Anda di halaman 1dari 18

PROSES PERKEMBANGAN TANAH

Disusun Oleh :

KELOMPOK 2

NAMA : 1. ISNA FAJIRA (228720210007)


2. DESI FITRIA (228720210004)
3. TEUKU RYANDA (228720210025)
4. ZURAIDA (228720210024)

DOSEN PEMBIMBING : RAHMAWATI, M. Si

PRODI GEOGRAFI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ALMUSLIM
TAHUN 2023

1
KATA PENGANTAR

Tanah adalah salah satu sumber daya alam yang sangat berharga bagi
kehidupan di Bumi. Meskipun seringkali dianggap sebagai sesuatu yang biasa dan
tidak terlalu diperhatikan, tanah memainkan peran kunci dalam mendukung
kehidupan manusia, ekosistem, dan pertanian. Tanah adalah media tempat
tumbuhnya tanaman, penahan air, penyimpan karbon, serta lingkungan bagi berbagai
mikroorganisme dan organisme tanah.
Makalah ini mengambil kita dalam perjalanan yang mendalam untuk
memahami proses kompleks di balik pembentukan dan perkembangan tanah. Tanah,
dengan beragam sifat fisik dan kimianya, tidak hanya mencerminkan sejarah geologis
yang panjang, tetapi juga merupakan produk dari interaksi yang tak terhitung antara
faktor-faktor fisik, kimia, biologis, dan lingkungan.
Pada makalah ini, kami akan menguraikan dengan jelas bagaimana tanah
terbentuk, apa saja faktor-faktor yang memengaruhi proses ini, dan mengapa
pemahaman mendalam tentang tanah sangat penting. Kami juga akan mengeksplorasi
dampak perubahan iklim pada tanah, serta upaya-upaya yang dapat diambil untuk
melindungi dan memelihara sumber daya tanah yang sangat berharga ini dalam
menghadapi tantangan perubahan iklim global.
Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan dukungan dalam penelitian dan penulisan makalah ini. Semoga makalah
ini dapat memberikan wawasan yang berguna dan menjadi kontribusi kecil kami
dalam memahami dan merawat tanah, aset alam yang tidak hanya kita warisi dari
generasi sebelumnya, tetapi juga warisan yang akan kita serahkan kepada generasi
yang akan datang.

Matangglumpangdua, 12 Oktober 2023


Penyusun

Kelompok 2

2
i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan......................................................................................2
1.3 Rumusan Masalah.....................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................3
2.1 Jenis-jenis Tanah......................................................................................3
2.2 Penyebab Terjadinya Lapisan Tanah........................................................4
2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Tanah.......................5
2.4 Proses Perkembangan Tanah....................................................................7
2.5 Mengidentifikasi Macam-macam Proses Pembentukan Tanah................8
2.6 Mengalisis Pembentukan Tanah Berdasarkan Hirizon Tanah................10
2.7 Dampak Perubahan Iklim Terhadap Tanah............................................11
BAB III PENUTUP.....................................................................................14
3.1 Kesimpulan ............................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................15

ii
3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanah adalah salah satu komponen penting di ekosistem bumi, yang memiliki
dampak signifikan terhadap kehidupan manusia, keberlanjutan lingkungan, dan
produksi pangan. Perkembangan tanah adalah proses alam yang berlangsung selama
ribuan tahun, yang melibatkan interaksi kompleks antara berbagai faktor fisik, kimia,
biologi, dan geologis. Pengetahuan mendalam tentang proses perkembangan tanah
sangat penting, terutama dalam konteks perubahan iklim global, peningkatan
populasi, dan tuntutan produksi pangan yang semakin meningkat.
Proses perkembangan tanah mencakup berbagai tahapan, mulai dari
pembentukan tanah, degradasi tanah, hingga pemulihan tanah. Ini melibatkan
berbagai elemen seperti pelapukan batuan, perubahan komposisi kimia tanah,
aktivitas organisme tanah, serta dampak manusia dan aktivitas pertanian. Memahami
proses ini menjadi kunci dalam menjaga produktivitas tanah, mencegah erosi, dan
menjaga kualitas lingkungan.
Selain itu, masalah kritis seperti erosi tanah, kerusakan ekosistem, dan
degradasi lahan semakin menjadi perhatian global, mengingat dampaknya yang
merugikan pada ketahanan pangan, keberlanjutan lingkungan, dan kualitas air. Oleh
karena itu, penelitian dan pemahaman yang lebih mendalam tentang proses
perkembangan tanah menjadi esensial dalam upaya untuk mengatasi tantangan ini
dan memastikan keberlanjutan lingkungan dan pertanian di masa depan.
Dalam konteks ini, makalah ini akan membahas secara rinci proses-proses
perkembangan tanah, faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta relevansinya dalam
menghadapi masalah ekologis dan pertanian saat ini. Melalui pemahaman yang lebih
baik tentang proses ini, diharapkan kita dapat mengembangkan strategi yang lebih
efektif dalam menjaga dan memanfaatkan tanah dengan berkelanjutan demi
kesejahteraan manusia dan lingkungan.

