Anda di halaman 1dari 19

PEDOMAN PENGORGANISASIAN

UNIT RAWAT JALAN

RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH


GIGI DAN MULUT (RSKDGM)
PROVINSI SULAWESI SELATAN
TAHUN 2022

1
BAB I

PENDAHULUAN

Rumah sakit adalah salah satu organisasi pemerintah yang berfungsi dalam
penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit
(kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat (WHO, 2007). Berdasarkan
UU No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit bahwa rumah sakit publik yang dikelola
Pemerintah dan Pemerintah
Pembangunan Kesehatan dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya. Dalam kerangka mencapai tujuan tersebut, pembangunan
kesehatan dilaksanakan secara sistematis dan berkesinambungan. RSKD Gigi dan Mulut adalah
salah satu bagian dari sistem penyelenggaraan dukungan kesehatan dan pelayanan kesehatan
yang terdaftar di Dinas Kesehatan kota Makassar Sebagai Rumah Sakit Gigi dan Mulut Tipe B
dengan berbagai kemampuan pelayanan spesialisasi maupun subspesialisasinya.
Penyelenggaraan dan pengorganisasian di RSKD Gigi dan Mulut didasarkan pada Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit dan Peraturan Menteri
Kesehatan nomor 72 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit.
Sebagai bagian dari sistem pelayanan kesehatan nasional maka RSKD Gigi dan Mulut
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna dengan menyediakan
pelayanan rawat jalan, dan pemeriksaan penunjang dalam bentuk upaya promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif, yang dijelaskan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38
Tahun 2014 tentang Keperawatan. Penyelenggaraan RSKD Gigi dan Mulut ditentukan oleh tiga
komponen utama yaitu jenis pelayanan keperawatan yang diberikan, sumberdaya manusia
sebagai pemberian pelayanan dan manajemen sebagai tata kelola pemberian pelayanan.

2
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT

SEJARAH
Indonesia mengahadapi berbagai perubahan dan tantangan strategis disaat memasuki
era globallisasi baik perubahan internal maupun eskternal. Hal ini juga terjadi dalam
bidang pembangunan kesehatan. Jika dilihat dari sejarahnya RSKDGM Prov. Sulawesi
Selatan mengalami beberapa kali perubahan status. Awal berdirinya masih berstatus Klinik
Gigi pada tahun 1949-1952. Pada tahun 1952-1963 kembali berubah menjadi BALAI
PENGOBATAN GIGI MAKASSAR, kemudian Dinas Kesehatan Gigi Provinsi Sulawesi
Selatan Dati I Sulsel Pada tahun yang sama berubah menjadi Seksi Kesehatan Gigi Pada
DINAS KESEHATAN Provinsi Dati I Sulsel, Kemudian berubah lagi menjadi BALAI
PENGOBATAN GIGI KARTINI Tahun 1983. Sesuai dengan Keputusan Gubernur No.
982/VII/1987 BALAI PENGOBATAN GIGI KARTINI kembali berubah menjadi BALAI
KESEHATAN GIGI DINAS KESEHATAN PROVINSI DATI I SUL AWESI SELATAN
pada tahun 1987-2002. Kemudian pada tahun 2002-2007 berdasarkan Keputusan
Gubernur No. 13 Tahun 2002 menjadi PUSAT PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN
MULUT SULAWESI SELATAN. Kemudian pada tahun 2018 berdasarkan Keputusan
Gubernur No. 57 Tahun 2018 berubah status menjadi RUMAH SAKIT KHUSUS
DAERAH GIGI DAN MULUT PROVINSI SULAWESI SELATAN.
Untuk mewujudkan visi Menjadi Rumah Sakit Khusus Daerah Gigi dan Mulut
(RSKDGM) Unggulan dan Pusat Rujukan di Provinsi Sulawesi Selatan, maka harus
dilakukan upaya memberikan pelayanan paripurna, bermutu dan berkeadilan bagi seluruh
lapisan masyarakat. Dengan telah terbitnya peraturan Menteri Kesehatan Nomor
755/MENKES/PER/IV/2011 tentang Pelayanan Komite Medik di Rumah Sakit. Bahwa
Komite Medik memiliki tugas untuk memberikan pertimbangan kepada Direktur dalam
hal pengaturan tata kelola medis yang baik agar mutu keselamtan pasien di rumah sakit
lebih terjamin dan terlindungi dalam rangka peningkatan profesionalisme dan etika staf
rumah sakit.

