Anda di halaman 1dari 34

PENDAHULUAN

Kompetisi Kimia Universitas Negeri Semarang (Okines) SMA/MA Tingkat


Nasional Tahun 2023 merupakan salah satu Program Kerja besar Himpunan
Mahasiswa Kimia (Himamia) FMIPA UNNES. Dimulai sejak 1992, bernama
Olimpiade Kimia SMA/MA Se-Jateng. Kompetisi Kimia UNNES (Okines) telah
mencetak siswa yang berkualitas yang mampu menerapkan teori yang telah
diperoleh sehingga dapat direalisasikan di kehidupan nyata. Kompetisi Kimia
UNNES (Okines) mampu menunjukkan eksistensinya dari awal pembentukannya
hingga sudah berjalan bertahun-tahun. Eksistensi Okines ini dibuktikan dengan
meningkatnya peserta dari tahun ke tahun setiap Okines diadakan. Oleh karena
itu, Okines sebagai ajang untuk meningkatkan kompetensi siswa sekaligus wadah
meraih prestasi, Himpunan Mahasiswa Kimia (Himamia) FMIPA Universitas
Negeri Semarang (Okines) SMA/MA Tingkat Nasional Tahun 2023.

Okines 2023 mengusung tema FLUORESCENT “Influence More Science


Through Young Chemist Generations” yang memiliki makna “Pengaruhi Lebih
Banyak Sains Melalui Generasi Ahli Kimia Muda”. Fluorescent atau fluoresensi
merupakan fenomena kimia pemancaran sinar dari suatu zat yang telah menyerap
energi. Maknanya adalah diharapkan seluruh peserta dapat menjadi pemancar
ilmu yang telah didapat dan menjadi pusat perhatian dengan pengetahuan yang
dimiliki bagai fenomena glow in the dark atau fluoresensi.

PhET (Physics Education Technology) termasuk ke dalam software/perangkat


lunak yang didalamnya berisi simulasi-simulasi gambar bergerak yang dibuat
layaknya permainan dimana siswa dapat belajar dengan melakukan eksplorasi.
Lebih lanjut, simulasi PhET dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk
mempelajari materi setiap saat serta dapat diulangulang sampai siswa memahami
konsep tersebut. Penggunaan media PhET mampu membantu siswa untuk
memahami konsep visual dan menumbuhkan kemampuan berpikir kritis siswa
pada fenomena yang tergolong abstrak. Salah satu materi dalam pembelajaran IPA
yang cocok diterapkan dengan menggunakan simulasi PhET adalah materi getaran
dan gelombang.

ii
DAFTAR ISI

PENDAHULUAN ............................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
BAB 1 ................................................................................................................. 1
BUILD AN ATOM ............................................................................................ 1
BAB 2 ................................................................................................................. 3
MOLECULE SHAPES ...................................................................................... 3
BAB 3 ................................................................................................................. 6
REACTANTS PRODUCTS AND LEFTOVERS ................................................. 6
BAB 4 ............................................................................................................... 10
MOLARITY .................................................................................................... 10
BAB 5 ............................................................................................................... 13
DENSITY........................................................................................................ 13
BAB 6 ............................................................................................................... 17
CONCENTRATION ........................................................................................ 17
BAB 7 ............................................................................................................... 19
PH SCALE ..................................................................................................... 19
BAB 8 ............................................................................................................... 22
ACID BASE .................................................................................................... 22
BAB 9 ............................................................................................................... 25
BLACKBODY SPECTRUM ............................................................................ 25
BAB 10.............................................................................................................. 28
DIFFUSION ................................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 30

iii
BAB 1

BUILD AN ATOM

Atom adalah suatu partikel terkecil yang terdiri atas neutron,proton


yang berada dalam inti atom dan dikelilingi oleh elektron. Dalam simulasi
membangun atom ini dapat mengekplorasi secara fleksibel dalam
mengubah jumlah proton, neutron, dan elektron mempengaruhi unsur,
muatan dan massa atom yang dibangun. Dalam simulasi ini terbagi
menjadi 3 sesi yaitu atom, simbol dan game.

Dalam simulasi ini menggunakan web phet dengan link sebagai


berikut.
https://phet.colorado.edu/sims/html/build-an-atom/latest/build-an-
atom_all.html

Atom
Membangun atom dan tentukan bagaimana identitas, muatan bersih
dan massa atom atau ion yang ditentukan.

Simbol
Menafsirkan simbol atom dengan membangun atom menggunakan
proton neutron dan elektron.

1
Permainan
Disajikan dengan 5 pertanyaan tantangan pada setiap permainannya
 Game 1, untuk identifikasi saat memberikan model atau jumlah
partikel subatomik
 Game 2, untuk perhitungan massa atau muatan atom atau ion.
 Game 3, untuk menafsirkan simbol atom yang ditanyakan
 Game 4, sebagai tinjauan campuran

2
BAB 2

MOLECULE SHAPES

Bentuk molekul atau yang disebut dengan geometri merupakan


susunan tiga dimensi dari atom-atom dalam suatu molekul dengan
perbedaan sudut-sudutnya yang dipengaruhi sifat fisis dan sifat kimia.
Sifat-sifat ini meliputi titik leleh, titik didih, kerapatan, dan jenis reaksi
yang dialami. Biasanya panjang ikatan dan sudut ikatan harus ditentukan
dengan melakukan percobaan. Akan tetapi terdapat cara singkat untuk
mengetahui bentuk molekul suatu senyawa molekul dan ion, yaitu dengan
melihat jumlah atom yang berada di daerah atom pusat dalam gambaran
struktur Lewis-nya. Pada dasarnya suatu pasangan elektron akan saling
bertolakan yang dipengaruhi oleh pasangan elektron bebas (PEB) dan
pasangan elektron ikatan (PEI). Bentuk molekul dapat diprediksikan
dengan menggunakan teori domain elektron dan teori hibridisasi, yaitu
sebagai berikut :
 Teori Domain Elektron
Teori domain elektron adalah teori yang menyatakan bahwa
pasangan elektron bebas (PEB) dan pasangan elektron ikatan (PEI)
saling tolak menolak. Tolakan ini disebabkan oleh pasangan
elektron yang sejenis, sehingga setiap pasangan elektron akan
cenderung berjauhan satu sama lain untuk meminimalkan gaya
tolakan tersebut. Berdasarkan teori dominan elektron, terdapat 11
bentuk molekul yaitu linear, segitiga planar, segitiga piramida,
segitiga bipiramida, segiempat piramida, seesaw atau jungkat-
jungkit, bentuk T, bentuk V, bentuk bengkok, tetrahedral, dan
oktahedral.
 Teori Hibridisasi
Teori hibridisasi merupakan teori yang mengacu pada proses
penggabungan orbital-orbital asli dengan tingkat energi yang
berbeda menjadi tingkat energi yang sama. Berdasarkan teori
hibridisasi, terdapat 5 bentuk molekul yaitu linear, trigonal planar,
segitiga bipiramida, tetrahedral, dan oktahedral.

