protoplas. Di dalam protoplas terkandung protoplasma yaitu zat-zat kehidupan.
Dengan demikian, maka benda-benda dalam sel yang nonprotoplasmik berarti adalah
benda-benda yang tanpa adanya zat-zat kehidupan atau disebut pula benda mati.
Benda-benda mati yang terdapat dalam sel-sel tumbuhan disebut benda ergastik
(Ergastic Substances)
1.2. Tinjauan Pustaka

Protoplasma adalah bagian hidup dari sebuah sel yang dikelilingi oleh membran
plasma. Terdapat dua bagian yang menyusun protoplasma yaitu sitoplasma yang berada di
dalam sel dan neuklopasma yang ada di inti sel. Protoplasma terdiri dari campuran molekul
kecil seperti ion, asam amino, monosakarida dan air, dan makromolekul seperti asam
nukleat, protein, lipid dan polisakarida.

"Protoplasma" berasal dari Bahasa Yunani protos yang berarti pertama, dan plasma yang
berarti hal terbentuk. Ini pertama kali digunakan pada tahun 1846 oleh Hugo von Mohl untuk
menggambarkan suatu zat yang "tangguh, berlendir, granular, semi-fluida" dalam
sel tumbuhan, untuk membedakannya dari dinding sel, inti sel dan sel getah dalam vakuola.

Ada 2 kandungan utama dari protoplasma yaitu kandungan organik dan anorganik. Pada sel
hewan dan tumbuhan, protoplasma mengandung sekitar 75-85% air, 10-20% protein, 2-
3% lipid, 1% karbohidrat, dan 1% zat-zat anorganik lainnya.

Di dalam sel, air terdapat dalam dua bentuk, Dua bentuk itu yaitu bentuk bebas dan bentuk
terikat. Air dalam bentuk bebas mencakup 95% dari total air di dalam sel. Umumnya air
berperan sebagai pelarut dan sebagai medium dispersi sistem koloid. Air dalam bentuk terikat
mencakup 4-5% dari total air di dalam sel Kandungan air pada berbagai jenis sel bervariasi di
antara tipe sel yang berbeda.

Karena struktur air mempunyai produk ionisasinya seperti ion O+ dan H maka sangat
mempengaruhi berbagai sifat komponen penting sel seperti enzim, protein, asam nukleat, dan
lipida. Air merupakan komponen sel yang dominan dan berfungsi untuk:

 Pelarut berbagai zat organik dan anorganik, misalnya berbagai jenis ion-ion, glukosa,
sukrosa, asam amino, serta berbagai jenis vitamin.
 Bahan pengsuspensi zat-zat organik dengan molekul besar seperti protein, lemak,
dan pati. Dalam hal tersebut, air merupakan medium dispersi dari sistem koloid
protoplasma.
 Air merupakan media transpor berbagai zat yang terlarut atau yang tersuspensi untuk
berdifusi atau bergerak dari suatu bagian sel ke bagian sel yang lain.
 Air merupakan media berbagai proses reaksi-reaksi enzimatis yang berlangsung di dalam
sel.
 Air digunakan untuk mengabsorbsi panas dan mencegah perubahan temperatur yang
drastis atau mendadak di dalam sel.
 Air sebagai bahan baku untuk reaksi hidrolisis dan sintesis karbohidat, misal
dalam fotosintesis.

Kandungan garam-garam mineral pada berbagai tipe sel sangat bervariasi. Di dalam sel,
garam-garam mineral dapat mengalami disosiasi menjadi anion dan kation. Bentuk-bentuk
anion dan kation tersebut dinamakan ion. Ion-ion dapat terlarut di dalam cairan sel atau
terikat secara khusus pada molekul-molekul lain seperti protein dan lipida.

Secara umum, garam-garam mineral memiliki dua fungsi yaitu:

 Fungsi osmosis, dalam arti bahwa konsentrasi total garam-garam terlarut berpengaruh
terhadap pelaluan air melintasi membran sel
 Fungsi yang lebih spesifik, yaitu peran seluler setiap ion terhadap struktur dan fungsi dari
partikel-partikel seluler dan makromolekul.

Di dalam sel juga terkandung berbagai jenis gas yang berasal dari lingkungan atau dihasilkan
oleh metabolisme sel. Beberapa gas yang terdapat di atmosfer dapat masuk ke dalam sel
misalnya gas oksigen (O2), karbon dioksida (CO2), dan gas nitrogen (N2). Di dalam sel,
oksigen berperan untuk mengoksidasi bahan-bahan makanan. Karbon dioksida selain berasal
dari lingkungan luar, juga dihasilkan dalam oksidasi bahan makanan sebagai hasil sampingan.
Umumnya karbon dioksida di dalam sel berada dalam bentuk bikarbonat atau karbonat.

Molekul karbohidrat adalah zat yang terdiri atas atom-atom C, H, dan O. Perbandingan antara
molekul H dan O adalah 2:1. Jadi memiliki rasio yang sama dengan molekul air (H 2O),
misalnya Ribosa (C6H10O5), Glukosa (C6H12O6), dan Sukrosa (C12H24O11).

Inti sel atau nukleus adalah organel yang ditemukan pada sel eukariotik. Diameter nukleus
rata-rata hanya 5 mikrometer. Beberapa jenis sel tidak memiliki nukleus, sedangkan sebagian
sel lainnya hanya memiliki satu atau beberapa nukleus. Nukleus memiliki selubung dari
lapisan lipoprotein yang berguna untuk memisahkan isi nukleus dari sitoplasma. Organel ini
mengandung sebagian besar materi genetik sel dengan bentuk molekul DNA linier panjang
yang membentuk kromosom bersama dengan beragam jenis protein. Gen di dalam
kromosom-kromosom inilah yang membentuk genom inti sel.

Fungsi utama nukleus adalah untuk menjaga integritas gen-gen tersebut dan mengontrol
aktivitas sel dengan mengelola ekspresi gen. Selain itu, nukleus juga berfungsi untuk
mengorganisasikan gen saat terjadi pembelahan sel, memproduksi mRNA untuk
mengkodekan protein, sebagai tempat sintesis ribosom, tempat terjadinya replikasi dan
transkripsi dari DNA, serta mengatur kapan dan di mana ekspresi gen harus dimulai,
dijalankan, dan diakhiri.

Nukleus adalah organel pertama yg ditemukan, yang pertama kali dideskripsikan oleh Franz
Bauer pada 1802 dan dijabarkan lebih terperinci oleh ahli botani Skotlandia, Robert Brown,
pada tahun 1831. Pada satu sel umumnya ditemukan hanya satu nukleus. Namun,
beberapa jaringan tertentu, atau beberapa spesies tertentu memiliki lebih daripada satu
nukleus. Inti-inti dalam sel multinuklei ini dapat memiliki peran yang saling mengganti atau
saling mengkhususkan diri. Pada Paramecium, terdapat dua inti sel: makronukleus (inti
besar) dan mikronukleus (inti kecil). Makronukleus menjamin keberlangsungan hidup,
sedangkan mikronukleus bertanggung jawab terhadap reproduksi.

Elemen struktural utama nukleus adalah membran inti, suatu membran ganda fosfolipid yang
membungkus keseluruhan organel dan memisahkan bagian inti dengan sitoplasma sel,
serta lamina inti, suatu struktur dalam nukleus yang memberi dukungan mekanis
seperti sitoskeleton yang menyokong sel secara keseluruhan.

Secara garis besar, membran inti terdiri atas tiga bagian yaitu membran luar,
ruang perinuklear, dan membran dalam.

Membran luar dari nukleus berkesinambungan dengan retikulum endoplasma (RE) kasar
yang bertaburan dengan ribosom.

