KIMIA
UNTUK
X
SEMESTER 1
2019
DISUSUN OLEH:
GENIA TARINA (17035064)
DOSEN PEMBIMBING:
PENDIDIKIAN KIMIA
Dr. YERIMADESI S.Pd, M.Si FAKULTAS MATEMATIKA
DAN ILMU PENGETAHUAN
FAUZANA GAZALI, S.Pd, M.Si ALAM
UNIVERSITAS NEGERI
PADANG
UNP PRESS
KATA PENGANTAR
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI…………………………………………………………………...
A. PENDAHULUAN…………………………………………………………
1. Deskripsi Singkat ……………………………………………………..
2. Relevansi………………………………………………………………
3. Panduan Belajar………………………………………………………..
B. INTI
1. Kompetensi Inti (KI) …………………………………………………
2. Kompetensi Dasar (KD)………………………………………………
3. Indikator……………………………………………………………....
4. Tujuan Pembelajaran………………………………………………….
5. Materi Pokok………………………………………………………….
6. Uraian Materi…………………………………………………………
7. Contoh/Non Contoh/Ilustrasi………………………………………….
8. LKS……………………………………………………………………
C. PENUTUP
1. Rangkuman……………………………………………………………
2. Tes Formatif…………………………………………………………..
3. Daftar Pustaka………………………………………………………...
BAB I PENDAHULUAN
A. Deskrripsi Singkat
Modul ini dibuat dibuat dengan tujuan untuk membimbing peserta didik
dalam pembelajaran mengenai :
1. Bentuk Molekul
a. Teori Tolakan Pasangan Elektron Valensi (VSEPR)
b. Teori Domain Elektron
2. Ikatan logam
3. Interaksi antarpartikel
a. Ikatan hydrogen
b. Gaya Van Der Waals
c. Gaya London
Modul ini dapat digunakan khususnya pada kelas X semester 1 pada
pembelajaran kimia.
B. Relevansi
C. Pedoman Belajar
C. Indikator
D. Tujuan Pembelajaran
KD 3.6
Melalui model pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL)
diharapkan siswa terlibat aktif dengan menggali informasi dari berbagai sumber
belajar, mengolah informasi, serta meningkatkan keimanan dan ketaqwaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa serta terlibat aktif selama proses belajar mengajar
berlangsung, memiliki sikap ingin tahu, teliti, dalam melakukan pengamatan dan
bertanggungjawab dalam menyampaikan pendapat, menjawab pertanyaan,
memberi saran dan kritik, Mengemukakan konsep Teori Tolakan Pasangan
Elektron Kulit Valensi (VSEPR) dan Teori Domain Elektron , Menggambarkan
bentuk molekul dan Mengaitkan hubungan Kepolaran senyawa dengan bentuk
molekul.
KD 3.7
E. Materi Pokok
1. Bentuk Molekul
a. Teori Tolakan Pasangan Elektron Valensi (VSEPR)
b. Teori Domain Elektron
2. Ikatan logam
3. Interaksi antarpartikel
a. Ikatan hydrogen
b. Gaya Van Der Waals
c. Gaya London
F. Uraian Materi
MATERI 1
BENTUK MOLEKUL
1. BENTUK MOLEKUL
Bentuk molekul menggambarkan kedudukan atom-atom (cara atom
tersusun) dalam suatu molekul,kedudukan atom-atom dalam ruang tiga dimensi
,dan besarnya sudut ikatan yang dibentuk dalam suatu molekul. Bentuk molekul
akan mempengaruhi banyak sifat-sifat fisika dan kimia molekul tersebut, dengan
menggambarkan bentuk molekul akan diketahui apkah suatu molekul itu
bersifat polar atau non polar, polaritas molekul ini akan mempengaruhi sifat
fisika seperti titik leleh dan titik didih.
1. Bentuk molekul dapat dijelaskan dengan berbagai pendekatan dan yang
lebih mudah digunakan untuk molekul-molekul sederhana adalah
menggunakan Teori VSEPR dan teori Domain Elektron.untuk teori domain
elektron merupakan penyempurna dari teori tolakan pasangan elektron
(VSEPR). Teori Domain electron merupakan suatu cara meramalkan
bentuk molekul berdasarkan tolak –menolak electron pada kulit terluar
atom pusat.