Untuk memahami materi ini lebih lanjut, siswa dapat menggunakan


website simulasi materi molaritas yang dapat diakses pada
https://phet.colorado.edu/sims/html/molecule-shapes/latest/molecule-
shapes_all.html

Model Screen
Pada tampilan ini, siswa dapat membuat bentuk molekul dengan
menambahkan atom berikatan tunggal, ganda, atau rangkap tiga dan
pasangan elektron bebas ke atom pusat.

3
Real Molecules Screen
Bandingkan bentuk dan sudut ikatan pada molekul nyata dengan nilai
yang diprediksi menggunakan teori VSEPR.

Complex Controls
 Layar pusat dapat diubah menjadi latar belakang putih untuk
memudahkan memproyeksikan simulasi. Untuk mengakses fitur
ini, pilih pilihan di bawah menu bilah alat PhET.
 Pasangan elektron bebas pada atom terluar dapat ditampilkan di
layar molekul nyata. Fitur ini juga dapat diakses di bawah opsi
pada menu bilah alat PhET.

Model Simplifications
 Model Valence Shell Electron Pair Repulsion (VSEPR) digunakan
untuk menentukan bentuk molekul dengan diberikan jumlah
domain elektron.
 Pada tampilan model, sudut ikatan yang ditampilkan adalah yang
diprediksi oleh geometri dasar menggunakan model VSEPR. Pada
tampilan ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman dasar
tentang elektron dan molekul geometri.

4
 Sementara sim menghentikan dan menambahkan lebih dari enam
domain elektron ke atom pusat, itu mungkin memiliki bilangan
koordinasi yang lebih besar dari enam
 Siswa dapat membangun struktur non-fisik di layar model. Tujuan
dari sim adalah untuk mendukung siswa memahami tren dalam
molekul dan geometri elektron, bangunan non-fisik struktur
diperbolehkan sejauh tujuan pembelajaran didukung.

Suggestions for Use


Sample Challenge Prompts
 Ada kasus dimana atom berjarak sejauh mungkin tetapi sudut antar
atom tidak sama. Bentuk apa ini, dan mengapa ini bisa terjadi?
 Jelaskan mengapa sudut ikatan dalam molekul air adalah 104,5⁰
bukan 109,5⁰ seperti yang ditunjukkan pada tampilan model.
 Jelaskan mengapa sudut ikatan pada beberapa molekul nyata tidak
sesuai dengan sudut ikatan yang diprediksi oleh Teori VSEPR.
Misalnya : H O, SO , CIF , NH , SF , dan BrF .
2 2 3 3 4 5

 Bangun molekul yang memiliki geometri elektron oktahedral dan


geometri molekul planar persegi.
 Jelaskan perbedaan antara geometri elektron dan molekul.
 Jelaskan mengapa beberapa molekul memiliki geometri elektron
yang berbeda dengan geometri molekul.

5
BAB 3

REACTANTS PRODUCTS AND LEFTOVERS

Persamaan reaksi merupakan suatu pernyataan yang ditulis dengan


memakai rumus-rumus kimia yang di mana berfungsi untuk memberikan
informasi tentang kuantitas dan identitas dari suatu zat yang ada di dalam
suatu reaksi. Selain itu, persamaan reaksi bisa juga diartikan sebagai salah
satu cara untuk memperlihatkan adanya hubungan antara zat-zat kimia.
Dalam persamaan reaksi, tersusun atas reaktan dan produk serta sisa
apabila terdapat sisa dari reaktan apabila sudah membentuk produk.
Raktan merupakan zat kimia yang ada di dalam suatu persamaan
reaksi yang mengalami sebuah reaksi. Reaktan itu sendiri sering disebut
sebagai pereaksi dan terletak di bagian sebelah kiri dari persamaan reaksi.
Sedangkan pada produk merupakan zat atau senyawa kimia yang
dihasilkan dari proses suatu reaksi kimia. Berbeda dengan reaktan yang
terletak di bagian kiri, produk itu sendiri terletak di sebelah kanan
persamaan reaksi. Produk itu sendiri sering disebut dengan hasil reaksi,
sehingga tanpa adanya produk (hasil reaksi), maka tidak akan terjadi
persamaan reaksi. Apabila terdapat sebuah sisa dari reaktan setelah produk
terbentuk, maka itu dinamakan sisa hasil reaksi. Banyaknya suatu reaktan
disebut juga dengan jumlah koefisien yang menunjukkan angka atau
nomor pada reaktan dan produk dan terletak pada bagian kiri senyawa atau
zat kimia.

Untuk memahaminya lebih lanjut, berikut terdapat link untuk simulasi


mengenai persamaan reaksi yang terdiri dari reaktan, produk, dan sisa:
https://phet.colorado.edu/sims/html/reactants-products-and-
leftovers/latest/reactants-products-and-leftovers_all.html

Berikut penampilan awal dari simulasi yang akan digunakan

6
Sandwich dan Layar Molekul
Simulasi ini dirancang untuk memberikan pemahaman konseptual
kepada siswa mengenai reaktan pembatas, daripada latihan memecahkan
masalah algoritma yang membutuhkan konversi massa/mol. Setelah
memasuki pada ruang utama, maka selanjutnya memasuki bagian
sandwiches, tampilan akan berubah menjadi seperti berikut ini.

