Anda di halaman 1dari 11

REVIEW LITERATUR

Tugas 1 Metode Penelitian dan Penulisan Karya Imiah

PENGARUH KULTUR KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA DAN


KELESTARIAN PERUSAHAAN

Nama: Eiger Sumarly Situmorang

NIM: 202300100005

Program Studi Administrasi Bisnis


Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

ABSTRAK

Saat ini cukup banyak penjelasan, penelitian dan teori mengenai kepemimpinan masa kini
yang tersedia di berbagai literatur. Perbedaan gaya kepimpinan pada masing-masing
organisasi ataupun Perusahaan sangat berpengaruh kepada kinerja karyawan, mitra kerja,
customer dan semua pihak yang terkait dengan aktivitas Perusahaan. Lebih jauh lagi, gaya
kepemimpinan ini yang akan menentukan kemajuan dan kelestarian Perusahaan. Review
Literatur ini menyediakan analisa yang menemukan hubungan tidak langsung antara gaya
kepemimpinan dan kemajuan/kelestarian suatu Perusahaan. Review literatur ini meliputi
ringkasan pada setiap literatur dan menentukan kekuatan dan kelemahan literatur serta
untuk melihat hubungan antara satu literatur dan literatur lainnya. Hasil review literatur ini
memperlihatkan bahwa terdapat hubungan tidak langsung antara kelestarian perusahaan
dengan kultur kepemimpinan yang dianut.

Kata kunci: kepemimpinan, kelestarian, gaya kepemimpinan, organisasi

ABSTRACT

Nowadays, there are quite a lot of explanations, research and theories regarding
contemporary leadership which available in various literatures. Differences in leadership
styles in each organization or company greatly affect the performance of employees,
partners, customers and all parties related to the company activities. Furthermore, this
leadership style will determine the progress and sustainability of the company. This
2

literature review provides an analysis that find an indirect relationship between leadership
style and the achievement and sustainability of the company. This literature review include
summarizing each literature and determining the strengths and weaknesses of the literature
and to see the relationship between one literature and another. The author also adds several
aspects of the argument related to the author's direct experience in implementing the
company's organizational system. The result of this literature review shows that there is an
indirect relationship between corporate sustainability and the adopted leadership culture.
Keyword: leadership, sustainability, leadership style, organization
PENDAHULUAN

Setiap Perusahaan memiliki berbagai macam sasaran dan target yang ingin diraih terutama
oleh stakeholder dengan memanfaatkan seluruh sumber daya yang dimiliki Perusahaan
baik mesin, peralatan, uang maupun sumber daya manusia. Keberadaan sumber daya
manusia sebagai faktor utama pendukung aktivitas bisnis yang dilakukan Perusahaan,
bahkan dalam organisasi berskala besar, keberadaan sumber daya manusia dianggap
sebagai unsur utama dalam perkembangan dan kelestarian Perusahaan. Pengembangan dan
pengelolaan sumber daya manusia ini sangat berpengaruh kepada kultur kepemimpinan
dari para pimpinan Perusahaan. Kultur kepimpinanan ini tidak hanya menentukan
ketercapaiaan target dan sasaran Perusahaan, tapi juga menentukan apakah suatu
Perusahaan dapat berkembang dan menjadi lestari. Jim Collins dalam bukunya yang
berjudul Good To Great menjelaskan faktor-faktor apa yang membuat sebuah Perusahaan
dapat mencapai keunggulan industri mereka, dan bagaimana kultur kepemimpinan yang
efektif dapat mendorong perubahan yang positif dari Perusahaan yang baik menjadi
Perusahaan luar biasa. Hal ini sejalan dengan argumentasi Simon Sinek dalam bukunya
berjudul “Leader Eat Last”, yang berkata bahwa pemimpin menciptakan lingkungan
dimana para anggota organisasi merasa cukup aman untuk memberikan semua hal terbaik
dari dirinya untuk pekerjaan mereka. Judul buku ini diambil dari gagasan dasar bahwa
pemimpin yang efektif seperti halnya orang tua yang efektif, memprioritaskan
kesejahteraan pengikutnya daripada kesejahteraan sendiri. Konsep kepemimpinan ini
cukup berbeda dengan apa yang dilakukan oleh Jack Welch, Chairman GE pada periode
tahun 1981-2000. Jack dianggap sebagai salah satu CEO terbaik di Amerika Serikat oleh
majalah Fortune. Pada survey Industry Week1 Jack Welch diberikan predikat the most
admired CEO 3 kali dalam 4 tahun. Pada dua dekade kepemimpinannya, Neutron Jack,
sebutan Jack Welch saat itu, mampu meningkatkan market value GE dari US $ 13 milyar
tahun 1981 menjadi US$ 280 Milyar pada tahun 2021 dengan kualitas leadership dan
strategi inovatifnya. Pada jurnalnya yang berjudul “Jack Welch’s leadership style” Kumar
1
Industry Week adalah media publikasi onlie untuk perdagangan Amerika didirikan pada tahun
1882. Sebagian besar berfokus pada operasi manufaktur mekanis, kepemimpinan, teknologi, dan
cakupan rantai pasokan
(2008) menyebutkan bahwa Jack memiliki tipe kepemimpinan yang agresif, kasar, tidak
sabaran, blak-blakan, tidak sopan dan jujur.

