Anda di halaman 1dari 54

MODUL PEMBELAJARAN

KIMIA

BENTUK MOLEKUL DAN


INTERAKSI
ANTARPARTIKEL

UNTUK

X
SEMESTER 1

2019
DISUSUN OLEH:
GENIA TARINA (17035064)

DOSEN PEMBIMBING:
PENDIDIKIAN KIMIA
Dr. YERIMADESI S.Pd, M.Si FAKULTAS MATEMATIKA
DAN ILMU PENGETAHUAN
FAUZANA GAZALI, S.Pd, M.Si ALAM

UNIVERSITAS NEGERI
PADANG

UNP PRESS
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh,

Alhamdulillah, Segala Puji Bagi Allah yang telah melimpahkan rahmat


dan karunia-Nya, Sehingga penulis dapat menyusun Modul Pembelajaran Kimia
tentang Bentuk Molekul dan Interaksi Antarpartikel dengan Model Pembelajaran
Contextual Teaching Learning . Shalawat serta salam tak hentinya penulis
sampaikan kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang menjadi suri tauladan bagi
Alam Semesta.

Modul Pembelajaran Kimia dengan Model Contextual Teaching Learning


pada materi Bentuk Molekul dan Interaksi Antarpartikel ini diharapkan dapat
digunakan untuk memudahkan siswa dalam memahami Konsep tentang bentuk
molekul dan interaksi antarpartikel Pada Pembelajaran Kimia SMA / MA dikelas
X.

Dalam Penyelesaian Modul ini Penulis banyak mendapat bimbingan,


saran, bantuan, dorongan, dan petunjuk dari berbagai pihak. Untuk itu Penulis
mengucapkan Terima Kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Dr. Yerimadesi,
S.Pd, M.Si dan Ibu Fauzana Ghazali, S.Pd, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Mata
Kuliah Perencanaan Pembelajaran, serta terimakasih juga kepada rekan-rekan
kelas Pendidikan Kimia (C) 2017 yang telah membantu memberikan saran dan
dorongan.

Semoga Modul ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Padang, Oktober 2019

Penulis
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI…………………………………………………………………...

A. PENDAHULUAN…………………………………………………………
1. Deskripsi Singkat ……………………………………………………..
2. Relevansi………………………………………………………………
3. Panduan Belajar………………………………………………………..
B. INTI
1. Kompetensi Inti (KI) …………………………………………………
2. Kompetensi Dasar (KD)………………………………………………
3. Indikator……………………………………………………………....
4. Tujuan Pembelajaran………………………………………………….
5. Materi Pokok………………………………………………………….
6. Uraian Materi…………………………………………………………
7. Contoh/Non Contoh/Ilustrasi………………………………………….
8. LKS……………………………………………………………………
C. PENUTUP
1. Rangkuman……………………………………………………………
2. Tes Formatif…………………………………………………………..
3. Daftar Pustaka………………………………………………………...
BAB I PENDAHULUAN

A. Deskrripsi Singkat
Modul ini dibuat dibuat dengan tujuan untuk membimbing peserta didik
dalam pembelajaran mengenai :

1. Bentuk Molekul
a. Teori Tolakan Pasangan Elektron Valensi (VSEPR)
b. Teori Domain Elektron
2. Ikatan logam
3. Interaksi antarpartikel
a. Ikatan hydrogen
b. Gaya Van Der Waals
c. Gaya London
Modul ini dapat digunakan khususnya pada kelas X semester 1 pada
pembelajaran kimia.

B. Relevansi

Dengan mempelajari bentuk molekul dan interaksi antarpartikel peserta


didik dapat menentukan bentuk molekul serta bagaimana interaksi
antarpartikel dalam kehidupan. Dengan disusunnya modul ini diharapkan
peserta didik dapat lebih mudah memahami materi tentang bentuk
molekul, ikatan logam dan juga interaksi antarpartikel.

C. Pedoman Belajar

1. Bagi peserta didik


a. Peserta didik membaca dan memahami materi yang disajikan pada
modul.
b. Peserta didik mengerkan latihan yang ada pada modul.
c. Setelah semua latihan dikerjakan dilanjutkan dengan mengerjakan
soal-soal evaluasi.
d. Peserta didik dapat bertanya kepada guru mengenai hal-hal yang
tidak dimengerti berkaitan dengan isi modul dan soal latihan yang
ada didalamnya.
2. Bagi guru
a. Guru membimbing peserta didik dalam mempelajari modul ini.
b. Guru membantu menemukan solusi dan masalah yang diajukan
oleh peserta didik.
c. Guru mengoreksi jawaban dari soal-soal yang telah dikerjakan oleh
peserta didik berpedoman pada kunci jawaban yang telah
disediakan dalam modul ini.
BAB II INTI

A. Kompetensi Inti (KI)

KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.


KI 2: Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkrit dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar (KD)

3.6 Menerapkan Teori Pasangan Elektron Kulit Valensi (VSEPR) dan


Teori Domain Elektron dalam menentukan bentuk molekul

4.6 Membuat model bentuk molekul dengan menngunakan bahan-bahan


yangada di lingkungan sekitar atau perangkat lunak komputer.
3.7 Menghubungkan interaksi antar ion, atom dan molekul dengan sifat
fisika zat
4.7 Menerapkan prinsip interaksi antar ion, atom dan molekul dalam
menjelaskan sifat-sifat fisik zat di sekitarnya

C. Indikator

IPK KD 3.6 IPK 4.6


3.6.1 Mengemukakan konsep 4.6.1 Meramalkan bentuk
Teori Tolakan Pasangan molekul berdasarkan teori
Elektron Kulit Valensi tolakan pasangan elektron
(VSEPR) dan Teori Domain (VSEPR) dan teori jumlah
Elektron dalam menentukan pasangan elektron disekitar
bentuk molekul inti atom (Teori Domain
Elektron ).
3.6.2 Menggambarkan bentuk
molekul dari beberapa 4.6.2 Merancang bentuk molekul
senyawa berdasarkan teori dari bahan yang sederhana.
tolakan pasangan elektron
(VSEPR) atau teori domain
elektron.

3.6.3 Mengaitkan hubungan


Kepolaran senyawa dengan
bentuk molekul.
IPK 3.7 IPK 4.7
3.7.1 Menganalisis interaksi antar 4.7.1 Mengamati kekuatan
partikel pada ikatan logam relatif paku dan tembaga
dengan sifat fisika zat dengan diameter yang
sama dengan
3.7.2 Menganalisis interaksi antar membenturkan kedua
molekul pada ikatan logam tersebut
hidrogen dengan sifat fisika
zat 4.7.2 Menjelaskan perbedaan
bentuk tetesan air di atas
kaca dan di atas kaca
3.7.3 Menganalisis interaksi antar
yang dilapisi lilin
molekul pada gaya van der
wals , dipol-dipol dan gaya
London 4.7.3 Menganalisis penyebab
air di atas daun talas
3.7.4 Menyimpulkan hubungan berbentuk butiran
interaksi molekul terhadap
sifat fisika zat

D. Tujuan Pembelajaran
KD 3.6
Melalui model pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL)
diharapkan siswa terlibat aktif dengan menggali informasi dari berbagai sumber
belajar, mengolah informasi, serta meningkatkan keimanan dan ketaqwaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa serta terlibat aktif selama proses belajar mengajar
berlangsung, memiliki sikap ingin tahu, teliti, dalam melakukan pengamatan dan
bertanggungjawab dalam menyampaikan pendapat, menjawab pertanyaan,
memberi saran dan kritik, Mengemukakan konsep Teori Tolakan Pasangan
Elektron Kulit Valensi (VSEPR) dan Teori Domain Elektron , Menggambarkan
bentuk molekul dan Mengaitkan hubungan Kepolaran senyawa dengan bentuk
molekul.

