Anda di halaman 1dari 39

KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH 2 JAM POST


PRANDIAL DENGAN MENGGUNAKAN SAMPEL SERUM DAN
PLASMA DI RSUD TULEHU

Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III


Kesehatan Pada Jurusan Analis Kesehatan Politeknik
Kesehatan Kemenkes Maluku.

Diajukan Oleh :
LUBNA LESSY
NIM: P07172312 033

JURUSAN ANALIS KESEHATAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU
2015
HALAMAN PENGESAHAN

Karaya Tulis ini Telah dipertahankan Dihadapan Tim Penguji


Karya Tuis Ilmiah Pada Progra Studi Jurusan Analis Kesehatan
Politeknik Kesehtan Kemenkes Maluku Pada Tanggal 02 september
2015, dan Dinyatakan telah Diterima dan Memenuhi syarat sesuai
Keputusan Tim Penguji.

Susunan Tim Penguji Karya tulis Ilmiah

Ketua

Anggota

Munawir Umakaapa, S.Si


NIP:198909292014021004

Mengesahkan Mengetahuai
Direktur Politeknik Kesehatan Ketua Jurusan Analis Kesehatam
Kemenkes Maluku

Hairudin Rasako, SKM, M. Kes Ns. Wahyuni Azizah, S.Kep.,M. Kep


NIP:196412051989031002 NIP:197411222005012002
KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmaanirrahiim. Puji syukur penulis panjatkan

kehadirat Allah SWT, Rab yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat

dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis

Ilmiah yang berjudul "Gambaran hasil Pemeriksaan glukosa Darah 2 jam

Post Prandial Dengan menggunakan sampel serum dan plasma".

Ucapan terima kasih dengan tulus dan penuh rasa hormat penulis

sampaikan kepada Bapak Munawir Umakaapa, S.Si selaku pembimbing

yang telah mengorbangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam membantu

serta membimbing penulis sejak usulan penelitian hingga penyusunan

Karya Tulis Ilmiah.

Pada kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih

dan penghargaan kepada :

1. Hairudin Rasako, S.KM., M.Kes., selaku Direktur Politeknik

Kesehatan Kemenkes Maluku yang telah memberikan kesempatan

kepada penulis untuk mengikuti pendidikan pada Politeknik

Kesehatan Kemenkes Maluku.

2. Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Tulehu yang telah

memberikan izin penelitian.

3. Ns. Wahyuni Aziza, S.Kep., M.Kep. sebagai Ketua Jurusan Analis

Kesehatan Poltekkes Kemenkes Maluku yang memberikan

motivasi dan arahan selama peneliti mengikuti pendidikan.


4. Rabitha Uzda, S.Si selaku Pembimbing Akademik pada Jurusan

Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Maluku, yang

telah membimbing dan memberikan motivasi kepada penulis.

5. Bapak tersayang (Alm. Abdul Halim Ohorella) selaku mantan ketua

jurusan Analis Kesehatan yang telah memberikan dorongan dan

harapan terbesar kepada penulis.

6. Mylene Latumahina, S.Si, M.PH., selaku penguji I yang telah

memberikan saran, masukan dan arahan sejak usulan penelitian

hingga penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

7. Jubaeda La Hasim, S.Si selaku penguji Il yang telah memberikan

saran, masukan dan arahan sejak usulan penelitian hingga

penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

8. Seluruh Dosen Politeknik Kesehatan Kemenkes Maluku, terkhusus

Dosen-Dosen Jurusan analis Kesehatan beserta staf yang telah

memberikan motivasi kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan Usulan Penelitian ini dengan baik.

9. Mama dan Papa tersayang karena telah membimbing penulis dari

kecil sampai sekarang, semoga Allah ta'ala merahmati kalian.

10. Seluruh teman teman Mahasiswa Jurusan Analis Kesehatan

Politeknik Kesehatan Kemenkes Maluku angkatan pertama (2012)

atas semua saran dan motivasi bagi penulis.


Penulis menyadari usulan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari

kesempurnaan baik dari materi maupun teknik penulisannya, karena itu

kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi

kesempurnaan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga Karya Tulis

Ilmiah ini tidak hanya menjadi karya sederhana tetaapi mmpu memberikan

cakrawalaa keilmuan yang dapat mengaanttarkaan kita ke alam teknologi.

Aamiin.

Ambon, Januari 2015

Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ......................................................................................
LEMBARAN PENGESAHAN ......................................................................
KATA PENGANTAR ...................................................................................
DAFTAR ISI .................................................................................................
DAFTAR TABEL .........................................................................................
DAFTAR GAMBAR .....................................................................................
DAFTAR ISTILAH .......................................................................................
ABSTRAK ...................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN................................................................................
A. Latar Belakang ..................................................................................
B. Rummusan Masalaah .......................................................................
C. Tujuan Peneliitian ..............................................................................
D. Manfaat Penelitian..............................................................................
BAB II TINJAUAN PSTAKA .......................................................................
A. Telaah Pustaka .................................................................................
1. Metabolisme Glukosa .................................................................
2. Glukosa Darah .............................................................................
3. Serum ..........................................................................................
4. Plasma .........................................................................................
5. Diabetes Mellitus ..........................................................................
B. Kerangka Konsep ..............................................................................
C. Hipotesis Penelitian............................................................................
BAB III METODE PENELITIAN ...................................................................
A. Jenis Penelitian ................................................................................
B. Waktu Dan Lokasi Peneliitian ............................................................
C. Populasi Dan Sampel ........................................................................
D. Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional ....................................
E. Cara Mengumpulkan Data ................................................................
F. Bahan/Instrumen Penelitian Dan Cara Pemeriksaan ........................
G. Cara Mengola Data ...........................................................................
H. Penyajian Data ..................................................................................
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..........................................................
A. Hasil Penelitian ..................................................................................
1. Data Umum .......................................................................................
2. Data Khusus ......................................................................................
B. Pembahasan .....................................................................................
BAB V PENUTUP ........................................................................................
A. Kesimpulan ........................................................................................
B. Saran .................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................