METODE

Review literatur ini membandingkan ide dan gagasan dari beberapa buku dan jurnal yang
relevan dan focus kepada metode dan gaya kepemimpinan di suatu Perusahaan dan efeknya
terhadap kemajuan dan kelestarian Perusahaan itu sendiri. Adapun buku dan jurnal yang
digunakan pada review literatur ini adalah karya tulis yang diterbitkan selama 5 tahun
terakhir. Metode pencarian literatur dilakukan berdasarkan buku dan jurnal yang sudah
dibaca dan tambahan beberapa karya tulis yang terbit di researchgate.net dan
http://thoughtokrats.com/ dengan memasukkan kata kunci leadership and sustainability,
leadership style, effective organization. Tahapan yang ditempuh dalam review literature ini
dilakukan secara bersamaan untuk menentukan kekuatan dan kelemahan ide dan gagasan
pada sebuah literatur tersebut serta untuk melihat adanya hubungan antara literatur yang
satu dan literatur lainnya.

HASIL

Jack Welch’s Leadership Style

Pada penelitian Kumar (2008), DR. John H Welch yang biasa disebut dengan Jack Welch
merupakan salah satu CEO GE (General Electric) yang paling sukses. Jack menjabat
sebagai CEO pada periode tahun 1981 sampai tahun 2000. Jack disanjung sebagai CEO
terbaik di Amerika Serikat oleh majalah Fortune. Di bawah kepemimpinannya, GE
memberikan banyak keuntungan paling banyak kepada para pemegang saham dibanding
pemegang saham lainnya.

Gambar 1. Valuasi General Electric dari tahun 1983-2023 (google.com)


Dari gambar di atas, sangat terlihat bahwa harga saham GE meningkat sangat drastis dan
mencapai harga tertinggi di era kepemimpinan Jack Welch (1981 – 2001). Dengan
perkembangan sedemikian rupa, apa yang dilakukan Jack Welch pada system organisasi
GE?

Pada bulan Agustus 1984, majalah Fortune menyematkan Jack sebagai salah satu dari 10
boss yang paling keras. Jack terkenal sangat agresif, kasar, tidak sabaran, blak-blakan, tidak
sopan dan jujur. Jack melakukan pemecatan sekitar 118.000 karyawan untuk melakukan
efisiensi pada Perusahaan. Jack sangat focus terhadap pertumbuhan Perusahaan. Jack
memberlakukan kebijakan untuk melakukan pemecatan 10% karyawan yang tidak perform
dan memberikan insentif khusus untuk 20% karyawan yang berprestasi teratas setiap
tahunnya. Kebijakan ini menciptakan iklim kompetisi yang sangat tinggi di lingkungan
internal GE saat itu. Sistem ini banyak mendapat kritik saat itu. Untuk tindakan ini, Jack
Welch mendapat julukan The Neutron Jack2.