Setelah memahami bagaimana cara mengoperasikan dan memahami


mengenai materi tersebut, maka selanjutnya masuk ke tahapan berikutnya
yaitu mengenai unsur atau zat yang digunakan. Tampilan akan berubah
seperti berikut ini.

7
Layar Permainan
Siswa ditantang untuk mencari tahu jumlah molekul yang hilang
dalam 5 pertanyaan acak per level. Setiap level mempunyai satu
pertanyaan di mana proporsi reaktan tidak akan menghasilkan produk apa
pun. Siswa mempunyai 2 kali kesempatan untuk menjawab; setelah 2 kali
percobaan salah, sistem akan menunjukkan jawaban yang benar. Layar
permainan akan terbuka setelah memasuki pada bagian permainan/game.
Berikut tampilan dari bagian permainan.

8
Penyederhanaan Model
 Untuk mempresentasikan semua partikel sebagai model pengisi
ruang, sistem tidak menyertakan senyawa ionik dalam simulasi ini.
 Pada layar sandwich, siswa dapat menyelidiki “reaksi” yang
mempunyai 3 bahan sebagai perpanjangannya, tetapi tidak ada
reaksi kimia dalam simulasi ini yang mempunyai lebih dari 2
reaktan.

Wawasan tentang Penggunaan


Sandwich dan Layar Molekul
 Selama eksplorasi awal banyak siswa menggunakan layar ini,
mereka mengikuti persamaan kimia seperti resep, hanya
memasukkan jumlah zat reaktan yang tepat sehingga tidak ada sisa.
Siswa cenderung menjelajahi skenario yang lebih beragam dalam
layar ini setelah mulai bermain Game, atau setelah diberikan satu
atau dua kasus yang menantang untuk dibandingkan.

Layar Game
 Banyak pertanyaan dalam Level 1 (Mencari jumlah molekul
reaktan) dapat dipecahkan dengan siswa menghitung total atom
dari setiap unsur setelah reaksi dan hanya menggunakan total ini
untuk mencari tahu jumlah molekul reaktan - tanpa perlu merujuk
pada persamaan kimia. Level 2 dan 3 (Mencari jumlah produk dan
sisa) tidak bisa dipecahkan dengan cara ini, dan membutuhkan
siswa untuk memanfaatkan persamaan kimia.
 Siswa mungkin perlu dipromosikan bahwa mereka bisa (dan
seharusnya) kembali ke layar sebelumnya untuk membantu mereka
mencari strategi saat menghadapi pertanyaan Game yang
menantang. Siswa dalam wawancara yang kembali dan
menggunakan layar sebelumnya selama bermain Game membuat
kemajuan konseptual yang lebih cepat dan lebih positif tentang
pengalaman mereka dalam Game.
 Membandingkan koefisien: Minta siswa untuk memilih jumlah
bahan sandwich untuk memulai.
Tantangan prompt:
"Dengan hanya menggunakan bahan-bahan ini, bisakah kamu
menemukan resep sandwich custome yang membuat roti habis
terlebih dahulu? Bagaimana dengan keju, atau daging? Bagaimana
perbedaan dari resep-resep ini?"
 Membandingkan molekul dan mol: Pilih contoh apa pun yang
menghasilkan sisa molekul dari kedua reaktan. Minta siswa untuk
membahas hasil apa yang mereka harapkan jika angka-angka yang
diberikan berupa mol bukan molekul.
 Membandingkan strategi: Minta kelompok siswa untuk
membandingkan bagaimana mereka menemukan jumlah sisa dalam
Level 2 atau 3 dari Game. Informasi apa yang mereka perlukan?

9
BAB 4

MOLARITY

Molaritas adalah satuan konsentrasi dalam Système International (SI).


Molaritas adalah jumlah mol zat terlarut per liter zat pelarut. Satuan
molaritas adalah mol/L atau mol L . Jadi 1 mol zat terlarut apapun yang
-1

terlarut dalam 1 L pelarut memiliki konsentrasi 1,0 mol/L.

M = molaritas = mol zat terlarut liter larutan atau M = gr zat terlarut


Mr 1000 mL larutan atau M = 10 % massa Mr

Satuan molar umumnya digunakan untuk menyatakan konsentrasi


larutan berair encer. Terdapat keuntungan ketika menggunakan satuan
molar tersebut, misalnya kemudahan perhitungan dalam stoikiometri. Hal
tersebut dikarenakan konsentrasi dinyatakan dalam jumlah mol (sebanding
dengan jumlah partikel yang sebenarnya). Selain itu, terdapat juga
kerugian dari penggunaan satuan ini, salah satunya yaitu ketidaktepatan
dalam pengukuran volum. Di sisi lain, volume suatu cairan berubah sesuai
temperatur, sehingga molaritas larutan dapat berubah tanpa menambahkan
atau mengurangi zat apapun. Pada larutan yang tidak begitu encer, volume
molar dari suatu zat tersebut merupakan fungsi dari konsentrasi, sehingga
hubungan molaritas dan konsentrasi tidaklah linear.

Untuk memahami materi ini lebih lanjut lagi, siswa dapat


menggunakan website simulasi materi molaritas yang bisa diakses pada
https://phet.colorado.edu/sims/html/molarity/latest/molarity_all.html

Berikut adalah tampilan dari simulasi molaritas yang akan


dilakukan:
Simulasi Molaritas memungkinkan siswa untuk mengeksplorasi
hubungan secara kualitatif dan kuantitatif antara jumlah zat terlarut,
volume larutan, dan konsentrasi larutan.

10
Wawasan tentang Penggunaan Siswa
 Penggunaan simulasi membantu siswa menentukan hubungan
kualitatif antara molaritas, mol, dan liter sebelum meminta siswa
menyelesaikan soal kuantitatif atau pengumpulan data.
 Simulasi menunjukkan saturasi (kejenuhan) tetapi tidak
menjelaskan mengapa zat terlarut yang berbeda memiliki kelarutan
yang berbeda. Dalam wawancara, siswa dapat menghubungkan
saturasi (kejenuhan) dengan gagasan "lebih banyak zat terlarut
daripada yang dapat dilarutkan oleh air". Simulasi Konsentrasi
membahas topik saturasi (kejenuhan) secara lebih rinci.
 Contohnya Drink Mix (minuman campuran) memberikan
hubungan dunia nyata dengan konsep konsentrasi untuk membantu
siswa membuat hubungan dengan contoh kimia.

