Anda di halaman 1dari 7

Pembuatan Pektin dengan Ultrasound

1.Judul :” PEMBUATAN PEKTIN DARI LIMBAH KULIT JERUK (Citrus sinensis) DENGAN METODE EKSTRAKSI
GELOMBANG ULTRASONIK MENGGUNAKAN PELARUT ASAM SULFAT (H2SO4)”

Abstrak: Pektin dapat dimanfaatkan dalam berbagai bidang industri pembuatan jeli, selai, pembentuk
gel, pengental, penstabil dan pengemulsi. Pada penelitian ini akan dilakukan ekstraksi pektin dengan
bahan baku kulit jeruk (Citrus sinensis) menggunakan bantuan gelombang ultrasonik dan pelarut asam
sulfat (H2SO4) yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi waktu pengendapan dan konsentrasi
etanol sebagai bahan pengendap filtrat pektin terhadap karakteristik pektin yang dihasilkan. Penelitian
dilakukan dengan waktu ekstraksi 30 menit dengan temperatur ekstraksi 70 0C menggunakan pelarut
H2SO4. Variasi yang dilakukan adalah waktu pengendapan selama 14 jam, 16 jam 18 jam dan 20 jam dan
konsentrasi etanol 75%, 85% dan 95%. Karakteristik pektin yang dihasilkan dengan karakteristik
berturut-turut: rendemen berkisar antara 16,44%-22,44%; kadar air 4,0%-9,45%; kadar abu 2,34%-
5,54%; berat ekivalen 510,20%-865,07 mg; kadar metoksil 7,35%-10,79%; dan kadar galakturonat
63,71%-95,74%. Waktu pengendapan 18 jam dengan etanol 95% menghasilkan rendemen terbanyak
dengan karakteristik pektin terbaik yang telah memenuhi standar IPPA (International Pectin Producers
Association).

Alat:

-ultrasound bath

-Elmasonic S 300 H

-Erlenmeyer

-beaker gelas

-Termometer

-PH Meter

-neraca analitik

-Statif dan klem

-buret

-gelas ukur

Corong gelas

-Batang Pengaduk

-Alumunium Foil

-Oven

-Cawan Porslen

-Furnace
-Desikator

-Pipet tetes

-Kertas Sarring

Bahan:

-Kulit Jeruk

-H2SO4

-HCL

-Etanol 96%(C2H6O)

-Aquadest(H2O)

-NaCL

-NaOH

-Indikator Phenolptalein

Cara kerja :

Prosedur Pembuatan Pektin

a.Persiapan Bahan Baku

Kulit jeruk dicuci untuk menghilangkan kotoran kemudian dipotong dengan ukuran ± 0,5cm untuk
memudahkan proses penghancuran bahan menggunakan blender. Kulit jeruk dikeringkan di dalam oven
dengan suhu 60oC untuk mengurangi kandungan airnya, kemudian dihancurkan lagi hingga menjadi
serbuk.

b) Ekstraksi Pektin dari Kulit Jeruk

Serbuk kulit jeruk yang dihasilkan dimasukkan ke dalam erlenmeyer sebanyak 25 gram, kemudian
ditambahkan larutan H2SO4 0,050 N sebanyak 750 ml. Campuran kemudian dipanaskan di dalam alat
Ultrasound Bath yang diisi air pada suhu 70oC, selama 30 menit dengan frekuensi 37 kHz. Perhitungan
waktu ekstraksi dimulai saat tercapainya kondisi operasi percobaan. Selanjutnya dilakukan penyaringan
dengan kertas saring dan filtrat diambil

c) Pengendapan Pektin

Filtrat hasil ekstraksi yang telah dingin diendapkan menggunakan etanol dengan variasi konsentrasi 75%,
85% dan 95% dengan perbandingan volume 1:1 kemudian didiamkan dengan variasi waktu 14 jam, 16
jam, 18 jam dan 20 jam. Endapan pektin yang terbentuk dipisahkan dari filtratnya menggunakan kertas
saring

