Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PENELITIAN

PERAN GURU PAI DALAM PENANAMAN KEBIASAAN


BERINFAQ SETIAP JUM’AT SISWA KELAS X SMAN 1
BAYUNG LENCIR

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat


Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S. Pd. I)

Di Susun Oleh

NUR NADILAH
NIM : 201419037

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM RAHMANIYAH SEKAYU
KAMPUS E BAYUNG LENCIR
TAHUN 2022 M/ 1446 H
BAB I

A. Latar Belakang
Pendidikan memiliki peran penting dalam rangka memelihara
eksistesi setiap bangsa di dunia sepanjang zaman. Pendidikan sangat
menentukan bagi terciptanya peradaban masyarakat yang lebih baik. Untuk
itulah perwujudan masyarakat yang berkualitas tersebut mejadi tanggug
jawab pendidikan, terutama dalam mempersiapkan peserta didik menjadi
subjek yang makin berperan menampilkan keunggulan dirinya yang
tangguh, kreatif, mandiri, dan berdaya saing dengan bangsa-bangsa didunia.
Pengertian pendidikan di atas menunjukkan bahwa tugas seorang
pendidik adalah membantu peserta didik dalam mengembangkan potensi
yang dimiliki anak didik, serta ikut berperan serta di dalam meningkatkan
Keimanan dan kataqwaan serta membentuk kepribadian baik secara lahir
maupun batin.
Pengertian pendidikan dan fungsi serta tujuan pendidikan di atas,
maka akan tampak jelas target dari pendidikan itu sendiri yaitu diharapkan
akan terwujudnya manusia-manusia indonesia yang mempunyai potensi dan
kepribadian seutuhnya, yang mampu bertanggung jawab untuk dirinya
maupun orang-orang yang berada disekitarnya. Tujuan utama pendidikan
ialah mengembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan secara simultan
dan seimbang, sehingga terjadi suatu hubungan baik antara masing-masing
kecakapan yang menjadi tujuan dari pendidikan tersebut. Dunia pendidikan
kita telah memberikan porsi yang sangat besar untuk pengetahuan, namun di
sisi lain mengesampingkan pengembangan sikap atau nilai dan perilaku
dalam pembelajarannya.

Salah satu perintah yang ada dalam Agama Islam yaitu bersedekah.
Sedekah adalah cara mudah yang telah Allah sediakan untuk mengikis
perbuatan dosa manusia. Sedekah dapat menghapus dosa-dosa kita.
Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW, yang artinya : “Sedekah itu
dapat menghapus dosa sebagaimana air itu memadamkan api”. (HR. At-
Tirmidzi).
Bersedekah pun bisa dalam bentuk apa saja tidak harus dalam bentuk
materi. Bahkan, senyuman untuk saudara kita adalah juga sedekah.
Mengutamakan sedekah tidak akan mengurangi harta kita. Tapi justru akan
mendatangkan rezeki yang tidak kita sangka-sangka. Allah pun akan
melipatgandakan pahala bagi orang-orang yang bersedekah. Rasulullah pun
telah jelas mengungkapkan bahwa orang-orang yang akan mendapatkan
naungan di hari akhir nanti, salah satunya adalah mereka orang-orang yang
bersedekah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pentingnya bersedekah di hari jum’at?
2. Apa upaya yang dilakukan guru PAI dalam kegiatan berinfak
setiap jum’at?

C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pentingnya bersedekah di hari jum’at
2. Mengetahui upaya guru PAI dalam kegiatan berinfak setiap
jum’at

D. Manfaat Penelitian
Teoritis
1. Menanamkan nilai kejujuran dan keikhlasan terhadap peserta
didik

Praktis

1. Guru : menjadikan guru yang kreatif, inovasi


2. Murid : Menjadikan peserta didik berbudi pekerti yang baik,
jujur dan ikhlas
3. Orang tua
E. Tinjauan Pustaka

Hari Jumat menjadi hari yang paling utama dari semua hari dalam
seminggu. Hari Jumat merupakan hari yang paling penuh barokah dan Allah
SWT sudah mengkhususkan hari Jumat hanya untuk umat muslim dari
seluruh kaum umat terdahulu.

Dengan hari penuh kebaikan pada hari Jumat ini, maka sedekah yang
dilakukan khususnya pada hari Jumat akan memberikan kebaikan yang lebih
berlipat ganda dibandingkan dengan hari lainnya dan kebaikan yang bisa
dilakukan diantaranya adalah sedekah pada hari Jumat tersebut.