1
1.2 Tujuan Penulisan
1. Edukasi: Memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada pembaca tentang
proses-proses fisik, kimia, dan biologis yang terlibat dalam perkembangan
tanah. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya
menjaga kualitas tanah dan dampaknya pada berbagai aspek kehidupan.
2. Pemahaman Mendalam: Menguraikan proses-proses perkembangan tanah
secara rinci, sehingga pembaca dapat memahami peran masing-masing faktor
dalam membentuk dan mengubah sifat-sifat tanah.
3. Pengetahuan Pertanian: Menjelaskan bagaimana pemahaman mengenai
perkembangan tanah dapat digunakan dalam konteks pertanian, termasuk
dalam meningkatkan produktivitas pertanian, mengurangi erosi tanah, dan
menjaga kualitas tanah untuk pertumbuhan tanaman.

1.3 Rumusan Masalah


1. Bagaimana proses fisik, kimia, dan biologis memengaruhi pembentukan dan
perkembangan tanah?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan tanah, dan
bagaimana interaksi antara faktor-faktor ini memengaruhi sifat-sifat tanah?
3. Bagaimana perkembangan tanah berkontribusi pada produktivitas pertanian,
dan bagaimana pertanian dapat memengaruhi perkembangan tanah?

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Jenis – Jenis Tanah


Terdapat berbagai jenis tanah yang dapat ditemukan di seluruh dunia. Jenis-jenis
tanah ini bervariasi berdasarkan sifat fisik, kimia, dan lokasinya. Beberapa jenis
tanah yang umum dikenal meliputi:
1. Tanah Entisol: Tanah ini adalah tanah yang masih sangat muda dan belum
memiliki horison perkembangan yang jelas. Mereka sering ditemukan di
daerah dengan erosi tinggi dan merupakan tanah yang kurang subur.
2. Tanah Inceptisol: Inceptisol adalah tanah yang sedikit lebih berkembang
daripada Entisol. Mereka memiliki horison akumulasi mineral yang mulai
terbentuk. Tanah ini umumnya ditemukan di daerah dengan vegetasi yang
cukup tetapi masih memiliki kualitas tanah yang bervariasi.
3. Tanah Andisol: Andisol adalah tanah yang berkembang di daerah vulkanik
dan sangat subur. Mereka memiliki kandungan bahan organik tinggi dan
mineral dari aktivitas vulkanik.
4. Tanah Aridisol: Tanah ini ditemukan di daerah gurun atau semi-gurun.
Mereka seringkali memiliki warna-warna kemerahan dan horison garam atau
mineral.
5. Tanah Mollisol: Mollisol adalah tanah subur yang umumnya ditemukan di
daerah beriklim gemuk. Mereka memiliki kandungan bahan organik yang
tinggi dan cocok untuk pertanian.
6. Tanah Oxisol: Oxisol adalah tanah merah yang sangat tua dan miskin nutrien.
Mereka ditemukan di daerah tropis dan subtropis.
7. Tanah Spodosol: Spodosol adalah tanah yang seringkali ditemukan di hutan
boreal atau daerah yang sangat basah. Mereka memiliki horison coklat tua
yang kaya akan bahan organik.
8. Tanah Ultisol: Ultisol adalah tanah yang seringkali kurang subur dan
umumnya ditemukan di daerah tropis atau subtropis. Mereka memiliki
horison kiret atau lempung yang keras.