Adanya gaya tolak yang kuat pada pasangan elektron bebas ini
mengakibatkan pasangan elektron bebas akan menenmpati ruang yang
lebih luas dari pada pasangan elektron ikatan. Pasangan-pasangan elektron
dalam suatu molekul akan menempatkan diri, sehingga gaya tolak-
menolak pasangan elektron itu serendah mungkin , sehingga pasangan
elektron tersebut akan berada pada jarak yang saling berjauhan satu sama
lain.
Dalam molekul linear atom-atom tertata pada satu garis lurus,sudut yang
terbentuk antara dua atom yang terikat yang menuju ke pusat atom disebut
dengan istilah sudut ikatan yang besarnya 180o Contoh : BeCl2.
2. Segitiga datar ( triangular)
Sumber : buku Raymond chang.2010
Empat atom yang disusun membentuk segitiga (triangular) pada bidang
datar, keempat atomnya terletak pada bidang yang sama. Atom pusat
dikelilingi oleh tiga atom yang membentuk segitiga,semua sudut ikatan
besarnya 120o BCl3.
3. Tetrahedron
4. Trigonal bipiramida
PEB-PEB>PEB-PEI>PEI-PEI
Domain adalah daerah atau wilayah,jadi domain electron yaitu daerah atau
wilayah yang ditempati electron.elektron-elektron yang dimaksud disini
dikenal juga dengan elekron dari atom-atom pembentuk molekul yaitu
pasangan elekton bebas (PEB)dan pasangan electron terikat (PEI)dalam
teori ini dikenal dengan beberapa lambang:
dengan :
A = atom pusat
BeCl2 ;
2 0 AI2B0 Linear
HgCl2
Planar
1 AI2B1 SO2 ; O3
bentuk V
Trigonal
3 0 AI3B0 BF3
planar
Piramida
1 AI3B1 NH3
trigonal
Planar ClF3 ;
2 AI3B2
bentuk T BrF3
4 0 AI4B0 Tetrahedral CH4
Tetrahedro
1 AI4B1 SF4
n terdistorsi
Segiempat
2 AI4B2 XeF4
planar
Bipiramida
5 0 AI5B0 PCl5
trigonal
Piramida BrF5 ;
1 AI5B1
segiempat IF5
Contoh :
CH4
Jumlah PEI ( X ) =4
Jumlah PEB ( E ) =0
Cara yang lebih praktis dapat dilakukan dengan menghitung semua elektron
valensi dari atom pusat dan elektron-elektron yang digunakan untuk membentuk
ikatan dari atom-atom yang mengelilinginya. Langkag-langkahnya sebagai
berikut :
1) Buatlah rumus titik elektron dari senyawa yang akan diramalkan bentuk
molekulnya
2) Tentukanlah :
a) Jumlah elektron valensi atom pusat (atom pusat yang dikelilingi oleh
dua atau lebih atom lain)
b) Jumlah elektron yang berasal dari atom-atom disekitar atom pusat yang
membentuk ikatan
3) Jumlahkan elektron dari langkah 2a) dan 2b) tersebut
4) Jumlah pasangan elektron di sekitar atom pusat menentukan bentuk dasar
(pola bentuk) molekul tersebut
5) Pasangan elektron terikat yang menentukan bentuk sesungguhnya dari
molekul tersebut
6) Pasangan elektron bebas menempati ruang yang lebih luas (sudut yang
lebih besar)
MATERI 2
IKATAN LOGAM
1. IKATAN LOGAM
Logam alloy
B. Sifat fisika dari ikatan logam
Sifat fisis logam ditentukan oleh ikatan logamnya yang kuat, strukturnya
yang rapat, dan keberadaan elektron-elektron bebas. Beberapa sifat fisis logam
yang penting:
Atom-atom logam bergabung oleh ikatan logam yang sangat kuat membentuk
struktur kristal yang rapat. Hal ini menyebabkan atom-atom tidak memiliki
kebebasan bergerak seperti halnya pada zat cair (pengecualiannya adalah Hg).
