BAB I
PENDAHULUAN
A. Gambaran Umum
Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati adalah pemilihan untuk memilih Bupati dan
Wakil Bupati secara langsung dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Mamasa dan Polewali Mandar di Provinsi
Sulawesi Barat Tahun 2018 adalah sebuah perhelatan demokrasi rakyat
Kabupaten Mamasa dan Kabupaten Polewali Mandar yang ketiga setelah Tahun
2008 dan Tahun 2013 untuk memilih pemimpin daerah yang diharapkan mampu
menjamin prinsip akuntabilitas dan legitimasi yang dapat dilaksanakan secara
berkualitas dan bermartabat melalui mekanisme dan pertanggungjawaban yang
jelas.
Gambar 3.1
Gambar 3.2
a. Daftar Pemilih
Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Mamasa dan Polewali Mandar
Tahun 2018 secara umum berlangsung dengan baik meskipun pada
beberapa tahapan terutama pemutakhiran data dan daftar pemilih masih
menyisakan persoalan. Melihat kondisi tersebut, Bawaslu Provinsi
Sulawesi Barat pasca penetapan Daftar Pemilih Sementara (DPS)
Kabupaten Mamasa dan Polewali Mandar pada tanggal 16 Maret 2018,
menginstruksikan untuk melakukan pencermatan terhadap by name by
addres pemilih dengan fokus pada adanya kesamaan NIK dan Nama,
kesamaan NIK tetapi Nama berbeda, dan NIK yang tidak standar (kurang
atau lebih dari 16 digit).
Dari jumlah penetapan DPS Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati di
Kabupaten Mamasa sebanyak 113.554 pemilih, dan DPS Pemilihan Bupati
dan Wakil Bupati di Kabupaten Polewali Mandar sebanyak 298.465. hasil
pencermatan Panwaslu Kabupaten Mamasa menemukan sebanyak 2.485,
dan Panwaslu Kabupaten Mamasa menemukan sebanyak 3.972 pemilih
bermasalah dalam daftar pemilih tersebut. Temuan tersebut kemudian
direkomendasikan kepada KPU Kabupaten masing-masing untuk
dilakukan perbaikan sebelum penetapan Daftar Pemilih Tetap (DPT) di
tingkat kabupaten pada tanggal 19 April 2018.
Pasca penetapan DPT di tingkat kabupaten pada tanggal 19 April
2018, Bawaslu Provinsi Sulawesi Barat kembali menginstruksikan kepada
Panwaslu Kabupaten Mamasa dan Panwaslu Kabupaten Polewali Mandar
untuk melakukan pencermatan terhadap by name by addres. Untuk
menjamin akurasi data pemilih, Bawaslu Provinsi Sulawesi Barat juga
meminta kepada Panwaslu Kabupaten agar melakukan sampling
Tabel 1.1
b. Pasangan Calon
Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Mamasa Tahun 2018 diikuti oleh 1
(satu) Pasangan Calon dari usungan Partai Politik/Gabungan Partai Politik.
Pasangan Calon Tunggal tersebut adalah:
Tabel 1.2
Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Polewali Mandar Tahun 2018 diikuti
oleh 2 (dua) Pasangan Calon dari usungan Partai Politik/Gabungan Partai
Politik dan tidak diikuti oleh Pasangan Calon Perseorangan. Pasangan
Calon tersebut adalah:
1. H. Andi Ibrahim Masdar (Ketua DPD Partai Golongan Karya, Petahana
Bupati Polewali Mandar 2013-2018) dan Natsir Rahmat (Petahana
Wakil Bupati Polewali Mandar 2013-2018); dan
PARTAI JUMLAH
PASANGAN CALON
PENGUSUNG KURSI DPRD
PKB 5
PKS 2
PDIP 5
GOLKAR 9
GERINDRA 3
PAN 5
PKPI 1
H. ANDI IBRAHIM MASDAR
MARWAN Jumlah Kursi 30
Tabel 1.3
PARTAI JUMLAH
PASANGAN CALON
PENGUSUNG KURSI DPRD
NasDem 2
Demokrat 5
PPP 5
SALIM S. MENGGA.
MARWAN
Jumlah Kursi 12
Tabel 1.4
c. Perolehan Suara
1. Penetapan Rekapitulasi Hasil Perolehan Suara Pasangan Calon dan
Kolom Kosong di tingkat kabupaten Mamasa dilaksanakan pada
tanggal 25 Juli 2018. Hasil perolehan suara masing-masing Pasangan
Calon ditetapkan melalui Keputusan KPU Provinsi Sulawesi Barat
Nomor 66/PL.03.7-BA/7603/KPU-KabVII/2018 tentang Penetapan
Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara dan Hasil Pemilihan
Bupati dan Wakil Bupati Mamasa Tahun 2018.
Mamasa
Ramlan - Marthinus Kolom Kosong
39%
30.758
48.552 61%
Diagram 2.1
Polewali Mandar
Salim S. Mengga H. Andi Ibrahim Masdar
121.328 45%
55% 97.889
Diagram 2.2
B. Tujuan Laporan
Penyusunan Laporan Akhir Pengawasan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati di
Provinsi Sulawesi Barat ini bertujuan:
1. Sebagai bentuk pertanggungjawaban atas supervisi dan monitoring
pengawasan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati di wilayah Provinsi Sulawesi
Barat Tahun 2018;
2. Memberikan gambaran hasil supervisi dan monitoring pengawasan pada
setiap pelaksanaan tahapan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Tahun 2017
di wilayah Provinsi Sulawesi Barat;
3. Sebagai bahan analisis dan evaluasi terhadap pelaksanaan Pemilihan Bupati
dan Wakil Bupati di wilayah Provinsi Sulawesi Barat ; dan
4. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi pelaksanaan tugas
Pengawas Pemilu dimasa mendatang.
C. Landasan Hukum
Ketentuan peraturan perundang-undangan yang menjadi landasan hukum dalam
pelaksanaan pengawasan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi
Barat Tahun 2017 adalah sebagai berikut:
Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau
Walikota dan Wakil Walikota;
15. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 15 tahun 2017 tentang Perubahan
Atas Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 3 Tahun 2017 tentang
Pencalonan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil
Bupati, dan/atau Walikota dan Wakil Walikota;
16. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 8 tahun 2018 tentang Pemungutan
dan Penghitungan Suara Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan
Wakil Bupati, dan/atau Wali Kota dan Wakil Wali Kota;
17. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 9 tahun 2018 tentang Rekapitulasi
Hasil Penghitungan Suara dan Penetapan Hasil Pemilihan Gubernur dan
Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Wali Kota dan Wakil Wali
Kota;
18. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 13 tahun 2018 tentang Perubahan
atas Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 14 Tahun 2015 tentang
Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau
Walikota dan Wakil Walikota dengan Satu Pasangan Calon;
19. Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 4 tahun 2015 tentang
Pengawasan Pemutakhiran Data dan Daftar Pemilih Dalam Pemilihan
Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati serta Walikota dan
Wakil Walikota;
20. Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 5 tahun 2015 tentang
Pengawasan Tahapan Pencalonan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur,
Bupati dan Wakil Bupati serta Walikota dan Wakil Walikota;
21. Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 10 tahun 2015 tentang
Pengawasan Kampanye Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan
Wakil Bupati serta Walikota dan Wakil Walikota;
22. Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 11 Tahun 2015 Tentang
Pengawasan Dana Kampanye Peserta Pemilihan Gubernur dan Wakil
Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati serta Walikota dan Wakil Walikota
23. Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 12 tahun 2015 tentang
Pengawasan Perencanaan, Pengadaan dan Pendistribusian Perlengkapan
Penyelenggaraan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil
Bupati serta Walikota dan Wakil Walikota;
24. Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 13 tahun 2015 tentang
Pengawasan Pemungutan dan Penghitungan Suara Di Tempat Pemungutan
Suara Dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil
Bupati, serta Walikota dan Wakil Walikota.
25. Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 14 tahun 2015 tentang
Pengawasan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara dan Penetapan Hasil
Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati serta
Walikota dan Wakil Walikota;
26. Peraturan Badan Pengawas Pemilu Nomor 8 Tahun 2016 tentang Perubahan
Atas Peraturan Badan Pengawas Pemilu Nomor 10 Tahun 2015 Tentang
Pengawasan Kampanye Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan
Wakil Bupati, serta Walikota dan Wakil Walikota;
27. Peraturan Badan Pengawas Pemilu Nomor 9 tahun 2016 tentang Perubahan
Atas Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 11 Tahun 2015
Tentang Pengawasan Dana Kampanye Pemilihan Gubernur dan Wakil
Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati serta Walikota dan Wakil Walikota;
28. Peraturan Badan Pengawas Pemilu Nomor 10 tahun 2016 tentang Peraturan
Badan Pengawas Pemilihan Umum Tentang Perubahan Atas Peraturan
Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 12 Tahun 2015 tentang
Pengawasan Perencanaan, Pengadaan dan Pendistribusian Perlengkapan
Penyelenggaraan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil
Bupati serta Walikota dan Wakil Walikota;
29. Peraturan Badan Pengawas Pemilu Nomor 11 tahun 2016 tentang Peraturan
Badan Pengawas Pemilihan Umum Pengawasan Pemungutan dan
Penghitungan Suara Di Tempat Pemungutan Suara dalam Pemilihan
Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, serta Walikota dan
Wakil Walikota;
30. Peraturan Badan Pengawas Pemilu Nomor 12 tahun 2016 tentang Peraturan
Badan Pengawas Pemilihan Umum tentang Perubahan Atas Peraturan Badan
Pengawas Pemilihan Umum Nomor 14 Tahun 2015 tentang Pengawasan
Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara dan Penetapan Hasil Pemilihan
Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati serta Walikota dan
Wakil Walikota;
31. Peraturan Badan Pengawas Pemilu Nomor 13 tahun 2016 tentang Peraturan
Badan Pengawas Pemilihan Umum Tentang Pengawasan Pemutakhiran Data
dan Penyusunan Daftar Pemilih dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil
Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati Serta Wali Kota dan Wakil Wali Kota;
32. Peraturan Badan Pengawas Pemilu Nomor 10 Tahun 2017 tentang Peraturan
Badan Pengawas Pemilihan Umum tentang Pengawasan Tahapan
Pencalonan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil
Bupati, serta Wali Kota dan Wakil Wali Kota;
33. Peraturan Badan Pengawas Pemilu Nomor 11 tahun 2017 tentang Peraturan
Badan Pengawas Pemilihan Umum tentang Pengawasan Dana Kampanye
Peserta Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati,
Serta Wali Kota dan Wakil Wali Kota;
34. Peraturan Badan Pengawas Pemilu Nomor 12 tahun 2017 tentang Peraturan
Badan Pengawas Pemilihan Umum Tentang Pengawasan Kampanye
Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati Dan Wakil Bupati, serta Wali
Kota dan Wakil Wali Kota;
35. Peraturan Badan Pengawas Pemilu Nomor 1 tahun 2018 tentang Peraturan
Badan Pengawas Pemilihan Umum Tentang Pengawasan Perencanaan,
Pengadaan, dan Pendistribusian Perlengkapan Pemungutan Suara dan
Dukungan Lainnya dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati
dan Wakil Bupati, Serta Wali Kota dan Wakil Wali Kota;
36. Peraturan Badan Pengawas Pemilu Nomor 11 tahun 2018 tentang Peraturan
Badan Pengawas Pemilihan Umum Tentang Perubahan Atas Peraturan
Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 11 Tahun 2017 Tentang
Pengawasan Dana Kampanye Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur,
Bupati dan Wakil Bupati, serta Wali Kota dan Wakil Wali Kota;
37. Peraturan Badan Pengawas Pemilu Nomor 12 tahun 2018 tentang Peraturan
Badan Pengawas Pemilihan Umum Tentang Perubahan Atas Peraturan
Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 12 Tahun 2017 tentang
Pengawasan Kampanye Peserta Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur,
Bupati dan Wakil Bupati, serta Wali Kota dan Wakil Wali Kota;
38. Peraturan Badan Pengawas Pemilu Nomor 13 tahun 2018 tentang Peraturan
Badan Pengawas Pemilihan Umum tentang Pengawasan Pemungutan dan
Penghitungan Suara Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan
Wakil Bupati, Serta Wali Kota dan Wakil Wali Kota;
39. Peraturan Badan Pengawas Pemilu Nomor 14 tahun 2018 tentang Peraturan
Badan Pengawas Pemilihan Umum Tentang Pengawasan Rekapitulasi Hasil
Penghitungan Suara dan Penetapan Hasil Pemilihan Gubernur dan Wakil
Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, serta Wali Kota dan Wakil Wali Kota.
D. Sistematika Laporan
Bab pertama merupakan pendahuluan yang terdiri dari gambaran umum wilayah
administratif kabupaten. Proses dan hasil penyelenggaraan Pemilihan Bupati dan
Wakil Bupati di wilayah Provinsi Sulawesi Barat secara singkat. Tujuan pembuatan
laporan berisi penjelasan mengapa laporan ini disusun. Dasar hukum yang berisi
penjelasan landasan hukum penyusunan laporan dan diakhiri dengan sistematika
laporan yang mendeskripsikan kerangka penyajian laporan.
Bab ketiga merupakan penutup. Pada bagian ini terdiri dari kesimpulan
penjabaran dan penilaian atas penyelenggaraan tahapan berdasarkan hasil
pengawasan serta diakhri dengan penjelasan tentang rekomendasi perbaikan
regulasi, perbaikan penyelenggaraan tahapan dan perbaikan teknis pengawasan.
