Pedoman Pengorganisasian Instalasi Rawat Jalan 1605753647
Pedoman Pengorganisasian Instalasi Rawat Jalan 1605753647
1
BAB I
PENDAHULUAN
Rumah sakit adalah salah satu organisasi pemerintah yang berfungsi dalam
penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit
(kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat (WHO, 2007). Berdasarkan
UU No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit bahwa rumah sakit publik yang dikelola
Pemerintah dan Pemerintah
Pembangunan Kesehatan dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya. Dalam kerangka mencapai tujuan tersebut, pembangunan
kesehatan dilaksanakan secara sistematis dan berkesinambungan. RSKD Gigi dan Mulut adalah
salah satu bagian dari sistem penyelenggaraan dukungan kesehatan dan pelayanan kesehatan
yang terdaftar di Dinas Kesehatan kota Makassar Sebagai Rumah Sakit Gigi dan Mulut Tipe B
dengan berbagai kemampuan pelayanan spesialisasi maupun subspesialisasinya.
Penyelenggaraan dan pengorganisasian di RSKD Gigi dan Mulut didasarkan pada Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit dan Peraturan Menteri
Kesehatan nomor 72 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit.
Sebagai bagian dari sistem pelayanan kesehatan nasional maka RSKD Gigi dan Mulut
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna dengan menyediakan
pelayanan rawat jalan, dan pemeriksaan penunjang dalam bentuk upaya promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif, yang dijelaskan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38
Tahun 2014 tentang Keperawatan. Penyelenggaraan RSKD Gigi dan Mulut ditentukan oleh tiga
komponen utama yaitu jenis pelayanan keperawatan yang diberikan, sumberdaya manusia
sebagai pemberian pelayanan dan manajemen sebagai tata kelola pemberian pelayanan.
2
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT
SEJARAH
Indonesia mengahadapi berbagai perubahan dan tantangan strategis disaat memasuki
era globallisasi baik perubahan internal maupun eskternal. Hal ini juga terjadi dalam
bidang pembangunan kesehatan. Jika dilihat dari sejarahnya RSKDGM Prov. Sulawesi
Selatan mengalami beberapa kali perubahan status. Awal berdirinya masih berstatus Klinik
Gigi pada tahun 1949-1952. Pada tahun 1952-1963 kembali berubah menjadi BALAI
PENGOBATAN GIGI MAKASSAR, kemudian Dinas Kesehatan Gigi Provinsi Sulawesi
Selatan Dati I Sulsel Pada tahun yang sama berubah menjadi Seksi Kesehatan Gigi Pada
DINAS KESEHATAN Provinsi Dati I Sulsel, Kemudian berubah lagi menjadi BALAI
PENGOBATAN GIGI KARTINI Tahun 1983. Sesuai dengan Keputusan Gubernur No.
982/VII/1987 BALAI PENGOBATAN GIGI KARTINI kembali berubah menjadi BALAI
KESEHATAN GIGI DINAS KESEHATAN PROVINSI DATI I SUL AWESI SELATAN
pada tahun 1987-2002. Kemudian pada tahun 2002-2007 berdasarkan Keputusan
Gubernur No. 13 Tahun 2002 menjadi PUSAT PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN
MULUT SULAWESI SELATAN. Kemudian pada tahun 2018 berdasarkan Keputusan
Gubernur No. 57 Tahun 2018 berubah status menjadi RUMAH SAKIT KHUSUS
DAERAH GIGI DAN MULUT PROVINSI SULAWESI SELATAN.
Untuk mewujudkan visi Menjadi Rumah Sakit Khusus Daerah Gigi dan Mulut
(RSKDGM) Unggulan dan Pusat Rujukan di Provinsi Sulawesi Selatan, maka harus
dilakukan upaya memberikan pelayanan paripurna, bermutu dan berkeadilan bagi seluruh
lapisan masyarakat. Dengan telah terbitnya peraturan Menteri Kesehatan Nomor
755/MENKES/PER/IV/2011 tentang Pelayanan Komite Medik di Rumah Sakit. Bahwa
Komite Medik memiliki tugas untuk memberikan pertimbangan kepada Direktur dalam
hal pengaturan tata kelola medis yang baik agar mutu keselamtan pasien di rumah sakit
lebih terjamin dan terlindungi dalam rangka peningkatan profesionalisme dan etika staf
rumah sakit.
3
TUGAS POKOK, PERAN DAN FUNGSI RSKD GIGI DAN MULUT PROVINSI
SULAWESI SELATAN SELATAN
Rumah sakit adalah milik Pemerintah Provinsi yang merupakan unsur pendukung
tugas Gubernur di bidang pelayanan kesehatan gigi dan mulut, dipimpin oleh seorang
Direktur yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Gubernur melalui
Sekretaris Daerah Provinsi;
Rumah sakit mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna, pelayanan rujukan, dan menyelenggarakan pendidikan dan
pelatihan, serta penelitian.
Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2), rumah sakit
mempunyai fungsi:
a. perumusan kebijakan teknis di bidang pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna;
b. pelayanan penunjang dalam penyelenggaraan di bidang pelayanan kesehatan;
c. penyusunan rencana dan program, monitoring, evaluasi dan pelaporan di bidang
pelayanan kesehatan gigi dan mulut;
d. pelayanan medis
e. pelayanan penunjang medis dan non medis
f. pelayanan keperawatan
g. pelayanan rujukan
h. pelaksanaan pendidikan, pelatihan dan penelitian
i. pengelolaan keuangan dan akuntansi, dan
j. pengelolaan sumberdaya manusia, organisasi dan tatalaksana, serta rumah tangga,
perlengkapan dan umum
4
BAB III
VISI, MISI, FALSAFAH, FUNGSI DAN TUJUAN
VISI
Visi RSKD Gigi dan Mulut Provinsi Sulawesi SelatanSelatan
Menjadi Rumah Sakit Khusus Daerah Gigi dan Mulut (RSKDGM) unggulan dan
pusat rujukan di Provinsi Sulawesi Selatan
MISI
Misi RSKD Gigi dan Mulut Provinsi Sulawesi SelatanSelatan
a. menyelenggarakan pelayanan kesehatan paripurna yang professional, berkualitas,
terpercaya, terjangkau, serta berkeadilan yang sesuai kebutuhan pasien;
b. menyelenggarakan tata kelola rumah sakit berdasarkan prinsip good governance;
c. mengembangkan sumberdaya yang berkualitas dan memenuhi standar.
TUJUAN
a. menjadi pusat rujukan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Provinsi Sulawesi
Selatan;
b. memenuhi kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara
profesional, bermutu dan mudah di akses
c. mengembangkan jaringan kolaboratif dalam memberikan pelayanan kesehatan gigi
dan mulut pada masyarakat
FALSAFAH
Rumah Sakit Khusus Daerah Gigi dan Mulut (RSKDGM) adalah sarana kesehatan
yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan gigi dan mulut secara
profesional yang berlandaskan falsafah Pancasila.
TUJUAN
a. menjadi pusat rujukan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Provinsi Sulawesi
Selatan;
b. memenuhi kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara
profesional, bermutu dan mudah di akses;
c. mengembangkan jaringan kolaboratif dalam memberikan pelayanan kesehatan gigi
dan mulut pada masyarakat
5
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RSKD GIGI DAN MULUT
DIREKTUR
SATUAN PEMERIKSAAN
KOMITE INTERNAL
INSTALASI-INSTALASI
INSTALASI
INSTALASI
BAB V
VISI, MISI. TUJUAN, NILAI-NILAI, DAN MOTTO INSTALASI RAWAT
JALAN
6
MISI :
1. Mewujudkan budaya kerja yang Responsive, “Ethes”, Ramah, Sopan Santun, dan
Profesionalisme.
2. Mengkuti perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi kesehatan.
TUJUAN:
NILAI - NILAI:
MOTTO:
BAB VI
STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI RAWAT JALAN
A. Struktur Organisasi
7
1. Secara struktur organisasi, instalasi rawat Jalan berada dibawah Direktur
Rumah sakit. Dalam hal yang berkaitan dalam SDM pada instalasi rawat jalan
akan berkoordinasi dengan Direktur Rumah sakit.
2. Instalasi rawat Jalan adalah unit pelayanan non struktural yang dipimpin oleh
seorang kepala instalasi yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan medik,
pelayanan penunjang medik, pendidikan, pelatihan dan penelitian kesehatan di
rumah sakit.
3. Instalasi rawat Jalan membawahi ruang poliklinik.
4. Struktur organisasi Instalasi rawat Jalan sebagai berikut:
DIREKTUR
SATUAN PEMERIKSAAN
KOMITE INTERNAL
BAB VII
URAIAN JABATAN
a. TUGAS POKOK
8
Memimpin pelaksanaan kebijakan rumah sakit di instalasi rawat jalan
Menyelenggarakan kegiatan pelayanan medik, keperawatan dan atau pelayanan
penunjang medik, sesuai dengan standart yang sudah ditetapkan melalui
pengelolaan sumber daya yang tersedia secara efektif, efisien dan produktif.
b. FUNGSI
c. URAIAN TUGAS
9
.
16 Berkoordinasi dengan seksi terkait instalasi rawat jalan
.
17 Melaksanakan rapat rutin di instalasi
.
d. TANGGUNG JAWAB
10
a. Mengendalikan dan menilai pelaksanaan tugas yang telah ditentukan.
b. Melakukan penilai kinerja tenaga medis yang berada di bawah tanggung
jawabnya.
c. Mengawasi, mengendalikan dan menilai pendayagunaan tenaga
keperawatan, peralatan dan obat-obatan.
d. Mengawasi dan menilai asuhan keperawatan sesuai standart yang berlaku
secara mandiri.
