Anda di halaman 1dari 13

Managed and Authorized by :

KNOWLEDGE MANAGEMENT

PT DIRGANTARA INDONESIA

(barcode)

INFORMASI DALAM DOKUMEN INI BOLEH DIGUNAKAN UNTUK UMUM

INFORMASI DALAM DOKUMEN INI ADALAH HAK MILIK PT. DIRGANTARA INDONESIA DAN DILARANG DIPERBANYAK
BAIK KESELURUHAN ATAU SEBAGIAN, ATAU DIGUNAKAN UNTUK UMUM, KECUALI APABILA MEMILIKI IZIN TERTULIS
DARI PT. DIRGANTARA INDONESIA

PENAMBAHAN HALAMAN TERBATAS DIPERBOLEHKAN PADA


DOKUMEN INI DAN DILAMPIRKAN DALAM HALAMAN TERPISAH

Revisi : Diisi dengan nomor perbaruan


dokumen Jumlah Halaman: Diisi dengan jumlah
halaman
Tanggal : Diisi tanggal pembuatan dokumen
No. Dokumen : Program :
Knowledge Notes
Topik:

PENCEGAHAN BAHAYA DARI BAHAN PELEDAK/EXPLOSIVE PADA SAAT PEMINDAHAN


ROKET DARI GUDANG KE FASILITAS TEST BENCH DAN PENGAMANAN UJI COBA
ROKET DI FASILITAS TEST BENCH.

RECEIVER GIVER MANAJER


Ditulis oleh: Disetujui oleh: Disetujui oleh:

ttd ttd ttd


Penerima Pengetahuan Pemberi Pengetahuan Manajer Pemberi
Pengetahuan
(VITTO VIDYYA (HARI SUTOPO)
2

ARDIANSYAH) (NIK) (HARI SUTOPO)


(200055) (NIK)
1

“If you light a lantern for another, it will also


brighten your own path”
Nichiren Daishonin
2

KNOWLEDGE RETENTION PLAN


Nama Giver : Diisi dengan nama pemberi pengetahuan
NIK/ Unit Organisasi : Diisi dengan NIK dan unit organisasi pemberi pengetahuan
Jabatan : Diisi dengan jabatan pemberi pengetahuan
Special Skill yang dimiliki : Diisi dengan keterampilan yang dimiliki oleh pemberi
Giver pengetahuan

Pengetahuan dan Skill


Metode Transfer Ditujukan
Khusus yang dimiliki Waktu Pelaksanaan
Pengetahuan Kepada
oleh Giver
Diisi dengan turunan Diisi dengan langkah Diisi dengan Diisi dengan waktu mulai dan batas
dari special skill yang yang akan dilakukan Nama/NIK/Unit target penyelesaian
dimiliki untuk memelihara Organisasi
keahlian dan penerima
keterampilan khusus pengetahuan
yang dimiliki.
Contoh : Mentoring,
Keterlibatan langsung
dalam Project, Simulasi
Software, dll

Dengan ini kami sepakat untuk:

1. Melaksanakan kegiatan job-shadowing selama periode tersebut di atas.


2. Bertemu dalam rangka melaksanakan program job-shadowing setidaknya sekali dalam
seminggu pada setiap bulan selama periode job-shadowing.
3. Memberikan umpan balik tertulis pada akhir program job-shadowing.

Bandung,..........................

Pemberi Pengetahuan Penerima Pengetahuan

ttd ttd

(Nama Lengkap) (VITTO V.A )