Jack Welch selalu percaya bahwa hal yang dia bisa lakukan untuk mengembangkan GE
secara signifikan adalah dengan mendelegasikan otoritas (Kagan,2023). Karyawan
diberikan ruang untuk berinisiatif dan otoritas untuk memutuskan sesuatu sesuai dengan
tingkat jabatan masing-masing. Karyawan dilatih untuk melakukan sesuatu sesuai inisiatif
mereka sebelum diperintahkan oleh atasan mereka masing-masing. Dengan konsep ini Jack
berhasil memangkas birokrasi yang cukup panjang di GE karena setiap karyawan selalu
terlibat dalam pengambilan keputusan dan resiko-resiko atas keputusan tersebut. Jack
Welch memperkenalkan istilah Workout sebagai suatu metodologi untuk memotong
birokrasi dan menyelesaikan masalah organisasional dengan cepat. Kelompok besar
karyawan dan manajer dari berbagai department dan level berkumpul bersama untuk
mengatasi masalah yang ditangani oleh manajemen senior mereka. Selain itu, Jack Welch
memperkenalkan metode yang disebut “Boundarylessness”. Konsep ini meniadakan
batasan antara lapisan jabatan dan departemen di Perusahaan. Untuk meniadakan batasan
horizontal antara departemen yang berbeda fungsi dan lokasi, Wech memperkenalkan
cross-functional tim, tim proyek dan kemitraan. Sementara untuk menghilangkan batasan
hirearki vertikal, Welch meniadakan berbagai tunjangan eksekutif seperti penyediaan
tempat parkir, insentif khusus, dll dan memasukkan mekanisme insentif ke seluruh lapisan
karyawan. Jack Welch dianggap sebagai pembangkit listrik di dunia korporat (Kagan,
2023,). Mengambil alih GE pada tahun 1981, ia mengubah Perusahaan dengan berfokus

2
Neutron Jack mengacu kepada Neutron Bomb, yaitu bomb radiasi yang jika diledakkan
memproduksi ledakan gelombang radiasi termal dan radiasi ion pada radius tertentu yang dapat
menyebabkan luka bakar pada manusia namun meminimalkan kerusakan fisik pada bangunan
sekitarnya

4
5

pada keuntungan jangka pendek dengan menggunakan strategi yang agresif dan
menciptakan suasana kompetitif di lingkungan internal Perusahaan.

Teori Kepimpinan Landak

Berbeda dengan gagasan Simon Sinek (2022) dalam bukunya yang berjudul Leader Eat
Last, ia berargumentasi bahwa pemimpin terbaik menciptakan lingkungan dimana anggota
tim mereka merasa cukup aman untuk memberikan segalanya pada pekerjaan mereka. Ia
juga mengaitkan interaksi sosial antara kita di tempat kerja dengan ilmu pengetahuan
terkait otak manusia secara biologis. Judul buku ini diambil dari gagasan dasar bahwa
pemimpin yang efektif seperti halnya orang tua yang efektif, memprioritaskan
kesejahteraan pengikutnya di atas kesejahteraan sendiri.

Gagasan yang disampaikan oleh Simon Sinek juga diperkuat oleh gagasan mengenai
kepemimpinan yang diusung oleh Jim Collins dalam bukunya yang berjudul Good to Great.
Secara umum buku ini membandingkan beberapa Perusahaan di Amerika Serikat termasuk
GE di era kepemimpinan Jack Welch yang nilai sahamnya melonjak dalam 15 tahun. Jim
Collins menyampaikan hal yang sangat berbeda dari yang dilakukan oleh Jack Welch-GE
pada masa kepimpinannya. Ia memaparkan hubungan sebab akibat antara kelestarian
Perusahaan dan metode kepemimpinan yang berlaku sebagai kultur di Perusahaan tersebut.
Menurut Jim Collins, kunci Perusahaan yang memiliki peningkatan valuasi sampai lebih
dari 10x dan lestari dalam waktu yang lama, memiliki kultur kepemimpinan level 5, atau
kepemimpinan model landak3 dengan ciri tidak menyalahkan orang lain, jika sukses tidak
menerima pujian, fokus ke satu tujuan, tidak terlalu muncul menjadi motivator media,
rendah hati (Collins, 2018).