d) Pencucian Pektin

Endapan pektin yang terbentuk dicuci dengan etanol 96% sambil dilakukan pengadukan. Pemisahan
endapan pektin dengan etanol 96% bekas pencucian dilakukan menggunakan kertas saring. Hal ini
dilakukan beberapa kali hingga pektin bebas asam (tanda tidak lagi bereaksi dengan asam adalah ketika
air bekas pencucian pektin berwarna merah bila ditetesi phenolftalein)

e) Pengeringan Pektin

Pektin basah hasil pengendapan yang telah dicuci dan bebas asam selanjutnya dikeringkan dalam oven
pada temperatur 50oC hingga berat konstan. Gel pektin yang telah kering kemudian ditimbang dan
beratnya dicatat.

Variabel
1.Waktu Pengendapan:14 jam,16 jam,18 jam dan 20 jam
2.Konsentrasi etanol:75 %,85 %,95 %
2.Judul: PEMBUATAN PEKTIN DARI LIMBAH KULIT JERUK (Citrus sinensis) DENGAN METODE EKSTRAKSI
GELOMBANG ULTRASONIK MENGGUNAKAN PELARUT ASAM SULFAT (H2SO4)

Abstrak: Pektin dapat dimanfaatkan dalam berbagai bidang industri pembuatan jeli, selai, pembentuk
gel, pengental, penstabil dan pengemulsi. Pada penelitian ini akan dilakukan ekstraksi pektin dengan
bahan baku kulit jeruk (Citrus sinensis) menggunakan bantuan gelombang ultrasonik dan pelarut asam
sulfat (H2SO4) yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi waktu pengendapan dan konsentrasi
etanol sebagai bahan pengendap filtrat pektin terhadap karakteristik pektin yang dihasilkan. Penelitian
dilakukan dengan waktu ekstraksi 30 menit dengan temperatur ekstraksi 70 0C menggunakan pelarut
H2SO4. Variasi yang dilakukan adalah waktu pengendapan selama 14 jam, 16 jam 18 jam dan 20 jam dan
konsentrasi etanol 75%, 85% dan 95%. Karakteristik pektin yang dihasilkan dengan karakteristik
berturut-turut: rendemen berkisar antara 16,44%-22,44%; kadar air 4,0%-9,45%; kadar abu 2,34%-
5,54%; berat ekivalen 510,20%-865,07 mg; kadar metoksil 7,35%-10,79%; dan kadar galakturonat
63,71%-95,74%. Waktu pengendapan 18 jam dengan etanol 95% menghasilkan rendemen terbanyak
dengan karakteristik pektin terbaik yang telah memenuhi standar IPPA (International Pectin Producers

Alat:

-Blender

-statif dan klem

-ultrasound batch

-termometer

-motor pengaduk

Bahan:

-Asam Klorida (HCL)

-Air (H2O)

-Etanol (C2H50H)

-Peraknirat(AgNO3)

-Natrium hidroksida(NaOH)
-NatRIUM KLORIDA (NaCl)

-phenolpatein

Kesimpulan
yang dapat diambil pada percobaan yang telah dilakukan yaitu :
1. Rendemen yang terbaik pada konsentrasi 0,075 N dan kecepatan pengadukan 150 rpm yaitu
20,12 %.
2. Kadar air yang tertinggi diperoleh sebesar 14% pada Konsentrasi 0,025N dan kecepatan
pengadukan 100 rpm.
3. Kadar abu yang terbaik diperoleh sebesar 3% pada konsentrasi 0,025 N dan 0,050 N dengan
kecepatan pengadukan 100 rpm. 4. Kadar metoksil tertinggi diperoleh sebesar 10,54% pada
konsentrasi 0,075 N dan kecepatan pengadukan 100 rpm. 5. Kualitas pektin yang dihasilkan
dengan pelarut asam klorida (HCl) ini telah memenuhi kriteria yang telah ditetapkan oleh IPPA
(International Pectin Producers Association).
Variable
1.Konsentrasi:0,025N;,0,05 N;0,075 N
2.Kecepatan Pengadukan :0 rpm,50 rpm,100 rpm

