Anda di halaman 1dari 25

Force Majeure - Hardship

OVERMACHT
DAYA PAKSA - FORCE
MAJEUR

Definisi
Peristiwa yang tidak terduga
yang terjadi diluar kesalahan
debitor setelah ditutupnya
perjanjian yang menghalangi
debitor untuk memenuhi
prestasinya, dimana debitor
tidak dapat dipersalahkan dan
tidak menanggung risiko atas
kejadian tersebut
Akibat overmacht:
• Kreditor tidak dapat menuntut pemenuhan
prestasi
• Debitor tidak dapat lagi dinyatakan lalai
• Debitor tidak wajib membayar ganti rugi
• Risiko tidak beralih kepada debitor
• Kreditor tidak dapat menuntut pembatalan
dalam perjanjian timbal balik
• perikatan dianggap gugur

sebelum debitor dinyatakan lalai


syarat berhasilnya dalil overmacht

1. pemenuhan prestasi tercegah

2. pencegahan tidak dapat dipertanggung-


jawabkan pada debitor
Menurut Pasal 1245 jo 1444 BW

Terjadi pencegahan pemenuhan

karena obyek perjanjian:


musnah,
diluar perdangangan,
hilang
Menurut Pasal 1235 BW

Pencegahan pemenuhan tidak dapat


dipertanggungjawabkan kepada debitor

Jika debitor telah bertindak selaku


“kepala keluarga yg baik” (een goed huisvader)

debitor telah menjaga terhadap kemungkinan


pencegahan prestasi yang menjadi
kewajibannya
mengenai tidak dapat dipertanggungjawabkan

meskipun ada pencegahan pemenuhan


belum tentu debitor dapat mendalilkan
adanya overmacht

Untuk itu harus dianalisis 2 hal, yaitu:


KESALAHAN RISIKO

apakah debitor telah meskipun debitor


bertindak selaku tidak bersalah,
“kepala keluarga apakah tercegahnya
yg baik” pemenuhan itu
(een goed huisvader) merupakan risiko
? yang harus
ditanggungnya ?
Kedua pertanyaan tersebut di atas harus dijawab
secara “kumulatif negatif“ (“tidak”)

Debitor: tidak bersalah dan tidak menanggung risiko


Pengaturan/Force Majeur/
Overmacht dalam NBW

Buku 6 artikel 75:


“A failure in performance cannot be
attributed to the obligor if it is neither
due to his fault nor for his account
pursuant to the law, a juridical act or
generally accepted principles”
TEORI TENTANG OVERMACHT

TEORI OBYEKTIF
• Titik tolak teori ini adalah:
• “prestasi tidak mungkin bagi setiap orang”
• “ketidakmungkinan mutlak”
• beranjak dari Pasal 1444 BW
• Mis: debitor berkewajiban menyerahkan seekor kuda,
namun ditengah perjalanan kuda mati disambar
petir.
matinya kuda yang mengakibatkan tercegahnya
pemenuhan prestasi – berlaku bagi setiap orang
Dalam perkembangannya teori ini tidak berlaku
absolut (mutlak), lebih mendekati teori subyektif

Barang hilang atau diluar perdagangan


Hanya debitor ybs yang tidak dapat
memenuhi prestasi dianggap secara
obyektif berlaku bagi semua orang
TEORI SUBYEKTIF

• Titik tolak teori ini adalah:


• “prestasi tidak mungkin bagi debitor ybs”
• “ketidakmungkinan relatif”
• mengingat keadaan pribadi/diri debitor
• mis: Seorang pengrajin kecil diwajibkan menyerahkan
hasil kerajinan, sementara harga bahan baku sangat
mahal (tidak terjangkau oleh ybs)
Ketentuan lain dalam BW

Ketentuan yang berkaitan


dengan Keadaan Memaksa
• Pasal 1497 (Jual beli)
• Pasal 1510 (Jual beli)
Pasal 1444 BW Pasal 1445 BW
• Pasal 1545 (Tukar Menukar)
• Pasal 1553 (Sewa menyewa)
• Pasal 1716 (Penitipan barang)
• Pasal 1746 (Pinjam pakai)
Penerapan Klausul FM dalam Kontrak

1. Klausul FM lazimnya dimuat


dalam kontrak;
2. Dirumuskan dalam formulasi
“termasuk namun tidak
terbatas” – “including but not
limited”
3. Bagaimana bila tidak di atur?
Berlaku Faktor Heteronom vide
Pasal 1339 BW.
DALIL OVERMACHT TIDAK BERHASIL
1. overmacht terjadi diluar kesalahan debitor, namun
debitor telah dalam keadaan lalai.
2. tercegahnya pemenuhan prestasi dapat diduga pada
waktu penutupan perjanjian.
3. tercegahnya pemenuhan disebabkan kesalahan
seseorang yang diikutsertakan dalam melaksanakan
perikatan.
4. tercegahnya pemenuhan disebabkan oleh cacat-
cacat benda yang digunakan debitor dalam
melaksanakan perikatannya.
Akibat Hukum bagi Kontrak
1. Apabila FM bersifat absolut maka perikatan
(hubungan hukum para pihak) menjadi hapus
2. Apabila FM bersifat relatif maka terhadap kontrak
terdapat opsi:
a. Penundaan pelaksanaan prestasi sampai dapat
dilaksanakannya prestasi tsb; atau
b. Jika obyek musnah Sebagian/prestasi terkendala
selama waktu terjadinya FM, maka terbuka
negosiasi para pihak
Rebus Sic Stantibus
Konvensi Wina 1969, Pasal 62 Section 3, yang mengatur
tentang pengakhiran dan penundaan dari perjanjian
internasional. Demikian dalam Pasal 18 UU No. 24 Tahun
2000 01
tentang Perjanjian Internasional yang menentukan:
“Perjanjian internasional berakhir apabila terdapat
perubahan mendasar yang mempengaruhi pelaksanaan
perjanjian”