LAMPIRAN-LAMPIRAN ..............................................................................
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1 Definisi Operasional Variabel .........................................................
-----------------------------------..........................................................................
Tabel 2 Pemeriksaan Sampel................................................................................
Tabel 3 Hasil Pemeriksaan Glukosa Darah 2 Jam Post Prandial..........................
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1 Kerangka Konsep..................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Lembar Persetujuan Judul


2. Surat Izin Penelitian
3. Hasil Penelitian Surat Pengembalian Mahasiswa
4. Lembar konsultasi
ABSTRAK

GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH 2 JAM POST


PRANDIAL DENGAN MENGGUNAKAN SAMPEL SERUM DAN
PLASMA DI RSUD TULEHU

Lubna Lessy*), Munawir Umakaapa**)

*) Peneliti
**) Dosen Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Maluku

Latar Belakang. Untuk tes diagnostik penyakit diabetes mellitus sebaikanya digunakan
sampel serum. Karena kadar glukosa pada plasma hampir sama dengan glukosa pada
whole blood. Glukosa 2 jam post prandial merupakan salah satu jenis dignostik penyakit
diabetes mellitus. Karena serum dan plasma terdapat perbedaan yang sangat jelas
dimana plasma diperoleh dengan mencegah proses penggumpulan darah melalui
pemberian antikoagulan, sedangkan serum diperoleh dengan membiarkan proses
tersebut tanpa pemberian antikoagulan.
Tujuan. Untuk melihat gambaran hasil pemeriksaan glukosa 2 jam post prandial dengan
menggunakan sampel serum dan plasma di RSUD Tulehu 2015.
Jenis penelitian. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
deskritif yang di dukung oleh pemeriksaan laboraturium untuk menggambarkan hasil
pemeriksaan glukosa darah 2 jam post prandial dengan menggunakan sampel serum
dan plasma di RSUD Tulehu 2015.
Hasil. Berdasarkan hasil penelitian glukosa darah 2 jam post prandial menggunakan
metode GOD-PAP dengan spektrofotometer 5010 di RSUD Tulehu membrikan hasil 30
sampel yang di periksa rata-rata kadar glukosa darah dalam serum lebih tinggi dari pada
kadar glukosa darah dalam plasma.
Kesimpulan. Dari hasil penelitian di ketahui bahwa 30 sampel yang di periksa glukosa
darah 2 jam post prandial dengan mengunakan plasma dan serum tidak ada perbedaan
yang bermakna.

Kata kunci: Glukosa darah 2 jam post prandial,serum dan plasma.


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Darah mengangkut sejumlah besar bahan kimia ke seluruh tubuh

antar organ-organ kedalam jaringan. Bahan-bahan ini mencerminkan

proses metabolisme dan status penyakit. Perubahan konsentrasi

bahan-bahan tersebut sering berguna untuk menegakan diagnosis

serta merencanakan dan membantu pengobatan (Baron, 1990).

Dalam menegakan diagnosa yang paling penting adalah

mengenai jenis sampel. Bagian dari darah yang berada dalam

keseimbangan dengan jaringan yang mengandung bahan-bahan yang

keluar dari jaringan adalah plasma. Dengan demikian, hampir semua

pengukuran kimia darah dilakukan pada plasma atau lebih tipekal

pada serum yang diperoleh setelah sampel darah dibekukan dan

bekunya dipisahkan dengan pemusingan. Pemakaian serum sebagai

pengganti plasma dapat mencegah pencemaran spesimen oleh

antikoagulan yang mempengaruhi satu atau lebih tes (Baron, 1990).

Glukosa merupakan salah satu hasil utama fotosintesis dan awal bagi

respirasi, bentuk alam disebut juga dektrosa, terutama pada industri

pangan. Pemeriksaan glukosa merupakan salah satu jenis

pemeriksaan kimia klinik yang bertujuan untuk menjaring, memastikan

dan memantau diagnosis penyakit Diabetes Mellitus (DM). Terdapat


beberapa macam pemeriksaan untuk nilai kadar gula darah yaitu,

pemeriksaan gula darah sewaktu, kadar gula darah puasa, kadar gula

darah 2 jam setelah makan, test toleransi glukosa oral, HbA₁c, insulin

dan C-Peptide.

Kadar gula darah sewaktu adalah pemeriksaan kadar gula darah

pada waktu yang tidak ditentukan. Kadar gula puasa adalah

pemeriksaan kadar gula yang dilakukan setelah pasien disuruh untuk

puasa minimal 8-12 jam. Kadar gula darah yang diperiksa 2 jam

setelah makan disebut kadar gula darah 2 jam post prandial.