Ikatan logam yang kuat dan struktur logam yang rapat menyebabkan
logam bersifat kuat, keras, dan rapat. Akan tetapi. Adanya elektron-elektron
bebas menyebabkan logam bersifat lentur/tidak mudah patah.
Hal ini dikarenakan sewaktu logam dikenakan gaya luar, maka elektron-
elektron bebas akan berpindah mengikuti ion-ion positif yang bergeser.
Kemudian, berikatan lagi dengan atom yang berada di sampingnya. Oleh karena
itu, logam dapat ditempa, dibengkokkan, atau dibentuk sesuai keinginan.
Dalam sistem periodik unsur, pada satu golongan dari atas kebawah, ukuran
kation logam dan jari-jari atom logam makin besar. Hal ini dikarenakan atom-
atom logam terikat oleh ikatan logam yang kuat. Untuk mengatasi ikatan tersebut,
diperlukan energi dalam jumlah yang besar.
Hal ini menyebabkan jarak antara pusat kation-kation logam dengan awan
elektronnya semakin jauh, sehingga gaya tarik elektrostatik antara kation-kation
logam dengan awan elektronnya semakin lemah. Hal ini dapat dilihat pada titik
didih dan titik lebur logam alkali.
Logam Jari-jari atom Kation Jari-jari kation Titik lebur Titik didih (°C)
logam (pm) logam logam (pm) (°C)
Li 157 Li+ 106 180 1330
Na 191 Na+ 132 97,8 892
K 235 K+ 165 63,7 774
Rb 250 Rb+ 175 38,9 688
Cs 272 Cs+ 188 29,7 690
Logam cenderung memiliki titik leleh dan titik didih yang tinggi sehingga
memberikan kesan kuatnya ikatan yang terjadi antara atom-atomnya. Secara rata-
rata logam seperti natrium (titik leleh 97.8°C) meleleh pada suhu yang sangat jauh
lebih tinggi dibanding unsur (neon) yang mendahuluinya pada tabel periodik.
Natrium memiliki struktur elektronik 1s2 2s2 2p6 3s1. Tiap atom Natrium
tersentuh oleh delapan atom natrium yang lainnya dan terjadi pembagian (sharing)
antara atom tengah dan orbital 3s di semua delapan atom yang lain. Dan tiap atom
yang delapan ini disentuh oleh delapan atom natrium lainya secara terus menerus
hingga diperoleh seluruh atom dalam bongkahan natrium. Semua orbital 3s dalam
semua atom saling tumpang tindih untuk memberikan orbital molekul dalam
jumlah yang sangat banyak yang memeperluas keseluruhan tiap bagian logam.
Terdapat jumlah orbital molekul yang sangat banyak, tentunya, karena tiap orbital
hanya dapat menarik dua elektron.
Ikatan logam magnesium lebih kuat dan titik leleh juga lebih tinggi.
Magnesium memiliki struktur elektronik terluar 3s2. Diantara elektro-elektronnya
terjadi delokalisasi, karena itu “lautan” yang ada memiliki kerapatan dua kali lipat
daripada yang terdapat pada natrium. Sisa “ion” juga memiliki muatan dua kali
lipat dan tentunya akan terjadi dayatarik yang lebih banyak antara “ion” dan
“lautan”. Atom-atom magnesium memiliki jari-jari yang sedikit lebih kecil
dibandingkan atom-atom natrium dan karena itu elektron yang terdelokalisasi
lebih dekat ke inti. Tiap atom magnesium juga memiliki 12 atom terdekat
dibandingkan delapan yang dimiliki natrium. Faktor-faktor inilah yang
meningkatkan kekuatan ikatan secara lebih lanjut.
Logam transisi cenderung memiliki titik leleh dan titik didih yang tinggi.
Alasannya adalah logam transisi dapat melibatkan elektron 3d yang ada dalam
kondisi delokalisasi seperti elektron pada 4s. Lebih banyak elektron yang dapat
kamu libatkan, kecenderungan daya tarik yang lebih kuat.
Pada leburan logam, ikatan logam tetap ada, meskipun susunan strukturnya
telah rusak. Ikatan logam tidak sepernuhnya putus sampai logam mendidih. Hal
ini berarti bahwa titik didih merupakan penunjuk kekuatan ikatan logam
dibandingkan dengan titik leleh. Pada saat meleleh, ikatan menjadi longgar tetapi
tidak putus.