Sitoplasma adalah bagian sel yang terbungkus membran plasma. Sitoplasma terdiri dari air,
protein, karbohidrat, lemak, mineral, dan vitamin. Sitoplasma berfungsi sebagai tempat
penyimpanan bahan kimia sel yang penting bagi metabolisme sel, seperti enzim-enzim, ion-
ion, gula, lemak dan protein. Pada sel eukariota, sitoplasma adalah bagian non-
nukleus dari protoplasma. Pada sitoplasma terdapat sitoskeleton,
berbagai organel dan vesikuli, serta sitosol yang berupa cairan tempat organel melayang-
layang di dalamnya. Sitosol mengisi ruang sel yang tidak ditempati organel dan vesikula dan
menjadi tempat banyak reaksi biokimiawi serta perantara transfer bahan dari luar sel ke
organel atau inti sel. Sitoplasma bersifat koloid. Ukuran partikel yang terlarut adalah 0,001-
0,1 mikron dan bersifat transparan. Sitoplasma terdapat di dalam sel tapi berada di
luar nukleus dan organel-organel sel.

Di dalam sitoplasma terdapat oraganel-organel sel berikut ini.


 Mitokondria, berfungsi dalam proses oksidasi dan mualisasi.
 Plastida, di dalamnya terkandung klorofil, berfungsi dalam fotosintesis.
 Vakuola, berfungsi menyimpan zat makanan.
 Ribosom, sebagai tempat berlagsungnya sintesis protein.
 Retikulum endoplasma, dibedakan menjadi dua:
o Retikulum endoplasma kasar, sebagai tempat melekatnya ribosom.
o Retikulum endoplasma halus.
 Badan Golgi, berfungsi secara aktif dalam sekresi dan sintesis polisakarida.
 Lisosom, berperan dalam proses matinya sel-sel.

Dalam biologi sel, organel adalah subunit khusus, biasanya di dalam sel, yang memiliki
fungsi tertentu. Nama organel berasal dari gagasan bahwa struktur ini adalah bagian dari sel,
seperti halnya organ bagi tubuh. Akhirnya, nama yang diberikan adalah organel, dengan
akhiran -el yang menjelaskan sifat diminutif (kecil). Organel merupakan unit yang tertutup
secara terpisah dalam lapisan ganda lipidnya sendiri (juga disebut organel terikat membran)
atau merupakan unit fungsional yang berbeda secara spasial tanpa lapisan ganda lipid di
sekitarnya (organel terikat nonmembran). Meskipun sebagian besar organel merupakan unit
fungsional di dalam sel, beberapa unit fungsional yang meluas ke luar sel sering disebut
organel, seperti silia, flagel dan arkaelum, dan trikokista.

Dalam biologi, organ didefinisikan sebagai unit fungsional terbatas dalam


suatu organisme. Analogi organ tubuh dengan substruktur seluler mikroskopis sudah jelas,
bahkan dari karya-karya awal, penulis buku teks masing-masing jarang menguraikan
perbedaan antara keduanya.

Pada tahun 1830-an, Félix Dujardin membantah teori Ehrenberg yang menyebutkan bahwa
mikroorganisme memiliki organ yang sama dengan hewan multiseluler, hanya berukuran
lebih kecil.

Orang pertama yang diketahui menggunakan istilah organ diminutif (yaitu organ kecil) untuk
struktur seluler adalah ahli zoologi Jerman Karl August Möbius (1884), yang menggunakan
istilah organula (bentuk jamak dari organulum, bentuk diminutif dari bahasa
Latin organum ). Dalam catatan kaki yang diterbitkan sebagai koreksi dalam jurnal edisi
berikutnya, ia membenarkan pendapatnya untuk menyebut organ pada organisme uniseluler
sebagai "organella" karena mereka hanya merupakan bagian yang berbeda dari satu sel,
berbeda dengan organ multiseluler pada organisme multiseluler.
Meskipun sebagian besar ahli biologi sel menganggap istilah organel identik
dengan kompartemen sel, yaitu sebuah ruang yang sering dibatasi oleh satu atau dua lapisan
ganda lipid, beberapa ahli biologi sel memilih untuk membatasi istilah tersebut untuk hanya
memasukkan kompartemen sel yang mengandung asam deoksiribonukleat (DNA), yang
berasal dari dari organisme mikroskopis otonom sebelumnya, yang diperoleh
melalui endosimbiosis.

BAB II

PROTOPLASMA

A. Pengertian Protoplasma
Protoplasma (Latin, proto = pertama, plasma = substansi); Jadi, Protoplasma adalah
“substansi dasar kehidupan yang terdapat pada semua sel makhluk hidup” Yang memberi
nama; Purkinye (1840). Berikut ini merupakan pengertian Protoplasma dari beberapa ahli,
yaitu :
1. Johannes Purkinje (1787-1869)
Seorang ahli fisiologi Biokimia menggunakan istilah protoplasma (protos: pertama;
plasma:cairan) bagi substansia yang menyerupai gelatin (1840), meskipun arti dari
istilah tersebut mungkin agak berbeda dengan artinya pada penggunaan selanjutnya.
2. Felix Dujardin (1801-1860),
Seorang ahli zoologi perancis mengamati adanya material yang menyerupai gelatin
didalam sel-sel binatang (1835) dan menggunakan istilah sarcode (Sarx: daging) bagi
material tersebut. Substansia ini kemudian juga dijumpai pada sel-sel tumbuhan hidup.
3. Hugo Von Mohl (1805-1872)
Seorang ahli Botani dari Jerman, menemukan bahwa sel-sel tumbuh-tumbuhan
tersusun dari substansia hidup (1846) dan menggunakan istilah protoplasma bagi
substansia tadi, yang sampai saat ini masih kita ikuti.
4. Max Schultze (1825-1874)
Seorang ahli Sitologi Jerman, mengumumkan ‘Teori Protoplasma’ (1861) yang
menyatakan bahwa protoplasma yang menyerupai gelatin yang dinyatakan sebagai
‘substansia hidup’ pada tumbuh-tumbuhan dan hewan adalah sama, dan ia menyimpulkan
bahwa sel adalah suatu akumulasi dari substansia hidup atau protoplasma yang mempunyai
batas-batas tertentu dan mempunyai suatu membran sel dan nukleus, atau dengan
perkataan lain sel adalah suatu massa protoplasma bernukleus yang merupakan satuan
fisiologis dan morfologis.
5. Thomas H. Huxley (1825-1895)
Seorang ahli Biologi Inggris, menyatakan Protoplasma sebagai ‘dasar fisik dari
kehidupan (1868). Nukleoplasma : plasma yang terdapat di dalam inti sel. Sitoplasma :
plasma yang terdapat di antara membran plasma dengan membran nukleus. Sitoplasma
memegang peranan vital pada semua sel makhluk hidup sebab semua proses biosintesa &
bioenergi terjadi di dalam sitoplasma. Sitoplasma terdiri dari 2 bagian; matrix (tampak
transparan, homogen dan menyerupai koloid dan organel).
Protoplasma merupakan substansi dasar kehidupan yang terdapat pada semua sel
makhluk hidup yang memegang peranan penting dalam proses biosintesa dan bioenergi.
Sifat kimia protoplasma membahas tentang unsur-unsur dan senyawa penyusun
protoplasma, adapun senyawa-senyawa tersebut antara lain Air 78,3%, protein 15,2%,
lipida 4,8%, karbohidrat 1,4%. Jumlah masing-masing senyawa tersebut bervariasi
tergantung dari jenis dan umur sel. Fungsi air ialah sebagai pelarut yang baik bagi
senyawa organik maupun anorganik, sebagai medium dispersi, pelarut elektrolit,
mempertinggi tegangan permukaan, membantu berlangsungnya reaksi dalam metabolisme,
transportasi zat makanan.

