LAPORAN PENDAHULUAN
2022
A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasar
1. Kebutuhan Dasar Manusia
Definition of nursing (definisi keperawatan), harus menyertakan
prinsip keseimbangan fisiologis. Tugas unik perawat adalah membantu
individu baik dalam keadaan sehat maupun sakit, melalui upaya
melaksanakan berbagai aktivitas guna mendukung kesehatan dan
penyembuhan individu atau proses meninggal dengan damai, yang dapat
dilakukan secara mandiri oleh individu saat ia memiliki kekuatan,
kemampuan dan kemauan atau pengetahuan untuk itu (tugas perawat).
Model “The Activities of Living” menjelaskan bahwa tugas perawat
adalah membantu individu dengan meningkatkan kemandirian secepat
mungkin. Perawat menjalankan tugas secara mandiri, tidak tergantung
pada dokter. Akan tetapi perawat tetap menyampaikan rencana pada
dokter sewaktu mengunjungi pasien.
Manusia sebagai individu yang membutuhkan bantuan untuk
meraih kesehatan, kebebasan atau kematian yang damai, serta bantuan
untuk meraih kemandirian. Kebutuhan dasar manusia terdiri atas 14
komponen yang merupakan komponen penanganan perawatan, Ke-14
kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Bernafas secara normal.
2. Makan dan minum secara cukup.
3. Eliminasi (buang air besar dan kecil).
4. Bergerak dan mempertahankan postur yang diinginkan.
5. Tidur dan istirahat.
6. Memilih pakaian yang tepat.
7. Mempertahankan suhu tubuh dalam kisaran yang normal dengan
menyesuaikan pakaian yang digunakan dan memodifikasi lingkungan.
8. Menjaga kebersihan diri dan penampilan.
6
7
tractus lissur dan menyilang di garis median ke sisi lainnya. Rangsangan nyeri berakhir
di korteks sensori tempat nyeri berakhir di korteks sensoris tempat nyeri tersebut
diteruskan. Proses penghantar nyeri ini tidak memperhitungkan aspek fisiologis dan
respons nyeri, (Haswita & Sulistyowati 2017).
b) Teori Pola
Rangsangan nyeri masuk ke medula spinalis melalui ganglion akar dorsal dan
merangsang aktivitas sel T yang selanjutnya akan menghantarkan rangsangan nyeri ke
korteks serebri. Nyeri yang terjadi merupakan efek gabungan dari intensitas rangsangan
dan jumlah rangsangan pada ujung dorsal medulla spinalis. Proses ini tidak termasuk
aspek fisiologis, (Haswita & Sulistyowati 2017).
c) Teori Pengendalian Gerbang (Gate Control)
Rangsangan nyeri dikendalikan oleh mekanisme gerbang pada ujung dorsal medulla
spinalis. Saraf besar dan saraf kecil pada ganglion akar dorsal memungkinkan atau
menghalangi penghantar rangsangan nyeri, (Haswita & Sulistyowati 2017).
d) Teori transmisi dan inhibisi
Stimulus yang mengenai nosiseptor memulai transmisi (penghantaran) impuls saraf.
Transmisi ini menjadi efektif karena terdapat neurotransmiter yang spesifik. Inhibisi
impuls nyeri juga menjadi efektif karena terdapat impuls pada serabut besar yang
menghalangi impuls pada serabut lambat dan sistem supresi opiate endogen, (Haswita &
Sulistyowati 2017).
4) Klasifikasi Nyeri
Nyeri dapat dibedakan berdasarkan jenis dan bentuknya
sebagai berikut :
a) Jenis Nyeri
Berdasarkan jenisnya, nyeri dapat dibedakan menjadi nyeri perifer, nyeri sentral,
dan nyeri psikogenik.