Jarak antar atom ini akan tetap sama, maksudnya bila ada atom yang
bergerak menjauh maka gaya tarik menarik akan menariknya kembali ke posisi
semula dan jika bergerak terlalu mendekat maka akan timbul gaya tolak menolak
karena inti-inti atom berjarak terlalu dekat padahal muatan listriknya sama
sehingga kedudukan atom relatif terhadap atom lain akan tetap.
Pada ikatan logam, inti-inti atom berjarak tertentu dan terletak beraturan
sedangkan elektron yang saling dipinjamkan seolah-olah membentuk kabut
elektron. Dalam logam, orbital atom terluar yang terisi elektron menyatu menjadi
suatu sistem terdelokalisasi yang merupakan dasar pembentukan ikatan logam.
Delokalisasi adalah suatu keadaan dimana elektron valensi tidak tetap posisinya
pada 1 atom, tetapi senantiasa berpindah-pindah dari satu atom ke atom lain.
INTERAKSI ANTARPARTIKEL
1. Ikatan Hidrogen
A. Pengertian
Ikatan hidrogen adalah gaya tarik antar-molekul yang terjadi antara atom
hidrogen yang terikat dengan atom sangat elektronegatif (N, O, atau F) dan
pasangan elektron bebas dari atom sangat elektronegatif lainnya. Ikatan ini
muncul sebagaimana ikatan N—H, O—H, dan F—H bersifat sangat polar, di
mana muatan parsial positif pada H dan muatan parsial negatif pada atom
elektronegatif (N, O, atau F).
Perhatikan baik-baik titik didih senyawa unsur hidrida golongan IVA, VA,
VIA, VIIA, dan VIIIA pada grafik diatas yang memengaruhi titik didih senyawa
unsure hidrida golongan IVA, VA, VIA, VIIA, dan VIIIA adalah Gaya Van der
Walls. Dalam satu golongan, dari atas ke bawah, unsur memiliki Gaya Van der
Walls yang semakin bertambah sebanding dengan bertambah besarnya Mr.
Sebagai akibat yang seharusnya, titik didih dari atas ke bawah dalam satu
golongan semakin bertambah. Namun kenyataannya tidaklah demikian.
Perhatikan titik didih H2O, HF dan NH3. Ketiganya memiliki titik didih yang
berbeda jauh dengan senyawa hidrida yang lain.
Ikatan hidrogen dalam air ini, menimbulkan sifat fisik yang sangat
mengherankan, titik didih air, sebagai contoh, jauh lebih besar dibanding senyawa
yang lebih berat tapi tidak memiliki ikatan hidrogen. Untuk itulah seluruh umat
manusia seharusnya bersyukur atas terciptanya ikatan hidrogen, karena kalau
tidak maka air akan berwujud gas pada suhu kamar.
Tabel 2.3 Titik didih air dan senyawa yang lebih berat
Senyawa Massa Titik didih
molekul relatif (oC)
H2O 18 100
H2S 34 -65
H2Se 81 -45
H2Te 130 -15
Ikatan hidrogen adalah ikatan antar molekul (bukan antar atom). Ikatan ini
terjadi pada senyawa-senyawa yang sangat polar seperti HF, H2O, dan NH3.
Sebagai contoh antar molekul HF dengan molekul H2O, H2O – H2O, HF-HF,
H2O-NH3, dst-dst. Lebih jelasnya ikatan ini terjadi antara atom yang sangat
elektronegatif dari suatu molekul dengan atom yang kurang elektronegatif dari
molekul yang lain, misal antara atom F dari molekul HF dengan atom H dari
molekul H2O.
Hal lain yang dapat kita ketahui adalah adanya tarik-menarik antar
partikel. Gaya tarik-menarik antarpartikel dapat terjadi antara partikel-partikel
yang sejenis dan antara partikel-partikel yang tidak sejenis. Setetes air yang jatuh
di kaca meja akan berbeda bentuknya bila dijatuhkan pada sehelai daun talas.
Mengapademikian?