Untuk melakukan suatu pemeriksaan laboratorium sangat

diperlukan adanya suatu spesimen atau sampel. Plasma dan serum

merupakan suatu spesimen yang umum dipakai pada pemeriksaan

kimia termasuk untuk pemeriksaan glukosa.

Antara plasma dan serum, walaupun keduanya merupakan

cairan darah yang bebas dari sel dan sama-sama berwarna kuning

jernih, terdapat perbedaan yang jelas. Oleh karena itu plasma

diperoleh dengan mencegah proses pengumpulan darah melalui

pemberian antikoagulan dan serum didapat dengan membiarkan

proses tersebut dengan tidak memberikan antikoagulan, sehingga

fibrinogen tidak ada lagi dalam serum karena protein dalam darah

sudah berubah menjadi serat-serat fibrin dan menggumpal bersama

unsur figuratif yang berupa sel. Sebaliknya di dalam plasma masih


tetap terdapat fibrinogen yang tidak dapat berubah menjadi fibrin

karena adanya penambahan antikoagulan (Sadikin. M, 2002)

Bertitik tolak dari permasalahan di atas maka peneliti bermaksud

mengetahui Gambaran hasil pemeriksaan Glukosa Darah 2 jam post

prandial (GD2PP) dengan menggunakan sampel plasma dan serum.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah: "Bagaimana Gambaran hasil

penulisan Glukosa Darah 2 jam PP dengan menggunakan sampel

plasma dan serum ?"

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui gambaran hasil pemeriksaan lukosa

Glukosa Darah 2 jam Post Prandial dengan menggunakan sampel

plasma dan serum.

D. Manfaat Penelitian

1. Untuk Peneliti

Sebagai tambahan wawasan berfikir dan pengetahuan.

2. Untuk Laboratorium

Sebagai bahan informasi kepada tenaga kesehatan khususnya

tenaga analis kesehatan mengenai perbandingan hasil Glukosa

Darah 2 jam PP dengan menggunakan sampel plasma dan serum.

3. Untuk Akademi
Sebagai bahan kajian bagi mahasiswaa Analis kesehatan

Politeknik Kesehatan Maluku dalam menambah pengetahuan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

1. Metabolisme Glukosa

Pada dasarnya metabolisme glukosa dapat dibagi dalam

dua bagian, yaitu yang menggunakan oksigen (aerob) dan yang

tidak menggunakan oksigen (anaerob) yang terdiri atas

serangkaian reaksi yang mengubah glukosa menjadi asam laktat,

proses ini disebut glikolisis (Woerlabuanbjo, 2013)

a. Proses Glikolisis

Proses penguraian karbohidrat menjadi piruvat, juga

disebut jalur metabolisme dan sering diartikan sebagai

penguraian glukosa menjadi piruvat yang terjadi di dalam

sitoplasma.

Glikolisis merupakan jalur utama untuk metabolisme

glukosa dan ditemukan di semua sel tubuh. Selain itu, juga

merupakan jalur utama bagi metabolisme fruktosa dan

galaktosa yang berasal dari makanan. Glikolisis berlangsung

dengan oksigen menghasilkan piruvat dan glikolisis

berlangsung tanpa oksigen menghasilkan laktat. Glikolisis


menghasilkan dua senyawa karbohidrat beratom tiga dan dari

satu senyawa beratom enam. Pada proses ini terjadi sintesis

ATP dan ADP + Pi (Proedjadi A, 1994).

b. Glukoneogenesis

Kadar glukosa darah dipertahankan dalam batas normal

melalui pelepasan glukosa dari glikogen hati. Bila diperlukan

glukosa dapat dibuat oleh hati melalui pores Glukoneogenesis

dimana glikosa dapat dibuat oleh hati melalui proses

Glukoneogenesis dimana glukosa diproduksi dari rantai karbon

non karbohidrat dengan kata lain pembentukan glukosa dari

senyawa yang bukan karbohidrat (Hadju V, 2001).

c. Glikogenesis dan Glikogenolisis

Bila jumlah glukosa yang diperoleh dari makan yang

terlalu berlebih, maka glukosa akan disimpan dengan jalan

menjadi glikogen dalam hati dan jaringan otot. Proses sintesis

glikogen dari glukosa ini disebut glikogenesis. Glikogen dalam

hati dapat pula dibentuk dari asam laktat yang dihasilkan pada

proses glikolisis (Sacher R.A. 2004).

Kondisi glukosa darah lebih tinggi dari normal disebut

hiperglikemia, sedangkan kondisi glukosa darah lebih rendah

dari normal disebut hipoglikimia. Kebalikan dari glikogenesis

adalah glikogenilisis dimana terjadi reaksi pemecahan molekul

glikogen menjadi molekul-molekul glukosa.


2. Glukosa Darah

a. Glukosa Darah

Pengaturan fisiologis kadar gula dari darah sebagian

besar tergantung pada ekstraksi glukosa, sintesis glikogen dan

glikogenolisis dalam hati, jumlah glukosa yang diambil

dilepaskan oleh hati dan dipergunakan oleh jaringan perifer

tergantung dari keseimbangan fisiologis beberapa hormon

pengendali glukosa darah. (Price S.A, 2005).

b. Hormon Pengatur Glukosa Darah

Secara normal, tubuh kita mengubah makanan yang kita

komsumsi menjadi gula atau glukosa yang digunakan oleh

pancreas, suatu organ yang terletak dekat lambung. Pankreas

membuat suatu hormon yang disebut insulin. (Arora A, 2007).

