Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MICROTEACHING

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


Dosen pengampu : Inelda Yulita, S.Pd.,M.Pd

Disusun oleh:
Mardiana (150384204009)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2018

RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)
A. Identitas
Identitas Sekolah : SMA N 1 Tambelan
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : X (Sepuluh) / I (Satu)
Materi pokok : Bentuk molekul dan kepolaran senyawa
Pertemuan :1
Alokasi Waktu : 2 JP (2 x 45 menit)

B. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini diharapkan:
1. Siswa dapat menjelaskan pengertian bentuk molekul dan kepolaran senyawa dengan
benar
2. Siswa dapat membandingkan bentuk molekul berdasarkan teori jumlah pasangan elektron
di sekitar inti atom dengan benar
3. Siswa menghubungkan teori bentuk molekul dengan kepolaran senyawa dengan tepat
4. Siswa dapat menetukan model bentuk molekul dari molymod dengan tepat

C. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


Kompetensi Dasar Indikator Alokasi Waktu
3.6 Menentukan bentuk 3.6.1. Menjelaskan pengertian dari
molekul dengan bentuk molekul dan kepolaran
menggunakan teori suatu senyawa 80 Menit
tolakan pasangan 3.6.2. Membandingkan bentuk
elektron kulit valensi molekul berdasarkan teori
(VSEPR) atau Teori jumlah pasangan elektron di
Domain Elektron sekitar inti atom.
3.6.3. Menghubungkan teori bentuk
molekul dengan kepolaran
senyawa
4.6 Membuat model bentuk 4.6 1. Menetukan model bentuk
molekul dengan molekul dari molymod
menggunakan bahan-
bahan yang ada di
lingkungan sekitar atau
perangkat lunak kimia

D. Materi Pembelajaran
Bentuk Molekul
Bentuk molekul menggambarkan kedudukan atom-atom didalam suatu molekul,
kedudukan atom-atom dalam ruang tiga dimensi, dan besarnya sudut-sudut ikatan yang dibentuk
dalam suatu molekul. Ikatan yang terjadi pada molekul tersebut dibentuk oleh pasang-pasang
elektron.
Bentuk molekul dapat dijelaskan menggunakan berbagai pendekatan, misalnya teori
orbital bastar (hibridisasi orbital), teori medan kristal (Crystal Field Theory) dan teori tolakan
pasangan elektron (Valence Shell Electron Pair Repulsion atau VSEPR). Teori VSEPR
nampaknya lebih mudah digunakan dalam menjelaskan bentuk molekul-molekul sederhana,
sehingga pada pembahasan selanjutnya akan digunakan teori VSEPR ini.
Menurut VSEPR, meskipun kedudukan pasangan eletron dapat tersebar diantara atom-
atom tersebut tetapi secara umum terdapat pola dasar kedudukan pasangan-pasangan elektron
akibat adanya gaya tolak-menolak yang terjadi antara pasangan elektron-elektron tersebut.
Atom-atom di dalam berikatan untuk membentuk molekul melibatkan elektron-elektron pada
kulit terluar, dan pada senyawa kovalen elektron-elektron tersebut akan membentuk pasangan
elektron bersama . oleh sebab itu,bentuk molekul ditentukan oleh kedudukan pasangan-pasangan
elektron tersebut.
Didalam molekul senyawa umum nya terdapat atom yang dianggap sebagainatom pusat,
misalnya pada senyawa H2O sebagai atom pusatnya adalah atom oksigen dan pada molekul PCl3
atom posfor sebagai atom pusatnya. Pasangan elektron yang berada pada atom pusat dapat
dibedakan menjadi pasangan elektron ikatan (p.e.i) dan pasangan elektron bebas (p.e.b).
pasangan elektron bebas mempunyai gaya tolak yang lebih besar dari pada pasangan elektron
ikatan. Adanya gaya tolak yang kuat pada pasangan elektron bebas ini mengakibatkan pasangan
elektron bebas menempati ruang yang lebih luas dari pada pasangan elektron ikatan. Berikut ini
jenis-jenis bentuk molekul pada umumnya.
a. Linear
b. Segitiga datar
c. Tetrahedron
d. Trigonal bipiramida
e. Oktahedron

