Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

Segala puji beserta syukur penulis panjatkan kehadiran ALLAH SWT, karena dengan
Iradah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini, sebagaimana yang di harapkan.
Tak lupa pula salawat beriring salam penulis sanjung sajikan kepada Nabi besar Muhammad
SAW beserta keluarga dan sahabat beliau sekalian, yang seiring bahu senyum langkah dalam
memperjuangkan agtama islam yang mulia. Berkat perjuangan dan pengorbanan merekalah kita
dapat merasakan nikmatnya hidup dalam alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan dalam
berbagai bidang.

Sesuai dengan kurikulum perkuliahan Politeknik, setiap mahasiswa diharuskan


mampu menyusun sebuah laporan yang berhubungan dengan Spark Test atau percikan api dari
suatu material merupakan salah satu hal yang terpenting untuk diketahui dalam merencanakan
suatu kontruksi mesin. Laporan ini berisikan hal atau data hasil percobaan Spark Test.

Dlam penulisan laporan ini, penulis menyadari bahwa laporan ini belum mencapai
hasil yang semestinya. Karena itu penulis sangat mengharapkan bantuan, serta kritikan dan
saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan dimasa yang akan dating.

Dengan selesainya laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, oleh sebab
itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Ir. Ramli Usman, selaku
pembimbing praktikum dilaboratorium mekanik yang telah meluangkan waktu dan memberikan
bimbingan yang sangat di butuhkan dalam melakukan percobaan dan penyusunan laporan ini.
Selanjutnya kepada rekan-rekan dan semua pihak yang telah turut nenbantu dalam
menyelesaikan laporan ini.

Akhir kata penulis mengucapkan semoga ALLAH SWT, melimpahkan rahmat dan
kerunia-Nya kepada kita semua.

Lhokseumawe, 06 Febuari 2007


Penulis

RAHMAT ALIA
NIM : 0501 3161

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Dewasa ini kemajuan teknologi telah membuat para produsen mencari suatu alat bantu
yang mampu memproduksi suatu produk secara massal dan mempunyai ukuran yang seragam.
Alat bantu press tool sangat memegang peranan penting untuk memecahkan persoalan
diatas, sebab alat bantu press tool selain mampu memproduksi suatu produk secara massal dan
juga mempunyai kelebihan lain yaitu produksinya yang cepat serta ukuran yang dihasilkan lebih
teliti, juga cara kerjanya sanga praktis dan efisien.
Dalam perencanaan ini penulis merencanakan suatu alat bantu produksi (press tool) untuk
membuat Clamp Rail Gorden yang dipasang pada jendela-jendela rumah dan perkantoran.

1.2 Alasan Pemilihan Judul


Clamp Rail Gorden adalah suatu produk yang sederhana dan mudah didapat dipasaran.
Dilihat dari segi pemakaiannya, hampir semua jendela rumah memakai produk ini. Untuk
memenuhi kebutuhan tersebut diperlukan suatu cara untuk memproduksi komponen tersebut
dalam jumlah yang banyak, dan dalam waktu yang singkat.

1.3 Tujuan Perencanaan


a. Tujuan Umum
 Untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Diploma III Politeknik Negeri
Lhokseumawe
 Untuk memperdalam dan menerapkan ilmu teori dan praktek kedalam perencanaan.
b. Tujuan Khusus
 Agar dapat merencanakan suatu alat yang dapat menghasilkan suatu produk dengan
bentuk yang seragam.
 Dapat bermanfaat bagi perkembangan industri sekarang ini.

1.4 Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data yang dilakukan untuk penyusunan perencanaan ini adalah :
1. Study Perpustakaan
Untuk mendapat bahan-bahan yang berhubungan dengan perencanaan press tool melalui
literatur-literatur.
2. Observasi Lapangan.
Untuk mendapatkan informasi tentang bahan, serta informasi lain yang berhubungan
dengan perencanaan ini.

BAB II

TEORI DASAR

Pengertian Press Tool


Press tool adalah perkakas yang digunakan untuk pengerjaan pemotongan dan
pembentukan pelat, dari lembaran pelat menjadi produk yang dikehendaki dengan prinsip
penekanan.