Direktur RSKD Gigi dan Mulut Provinsi Sulawesi Selatan


1. drg. Hj. Halimah Dg. Sikati ( Tahun 1963 – 1987)
2. drg. Ny. Soewardi Sri Astuti Mudjiati (Tahun 1987 – 1993 )
3. drg. H. M. Bonni Mukdan (Tahun 1993 – 2002)
4. drg. H. Joko Erlaggo, S (Tahun 2002 – 2006)
5. Dr. drg. Syamsu Khaldun, M. Kes (Tahun 2006 – 2009)
6. drg. Abd. Haris Nawawi, MARS (Tahun 2009 -2017)
7. drg. Hj. Lulik Sri Handayani, MARS (2018 – Sekarang)

3
TUGAS POKOK, PERAN DAN FUNGSI RSKD GIGI DAN MULUT PROVINSI
SULAWESI SELATAN SELATAN

Rumah sakit adalah milik Pemerintah Provinsi yang merupakan unsur pendukung
tugas Gubernur di bidang pelayanan kesehatan gigi dan mulut, dipimpin oleh seorang
Direktur yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Gubernur melalui
Sekretaris Daerah Provinsi;
Rumah sakit mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna, pelayanan rujukan, dan menyelenggarakan pendidikan dan
pelatihan, serta penelitian.

Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2), rumah sakit
mempunyai fungsi:
a. perumusan kebijakan teknis di bidang pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna;
b. pelayanan penunjang dalam penyelenggaraan di bidang pelayanan kesehatan;
c. penyusunan rencana dan program, monitoring, evaluasi dan pelaporan di bidang
pelayanan kesehatan gigi dan mulut;
d. pelayanan medis
e. pelayanan penunjang medis dan non medis
f. pelayanan keperawatan
g. pelayanan rujukan
h. pelaksanaan pendidikan, pelatihan dan penelitian
i. pengelolaan keuangan dan akuntansi, dan
j. pengelolaan sumberdaya manusia, organisasi dan tatalaksana, serta rumah tangga,
perlengkapan dan umum

4
BAB III
VISI, MISI, FALSAFAH, FUNGSI DAN TUJUAN

Visi, Misi, Landasan Nilai dan Tujuan

VISI
Visi RSKD Gigi dan Mulut Provinsi Sulawesi SelatanSelatan
Menjadi Rumah Sakit Khusus Daerah Gigi dan Mulut (RSKDGM) unggulan dan
pusat rujukan di Provinsi Sulawesi Selatan
MISI
Misi RSKD Gigi dan Mulut Provinsi Sulawesi SelatanSelatan
a. menyelenggarakan pelayanan kesehatan paripurna yang professional, berkualitas,
terpercaya, terjangkau, serta berkeadilan yang sesuai kebutuhan pasien;
b. menyelenggarakan tata kelola rumah sakit berdasarkan prinsip good governance;
c. mengembangkan sumberdaya yang berkualitas dan memenuhi standar.

TUJUAN
a. menjadi pusat rujukan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Provinsi Sulawesi
Selatan;
b. memenuhi kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara
profesional, bermutu dan mudah di akses
c. mengembangkan jaringan kolaboratif dalam memberikan pelayanan kesehatan gigi
dan mulut pada masyarakat

FALSAFAH
Rumah Sakit Khusus Daerah Gigi dan Mulut (RSKDGM) adalah sarana kesehatan
yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan gigi dan mulut secara
profesional yang berlandaskan falsafah Pancasila.

TUJUAN
a. menjadi pusat rujukan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Provinsi Sulawesi
Selatan;
b. memenuhi kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara
profesional, bermutu dan mudah di akses;
c. mengembangkan jaringan kolaboratif dalam memberikan pelayanan kesehatan gigi
dan mulut pada masyarakat