Antara molekul-molekul air terjadi gaya tarik-menarik yang disebut dengan gaya
kohesi molekul air. Gaya kohesi diartikan sebagai gaya tarik menarik antara
partikel-partikel zat yang sejenis. Pada saat air bersentuhan dengan benda lain
maka molekul molekul bagian luarnya akan tarik-menarik dengan molekul-
molekul luar benda lain tersebut. Gaya tarik-menarik antara partikel zat yang tidak
sejenis disebut gaya adhesi. Gaya adhesi antara molekul air dengan molekul kaca
berbeda dibandingkan gaya adhesi antara molekul air dengan molekul daun talas.
Demikian pula gaya kohesi antar molekul air lebih kecil daripada gaya adhesi
antara molekul air dengan molekul kaca. Itulah sebabnya air membasahi kaca dan
berbentuk melebar. Namun air tidak membasahi daun talas dan tetes air berbentuk
bulat-bulat menggelinding di permukaan karena gaya kohesi antarmolekul air
lebih besar daripada gaya adhesi antara molekul air dan molekul daun talas.
1. Gaya adhesi adalah gaya tarik-menarik dua partikel atau lebih dari partikel
yang tidak sejenis. Mengakibatkan sebuah zat dapat menempel pada zat
yang lain. Contoh: Air dapat menempel di kaca.
2. Gaya kohesi adalah gaya tarik menarik dua partikel atau lebih dari partikel
yang sejenis. Mengakibatkan sebuah zat tidak dapat menempel pada zat
yang lain. Contoh: Air tidak dapat menempel pada daun talas.
Meniskus
Gaya kohesi maupun gaya adhesi juga mempengaruhi bentuk permukaan
zat cair dalam wadahnya. Misalkan ke dalam dua buah tabung reaksi masing-
masing diisikan air dan raksa.Apa yang terjadi? Permukaan air dalam tabung
reaksi berbentuk cekung disebut meniskus cekung, sedangkan permukaan raksa
dalam tabung reaksi berbentuk cembung disebut meniskus cembung.
Hal itu dapat dijelaskan bahwa gaya adhesi molekul air dengan molekul
kaca lebih besar daripada gaya kohesi antar molekul air, sedangkan gaya adhesi
molekul raksa dengan molekul kaca lebih kecil daripada gaya kohesi antara
molekul raksa. Meniskus cembung maupun meniskus cekung menyebabkan sudut
kontak antara bidang wadah (tabung) dengan permukaan zat cair berbeda
besarnya. Meniskus cembung menimbulkan sudut kontak tumpul (> 90^o),
sedangkan meniskus cekung menimbulkan sudut kontak lancip (<90^o)
Kapilaritas
Gaya kohesi dan gaya adhesi berpengaruh pada gejala kapilaritas.
Kapilaritas adalah gejala naik atau turunnya cairan di dalam pipa kapiler atau pipa
kecil. Sebuah pipa kapiler kaca bila dicelupkan pada tabung berisi air akan
dijumpai air dapat naik ke dalam pembuluh kaca pipa kapiler, sebaliknya bila
pembuluh pipa kapiler dicelupkan pada tabung berisi air raksa akan dijumpai
bahwa raksa di dalam pembuluh kaca pipa kapiler lebih rendah permukaannya
dibandingkan permukaan raksa dalam tabung.
Jadi, kapilaritas sangat tergantung pada kohesi dan adhesi.Air naik dalam
pembuluh pipa kapiler dikarenakan adhesi sedangkan raksa turun dalam pembuluh
pipa kapiler dikarenakan kohesi. Sekarang banyak dikembangkan teknologi yang
mendasarkan pada gaya adhesi maupun kohesi. Beberapa tekstil kain tiruan
menghasilkan kain yang kohesif terhadap debu.Jadi, pakaian dari bahan tersebut
tidak mudah kotor. Di lain pihak, banyak ditemukan bahan-bahan adhesif
serbaguna, lem alteco, dan sejenisnya sangat berguna bagi kehidupan. Bahkan,
luka bekas operasi sekarang tidak perlu dijahit melainkan cukup dilem dengan lem
khusus yang adhesif dengan jaringan kulit dan otot.