Insulin merupakan hormon yang diproduksi oleh sel Beta

di dalam pancreas dan digunakan untuk mengontrol kadar

glukosa dalam darah. Sekresi insulin terdiri dari dua komponen

yaitu :

1. Sekresi insulin basal satu unit/jam dan terjadi diantara waktu

makan, waktu malam hari dan keadaan puasa.


2. Sekresi insulin prandial yang menghasilakan kadar insulin

510 kali lebih besar dari kadar insulin basal dan diproduksi

secara pulsatif dalam waktu 0,5-1 jam sesudah makan dan

mencapai puncak dalam 30-45 menit, kemudian menurun

dengan cepat mengikuti penurunan kadar glukosa basal.

Insulin berperan dalam penggunaan glukosa oleh sel

tubuh untuk pembentukan energi. Apabila tidak ada insulin

maka sel tidak dapat menggunakan glukosa sehingga proses

metabolisme menjadi terganggu (Kiranawati S, 2007).

Selain pankreas, kelenjar pituitari atau hipofisis

mengeluarkan hormon pertumbuhan yang juga menaikan kadar

glikosa dalam darah (Poedjadi A, 1994).

c. Jenis dan Metode Pemeriksaan Glukosa Darah.

Dikenal beberapa jenis pemeriksaan yang berhubungan

dengan pemeriksaan glukosa darah yaitu :

1. Glukosa darah puasa

Sebelum pemeriksaan ini dilakukan pasien harus puasa 10

14 jam.

2. Glukosa darah sewaktu

Pemeriksaan ini dilakukan pada pasien tanpa perlu

memperhatikan waktu terakhir pasien makan.

3. Glukosa darah 2 jam PP


Pemeriksaan ini sukar sekali distandarisasikan, karena

makanan yang dimakan baik jenis maupun jumlahnya sukar

disamakan dan juga sukar diawasi dalam tenggang waktu 2

jam untuk tidak makan dan minum lagi, juga selama

menunggu pasien perlu duduk istirahat tenang dan tidak

melakukan kegiatan jasmani (berat) serta tidak merokok.

Sedangkan metode-metode yang digunakan untuk

pemeriksaan glukosa darah adalah sebagai berikut :

1. Metode Kimia atau Reduksi

Prinsip : Proses kondensasi dengan akromatik amin dan

asam asetat glacial pada suasana panas, sehingga terbentuk

senyawa berwarna hijau yang kemudian diukur secara

fotometris.

Beberapa kelemahan / kekurangannya adalah metode

kimia ini memerlukan langkah pemeriksaan yang panjang

dengan pemanasan, sehingga kemungkinan terjadi kesalahan

bersifat lebih besar. Selain itu reagen pada metode ortho-

toluidin korosif

2. Metode Enzimatik

a. Metode Glukosa Oksidase (GOD-PAP)

Prinsip enzim glukosa oksidase menkatalisis reaksi

oksidasi glukosa menjadi glukonolakton dan hydrogen

peroksida. Enzim glukosa oksidase yang digunakan pada


reaksi pertama menyebabkan sifat reaksi pertama spesifik

untuk glukosa, khususnya B-D glukosa, sedangkan reaksi

kedua tidak spesifik, karena zat yang bisa teroksidasi dapat

menyebabkan hasil pemeriksaan lebih rendah. Asam urat,

asam askorbat, bilirubin dan glutation menghambat reaksi

karena zat-zat ini akan berkompetisi dengan kromogen

bereaksi dengan hidrogen peroksida sehingga hasil

pemeriksaan akan lebih rendah. Keunggulan dari metode

glukosa oksidase adalah karena murahnya reagen dan hasil

yang cukup memadai.

b. Metode Heksokinase

Emin Heksokinase akan mengkatalis reaksi fosforilasi

glukosa dengan ATP membentuk glukosa 6-fosfat dan ADP.

Enzim kedua yaitu glukosa 6-fosfat dehidrogenase akan

mengkatalis oksidasi glukosa 6-fosfat dengan nikolinamide

adnine.

3. Reagen Kering (Gluco DR)

Adalah alat pemeriksaan glukosa darah secara invitro,

dapat dipergunakan untuk mengukur kadar glukosa darah

secara kuantitatif, dan untuk screening pemeriksaan kadar

glukosa darah. Sampel dapat dipergunakan darah segar kapiler

atau darah vena, tidak dapat menggunakan sampel berupa

plasma atau serum darah.


Prinsip : Tes strip menggunakan enzim glukosa oksidase

dan didasarkan pada teknologi biosensor yang spesifik untuk

pengukuran glukosa, tes strip mempunyai bagian yang dapat

menarik darah utuh dari lokasi pengambilan / tetesan darah

kedalam zona reaksi. Glukosa oksidase dalam zona reaksi

kemudian akan mengoksidasi glukosa di dalam darah.

Intensitas arus electron ferukur oleh alat dan terbaca sebagai

konsentrasi glukosa di dalam sampel darah.

