Makalah Perusahaan Metallsesellscgaft
Makalah Perusahaan Metallsesellscgaft
Metallgesellschaft
Di Susun Oleh
Kelompok 3 :
1. Vani Eka Saputri (195503787)
2. Widya Listyowati (195503959)
3. Wiji Astuti (195503790)
4. Winda Ayu Pangestika (195503791)
5. Yana Rifky Pratama (195503795)
6. Yuli Rien Hartati (195503797)
7. Yuniarti (195503968)
8. Zilawati Chantika (195503800)
9. M. Komarudin (195503891)
10. Yunita Damayanti (195503969)
11. Ahmad Riyanto (195503621)
2. Apa yang dimaksud dengan risiko basis? Jelaskan dan kaitkan dengan situasi di
perusahaan ini!
Jawab:
Risiko dasar atau basis risk adalah risiko yang timbul karena terjadinya
kegagalan dalam pengelolaan antara sumber dana dan penanamannya. Risiko basis
dapat dihitung dari segi jangka waktu atau sumber dana jangka pendek yang
digunakan perusahaan untuk membiayai kredit jangka panjang. Apabila perhitungan
mengenai risiko dasar memadai maka investor dapat mengimbangi kegiatan investasi
dengan strategi lindung nilai sehingga nilai investasi tidak mengalami perubahan yang
sepenuhnya berlawanan arah satu sama lain.
Dalam kasus perusahaan Metallgesellschaft, risiko basisnya terjadi saat anak
perusahaan Metallgesellschat yaitu MG Corps AS melakukan kontrak futures (long
futures oil). Kontrak futures tersebut dilakukan untuk dapat mengurangi risiko yang
berkaitan dengan kontrak antara MG Refining dan Marketing (MGRM) yang juga
anak perusahaan dari MG Crops AS melakukan kontrak dengan Castle Energy.
Kontrak tersebut dilakukan untuk mengurangi risiko kerugian akibat harga minyak
yang meningkat karena dalam melakukan kontrak dengan Castle Energy, MGRM
menentukan margin yang tetap selama 10 tahun dan juga menjual minyak dengan
harga tetap ke ritel.
Risiko basis ini sebenarnya dapat dihindari apabila MGRM melakukan
perhitungan sehingga bisa diperoleh rasio hedge optimal. Akan tetapi dalam kasus ini,
MGRM tidak melakukan perhitungan tersebut dan membeli kontrak futures lebih
banyak dibandingkan dengan nilai eksposur yang di-hedge. Dengan begitu MGRM
akan menghadapi masalah baru yaitu berspekulasi dari kelebihan kontrak futures
tersebut. Diperkirakan dari 158 juta barel kontrak futures, 86 juta barel merupakan
hedge murni sementara 68 juta barel merupakan kelebihan (spekulasi) tersebut.
Dengan adanya kontrak futures (futures oil) tersebut, maka apabila harga
minyak jatuh secara signifikan MGRM juga akan mengalami kerugian yang
signifikan. Untuk Sebagian kerugian futuresnya akan digantikan oleh keuntungan di
spot-nya tetapi untuk posisi spekulasi tidak ada kompensasinya. Diperkirakan, apabila
harga minyak turun $1 maka MGRM mengalami kerugian sebesar $68 juta.
Disamping itu, masalah lain yang timbul dalam kontrak futures adalah kerugian akan
dikurangkan dari saldo kas yang didepositkan oleh perusahaan. Jika kerugian semakin
besar, maka perusahaan akan mengalami margin calls yang dapat menyebabkan
MGRM menghadapi kewajiban jangka pendek.
3. Bagaimana usulan anda untuk menghindari resiko semacam ini di masa yang akan
datang ?
Jawab
karakteristik forward dari sisi biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan saat
menggunakan forward. Pada dasarnya kontrak forward tidak memerlukan investasi awal neto
dalam penggunaannya, akan tetapi bisa juga menggunakan investasi awal neto dalam jumlah
yang lebih kecil dibandingkan dengan jumlah yang dibutuhkan untuk kontrak sejenis lainnya
yang
diperkirakan akan menghasilkan pengaruh yang sama terhadap perubahan faktor pasar.
Ketika
perusahaan menggunakan kontrak forward karena bertujuan untuk melindungi nilai entah
pada
saat mau membeli ataupun menjual suatu komoditas atau barang tertentu untuk masa yang
akan datang, dilihat dari segi biaya yang dikeluarkan otomatis biayanya relatif lebih murah
atau
sesuai dengan harga kontrak pada saat itu juga. Misalpun dikemudian hari harganya naik atau
turun sudah menjadi risiko dari kontrak ini.
2)Bagi perusahaan yang menggunakan kontrak forward bukan berarti akan mengalami bebas
risiko. Misalnya kasus kebangkrutan seperti yang dialami oleh Metallgesellschaft pada
tahun
1992 akibat menggunakan instrument futures untuk melindungi diri dari kenaikan harga
minyak ,
namun ternyata harga minyak turun dan Metallgesellschaft mengalami kesulitan
likuiditas
karena harus menyetorkan margin deposit. Kontrak forward yang sederhana pun mengandung
kerumitan dalam penilaiannya sehingga kemungkinan terjadinya kesalahan penilaian akan
tinggi.