Elemen utama sebuah sel adalah protoplasma. Protoplasma pada semua sel terdiri
atas dua komponen utama, yaitu air dan komponen anorganik / komponen organik. Dari
reaksi reaksi kimia yang terjadi antara senyawa senyawa inilah yang mengakibatkan
adanya gejala - gejala kehidupan di protoplasma. Gejala kehidupan itu misalnya
metabolisme, tumbuh, bergerak, berkembang biak, sirkulasi zat, dan lain – lain.
B. Persenyawaan Anorganik Pada Protoplasma
 Air (H2O)
 Garam-garam Mineral
 Senyawa anorganik yang berbentuk gas
 Asam & Basa
1. Air (H2O)
Merupakan persenyawaan anorganik yang terbanyak pada protoplasma (60-95%),
tergantung pada jenis sel (sel yang muda lebih banyak mengandung air), umur, tempat
hidup (makhluk hidup yang hidup di dalam air lebih banyak mengandung air), dan
sebagainya.
Fungsi air :
1) Pelarut bahan-bahan anorganik
2) Media dispersi yang baik untuk sistem koloid pada protoplasma.
3) Stabilisator suhu
4) Pelarut elektrolit
5) Media transpor
2. Garam- Garam Mineral
Garam-garam yang terdapat pada protoplasma ada dalam bentuk ion bebas ada juga
yang terikat pada molekul lain misalnya dengan molekul protein atau lemak. Garam-garam ini
berfungsi mengatur tekanan osmotik sedangkan ion-ion garam menentukan struktur
makromolekul. Contoh : garam fosfat, karbonat, klorida, sulfat dari kalsium, natrium dan
magnesium.
a. Kandungan garam-garam mineral pada berbagai tipe sel sangat bervariasi.
b. Di dalam sel, garam-garam mineral dapat mengalami disosiasi menjadi anion dan kation.
c. Bentuk-bentuk anion dan kation tersebut dinamakan ion.
d. Ion-ion dapat terlarut di dalam cairan sel atau terikat secara khusus pada molekul-molekul
lain seperti protein dan lipida.
Secara umum, garam-garam mineral memiliki dua fungsi yaitu :
a. Fungsi osmosis, dalam arti bahwa konsentrasi total garam-garam terlarut berpengaruh
terhadap pelaluan air melintasi membran sel.
b. Fungsi yang lebih spesifik, yaitu peran seluler setiap ion terhadap struktur dan fungsi
dari partikel-partikel seluler dan makromolekul.
3. Senyawa Anorganik yang Berbentuk Gas
Di dalam sel juga terkandung berbagai jenis gas yang berasal dari lingkungan atau
dihasilkan oleh metabolisme sel. Gas yang terdapat pada protoplasma berbentuk larutan; gas
Oksigen (O2), Nitrogen (N2) dan Karbondioksida (CO2). Gas oksigen masuk dalam sel
melalui respirasi dan dalam sel berguna untuk oksidasi bahan makanan agar menghasilkan
energi (ATP).
4. Asam dan Basa
Asam dan basa anorganik yang terdapat pada protoplasma, misalnya asam klorida
(HCl), dan basa kalium hidroksida (KOH).
C. Persenyawaan Organik pada Protoplasma
Dapat berupa;
 Karbohidrat
 Lemak
 Protein
 Asam Nukleat
1. Karbohidrat
Karbohidrat adalah salah satu dari empat kelas utama senyawa organik dalam sel
hidup. Karbohidrat merupakan jenis molekul yang sangat melimpah dalam tubuh makhluk
hidup. Karbohidrat akan membentuk dinding sel tumbuhan, sehingga menjadikan sel
tumbuhan kokoh dan kuat. Karbohidrat adalah struktur pembangun membrane sel makhluk
hidup yang penting dalam mekanisme pengenalan sel. Karbohidrat adalah persenyawaan
organik sederhana yang terdiri atas unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O).
Karbohidrat digolongkan menjadi 4 bagian, yaitu :
 Monosakarida, misalnya pentosa (ribosa, deoksiribosa) dan heksosa (glukosa, fruktosa,
dan galaktosa).
 Disakarida, misalnya laktosa, maltosa dan sukrosa.
 Oligosakarida, misalnya rafinosa, ikatan antara galaktosa, glukosa, dan fruktosa.
 Polisakarida, misalnya glikogen, selulosa dan amilum.
1.1. Monosakarida
Molekul monosakarida memliki rumus umum (CH2O). Glukosa sebagai
monosakarida yang paling melimpah di dalam tubuh manusia memiliki rumus kimia
C6H12O6, sedangkan ribosa yang berperan sebagai struktur pembentuk RNA memiliki rumus
kimia C5H10O5. Berdasarkan jumlah atom karbon yang menyusunnya, monosakarida dapat
dibedakan menjadi:
 Triosa : monosakarida yang memiliki 3 atom karbon, contohnya adalah gliseraldehida
dan dihidroksiaseton
 Pentosa : monosakarida yang memiliki 5 atom karbon, contohnya ribosa dan deoksiribosa.
 Heksosa : monosakarida yang memiliki 6 atom karbon, contohnya glukosa, galaktosa,
dan fruktosa.
 Aldosa : monosakarida yang memiliki gugus karbonil di ujung rangka karbon,
contohnya glukosa, galaktosa, dan ribosa.
 Ketosa : monosakarida yang memiliki gugus karbonil di dalam rangka karbon,
contohnya fruktosa, dehidroksiaseton, dan ribulosa

1.2. Disakarida
Dua molekul gula akan berikatan dengan ikatan glikosidik membentuk disakarida.
Jenis- jenis disakarida yang umum dijumpai dalam pada makhluk hidup adalah sebagai berikut.
 Sukrosa : merupakan gabungan dari molekul glukosa dengan molekul fruktosa.
 Maltosa : merupakan gabungan dari 2 molekul glukosa.
 Laktosa : merupakan gabungan dari molekul glukosa dan molekul galaktosa.

Sukrosa merupakan molekul yang kita kenal sehari-hari dengan nama gula dapur.
Sukrosa memiliki rasa yang lebih manis dibandingkan maltosa dan laktosa. Maltosa memiliki
rasa manis yang sedang, dan laktosa memiliki rasa manis yang paling rendah diantara
ketiganya. Molekul disakarida dalam sistem pencernaan akan dicerna menjadi monosakarida
untuk selanjutnya diserap dalam tubuh.
1.3. Oligosakarida
Oligosakarida tersusun atas sedikit molekul gula, biasanya 3 hingga 9 molekul gula.
Oligosakarida dalam makanan akan sulit tercerna sehingga akan menumpuk pada usus besar.
Penumpukan oligosakarida akan menjadi medium tumbuhnya bakteri-bakteri usus yang akan
menghasilkan banyak gas yang akan keluar dalam bentuk kentut (flatus). Konsumsi makanan
dengan jumlah oligosakarida tinggi dapat menyebabkan seseorang menjadi sering kentut.
Makanan dengan jumlah oligosakarida tinggi misalnya adalah ubi rambat. Contoh jenis
oligosakarida adalah rafinosa, ikatan antara galaktosa, glukosa, dan fruktosa.

1.1. Polisakarida
Puluhan bahkan ribuan glukosa akan berikatan melalui ikatan glikosidik membentuk
polisakarida. Ikatan antar gula terjadi pada atom C nomor 1 dengan atom C nomor 4 pada gula
sebelahnya, oleh sebab itu ikatan antar gula ini disebut ikatan 1,4 glikosidik. Polisakarida
dapat berperan sebagai cadangan makanan dalam bentuk amilum dan glikogen, ataupun dapat
berperan sebagai struktur pembangun seperti selulosa dan kitin.
Amilum adalah cadangan makanan tumbuhan yang terbentuk dari proses fotosintesis.
Sedangkan glikogen adalah cadangan makanan hewan yang terbentuk dari kelebihan glukosa
di plasma darah. Glikogen hampir identik dengan amilum, hanya saja molekul glikogen
memiliki banyak sekali cabang.
Selulosa adalah struktur pembangun dinding sel pada sel tumbuhan. Selulosa memiliki
struktur kuat sehingga menyebabkan tumbuhan mampu berdiri tegak dan tahan terhadap
terpaan angin dan hujan. Selulosa akan menyatu membangun miofibril (berbentuk serabut)
dan membentuk dinding sel. Pada sel tumbuhan yang masih muda, serabut miofibrilnya
tersusun tidak teratur. Namun pada sel tumbuhan yang sudah dewasa, serabut miofibrilnya
telah tersusun teratur.