BAB II
PELAKSANAAN PENGAWASAN TAHAPAN PEMILIHAN
2. Aktifitas Pengawasan
Terhadap pelaksanaan pemutakhiran data dan daftar pemilih, jajaran
pengawas Pemilihan di Provinsi Sulawesi Barat secara intensif
melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tahapan tersebut,
antara lain :
a. Analisis Kewajaran DP4
Analisis akurasi jumlah Daftar Penduduk Potensial Pemilih Pemilu
(DP4) Tahun 2018 dengan Jumlah Pemilih pada Pemilihan terakhir
dengan melakukan persandingan data antara jumlah DP4 Tahun
2018 melalui proyeksi perkembangan jumlah pemilih dari Pemilihan
terakhir yang berlangsung di daerah, yaitu:
Pemilih invalid
359.796
301.325
145.708
117.541
Grafik 4.1
Pemilih
DP4 Selisih
No. Kab Kecamatan Pemilu Ket
2018 (+/-)
Terakhir
Aralle 4.918 7.253 (+) 2,335
Balla 5.468 6.002 (+) 534
Bambang 7.889 9.898 (+) 2,009
Buntu Malangka 5.405 7.262 (+) 1,857
Mamasa 21.256 22.47 (+) 1,214
Mambi 6.879 9.395 (+) 2,516
Mehalaan 2.947 3.798 (+) 851
Messawa 5.589 7.034 (+) 1,445
1. Mamasa Nosu 3.482 4.343 (+) 861
Pana 6.902 8.707 (+) 1,805 2018
Rantebulahan
4.100 6.547 (+) 2,447
Timur
Sesenapadang 7.395 8.862 (+) 1,467
Sumarorong 8.587 10.518 (+) 1,931
Tabang 4.545 5.896 (+) 1,351
Tabulahan 7.741 9.678 (+) 1,937
Tandukkalua 8.341 10.701 (+) 2,360
Tawalian 6.097 7.344 (+) 1,247
Jumlah 117.541 145.708 28.167
Alu 9,007 11,382 (+) 2,375
Anreapi 7,445 8,597 (+) 1,152
Balanipa 18,513 22,464 (+) 3,951
Binuang 24,464 31,688 (+) 7,224
Bulo 6,839 8,023 (+) 1,184
Campalagian 41,610 45,242 (+) 3,632
Limboro 12,565 15,259 (+) 2,694
2. Polewali Luyo 20,685 24,395 (+) 3,710
Mandar Mapilli 21,366 25,985 (+) 4,619 2018
Matakali 16,310 22,470 (+) 6,160
Matangnga 4,207 4,963 (+) 756
Polewali 38,352 49,357 (+) 11,005
Tapango 16,227 19,865 (+) 3,638
Tinambung 16,369 15,882 (-) 487
Tutar 14,057 16,991 (+) 2,934
Wonomulyo 33,309 37,233 (+) 3,924
Jumlah 301.325 359.796 58.471
Tabel 1.5
b. Analisis Keterpenuhan Syarat Administrasi Daftar Pemilih
Analisis dan pencermatan terhadap keterpenuhan syarat data dan
informasi dalam daftar pemilih yang disusun oleh KPU Kabupaten
yang tidak sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan, yaitu:
Pemilih
Tanpa Tanpa
No. Kabupaten lebih 800
NKK NIK
dalam TPS
1. Mamasa - 25 11
Jumlah 0 231 63
Tabel 1.6
Tabel 1.7
Pemilih invalid
Mamasa Polewali Mandar
24.929
14.261
8.059
7.592
3.091 413
718 679 63
162
122 27 30 460
Tidak Pindah Meninggal Alih Status Belum 17 Kesalahan Bukan
Dikenal Domisili Dunia Thn/ Belum Data Penduduk
Menikah Pemilih Setempat
Grafik 4.2
Grafik 4.3
Kabupaten
No. Variabel Polewali
Mamasa
Mandar
1. Tanpa NIK 397 219
2. NIK Ganda 3.328 2.972
3. Belum Terdaftar - -
4. Belum 17 tahun 30 162
5. Meningga Dunia 122 3.091
6. Pindah Domisili 5.999 8.059
7. Alih status TNI/Polri 27 63
8. Fiktif 718 14.261
9. Hilang ingatan 43 20
10. Dicabut hak pilih - -
11. Bukan penduduk setempat 3.499 365
Jumlah 17.163 31.856
Tabel 1.8
Grafik 4.4
294.941
144.770 150.171
111.654
57.115 54.539
Grafik 4.5
294.442
144.501 149.941
111.654
57.115 54.539
Grafik 4.6
Tabel 1.9
3. Tindaklanjut
a. KPU Kabupaten Polewali Mandar menanggapi rekomendasi
Panwaslu Kabupaten Polewali Mandar melalui Surat KPU Polewali
Mandar Nomor: 150/PP.02.3/7604/KPU-KAB/IV/2018 dengan
melakukan perbaikan terhadap temuan dugaan data ganda NIK
2. Pencalonan
a) Persiapan Pengawasan
Pemetaan Kerawanan Tahapan Pencalonan dalam pelaksanaan
Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Mamasa dan Polewali Mandar Tahun
2018 merupakan tahapan sebagai bentuk pelaksanaan implementasi hak
warga negara untuk dipilih.
Kerawanan-kerawanan yang berpotensi terjadi pada saat pelaksanaan
Tahapan Pencalonan antara lain:
c. Ketaatan dan kepatuhan KPU Kabupaten dalam menentukan jumlah
minimal dukungan Bakal Calon Perseorangan dan jumlah kursi
minimal Partai Politik/Gabungan Partai Politik untuk mengusulkan
Bakal Pasangan Calon;
d. KPU Kabupaten tidak memperhatikan daya jangkau pengumuman
dengan tidak mengumumkan waktu dan tempat pendaftaran Bakal
Pasangan Calon pada media cetak, media elektronik, dan website;
e. Ketepatan waktu penyerahan dokumen persyaratan pencalonan dan
persyaratan calon dalam pendaftaran Bakal Pasangan Calon;
f. Kelengkapan dan keabsahan dokumen persyaratan pencalonan dan
persyaratan calon dalam pendaftaran Bakal Pasangan Calon;
g. Ketaatan dan kepatuhan PPS dalam melakukan verifikasi faktual
dukungan Bakal Calon Perseorangan;
h. KPU Kabupaten tidak melakukan prosedur yang benar dan/atau
standar sama dalam melakukan pemeriksaan dokumen dan/atau
dalam memfaktualkan dokumen persyaratan Bakal Pasangan Calon;
dan
i. Ketidaknetralan KPU Kabupaten akibat adanya hubungan yang
mengakibatkan konflik kepentingan baik hubungan bisnis maupun
kekerabatan dengan Bakal Pasangan Calon.
b) Kegiatan Pengawasan
1) Pencegahan
Terhadap pelaksanaan Tahapan Pencalonan, Bawaslu Provinsi
Sulawesi Barat telah menginstruksikan kepada Panwaslu Kabupaten
mamasa dan Panwaslu Kabupaten Polewali Mandar untuk
melaksanakan strategi pengawasan pencegahan berupa Himbauan
dan Peringatan Dini kepada pihak-pihak terkait utamanya Partai Politik,
Penyelenggara Pemilihan, dan Pemerintah Kabupaten masing-masing
seperti:
j. Tidak mengikutsertakan/melibatkan ASN/PNS dan Kepala Desa
pada saat pendaftaran Bakal Pasangan Calon maupun pada saat
deklarasi Pasangan Calon;
k. Bagi pejabat negara dan pejabat daerah yang dalam kapasitasnya
sebagai Pimpinan/Pengurus Partai Politik pada saat mendaftarkan
Bakal Pasangan Calon untuk tidak menggunakan fasilitas negara
yang melekat pada jabatannya; dan
2) Aktifitas Pengawasan
a) Pengawasan Pendaftaran Bakal Pasangan Calon Perseorangan.
Sebagaimana ketentuan dalam undang-undang yang
menyebutkan bahwa “Calon perseorangan dapat mendaftarkan diri
sebagai Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati jika memenuhi syarat
dukungan minimal 10% (sepuluh persen) dari jumlah DPT pada
Pemilu/Pemilihan terakhir pada daerah bersangkutan jika jumlah
penduduk sampai dengan 250.000 (dua ratus lima puluh ribu) jiwa”,
maka jumlah dukungan minimal bagi Bakal Calon Perseorangan
untuk Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Mamasa dan Polewali
Mandar adalah sebagai berikut:
DPT % Jumlah
No Kabupaten Pemilihan Dukungan Dukungan
Terakhir Minimal Minimal
1. Mamasa (2017) 117.541 11.755
10%
2. Polewali Mandar (2017) 301.325 25.613
Tabel 1.10
Jumlah
Jumlah
Jumlah Suara Sah
Jumlah Suara
Kursi Minimal
Kabupaten Kursi Sah
Minimal pada Pemilu
DPRD Pemilu
(20%) Terakhir
Terakhir
(25%)
Mamasa 30 6 97.928 24.482
Polewali Mandar 45 9 229.339 57.335
Tabel 1.11
Kabupaten Mamasa:
Tabel 1.12
Tabel 1.13
m. Kabupaten Mamasa
Pendaftaran Bakal Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati
Mamasa:
1. H. RAMLAN BADAWI dan MARTHINUS TIRANDA Tanggal
9 Januari 2018 diusung oleh 10 (sepuluh) Partai Politik
dengan gabungan peroleh suara kursi sebanyak 25 (dua
puluh lima) dari 30 (tiga puluh) total jumlah kursi dengan
80.131 perolehan suara sah.