3
9. Tanah Gelisol: Gelisol adalah tanah beku yang ditemukan di daerah kutub
atau daerah beriklim sangat dingin. Mereka memiliki permafrost di dalam
profil tanah.
10. Tanah Histosol: Histosol adalah tanah gambut atau tanah organik yang sangat
kaya akan bahan organik. Mereka seringkali ditemukan di rawa-rawa dan
lahan gambut.
11. Tanah Vertisol: Vertisol adalah tanah yang cenderung mengalami perubahan
volume secara signifikan dengan perubahan kelembaban. Mereka seringkali
memiliki horison kiret yang mengembang saat basah dan menyusut saat
kering.
Setiap jenis tanah memiliki karakteristik, sifat, dan kegunaan yang berbeda.
Memahami jenis tanah yang ada di suatu wilayah sangat penting untuk pertanian,
rekayasa sipil, dan manajemen lingkungan yang berkelanjutan.

2.2 Penyebab Terjadinya Lapisan Tanah


Lapisan tanah, yang sering disebut horison tanah, terbentuk sebagai hasil dari
interaksi berbagai proses geologi, fisik, kimia, dan biologis yang terjadi selama
ribuan tahun. Beberapa penyebab terjadinya lapisan tanah adalah sebagai berikut:
1. Pelapukan Batuan: Proses utama pembentukan tanah adalah pelapukan
batuan. Batuan padat mengalami pelapukan fisik dan kimia yang
menyebabkan pecahan dan perubahan mineral batuan menjadi tanah.
Pelapukan fisik terjadi melalui perubahan suhu, pembekuan, pembekakan,
dan tekanan. Pelapukan kimia melibatkan reaksi kimia yang memecah
mineral batuan menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana.
2. Organisme Tanah: Aktivitas organisme tanah seperti mikroba, cacing tanah,
serangga, dan akar tanaman berkontribusi dalam membentuk horison organik
atau horison humus. Mereka memecah sisa-sisa organik, seperti dedaunan dan
ranting, menjadi materi organik yang terakumulasi di lapisan atas tanah.
3. Proses Akumulasi dan Translokasi: Selama proses perkembangan tanah,
beberapa mineral dan senyawa dapat tertranslokasi dari lapisan atas ke
lapisan bawah oleh air hujan atau air tanah. Hal ini menghasilkan horison-

4
horison tertentu, seperti horison eluviasi (penghilangan mineral) dan horison
illuvial (akumulasi mineral).
4. Faktor Iklim: Iklim berperan penting dalam pembentukan tanah. Curah hujan,
suhu, dan tingkat kelembaban iklim suatu wilayah memengaruhi laju
pelapukan dan laju akumulasi mineral dalam tanah. Iklim tropis, misalnya,
seringkali memiliki laju pelapukan yang lebih tinggi daripada iklim gurun
yang kering.
5. Topografi: Kemiringan, bentuk tanah, dan drainase juga memengaruhi
pembentukan tanah. Di lereng bukit, tanah mungkin mengalami erosi yang
menyebabkan lapisan tanah atas terbawa dan terakumulasi di bawah.
6. Waktu: Proses pembentukan tanah memerlukan waktu yang sangat lama,
terkadang ribuan hingga jutaan tahun, tergantung pada berbagai faktor.
Selama periode waktu ini, horison-horison tanah terbentuk dan berkembang.
7. Vegetasi: Jenis tanaman yang tumbuh di suatu daerah dapat memengaruhi
jenis dan kualitas bahan organik yang masuk ke dalam tanah. Akar tanaman
juga berperan dalam proses perpecahan fisik tanah.
Penyebab terjadinya lapisan tanah ini kompleks dan melibatkan banyak interaksi.
Hasil akhirnya adalah profil tanah dengan berbagai horison yang memiliki
karakteristik dan sifat yang berbeda di setiap lapisannya.