KD 3.7

Melalui model pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL)


diharapkan siswa terlibat aktif dengan menggali informasi dari berbagai sumber
belajar, mengolah informasi, serta meningkatkan keimanan dan ketaqwaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa serta terlibat aktif selama proses belajar mengajar
berlangsung, memiliki sikap ingin tahu, teliti dalam melakukan pengamatan dan
bertanggungjawab dalam menyampaikan pendapat, menjawab pertanyaan,
memberi saran dan kritik, Menganalisis interaksi antar partikel, ikatan hydrogen,
Menganalisis interaksi antar molekul pada gaya van der wals , dipol-dipol dan
gaya London,Menyimpulkan hubungan interaksi molekul terhadap sifat fisika
zat, Membuat model bentuk molekul dan Menerapkan prinsip interaksi antar ion,
atom dan molekul dalam menjelaskan sifat-sifat fisik zat.

E. Materi Pokok
1. Bentuk Molekul
a. Teori Tolakan Pasangan Elektron Valensi (VSEPR)
b. Teori Domain Elektron
2. Ikatan logam
3. Interaksi antarpartikel
a. Ikatan hydrogen
b. Gaya Van Der Waals
c. Gaya London
F. Uraian Materi
MATERI 1

BENTUK MOLEKUL

KD 3.6: Menerapkan Teori Pasangan Elektron Kulit Valensi (VSEPR)


dan Teori Domain Elektron dalam menentukan bentuk
molekul.

1. BENTUK MOLEKUL
Bentuk molekul menggambarkan kedudukan atom-atom (cara atom
tersusun) dalam suatu molekul,kedudukan atom-atom dalam ruang tiga dimensi
,dan besarnya sudut ikatan yang dibentuk dalam suatu molekul. Bentuk molekul
akan mempengaruhi banyak sifat-sifat fisika dan kimia molekul tersebut, dengan
menggambarkan bentuk molekul akan diketahui apkah suatu molekul itu
bersifat polar atau non polar, polaritas molekul ini akan mempengaruhi sifat
fisika seperti titik leleh dan titik didih.
1. Bentuk molekul dapat dijelaskan dengan berbagai pendekatan dan yang
lebih mudah digunakan untuk molekul-molekul sederhana adalah
menggunakan Teori VSEPR dan teori Domain Elektron.untuk teori domain
elektron merupakan penyempurna dari teori tolakan pasangan elektron
(VSEPR). Teori Domain electron merupakan suatu cara meramalkan
bentuk molekul berdasarkan tolak –menolak electron pada kulit terluar
atom pusat.

Menurut VSEPR meskipun kedudukan pasangan elektron dapat


tersebar di antara atom-atom tersebut, tetapi secara umum terdapat pola
dasar kedudukan pasangan-pasangan elektron akibat adanya gaya tolak-
menolak yang terjadi antara pasangan elektron-elektron tersebut

Didalam molekul senyawa umunya terdapat ataom yang dianggap


sebagai atom pusat. Pasangan elektron yang berada di sekitar atom pusat
dapat dibedakan menjadi pasangan elektron bebas (p.e.i) dan pasangan
elektron bebas (p.e.b). Pasangan elektron bebas mempunyai gaya tolak
yang lebih besar dari pada pasangan elektron ikatan.

Adanya gaya tolak yang kuat pada pasangan elektron bebas ini
mengakibatkan pasangan elektron bebas akan menenmpati ruang yang
lebih luas dari pada pasangan elektron ikatan. Pasangan-pasangan elektron
dalam suatu molekul akan menempatkan diri, sehingga gaya tolak-
menolak pasangan elektron itu serendah mungkin , sehingga pasangan
elektron tersebut akan berada pada jarak yang saling berjauhan satu sama
lain.

Berdasarkan hal tersebut maka kedudukan pasangan-pasangan


elektron mempunyai pola dasar dan pola-pola lain sebagai berikut :

1) Bentuk Pola-Pola Dasar


1. Linear ( garis lurus)

Sumber : buku Raymond chang.2010

Dalam molekul linear atom-atom tertata pada satu garis lurus,sudut yang
terbentuk antara dua atom yang terikat yang menuju ke pusat atom disebut
dengan istilah sudut ikatan yang besarnya 180o Contoh : BeCl2.
2. Segitiga datar ( triangular)
Sumber : buku Raymond chang.2010
Empat atom yang disusun membentuk segitiga (triangular) pada bidang
datar, keempat atomnya terletak pada bidang yang sama. Atom pusat
dikelilingi oleh tiga atom yang membentuk segitiga,semua sudut ikatan
besarnya 120o BCl3.
3. Tetrahedron

Sumber : buku Raymond chang.2010

Atom-atom dalam molekul berbentuk tetrahedron akan berada dalam suatu


ruang piramida segitiga dengan keempat bidang permukaan segitiga sama sisi.
Atom pusat terletak pada pusat tetrahedron. Sudut ikatan antar atom yang
berada pada keempat titik sudut 109,5o.Contoh : CH4.

4. Trigonal bipiramida

Sumber : buku Raymond chang.2010


Atom pusat terdapat pada bidang sekutu dari dua buah limas segitiga yang
saling berhimpit, sedangkan kelima atom yang mengelilinginya akan
berada pada sudut-sudut limas segitiga yang dibentuk .Sudut ikatan
masing2 atom tidak sama: aksial 90o sedangkan equatorial 120o.
Contoh : PCl5.
5. Oktahedron

Sumber : buku Raymond chang.2010


Suatu oktahedron adalah gambar geometri yang mempunyai delapan
permukaan,terdapat dua piramida yang dasarnya berupa segi empat yang
dipakai bersama ,atom pusatnya dikelilingi oleh enam atom lainnya ,setiap
sudut pasangan atom yang berdekatan besarnya sama yaitu 90o contoh:
SF6.

2) Bentuk Pola-Pola Lain

Sumber : buku Raymond chang.2010

Sumber : buku Raymond chang.2010

Prinsip Dasar Teori domain elektron :


a. Antar domain elektron pada kulit luar atom pusat, saling tolak-menolak
sehingga domain elektron akan mengatur diri sedemikian rupa sehingga
gaya tolaknya menjadi minimum.
b. Urutan kekuatan gaya tolaknya:

PEB-PEB>PEB-PEI>PEI-PEI
Domain adalah daerah atau wilayah,jadi domain electron yaitu daerah atau
wilayah yang ditempati electron.elektron-elektron yang dimaksud disini
dikenal juga dengan elekron dari atom-atom pembentuk molekul yaitu
pasangan elekton bebas (PEB)dan pasangan electron terikat (PEI)dalam
teori ini dikenal dengan beberapa lambang:

dengan :

A = atom pusat

X = jumlah pasangan electron ikatan (PEI)

B = jumlah pasangan electron bebas (PEB)