Ikatan alfa pada amilum

Ikatan beta pada selulosa


B. Penggolongan Protein pada protoplasma :
1. Protein Primer (struktur molekulnya terdiri dari asam amino yang tersusun secara
linier dengan ikatan peptida),
2. Protein sekunder (struktur molekulnya terdiri dari beratus-ratus asam amino
yang tersebar secara spiral)
3. Protein tertier (struktur molekulnya terdiri dari beberapa rantai polipeptida yang
dihubungkan dengan ikatan sulfur; misal; globulin)
4. Protein quarter (struktur molekulnya mengandung 2 ikatan atau lebih peptida
yang berikatan dengan ikatan kovalen yang lemah; misal; haemoglobine)
BAB III

STRUKTUR DAN FUNGSI INTI SEL

A. Definisi Sel

Sel adalah unit terkecil dari makhluk hidup yang mampu menjalankan aktivitas
kehidupan. Sel berasal dari bahasa latin cellulae yang berarti ruang kecil. Orang yang pertama
kali menemukan sel adalah Robert Hooke (1665) yang melakukan pengamatan terhadap sayatan
gabus dengan menggunakan mikroskop. Dia melihat adanya ruangan-ruangan kecil yang
menyusun gabus tersebut. Ruangan-ruangan kecil itu diberi nama sel. Istilah sel ini terus
digunakan hingga sekarang. Beberapa teori tentang sel antara lain:

1. MJ. Schleiden & T. Schwann

“Sel merupakan unit struktural makhluk hidup.”

2. Max Schultze

“Sel merupakan unit fungsional makhluk hidup.”

3. Rudolf Virchow

“Sel merupakan unit pertumbuhan makhluk hidup.”

4. Edmund Wilson

“Sel merupakan unit hereditas makhluk hidup”

B. Struktur dan Fungsi Inti Sel

1. Struktur Sel
Sel itu terdiri dari beberapa bagian, dan bagian-bagian sel inilah yang dinamakan dengan struktur
sel. Struktur sel ada bagian luar dan bagian dalam. Contoh struktur sel pada tumbuhan :

pada bagian luar sel, ada membran sel dan dinding sel. Bagian dalamnya ada protoplasma.
Kemudian, di protoplasma terbagi lagi menjadi 3 bagian, yaitu nukleus, sitoplasma, dan
sitoskeleton.
1.1. Membran Sel atau Membran Plasma
Membran sel atau membran plasma merupakan struktur yang dimiliki oleh semua sel makhluk
hidup. Baik kelompok hewan, tumbuhan, jamur, bakteri, arkaea dan protista. Membran sel bisa
dianalogikan sebagai kantong plastik. Kantong plastik bisa membungkus semua barang
belanjaan, sama halnya dengan membran. Membran sel adalah lapisan terluar yang
membungkus dan menjaga komponen sel di dalamnya. Lapisan membran sel disusun dari
senyawa-senyawa kimia. Mulai dari lipid (fosfolipid), protein, sampai karbohidrat. bagaimana
bentuk membran sel?

Walaupun membran sel menjadi lapisan terluar sel pada kebanyakan makhluk hidup, tapi, untuk
tumbuhan dan jamur, membran sel terletak sebelum dinding sel. Sifat membran sel
yaitu semipermeabel karena adanya stuktur fosfolipid. Semipermeabel adalah sifat membran sel
di mana hanya zat tertentu saja yang boleh masuk ke dalam sel.
1.2. Dinding Sel
Berbeda dengan membran sel yang dimiliki oleh setiap makhluk hidup, dinding sel hanya
dimiliki oleh tumbuhan dan jamur. Dinding sel inilah yang membuat tumbuhan menjadi unik
dan berbeda dengan sel hewan. Dinding sel juga yang membuat tumbuhan tidak bergerak bebas
alias kaku, tapi walaupun kelihatannya tumbuhan diam saja bukan berarti dia tidak bergerak.
Pergerakan tumbuhan itu tidak berpindah posisi atau namanya gerak pasif. Struktur dinding sel
ada primer dan sekunder. Letak dinding sel primer di antara lamela tengah dan dinding sel
sekunder. Walaupun namanya lamela tengah tapi bukan berarti letaknya di tengah. Lamela
tengah merupakan lapisan terluar dari dinding sel dan banyak mengandung pektin. Ada beberapa
kandungan di dalam dinding sel primer seperti hemiselulosa, selulosa (kadarnya rendah), lipid
dan protein. Dinding sel primer lebih fleksibel dan tipis karena dinding sel terbentuk saat sel
membelah.
Selanjutnya, sel mengalami penebalan (karena adanya zat lignin) dan terbentuklah dinding sel
sekunder. Makanya tekstur dinding sel sekunder tebal, kaku dan juga kuat. Kandungan di dinding
sel sekunder tidak cuma zat lignin tapi ada juga selulosa dan hemiselulosa. Beberapa fungsi
dinding sel, yaitu sebagai pelindung komponen di dalam sel, yang memberikan bentuk sel, bantu
jaga keseimbangan cairan (regulasi osmotik), dan juga mencegah sel kehilangan air.
2. Struktur dan Fungsi Sel Tumbuhan
Struktur dan fungsi sel tumbuhan yaitu :

1) Dinding sel disebut juga dengan tembok sel merupakan lapisan di luar membran sel yang
mengelilingi jenis sel tertentu dan membatasi ruang bagi sel untuk mengembang. Dinding
sel merupakan ciri khas yang terdapat pada tumbuhan, memiliki struktur yang fleksibel,
kuat, tetapi terdapat juga yang kaku. Selulosa merupakan komponen utama penyusun
dinding sel. Selulosa adalah karbohidrat yang membuat dinding sel kaku dan membentuk
serat panjang. Karbohidrat berfungsi untuk membentuk dinding sel. Turunan karbohidrat
lainnya yaitu pektin, lignin, dan hemiselulosa.
 Dinding sel primer adalah dinding yang dibentuk ketika sel sedang tumbuh. Dinding
sel primer terletak diantara dinding sel sekunder dan dinding sel lamela tengah. Dinding
sel primer tersusun dari hemiselulosa, zat pektin, dan glikoprotein.
 Dinding sel sekunder adalah dinding yang dibentuk oleh sel-sel tumbuh dewasa dan
matang. Dinding sel sekunder memiliki lapisan tebal, tekstur kaku, kuat, dan terletak di
bagian dalam dinding sel primer. Dinding sel sekunder tersusun dari selulosa, lignin,
dan hemiselulosa.
 Dinding sel lamela tengah merupakan lapisan tipis yang kaya akan polisakarida
lengket yang disebut pektin, sehingga lamela tengah ini dapat meletakkan sel-sel yang
bersebelahan dan memperkuat sel saat menjadi dewasa dan berhenti tumbuh.
Fungsi dinding sel:
a) Menjaga tekanan turgor dan memberikan bentuk pada sel.
b) Sifat kaku pada sel dapat membantu tumbuhan berdiri tegak dan mencegah masuknya
patogen atau benda asing yang berbahaya ke dalam sel.
c) Melindungi sel dari tekanan mekanis.
d) Dinding sel bersifat semi-permeable dan membantu proses difusi materi melalui
apoplast.
e) Sebagai tempat pertukaran zat seperti protein dan molekul-molekul kecil yang masuk
atau keluar dari sel.
f) Menjaga homeostasis pada sel.
g) Berperan sebagai hormon, karena mengandung poligosakarin.
h) Sebagai tempat penyimpanan karbohidrat.