2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Tanah


Perkembangan tanah adalah hasil dari interaksi berbagai faktor fisik, kimia,
biologis, dan geologis yang bekerja bersama selama ribuan tahun. Beberapa faktor
utama yang memengaruhi perkembangan tanah meliputi:
1. Bahan Induk (Parent Material): Jenis batuan atau endapan geologis yang
menjadi bahan dasar untuk pembentukan tanah. Karakteristik bahan induk,
seperti komposisi mineral dan tekstur, memengaruhi sifat-sifat tanah yang
terbentuk.
2. Iklim: Iklim adalah faktor penting dalam pembentukan tanah. Curah hujan,
suhu, dan tingkat kelembaban iklim memengaruhi laju pelapukan, erosi, dan
proses kimia dalam tanah.

5
3. Vegetasi: Tipe tanaman yang tumbuh di suatu wilayah mempengaruhi
kandungan bahan organik dalam tanah. Proses dekomposisi bahan organik
oleh akar tanaman dan organisme tanah juga berperan dalam membentuk
tanah.
4. Organisme Tanah: Aktivitas mikroba, cacing tanah, serangga, dan organisme
tanah lainnya berkontribusi dalam menguraikan bahan organik, mencampur
tanah, dan membentuk horison tanah. Organisme tanah juga merusak mineral
dalam tanah.
5. Topografi: Bentuk tanah, kemiringan, dan drainase memengaruhi erosi,
akumulasi mineral, dan pemindahan air dalam tanah. Di daerah lereng bukit,
erosi tanah lebih mungkin terjadi, sementara di dataran banjir, akumulasi
sediment dapat terjadi.
6. Waktu: Perkembangan tanah memerlukan waktu yang sangat lama, terkadang
ribuan hingga jutaan tahun. Selama periode waktu ini, berbagai proses dapat
terjadi, yang akhirnya membentuk profil tanah yang berkembang.
7. Tindakan Manusia: Aktivitas manusia, seperti pertanian, urbanisasi, dan
perubahan penggunaan lahan, dapat memengaruhi perkembangan tanah
secara signifikan. Erosi tanah, degradasi tanah, dan perubahan komposisi
kimia tanah dapat disebabkan oleh aktivitas manusia.
8. Faktor Hidrologis: Pola aliran air di dalam tanah, seperti percolasi air hujan
dan drainase, memengaruhi pengangkutan dan akumulasi mineral dalam
tanah.
9. Proses Biokimia: Proses kimia dalam tanah, seperti oksidasi-reduksi,
pembentukan asam, dan interaksi mineral, memengaruhi komposisi kimia dan
kualitas tanah.
10. Tekstur Tanah: Tekstur tanah (misalnya, pasir, debu, lempung) memengaruhi
kapasitas retensi air dan aerasi dalam tanah, serta kemampuan tanah untuk
mendukung pertumbuhan tanaman.
Ketika faktor-faktor ini bekerja bersama, mereka membentuk horison tanah
dengan sifat-sifat yang unik. Memahami faktor-faktor ini adalah penting dalam

6
pengelolaan tanah dan pertanian yang berkelanjutan serta dalam konservasi sumber
daya tanah.