Salamah dari Abu Hurairah ra, Nabi SAW bersabda, “Hari terbaik
yang terbit padanya matahari adalah hari Jum’at. Sebab pada hari itu Allah
Azza wa Jalla menciptakan Adam as. Dia memasukkan Adam ke surga,
pada hari itu ia diturunkan ke bumi dan pada hari itu terjadi kiamat serta
pada hari itu terdapat satu masa dimana tidak seorangpun berdo’a kecuali
Dia akan mengabulkan do’a itu.” [HR.Muslim]

Karena itulah, Nabi Muhammad SAW amat mengagungkan,


mengistimewakan dan juga memuliakan hari Jumat jika dibandingkan
dengan hari yang lain. Beliau juga turut memperbanyak ibadah pada hari itu
dan dari sekian banyak keutamaan bersedekah di hari Jumat.

Keutamaan melakukan sedekah di hari Jumat jika dibandingkan


dengan hari lainnya adalah karena bersedekah di hari itu sama halnya seperti
sedekah di bulan Ramadhan.

Ibnu Qayyim berkata, “Sedekah di hari Jumat dibanding dengan


sedekah di hari lain adalah seperti sedekah di bulan Ramadhan
dibandingkan sedekah di bulan – bulan selainnya.”

Hari Jumat juga menjadi hari terbaik dimana nilai dan juga segala
macam pahala akan dilipat gandakan, sehingga melakukan sedekah di hari
Jumat akan memperoleh pahala yang berlipat ganda.

Sebagai makhluk sosial, kita tidak akan pernah mengetahui kapan


kita membutuhkan bantuan dari orang lain. Dengan memperbanyak sedekah
khususnya di hari Jumat, maka bisa dijadikan sebuah cara untuk menambah
keluarga baru, kerabat baru atau teman baru. Sebab, kita tidak akan pernah
mengetahui seperti apa kehidupan seseorang kelak dan saat kita
membutuhkan bantuan, tidak menutup kemungkinan mereka juga akan
membantu kita.

Dianjurkan juga untuk semakin memperbanyak sedekah serta amal


soleh pada hari Jumat atau malam jumat. Memperbanyak shalawat untuk
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pada malam atau siang hari di hari
Jumat sebab shalawat dan sedekah yang sudah dilakukan pada hari Jumat
akan diperlihatkan untuk Allah SWT.

Sedekah di hari Jumat hendaknya juga dilakukan sebelum berangkat


pergi untuk menunaikan sholat jumat dan juga sangat dianjurkan untuk
memberi sedekah tanpa diketahui oleh orang lain. Hal ini juga sejalan
dengan keterangan dari Ibnu Qoyim dalam kitab Zadul Ma’ad, “Saya pernah
melihat Ibnu Taimiyah apabila beliau berangkat jumatan, beliau membawa
apa yang ada di rumah, baik roti atau yang lainnya, dan beliau sedekahkan
kepada orang di jalan dengan diam-diam. Ibnu Taimiyah sendiri adalah
pemikir dan ulama Islam yang hidup sekitar tahun 661 – 728 Hijriah.

F. Kerangka Teori
Agama Islam dan Budi Pekerti, merupakan pendidikan yang
memberikan pengetahuan, membentuk sikap, kepribadian, dan keterampilan
siswa dalam mengamalkan ajaran agama Islam. Pendidikan Agama Islam di
sekolah, diharapkan mampu membentuk kesalehan pribadi (individu) dan
kesalehan sosial, sehingga Pendidikan Agama Islam diharapkan tidak
menumbuhkan sikap fanatisme, sikap intoleran di kalangan peserta didik
ataupun masyarakat, dan sikap memperlemah kerukunan hidup umat
beragama.
Dengan kata lain, Pendidikan Agama Islam diharapkan mampu
menciptakan ukhuwah Islamiyah. Adapun salah satu tujuan penting
Pendidkan Agama Islam dan Budi pekerti adalah mewujudkan peserta didik
yang taat beragama, berakhlak mulia, berpengetahuan, rajin beribadah,
cerdas, produktif, jujur, adil, etis, santun, disiplin, toleran, dan
mengembangkan budaya Islami dalam komunitas sekolah.
Sejalan dengan arus perkembangan zaman yang semakin maju, saat
ini siswa dituntut untuk memiliki pengetahuan luas, keterampilan yang
mumpuni, pengalaman dan kepribadian yang mulia. Dalam rangka
menyiapkan generasi yang demikian, pendidikan Agama Islam memiliki
peran yang sangat penting.
Salah satu sikap yang terus membutuhkan proses pembelajaran yang
bermakna dan kreativitas guru yang inovatif untuk siswa sebagai generasi
penerus yang diharapkan adalah sikap jujur.
Sikap jujur merupakan sikap yang harus dimiliki oleh setiap
manusia, meskipun kejujuran adalah hal yang sangat sulit. Sikap jujur
adalah sikap terpuji yang sangat disukai Allah Swt.
Guru melakukan refleksi pembelajaran untuk melakukan perbaikan
dengan cara yang tepat. Untuk itu guru berusaha untuk mengembangkan
ketrampilannya dengan menggunakan media yang tepat untuk menghasilkan
pembelajaran yang bermakna.
Media merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang
pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga
proses belajar terjadi. Guru menggunakan kotak kayu yang digunakan untuk
tempat infak dari siswa. Langkah-langkah yang dilakukan sangat mudah dan
tidak memberatkan siswa. Menjadikan kegiatan infak berjamaah sebagai
pembiasaan yang dilakukan seminggu sekali.
Setiap hari Jumat, siswa memasukan infak seikhlasnya ke dalam
kotak, siswa mencatat sendiri jumlah infak yang sudah dilakukan ke dalam
buku catatan khusus, ketua kelas dan guru bersama mengecek kebenarannya
dengan mencocokkan catatan dengan jumlah sebenarnya.
Pembiasaan berinfak ternyata menjadi sangat menyenangkan. Siswa
terbiasa untuk berperilaku jujur pada diri sendiri maupun kepada orang lain.
Infak Jumat menjadi salah satu praktik baik pembelajaran yang sangat
bermakna. Tidak saja menumbuhkan pengetahuan semata, tetapi lebih
menekankan pada pembentukan kepribadian dalam rangka membangun
nilai-nilai agama yang bulat dan utuh. Dengan pembiasaan infak Jumat,
siswa menjadi terbiasa untuk bersikap jujur, dan siswa semakin percaya diri.
G. Definisi Operasional
1. Guru PAI : pendidik profesional yang memiliki tugas memberi
pemahaman materi agama Islam kepada peserta didik dan
masyarakat.
2. Berinfak : mengeluarkan harta yang mencakup zakat dan non
zakat. Sedangkan menurut terminologi syariat, pengertian infaq
berarti mengeluarkan sebagian dari harta atau
pendapatan/penghasilan untuk suatu kepentingan yang
diperintahkan ajaran Islam.
BAB II