Gaya Van der Waals merupakan gaya tarik antar dipol pada molekul polar.
Molekul polar memiliki ujung-ujung yang muatannya berlawanan. Ketika
dikumpulkan, maka molekul polar akan mengatur dirinya (membentuk formasi)
sedemikian hingga ujung yang bermuatan positif akan berdekatan dengan ujung
yang bermuata negatif dari molekul lain. Tetapi tentu saja formasinya tidak
statis/tetap, kenapa? Karena sebenarnya molekul selalu bergerak dan
bertumbukan/tabrakan.Untuk jelasnya, bisa dilihat pada gambar berikut:
Gaya tarik menarik antara molekul yang memiliki dipol dan yang tidak
memiliki dipol terjadi secara induksi. Ujung molekul dipol yang bermuatam
positif menginduksi awan elektron molekul yang tidak memiliki dipol. Akibatnya,
molekul yang tidak memiliki dipol membentuk dipol sesaat (dipol sementara).
Setelah terbentuk dipol sesaat, akan terjadi ikatan antara molekul dipol dan
molekul dipol sesaat. Contoh : gas oksigen (molekul non dipol) dapat larut dalam
air (molekul dipol).
. Interaksi Ion-dipol
Antara ion dan ion terjadi interaksi karena adanya gaya tarik antara ion positif
dan ion negatif. Pada interaksi antara ion bermuatan dengan molekul polar (yaitu
molekul dengan dipol) terjadi gaya tarik antara kation ujung negatif dipol atau
anion dengan ujung positif dipol. Gaya ion dipol adalah penting dalam terjadinya
larutan dalam pelarut polar, misalnya larutan garam dalam air.
a. Gaya Dipol-dipol
Gaya dipol-dipol merupakan gaya yang lebih lemah dari gaya tarik menarik ion-
dipol. Gaya dipol-dipol meningkat sesuai dengan kenaikan kepolaran yang
dimiliki oleh molekulnya. Molekul polar saling menarik satu sama lain, ketika
bagian yang positif pada molekul berada di dekat ujung dipol molekul lain yang
bermuatan negatif. Molekul polar haruslah sangat dekat pada jarak yang
signifikan untuk terjadinya gaya tarik menarik antara dipol-dipol
Pengaruh interaksi dipol-dipol ini dapat kita amati dari kenaikan titik didih untuk
molekul polar pada massa yang serupa, tetapi memiliki dipol yang semakin
besar.
Salah satu konsekuensi dari adanya gaya ini adalah bentuk fasa suatu zat.
Jika tidak terdapat gaya tarik maka kumpulan molekul atau atom suatu zat akan
berwujud gas walaupun tidak ada kenaikan suhu atau penurunan tekanan. Gaya
antar molekul pada umumnya lemah dibandingkan dengan ikatan kovalen. Untuk
memutuskan gaya tarik antar molekul HCl, hanya diperlukan 16 kJ/mol,
sedangkan untuk memutuskan ikatan kovalen antara atom H dan Cl pada
molekul HCl dibutuhkan 431 kJ/mol. Kekuatan gaya antar molekul menjelaskan
sifat fisik pada zat seperti titik leleh, titik didih dan tekanan uap. Suhu pada titik
didih merupakan energi kinetik yang diperlukan untuk mengatasi gaya tarik antar
molekul.
Beberapa unsur membentuk senyawa dengan hidrogen, atau disebut hidrida.
Jika titik didih senyawa hidrida dari golongan 14 dialurkan, tampak kenaikan
titik didih semakin ke bawah semakin besar, seperti pada Gambar 2.13 .
Gambar 2.13 Grafik titik didih unsur golongan 14
Emas, unsur logam emas mempunyai struktur sifat yang lunak dan
mempunyai warna bentuk kuning terang yang biasa digunakan untuk
perhiasan dan juga alat-alat elektonik.
Perak, logam perak merupakan suatu logam yang mudah untuk dibentuk,
memiliki warna dasar putih abu-abu dan merupakan konduktor panas dan
listrik yang sangat baik. Logam ini biasanya digunakan sebagai perhiasan
serta peralatan berbahan perak.