2.4 Proses Perkembangan Tanah


Proses perkembangan tanah adalah rangkaian peristiwa geologi, fisik, kimia, dan
biologis yang terjadi selama ribuan tahun untuk membentuk tanah. Proses ini
melibatkan pelapukan batuan, penguraian bahan organik, akumulasi mineral, dan
berbagai reaksi kimia. Berikut adalah beberapa langkah utama dalam proses
perkembangan tanah:
1. Pelapukan Fisik: Proses dimulai dengan pelapukan fisik batuan, yang
melibatkan perubahan suhu, pembekuan, dan tekanan. Efek cuaca eksternal
seperti hujan, angin, dan perubahan suhu membantu menghancurkan batuan
menjadi pecahan kecil. Pelapukan fisik memecah batuan menjadi fragmen-
fragmen yang lebih kecil, yang menjadi bahan dasar untuk pembentukan
tanah.
2. Pelapukan Kimia: Proses pelapukan kimia melibatkan reaksi kimia yang
memecah mineral dalam batuan menjadi senyawa yang lebih sederhana. Air
hujan, yang seringkali sedikit asam karena mengandung CO2, berperan dalam
proses ini. Reaksi kimia dapat mengubah mineral seperti feldspar menjadi
lempung, dan menghasilkan senyawa yang berperan dalam pembentukan
tanah.
3. Akumulasi Bahan Organik: Organisme tanah, seperti mikroba, cacing tanah,
dan tanaman, berkontribusi pada pembentukan horison organik atau horison
humus. Mereka memecah sisa-sisa organik, seperti dedaunan dan ranting,
menjadi materi organik yang terakumulasi di lapisan atas tanah. Materi
organik ini mempengaruhi kesuburan tanah dan retensi air.
4. Akumulasi Mineral: Selama proses perkembangan tanah, beberapa mineral
dan senyawa dapat tertranslokasi oleh air hujan atau air tanah. Ini
menghasilkan horison eluviasi (penghilangan mineral) di lapisan atas tanah
dan horison illuviasi (akumulasi mineral) di lapisan bawah tanah.

7
5. Penggalian Tanah oleh Organisme: Akar tanaman dan organisme tanah
lainnya juga berperan dalam membentuk tanah. Mereka menciptakan saluran-
saluran dan lubang-lubang yang memungkinkan air dan udara meresap ke
dalam tanah. Aktivitas akar juga membantu menguraikan batuan dan
memberikan sumber bahan organik ke dalam tanah.
6. Proses Biokimia: Proses biokimia di dalam tanah melibatkan reaksi kimia
yang dipicu oleh aktivitas organisme tanah, termasuk oksidasi-reduksi,
pembentukan asam, dan interaksi mineral. Proses ini memengaruhi komposisi
kimia dan kualitas tanah.
7. Translokasi Mineral: Air tanah atau air hujan yang meresap melalui tanah
juga dapat mengangkut mineral dari lapisan atas ke lapisan bawah. Ini dapat
menghasilkan horison illuvial di lapisan bawah tanah.
Proses perkembangan tanah adalah proses yang berkelanjutan dan berlangsung
selama ribuan hingga jutaan tahun. Hasil akhirnya adalah profil tanah dengan
berbagai horison yang memiliki karakteristik dan sifat yang berbeda di setiap
lapisannya. Profil tanah ini memainkan peran penting dalam penentuan kesuburan
tanah, produktivitas pertanian, dan konservasi sumber daya alam.

2.5 Mengidentifikasi Macam-macam Proses Pembentukan Tanah


Pembentukan tanah melibatkan berbagai proses fisik, kimia, dan biologis yang
berinteraksi selama periode waktu yang sangat lama. Berikut adalah beberapa
macam-macam proses pembentukan tanah:
1. Pelapukan Fisik (Mechanical Weathering): Ini adalah proses fisik di mana
batuan asal dipecah menjadi pecahan yang lebih kecil tanpa perubahan kimia.
Proses ini melibatkan perubahan suhu, pembekuan, tekanan, dan proses
mekanis lainnya yang memecah batuan menjadi fragmen-fragmen yang lebih
kecil.
2. Pelapukan Kimia (Chemical Weathering): Proses ini melibatkan reaksi kimia
yang memecah mineral dalam batuan menjadi senyawa yang lebih sederhana.
Air hujan yang bersifat asam karena mengandung CO2 berperan penting