Gambar 3.2. Dinding Sel

(Sumber: www.markijar.com› Biologi)

2) Membran sel disebut juga membran plasma atau selaput plasma yang tersusun atas
molekul lemak dan protein. Molekul lemak tersusun atas dua lapis dan terdapat di bagian
tengah membran. Di sebelah luarnya terdapat lapisan peripheral protein (protein tepi),
yang menyusun tepi luar dan dalam membran. Selain peripheral protein terdapat
molekul-molekul protein yang masuk ke dalam lapisan lemak itu disebut integral protein
(protein integral). Fungsi membran sel yaitu melindungi isi sel, mengatur keluar
masuknya molekul-molekul, dan menerima rangsangan dari luar sel (sebagai reseptor).
Carbohydratest

Gambar 3.3. Membran sel

(Sumber: Taiz, and Zeiger. 2002 :15)

3) Inti Sel (Nukleus) merupakan organel terbesar yang berada di dalam sel, biasanya terletak
di tengah sel, dan berbentuk bulat atau oval. Di dalam inti sel terdiri atas selaput inti,
nukleolus/anak inti, nukleoplasma, dan kromosom/kromatin. Pada inti sel terdapat
membran inti yaitu membran ganda fosfolipd yang mampu menyelimuti seluruh inti sel.
Membran inti terdiri atas membran luar dan membran dalam. Membran luar berhubungan
langsung dengan retikulum endoplasma, membran dalam berada pada bagian dalam.
Fungsi inti sel antara lain mengatur semua kegiatan sel, mengatur pembelahan sel, dan
menyimpan informasi genetik.

Gambar 3.4. Nukleus


(Sumber: jalanbelajar.com)

4) Sitoplasma merupakan bagian yang cair dalam sel, berfungsi sebagai pelarut zat-zat kimia
serta sebagai media terjadinya reaksi kimia sel. Di sekitar sitoplasma terdapat organel-
organel sel bersifat hidup dengan menjalankan fungsi-fungsi kehidupan.
Gambar 3. 5. Sitoplasma

(Sumber: pelajaran.co.id)

5) Plastida merupakan organel yang sangat dinamis, mampu membelah, tumbuh, dan
berdiferensiasi menjadi berbagai bentuk. Pada sel muda tumbuhan tinggi, plastida tidak
berwarna dan disebut leukoplas atau proplastida. Pada buah masak, plastida berwarna
kuning atau merah dan disebut kromoplas. Sedangkan pada daun, plastida berwarna hijau
dan disebut kroloplas. Kloroplas merupakan jenis plastid yang mengandung zat hijau
daun atau klorofil. Kloroplas berfungsi dalam fotosintesis yang menghasilkan
karbohidrat. Kloroplas memiliki membran rangkap, yaitu membran luar dan dalam.
Membran luar permukaannya rata dan sangat permeabel, berfungsi untuk mengatur lalu
lintas molekul keluar masuk kloroplas. Membran dalam membungkus cairan kloroplas
yang disebut stroma. Membran dalam kloroplas melipat ke arah dalam dan membentuk
lembaran-lembaran yang disebut tilakoid. Tilakoid berfungsi menangkap energi cahaya
dan mengubahnya menjadi energi kimia. Pada tempat-tempat tertentu, tilakoid
bertumpuk-tumpuk, membentuk badan seperti tumpukan uang logam yang disebut grana.
Membran dalam berfungsi membentuk lamela yang berguna sebagai penghalang
permeabilitas kloroplas.

Gambar 3. 6. Kloroplas

(Sumber: ekosistem co.id)

6) Vakuola merupakan organel yang paling besar volumenya pada sel tumbuhan dewasa. Di
samping itu vakuola merupakan ruang dalam sel yang berisi cairan berupa rongga yang
diselaputi membran (tonoplas). Cairan dalam vakuola adalah air yang di dalamnya terlarut
zat seperti enzim, alkaloid, lipid, garam mineral, asam, termasuk juga asam amino, asam
organik, glukosa, dan gas. Pada sel daun dewasa, vakuola mendominasi sebagian besar
ruang sel sehingga sel terlihat sebagi ruang kosong.
Fungsi vakuola:
1) Tempat penyimpanan zat cadangan makanan seperti amilum dan glukosa.
2) Tempat menyimpan pigmen (daun, bunga, dan buah).
3) empat penyimpanan minyak atsiri (golongan minyak yang mudah menguap dan
memberikan bau khas).
4) Mengatur turgiditas sel (tekanan osmotik sel).
5) Tempat penimbunan sisa metabolisme dan metabolik sekunder seperti getah karet,
alkaloid, tanin, dan kalsium oksalat.

Gambar 3.7. Vakuola


(Sumber: gurupendidikango.id)

6) Ribosom/Ribosomes adalah organel sel terkecil di dalam inti sel, berfungsi sebagai tempat
sintesis protein.
7) Retikulum Endoplasma (RE) merupakan struktur berbentuk benang bermuara di inti sel.
Terdapat dua jenis RE, yaitu retikulum endoplasma halus dan retikulum endoplasma kasar.
Fungsi RE adalah mendukung sintesis protein dan menyalurkan bahan genetik antara inti
sel dengan sitoplasma dan sebagai alat transportasi zat-zat di dalam sel itu sendiri.

Gambar 3. 8. Retikulum Endoplasma

(Sumber: Rumus-rumus.com)

8) Mitokondria (the power haouse) secara umum berbentuk butiran atau benang.
Mitokondria berfungsi sebagai pusat respirasi seluler yang menghasilkan energi ATP dan
tempat berlangsungnya siklus Krebs. Mitokondria memiliki dua membran, yaitu membran
luar (Outer membrane) dan membran dalam (Inter membrane). Struktur membran luar
mirip dengan membran plasma. Pada membran dalam terjadi pelekukan ke arah dalam
membentuk krista (kristae). Dengan adanya krista ini, permukaan membran dalam
menjadi semakin luas sehingga poses respirasi semakin efektif. Proses respirasi terjadi
pada membran dalam dan matriks. Matriks adalah cairan yang berada di dalam
mitokondria dan bersifat sebagai gel.
Gambar 3.9. Mitokondria

(Sumber: Taiz and Eduardo. 2002 :15)

9) Badan golgi terletak di antara retikulum endoplasma dan membran plasma. Badan golgi
merupakan organel polimorfik. tersusun atas membran berbentuk kantong pipih (siterne),
berupa pembuluh, gelembung kecil, atau bentuknya seperti mangkok. Berfungsi memilah
dan mengirim produk sel dan terlibat dalam sekresi.

Gambar 3.10. Badan Golgi

(Sumber: www.biologi-sel.com> kelas xI > sel)

10) Mikrotubulus organel yang berfungsi mempertahankan bentuk sel juga sebagai rangka sel.
11) Mikrofilamen berperan dalam pergerakan sel
BAB IV
SITOPLASMA
A. Pengertian Sitoplasma
Apa yang dimaksud dengan sitoplasma (cytoplasm)? Secara singkat, pengertian sitoplasma
adalah bagian sel yang terlindungi oleh membran sel. Pendapat lain menyebutkan sitoplasma
adalah suatu material atau protoplasma yang terdapat di dalam sel hidup, tidak termasuk nukleus.
Sitoplasma memiliki bentuk berupa cairan pada sel yang terbungkus oleh membran sel. Setiap sel
memiliki sitoplasma, namun masing-masing sel tersebut mempunyai struktur sitoplasma yang
berbeda satu dengan yang lainnya, tergantung fungsi sel tersebut.