3. Serum

Di dalam darah, serum adalah komponen yang bukan

berupa sel darah, juga bukan faktor koagulasi. Serum terdiri dari

semua protein (yang tidak digunakan untuk pembekuan darah),

termasuk cairan elektrolit, antibodi, antigen, hormon dan semua

substansi.

Serum diperoleh setelah sampel darah dibekukan dan

bekunya dipisahkan dengan sentrifugasi. Pemakaian serum

sebagai pengganti plasma juga dapat mencegah pencemaran

spesimen oleh antikoagulan yang mempengaruhi satu atau lebih

tes (Woerlabuanbjo, 2013).

Teknik pemisahan serum dengan sentrifus adalah setelah

pengambilan darah vena, bagian darah tersebut dibiarkan

membeku (±15 menit), kemudian diputar pada sentrifus pada

kecepatan 2000 sampai 3000 rpm selama 15 menit, sesegera


mungkin dipisahkan serumnya kemudian dipisahkan

(Woerlabuanbjo, 2013)

4. Plasma

Plasma darah adalah salah satu cairan dan di dalam darah

sebagai tempat sel-sel darah terendam, berfungsi untuk sisa

metabolisme dan hormon 5. Diabetes Mellitus mengangkut sari-

sari makanan ditubuh. Cara memisahkan plasma dari endapan

darah yaitu sentrifus 10-15 menit dengan kecepatan 1000 rpm.

Maka akan terlihat lapisan atas bening atau plasma dan bagian

endapan darah. Plasma darah mengandung beberapa senyawa

baik anorganik maupun organik yang meliputi antara lain protein

darah, sari makanan, garam mineral, getah secret sel seperti

enzim, hormon, zat-zat ekskresi. Plasma darah (7%), meliputi

fibrinogen untuk pembekuan darah (0,3%), albumin menjaga

tekanan osmotik darah (4%), glubulin membentuk zat kebal/ zat

antibodi (2,7%), berdasarkan kerjanya, antibodi dibedakan atas,

presipitasi tugasnya mengendapkan darah, aglutinasi tugasnya

mengumpulkan, netralisasi antigenik tugasnya menutup tempat

yang toksik, lisin tugasnya menyerang dan memecahkan antigen

dan antitoksin artinya menetralkan racun (Woerlabuanbjo, 2013).

5. Diabetes Mellitus
DM adalah penyakit gula atau kencing manis yang

mengalami peningkatan kadar gula dalam darah yang melebihi nilai

normal yang disebabkan karena adanya gangguan metabolisme

karbohidrat dalam tubuh. Beberapa klasifikasi DM telah di

perkenalkan, berdasarkan metode presentase klinis, umur, dan

riwayat penyakit. Klasifikasi yang diperkenalkan oleh American

Diabetes Asociation (ADA) menjelaskan berdasarkan pengetahuan

mutakhir mengenai atau patogenesis sindrom diabetes dan

gangguan toleransi glukosa. Klasifikasi ini telah disahkan oleh

WHO dan telah dipakai seluruh dunia. Ada empat klasifikasi klinis

gangguan glukosa yaitu: Diabetes Tipe 1, Diabetes Tipe 2,

Diabetes dalam Kehamilan, dan Tipe Spesifik. (Prise S. A. 2005).

a. Diabetes Tipe I

Diabetes tipe I adalah bila tubuh perlu pasokan insulin

yang merupakan penyakit autoimun, yang kebanyakan

berkembang pada masa kanak-kanak atau pada orang dewasa

dibawah umur 30 tahun. "Diabetes Yuwana" berkembang pada

masa kanak-kanak dan harus ditangani dengan pemberian

insulin. Jumlahnya mencapai 5-10% dari seluruh penderita

diabetes didunia.

Pada diabetes tipe ini, tubuh kehilangan kemampuan

untuk membentuk insulin karena sistem kekebalan tubuh

menghancurkan sel-sel yang memproduksi insulin. Ketika


insulin tidak tersedia, glukosa tetap tinggal di dalam aliran darah

dan tidak dipergunakan sebagai energi. Orang yang mengedap

diabetes tipe ini harus menerima suntikan insulin agar terus

hidup. (Arora A, 2007).

b. Diabetes Tipe II

Diabetes tipe II terjadi jika insulin hasil produksi pankreas

tidak cukup atau selemak dan otot menjadi kebal terhadap

insulin. Sehingga terjadilah gangguan pengiriman gula ke sel

tubuh. Diabetes tipe ini merupakan tipe diabetes yang paling

sering dijumpai, juga sering disebut diabetes yang dimulai

dengan masa dewasa, dikenal sebagai NIDDM ( Non Insulin

Dependent Diabetes Mellitus). Jenis diabetes ini mewakili

sekitar 90% dari seluruh kasus diabetes.

Banyak penderita diabetes tipe ini yang tidak mengalami

gejala apapun atau hanya berupa gejala ringan, yang kemudian

berkembang secara perlahan. Penemuannya sering pada waktu

pemeriksaan kesehatan, misalnya pada saat medical chek up.