8
dalam pelapukan kimia ini. Akibatnya, mineral-mineral seperti feldspar dapat
berubah menjadi lempung atau senyawa yang lebih larut.
3. Pelapukan Biologis (Biological Weathering): Organisme tanah seperti akar
tanaman, mikroba, dan serangga juga berperan dalam pelapukan batuan.
Mereka menciptakan lubang-lubang dan saluran-saluran di dalam batuan
yang memfasilitasi aerasi dan retensi air. Akar tanaman juga dapat memecah
batuan saat mereka tumbuh.
4. Akumulasi Bahan Organik (Accumulation of Organic Matter): Proses ini
melibatkan penumpukan bahan organik, seperti dedaunan, serasah, dan sisa-
sisa organik lainnya, di lapisan atas tanah. Bahan organik ini diurai oleh
organisme tanah dan membentuk horison organik atau horison humus.
5. Translokasi Mineral (Mineral Translocation): Air hujan atau air tanah dapat
mengangkut mineral dari lapisan atas tanah ke lapisan bawah, yang
menghasilkan horison illuvial (akumulasi mineral) di bawah. Ini dapat
memengaruhi sifat-sifat tanah, seperti warna dan tekstur.
6. Akumulasi Bahan (Accumulation of Materials): Proses ini melibatkan
pengendapan bahan-bahan, termasuk tanah liat, pasir, debu, dan bahan
organik, yang masuk ke dalam tanah akibat erosi atau sedimentasi. Ini dapat
menghasilkan lapisan horison-horison tanah yang berbeda.
7. Translokasi Senyawa (Compound Translocation): Ini melibatkan perpindahan
senyawa-senyawa seperti kalsium karbonat (karstifikasi) atau besi oksida
dalam tanah akibat reaksi kimia atau aktivitas mikroba.
8. Proses Biokimia (Biogeochemical Processes): Reaksi kimia yang dipicu oleh
aktivitas organisme tanah, seperti oksidasi-reduksi dan pembentukan asam
organik, dapat memengaruhi komposisi kimia tanah.
9. Proses Akar Tanaman (Root Processes): Akar tanaman menyekresikan asam
organik dan merombak mineral untuk menyerap nutrien dari tanah. Hal ini
dapat memengaruhi sifat-sifat tanah di sekitar akar tanaman.
Semua proses ini berinteraksi dan berlangsung selama periode waktu yang sangat
lama untuk membentuk profil tanah dengan berbagai horison yang memiliki

9
karakteristik yang berbeda. Pemahaman tentang proses-proses ini adalah penting
dalam pengelolaan tanah, pertanian, dan konservasi sumber daya alam.

2.6 Mengalisis Pembentukan Tanah Berdasarkan Hirizon Tanah


Analisis pembentukan tanah berdasarkan horison tanah adalah cara untuk
memahami perkembangan tanah dengan memeriksa lapisan-lapisan atau horison-
horison yang ada dalam profil tanah. Setiap horison memiliki karakteristik dan sifat
yang berbeda, dan dengan menganalisis horison-horison tersebut, kita dapat
mendapatkan wawasan tentang bagaimana tanah tersebut terbentuk. Berikut adalah
langkah-langkah dalam menganalisis pembentukan tanah berdasarkan horison tanah:
1. Identifikasi Horison Tanah:
 Identifikasi horison tanah dalam profil. Horison-horison tanah
biasanya diberi label dengan huruf-huruf, seperti O, A, E, B, C, dan R.
Horison O adalah horison organik, horison A adalah horison tanah
permukaan, horison E adalah horison eluviasi, horison B adalah
horison akumulasi, horison C adalah horison tanah yang belum
terpengaruh, dan horison R adalah batuan asal.
2. Deskripsi Fisik Horison:
 Catat sifat fisik masing-masing horison. Ini mencakup warna, tekstur
(misalnya, pasir, debu, lempung), kedalaman, dan konsistensi. Warna
dan tekstur horison dapat memberikan petunjuk tentang sifat-sifat
kimia dan fisik tanah.
3. Analisis Kimia Horison:
 Ambil sampel tanah dari masing-masing horison untuk analisis kimia
laboratorium. Ini akan memberikan informasi tentang kandungan
unsur hara, pH, kandungan bahan organik, dan mineralogi tanah.
4. Evaluasi Horison Sequentially:
 Perhatikan urutan horison dalam profil tanah. Biasanya, horison O
(horison organik) adalah yang teratas, diikuti oleh horison A (horison
permukaan), horison E (horison eluviasi), horison B (horison