3

1 PENDAHULUAN

1.1 Identifikasi Masalah


1. PENDAHULUAN
PT Dirgantara Indonesia (PT.DI) adalah perusahaan setrategis dan termasuk dalam objek
vital nasional, Produk yang dihasilkan oleh PT. Dirgantara Indonesia yaitu pesawat terbang,
aircraft component, dan senjata. PT Dirgantara Indonesia berlokasi di Bandung, jawa barat selain
itu juga mempunyai area Produksi di Tasikmalaya jawa barat, Dalam rangka pemenuhan
kebutuhan senjata untuk Tentara Nasional Indonesia (TNI) salah satunya produk Roket dari PT
Dirgantara Indonesia sehingga customer yang datang ke KP III Tasikmalaya adalah anggota TNI
dari Mabes TNI AU, Kementriaan Pertahanan, Depo 60 Madiun Lanud Iswahyudi, dan Tamu dari
Pejabat TNI AU yang sedang mempunyai agenda kunjungan di Lanud Wiriadinata untuk
bersilaturahmi ke pimpinan PT Dirgantara Indonesia Yang ada di KP III Tasikmalaya.
untuk menunjaang proses pruduksi tersebut di masing masing wilayah di perlukan
Direktorat Keuangan,Manajemen Resiko dan SDM khususnya Devisi Pengamanan. PT
Dirgantara Indonesia yang berada di Tasikmalaya disebut sebagai Kawasan Produksi (KP) III
Tasikmalaya atau Pengamanan Wilayah II, lokasinya yang berada di dalam kawasan TNI AU
Lanud Wiriadinata juga merupakan Objek Vital Nasional, KP III Tasikmalaya memproduksi
beberapa jenis Roket sehingga terdapat tempat-tempat untuk menyimpan bahan Explosive
sehingga KP III Tasikmalaya terdapat beberapa tempat Explosive, sehingga sangat di perlukan
peran pengamanan untuk menunjang berlangsungnya proses Produksi dari material datang
sampai menjadi Roket dan di kirim ke Customer semua proses melibatkan pengamanan yang
berada di KP III.
PT DI KP III Tasikmalaya terdapat beberapa fasilitas yang masuk dalam area Explosive
untuk pembuatan Roket, antara lain fasilitas Assembling, pengujian Roket dan terdapat gudang
penyimpanan bahan Explosive.adapun beberapa komponen yang masuk dalam katagori bahan
peledak:
a) Bahan Explosive adalah salahsatu senyawa kimia atau campuran mechanical, bila terkena panas,
gesekan, benturan, letusan api atau penyalaan api akan terjadi perubahan kimia yang cepat dan
menimbulkan gas dengan volume besar dan temperature tinggi.
4

1. Propelan padat adalah komposisi bahan Explosive yang digunakan untuk mendorong misil
atau Motor Roket dengan cara menghasilkan gas dengan tempertaur dan tekanan tinggi
yang diubah menjadi gaya dorong oleh suatu alat.
2. Amunisi/Mesiu adalah sejumlah bahan peledak dengan komposisi bahan satu jenis atau
lebih yang di masukan dalam satu system wadah tertentu sehingga aman untuk disimpan
dan di angkut.
3. Igniter adalah komponen alat penyala awal Motor Roket.
4. Warhead adalah komponen hulu ledak dari Motor Roket.
5. X-Ray adalah alat yang di gunakan untuk memeriksa komponen yang di pasang di bagian
dalam Motor Roket
Dalam upaya melindungi dan mengamankan kawasan perusahaan baik fasilitas atau personil
menjadi tanggung jawab Pengamanan, dalam penyelenggaraan juga tidak lepas dari kerjasama
dan kordinasi dengan Lanud Wiriadinata dan unsur di bawahanya.
Berdasarkan hal tersebut terdapat potensi bahaya yang bisa terjadi terhadap Karyawan,
tamu atau matrial di area Explosive PT Dirgantara Indonesia Wilayah KP III Tasikmalaya pada
saat kegiatan uji static Roket .salah satu pencegahan bahaya dari bahan Peledak/Explosive
pada saat pemindahan Roket dari Gudang ke fasilitas Test Bench dan Pengamanan uji
coba Roket di fasilitas Test Bench. tugas utama pengamanan yaitu membantu pelaksanaan
kegiatan pemindahan Roket ke fasilitas Test Bench, pengawalan, penyiapan sarana proteksi
kebakaran, pengamanan personil, dan daerah Test Bench baik sebelum dan sesudah kegiatan di
bantu dari satuan pengamanan (Satpam KP III Tasikmalaya).