BAB VIII
TATA HUBUNGAN KERJA
11
Instalasi Penunjang
Non Diagnostik
Instalasi Instalasi
Penunjang
Perawatan Lain
IRJA Diagnostik
Instalasi Rekam
Instalasi PDE Medik
Hubungan Intern :
➢ Instalasi rawat Jalan memberikan pelayanan yang komprehensip terhadap
kebutuhan pasien baik secara langsung yang berkaitan dengan pemeriksaan
penunjang diagnostik, perawatan khusus maupun yang tidak langsung terkait
dengan penunjang non diagnostik, dokumen rekam medik, dan SIM RS.
Hubungan Ektern :
➢ Instalasi rawat Jalan berkolaborasi dengan rumah sakit lain dalam hal
rujukan pasien yang memerlukan perawatan tingkat yang lebih tinggi/lanjut.
Instalasi rawat Jalan (IRJA) berkoordinasi dengan Bidang Pelayanan dan Kasi
Keperawatan dalam pengaturan sumber daya manusia yang ada di instalsi.
Adapun pola ketenagaan dan kualifikasi personil rawat jalan sebagi berikut:
12
Jabatan Pendidikan Sertifikat pelatiahan yang
Ada
Kepala Dokter Spesialis/ Pelatihan 1 orang 1 orang Sudah
Instalasi Dokter Umum/ Manajemen mencukupi
Magister Bangsal / Pelatihan
Keperawatan/S2 Manajemen
Kesehatan Pelayanan
Keperawatan
Pelatihan
kompetensi dasar (
K3, PPI, PS, BLS )
13
BAB X KEGIATAN ORIENTASI
14
Materi orientasi meliputi :
1. Materi umum :
a. Struktur organisasi rumah sakit dan bidang keperawatan.
b. Falsafah dan tujuan rumah sakit dan pelayanan keperawatan.
c. Fasilitas / sarana yang tersedia dan cara penggunaannya.
d. Kebijakan dan prosedur yang berlaku di rumah sakit / pelayanan
keperawatan.
e. Metode pemberian asuhan keperawatan.
f. Pola ketenagaan dan sistem penilaian kinerja keperawatan.
g. Prosedur pengamanan dalam berbagai bidang di rumah sakit.
h. Hak dan kewajiban perawat.
2. Materi khusus :
a. Struktur organisasi Instalasi / ruangan.
b. Setting ruangan dan alat.
c. Tata tertib instalasi / ruangan.
d. Prosedur administrasi instalasi / ruangan.
e. Prosedur pelayanan pasien poliklinik dan hemodialisa.
f. Manajemen instalasi rawat jalan.
3. Prosedur kegiatan orientasi yang dilakukan adalah :
a. Tenaga keperawatan dan non keperawatan diserahkan dari urusan
kepegawaian ke bidang pelayanan dan keperawatan.
15
BAB XI PERTEMUAN/ RAPAT
16
BAB XII PELAPORAN
A. Pengertian
Pelaporan merupakan sistem atau metode yang dilakukan untuk
melaporkan segala bentuk kegiatan yang terkait dengan pemberian
pelayanan di instalasi rawat Jalan.
B. Jenis Laporan
Laporan dibuat oleh tiap – tiap kepala ruang rawat Jalan. Adapun jenis
laporan yang dilakukan terdiri dari :
1. Laporan harian
Laporan harian dibuat setiap hari terkait dengan pelayanan di rawat
Jalan dan digunakan sebagai laporan serah terima (hand over) antar
petugas ( di poliklinik ) dan di pergantian shift (di Hemodialisa).
2. Laporan Bulanan
Laporan yang dibuat oleh kepala ruang dalam bentuk tertulis setiap
bulannya dan diserahkan kepada Kepala Instalasi rawat Jalan tiap
tanggal 5. Adapun hal – hal yang dilaporkan adalah :
a. Laporan SDM IRJA yang meliputi :
1. Kuantitas SDM
2. Kualitas SDM
b. Laporan fasilitas dan sarana IRJA yang meliputi :
1. Kelengkapan Alat dan Fasilitas
2. Kondisi Alat dan Fasilitas
c. Laporan Produktivitas IRJA (khusus di
poliklinik dan
Heamodialisa) yang meliputi :
1. Jumlah Pasien
2. Jumlah Tindakan
17
d. Laporan Kinerja Mutu
1. Indikator Mutu Pelayanan.
2. Indikator Klinik
3. Indikator Keselamatan Pasien
3. Laporan Tahunan
Laporan yang dibuat oleh Kepala ruang dalam bentuk tertulis setiap
tahun dan diserahkan kepada Ka Instalasi Rawat Jalan tiap akhir tahun (
tanggal 31 Desember ). Adapun hal-hal yang dilaporkan adalah :
a. Laporan SDM IRJA dan evaluasi dalam satu tahun
b. Laporan fasilitas dan sarana IRJA dan evaluasi dalam satu
tahun.
c. Laporan Produktivitas IRJA dan evaluasi dalam satu tahun
(khusus Poliklinik dan Haemodialisa)
d. Laporan Kinerja Mutu Pelayanan IRJA dan evaluasi dalam satu
tahun.
18
19