Jumlah Jumla Rumus Bentuk


Contoh
PEI h PEB Umum Molekul

BeCl2 ;
2 0 AI2B0 Linear
HgCl2

Planar
1 AI2B1 SO2 ; O3
bentuk V

2 AI2B2 Bengkok H2O

3 AI2B3 Linear XeF2

Trigonal
3 0 AI3B0 BF3
planar

Piramida
1 AI3B1 NH3
trigonal

Planar ClF3 ;
2 AI3B2
bentuk T BrF3
4 0 AI4B0 Tetrahedral CH4

Tetrahedro
1 AI4B1 SF4
n terdistorsi

Segiempat
2 AI4B2 XeF4
planar

Bipiramida
5 0 AI5B0 PCl5
trigonal

Piramida BrF5 ;
1 AI5B1
segiempat IF5

6 0 AI6B0 Oktahedral SF6

Tipe molekul dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut :

1. Tentukan atom pusat (A)


2. Buat konfigurasi electron
3. Tentukan electron valensi (EV)
4. Tentukan jumlah PEI (X)
5. Tentukan jumlah PEB (E)
Dirumuskan :
ev  X
E 
2
6.tentukan notasi VESPR melalui jumlah PEB dan PEI

Contoh :

CH4

Jumlah EV atom pusat ( C ) = 4

Jumlah PEI ( X ) =4
Jumlah PEB ( E ) =0

Tipe molekulnya = AX4 tetrahedral

2. CARA MERAMALKAN BENTUK MOLEKUL

Cara yang lebih praktis dapat dilakukan dengan menghitung semua elektron
valensi dari atom pusat dan elektron-elektron yang digunakan untuk membentuk
ikatan dari atom-atom yang mengelilinginya. Langkag-langkahnya sebagai
berikut :
1) Buatlah rumus titik elektron dari senyawa yang akan diramalkan bentuk
molekulnya
2) Tentukanlah :
a) Jumlah elektron valensi atom pusat (atom pusat yang dikelilingi oleh
dua atau lebih atom lain)
b) Jumlah elektron yang berasal dari atom-atom disekitar atom pusat yang
membentuk ikatan
3) Jumlahkan elektron dari langkah 2a) dan 2b) tersebut
4) Jumlah pasangan elektron di sekitar atom pusat menentukan bentuk dasar
(pola bentuk) molekul tersebut
5) Pasangan elektron terikat yang menentukan bentuk sesungguhnya dari
molekul tersebut
6) Pasangan elektron bebas menempati ruang yang lebih luas (sudut yang
lebih besar)
MATERI 2

IKATAN LOGAM

KD 3.7: Menghubungkan interaksi antar ion, atom dan molekul

dengan sifat fisika za

1. IKATAN LOGAM

A. Pengertian ikatan logam

Ikatan logam adalah ikatan kimia yang terbentuk akibat penggunaan


bersama elektron-elektron valensi antar atom-atom logam. Senyawa yang
terbentuk hasil dari ikatan logam dinamakan logam (jika semua atom adalah
sama). Misalnya:Dalam logam tembaga, atom tembaga dikelilingi 12 atom
tembaga ( yang berikatan) atau aloi (jika terdapat atom-atom yang berbeda)
misalnya atom logam Be dan Cu membentuk baja.

Logam alloy
B. Sifat fisika dari ikatan logam

Sifat fisis logam ditentukan oleh ikatan logamnya yang kuat, strukturnya
yang rapat, dan keberadaan elektron-elektron bebas. Beberapa sifat fisis logam
yang penting:

1) Berupa padatan pada suhu ruang

Atom-atom logam bergabung oleh ikatan logam yang sangat kuat membentuk
struktur kristal yang rapat. Hal ini menyebabkan atom-atom tidak memiliki
kebebasan bergerak seperti halnya pada zat cair (pengecualiannya adalah Hg).

2) Bersifat keras tetapi lentur/tidak mudah patah jika ditempa

Ikatan logam yang kuat dan struktur logam yang rapat menyebabkan
logam bersifat kuat, keras, dan rapat. Akan tetapi. Adanya elektron-elektron
bebas menyebabkan logam bersifat lentur/tidak mudah patah.

Hal ini dikarenakan sewaktu logam dikenakan gaya luar, maka elektron-
elektron bebas akan berpindah mengikuti ion-ion positif yang bergeser.
Kemudian, berikatan lagi dengan atom yang berada di sampingnya. Oleh karena
itu, logam dapat ditempa, dibengkokkan, atau dibentuk sesuai keinginan.

3) Mempunyai titik leleh dan titik didih yang tinggi

Dalam sistem periodik unsur, pada satu golongan dari atas kebawah, ukuran
kation logam dan jari-jari atom logam makin besar. Hal ini dikarenakan atom-
atom logam terikat oleh ikatan logam yang kuat. Untuk mengatasi ikatan tersebut,
diperlukan energi dalam jumlah yang besar.

Hal ini menyebabkan jarak antara pusat kation-kation logam dengan awan
elektronnya semakin jauh, sehingga gaya tarik elektrostatik antara kation-kation
logam dengan awan elektronnya semakin lemah. Hal ini dapat dilihat pada titik
didih dan titik lebur logam alkali.

Logam Jari-jari atom Kation Jari-jari kation Titik lebur Titik didih (°C)
logam (pm) logam logam (pm) (°C)
Li 157 Li+ 106 180 1330
Na 191 Na+ 132 97,8 892
K 235 K+ 165 63,7 774
Rb 250 Rb+ 175 38,9 688
Cs 272 Cs+ 188 29,7 690

4) Menghantarkan listrik dengan baik


Di dalam ikatan logam, terdapat elektron-elektron bebas yang dapat
membawa muatan listrik. Jika diberi suatu beda tegangan, maka elektron-elektron
ini akan bergerak dari kutub negatif menjadi kutub positif. Sebelum logam diberi
beda potensial, elektron valensi yang membentuk awan elektron bergerak ke
segala arah dengan jumlah yang sama banyak. Apabila pada logam diberi beda
potensial, dengan salah satu ujung logam ditempatkan elektroda positif (anoda)
dan pada ujung yang lain ditempatkan ujung negatif (katoda), maka jumlah
elektron yang bergerak ke anoda lebih banyak dibandingkan jumlah elektron yang
bergerak ke katoda sehingga terjadi hantaran listrik.

5) Menghantarkan panas dengan baik

Elektron-elektron yang bergerak bebas di dalam kristal logam memiliki


energi kinetik. Jika dipanaskan, elektron-elektron akan memperoleh energi kinetik
yang cukup untuk dapat bergerak/bervibrasi dengan cepat. Dalam pergerakannya,
elektron-elektron tersebut akan bertumbukkan dengan elektron-elektron lainnya.
Hal ini menyebabkan terjadinya transfer energi dari bagian bersuhu tingi ke
bagian bersuhu rendah.

6) Mempunyai permukaan yang mengkilap

Di dalam ikatan logam, terdapat elektron-elektron bebas. Menurut


teori Drude-Lorentz, jika cahaya tampak (visible) jatuh pada permukaan logam,
sebagian elektron valensi logam akan tereksitasi. Sewaktu cahaya jatuh pada
permukaan logam, maka elektron-elektron bebas akan menyerap energi cahaya
tersebut. Elektron-elektron akan melepas kembali energi tersebut dalam bentuk
radiasi elektromagnetik dengan frekuensi yang sama dengan frekuensi cahaya
awal. Oleh karena frekuensinya sama, maka kita melihatnyta sebagai pantulan
cahaya yang datang. Pantulan cahaya tersebut memberikan permukaan logam
tampak mengkilap.