A. LANDASAN TEORI
1. Upaya Guru PAI
Upaya guru PAI adalah Guru sebagai pendidik dalam
konteks pendidikan Islam disebut dengan murabbi, mu’alim dan
muaddib. Kata murabi berasal dari kata rabba-yurabbi. Kata
mualim isim fail dari allama-yuallimu sebagaimana ditemukan
dalam Al-Qur’an (QS. Al-Baqarah ayat 31).1

“Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (bendabenda)


seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para
Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-
benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!".(QS.
AlBaqarah: 31)2
Menurut Pendapat Syarifuddin Nurdin dan Usman,
sebagaimana yang dikutip oleh Akmal Hawi, Guru adalah:
“Seseorang yang bukan hanya sekedar memberi ilmu pengetahuan
kepada murid-muridnya, akan tetapi ia seorang tenaga professional
yang dapat menjadikan murid-muridnya mampu merencanakan,
menganalisa, dan menyimpulkan masalah yang dihadapi”.3
Dari pengertian ini dapat disimpulkan bahwa guru dalam
melaksanakan pendidikan baik di lingkungan formal maupun non
formal dituntut untuk mendidik dan mengajar. Karena keduanya
mempunyai peranan yang penting dalam proses belajar mengajar
untuk mencapai tujuan ideal pendidikan.
Dengan demikian guru itu juga diartikan di gugu dan ditiru,
guru adalah orang yang dapat memberikan respon positif bagi

1
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2008), hal. 27
2
Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung, Penerbit Diponegaro,
2005), hal. 6
3
Akmal Hawi, Strategi Pengembangan Mutu Madrasah, (Palembang: IAIN
Raden Fatah Press 2007), hal. 159
peserta didik dalam proses belajar mengajar, untuk sekarang ini
sangatlah diperlukan guru yang mempunyai basic yaitu
(kompetensi) sehingga proses belajar mengajar yang berlangsung
berjalan sesuai dengan yang kita harapkan.
2. Pengertian Pendidikan Agama Islam (PAI)
Sebelum penulis membahas tentang pengertian pendidikan
agama Islam sebagai satu kesatuan, ada baiknya penulis akan
menjabarkan secara terpisah. Yaitu, pengertian pendidikan, agama
dan Islam itu sendiri Dalam bahasa Indonesia, istilah pendidikan
berasal dari kata “didik” dengan memberikan awalam “pe” dan
kalimat akhiran “an”, mengadung arti “perbuatan” (hal, cara dan
sebagainya). Istilah pendidikan ini mulanya berasal dari bahasa
Yunani, yaitu “Paedagogie”, yang berarti bimbingan yang
diberikan kepada anak. Istilah ini kemudian diterjemahkan ke
dalam bahasa Inggrish dengan “education” yang berarti
pengembangan atau bimbingan. Dalam bahasa Arab istilah ini
sering diterjemahkan dengan “ Tarbiyah” yang berarti pendidikan.
Dalam perkembangannya istilah pendidikan berarti
bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja
terhadap anak didik oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa.
Dalam perkembangan selanjutnya, pendidikan berarti usaha yang
dijalankan oleh seseorang atau sekelompok oarng untuk
mempengaruhi seseorang atau seskelompok orang agar menjadi
dewasa atau mencapai tingkat hidup dan penghidupan yang lebih
tinggi dalam arti mental.4
Agama ialah ajaran sistem yang mengatur tata keimanan
(kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa
serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia
dengan manusia serta lingkungan, baik Islam, Kristen, maupun
Budha.5