Misalnya, antara 1992-1994 sistem akuntansi di Kidder Peabody tidak memperhitungkan
unsur
present value dalam menilai instrumen forward sehingga terjadi kesalahan dalam melaporkan
laba. Kerumitan yang terkandung pada instrumen derivatif dapat diperburuk dengan
unsur
manipulasi menggunakan instrumen derivative seperti yang pernah dilakukan oleh Nick
Lesson
yang membuat bangkrut Barings Bank pada 1995 akibat penggunaan instrumen futures dan
options; John Rusnak yang membuat Allied Irish Bank mengalami akumulasi kerugian US$
691
juta pada 1997-2002 akibat penggunaan instrument option dan forward; dan Jerome Kerviel
yang juga membuat Societe Generale mengalami kerugian US$ 7,1 miliar pada 2008
akibat
penggunaan instrumen futures.
karakteristik forward dari sisi biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan saat
menggunakan forward. Pada dasarnya kontrak forward tidak memerlukan investasi awal neto
dalam penggunaannya, akan tetapi bisa juga menggunakan investasi awal neto dalam jumlah
yang lebih kecil dibandingkan dengan jumlah yang dibutuhkan untuk kontrak sejenis lainnya
yang
diperkirakan akan menghasilkan pengaruh yang sama terhadap perubahan faktor pasar.
Ketika
perusahaan menggunakan kontrak forward karena bertujuan untuk melindungi nilai entah
pada
saat mau membeli ataupun menjual suatu komoditas atau barang tertentu untuk masa yang
akan datang, dilihat dari segi biaya yang dikeluarkan otomatis biayanya relatif lebih murah
atau
sesuai dengan harga kontrak pada saat itu juga. Misalpun dikemudian hari harganya naik atau
turun sudah menjadi risiko dari kontrak ini.
2)Bagi perusahaan yang menggunakan kontrak forward bukan berarti akan mengalami bebas
risiko. Misalnya kasus kebangkrutan seperti yang dialami oleh Metallgesellschaft pada
tahun
1992 akibat menggunakan instrument futures untuk melindungi diri dari kenaikan harga
minyak ,
namun ternyata harga minyak turun dan Metallgesellschaft mengalami kesulitan
likuiditas
karena harus menyetorkan margin deposit. Kontrak forward yang sederhana pun mengandung
kerumitan dalam penilaiannya sehingga kemungkinan terjadinya kesalahan penilaian akan
tinggi.
Misalnya, antara 1992-1994 sistem akuntansi di Kidder Peabody tidak memperhitungkan
unsur
present value dalam menilai instrumen forward sehingga terjadi kesalahan dalam melaporkan
laba. Kerumitan yang terkandung pada instrumen derivatif dapat diperburuk dengan
unsur
manipulasi menggunakan instrumen derivative seperti yang pernah dilakukan oleh Nick
Lesson
yang membuat bangkrut Barings Bank pada 1995 akibat penggunaan instrumen futures dan
options; John Rusnak yang membuat Allied Irish Bank mengalami akumulasi kerugian US$
691
juta pada 1997-2002 akibat penggunaan instrument option dan forward; dan Jerome Kerviel
yang juga membuat Societe Generale mengalami kerugian US$ 7,1 miliar pada 2008
akibat
penggunaan instrumen futures.
arakteristik forward dari sisi biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan saat
menggunakan forward. Pada dasarnya kontrak forward tidak memerlukan investasi awal neto
dalam penggunaannya, akan tetapi bisa juga menggunakan investasi awal neto dalam jumlah
yang lebih kecil dibandingkan dengan jumlah yang dibutuhkan untuk kontrak sejenis lainnya
yang
diperkirakan akan menghasilkan pengaruh yang sama terhadap perubahan faktor pasar.
Ketika
perusahaan menggunakan kontrak forward karena bertujuan untuk melindungi nilai entah
pada
saat mau membeli ataupun menjual suatu komoditas atau barang tertentu untuk masa yang
akan datang, dilihat dari segi biaya yang dikeluarkan otomatis biayanya relatif lebih murah
atau
sesuai dengan harga kontrak pada saat itu juga. Misalpun dikemudian hari harganya naik atau
turun sudah menjadi risiko dari kontrak ini
Bagi perusahaan yang menggunakan kontrak forward bukan berarti akan
mengalami bebas risiko. Kasus kebangkrutan seperti yang dialami oleh
Metallgesellschaft pada tahun 1993 akibat menggunakan instrument futures untuk
melindungi diri dari kenaikan harga minyak, namun ternyata harga minyak turun dan
Metallgesellschaft mengalami kesulitan likuiditas. Karena harus menyetorkan margin
deposit. Kontrak forward yang sederhanapun mengandung kerumitan dalam
penilaiannya sehingga kemungkinan terjadinya kesalahan penilaian akan tinggi.
Karena petinggi MGRM tidak mengetahui proses, mekanisme, dan hakikat hedging
dengan penggunaan instrumen derivatif.
Menurut saya dimasa yang akan datang perusahaan sebaiknya dalam melakukan
pembelian kontrak future secara optimal saja, dan mengelolanya dengan baik.