GOLKAR 4 13.270
PBB 1 3.628
DEMOKRAT 3 8.297
NASDEM 3 9.940
H. RAMLAN
BADAWI PPP 2 7.267
1 Mamasa dan
MARTHINUS PKS 1 4.223
TIRANDA
PDIP 3 8.767
PAN 1 4.116
PKPI 3 8.479
PKB 4 12.144
Jumlah 10 25 80.131
Tabel 1.14
Jumlah 2 5 17.797
Tabel 1.15
PKB 5 21.858
Tabel 1.16
Tabel 1.17
c) Hasil Pengawasan
1) Temuan
Adanya temuan Panwaslu Kabupaten Polewali Mandar dengan nomor
register 001/TM/PB/Kab/30.05/I/2018 tanggal 15 Januari 2018 terkait
adanya oknum ASN yang diduga melanggar disiplin Pegawai Negeri
Sipil dengan ikut mengantar salah satu Bakal Pasangan Calon Bupati
dan Wakil Bupati Polewali Mandar pada saat pendaftaran di KPU
Kabupaten Polewali Mandar.
2) Rekomendasi
Terkait dengan temuan yang telah dipaparkan diatas, Panwaslu
Kabupaten Polewali Mandar telah mengeluarkan rekomendasi kepada
instansi terkait sebagai berikut :
o. Kementerian Dalam Negeri melalui Badan Pengawas Pemilihan
Umum Provinsi Sulawesi Barat untuk disampaikan kepada Badan
Pengawas Pemilihan Umum Republik Indonesia untuk
ditindaklanjuti sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan yang
berlaku;
p. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Sipil Negara dan Reformasi
Birokrasi (Kemenpan RB) melalui Badan Pengawas Pemilihan
Umum Provinsi Sulawesi Barat untuk disampaikan kepada Badan
Pengawas Pemilihan Umum Republik Indonesia untuk
ditindaklanjuti sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan yang
berlaku sesuai;
q. Komisi Aparatur Sipil Negara melalui Badan Pengawas Pemilihan
Umum Provinsi Sulawesi Barat untuk disampaikan kepada Badan
Pengawas Pemilihan Umum Republik Indonesia untuk
ditindaklanjuti sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan yang
berlaku;
r. Badan Kepegawaian Negara melalui Badan Pengawas Pemilihan
Umum Provinsi Sulawesi Barat untuk disampaikan kepada Badan
Pengawas Pemilihan Umum Republik Indonesia untuk
ditindaklanjuti sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan yang
berlaku.
3) Tindaklanjut
Sampai saat laporan ini dibuat, tindaklanjut rekomendasi atas temuan
dugaan pelanggaran disiplin Aparatur Sipil Negara dari instansi
berwenang kepada Panwaslu Kabupaten Polewali Mandar belum ada.
3. Kampanye
a) Persiapan Pengawasan
Tahapan Kampanye merupakan media interaksi antara kepentingan hak
untuk memilih dan kepentingan hak untuk dipilih. Tahapan ini digunakan
oleh pihak yang berkepentingan untuk dipilih melalui pemaparan misi, visi,
dan program di hadapan pihak yang berkepentingan untuk memilih. Pada
tahapan ini pula lah kemampuan untuk mempengaruhi pemilik suara yang
berkepentingan untuk memilih harus ditunjukkan agar dapat memperoleh
suara sbanyak-banyaknya sebagai tujuan untuk menjadi “yang terpilih”
dapat tercapai.
Tahapan Kampanye ini merupakan salah satu tahapan dimana
pelanggaran terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan dan
kejahatan-kejahatan Pemilu/Pemilihan paling potensial untuk terjadi.
Kerawanan-kerawanan yang berpotensi terjadi pada saat pelaksanaan
Tahapan Kampanye antara lain:
1) KPU Kabupaten terlambat membuat Alat Peraga Kampanye dan
Bahan Kampanye Pasangan Calon;
2) KPU Kabupaten membuat Alat Peraga Kampanye dan Bahan
Kampanye Pasangan Calon tidak sesuai jumlah dan ukuran yang
ditentukan;
3) Materi kampanye bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang ada serta mengandung isu SARA dan
fitnah;
4) Pasangan Calon tidak menyampaikan pemberitahuan tertulis kepada
Kepolisian dengan tembusan kepada KPU Kabupaten dan Bawaslu
Provinsi terkait waktu dan tempat pelaksanaan kampanye;
5) Kampanye menggunakan faslitas negara/daerah;
6) Pasangan Calon melibatkan Pejabat BUMN/BUMD, TNI/Polri,
ASN/PNS, dan Kades/Perangkat Desa dalam kampanye;
7) Politik Uang/pemberian materi lainnya;
8) Kampanye dilaksanakan di luar jadwal waktu yang telah ditetapkan;
9) KPU Kabupaten menayangkan Iklan Kampanye tidak sesuai materi,
jumlah, ukuran, dan durasi tayang setiap Pasangan Calon;
10) KPU Kabupaten tidak memberikan perlakuan sama dan berimbang
bagi jadwal iklan setiap Pasangan Calon;
11) Pasangan Calon membuat materi Iklan Kampanye tidak sesuai
peraturan dan etika periklanan;
12) Pasangan Calon membuat dan menayangkan Iklan Kampanye selain
yang difasilitasi KPU Kabupaten;
13) Pasangan Calon tidak mendaftarkan akun resmi media sosial kepada
KPU Kabupaten sesuai waktu tahapan;
14) Materi kampanye dalam akun media sosial bernada Black Campaign;
15) KPU Kabupaten tidak memberikan akses yang luas bagi penyandang
disabilitas untuk mengikuti Debat Publik;
16) Materi Debat Publik tidak berorientasi visi, misi, dan program
Pasangan Calon; dan
17) Moderator memberikan komentar, penilaian, dan kesimpulan
terhadap materi debat.
b) Kegiatan Pengawasan
1) Pencegahan
Bahwa terhadap pelaksanaan tahapan Kampanye, Bawaslu Provinsi
Sulawesi Barat telah menginstruksikan kepada Panwaslu Kabupaten
untuk melaksanakan strategi pengawasan pencegahan berupa
Peringatan Dini kepada pihak-pihak terkait seperti Pasangan Calon
dan Tim Kampanye dan Pejabat Daerah.