4
Ramayulis, Op. Cit, hal. 25
5
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta: Balai Pustaka, 2007), hal. 12
Menurut Harun Nasution sebagaimana dikutip oleh Akmal
Hawi, pengertian agama berdasarkan asal kata, yaitu al-Din
(relegre, religare) dan agama. Al-Din (semit) berarti undang-
undang atau hukum. Kemudian dalam bahasa Arab, kata ini
mengandung arti menguasai, menundukkan, patuh, utang, balasan,
dan kebiasaan. Sedangkan dari kata religi (latin) atau relegere
berarti mengumpulkan dan membaca. Kemudian religare berarti
mengikat. Adapun kata agama terdiri dari a = tidak, gama = pergi,
mengandung arti tidak pergi, tetap diwarisi turun temurun.6
Kata-kata Islam memiliki perbedaan yang amat jelas dan
mendasar dengan nama-nama agama-agama lainnya. Kata-kata
Islam tidak mempunyai hubungan dengan orang-orang tertentu atau
golongan serta bangsa tertentu. Nama agama Islam diberikan oleh
Allah SWT sendiri. Hal ini antara lain dijelaskan dalam ayat Al-
Qur’an sebagai berikut:

“Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah


Islam”. (QS. Al-Imran: 19).7

3. Penanaman Kebiasaan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, penanaman adalah
proses pembuatan cara menanamkan.8Penanaman yang dimaksud
di dalam penelitian ini adalah caramenanamkan karakter kepada
siswa melalui pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
Karakter (character) mengacu pada serangkaian sikap (atitudes),
perilaku(behaviors), motivasi (motivations), dan keterampilan
(skills). Karakter meliputi sikapseperti keinginan untuk
melakukan hal yang baik, kapasitas intelektual sepertiberpikir
kritis dan alasan moral, perilaku seperti jujur dan bertanggung
6
Akmal Hawi, Seluk Beluk Ilmu Jiwa Agama, (Palembang: IAIN Raden Fatah
Press, 2006), hal. 3
7
Ramayulis, Op. Cit., hal. 40
8
Pusat Pembinaan Bahasa Depdikbud, Kamus Besar Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta,
1999, hlm, 895
jawab,mempertahankan prinsip-prinsip moral dalam situasi
penuh ketidakadilan, kecakapaninterpersonal dan emosional
yang memungkinkan seseorang berinteraksi secaraefektif dalam
berbagai keadaan, dan komitmen untuk berkontribusi dengan
komunitas dan masyarakatnya
Karakter, secara umum diasosiasikan sebagai temperamen
yang memberinyasebuah definisi yang menekankan pada unsur
psikososial. Istilah karakter dianggapsama dengan kepribadian
sebagai ciri atau karakteristik atau sifat khas dari diriseseorang
yang bersumber pada bentukan-bentukan yang diterima dari
lingkungan, misalnya keluarga.9
Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang
berhubungan denganTuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama
manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam
pikiran, sikap, perasaan, perkataan dan perbuatan berdasarkan
norma-norma agama, hukum, tata karma, budaya, dan adat-
istiadat.10
Terdapat berbagai macam karakter yang menjadi tujuan
pendidikan. Masalah karakteryang akan dibahas dalam penelitian
ini adalah karakter disiplin dan tanggung jawab.Menipisnya atau
bahkan hilangnya sikap disiplin dan tanggung jawab pada
peserta didik memang merupakan masalah serius yang dihadapi
oleh dunia pendidikan.Dengan tiadanya sikap disiplin dan
tanggung jawab tentu saja proses pendidikan tidak akan berjalan
secara maksimal. Sehingga keadaan itu akan menghambat
tercapainya cita-cita pendidikan.
Akibat lain yang bakal ditimbulkan oleh peserta didik yang
karakter disiplin dan tanggung jawabnya kurang terbangun
dengan baik adalah terpuruknya kebiasaan dan kecenderungan