Perunggu, merupakan sebuah aloi (campuran) dari tembaga serta timah,
yang sudah dikenal sejak jaman kuno. Aloi ini memiliki sifat tahan korosi
dan juga mudah untuk dibentuk. Dari kebanyakan negara, logam biasanya
digunakan sebagai mata uang berbentuk koin yang memiliki nilai tukar
rendah (recehan).
Tembaga, logam tembaga merupakan logam yang mudah untuk dibentuk
dan memiliki warna putih keperakan. Jenis logam yang paling baik
digunakan untuk membuat kawat listrik adalah tembaga. Tembaga biasa
digunakan sebagai bahan tangki air panas, kebel listrik, serta aloi kuningan
dan juga kupronikel.
Kuningan, merupakan aloi dari tembaga dan juga seng. Kuningan
dimanfaatkan sebagai hiasan, sekrup, paku-paku kecil serta alat-alat
musik, yang menggunakan tembaga sebagai komponennya.
Besi, merupakan logam yang dihasilkan dari peleburan biji hematit di
dalam tanur sembur . Besi biasa digunakan sebagai bahan bangunan dan
juga sebagai aloi baja.
Aluminium, merupakan logam yang mempunyai sifat ringan dan tahan
korosi. Alumunium terbuat dari biji bauskit melalui proses elektrolisis.
Aluminium biasanya digunakan pada kabel-kabel listrik, badan pesawat
terbang, mobil, kapal dan juga kaleng aluminium.
Timah, merupakan logam lunak serta mudah untuk dibentuk. Timah
mempunyai warna putih keperakan . Logam timah biasa digunakan untuk
solder.
Contoh beberapa senyawa yang mempunyai ikatan hydrogen :
Gaya kohesi Contoh: Air tidak dapat menempel pada daun talas.
Kelompok :
Nama Anggota : 1.
2.
3.
4.
Kelas :
Sekolah :
KEGIATAN 1
1. Jelaskanlah apa yanng dimaksud dengan teori VSEPR dan Teori domain
elektron!
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
2. Suatu senyawa mempunyai bentuk molekul yang berbeda-beda,tergantung pada
PEI dan PEB senyawa tersebut. Berdasarkan teori VSEPR dan domain elektron
senyawa CH4 mempunyai bentuk molekul tetrahedral. Diskusikanlah dalam
kelompokmu!
a. Bagaimana Konfigurasi Atom C dan elektron valensinya?
..................................................................................................................................
...................................................................................................................................
..................................................................................................................................
...................................................................................................................................
d. Berdasarkan konfigurasi elektronnya, berapakah jumlah elektron yang tidak
berpasangan ( Pasangan Elektron bebas)pada atom C?
..................................................................................................................................
...................................................................................................................................
KEGIATAN 2
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
KEGIATAN 3
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
2. Apakah bentuk molekul mempengaruhi sifat kimia dan fisika?
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
3. Isilah kolom yang kosong berikut ini dengan jawaban yang benar!
2 2 - AX2 Linear
3 -
4 3 1 AX3E
2 2 Bentuk V H2O
AX5 PCl5
Bentuk
4 1 AX4E TeCl4
Jungkitan
5
3 2 ClF3
Bentuk
2 3 AX2E3 XeF2
Linear
6 0 AX6 SF6
Piramida
5 1 IF5
Segiempat
Segiempat
4 2 XeF4
Datar
KEGIATAN 4
+ᵟH - Iᵟ-
+ᵟH - Iᵟ-
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
PENUTUP
A. Rangkuman
a. BCl3
b. BF3
c. NH3
d. PH3
e. CH
2. Molekul yang di sekeliling atom pusatnya terdapat 4 pasangan elektron
ikatan akan membentuk susunan ruang elektron . . . .
A. linier
B. tetrahedral
C. piramida trigonal
D. piramida segiempat
E. Oktahedral
3. Dua buah unsur dengan notasi 12A dan 35B. Jika unsur tersebut
berikatan, bentuk molekul dan kepolaran yang terjadi berturut-turut
adalah….
a. BCl3
b. NH3
c. CCl4
d. CH4
e. BH3
Nomor Jawaban
1 D
2 B
3 E
4 B
5 B
6 A
7 D
8 D
9 C
10 B