12
5) Pengalaman Nyeri
Pengalaman nyeri seseorang dipengaruhi oleh beberapa hal,
yakni :
a) Makna nyeri
Umumnya manusia memandang nyeri sebagai pengalaman yang negatif, walaupun
14
Beberapa makna nyeri antara lain berbahaya atau merusak, menunjukkan adanya
komplikasi (misalnya infeksi), memerlukan penyembuhan, menyebabkan
ketidakmampuan, merupakan hukuman akibat dosa, merupakan sesuatu yang harus
ditoleransi.
b) Persepsi nyeri
Persepsi nyeri bersifat objektif, sangat kompleks, dan dapat dipengaruhi faktor-
faktor yang memicu stimulus nosiseptor dan transmisi impuls nosiseptor, seperti daya
reseptif dan interpretasi kortikal. Persepsi nyeri bisa berkurang atau hilang pada periode
stress berat atau dalam keadaan emosi. Kerusakan ujung saraf dapat memblokir nyeri
dari sumbernya.
c) Toleransi terhadap nyeri
Tingkat toleransi nyeri yang tinggi berarti bahwa individu dapat menahan nyeri
yang berat sebelum ia mencari pertolongan. Meskipun setiap orang memiliki pola
penahan nyeri yang relatif stabil, namun tingkat toleransi berbeda tergantung pada
situasi yang ada.
d) Reaksi terhadap nyeri
Sebagian orang merespon nyeri dengan menangis, mengerang, dan menjerit-jerit,
meminta pertolongan, gelisah di tempat tidur atau berjalan mondar-mandir tak tentu
arah untuk mengurangi rasa nyeri. sedangkan yang lainnya tidur sambil menggertakkan
gigi, mengepalkan tangan, atau mengeluarkan banyak keringat ketika mengalami nyeri,
(Mubarak & Chayatin, 2007).
16
Sementara pada NRS angka 0 menyatakan tidak nyeri dan angka 10 menandakan nyeri
yang sangat berat.
d) Catatan Harian
Digunakan untuk mengevaluasi hubungan antar dinamika nyeri yang dirasakan
dengan aktivitas sehari-hari secara continue (Asmadi, 2008).
9) Penatalaksanaan Nyeri Farmakologis dan Non-farmakologis
a) Terapi nyeri farmakologis
Analgetik merupakan metode yang paling umum mengatasi nyeri. Ada tiga jenis
pengobatan yang bisa dilakukan untuk mengendalikan nyeri, yaitu :
(1) Opioid, analgesik opioid bekerja dengan cara melekat diri
pada reseptor-reseptor nyeri spesifik di dalam SSP.
(2) Analgesik non opioid, asetaminofen dan aspirin adalah dua
jenis analgesik non opioid yang paling sering digunakan.
Obat-obat ini bekerja terutama pada tingkat perifer untuk
mengurangi nyeri.
(3) Adjuvant. Adjuvant bukan merupakan analgesik yang
sebenarnya, tetapi zat tersebut dapat membantu jenis-jenis
nyeri tertentu, terutama nyeri kronis.
b) Terapi nyeri non farmakologis
(1) Kompres air panas dan dingin
Reseptor panas dan dingin mengaktivasi serat-serat A-beta
ketika temperatur mereka berada antar 40-50C dari
temperature tubuh. Reseptor-reseptor ini mudah
beradaptasi, membutuhkan temperature untuk disesuaikan
pada interval yang sering berkisar tiap 5-15 menit.
Kompres panas dapat diberikan dengan menghangatkan
peralatan (seperti bantal pemanas, handuk hangat).
Kompres dingin juga dapat menurunkan atau meredakan
nyeri. Es dapat digunakan untuk mengurangi nyeri dan
untuk mencegah edema dan inflamasi (M. Black &
Hokanson Hawks, 2014).
20
(2) Akupresur
Akupresur memungkinkan alur energi yang terkongesti untuk
meningkatkan kondisi lebih sehat. Perawat ahli terapi
mempelajari alur energi atau meridian tubuh dan memberikan
tekanan pada titik-titik tertentu di sepanjang jalur.
(3) Napas dalam
Napas dalam untuk relaksasi mudah dipelajari dna berkontribusi
dalam menurunkan atau meredakan nyeri dengan mengurangi
tekanan otot dan ansietas.
(4) Distraksi
Perhatian di jauhkan dari sensasi nyeri atau rangsangan emosional
negatif yang dikaitkan dengan episode nyeri. dengan
memfokuskan perhatian secara aktif pada tugas kognitif dianggap
dapat membatasi kemampuan seseorang untuk memperhatikan
sensasi yang tidak menyenangkan, (M. Black & Hokanson
Hawks, 2014).
(5) Musik
Individu yang kesakitan akan merasa rileks saat mendengarkan
musik. Mekanisme fisiologis yang tepat, namun beberapa teori
yang mungkin termasuk distraksi, pelepasan opioid endogen atau
disosiasi.