10
akumulasi), horison C (horison yang belum terpengaruh), dan terakhir
horison R (batuan asal).
5. Analisis Proses Pembentukan Tanah:
 Berdasarkan sifat-sifat dan urutan horison, identifikasi proses
pembentukan tanah yang terlibat. Sebagai contoh, horison O
menunjukkan akumulasi bahan organik, horison B menunjukkan
akumulasi mineral, dan horison C menunjukkan tanah yang belum
mengalami perkembangan.
6. Penentuan Sejarah Pembentukan Tanah:
 Coba menentukan sejarah pembentukan tanah berdasarkan horison.
Perubahan dalam lingkungan seperti iklim, vegetasi, atau aktivitas
manusia dapat tercermin dalam profil tanah. Misalnya, horison E
dapat mengindikasikan eluviasi mineral akibat erosi atau perubahan
vegetasi.
7. Relevansi dan Manajemen:
 Akhirnya, identifikasi relevansi informasi ini untuk manajemen tanah.
Apakah profil tanah ini cocok untuk pertanian? Apakah perlu tindakan
konservasi atau pemulihan? Bagaimana penggunaan tanah dapat
mempengaruhi perkembangan tanah di masa depan?
Analisis berdasarkan horison tanah adalah alat penting dalam pemahaman dan
pengelolaan tanah yang efektif. Ini membantu dalam memahami sejarah
pembentukan tanah dan bagaimana penggunaan manusia atau perubahan lingkungan
dapat memengaruhi perkembangan tanah di masa depan.

2.7 Dampak Perubahan Iklim Terhadap Tanah


Perubahan iklim memiliki dampak signifikan terhadap tanah, termasuk sifat-sifat
fisik, kimia, biologis, serta kesuburan dan produktivitasnya. Beberapa dampak utama
perubahan iklim pada tanah meliputi:
1. Perubahan Temperatur Tanah: Pemanasan global menyebabkan peningkatan
suhu tanah. Hal ini dapat mempengaruhi mikroorganisme tanah dan aktivitas

11
biologis di dalamnya. Peningkatan suhu juga dapat meningkatkan laju
pelapukan kimia batuan, yang dapat mengubah komposisi mineral tanah.
2. Peningkatan Erosi Tanah: Perubahan iklim dapat menyebabkan pola curah
hujan yang ekstrem dan banjir. Ini dapat meningkatkan erosi tanah karena air
hujan yang kuat merusak lapisan atas tanah. Erosi dapat merusak kesuburan
tanah dan mempengaruhi produktivitas pertanian.
3. Perubahan Distribusi Curah Hujan: Perubahan iklim dapat mempengaruhi
distribusi dan pola curah hujan. Daerah yang sebelumnya subur mungkin
mengalami kekeringan, sementara daerah yang sebelumnya kering mungkin
mengalami banjir. Ini dapat memengaruhi kemampuan tanah untuk
mendukung pertanian dan ekosistem.
4. Peningkatan Risiko Kehilangan Karbon Organik: Perubahan iklim dapat
meningkatkan risiko kehilangan karbon organik dari tanah. Peningkatan suhu
dan perubahan pola curah hujan dapat mengakibatkan dekomposisi yang lebih
cepat dari bahan organik tanah. Ini berpotensi mengubah siklus karbon dan
menghasilkan pelepasan lebih banyak karbon dioksida (CO2) ke atmosfer.
5. Peningkatan Risiko Kekeringan dan Kelebihan Air: Perubahan iklim dapat
mengakibatkan periode kekeringan yang lebih panjang dan intens, di sisi lain,
juga dapat menyebabkan kelebihan air atau banjir. Kedua fenomena ini dapat
memengaruhi kemampuan tanah untuk mendukung pertanian dan ekosistem.
6. Penurunan Kesuburan Tanah: Peningkatan suhu dan kekeringan dapat
mengurangi kesuburan tanah karena aktivitas mikroba dan cacing tanah
menjadi terhambat. Hal ini dapat mengurangi produktivitas pertanian dan
mengganggu rantai makanan di ekosistem.
7. Perubahan Kualitas Tanah: Perubahan iklim dapat mempengaruhi sifat kimia
tanah, termasuk pH dan kandungan nutrien. Hal ini dapat berdampak pada
jenis tanaman yang dapat tumbuh di suatu wilayah dan memengaruhi
keseimbangan ekologi tanah.
8. Perubahan Zona Tanah Beku (Permafrost): Di wilayah-wilayah yang
memiliki zona tanah beku, perubahan iklim dapat menyebabkan pencairan
permafrost. Ini dapat mengubah karakteristik tanah, termasuk pembentukan

