Disusun oleh:
Mardiana (150384204009)
B. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini diharapkan:
1. Siswa dapat menjelaskan pengertian bentuk molekul dan kepolaran senyawa dengan
benar
2. Siswa dapat membandingkan bentuk molekul berdasarkan teori jumlah pasangan elektron
di sekitar inti atom dengan benar
3. Siswa menghubungkan teori bentuk molekul dengan kepolaran senyawa dengan tepat
4. Siswa dapat menetukan model bentuk molekul dari molymod dengan tepat
D. Materi Pembelajaran
Bentuk Molekul
Bentuk molekul menggambarkan kedudukan atom-atom didalam suatu molekul,
kedudukan atom-atom dalam ruang tiga dimensi, dan besarnya sudut-sudut ikatan yang dibentuk
dalam suatu molekul. Ikatan yang terjadi pada molekul tersebut dibentuk oleh pasang-pasang
elektron.
Bentuk molekul dapat dijelaskan menggunakan berbagai pendekatan, misalnya teori
orbital bastar (hibridisasi orbital), teori medan kristal (Crystal Field Theory) dan teori tolakan
pasangan elektron (Valence Shell Electron Pair Repulsion atau VSEPR). Teori VSEPR
nampaknya lebih mudah digunakan dalam menjelaskan bentuk molekul-molekul sederhana,
sehingga pada pembahasan selanjutnya akan digunakan teori VSEPR ini.
Menurut VSEPR, meskipun kedudukan pasangan eletron dapat tersebar diantara atom-
atom tersebut tetapi secara umum terdapat pola dasar kedudukan pasangan-pasangan elektron
akibat adanya gaya tolak-menolak yang terjadi antara pasangan elektron-elektron tersebut.
Atom-atom di dalam berikatan untuk membentuk molekul melibatkan elektron-elektron pada
kulit terluar, dan pada senyawa kovalen elektron-elektron tersebut akan membentuk pasangan
elektron bersama . oleh sebab itu,bentuk molekul ditentukan oleh kedudukan pasangan-pasangan
elektron tersebut.
Didalam molekul senyawa umum nya terdapat atom yang dianggap sebagainatom pusat,
misalnya pada senyawa H2O sebagai atom pusatnya adalah atom oksigen dan pada molekul PCl3
atom posfor sebagai atom pusatnya. Pasangan elektron yang berada pada atom pusat dapat
dibedakan menjadi pasangan elektron ikatan (p.e.i) dan pasangan elektron bebas (p.e.b).
pasangan elektron bebas mempunyai gaya tolak yang lebih besar dari pada pasangan elektron
ikatan. Adanya gaya tolak yang kuat pada pasangan elektron bebas ini mengakibatkan pasangan
elektron bebas menempati ruang yang lebih luas dari pada pasangan elektron ikatan. Berikut ini
jenis-jenis bentuk molekul pada umumnya.
a. Linear
b. Segitiga datar
c. Tetrahedron
d. Trigonal bipiramida
e. Oktahedron
Kepolaran senyawa
1. Berdasarkan keelektronegatifan
Pada molekul-molekul diatomik . misalnya H2, Cl2, O2, dan N2 pasangan elektron yang
digunakan bersama berada di antara dua atom dalam jarak yang sama. Sebab, kedua atom
yang berikatan mempunyai kekuatan gaya tarik elektron yang sama. Ikatan yang terbentuk
pada molekul-molekul tersebut dinamakan ikatan kovalen non polar. Bagaimana jika ikatan
kovalen terjadi antara dua atom yang mempunyai gaya tarik elektron yang bebeda, misalnya
antara atom hidrogen dan klorin pada molekul HCl.
Atom klorin mempunyai kekuatan gaya tarik elektron yang jauh lebih kuat daripada
hidrogen. Hal ini dapat dilihat dari harga keelektronegatifannya. Harga keelektronegatifan
klorin 3,0 dan hidrogen 2.1. Oleh karena pasangan elektron lebih tertarik ke atom klorin
menjadi kutub negatif dan hidrogen menjadi kutub positif. Peristiwa terjadinya kutub positif
dan negatif akibat adanya pasangan elektron yang lebih tertarik ke salah satu atom disebut
dengan polarisasi. Dan ikatan yang terbentuk disebut ikatan kovalen polar.
2. Berdasarkan PEB pada atom Pusat
Untuk molekul yang memiliki dua unsur atau lebih, kepolarannya dapat ditentukan dari
PEB pada atom pusat.
Jika atom pusat tidak memiliki PEB maka bentuk molekulnya simetris dan PEI akan
tertarik sama kuat sehingga ikatannya kovalen nonpolar
Jika atom pusat memiliki PEB maka bentuk molekulnya asimetris sehingga PEI akan
tertarik lebih kuat ke atom pusat sehingga ikatannya kovalen polar
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
Nilai = ×100
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟
Penilaian Afektif
Pengamatan Afektif pada perilaku ilmiah