5
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RSKD GIGI DAN MULUT

Pembentukan, kedudukan, tugas pokok, fungsi dan Susunan organisasi Rumah


Sakit Khusus Daerah Gigi dan Mulut didasarkan pada Peraturan Gubernur Sulawesi
Selatan nomor 6 Tahun 2013 tentang perubahan ketiga atas peraturan daerah provinsi
Sulawesi selatan nomor 9 tahun 2008 tentang organisasi dan tata kerja Inspektorat,
Badan Perencanaan pembangunan daerah,lembaga teknis daerah dan lembaga lain
provinsi Sulawesi Selatan dan Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan nomor 59 Tahun
2013 tentang Tugas pokok, fungsi dan rincian tugas jabatan struktural pada Rumah
Sakit Khusus Daerah Gigi dan Mulut
Struktur Organisasi ini diharapkan mampu mewadahi seluruh aspek kegiatan
pelayanan dan administrasi RSKD Gigi dan Mulut, sehingga untuk mencapai hasil
yang optimal dan maksimal, pengembangan manajemen diarahkan pada pemantapan
tata kerja sistem dan prosedur serta optimalisasi pelayanan.
Sejalan dengan perkembangan dan tuntutan pelayanan yang bermutu RSKD
Gigi dan Mulut berupaya pengelolaanya secara profesional yang ditunjang dengan
sistem manajemen dan administrasi yang baik.
Struktur Organisasi RSKD Gigi dan Mulut secara rinci adalah sebagai berikut:

DIREKTUR

SATUAN PEMERIKSAAN
KOMITE INTERNAL

SEKSI PELAYANAN SEKSI PENUNJANG SUB BAGIAN


MEDIK MEDIK DAN NON ADMINISTRASI UMUM &
DAN KEPERAWATAN MEDIK KEUANGAN

INSTALASI-INSTALASI
INSTALASI
INSTALASI

BAB V
VISI, MISI. TUJUAN, NILAI-NILAI, DAN MOTTO INSTALASI RAWAT
JALAN

VISI : Menjadi pilihan utama masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan.

6
MISI :
1. Mewujudkan budaya kerja yang Responsive, “Ethes”, Ramah, Sopan Santun, dan
Profesionalisme.
2. Mengkuti perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi kesehatan.

3. Mewujudkan peningkatan mutu dan keselamatan pasien.

TUJUAN:

1. Terwujudnya instalasi yang mampu memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu


dengan fasilitas yang memadai, memiliki sumber daya manusia yang professional
dengan biaya yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat.
2. Terwujudnya kerjasama yang baik dan harmonis antara semua pegawai di rumah
sakit.

NILAI - NILAI:

S – enyum dalam bertegur sapa

E – fektif, efisien dan terjangkau

R – amah dan professional melayani pelanggan

A – kurat dalam diagnosis dan terapi

S – impati dalam menanggapi keluhan pelanggan

I – khlas dan berintegritas tinggi dalam melayani pelanggan

MOTTO:

Kepuasan pelanggan adalah motivasi kami.

BAB VI
STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI RAWAT JALAN

A. Struktur Organisasi

7
1. Secara struktur organisasi, instalasi rawat Jalan berada dibawah Direktur
Rumah sakit. Dalam hal yang berkaitan dalam SDM pada instalasi rawat jalan
akan berkoordinasi dengan Direktur Rumah sakit.
2. Instalasi rawat Jalan adalah unit pelayanan non struktural yang dipimpin oleh
seorang kepala instalasi yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan medik,
pelayanan penunjang medik, pendidikan, pelatihan dan penelitian kesehatan di
rumah sakit.
3. Instalasi rawat Jalan membawahi ruang poliklinik.
4. Struktur organisasi Instalasi rawat Jalan sebagai berikut:

STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI RAWAT JALAN


RSKD GIGI DAN MULUT PROVINSI SULAWESI SELATAN

DIREKTUR

SATUAN PEMERIKSAAN
KOMITE INTERNAL

SEKSI PELAYANAN SEKSI PENUNJANG SUB BAGIAN


MEDIK MEDIK DAN NON ADMINISTRASI UMUM &
DAN KEPERAWATAN MEDIK KEUANGAN

INSTALASI RAWAT JALAN :


1. BEDAH MULUT DAN MAKSILOFASIAL
2. KONSERVASI
3. KEDOKTERAN GIGI ANAK
4. PERIODONSIA
5. PROSTODONSIA
6. ORTODONSIA
7. RADIOLOGI KEDOKTERAN GIGI

BAB VII
URAIAN JABATAN

1. KEPALA INSTALASI RAWAT JALAN

a. TUGAS POKOK

8
Memimpin pelaksanaan kebijakan rumah sakit di instalasi rawat jalan
Menyelenggarakan kegiatan pelayanan medik, keperawatan dan atau pelayanan
penunjang medik, sesuai dengan standart yang sudah ditetapkan melalui
pengelolaan sumber daya yang tersedia secara efektif, efisien dan produktif.

b. FUNGSI

Perencanaan, pelaksanaan, pengkoordinasian, pengendalian dan pengevaluasian


penyelenggaraan kegiatan pelayanan medik, keperawatan dan atau pelayanan
penunjang medik, dilingkup instalasi.