Gambar Sitoplasma

Di dalam sitoplasma terdapat sitoskeleton, organel-organel, vesikuli, dan juga sitosol yang
bentuknya berupa cairan dimana organel melayang-layang di dalamnya. Sekitar 70%- 90%
sitoplasma merupakan cairan tidak berwarna, selebihnya merupakan sitoskeleton (rangka sel) dan
organel-organel.
B. Fungsi Sitoplasma
Secara umum, terdapat beberapa fungsi sitoplasma bagi organisme. Adapun beberapa fungsi
sitoplasma adalah sebagai berikut:
 Sebagai media untuk menyimpan berbagai jenis zat kimia yang digunakan dalam proses
metabolisme sel. Seperti; protein, gula, enzim, lemak.
 Sebagai tempat yang memastikan proses pertukaran zat di dalam sel berlangsung dengan
baik.
 Sebagai tempat dimana proses metabolisme dan sintesis dilakukan melalui berbagai
reaksi kimia.
 Sebagai bagian yang berfungsi untuk melarutkan semua senyawa dan protein di dalam
sel.
 Sebagai media perantara transfer bahan dari luar sel ke dalam inti sel (organel).
 Sebagai bagian yang dapat memberikan bentuk pada suatu sel.
 Sebagai media yang membantu pergerakan sel dari satu bagian ke bagian yang lainnya.
C. Fungsi Sitoplasma Pada Sel Tumbuhan

Pada dasarnya fungsi sitoplasma pada tumbuhan adalah untuk memberikan dukungan internal
struktur karena menjadi semacam media suspensi. Adapun beberapa fungsinya adalah sebagai
berikut:
 Sebagai tempat untuk menyimpan bahan kimia dalam metabolisme sel, seperti; enzim,
protein, dan lemak.
 Sebagai sarana untuk menyerap air yang dibutuhkan oleh sel.
 Sebagai bagian yang berfungsi untuk menjaga stabilitas air dalam sel.
 Melarutkan senyawa dan protein yang terdapat dalam sel.
 Melindungi organel-organel sel serta memberikan bentuk pada organel-organel tersebut.
 Sebagai alat pengontrol interaksi antara sel dengan lingkungan luar sel.
 Sebagai tempat sitesis protesin oleh ribosom dan metabolisme sitosolik glikolisis.
 Sebagai fasilitator penggerak organel karena adanya aliran sitoplasma.
D. Ciri-Ciri Sitoplasma
Agar dapat mengenalinya, sitoplasme memiliki ciri-ciri khusus seperti berikut ini:
 Padatan sitoplasma terdiri beberapa organel, yaitu; ribosom, mitokondria, dan komplek
golgi.
 Padatan sitoplasma memiliki sifat yang bisa berubah-ubah karena adanya fase sol (cair)
dan fase gel (padat), tergantung pada kondisi sel.
 Sitosol pada sitoplasme terdiri dari; air, protein, asam amino, asam lemak, gula, vitamin,
ion, dan nukleotida.
 Sitoplasma memiliki sifat pewarna differensial.
 Bagian sitoplasma terdiri dari; matriks sitoplasma, organel sel, dan inklusio sitoplasma.
 Sitoplasma terdapat pada hewan dan tumbuhan dimana pada tumbuhan jumlahnya lebih
banyak.
C. Struktur Sitoplasma
Seperti yang disebutkan dalam ciri-cirinya, sitoplasma terdiri dari tiga struktur utama yang
membentuknya. Adapun struktur utama sitoplasma adalah sebagai berikut:
1. Matrik Sitoplasma
Matriks sitoplasma merupakan cairan homogen yang menyusun suatu sel dengan sifat koloid
(campuran dua atau lebih zat homogen). Beberapa ciri-ciri matriks sitoplasma;
 Dapat berubah fase.
 Memiliki tegangan permukaan tertentu.
 Sensitif terhadap rangsangan (iritabilitas), serta dapat memindahkan rangsangan atau
impuls (konduktivitas).
 Mampu memantulkan cahaya dimana pantulannya berbentuk kerucut.
 Dapat berfungsi sebagai larutan penyangga (buffer).
 Partikel penyusunnya bergerak dalam bentuk zig-zag (gerak brown dan gerak matriks).
2. Organel Sel
Organel sel adalah suatu benda solid yang terdapat pada sitoplasma dan melakukan fungsi
kehidupan sel yang berkaitan. Berdasarkan fungsinya dalam metabolisme sel, organel dapat
dibagi menjadi dua jenis, yaitu;
2.1. Organel Aktif
 Mitokondria, yaitu organel yang berfungsi untuk membantu proses oksidasi dan
mualisasi.
 Plastida, yaitu organel yang di dalamnya terkandung klorofil dan berfungsi dalam proses
fotosintesis.
 Vakuola, yaitu organel yang berfungsi untuk menyimpan zat makanan.
 Badan Golgi, yaitu organel yang berfungsi aktif dalam sekresi dan sintesis polisakarida.
 Ribosom, yaitu organel yang berfungsi sebagai tempat berlagsungnya sintesis protein.
 Lisosom, yaitu organel yang memiliki peran dalam proses matinya sel-sel.
 Retikulum Endoplasma Kasar, yaitu organel pada sel eukariotik yang berfungsi sebagai
tempat sintesis protein.
 Retikulum Endoplasma Halus, yaitu organel pada sel eukariotik yang berfungsi dalam
beberapa proses metabolisme yaitu sintesis lipid, metabolisme karbohidrat, penyimpanan
ion kalsium, serta detoksifikasi obat-obatan dan racun.
2.2. Organel Tidak Aktif
 Sentriol, struktur berbentuk tabung yang terdapat dalam kebanyakan sel eukariota yang
terlibat dalam pembelahan sel serta pembentukan silia dan flagela.
 Mikrotubulus, organel sel di dalam sitoplasma semua sel eukariot, berupa silinder
panjang yang berongga dengan diameter luar kira-kira 25 nanometer dan diameter dalam
± 12 nanometer.
 Fibril-Fibril, organel sel yang terdiri atas sekumpulan struktur berbentuk benang atau
filamen.
 Mikrobodi, organel sel yang dibatasi oleh membran tunggal yang mengandung
crystalline nucleoid atau bentuk kristalin dari urat oksidase, satu dari jenis enzim yang
terdapat pada matriks.
3. Inklusio Sitoplasma
Inklusio sitoplasma disebut juga dengan paraplasma atau dentoplasma, yaitu benda-benda mati
atau struktur yang terdapat pada sitoplasma sebagai hasil aktivitas sel atau aktivitas metabolisme.
Struktur ini dapat berupa pigmen, lemak, butiran minyak, glukogen, maupun butir-buir sekresi.
BAB V
ORGANEL DAN ZAT ERGASTIK
A. Organel sel tumbuhan
Organel sel adalah unit-unit kerja di dalam sel yang bertugas untuk menjalankan fungsi sel.
Organel sel tumbuhan memiliki 9 bagian yang masing-masing mempunyai fungsi yang
berbeda. Berikut adalah 9 bagian organel sel tumbuhan:
1. Nukleus
Nukleus adalah organel sel yang sangat penting bagi kehidupan karena ia mengendalikan
seluruh kegiatan sel. Nukleus juga merupakan organel sel yang paling besar dan memiliki
informasi genetik berupa DNA. Nukleus biasanya terletak di tengah sel, namun pada
tumbuhan terletak di tepi sel.
2. Retikulum endoplasma (RE)
Retikulum endoplasma adalah sistem membran yang kompleks yang tersusun secara tidak
beraturan dan membentuk jaring-jaring kerja. RE berfungsi sebagai saluran di dalam
sitoplasma yang menghubungkan nukleus dengan membran plasma. Terdapat dua RE, yakni
RE kasar dan RE halus. RE kasar berfungsi sebagai tempat sintesis protein, sedangkan RE
halus berfungsi sebagai tempat pembentukan lemak.
3. Ribosom
Ribosom adalah organel sel berukuran kecil yang diameternya sekitar 20nm. Ribosom
ditemukan pada sitoplasma atau melekat pada membran RE ketika proses sintesis
4. Badan Golgi
Badan golgi adalah organel yang membentuk struktur seperti jala yang kompleks. Organel
ini memiliki banyak fungsi, salah satunya adalah mengubah materi-materi yang terdapat di
dalamnya secara kimia dan berperan dalam pembentukan enzim.
5. Lisosom
Lisosom adalah organel sel yang berbentuk kantong kecil, agak bulat, dan dibatasi oleh
sistem membran tunggal. Lisosom berfungsi untuk mencerna materi yang diambil secara
endositosis, autofagi atau menghancurkan zat dan materi yang tidak dibutuhkan di dalam
sel, dan lain-lain.
6. Mitokondria
Mitokondria adalah organel sel yang bentuknya berbeda-beda, ada yang berbentuk oval,
bulat,
silindris, dan tidak beraturan. Organel ini merupakan tempat berlangsungnya respirasi
aerobik dalam sel.
7. Plastida
Plastida adalah organel yang hanya terdapat di dalam sel tumbuhan. Organel ini berisi
pigmen atau pemberi warna. Salah satu contoh plastida yang hanya terdapat pada sel-sel
tumbuhan adalah klorofil. Plastida yang berisi klorofil disebut kloroplas. Ia berfungsi
sebagai organel utama penyelenggara proses fotosintesis
8. Badan mikro
Badan mikro diselubungi oleh membran tunggal yang berisi enzim katalase dan oksidase.
Organel ini memiliki dua tipe, yaitu peroksisom dan glioksisom. Glioksisom terdapat pada
sel tumbuhan, terutama pada jaringan yang mengandung lemak seperti biji-bijian berlemak.
Glioksisom menghasilkan enzim katalase dan oksidase. Glioksisom berfungsi untuk
mengoksidasi asam lemak menjadi gula yang berguna untuk pertumbuhan tanaman.
9. Vakuola
Vakuola adalah rongga yang terbentuk di dalam sel dan dibatasi membran tonoplas. Pada
tumbuhan, vakuola berukuran besar seperti pada sel-sel parenkim dan kolenkim. Vakuola
berisi alkaloid, pigmen anthosianin, tempat penimbunan sisa metabolisme, dan tempat
penyimpanan zat makanan.
B. Zat Ergastik (Benda Non-Protoplasma)