Perusahaan yang lestari selalu mengatakan bahwa prestasi yang luar biasa yang mereka
raih bukanlah sebuah keajaiban yang harus dibesar-besarkan, karena pertumbuhan mereka
berjalan dengan normal dan natural karena kekuatan tim yang sangat baik dimana semua
anggota tim saling mendukung untuk menghadapi tantangan dari luar (Collins, 2018).
Sinek (2022) juga menjelaskan bahwa “tanpa adanya paksaan, tekanan dan pemaksaan,
masyarakat atau anggota kelompok dengan sendirinya bekerja sama dan saling membantu
untuk memajukan Perusahaan”. Hal ini sangat kontradiktif dengan metode yang dilakukan
oleh Jack Welch, dimana dia menghilangkan batasan vertikal dan horizontal untuk
merangsang kreativitas karyawan untuk memecahkan masalah, namun menciptakan
suasana kompetisi yang tidak sehat di dalam, sehingga anggota kelompok bersaing satu

3
Mengacu pada sebuah fabel yang bercerita mengenai dua hewan yaitu rubah dan landak. Landak
adalah hewan dengan pola pikir dan hidup yang sederhana. Dia sangat fokus dan disiplin. Ia tidak
ambil pusing dengan yang lainnya. Ia hanya fokus dengan tujuannya.
sama lain untuk mendapatkan penghargaan alih-alih saling mendukung untuk mencapai
tujuan jangka panjang Perusahaan. Sinek (2022) mengatakan bahwa “Dalam budaya yang
lemah, kita menyimpang dari hal yang benar dan memilih melakukan -hal yang benar
untuk saya“.

Maxwell (2018) dalam bukunya yang berjudul The Leadership Handbook mengatakan
bahwa “Jika kamu berada sendirian di atas, anda tidak melakukan hal yang benar”.
Pemimpin tidak mencapai puncak gunung sendirian. Mereka membutuhkan bantuan. Para
pemimpin harus membalas dan membantu orang-orang yang dipimpinnya juga. Fokus
kepemimpinan adalah manusia, bagaimana mengembangkan manusia. Gagasan Maxwell
terkait kepemimpinan juga berlawanan dengan praktik manajemen sumber daya manusia
yang diterapkan Jack Welch di General Electric. Ia menempatkan diri sebagai pahlawan
yang menjadi penggerak Perusahaan. Jack benar-benar berperan sebagai bos dan
melambangkan gaya manajemen yang agresif dan materialistis
https://www.nytimes.com/2022/05/21/business/jack-welch-ge-ceo-behavior.html (Gelles,
2022).

PEMBAHASAN

Dari beberapa literatur yang sudah direview, terdapat beberapa gagasan yang berbeda dan
cukup kontradiktif satu sama lain. John C. Maxwell, Simon Sinek dan Jim Collins, sepakat
bahwa gaya kepemimpinan yang baik dan membangun adalah gaya kepemimpinan landak
dimana pemimpin memperlakukan anggotanya seperti anak sendiri, rendah hati, tidak
saling menyalahkan dan saling berkompetisi dengan sehat untuk menyelesaikan masalah.
Namun disisi lain Strohmeier (2008) dan Kumar (2008) mendukung metode kepemimpinan
yang diterapkan oleh Jack Welch yang menganggap karyawan adalah sumber daya yang
harus dimanfaatkan, menciptakan kebebasan dan suasana kompetisi internal, agresif dan
demi pertumbuhan Perusahaan yang cepat.

Masing-masing kultur kepemimpinan memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.


Simon Sinek mengidentifikasi bahwa Apple dan Costco adalah dua korporasi yang
terdepan dalam employee engagement (Olugbemi, 2022) dengan rata-rata retensi karyawan
adaah 90%. Mereka menganggap bahwa karyawan pada level rendah harus tetap
diperlakukan dengan manusiawi. Hal ini juga terjadi pada Starbucks dimana 60%
karyawannya merasa mendapat gaji yang layak, 78% puas dengan kompensasi mereka dan
7

79% nya merasa lingkungan kerja yang positif dan merupakan tempat yang menyenangkan
untuk bekerja (www. comparably.com, 2023).

Namun di sisi lain, kultur kepemimpinan Jack Welch yang menciptakan situasi kompetitif
antar karyawan di lingkungan internal Perusahaan yang menimbulkan perasaan tidak aman
diantara karyawan, mampu membawa GE menjadi salah satu Perusahaan terbesar di
zamannnya dengan valuasi yang meningkat sampai hampir 22 kali lipat juga dapat
dipertimbangkan sebagai salah satu metode kepemimpinan yang efektif. Neutron Jack,
sebutan oleh orang yang membenci dia (termasuk karyawannya sendiri) sudah cukup
menjelaskan bagaimana Jack Welch memperlakukan karyawannya.