2.2 Penggolongan Proses Pengerjaan Pada Press Tool


Pada dasarnya press tool dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu alat potong dan
pembentuk.
a. Alat-alat potong
b. Blanking (pemotongan pembentuk)
Blanking adalah proses pemotongan pada seluruh keliling benda kerja dengan satu
kali langkah pemotongan, pada proses blanking benda kerja yang dihasilkan adalah
pelubangan.

blank

gambar 2.1. Blanking

b. Percing (pelubang, pembentuk lubang)


Piercing adalah proses pelubangan material dengan satu kali langkah pengerjaan,
dimana pada proses ini hasil lubang seperti yang dikehendaki.

Gambar 2.2. Piercing

b. Notching (Pemotongan dua atau tiga sisi)


Notching adalah proses untuk menghilangkan sebagian material pada tempat-tempat
yang diinginkan.

b. Alat-alat pembentuk
1. Bending (tekuk sudut)
Bending adalah penekukan pelat pada tempat tertentu dengan hasil penekukan berupa
garis.
2. Flanging (Penekukan sudut breadius)
Proses kerjanya sama dengan bending hanya berbeda pada garis tekuknya saja yang
berbeda.
3. Embossing (penonjolan)
Embossing adalah lekukan atau tonjolan pada permukaan satu komponen pelat yang
mengalami proses penekukan punch dan die embossing.
4. coining (Pencetakan)
Coining adalah proses pencetakan atau gambar pada kedua sisi benda kerja dengan
cara penekanan pada kedua sisi permukaan.
5. Deep Drawing (Penarikan Dalam)
Deep Drawing adalah proses pembentukan pelat dengan cara menarik material
menjadi suatu benda tiga dimensi, proses ini biasanya dilakukan secara bertahap.
6. Curling ( Tekuk Gulung)
Curling adalah proses pembentukan kelengkungan dengan bentuk radius.

2.3 Klasifikasi Press Tool


Menurut bentuk adan kontruksi aliran kerja, press tool dapat dibagi antara lain:

2.3.1 Progresive tool


Proresive tool yaitu press tool yang memiliki lebih dari satu proses pengerjaan, dan
material bergerak dari satu stasiun berikutnya, yang pada akhir langkah terjadi bentuk yang
diinginkan.

a. Keuntungannya
 Produksi rata-rata relatif tinggi dan kemungkinan dapat dijalankan secara otomatis
 Dalam satu alat dapat mengerjakan satu atau lebih proses pengerjaan.
b. Kerugiannya
 Pembuatan alat lebih sulit karena memerlukan ukuran dan setting yang akurat
 Biaya perawatan relatif tinggi
 Biaya pembuatan alat mahal

2.3.2 Group Tool


Goup Tool adalah suatu alat tekan dengan penggabungan dua proses pengerjaan yang
terpisah serta tidak sejalur operasi kerjanya. Karena itu memungkinkan operasi yang berbeda
dalam satu alat, misalnya pembentukan dan pemotongan.

a. Keuntungannya
 Dapat melakukan dua atau lebih operasi dalam satu kali langkah tekan
 Menghemat penggunaan mesin press
 Cocok untuk dua atau lebih operasi berbeda yang mempunyai kecepatan produksi
yang sama.
b. Kerugiannya
 Memerlukan dua atau lebih operator
 Kecepatan setting antara benda kerja tidak sama
 Keselamatan operator dalam bekerja kurang terjamin

2.3.3 Blank Trough Tool


Blank Tough Tool merupakan alat potong penembus langsung, dimana punch diarahkan
oleh pelat stripper yang dipasang tetap pada die. Punch diikatkan langsung pada pelat atas
menggunakan pin dan baut. Die dipasang tetap pada pelat dasar.
a. Keuntungannya
 Dapat digunakan untuk pelat yang relatif tebal
 Kontruksi tidak begitu besar dan mahal
 Gaya potong tidak terlalu besar
b. Kerugiannya
 Hanya dapat dikerjakan untuk satu proses
 Produk kurang rata dan prosesi