c. URAIAN TUGAS

1. Melaksanakan kebijakan rumah sakit di instalasi rawat jalan


2. Melaksanakan inventarisasi data SDM serta mengusulkan pemenuhan
dan pengembangan SDM di instalasi rawat jalan
3. Melaksanakan inventarisasi serta mengusulkan kebutuhan sarana
prasarana dan peralatan di instalasi rawat jalan
4. Melaksanakan inventarisasi masalah di instalasi rawat jalan
5. Mengupayakan implementasi nilai-nilai organisasi yang dijabarkan
dalam buku panduan perilaku di instalasi rawat jalan
6. Mengupayakan implementasi akreditasi di instalasi rawat jalan
7. Menyusun draft Standar Prosedur Operasional (SPO) dan mengusulkan
perubahan SPO di instalasi rawat jalan
8. Mengupayakan implementasi dan evaluasi SPO di instalasi rawat jalan
9. Mengupayakan tercapainya kendali mutu, kendali biaya dan
pencegahan terhadap tindakan yang berpotensi fraud dan gratifikasi
pada di instalasi rawat jalan
10 Turut membantu komite mutu RS dalam mewujudkan mutu pelayanan
. yang berkualitas di di instalasi rawat jalan

11 Membuat laporan berkala tentang pencapaian indikator mutu di


. instalasi rawat jalan

12 Mengukur capaian kinerja pelayanan di instalasi berdasarkan indikator


. BLUD pada instalasi rawat jalan

13 Membuat rekapitulasi kasus penyakit secara berkala pada instalasi


. rawat jalan

14 Menyelenggarakan pengelolaan kegiatan staf dan logistik pada


. instalasi rawat jalan

15 Membina poliklinik di instalasi rawat jalan

9
.
16 Berkoordinasi dengan seksi terkait instalasi rawat jalan
.
17 Melaksanakan rapat rutin di instalasi
.
d. TANGGUNG JAWAB

1. Dalam melaksanakan tugasnya instalasi bertanggung jawab kepada direktur


RS secara berjenjang.
2. Menjamin kelancaran operasional dalam pelayanan dan atau dukungan
pelayanan secara efisien, efektif, bermutu dan produktif.
3. Menjamin tercapainya sasaran dan target sesuai dengan program kerja
(ketentuan) yang telah ditetapkan.
2. KEPALA RUANG
a. Tugas Pokok
Mengawasi dan mengendalikan kegiatan pelayanan diruangan yang berada di
wilayah tanggung jawabnya.
b. URAIAN TUGAS
1. Melaksanakan fungsi perencanaan:

a. Menyusun rencana kerja kepala ruangan

b. Berperan serta menyusun falsafah dan tujuan pelayanan medis diruang


yang bersangkutan
c. Menyusun rencana kebutuhan tenaga medis dari segi jumlah maupun
kualifikasi rawat jalan.
2. Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan :

a. Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan diruang


rawat jalan.
b. Melaksanakan orientasi kepada pasien atau keluarga meliputi:

a) Penjelasan tentang peraturan rumah sakit

b) Tata tertib ruang rawat jalan

c) Fasilitas yang ada dan cara penggunaannnya serta kegiatan rutin


sehari-hari
c. Melaksanakan orientasi kepada tenaga medis baru

d. Mengadakan pertemuan berkala/insidentil pada staf rawat jalan


e. Memberi kesempatan atau ijin kepada staf rawat jalan

f. Mengupayakan pengadaan peralatan dan obat-obatan sesuai dengan


kebutuhan berdasarkan ketentuan atau kebijakan rumah sakit.
3. Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan penilaian:

10
a. Mengendalikan dan menilai pelaksanaan tugas yang telah ditentukan.
b. Melakukan penilai kinerja tenaga medis yang berada di bawah tanggung
jawabnya.
c. Mengawasi, mengendalikan dan menilai pendayagunaan tenaga
keperawatan, peralatan dan obat-obatan.
d. Mengawasi dan menilai asuhan keperawatan sesuai standart yang berlaku
secara mandiri.

BAB VIII
TATA HUBUNGAN KERJA

11
Instalasi Penunjang
Non Diagnostik

Instalasi Instalasi
Penunjang
Perawatan Lain
IRJA Diagnostik

Instalasi Rekam
Instalasi PDE Medik

Rumah Sakit Lain

Hubungan Intern :
➢ Instalasi rawat Jalan memberikan pelayanan yang komprehensip terhadap
kebutuhan pasien baik secara langsung yang berkaitan dengan pemeriksaan
penunjang diagnostik, perawatan khusus maupun yang tidak langsung terkait
dengan penunjang non diagnostik, dokumen rekam medik, dan SIM RS.