Untuk itu Penulis mencoba untuk menjadikan aspek kelestarian Perusahaan sebagai
parameter pembanding antara kedua tipe kepemimpinan ini untuk menemukan hubungan
antara kultur kepemimpinan dan sustainability perusahaan.

Pada Gambar 1. Harga Saham General Electric dari tahun 1983-2023, kita dapat melihat
bahwa GE berhasil menerapkan kultur kepemimpinan mereka dibawah komando Jack
Welch pada tahun 1981 -2001. Valuasi GE meningkat hampir 22 kali lipat di era
kepemimpinan Jack Welch. Ia menjual USD $12 milyar salah satu sektor bisnis GE dan
membeli sektor bisnis yang lebih kompetitif senilai USD$ 26 milyar. Jack memecat
sejumlah 183.000 karyawannya (Strohmeier, 2008) untuk mengurangi biaya operasional.
Meskipun terdapat perubahan yang signifikan dan pengurangan karyawan, GEmengalami
peningkatan keuntungan yang sangat tajam pada periode tersebut. Ketika Jack Welch
pension pada tahun 2001, Jeffrey Immelt dipromosikan menjadi CEO GE. Welch telah
menciptakan pacuan kuda untuk posisi tersebut, memberi tahu setiap kandidat potensial
bahwa perebutan gelar telah dimulai. Dia mengadu eksekutif dengan eksekutif, yang
menjadi bumerang ketika pilihan akhir dibuat (Grace Townsley, 2021
escalon.services.com). Pada era kepimpinan Jeffry Immelt, valuasi GE menurun cukup
tajam. Perusahaan kehilangan valuasi senilai USD $ 150 Milyar pada era Immlet, hingga
akhirnya Jeffry Immelt diganti pada tahun 2017 (Kagan, 2023). Pemilihan Immelt dianggap
sebagai kesalahan terbesar Jack Welch sebagai pemimpin. Maxwell (2018) mengatakan
“untuk melihat kinerja seorang pemimpin, maka lihatlah kinerja orang-orangnya”. Dalam
hal ini, kultur kepemimpinan ala Jack Welch gagal menciptakan kelestarian perusahaan
karena tidak berhasil menciptakan pemimpin baru.
8

Pada periode yang sama, penulis membandingkan dengan Nucor Corporation yang
menerapkan kultur kepemimpinan landak. Nucor Corporation adalah perusahaan baja yang
menerapkan system kepemimpinan yang berbeda dengan GE pada era Jack Welch.
Berdasarkan Great Place To Work® 2021 Global Employee Engagement Study, 87%
pekerja Nucor Corp. mengatakan bahwa perusahaaan merupakan tempat yang
menyenangkan untuk bekerja, 92% percaya bahwa PHK merupakan jalan terakhir yang
akan diambil management pada kondisi sulit, 92% merasa bangga bekerja dengan Nucor.

Gambar 2. Valuasi Nucor Corp. dari tahun 1986-2023 (Google.com/finance)

Pada Gambar 2. Valuasi Nucor Corp. dari tahun 1986-2023, kita dapat melihat bahwa
valuasi meningkat secara konsisten dari tahun ke tahun. Valuasi Nucor Corp. pada tahun
2023 senilai USD $ 167 Milyar, meningkat seratus kali lipat dibandingkan tahun 1986
senilai USD $ 1,67 Milyar. Nucor Corp tidak menganut system kultur kepemimpinan
dengan CEO sebagai pusat pergerakan, namun memusatkan kepada seluruh karyawan. Hal
ini terbukti dari stabilitas valuasi Nucor Corporation meskipun sudah berganti CEO
sebanyak lebih dari 3 kali. Nucor Corp. juga tidak memiliki sosok CEO yang sangat
terkenal seperti Jack Welch, karena peran dan tanggung jawab seluruh karyawan tersebar
hampir merata dan memiliki kultur yang saling mendukung. Hal ini cukup kontras dengan
yang terjadi pada GE era Jack Welch dimana perusahaan mengalami gangguan stabilitas
segera setelah pergantian CEO. Hal ini juga terjadi pada perusahaan sejenis yang
menerapkan system kepemimpinan landak seperti Kimberly Clark, Kroger, Walgreens dll.