2.3.4 Interved Blanking Tool


Interved blanking tool adalah alat potong dengan kontruksi terbalik dimana die dipasang
pada pelat atas sedangkan punch dipasang pada pelat bawah. Pada interved blanking tool
dilengkapi dengan sedder (pelepas) yang dioperasikan dengan tekanan pegas.
a. Keuntungannya
 Produk yang dihasilkan rata
 Dapat digunakan untuk memotong pelat tipis
 Dapat difungsikan sebagai pengikis

b. Kerugiannya
 Tidak menggunakan stripper tetap
 Produk tidak langsung jatuh sehingga sulit diambil
 Kecepatan produksi lambat

2.3.5 Compound Tool


Pada press tool jenis ini dalam satu stasiun terdapat lebih dari satu pengerjaan yang
dilakukan secara serentak. Punch blanking pada compound tool juga berfungsi sebagai die untuk
piercing. Punch untuk blanking dipasang pada pelat atas.

a. Keuntungannya
 Dapat melakukan proses blanking atau piecingpada tempat yang bersamaan
 Produk yang dihasilkan mempunyai bentuk permukaan yang rata.
b. Kerugiannya
 Biaya perawatan relatif tinggi
 Sulit digunakan untuk pengerjaan dalam satu stasiun
 Sulit digunakan untuk pengerjaan material tebal

2.3.6 Pemilihan Jenis Press Tool


Berdasarkan uraian diatas, maka untuk merencanakan penyangga pada rel gorden ini
penulis memilih bentuk kontruksi jenis progresive tool, karena sistem progresive tool ini dapat
digabungkan dua atau lebih proses yang berbeda dalam satu jalur kerja yang teratur. Maka untuk
produksi massal dengan ukuran yang sama tanpa merubah bentuk, lebih cocok digunakan jenis
press tool ini.

2.3.7 Langkah Pengerjaan pelat


Untuk menghasilkan produk yang diinginkan, maka ada beberapa langkah pengerjaan
yaitu :
a. Langkah pertama
Plat didorong masuk kedalam press tool, isini terjadi proses piercing oleh punch satu
dan punch dua
b. Langkah kedua
Pelat didorong sehingga menyentuh stopper, pada langkah ini terjadi proses parting
(pemisahan benda kerja)
c. Langkah ketiga
Pada langkah ketiga ini atau langkah terakhir dari proses pengerjaan produk, pertama
terjadi proses bending dan kemudian baru terjadi proses curling.

Keterangan gambar :
1. Pelat atas
2. Pelat bawah
3. Pelat tekan
4. Punch holder
5. Pillar
6. Shank
7. Bush
8. Punch 1
9. Punch 2
10. Punch 3
11. Punch 4
12. Punch 5
13. Pembentuk curling
14. Rumah curling
15. Stripper
16. Die 1
17. Die 2
18. Pengarah 1
19. Pengarah 2
20. Pengarah 3
21. Pengarah 4
22. Stopper
23. Pegas pembalik
24. Pegas tekan
25. Baut penepat

2.4 Rumus-Rumus Perhitungan


1. Perhitungfan pembentangan pelat yang mengalami menurut Denalson et al ( 1983 : 737)
A
B= O . 2 π . ( IR + K . S ) . . .. .. . .. .. .(2 .1 )
360

Dimana :
B = Bentangan pelat yang mengalami penekukan (mm)
A = Sudut tekuk ( o )
IR = Radius Tekuk Dalam ( mm)
S = Tebal pelat (mm)
K = Konstanta letak sumbu netral
K = 0,33 jika IR ≤ 2 . S
K = 0,5 jika IR ≥ 2 . S

2. Perhitungan gaya potong (Fp)


Menurut Denalson et al (1983 : 658) besarnya gaya potongan dapat dihitung :

Fp = L . S . τ B ……….(2.2)
Dimana :
Fp = Gaya Potong (N)
S = Tebal Pelat (N/mm2)
L = Panjang garis potong (mm)
τ B = Tegangan potong pelat (N/mm2)