9
Doni Koesoema, Pendidikan Karakter Strategi Mendidik Anak di Zaman Global, PT
Gramedia Widiarsana Indonesia, Jakarta, 2007, hlm, 79-80.
10
Masnur Muslich, Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional,
Bumi Aksara, Jakarta, 2011, hlm, 84.
untuk berani melakukan berbagai pelanggaran, baik itu di
sekolah maupun luar sekolah.
4. Pengertian Hari Jum’at
Dalam arti bahasa adalah berkumpul, yaitu berkumpulnya
orang banyak dalam satu tempat. Atau bisa diartikan bertemu
setelah lama berpisah. Untuk lebih jelasnya kita Jum’at lihat
berbagai pendapat berikut ini:11 Abu Nasr menuturkan dari
Salman ra bahwa Nabi Saw bersabda: “Apakah kamu mengerti
kenapa dinamakan hari Jum’at?”. Saya menjawab: “Tidak tahu”.
Nabi Saw lantas bersabda: “Karena di dalam hari tersebut nenek
moyang kamu yaitu Nabi Adam bertemu dengan Siti Hawa”.
Kemudian Nabi bersabda: “Barangsiapa yang melakukan sesuci
pada hari Jum’at kemudian berwudhu dengan bagus dan
melakukan shalat Jum’at maka akan dihapuslah baginya dosa
yang pada Jum’at tersebut sampai Jum’at selanjutnya selama dia
tidak melakukan dosa besar”. Sebagian ulama mengatakan
bahwa kata “Jum’at” berasal dari kata “Ijtima’”. Yaitu
berkumpulnya jasadnya Nabi Adam as dan ruhnya setelah tidak
ada ruhnya selama 40 tahun. Ada yang mengatakan:
“Dinamakan hari Jum’at karena berkumpulnya penduduk suatu
daerah yang mendapatkan keuntungan”. Ada lagi yang
mengatakan: “Karena di dalam hari Jum’at terjadilah qiamat
yang mana hari qiamat merupakan hari berkumpul. Pendapat
tersebut berdasarkan firman Allah: (Ingatlah) hari (yang di
waktu itu) Allah mengumpulkan kamu pada hari pengumpulan
(untuk hisab)”. (Surat At-Thaghabun: 9). Dengan demikian hari
Jum’at adalah hari istimewa bagi kaum muslimin, karena
didalamnya banyak hikmah dan keutamaan bagi orang yang
mau melakukan ibadah kepada Allah, baik dalam bentuk

11
Abdurrahman Mufthi, Menyingkap Keutamaan Hari dan Bulan
(Jombang: Lintas Media), 166.
sedekah, berdzikir, membaca shalawat, melaksanakan aqad
nikah, maupun shalat malam.12
5. Keutamaan Hari Jum”at
Asy-Syaikh ra berkata: “Diantara keutamaan yang diberikan
oleh Allah pada hari ini (hari Jum’at) adalah dijadikan sebagai
waktu untuk shalat Jum’at yang menjadi kewajiban bagi umat
Islam Kewajiban itu hanya khusus bagi kaum muslimin dari
kalangan umat Muhammad Saw”. Lantas beliau menyebutkan
ayat Al-Qur’an berikut:
“Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk
menunaikan sembah yang pada hari Jum’at, maka bersegeralah
kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang
demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui”. (Surat
Jumu’ah: 9).
Qatadah berkata: “Yang dimaksud dengan kalimat
“bersegeralah” [dalam ayat diatas adalah] bersegeralah Kami
wahai anak cucu Adam untuk berjalan menuju dzikir kepada
Allah dengan sepenuh hati dan dengan realisasi amal”.13
Berdasarkan riwayat yang telah disampaikan oleh Abu Shalih
bin Abu Thahir Al-Anbari yang bersumber dari Hudzaifah Al-
Yamani, dia berkata: Rasulullah Saw. Bersabda: “Allah telah
meluputkan perhatian kaum sebelum kita terhadap keutamaan
hari Jum’at. Orangorang Yahudi telah memilih hari Sabtu [untuk
hari istimewa mereka]. Sedangkam orang-orang Nasrani memilih
hari Minggu. Maka Allah datang kepada kita dan memberikan
petunjuk agar kita memilih hari Jum’at. Dengan demikian
mereka mengikuti kita pada hari kiamat nanti. Karena hari
Jum’at yang kita pilih lebih dahulu dibandingkan dengan hari
Sabtu dan hari Minggu yang telah mereka pilih. Kita memang
umat terakhir sebagai penghuni dunia. Namun kita adalah