2) Aktifitas Pengawasan
Melakukan penilaian rancangan jadwal pelaksanaan kampanye
dengan 2 indikator frekuensi yang sama bagi calon, model dan bentuk
yang sama berdasarkan bentuk fasilitasi yang dilakukan KPU dengan
cara berkoordinasi dengan KPU terkait rancangan penyusunan jadwal
dan memberikan masukan kepada KPU terhadap rancangan
penyusunan jadwal baik terlibat secara langsung maupun melalui
rekomendasi.
c) Hasil Pengawasan
1) Temuan
s. Panwaslu Kabupaten Mamasa
Dalam Tahapan Kampanye Pasangan Calon Bupati dan Wakil
Bupati, Panwaslu Kabupaten Mamasa menemukan 5 (lima)
dugaan Pelanggaran antara lain:
i. Temuan oleh Sdr. Yohanis selaku PPL Desa Pebassian
Kecamatan Mamasa pada saat pengawasan Kampanye yang
dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 3 Maret 2018 di lapangan
sepakbola Mamasa, Kabupaten Mamasa terkait dugaan
pelanggaran yang dilakukan oleh salah satu anggota PPS Desa
Pebassian Kecamatan Mamasa yang ikut terlibat dalam
Kampanye pasangan calon H. Ramlan Badawi dan Marthinus
Tiranda pada sekitar pukul 11.00 WITA s.d.14.00 WITA;
ii. Temuan Pada Masa Kampanye oleh Sdr. Hertog Bataragoa
Panwas Kecamatan Mamasa yang menemukan Dugaan
Pelanggaran Kampanye diluar jadwal yang dilakukan oleh
pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Mamasa dengan
nomor registrasi 14/TM/PB/Kab./30.04/V/2018 dengan terlapor
Panitia Penyelenggara Kampanye Pasangan Calon Bupati dan
Wakil Bupati Mamasa (Drs. H. Ramlan Badawi dan Marthinus
Tiranda);
iii. Temuan Nomor 15/TM/PB/Kab./30.04/V/2018 oleh Sdr. Ria
Kumala Dewi Selaku Panwas Kecamatan Mamasa saat
pengawasan kegiatan kampanye pada tanggal 17 Mei 2018,
salah seorang oknum kepala desa Ralleanak Kecamatan Aralle
yang juga hadir dan ikut dalam kegiatan kampanye yang
dilaksanakan oleh pasangan calon H. Ramlan Badawi dan
Jumlah
Laporan
Jenis Pelanggaran
Atau
Temuan
Pengawas
Jumlah
Dihentikan Tdk
No Pemilu
Administrasi
Berwenang
Memenuhi
Kabupaten
Sengketa
Instansi
Pidana
Syarat
DKPP
LP TM
1. Mamasa 5 5 2 1 - - - 7
Total Pelanggaran 40
Tabel 1.18
Jumlah
Laporan
Jenis Pelanggaran
Atau
Temuan
Pengawas
Jumlah
Dihentikan Tdk
No Pemilu
Administrasi
Berwenang
Memenuhi
Kabupaten
Sengketa
Instansi
Pidana
Syarat
DKPP
LP TM
1. Polewali 0 40 - - - 31 - 9 40
Mandar
Total Pelanggaran 40
Tabel 1.19
2) Rekomendasi
u. Kabupaten Mamasa
i. Terhadap temuan dugaan pelanggaran yang dikaukan oleh
PPS Desa Pebassian Kecamatan Mamasa dengan terlapor
atas nama Bongga Sumule Telah direkomendasikan kepada
Tim Pemeriksa Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu
Sulawesi Barat untuk dilakukan pemeriksaan.
ii. Terkait dengan temuan dugaan pelanggaran Kampanye diluar
jadwal oleh Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati. Setelah
melakukan pemeriksaan didapatkan hasil bahwa berdasarkan,
bukti-bukti, fakta dan keterangan serta Pembahasan diatas
maka Panwaslih Kabupaten Mamasa menyimpulkan bahwa
Temuan Nomor 14/TM/PB/Kab./30.04/V/2018 tidak dapat
ditingkatkan ke tahap penyidikan dan dihentikan proses
penanganannya.
iii. Terkait dengan dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh sdr.
Abdul Rahman Tona, Kepala Desa Ralleanak, Kecamatan
Aralle dilakukan pemeriksaan dan hasil kajian menyimpulkan
bahwa berdasarkan fakta dan keterangan dan pembahasan
kajian maka Panwaslih Kabupaten Mamasa menyimpulkan
bahwa terhadap yang bersangkutan dinilai hadir dalam
kegiatan keluarga yang dilakukan oleh pasangan calon di desa
Lembana Salulo, Kecamatan Mamasa hanya hadir dalam
rangka bertemu dengan rekan kerja dan tidak ada tujuan untuk
turut aktif dalam kegiatan pasangan calon dan berdasarkan
dengan keterangan yang diberikan. Bahwa kehadirannya
bukan bertujuan untuk menghadiri kampanye dan tidak
mengenakan atribut desa dinilai tidak melanggar terhadap
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa serta
Undang-undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Perubahan
Kedua atas UU No. 1 Tahun 2015 tentang Penetapan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1
Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota
3) Tindaklanjut
w. Kabupaten Mamasa
i. Sampai pada saat laporan ini dibuat, rekomendasi Panwaslu
Kabupaten Mamasa terkait dugaan pelanggaran kode etik yang
dilakukan oleh Yohanis selaku PPL Desa Pebassian,
0 0 0 0
Grafik 4.7
4. Dana Kampanye
a) Persiapan Pengawasan
mengidentifikasi dan pemetaan kerawanan yang berpotensi terjadi pada
saat pelaksanaan Tahapan Dana Kampanye antara lain:
y. Pasangan Calon tidak melaporkan LADK, LPSDK, dan LPPDK sesuai
batas waktu yang telah ditentukan;
z. Petugas yang ditunjuk melaporkan LADK, LPSDK, dan LPPDK tidak
menyerahkan Surat Tugas;
aa. Pasangan Calon tidak melaporkan LADK, LPSDK, dan LPPDK dengan
format yang lengkap;
bb. Pasangan Calon tidak mengisi cakupan informasi LADK, LPSDK, dan
LPPDK dengan lengkap;
cc. Pasangan Calon tidak melampirkan Surat Pernyataan Penyumbang
dengan isian data dan informasi yang lengkap;
dd. Pasangan Calon menerima sumbangan dana kampanye dari pihak
yang dilarang dan/atau sumbangan yang melebihi batas sesuai
ketentuan;
ee. KPU Kaabupaten tidak memberikan sanksi peringatan kepada
Pasangan Calon yang terlambat/tidak melaporkan LADK, LPSDK, dan
LPPDK;
ff. KPU Kabupaten tidak melakukan pencermatan terhadap cakupan
informasi dan format LADK, LPSDK, dan LPPDK;
gg. KPU Kabupaten tidak membuat tanda terima dan Bertita Acara
Penerimaan LADK, LPSDK, dan LPPDK serta tidak membuat catatan
khusus dalam BA untuk cakupan informasi/format LADK yang tidak
lengkap
hh. KPU Kabupaten tidak mengumumkan LADK, LPSDK, dan LPPDK
paling lambat 1 (satu) hari setelah menerima LADK, LPSDK, dan
LPPDK;
ii. KPU Kabupaten tidak menyampaikan LPPDK kepada KAP paling
lambat 1 (satu) hari setelah menerima LPPDK; dan
jj. KPU Kabupaten tidak membuka akses data dan informasi Dana
Kampanye Pasangan Calon bagi Panwaslu Kabupaten.
b) Kegiatan Pengawasan
1) Pencegahan
Bahwa terhadap pelaksanaan tahapan Dana Kampanye, Bawaslu
Provinsi Sulawesi Barat menginstruksikan kepada Panwaslu
kabupaten Mamasa dan Panwaslu Kabupaten Polewali Mandar agar
melaksanakan strategi pengawasan pencegahan berupa Peringatan
Dini kepada KPU Provinsi Sulawesi Barat serta Pasangan Calon agar
dapat melaporkan LADK, LPSDK, dan LPPDK secara lengkap dan
tepat waktu.