12
rawa gambut dan pelepasan metana, yang merupakan gas rumah kaca yang
kuat, ke atmosfer.
Penting untuk memahami dan mengatasi dampak perubahan iklim pada tanah
karena tanah adalah sumber daya alam yang penting bagi pertanian, keberlanjutan
lingkungan, dan kehidupan manusia secara umum. Upaya konservasi, pengelolaan
tanah yang berkelanjutan, dan perubahan praktik pertanian yang lebih ramah
lingkungan merupakan langkah-langkah yang dapat membantu mengurangi dampak
perubahan iklim pada tanah.

BAB III

13
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dalam makalah tentang proses perkembangan tanah adalah
ringkasan dari pokok-pokok penting yang telah dijelaskan dalam tulisan tersebut. Ini
adalah kesempatan untuk merangkum temuan dan pesan utama makalah. Berikut
adalah contoh kesimpulan untuk makalah tentang proses perkembangan tanah:
"Dalam makalah ini, kita telah menjelaskan secara mendalam tentang proses
perkembangan tanah dan faktor-faktor yang memengaruhi pembentukannya. Kami
menyoroti pentingnya pemahaman terhadap perkembangan tanah dalam konteks
keberlanjutan lingkungan, pertanian yang produktif, dan manajemen sumber daya
alam. Dalam analisis kami, kami menekankan bahwa perkembangan tanah adalah
hasil dari berbagai interaksi kompleks yang melibatkan pelapukan batuan, aktivitas
organisme tanah, iklim, topografi, dan waktu.
Selain itu, kami juga menyoroti dampak perubahan iklim terhadap tanah dan
menguraikan bagaimana perubahan iklim dapat mempengaruhi kualitas tanah, erosi,
kekeringan, dan risiko hilangnya karbon organik. Kesimpulannya, penting bagi kita
untuk mengambil tindakan dalam melindungi dan memelihara tanah kita agar dapat
tetap berfungsi sebagaimana mestinya dalam mendukung kehidupan manusia dan
ekosistem.
Kita juga mencatat bahwa tanah adalah sumber daya alam yang terbatas, dan
perlindungan serta pengelolaannya adalah tanggung jawab bersama. Dalam
menghadapi tantangan perubahan iklim, konservasi tanah, praktik pertanian
berkelanjutan, dan pengelolaan sumber daya tanah yang bijak harus menjadi prioritas
kita. Melalui pemahaman yang mendalam dan tindakan yang berkelanjutan, kita
dapat menjaga tanah kita untuk generasi mendatang dan untuk mendukung
kehidupan di Bumi."

DAFTAR PUSTAKA

14
Buol, S. W., Southard, R. J., Graham, R. C., & McDaniel, P. A. (2011). Soil Genesis
and Classification. John Wiley & Sons.
Brady, N. C., & Weil, R. R. (2019). The Nature and Properties of Soils. Pearson.
Jenny, H. (1941). Factors of Soil Formation: A System of Quantitative Pedology.
Dover Publications.
Wilding, L. P., Drees, L. R., & Nordt, L. (2003). Process-based models for soil
classification and mapping: Paradigms for understanding and predicting soil
occurrence. Geoderma, 106(1-2), 3-26.
Lal, R. (2014). Soil carbon sequestration impacts on global climate change and food
security. Science, 304(5677), 1623-1627.
Six, J., Conant, R. T., Paul, E. A., & Paustian, K. (2002). Stabilization mechanisms
of soil organic matter: implications for C-saturation of soils. Plant and Soil,
241(2), 155-176.

15

Anda mungkin juga menyukai