3.Judul: PERBANDINGAN METODE KONVENSIONAL EKSTRAKSI PEKTIN DARI


KULIT BUAH PISANG DENGAN METODE ULTRASONIK
Abstrak: Pisang merupakan buah yang paling banyak diproduksi di Indonesia dengan limbah
berupa kulit pisang sekitar 1/3 dari bagian buah. Kulit pisang mengandung berbagai macam
senyawa diantaranya pektin sebanyak 10-21%. Kulit pisang berpotensi sebagai sumber pektin.
Pektin dapat dimanfaatkan dalam berbagai bidang industri pembuatan jeli, selai, pembentuk gel,
pengental, penstabil dan pengemulsi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh
penggunaan ultrasonik dan massa terhadap rendemen pektin yang dihasilkan. Penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan pelarut HCl 0,05 N sebanyak 400 mL dan suhu ekstraksi 60 oC
serta paparan ultrasonik. Adapun variasi massa sebesar 5, 10, 20, 30 dan 40 gram. Rendemen
tertinggi pada penelitian ini diperoleh sebesar 25,59% (metode ultrasonik) dan 18,3 % (metode
konvensional).
Alat:
-ultrasonic bath pro’s kit
-termometer raksa
-Ph meter
-pipet volume 100 ml
-tabung reaksi
-oven
-desikator
-erlenmeyer 100,250,1000 ml
-batang pengaduk
-kertas saring whatman no.42
-corong butchner
-pompa vakum,
-gelas beker 250 dan 500 mL.
Bahan:
-Kulit pisang kapok
-HCL 0,05 N
-aquadest
-ethanol 96 %,
-indikator PP
-larutan NaOH.

Kesimpulan:
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa: 1. Ultrasonik dapat
dimaafaatkan untuk rekayasa proses ektraksi pektin dari kulit pisang kepok. 2. Rendemen pektin
yang tertinggi adalah pada massa 20 gram sebesar 25,59%

Variabel:
1.Massa:5,10,dan 20 gram

4.Judul: Ekstraksi Oleoresin dari Kulit Mangga Kuweni (Mangifera Odorata. Griff) dengan
Ultrasound Assisted Extraction (UAE) Bertingkat
Abstrak: Kulit mangga kuweni yang tergolong agak tebal, masih belum dimanfaatkan dengan
baik sehingga sering kali terbuang dan tidak terpakai. Limbah kulit mangga yang tidak terpakai
dapat mencemari lingkungan karena nilai BOD dan COD yang cukup tinggi yaitu 720 dan 815
mg/L. Bentuk pemanfaatan limbah salah satunya dengan mengekstraksi kandungan oleoresin
didalamnya. Oleoresin merupakan campuran antara minyak atsiri dan resin yang diperoleh dari
hasil ekstraksi. Oleoresin diharapkan mampu menjadi alternatif bentuk penyimpanan senyawa
volatil yang terdapat pada kulit mangga kuweni. Penelitian ini menggunakan Ultrasound
Assisted Extraction (UAE) bertingkat, dimana ekstraksi pertama dilakukan menggunakan pelarut
n-heksana untuk mengambil komponen nonpolar dan ekstraksi kedua menggunakan pelarut
etanol 96% untuk mengambil komponen polar. Perbandingan jumlah bahan dengan pelarut yang
digunakan yaitu 1:25, dengan berat bahan baku 10 gram. UAE dilakukan selama 40 menit,
amplitudo 50%, 500 W, dan 20 kHz. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil ekstraksi
pertama menggunakan pelarut n-heksana sebesar 0.25 gram dan hasil ekstraksi kedua
menggunakan pelarut etanol dengan rasio sebesar 2.24 gram.

Alat:
-
Bahan:
-kulit manga kueni
-N-heksana
-etanol

Kesimpulan:
Kesimpulan dari penelitian ini yaitu ekstrak oleoresin kulit mangga kuweni yang dihasilkan dari
proses UAE bertingkat dengan pelarut etanol lebih banyak dari pada hasil ekstrak menggunakan
n-heksana, yaitu masingmasing sebesar 2.24 gram dan 0.25 gram. Diduga bahwa kandungan
asam-asam lemak pada oleoresin kulit mangga kuweni didominasi oleh asam lemak rantai
pendek sehingga lebih baik saat diekstrak menggunakan pelarut etanol. Pengujian kandungan
senyawa pada hasil ekstrak oleoresin kulit mangga kuweni dapat dilakukan untuk
mengidentifikasi manfaat dari oleoresin kulit mangga kuweni.