The UNIDROIT Principles of International Commercial


03
Contracts (UPICC) merupakan salah satu upaya
harmonisasi hukum atau pengaturan dalam hukum
kontrak internasional. Indonesia telah meratifikasinya
melalui
04 Peraturan Presiden RI No. 59 Tahun 2008.
Dalam UNIDROIT ini juga mengatur tentang asas pacta
sunt servanda dan asas rebus sic stantibus, akan tetapi
istilah untuk asas rebus sic stantibus menggunakan
istilah hardship clauses (klausul kesulitan - sukar)
HARDSHIP
Pasal 6.2.2 (Definition of Hardship):
•“There is hardship where the occurence of events fundamentally
alters the equilibrium of the contract either because the cost of a
party’s performance has increased or because the value of the
performance a party receives has diminished, and (a) the events
occur or become known to the disadvantage party after the
conclusion of the contract ; (b) the events could not
reasonably have been takeninto account by the disadvantaged
party at the time of the conclusion of the contract ; (c) the events
are beyond the control of the diasadvantaged party ; (d) the risk
of the events was not assumed by the disadvantaged party”
HARDSHIP
Pasal 6.2.2 (Definition of Hardship):
HARDSHIP adalah:
Peristiwa yang secara fundamental telah mengubah
keseimbangan kontrak, yang disebabkan oleh biaya
pelaksanaan kontrak yang sangat tinggi membebani
pihak yang melaksanakan kontrak (debitor) atau nilai
pelaksanaan kontrak menjadi sangat berkurang bagi
pihak yang menerima (kreditor), dan:
a. Peristiwa itu terjadi atau
diketahui oleh pihak yang
dirugikan setelah penutupan
kontrak;
b. Peristiwa tidak dapat
diperkirakan secara wajar oleh
pihak yang dirugikan pada saat
penutupan kontrak;
c. Peristiwa terjadi di luar kontrol
dari pihak yang dirugikan;
d. Risiko dari peristiwa itu tidak
diduga oleh pihak yang
dirugikan.
3 Unsur untuk Menentukan
Hardship
Perubahan keseimbangan kontrak secara
01 fundmental (Fundamental alteration of
equilibrium of the contract);

Meningkatnya biaya pelaksanaan kontrak


02
(increase in cost of performance);

03 Menurunnya nilai pelaksanaan kontrak yang


diterima salah satu pihak (decrease in value
of the performance received by one party).
Pasal 6.2.3. UNIDROIT Principles, akibat hukum apabila terdapat
hardship adalah:
1. Pihak yang dirugikan berhak meminta renegosiasi kontrak
kepada pihak lain dengan segera (without undue delay) dengan
menunjukkan dasar -dasarnya.
2. Permintaan renegosiasi tidak dengan sendirinya
memberikan hak kepada pihak yang dirugikan untuk
menghentikan pelaksanaan kontrak.
3. Pihak yang dirugikan juga wajib menunjukkan alasan
diajukannya permohonan renegosiasi dan mengizinkan pihak
lawan untuk mempelajarinya apakah permohonan renegosiasi
tersebut dapat dibenarkan atau tidak.
4. Apabila para pihak gagal mencapai kesapakatan dalam jangka
waktu yang wajar, masing-masing pihak dapat mengajukan ke
Pengadilan.
5. Apabila pengadilan membuktikan adanya kesulitan, maka
pengadilan dapat memutuskan untuk mengakhiri kontrak pada
tanggal dan jangka waktu yang pasti atau mengubah kontrak
untuk mengembalikan keseimbangannya.
IMPLIKASI HARDSHIP TERHADAP
PELAKSANAAN KONTRAK
• Jika terbukti Hardship kontrak tidak
berakhir
• Pihak yang dirugikan berhak minta
renegosiasi
• Renegosiasi harus dilakukan dengan
itikad baik
• Jika renegosiasi gagal, diajukan ke
pengadilan
Pandemi sebagaimana ketentuan:
• UU 6 Tahun 2018
• PP 21 Tahun 2018
• Keppres 12 Tahun 2020
• Permenkes 9/2020
• POJK 11/POJK.03/2020
• Kep. Dirjen Pajak No. KEP-
156/PJ/2020

1. Bencana Nasional (Covid 19)


merupakan peristiwa yang
iC
E M menghalangi/mencegah Debitor
N D untuk melaksanakan prestasi?
P A ID - 19
C OV 2. Apakah dapat diterapkan untuk
seluruh jenis kontrak?
THANK YOU
SELAMAT BERDISKUSI!

Anda mungkin juga menyukai