Pada saat itulah ditemukan ketidaknormalan pada kadar gula

darahnya. Diabetes tipe II biasanya terjadi pada mereka yang

berusia diatas 40 tahun, kini prevalensinya makin tinggi pada

golongan anak-anak dan remaja.

c. Diabetes Dalam Kehamilan


Diabetes dalam kehamilan gestational diabetes mellitus

(GDM) adalah keha milan normal yang disertai dengan

peningkatan insulin resistance.

Faktor resiko; riwayat keluarga DM, kegemukan, dan

glukosaria. Pederita diabetes ketika hamil hanya mengalami

gejLala yang ringan dan tidak membahayakan bagi si ibu tapi

dapat menimbulkan masalah bagi bayinya, terutama dalam

bentuk hipoglikemia dan sindrom masalah pernapasan.

d. Tipe Spesifik

Tipe-tipe spesifik termasuk efek genetik fungsi sel beta.

Efek genetik kerja insulin. Penyakit yang mempengaruhi

pankreas eksokri, endokrinapati (yang melibatkan hormon lain

misalnya GH, kortisol dsb). Efek akibat obat atau bahan kimia,

infeksi gangguan autoimun dan sindrom dan genetik lainya

(Sacher R. A 2004)
B. Kerangka Konsep

Dara Vena

Serum Plasma

Pemeriksaan GD 2 PP

Hasil

Gambar 1.

Kerangka Konsep Penelitian


Keterangan :

: Variabel diteliti

: Variabel tidak diteliti

BAB III
METODE PENELITIAN

E. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat

deskriptif, bertujuan untuk menggambarkan hasil pemeriksaan

Glukosa darah 2 jam Post Prandial metode Glukosa Oksidasi

Peroksidasi Amiophenason Dan Phenol (GOD-PAP) menggunakan

serum dan plasma.

F. Waktu dan Lokasi Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini direncanakan pada bulan Agustus tahun 2015.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Rumah sakit Umum Daerah Tulehu

G. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek yang diteliti, untuk

mengetahui hasil pemeriksaan Glukosa darah 2 jam Post Prandial

metode Glukosa Oksidasi Peroksidasi Amiophenason Dan Phenol


(GOD-PAP) menggunakan sampel serum dan plasma, maka

populasi adalah pasien yang memeriksakan gula darah 2 jam post

prandial di RSUD Tulehu

2. Sampel

Rencana pengambilan sampel dilakukan untuk memperoleh

hasil yang sesuai dengan tujuan penelitian. Sampel merupakan

cerminan dari populasi yang ada. Metode pengambilan sampel

menggunakan metode random sampling, yaitu sampel dipilih

secara acak tanpa ada pertimbangan tertentu. Sampel dalam

penelitian ini berjumlah 30 sampel.

H. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional

Tabel 1.
Definisi Operational Variabel
Definisi
No Variabel Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Operational
1 Serum Cairan berwarna Uji Spektrofotom Normal : jika kadar Ordinal
Uji kuning yang Laborartorium eter GD2PP ≤ 140 mg/dl
diperoleh setelah Tidak normal : jika
pengendapan kadar GD2PP ≥ 140
sampel darah mg/dl

2 Plasma Cairan berwarna Uji Laboratorium Spektrofotom Normal : jika kadar Ordinal
bening kekuning eter GD2PP ≤ 140 mg/dl
yang diperoleh Tidak normal : jika
setelah dicampur kadar GD2PP ≥ 140
dengan mg/dl
antikoagulan dan
disentrifugasi
3 Kadar Kadar gula di Uji Laboratorium Spektrofotom Normal : jika kadar Ordinal
Glukosa dalam darah yang eter GD2PP ≤ 140 mg/dl
darah 2 dinyatakan dalam Tidak normal : jika
jam Post satuan mg/dl kadar GD2PP ≥ 140
prandinal mg/dl

I. Cara Pengumpulan Data

Cara pengumpulan data yang dilakukan peneliti adalah

1. Data Primer

Adalah data yang diperoleh dari hasil penelitian.

2. Data Sekunder

Data yang diperoleh dari buku-buku, jurnal dan internet yang

mendukung hasil penelitian tentang Gambaran Hasil Pemeriksaan

J. Bahan/Instrumen Penelitian dan Cara Pemeriksaan

Sesuai dengan data pada tabel defenisi operasional variabel,

maka bahan dan instrumen penelitian yang digunakan adalah :

1. Alat

a. Spektrofotometer 5010

b. Centrifuge

c. Tabung reaksi

d. Rak tabug reaksi

e. Mikropipet dan tip

f. Spuit 5 cc

g. Torniquet
h. Timer

2. Bahan

a. Serum

b. Plasma

c. Reagen glukosa darah

d. Antikoagulan EDTA

3. Prosedur Pemeriksaan

a. Proses Persiapan Pasien.

1) Pasien yang akan dijadikan subjek penelitian adalah pasien

yang memiliki kadar glukosa darah sewaktu lebih dari kadar

normal

2) Pasien yang dijadikan subjek penelitian bersedia menjadi

subjek penelitian

3) Pasien disiapkan makanan yang rendah karbohidrat,

kemudian pasien diminta untuk mengkonsumsi makanan

yang disediakan

4) Pasien diinstrusikan untuk kembali ke instalasi laboratorium

2 jam setelah makan untuk diambil sampel darahnya.

b. Proses pengambilan sampel

1) Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2) Pasang torniquet diatas lipatan lengan yang akan diambil

darahnya.
3) Desinfeksi daerah lengan yang akan dijadikan sebagai

sasaran pengambilan darah dengan kapas alkohol 70%,

biarkan sampai kering.