Untuk mencegah kemungkinan terjadinya keterlambatan Penyerahan
Laporan Dana Kampanye, Bawaslu Provinsi Sulawesi Barat secara
intensif menyampaikan kepada Panwaslu kabupaten Mamasa dan
Panwaslu Kabupaten Polewali Mandar untuk mengingatkan kepada
LO Pasangan Calon masing-masing pada hari-hari menjelang waktu
Penyerahan LADK, LPSDK, dan LPPDK melalui grup Whats App.
2) Aktifitas Pengawasan
kk. Pengawasan Batasan Dana Kampanye
Jumlah
No Penyumbang Status
Sumbangan
Jumlah 2.705.000.000,-
Tabel 1.120
Jumlah
No Penyumbang Status
Sumbangan
Jumlah 486.500.000,-
Tabel 1.21
Jumlah
No Penyumbang Status
Sumbangan
Jumlah 965.000.000,-
Tabel 1.22
Jumlah
No Penyumbang Status
Sumbangan
1. - - -
Jumlah Penerimaan 2.705.000.000,-
Tabel 1.23
Jumlah
No Penyumbang Status
Sumbangan
1. - - -
Tabel 1.24
Jumlah
No Penyumbang Status
Sumbangan
Tabel 1.25
c) Hasil Pengawasan
1) Temuan
Terhadap pengawasan Tahapan Dana Kampanye, Panwaslu
Kabupaten Mamasa dan Panwaslu Kabupaten Polewali Mandar tidak
menemukan adanya unsur dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh
Pasangan Calon.
2) Rekomendasi
Panwaslu Kabupaten Mamasa dan Panwaslu Kabupaten Polewali
Mandar tidak mengeluarkan rekomendasi terkait dengan pengawasan
Dana Kampanye Pasangan Calon.
3) Tindaklanjut
Begitu pula dengan tindaklanjut rekomendasi, KPU Kabupaten
Mamasa dan KPU Kabupaten Polewali Mandar tidak melakukan
tindaklanjut rekomendasi dalam Tahapan Dana Kampanye.
oleh beberapa faktor, antara lain faktor geografis seperti gunung, sungai
dan lautan.
b) Kegiatan Pengawasan
1) Pencegahan
Bahwa terhadap pelaksanaan tahapan Pengadaan dan
Pendistribusian Perlengkapan Pemungutan dan Penghitungan Suara,
Bawaslu Provinsi Sulawesi Barat telah menginstruksikan kepada
Panwaslu Kabupaten Mamasa dan Panwaslu Kabupaten Polewali
Mandar untuk melaksanakan strategi pengawasan pencegahan
berupa Peringatan Dini kepada KPU Kabupaten masing-masing serta
Analisis Jumlah Kebutuhan Perlengkapan Pemungutan dan
Penghitungan Suara.
Agar kemungkinan terjadinya keterlambatan distribusi Perlengkapan
Pemungutan dan Penghitungan Suara, Bawaslu Provinsi Sulawesi
Barat menyampaikan agar Panwaslu Kabupaten secara intensif
mengingatkan KPU Kabupaten agar menyusun skala prioritas
distribusi bagi wilayah-wilayah yang letaknya jauh dan dipengaruhi
oleh kondisi-kondisi geografis ekstrem dan memperhatikan keadaan
iklim dan cuaca.
Hasil pengawasan melalui Alat Kerja Pengawasan Pengadaan dan
Pendistribusian Perlengkapan Pemungutan dan Penghitungan Suara
menunjukkan proses pelaksanaan tahapan ini berjalan dengan baik.
2) Aktifitas Pengawasan
oo. Pengawasan pendistribusian Perlengkapan Pemungutan dan
Penghitungan Suara dilakukan di tingkat, KPU Kabupaten, PPK,
PPS dan KPPS.
pp. Jajaran Pengawas Pemilihan secara aktif mengawasi dan dan
memantau kesiapan dan ketersedian Perlengkapan Pemungutan
dan Penghitungan Suara sesuai jadwal dan waktu yang telah
ditentukan.
qq. Jajaran Pengawas Pemilihan memetakan wilayah-wilayah dengan
kondisi geografis ekstrem dan dipengaruhi oleh keadaan iklim dan
cuaca dalam pendistribusian Perlengkapan Pemungutan dan
Penghitungan Suara untuk mengantisipasi munculnya masalah
dalam proses pendistribusian Perlengkapan Pemungutan dan
Penghitungan Suara.
c) Hasil Pengawasan
1) Temuan
Pada tahapan Pengadaan dan Pendistribusian Perlengkapan
Pemungutan dan Penghitungan Suara pada Pemilihan Bupati dan
Wakil Bupati Mamasa dan Polewali Mandar Tahun 2018, Panwaslu
Kabupaten tidak menemukan ataupun menerima laporan dugaan
pelanggaran.
2) Rekomendasi
Panwaslu Kabupaten Mamasa dan Panwaslu Kabupaten Polewali
Mandar tidak mengeluarkan rekomendasi terkait dengan pengawasan
Pengadaan dan Pendistribusian Perlengkapan Pemungutan dan
Penghitungan Suara.
3) Tindaklanjut
Begitu pula dengan tindaklanjut rekomendasi, KPU Kabupaten
Mamasa dan KPU Kabupaten Polewali Mandar tidak melakukan
tindaklanjut rekomendasi dalam Tahapan Pengadaan dan
Pendistribusian Perlengkapan Pemungutan dan Penghitungan Suara.
2) Aktifitas Pengawasan
xx. Pengawasan Akurasi Data Pemilih dan Penggunaaan Hak Pilih.
Pengawasan ini bertujuan untuk memastikan terjaminnya hak
konstitusional warga negara dalam memilih. Pengawasan
dilaksanakan sebelum pelaksanaan pemungutan yang dimulai
pada saat pembagian Formulir Model C6-KWK atau Surat
Pemberitahuan kepada Pemilih dan terus dilakukan pada saat
pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara.
Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :
yy. Pengawas Pemilihan berkoordinasi dengan KPU Kabupaten
dan jajarannya masing-masing untuk memastikan:
Ketersediaan perlengkapan pemungutan dan penghitungan
suara dan dukungan perlengkapan lainnya dalam
pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara di TPS;
Prosedur tindakan jika terjadi kekurangan atau kelebihan
surat suara serta cara mengamankannya;
Surat Suara yang lebih diamankan di tingkat PPS dan
dibuatkan Berita Acara;
Surat Suara yang kurang untuk dipenuhi dan dibuatkan
Berita Acara; dan
Surat Suara yang tertukar segera mendapatkan
penggantian dan dibuatkan Berita Acara.
c) Hasil Pengawasan
1) Temuan
Pelaksanaan pengawasan Tahapan Pemungutan dan Penghitungan
Suara Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Mamasa Tahun 2018,
Panwaslu Kabupaten Mamasa menemukaan dugaan adanya
ketidakpatuhan terhadap prosedur dan tatacara pelaksanaan
Pemungutan dan Penghitungan Suara sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 dan Peraturan KPU Nomor 8
Tahun 2018 tentang Pemungutan dan Penghitungan Suara Pemilihan
Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Wali
Kota dan Wakil Wali Kota yang dilakukan di TPS 2 Desa Saludurian
Kecamatan Mambi.
2) Rekomendasi
Bahwa berdasarkan atas temuan dugaan ketidakpatuhan terhadap
prosedur dan tatacara pelaksanaan Pemungutan dan Penghitungan
Suara Panwaslu Kecamatan Mambi merekomendasikan kepada PPK
Kecamatan Mambi untuk melakukan Pemungutan Suara Ulang (PSU)
di TPS II(dua) desa Saludurian dikarenakan pelaksanaan pemungutan
dan penghitungan suara di TPS tersebut dengan surat rekomendasi
Nomor 05/Bawaslu.Prov. SR.O2.MB/HK.03.00/VI/2018.