12
Ibid, 166
13
Ibid, 168
orangorang pertama yang akan diadili pada hari kiamat nanti
sebelum semua makhluk”.
Disebutkan bahwa burung dan binatang-binatang lain saling
bertemu di hari Jum’at dan saling mengucapkan: “Semoga salam
sejahtera menyertai kalian pada hari yang baik ini”.
Keistimewaan orang yang beribadah pada hari Jum’at dengan
segala ketawadhu’an dan ketaqwaannya juga akan ditampakkan
pada saat di akhirat kelak dengan berbagai keistimewaan seperti
yang telah diriwayatkan dalam sebuahn hadits berikut:14
6. Pengertian Infak
Kata infak berasal dari bahasa Arab yaitu ”infak” menurut
bahasa berarti membelanjakan atau menafkahkan. Menurut
Istilah Agama Islam infak berarti menafkahkan atau
membelanjakan sebagian harta benda yang dimiliki di jalan yang
di ridhoi Allah Swt. Contohnya menginfakkan harta untuk
pembangunan masjid, musalla, madrasah, untuk dakwah Islam,
dan yang sejenisnya. Dengan demikian yang disebut infak
apabila kita membelanjakan harta untuk kepentingan agama.
Infak adalah perbuatan mulia yang diperintahkan Allah untuk
dilaksanakan orang Islam.15
Infak adalah ketentuan mengeluarkan sebagian harta untuk
kemaslahatan umum, yang berarti suatu kewajiban yang
dikeluarkan atas “keputusan manusia”. Berbeda dengan zakat,
yang merupakan kewajiban, yang jenis, jumlah dan waktu
pelaksanaanya ditentukan oleh Allah SWT, infak lebih luas dan
umum.16
7. Hukum Berinfak
Adapun hukum infak adalah sebagai berikut : Infak wajib
diantaranya zakat, kafarat, nadzar, dan lain-lain. Infak sunnah
diantaranya, infak kepada fakir miskin sesama muslim, infak
14
Ibid, 171.
15
M, Yasin, Fiqih: Buku Siswa (Jakarta: Direktorat Pendidikan
Madrasah, 2014), 22
16
Multifiah, ZIS untuk Kesejahteraan (Malang: UB Press, 2011),
bencana alam, infak kemanusiaan, dan lain-lain. Dalam
memberikan infak, Allah Swt. menganjurkan agar yang kita
berikan kepada orang lain merupakan suatu yang terbaik. Di
sanalah kunci kebaikan dan kualitas iman seseorang.17
8. Tata cara Berinfak
Keutamaan dalam memberikan suatu barang atau harta
berupa infak atau sedekah sebaiknya diurutkan sebagaimana
urutan berikut :
a.) Saudara terdekat / Keluarga
b.) Anak-anak yatim
c.) Tetangga dekat dan jauh
d.) Sahabat atau teman
e.) Ibnu Sabil dan lain-lain
Sedangkan amal jariah yang berupa tanah atau bangunan
dapat dimanfaatkan untuk kepentingan :
a.) Madrasah atau sekolah
b.) Masjid/ Mushala
c.) Rumah Sakit
d.) Jalan
e.) Kepentingan lain di jalan Allah Swt
Perintah Allah dan Nabi Muhamad dalam ajaran Islam untuk
bersedekah bersifat umum. Siapapun boleh melakukan, tetapi
agar lebih jelas orang-orang yang diperintahkan untuk berinfak
dan bersedekah (syarat infak dan sedekah) sebagai berikut:18
a.) Orang yang memiliki harta berlebih
b.) Ikhlas karena Allah Swt
c.) Tidak menyebut-nyebut sedekah/ infak yang
telah diperbuat
d.) Tidak menyakiti orang yang menerimanya.
9. Manfaat Berinfak

17
M, Yasin, Fiqih: Buku Siswa, 23-24.
18
Ibid, 30.
Infak bersifat khusus karena harta yang dikeluarkan hanya
untuk kepentingan keagamaan misalnya antara lain untuk
kepentingan masjid, mushalla, tujuan berdakwah. Dengan
berinfak kita akan mendapatkan manfaat antara lain :19
1.) Menambah keimanan.
2.) Sebagai bekal di akhirat.
3.) Menambah rejeki dan keberkahan.
4.) Memperkokoh persaudaraan sesama muslim.
5.) Meningkatkan syiar Islam.
6.) Terwujudnya sarana ibadah dan tempat
belajar agama bagi umat Islam.