4) Tusuklah vena yang terlihat dengan spoit sampai ujung

jarum masuk kedalam lumen vena.

5) Ketika darah telahmasuk kedalam spoit, renggangkan

torniquet, tarik toraks spoit perlahan-lahan sampai volume

darah yang dibutuhkan.

6) Letakkan kapa steril diatas lengan tempat tusuk tadi,

kemudian tarik perlahan-lahan keluar jarum spoit dari lumen

vena pasien.

7) Mintalah pasien untuk menahan kapas tersebut sampai

daerah tersebut ditutup dengan plester steril.

8) Alirkan darah dari spoit kedalam dua tabung, tabung

pertama menggunakan antikoagulan (plasma) dan tabung

kedua tanpa antikoagulan (serum).

c. Proses persiapan dan pemeriksaan sampel

2) Setelah darah sudah dimasukkan kedalam dua tabung

reaksi dengan perlakuan yang berbeda, selanjtunya darah

pada tabung pertama diputar dengan centrifuge pada

kecepatan 3000 rpm selama 10 menit, sedangkan tabung

kedua dibiarkan membeku selama 1-2 jam.


3) Setelah serum dan plasma terbentuk, siapkan 3 tabung

reaksi steril yang sudah diberi label.

4) Masukkan kedalam tabung reaksi masing-masing serum dan

plasma dengan volume sebagai berikut :

Bahan Blanko Standar Sampel


Serum - - 10
Plasma - - 10
Lar. Standar - 10 -
Aquadest 10 - -
Reagen 1000 1000 1000

Tabel 2
Pemeriksaan Sampel

5) Setelah seluruh sampel dan reagen dihomogenkan, sampel

diinkubasi selama 15-20 menit dalam suhu ruangan (37°C).

6) Pilih program pemeriksaan glukosa darah 2 jam post

prandial pada spektrofotometer, kemudian baca pada

spektrofotometer mulai dari standar, blanko sampai dengan

sampel.

K. Cara Pengolahan Data

Data diperoleh dari data primer hasil penelitian secara

langsung kemudian diolah dan di tabulasikan. Sedangkan data

sekunder diolah dengan disunting (edit) terlebih dahulu untuk

pengecekan dan perbaikan data yang diperoleh.


L. Penyajian Data

Setelah data dikumpulkan, dilakukan penelitian untuk

mengetahui hasil pemeriksaan Glukosa darah 2 jam Post Prandial

metode Glukosa Oksidasi Peroksidasi Amiophenason Dan Phenol

(GOD-PAP) menggunakan serum dan plasma. Kemudian data hasil

pengujian disajikan dalam bentuk tekstular dan tabular.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. Data Umum

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2015.

Sampel dalam penelitian ini didapat dari pasien rawat inap dan

rawat jalan di Instalasi Laboratorium Rumah Sakit Umum Daerah

Tulehu.

a) Sejarah Rumah Sakit Umum Daerah Tulehu.

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tulehu didirikan

pada tanggal 10 Juli 1972, memiliki luas bangunan 2.262,5 m

dan luas lahan seluruhnya 6.900 m, merupakan Rumah Sakit

tipe C dengan kapasitas tempat tidur sebanyak 72 tempat tidur

dengan jumlah tenaga, baik medis maupun non medis

sebanyak 95 orang.
Rumah Sakit Umum Daerah Tulehu terletak di jalan

pahlawan desa Tulehu kecamatan Salahutu kabupaten Maluku

Tengah dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Seram

b. Sebelah Timur berbatasan dengan Tanjung air panas

c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Gunung Kore

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Pemukiman penduduk.

2. Data Khusus

Berdasarkan hasil pemeriksaan Glukosa darah 2 jam post

prandial menggunakan metode GOD-PAP dengan

spektrofotometer 5010 di Rumah Sakit Umum Daerah Tulehu pada

tanggal 28-29 Agustus 2015 adalah sebagai berikut :

Tabel 3.

Hasil Pemeriksaan Glukosa Darah 2 Jam Post Prandial

Hasil
Kode Sampel Nama Pasien Nilai Rujukan
Serum Plasma
001 Tn. A 99 102  130 mg/dl
002 Ny. F 93 97  130 mg/dl
003 Ny. N 93 93  130 mg/dl
004 Tn. S 74 79  130 mg/dl
005 Tn. A 73 62  130 mg/dl
006 Tn. A 78 73  130 mg/dl
007 Tn. F 82 74  130 mg/dl
008 Tn. J 86 84  130 mg/dl
009 Tn. R 80 80  130 mg/dl
010 Tn. L 87 83  130 mg/dl
011 Tn. Z 99 94  130 mg/dl
012 Tn. I 100 95  130 mg/dl
013 Tn. L. M 99 97  130 mg/dl
014 Ny. J 110 99  130 mg/dl
015 Ny. H 115 105  130 mg/dl
016 Tn. J 102 95  130 mg/dl
017 Tn. S 120 105  130 mg/dl
018 Ny. W. Z 100 90  130 mg/dl
019 Ny. S. W 110 95  130 mg/dl
020 Tn. A. B 125 115  130 mg/dl
021 Ny. H 125 110  130 mg/dl
022 Tn. H 99 95  130 mg/dl
023 Tn. M 120 110  130 mg/dl
024 Ny. M 125 120  130 mg/dl
025 Ny. S 110 100  130 mg/dl
026 Tn. J 115 110  130 mg/dl
027 Tn. S 105 95  130 mg/dl
028 Tn. M 99 95  130 mg/dl
029 Tn. H 105 99  130 mg/dl
030 Tn. F 110 100  130 mg/dl
Sumber : data PriHmer, 2015