Kepolaran senyawa
1. Berdasarkan keelektronegatifan
Pada molekul-molekul diatomik . misalnya H2, Cl2, O2, dan N2 pasangan elektron yang
digunakan bersama berada di antara dua atom dalam jarak yang sama. Sebab, kedua atom
yang berikatan mempunyai kekuatan gaya tarik elektron yang sama. Ikatan yang terbentuk
pada molekul-molekul tersebut dinamakan ikatan kovalen non polar. Bagaimana jika ikatan
kovalen terjadi antara dua atom yang mempunyai gaya tarik elektron yang bebeda, misalnya
antara atom hidrogen dan klorin pada molekul HCl.
Atom klorin mempunyai kekuatan gaya tarik elektron yang jauh lebih kuat daripada
hidrogen. Hal ini dapat dilihat dari harga keelektronegatifannya. Harga keelektronegatifan
klorin 3,0 dan hidrogen 2.1. Oleh karena pasangan elektron lebih tertarik ke atom klorin
menjadi kutub negatif dan hidrogen menjadi kutub positif. Peristiwa terjadinya kutub positif
dan negatif akibat adanya pasangan elektron yang lebih tertarik ke salah satu atom disebut
dengan polarisasi. Dan ikatan yang terbentuk disebut ikatan kovalen polar.
2. Berdasarkan PEB pada atom Pusat
Untuk molekul yang memiliki dua unsur atau lebih, kepolarannya dapat ditentukan dari
PEB pada atom pusat.
 Jika atom pusat tidak memiliki PEB maka bentuk molekulnya simetris dan PEI akan
tertarik sama kuat sehingga ikatannya kovalen nonpolar
 Jika atom pusat memiliki PEB maka bentuk molekulnya asimetris sehingga PEI akan
tertarik lebih kuat ke atom pusat sehingga ikatannya kovalen polar

3. Kepolaran senyawa dengan dua unsur


 Jika molekul terdiri dari unsur yang sama maka ikatannya kovalen non polar
contohnya H2, Cl2
 Jika moleku terdiri dari dua unsur berbeda maka ikatannya kovalen polar contohnya
HBr

F. Pendekatan dan Metode Pembelajaran


1. Pendekatan : Scientific Learning
2. Model : Inkuiri Terbimbing
3. Metode : Diskusi dan Tanya Jawab

G. Media dan Sumber Belajar


1. Media Pembelajaran :
a. Modul dan LKS
b. Molymod (plastisin)
c. video
d. Lembar penilaian
Alat/Bahan :
 Penggaris, spidol, papan tulis
 Laptop & infocus (powerpoint)
2. Sumber Belajar :
 Sudarmo, Unggul. 2013. Kimia untuk SMA/MA Kelas X Kurikulum 2013. Erlangga:
Jakarta.
 Internet

H. Langkah – langkah Pembelajaran


Kegiatan Tahapan / Sintak Deskripsi Kegiatan Alokasi
Pembelajaran Waktu
Kegiatan Menyampaikan Guru : 15 menit
Awal tujuan dan Orientasi
memotivasi siwa  Melakukan pembukaan
dengan salam pembuka dan
berd’oa untuk memulai
pembelajaran
 Memeriksa kehadiran
peserta didik sebagai sikap
disiplin
 Mengulas kembali materi
minggu lalu yaitu materi
Ikatan Kimia
Apersepsi
 Mengajukan pertanyaan
yang ada keterkaitannya
dengan materi pembelajaran
yang akan dilakukan dengan
pengalaman peserta didik.
“Pernahkah tangan kalian
terkena minyak goreng? Apa
yang terjadi ketika kalian
cuci dengan air? Apakah
masih menempel minyak
goreng tersebut ditangan
kalian? Nah, kemudian
kalian cuci tangan kalian
dengan sabun, minyak yang
menemel di tangan kalian
sudah hilang bukan?”
(menampilkan gambar
minyak yang tak menyatu
dengan air di PPT)
Motivasi
 Memberikan gambaran
tentang manfaat
mempelajari pelajaran
yang akan dipelajari.
 Menyampaikan tujuan
pembelajaran pada
pertemuan yang
berlangsung
 Menjelaskan konsep
bentuk molekul dan
kepolaran senyawa
sebagai penghantar siswa
dalam pembelajaran yang
akan berlangsung.
Kegiatan Inti  Guru menginstruksikan siswa 50 menit
Perumusan Masalah untuk menonton video yang
berkaitan dengan pembelajaran
yang akan berlangsung.