C. Ikatan Logam Beberapa Unsur

 Ikatan Logam Natrium

Logam cenderung memiliki titik leleh dan titik didih yang tinggi sehingga
memberikan kesan kuatnya ikatan yang terjadi antara atom-atomnya. Secara rata-
rata logam seperti natrium (titik leleh 97.8°C) meleleh pada suhu yang sangat jauh
lebih tinggi dibanding unsur (neon) yang mendahuluinya pada tabel periodik.

Natrium memiliki struktur elektronik 1s2 2s2 2p6 3s1. Tiap atom Natrium
tersentuh oleh delapan atom natrium yang lainnya dan terjadi pembagian (sharing)
antara atom tengah dan orbital 3s di semua delapan atom yang lain. Dan tiap atom
yang delapan ini disentuh oleh delapan atom natrium lainya secara terus menerus
hingga diperoleh seluruh atom dalam bongkahan natrium. Semua orbital 3s dalam
semua atom saling tumpang tindih untuk memberikan orbital molekul dalam
jumlah yang sangat banyak yang memeperluas keseluruhan tiap bagian logam.
Terdapat jumlah orbital molekul yang sangat banyak, tentunya, karena tiap orbital
hanya dapat menarik dua elektron.

Elektron dapat bergerak dengan leluasa diantara orbital-orbital molekul


tersebut, dan karena itu tiap elektron menjadi terlepas dari atom induknya.
Elektron tersebut disebut terdelokalisasi. Logam terikat bersamaan melalui
kekuatan daya tarik yang kuat antara inti positif dengan elektron yang
terdelokalisasi.

 Ikatan Logam Magnesium

Ikatan logam magnesium lebih kuat dan titik leleh juga lebih tinggi.
Magnesium memiliki struktur elektronik terluar 3s2. Diantara elektro-elektronnya
terjadi delokalisasi, karena itu “lautan” yang ada memiliki kerapatan dua kali lipat
daripada yang terdapat pada natrium. Sisa “ion” juga memiliki muatan dua kali
lipat dan tentunya akan terjadi dayatarik yang lebih banyak antara “ion” dan
“lautan”. Atom-atom magnesium memiliki jari-jari yang sedikit lebih kecil
dibandingkan atom-atom natrium dan karena itu elektron yang terdelokalisasi
lebih dekat ke inti. Tiap atom magnesium juga memiliki 12 atom terdekat
dibandingkan delapan yang dimiliki natrium. Faktor-faktor inilah yang
meningkatkan kekuatan ikatan secara lebih lanjut.

 Ikatan Logam pada Unsur Transisi

Logam transisi cenderung memiliki titik leleh dan titik didih yang tinggi.
Alasannya adalah logam transisi dapat melibatkan elektron 3d yang ada dalam
kondisi delokalisasi seperti elektron pada 4s. Lebih banyak elektron yang dapat
kamu libatkan, kecenderungan daya tarik yang lebih kuat.

 Ikatan Logam pada Leburan Logam

Pada leburan logam, ikatan logam tetap ada, meskipun susunan strukturnya
telah rusak. Ikatan logam tidak sepernuhnya putus sampai logam mendidih. Hal
ini berarti bahwa titik didih merupakan penunjuk kekuatan ikatan logam
dibandingkan dengan titik leleh. Pada saat meleleh, ikatan menjadi longgar tetapi
tidak putus.

D. Proses pembentukan ikatan logam


Pada ikatan logam terjadi proses saling meminjamkan elektron, hanya saja
jumlah atom yang bersama-sama saling meminjamkan elektron valensinya
(elektron yang berada pada kulit terluar) ini tidak hanya antara dua melainkan
beberapa atom tetapi dalam jumlah yang tidak terbatas. Setiap atom menyerahkan
elektron valensi untuk dipakai bersama, dengan demikian akan ada ikatan tarik
menarik antara atom-atom yang saling berdekatan.

Jarak antar atom ini akan tetap sama, maksudnya bila ada atom yang
bergerak menjauh maka gaya tarik menarik akan menariknya kembali ke posisi
semula dan jika bergerak terlalu mendekat maka akan timbul gaya tolak menolak
karena inti-inti atom berjarak terlalu dekat padahal muatan listriknya sama
sehingga kedudukan atom relatif terhadap atom lain akan tetap.

Pada ikatan logam, inti-inti atom berjarak tertentu dan terletak beraturan
sedangkan elektron yang saling dipinjamkan seolah-olah membentuk kabut
elektron. Dalam logam, orbital atom terluar yang terisi elektron menyatu menjadi
suatu sistem terdelokalisasi yang merupakan dasar pembentukan ikatan logam.
Delokalisasi adalah suatu keadaan dimana elektron valensi tidak tetap posisinya
pada 1 atom, tetapi senantiasa berpindah-pindah dari satu atom ke atom lain.

Atom logam bisa berikatan sambung menyambung ke segala arah


sehingga menjadi molekul yang besar sekali. Satu atom akan berikatan dengan
beberapa atom lain disekitarnya. Akibatnya atom tersebut terikat kuat dan menjadi
logam berwujud padat (kecuali Hg) dan umumnya keras.
MATERI 3

INTERAKSI ANTARPARTIKEL

1. Ikatan Hidrogen
A. Pengertian

Ikatan hidrogen adalah gaya tarik antar-molekul yang terjadi antara atom
hidrogen yang terikat dengan atom sangat elektronegatif (N, O, atau F) dan
pasangan elektron bebas dari atom sangat elektronegatif lainnya. Ikatan ini
muncul sebagaimana ikatan N—H, O—H, dan F—H bersifat sangat polar, di
mana muatan parsial positif pada H dan muatan parsial negatif pada atom
elektronegatif (N, O, atau F).

B. Sifat fisika dari ikatan hidrogen

 Ikatan hidrogen terjadi ketika sebuah molekul memiliki atom N, O, atau F


yang mempunyai pasangan elektron bebas (lone pair electron). Hidrogen
dari molekul lain akan berinteraksi dengan pasangan elektron bebas ini
membentuk suatu ikatan hidrogen dengan besar ikatan bervariasi mulai
dari yang lemah (1-2 kJ mol-1) hingga tinggi (>155 kJ mol-1).
 Kekuatan ikatan hidrogen ini dipengaruhi oleh perbedaan
elektronegativitas antara atom-atom dalam molekul tersebut. Semakin
besar perbedaannya, semakin besar ikatan hidrogen yang terbentuk.

Tabel : perbedaan keelektronegativan

Bandingkan elektronegativitas unsur-unsur dalam satu golongan, seperti


yang tertulis pada Tabel di atas. Tabel ini menunjukkan bahwa dalam satu
golongan, yakni golongan VIIA, kemampuan menarik dari atom H lebih efektif
pada unsur dengan Mr yang lebih kecil, karena perbedaan elektronegativitasnya
yang tinggi. Padahal secara teoritis, semakin besar Mr semakin besar pula
elektronegativitasnya. Mengapa bisa demikian?

Kasus penyimpangan tersebut disebabkan oleh adanya ikatan hidrogen.