Didalam sel terdapat bagian-bagian yang tidak hidup atau biasa disebut dengan istilah
benda ergastik. Benda ergastik dibagi menjadi dua jenis, yaitu benda ergastik padat dan benda
ergastik cair. Yang termasuk kedalam benda ergastik padat, yaitu amilum, aleuron, kristal Ca-
Oksalat. Sedangkan yang termasuk kedalam benda ergastik cair, yaitu asam organik, karbohidrat,
lemak, protein, zat penyamak, antosianin, alkaloid, minyak atsiri, dan terpentin. Benda ergastik
adalah bahan non protoplasma, baik organik maupun anorganik, sebagai hasil metabolisme yang
berfungsi untuk pertahanan, pemeliharaan struktur sel, dan juga sebagai penyimpanan cadangan
makanan, terletak di bagian sitoplasama, dinding sel, maupun di vakuola. Dalam sel benda
ergastik dapat berupa karbohidrat (amilum), protein (aleuron dan gluten), lipid (lilin, kutin, dan
suberin), dan Kristal (Kristal ca-oksalat dan silika). Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa benda
ergastik memiliki banyak fungsi untuk sel, misalnya penyimpanan cadangan makanan,
contohnya amilum; pemeliharaan struktur (lilin) dan perlindungan, misalnya adanya Kristal Ca
oksalat dalam suatu jaringan tumbuhan dapat menyebabkan reaksi alergi bagi hewan yang
memakannya, sehingga hewan tersebut tidak akan bernafsu menyentuhnya untuk yang kedua kali
(Priyandoko, 2004)

Suatu sel dikatakan mati apabila di dalam lumen sel itu tidak terkandung lagi protoplas.
Di dalam protoplas terkandung protoplasma yaitu zat-zat kehidupan. Dengan demikian, maka
benda-benda dalam sel yang nonprotoplasmik berarti adalah benda-benda yang tanpa adanya zat-
zat kehidupan atau disebut pula benda mati. Benda-benda mati yang terdapat dalam sel-sel
tumbuhan disebut benda ergastik (Ergastic Substances).
Benda ergastik adalah bahan non protoplasma, baik organik maupun anorganik, sebagai
hasil metabolisme yang berfungsi untuk pertahanan, pemeliharaan struktur sel, dan juga sebagai
penyimpanan cadangan makanan, terletak di bagian sitoplasama, dinding sel, maupun di vakuola.

C. Sifat Benda Ergastik

1. Benda Ergastik yang Bersifat Cair

1.1. Amilum (butir-butir amilum) :

Ciri-ciri amilum:

 Mempunyai rumus empiris(C6H10O5)n,

 Berupa karbohidrat atau polisakarida yang berbentuk tepung disebut amiloplas,

Amilum dapat dibedakan menjadi:

- Leukoamiloplas yang berwarna putih dan menghasilkan tepung cadangan makanan

- Kloroamiloplas berwarna hijau dan menghasilkan tepung asimilasi.

Titik permulaan (initia) terbentuk amilum disebut hilus(hilum), berdasarkan letaknya hilu, butir
amilum dibedakan menjadi amilum konsentris bila hilus berada ditengah-tengah, dan amilum
eksentris bila berada ditepi hilusnya.

Menurut banyaknya hilus dalam amilum, amilum dapat dibedakan menjadi:

- Amilum tunggal, apabila sebutir amilum terdapat satu hilus

- Amilum semi majemuk, apabila terdapat dua hilus dan masing-masing dikelilingi lamela,
sehingga terbentuk lamela yang mengelilingi seluruhnya

- Amilum majemuk, apabila terdapat banyak hilus dan masing-masing dikelilingi lamela,
sehingga terbentuk lamela yang mengelilingi seluruhnya.

Dalam amilum terdapat lamela-lamela yang mengelilingi hilus adanya lamela-lamela


disebabkan pad waktu pembentukkan amilum, tiap lapisan mempunyai kadar air yang berbeda,
sehingga mempengeruhi indeks bias. Lamela-lamela akan hilang apabila ditetsi alkohol, karena
air akan terserap alkohol. Di bagian amilum nampak seperti retak, dapat terjadi pada tepung
tapioca. Atau di tengah amilum nampak seperti terkerat, dapat ditemukan butir amilum pada biji
yang sedang berkecambah, disebut korosi, misalnya pada biji kacang merah yang sedang
berkecambah.

1,2. Aleuron dan kristal putih telur

Ditemukan pada endosperm yang mengering. Prosesnya : keringnya biji, yang berarti
mengeringnya endosperm menjadi semakin sedikit sehingga konsentrasi konsentrasi zat-zat yang
terlarut seperti putih telur, garam dan lemak akan smakin besar, kemudian vakuola pecah hal ini
akan terus berlangsung hingga vakuola pecah menjadi kecil-kecil yang mengandung zat-zat yang
mengkristal yang disebut aleuron. Sebuah aleuron berisi sebuah/ lebih krsitaloid putih telur dan
sebuah atau beberapa guboid(bulatan kecil yang terbuat dari zat fitin yaitu garam Ca dan Mg dari
asam mesoinosit hexafosfor). Aleuron dapat terlihat pada lapisan paling luar dari endosperm
padai dan jagung, dapat terbuang karena pencucian beras terlalu bersih, sedangkan pada biji jarak
aleuron tampak tersebar dengan ukuran lebih besar dari aleuron padi.

1.3. Kistal-kristal

Kristal yang terdapat pada tumbuahn merupakan hasil akhir dari metabolisme, umumnya
terbentuk dari kristal Ca-oksalat yang diendapkan. Kristal tersebut tidak larut dalam asam cuka
namun larut dalam asam kuat. Bentuk-bentuk Kristal Ca-Oksalat :

- Kristal Pasir, berbentuk piramida kecil, terdapat pada tangkai daun amaranthus hybridus,
tangkai daun nicotiana tabacum dan begonia sp.