Berdasarkan tabel hasil pemeriksaan Glukosa darah 2 jam post

prandial menggunakan metode GOD-PAP dengan spektrofotometer

5010 di Rumah Sakit Umum Daerah Tulehu pada tanggal 28-29

Agustus 2015 diatas, terlihat bahwa, dari 30 sampel yang digunakan

dalam penelitian, rata-rata kadar glukosa darah dalam serum lebih

tinggi daripada kadar glukosa darah dalam plasma.

B. Pembahasan

Penelitian ini dilatar belakangi pernyataan bahwa untuk tes

diagnostik penyakit diabetes melitus sebaiknya digunakan sampel

plasma karena mobilitas glukosa pada plasma hampir sama deng

glukosa pada whole blood. Glukosa 2 jam post prandial merupakan

salah satu jenis tes diagnostik penyakit diabetes melitus. Antara

serum dan plasma terdapat perbedaan yang jelas dimana plasma di

peroleh dengan mencegah proses pengumpulan darah melalui


pemberian anti koagulan dan serum diperoleh dengan membiarkan

proses tersebut tanpa pemberian anti koagulan.

Penelitian ini bersifat observasi laboratorium. Yang bertujuan

untuk meelihat gambaran hasil pemeriksaan GD2JPP dengan

menggunakan sampel plasma dan serum. Teknik pengambilan

sampel dalam penelitian ini adalah Accidental Sampling dengan

jumlah sampel 30.

Serum dan plasma pada dasarnya adalah larutan air yang

mengandung protein (albumin, glubulin, dan fibrinogen), Mineral

(Natrium klorida, Natrium bikarbonat, garam, kalium, fosfor,

magnesium, dan besi) dan gas oksigen dan karbo dioksida, hormone,

enzim, antigen, sisanya diisi sejumlah bahan organik yaitu glukosa,

lemak, urea, asam urat, kreatinin, kolestrol, dan asam amino.

Konsentrasi glukosa dalam darah dipengaruhi oleh kandungan

air dari darah tersebut. Kandungan air dalam eritrosit sebanyak 73%

dan kandungan air dalam serum sebanyak 93% maka konsentrasi

glukosa dalam darah utuh lebih rendah dari pada dalam serum.

Molaritas glukosa pada plasma hampir sama dengan glikosa pada

whole blood, maka glukosa dalam plasma juga lebih rendah daripada

serum.

Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa

dalam penelitian ini, hasil pemeriksaan glukosa darah 2 jam post

prandial dengan menggunakan sampel plasma dan serum


menunjukan gambaran hasil berbeda dari segi nilai akantetapi

memiliki makna yang sama yakni berada dalam kisar nilai normal

yang 130 mg / dl.

BAB V
PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil Glukosa darah 2 jam post prandial

menggunakan metode GOD-PAP dengan spektrofotometer 5010 di

Rumah Sakit Umum Daerah Tulehu pada tanggal 28-29 Agustus

2015, dari 30 sampel yang digunakan dalam penelitian, rata-rata

kadar glukosa darah dalam serum lebih tinggi daripada kadar glukosa

darah dalam plasma.

Saran

Berdasarkan kesimpulan penelitian diatas, maka saran dari

penulis adalah pada pemeriksaan glukosa darah 2 jam post prandial

dapat menggunakan sampel plasma maupun serum.


DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2005. Pedoman pemeriksaan Laboratorium untuk penyakit


Diabetes Mellitus. Direltorat Jenderal Pelayanan Medik Departemen
Kesehatan RI: Jakarta

Arora A. 2007. Press Diabetes. PT. Buana Ilmu Populer: Jakarta


Hadju V. 2001. Diktat Gizi Dasar. Jurusan Gizi Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Hasanudin Makassar.

Kiranawati S. 2007. Diagnosa Diabetes Mellitus. EGC: Jakarta


Poedjiadi A. 1994. Dasar-dasar Biokimia. UIP: Jakarta

Poltekkes Kemenkes Maluku [2013]. Panduan Penyusunan KTI.


Kementerian Kesehatan RI Politeknik Kesehatan Kemenkes Maluku:
Ambon.

Sacher R. A. 2004. Daur Biokimia. Rineka cipta: Jakarta


Sadikin M. 2002. Biokimia Darah. Widiya Medika: Jakarta

Sustrani L, Alam S, Hadibroto l. 2005. Diabetes: Informasi Lengkap Untuk


Penderita dan Keluarga. PT. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.

Tjokroprawiro A. 2001. Diabetes Mellitus: Klasifikasi Diagnosis dan Terapi.


PT. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.

Woerlabuanbjo. 2013. Perbandingan hasil pemeriksaan Glukosa Darah.


UIT: Makassar.

Anda mungkin juga menyukai