Gaya yang dihasilkan oleh ikatan hidrogen lebih kuat dibandingkan Gayan Van
der Walls. Pada unsur-unsur golongan VII dalam Tabel perbedaan
keelektronegativan diatas, terbentuk ikatan hidrogen yang kuat dan menyebabkan
penyimpangan sifat fisis pada molekul sehingga molekul dengan ikatan hidrogen
mempunyai titik didih yang relatif tinggi.
Gambar Grafik hubungan antara titik didih dengan molekul berikatan hidrogen
(senyawa hidrida unsur golongan IVA, VA, VIA,VII A, dan VIIIA)

Perhatikan baik-baik titik didih senyawa unsur hidrida golongan IVA, VA,
VIA, VIIA, dan VIIIA pada grafik diatas yang memengaruhi titik didih senyawa
unsure hidrida golongan IVA, VA, VIA, VIIA, dan VIIIA adalah Gaya Van der
Walls. Dalam satu golongan, dari atas ke bawah, unsur memiliki Gaya Van der
Walls yang semakin bertambah sebanding dengan bertambah besarnya Mr.
Sebagai akibat yang seharusnya, titik didih dari atas ke bawah dalam satu
golongan semakin bertambah. Namun kenyataannya tidaklah demikian.
Perhatikan titik didih H2O, HF dan NH3. Ketiganya memiliki titik didih yang
berbeda jauh dengan senyawa hidrida yang lain.

 Ikatan hidrogen mempengaruhi titik didih suatu senyawa. Semakin besar


ikatan hidrogennya, semakin tinggi titik didihnya. Namun, khusus pada air
(H2O), terjadi dua ikatan hidrogen pada tiap molekulnya. Akibatnya
jumlah total ikatan hidrogennya lebih besar daripada asam florida (HF)
yang seharusnya memiliki ikatan hidrogen terbesar (karena paling tinggi
perbedaan elektronegativitasnya) sehingga titik didih air lebih tinggi
daripada asam florida.

Ikatan hidrogen dalam air ini, menimbulkan sifat fisik yang sangat
mengherankan, titik didih air, sebagai contoh, jauh lebih besar dibanding senyawa
yang lebih berat tapi tidak memiliki ikatan hidrogen. Untuk itulah seluruh umat
manusia seharusnya bersyukur atas terciptanya ikatan hidrogen, karena kalau
tidak maka air akan berwujud gas pada suhu kamar.

Tabel 2.3 Titik didih air dan senyawa yang lebih berat
Senyawa Massa Titik didih
molekul relatif (oC)
H2O 18 100
H2S 34 -65
H2Se 81 -45
H2Te 130 -15

Ikatan hidrogen dianggap sebagai interaksi dipol-dipol khusus. Ikatan


antara hidrogen dan atom yang elektronegatif seperti F, O dan N adalah sangat
polar: Atom hidrogen tidak memiliki elektron bagian dalam, satu-satunya elektron
yang ada adalah elektron yang dipergunakannya untuk berikatan. Muatan positif
akan menarik muatan negatif pada atom elektronegatif molekul tetangga terdekat.
Karena atom hidrogen dalam ikatan polar akan memiliki kekurangan elektron
pada satu sisi, maka atom hidrogen akan sangat dekat dengan atom tetangga yang
sangat elektronegatif, dan berinteraksi dengan sangat kuat (ingat semakin dekat
semakin kuat gaya elektrosatisnya).

C. Contoh senyawa yang mempunyai ikatan hidrogen

Ikatan hidrogen adalah ikatan antar molekul (bukan antar atom). Ikatan ini
terjadi pada senyawa-senyawa yang sangat polar seperti HF, H2O, dan NH3.
Sebagai contoh antar molekul HF dengan molekul H2O, H2O – H2O, HF-HF,
H2O-NH3, dst-dst. Lebih jelasnya ikatan ini terjadi antara atom yang sangat
elektronegatif dari suatu molekul dengan atom yang kurang elektronegatif dari
molekul yang lain, misal antara atom F dari molekul HF dengan atom H dari
molekul H2O.

D. Penyebab air diatas daun talas berbentuk butiran

Adhesi dan Kohesi

Hal lain yang dapat kita ketahui adalah adanya tarik-menarik antar
partikel. Gaya tarik-menarik antarpartikel dapat terjadi antara partikel-partikel
yang sejenis dan antara partikel-partikel yang tidak sejenis. Setetes air yang jatuh
di kaca meja akan berbeda bentuknya bila dijatuhkan pada sehelai daun talas.
Mengapademikian?
Antara molekul-molekul air terjadi gaya tarik-menarik yang disebut dengan gaya
kohesi molekul air. Gaya kohesi diartikan sebagai gaya tarik menarik antara
partikel-partikel zat yang sejenis. Pada saat air bersentuhan dengan benda lain
maka molekul molekul bagian luarnya akan tarik-menarik dengan molekul-
molekul luar benda lain tersebut. Gaya tarik-menarik antara partikel zat yang tidak
sejenis disebut gaya adhesi. Gaya adhesi antara molekul air dengan molekul kaca
berbeda dibandingkan gaya adhesi antara molekul air dengan molekul daun talas.
Demikian pula gaya kohesi antar molekul air lebih kecil daripada gaya adhesi
antara molekul air dengan molekul kaca. Itulah sebabnya air membasahi kaca dan
berbentuk melebar. Namun air tidak membasahi daun talas dan tetes air berbentuk
bulat-bulat menggelinding di permukaan karena gaya kohesi antarmolekul air
lebih besar daripada gaya adhesi antara molekul air dan molekul daun talas.

1. Gaya adhesi adalah gaya tarik-menarik dua partikel atau lebih dari partikel
yang tidak sejenis. Mengakibatkan sebuah zat dapat menempel pada zat
yang lain. Contoh: Air dapat menempel di kaca.
2. Gaya kohesi adalah gaya tarik menarik dua partikel atau lebih dari partikel
yang sejenis. Mengakibatkan sebuah zat tidak dapat menempel pada zat
yang lain. Contoh: Air tidak dapat menempel pada daun talas.

Meniskus
Gaya kohesi maupun gaya adhesi juga mempengaruhi bentuk permukaan
zat cair dalam wadahnya. Misalkan ke dalam dua buah tabung reaksi masing-
masing diisikan air dan raksa.Apa yang terjadi? Permukaan air dalam tabung
reaksi berbentuk cekung disebut meniskus cekung, sedangkan permukaan raksa
dalam tabung reaksi berbentuk cembung disebut meniskus cembung.

Hal itu dapat dijelaskan bahwa gaya adhesi molekul air dengan molekul
kaca lebih besar daripada gaya kohesi antar molekul air, sedangkan gaya adhesi
molekul raksa dengan molekul kaca lebih kecil daripada gaya kohesi antara
molekul raksa. Meniskus cembung maupun meniskus cekung menyebabkan sudut
kontak antara bidang wadah (tabung) dengan permukaan zat cair berbeda
besarnya. Meniskus cembung menimbulkan sudut kontak tumpul (> 90^o),
sedangkan meniskus cekung menimbulkan sudut kontak lancip (<90^o)

Kapilaritas
Gaya kohesi dan gaya adhesi berpengaruh pada gejala kapilaritas.
Kapilaritas adalah gejala naik atau turunnya cairan di dalam pipa kapiler atau pipa
kecil. Sebuah pipa kapiler kaca bila dicelupkan pada tabung berisi air akan
dijumpai air dapat naik ke dalam pembuluh kaca pipa kapiler, sebaliknya bila
pembuluh pipa kapiler dicelupkan pada tabung berisi air raksa akan dijumpai
bahwa raksa di dalam pembuluh kaca pipa kapiler lebih rendah permukaannya
dibandingkan permukaan raksa dalam tabung.