1.2 Tujuan
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, tujuan penulis ini adalah pencegahan bahaya
dari bahan peledak/Explosive pada saat pemindahan Roket dari Gudang ke fasilitas Test Bench
dan Pengamanan uji coba Roket di fasilitas Test Bench di PT Dirgantara Indonesia KP III
Tasikmalaya. Diharapkan, dari hasil analiasa tersebut dapat dijadikan sebagai pertimbangan
managemen khususnya Devisi Pengamanan sehingga dapat menjadi kosidernas untuk
pengamanan bahan Explosive dan area Explosive.
5

1.3 Dokumen, Prosedur, atau Gambar terkait


 Kepres No 63 tahun 2004 tentang pengmanan objek vital nasional
 Manual administrative dan prosedur nomor : 02-pm-001 Tanggal 1 Maret 2006 tentang prosedur
tetap pengamanan perusahaan
 Manual kebijakan perusahaan : 00-ptd-2013 Tanggal 17 februari 2015
 Dok 92-HK-03 Peraturan angkat angkut dan bongkar muat bahan peledak diarea KP III
Tasikmalaya
 Program kerja departemen pengamanan fisik tahun 2023

1.4 Organisasi atau Pihak terkait


1. Departemen Enjiniring dan sistem senjata khususnya ES (4000) dan ES 2000 yang berada di KP
III Tasikmalaya.
2. Lanud Wiriadinata Lanud Wiriadinata .
3. Setiap tamu yang berdinas ke PT Dirgantara Indonesia KP III Tasikmalaya harus memiliki ijin
dari Komandan Lanud Wiriadinata yang di ajukan dari kepala unit ES 4000 (Manager KP III
Tasikmalaya)
4. Departemen Pengamanan Fisik KP III Tasikmalaya
5. Departemen Pengamanan Fisik yang berada di Tasikmalaya adalah PM 1200 merupakan
organisasi yang bertugas sebagai penegak displin dan menjaga pengamanan keseluruhan
perusahaan dengan cara Pengatura, penjagaan,pengawalan,dan patroli.

1.5 Nilai-Nilai Budaya “AKHLAK” yang dibutuhkan


Nilai-nilai budaya “AKHLAK” tentu harus di implementasikan guna untuk menyelesaikan
masalah tersebut di atas, antara lain :

1. Loyal
Fungsi pengamanan kesetiaan dan pengabdian penuh tanggung jawab harus tertanaam di setiap
anggota sebagai penunjang tugas sesuai dengan arahan dan petunjuk atasan dan aturan perusahaan.
2. Adaptif
Fungsi pengamanan saat menghadapi masalah harus menyesuaikan berani mengambil keputusan
sesuai dengan aturan perusahaan dan norma, dengan adanya perkembangan yang menjadi
6

ancaman perusahaan pengamanan harus bisa segera menyesuaikan diri untuk tindakan
pencegahan dan penanggulangan
3. Kolaboratif
Fungsi pengamanan khususnya di PT Dirgantara Indonesia KP III Tasikmalaya harus bisa
bekerjasama dengan unsur yang berada di wilayah, terutama unsur Lanud Wiriadinata, Devisi ES
yang berada di KP III Tasikmalaya. Sebagai penujang tugas baik pengamanan dan pengawalan

2 PENYEBAB PERMASALAHAN
bahwa potensi bahaya besar akibat dari bahan Peledak/Explosive dapat terjadi di area kerja
PT DI KP III Tasikmalaya yang mengibatkan kerugian besar bagi perusahaan, dapat disebabkan
oleh :

1. Fungsi Pengamanan
Dalam hal ini, kekurangan personil Pengamanan di bagian Pemadam kebakaran menjadi
perhatian di karenakan di PT DI KP III Tasikmalaya saat ini tidak ada anggota khusus, sehingga
personil Pengamanan Fisik mengambil peran untuk menjadi Pemadam Kebakaran pada saat uji
stati Roket dengan kemampuan dan pengalaman yang ada, untuk anggota yang baru belum
mengikuti pelatihan pengamanan dan penyelamatan di Area kerja Explosive.
2. Sarana dan Prasarana
Terkait fasilitas Sarana dan Prasarana yang ada di PT KP III Tasikmalaya belum mewadahi sesuai
dengan standar yang berlaku, maka di butuhkan pengawasan ekstra untuk pengamanan bahan
peledak mulai dari material datang, pengecekan, penyimpanan, masuk ke produksi Roket,
pengujian sampai pengiriman. Dengan demikian harus mengoptimalkan sarana dan prasarana
yang ada dengan sangat hati-hati, untuk meminimalisir potensi bahaya.
7