KESIMPULAN

Kesimpulan dari review literatur ini sebagaimana tujuan yang ditetapkan yaitu pengaruh
kultur kepemimpinan terhadap kemajuan dan kelestarian perusahaan. Kultur
kepemimpinan yang diperbandingkan adalah kultur kepemimpinan ala Jack Welch di GE
dan kultur kepemimpinan landak. Pencapaian perusahaan dengan kultur kepemimpinan ala
Jack Welch, secara statistik memang meningkatkan valuasi perusahaan dalam tempo waktu
9

yang cukup singkat. Pemegang saham menjadi target dan sasaran pada metode
kepemimpinan ini. Namun kelemahan pada kultur kepemimpinan ini terletak pada
ketidaknyamanan karyawan yang ditempatkan pada persaingan tidak sehat. Semua
karyawan masuk dalam lomba pacuan kuda yang berlomba untuk mendapatkan
penghargaan dari atasan. Sistem ini menghasilkan pencapaian yang luar biasa dalam waktu
singkat, namun tidak berjalan dalam waktu yang cukup lama, terutama jika terjadi
pergantian pemimpin. Persaingan yang tidak sehat dan budaya karyawan yang saling
menjatuhkan akan membuat stabilitas perusahaan goyah sesaat setelah terjadi pergantian
pemimpin.

Berbeda dengan kultur kepemimpinan landak, dimana pimpinan menciptakan lingkungan


yang aman di lingkungan internal perusahaan dan juga memusatkan pergerakan perusahaan
pada seluruh karyawan itu sendiri. Kultur ini menghasilkan system organisasi yang kokoh
karena setiap enttitas organisasi saling mendukung satu sama lain. Saat terjadinya
pergantian pemimpin, kultur ini cukup konsisten dasn stabil karena pusat organisasi
bukanlah pemimpin melainkan organisasi itu sendiri. Hal ini dibuktikan pada beberapa
perusahaan seperti Nucor. Corp, Kimberly Clark dan Kroger yang konsistem mengalami
pertumbuhan selama puluhan tahun meskipun terjadi lebih dari tiga kali pergantian
kepemimpinan.

SARAN

Dari review literature ini, Penulis menyarankan untuk dapat menerapkan kultur
kepemimpinan landak pada system organisasi perusahaan untuk mencapai target
pertumbuhan yang konsisten dan lestari. Melalui review literatur ini juga diharapkan dapat
memberikan masukan-masukan yang bermanfaat bagi organisasi atau perusahaan sebagai
bahan evaluasi guna mengambil kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan faktor-faktor
yang mempengaruhi kinerja organisasi.
10

DAFTAR PUSTAKA

Carnegie, Dale. (2019). How to Win Friends & Influence People. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.

Collins, Jim. (2018). Good To Great. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Gelles, David. (2023). How Jack Welch’s Reign at G.E. Gave Us Elon Musk’s Twitter Feed.
Diambil kembali dari https://www.nytimes.com/2022/05/21/business/jack-welch-
ge-ceo-behavior.html.

Kagan, Julia. (2023). Jack Welch: History, Accomplishments. Diambil kembali dari
www.investopedia.com/terms/j/jack-welch.asp.

Maxwell, John (2018), The Leadership Handbook. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Olugbemi, Babs. (2022). Employee Capitalism-The Secret for Consistent Performance.


Diambil kembali dari www.businessday.ng /columnist/article/.

Ossama, Mohd (2020). A Tribute to Jack Welch: Manager of the Century. International
Journal of Engineering and Management Research Vol.10 No.5 Hlm 1-2.

Rice, John; Martin, Nigel; Raziq, Muhammad Mustafa; Fieger, Peter (2023). A
Reconsideration of Jack Welch’s Managerial Legacy. EuroMed Journal of Business
Hlm. 3-8.

Sinek, Simon. (2022). Leaders Eat Last. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Strohmeier, Brian R (2008). The Leadership Principles Used by Jack Welch as he Re-
energized, Revolutionized and Reshaped General Electric. Journal of Leadership &
Organizational Studies Vol. 5 No.2 Hlm. 7-25.

Townsley, Grace. (2021). The leadership lesson in Jack Welch’s failed succession plan.
Diambil kembali dari https://escalon.services/blog/the-leadership-lesson-in-jack-
welchs-failed-succession-plan.

Thompson, Philip M (2019). The Stunted Vocation: An Analysis of Jack Welch’s Vision of
Business Leadership. Review of Business Journal St John University Vol 25 No. 1
Hlm 45-55
11

Anda mungkin juga menyukai