Penyederhanaan Model

11
 Volume larutan adalah volume gabungan zat terlarut dan air.
 Secara desain, tidak semua solusi akan mencapai saturasi (titik
jenuh). Jumlah mol yang dapat ditambahkan dibatasi pada kisaran
0,2-1,0 mol sehingga siswa dapat mengeksplorasi beberapa larutan
untuk rentang konsentrasi penuh (0-5 M).
 Campuran minuman diasumsikan memiliki kelarutan yang sama
dengan sukrosa.
 Kelarutan setiap larutan yang tercantum dihitung pada 25°C,
kecuali untuk AuCl dan Minuman campuran (sukrosa), yang
3

didasarkan pada data yang diambil pada suhu 20°C.


 Endapan tidak akan muncul sampai jumlah zat terlarut melebihi
konsentrasi pada kejenuhan.

12
BAB 5

DENSITY

Massa Jenis atau sering disebut densitas (density) merupakan massa


suatu benda per satuan volumenya. Massa jenis dilambangkan dengan
huruf yunani ρ dibaca “rho”). Rumus massa jenis ρ = massa / volume.
Sedangkan berat jenis itu sendiri merupakan gaya dan mempunyai arah,
berat suatu benda dipengaruhi oleh massa benda dan gravitasi yang
mempengaruhinya.
Tabel Massa Jenis
Massa Jenis
Nama Zat
Kg m -3
g cm -3

Udara (27℃) 1,2 0,0012

Alkohol 800 0,80

Kayu 300 – 900 0,3 - 0,9

Es 920 0,92

Air (4℃) 1.000 1,00

Aluminium 2.700 2,70

Seng 7.140 7,14

Besi 7.900 7,90

Kuningan 8.400 8,40

Perak 10.500 10,50

Raksa 13.600 13,60

Emas 19.300 19,30

Platina 21.450 21,45

Untuk memahami materi ini lebih lanjut lagi, siswa dapat


menggunakan website simulasi materi massa jenis yang bisa diakses pada
https://phet.colorado.edu/sims/html/density/latest/density_all.html

13
TAMPILAN AWAL
Pada bagian awal website tampilan awal dapat dilihat pada gambar di
bawah, dimana terdapat tiga bagian yaitu Intro, Compare dan Mystery.

TAMPILAN INTRO
Pada bagian ini, kita akan berinteraksi dengan balok-balok dari bahan
yang berbeda, termasuk opsi khusus. Dapat mengubah massa dan
volumenya untuk mengeksplorasi akibatnya terhadap kepadatan dan
menemukan kondisi untuk tenggelam atau mengambang di air. Dapat
dilihat pada gambar dibawah ini

TAMPILAN COMPARE
Pada tampilan ini, kita akan membandingkan persamaan dan
perbedaan empat balok yang memiliki massa, volume, atau kepadatan
yang sama.

14
TAMPILAN MYSTERY
Tampilan ini merupakan permainan dimana kita akan berperan
sebagai seorang detektif yang akan menentukan bahan dari setiap balok
dengan membandingkan kepadatannya dengan nilai dalam tabel

Kontrol Kompleks
 Pada Layar Intro, menyesuaikan massa zat tertentu (misalnya Batu
Bata) akan menghasilkan perubahan pada volumenya untuk
mempertahankan densitas yang konstan, dan sebaliknya. Untuk
menyesuaikan massa dan volume secara mandiri, gunakan opsi
Custom.
 Perubahan mendadak dalam rasio aspek simulasi dapat
mengakibatkan blok bergeser. Dalam situasi yang ekstrem, ada
kemungkinan blok hilang di luar layar, tetapi dapat dipulihkan
dengan tombol Reset All.

Wawasan tentang Penggunaan Siswa


 Siswa tidak perlu disuruh memasukkan balok ke dalam air; ini
sering kali merupakan langkah pertama mereka.
 Siswa yang belum mengetahui massa jenis air dapat
mengetahuinya dengan bermain dengan sim.
 Beberapa siswa menyadari bahwa ketika benda mengapung, massa
benda akan berpindah, tetapi ketika benda tenggelam, volumenya
akan berpindah.
 Siswa belajar bahwa massa jenis adalah hal yang menentukan
apakah suatu benda tenggelam atau mengapung.

15
 Siswa terkadang bingung dengan perilaku balok biru yang
mengapung secara netral pada layar perbandingan, opsi "Massa
yang sama"; kemudian, mereka menemukan bahwa balok tersebut
memiliki massa jenis air.
 Para siswa menemukan bahwa mereka dapat mengukur volume
balok dengan meletakkannya di dalam kolam, tetapi beberapa
siswa mungkin tidak menyadari bahwa balok tersebut harus
terendam seluruhnya di dalam air untuk dapat mengukur
volumenya dengan benar.

Penyederhanaan Model
 Kepadatan air sengaja tidak disertakan dalam pembacaan
Kepadatan pada layar Intro, karena kami melihat bahwa hal ini
akan meningkatkan keterlibatan siswa dengan sim.
 Materi yang dilabeli pada pembacaan Density di layar Intro tidak
muncul di menu tarik-turun blok. Hal ini secara implisit menantang
siswa untuk membuat blok khusus dengan densitas berlabel ini.
 Warna suatu objek dalam satu mode tidak menyiratkan densitas
yang sama dalam mode lainnya. Hal ini dilakukan untuk
menantang siswa agar menggunakan karakteristik lain untuk
memahami densitas.
 Pada layar Bandingkan, warna blok berubah apabila menggunakan
slider untuk mengubah massa, volume, atau densitas. Semakin
gelap warnanya, semakin besar nilainya. Hal ini dilakukan untuk
memberikan visual indikasi bahwa balok telah berubah ketika
penggeser disesuaikan. Dalam wawancara During dengan para
siswa, kami mengamati bahwa para siswa membangun hubungan
yang benar antara massa jenis, massa, dan volume dengan
kombinasi layar Intro dan Bandingkan.