3. Perhitungan gaya bending (Fb)


Menurut Donalson et al (1983 : 740)

K . L . Rm . S2
Fb= .......... ..(2.3)
W

Dimana :
Fb = Gaya bending (N)
K = Konstanta bending untuk satu sisi
= 0,33
L = Panjang garis bending (mm)
Rm = Tegangan tarik maksimum pelat (N/mm2)
W = R1 + R2 + S
R1 = Radius Die (mm)
R2 = Radius punch (mm)

4. Perhitungan gaya curling (Fc)


Menurut PMS (1984 : 93 – 113) besarnya gaya curling dapat dihitung :
b . S 2 . Rm
Fc= .. . .. .. .. . .. .. (2 . 4 )
3 , 6 . ( ri+ra ) . 1 2

Dimana :
Fc = Gaya curling (N)
S = Tebal pelat (mm)
Rm = Tegangan tarik maksimum pelat (N/mm2)
b = Panjang garis curling (mm)
ri = Radius dalam curling (mm)
ra = Radius luar curling (mm)

5. Perhitungan dimensi dies


 Tebal dies :
Menurut Otha (1977 : 58) tebal dies dapat dihitung :
3
H = √ P …………….(2.5)

Dimana :
H = Tebal dies (mm)
P = Gaya tekan (Kg)
 Kelonggaran antara punch dan dies
Us=c . T√ τB
h=3 . S ……………….(2.6)
Dimana :
Us = Kelonggaran antara punch dan dies (mm)
S = Tebal pelat (mm)
τ B = Tegangan geser bahan (N/mm2)
c = Faktor kerja
c = 0,01 (normal)
h = Tinggi land (mm)

6. Perhitungan titik berat


Menurut PEDC (1984 : 93) letak titik berat dapat dihitung :
 Untuk sumbu X

Fi . Xi An . Xn
X= = . .. . .. .. . .. .. .. . .. .. . .(2. 7 )
Fi An

 Untuk sumbu Y

Fi . Yi An . Yn
X= = ..... ..... .. .. . .. .. .. .(2 .8 )
Fi An

Dimana :
X = Titik potong disumbu X
Y = Titik potong di sumbu Y
An = Luas bidang (mm2)
Yi = Jarak titik berat bidang terhadap sumbu X (mm)
Xi = Jarak titik berat bidang terhadap sumbu Y (mm)
7. Pemeriksaan punch terhadap gaya buckling
Menurut PEDC (1985 : 12-3) besarnya gaya buckling dapat dihitung :

π 2 . E . I min
FB=
L2 ………….( 2.9 )
Dimana :
FB = Gaya buckling (N)
E = Modulus elastisitas bahan (N/mm2)
L = Panjang batang bebas (mm)
I = Momen inersia (mm4)

Keterangan :
A = Pengikat jepit bebas (S = 2 . 1)
B = Pengikat engsel-engsel (S = 1)
C = Pengikat jepit engsel (S = 0,707 . 1)
D = Pengikat jepit-jepit (S = 0,5 . 1)

8. Perencanaan panjang punch


Menurut PMS (1984 : 93-128) panjang punch maksimum dapat dihitung :

π 2 . E . I min
L max=
d . S . τb ……………(2.10)
Dimana :
E = Modulus elastisitas bahan (N/mm2)
Τb = Kekuatan geser bahan pelat (N/mm2)
S = Tebal pelat (mm)
I min = Momen inersia minimum punch (mm4)
D = Diameter punch (mm)

9. Gaya pegas stripper


Menurut Denalson et al (1983 : 698) besarnya gaya pegas dapat dihitung :

Fsp=(5−20 %) . Fpt . .. .. . .. .. . .. .. .. (2. 11)

Dimana :
Fsp = Gaya pegas stripper (N)
Fpt = Gaya potong total (N)

10. Pemeriksaan pelat atas terhadap bengkok


Menurut PEDC (1984: 9-4) besarnya gaya pegas dapat dihitung :

Anda mungkin juga menyukai