3 HASIL JOB SHADOWING

3.1 Analis terhadap permasalahan

Salah satu tugas Divisi Pengamanan dalam mengawasi kegiatan pengamanan dari berbagai
kerawanan, yang di laksanakan oleh Departemen Pengamanan Fisik yakni pencegahan bahaya
dari bahan Peledak/Explosive pada saat pemindahan Roket dari Gudang ke fasilitas Test Bench
dan Pengamanan uji coba Roket di fasilitas Tet Bench, Adapun kerawanan pada saat kegiatan
adalah sebagai berikut :

fakta-fakta pada saat pelaksanaan pemindahan Roket dari Gudang Explosive ke Test Bench.
1. Mobil yang digunakan untuk memindahkan Roket dari Gudang penyimpanan ke Test
Bench tidak sesuai standar prosedur transpotasi untuk barang Explosive
2. Minimnya pengatahuan tentang Safety tetang bahan peledak di karenakan belum pernah
mengikuti training Safety
3. Sopir belum mengikuti pelatihan angkat angkut barang Explosive di karenakan sopir yang
lama sudah pensiun dan di gantikan dengan sopir yang baru sehingga belum pernah
mendapatkan pelatihan angkat angkut barang Explosive

Fakta-fakta pada saat Pengamanan uji coba Roket di fasilitas Test Bench

1. Belum tersedia ruanganan khusus untuk menampilkan uji tembak secara langsung melalui
layar monitor, sehingga tamu/customer melihat secara langsung melalui layar kaca yang
terpasang di dinding dan terbatas tempatnya,
2. Belum tersedianya mobil khusus untuk tim Rescue, apabila terjadi hal yang membahayakan
untuk personil dan tamu yang menghadiri uji statik Roket.
3. Belum adanya petugas khusus Pemadam kebakaran untuk siaga pada saat pelaksanaan
pengujian Roket, sehingga petugas pengamanan merangkap sebagai petugas siaga
Pemadam Kebakaran untuk mematikan API setelah penembakan Roket apabila
mengeluarkan API dengan kondisi yang sudah di nyatakan aman di ijinkan untuk
memasuki area penembakan oleh regu tembak.
8

3.2 Solusi terhadap permasalahan.

Langkah-langkah yang dapat mengatasi masalah tersebut adalah sebagai berikut :

a. Fungsi pengamanan berkordinasi dengan Manger ES 4000 yang berada di Tasikmalaya,


Tetap menggunakan mobil dinas yang berada di KP III Tasikmalaya, tetapi sebelumnya
harus di pastikan bahwa mobil dalam kondisi normal, mulai dari Mesin, Instalasi
perkabelan tidak boleh ada yang terkelupas, fungsi pengereman harus normal, Ban
cadangan harus dalam kondisi normal, memasang bendera berwarna, Roket harus berada
dalam peti dan kondisi tertutup, harus ada personil seafty yang biasa menangani Roket
dalam hal ini di ambil dari personil Assembling
1. Personil Devisi Pengamanan melakukaan belajar secara mandiri serta membaca dan
mepelajari dokumen tentang prosedur bekerja di Area Explosive selanjutnya Devisi
pengamanan mengajukan personil yang belum mengikuti training keselamatan kerja
di Area Explosive.
2. Pihak pengamanan dan bagian Logistik memberikan pengarahan kepada sopir yang
akan membawa Roket untuk di berikan pengetahuan apa saja yang harus di
perhatikan dan di laksanakan pada saat perjalanan menuju Test Bench.