19
Ibid, 38-39.
BAB III

B. LOKASI PENELITIAN
1. Sejarah SMAN 1 Bayung Lencir
Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Bayung Lencir
adalah salah satu sekolah Negeri yang ada di Kecamatan
Bayung Lencir Kabupatem Musi Banyuasin Provinsi Sumatera
Selatan. SMA ini berdiri diatas lahan 200.000 meter persegi atau
2 (dua) hektar, mulai operasional pada tahun 1997. Sejak berdiri
sampai dengan sekarang sudah terjadi lima kali pergantian
Kepala Sekolah, (1) Drs. M. Dawi Ma’un , (2) Drs. Hasan Basri,
(3) Drs. Syarif Usman, (4) Drs. H. Abuhasan Acha, MM, dan
mulai 20 September 2007, dipimpin oleh Bapak Syamsul Rizal,
S.Pd.
Secara georafis SMA Negeri 1 Bayung Lencir berada pada
jalur jalan Lintas Timur Palembang Jambi, Jarak SMA Negeri 1
Bayung Lencir dari Kota Provinsi Sumatera Selatan
(Palembang) 209 km, dari kota Kabupaten Musi Banyuasin 150
km, dan dari Provinsi Jambi 60 km
Informasi lain, tahun 2008 dan 2009 , SMA Negeri 1 Bayung
Lencir masuk dalam katagori Rintisan Sekolah Standar Nasional
(RSSN),
2. Profil SMAN 1 Bayung Lencir
SMAN 1 bayung Lencir terletak di Jln. Raya Palembang-
jambi KM 209 Bayung Lencir, kec. Bayung Lencir, Kab. Musi
Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan 30756. Memiliki NPSN
10605584, yang mana kepala sekolahny bernama Guspito.
Lembaga ini memiliki 19 ruang kelas, 1 Lab. Kimia, 1 Lab.
Fisika, 1 Lab. Biologi, 1 Lab. Bahasa, 1 Lab. Komputer, 1
Perpustakaan, 2 ruang sanitasi Guru dan 2 ruang Sanitasi Siswa .
Dan memiliki jumlah peserta didik sebanyak 7.800 pada tahun
2002. Lembaga ini telah terakreditasi A sesuai dengan nomor
akreditasi 803/BAN-SM Prov.Sumsel/TU/IX/2018.
3. Visi Misi SMAN 1 Bayung Lencir
 Visi Sekolah
“BERDISIPLIN, BERPRESTASI, BERDASARKAN
IMAN DAN TAQWA”
 Misi Sekolah
a. Membina dan meningkatkan keimanan dan
ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
b. Menumbuhkankembangkan penghayatan
terhadap ajaran agama yang dianut dan budaya
bangsa sehingga menjadi sumber kearifan dalam
berperilaku dan bertindak.
c. Menanamkan kedisipilinan melalui budaya
bersih, budaya tertib, dan budaya kerja
d. Mewujudkan fasilitas pendidikan yang memadai
bagi perkembangan potensi peserta didik
e. Mendorong dan membantu setiap siswa
mengenali potensi dirinya, sehingga dapat
dikembangkan secara lebih optimal
f. Menumbuhkan semangat berkompetensi secara
positif kepada seluruh warga sekolah baik dalam
bidang akademis maupun non akademis guna
meningkatkan prestasi peserta didik dan prestasi
sekolah.
g. Meningkatkan manajeman partisipatif dengan
melibatkan seluruh warga sekolah, komite
sekolah, dan komponen lain yang terlibat dalam
pengelolaan sekolah

 Tujuan Sekolah
a. Meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk
hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih tinggi.
b. Melaksanakan proses belajar mengajar secara efektif
dan efisien berdasarkan semangat keunggulan
sehingga diperoleh hasil yang memuaskan
c. Menyediakan sarana prasarana pendidikan yang
memadai, sehingga memiliki daya dukung yang
optimal terhadap terciptanya suasana pembelajaran
yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan
d. Memberdayakan tenaga pendidik dan kependidikan
yang memenuhi standar yang ditetapkan,
berwawasan wiyata mandala dan ketahanan sekolah
sebagai pendukung terciptanya kegiatan belajar
mengajar yang efektif dan efisien serta hasil
pembelajaran yang optimal
e. Meningkatkan kinerja masing-masing komponen
sekolah (Kepala Sekolah, guru, karyawan, siswa, dan
Komite Sekolah) untuk bersama-sama melaksanakan
kegiatan yang inovatif sesuai dengan Tugas Pokok
dan Fungsi (TUPOKSI)
f. Meningkatkan program ekstrakurikuler agar lebih
efektif dan efisien sesuai dengan bakat dan minat
siswa sebagai salah satu sarana pengembangan diri
peserta didik
g. Mewujudkan peningkatan kualitas dan jumlah
tamatan yang melanjutkan ke perguruan Tinggi
h. Menyusun dan melaksanakan Tata Tertib dan segala
ketentuan yang mengatur operasional warga sekolah
i. Meningkatkan Sumber Daya manusia (SDM) di
SMA Negeri 1 Bayung Lencir baik guru, karyawan
dan siswa yang unggul di era kompetensi global.