Hubungan Ektern :
➢ Instalasi rawat Jalan berkolaborasi dengan rumah sakit lain dalam hal
rujukan pasien yang memerlukan perawatan tingkat yang lebih tinggi/lanjut.

BAB IX POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI


PERSONIL

Instalasi rawat Jalan (IRJA) berkoordinasi dengan Bidang Pelayanan dan Kasi
Keperawatan dalam pengaturan sumber daya manusia yang ada di instalsi.
Adapun pola ketenagaan dan kualifikasi personil rawat jalan sebagi berikut:

1. Berdasarkan jenis Jabatan


Uraian Kualifikasi Jumlah Kebutuhan Keterangan

12
Jabatan Pendidikan Sertifikat pelatiahan yang
Ada
Kepala Dokter Spesialis/ Pelatihan 1 orang 1 orang Sudah
Instalasi Dokter Umum/ Manajemen mencukupi
Magister Bangsal / Pelatihan
Keperawatan/S2 Manajemen
Kesehatan Pelayanan
Keperawatan
Pelatihan
kompetensi dasar (
K3, PPI, PS, BLS )

Kepala Sarjana Pelatihan 1 orang 1 orang Sudah


Ruang Keperawatan + Manajemen mencukupi
Poliklinik Ners, DIII Bangsal
Keperawatan, Pelatihan BTCLS
DIII / DIV Pelatihan
Kebidanan kompetensi dasar
( K3, PPI, PS, BLS )
Kepala Sarjana Pelatihan 1 orang 1 orang Sudah
Ruang Keperawatan + Manajemen Mencukupi
Hemodiali Ners, DIII Bangsal
sa Keperawatan. Pelatihan
Hemodialisa
Pelatihan BTCLS
Pelatihan
kompetensi dasar
( K3, PPI, PS, BLS )
Perawat + DIII/DIV Pelatihan BTCLS 18 18 orang Sudah
Bidan Kebidanan, Pelatihan orang mencukupi
Pelaksana Sarjana kompetensi dasar
Poliklinik Keperawatan ( K3, PPI, PS, BLS )
+Ners, DIII
Keperawatan
Perawat DIII Pelatihan BTCLS 11 11 orang Sudah
Pelaksana Keperawatan, Pelatihan orang mencukupi
Haemodial Sarjana Haemodialisa
isa Keperawatan Pelatihan
+Ners kompetensi dasar
( K3, PPI, PS, BLS )
Administra SMA Bisa komputer 1 orang 2 orang Kurang 1
si Pelatihan orang
kompetensi dasar
( K3, PPI, PS, BLS )

2. Berdasarkan Pembagian Instalasi/ruang di rumah sakit


Penentuan jumlah sumber daya manusia berdasarkan Anlisis Bbeban
Kerja.

13
BAB X KEGIATAN ORIENTASI

Kegiatan orientasi di Instalasi Rawat Jalan adalah kegiatan yang dilakukan


kepada perawat baru sebagai upaya untuk menyesuaikan diri pada tempat /
unit kerja baru dalam rangka memenuhi syarat bagi pekerjaan / jabatan dengan
situasi baru yang berbeda dan asing.
Kegiatan orientasi mempunyai tujuan antara lain :
1. Memahami tugas, kewajiban, wewenang dan prosedur kerja.
2. Memahami tujuan, falsafah dan peraturan – peraturan di lingkungan rumah
sakit serta kebijakan pimpinan rumah sakit.
3. Memahami prosedur – prosedur dalam berbagai bidang di berbagai unit
kerja.
4. Memahami teknik – teknik mengerjakan basic life support dalam keadaan
darurat.
5. Memahami prosedur tentang penilaian terhadap penampilan kerja staf
keperawatan.