Variabel:
1.Simplisia:1:25
2.Pelarut:N-heksana dan etanol

5.Judul: Asam Galakturonat dan Derajat Esterifikasi Ekstrak Pektin Kulit Buah Nangka
Menggunakan Gelombang Ultrasonik
Abstrak: Nangka adalah tanaman tahunan yang tumbuh subur di negara iklim tropis.
Pemanfaatan limbah nangka dengan cara ekstraksi pektin terbantu gelombang ultrasonik
dilakukan dalam penelitian ini. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui asam
galakturonat dan derajat esterifikasi pektin yang dihasilkan. Desain percobaan dilakukan dengan
4 ulangan dan 5 kali ulangan. Perlakuan yang diberikan yaitu lama waktu ekstraksi yang berbeda
20 menit (T1), 25 menit (T2), 30 menit (T3), dan 35 menit (T4). Hasil penelitian menunjukkan
perlakuan lama waktu ekstraksi memberikan pengaruh signifikan (P≤0,05) terhadap asam
galakturonat dan derajat esterifikasi. Perlakuan terbaik adalah pektin dengan lama waktu
ekstraksi 20 menit

Alat:
-sonicatorbath “Branson 2510”
- blender
- pengaduk
- pH meter
- pipa Ostwald
- piknometer
- oven

Bahan:
-kulit buah nangka
- asam sitrat
-aquadest
-Phenolphtalein (PP) 1%
-NaOH
-alkohol teknis

Kesimpulan:
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifkan (P ≤ 0,05)
antara perlakuan lama waktu ekstraksi yang berbeda terhadap asam galakturonat dan derajat
esterifikasi pektin kulit buah nangka yang dihasilkan. Secara keseluruhan pelakuan T1 dengan lama
waktu ekstraksi 20 menit merupakan lama waktu ekstraksi optimal dalam ekstraksi pektin kulit buah
nangka dengan sumber pemanas gelombang ultrasonik berfrekuensi 40 kHz
Variabel
1.Waktu:20 menit,25 menit,30 menit,dan 35 menit

6.Judul: Pengaruh Suhu dan Waktu Ekstraksi Terhadap Kandungan Flavonoid dan Aktivitas Antioksidan
Daun Sirsak (Annona muricata L.)
Abstrak: Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh suhu dan waktu ekstraksi
daun sirsak terhadap kandungan flavonoid dan aktivtas antioksidan. Rancangan percobaan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial , yang terdiri dari
dua faktor. Faktor pertama adalah suhu yang terdiri dari suhu 35oC, 45oC, dan 55oC. Faktor yang kedua
adalah waktu ekstraksi yang terdiri dari 10, 20, dan 30 menit. Seluruh perlakuan diulang sebanyak dua
kali sehingga diperoleh 18 unit percobaan. Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam dan
dilanjutkan dengan uji Duncan. Hasil penelitian terbaik menunjukkan bahwa suhu 45oC dan waktu
ekstraksi 20 menit menghasilkan rendemen 19,14%, total flavonoid 903,90 mgQE/g ekstrak bahan dan
aktivitas antioksidan terendah 258,155 mg/L.
VARIABEL
1.Suhu:35oC,45oC,dan 55oC
2.Waktu:10 menit,20 menit,dan 30 menit
Kesimpulan;
Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut
1. Interaksi antara suhu dan waktu ekstraksi berpengaruh sangat nyata terhadap rendemen, total
flavonoid dan aktivitas antioksidan ekstrak daun sirsak.
2. Perlakuan suhu 45oC dengan waktu 20 menit merupakan perlakuan terbaik dengan
menghasilkan rendemen 19,14%, total flavonoid 903,90mgQE/g, serta nilai IC50 terendah yaitu
dengan IC50 258,155 mg/L.

Anda mungkin juga menyukai