3) Tindaklanjut
Bahwa berdasarkan rekomendasi atas temuan Panwaslu Kecamatan
Mambi Nomor 05/Bawaslu.Prov. SR.O2.MB/HK.03.00/VI/2018, KPU
Kabupaten Mamasa melalui Panitia Pemilihan Kecamatan Mambi
melaksanakan Pemungutan Suara Ulang (PSU) di TPS 2 Desa
Saludurian Kecamatan Mambi yang dilaksanakan pada tanggal 1 Juli
2018 berdasarkan SK KPU Nomor: 35/HK.03.1-Kpt/7604/KPU-
Kab/VI/2018.
Tabel 1.26
896 943
547
319 228
DPTb DPPh
Grafik 4.8
Tabel 1.27
217532
102097115435
Grafik 4.9
b. Kegiatan Pengawasan
1) Pencegahan
2) Aktifitas Pengawasan
a) Data Penggunaan Surat Suara Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati
Mamasa
b) Data Suara Sah dan Tidak Sah Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati
Mamasa
Tabel 1.30
Tabel 1.31
e) Data Suara Sah dan Tidak Sah Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati
Polewali Mandar
Tabel 1.32
Tabel 1.33
c. Hasil Pengawasan
1) Temuan
Terhadap pengawasan Tahapan Rekapitulasi Hasil Penghitungan
Suara, Panwaslu Kabupaten Mamasa dan Panwaslu Kabupaten
Polewali Mandar tidak menemukan adanya unsur dugaan
pelanggaran.
2) Rekomendasi
Panwaslu Kabupaten Mamasa dan Panwaslu Kabupaten Polewali
Mandar tidak mengeluarkan rekomendasi terkait dengan pengawasan
Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara.
3) Tindaklanjut
Begitu pula dengan tindaklanjut rekomendasi, KPU Kabupaten
Mamasa dan KPU Kabupaten Polewali Mandar tidak melakukan
tindaklanjut rekomendasi dalam Tahapan Rekapitulasi Hasil
Penghitungan Suara.
ii. Kualitas PPS dan PPK dalam melakukan penyusunan daftar pemilih hasil
pemutakhiran oleh PPDP serta penginputan data dan daftar pemilih ke
dalam Sidalih menyebabkan masih ditemukannya varian masalah dalam
daftar pemilih;
iii. Kualitas Sidalih yang hanya dapat membaca pemilih ganda jika semua
komponen/elemen daftar pemilih mulai dari NIK, Nama, tempat lahir,
tanggal lahir, umur, status kawin, dan alamat memiliki karakter yang persis
sama. Sidalih tidak mampu membaca pemilih ganda jika ada karakter yang
berbeda misalnya, NIK sama nama sama tetapi yang satu dengan nama
memakai huruf kapital dan yang satunya lagi memakai huruf kecil, atau
NIK sama nama sama tetapi yang satu memakai tanda baca titik dan yang
satunya tidak, atau NIK sama nama sama tetapi hanya tertukar tanggal
dan bulan lahir.
2. Pencalonan
a) Keterbatasan akses data Pengawas Pemilu terhadap dokumen
persyaratan pencalonan dan persyaratan calon menyebabkan Panwaslu
Kabupaten harus lebih intensif melakukan pendekatan persuasif kepada
KPU Kabupaten untuk mendapatkan dokumen tersebut;
3. Kampanye
a) Ketidaktaatan dan ketidakpatuhan Peserta Pemilihan dalam
menyampaikan pemberitahuan kepada jajaran Pengawas Pemilihan
terkait rencana pelaksanaan kampanye yang dalam ketentuan peraturan
perundang-undangan mewajibkan Peserta Pemilihan untuk
menyampaikan, menyebabkan jajaran Pengawas Pemilihan tidak
mengetahui adanya aktifitas kampanye yang berlangsung di wilayahnya;
4. Dana Kampanye
a) Penyerahan LPPDK oleh Pasangan Calon kepada KPU Kabupaten pada
saat 1 (satu) hari setelah masa Kampanye berakhir hanya diserahkan dari
Pasangan Calon atau melalui petugas yang ditunjuk kepada KPU dan tidak
ditembuskan kepada Pengawas Pemilu;
2. Pencalonan
Sepanjang pelaksanaan Tahapan Pencalonan Pemilihan Bupati dan Wakil
Bupati di wilayah Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2017, Panwaslu Kabupaten
tidak menemui kendala dan hambatan yang berarti. Keterbatasan akses data
terhadap dokumen persyaratan pencalonan dan persyaratan calon dapat
diatasi dengan pendekatan persuasif yang intensif dilakukan kepada KPU
Kabupaten masing-masing.
3. Kampanye
Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh Pengawas Pemilihan dan
sering menjadi sorotan publik adalah kemampuan Pengawas Pemilihan dalam
mengawasi penggunaan akun media sosial terutama oleh ASN, Kepala Desa,
dan Penyelenggara Pemilihan adhoc yang menyampaikan atau menyatakan
dukungan terhadap Pasangan Calon tertentu. Ada keragu-raguan dari
beberapa pihak tentang kemampuan Pengawas Pemilihan dalam mengatasi
permasalahan tersebut.
5. Dana Kampanye
Diperlukan Pelatihan Auditing bagi Pengawas Pemilu/Pemilihan agar mampu
memberikan penilaian terhadap Laporan Dana Kampanye Pasangan Calon
yang berbasis aktifitas kampanye.
Salah satu syarat dilakukannya Pemungutan Suara Ulang (PSU) adalah jika
terdapat keadaan dimana lebih dari 1 (satu) pemilih menggunakan hak pilihnya
lebih dari 1 (satu) kali pada TPS yang sama maupun pada TPS yang berbeda.
Penggunaan hak pilih lebih dari 1 (satu) kali sesungguhnya telah menciderai
integritas proses dan hasil pemilihan. Dalam rangka menegakkan integritas
proses dan hasil tersebut, maka seharusnya jika terdapat 1 (satu) pemilih yang
saja yang menggunakan hak pilihnya lebih dari 1 (satu) kali, maka pemungutan
suara sudah sepatutnya diulang.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perhelatan politik mutakhir yang menjadi perhatian banyak pihak saat ini adalah
Pemilihan Kepada Daerah dan Wakil Kepala Daerah secara langsung. Dalam
skema otonomi daerah, desentralisasi dan demokratisasi, Pemilihan Kepada
Daerah dan Wakil Kepala Daerah ini memiliki makna strategis, khususnya
berkenaan dengan agenda reformasi tata pemerintahan. Pengalaman politik
representasi yang diperankan DPRD dalam hal Pemilihan Kepada Daerah dan
Wakil Kepala Daerah, nampaknya tidak memuaskan aspirasi masyarakat, karena
kecenderungan lahirnya praktik manipulasi yang didorong oleh kepentingan politisi
di parlemen. Melalui Pemilihan Kepada Daerah dan Wakil Kepala Daerah ini,
secara normatif suara rakyat memperoleh keleluasaan dalam artian yang
sebenarnya. Pemilihan secara langsung semacam itu mendasarkan keyakinan
akan berkurangnya peluang keculasan, karena disana rakyat berkesempatan
memilih sesuai kehendaknya, dibandingkan mewakilkannya kepada anggota
parlemen. Lebih dari sekadar prosesi atau ritual politik, Pemilihan Kepada Daerah
dan Wakil Kepala Daerah menjadi medan pertarungan antar kekuatan politik di
masyarakat. Jika menggunakan mekanisme demokrasi secara benar maka hal ini
menentukan prospek terbentuknya bangunan kekuasaan lima tahun mendatang.