16
BAB 6

CONCENTRATION

Konsentrasi larutan adalah komposisi yang menunjukkan dengan jelas


perbandingan jumlah zat terlarut terhadap pelarut. Kelarutan dapat kecil
atau besar sekali, dan jika jumlah zat terlarut melewati titik jenuh, zat itu
akan keluar (mengendap di bawah larutan). Dalam kondisi tertentu suatu
larutan dapat mengandung lebih banyak zat terlarut dari pada dalam
keadaan jenuh.
Jika suatu larutan dalam air dicampur dengan larutan lainnya, yang
bereaksi biasanya adalah zat terlarut. Untuk menyatakan banyaknya zat
terlarut dalam suatu larutan atau dalam sejumlah pelarut digunakan istilah
konsentrasi. Jadi konsentrasi larutan menunjukkan banyaknya zat terlarut
dalam suatu larutan atau dalam sejumlah pelarut. Walaupun istilah
konsentrasi lebih populer daripada komposisi, namun keduanya dapat
digunakan. Apabila jumlah zat terlarut banyak, secara kualitatif disebut
larutan pekat dan jika jumlah zat terlarutnya sedikit maka larutannya
disebut encer.

Untuk memahami lebih lanjut, siswa dapat mengakses untuk


mempelajari simulasi concentration pada link berikut:
https://phet.colorado.edu/en/simulations/concentration

Tambahkan air Pilih larutan

Pilih zat terlarut


padat atau
pekat

Zat terlarut
hilang denan
dikocok
Ukuran
Solusi Drain
molaritas

Air hilang tapi Hapus zat


suhu tidak terlarut tanpa
berubah menghilangkan
air

17
Model Penyederhanaan
 Itu warna intensitas dari A larutan adalah digunakan ke
menunjukkan -nya konsentrasi.
 Konsentrasi dihitung sebagai jumlah zat terlarut dibagi dengan
volume air. Volume zat terlarut hanya memiliki efek keci; pada
volume, dan perubahan volume yang berbeda untuk setiap zat
terlarut dapat membingungkan siswa
 Jika direpresentasikan sebagai persentase, konsentrasi dihitung
sebagai persen massa, massa zat terlarut massa larutan dimana
massa larutan = massa zat terlarut + massa air
 Suhu dari larutan adalah konstan untuk setiap zat terlarut dan
penitis larutan. Semua dari itu solusi adalah pada 25˚C kecuali itu
minum mencampur, yang adalah pada 20˚C.
 Ketika mol zat terlarut per liter air berada diatas titik jenuh, larutan
akan jenuh Dan kecil kristal akan membentuk pada itu dasar dari
itu gelas kimia. Itu nilai batas kelarutan yang digunakan dalam
simulasi berasal dari CRC Handbook of Kimia Dan Fisika 91 st
edisi.

18
BAB 7

PH SCALE

pH atau derajat keasaman digunakan untuk menyatakan tingkat


keasaman atau basa yang dimiliki oleh suatu zat, larutan atau benda. pH
normal memiliki nilai 7 sementara bila nilai pH > 7 menunjukkan zat
tersebut memiliki sifat basa sedangkan nilai pH < 7 menunjukkan
keasaman. pH 0 menunjukkan derajat keasaman yang tinggi, dan pH 14
menunjukkan derajat kebasaan tertinggi. Umumnya indikator sederhana
yang digunakan adalah kertas lakmus yang berubah menjadi merah bila
keasamannya tinggi dan biru bila keasamannya rendah.
Skala pH menunjukkan konsentrasi ion hidrogen [H+] dalam larutan.
Nilai pH larutan dihitung menggunakan nilai konsentrasi molar ion
hidrogen yang larut dalam larutan. Pada pengukuran skala pH, terdapat
tiga jenis parameter yaitu pH asam, netral, dan basa.
 Suatu larutan dikatakan asam jika terdapat ion H+ yang lebih
banyak daripada ion OH–. Asam memiliki pH<7.
 Bersifat netral jika jumlah ion H+ dan OH– sama dalam larutan.
LArutan netral memiliki pH 7.
 Larutan basa jika terdapat jumlah ion OH– lebih banyak dibanding
H+. Basa memiliki pH>7.

Untuk memahaminya lebih lanjut, berikut terdapat link untuk


simulasi mengenai persamaan skala pH
https://phet.colorado.edu/sims/html/ph-scale/latest/ph-scale_all.html

19
Wawasan Tentang Penggunaan Siswa
 Skala geser digunakan untuk menunjukkan nilai konsentrasi dan
kuantitas, bukan grafik batang tradisional, karena grafik batang
cenderung mengarahkan siswa untuk membandingkan volume
batang. Ketika diperlihatkan grafik batang, siswa cenderung
menggambarkan satu konsentrasi dua kali lebih besar daripada
yang lain, padahal sebenarnya nilainya berbeda jauh.
 Karena pernah menggunakan indikator seperti kertas lakmus atau
kertas pH, beberapa siswa mungkin berpikir bahwa warna zat
terkait dengan pH; untuk mengatasi permasalahan tersebut, layar
My Solution menunjukkan larutan yang tidak bervariasi warnanya.
Selain itu, asam baterai dan pembersih saluran air memiliki warna
yang sengaja dibuat identik.
 Karena rasio ion 𝐻3 𝑂+/OH- ditunjukkan dengan titik-titik, banyak
siswa yang awalnya mengira titik-titik tersebut mewakili jumlah
ion yang sebenarnya dalam gelas kimia. Meminta siswa untuk
menunjukkan dan mendiskusikan jumlah partikel pada saat yang
bersamaan dapat membantu. Selain itu, karena rasio ion didekati
dengan hubungan linier pada sebagian besar nilai pH, perbedaan
pada pengenceran atau perubahan kecil pada pH sulit untuk dilihat.
Mengarahkan siswa untuk membandingkan tampilan rasio pada
perbedaan pH yang lebih besar akan memunculkan diskusi yang
lebih menarik dan membantu siswa menginterpretasikan tampilan
ini.