Jadi, kapilaritas sangat tergantung pada kohesi dan adhesi.Air naik dalam
pembuluh pipa kapiler dikarenakan adhesi sedangkan raksa turun dalam pembuluh
pipa kapiler dikarenakan kohesi. Sekarang banyak dikembangkan teknologi yang
mendasarkan pada gaya adhesi maupun kohesi. Beberapa tekstil kain tiruan
menghasilkan kain yang kohesif terhadap debu.Jadi, pakaian dari bahan tersebut
tidak mudah kotor. Di lain pihak, banyak ditemukan bahan-bahan adhesif
serbaguna, lem alteco, dan sejenisnya sangat berguna bagi kehidupan. Bahkan,
luka bekas operasi sekarang tidak perlu dijahit melainkan cukup dilem dengan lem
khusus yang adhesif dengan jaringan kulit dan otot.

Gaya tarik antar molekul yang memiliki Dipol ( Dipol – Dipol)

Gaya Van der Waals merupakan gaya tarik antar dipol pada molekul polar.
Molekul polar memiliki ujung-ujung yang muatannya berlawanan. Ketika
dikumpulkan, maka molekul polar akan mengatur dirinya (membentuk formasi)
sedemikian hingga ujung yang bermuatan positif akan berdekatan dengan ujung
yang bermuata negatif dari molekul lain. Tetapi tentu saja formasinya tidak
statis/tetap, kenapa? Karena sebenarnya molekul selalu bergerak dan
bertumbukan/tabrakan.Untuk jelasnya, bisa dilihat pada gambar berikut:

Gaya Van der Waals diperlihatkan dengan garis merah (putus-putus).


Kekuatan gaya tarik antara dipol ini biasanya lebih lemah dari kekuatan ikatan
ionik atau kovalen (kekuatannya hanya 1% dari ikatan). Kekuatannya juga akan
berkurang dengan cepat bila jarak antar dipol makin besar. jadi gaya Van der
Waaals suatu molekul akan lebih kuat pada fase padat dibanding cair dan gas.

Gaya tarik menarik antara molekul yang memiliki dipol dan yang tidak
memiliki dipol terjadi secara induksi. Ujung molekul dipol yang bermuatam
positif menginduksi awan elektron molekul yang tidak memiliki dipol. Akibatnya,
molekul yang tidak memiliki dipol membentuk dipol sesaat (dipol sementara).
Setelah terbentuk dipol sesaat, akan terjadi ikatan antara molekul dipol dan
molekul dipol sesaat. Contoh : gas oksigen (molekul non dipol) dapat larut dalam
air (molekul dipol).

. Interaksi Ion-dipol

Antara ion dan ion terjadi interaksi karena adanya gaya tarik antara ion positif
dan ion negatif. Pada interaksi antara ion bermuatan dengan molekul polar (yaitu
molekul dengan dipol) terjadi gaya tarik antara kation ujung negatif dipol atau
anion dengan ujung positif dipol. Gaya ion dipol adalah penting dalam terjadinya
larutan dalam pelarut polar, misalnya larutan garam dalam air.

(lihat Gambar 2.10).

Gambar 2.10 Interaksi ion dipol

Interaksi antar molekul

Molekul netral (bukan ion) memiliki gaya elektrostatik, diantaranya: (1)


Gaya dipol-dipol, (2) Gaya dispersi London dan (3) Ikatan hidrogen Gaya dipol-
dipol dan gaya dispersi termasuk ke dalam gaya van der Waals. Gaya van der
Waals muncul dari fakta yang menunjukkan gaya tersebutmenimbulkan
penyimpangan sifat gas dari gas ideal.

a. Gaya Dipol-dipol
Gaya dipol-dipol merupakan gaya yang lebih lemah dari gaya tarik menarik ion-
dipol. Gaya dipol-dipol meningkat sesuai dengan kenaikan kepolaran yang
dimiliki oleh molekulnya. Molekul polar saling menarik satu sama lain, ketika
bagian yang positif pada molekul berada di dekat ujung dipol molekul lain yang
bermuatan negatif. Molekul polar haruslah sangat dekat pada jarak yang
signifikan untuk terjadinya gaya tarik menarik antara dipol-dipol

Gambar 2.11 Interaksi dipol dipol

Pengaruh interaksi dipol-dipol ini dapat kita amati dari kenaikan titik didih untuk
molekul polar pada massa yang serupa, tetapi memiliki dipol yang semakin
besar.

Tabel 2.1 Titik didih senyawa yang berinteraksi dipol-dipol

Zat Massa Molekul (sma) Momen Dipolu (D) Titik Didih


(K)
Propana 44 0.1 231
Dimetil eter 46 1.3 248
Metil klorida 50 2.0 249
Asetaldehid 44 2.7 294
Asetonitril 41 3.9 355

b. Gaya Dispersi London


Atom bukan sesuatu yang diam saja, kerapatan elektron berfluktuasi di
sekitar atom. Pada satu titik mungkin saja kerapatan elektron pada salah satu sisi
atom lebih besar dibandingkan sisi yang lainnya. Sehingga timbul dipol sesaat.
Atom-atom pada keadaan dingin akan bergerak tidak terlalu cepat, sehingga
atom akan terpengaruhi oleh adanya dipol ini, dan mengkutub dengan sendirinya
sebagai respon. Gaya tarik antara atom, yaitu interaksi antara dipol sesaat dan
dipol terinduksi ini tidak terlalu kuat, tapi tetap ada.

Gambar 2.12 Interaksi dipol sesaat-dipol terinduksi

Medan listrik luar dapat menyebabkan adanya induksi dipol dimana


elektron akan terdistribusi dan menyebabkan molekul terpolarisasi. Kemampuan
suatu molekul untuk diganggu distribusi elektronnya disebut kebolehpolaran.
Kebolehpolaran yang lebih besar pada suatu molekul akan mempermudahnya
untuk terinduksi membentuk momen dipol dan semakin kuat gaya dispersi. Atom
yang lebih besar akan memiliki kebolehpolaran yang lebih besar, karena :

 Elektronnya berada jauh dari inti (distribusi tidak simetris menghasilkan


dipol yang lebih besar sehingga terjadi pemisahan lebih besar)
 Jumlah elektronnya lebih banyak (menimbulkan kemungkinan distribusi
tidak simetris yang lebih tinggi)

Molekul besar juga cenderung memiliki kebolehpolaran lebih besar, karena


memiliki jumlah elektron yang lebih banyak. Gaya dispersi hanya kuat ketika
atom tetangganya benar-benar dekat.
Perhatikan data titik didih senyawa halogen pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2 Titik didih halogen


Gas halogen Jumlah elektron Titik didih(0C)
F2 18 -188.1
Cl2 34 -34.0
Br2 70 59.5
I2 106 185.2