14
Materi orientasi meliputi :
1. Materi umum :
a. Struktur organisasi rumah sakit dan bidang keperawatan.
b. Falsafah dan tujuan rumah sakit dan pelayanan keperawatan.
c. Fasilitas / sarana yang tersedia dan cara penggunaannya.
d. Kebijakan dan prosedur yang berlaku di rumah sakit / pelayanan
keperawatan.
e. Metode pemberian asuhan keperawatan.
f. Pola ketenagaan dan sistem penilaian kinerja keperawatan.
g. Prosedur pengamanan dalam berbagai bidang di rumah sakit.
h. Hak dan kewajiban perawat.
2. Materi khusus :
a. Struktur organisasi Instalasi / ruangan.
b. Setting ruangan dan alat.
c. Tata tertib instalasi / ruangan.
d. Prosedur administrasi instalasi / ruangan.
e. Prosedur pelayanan pasien poliklinik dan hemodialisa.
f. Manajemen instalasi rawat jalan.
3. Prosedur kegiatan orientasi yang dilakukan adalah :
a. Tenaga keperawatan dan non keperawatan diserahkan dari urusan
kepegawaian ke bidang pelayanan dan keperawatan.

b. Tenaga keperawatan dan non keperawatan baru, pindahan dan


mutasi antar ruang menerima penjelasan materi orientasi yang
meliputi materi umum dan khusus.
c. Perkenalan dengan pejabat struktural / fungsional di pelayanan.
d. Pelaksanaan program orientasi bidang keperawatan yang dijadwalkan
mulai dari IRJA, IGD, ICU, IBS dan IRNA.
e. Pelaksanaan program pegawai non keperawatan dijadwalkan di area
masing – masing.
f. Setelah pelaksanaan orientasi perawat yang bersangkutan membuat
laporan ke bidang keperawatan.
g. Setelah pelaksanaan orientasi pegawai non perawat yang
bersangkutan membuat laporan ke atasan langsung.
h. Berdasarkan evaluasi selama orientasi yang dibuat oleh masing –
masing kepala ruang, maka yang bersangkutan ditempatkan sesuai
kebutuhan serta ketrampilan yang bersangkutan melalui SK Direktur.

15
BAB XI PERTEMUAN/ RAPAT

Instalasi Rawat Jalan menyelenggarakan pertemuan / rapat :


1. Rapat periodik masing – masing ruang setiap bulan sekali.
2. Rapat rutin dengan seluruh kepala ruang rawat Jalan yang
diadakan setiap bulan sekali.
3. Rapat rutin dengan administrasi setiap bulan sekali.
4. Rapat koordinasi dengan instalasi lain setiap 2 bulan sekali.
5. Rapat insidentil.

16
BAB XII PELAPORAN

A. Pengertian
Pelaporan merupakan sistem atau metode yang dilakukan untuk
melaporkan segala bentuk kegiatan yang terkait dengan pemberian
pelayanan di instalasi rawat Jalan.
B. Jenis Laporan
Laporan dibuat oleh tiap – tiap kepala ruang rawat Jalan. Adapun jenis
laporan yang dilakukan terdiri dari :
1. Laporan harian
Laporan harian dibuat setiap hari terkait dengan pelayanan di rawat
Jalan dan digunakan sebagai laporan serah terima (hand over) antar
petugas ( di poliklinik ) dan di pergantian shift (di Hemodialisa).
2. Laporan Bulanan
Laporan yang dibuat oleh kepala ruang dalam bentuk tertulis setiap
bulannya dan diserahkan kepada Kepala Instalasi rawat Jalan tiap
tanggal 5. Adapun hal – hal yang dilaporkan adalah :
a. Laporan SDM IRJA yang meliputi :
1. Kuantitas SDM
2. Kualitas SDM
b. Laporan fasilitas dan sarana IRJA yang meliputi :
1. Kelengkapan Alat dan Fasilitas
2. Kondisi Alat dan Fasilitas
c. Laporan Produktivitas IRJA (khusus di
poliklinik dan
Heamodialisa) yang meliputi :
1. Jumlah Pasien
2. Jumlah Tindakan

17
d. Laporan Kinerja Mutu
1. Indikator Mutu Pelayanan.
2. Indikator Klinik
3. Indikator Keselamatan Pasien

3. Laporan Tahunan
Laporan yang dibuat oleh Kepala ruang dalam bentuk tertulis setiap
tahun dan diserahkan kepada Ka Instalasi Rawat Jalan tiap akhir tahun (
tanggal 31 Desember ). Adapun hal-hal yang dilaporkan adalah :
a. Laporan SDM IRJA dan evaluasi dalam satu tahun
b. Laporan fasilitas dan sarana IRJA dan evaluasi dalam satu
tahun.
c. Laporan Produktivitas IRJA dan evaluasi dalam satu tahun
(khusus Poliklinik dan Haemodialisa)
d. Laporan Kinerja Mutu Pelayanan IRJA dan evaluasi dalam satu
tahun.

18
19

Anda mungkin juga menyukai