20
Penyederhanaan Model
 Untuk cairan dengan rentang nilai pH yang terukur, digunakan
nilai rata-rata dari literatur.
 Simulasi ini tidak memperhitungkan konstanta disosiasi asam (Ka)
yang berbeda untuk setiap cairan ketika menghitung konsentrasi
ion atau pH setelah pengenceran. Kami membuat penyederhanaan
bahwa setiap peningkatan konsentrasi ion utama disebabkan oleh
ion-ion yang sudah ada dalam air yang ditambahkan. Sebagai
contoh, jika siswa menambahkan 100 mL air ke dalam larutan
asam, maka jumlah mol H3O+ akan bertambah 1×10-8 mol.
Konsentrasi ion minor kemudian dihitung dengan menggunakan
konstanta ionisasi diri untuk air (Kw). Perhitungan ini
memperhitungkan efek perataan air.
 Rasio ion telah disederhanakan; rasio ion bervariasi secara
logaritmik antara pH 6-8, tetapi diperkirakan sebagai hubungan
linier di luar kisaran ini.
 Nilai yang ditampilkan pada pH meter dan indikator grafik
dibulatkan, sehingga mungkin saja larutan menampilkan pH 7,00
tanpa netral.

21
BAB 8

ACID BASE

Secara kimia asam adalah zat yang dalam air dapat menghasilkan ion
Hidrogen. Asam akan terionisasi menjadi ion Hidrogen dan ion sisa asam
yang bermuatan negatif. Sifat-sifat asam adalah sebagai berikut :
 Mempunyai rasa masam
 Mengubah lakmus biru menjadi merah
 Bersifat korosif. Oleh karena itu, asam dapat melarutkan berbagai
jenis logam, semisal seng, dan aluminium
 Mempunyai pH yang kurang dari 7
Basa adalah suatu senyawa yang jika dilarutkan dalam air dapat
melepaskan ion hidroksida. Sifat-sifat basa adalah sebagai berikut :
 Mempunyai rasa pahit
 Dapat mengubah lakmus merah menjadi biru
 Dapat menetralkan asam
 Basa kuat bersifat kaustik. Apabila terkena kulit (seperti NaOH)
akan terasa perik dan menyebabkan luka
 Mempunyai pH lebih dari 7. Setiap zat atau senyawa mempunyai
sifat asam, basa atau netral.
Asam dan basa dapat dikenali dengan menggubakan zat indikator,
yaitu zat yang memberi warna berbeda dalam lingkungan asam dan
lingkungan basa (zat yang warnanya dapat berubah saat berinteraksi atau
bereaksi dengan senyawa asam maupun senyawa basa). Analisa indikator
dan elektroda bagi asam dan basa.

Untuk memahaminya lebih lanjut, berikut terdapat link untuk simulasi


mengenai persamaan skala pH :
https://phet.colorado.edu/sims/html/acid-base-solutions/latest/acid-base-
solutions_all.html

Dalam layar ini, siswa mengeksplorasi sifat asam dan basa


menggunakan diagram tingkat partikulat, grafik, dan alat bantu seperti
pengukur pH, kertas pH, dan penguji konduktivitas.

22
Layar Solusi Saya
Siswa membuat larutan untuk mengeksplorasi perbedaan antara
larutan asam atau basa kuat versus lemah dan larutan asam atau basa pekat
versus encer.

Wawasan tentang Penggunaan Siswa


 Siswa sering kali bingung antara kekuatan dan konsentrasi
asam/basa. Sebagai contoh, siswa sering berpikir bahwa asam yang
lebih kuat berarti asam tersebut lebih pekat.
 Dalam sebuah penelitian di kelas, kami menemukan bahwa siswa
cenderung berpikir bahwa pH mengukur kekuatan asam atau basa.
 Wawancara mengungkapkan bahwa siswa yang belum menerima
instruksi tentang asam dan basa menemukan bahwa representasi
umum asam (HA) dan basa (B) membingungkan pada awalnya.
Anda mungkin ingin memperkenalkan ide representasi umum
dengan terlebih dahulu memberikan contoh senyawa nyata (mis.
HCl dan HF) dan kemudian memperkenalkan representasi umum
sebelum siswa berinteraksi dengan simulasi.
 Banyak siswa tidak menyadari bahwa konsentrasi awal asam atau
basa dapat berbeda dari konsentrasi kesetimbangan. Grafik diberi
label untuk menunjukkan bahwa grafik tersebut mengukur
konsentrasi semua spesies pada kesetimbangan.

23
Penyederhanaan Model
 Jumlah partikel dalam kaca pembesar terkait dengan konsentrasi
kesetimbangan. Kami memilih untuk mengabaikan ionisasi
otomatis air untuk larutan asam dan basa.
 Karena nilai sebenarnya disembunyikan di layar Pendahuluan,
siswa dapat menggunakan konsentrasi kesetimbangan untuk
menghitung konsentrasi awal asam/basa dan Ka/Kb. Konsentrasi
awal adalah 0,01 M untuk semua larutan dan konstanta
kesetimbangan adalah 1x10 -7 untuk asam/basa lemah.
 Kami memilih untuk menyembunyikan nilai K di layar Solusi
Saya, agar siswa dapat fokus pada konsep kekuatan. Nilai K untuk
penggeser lemah/kuat memiliki rentang nilai dari 1x10 -10 hingga
1x102 pada skala log.
 Pengukur pH dan kertas pH harus dicelupkan ke dalam larutan
untuk mengukur pH. Siswa dapat menggunakan fitur ini untuk
memprediksi pH untuk larutan yang berbeda.
 Ketika menggunakan probe konduktivitas, kedua elektroda harus
dimasukkan ke dalam larutan untuk mengukur konduktivitas.
Luminasi bohlam dimodelkan sebagai linier dengan pH, dan air
diberi konduktivitas yang kecil. Perhatikan bahwa konduktivitas air
suling tidak dapat diukur dengan peralatan yang biasanya tersedia
untuk siswa.