Berdasarkan evaluasi sejauh ini mengenai proses Pemilihan Kepada Daerah dan
Wakil Kepala Daerah, kita saksikan muncul gejala kemerosotan kualitas
demokrasi. Misalnya menurunnya kepercayaan masyarakat pada instrumen-
instrumen politik strategis seperti pada Partai Politik dan parlemen, bahkan juga
kepada rezim yang tengah memerintah. Kendatipun angka partisipasi pemilih
tergolong tinggi, namun kualitas partisipasi masih dipertanyakan. Sejak diterapkan
Pemilihan Kepada Daerah dan Wakil Kepala Daerah langsung ternyata terjadi
trend penurunan jumlah pemilih di berbagai daerah. Berbagai pelanggaran selama
Pemilihan dan pembelokan arah perubahan pasca Pemilihan adalah sekian
banyak bukti indikasi kemerosotan kualitas demokrasi di era sekarang. Secara
umum, hal ini terjadi karena gagalnya proses transformasi demokrasi prosedural-
formalis menuju demokrasi substantif, menurunkan keyakinan rakyat mengenai
perubahan melalui sistem elektoral itu.
Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah secara langsung oleh
rakyat dan untuk rakyat merupakan sarana perwujudan kedaulatan rakyat guna
menghasilkan pemerintahan daerah yang demokratis berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Secara umum pelaksanaan dan pengawasan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati
di Provinsi Sulawesi Tahun 2017 dapat terlaksana dengan baik dan lancar. Hal ini
berkat jalinan koordinasi dan komunikasi sesama Penyelenggara Pemilihan serta
pelibatan stakeholders terkait lainnya dalam setiap sosialisasi dan pelaksanaan
tahapan per tahapan.
Meskipun masih diwarnai dengan dinamika dan problematika yang secara umum
terjadi pada setiap event Pemilu/Pemilihan seperti Pemungutan Suara Ulang
(PSU), namun hal tersebut dapat dikawal dan diawasi secara profesional oleh
jajaran Pengawas Pemilihan, baik secara administratif, pidana, maupun etika
penyelenggara.
1. Kualitas Sidalih yang hanya dapat membaca pemilih ganda jika semua
komponen/elemen daftar pemilih mulai dari NIK, Nama, tempat lahir, tanggal
lahir, umur, status kawin, dan alamat memiliki karakter yang persis sama.
Sidalih tidak mampu membaca pemilih ganda jika ada karakter yang berbeda
misalnya, NIK sama nama sama tetapi yang satu dengan nama memakai huruf
kapital dan yang satunya lagi memakai huruf kecil, atau NIK sama nama sama
tetapi yang satu memakai tanda baca titik dan yang satunya tidak, atau NIK
sama nama sama tetapi hanya tertukar tanggal dan bulan lahir;
10. Terkait permasalahan distribusi Formulir Model C6-KWK, jumlah yang tidak
terdistribusi cukup tinggi dan didominasi oleh variabel “tidak dapat ditemui dan
tidak dikenal”. Hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh derajat penyusunan
daftar pemilih yang belum mutakhir atau kemungkinan pemutakhiran daftar
pemilih dan pendistribusian Formulir Model C6-KWK yang dilakukan oleh
petugas/orang yang berbeda.
B. Rekomendasi
1. Perbaikan Regulasi
a) Data Pemilih
1) Pencermatan terhadap data pemilih saat ini mengalami kendala yang
mendasar dikarenakan KPU sudah menampilkan data pemilih by name
by address secara tidak utuh, terutama pada NKK dan NIK sekalipun
Pengawas Pemilu sudah melakukan permintaan softcopy dalam
bentuk format excel dan csv untuk kepentingan pengawasan, namun
masih ada KPU yang terkesan menunda-nunda dan tidak bersedia
memberikan;
2) Rekruitmen PPDP seharusnya melibatkan orang-orang yang betul-
betul menguasai baca, tulis, dan hitung serta menguasai dasar-dasar
pemutakhiran daftar pemilih sehingga diharapkan dapat menghasilkan
derajat akurasi daftar pemilih yang diharapkan. Tingginya jumlah
pemilih dalam DPTb serta masih banyaknya pemilih tanpa NKK,
pemilih tanpa NIK, NIK tidak standar, dan data pemilih ganda tidak
lepas dari rendahnya kualitas pelaksanaan sub tahapan pemutakhiran
data dan daftar pemilih;
3) Sebagai penyelenggara teknis, KPU dan jajarannya seharusnya wajib
memberikan dokumen Penyusunan Data dan Daftar Pemilih kepada
Pengawas Pemilihan setiap tingkatan sehingga dapat memaksimalkan
peran Pengawas Pemilihan untuk menciptakan derajat akurasi dan
validitas yang lebih baik. Penegasan dalam ketentuan peraturan
perundang-undangan tentu saja akan meminimalisasi perilaku-perilaku
penyelenggara teknis yang masih kadang tertutup atau terlambat
memberikan dokumen dimaksud;
4) Melakukan perbaikan pada Sistem Informasi Data Pemilih (Sidalih)
karena sistem tersebut belum berfungsi secara maksimal;
5) Pengawas Pemilu Lapangan (PPL) tidak mampu mengakomodir
pengawasan pemutakhiran data pemilih dikarenakan hanya berjumlah
1 (satu) orang setiap Desa/Kelurahan, sedang jumlah PPDP berbasis
TPS. Diperlukan pembentukan petugas khusus yang akan
mendampingi PPDP dan mengawasi proses pemutakhiran data
b) Pencalonan
Dalam melakukan pengawasan tahapan Pencalonan, keterlambatan
terhadap akses dokumen persyaratan pencalonan dan syarat calon
maupun pemerolehan dokumen lainnya sangat mempengaruhi munculnya
potensi sengketa dalam tahapan ini. Sehingga disarankan agar dalam
pelaksanaan tahapan tersebut diatur secara tegas ketentuan peraturan
perundang-undangan mengenai kewajiban Calon Peserta Pemilihan agar
dokumen administrasi kelengkapan persyaratan dapat dibuat satu rangkap
untuk jajaran Pengawas Pemilihan sehingga mengurangi potensi
ketergantungan data dan informasi dari pihak KPU.
c) Kampanye
1) Ketidaktaatan dan ketidakpatuhan Peserta Pemilihan dalam
menyampaikan pemberitahuan kepada jajaran Pengawas Pemilihan
terkait rencana pelaksanaan kampanye yang dalam ketentuan
peraturan perundang-undangan mewajibkan Peserta Pemilihan untuk
menyampaikan, menyebabkan jajaran Pengawas Pemilihan tidak
mengetahui adanya aktifitas kampanye yang berlangsung di
wilayahnya. Dalam rangka perbaikan pengawasan tahapan ini
sepatutnya diatur sanksi yang tegas terhadap Peserta Pemilihan yang
tidak taat dan tidak patuh terhadap ketentuan tersebut;
2) Pengenaan sanksi yang lebih berat terhadap keterlibatan ASN/PNS
dalam setiap bentuk kampanye khususnya kampanye dalam bentuk
media sosial sehingga dapat memberikan efek jera kepada yang
bersangkutan;
d) Dana Kampanye
Penyerahan LPPDK oleh Pasangan Calon kepada KPU seharusnya
juga menembuskan kepada Pengawas pemilu, agar Pengawas Pemilu
dapat melakukan pencermatan terhadap sinkronisasi Kegiatan
Kampanye dengan Pelaporan Penggunaan Dana Kampanye.