Salah satu konsekuensi dari adanya gaya ini adalah bentuk fasa suatu zat.
Jika tidak terdapat gaya tarik maka kumpulan molekul atau atom suatu zat akan
berwujud gas walaupun tidak ada kenaikan suhu atau penurunan tekanan. Gaya
antar molekul pada umumnya lemah dibandingkan dengan ikatan kovalen. Untuk
memutuskan gaya tarik antar molekul HCl, hanya diperlukan 16 kJ/mol,
sedangkan untuk memutuskan ikatan kovalen antara atom H dan Cl pada
molekul HCl dibutuhkan 431 kJ/mol. Kekuatan gaya antar molekul menjelaskan
sifat fisik pada zat seperti titik leleh, titik didih dan tekanan uap. Suhu pada titik
didih merupakan energi kinetik yang diperlukan untuk mengatasi gaya tarik antar
molekul.
Beberapa unsur membentuk senyawa dengan hidrogen, atau disebut hidrida.
Jika titik didih senyawa hidrida dari golongan 14 dialurkan, tampak kenaikan
titik didih semakin ke bawah semakin besar, seperti pada Gambar 2.13 .
Gambar 2.13 Grafik titik didih unsur golongan 14

Kenaikan titik didih terjadi karena molekulnya semakin membesar dengan


semakin banyaknya elektron, sehingga gaya van der waals semakin membesar.
Alur titik didih senyawa-senyawa hidrida pada unsur-unsur golongan lima belas,
enam belas dan tujuh belas, menunjukkan kecenderungan yang sama dengan
golongan empat belas. Namun untuk unsur pertama pada setiap golongan
memiliki titih didih yang malah lebih tinggi dari yang lainnya.

G.Contoh/ Non Contoh/ Ilustrasi

Contoh dari bentuk molekul beberapa senyawa

 Bentuk molekul CH4


Konfigurasi elektron 6C : [He] 2s2 2p2
Elektron valensi C : 4 elektron
Elektron dari 4 atom H : 4 elektron
Jumlah elektron disekitar atom pusat (C) : 8 elektron
Jumlah pasangan elektron di sekitar atom pusat : 4 pasang.
Oleh karena atom C mengikat 4 atom H, maka semua pasangan elektron
digunakan untuk ikatan. Jadi, pasangan elektron ikatan ada 4 dan tidak
mempunyai pasangan elektron bebas. Bentuk molekulnya terahedron
sempurna dengan sudut ikatan 109,5o.

 Bentuk molekul NH3


Konfigurasi elektron 7N : [He] 2s2 2p3
Elektron valensi N : 5 elektron
Elektron dari 3 atom H : 3 elektron
Jumlah elektron disekitar atom pusat (N) : 8 elektron
Jumlah pasangan elektron di sekitar atom pusat : 4 pasang.
Oleh karena atom N mengikat 3 atom H, maka pasangan elektron
digunakan untuk ikatan sebanyak 3 pasang dan pasangan elektron bebas
(4-3) = 1 pasang. Kedudukan pasangan elektron pada ruang tetrahedron ,
tetapi karena mempunyai pasangan elektron bebas 1 buah maka bentuk
molekulnya segitiga piramid. Sudut ikatnya lebih sempit dari pada
tetrahedron sempurna yaitu 107o.
Contoh senyawa yang mempunyai ikatan logam

 Emas, unsur logam emas mempunyai struktur sifat yang lunak dan
mempunyai warna bentuk kuning terang yang biasa digunakan untuk
perhiasan dan juga alat-alat elektonik.
 Perak, logam perak merupakan suatu logam yang mudah untuk dibentuk,
memiliki warna dasar putih abu-abu dan merupakan konduktor panas dan
listrik yang sangat baik. Logam ini biasanya digunakan sebagai perhiasan
serta peralatan berbahan perak.
 Perunggu, merupakan sebuah aloi (campuran) dari tembaga serta timah,
yang sudah dikenal sejak jaman kuno. Aloi ini memiliki sifat tahan korosi
dan juga mudah untuk dibentuk. Dari kebanyakan negara, logam biasanya
digunakan sebagai mata uang berbentuk koin yang memiliki nilai tukar
rendah (recehan).
 Tembaga, logam tembaga merupakan logam yang mudah untuk dibentuk
dan memiliki warna putih keperakan. Jenis logam yang paling baik
digunakan untuk membuat kawat listrik adalah tembaga. Tembaga biasa
digunakan sebagai bahan tangki air panas, kebel listrik, serta aloi kuningan
dan juga kupronikel.
 Kuningan, merupakan aloi dari tembaga dan juga seng. Kuningan
dimanfaatkan sebagai hiasan, sekrup, paku-paku kecil serta alat-alat
musik, yang menggunakan tembaga sebagai komponennya.
 Besi, merupakan logam yang dihasilkan dari peleburan biji hematit di
dalam tanur sembur . Besi biasa digunakan sebagai bahan bangunan dan
juga sebagai aloi baja.
 Aluminium, merupakan logam yang mempunyai sifat ringan dan tahan
korosi. Alumunium terbuat dari biji bauskit melalui proses elektrolisis.
Aluminium biasanya digunakan pada kabel-kabel listrik, badan pesawat
terbang, mobil, kapal dan juga kaleng aluminium.
 Timah, merupakan logam lunak serta mudah untuk dibentuk. Timah
mempunyai warna putih keperakan . Logam timah biasa digunakan untuk
solder.
Contoh beberapa senyawa yang mempunyai ikatan hydrogen :

Beberapa Senyawa yg mengalami ikatan Hidrogen antara lain:


–H2O
–HF
–NH3
– C2H4O (etanol)

Contoh dari adanya gaya adhesi dan kohesi dalam kehidupan

Gaya adhesi Contoh: Air dapat menempel di kaca.

Gaya kohesi Contoh: Air tidak dapat menempel pada daun talas.

Contoh gejala kapilaritas yang berkaitan dengan peristiwa alam yaitu:

1. peristiwa naiknya air dari ujung akar ke daun pada tumbuhan


2. naiknya minyak tanah pada sumbu kompor
3. basahnya tembok rumah bagian dalam ketika hujan. Ketika terkena hujan,
tembok bagian luar akan basah, kemudian merembes ke bagian yang lebih
dalam.
LEMBAR KEGIATAN
SISWA

BENTUK MOLEKUL DAN


INTERAKSI ANTARPARTIKEL

Kelompok :

Nama Anggota : 1.
2.
3.
4.
Kelas :

Sekolah :
KEGIATAN 1

Diskusikan dengan kelompokmu!

1. Jelaskanlah apa yanng dimaksud dengan teori VSEPR dan Teori domain
elektron!
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
2. Suatu senyawa mempunyai bentuk molekul yang berbeda-beda,tergantung pada
PEI dan PEB senyawa tersebut. Berdasarkan teori VSEPR dan domain elektron
senyawa CH4 mempunyai bentuk molekul tetrahedral. Diskusikanlah dalam
kelompokmu!
a. Bagaimana Konfigurasi Atom C dan elektron valensinya?

..................................................................................................................................

...................................................................................................................................

b. Gambarkanlah struktur lewis dari CH4!

c. Berdasarkan struktur lewis diatas , berapakah jumlah pasangan elektron yang


berikatan pada molekul CH4?

..................................................................................................................................

...................................................................................................................................
d. Berdasarkan konfigurasi elektronnya, berapakah jumlah elektron yang tidak
berpasangan ( Pasangan Elektron bebas)pada atom C?

..................................................................................................................................

...................................................................................................................................

3. Jelaskanlah Prinsip dasar dari teori domain elektron!


………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………

KEGIATAN 2

Diskusikan dengan kelompokmu!