24
BAB 9

BLACKBODY SPECTRUM

Blackbody Spectrum (radiasi benda hitam) adalah benda hitam dapat


didefinisikan sebagai benda dimana radiasi yang jatuh akan diserap
seluruhnya (tidak ada yang dipantulkan). Dengan kata lain yaitu spektrum
elektromagnetik hasil dari suatu benda hitam sempurna yang dipanaskan
pada suhu tertentu. Ketika benda hitam dipanaskan, atom dan molekul di
dalamnya bergerak dan bergetar, menghasilkan radiasi elektromagnetik.
Radiasi ini mencakup spektrum elektromagnetik dari panjang gelombang
pendek (seperti sinar gamma dan sinar-X) hingga panjang gelombang
panjang (seperti gelombang radio).
Spesifisitas dari spektrum benda hitam adalah bahwa spektrum ini
bergantung hanya pada suhu benda tersebut. Ini berarti, jika Anda tahu
suhu benda hitam, Anda dapat memprediksi distribusi energi radiasi pada
berbagai panjang gelombang menggunakan hukum Planck. Hukum Planck
menyatakan bahwa fluks radiasi (energi yang dipancarkan per satuan luas,
satuan waktu, dan satuan sudut) dari benda hitam pada suatu panjang
gelombang tertentu (λ) adalah:

Untuk memahami materi, siswa dapat mengakses pada link berikut :


https://phet.colorado.edu/sims/html/blackbody-spectrum/latest/blackbody-
spectrum_all.html

Zoom untuk
menyesuaikan
skala

Lihat warna
Mengganti
bintang
suhu
berubah
dengan suhu Simpan kurva
dan
Bandingkan
spektrum pada
suhu berbeda

25
Wawasan tentang penggunaan siswa
 Pengaruh Temperatur pada Spektrum Benda Hitam:
Ketika Anda meningkatkan temperatur suatu benda hitam,
terjadi beberapa perubahan pada spektrumnya. Bentuk kurva tetap
mirip, tetapi intensitasnya meningkat, dan puncak kurva tersebut
bergeser menuju panjang gelombang yang lebih pendek (frekuensi
yang lebih tinggi).
 Panjang Gelombang Puncak:
Panjang gelombang puncak dari spektrum benda hitam
bergeser ke panjang gelombang yang lebih pendek (menuju ke kiri
pada grafik) saat temperatur meningkat. Pergeseran ini adalah fitur
karakteristik dari radiasi benda hitam dan dikenal sebagai hukum
pergeseran Wien.
 Warna Emisi:
Saat panjang gelombang puncak bergeser ke panjang
gelombang yang lebih pendek, warna radiasi yang dipancarkan
juga berubah. Pada temperatur rendah, benda hitam memancarkan
sebagian besar radiasi inframerah, dan saat temperatur meningkat,
radiasi bergeser menjadi cahaya terlihat dan kemudian menjadi
radiasi ultraviolet pada temperatur yang lebih tinggi.
 Spektrum Benda Hitam dari Bohlam:
Spektrum benda hitam dari bohlam mirip dengan spektrum
dari benda panas lainnya. Ketika bohlam dipanaskan, ia
memancarkan radiasi termal dengan spektrum yang karakteristik
dari suhu filamen di dalam bohlam. Spektrum tersebut terdiri dari
rentang panjang gelombang yang kontinu, dan intensitas radiasi
yang dipancarkan meningkat seiring dengan temperatur filamen
dalam bohlam.
Bohlam menjadi panas karena bekerja berdasarkan prinsip
pancaran. Ketika arus listrik melewati filamen di dalam bohlam, ia
mengalami hambatan. Hambatan ini menghasilkan panas,
menyebabkan filamen mencapai suhu tinggi dan memancarkan
cahaya terlihat. Namun, bohlam pijar tidak terlalu efisien karena
sejumlah besar energi terbuang sebagai panas daripada
menghasilkan cahaya terlihat.
 Membandingkan Dua Benda Panas yang Bercahaya:
Jika Anda melihat dua benda panas yang bercahaya, satu
bercahaya warna oranye dan yang lainnya bercahaya warna biru,
maka benda yang bercahaya warna biru lebih panas daripada yang
bercahaya warna oranye. Seperti yang disebutkan sebelumnya, saat
temperatur benda hitam meningkat, puncak spektrumnya bergeser
ke panjang gelombang yang lebih pendek. Cahaya biru memiliki
panjang gelombang yang lebih pendek daripada cahaya oranye,
sehingga benda yang memancarkan cahaya biru memiliki suhu
yang lebih tinggi dibandingkan dengan benda yang memancarkan
cahaya oranye.

26
 Hubungan antara Temperatur dan Panjang Gelombang
Puncak:
Hubungan antara temperatur (T) suatu benda hitam dan
panjang gelombang (λ) pada puncak kurvanya dijelaskan oleh
hukum pergeseran Wien. Hukum ini menyatakan bahwa panjang
gelombang puncak (λ_puncak) berbanding terbalik dengan
temperatur: Artinya, saat temperatur meningkat, panjang
gelombang puncak mengalami penurunan, dan sebaliknya.
Hubungan ini membantu para astronom dan ilmuwan menentukan
suhu bintang dan objek langit lainnya berdasarkan panjang
gelombang puncak yang diamati.

Penyederhanaan model
 Model Benda Hitam: Simulasi ini menggunakan konsep benda
hitam sempurna, yaitu benda yang menyerap seluruh radiasi yang
jatuh padanya tanpa memantulkan atau melewatkan cahaya.
 Pengaturan Suhu: Di dalam simulasi, Anda dapat mengubah suhu
benda hitam. Suhu ini dapat disesuaikan dengan menggunakan
slider atau tombol tertentu.
 Interaksi Pengguna: Pengguna dapat memilih suhu tertentu
dengan menggeser slider atau memasukkan nilai temperatur.
Setelah suhu dipilih, simulasi akan menampilkan spektrum radiasi
yang dipancarkan oleh benda hitam pada suhu tersebut.
 Spektrum Radiasi: Setelah suhu ditentukan, simulasi
menampilkan grafik spektrum radiasi yang menunjukkan intensitas
radiasi pada berbagai panjang gelombang. Kurva tersebut
menunjukkan bagaimana distribusi energi radiasi benda hitam
berubah dengan suhu.
 Puncak Spektrum: Simulasi juga menyoroti panjang gelombang
puncak pada spektrum, yaitu panjang gelombang di mana
intensitas radiasi paling tinggi. Posisi puncak spektrum bergeser
saat suhu benda hitam berubah sesuai dengan hukum pergeseran
Wien.