 Guru bertanya: Rumusan


Menyusun Hipotesis masalah apa yang kalian dapat
kan setelah menonton video
tersebut ?”
 Guru Bertanya: “Apa hipotesis
yang sesuai dengan video yang
kalian amati ?”
 Siswa mengemukakan rumusan
masalah dan hipotesis yang
terkait dengan video. Kemudian
siswa menuliskannya di papan
tulis.
 Guru mengorganisasi siswa
menjadi 2 kelompok yang
Mengumpulkan beranggotakan 3-4 orang.
Data
 Guru membagikan LKS dan
modul kepada setiap kelompok
Menganalisis Data dan meminta siswa untuk
berdiskusi dan bekerja sama
dalam mengerjakan LKS .
 Guru membimbing kelompok
yang kesulitan dalam
mengerjakan LKS.
 Siswa meramalkan bentuk
moekul serta kepolaran
senyawa dan kemudian
membuat bentuk molekul
dengan molymod (plastisin)
 Guru meminta siswa untuk
mempresentasikan hasil kerja
kelompoknya dan kelompok
lainnya memperhatikan serta
Menyimpulkan memberikan tanggapan
terhadap presentasi temannya
 Guru memberikan umpan balik
terhadap hasil diskusi.
 Guru dan siswa membuat
kesimpulan bersama-sama dari
diskusi serta menjawab
rumusan masalah yang
dikemukakan tadi.
 Guru menguatkan kembali
pengetahuan siswa dengan
memberi penjelasan tentang
bentuk molekul dan kepolaran
senyawa.
Kegiatan  Guru memberikan tugas 15 menit
penutup individu kepada siswa
 Guru memberikan
informasi untuk membaca
materi selanjutnya
mengenai gaya antar
molekul.
 Guru menutup pelajaran
dan mengajak siswa untuk
berdoa.
 Guru mengucapkan salam
tanda berakhirnya
pelajaran.

I. Penilaian Hasil Pembelajaran


1. Penilaian kognitif : Tes hasil belajar (penguasaan konsep) kimia menggunakan
penskoran(setiap soal diberi skor 1 bila jawaban benar, dan skor nol
bila salah).
2. Penilaian Afektif : sikap (perilaku) siswa selama pembelajaran berlangsung
menggunakan rubrik penilaian perilaku
 Penilaian Kognitif
Nomor Soal
No Nama Siswa Skor
1 2 3 4
1
2
3
4
5
dst

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
Nilai = ×100
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟

 Penilaian Afektif
Pengamatan Afektif pada perilaku ilmiah

No Aspek yang dinilai Skor Keterangan


1 2 3
1. Rasa ingin tahu
2. Ketelitian dalam mencari informasi
dari berbagai sumber pendukung lain
3. Ketekunan/ keuletan dalam belajar baik
secara kelompok maupun individu
dalam menyelesaikan masalah yang
ada
4. Kejujuran dalam menyampaikan hal-
hal yang diketahui dari diskusi

a. Rubrik Penilaian Afektif

No Aspek yang Dinilai Kriteria


1. Menunjukkan rasa ingin tahu 3: menunjukkan rasa ingin tahu yang
besar, antusias, aktif dalam kegiatan
baik kelompok maupun individu.
2: menunjukkan rasa ingin tahu, namun
tidak terlalu antusias, dan baru terlibat
aktif dalam kegiatan kelompok ketika
disuruh atau kurang antusias dalam
menyelesaikan masalah secara
individu.
1: tidak menunjukkan antusias dalam
pengamatan, sulit terlibat aktif dalam
kegiatan kelompok atau individu
walaupun telah didorong untuk terlibat.
2. Ketelitian dalam mencari informasi 3: informasi yang didapatkan dari 3
dari berbagai sumber pendukung sumber selain buku pegangan.
lain 2: informasi yang didapatkan dari 2
sumber selain buku pegangan.
1: tidak mencari informasi dari manapun.
3. Ketekunan/ keuletan dalam belajar 3: tekun/ ulet dalam menyelesaikan tugas
baik secara kelompok maupun dengan hasil terbaik yang bisa
individu dalam menyelesaikan dilakukan, berupayaa teliti waktu.
masalah yang ada 2: berupaya tepat waktu dalam
menyelesaikan tugas, namun belum
menujukkan upaya terbaiknya.
1: tidak berupaya sungguh-sungguh dalam
menyelesaikan tugas dan tugasnya tidak
selesai.
4. Kejujuran dalam menyampaikan 3: menunjukkan kejujurannya dalam
hal-hal yang diketahui dari diskusi menyampaikan hal yang sudah
diketahui tentang materi dan
menunjukkan kemandirian dalam
menyelsaikan masalah.
2: menunjukkan kejujuran dalam hal yang
sudah diketahui tentang materi namun
kurang menunjukkan kemandirian
dalam menyelesaikan masalah (masih
berusahaa meminta jawaban
teman/menyontek) terutama pada
kegiatan individu.
1: tidak menunjukkan kejujuran dalam hal
yang sudah diketahui tentang materi
dan berusaha mencari jawaban dari
teman lain dengan cara menyontek
untuk menyelesaikan tugas individu.

Anda mungkin juga menyukai