4.
BAB IV
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab IV ini akan diberikan pemaparan mengenai hasil
penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan oleh peneliti saat
melakukan penelitian di SMAN 1 Bayung Lencir Kec. Bayung
Lencir. Penjelasan yang diberikan merupakan menjabaran dari
rumusan masalah yang ada.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti
bahwa setiap Jum’at pagi di SMAN 1 Bayung Lencir
menyelenggarakan kegiatan infak. Kegiatan infak ini diikuti oleh
siswa dan siswi mulai dari kelas bawah sampai kelas atas.
Selanjutnya berdasarkan hasil wawancara dengan guru di SMAN 1
Bayung Lencir, kegiatan Jum’at infak yang dilakukan sudah berjalan
sejak tahun 2012. Tujuannya adalah untuk pembelajaran kepada
siswa dan siswi agar menyisihkan sebagian uang saku dan belajar
membantu sesama. Penanggung jawab dari kegiatan infak ini adalah
Bapak Guspito selaku kepala sekolah d SMAN 1 Bayung Lencir.
Alur dari pelaksanaan kegiatan infak yaitu setiap Jum’at pagi ketua
OSIS atau anggotanya sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan
akan masuk ke ruang kelas untuk mengkoordinir kelas dibawahnya
lalu dikumpulkan di kantor.
Selain melakukan wawancara dengan guru, peneliti juga
menemukan data tentang pelaksanaan kegiatan Jum’at Infak dari
siswa dan siswi di SMAN 1 Bayung lencir. Beberapa siswa
mengatakan bahwasanya setiap hari Jum’at ada ketua OSIS dan
anggotanya masuk kelas satu per satu untuk mengumpulkan infak.
Kegiatan infak di hari Jum’at ini tidak terlepas dari peran
seorang siswa dan siswi sebagai pelajar yang harus mempunyai
karakter mulia salah satunya yaitu peduli. Wujud sikap peduli ini
bisa dilatih dengan berpartisipasi dalam kegiatan infak. Bersikap
peduli terhadap sesama maupun lingkungan.
Menurut berbagai jawaban dari narasumber, pelaksanaan
kegiatan di SMAN 1 Bayung Lencir dilakukan setiap hari Jum’at.
Petugas yang diberi tanggungjawab untuk mengumpulkan infak
adalah dari siswa kelas XI-XII kemudian dikumpulkan ke ruang
guru untuk selanjutnya dialokasikan sesuai dengan kepentingan yang
terjadi pada waktu itu. Penunjukan petugas kegiatan infak dari kelas
XI-XII itu berdasarkan kemampuannya dalam bercakap.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian di lapangan dan dibandingkan dengan
teori yang peneliti dapatkan, maka kesimpulan peneliti adalah:
1. Pelaksanaan kegiatan Jum’at infak di MI Ma’arif Mayak yaitu
guru dan siswa ikut berpartisipasi dalam mensukseskan kegiatan
rutin setiap hari Jum’at. Petugas kegiatan infak di SMAN 1
Bayung Lencir diambil dari siswa dan siswi kelas XI-XII.
Diambil dari kelas XI-XII, karena dianggap sudah cakap dan
mampu mengkoordinir untuk kelas dibawahnya. Pelaksanaan
infak dimulai di pagi hari dengan Anggota OSIS memasuki satu
per satu ruang kelas dan mengumpulkan uang infak. Setelah
uang infak terkumpul barulah anggota OSIS yang bertugas
menyetorkan ke kantor.
B. SARAN
Berdasarkan hasil temuan penelitian, sebagai bahan
pertimbangan bagi pihak-pihak terkait, peneliti memberikan saran-saran
sebagai berikut:
1. Bagi guru Hasil dari pelaksanaan kegiatan Jum’at infak di
SMAN 1 Bayung Lencir sudah berjalan dengan baik walaupun
masih ada sebagian siswa yang belum terbentuk karakter peduli
terutama kesadaran berinfak, hendaknya guru meningkatkan
dengan selalu membimbing siswa dengan baik.
2. Bagi peserta didik Hendaknya peserta didik tetap
mempertahankan nilai karakter apa yang sudah ditanamkan sejak
kecil oleh guru dan orang tua serta bisa menerapkan ke dalam
kehidupan sehari-hari.
3. Bagi peneliti yang akan datang Hendaknya bagi peneliti yang
akan datang dapat mengembangkan hasil penelitian dengan sudut
pandang yang berbeda serta meneliti tidak hanya melihat dari
kegiatan hari Jum’at melainkan hari-hari lainnya.
C. DAFTAR PUSTAKA
1. Barokah, Siti. Penanaman Karakter Kedermawanan Melalui
Kegiatan Infak dan Sedekah di Madrasah Aliyah Plus
Nurrohmah Tambaksari Kuwarasan Kebumen. Skripsi, IAIN
Purwokerto. Purwokerto, 2016.
2. https://infakyatim.id
3. https://journal.iainkudus.ac.id
4. https://radarsemarang.jawapos.com
5. https://sditattaubahbatuajibatam.sch.id

Anda mungkin juga menyukai