27
BAB 10

DIFFUSION

Difusi adalah peristiwa perpindahan partikel dari lingkungan dengan


konsentrasi tinggi menuju lingkungan dengan konsentrasi rendah untuk
mencapai keseimbangan. Proses difusi menjadi proses yang penting pada
sistem tubuh manusia, seperti pada difusi oksigen dan karbondioksida
dalam sistem pernafasan. Kecepatan difusi suatu partikel atau molekul
suatu zat dipengaruhi oleh ukuran molekul yang meresap, suhu,
konsentrasi zat, wujud materi, ketebalan membran, luas suatu area, dan
jarak.
Pada difusi memiliki dua macam jenis, yaitu difusi sederhana dan
difusi terbantu yang memerlukan bantuan spesifik berupa saluran agar
partikel bisa melewati membran.

Untuk memahami materi ini, siswa dapat mengakses link berupa


simulasi difusi berikut :
https://phet.colorado.edu/sims/html/diffusion/latest/diffusion_all.html?loca
le=in

Berikut adalah tampilan dari simulasi molaritas yang akan


dilakukan:
Simulasi Difusi memungkinkan siswa untuk mengeksplorasi
bagaimana dua gas bercampur. Bereksperimen dengan konsentrasi, suhu,
massa, dan jari-jari untuk menentukan bagaimana faktor-faktor ini
memengaruhi laju difusi. Gunakan fitur Pusat massa dan Laju Aliran
Partikel untuk menentukan kapan sistem mencapai kesetimbangan.

28
Wawasan tentang Penggunaan Siswa
 Siswa mungkin memerlukan waktu untuk mengetahui bahwa
mereka dapat dengan cepat mengubah nilai dengan menahan
tombol panah.

Penyederhanaan Model
 Tumbukan partikel-partikel dimodelkan sebagai tumbukan bola
keras.
 Panah Laju Aliran Partikel sebanding dengan jumlah partikel yang
telah melewati garis tengah dan rata-rata waktu lebih dari 300 ps

29
DAFTAR PUSTAKA

Antika, L., Julianty, E., Miroah, A. N., & Hapsari, F. (2012). Pengukuran
(Kalibrasi) Volume Dan Massa Jenis Alumunium. Spektra: Jurnal Fisika
dan Aplikasinya. 13(1). 24-28.

Bancong, H., Ana, D. S., Subaer, Muris. (2017). Pengembangan Alat Peraga
Fisika untuk Mendemonstrasikan Intensitas Radiasi Benda Hitam sebagai
Fungsi Temperatur. Jurnal Pendidikan Fisika. 7(1). 9-18.

Febriani, Pratiwi. (2019). Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Berbasis


Autoplay Media Studio 8.5 Pada Sub pokok Materi Kepolaran Senyawa 69
dan Bentuk Molekul Untuk Kelas X SMA/MA. Jurnal Pendidikan Kimia
Riau. 4 (1).

Fitriah, N., Syafari S., Mardani. (2020). Analisa Perbedaan Indikator Asam dan
Basa Menggunakan Variasi Ekstrak Bunga (Mawar, Kembang Sepatu,
Bougenvile). Jurnal Sains dan Teknologi Reaksi. 18(1).

Harvyandha, A., Mila K., Abdul R. (2019). Telemtri Pengukuran Derajat


Keasaman Secara Realtime Menggunakan Rasberry PI. Jurnal Jaringan
Telekomunikasi Digital. 9(4). 519-524

James, J., Baker, C., & Swain, H. (2018). Prinsip - Prinsip Sains untuk
Keperawatan. Jakarta: Erlangga.

Juwita, R. (2017). Kimia Dasar Teori dan Latihan. Sekolah Tinggi Keguruan dan
ilmu pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat

Kuntari, R., Pranoto, S., dan Sutresno, A. (2019). Proses Difusi melalui Membran
dengan Pendekatan Kompartemen. Spektra: Jurnal Fisika dan Aplikasinya,
15(2), 63-65.

Media Br. Kano. (2017). Indetifikasi Sifat Asam Basa Menggunakan Indikator
Alami Bunga Karamunting (Rhodomyrtus tomentosa). Jurnal Ilmiah
Kanderang Tingang. 8(2).

Pertiwi, P. K., Oktafiana, T., Ningsih, L., & Prajitno, G. (2015). Uji Konduktivitas
Listrik pada CaCO3 dan Arang Kayu dengan Metode Four Point Probe.
Fisika Laboratorium-Lab Material. Jurnal Penelitian Kimia. 1-5.

Putri, L., Prihandono, T., Supriadi, B. (2017). Pengaruh Konsentrasi Larutan


Terhadap Laju Kenaikan Suhu Larutan. Jurnal Pembelajaran Fisika, 6 (2).
147-153

30
Wibowo, R.S., Muhammad, A. (2019). Pengukur Warna Dari Tabel Indikator
Universal pH yang Diperbesar Berbasis Mikrokontroler Arduino. Jurnal
Edukasi Elektro. 3(2). 99-109

Wicaksono, I., B. Jatmiko, & T. Prastowo. (2017). Pengembangan Perangkat


Pembelajaran Fisika Model Learning Cycle 5E untuk Meningkatkan
Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Fluida Statis. Jurnal Penelitian
Pendidikan Sains (JPPS). 4(2): 518-524.

Wicaksono, I., Indrawati., Supeno. (2020). PhET (Physics education Technology)


Sebagai Media Pembelajaran untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir
Kritis Siswa. Jurnal Pendidikan Fisika. 5 (1). 1-5

31

Anda mungkin juga menyukai