b. Langkah-langkah yang dapat mengatasi masalah tersebut adalah sebagai berikut


1. Personil pengamanan mengarahkan tamu untuk bisa melihat secara langsung di
ruang Quality Control untuk menyaksikan penembakan static Roket sehingga dapat
melihat hasilnya melalui grafik, serta mengarahkan sebagian tamu untuk melihat
melalui jendela kaca dengan menggunakan penutup telinga, di karena suara Roket
yang sangat kencang dan mensiagakan 1 anggota pengamanan untuk mendampingi
dan pengawasan keamanan tamu
2. Pihak pengamanan berkordinasi dengan Manager ES 4000 untuk menjadikan mobil
dinas yang awalnya untuk mengangkut Roket untuk di siagakn menjadi mobil
Rescue untuk dalam keadaan darurat dan menugaskan Satpam untuk berjaga di
perlintasan kereta api yang tidak di jaga oleh petugas KAI karena area Test Bench
berada di dekat perlintasan kereta Api.

Personil pengamanan juga harus mengambil peran sebagai petugas pemadam kebakaran untuk
menyiapkan apar di depan pintu masuk uji Roket untuk memadamkan Api sisa pembakaran
9

propelan Roket, serta bertugas memastikan area bagian dalam ruangan pengujian tidak ada orang
sebelum pintu di tutup.

3.3 Tujuan dari aktivitas penyelesaian masalah

Tujuan dari penyelesaian masalaha adalah evaluasi yang berfokus pencegahan bahaya
dari bahan peledak/Explosive pada saat pemindahan Roket dari Gudang ke fasilitas Test
Bench dan Pengamanan uji coba Roket di fasilitas Test Bench di PT Dirgantara Indonesia KP
III Tasikmalaya agar bisa meminimalisir potensi dari bahaya bahan Explosif/Peledak.
10

4 PENUTUP

4.1 Lesson Learned


Hubungan kausalitas permasalahan dan sebab terjadi potensi bahaya dari bahan
peledak/Explosive pada saat pemindahan Roket dari Gudang ke fasilitas Test Bench dan
Pengamanan uji coba Roket di fasilitas Test Bench oleh sebab itu Devisi Pengamanan khususnya
Pengamanan Fisik dapat meminimalisir bahaya dengan upaya-upaya melakukan kordinasi baik
internal dan eksternal. Dalam segala keterbatasan sarana dan prasarana sehingga dapat
mengoptimalkan tugas pengamanan sesuai dengan fungsi dan tugas Pengamanan dengan di bantu
personil dari Satuan Pengamanan (Satpam) yang berada di PT DI KP III Tasikmalaya pada saat
berdinas. Sehingga setiap permasalahan dapat terslesaikan dengan tindakan terukur sesuai dengan
peraturan dan standar yang berlaku.

4.2 Usulan Perbaikan


Perbaikan yang bisa di lakukan di masa datang untuk mencegah permasalahan yang sama agar
tidak terulang kembali, dengan megusulkan anggota Pengamanan Fisik untuk mengikuti
pelatihan keselamatan kerja di Area Explosive sesuai dengan tugasnya masing dan mengajukan
pengadaan kendaraan khusus untuk mengankut bahan Explosive sesuai dengan standar yang
berlaku. Serta di usulkan pembahasan secara rutin untuk mengukur tingkat kerawanan di Area
Explosive atau di Area Non Explosive yang terdampak apabila terjadi bahaya. Sehingga dapat
menjadi bahan kajian Pengaman selanjutnya.
11

5 KNOWLEDGE TRANSFERRED
Status
No Tahapan Proses Penerapan Pengetahuan Sudah Akan
tersampaikan disampaikan
1 Diisi dengan proses yg Diisi dengan pengetahuan ☒ ☐
dimulai dari yang dibutuhkan untuk
identifikasi masalah melakukan tahapan proses
sampai dengan penyelesaian permasalahan
masalah diselesaikan pada job shadowing
dalam kerangka job
shadowing
☐ ☐
☐ ☐

Diisi oleh Tim KM

Anda mungkin juga menyukai