1. Bagaimana cara meramalkan bentuk molekul NH3 ?


………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………

2. Tuliskanlah pola dasar macam-macam bentuk molekul!


………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………

3. Suatu molekul mempunyai 1 pasangan elektron bebas dan 3 pasangan elektron


ikatan.Bentuk geometri molekul tersebut adalah..

………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………

KEGIATAN 3

Diskusikan dengan kelompokmu!


1. Bagaimana hubungan kepolaran suatu senyawa terhadap bentuk molekul.

………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
2. Apakah bentuk molekul mempengaruhi sifat kimia dan fisika?

………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
3. Isilah kolom yang kosong berikut ini dengan jawaban yang benar!

Jumlah Jumlah Jumlah Notasi Bentuk Nama Contoh


Domain PEI(X) PEB(E) VSEPR Molekul Bentuk Molekul

2 2 - AX2 Linear

3 -

AX2E Angular SO2


4 AX4 Tetrahedral

4 3 1 AX3E

2 2 Bentuk V H2O

AX5 PCl5

Bentuk
4 1 AX4E TeCl4
Jungkitan
5

3 2 ClF3

Bentuk
2 3 AX2E3 XeF2
Linear

6 0 AX6 SF6

Piramida
5 1 IF5
Segiempat
Segiempat
4 2 XeF4
Datar

KEGIATAN 4

1. Berdasarkan pengamatan ananda terhadap slide yang ditampilkan,


apa yang dimaksud dengan ikatan hidrogen? Tuliskan contoh senyawa
yang terbentuk karena adanya ikatan hidrogen!
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

2. Perhatikan gambar di bawah ini!

Ikatan antar molekul H2O

+ᵟH +ᵟH -Clᵟ-


- Clᵟ-
ikatan antar molekul HCl

+ᵟH -Brᵟ- +ᵟH - Brᵟ-

ikatan antar molekul HBr

+ᵟH - Iᵟ-
+ᵟH - Iᵟ-

ikatan antar molekul HI

Berdasarkan ke empat gambar di atas, molekul manakah yang dapat terbentuk


karena adanya ikatan hidrogen? Jelaskan alasannya

………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
PENUTUP

A. Rangkuman

1. Bentuk molekul menggambarkan kedudukan atom-atom (cara atom


tersusun) dalam suatu molekul,
3. Bentuk molekul akan mempengaruhi banyak sifat-sifat fisika dan kimia
molekul tersebut, sifat fisika seperti titik leleh dan titik didih.
4. Menurut VSEPR meskipun kedudukan pasangan elektron dapat tersebar
di antara atom-atom tersebut, tetapi secara umum terdapat pola dasar
kedudukan pasangan-pasangan elektron akibat adanya gaya tolak-
menolak yang terjadi antara pasangan elektron-elektron tersebut.
5. Teori domain elektron merupakan penyempurna dari teori tolakan
pasangan elektron (VSEPR). Teori Domain electron merupakan suatu
cara meramalkan bentuk molekul berdasarkan tolak –menolak electron
pada kulit terluar atom pusat.
6. Ikatan logam adalah ikatan kimia yang terbentuk akibat penggunaan
bersama elektron-elektron valensi antar atom-atom logam.
7. Ikatan hidrogen adalah gaya tarik antar-molekul yang terjadi antara atom
hidrogen yang terikat dengan atom sangat elektronegatif (N, O, atau F)
dan pasangan elektron bebas dari atom sangat elektronegatif lainnya.
8. Gaya Van der Waals merupakan gaya tarik antar dipol pada molekul
polar.
9. Gaya London adalah gaya antarmolekul nonpolar terjadi tarik menarik
yang lemah akibatnya terbentuk dipol sesaat.
B. Tes Formatif

1. Susunan elektron yang sesuai dengan gambar berikut dimiliki oleh


molekul....

a. BCl3
b. BF3
c. NH3
d. PH3
e. CH
2. Molekul yang di sekeliling atom pusatnya terdapat 4 pasangan elektron
ikatan akan membentuk susunan ruang elektron . . . .
A. linier
B. tetrahedral
C. piramida trigonal
D. piramida segiempat
E. Oktahedral

3. Dua buah unsur dengan notasi 12A dan 35B. Jika unsur tersebut
berikatan, bentuk molekul dan kepolaran yang terjadi berturut-turut
adalah….

a. Bentuk V dan Polar


b. Bentuk V dan Nonpolar
c. Tetrahedral dan Nonpolar
d. Trigonal piramida dan polar
e. Linier dan nonpolar
4. Perhatikan grafik titik didih beberapa senyawa hibrida golongan IVA, VA
dan VIA!

Senyawa yang mengandung ikatan hydrogen antar molekulnya adalah


nomor….
a. 1 dan 2
b. 1 dan 3
c. 2 dan 3
d. 3 dan 4
e. 5 dan 6

5. Perhatikan tabel berikut !


Sifat H B C N Cl
Nomor atom 1 5 6 7 17
keelektronegatifan 2,1 2 2,5 3 3
Senyawa yang bersifat polar adalah….

a. BCl3
b. NH3
c. CCl4
d. CH4
e. BH3

6. Dibawah ini molekul yang memiliki gaya tarik-menarik dipole-dipol


antarmolekulnya adalah….
a. AsH3
b. BCl3
c. Cl2
d. CO2
e. XeF4
7. Gaya intermolekul yang ada pada partikrl-partikel HI dan H2S adalah….
a. Dipole-dipol dan ion-dipol
b. Gaya dispersi, dipole-dipol dan ion dipole
c. Gaya dispersi, ikatan hydrogen, dipo-dipol dan ion-dipol
d. Gaya dispersi dan dipole-dipol
e. Gaya dispersi, dipole-dipol dan ikatan hydrogen

8. Gaya antarmolekul yang bertanggung jawab kurang rapatnya es (air padat)


dibanding air (air bentuk cair) adalah….
a. Gaya dispersi London
b. Gaya dipole-dipol
c. Gaya ion-dipol
d. Ikatan hydrogen
e. Ikatan ion
9. Senyawa – senyawa berikut yang memiliki gaya London paling besar
adalah….
a. 2-metil pentane
b. 2-metil heksana
c. n-heptana
d. 3-metil heksana
e. 2,2-dimetil pentane
10. Pernyataan yang tepat mengenai perbandingan kekuatan gaya van der waals
dengan ikatan hydrogen yaitu….
a. Gaya van der waals= ikatan hydrogen
b. Gaya van der waals < ikatan hydrogen
c. Gaya van der waals > ikatan hydrogen
d. Gaya van der waals dan ikatan hydrogen tidak dapat diukur
e. Gaya van der waals tidak dapat dibandingankan dengan ikatan
hydrogen
Daftar Pustaka

Keenan,Charles.1999. KIMIA UNIVERSITAS. Jakarta : Erlangga.

Purba, Michael.2012. Kimia Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta : Erlangga.

Ralph H. Petrucci et al . 2011. General Chemstry :Prinsiple and Modern


Application. Toronto, Ontario : Pearson Canada Inc.

Raymond, Chang . 2010. General Chemistry. New York : Campanies.Inc.

Raymond, Chang . 2011. General Chemistry 10 th Edition. New York :


Campanies.Inc.

Sudarmo, Unggul.2010. Kimia Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta :


Erlangga.
KUNCI JAWABAN

Nomor Jawaban
1 D
2 B
3 E
4 B
5 B
6 A
7 D
8 D
9 C
10 B

Anda mungkin juga menyukai