- Kristal tunggal besar, berbentuk prisma atau poliedris terdapat pada daun Citrus sp.

- Rafida,berbentuk seperti jarum atau sapu lidi terdapat pad daun mirabilis jalapa, batang dan
akloe vera, daun rhoeo discolor serta ananas commosus, lapisan epidermis batang Pleomele sp.

- Kristal majemuk, disebut juga drussen berbentuk bintang atau roset, terdapat pada tangkai
daun carica papaya, kortek batang gnetum gnemon, ricinus communis dan daun datura metel.

- Kristal sferit berbentuk kristal letaknya sitengah tengah sel, teratur radier. terdapat pada
batang Phyllocactus sp.

- Kristal ca-Carbonat terdapat pada sel daun Ficus elastica berupa sistolit, acanthaceae,
Curcubiotaceae dan Uricaceae.

- Silica merupakan endapan silicon antara lain:

 Pada tanaman palmae berbentuk kopi

 Pada Heliconaceae berbentuk bujur sangkar

 Zingiberaceae berbentuk pasir

 Cyperaceae berbentuk kerucut

 Poaceae berbentuk amorf

- Stiloid, kristal berbetuk prisma yang dikedua ujungnya meruncing seperti bilah, didapatka
sebagai kristal tunggal, Pada iridaceae, agavaceae dan Liliaceae.

2. Benda Ergastik Bersifat Cair

Merupakan zat yang terlarut dalam cairan sel, terdapat dalam vakuola. Dalam sebuah sel,
kemungkinan mempunyai vakuola-vakuola yang komposisi ergastik cair yang berlainan. Ergastik
yang berupa cairan itu meliputi:

 Asam Organik, antara lain asam oksalat, asam sitrat, asam malat yang kadang-kadang dalam
bentuk garam-garamnya. Konsentrasi asam organic yang tinggi banyak dijumpai pada vakuola-
vakuola muda
 Karbohidrat, berupa sakarida yang terlarut, antara lain ,monosakarida(glukosa,fruktosa) dan
disakarida(sakarosa, maltosa) bentuk gula didapatkan berupa inulin, seperti pada umbi dahlia sp.

 Protein, berupa asam amino dan peptida sederhana

 Lemak,berupa lemak atau minyak sebagai cadangan makanan, antara lain : asam palmitat dan
asam stearat, seperti pada biji kacang tanah dan daging buah kelapa.

 Zat penyamak(tannin)

 Antosianin

 Alkaloid: Jenis Alkaloid bermacam macam meliputi

- Cafein : cofea arabica

- Papain : carica papaya

- Theobromin : Theobromin cacao

- Atrophin : Athropha balladona

- Morfin : Canabis sp

- Kokain : Erytocyclon coca

- Solanin : Solanum tuberosum

- Nikotin : Nicotiana tobacum, dll

 Minyak Atsiri: mempunyai daya bias dan menguap. Contoh pada kulit citrus sp, daun kayu
putih, bunga mawar dan melati, minyak cengkeh

 Terpentin: termasuk lipid tak tersabunkan antar lain pinus jefreyyi dan Pinus sabiniana.
BAB VI

PENUTUP

Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari pembahasan adalah sebagai berikut:
Protoplasma merupakan suatu bagian yang terdiri atas bahan yang kompleks dan terlindung
dengan baik. Protoplasma biasa dikenal dengan sebutan sel. Berbeda dengan benda tak hidup
atau benda mati yang tidak memiliki protoplasma. Protoplasma pada semua sel terdiri atas dua
komponen utama, yaitu air dan komponen anorganik / komponen organik. Dari reaksi reaksi
kimia yang terjadi antara senyawa senyawa inilah yang mengakibatkan adanya gejala gejala
kehidupan di protoplasma. Gejala kehidupan itu misalnya metabolisme, tumbuh, bergerak,
berkembang biak, sirkulasi zat, dan lain - lain. Misalnya yang mudah respirasi, fotosintesis,
sintesis lemak dan lain - lain.
Susunan kimia protoplasma ada 36 unsur (dari 108 unsur) yang diketemukan pada
protoplasma.Unsur-unsur kimia ini pada protoplasma ada yang berbentuk persenyawaan
maupun dalam bentuk ion-ion. Yang berbentuk persenyawaan dapat berbentuk persenyawaan
anorganik maupun organik.
Sifat-sifat fisika protoplasma bila protoplasma yang merupakan sistem koloid ini
disinari dengan sinar lampu listrik pada suatu ruang yang gelap akan memberi efek Tyndall.
Molekul- molekul (partikel) pada sistem koloid protoplasma bergerak secara zig-zag (gerak
Brown (1872)). Gerak Brown pada protoplasma kecepatannya tergantung pada besarnya
partikel dan suhu protoplasma.
Sel terdiri dari beberapa bagian, dan bagian-bagian sel inilah yang dinamakan dengan
struktur sel. Struktur sel ada bagian luar dan bagian dalam. pada bagian luar sel,
ada membran sel dan dinding sel. Bagian dalamnya ada protoplasma. Kemudian, di
protoplasma terbagi lagi menjadi 3 bagian, yaitu nukleus, sitoplasma, dan sitoskeleton.
sitoplasma adalah bagian sel yang terlindungi oleh membran sel. Pendapat lain
menyebutkan sitoplasma adalah suatu material atau protoplasma yang terdapat di dalam sel
hidup, tidak termasuk nukleus. Sitoplasma memiliki bentuk berupa cairan pada sel yang
terbungkus oleh membran sel. Setiap sel memiliki sitoplasma, namun masing-masing sel tersebut
mempunyai struktur sitoplasma yang berbeda satu dengan yang lainnya, tergantung fungsi sel
tersebut.
Organel sel adalah unit-unit kerja di dalam sel yang bertugas untuk menjalankan fungsi
sel. Organel sel tumbuhan memiliki 9 bagian yang masing-masing mempunyai fungsi yang
berbeda. Benda ergastik dibagi menjadi dua jenis, yaitu benda ergastik padat dan benda ergastik
cair. Yang termasuk kedalam benda ergastik padat, yaitu amilum, aleuron, kristal Ca-Oksalat.
Sedangkan yang termasuk kedalam benda ergastik cair, yaitu asam organik, karbohidrat, lemak,
protein, zat penyamak, antosianin, alkaloid, minyak atsiri, dan terpentin.

DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Protoplasma

https://www.ruangguru.com/blog/biologi-kelas-11-struktur-sel-dan-fungsinya#:~:text=Kemudian
%2C%20di%20protoplasma%20terbagi%20lagi,nukleus%2C%20sitoplasma%2C%20dan
%20sitoskeleton

https://www.studocu.com/id/document/universitas-negeri-padang/general-biology/makalah-
biologi-umum-konsep-sitoplasma-sitoskeleton-dan-sitosol/32485862

https://www.studocu.com/id/document/universitas-sumatera-utara/biologi-dasar/4-zat-ergastik-
pada-tanaman/47381033

https://id.wikipedia.org/wiki/Sitoplasma

https://www.studocu.com/id/document/universitas-islam-negeri-walisongo-semarang/struktur-
dan-perkembangan-tumbuhan/bentuk-sel-dan-zat-ergastik/45503532

http://anysws.blogspot.com/2014/02/struktur-fungsi-sel.html

https://www.cnnindonesia.com/edukasi/20230227143045-569-918363/11-organel-sel-dan-
fungsinya-pada-tumbuhan

https://www.maxmanroe.com/vid/umum/fungsi-sitoplasma.html

https://www.halodoc.com/artikel/perlu-tahu-ini-fungsi-inti-sel-dan-bagian-bagiannya
43

Anda mungkin juga menyukai